odontologi forensik
-
Upload
sara-fadila-pramadani -
Category
Documents
-
view
129 -
download
4
description
Transcript of odontologi forensik
2.1 Identifikasi Ras
Dalam mengidentifikasi ras korban maupun pelaku dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi dari ciri-ciri gigi, dan lengkung gigi.
2.1.1 Identifikasi Ras dari ciri-ciri gigi
Gambaran gigi untuk ras mongoloid adalah sebagai berikut1:
1. Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata berbentuk
sekop pada 85-99% ras mongoloid. 2 sampai 9 % ras kaukasoid dan 12 % ras negroid
memperlihatkan adanya bentuk seperti sekop walaupun tidak terlalu jelas.
2. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar
bawah pada 1-4% ras mongoloid.
3. Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20% mongoloid.
4. Lengkungan palatum berbentuk elips.
5. Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus.
Gambar 1. Gambaran gigi ras mongoloid1
Gambaran gigi untuk Ras kaukasoid adalah sebagai berikut1:
1. Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada molar 1.
2. Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada gigi premolar kedua dari mandibula.
3. Maloklusi pada gigi anterior.
4. Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola.
5. Dagu menonjol.
Gambar 2. Gambaran gigi ras kaukasoid1
Gambaran gigi untuk ras negroid adalah sebagai berikut1:
1. Pada gigi premolar 1 dari mandibula terdapat dua sampai tiga tonjolan.
2. Sering terdapat open bite.
Gambar 3. Gambaran open bite pada ras negroid1
3. Palatum berbentuk lebar.
4. Protrusi bimaksila.
2.1.2 Identifikasi Ras dari ciri-ciri gigi2
Pada ras mongoloid memperlihatkan lengkung gigi yang berbentuk ellipsoid
Pada ras negroid memperlihatkan lengkung rahang berbentuk U
Pada ras kaukasoid memperlihatkan lengkung gigi berbentuk paraboloid
Selain itu ada gambaran lengkung gigi yang memperlihatkan lengkung rahang berbentuk
paraboloid yang lebar dengan gigi insisivus yang besar-besar yang diidentifikasikan sebagai ras
australoid dan gambaran lain yang memperlihatkan lengkung rahang berbentuk U yang sangat
nyata dengan gigi insisivus kecil dapat diidentifikasikan sebagai ras khusus.
2.2 Identifikasi Golongan darah
Menurut James and Standison, dalam mengidentifikasi golongan darah dapat dibuat dari sediaan
yang diambil dari bagian tubuh sebagai berikut: akar rambut, jaringan tulang, jaringan kuku,
jaringan ikat, air mata, saliva, dan darah. Dalam ilmu kedokteran gigi forensic dalam
mengidentifikasi golongan darah dapat diketahui dari pulpa gigi, dan air liur atau saliva2.
2.2.1 Identifikasi Golongan darah dengan Pulpa Gigi
Cara mengidentifikasi golongan darah dengan pulpa gigi yaitu dengan cara Absorpsi-Ellusi
dengan tahapan sebagai berikut2:
1. Gigi yang masih terdapat jsringsn pulpa diambil sebagai bahan
2. Gigi tersebut ditumbuk sampai hancur menjadi bubuk
3. Bubuk gigi tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang terbagi menjadi 3 tabung
4. Kemudian ke dalam masing-masing tabung dimasukkan Antisera:α ke tabung I, β ke
tabung II, dan γ ke tabung III
5. Ketiga tabung tersebut dimasukkan kedalam lemari pendingin dengan suhu 55C dan
disimpen selama 24 jam sehari-semalam.
6. Kemudian dicuci dengan saline solution sebanyak 7 kali.
7. Larutan saline dibuang dari tabung reaksi tetapi endapan tidak terbuang
8. Ketiga tabung tersebut diteteskan auades sebanyak 2 tetes
9. Panaskan ketiga tabung tersebut dipanaskan dengan suhu 565C selama 12 menit.
10. Angkat tabung-tabung tersebut dan masukkan ke dalam tiga tabung tersebut indicator:
A,B, dan O dengan konsentrasi 3%-5%.
11. Kemudian ketiga tabung tersebut disentrifuge dan dilihat mana yang terjadi aglutinasi.
12. Dikatakan positif apabila terjadi aglutinasi dan negative jika tidak terjadi aglutinasi
2.2.2 Identifikasi Golongan darah dengan Air liur atau Saliva
Identifikasi golongan darah korban melalui air liur atau saliva harus dibuat sediaan ulas pada
TKP maupun pada korban jika masih terdapat air liur baik masih basah maupun sudah kering.
Selain itu, dalam mengidentifikasi juga harus dilakukan pemeriksaan silang dengan keluarga
sedarah yaitu ayah, ibu, kakak kandung, adik kandung2.
