O LEH : LAPORAN - digilib.uns.ac.id...peningkatan pemahaman materi globalisasi dengan model...
Transcript of O LEH : LAPORAN - digilib.uns.ac.id...peningkatan pemahaman materi globalisasi dengan model...
i
PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI GLOBALISASI
DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
METODE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS
KELAS VI SD NEGERI KUDAILE 06
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
OLEH :
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH :
EDI SUSANTO
NIM X2707002
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI GLOBALISASI
DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
METODE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS
KELAS VI SD NEGERI KUDAILE 06
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
OLEH :
EDI SUSANTO
NIM X2707002
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iii
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas telah disetujui untuk dipertahankan di
hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, …. Juni 2010
Dosen Pembimbing
Taufiq Lilo, S.T, M.T.
NIP. 197606182000031001
Supervisor,
Agus Kharir,S.Pd.
NIP 19671212 199103 1 013
iv
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan
Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Rabu
Tanggal : 23 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd. ..............................
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. ..............................
Anggota I : Taufiq Lilo, S.T., M.T. ..............................
Anggota II : Dra. Rukayah, M.Hum. ..............................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof.Dr.H.M.Furqon Hidayatullah,M.Pd.
NIP 19600727 198702 1 001
v
ABSTRAK
PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI GLOBALISASI DENGAN
MODEL COOPERATIVE LEARNING METODE STAD PADA
PEMBELAJARAN IPS KELAS VI SD NEGERI KUDAILE 06
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Oleh :
Edi Susanto
Kata kunci : cooperative learning, STAD, globalisasi,
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di SD harus diciptakan proses
belajar mengajar yang dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa.
Pembelajaran tersebut harus ditunjang pemanfaatan alat peraga dan sumber
belajar yang relevan serta ditunjang kompetensi guru untuk menggunakan model
pembelajaran yang inovatif. Kondisi SD Negeri Kudaile 06 menunjukkan belum
digunakannya model pembelajaran yang tepat. Sehingga perlu dilakukan
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan model Cooperative Learning metode
STAD yang dikolaborasikan dengan kepala sekolah dan supervisor. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi globalisasi dengan model
Cooperative Learning metode STAD. Hipotesisnya, jika prosedur pembelajaran
menggunakan model Cooperative Learning metode STAD, maka akan dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi globalisasi.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus dengan 4 langkah
utama yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek
penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri Kudaile 06, waktunya selama 6 bulan
pada semester 2 tahun 2010. Pengumpulan data dengan observasi dan tes tertulis.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif melalui
análisis hasil tes individual dan tes pada kelompok diskusi. Serta menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui kualitas proses
pembelajaran melalui análisis hasil observasi selama kegiatan diskusi
berlangsung.
Hasil penelitian adalah penggunaan model Cooperative Learning metode
STAD dapat meningkatkan pemahaman materi globalisasi pada siswa kelas VI
SD Negeri Kudaile 06. Kesimpulannya model Cooperative Learning metode
STAD dapat meningkatkan pemahaman materi globalisasi dengan cara
membentuk kelompok-kelompok diskusi. Setiap kelompok diskusi bertanggung
jawab untuk mempelajari masalah yang berbeda-beda. Kemudian secara bersama-
sama berdiskusi untuk saling menukar pengetahuan. Sehingga siswa dapat
memahami materi melalui pengalaman mengkonstruksi pengetahuan sendiri
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya untuk Allah yang telah memberi karunia, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul "
Peningkatan Pemahaman Materi Globalisasi Dengan Model Cooperative
Learning Metode STAD Pada Pembelajaran IPS Kelas VI SD Negeri Kudaile 06
Tahun Pelajaran 2009 / 2010" dengan baik.
Laporan Penelitian tindakan kelas (PTK) diajukan sebagai salah satu
syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Ilmu Pendidikan ,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ,Universitas Sebelas Maret , Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. rer nat Sadjidan, Msi.selaku Pembantu Rektor I Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.
4. Taufiq Lilo, S.T, M.T, selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan
dengan sabar.
5. Agus Kharir, S.Pd. selaku Supervisor yang telah bersedia membantu
terlaksananya PTYK ini.
6. Amdad selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kudaile 06, Kecamatan Slawi,
Kabupaten Tegal.
Penulis berharap PTK ini bermanfaat bagi siswa kelas VI SD Negeri
Kudaile 06 dan memberi solusi bagi rekan-rekan guru yang menghadapi
permasalahan dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun selalu penulis harapkan dengan senang hati.
Surakarta, Juni 2010
Penulis,
Edi Susanto
NIM X2707002
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL ( Depan ) ......................................................................................... ..i
SAMPUL ( Dalam )……………………………………………………………ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ .iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... .iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan dan Pemecahannya ..................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ............................................................................... 7
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 14
C. Hipotesis Tindakan...................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 16
B. Subyek Penelitian ........................................................................ 16
C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 24
B. Pembahasan ................................................................................. 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 54
B. Saran ........................................................................................... 55
viii
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56
LAMPIRAN ....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
1. Jadwal Kegiatan nPTK .............................................................................. 16
2. Rekapitulasi Pendapat Siswa .................................................................... 26
3. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ........................................ 36
4. Distribusi Frekuensi Tes Individual Siklus I ............................................ 37
5. Rekapitulasi Nilai Tugas Diskusi Kelompok Siklus I ............................... 38
6. Penetapan Peringkat Kelompok Diskusi Siklus I ...................................... 38
7. Rekapitulasi Rata-rata Jumlah Skor Nilai Diskusi Kelompok Siklus I ..... 39
8. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ........................................ 39
9. Penetapan Skala Penilaian Siklus II ........................................................... 40
10. Rekapitulasi Nilai Tugas Diskusi Kelompok Siklus II .............................. 41
11. Rekapitulasi Rata-rata Jumlah Skor Nilai Diskusi Kelompok Siklus II .... 41
12. Penetapan Peringkat Kelompok Diskusi Siklus II ..................................... 42
13. Peringkat Hasil Nilai Kelompok Diskusi Siklus II .................................... 43
14. Perhitungan Nilai Proses dan Hasil Siklus I ............................................. 44
15. Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II .................................................. 48
16. Perbandingan Nilai Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II ................... 49
17. Nilai Individu dan Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II .................... 49
18. Perbandingan Nilai Total Siklus I dan Siklus II ........................................ 50
x
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan Kerangka Pikir PTK .................................................................. 14
2. Bagan Siklus PTK ................................................................................ 17
3. Bagan Struktur Organisasi SD Negeri Kudailke 06 ............................. 25
4. Diagram Pendapat Siswa tentang Mata Pelajaran IPS ......................... 26
5. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I .......................................... 37
6. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ........................................ 40
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1. Curricullum Vitae Peneliti .............................................. 57
2. Lampiran 2. Curricullum Vitae Supervisor ....................................... 58
3. Lampiran 3. Personalia Penelitian ...................................................... 59
4. Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................. 60
5. Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............... 72
6. Lampiran 6. Foto-foto Proses Pembelajaran ...................................... 84
7. Lampiran 7. Absensi siswa ................................................................. 88
8. Lampiran 8. Presensi Guru ................................................................. 90
9. Lampiran 9. Instrumen Penilaian Guru Siklus I ................................. 91
10. Lampiran 10. Instrumen Penilaian Guru Siklus II ............................... 94
11. Lampiran 11. Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus I .................... 97
12. Lampiran 12. Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus II ................... 99
13. Lampiran 13. Daftar Nilai Pengamatan Kelompok Diskusi Siklus I ... 101
14. Lampiran 14. Daftar Nilai Pengamatan Kelompok Diskusi Siklus II .. 102
15. Lampiran 15. Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi Siklus I ............. 103
16. Lampiran 16. Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi Siklus II ............ 104
17. Lampiran 17. Daftar Nilai Siklus I ....................................................... 105
18. Lampiran 18. Daftar Nilai Siklus II ..................................................... 106
19. Lampiran 19. Penilaian Kepala Sekolah ( narasi ) ............................... 107
20. Lampiran 20. Penilaian Guru Teman Sejawat ( narasi ) ...................... 108
21. Lampiran 21. Pendapat Siswa tentang Mata Pelajaran IPS ................. 109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
dasar di samping mata pelajaran lain. Pembelajaran IPS mengintegrasikan
ilmu-ilmu sosial dengan humaniora yang bertujuan membina anak didik dan
mengembangkan kemampuan mental intelektual menjadi warga negara yang
berketerampilan dan berkepedulian sosial serta bertanggung jawab sesuai
dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku.
Tekanan utama pembelajaran IPS berkenaan dengan gejala dan
masalah kehidupan nyata di masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya.
Dari gejala dan masalah sosial tadi kemudian ditelaah, dianalisis faktor-
faktornya sehingga dapat dirumuskan jalan pemecahannya.
Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS tersebut maka tugas utama
guru adalah mengembangkan materi pelajaran dengan tepat dan sesuai dengan
tingkat kemampuan dan perkembangan siswa serta sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
Kenyataan di lapangan agaknya berbeda dengan harapan di atas.
Pembelajaran IPS di kelas VI SD Negeri Kudaile 06 selama ini lebih banyak
menerapkan model konvensional ( ekspositori ) yang menekankan dominasi
guru dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini memiliki beberapa
kelemahan antara lain :
1. Pembelajaran lebih menekankan pada hafalan.
2. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Menghambat perkembangan siswa dalam mengemukakan ide dan
gagasan.
4. Kegiatan pembelajaran didominasi guru, sehingga kreatifitas siswa sangat
rendah.
5. Sumber informasi hanya dari buku paket pelajaran dan guru.
2
6. Siswa belum terlatih untuk belajar dan bekerja sama dalam diskusi dan
kerja kelompok.
