OBAT

33
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI Methycobal merupakan obat produksi PT. Interbat yang berisi Mecobalamin atau Methycobalamin yang tergolong obat neurotropik. Obat ini adalah bentuk aktif Vitamin B12 yang dapat mencapai otak, berperan dalam perbaikan kerusakan sel saraf dan meningkatkan pembentuk sel saraf baru. Methycobal diindikasikan untuk penderita kekurangan vitamin B12, neuropati perifer (gangguan saraf tepi dengan gejala kesemutan atau keram), dan anemia pernisiosa (penurunan kadar sel darah merah akibat gangguan penyerapan vitamin B12). Pada penderita anemia, obat ini bisa meningkatkan pembentukan sel darah merah dengan membantu pematangan dan proses pembelahan sel darah merah. Obat ini aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Methycobal dikontraindikasikan pada penderita alergi komponen obat Methycobal. Penggunaan pada penderita penyakit jantung , paru – paru, dan darah tinggi harus berhati – hati. EFEK SAMPING Efek samping dari konsumsi obat ini di antaranya: ruam kulit, mual, muntah, penurunan nafsu makan, dandiare . Beberapa jenis obat dapat menurunkan penyerapan Methycobal jika diminum bersamaan, yaitu obat anti diabetes (metformin ), anti – kejang, anti – histamin (ranitidin , simetidin), antibiotik golongan aminoglikosida, kolkiksin, dan alkohol. Selain itu, tidak disarankan mengkonsumsi obat ini bersamaan dengan antibiotik kloramfenikol. DOSIS Methycobal terdapat dalam bentuk tablet 500 mg dan obat suntik. Obat tablet digunakan untuk neuropati perifer, sedangkan obat suntik dapat digunakan untuk neuropati perifer dan anemia pernisiosa. Obat suntik dapat diberikan melalui otot (intramuskular) atau ke pembuluh darah (intravena). Dosis obat tablet bagi dewasa adalah 3 x 1 tablet; dosis dapat bervariasi tergantung gejala penderita. Dosis obat suntik untuk neuropati perifer adalah 500 mcg per hari, diberikan 3 kali seminggu. Untuk anemia pernisiosa, obat suntik diberikan 500 mcg per hari sebanyak 3 kali seminggu dan setelah 2 bulan dosis diturunkan menjadi suntikan tunggal 500 mcg setiap 1 – 3 bulan. Methycobal tidak berbahaya dan dapat ditoleransi oleh tubuh dengan baik sehingga tidak diperlukan pengobatan khusus jika terjadi overdosis.

description

jsadibsidbas

Transcript of OBAT

Page 1: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASIMethycobal merupakan obat produksi PT. Interbat yang berisi Mecobalamin atau

Methycobalamin yang tergolong obat neurotropik. Obat ini adalah bentuk aktif Vitamin

B12 yang dapat mencapai otak, berperan dalam perbaikan kerusakan sel saraf dan

meningkatkan pembentuk sel saraf baru. Methycobal diindikasikan untuk penderita

kekurangan vitamin B12, neuropati perifer (gangguan saraf tepi dengan gejala

kesemutan atau keram), dan anemia pernisiosa (penurunan kadar sel darah

merah akibat gangguan penyerapan vitamin B12). Pada penderita anemia, obat ini bisa

meningkatkan pembentukan sel darah merah dengan membantu pematangan dan

proses pembelahan sel darah merah. Obat ini aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan

menyusui. Methycobal dikontraindikasikan pada penderita alergi komponen obat

Methycobal. Penggunaan pada penderita penyakit jantung, paru – paru, dan darah tinggi

harus berhati – hati.

EFEK SAMPINGEfek samping dari konsumsi obat ini di antaranya: ruam kulit, mual, muntah, penurunan

nafsu makan, dandiare.  Beberapa jenis obat dapat menurunkan penyerapan Methycobal

jika diminum bersamaan, yaitu obat anti – diabetes (metformin), anti – kejang, anti

– histamin (ranitidin, simetidin), antibiotik golongan aminoglikosida, kolkiksin, dan

alkohol. Selain itu, tidak disarankan mengkonsumsi obat ini bersamaan dengan antibiotik

kloramfenikol.

DOSISMethycobal terdapat dalam bentuk tablet 500 mg dan obat suntik. Obat tablet digunakan

untuk neuropati perifer, sedangkan obat suntik dapat digunakan untuk neuropati perifer

dan anemia pernisiosa. Obat suntik dapat diberikan melalui otot (intramuskular) atau ke

pembuluh darah (intravena). Dosis obat tablet bagi dewasa adalah 3 x 1 tablet; dosis

dapat bervariasi tergantung gejala penderita. Dosis obat suntik untuk neuropati perifer

adalah 500 mcg per hari, diberikan 3 kali seminggu. Untuk anemia pernisiosa, obat

suntik diberikan 500 mcg per hari sebanyak 3 kali seminggu dan setelah 2 bulan dosis

diturunkan menjadi suntikan tunggal 500 mcg setiap 1 – 3 bulan. Methycobal tidak

berbahaya dan dapat ditoleransi oleh tubuh dengan baik sehingga tidak diperlukan

pengobatan khusus jika terjadi overdosis.

Page 2: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASIDulcolax merupakan suatu obat yang banyak digunakan sebagai obat pencahar atau

pelancar buang air besar. Obat Dulcolax telah diproduksi lebih dari 60 tahun oleh

perusahaan farmasi Boehringer Ingelheim. Hingga saat ini, ducolax memiliki beberapa

jenis yang berbeda dan ditujukan untuk kondisi yang berbeda pula. Namun tidak semua

jenis obat dulcolax masuk ke pasaran Indonesia.

Obat dulcolax digunakan untuk memperlancar buang air besar. Dulcolax digunakan pada

kasus konstipasiatau sembelit dan sebagai salah satu persiapan tindakan operasi atau

tindakan lainnya. Konstipasi Dulcolax mengandung zat bisacodyl. Zat ini berfungsi untuk

meningkatkan motilitas (gerakan) dinding usus besar serta memiliki efek meningkatkan

kadar air dalam feses (membuat feses menjadi lebih lunak). Dengan cara kerja ini,

dulcolax membantu proses buang air besar.

Kontraindiaksi penggunaan dulcolax yaitu riwayat alergi pada bisacodyl, dehidrasi berat,

intoleransi laktosa atau sukrosa, gangguan gerakan usus (ileus), sumbatan pada usus,

pasien yang baru menjalani operasi pada bagian perut, usus buntu, peradangan usus,

dan nyeri perut hebat disertai muntah.

Dulcolax, dan obat pencahar lainnya, tidak boleh digunakan pada wanita hamil (terutama

saat trimester pertama) dan menyusui. Penggunaan dulcolax pada anak-anak harus

diperhatikan. Penggunaan dulcolax harus dipertimbangkan manfaat dan risikonya. Hanya

dokter yang boleh menginstruksikan penggunaan dulcolax pada pasien khusus tersebut.

Pemakaian sendiri dan sembarangan dapat menimbulkan komplikasi.

EFEK SAMPINGSemua obat pencahar termasuk dulcolax tidak dianjurkan digunakan setiap hari atau

dalam jangka waktu panjang. Akan lebih baik berkonsultasi dengan dokter, menemukan

penyebab konstipasi, dan menyembuhkannya.

Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

Timbul dehidrasi dengan gejala sering haus dan air urin yang sedikit. Efek samping lain

berupa BAB darah, pusing, pingsan, serta iritasi pada anus (untuk dulcolax rektal).

DOSISDulcolax tersedia dalam bentuk tablet dan juga supositoria (rektal atau dimasukan ke

anus). Dosis dulcolax ditentukanm oleh dokter dan tergantung pada keadaan pasien,

sehingga penggunaan pada setiap orang akan berbeda.

Dosis yang dianjurkan yaitu 1-2 tablet sehari untuk dewasa dan anak diatas 10 tahun.

Untuk anak usia 6-10 tahun disarankan 1 tablet sehari. Tablet diminum pada malam

sebelum tidur, disertai air putih yang banyak, dan tidak dibarengi dengan susu atau

obat-obat maag.

Untuk dulcolax supositoria (berbentuk seperti peluru), dewasa dan anak diatas 10 tahun

dosis 1 supositoria (10 mg). sementara anak usia 6-10 tahun menggunakan 1 supositoria

(5 mg). Obat harus dimasukan seluruhnya ke dalam anus.

