obscure

6
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-59 AbstrakAlam semesta memiliki ragam misteri baik dalam penciptaan maupun perkembangannya. Ilmu astronomi mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga banyak misteri sudah terpecahkan. Dalam sejarah peradaban manusia, astronomi memiliki peranan penting tetapi pada masa sekarang manusia kurang memahami tentang peranan astronomi dalam kehidupan. Salah satu faktor utamanya adalah tidak adanya wadah yang menampung informasi tentang astronomi. Rancangan Museum Astronomi bertujuan untuk memberikan sebuah wadah dan ruang publik bagi masyarakat yang ingin menggali informasi dan pengetahuan mengenai astronomi. Rancangan museum astronomi ini menggunakan tema paradoks [Big Bang]. Perwujudan tema diaplikasikan dalam bentuk, tampang dan olahan ruang dalam bangunan. Aplikasi tema dalam bentuk berupa penggunakan dua unsur yang kontradiktif yakni bulat geometris yang menggambarkan cipta hancur. Bentuk bangunan memaksimalkan olahan garis lengkung sesuai dengan karakter alam semesta yang tiada batas. Rancangan Museum Astronomi dengan tema paradoks [Big Bang] menghasilkan rancangan museum yang diharapkan mampu menjadi pusat informasi perbintangan di Indonesia. Kata Kunci museum, astronomi, paradoks, bigbang I. PENDAHULUAN LAM semesta merupakan manifestasi dari keberadaan Tuhan sebagai penciptanya. Alam semesta ini menyimpan banyak misteri baik tentang penciptaan maupun tentang perkembangannya. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengungkap misteri demi misteri yang ada di alam semesta. Tetapi meskipun demikian masih banyak misteri alam semesta ini yang belum terungkap. Dalam sejarah peradaban manusia, ilmu tentang angkasa luar/ ilmu tentang bintang (astronomi) memiliki peranan penting. Masyarakat cina kuno menggunakan ilmu perbintangan untuk membuat sistem penanggalan. Sistem penanggalan ini mereka gunakan sebagai dasar dari sistem pertanian dan pelayaran. Kedua sistem ini sangat bergantung pada informasi tentang pergantian dan perputaran musim. Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengusulkan sebuah bangunan arsitektural yang mewadahi segala sumber informasi mengenai perbintangan, tentu saja tidak hanya mewadahi tapi juga mnyampaikannya kepada masyarakat luas. Bangunan tersebut adalah museum astronomi. Tetapi pengunjung museum saat ini sedang menurun drastis. Data pengunjung museum di Indonesia yang dihimpun oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menyebutkan bahwa pengunjung museum menurun tiap tahunnya. Pada tahun 2006 total pengunjung museum mencapai 4,56 juta orang, pada tahun 2007 turun menjadi 4,20 juta dan tercatat hanya mencapai 4,17 juta pengunjung [1]. Salah satu faktor menurunnya jumlah pengunjung museum ini dikarenakan belum adanya inovasi tentang pola pameran dan display benda maupun informasi di dalam museum. Komunikasi museum hanya bersifat satu arah sehingga tidak dapat membuat pengunjung turut berpartisipasi dan berperan aktif. Gambar. 1. Perspektif mata burung Museum Astronomi. II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG A. Penjabaran Tema Tema paradoks (Big Bang) yaitu tema yang memandang peristiwa Big Bang dalam kacamata paradoks. Big Bang yang merupakan salah satu teori penciptaan alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta tercipta dari sebuah ledakan Perancangan Museum Astronomi Bertema Paradoks (Big Bang) sebagai Pusat Informasi Perbintangan di Indonesia Mochammad Amrozi dan Sri Amiranti Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] A