Hal ini berakibat mata pelajaran IPS kurang disukai dan
dinomorduakan dibanding mata pelajaran lain siswa. Hal ini karena IPS
dianggap sebagai mata pelajaran yang menyulitkan, banyak hafalan,
membosankan, dan menjadikan siswa pasif dalam belajar.
Disamping itu kondisi kelas VI SD Negeri Kudaile 06 kurang
mendukung tercapainya pembelajaran yang ideal. Hal ini dapat digambarkan
antara lain :
1. Mayoritas siswa memiliki latar belakang ekonomi menengah ke bawah
yang cenderung kurang antusias terhadap masalah peningkatan prestasi.
Hal ini dapat dilihat dari minimnya jumlah siswa yang memiliki buku
pelajaran sendiri. Juga kurang adanya respon positif dari pihak orang tua
terhadap perkembangan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat menghambat
upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa.
2. Ruang kelas VI SD Negeri Kudaile 06 memiliki media pembelajaran dan
alat peraga yang sangat terbatas. Alat peraga yang dimilikipun banyak
yang kondisinya sudah rusak. Keterbatasan ini mempengaruhi kualitas dan
hasil pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Keadaan yang demikian menyebabkan beberapa permasalahan yang
dihadapi dalam pembelajaran selama ini antara lain :
1. Siswa kurang memahami konsep IPS dengan baik karena pembelajaran
verbalisme.
2. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam belajar karena belum terbiasa
menyampaikan ide atau gagasan.
3. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa karena memahami manfaat
ilmu yang dipelajari.
4. Kurangnya kompetensi guru sehingga proses pembelajaran kurang
berhasil mencapai tujuan.
3
Hal ini dapat diketahui dari data yang diperoleh pada pembelajaran
IPS kelas VI SD Negeri Kudaile 06 tahun pelajaran 2008 / 2009 pada materi
pokok globalisasi dengan KKM 6,2 diperoleh hasil yang kurang memuaskan.
Dari jumlah siswa 25 anak, hanya 12 anak ( 48% ) yang mendapat nilai di
atas KKM, sedangkan 13 anak ( 52 % ) nilainya masih di bawah KKM.
Artinya ketuntasan belajar hanya 48 %.
Rendahnya hasil belajar siswa tersebut karena kurangnya
pemahaman tentang globalisasi yang diakibatkan oleh kondisi kelas dan siswa
yang kurang kondusif.
Kondisi kelas dan siswa kelas VI sekarang ( tahun pelajaran
2009/2010 ) relatif hampir sama dengan tahun lalu. Jika dibiarkan tanpa ada
tindakan pembaharuan, tentunya dapat terjadi lagi menurunnya hasil belajar
pada materi pelajaran yang sama.
Untuk mengantisipasi hal itu, maka perlu diadakan suatu penelitian
tindakan kelas sebagai suatu cara untuk mencari solusi untuk pemecahan
masalah di atas. Penelitian tersebut harus dilaksanakan secara kolaboratif oleh
peneliti, supervisor, dan melibatkan siswa yang secara aktif berperan
didalamnya.
Dasar utama dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ( PTK )
adalah untuk perbaikan proses pembelajaran ( Mc.Niff dalam Retno Winarni,
2009,17 ). Dan tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan
dan peningkatan layanan profesional guru dalam proses belajar mengajar
( Retno Winarni, 2009, 17 ). Sehingga dengan adanya pelaksanaan PTK
diharapkan menjadi solusi dalam meningkatkan pemahaman materi
globalisasi.
Dalam PTK ini peneliti mengembangkan model pembelajaran
inovatif untuk menggali potensi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan
melalui kerja sama antar siswa. Model pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan aktifitas siswa untuk terlibat secara penuh dalam pembelajaran
yang bermakna.
4
Model pembelajaran yang akan digunakan adalah pembelajaran
Cooperative Learning metode STAD. Model Cooperative Learning atau
pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran inovatif yang
berdasarkan faham konstruktivis. Model ini dapat meningkatkan belajar siswa
lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial (
Stahl dalam Isjoni, 2009, 12 ).
Model Cooperative Learning dalam lingkup pendekatan
konstruksional ini menekankan pada kemampuan siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuan sendiri dengan pengalaman empiris ( Isjoni,
2009, 30 ). Sedangkan menurut Anita Lie ( dalam Isjoni, 2009, 16 )
Cooperative Learning dapat diistilahkan sebagai pembelajaran gotong
royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta
didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang
terstruktur.
Menurut Isjoni ( 2009, 17 ) model Cooperative Learning terdiri dari
empat metode yaitu : 1) Metode STAD, 2) Metode Jigsaw, 3) Metode GI, dan
4) Metode Struktural. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan
kekurangannya sendiri-sendiri.
Dalam PTK ini peneliti memilih model Cooperative Learning
dengan metode STAD. Pemilihan terhadap metode STAD karena merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan
menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam meenguasai materi pelajaran untuk
mencapai prestasi belajar maksimal ( Slavin dalam Isjoni, 2009, 51 ). Dengan
karakteristik tersebut, metode STAD sesuai untuk diterapkan pada
pembelajaran IPS kelas VI sekolah dasar.
Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan PTK ini yaitu :
1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi globalisasi.
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model
Cooperative Learning metode STAD.
5
3. Mengatasi hambatan-hambatan yang muncul pada pembelajaran dengan
menggunakan model Cooperative Learning metode STAD.
Penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi
solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan memperbaiki praktik
pembelajaran serta meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola
pembelajaran yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
a. Apakah model Cooperative Learning metode STAD dapat
meningkatkan pemahaman materi globalisasi ?
b. Bagaimana penggunaan model Cooperative Learning metode STAD
dalam meningkatkan pemahaman materi globalisasi?
c. Hambatan apa yang dialami dalam pembelajaran menggunakan model
Cooperative Learning Metode STAD untuk materi globalisasi ?
2. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas akan digunakan model
pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif yang
akan diterapkan adalah model Cooperative Learning metode STAD.
Model Cooperative Learning dengan metode STAD yang
dikembangkan oleh Slavin ( Isjoni, 2009: 51 ) menekankan pada adanya
aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi
yang maksimal.
Penerapan Model Cooperative Learning dengan metode STAD
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
globalisasi pada mata pelajaran IPS, serta dapat mengatasi hambatan-
hambatan yang dialami dalam pembelajaran pada materi tersebut.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
6
1. Mengetahui apakah model Cooperative Learning metode STAD dapat
meningkatkan pemahaman materi globalisasi.
2. Mengetahui bagaimana penggunaan model Cooperative Learning metode
STAD dalam meningkatkan pemahaman materi globalisasi.
3. Mengetahui hambatan apa yang dialami dalam pembelajaran
menggunakan model Cooperative Learning Metode STAD untuk materi
globalisasi .
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi siswa
a. Dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi globalisasi
dengan model Cooperative Learning metode STAD.
b. Meningkatkan motivasi belajar dengan pembelajaran dengan model
Cooperative Learning metode STAD.
c. Meningkatkan kebermaknaan belajar pada diri siswa dengan model
pembelajaran Cooperative Learning dengan metode STAD.
2. Manfaat bagi guru
a. Memperbaiki proses pembelajaran dengan model pembelajaran
Cooperative Learning dengan metode STAD.
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang
inovatif.
c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam peningkatan
kompetensinya.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Membantu tercapainya tujuan pendidikan di tingkat sekolah.
b. Meningkatkan kompetensi lulusan sehingga dapat meningkatkan
kredibilitas sekolah.
c. Meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Belajar, Pembelajaran, dan Materi Pelajaran
Belajar
Menurut Suharsimi Arikunto (1990, 19) mengartikan bahwa
“belajar merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk
mengadakan perubahan terhadap diri manusia dengan maksud
memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan,
ketrampilan ataupun sikap”.
Pembelajaran
Dalam KBBI ( 1996, 14-15 ) kata “pembelajaran” berasal dari
kata “ajar” yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang lain
supaya diketahui/dituruti. Sedangkan „pembelajaran” diartikan sebagai
proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Istilah “ pembelajaran” merupakan terjemahan dari kata
“instruction “ yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan
belajar mengajar ( Wina Sanjaya, 2005, 78 ). Pembelajaran itu sendiri
dapat disebut sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk
mendukung proses belajar peserta didik dengan mempertimbangkan
kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
internal dalam diri peserta didik ( Winkel dalam M.Sobry Sutikno, 2009,
31 ).
Menurut rumusan Unesco ( 1996 ) seperti yang dikutip oleh
Wina Sanjaya ( 2005, 97-98 ) pembelajaran mempunyai empat pilar utama
yaitu : a. learning to know, b. learning to do, c. learning to be, d.learning
to live together. Adapun perinciannya sebagai berikut :
a. learning to know artinya belajar tidak hanya berorientasi kepada
produk dan hasil, tetapi juga harus berorientasi pada proses belajar.
8
b. learning to do artinya belajar berorientasi kepada pengalaman untuk
melakukan sesuatu.
c. learning to be artinya belajar untuk membentuk manusia menjadi
dirinya sendiri.
d. learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama dan
bekerja sama dengan orang lain.
Sedangkan menurut Lindgreen ( dalam M.Sobry Sutikno, 2009:
32 ) sistem pembelajaran ada 3 aspek yaitu : 1) Siswa, 2) Proses belajar, 3)
Situasi belajar. Dalam hal ini ketiga aspek tersebut saling berkaitan dalam
mencapai tujuan belajar.
Materi Pelajaran
Materi pelajaran dapat diartikan sebagai inti dalam kegiatan
pembelajaran karena memang materi pelajaran itulah yang diupayakan
untuk dikuasai siswa ( Suharsimi Arikunto dalam M.Sobry Sutikno, 2009,
37 ).