Page 3: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Aspirin termasuk dalam golongan anti-inflamasi non-steroid yang memiliki fungsi

penurun panas, anti-nyeri, dan anti-radang. Komponen yang terdapat dalam aspirin

adalah asam salisilatyang pada awalnya hanya dipakai sebagai obat luar.

Obat ini diindikasikan untuk mengurangi nyeri kepala, nyeri gigi,migraine, nyeri menelan,

dan dismenorrhea (nyeri berlebihan saat menstruasi). Selain itu, aspirin juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala pada influenza, demam, nyeri reumatik, dan nyeri –

nyeri otot.

Fungsi lain yang kerap kali berguna adalah efek anti-trombotik (menghambat aktivasi

trombosit) yang merupakan efek yang sangat berguna sebagai pencegah serangan

berulang pada pasien dengan nyeri dada akibat sumbatan pada arteri koroner jantung,

dan juga pada pasien yang sedang mengalami kejadian nyeri dada akibat sumbatan

pada arteri koroner jantung.

Aspirin dikontraindikasikan pada pasien yang diketahui memiliki hipersensitivitas / alergi

terhadap komponen dari aspirin, jenis salisilat lain, atau obat – obatan anti-inflamasi non-

steroid lain, asma, ulkus peptik yang aktif / riwayat sakit maag, kelainan perdarahan,

gangguan fungsi hati yang berat, gangguan fungsi ginjal yang berat, gagal jantung yang

berat, kehamilan pada trimester ke 3, anak dibawah 16 tahun (kecuali secara spesifik

diindikasikan seperti pada penyakit Kawasaki).

Selain itu, penggunaan obat ini juga perlu mendapatkan perhatian khusus pada pasien

dengan asma di mana dapat memicu serangan pada pasien dengan hipersensitivitas,

polip nasal, penyakit saluran napas kronik, anemia, gagal jantung, dehidrasi, defisiensi

enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase, gout (asam urat tinggi), pasien dengan gejala

perdarahan tertentu, pasien dengan reaksi kulit yang berlebihan.

EFEK SAMPING

Efek samping yang umum terjadi adalah meningkatnya kemungkinan terjadinya

perdarahan spontan dan rasa tidak enak pada lambung. Efek samping lain yang mungkin

terjadi seperti sesak napas, serangan asma, perdarahan menstruasi yang lebih banyak,

perdarahan saluran cerna, mual, muntah, ulkus peptik, gangguan fungsi hati, biduran,

sindrom Steven-Johnsons, gangguan fungsi ginjal dan keracunan salisilat.

DOSIS

Terdapat beberapa sediaan tablet dari aspirin yaitu 81 mg, 325 mg, sampai 500 mg.

Dosis dewasa :

Nyeri dan demam           : 325 – 600 mg tiap 4 – 6 jam per hari.

Penyakit jantung koroner :

Akut                       : 160 – 325 mg saat serangan.

Dosis Pemeliharaan : 81 mg per hari.

Stroke                           : 50 – 325 mg / hari dalam waktu 48 jam pertama sejak

serangan stroke,                                                     kemudian dilanjutkan 75 – 100 mg /

hari.

Page 4: OBAT

Radang tulang dan sendi (osteoarthritis) : sampai 3 gram / hari dengan dosis

terbagi.

Terdapat penyesuaian dosis pada pasien dengan fungsi ginjal yang terganggu.

Pada pasien dengan fungsi hati terganggu, obat ini tidak direkomendasikan.

 

Dosis anak :

Nyeri dan demam :

Usia < 12 tahun       : 10 – 15 mg/kg tiap 4 jam, sampai maksimal 60 – 80

mg/kg/hari.

Usia ≥ 12 tahun       : 325 – 650 mg tiap 4 – 6 jam per hari.

Radang sendi reumatik pada usia muda :

Berat badan < 25 kg : 60 – 100 mg/kg/hari dibagi menjadi 3 – 4 kali pemberian.

Berat badan ≥ 25 kg : 2,3 – 3,6 gram/hari.

Penyakit Kawasaki :

Fase demam            : 80 – 100 mg/kg/hari dibagi menjadi 4 kali pemberian.

                                obat diberikan sampai 14 hari.

Dosis pemeliharaan   : 3 – 6 mg/kg/hari dosis tunggal.

Dosis yang merupakan ambang keracunan adalah 200 mg/kg.

 

Page 5: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Aspar-K merupakan obat yang berisi kalium L-aspartate, berbahan dasar berbentuk

bubuk tanpa bau, mudah larut dalam air, dan tidak larut dalam alkohol atau aseton yang

kemudian dibuat dalam bentuk tablet. Obat ini umumnya digunakan untuk membantu

meningkatkan kadar ion kalium dalam darah yang kurang / hipokalemia. Seperti yang

diketahui, kalium merupakan mineral yang memiliki peran penting dalam tubuh. Ion ini

bekerja pada beberapa fungsi tubuh seperti transmisi saraf, keseimbangan cairan,

pergerakan otot – otot, dan berbagai reaksi kimia dalam tubuh lainnya. Akan tetapi,

selain itu, obat ini juga dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada penyakit jantung;

penyakit hati; hipokalemia karena obat – obatan golongan diuretik, insulin ; dan kelainan

lain pada metabolisme kalium (diarea, muntah).

Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan penyakit Addison yang tidak diterapi,

pasien dengan hiperkalemia / kadar ion kalium dalam darah yang lebih tinggi dari

normal, dan pasien dengan hipersensitivitas terhadap komponen obat. Penggunaan obat

ini juga perlu mendapat perhatian khusus pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, di

mana sebelum administrasi obat ini, diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap

kadar elektrolit pada darah dan urin.

Oleh karena obat – obatan di bawah ini dapat menyebabkan hiperkalemia, penggunaan

obat – obatan ini bersamaan dengan Aspar-K perlu mendapat perhatian khusus. Obat –

obatan tersebut adalah obat golongan antialdosteron, triamterene, amiloride,

oxybutynin, spironolakton. Dibandingkan dengan sediaan kalium klorida, dikatakan

bahwa kalium L-aspartate diserap lebih baik oleh jaringan, sehingga efek yang

ditimbulkan lebih cepat dalam mengatasi keadaan hipokalemia.

EFEK SAMPING

Efek samping yang biasa ditemui pada pasien yang mengkonsumsi obat ini adalah yang

berkaitan dengan sistem pencernaan dan jantung. Mual dan berkurangnya nafsu makan

sampai disertai dengan diarea biasanya dialami sebagian besar pasien. Selain itu,

perasaan tidak nyaman pada daerah jantung, hiperkalemia, kemerahan pada kulit juga

dapat dialami.

DOSIS

Sediaan dari Aspar-K adalah dalam bentuk tablet 300 mg yang mengandung ion kalium

1,8 mEq per tablet. Dosis obat ini disesuaikan dengan keadaan dan kadar kalium dalam

darah. Akan tetapi, biasanya dapat diberikan 1 sampai 3 tablet dalam sehari.

Page 6: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Betaserc merupakan obat yang termasuk golongan obat antivertigo yang berisi

betahistine dihydrochloride yang secara struktur kimia memiliki kemiripan terhadap

substansi histamin. Obat ini ditujukan terutama untuk mengatasi penyakit Meniere yang

ditandai dengan gejala telinga berdenging, mual, nyeri kepala, gangguan pendengaran,

dan pusing berputar.

Analog substansi kimia histamin ini bekerja pada reseptor histamin H3 yang ditemukan di

dinding pembuluh darah dan juga telinga. Aktivasi reseptor ini oleh Betaserc

menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang selanjutnya dapat meningkatkan sirkulasi

darah, mengurangi pembengkakan pada telinga dalam, dan mengurangi kekakuan pada

membran basiler pada telinga dalam yang selanjutnya dapat memperingan gejala –

gejala seperti pusing berputar, mual, dan telinga yang berdenging.

Oleh karena komponen Betaserc menyerupai struktur kimia histamin, obat ini perlu

mendapat perhatian khusus pada pasien dengan asma bronkial, urtikaria, rinitis alergi,

dan ulkus peptikum karena dapat memperburuk gejala penyakit diatas. Selain itu pada

pasien dengan penyakit phaeochromacytoma dan alergi terhadap komponen dari

Betaserc, obat ini sebaiknya tidak diberikan. Obat ini juga tidak direkomendasikan untuk

diberikan pada anak – anak.

