Obligasi - Tugas Surga

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu bentuk surat berharga yang beredar di masa ini, obligasi merupakan salah satu instrument keuangan yang menarik. Obligasi yang mana merupakan surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga, dengan nilai nominal dan waktu jatuh tempo tertentu menjadi magnet tersendiri bagi kalangan investor, individu, maupun institusi. Penerbitan obligasi dapat dilakukan oleh perusahaan swasta, BUMN/BUMD atau pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam perkembangannya, keinginan untuk berinvestasi dengan instrument obligasi terus menunjukkan peningkatan. Seiring dengan menanjaknya popularitas obligasi, permintaan akan obligasi juga turut meningkat. Bahkan dalam beberapa penerbitan, tidak jarang perusahaan atau pemerintah yang melakukan penjatahan dikarenakan tingginya permintaan dibandingkan dengan jumlah obligasi yang ditawarkan. Tren obligasi sebagai salah satu instrument keuangan dipengaruhi oleh beberapa aspek. Pertama, jumlah atau keanekaragaman perusahaan yang memanfaatkan obligasi sebagai sumber alternative pembiayaan di pasar modal. Kedua, kemampuan investor yang tertarik untuk berinvestasi menggunakan obligasi. 1

description

Obligasi

Transcript of Obligasi - Tugas Surga

Page 1: Obligasi - Tugas Surga

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai salah satu bentuk surat berharga yang beredar di masa ini, obligasi

merupakan salah satu instrument keuangan yang menarik. Obligasi yang mana merupakan

surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga, dengan nilai nominal dan

waktu jatuh tempo tertentu menjadi magnet tersendiri bagi kalangan investor, individu,

maupun institusi. Penerbitan obligasi dapat dilakukan oleh perusahaan swasta, BUMN/BUMD

atau pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Dalam perkembangannya, keinginan untuk berinvestasi dengan instrument obligasi

terus menunjukkan peningkatan. Seiring dengan menanjaknya popularitas obligasi,

permintaan akan obligasi juga turut meningkat. Bahkan dalam beberapa penerbitan, tidak

jarang perusahaan atau pemerintah yang melakukan penjatahan dikarenakan tingginya

permintaan dibandingkan dengan jumlah obligasi yang ditawarkan.

Tren obligasi sebagai salah satu instrument keuangan dipengaruhi oleh beberapa

aspek. Pertama, jumlah atau keanekaragaman perusahaan yang memanfaatkan obligasi

sebagai sumber alternative pembiayaan di pasar modal. Kedua, kemampuan investor yang

tertarik untuk berinvestasi menggunakan obligasi. Dan yang terakhir, adalah kondisi dan

situasi perkembangan pasar modal di tanah air yang semakin menunjukkan prospek yang

cerah.

Dalam suatu penerbitan obligasi, terdapat dua pihak utaman yang saling

berhubungan. Pihak pertama adalah pihak penerbit yang memilih obligasi sebagai alternative

pembiayaan. Dan pihak investor, yang menginvestasikan dananya melalui obligasi. Meskipun

terlihat begitu menjanjikan, berinvestasi dengan obligasi bukan tanpa resiko, karena penerbit

obligasi bias saja gagal membayar kewajibannya. Untuk keadaan yang demikian, guna

melindungi kepentingan investor dari resiko gagal bayar, penerbit melibatkan pihak ketiga

yang mewakili kepentingan investor.

1

Page 2: Obligasi - Tugas Surga

Dari sedikit uraian di atas, tampak jelas bahwa cakupan materi terkait obligasi sangat

luas dan akan terus berkembang. Hal demikain menjadikan obligasi sebagai salah satu

instrumen keuangan yang menarik untuk dibahas. Dalam makalah ini, penulis menggunakan

perspektif ilmu hukum dalam mengkaji perihal obligasi. Ada pun perbaikan tentu akan

diperlukan, mengingat ilmu hukum itu sendiri terus berkembang mengikuti kebutuhan

masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan obligasi?

2. Jika dilihat dari berbagai perspektif, obligasi terbagi menjadi berberapa jenis. Apa saja

jenis-jenis obligasi yang tersebar saat ini?

