Obat2an kuinolon pada mata
-
Upload
sandy-gunawan -
Category
Documents
-
view
221 -
download
6
description
Transcript of Obat2an kuinolon pada mata
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih golongan antibiotik yang
tepat. Pertama – tama diagnosis ditegakan berdasarkan tanda dan gejala ditambah dengan
analisa kita mengenai kemungkinan pathogen yang mengakibatkannya. Jika memungkinkan
dan diharuskan lakukan swab atau kerokan konjungtiva, korena, atau cairan akuos dan
ditempatkan pada media kultur atau diletakan pada objek glass untuk segera diberikan
pewarnaan gram dan pemeriksaan mikroskopis. Tes sensitivitas dan identifikasi memerlukan
waktu beberapa hari, dan pemberian terapi berdasarkan perkiraan pathogen yaitu dengan
broadspectrum antibakteri diberikan sesegera mungkin.
Pilihlah golongan obat yang dapat bekerja maksimal pada lokasi infeksi dan dengan
efek samping paling minimal. Pada kasus konjungtivitis atau keratitis sudah cukup dengan
pemberian antibiotik topikal. Namun untuk kasus endoftalmitis, antibiotik sistemik maupun
oral, atau bahkan intravitreal mungkin diperlukan untuk memenuhi tingkat kadar obat di
bagian belakang mata
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara garis besar golongan kuinolon dapat dibagi menjadi dua kelompok:
1. Kuinolon: Kelompok ini tidak punya manfaat klinik untuk pengobatan infeksi
sistemik karena kadarnya dalam darah terlalu rendah. Selain itu daya bakterinya agak
lemah dan resistensi juga cepat timbul. Indikasi kliniknya terbatas sebagai antiseptic
saluran kemih. Yang termasuk kelompok ini adalah asam nalidiksat dan asam
pipemidat.
2. Fluorokuinolon: Kelompok ini disebut demikian karena adanya atom fluor pada posisi
6 dalam struktur molekulnya. Daya antibakteri fluorokuinolon jauh lebih kuat
dibandingkan kelompok kuinolon lama. Selain itu kelompok obat ini diserap dengan
baik pada pemberian oral, dan beberapa derivatnya tersedia juga dalam bentuk
parenteral sehingga dapat digunakan untuk penanggulangan infeksi berat, khususnya
yang disebabkan oleh kuman Gram-negatif. Yang termasuk dalam golongan ini
adalah siprofloksasin, pefloksasin, ofloksasin dll.
Mekanisme Kerja
Fluorokuinolon merupakan antibiotik yang bersifat bakterisidal dan bakteristatik,
karena kuman tidak langsung mati, namun didahului oleh ketidakmampuan untuk
berkembang biak selama 6 jam setelah terkespos obat golongan fluorokuinolon ini,
Flurokuinolon bekerja dengan menghambat topoisomerase II dan IV pada kuman. Enzim
topoisomerase II berfungsi menimbulkan relaksasi pada DNA yang mengalami positif
supercoiling (pilihan positif yang berlebihan) pada waktu transkripsi dalam proses replikasi
DNA. Topoisomerase IV berfungsi dalam pemisahan DNA baru yang terbentuk setelah
proses replikasi DNA kuman selesai.\
Golongan fluorokuinolon efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap golongan
aminoglikosida dan laktamase. Fluorokuinolon mempunyai jangkauan terapi yang luas
terhadap bakteri gram positif dan juga negative seperti Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa, dan Serratia marscecens, begitu pula dengan spesies neisseria dan Chlamydia.
2
Aktivitas terhadap streptococcus dan kuman anaerob buruk. Resistensi terhadap
flouroquinolon masih relatif jarang. Flouroquinolon generasi ke empat seperti gatifloxacin,
moxifloxacin dan besifloxacin memiliki efek antibiotik yang lebih kuat terhadap bakteri gram
positif seperti pnemuococcus, streptococcus dan spesies staphylococcus.