Belajar, pembelajaran, dan materi pelajaran merupakan ketiga
aspek yang saling berkaitan dalam proses kegiatan belajar mengajar di
kelas. Ketiganya saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan belajar
yang diinginkan.
Kemampuan Mengajar Guru
Untuk memperoleh keberhasilan belajar harus memperhatikan
karekteristik-karekteristik dalam belajar. Cara mengajar haruslah mengena
pada ketercapaian sasaran, berupa efektifitas dan efesiensi. Guru harus
menggali potensi-potensi yang ada pada siswa. Maknanya proses belajar
berlangsung secara terus menerus dan harus melibatkan siswa secara aktif
serta materi pelajaran itu diorganisasi dengan baik sehingga bermakna
bagi siswa.
Menurut Soedijarto (1993:58) menyatakan bahwa
profesionalisme seorang guru ditentukan dari indikator-indikator antara
lain : 1. menyusun rencana strategis kegiatan belajar mengajar. 2.
melaksanakan dan mengelola prose belajar secara dinamis dan taktis. 3.
9
mendiagnosis masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar. 4. menilai kemajuan belajar dan memanfaatkannya
untuk membantu dan mendorong pelajar untuk mengikuti proses belajar
selanjutnya dengan sistem evaluasi yang adekuit (memadai). 5. memilih
alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan belajar mengajar.
Berdasarkan dari beberapa pandangan di atas dapat disimpulkan
bahwa untuk dapat menciptakan suatu sistem lingkungan belajar yang
kondusif, guru dipersyaratkan memiliki kemampuan dalam melaksanakan
proses belajar mengajar yaitu : 1. kemampuan merencanakan program
belajar mengajar, 2. kemampuan mengelola proses belajar mengajar, 3.
kemampuan melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut.
2. Pemahaman Materi Globalisasi
Pemahaman berasal dari kata dasar “paham” yang artinya
pengertian; pengetahuan; pendapat; pandai dan mengerti benar ( Hoetomo,
M.A., 2005, 360-361 ). Kata pemahaman itu sendiri artinya proses,
perbuatan, cara memahami atau memahamkan sesuatu ( KBBI, 1996, 714).
Dalam mata pelajaran IPS di SD dipelajari berbagai macam konsep-
konsep yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan. Yang dimulai dari
konsep paling sederhana sampai pada konsep yang kompleks.
Secara definitif, konsep itu sendiri menurut Moore ( S.P. Taneo,
2009, 3-118 ) adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran suatu
pemikiran, suatu ide atau gagasan. Khusus dalam pembelajaran IPS
konsep yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan manusia dan
masyarakat.
Pemahaman tentang konsep globalisasi harus dipahami untuk
mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi arus globalisasi dalam
kehidupan sehari-hari.
Konsep tentang globalisasi diajarkan dalam pembelajaran materi
pokok globalisasi yang menitikberatkan pada pemahaman tentang
globalisasi dan dampak positif serta negatifnya. Juga sikap dan cara
menghadapi proses globalisasi.
10
Materi pokok globalisasi merupakan salah satu konsep IPS
dalam ilmu Sosiologi. Konsep globalisasi berasal dari istilah yang
digunakan oleh oleh Theodore Levitte pada tahun 1985.( http:
//id.wikipedia.org/wiki/globalisasi ). Kata “ globalisasi “ diambil dari kata
global yang artinya universal atau mendunia. Konsep globalisasi itu
sendiri belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja
sehingga tergantung dari sisi mana orang memandangnya.
Globalisasi juga disebut sebagai suatu proses sosial, atau proses
sejarah, atau juga proses alamiah yang akan membawa seluruh masyarakat
di dunia makin terikat satu dengan yang lain, untuk mewujudkan suatu
tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi yang dapat
menghilangkan batas-batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat.
Sedangkan menurut Kennedy dan Cohen ( http:
//id.wikipedia.org/wiki/globalisasi ) menyatakan bahwa globalisasi
merupakan proses tranformasi pada segala bidang kehidupan di
masyarakat sosial yang membawa sebuah kesadaran dan pemahaman
bahwa dunia adalah satu.
Globalisasi sebagai sebuah proses menyeluruh terhadap segala
bidang kehidupan pada titik puncaknya akan membentuk suatu masyarakat
dunia yang menyatu dalam berbagai aspeknya yaitu aspek sosial, budaya,
politik, ekonomi, dan aspek pertahanan dan keamanan.
Dalam pembelajaran IPS, konsep globalisasi termasuk salah satu
bahasan yang membahas tentang perubahan sosial. Globalisasi sebagai
salah satu aspek dalam perubahan sosial ikut mewarnai dinamika
masyarakat dewasa ini. Proses globalisasi lambat laun menjadi suatu
kenyataan yang harus dihadapi dengan bijaksana karena memiliki sisi
positif dan negatif.
Siswa perlu mamahami konsep globalisasi, baik tentang dampak
positif maupun dampak negatifnya. Pemahaman yang menyeluruh tentang
globalisasi dapat mewujudkan suatu kesadaran pada siswa tentang
kenyataan adanya proses globalisasi pada semua bidang kehidupan
11
sehingga diharapkan siswa dapat berpikir, bersikap, dan bertindak secara
bijaksana dalam menghadapinya.
3. Model Cooperative Learning
Model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar
dikatakan efektif jika pembelajaran itu dapat menumbuhkan dan
mencerahkan gairah serta dorongan siswa untuk semangat dan aktif.
Untuk itu guru harus bisa mengembangkan materi yang akan diajarkan
menjadi materi yang bermakna dan menarik serta dapat mencari hubungan
antara materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal yang telah
dimiliki siswa.
Salah satu model pembelajaran yang bernaung dalam
pendekatan konstruktivisme yaitu Cooperative Learning. Konstruktivisme
mulai digagas oleh Mark Baldawin dan dikembangkan serta diperdalam
oleh Jean Piaget adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman ( Wina
Sanjaya, 2005, 118 ).
Menurut Utari seperti yang dikutip oleh Isjoni ( 2009, 34-35 )
menyatakan bahwa dalam pendekatan konstruktivisme, pengetahuan baru
tidak diberikan dalam bentuk jadi ( final ), tetapi peserta didik
membentuk pengetahuannya sendiri dengan interaksi dengan
lingkungannya dalam proses asimilasi dan akomodasi. Istilah Cooperative
Learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama
pembelajaran koperatif.
Cooperative Learning sendiri merupakan suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 – 6 orang dengan
struktur kelompok yang heterogen ( Slavin dalam Isjoni, 2009, 12 ).
Menurut Johnson dan Johnson (dalam Mulyono Abdurahman,
1999, 123) ada empat elemen dasar dalam model Cooperative Learning
yaitu: a. saling ketergantungan positif, b. interaksi tatap muka, c.
12
akuntabilitas individual, d. ketrampilan dalam menjalin hubungan
interpersonal.
Dari hasil penelitian Johnson dan Johnson dalam bukunya Nur,
dkk, (2003, 63) menunjukkan adanya berbagai keunggulan Cooperative
Learning, yaitu : a. memudahkan siswa dalam melakukan penyesuaian
soal, b. mengembangkan siswa melakuakan penyesuaian soal, c.
memungkinkan pada siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,
informasi, perilaku sosial dan pandangan, d. meningkatkan rasa saling
percaya kepada sesama manusia, e. meningkatkan kesediaan
menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, f. meningkatkan
motivasi belajar intrinsik, g. meningkatkan sikap positif terhadap belajar
dan pengalaman belajar, h. meningkatkan hubungan posotif antara siswa
dengan gurdan personil sekolah, i. meningkatkan pandangan siswa
terhadap guru yang bukan hanya pengajar tapi juga pendidik
Model Cooperative Learning tidak hanya unggul dalam
membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan
membantu teman ( Isjoni, 2009, 13 ).
Adapun ciri-ciri Cooperative Learning ( Isjoni, 2009, 20 )
adalah : a. setiap anggota memiliki peran, b. hubungan interaksi langsung
di antara siswa, c. setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas
belajarnya dan juga teman kelompoknya, d. guru membantu
mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, e.
guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Dengan model Cooperative Learning ini minimal ada tiga tujuan
pembelajaran penting yang dapat diperoleh, antara lain : a. meningkatkan
hasil belajar akademik, b. penerimaan terhadap perbedaan individu, c.
pengembangan keterampilan sosial.
4. Cooperative Learning dengan metode STAD
Model Cooperative Learning terdiri dari empat metode yaitu : a.
Metode STAD, b. Metode Jigsaw, c. Metode GI, d. Metode Struktural.
13
Masing-masing metode tersebut memiliki ciri khasnya sendiri dan
kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Dalam penelitian ini
peneliti menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning dengan
metode STAD sebagai tindakan untuk mengatasi masalah yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Peneliti memilih model Cooperative Learning Metode STAD
Karena metode tersebut merupakan salah satu tipe dalam model
Cooperative Learning yang paling sederhana dan mudah dilaksanakan
sehingga sangat sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran IPS kelas VI
sekolah dasar khususnya pada materi globalisasi.
Metode STAD itu sendiri pertama kali dikembangkan oleh
Slavin, dan merupakan salah satu tipe dalam model Cooperative Learning
yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran untuk mencapai prestasi belajar maksimal ( Slavin dalam Isjoni,
2009, 51).
Penerapan model Cooperative Learning dengan metode STAD
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
globalisasi pada mata pelajaran IPS.
Adapun tahap-tahap dalam Metode STAD yaitu : a.
penyampaian tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar, b.
penyampaian materi atau informasi, c. mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar, d. membimbing kelompok bekerja dan
belajar, e. evaluasi, f. memberikan penghargaan pada kelompok.