3. Bagaimana kedudukan obligasi sebagai salah satu bentuk surat berharga?

4. Apa fungsi obligasi jika dilihat dari subyek yang terlbiat dalam penerbitannya?

2

Page 3: Obligasi - Tugas Surga

BAB IIANALISA

A. PENGERTIAN OBLIGASI

Obligasi merupakan salah satu bentuk surat berharga yang peredarannya sangat luas dan

memiliki peminat dari berbagai kalangan. Berdasarkan sumber yang berbeda, terdapat beberapa

pengertian obligasi. Obligasi atau bond pada hakikatnya adalah surat tagihan utang atas beban

tanggungan pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan obligasi.1 Beban tanggungan yang

dimaksud merupakan janji untuk membayar sejumlah uang pada waktu tertentu. Dalam janji

tersebut termuat besaran bunga yang bentuknya tergantung pada kesepakatan antara pihak

penerbit dan pihak calon pemegang obligasi. Selain itu, dapat pula sebuah kesepakatan dalam

penerbitan obligasi dicantumkan identitas pemegang pemegang obligasi, dan batasan tindakan

hukum yang dapat dilakukan oleh penerbit obligasi.

Dalam koridor hukum, obligasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995

tentang Pasar Modal. Namun dalam Undang-Undang tersebut pengertian obligasi dimasukkan

dalam pengertian efek. Menurut pasal 1 butir 34 Keputusan Menteri Keuangan Nomor

1548/KMK.013/1990 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

1199/KMK.010/1991, obligasi adalah bukti utang dari emiten yang mengandung janji

pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada

tanggal jatuh tempo. Dalam definisi di atas, yang dimaksud dengan emiten adalah pihak yang

melakukan penawaran umum dalam rangka menjaring dana bagi kegiatan usaha perusahaan atau

pengembangan usaha perusahaan2. Dengan demikian jelas lah tujuan dari penerbitan obligasi

adalah untuk kegiatan dan pengembangan dari perusahaan penerbit.

Secara sederhana, dapat diartikan bahwa obligasi merupakan perjanjian piutang yang

berbentuk sekuriti. Perusahaan atau pemerintah penerbit diartikan sebagai si berhutang yang

1 Adrian Sutedi, S.H., M.H., Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Hlm. 2 2 M. Isran Nasrudin, S.H. dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2011), Hlm. 151

3

Page 4: Obligasi - Tugas Surga

meminjam dana kepada pemegang obligasi. Utang tersebut memiliki jatuh tempo yang telah

ditetapkan saat penerbitan, yang mana ketika hal itu terjadi, pihak penerbit obligasi berkewajiban

untuk mengembalikan seluruh jumlah modal yang diberikan oleh pemegang obligasi dan disertai

dengan bungayang telah disepakati sebelumnya. Obligasi dalam hal ini merupakan ‘kupon’ yang

menjadi prasyarat untuk memperoleh pengembalian modal beserta bunga.

Dalam penerbitan dan penawaran obligasi, ciri utamanya ialah penawaran umum.

Implikasi dari penawaran umum ialah jumlah kreditor (calon pemegang obligasi) yang sangat

banyak. Bahkan dalam beberapa penawaran, dapat dimungkinkan dilakukan pembatasan nominal

tertentu untuk setiap lembar obligasi dikarenakan jumlah penawar yang melebihi jumlah modal

yang dibutuhkan oleh penerbit obligasi (debitor). Namun demikianadakalanya dalam sebuah

penawaran tidak dilakukan melalui penawaran umum, melainkan dengan private placement,

seperti penawaran saham.

Penerbitan obligasi hanya dapat dilakukan oleh badan hukum, baik perseroan terbatas

maupun badan hukum dalam bentuk lainnya. Hak yang diperoleh pemegang obligasi hanya

sebatas pengembalian dana dan ditambah modal mana kala obligasi memasuki waktu jaatuh

tempo. Hal demikian berbeda dengan pemegang saham yang memiliki lebih banyak hak, antara

lain hak suara dan hak pembagian deviden. Dalam hal pembayaran bunga obligsi, terdapat

bemacam-macam variasi, misalnya ditentukan setiap triwulan, kuartal, tengah tahunan atau

tahunan. Hal demikian tergantung dari kesepakatan para pihak.