Norfloxacin 0,3% dan ofloxcacin 0,3% tetes dapat digunakan sebagai pengobatan
tunggal dalam mengobati keratitis bakterialis. Preparat tambahan tidak diperlukan,
dikarenakan penetrasi ke korena yang sangat baik disertai efek toksis yang minimal jika
digunakan dengan intensif. Fluoroquinolon topical dapat digunakan bersamaan dengan
ciprofloxacin oral (sistemik) sebagai tambahan dalam terapi endoftalmitis. Ciprofloxacin
sistemik (oral) 250 – 750 mg, 2 kali sehari dan 200 mg intravena 2 x sehari, relative jarang
menimbulkan efek samping seperti keluhan gastrointestinal, sakit kepala, atau pusing. Reaksi
hipersensitifitas jarang terjadi.
Profil klinis flouroquinolon topical dan oral berbeda, sebagai contoh, ofloxacin tetes
dapat diberikan pada anak umur lebih dari 1 tahun, namun preparat oral hanya diberikan
untuk anak pada usia lanjut, atau orang dewasa, dikarenakan dapat menimbulkan deposit obat
di tulang rawan dan arthropati.
Sediaan Obat Topikal Floroquinolon Pada Mata
1. Besifloxacin 0.6% suspension (Besivance)
2. Ciprofloxacin 0.3% solution (Ciloxan)
3. Gatifloxacin 0.3% solution (Zymar)
4. Levofloxacin 0.5% solution (Quixin), 1.5% solution (Iquix)
5. Moxifloxacin 0.5% solution (Vigamox, Moxeza)
6. Ofloxacin 0.3% solution (Ocuflox)
3
Indikasi
Konjungtivitis bakterialis, Keratitis bakterialis,
Generasi keempat Generasi ketiga Generasi kedua
Mox
iflo
caci
n
Gat
iflo
xaci
n
Bes
iflo
xaci
n
Lev
oflo
xaci
n
Cip
rofl
oxac
in
Ofl
oxca
cin
Indikasi FDA
Konjungtivitis bakterialis x x x x x x
Keratitis / ulkus kornea
bakterialisx x x
Off Label Use
Profilaksis tindakan
pembedahan mata (katarak /
refraksi)
x x x
Nama Obat Konjungtivitis bakterialis Eye surgery prophylaxis(cataract, refractive)
Besifloxacin 0.6% 5 mL 3 x gtt 1 selama 7 hari 4 x gtt 1 satu hari sebelum operasi, lalu 2 gtt 1 selama 7 hari.
Moxifloxacin 0.5% 3 mL 3 x gtt 1 selama 7 hari 4 x gtt 1 satu hari sebelum operasi, lalu 2 gtt 1 selama 7 hari.
Farmakokinetik
Floroquinolon (ciprofloxacin,gatifloxacin, levofloxacin, moxifloxacin dan ofloxacin)
menghambat DNA gryase (topoisomerase II) dan topoisomerase IV. DNA gyrase adalah
enzim penting yang berperan dalam replikasi, transkripsi dan perbaikan DNA bakteri.
Topoisomerase IV adalah enzim yang telah diketahui memegang peranan penting dalam
pemisahan pada kromosom DNA ketika pembelahan sel bakteri. Floroquinon dengan
substitusi 8-methoxy seperti gatifloxacin dan moxifloxacin memilihi aktivitas antimikroba
yang diperkuat yang dapat membunuh kuman yang telah resisten dengan golongan terdahulu.
4
Kadar obat golongan floroquinolon pada penggunaan pre pembedahan mata
Cmax (ug/ml)Besifloxacin Moxifloxacin Gatifloxacin
Air mata 2756 290 489Konjungtiva 62.79 21.2 12Aqueous humor 1.692 1.11 0.81Plasma 0.0198 1600 x lower than
oralafter oral dose
Tidak ada data
Aktivitas Antibakterial
Dalam investigasi laboratorium, 93 bakteri penyebab endophtalmitis diisolasi dan
diuji untuk konsentrasi hambatan minimum / minimum inhibitory concentration (MICs) dari
ciprofloxacin, gatifloxacin, levofloxacin, moxifloxacin, dan ofloxacin. Uji in vitro
menunjukkan isolasi dari Staphylococcus aureus yang resisten terhadap ciprofloxacin dan
ofloxacin paling sensitive terhadap moxifloxacin. Coagulase negative staphylococcus yang
resisten terhadap ciprofloxacin dan ofloxacin paling sensitive terhadap moxifloxacin dan
gatifloxacin. Streptococcus viridians paling sensitif terhadap moxifloxacin, gatifloxacin dan
levofloxacin daripada ciprofloxacin dan ofloxacin. Streptococcus pneumonia paling tindak
sensitive terhadap ofloxacin dibandingkan floroquinolon yang lainnya. Secara umum
moxifloxacin adalah floroquinolon yang paling poten terhadap bakteri gram positif. Dimana
gologan antibiotik floroquinolon menunjukkan potensi yang sama terhadap bakteri gram
negatif.