B. Kerangka Berpikir
Kondisi awal pembelajaran IPS masih menggunakan model
pembelajaran konvensional ( ekspositori ) yang menempatkan guru sebagai
pusat pembelajaran sehingga siswa tidak aktif dan kreatif. Hal ini terbukti dari
rendahnya pemahaman materi globalisasi pada siswa kelas VI tahun pelajaran
2008/2009.
14
Rendahnya pemahaman materi globalisasi tersebut harus
diantisipasi, agar tidak dialami lagi oleh siswa kelas VI tahun pelajaran
2009/2010. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu ada tindakan yang tepat
berupa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Cooperative
Learning metode STAD. Penelitian ini dilaksanakan dalam model siklus yang
berkelanjutan, yaitu siklus I dan siklus II.
Penggunaan yang tepat model Cooperative Learning metode STAD
pada pembelajaran IPS akan mewujudkan kondisi akhir yang diharapkan yaitu
pemahaman materi globalisasi meningkat. Gambaran utuh dari kerangka
berpikir penelitian tindakan kelas ini serperti pada bagan berikut ini :
Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir PTK
KONDISI
AWAL
TINDAKAN
KONDISI
AKHIR
PEMBELAJARAN
KONVENSIONAL
( EKSPOSITORI )
PEMAHAMAN
MATERI
GLOBALISASI
RENDAH
PENERAPAN MODEL
COOPERATIVE
LEARNING METODE
STAD
PEMAHAMAN
MATERI
GLOBALISASI
MENINGKAT
SIKLUS I
SIKLUS II
15
Hipotesis Tindakan
Pemahaman siswa terhadap materi globalisasi pada mata pelajaran
IPS kelas VI SD Negeri Kudaile 06 kecamatan Slawi kabupaten Tegal dapat
ditingkatkan dengan model pembelajaran Cooperative Learning metode
STAD.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
SD Negeri Kudaile 06 kecamatan Slawi kabupaten Tegal.
2. Waktu Penelitian
Bulan Januari sampai dengan Juni 2010
Jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :
NO JENIS KEGIATAN BULAN
JAN PEB MAR APR MEI JUN
1 Observasi dan identifikasi
masalah X
2 Penyusunan rancangan tindakan X
3 Pelaksanaan PTK siklus 1 X
4 Refleksi dan analisis hasil siklus 1 X
5 Pelaksanaan PTK siklus 2 X
6 Refleksi dan analisis hasil siklus 2 X
7 Penyusunan laporan PTK X X
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan PTK
B. Subyek Penelitian
1. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek Penelitian : Siswa kelas VI SD Negeri Kudaile 06 Kecamatan
Slawi Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010.
Jumlah siswa 17 anak.
Obyek Penelitian : Penggunaan model Cooperative Learning metode
STAD dalam memahami materi globalisasi.
17
C. Prosedur Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari
empat kegiatan penting yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Pelaksanaannya secara berulang dan berkelanjutan sesuai dengan
hasil refleksi. Untuk penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri dari dua pertemuan. Dalam satu pertemuan terdiri dari dua jam
pelajaran. Setiap satu jam pelajaran 35 menit. Gambaran pelaksanaan PTK
dapat dilihat pada bagan berikut :
Gambar 3.1 Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD
(Sumber dari Buku Panduan Tugas Akhir e-Tugas Akhir, 2008, 11 )
Keterangan :
Plan : perencanaan
Act : pelaksanaan
Observe : observasi
Reflect : refleksi
Reflected Plan : perencanaan hasil refleksi
18
RANCANGAN SIKLUS I
Siklus I dilaksanakan dengan kompetensi dasar : 3.1 Menjelaskan
peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatifnya
terhadap kehidupan bangsa Indonesia, yang terdiri dari indikator :
3.1.1 Menjelaskan pengertian globalisasi.
3.1.2 Menyebutkan bukti adanya proses globalisasi.
3.1.3 Mengidentifikasi dampak positif adanya globalisasi terhadap
kehidupan bangsa Indonesia.
3.1.4 Mengidentifikasi dampak negatif adanya globalisasi terhadap
kehidupan bangsa Indonesia.
Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 2 pertemuan, setiap
pertemuan waktunya 70 menit. Uraian selengkapnya yaitu :
1. Tahap Perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran di kelas yang meliputi
analisis situasi dan analisis belajar siswa.
b. Menyusun RPP dengan materi tentang globalisasi melalui model
Cooperative Learning dengan metode STAD.
c. Menyiapkaan media pembelajaran dan alat peraga yang sesuai.
d. Menyiapkan instrumen observasi dan alat tes.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahapan pembelajaran melalui model Cooperative Learning dengan
metode STAD yaitu :
a. Penyampaian tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberi
motivasi belajar pada siswa.
b. Penyampaian materi atau informasi.
Menyajikan materi pelajaran atau informasi melalui sumber belajar
yang telah disediakan.
c. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
19
Guru membentuk kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan
antara 4 sampai dengan 5 anak secara heterogen. Perbedaan
kemampuan anak berdasarkan penentuan skor awal.
d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar yaitu :
Membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan tugas yang
akan dilaksanakan.
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan
tugas pada kelompok masing-masing.
Membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan tugas yang
akan dilaksanakan.
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan
tugas pada kelompok masing-masing.
e. Evaluasi.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi globalisasi melalui tes
tertulis.
f. Memberikan penghargaan pada kelompok.
Penghargaan pada kelompok berupa pemberian hadiah dan pengakuan
skor kelompok setelah masing-masing kelompok .memperoleh predikat
berdasarkan tingkat penguasaan materi.
3. Tahap Observasi
Observer mengamati proses pembelajaran ( aktivitas guru dan
siswa ) pada materi globalisasi. Observasi diarahkan pada poin-poin yang
terdapat dalam pedoman yang telah dipersiapkan.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap proses dan hasil
pekerjaan siswa melalui tes tertulis dan observasi. Berdasarkan hasil
analisis tersebut, akan diperoleh kesimpulan bagian fase mana pada Siklus
I yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah
memenuhi target. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami
20
perbaikan apabila capaian pada indikator keberhasilan yang telah
ditentukan sesuai target atau bahkan melebihinya.
RANCANGAN SIKLUS II
Siklus II dilaksanakan dengan kompetensi dasar : 3.1 Menjelaskan
peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatifnya
terhadap kehidupan bangsa Indonesia, yang terdiri dari indikator-indikator :
3.1.5 Menjelaskan sikap dalam menghadapi globalisasi.
3.1.6 Menjelaskan latar belakang berdirinya perusahaan asing di
Indonesia.
3.1.7 Menyebutkan keuntungan adanya perusahaan asing di Indonesia.
3.1.8 Menyebutkan kerugian adanya perusahaan asing di Indonesia.
Pembelajaran siklus II dilaksanakan selama 2 pertemuan, setiap
pertemuan waktunya 70 menit. Uraian selengkapnya dapat dilihat seperti
berikut ini :
1. Tahap Perencanaan
a. Merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil
evaluasi dan refleksi pada siklus I.
b. Menyusun RPP yang telah direvisi dengan materi tentang globalisasi
melalui model Cooperative Learning dengan metode STAD.
c. Menyiapkaan media pembelajaran dan alat peraga yang sesuai.
d. Menyiapkan instrumen observasi dan alat tes.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penyampaian tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
memberi motivasi belajar pada siswa.
b. Penyampaian materi atau informasi.
Menyajikan materi pelajaran atau informasi melalui sumber belajar
yang telah disediakan.
c. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.
21
Siswa membentuk kelompok belajar yang beranggotakan antara 4-5
anak secara heterogen. Perbedaan kemampuan anak berdasarkan
penentuan skor awal.
d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
Membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan tugas yang
akan dilaksanakan.
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan
tugas pada kelompok masing-masing.
e. Evaluasi.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi globalisasi melalui tes
tertulis.
f. Memberikan penghargaan pada kelompok.
Penghargaan pada kelompok dilakukan dengan cara memberi
hadiah dan pengakuan skor kelompok setelah masing-masing
kelompok .
memperoleh predikat berdasarkan tingkat penguasaan materi.
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran
( aktivitas guru dan aktifitas siswa ) pada materi globalisasi. Observasi
diarahkan pada poin-poin yang terdapat dalam pedoman yang telah
dipersiapkan.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi dilakukan terhadap proses dan hasil belajar
siswa berdasarkan hasil tes tertulis, observasi. Berdasarkan hasil analisis
tersebut, akan diperoleh kesimpulan bagian mana pada siklus II yang
perlu diperbaiki dan bagian mana yang telah memenuhi target. Kualitas
proses pembelajaran dinyatakan mengalami perbaikan apabila capaian
pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan sesuai target atau bahkan
melebihinya.
22
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah tes dan non tes. Teknik tes berupa tes formatif yang diberikan pada
akhir pembelajaran. Sedangkan teknik non tes berupa observasi, angket, dan
cek list sebagai instrumen untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.
1. Tes tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
pada siklus I dan siklus II.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat aktifitas siswa dan guru
selama roses pembelajaran.
Teknis Analisis Data Penelitian
Analisis data penelitian berdasarkan data yang terkumpul melalui
instrumen tes tertulis dan observasi yang digunakan secara proporsional sesuai
dengan jenis data yang diperlukan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif
untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi
pokok globalisasi melalui model Cooperative Learning metode STAD. Selain
itu juga digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui
kualitas proses pembelajaran pada materi globalisasi.
Hasil analisis data yang tersebut kemudian dikategorikan dan
diklasifikasikan berdasarkan kaitan logisnya kemudian ditafsirkan dan
disajikan secara aktual dan sistematis. Hasil analisis tersebut disajikan secara
bertahap sesuai dengan siklus yang dilakukan.
Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil penelitian pada setiap
siklus diperlukan suatu indikator dapat menjadi tolok ukur keberhasilan
pembelajaran. Indikator keberhasilan tersebut digunakan untuk mengukur
tingkat ketercapaian proses belajar dan hasil belajar pada setiap siklus.