B. JENIS-JENIS OBLIGASI

Obligasi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, bergantung pada sudut mana kita

melihatnya. Apakah dari sudut pengalihan, jangka waktu, atau jaminan atas obligasi dan bunga

yang dibayarkan. Berikut ka diuraikan jenis-jenis obligasi, yaitu:

a. Jenis Obligasi Berdasarkan Cara Pengalihannya

Berdasarkan cara pengalihannya, terdapat dua jenis obligasi, yaitu obligasi atas

unjuk (bearer bond) dan obligasi atas nama (registered bond). Dalam obligasi atas

unjuk, nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi maupun kupon bunga.

Sedangkan dalam obligasi atas nama tertulis nama dari pemegang obligasi. Implikasinya

4

Page 5: Obligasi - Tugas Surga

ialah jika si pemegang ingin memindahtangankan sertifikat obligasi atas nama, maka

harus disertai dengan pengalihan nama yang tercantum di sertifikat dari pemegang lama

ke pemegang baru.

Hal demikian berbeda dengan pemindahtanganan obligasi atas unjuk, yang mana

tidak diperlukan adanya pengalihan nama, melainkan cukup dengan penyerahan secara

nyata. Hal yang sama terjadi mana kala suatu obligasi memasuki masa jatuh tempo.

Pemegang yang nama nya tercantum dalam kupon bunga dari obligasi atas nama lah yang

memperoleh bunga obligasi, sedangkan dalam obligasi atas unjuk cukup dengan

menyerahkan kupon bunga yang memang tidak tertulis nama dari si pemegang.

Dilihat dari perbedaan karakteristik di atas, terlihat bahwa dalam hal pengalihan,

obligasi atas nama sedikit lebih rumit karena harus disertai dengan pengalihan nama dari

pemilik lama ke pemilik baru. Namun dari segi resiko kepemilikan obligasi, pemilik

obligasi atas nama lebih terjamin dibandingkan dengan obligasi atas unjuk. Ketika

sertifikat atau kupon bunga obligasi atas nama hilang, maka si pemegang dapat

memintakan penggantian kepada emiten. Karena ketika penerbitan atau pengalihan

sertifikat, emiten telah mencatat identitas pemegang obligasi yang baru. Hal berbeda

terjadi manakala sertifikat atau kupon obligasi atas unjuk hilang, si pemilik tidak dapat

memintakan penggantian. Baik obligasi atas unjuk maupun obligasi atas nama sama-

sama dibuat dari bahan berkualitas tinggi seperti bahan pembuatan uang. Hal itu

dimaksudkan agar sertifikat obligasi tidak mudah rusak hingga jatuh tempo.

Saat ini, dari sekian banyak obligasi yang tersebar, obligasi atas unjuk lebih

banyak jumlahnya dibandingkan dengan obligasi atas nama. Tren ini menandakan bahwa

para investor lebih mengedepankan aspek kepraktisan dibandingkan dengan aspek

keamanan dari kepemilikan obligasi.

b. Jenis Obligasi Berdasarkan Jaminan

Secara umum, terdapat dua jenis obligasi berdasarkan jaminan, yaitu obligasi

dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan. Yang dimaksud dengan obligasi dengan

jaminan ialah obligasi yang diberi agunan untuk pelunasan pokok pinjaman beserta

bunganya yang berupa harta kekayaan perusahaan, bias berupa tanah, gedung, maupun

5

Page 6: Obligasi - Tugas Surga

asset perusahaan lainnya. Sedangkan obligasi tanpa jaminan adalah obligasi yang tidak

didukung oleh agunan.

Dalam perkembangannya, selain obligasi-obligasi di atas, ada pula yang disebut

Obligasi dengan penanggungan utang. Selain itu ada pula obligasi yang diterbitkan

dengan jaminan hak tanggungan dan agunan asset yang marak di Amerika Serikat,

Jerman, Meksiko, dan Inggris. Tanah dengan hak tanggungan dan asset non tanah

tersebut ditaksir nilainya yang kemudian dijadikan jaminan dalam obligasi.3

c. Jenis Obligasi Berdasarkan Kovertibilitas

Konvertibilitas yang dimaksud dalam obligasi ialah hak yang diberikan kepada

pemegang obligasi untuk menukarkan obligasi miliknya dengan saham dalam jangka

waktu tertentu sesuai dengan perjanjian. Dalam konversi ini terdapat persyaratan anatara

lain tanggal penukaran, jumlah yang dipertukarkan, dan harga konversi.