EFEK SAMPING

Efek samping dari penggunaan Betaserc kebanyakan tidak bersifat serius / mengancam

nyawa. Gejala yang seringkali ditemui adalah rasa tidak nyaman pada lambung. Selain

itu, sakit kepala, sulit tidur, mual dandiare dapat juga ditemui. Selain itu, pasien juga

dapat mengalami gejala – gejala alergi jika pasien alergi terhadap komponen dari

Betaserc. Gejala alergi ini melipu kemerahan pada tubuh, gatal, sampai bengkakpada

wajah, lidah, dan bibir.

DOSIS

Terdapat 2 macam sediaan Betaserc yaitu tablet 8 mg dan tablet 24 mg. Awal

pengobatan dapat dimulai dengan dosis 8 – 16 mg, tiga kali sehari, diminum bersamaan

dengan makanan. Dosis pemeliharaan biasanya dalam rentang 24 – 48 mg per hari.

Dosis per hari sebaiknya tidak melebihi 48 mg. Dosis dapat disesuaikan sesuai dengan

respon pasien. Perbaikan gejala biasanya dapat ditemukan setelah beberapa minggu

pengobatan. Biasanya efek maksimal didapat dalam rentang waktu 3 – 8 minggu dan

dengan dosis harian antara 32 – 36 mg. Dosis yang berlebih menurut penelitian, tidak

menunjukkan hasil yang lebih baik.

Page 7: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Omeprazole merupakan obat yang termasuk dalam golongan antisekresi / seringkali

disebut termasuk dalam golongan penghambat pompa proton (proton pump inhibitor /

PPI) yang mempunyai tempat kerja dan bekerja langsung pada pompa asam

(H+ K+ ATPase) yang merupakan tahap akhir proses sekresi asam lambung dari sel – sel

parietal di lambung. Pompa asam atau sering disebut juga sebagai pompa proton ini

bersifat tidak menetap. Obat ini cepat menghilang dalam darah setelah diserap

walaupun efek penghambatan sekresi asam ditemui berlangsung lebih lama.

Penghambatan sekresi asam lambung ini diperlukan untuk menurunkan radang yang

terjadi pada lambung dan memberikan kesempatan untuk proses penyembuhan pada

ulkus yang terjadi di lambung. Obat ini diindikasikan pada pasien dengan ulkus di

duodenum, ulkus di lambung, gastroesophageal reflux disease(GERD), esofagitis erosif,

dan pada pasien dengan kondisi hipersekresi asam lambung yang abnormal seperti

sindrom Zollinger-Ellison.

Setelah meminum obat ini, efek antisekresi asam lambung tercapai dalam waktu 1 jam,

dengan efek maksimal pada 2 jam. Setelah 24 jam, efek antisekresi asam lambung

menjadi setengah dari efek maksimal dengan lama kerja obat dapat mencapai 72 jam.

Setelah pemberhentian obat ini, aktivitas sekresi asam lambung akan kembali normal

dalam waktu 3 – 5 hari. Kemampuan obat ini dalam menghambat sekresi asam lambung

dapat meningkat dengan pemberian secara berulang setiap hari dan mencapai

kemampuan maksimal setelah empat hari pemberian secara terus menerus. Terdapat

bukti yang menunjukkan interaksi obat antara Omeprazole dengan beberapa obat

seperti Diazepam, Barbiturat, dan Fenitoin.

EFEK SAMPING

Efek samping umumnya ringan dan bersifat sementara seperti : mual, diare, sakit

kepala, nyeri perut, sering buang angin.

DOSIS

Sediaan terdapat dalam bentuk tablet 20 mg. Untuk pengobatan ulkus dan esofagitis

dosis yang biasa digunakan adalah 20 mg, sekali dalam sehari, diberikan dalam waktu 4

– 8 minggu. Pada keadaan tertentu, peningkatan dosis dapat dilakukan sampai 40 mg /

hari. Pada kasus sindrom Zollinger-Ellison, Omeprazole dapat diberikan dengan dosis

awal 60 mg sehari satu kali dan dosis dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Lama

pengobatan adalah selama dibutuhkan. Bila dosis men

Page 8: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Tramadol merupakan obat anti-nyeri yang bekerja secara sentral (di otak) pada reseptor

opioid maupun memodifikasi penghantaran sinyal nyeri dengan menghambat

pengambilan kembali monoamin. Efek anti-nyeri pada manusia dimulai kira – kira 1 jam

setelah konsumsi dan mencapai konsentrasi maksimal dalam 2 – 3 jam.

Obat ini diserap secara baik melalui saluran cerna dan sangat baik dalam

pendistribusiannya termasuk ke plasenta dan air susu ibu. Hasil metabolismenya

dikeluarkan melalui urin dengan waktu paruh eliminasi sekitar 6 jam.

Olehkarena fungsinya, obat ini diindikasikan untuk mengatasi nyeri dengan level sedang

sampai berat. Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien percobaan bunuh diri,

alkoholisme, cedera kepala, kondisi dimana terdapat peningkatan tekanan dalam otak,

gangguan fungsi ginjal yang berat, serta ibu menyusui.

Terdapat interaksi obat antara Tramadol dengan warfarin yang meningkatkan efek

antikoagulan. Selain itu,  kejadian kejang juga meningkat jika Tramadol diberikan

bersamaan dengan obat golongan SSRI dan TCA (obat – obat anti-depresan).

Penggunaan bersamaan dengan alkohol, opioid lain, agen anestesi, narkotik,

phenothiazines, dan obat penenang dapat meningkatkan risiko depresi napas.

Penggunaan Tramadol juga perlu mendapat perhatian khusus pada pasien – pasien

dengan hipotiroid, insufisiensi adrenokortikal, gangguan fungsi ginjal dan hati, riwayat

kejang, myasthaenia gravis, depresi napas, pembesaran prostat, serta kehamilan.

EFEK SAMPING

Disamping efeknya sebagai anti-nyeri, konsumsi Tramadol dapat menyebabkan gejala –

gejala sampingan seperti pusing, mual, konstipasi, berkeringan, dan gatal – gatal seperti

pada penggunaan obat golongan opioid lainnya. Akantetapi, tidak seperti morfin,

tramadol tidak menyebabkan pelepasan histamin. Selain itu, pada dosis yang sesuai,

konsumsi Tramadol tidak akan memberikan efek pada frekuensi denyut jantung dan

fungsi jantung kiri.

Efek samping lain yang mungkin dirasakan adalah sulit tidur, tekanan darah rendah,

kejang, halusinasi, sampai yang terberat adalah depresi napas.

DOSIS

Terdapat sediaan oral, suppositoria, dan juga suntikan. Untuk dosis oral, 50 – 100 mg

tiap 4 sampai 6 jam dapat diberikan untuk mengatasi nyeri sedang sampai berat dengan

dosis maksimal hariannya adalah 400 mg. Untuk sediaan suntikan, dosis yang sama

seperti sediaan oral juga dapat diberikan untuk mencapai efek yang sama.

Untuk mengatasi nyeri setelah operasi, dosis awal 100 mg kemudian dilanjutkan 50 mg

tiap 10 sampai 20 menit jika dibutuhkan (sampai 250 mg untuk 1 jam pertama). Dosis

pemeliharaannya adalah 50 – 100 mg tiap 4 sampai 6 jam dengan dosis maksimal adalah

600 mg per hari. Untuk sediaan suppositoria / lewat anus, 100 mg supp diberikan sampai

4 kali sehari.

Page 9: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Loratadine merupakan salah satu obat golongan antihistaminyang bekerja panjang

dengan aktivitas antagonis terhadap reseptor histamin perifer H1 yang selektif.

Antihistamin sendiri ditujukan untuk mengurangi gejala pada penyakit rhinitis alergi dan

urtikaria kronik. Generasi kedua dari antihistamin memiliki fungsi yang sama tanpa

disertai efek sedasi / mengantuk karena berkurangnya efek antikolinergik pada sistem

saraf pusat. Efek sedasi / mengantuk ini merupakan efek yang tidak diinginkan oleh

pasien yang memiliki pekerjaan seperti supir atau mereka yang mengoperasikan alat –

alat berat, dan juga mereka yang memiliki pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi

yang tinggi. Loratadine sendiri merupakan generasi kedua dari antihistamin, khususnya

antagonis reseptor H1. Obat ini memiliki kelebihan yaitu dosisnya yang rendah untuk

mencapai efek terapi dan juga frekuensi penggunaan yang hanya sekali sehari.

Efek Loratadine biasanya tercapai dalam waktu 1 sampai 3 jam setelah konsumsi, dan

mencapai efek maksimal pada 8 – 12 jam. Tidak terdapat bukti adanya toleransi

terhadap obat ini setelah pemakaian 28 hari. Obat ini juga dengan baik diserap melalui

saluran pencernaan.