Indikatornya yaitu :
23
1. Indikator Keberhasilan Proses.
- 75 % siswa mampu memahami materi globalisasi
- 75 % siswa aktif dalam pembelajaran dan kerja kelompok.
2. Indikator Keberhasilan Hasil
- 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
( KKM 6,2 )
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SD Negeri Kudaile 06 merupakan salah satu sekolah tingkat
dasar di samping ke lima sekolah lain yang terletak di tepi jalan yang
menghubungkan kota Slawi dengan kota Tegal. Sekolah tersebut masuk
dalam wilayah desa Kudaile kecamatan Slawi kabupaten Tegal.
SD Negeri Kudaile 06 terdiri 1 ruang kantor, 6 ruang kelas, 1
ruang UKS dan perpustakaan, 1 ruang WC serta halaman yang luas.
Halaman tersebut menjadi milik bersama antara SD Negeri Kudaile 06 dan
SD Negeri Kudaile 05. Kedua sekolah tersebut letaknya berdekatan.
Ruang kelas VI SD Negeri Kudaile 06 memiliki ukuran 8 m x 6
m dengan struktur bangunan model lama yang memiliki daun jendela agak
tinggi dari lantai sehingga pencahayaan ruangan kurang sekali. Fasilitas
ruangan kelas ada papan tulis, almari dan seperangkat media pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Kudaile 06 dimulai jam
07.00 sampai dengan 12.10 WIB, dengan jadwal pelajaran yang disusun
berdasarkan berdasarkan kurikulum KTSP. Sedangkan untuk kegiatan
ekstrakulikuler dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar mengajar.
Pada tahun ajaran 2009/2010 SD Negeri Kudaile 06 terdiri dari
164 siswa yang terdiri dari : kelas I 31 siswa, kelas II 17 siswa, kelas III
30 siswa, kelas IV 41 siswa, kelas V 28 siswa, dan kelas VI 17 siswa.
2. Struktur Organisasi SD Negeri Kudaile 06
Tahun pelajaran 2009/2010 SD Negeri Kudaile 06 dipimpin oleh
seorang Kepala Sekolah, dan memiliki dewan guru yang terdiri dari
seorang kepala sekolah, 6 guru kelas, 4 guru wiyata bakti sebagai guru
mata pelajaran ( Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Bahasa Inggris ) serta 3
25
guru magang ( guru wiyata bakti yang ikut belajar berstatus bukan warga
sekolah tetap ). Jadi jumlah personil seluruhnya ada 14 orang.
Adapun struktur organisasi SD Negeri Kudaile 06 sebagai
berikut :
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi SD Negeri Kudaile 06
3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Pembelajaran untuk PTK pada siklus I dilaksanakan selama dua
pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Maret 2010,
sedangkan pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Maret 2010.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran telah diadakan pengumpulan pendapat
Guru Kelas I
Agustin Misbah
Agustin Misbah
Guru Kelas II
Y.Widartingsih
Y.Widartiningsih
Guru Kelas III
Hera Siswati
Hera Siswati
Guru Kelas IV
Sutarti
Sutarti
Guru Kelas V
Djoni Ismantoro
Djoni Ismantoro
Guru Kelas VI
Edi Susanto
Edi Susanto
Guru PAI
Rebo Subagio
Rebo Subagio
Goru Penjasorkes
Sri Palupiati
Sri Palupiyati
Guru SBK
Futikhatul Jannah
Futikhatul Jannah
Guru Bhs.Inggris
Banar Yudhasmara
Banar Yudhasmara
Guru Wiyata Bakti
Edi Riswanto
Edi Riswanto
Guru WB
Warningsih
Warningsih
Guru Wiyata Bakti
Nela Mujawati
Nela Mujawati
Kepala Sekolah
Amdad
AMDAD
26
siswa tentang pelajaran IPS pada tanggal 10 Februari 2010. Rangkuman
hasil pengumpulan pendapat siswa tersebut adalah sebagai berikut :
No Pernyataan Pendapat Frekuensi Persentase ( % )
1 Menyukai pelajaran IPS 11 64,7 %
2 Tidak menyukai pelajaran IPS 6 35,3 %
Jumlah 17 100 %
Tabel 4.1 Rekapitulasi Pendapat Siswa tentang Mata Pelajaran IPS
Gambar 4.2 Diagram Pendapat Siswa tentang Mata Pelajaran IPS
Dari di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas VI SD
Negeri Kudaile 06 menyukai mata pelajaran IPS ( 64,7 % ) dan sebagian
kecil tidak menyukai mata pelajaran IPS ( 35,3 % ). Hal ini menunjukkan
bahwa secara mental siswa siap untuk mempelajari materi dalam pelajaran
IPS.
a. Perencanaan
Pertemuan 1 dan 2 pada siklus I masing-masing dilaksanakan
selama 70 menit. Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rancangan RPP tentang materi pokok Globalisasi mencakup :
Standar Kompetensi :
3. Memahami peranan bangsa Indonesia di era globalisasi.
Kompetensi Dasar :
0
2
4
6
8
10
12
Suka
Tidak suka
27
3.1 Menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan dampak
positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia.
Indikator :
3.1.1 Menjelaskan pengertian globalisasi.
3.1.2 Menyebutkan bukti adanya proses globalisasi.
3.1.3 Mengidentifikasi dampak positif adanya globalisasi terhadap
kehidupan bangsa Indonesia.
3.1.4 Mengidentifikasi dampak negatif adanya globalisasi
terhadap kehidupan bangsa Indonesia.
2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah :
Ruang Belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas VI SD Negeri
Kudaile 06.
Buku Pelajaran
Buku pelajaran yang digunakan yaitu :
Julianto,Arif Sri Nugroho, (2008 ) IPS Untuk Kelas VI
SD/MI, Klaten, Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman 111 –
122.
Asy‟ari, dkk, ( 2006 ) Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk
kelas 6, Jakarta, Erlangga, halaman 103 – 115.
Indrastuti, ( 2008 ) IPS Untuk Kelas VI SD/MI, Klaten,
Yudhistira, halaman 91-96.
Alat Peraga
Alat peraga yang dipersiapkan meliputi gambar-gambar
hasil globalisasi antara lain : jenis-jenis makanan asing/luar
negeri, perangkat komputer, hand phone, dan televisi. Juga
sebuah hand phone, peta dan globe, dan sebuah koran atau
artikel dari internet. Semua alat peraga tersebut dipersiapkan
oleh siswa dengan bimbingan guru/peneliti.
28
3. Menyiapkan Lembar Kerja
Guru menyiapkan lembar kerja siswa ( LKS ) berisi tugas untuk
materi yang diajarkan dan menyiapkan materi yang diajarkan dan
menyiapkan materi diskusi.
4. Menyiapkan Lembar Evaluasi
Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa.
5. Menyiapkan lembar observasi untuk supervisor.
Supervisor melakukan observasi terhadap proses pembelajaran pada
siklus I.
b. Pelaksanaan
Pertemuan 1
Pembelajaran pada pertemuan I difokuskan pada kegiatan diskusi
kelompok untuk membahas materi diskusi tentang globalisasi antara
lain :
Pengertian globalisasi.
Bukti-bukti adanya proses globalisasi.
Dampak positif adanya globalisasi.
Dampak negatif adanya globalisasi.
Adapun kegiatan pembelajaran antara lain :
1) Kegiatan pra pembelajaran.
2) Kegiatan awal yang berisi apersepsi, pemberian motivasi belajar,
dan menjelaskan tujuan pembelajaran .
3) Siswa membaca sekilas inti materi pada buku sumber.
4) Guru menjelaskan inti materi tersebut.
5) Siswa membentuk kelompok diskusi atas saran dari guru.
6) Guru membagi LKS berisi materi diskusi yang akan dibahas,
kemudian guru menjelaskan tugasnya masing-masing.
7) Setiap kelompok diskusi membahas materi diskusi sesuai dengan
tugasnya.
8) Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.
29
9) Pada kegiatan akhir siswa dan guru menyimpulkan kegiatan
pembelajaran dan guru memberi penegasan pada materi pelajaran
serta pemberian PR.
Pertemuan 2
Pembelajaran pada pertemuan 2 difokuskan pada kegiatan laporan dan
presentasi hasil diskusi serta tes individual untuk mengukur
pencapaian hasil belajar siswa. Adapun urutan kegiatan pembelajaran
antara lain :
Kegiatan pra pembelajaran.
Kegiatan awal yang berisi apersepsi, pemberian motivasi belajar,
dan menjelaskan tujuan pembelajaran .
Masing-masing kelompok dengan diwakili salah satu anggotanya
melaporkan dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Setiap kali satu kelompok menyampaikan presentasinya, anggota
kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil diskusi
yang disampaikan.
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi.
Masing-masing kelompok saling menukar hasil diskusi untuk
dipelajari bersama-sama.
Siswa mengerjakan tes tertulis dan menyerahkan pada guru jika
telah selesai.
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
Guru memberi penegasan materi yang telah dipelajari bersama.
Guru memberi penghargaan kelompok berupa predikat kejuaraan
dan hadiah sesuai dengan hasil penilaian.
Tindak lanjut pada pertemuan 2 yaitu bagi siswa yang hasil nilai
belum mencapai KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang
hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi pengayaan
30
c. Pengamatan/observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran siklus I peneliti
berkolaborasi dengan supervisor sebagai pengamat/observer. Tugas
observer adalah mengamati proses pembelajaran pada siklus I dengan
panduan lembar observasi, yang telah tersedia. Adapun hal-hal yang
akan diobservasi meliputi :
1) Pra Pembelajaran
2) Kegiatan Membuka Pelajaran
3) Kegiatan Inti Pembelajaran
Pelaksanaan materi pelajaran
Strategi pola pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran
Penilaian proses dan hasil belajar
Penggunaan bahasa
4) Penutup
d. Refleksi
Pengumpulan data dilakukan bersama oleh guru sebagai
peneliti dan supervisor.yang diperoleh melalui observasi selama proses
pembelajaran pada siklus I.