Hak konversi ini tidak selalu menguntungkan pihak kreditur. Dalam satu waktu

konversi obligasi ke saham bias sangat menguntungkan, namun juga bias sangat

merugikan jika pengambilan keputusan konversi dilakukan pada waktu yang kurang

tepat, misalnya pada saat terjadi kenaikan suku bunga bank atau emtien pada periode

tersebut mengalami kerugian atau keuntungannya sedikit yang kemudian berakibat

pemegang saham tidak mendapat deviden. Pada akhirnya, dibutuhkan perhitungan yang

tepat mana kala si pemegang ingin mengkonversikan obligasinya jika ingin memperkecil

resiko kerugian. Di sisi emiten, konversi obligasi ke saham dapat dimanfaatkan untuk

menambah modal kegiatan usaha.

d. Jenis Obligasi Berdasarkan Cara Penetapan dan Pembayaran Bunga

Obligasi berdasarkan Cara Penetapan dan Pembayaran Bunga terbagi menjadi

beberapa bentuk, antara lain:

1. Obligasi dengan bunga tetap

Merupakan obligasi yang memberikan bunga tetap yang dibayarkan setiap periode

tertentu. Pada waktu jatuh tempo, pokok pinjaman dibayarkan kepada pemegang

obligasi.

3 M. Isran Nasrudin, S.H. dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2011), Hlm. 184

6

Page 7: Obligasi - Tugas Surga

2. Obligasi dengan bunga tidak tetap

Penghitungan bunga yang tidak tetap ini melalui beberapa cara, missal bunga yang

dikalikan ndengan indeks atau dengan tingkat bunga deposito atau tingkat bunga

deposito yang berlaku.

3. Obligasi tanpa bunga

Obligasi jenis ini tidak menyertakan kupon bunga, sehingga keuntungan yang

diperoleh kreditur hanya dari selisih nilai saat jatuh tempo dengan nilai waktu

pembelian.

4. Obligasi yang tidak terbatas jatuh temponya

Dalam jenis ini, perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk mengembalikan modal

yang telah disetor oleh kreditur. Dalam hal ini kreditur baru akan memperoleh

modalnya kembali saat emiten tersebut dilikuidasi.

5. Obligasi dengan bunga mengambang

Pada obligasi ini dapat dimungkinkan adanya perbedaan perolehan bunga. Hal ini

dikarenakan pemberian suku bunga dilakukan secara mengambang. Misalnya 1% di

atas tingkat bunga LIBOR, SIBOR, atau rata-rata tingakat suku bunga deposito

berjangka pada Bank Pemerintah.

e. Jenis Obligasi Berdasarkan Penerbit

Dalam perkembangannya, penerbitan obligasi tidak hanya dilakukan oleh

lembaga hukum swasta, melainkan juga pihak pemerintah, atau lembaga hukum lainnya.

Penyebaran emiten yang beraneka ragam ditiap daerah, yang cakupan pasarnya berbeda-

beda. Obligasi berdasarkan pihak yang menerbitkan, antara lain:

1. Obligasi Perusahaan Swasta

2. Obligasi Pemerintah Pusat, yang mana dalam penerbitannya tidak disertai dengan

jaminan.

3. Obligasi Pemerintah Daerah.

4. Obligasi Asing, yang diterbitkan oleh badan hukum asing dalam mata uang setempat.

7

Page 8: Obligasi - Tugas Surga

5. Obligasi Sampah, yang manan merupakann obligasi yang credit ratingnya dibawah

BBB. Sering kali obligasi ini menawarkan bunga yang lebih tinggi dari rata-rata

bunga pada umumnya dan sifatnya lebih spekulatif.

f. Obligasi berdasarkan Waktu Jatuh Tempo

Jatuh tempo obligasi terbagi dalam tiga golongan, antara lain obligasi berjangka

pendek yang mana jatuh temponya satu tahun. Obligasi jangka menengah dengan batas

jatuh tempo lima tahun, dan obligasi jangka pannjang yang batas jatuh temponya di atas

lima tahun.