description

aristektur

Transcript of obscure

  • JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-59

    Abstrak Alam semesta memiliki ragam misteri baik dalampenciptaan maupun perkembangannya. Ilmu astronomimengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga banyakmisteri sudah terpecahkan. Dalam sejarah peradaban manusia,astronomi memiliki peranan penting tetapi pada masa sekarangmanusia kurang memahami tentang peranan astronomi dalamkehidupan. Salah satu faktor utamanya adalah tidak adanyawadah yang menampung informasi tentang astronomi.Rancangan Museum Astronomi bertujuan untuk memberikansebuah wadah dan ruang publik bagi masyarakat yang inginmenggali informasi dan pengetahuan mengenai astronomi.Rancangan museum astronomi ini menggunakan tema paradoks[Big Bang]. Perwujudan tema diaplikasikan dalam bentuk,tampang dan olahan ruang dalam bangunan. Aplikasi temadalam bentuk berupa penggunakan dua unsur yang kontradiktifyakni bulat geometris yang menggambarkan cipta hancur.Bentuk bangunan memaksimalkan olahan garis lengkung sesuaidengan karakter alam semesta yang tiada batas. RancanganMuseum Astronomi dengan tema paradoks [Big Bang]menghasilkan rancangan museum yang diharapkan mampumenjadi pusat informasi perbintangan di Indonesia.

    Kata Kunci museum, astronomi, paradoks, bigbang

    I. PENDAHULUANLAM semesta merupakan manifestasi dari keberadaanTuhan sebagai penciptanya. Alam semesta ini menyimpan

    banyak misteri baik tentang penciptaan maupun tentangperkembangannya. Banyak penelitian telah dilakukan untukmengungkap misteri demi misteri yang ada di alam semesta.Tetapi meskipun demikian masih banyak misteri alam semestaini yang belum terungkap.

    Dalam sejarah peradaban manusia, ilmu tentang angkasaluar/ ilmu tentang bintang (astronomi) memiliki perananpenting. Masyarakat cina kuno menggunakan ilmuperbintangan untuk membuat sistem penanggalan. Sistempenanggalan ini mereka gunakan sebagai dasar dari sistempertanian dan pelayaran. Kedua sistem ini sangat bergantungpada informasi tentang pergantian dan perputaran musim.

    Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengusulkansebuah bangunan arsitektural yang mewadahi segala sumberinformasi mengenai perbintangan, tentu saja tidak hanyamewadahi tapi juga mnyampaikannya kepada masyarakat luas.Bangunan tersebut adalah museum astronomi. Tetapipengunjung museum saat ini sedang menurun drastis.

    Data pengunjung museum di Indonesia yang dihimpun oleh

    Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menyebutkan bahwapengunjung museum menurun tiap tahunnya. Pada tahun 2006total pengunjung museum mencapai 4,56 juta orang, padatahun 2007 turun menjadi 4,20 juta dan tercatat hanyamencapai 4,17 juta pengunjung [1]. Salah satu faktormenurunnya jumlah pengunjung museum ini dikarenakanbelum adanya inovasi tentang pola pameran dan display bendamaupun informasi di dalam museum. Komunikasi museumhanya bersifat satu arah sehingga tidak dapat membuatpengunjung turut berpartisipasi dan berperan aktif.

    Gambar. 1. Perspektif mata burung Museum Astronomi.

    II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

    A. Penjabaran TemaTema paradoks (Big Bang) yaitu tema yang memandang

    peristiwa Big Bang dalam kacamata paradoks. Big Bang yangmerupakan salah satu teori penciptaan alam semesta. Teori inimenyatakan bahwa alam semesta tercipta dari sebuah ledakan

    Perancangan Museum Astronomi BertemaParadoks (Big Bang) sebagai Pusat Informasi

    Perbintangan di IndonesiaMochammad Amrozi dan Sri Amiranti

    Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

    E-mail: [email protected]

    A

  • JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-60

    maha dahsyat. Berdasarkan teori Big Bang ini didapatkan duaunsur paradoks yakni hancur-cipta dan ada-tiada. Hancur-ciptamenggambarkan peristiwa penciptaan alam semesta dari ledakanatom tunggal. Paradoksnya adalah apa peristiwa ini penciptaanatau penghancuran. Ada-tiada merupakan penggambarankeberadaan atom tunggal yang berada dalam sebuah ruang hampa.Dalam peristiwa ini ada peristiwa kemunculan secara metafisiksebuah atom di dalam ruang hampa.