Dari hasil refleksi pada siklus I dapat diketahui keunggulan
yang berhasil dicapai serta hambatan-hambatan yang dialami pada
proses pembelajaran. Semua masalah yang muncul menjadi dasar untuk
perbaikan rancangan pembelajaran pada siklus II.
4. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan selama dua
pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 13 April 2010,
sedangkan pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 14 April 2010.
Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus
I.yang dikolaborasikan antara peneliti dengan supervisor. Metode dan alat
31
peraga yang digunakan difokuskan pada implementasi pembelajaran yang
berorientasi pada model Cooperative Learning metode STAD dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman materi globalisasi.
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
RPP pada siklus II merupakan perbaikan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
Rancangan RPP tentang materi pokok Globalisasi mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, dampak pengiring, model dan metode pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran, sumber bahan dan alat peraga, dan
evaluasi ( lihat pada lampiran )
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah :
Ruang Belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas VI SD
Negeri Kudaile 06.
Buku Pelajaran
Buku pelajaran yang digunakan yaitu :
Julianto,Arif Sri Nugroho, (2008 ) IPS Untuk Kelas VI
SD/MI, Klaten, Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman 111 –
122.
Asy‟ari, dkk, ( 2006 ) Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk
kelas 6, Jakarta, Erlangga, halaman 103 – 115.
Indrastuti, ( 2008 ) IPS Untuk Kelas VI SD/MI, Klaten,
Yudhistira, halaman 91-96.
Alat Peraga
Alat peraga yang dipersiapkan meliputi gambar-
gambar hasil globalisasi antara lain : jenis makanan asing,
seperangkat komputer, hand phone, televisi, dan gambar
32
tentang perusahaan asing. Disamping itu juga digunakan peta
dan globe serta koran atau artikel dari sumber internet. Semua
alat peraga tersebut dipersiapkan oleh siswa dengan bimbingan
guru/peneliti.
Mempersiapkan Lembar Kerja
Mempersiapkan lembar kerja siswa ( LKS ) yang berisi tugas
untuk materi yang diajarkan dan bahan diskusi kelompok.
Mempersiapkan Lembar Evaluasi
Mempersiapkan soal-soal evaluasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar siswa.
Mempersiapkan lembar observasi untuk supervisor.
Mempersiapkan lembar observasi yang digunakan supervisor
untuk mengamati kegiatan pembelajaran pada siklus II.
b. Pelaksanaan
Pertemuan I
Pembelajaran pada pertemuan I difokuskan pada kegiatan diskusi
kelompok untuk membahas materi diskusi tentang globalisasi antara
lain :
Sikap dalam menghadapi globalisasi.
Latar belakang berdirinya perusahaan asing di Indonesia.
Keuntungan adanya perusahaan asing di Indonesia.
Kerugian adanya perusahaan asing di Indonesia.
Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan antara lain :
1) Kegiatan pra pembelajaran.
2) Kegiatan awal yang berisi apersepsi, pemberian motivasi belajar,
dan menjelaskan tujuan pembelajaran .
3) Siswa membaca sekilas inti materi pada buku sumber.
4) Guru menjelaskan inti materi tersebut.
5) Siswa membentuk kelompok diskusi atas saran dari guru.
33
6) Guru membagi LKS berisi materi diskusi yang akan dibahas,
kemudian guru menjelaskan tugasnya masing-masing.
7) Setiap kelompok diskusi membahas materi diskusi sesuai dengan
tugasnya.
8) Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.
9) Pada kegiatan akhir siswa dan guru menyimpulkan kegiatan
pembelajaran dan guru memberi penegasan pada materi pelajaran
serta pemberian PR.
Pertemuan II
Pembelajaran pada pertemuan II difokuskan pada kegiatan laporan dan
presentasi hasil diskusi serta tes individual untuk mengukur
pencapaian hasil belajar siswa. Adapun urutan kegiatan pembelajaran
antara lain :
1) Kegiatan pra pembelajaran.
2) Kegiatan awal yang berisi apersepsi, pemberian motivasi belajar,
dan menjelaskan tujuan pembelajaran .
3) Masing-masing kelompok dengan diwakili salah satu anggotanya
melaporkan dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
4) Setiap kali satu kelompok menyampaikan presentasinya, anggota
kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil diskusi
yang disampaikan.
5) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi.
6) Masing-masing kelompok saling menukar hasil diskusi untuk
dipelajari bersama-sama.
7) Siswa mengerjakan tes tertulis dan menyerahkan pada guru jika
telah selesai.
8) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
9) Guru memberi penegasan materi yang telah dipelajari bersama.
10) Guru memberi penghargaan kelompok berupa predikat kejuaraan
dan hadiah sesuai dengan hasil penilaian.
34
11) Tindak lanjut pada pertemuan 2 yaitu bagi siswa yang hasil nilai
belum mencapai KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang
hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi pengayaan
c. Pengamatan/observasi
Dalam siklus II peneiti berkolaborasi dengan supervisor
sebagai pengamat/observer. Tugas observer adalah mengamati
jalannya pembelajaran pada siklus II dengan panduan lembar
observasi, yang telah tersedia. Adapun hal yang akan diamati dalam
pembelajaran meliputi :
1) Penyajian Materi
Hal-hal yang diamati dalam tahap penyajian materi antara lain :
Penjelasan ruang lingkup materi yang akan dipelajari dan
indikator yang harus dicapai.
Penggunaan media dan alat peraga yang sesuai.
Pemberian motivasi belajar siswa dan apersepsi untuk
mengingatkan siswa tentang pengetahuan prasyarat.
2) Kegiatan Kelompok
Hal-hal yang diamati dalam tahap kegiatan kelompok antara lain :
Pembentukan kelompok diskusi siswa dengan kemampuan
heterogen dan membagikan LKS pada semua kelompok.
Penjelasan tugas diskusi yang akan dilaksanakan dan
membimbing siswa/kelompok yang mengalami kesulitan.
Pemberian perhatian dan motivasi belajar pada
siswa/kelompok.
3) Tes Individual
Hal-hal yang diamati dalam tahap tes individual antara lain :
Membagikan lembar tes tertulis individual.
Penjelasan tata cara pengerjaan tes tertulis.
Pengawasan pelaksanaan tes tertulis individual.
Penilaian hasil tes tertulis.
35
4) Penghitungan Skor Perkembangan Individu
Hal-hal yang diamati dalam tahap ini antara lain :
Analisis nilai tes tertulis individu dan nilai kelompok siswa.
Pengkategorian kemampuan siswa berdasarkan penskoran
perkembangan individu melalui tes tertulis.
5) Pemberian Penghargaan Kelompok
Hal-hal yang diamati dalam tahap ini antara lain :
Perhitungan skor kelompok.
Menghitung skor rata-rata kelompok untuk menentukan
kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super.
Pemberian penghargaan pada kelompok diskusi.
Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam
proses belajar mengajar meliputi :
1. Aktifitas belajar siswa, yaitu :
Memperhatikan penjelasan guru, bertanya pada guru dan
menjawab pertanyaan guru.
Disiplin selama pembelajaran.
Penggunaan media dan alat peraga.
Mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran.
Mengerjakan tugas dengan baik.
Semangat/antusias dalam pembelajaran
2. Aktifitas diskusi kelompok
Ikut andil membentuk kelompok.
Mengeluarkan pendapat.
Bertanya dan menjawab pertanyaan guru atau teman diskusi.
Menghargai pendapat orang lain dan menyampaikan kritik.
Mencatat kesimpulan hasil diskusi
d. Refleksi
Refleksi untuk siklus II dilakukan oleh peneliti dan supervisor
dengan mengacu pada data yang dikumpulkan selama pembelajaran
36
melalui teknik tes dan nontes. Data tersebut digunakan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pokok
globalisasi melalui. Refleksi dilakukan untuk mendiskusikan hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang dibahas antara
lain :
1) Analisis tentang aktifitas guru dan siswa selama pembelajaran.
2) Mengulas dan menjelaskan rencana dan pelaksanaan tindakan yang
telah dilaksanakan.
3) Melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang
telah diperoleh.
5. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Deskriptif Kuantitatif
Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan berdasarkan hasil tes, baik tes
individual maupun tes untuk kelompok diskusi.
a. Daftar Nilai Siklus I ( lihat Lampiran )
Tes individual pada siklus I dilakukan pada akhir pembelajaran
pertemuan ke-2. Adapun rangkuman hasil tes tersebut sebagai berikut :
No KKM Jumlah
Nilai Tuntas
Jumlah Nilai
Belum Tuntas
Persentase
Ketuntasan
1.
62
14
3
82,4 %
Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Dengan mengacu pada kriteria :
Indikator Keberhasilan Hasil
- 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum ( KKM 6,2 )
Siswa berhasil mencapai target yang ditentukan karena rata-rata nilai
yang dicapai 80,7 dengan persentase ketuntasan mencapai 82,4 %.
Dengan demikian secara kuantitas individual siswa berhasil dalam
37
mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Gambaran ketuntasan
belajar dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
b. Penetapan Skala Penilaian Pada Siklus I
Distribusi frekuensi hasil tes siklus I dilakukan sebagai dasar untuk
mengklasifikasikan kemampuan yang telah berhasil dicapai
berdasarkan rentang nilai yang telah ditetapkan. Uraian selengkapnya
sebagai berikut :
Rentang Nilai Huruf Kategori Frekuensi Persentase
80 – 100 A Sangat Baik 11 64,7 %
70 – 79 B Baik 1 5,9 %
60 – 69 C Cukup Baik 5 29,4 %
50 – 59 D Buruk 0 -
00 - 49 E Sangat Buruk 0 -
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tes Individual Siklus I
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa cukup berhasil dalam
menguasai materi pelajaran karena persentase untuk perolehan rentang
nilai 80 – 100 mencapai 64,7 % ( kategori sangat baik/A ). Sedangkan
untuk kategori B 5,9 %, dan kategori C 29,4 %.