Pada studi 101 isolasi konjungtivitis bakterialis, ciprofloxacin, levofloxacin dan
ofloxacin menunjukkan pola sensitifitas yang hampir sama terhadap bakteri gram negative.
Levofloxacin menunjukkan aktivitas yang lebih baik terhadap streptococcus pneumonia dan
Streptococcus viridians daripada ofloxacin dan ciprofloxacin.
Uji Coba Klinis
Ofloxacin 0,3%
Ofloxacin telah diuji dengan antibiotik golongan lain dalam penanganan terhadap
infeksi mata bagian luar dan didapati mempunyai aktivitas antibakteri spectrum luas. The
Ofloxacin Study group membandingkan keefektifan dan keamanan ofloxacin 0,3% dengan
5
gentamicin 0,3% dalam penanganan infeksi bakteri pada mata luar. Tingkat perbaikan klinis
adalah 98% pada ofloxacin dan 92% pada gentamicin. Tingkat eradikasi bakteri ofloxacin
dan gentamicin relatif sama. Efek samping yang timbul akibat ofloxacin 3,2 % dan pada
gentamicin sebesar 7,1%.
The Ofloxacin Study Group juga membandingkan efikasi 10 hari pengobatan
ofloxacin dan tobramisin topical pada penanganan infeksi luar bola mata. Pasien yang
mendapat ofloxacin didapati penurunan tanda dan gejala yang signifikan pada hari ke 3
sampai 5 dibandingkan dengan yang mendapatkan tobramisin. Ofloxacin juga terbukti
berimbang dengan kloramphenikol pada penanganan infeksi. O brien dan rekan
membandingkan ofloxacin 0,3% dengan tobramisin 1,5 % + Cefazolin 10% pada penanganan
kasus ulkus bakterialis. Hasilnya adalah 89% sembuh pada hari ke 28 penggunaan ofloxacin,
dan 86% di hari ke 28 pada pengguna terapi kombinasi, dimana efek samping yang terjadi
lebih tinggi. Ofloxacin lebih potent terhadap methicilin resistant S areus daripada
ciprofloxacin. Ofloxacin mempunyai tingkat kelarutan yang tertinggi dan dapat ditoleransi
dengan baik pada permukaan mata (Ph 6,4) dan mempunyai tingkat penetrasi tertinggi pada
jaringan mata. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan penggunaan ofloxacin pada kasus
profilaksis pembedahan intraokuler.
Ciprofloxacin 0,3%
Pada suatu studi acak, ciprofloxacin 0,3% dibandingkan dengan placebo dan
tobramisin 0,3% pada pengobatan konjungtivitis bakterialis gram positif. Ciprofloxacin
secara signifikan lebih efektif dari pada placebo dalam mengurangi atau mengeradikasi
bakteri pathogen yakni 93,6% dibandingkan dengan placebo yang hanya 59,5%.
Ciprofloxacin dan tobramisin mempunyai tingkat efektifitas yang relative sama yakni 94,5%
dan 91,9%. Ciprofloxacin topical telah terbukti lebih aman dan sama efektifnya dengan
tobramisin dan asam fusidad 1% dalam penanganan konjungtivitis bakterialis pada studi 257
pasien anak yakni 87% dan 89,9 % pada pasien yang mendapat ciprofloxacin dan tobramisin
pada 7 hari pengobatan. Ciprofloxacin sekarang ini sering resiten terhadap S. pneumonia,
namun Ciprofloxacin lebih efektif terhadap Streptococcus viridians, Pseudomonas
aeruginosa, H influenza dan S marcescens daripada ofloxacin.