    Berdasarkan penjabaran tema di atas didapatkan karakteryang bisa dikembangkan dalam rancangan arsitektur, yaitu :hancur cipta, ada tiada, dan kontradiksi.

    B. Eksplorasi Gubahan Massa dan PenataanGubahan massa merupakan hasil transformasi dari

    penjabaran tema paradoks [big bang], khususnya pada ponitkotradiksi hancur cipta. Sedangkan konsep perletakan massabangunan berdasarkan analisa view dan potensi site.Konsep bentuk massa

    Bentuk massa bangunan diambil dari bentuk dasar dariunsur cipta dan hancur. Bentuk cipta digambarkan melaluiunsur bentukan bola dan unsur hancur digambarkan melaluibentukan geometris. Bentukan bulat/bola dikaitkan denganunsur cipta karena memiliki kesan utuh [2], selain itu bendadiangkasa mayoritas memiliki bentuk menyerupai bola.dikatakan sebagai unsur Tatanan bentuk ini memiliki urutanyakni cipta-hancur-cipta dengan cipta yang pertamamerupakan pusat dari hancur-cipta berikutnya. Hal inidikarenakan setelah terjadi peristiwa ledakan dahsyat materi diangkasa hancur dan secara metafisik menjadi benda angkasabaru seperti planet dan satelit (lihat gambar 2).Konsep Perletakan Massa Bangunan

    Perletakan massa bangunan berdasarkan analisa viewmenuju tapak didapatkan bahwa area yang paling berpotensisebagai point of interest adalah bagian tengah lahan. pada areaini nantinya akan direncanakan sebagai pusat orientasibangunan (lihat gambar 3). Pusat orientasi bangunanmerupakan bentukan bola utama yang berada di tengah bentukbangunan. Bentuk bangunan disusun mengikuti garis pantaiuntuk membuka salah satu sisi bangunan ke arah laut untukmenikmati view laut. View laut menjadi sesuatu yang layakdijual sebagai nilai tambah dari museum astronomi ini. da

    Gambar. 2. Konsep gubahan massa yang berasal dari olahan unsur cipta(bulat) dan hancur (geometri).

    Gambar. 3. Konsep perletakan massa bangunan yang berawal dari analisasudut penglihatan manusia dari jalan.C. Eksplorasi Fasade

    Bentuk bangunan yang memanjang menyebabkan konsepfasade bangunan menggunakan banyak elemen vertikal untukmencapai keseimbangan komposisi tampang bangunan. Unsurvertikal pada fasade depan bangunan diwujudkan dalam wujudkisi-kisi vertikal.Kisi-kisi bangunan

    Kisi-kisi bangunan merupakan vertical sun screen yangdidesain dengan pola mengikuti pola gugus bintang galaksibima sakti (lihat gambar 4). Pusat bima sakti diumpamakansebagai bentukan setengah bola yang berada di tengahbangunan. Sedangkan kisi-kisi yang berada di kanan kiri bolamengikuti pola aliran gugus bintang bisa sakti. Penciptaan polaini dicapai melalui desain kisi-kisi dengan pola-pola tertentu.Pola-pola ini akan terlihat seperti aliran gugus bintang jikadilihat dari sudut tertentu. Kisi-kisi yang memiliki pola yangberbeda-beda menghasilkan bayangan yang menyerupai alirangugus bintang bima sakti bila diterpa cahaya matahari. (lihatgambar 5).D. Eksplorasi Ide Ruang dan Interior

    Interior musuem memiliki skenario sekuensial khususnyapada ruang-ruang galeri yang selalu dikunjungi pengunjung.Masing-masing ruang memiliki kesan yang berbeda-beda, baikitu karena skala ruang maupun penaataan interiornya.

    Sudut pandang dari jalan(Tuban-Surabaya)

    Sudut pandang dari jalan(Surabaya-Tuban)

    Daerah paling potensialsebagai titk tangkap

    bangunan.

    Sisi pantai dimanfaatkan sebagai ruangterbuka untuk menikmati panorama laut.