Melihat fungsinya, Loratadine memang diindikasikan untuk mengatasi gejala bersin –

bersin, hidung gatal, pilek pada kasus rhinitis alergi sampai gatal dan sensasi terbakar

pada mata. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi urtikaria kronik

dan juga kelainan kulit alergi lainnya. Obat ini hanya dikontraindikasikan pada pasien

dengan riwayat alergi / hipersensitif terhadap komponen Loratadine.

EFEK SAMPING

Efek samping mengantuk memang tidak signifikan pada pemberian Loratadine.

Akantetapi, gejala seperti kelelahan, sakit kepala, mulut kering, mual, gastritis sampai

gejala – gejala alergi terhadap komponen obat merupakan efek samping yang juga dapat

dirasakan. Pada kasus jarang, gangguan fungsi hati, kelainan irama jantung juga dapat

terjadi.

DOSIS

Sediaan dari Loratadine adalah tablet 10 mg dan sirup. Dosis untuk orang dewasa dan

anak diatas 12 tahun adalah 10 mg per hari, sebaiknya sebelum makan. Sirup

diperuntukkan untuk anak – anak antara umur 2 – 12 tahun. Pada anak dengan berat

badan diatas 30 kg, pemberian 2 sendok teh (10 mg) merupakan dosis yang tepat,

sedangkan anak dengan berat badan dibawah 30 kg, dosis 5 mg (1 sendok teh) dapat

diberikan.

Page 10: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Doksisiklin merupakan antibiotik sintetik / buatan spektrum luas yang merupakan

turunan dari oksitetrasiklin. Fungsi utamanya adalah sebagai bakteriostatik /

penghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sintesis protein bakteri.

Doksisiklin hanya menghambat bakteri yang membelah secara cepat. Secara umum,

obat ini diserap hampir sempurna setelah konsumsi, dan kelebihannya adalah obat ini

tidak dipengaruhi penyerapannya oleh susu atau makanan.

Doksisiklin diindikasikan untuk mengatasi infeksi tanpa komplikasi pada dada, urethra,

endoserviks, atau rektum orang dewasa yang disebabkan oleh organisme

seperti Rickettsiae, Mycoplasma pneumoniae, Borrelia reccurentis, Chlamydia

trachomatis, Haemophilus ducreyi, Pasteurella pestis, Bartonella bacilliformis, dsb.

Doksisiklin juga dapat efektif terhadap Neisseia gonorrhoeae, Escherichia coli, Shigella

sp, Klebsiella sp, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus walaupun

penggunaannya memerlukan tes sensitivitas terlebih dahulu karena pada beberapa

kasus telah terjadi resistensi.

Selain itu, doksisiklin juga dapat digunakan sebagai tambahan mengatasi amoebiasis

usus dan juga acne yang berat.

Alergi / hipersensitivitas terhadap komponen obat merupakan satu – satunya

kontraindikasi mutlak dari penggunaan obat ini. Obat ini juga sebaiknya tidak digunakan

pada ibu hamil karena dapat menyebabkan pewarnaan pada gigi janin yang permanen.

Selain itu, juga pernah dilaporkan adanya gangguan pertumbuhan tulang pada janin.

Olehkarena itu, penggunaan obat ini sebaiknya dihindari kecuali manfaatnya melebihi

risiko. Penggunaannya juga tidak disarankan pada ibu yang menyusui karena obat ini

dikeluarkan juga pada air susu.

EFEK SAMPING

Efek samping yang terjadi biasanya berhubungan dengan dosis doksisiklin yang tinggi.

Saluran pencernaan merupakan organ yang paling sering terkena efek ini. Mual,

muntah, diare, radang pada lidah, sulit menelan, radang pada usus dengan pertumbuhan

jamur pada usus merupakan beberapa efek samping yang dapat ditemui. Kelainan pada

kulit seperti kemerahan, gatal juga ditemui pada pasien yang ternyata memiliki alergi

terhadap komponen doksisiklin. Pada kasus jarang, kelainan darah seperti

trombositopenia, anemia hemolitik, eosinofilia juga dapat ditemui sebagai efek dari

konsumsi doksisiklin.

DOSIS

Dosis awal pada orang dewasa biasanya 200 mg pada hari pertama pemberian yang

dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 100 mg / hari. Dosis ini dapat diberikan dalam

sekali pemberian sehari / dosis tunggal atau dosis terbagi (setiap 12 jam). Pengobatan

juga harus diteruskan sampai minimal 1 – 2 hari setelah gejala dan demam menghilang.

Pada infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus, pengobatan harus dilanjutkan minimal

10 hari.

Page 11: OBAT

Dosis doksisiklin untuk anak dibawah 50 kg (dengan usia diatas 12 tahun) adalah 4

mg/kg pada hari pertama dan 2 mg/kg untuk hari selanjutnya.

Page 12: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASIKloramfenikol merupakan suatu golongan antibiotik yang menghambat pertumbuhan

bakteri. Obat jenis ini mempunyai spektrum kerja yang luas terhadap banyak bakteri

diantaranya H.influenza, N. meningitides, S. pneumonia, S. pyogenes, S.agalactiae,

S.pneumonia, S.aureus dan banyak bakteri lainnya. Beberapa golongan yang diketahui

kebal terhadap obat ini antara lain P.aeruginosa, shigella dan salmonella.

Obat ini digunakan pada infeksi dimana diketahui kuman penyebabnya sensitive

terhadap kloramfenikol dan obat lain yang kurang toksik tidak tersedia. Beberapa

penyakit dimana sering digunakan kloramfenikol adalahdemam typhoid, radang selaput

otak atau meningitis yang disebabkan oleh bakteri, penyakit yang diakibatkan oleh

infeksi ricketsia, dan brucellosis. Penggunaan pada ibu hamil harus berhati – hati dan

hanya diberikan bila tidak dapat diberikan obat lain.

EFEK SAMPINGEfek  samping yang mungkin terjadi adalah reaksi hipersensitivitas, demam, kemerahan

pada tubuh, mimpi buruk, bengkak pada wajah dan mata, anemia, penurunan jumlah sel

darah putih maupun trombosit yang disebabkan karena supresi pada sumsum tulang,

mual, muntah, diare, kesemutan, gangguan penglihatan. Penggunaan dosis tinggi pada

bayi baru lahir dapat menyebabkan grey baby syndrome dimana keadaannya memburuk

dengan cepat.

Penggunaan kloramfenikol membutuhkan adanya pemeriksaan darah secara berkala

untuk mendeteksi timbulnya efek samping serius penghambatan pembentukan sel

darah. Penggunaan kloramfenikol sekarang sudah banyak ditinggalkan kecuali tidak

dapat digunakan obat jenis lain.

Penggunaan kloramfenikol harus berhati – hati pada penderita gangguan fungsi hati

berat dikarenakan obat ini diproses di hati dan dapat masuk hingga ke cairan

otak, plasenta dan ke janin. Penggunaan pada pasiengagal ginjal dan kerusakan hati

berat dapat menyebabkan obat ini tersedia dalam darah dengan dosis tinggi dan

meningkatkan resiko toksisitasnya.

DOSISSecara umum dosis kloramfenikol pada dewasa adalah 50 mg/kg hari dibagi pemberian

tiap 6 jam. Dapat diberikan dosis tinggi hingga 10 mg/kg/hari. Pada anak – anak, dapat

diberikan dosis seperti dewasa namun pada anak yang kecil dapat diberikan dengan

dosis 25 mg/kg/hari dibagi 4 kali pemberian.

Page 13: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASINatrium (Na) diklofenak merupakan obat golongan Non-Steroidal Anti Inflammatory

Drugs (NSAIDs). Na diklofenak digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, pembengkakan

akibat peradangan, dan kekakuan sendi akibat artritis (radang sendi), seperti pada

artritis reumatoid, osteoartritis, artritis gout, spondilitis ankilosa, dan spondiloartritis. Na

diklofenak juga dapat digunakan untuk reumatik yang terjadi di luar persendian, seperti

lumbago (nyeri punggung bawah), bursitis (peradangan kantung kecil yang berisi cairan

dan berfungsi sebagai bantalan tulang, tendon, dan otot di dekat sendi), dan miositis

(peradangan otot). Selain untuk nyeri dan kaku akibat reumatik, natrium diklofenak juga

dapat digunakan untuk mengurangi nyeri akut ringan hingga sedang pada orang

dengan dismenore (nyeri haid) dan migrain akut.