2.3 Identifikasi DNA
DNA (Deoxyribonucleic Acid) merupakan materi dari tubuh manapun yang terdapat
dalam inti sel. Menurut Prof. Alec Jeffrey bahwa DNA dalam setiap individu berbeda sekalipun
pada kembar identik sehingga DNA digunakan sebagai materi identifikasi2.
Proses menganalisa DNA sebagai sarana identifikasi adalah sebagai berikut2:
1. Isolasi yaitu mengeluarkan dan memurnikan DNA dari dalam inti sel melalui proses
kimiawi menggunakan phenol atau etanol.
2. Restriksi yaitu memotong DNA yang telah dimurnikan.
3. Elektroforesa yaitu menggelompokka hasil potongan DNA menurut panjang potongan
tersebut
4. Pelacakan atau probing yaitu menandai area khas yang dicari. Jenis lokasi yang dilacak
adalah: pelacak tunggal (single locus probe) dengan hanya mencari lokasi inden pada satu
lokasi di seluruh DNA sehingga pada akhir proses hanya diperoleh dua pita, dan pelacak
ganda (multi locus probe) dengan mencari lokasi yang jumlahnya lebih dari satu untai
DNA.
5. Labelling yaitu memberikan zat yang memungkinkan untuk melihat lokasi dan jumlah
area yang dicari
Dalam melakukan pelacakan DNA terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu2:
1. Multi Locus Probe: dapat dilakukan pada identifikasi jenazah sekalipun jenazah tersebut
sudah sangat rusak karena terpotong-potong, mutilasi, ledakan bom/granat, korban
pesawat udara, dan lain-lain. Metode ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan
korban, dan juga mengambil sampel jaringan dari ayah dan ibu korban.
2. Single Locus Probe: metode ini biasanya dilakukan pada kasus pemerkosaan terutama
kasus pemerkosaan oleh lebih dari 1 orang
3. Polymerase Chain Reaction: metode ini biasanya digunakan jika pada TKP (tempat
kejadian perkara) yang didapatkan hanya tetesan darah yang telah mengering.
Dalam mengidentifikasi DNA di bidang ilmu kedokteran gigi forensic adalah dengan
menggunakan air liur. Air liur didapatkan pada sarana apapun yang digunakan untuk
dimasukkan ke dalam mulut seperti punting rokok, pangkal pipa, sendok, garpu, ujung
sumpit, dan lain-lain. Metode dalam menganalisis DNA pada air liur dengan single probe
analysis. Untuk crosscheck, pemeriksaan ini juga menganalisis air liur pada ayah, ibu,
saudara kandung. Apabila pada salah satu air liur yangs sesuai maka mudah dan akurat dalam
mengidentifikasi2.
2.4 Identifikasi Korban Melalui Gigi Berdasarkan Kebiasaan dan Pekerjaan
Dalam hal ini, identifikasi korban dapat dilakukan berdasarkan kebiasaan dan pekerjaan
pada giginya baik pada gigi seri maupun gigi premolar dan gigi-gigi lainnya. Beberapa
pekerjaan dan kebiasaanyang sering menggunakan gigi adalah sebagai berikut2:
1. Tukang Jahit: tukang jahit akan menggigit jarum baik diameter kecil sampai diameter
besar sehingga artrisi insisial berongga sesuai dengan diameter jarum.
2. Penata rambut: dapat dilihat pada gigi insisivus sentral khususnya, dan pada gigi
insisivus sentral lateral pada umumnya. Pada piñata rambut terdapat suatu artisi pada
gigi atas dan bawah yang berbentuk rongga sesuai dengan jepit rambut.
3. Tukang: terutama tukang yang menggunakan pake seperti pada tukang kayu sebelum
memaku kayu atau papan, tukang akan menggigit paku pada gigi depannya sehingga
gigi depan akan berbentuk artisi bulat sesuai dengan paku yang digunakan.
4. Perokok: para perokok menggunakan pipa dalam menghisap tembakaunya, maka
akan mengakibatkan ausnya gigi yang digunakan untuk menggigit pipa, biasanya
gigitan pipa ini disebut cangklong letaknya di daerah kaninus sampai dengan
premolar 2. Dengan demikian, bertahun-tahun kemudian akan terlihat suatu open bite
diantara gigi tersebut sesuai dengan pipa yang digunakan.
5. Seseorang yang memiliki kebiasaan Brezism yaitu menggerakkan aklusi aktif pada
waktu tidur maka akan terlihat artrisi disekitar gigi atas dan bawah sesuai dengan
interdigitasi antara gigi atas dan gigi bawah.
Daftar Pustaka
1. Gustianty, Yudya. Penatalaksanaan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Jepang 2011 Hubungannya dengan Odontogram. 2011. Makassar: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin 2. buku gigi kedkteran forensic djohansyah lukman