C. PIHAK-PIHAK DALAM PENERBITAN OBLIGASI

Dalam mekanisme penerbitan obligasi, terdapat beberapa pihak yang menjadi actor

utama terwujudnya pelaksanaan jual beli. Untuk itu perlu melihat beberapa pihak yang

terlibat dan apa peranannya. Pihak-pihak tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Emiten

Pengertian emiten dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 didefinisikan

sebagai pihak yang melakukan penawaran umum. Dalam hal ini, emiten lah yang

menerbitkan atau mengeluarkan obligasi dengan tujuan untuk memperoleh dana. Ada pun

yang dapat menjadi emiten adalah perusahaan, BUMD, BUMN, Pemerintah Daerah,

Negara, atau badan otonomi khusus. Penerbitan dilakukan karena emiten kekurangan

dana, dan kemudian memilih obligasi sebagai instrument pembiayaan.

b. Penjamin Emisi

Penjamin emisi adalah perusahaan yang menjamin penjualan obligasi. Secara

sederhana, penajmin emisi merupakan mediator anara emiten dan investor. Dalam hal

obligasi tidak terjual habis, maka penjamin emisi bertanggung jawab untuk membeli sisa

obligasi tersebut sesuai dengan perjanjian. Keberadaan penjamin emisi sangat membantu

proses pennjualan obligasi, karena emiten tidak lagi dipusingkan jika obligasi tidak

8

Page 9: Obligasi - Tugas Surga

terjual habis di bursa efek. Tugas lain dari penjamin emisi adalah melakukan penelitian

atas kemampuan dan prospek emiten.

c. Wali Amanat

Wali amanat merupakan pihak yang ditunjuk emiten, tetapi bertindak atas

kepentingan pemegang obligasi. Wli amanat adalah suatu pihak yang mewakili

kepentingan pemegang efek yang bersifat utang, baik dalam pengadilan maupun di luar

pengadilan. Ada pun yang dapat bertindak sebagai emiten adalah bank, lembaga keangan

bukan bank, atau lembaga lain yang mendapat persetujuan dari OJK. Wali amanat

dilarang memiliki hubungan afiliasi dengan emiten, kecuali hubungan afiliasi tersebut

terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah. Ada pun tugas dari wali

amanat, adalah sebagai berikut:

i. Menganailisis kemampuan dan kredibilitas emiten

ii. Menilai sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten yang dijadikan jaminan

kepadanya

iii. Memberi nasihat yang diperlukan emiten

iv. Mengawasi pelunasan bunga dan pinjaman pokok sesuai dengan waktu yang ditentukan

v. Bertindak sebagai pembaya utma

Dalam menjalankan tugasnya, wali amanat berpedoman kepada Undang-Undang

Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang mana telah diatur dalam pasal 50-54,

pasal 85, dan pasal 88.

D. OBLIGASI SEBAGAI SURAT BERHARGA DALAM INSTRUMEN PASAR MODAL

Dalam menjalankan dan mengembangkan suatu usaha, sebuah perusahaan dutuntut

untuk memperoleh modal yang cukup besar. Untuk tujuan tersebut, berbagai cara ditempuh

oleh perusahaan, misalnya dengan membuat pinjaman dengan bank (kredit bank), atau

dengan cara utang dagang (trade paybles) yang sudah cukup lama dikenal dalam dunia

perdagangan. Kedua cara tersebut merupakan cara yang lazim ditempuh karena selain syarat-

syarat nya tegas, juga sumber pendanaannya juga jelas. Namun dalam peminjaman pada bank

9

Page 10: Obligasi - Tugas Surga

selalu ada pembatasan jumlah maksimal pinjaman, jangka waktu, serta sector usaha yang

diperbolehkan terbatas sesuai yang dikehendaki pihak bank.