Kontraindikasi absolut penggunaan natrium diklofenak adalah orang yang alergi

terhadap diklofenak, riwayataspirin triad (polip nasal, asma, dan intoleransi aspirin),

pengobatan nyeri perioperatif setelah dilakukan CABG (operasi bypass jantung).

Peringatan bahaya mengonsumsi Na diklofenak diberikan pada orang-orang dengan

risiko kardiovaskular (jantung dan pembuluh) dan risiko gastrointestinal (saluran

pencernaan). Obat-obatan golong NSAID, tidak terkecuali Na diklofenak, dapat

meningkatkan risiko kejadian penyakit jantungserius, infark miokard, dan stroke. Risiko

meningkat seiring dengan lamanya penggunaan dan riwayat penyakit jantung serta

faktor risiko penyakit jantung. Pada risiko gastrointestinal, obat golongan NSAID dapat

menyebabkan permasalah saluran pencernaan yang serius, seperti perdarahan, luka,

hingga perforasi. Permasalahan saluran cerna dapat berlangsung kapan pun tanpa

tanda-tanda bahaya. Orang tua memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami

permasalahan saluran cerna.

EFEK SAMPINGEfek samping yang dapat terjadi akibat mengonsumsi Na diklofenak antara lain: mual,

dada terasa panas,perut kembung, konstipasi, diare, nyeri kepala, mengantuk,

dan pusing. Terdapat beberapa efek samping lain yang meskipun jarang terjadi, namun

serius, seperti: reaksi alergi yang ditandai dengan kemerahan di kulit, gatal,

pembengkakan di wajah, lidah, atau tenggorokan, pusing berat, dan gangguan

pernapasan; pembengkakan di tangan dan kaki; kenaikan berat tubuh yang tiba-tiba;

gangguan pendengaran; perubahan mood; nyeri menelan; dan kelelahan yang tidak

biasanya. Jika terdapat gejala-gejala serius seperti yang dijelaskan di atas, maka harus

segera menghubungi dokter.

DOSISDosis yang diberikan sesuai dengan kondisi kesehatan, respon terhadap pengobatan,

dan obat-obatan lainnya yang sedang diminum. Terdapat 3 jenis sediaan table Na

diklofenak yang beredar di pasaran, yaitu 25 mg, 50 mg, dan 75 mg.

Untuk artritis reumatoid dosis yang digunakan adalah 50 mg 3–4 kali sehari atau

75 mg 2 kali sehari;

Untuk osteoartritis adalah 50 mg 2–3 kali sehari atau 75 mg 2 kali sehari;

Untuk spondilitis ankilosa dosis yang digunakan adalah 25 mg 4 kali sehari dan

dapat ditambah 25 mg lagi sesaat sebelum tidur.

Page 14: OBAT

 

Na diklofenak baik dikonsumsi segera setelah makan untuk meminimalisir efek samping

di saluran pencernaan.

Page 15: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASIF.G Troches adalah nama dagang obat golongan antiseptik mulut dan tenggorokan yang

diproduksi oleh PT. Meiji Indonesia. Kandungan obat ini adalah antibiotik Fradiomisin

sulfat 2,5 mg dan Gramisidin-S HCl 1 mg. Fradiomisin (atau Neomisin Sulfat) adalah

antibiotik yang efektif membunuh bakteri Gram negatif, sedangkan Gramisidin adalah

antibiotik yang efektif membunuh bakteri Gram positif. Kedua obat ini dikombinasikan

untuk dapat membunuh spektrum bakteri yang luas.  F.G. Troches tersedia dalam bentuk

tablet hisap yang diindikasikan untuk meredakan infeksi pada radang tenggorokan,

radang gusi, radang amandel, sariawan, dan radang lain pada rongga mulut. Selain itu,

obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah infeksi pada penderita setelah operasi

gigi dan mulut. Tidak ada kontraindikasi khusus terhadap F.G. Troches, namun orang

dengan riwayat alergi terhadap obat golongan aminoglikosida(seperti Streptomisin,

Kanamisin, Gentamisin) sebaiknya tidak mengkonsumsi obat ini. Penggunaan harus

berhati – hati pada orang lanjut usia karena berisiko mengalami avitaminosis (penyakit

akibat kekuranganvitamin).

EFEK SAMPINGF.G. Troches adalah obat yang relatif aman dan jarang menyebabkan efek samping yang

serius. Efek samping umumnya berupa kemerahan pada rongga mulut, kehitaman

pada lidah, penurunan nafsu makan, mual, atau gangguan saluran cerna. Pada orang

lanjut usia dan malnutrisi, dapat menyebabkan gejala kekurangan vitamin B seperti

radang lidah, sariawan, dan radang sel saraf. Konsumsi dosis tinggi dalam jangka

panjang dapat menyebabkan kerusakan sel saraf, sel pendengaran, dan atau sel ginjal.

DOSISF.G. Troches berupa tablet yang mudah larut pada saluran lendir. Penggunaan obat ini

adalah dengan cara dihisap atau diletakkan di bawah lidah. Dosis anak adalah 1 tabelt

dan dosis orang dewasa adalah 1 – 2 tablet. Dosis tersebut dapat dikonsumsi 4 – 5 kali

per hari. Penggunaan obat ini disarankan tidak melebihi 7 hari.

Page 16: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASICefadroxil adalah salah satu jenis obat golongan antibiotik. Cefadroxil, yang termasuk ke

dalam golongan sefalosporin, merupakan jenis antibiotik yang memiliki ruang lingkup

yang luas. Yang dimaksud dengan ruang lingkup luas adalah obat ini dapat melawan

infeksi akibat bakteri gram positif ataupun bakteri gram negatif.

Antibiotik cefadroxil adalah antibiotik yang bekerja dengan mematikan bakteri. Karena

memiliki ruang lingkup yang luas maka cefadroxil banyak digunakan dalam penanganan

berbagai jenis infeksi. Beberapa jenis infeksi yang dapat diobati dengan cefadroxil,

antara lain infeksi saluran pernafasan atas (seperti radang tenggorokan dan radang

amandel), infeksi pada kulit, infeksi saluran kemih, atau infeksi pada kelamin.

Cefadroxil relatif merupakan obat yang cukup aman. Namun pemakaian obat antibiotik,

termasuk cefadroxil, tidak boleh sembarangan dan harus melalui instruksi dokter.

Kontraindikasi atau larangan penggunaan cefadroxil, yaitu riwayat alergi dengan

golongan sefalosporin, gangguang ginjal, dan penggunaan jangka panjang. Cefadroxil

aman digunakan pada ibu yang sedang hamil dan anak-anak. Untuk ibu yang sedang

menyusui, pemakaian cefadroxil harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak sembarang.

EFEK SAMPINGSeperti kebanyakan obat lain, cefadroxil dapat menimbulkan efek samping dalam

penggunaannya. Namun demikian, efek samping ini tidak selalu muncul pada semua

orang yang menggunakan cefadroxil. Cefadroxil adalah obat yang dikonsumsi melalui

mulut, maka efek samping banyak terjadi pada saluran pencernaan. Beberapa efek

samping yang mungkin terjadi, yaitu diare, nyeri perut, mual, muntah, bintik-bintik

kemerahan pada kulit, dan reaksi alergi dari yang ringan (gatal dan urtika) hingga berat,

(seperti Stevens-Johnson Syndrome dan anafilaksis.

DOSISObat cefadroxil memiliki penyerapan yang baik di dalam usus. Salah satu keunggulan

lainnya, adalah bekerja dalam waktu panjang sehingga Anda tidak perlu sering-sering

meminum obat. Cefadroxil bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel dari

kuman atau bakteri.

Cefadroxil tersedia dalam sediaan 500 mg. dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa

sehat, yaitu 2 x 500 mg per harinya. Sementara dosis anak-anak disesuaikan dengan

berat badannya. Untuk pasien khusus seperti gagal ginjal, maka dosis cefadroxil harus

disesuaikan dan dikurangi. 

Page 17: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASICeproxin adalah nama dagang atau merek obat paten dari ciprofloxacin. Ciprofloxacin

adalah antibiotik golongan flurokuinolon. Antibiotik ini lebih poten atau lebih kuat dari

atibiotik amoksilin yang sangat popular di Indonesia. Ceproxin tersedia dalam kemasan

250 mg dan 500 mg.