    Gambaran perletakan bangunan

  • JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-61

    Pengunjung tidak hanya menikmati sajian benda dalammuseum saja tetapi dapat pula menikmati perubahan suasanaruang dari galeri satu ke galeri berikutnya. Misalnya, padagalaxy tunnels ruangan berkesan sempit dan menekansedangkan ruang berikutnya solar system gallery memberikesan lapang dan luas.

    Berhubung ini merupakan museum astronomi yangdikategorikan sebagai museum ilmu pengetahuan, dimanainformasi yang disajikan bersifat abstrak dan sebagian telahada di sekeliling kita, maka museum ini tidak menyajikanbenda dalam wujud aslinya namun lebih banyak menggunakanmedia audiovisual untuk mengkomunikasikan pengetahuanperbintangan.Pencahayaan Ruang

    Ruang-ruang gallery menggunakan sistem pencahayaanbuatan. Hal ini bertujuan untuk menguatkan kesan suasanayang ingin diciptakan dan disampaikan kepada pengunjung.Jenis pencahayaan yang diaplikasikan menggunakan up light,down light dan spot light (lihat gambar 6).

    Pencahayaan ruangan galeri menggunakan sistempencahayaan in-direct dipadu dengan spot light untukpenekanan pada obyek-obyek tertentu. Misalnya pada galeritata surya (solar system gallery) pencahayaan utamamenggunakan lampu dengan sistem indirect yang cahayadibiaskan oleh plafon ruangan. Obyek-obyek miniatur planetdisorot oleh spot light untuk menguatkan kesan. Ruangpengelola dan looby utama menggunakan pencahayaan alamipada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari.Untuk pencahayaan alami, cahaya tidak dimasukkan secaralangsung menuju ruangan guna menghindari efek buta sesaatkarena pantulan cahaya dari laut. Cahaya yang dimasukkanadalah cahaya pantulan dari dinding di luar bangunan.

    Gambar. 4. Gubahan pola galaksi Bima Sakti pada olahan fasade bangunan.

    Gambar. 5. Ilustrasi pembayangan pada kisi-kisi, pembayangan pada pagihari (tengah), pembayangan pada sore hari (bawah).

    Gambar. 6. Suasana interior runagan galeri dengan berbagai polapencahayaan untuk menciptakan kesan yang berbeda-beda.

    E. Konsep UtilitasDalam perancangan Museum Astronomi, aspek utilitas

    memiliki peranan perting untuk menjaga keamanan dankenyamanan pengunjung museum. Penghawaan ruang dalammuseum menggunakan penghawaan buatan untuk menjagakonsistensi suhu dalam ruang. Pencahayaan buatan digunakanuntuk memperkuat kesan yang ingin disampaikan kepadapengunjung museum. Rancangan museum ini juga dapatmemproduksi sumber energi alternatif.

    F. Konsep StrukturSistem struktur yang digunakan dalam rancangan museum

    astronomi ini adalah sistem struktur kombinasi antara sistemkolom-balok, rangka baja dan dome. Pemilihan sistem strukturini dikarenakan menyesuaikan dengan kebutuhan ruang danpenciptaan wujud arsitekturnya sendiri (lihat gambar 11).

    Sistem struktur bangunan menggunakan tiga macam sistemstruktur. Sistem struktur kolom-balok, sistem struktur dome

  • JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-62

    dan sistem truss frame. ketiga sistem struktur ini dipisahkandengan dilatasi pertemuan antara struktur satu dengan strukturdome yang berada di tengah.

    III. HASIL RANCANGAN

    A. Bentuk Bangunan dan Ruang LuarBentukan bangunan menggunakan banyak unsur lengkung

    daripada garis lurus untuk menguatkan bahwa alam semesta initiada batasnya. Permainan unsur lengkung dalam bentukbangunan ditunjang oleh bentukan setengah bola, ruangplanetarium, sebagai vocal point atau titik tangkap bangunan.

    Ruang luar yang berbatasan dengan jalan dimanfaatkansebagai ruang parkir. Sedangkan ruang luar yang berbatasandengan sisi laut dimafaatkan sebagai taman, ruang terbuka,tempat berinteraksi dan menikmati view laut jawa yang indah(lihat gambar 7).