Seiring berjalannya waktu, banyak perusahaan baru yang berkecimpung di berbagai

bidang yang mana tidak semuanya merupakan bidang usaha yang diperbolehkan oleh pihak

bank. Dalam menjalankan sebuah perusahaan, untuk mengembalikan modal sekaligus

memperoleh keuntungan dibutuhkan waktu yang relative lama. Semakin berkembang sebuah

perusahaan juga semakin mendorong perusahaan untuk memperoleh sumber pembiayaan

yang lebih banyak. Kondisi demikian mendorong perusahaan untuk mencari sumber

pembiayaan lain yang dapat mengakomodir kebutuhan sumber pembiayaan tersebut, yang

kemudian melahirkan alternatif sumber pendanaan baru yang disebut obligasi.

Seperti yang telah dikemukakan diatas, obligasi merupakan surat berharga yang

termasuk dalam kategori efek. Obligasi memenuhi unsur-unsur surat berharga, antara lain:

- Nilai dalam obligasi sama dengan nilai perikatan pada dasarnya, dan

- Mudah dipindahtangankan (transferable)

Obligasi memenuhi kriteria-kriteria tersebut, sebagaimana sama dengan saham dan

surat berharga lainnya. Adapun bentuk perikatan dasar dari utang adalah perjanjian

meminjam uang, yang mana bersesuaian dengan pasal 1754 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (KUH Perdata). Dalam KUH Perdata terminologi obligasi termasuk dalam

kualifikasi perjanjian pakai habis. Mana kala terjadi wanprestasiterhadap utang tersebut akan

menimbulkan kewajiban dari pihak berhutang untuk membayar ganti rugi, pelunasan pokok,

dan lain sebagainya.

10

Page 11: Obligasi - Tugas Surga

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Obligasi merupakan surat berharga berbentuk sertifikaat yang berisi pengakuan hutang atas

emiten sebagai debitur dan pemegang obligasi sebagai kreditur. Bila mana dalam perjanjian

penerbitan obligasi disertakan adanya bunga, maka biasanya selain diberi sertifikat obligasi oleh

emiten, pemegang obligasi juga debri kupon yang dapat ditukar dengan bunga yang telah

diperjanjikan. Jangka waktu obligasi bervariasi, mulai dari yang hanya berjangka waktu satu

tahun hingga lebih dari lima tahun. Dalam penerbitan obligasi, pihak yang turut ndil adalah

emiten, penjamin emisi, dan wali amanat. Sebagai salah satu jenis surat berharga, obligasi telah

memenuhi unsur-unsur surat berharga yang mana mudah dipindahtangankan dan dan bernilai

sebagaimana perikatan pada dasarnya. Sebagai bagian dari instrument pasar modal, pengaturan

obligasi ada pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

B. Saran

Berdasarkan apa yang telah saya tulis dalam makalah bertajuk “Obligasi Dalam

Instrumen Pasar Modal” ini saya selaku penulis berharap dapat memberi pemahaman bagi

pembaca sehingga dapat menambah wawasan bagi penulis, dan terlebih bagi para pembaca.

Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca.

11

Page 12: Obligasi - Tugas Surga

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan

Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal.

Republik Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Republik Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1199/KMK.010/1991

Buku

Adrian Sutedi, S.H., M.H., Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk, Jakarta, Sinar Grafika, 2009

M. Isran Nasrudin, S.H. dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Kencana, 2011

Gunawan Widjaya & Jono, Penerbitan Obligasi dan Peran Serta Tanggung Jawab Wali

Amanat Dalam Pasar Modal, Jakarta, Kencana Prenada Media, 2006

Iskandar Z. Alwi, Pasar Modal Teori dan Aplikasi, Jakarta, Yayasan Pancur Siwah, 2003

12

Page 13: Obligasi - Tugas Surga

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

Latar Belakang.........................................................................................................1

Rumusan Masalah................................................................................................... 2

BAB II : ANALISA..............................................................................................................3

Pengertian Obligasi..................................................................................................3

Jenis-Jenis Obligasi..................................................................................................4

Pihak-Pihak Dalam Penerbitan Obligasi...............................................................8

Obligasi Sebagai Surat Berharga Dalam Instrumen Pasar Modal..................... 9

BAB III : PENUTUP........................................................................................................... 11

Kesimpulan...............................................................................................................11

Saran......................................................................................................................... 11

13