Ceproxin 250 mg diberikan untuk kondisi berikut:

1. Radang tenggorokan;

2. Infeksi saluran kemih;

3. Diare  akibat infeksi bakteri;

4. Radang paru-paru ;

5. Infeksi kulit;

6. Sinusitis.

 

Ceproxin tidak boleh diberikan pada kondisi alergi terhadap ciprofloxacin. Ceproxin dapat

meningkatkan risiko radang tendon (jaringan yang menghubungkan antartulang).

Pemberian ceproxin juga perlu dibawah pengawasan dokter pada wanita hamil dan pada

penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

EFEK SAMPINGCeproxin termasuk obat yang relatif aman. Efek samping yang biasa dikeluhkan saat

mengonsumsi ceproxin adalah berdebar-debar. Efek samping lain yang pernah

dilaporkan antara lain:

1. Mual, muntah;

2. Nyeri perut;

3. Diare;

4. Gangguan fungsi hati;

5. Gangguan fungsi ginjal;

6. Sakit kepala ;

7. Kemerahan pada kulit;

8. Alergi;

9. Nyeri dada;

10. Nyeri pinggang;

11. Sulit tidur;

12. Peningkatan atau penurunan tekanan darah, dan sebagainya.

 

DOSISCeproxin tersedia dalam kemasan tablet. Satu tablet ceproxin ada yang mengandung

dosis ciprofloxaxin 250 mg dan 500 mg. Untuk radang tenggorokan, infeksi saluran

kencing, dan lain-lain, dosis ceproxin untuk dewasa ialah dua kali 500 mg atau 4 tablet

ceproxin 250 mg. Dosis untuk anak usia lebih dari 1 tahun ialah 6-10 mg/kg berat badan

diberikan tiga kali sehari. Dosis untuk anak usia di atas 1 tahun ialah 10-20 mg/kg berat

badan diberikan dua kali sehari. Bila pasien memiliki gagal ginjal maka dosis dikurangi

sesuai dengan tingkat gangguan ginjal.

Page 18: OBAT

Ceproxin sebenarnya bukan merupakan pilihan antibiotik utama pada anak-anak

mengingat potensinya yang terbilang kuat dibandingkan antibiotik lainnya. Hal yang juga

penting diingat ialah bahwa ceproxin yang diresepkan harus dihabiskan untuk mencegah

kekebalan kuman terhadap pengobatan.

Page 19: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASICeproxin adalah nama dagang atau merek obat paten dari ciprofloxacin. Ciprofloxacin

adalah antibiotik golongan flurokuinolon. Antibiotik ini lebih poten atau lebih kuat dari

atibiotik amoksilin yang sangat popular di Indonesia. Ceproxin tersedia dalam kemasan

250 mg dan 500 mg.

Ceproxin 250 mg diberikan untuk kondisi berikut:

1. Radang tenggorokan;

2. Infeksi saluran kemih;

3. Diare  akibat infeksi bakteri;

4. Radang paru-paru ;

5. Infeksi kulit;

6. Sinusitis.

 

Ceproxin tidak boleh diberikan pada kondisi alergi terhadap ciprofloxacin. Ceproxin dapat

meningkatkan risiko radang tendon (jaringan yang menghubungkan antartulang).

Pemberian ceproxin juga perlu dibawah pengawasan dokter pada wanita hamil dan pada

penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

EFEK SAMPINGCeproxin termasuk obat yang relatif aman. Efek samping yang biasa dikeluhkan saat

mengonsumsi ceproxin adalah berdebar-debar. Efek samping lain yang pernah

dilaporkan antara lain:

1. Mual, muntah;

2. Nyeri perut;

3. Diare;

4. Gangguan fungsi hati;

5. Gangguan fungsi ginjal;

6. Sakit kepala ;

7. Kemerahan pada kulit;

8. Alergi;

9. Nyeri dada;

10. Nyeri pinggang;

11. Sulit tidur;

12. Peningkatan atau penurunan tekanan darah, dan sebagainya.

 

DOSISCeproxin tersedia dalam kemasan tablet. Satu tablet ceproxin ada yang mengandung

dosis ciprofloxaxin 250 mg dan 500 mg. Untuk radang tenggorokan, infeksi saluran

kencing, dan lain-lain, dosis ceproxin untuk dewasa ialah dua kali 500 mg atau 4 tablet

ceproxin 250 mg. Dosis untuk anak usia lebih dari 1 tahun ialah 6-10 mg/kg berat badan

diberikan tiga kali sehari. Dosis untuk anak usia di atas 1 tahun ialah 10-20 mg/kg berat

badan diberikan dua kali sehari. Bila pasien memiliki gagal ginjal maka dosis dikurangi

sesuai dengan tingkat gangguan ginjal.

Page 20: OBAT

Ceproxin sebenarnya bukan merupakan pilihan antibiotik utama pada anak-anak

mengingat potensinya yang terbilang kuat dibandingkan antibiotik lainnya. Hal yang juga

penting diingat ialah bahwa ceproxin yang diresepkan harus dihabiskan untuk mencegah

kekebalan kuman terhadap pengobatan.

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASICeproxin adalah nama dagang atau merek obat paten dari ciprofloxacin. Ciprofloxacin

adalah antibiotik golongan flurokuinolon. Antibiotik ini lebih poten atau lebih kuat dari

atibiotik amoksilin yang sangat popular di Indonesia. Ceproxin tersedia dalam kemasan

250 mg dan 500 mg.

Ceproxin 250 mg diberikan untuk kondisi berikut:

1. Radang tenggorokan;

2. Infeksi saluran kemih;

3. Diare  akibat infeksi bakteri;

4. Radang paru-paru ;

5. Infeksi kulit;

6. Sinusitis.

 

Ceproxin tidak boleh diberikan pada kondisi alergi terhadap ciprofloxacin. Ceproxin dapat

meningkatkan risiko radang tendon (jaringan yang menghubungkan antartulang).

Pemberian ceproxin juga perlu dibawah pengawasan dokter pada wanita hamil dan pada

penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

EFEK SAMPINGCeproxin termasuk obat yang relatif aman. Efek samping yang biasa dikeluhkan saat

mengonsumsi ceproxin adalah berdebar-debar. Efek samping lain yang pernah

dilaporkan antara lain:

1. Mual, muntah;

2. Nyeri perut;

3. Diare;

4. Gangguan fungsi hati;

5. Gangguan fungsi ginjal;

6. Sakit kepala ;

7. Kemerahan pada kulit;

8. Alergi;

9. Nyeri dada;

10. Nyeri pinggang;

11. Sulit tidur;

12. Peningkatan atau penurunan tekanan darah, dan sebagainya.

 

DOSISCeproxin tersedia dalam kemasan tablet. Satu tablet ceproxin ada yang mengandung

dosis ciprofloxaxin 250 mg dan 500 mg. Untuk radang tenggorokan, infeksi saluran

kencing, dan lain-lain, dosis ceproxin untuk dewasa ialah dua kali 500 mg atau 4 tablet

ceproxin 250 mg. Dosis untuk anak usia lebih dari 1 tahun ialah 6-10 mg/kg berat badan

Page 21: OBAT

diberikan tiga kali sehari. Dosis untuk anak usia di atas 1 tahun ialah 10-20 mg/kg berat

badan diberikan dua kali sehari. Bila pasien memiliki gagal ginjal maka dosis dikurangi

sesuai dengan tingkat gangguan ginjal.

Ceproxin sebenarnya bukan merupakan pilihan antibiotik utama pada anak-anak

mengingat potensinya yang terbilang kuat dibandingkan antibiotik lainnya. Hal yang juga

penting diingat ialah bahwa ceproxin yang diresepkan harus dihabiskan untuk mencegah

kekebalan kuman terhadap pengobatan.

Page 22: OBAT

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASIAsam mefenamat adalah obat pereda nyeri dan peradangan. Obat ini termasuk non-

steroid anti-inflammatory drug (NSAID) yang bekerja menghambat pembengkakan, nyeri,

kekakuan, dan demam. Obat ini diindikasikan untuk penderita nyeri ringan sampai

sedang dan penyakit dengan peradangan, umumnya nyeri gigi, nyeri menstruasi, nyeri

otot atau sendi, dan nyeri setelah melahirkan. Obat ini harus diberikan secara hati – hati

pada orang dengan riwayat alergi obat NSAID lainnya. Asam mefenamat bersifat

mengiritasi lambung sehingga lebih baik tidak digunakan oleh penderita luka lambung

atau usus. Obat ini juga dihindari pada penderita gangguan hati atau ginjal karena obat

ini dibuang melalui organ tersebut sehingga dapat memperberat kelainan fungsi hati dan

ginjal.  Ibu hamil trimester ketiga dan ibu menyusui juga merupakan kontraindikasi

penberian asam mefenamat karena obat ini dapat menyebabkan kecacatan pada bayi

yang dikandung dan dibuang melalui air susu. Anak di bawah 14 tahun tidak disarankan

menerima obat ini karena efektivitas dan efek samping asam mefenamat pada anak –

anak belum diketahui.