0
2
4
6
8
10
12
14
Tuntas
Tidak Tuntas
38
c. Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi Pada Siklus I ( lihat lampiran)
Tes diskusi kelompok dilakukan pada akhir kegiatan diskusi kelompok.
Rangkuman hasil tes tersebut yaitu :
Nama Kelompok Nilai Rata-rata
I 78,8
II 83,8
III 86,3
IV 81,1
Rata-rata 82,5
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Tugas Diskusi Kelompok Siklus I
Siswa berhasil mencapai target yang ditentukan dengan pencapaian
rata-rata nilai 82,5. Dengan demikian secara kuantitas, rata-rata
kelompok berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
ditentukan.
d. Penetapan Peringkat Kelompok dari Tugas Diskusi Siklus I.
Rata-Rata Nilai Rata-Rata
Nilai
Nama
Kelompok
Kategori Predikat
Observasi Tugas
88,0 86,3 87,2 Klp. III Sangat Baik Klp. Super
82,8 83,8 83,3 Klp. II Baik Klp. Hebat
83,4 81 82,2 Klp. IV Cukup Baik Klp. Baik
84,8 78,8 81,8 Klp. I Buruk Klp. Sedang
Jumlah 334,5
Rata-rata 83,6
Tabel 4.5 Penetapan Peringkat Kelompok Diskusi Siklus I
Dari data di atas diketahui bahwa kelompok III meraih predikat
kelompok super. Disusul kelompok II yang meraih predikat kelompok
hebat, kelompok IV meraih predikat kelompok baik, dan kelompok I
39
sebagai kelompok sedang. Dengan rata-rata total nilai yang mencapai
83,6.
Deskriptif Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif dilakukan berdasarkan observasi selama
kegiatan diskusi kelompok berlangsung ( lihat lampiran ). Pada siklus I
rangkuman hasil observasi sebagai berikut :
Nama Kelompok Jumlah Skor nilai
I 84,8
II 82,8
III 88,0
IV 83,4
Rata-rata 84,8
Tabel 4.6 Rekapitulasi Rata-rata Jumlah Skor Nilai Diskusi Kelompok Siklus I
Dari data tersebut rata-rata jumlah skor nilai mencapai 84,8. Data tersebut
menunjukkan bahwa siswa secara kualitas menunjukkan aktifitas yang
tinggi yang menentukan pencapaian hasil belajar.
6. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Deskriptif Kuantitatif ( Individual )
Analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui peningkatan pemahaman
siswa terhadap materi pokok globalisasi melalui model Cooperative
Learning metode STAD.
a. Daftar Nilai Siklus II ( lihat lampiran )
Tes individual pada siklus I dilakukan pada akhir pembelajaran
pertemuan ke-2. Adapun rangkuman hasil tes tersebut sebagai berikut :
No KKM Jumlah Nilai
Tuntas
Jumlah Nilai
Belum Tuntas
Persentase
Ketuntasan
1
62
15
2
88,2 %
40
Tabel 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Dengan mengacu pada kriteria :
Indikator Keberhasilan Hasil
- 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum ( dengan KKM 6,2 )
Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa siswa berhasil
mencapai target hasil belajar yang telah ditentukan karena rata-rata
nilai yang dicapai 81,5 dengan persentase ketuntasan mencapai 88,2 %.
b. Penetapan Skala Penilaian Pada Siklus II
Rentang
Nilai
Huruf Kategori Frekuensi Persentase
80 – 100 A Sangat Baik 11 64,7 %
70 – 79 B Baik 2 11,8 %
60 – 69 C Cukup Baik 4 23,5 %
50 – 59 D Buruk 0 -
00 - 49 E Sangat Buruk 0 -
Tabel 4.8 Penetapan Skala Penilaian Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Tuntas
Belum Tuntas
41
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa cukup berhasil dalam
menguasai materi karena persentase untuk perolehan rentang nilai 80 –
100 mencapai 64,7 % ( kategori sangat baik/A ), sedangkan kategori
baik mencapai 11,8 %, dan kategori cukup baik mencapai 23,5 %.
c. Daftar Nilai Tugas Kelompok Pada Siklus II ( lihat lampiran )
Tes diskusi kelompok dilakukan pada akhir kegiatan diskusi kelompok.
Rangkuman hasil tes tersebut yaitu :
Nama Kelompok Nilai Rata-rata
I 81,3
II 88,8
III 80,0
IV 87,5
Rata-rata 84,4
Tabel 4.9 Rekapitulasi Nilai Tugas Diskusi Kelompok Siklus II
Siswa berhasil mencapai target yang ditentukan dengan pencapaian
rata-rata nilai 84,4. Dengan demikian secara kuantitas, rata-rata
kelompok berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Deskriptif Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif dilakukan berdasarkan observasi selama
kegiatan diskusi kelompok berlangsung ( lihat lampiran ). Pada siklus II
rangkuman hasil observasi sebagai berikut :
Nama Kelompok Jumlah Skor nilai
I 88,5
II 88,0
III 89,6
IV 92,3
Rata-rata 89,6
Tabel 4.10 Rekapitulasi Rata-rata Jumlah Skor Nilai Diskusi Kelompok Siklus II
42
Dari data tersebut rata-rata jumlah skor nilai mencapai 89,6. Data tersebut
menunjukkan bahwa siswa secara kualitas menunjukkan aktifitas yang
tinggi dalam kegiatan diskusi. Hal ini ikut menentukan pencapaian hasil
belajar yang maksimal.
Penetapan Peringkat Kelompok Diskusi Pada Siklus II
Penetapan peringkat kelompok diskusi digunakan untuk
mengklasifikasikan kualitas masing-masing kelompok diskusi yang
menjadi dasar untuk menentukan pemberian penghargaan pada kelompok
diskusi. Uraian selengkapnya sebagai berikut :
Rata-Rata Nilai Rata-Rata
Nilai
Nama
Klp
Kategori Predikat
Observasi Tugas
92,3 87,5 89,9 Klp IV Sangat Baik Klp. Super
88,0 88,8 88,4 Klp II Baik Klp. Hebat
88,5 81,3 84,9 Klp I Cukup Baik Klp. Baik
89,6 80,0 84,8 Klp III Buruk Klp. Sedang
Jumlah 348
Rata-rata 87,0
Tabel 4.11 Penetapan Peringkat Kelompok Diskusi ( Nilai Kuantitatif )
Pada Siklus II
Dari data di atas diketahui bahwa kelompok IV meraih predikat
kelompok super. Disusul kelompok II yang meraih predikat kelompok
hebat, kelompok I meraih predikat kelompok baik, dan kelompok III
sebagai kelompok sedang. Dengan rata-rata total nilai yang mencapai
87,0.
7. Analisis Hasil Nilai Kelompok untuk Menentukan Peringkat Kelompok
Analisis hasil nilai kelompok ini ditentukan dari nilai kuantitatif
dan nilai kualitatif. Hasil perhitungan tersebut digunakan sebagai dasar
untuk menentukan pemberian penghargaan kelompok diskusi berdasarkan
43
nilai kelompok yang telah dicapai. Adapun rangkuman perhitungan hasil
nilai kelompok tersebut yaitu :
Nilai
Tes
Nilai
Observasi
Jumlah Rata-
rata
Nama
Kelompok
Predikat
87,2 90,6 177,8 88,9 Kelompok III Kelompok Super
82,2 82,5 164,7 82,4 Kelompok IV Kelompok Hebat
83,3 81,3 164,6 82,3 Kelompok II Kelompok Baik
81,8 81,3 163,1 81,6 Kelompok I Klp. Sedang
Tabel 4.12 Peringkat Hasil Nilai Kelompok Diskusi
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kelompok III
merupakan kelompok terbaik ( Kelompok Super ) yang berhak
mendapatkan penghargaan tertinggi. Disusul kelompok IV menduduki
peringkat kedua, kelompok II menduduki peringkat ketiga, dan kelompok I
menduduki peringkat keempat.
Penentuan peringkat kelompok dan pemberian penghargaan
merupakan bagian terakhir dari rangkaian model Cooperative Learning
metode STAD. Hal ini dimaksudkan sebagai motivasi untuk
meningkatkan semangat belajar dan bekerja sama khususnya dalam kerja
kelompok atau tugas diskusi kelompok.
B. Pembahasan
Siklus I
Analisis nilai pada siklus I mengacu pada data yang dikumpulkan
selama pembelajaran. Data tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan
pemahaman siswa terhadap materi pokok globalisasi melalui model
Cooperative Learning metode STAD. Analisis yang digunakan berdasarkan
hasil nilai proses dan hasil belajar. Uraian selengkapnya dapat dilihat di
bawah ini :
44
1. Nilai proses dan hasil
Dari data nilai yang diperoleh melalui penilaian proses dan hasil belajar
dapat diketahui bahwa siswa lebih meningkat pemahamannya tentang
materi pokok globalisasi. Nilai proses dan hasil dapat diketahui dari data
berikut ini :
No Rt2
Nilai
Individu
Rt2 Nilai Kelompok Jumlah Rata-
rata Tugas Observasi
1
80,7
83,6
83,9
248,2
82,7
Tabel 4.13 Perhitungan Nilai Proses dan Hasil Siklus I
Berdasarkan kriteria :
a. Indikator Keberhasilan Proses.