    Sistem sirkulasi ruang luar bangunan menggunakan sesitemsirkulasi curva linier dengan satu pintu masuk dan satu pintukeluar. Untuk area parkir terdapat pembedaan arae sirkulasidan parkir pengelola dengan pengunjung.B. Fasade Bangunan

    Fasade bangunan menggunakan banyak elemen vertikaluntuk mencapai keseimbangan tampak bangunan. Pada tampakdepan elemen bangunan berupa kisi-kisi (vertical sun screen)yang menggambarkan pola gerakan gugus bintang bima sakti.Sedangkan tampak bagian belakang mengekspos struktur atapsebagai unsur vertikal. (gambar 8).C. Ruang dan InteriorPenzoningan ruang di dalam museum dibagi berdasarkan

    kelompok aktifitas yang diwadahi. Lantai 1 90 % ruangdimanfaatkan untuk lingkup ruang pengunjung, sedangkansisanya merupakan lingkup ruang pengelola. Lantai 2 50%dimanfaatkan sebagai lingkup ruang pengunjung yang berisigaleri dan planetarium sedangkan sisanya dimanfaatkansebagai ruang lingkup pengelola. Sedangkan lantai 3dimanfaatkan sebagai ruang pengamatan dan penelitiantermasuk juga observatorium. (lihat gambar 9).

    Sistem sirkulasi ruang dalam menggunakan sistem sirkulasiradial kombinasi kurva linier. Sistem sirkulasi radial berpusatpada ruang lobby utama di lantai satu. Melalui ruangan inipengunjung dapat mengakses ruang galeri, ruang pengelola,ruang pengamatan dan ruang lingkup sarana penunjangtermasuk taman di sisi pantai.Interior galeri menggunakan pencahayaan buatan untukmenunjang kegiatan pameran dan pemberian informasi melaluipermaianan pencahayaan (lihat gambar 6). Sistempencahayaan yang digunakan menggunakan sistem inderictlight. Selain itu untuk benda tertentu diletakkan spot lightuntuk memberikan kesan fokus dan utama pada obyek. Secaragaris besar interior bangunan lebih menggunakan mediaaudiovisual untuk menyampaikan informasi.

    Gambar. 7. Olahan ruang luar pada tapak.

    Gambar. 8. Tampak bangunan , tampak utara, tampak selatan, tampak timur,tampak barat. (atas ke bawah).

    Ruang luar bagian depan sebagairuang parkir dan batas antara jalan

    raya dengan bangunan.

    Ruang terbuka untuk menikmatipanorama laut dan pantai.

  • JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-63

    UtilitasDalam perancangan Museum Astronomi, aspek utilitas

    memiliki peranan perting. Tidak hanya untuk menjagakenyamanan pengunjung tetapi juga untuk menunjang fungsipameran dan penyampaian informasi yang merupakan aktifitasutama di dalam museum. Beberapa aspek utilitas utama yangharus diperhatikan antara lain :Pencahayaan

    Pencahayaan ruangan galeri menggunakan sistempencahayaan in-direct dipadu dengan spot light untukpenekanan pada obyek-obyek tertentu. Ruang pengelola danlooby utama menggunakan pencahayaan alami pada siang haridan pencahayaan buatan, lampu LED, pada malam hari.Elektrikal

    Sistem elektrikal bangunan menngunakan sumber listrik dariPLN. Sumber listrik dari PLN kemudian ditampung dalamtravo utama kemudian dibagi dayanya menjadi tiga bagianuntuk mensuplai listrik di masing-masing lantai. Sumber listriktiap lantai terpusat pada shaft listrik di ruaqng pengelola.Museum ini juga dilengkapi dengan solar cell panel sebagaisumber energi listrik alternatif (gambar 10). Solar paneldiaplikasikan di bangunan ini karena pada lokasi museum inimemiliki suhu panas terik sehingga berpotensi menhasilkanenergi listrik yang cukup tinggi.Pengahawaan