6
Norfloxacin 0,3%
Norfloxacin adalah fluoroquinolon paling tidak poten. Norfloxacin terbukti efektif
terhadap pengobatan konjungtivitis bakterialis, namun tidak disarankan untuk kasus keratitis
bakterialis. Pada konjungtivitis, tingkat efektifitasnya berimbang dengan tobramisin dan
ciprofloxacin. Norfloxacin juga menunjukkan efektifitas yang sama dengan gentamisin pada
penaganan blepharitis dan konjungtivitis. Norfloxacin mempunyai tingkat resistant bakteri
tertinggi dari seluruh golongan floroquinolon pada uji in vitro biakan okuler.
The Cochrane Eye and Vision group mengadakan review sistemik pada antibiotik
yang digunakan dalam penanganan kasus konjungtivitis bakterialis pada tahun 2006 dan
diperbaharui tahun 2009. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah adanya manfaat
dengan pemberian antibiotik topical pada penanganan konjungtivitis bakterialis. Review ini
mennyertakan 5 uji coba ( 1034 pasien – dewasa dan anak) dengan perbandingan antibiotik
topical dengan placebo. Meta analisis menunjukkan pemberian antibiotik topical secara
signifikan mempercepat penyembuhan secara klinis dan mikrobiologis (hari ke 2- 5) . Meski
demikian pemberian antibiotik topical hanya sedikit memberikan perbaikan jika diberikan
hari ke 5 – 9. Sebagai tambahan, penelitian ini juga menunjukkan bahwa konjungtivitis
bakterialis adalah self limiting pada 65% pasien. Antibiotik yang digunakan sebagai uji coba
adalah polymyxin, bacitracin, ciprofloxacin, norfloxacin dan chloramphenicol
McDonald et al mengevaluasi besifloxacin dan moxifloxacin pada penilitian double
blind randomized pada pengobatan konjungtivitis bakterialis. Hasilnya adalah perbaikan
gejala dan mampu mengeradikasi bakteri pada hari ke 5. Totalnya ada 555 subjek
besifloxacin dan 554 moxifloxacin yang telah menyelesaikan penelitian dengan range umur
31,6 tahun sampai 38,3 tahun. Besifloxacin menunjukkan perbaikan klinis yang tidak jauh
berbeda dengan moxifloxacin yakni 58,3 % untuk besifloxacin dan 59,4% untuk
moxifloxacin. Begitu juga dengan tingkat eradikasi bakteri, yakni pada besifloxacin sebesar
87,3 % dan moxifloxacin sebesar 84,7 %. Tidak ada perbedaan kejadian efek samping pada
kedua obat ini, dan yang paling banyak efek samping yang timbul adalah penglihatan yang
buram (0,5-1%), iritasi mata (0,3-1,4%), nyeri pada mata (0,6-1,1%).
7
Profilaksis Pada Pembedahan Mata
Tidak ada uji klinis pembanding terhadap fluoroquinolon mengenai pemberian
pencegahan endophtalmitis pasca operasi. Guideline terbaru tentang pencegahan
endophtalmitis bakterialis pada pembedahan katarak diterbitkan tahun 2002 dan menyatakan
pemberian tunggal povidone iodine antiseptic sudah cukup.