EFEK SAMPINGEfek samping yang timbul bervariasi dari ringan sampai berat, tergantung pada reaksi

tubuh masing – masing orang terhadap obat ini. Efek samping asam mefenamat yang

umum ditemui berupa nyeri perut, nyeri telinga, nyeri saat buang air kecil, telinga

berdenging,s pusing, diare, mual, sulit tidur, penurunan nafsu makan, dan kelelahan.

Efek samping lain yang lebih berat berupa gangguan fungsi ginjal, gangguan napas,

gangguan penglihatan, gangguan darah, kejang, penurunan kesadaran, dan depresi.

Namun, pada sebagian besar orang asam mefenamat tidak menimbulkan efek samping

yang bermakna. Asam mefenamat tidak menimbulkan efek ketergantungan namun

dapat menyebakan alergi pada beberapa orang. Reaksi alergi berupa gatal, bintik – bintik

kulit, bengkak pada bibir atau mata, sampai pingsan.

DOSISDosis awal diberikan 500 mg, kemudian dilanjutkan 4 x 250 mg. Asam mefenamat tidak

boleh diminum lebih dari 2500 mg per hari. Pemberian asam mefenamat disarankan

tidak melebihi 7 hari. Efek anti – nyeri timbul cepat beberapa jam setelah dikonsumsi,

namun efek anti-peradangan timbul setelah beberapa dosis. Asam mefenamat diminum

setelah makan karena dapat mengiritasi lambung. Jangan mengkonsumsi alkohol

bersamaan dengan asam mefenamat karena dapat menyebabkan perdarahan saluran

cerna. Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan asam mefenamat sehingga

penggunaannya harus dikonsultasikan dengan dokter, antara lain obat pengencer darah,

anti-depresi, anti-hipertensi, kemoterapi, NSAID jenis lain, dan obat – obatan jantung.

Page 23: OBAT

Citicoline adalahpsychostimulant. Citicoline ini merupakan zat kimia di otak yang terjadi secara alamiah dalam tubuh. Untuk sebagian orang, suplemen citicoline ini digunakan sebagai obat.

Indikasi:Untuk meningkatkan zat kimia oatak yang disebutphosphatidylcholine. Zat kimia ini penting untuk fungsi otak. Citicoline juga bisa mengurangi kerusakan jaringan otak ketika otak terluka.

Dosis:1. 200-600 mg/hari melalui mulut (per oral), dibagi menjadi 2-3 kali sehari, atau

2. 250-500 mg/hari melalui otot (intra muscular) atau melalui pembuluh darah (intra venous), hingga 1 gr/hari

Efek Samping:Stimulasi parasimpatetik, hipotensi

Instruksi Khusus:Berkontraindikasi pada pasien dengan parasimpatetik hipertonia.(ir/ir)

Page 24: OBAT

Cymevene

Komposisi: Ganciclovir

Indikasi: Infeksi cytomegalovirus (cmv) pada pasien 'immunocompromised' : Acquired immune deficiency syndrome, immunosupresi iatrogenik yang berkaitan dengan transplantasi organ atau kemoterapi untuk neoplasia. Pencegahan infeksi cytomegalovirus terutama pada penderita dengan terapi imunosepresi sekunder terhadap transplantasi organ

Dosis: Infeksi cytomegalovirus awal (induksi) : 5 mg/kg berat badan infus perlahan selama 1 jam per 12 jam, (10 mg/kg berat badan per hari), lama pengobatan 14 - 21 hari. Pemeliharaan (terapi jangka panjang) : untuk penderitaan immunocompromised dengan bahaya kambuh dari cytomegalovirus retinitis : 6 mg/kg berat badan 1 kali sehari (intra vena) selama 5 hari per minggu atau 5 mg/kg berat badan 1 kali sehari selama 7 hari per minggu. pencegahan infeksi cytomegalovirus induksi : intra vena : 5 mg/kg berat badan per 12 jam (intra vena) (10 mg/kg berat badan per hari) selama 7 - 14 hari. pemeliharaan 6 mg/kg berat badan per hari (intra vena) selama 5 hari per minggu atau 5 mg/kg berat badan per hari selama 7 hari per minggu. penderita insufisiensi ginjal kreatini serum < 124 micromole atau liter 5 mg/kg berat badan per 12 jam, 125 - 225 micromole atau liter 2.5 mg/kg berat badan per 12 jam, 226 - 398 micromole atau liter 2.5 mg/kg berat badan per 24 jam, 398 micromole atau liter 1.25 mg/kg berat badan per 24 jam. penderita yang mengalami dialisis : 1.25 mg/kg berat badan per 24 jam. pada hari menjalani dialisis, dosis diberikan segera setelah dialisis

Kontra Indikasi: Hamil dan laktasi. Pasien dengan nilai neutrofil < 500 sel atau microlitre

Perhatian: Penderitaan dengan riwayat sitopenia. Terapi harus disertai cukup hidrasi. Dosis disesuaikan untuk pasien dengan gangguan ginjal. Laruutan yang telah di rekonstitusi mempunyai pH tinggi (9 - 11). Hindari mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin

Efek Samping: Demam, ruam, leukopenia, trombositopenia, anemia, menurunya gula darah

Interaksi Obat: Probenecid menurunkan clearance ganciclovir. Dapsone, pentamidine, fluocystosine, vincristine, vinblastine, andriamycin, amphotericin B, trimethoprim : meningkatkan toksisitas. Zidovudine : neutropenia berat. Imipenem-cilastatin

Kemasan: Vial 500 mg x 1 x 1

Page 25: OBAT

TENTANG MANITOL

LATAR BELAKANG

Obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transport ion yang menurunkan reabsorbsi Na+ dan ion lain seperti Cl+ memasuki urine dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam keadaan normal bersama air, yang mengangkut secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotic. Perubahan osmotik dimana dalam tubulus menjadi meningkat karena natrium lebih banyak dalam urine, dan mengikat air lebih banyak didalam tubulus ginjal. Dan produksi urine menjadi lebih banyak. Dengan demikian diuretic meningkatkan volume urine dan sering mengubah PH-nya serta komposisi ion didalam urine dan darah.Pada gangguan neurologis, diuretic osmotik (Manitol) merupakan jenis diuretik yang paling banyak digunakan untuk terapi oedema otak. Manitol adalah suatu hiperosmotik agent yang digunakan dengan segera meningkat volume plasma untuk meningkatkan aliran darah otak dan menghantarkan oksigen. Ini merupakan salah satu alasan manitol sampai saat ini masih digunakan untuk menurunkan peningkatan tekanan intra cranial.

DEFINISI

Manitol merupakan 6-karbon alkohol, yang tergolong sebagai obat diuretic osmotik. Istilah diuretik osmotik terdiri dari dua kata yaitu diuretik dan osmotik. Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine dengan adanya natriuresis (peningkatan pengeluaran natrium) dan diuresis (peningkatan pengeluaran H2O). Diuretik Osmotik (manitol) adalah diuretik yang mempunyai efek meningkatkan produksi urin, dengan cara mencegah tubulus mereabsorbsi air dan meningkatkan tekanan osmotic di filtrasi glomerulus dan tubulus.Istilah diuretic osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal.Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretic osmotic apabila memenuhi 4 syarat:(1) difiltrasi secara bebas oleh glomerulus;(2) tidak atau hanya sedikit direbasorbsi sel tubulus ginjal;(3) secara farmakologis merupakan zat yang inert, (4) umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolic.