    Penghawaan pada museum astronomi ini menggunakanpenghawaan buatan. Sistem penghawaan buatan menggunakanVRF system. Sistem penghawaan ini biasa disebut sebagaisistem AC multi-split. Sistem AC menggunakan satu outdoorunit untuk menyuplai beberapa indoor unit. Outdoor unitditempatkan pada ruang terbuka diantara dua sayap bangunandan beberapa di bagian atap bangunan. Masing-masingoutdoor unit mensuplai udara dingin untuk maksimum 5indoor unit. Pada perancangan museum astronomi ini outdoorunit dibagi berdasar kelompok aktifitas ruang yang dilayani.Misalkan kelompok galeri, kelompok looby dan kelompokpengelola.

    asadafaf

    Gambar. 9. Denah bangunan dan zoning berdasarkan sifat ruang.

    Gambar. 10. skema sistem solar cell.

    Gambar. 11. ilustrasi sistem struktur.

    D. StrukturSistem struktur bangunan menggunakan tiga macam sistem

    struktur. Struktur penopang lantai menggunakan sistem rigidframe. Planetarium dan sky theater menggunakan sistem strukturdome dengan rangka baja. Sedangkan untuk pembentuk rupaeksterior menggunakan sistem truss frame dengan rangka baja.Penutup atap menggunakan enamel sedangkan dinding luarmenggunakan aluminium komposit panel. Struktur domedigunakan pada bagian tengah bangunan. Struktur dome dipilihkarena paling sesuai dengan fungsi bangunan sebagai planetariumdan sky theater. Struktur dome ini menggunakan rangka baja yangdicetak lengkung dan bertemu pada ring di puncak kubah.Sedangkan sebagai penopang struktur terdapat struktur kolombalok yang juga berfungsi menopang lantai.

    Lobby utamasebagai pusatsirkulasi dan

    pusatorientasi

    ruang dalambangunan.

  • JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-64

    Bentuk sayap bangunan yang seperti serpihan menggunakanstruktur rangka baja yang ditumpukan pada deretan kolomstruktur di lantai satu. Rangka ini menyalurkan beban menujukolom sedangkan untukkekakuannya, masing-masing rangkadihubungkan satu sama lain. Selain berfungsi mengkakukanbagian ini juga berfungsi sebagai tempat menempelnya atapdan dinding ruangan (lihat gambar 12).

    Gambar. 12. Potongan bangunan.

    VI. KESIMPULAN/RINGKASANRancangan Museum Astronomi dengan tema paradoks [Big

    Bang] menghasilkan wujud arsitektur yang memiliki unsurkontradiksi dari unsur pembentuknya. Namun salah satuunsurnya dimanfaatkan sebagai vocal point atau titik tangkapbangunan. Museum Astronomi yang masuk dalam kategorimuseum ilmu pengetahuan memiliki perilaku yang berbedadengan museum seni. Galeri tidak lagi memamerkan bendamaupun miniatur tetapi lebih mengarah pada mediakomunikasi audiovisual. Melalui perancangan museumastronomi dengan tema paradoks [Big Bang] diharapkanmampu memberikan informasi dan pengetahuan mengenaiperbintangan, astronomi, secara komunikatif dan atraktifsehingga semakin banyak masyarakat memahami ilmuastronomi dan peranannya dalam kehidupan.

    Tema rancangan Museum Astronomi, paradoks [Big Bang]diaplikasikan dalam beberapa aspek desain. Pada bentuk, temadiaplikasikan dalam wujud berupa gubahan hancur-cipta yangmengutamakan penggunaan unsur lengkung. Dalam olahanruang, tema paradoks diaplikasikan dalam penciptaan suasanaruang yang kontradiktif di masing-masing galeri. Penataangaleri mempertimbangkan unsur perubahan kesan ruang yangingin disampaikan pada pengunjung museum.

    DAFTAR PUSTAKA[1] , 2008, Pedoman Museum Indonesia. Direktorat Museum,

    Direktorat Jendra; Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan danPariwisata

    [2] Ching, FrancisD.K.. 1999. Arsitektur : Bentuk Ruang dan Tatanan.Jakarta : Erlangga