Perbandingan Tingkat Perbaikan Klinis dan Eradikasi Bakteri Golongan Floroquinolon
Obat Perbaikan Klinis % Eradikasi Bakteri %Besifloxacin (Besivance) 45-58.3 91Cprofloxacin ointment (Ciloxan) 75 80Ciprofloxacin solution (Ciloxan)
52 70-80
Gatifloxacin (Zymar) 77 92Levofloxacin (Quixin 79 90Moxifloxacin (Vigamox) 59.4-69 84-94Ofloxacin (Ocuflox) 86 65
Panduan Dosis Obat Golongan Floroquinolon
Nama ObatDosis untuk blepharitis / konjungtivitis
Dosis untuk ulkus kornea / keratitis
Sediaan
Besifloxacin(Besivance)
3 x gtt 1 selama 7 hari --0.6% ED5 mL
Ciprofloxacin(Ciloxan)
Gtt 1 setiap 2 jam dalam 1 hari pertama lalu 1-2 gtt setiap 4 jam selama 5 hari
Hari 1 : gtt 2 setiap 15 menit dalam 6 jam pertama lalu setiap 30 menitHari 2 : gtt 2 setiap jamHari 3 – 14 : gtt 2 setiap 4 jam
0,3% ED2.5, 5, 10 mL
Ciprofloxacin(Ciloxan)
3 x ½ inch selama 2 hari2 x ½ inch selama 5 hari
-3 mg/g EO3.5 gram
Gatifloxacin(Zymar)
Gtt 1 setiap 2 jam dalam 1 hari pertama lalu 2 – 4 gtt 1 selama 6 hari
-0,3% ED5 mL
Levofloxacin0.5% (Quixin)
Gtt 1 – 2 setiap 2 jam dalam 2 hari pertama laluGtt 1 – 2 setiap 4 jam selama 5 hari
-0.5% ED5 mL
8
Levofloxacin1.5% (Iquix)
Hari 1 – 3 : gtt 1 – 2 setiap 30 menit – 2 jam.Hari 4 – selesai : gtt 1-2 setiap 1 – 4 jam
1.5% ED5 mL
Moxifloxacin(Vigamox)
3 x gtt 1 selama 7 hari-
0.5% ED3 mL
Ofloxacin(Ocuflox)
Gtt 1 – 2 setiap 2 – 4 jam dalam 2 hari pertama lalu4 gtt 1 – 2 selama 5 hari.
Hari 1 dan 2 : gtt 1 – 2 setiap 30 menit, lalu 4 – 6 jam kemudian gtt 1 – 2.Hari ke 3 sampai hari ke 7 / 9 : gtt 1 – 2 setiap jamHari ke 7/9 sampai selesai : 4 gtt 1 - 2
0.3% ED5, 10 mL
Farmakodinamik
Geriatri: Tidak ada perbedaan dosis atau tingkat keamanan terhadap pemakaian antara
orang muda dan tua.
Anak – anak : Aman untuk anak usia lebih dari satu tahun
Jenis kelamin : Tidak ada data
Etnis : Tidak ada data
Gangguan ginjal: Tidak diperlukan penyesuaian dosis
Gangguan hati: Tidak diperlukan penyesuaian dosis
Kehamilan: Category C
Menyusui: Tidak ada data, disarankan berhati – hati
Merokok: Tidak ada data
Kontraindikasi
Semua golongan fluoroquinolon dikontraindikasikan bagi pasien yang diketahui
adanya hipersensitif terhadap golongan fluoroquinolon atau komponen produk mata lainnya.
Peringatan
Lepaskan pemakaian kontak lensa setelah ketika sedang menjalani pengobatan
konjungtivitis bakterialis
9
Interaksi Obat
Tidak ada data penelititan tentang adanya interaksi pemberian flouroquinolon pada
mata. Pemberian dua atau lebih obat topikal mata sebaiknya berselang 5 menit atau lebih ntuk
mencegah hilangnya efek larutan obat pertama.
Efek Samping
Golongan flouroquinolon memiliki tingkat efek samping yang rendah. Tidak pernah
dilaporkan adanya reaksi toksis pada epitel kornea pada pemberian ofloxacin. Dalam suatu
studi dari The Ofloxacin Study Group dilaporkan bahwa antibiotik + steroid menunjukkan
reaksi toksisitas pada permukaan mata ( corneal staining, reaksi konjungtiva papilaris, atau
konjungtiva staining flouresecin) pada 50,8% pasien yang mendapat kombinasi terapi
dibandingkan 10,2 % pada pasien yang diterapi oleh ofloxacin tunggal.