FARMAKODINAMIK

Tempat kerja utama manitol adalah:(1) Tubuli proksimal, yaitu dengan menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya;

Page 26: OBAT

(2) Ansa henle, yaitu dengan penghambatan reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun;(3) Duktus koligentes, yaitu dengan penghambatan reabsorbsi natrium dan air akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.Diuresis osmotic digunakan untuk mengatasi kelebihan cairan di jaringan (intrasel) otak. Diuretic osmotic yang tetap berada dalam kompartemen intravaskuler efektif dalam mengurangi pembengkakan otak. Manitol adalah larutan hiperosmolar yang digunakan untuk terapi meningkatkan osmolalitas serum. Dengan alasan fisiologis ini, Cara kerja Diuretic Osmotik (Manitol) ialah meningkatkan osmolalitas plasma dan menarik cairan normal dari dalam sel otak yang osmolarnya rendah ke intravaskuler yang osmolar tinggi, untuk menurunkan oedema otak. Pada sistem ginjal bekerja membatasi reabsobsi air terutama pada segmen dimana nefron sangat permeable terhadap air, yaitu tubulus proksimal dan ansa henle desenden. Adanya bahan yang tidak dapat direabsobsi air normal dengan masukkan tekanan osmotic yang melawan keseimbangan. Akibatnya, volume urine meningkat bersamaan dengan ekskresi manitol. Peningkatan dalam laju aliran urin menurunkan waktu kontak antara cairan dan epitel tubulus sehingga menurunkan reabsobsi Na+. Namun demikian, natriureis yang terjadi kurang berarti dibandingkan dengan diureisi air, yang mungkin menyebabkan Hipernatremia. Karena diuretic Osmotik untuk meningkatkan ekskresi air dari pada ekskresi natrium, maka obat ini tidak digunakan untuk mengobati Retensi Na+. Manitol mempuyai efek meningkatkan ekskresi sodium, air, potassium dan chloride, dan juga elekterolit lainnya.

FARMAKOKINETIK

Manitol merupakan diuretik osmotik yang spesifik karena tidak diabsorpsi dalam traktus gastrointestinal. Manitol sangat sedikit dimetabolisme oleh tubuh, lebih kurang 7% dimetabolisme di hati dan hanya 7% diabsorpsi. Sebagian besar manitol (>90%) dikeluarkan oleh ginjal dalam bentuk utuh pada urin. Manitol diekresikan melalui filtrasi glomerulus dalam waktu 30 – 60 menit setelah pemberian. Diuretic osmotic absobsinya buruk bila diberikan peroral, sehingga obat ini harus diberikan secara parenteral (intravena) dalam jumlah besar.Berdasarkan farmakokinetik dan farmakodimik diketahui beberapa mekanisme aksi dari kerja Manitol sekarang ini adalah sebagai berikut:1) Menurunkan Viskositas darah dengan mengurangi haematokrit, yang penting untuk mengurangi tahanan pada pembuluh darah otak dan meningkatkan aliran darah ke otak, yang diikuti dengan cepat vasokontriksi dari pembuluh darah arteriola dan menurunkan volume darah otak. Efek ini terjadi dengan cepat (menit).2) Manitol tidak terbukti bekerja menurunkan kandungan air dalam jaringan otak yang mengalami injuri, manitol menurunkan kandungan air pada bagian otak yang yang tidak mengalami injuri, yang mana bisa memberikan ruangan lebih untuk bagian otak yang injuri untuk pembengkakan (membesar).3) Cepatnya pemberian dengan bolus intravena lebih efektif dari pada infuse lambat dalam menurunkan peningkatan tekanan intra cranial.4) Terlalu sering pemberian manitol dosis tinggi bisa menimbulkan gagal ginjal. ini dikarenakan efek osmolalitas yang segera merangsang aktivitas tubulus dalam mensekresi urine dan dapat menurunkan sirkulasi ginjal.5) Pemberian manitol bersama lasik (Furosemid) mengalami efek yang sinergis dalam

Page 27: OBAT

menurunkan PTIK. Respon paling baik akan terjadi jika Manitol diberikan 15 menit sebelum Lasik diberikan.

INDIKASI dan DOSIS

Manitol dapat digunakan misalnya untuk profilaksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi jantung, luka traumatik berat, dan menderita ikterus berat. Manitol juga banyak digunakan untuk menurunkan tekanan serebrospinal dan tekanan intraokuler, serta pada pengelolaan terhadap reaksi hemolitik transfusi.Terapi penatalaksanaan untuk menurunkan peningkatan tekanan intra cranial dimulai bila mana tekanan Intra cranial 20-25 mmHg. Managemen Penatalaksanaan Peningkatan tekanan Intra cranial salah satunya adalah pemberian obat diuretik osmotik (Manitol), khususnya pada keadaan patologis Oedema Otak.Manitol tersedia dalam berbagai kemasan dan konsentrasi, yaitu: manitol 10% dalam kemasan plabottle 250 ml (25 gr) dan 500 ml (50 gr). Manitol 20% dalam kemasan plabottle 250 ml (50 gr) dan 500 ml (100 gr). Sebelum digunakan manitol dihangatkan terlebih dahulu untuk melarutkan kristal-kristalnya. Untuk menurunkan tekanan Intra cranial, dosis Manitol 0.25 – 1 gram/kgBB diberikan bolus intra vena atau dosis tersebut diberikan selama lebih dari 10 – 15 menit. Manitol dapat juga diberikan/dicampur dalam larutan Infus 1.5 – 2 gram/KgBB sebagai larutan 15-20% yang diberikan selama 30-60 menit. Manitol diberikan untuk menghasilkan nilai serum osmolalitas 310 – 320 mOsm/L dan seringkali dipertahankan antara 290 – 310 mOsm. Tekanan Intra cranial harus dimonitor, harus turun dalam waktu 60 – 90 menit, karena efek manitol dimulai setelah 0.5 – 1 jam pemberian. Fungsi ginjal, elektrolit, osmolalitas serum juga dimonitor selama mendapatkan terapi manitol. Diperlukan perhatian dalam pemberian manitol bila osmolalitas lebih dari 320 mOsm/L. Karena Diureis, Hipotensi dan dehidrasi dapat terjadi dengan pemberian manitol dalam jumlah dosis yang banyak.

KONTRA INDIKASI

Pada penderita payah jantung pemberian manitol berbahaya, karena volume darah yang beredar meningkat sehingga memperberat kerja jantung yang telah gagal. Pemberian manitol juga dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali bila akan dilakukan kraniotomi, serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap manitol.

TOKSISITAS

1) Ekspansi Cairan Ekstraseluler.Manitol secara cepat didistribusikan ke ruangan ekstraseluler dan mengeluarkan air dari ruang intraseluler. Awalnya, hal ini akan menyebabkan ekspansi cairan ektraseluler dan hiponatremia. Efek ini dapat menimbulkan komplikasi gagal jantung kongestif dan akan menimbulkan edema paru. Sakit kepala, mual, dan muntah ditemukan pada penderita yang mendapatkan diuretic ini.2) Dehidrasi Dan Hipernatremia.Penggunaan Manitol berlebihan tanpa disertai pergantian air yang cukup dapat menimbulkan dehidrasi berat, kehilangan air dan hipernatremia. Komplikasi ini dapat dihindari dengan

Page 28: OBAT

memperhatikan ion serum dan keseimbangan cairan.3) HiperkalemiaHiperkalemia juga dapat timbul, dimana kadar potasium meningkat dalam darah. Pasien harus segera diobservasi untuk tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit dan cairan ini dengan pemeriksaan elektrolit darah.4) Reaksi anafilaksis atau alergi

Reaksi anafilaksis atau alergi bisa terjadi yang menyebabkan kardiak output dan tekanan arterial gagal drastis. Destruksi eritrosit yang ireversibel juga dapat terjadi pada pemberian manitol.

KESIMPULAN

Manitol merupakan diuretik osmotik yang bekerja dengan cara meningkatkan tekanan osmotik cairan intravaskuler sehingga diharapkan cairan tertarik ke dalam vaskuler dan efek pada ginjal dapat meningkatkan aliran plasma, dan menghambat reabsorpsi air dan elektrolit di tubulus proksimal, ansa henle, dan duktus koligentes. Sehingga manitol dapat digunakan dalam penatalaksanaan pencegahan gagal ginjal akut pada tindakan operasi dan luka traumatik berat, juga dapat digunakan dalam menurunkan tekanan intrakranial dan intraokuler pada penderita glaukoma serta dapat digunakan sebagai anti oedem. Lebih spesifik lagi manitol sering digunakan sebagai anti oedem otak.Selain hal-hal yang memberikan manfaat, manitol juga dapat memberikan efek yang tidak diharapkan seperti pada pasien-pasien dengan payah jantung dan kongestif atau udem paru yang merupakan kontra indikasi. Reaksi hipersensitifitas juga dapat timbul pada pemberian manitol. Pengawasan pasien selama pemberian manitol harus dilakukan terutama terhadap tanda-tanda adanya payah jantung, kongesti atau oedem paru serta adanya tanda-tanda ketidak seimbangan elektrolit terutama kalium.

Page 29: OBAT