Begitu juga dengan lebih sedikit kasus tidak nyaman pada mata yang dilaporkan pada
pemakaian ciprofloxacin dibandingkan dengan antibiotik steroid . Yang paling sering
dilaporkan sebagai efek samping pemakaian ciprofloxacin topikal adalah pembentukan
presipitat kristal putih sekitar 17% pada mata. Ini terjadi akibat presipitasi dari obat ( pH 4,5)
dimana susah larut pada pH netral dari air mata. Hubungan antara presipitat dan efikasi dari
obat tidak diketahui. Presipitat yang terbentuk akan hilang sempurna (tanpa sekuele) setelah
pengobatan dihentikan. Beberapa pasien dapat mengeluhkan mata terbakar atau iritasi.
Terdapat beberapa laporan kasus terhadap penggunaan norfloxacin pada kasus keratitis
bakteri, namun secara umum efek samping dari floroquinolon ini sangat minim.
Seperti sediaan tetes 0,3 %, salep ciprofloxacin juga dapat memberikan gambaran
presipitat putih pada mata, namun juga akan hilang sempurna tanpa sekuele jika pengobatan
telah selesai / dihentikan. Efek samping pada pemakaian salep floroquinolon adalah rasa
terbakar, mata berair, pandangan buram, dan epiteliopati pungtata.
Efek samping pada mata yang terjadi paling umum adalah penurunan ketajaman
visual ( 1 – 6%), mata kering, keratitis, rasa tidak nyaman pada mata, mata merah, nyeri
pada mata, mata gatal, dan mata berair. Efek samping sistemik yaitu demam, batuk, otitis
media, faringitis, rash, sakit kepala, dan pilek.
10
Obat Rasa tidak
nyaman
atau nyeri
Bengkak Sensasi
benda asing
Gatal Konjungtiva
merah
Sensasi terbakar
sementara
Ciprofloxacin 2 <1 <10 <10 <10 Pernah
dilaporkan
Gatifloxacin 1-4 1-4 Nr 1-4 1-4 1-4
Levofloxacin 1-3 <1 1-3 <1 Nr 1-3
Levofloxacin
1,5%
1-2 <1 Nr Nr Nr 1-2
Moxifloxacin 1-6 Nr Nr 1-6 1-6 1-6
Ofloxacin Pernah
dilaporkan
Pernah
dilaporkan
Pernah
dilaporkan
Pernah
dilaporkan
Pernah
dilaporkan
Pernah
dilaporkan
BAB III
11
PENUTUP
Walaupun konjungtivitis bakterialis akut sering sembuh sendiri (self limiting),
pemberian terapi emperis dengan antibiotik tetes mata adalah prosedur yang umum
dilakukan. Infeksi yang memberikan ancaman serius pada penglihatan memerlukan terapi
empiric antibiotik broadspectrum. Pemberian antibiotik secara signifikan akan mempercepat
perbaikan klinis dan penurunan kadar bakteri serta mengurangi tingkat transmisi bakteri.
Terdapat banyak jenis antibiotik broadspectrum generik yang tersedia sekarang ini, seperti
contoh fluoroquinolon generasi ke dua seperti ciprofloxacin.
Studi secara invitro, gatifloxacin dan moxifloxacin nampaknya memberikan
jangkauan untuk bakteri gram positif serta organisme yang resistant dibandingkan dengan
fluoroquinolon generasi ketiga yakni levofloxacin, ciprofloxacin dan ofloxacin. Moxifloxacin
tidak mengandung bahan pengawet seperi floroquinolon lainnya, dan cukup diberikan tiga
kali sehari pada kasus konjungtivitis, dibandingkan dengan golongan flouroquinolon lainnya
yang memerlukan pemberian yang lebih sering.
Golongan floroquinolon sampai saat ini masih menunjukkan efektifitas yang sangat
baik dalam penanganan kasus konjungtivitis maupun keratitis bakterialis dengan kasus
resisten yang masih sedikit. Golongan floroquinolon pada mata cukup aman, dapat diberikan
pada anak – anak usia > 1 tahun, dengan efek samping yang ditimbulkan juga minimal dan
tidak diperlukan penyesuaian dosis pada kasus – kasus geriatri, gangguan hati maupun ginjal.
12