- 75 % siswa mampu memahami materi globalisasi
- 75 % siswa aktif dalam pembelajaran dan kerja kelompok.
b. Indikator Keberhasilan Hasil
- 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
( KKM 6,2 )
Maka dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai siswa melampaui target
yang ditentukan. Peningkatan hasil nilai yang diperoleh pada siklus I
menunjukkan bahwa penerapan model Cooperative Learning metode
STAD pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan pemahaman siswa
pada materi globalisasi.
2. Aktifitas belajar siswa
Dari hasil perolehan data cek list individual tentang aktifitas belajar siswa
dan aktifitas diskusi kelompok dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan melaksanakan
semua tugas dengan baik. Hal ini menunjukkan siswa antusias dan
menyukai pembelajaran model Cooperative Learning metode STAD.
45
Refleksi Siklus I
Pelaksanaan pada siklus I disusun berdasarkan kendala dan masalah yang
teridentifikasi oleh guru. Refleksi dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi
dengan supervisor sebagai observer. Hasil refleksi akan dijadikan bahan
rekomendasi pada pembelajaran Siklus II.
Keberhasilan pada Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I meghasilkan beberapa keberhasilan,
antara lain :
1. Sebagian besar siswa dapat melampaui terget keberhasilan yang telah
ditetapkan.
2. Diskusi kelompok dan diskusi kelas dapat dilaksanakan sesuai dengan
karakteristik model Cooperative Learning metode STAD.
3. Semua tugas belajar dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan target
pencapaian dan waktu yang telah ditetapkan.
Kekurangan pada siklus I
Dari semua keberhasilan tersebut, ada pula beberapa kekurangan yang muncul
selama pelaksanaan siklus I. Kekurangan atau kelemahan tersebut antara lain :
1. Masih ada beberapa siswa yang hasil nilainya masih di bawah KKM.
2. Waktu yang tersedia terbatas sehingga ada aktifitas belajar yang
pelaksanaannya kurang maksimal.
3. Penggunaan media dan alat peraga kurang optimal dan merata karena
persediaan terbatas.
4. Kehadiran supervisor sedikit mempengaruhi aktifitas belajar siswa, karena
perhatian siswa terbagi oleh keberadaan supervisor.
5. Kelompok diskusi yang terbentuk kurang maksimal karena pembentukan
kelompok ditentukan oleh guru.
6. Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan kreatif dalam mengikuti
aktifitas belajar.
46
Rekomendasi untuk pembelajaran pada siklus II :
1. Perlu disusun RPP perbaikan untuk siklus II dengan memperhatikan semua
kekurangan yang muncul pada siklus I.
2. Peneliti harus memperbaiki alokasi waktu untuk setiap poin kegiatan
belajar.
3. Bila memungkinkan media dan alat peraga perlu ditambah dan lebih
variatif.
4. Pembentukan kelompok diskusi hendaknya lebih banyak melibatkan siswa.
5. Sumber belajar perlu diperbanyak lagi.
6. Siswa perlu lebih dipersiapkan dengan menjelaskan tentang kehadiran
supervisor dan adanya pemotretan.
Siklus II
Pelaksanaan pada siklus II merupakan perbaikan pada siklus I.
Refleksi dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan supervisor sebagai
observer. Hasil refleksi akan dijadikan bahan rekomendasi pada tindak lanjut.
1. Nilai proses dan hasil
Dari data nilai yang diperoleh melalui penilaian proses dan hasil belajar
dapat diketahui bahwa siswa lebih meningkat pemahamannya tentang
materi pokok globalisasi. Nilai proses dan hasil dapat diketahui dari data
berikut ini :
No Rt2
Nilai
Individu
Rt2 Nilai Kelompok Jumlah Rata-
rata Tugas Observasi
1
81,5
87,0
91,7
170,9
85,5
Tabel 4.14 Rata-Rata Nilai Proses dan Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan kriteria :
a. Indikator Keberhasilan Proses.
- 75 % siswa mampu memahami materi globalisasi
47
- 75 % siswa aktif dalam pembelajaran dan kerja kelompok.
b. Indikator Keberhasilan Hasil
- 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
( KKM 6,2 )
Maka dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai siswa melampaui target
yang ditentukan. Peningkatan hasil nilai yang diperoleh pada siklus II
menunjukkan bahwa penerapan model Cooperative Learning metode
STAD pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan pemahaman siswa
pada materi globalisasi.
2. Aktifitas belajar siswa
Dari hasil perolehan data cek list individual tentang aktifitas belajar siswa
dan aktifitas diskusi kelompok dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan melaksanakan
semua tugas dengan baik. Hal ini menunjukkan siswa antusias dan
menyukai pembelajaran model Cooperative Learning metode STAD.
Analisis Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil yang dicapai pada pembelajaran siklus II,
konsep tentang globalisasi dapat dibangun oleh siswa melalui aktifitas
pembelajaran dengan model Cooperative Learning metode STAD.
Pemahaman siswa terhadap materi globalisasi lebih meningkat pada
siklus II. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan berikut ini :
No No.Urut Siswa Nilai Keterangan
Siklus I Siklus II
1 1 73 60 Belum Tuntas
2 2 80 80 Tuntas
3 3 87 87 Tuntas
4 4 93 93 Tuntas
48
5 5 80 87 Tuntas ( meningkat )
6 6 87 93 Tuntas( meningkat )
7 7 67 73 Tuntas( meningkat )
8 8 60 80 Tuntas( meningkat )
9 9 93 93 Tuntas
10 10 93 100 Tuntas( meningkat )
11 11 93 93 Tuntas
12 12 60 67 Tuntas( meningkat )
13 13 93 93 Tuntas
14 14 67 73 Tuntas( meningkat )
15 15 60 67 Tuntas( meningkat )
16 16 93 60 Belum Tuntas
17 17 93 87 Tuntas
Jumlah 1372 1386
Rata-rata 80,7 81,5
Peningkatan ( % ) 0,99 %
Tabel 4.15 Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II
Dari data di atas diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar
siswa antara siklus I dan siklus II sebesar 0,99 %. Dari data di atas
diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa antara siklus I dan
siklus II sebesar 0,99 %.
49
Untuk penilaian proses belajar melalui aktifitas kegiatan
diskusi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Nilai Siklus I Nilai Siklus II
Tes Observasi Tes Observasi
83,6
83,9
87,0
91,7
Tabel 4.16 Perbandingan Nilai untuk Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II
Persentase peningkatan :
1. Nilai Tes siklus I dan siklus II meningkat 4,07 %.
2. Nilai Observasi siklus I dan siklus II meningkat 9,30 %.
3. Rata-rata peningkatan siklus I dan siklus II yaitu :
2
NKlNKn
2
30,907,4 %69,6
2
37,13
Keterangan :
NKn : persentase peningkatan nilai tes siklus I dan II.
NKl : persentase peningkatan nilai observasi siklus I dan II
Dari data di atas diketahui ada peningkatan yang signifikan
untuk penilaian proses pada kegiatan diskusi antara siklus I dan siklus II
sebesar 6,69 %.
Untuk mengetahui peningkatan nilai gabungan antara tugas
individu dan tugas diskusi kelompok dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tugas Individu Tugas Diskusi Kelompok
Rata2
N
Siklus I
Rata2 N
Siklus II
Siklus I Siklus II
Tes Observasi Tes Observasi
80,7
81,5
83,6
83,9
87,0
91,7
Rata2 Gabungan : 83,8 Rata
2 Gabungan : 89,4
Tabel 4.17 Nilai Individu dan Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II
50
No Jenis Tugas Rata2 Nilai
Siklus I
Rata2 Nilai
Siklus II
%
Peningkatan
1 Tugas Individu 80,7 81,5 0,99 %
2 Tugas Diskusi Kelompok 83,8 89,4 6,68 %
Persentase Peningkatan Total ( Individu dan Diskusi ) 5,69 %
Tabel 4.18 Perbandingan Nilai Total Siklus I dan Siklus II
Dari data di atas diketahui bahwa ada peningkatan yang
signifikan pada gabungan nilai individu dan nilai tugas diskusi kelompok
antara siklus I dan siklus II sebesar 5,69 %. Peningkatan tersebut
menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi
globalisasi melalui penerapan model Cooperative Learning metode STAD.
Refleksi Siklus II
Keberhasilan pada Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II meghasilkan beberapa keberhasilan,
antara lain :
1. Diskusi kelompok dan diskusi kelas dapat dilaksanakan sesuai dengan
karakteristik model Cooperative Learning metode STAD.
2. Semua tugas belajar dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan target
pencapaian dan waktu yang telah ditetapkan.
3. Ada peningkatan yang signifikan pada nilai proses dan hasil belajar pada
siklus II bila dibandingkan pada siklus I.
4. Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran model Cooperative Learning
metode STAD sehingga tidak canggung dan lebih aktif.
Dari hasil analisis pada refleksi siklus II, peneliti dan supervisor
menyepakati bahwa peningkatan hasil belajar tersebut disebabkan karena :
1. Siswa menyukai model Cooperative Learning metode STAD sehingga
memicu semangat dan motivasi untuk belajar.
51
2. Guru lebih menguasai penerapan model Cooperative Learning metode
STAD sehingga memudahkan dalam pengelolaannya.
3. Penggunaan media dan alat peraga yang cukup memadai dan merata,
sehingga siswa lebih mudah dalam mamahami konsep yang dipelajari.
4. Sumber belajar yang cukup beragam ( buku paket, koran, dan artikel
internet ), sehingga wawasan siswa lebih luas.
Hal-hal itulah yang mempengaruhi peningkatan pemahaman siswa
terhadap materi globalisasi. Disamping itu juga tidak dapat diabaikan faktor
pengetahuan prasyarat yang telah dimiliki siswa, sehingga siswa lebih siap
untuk memahami dan mempelajari konsep baru.
Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran
untuk siklus 2 :
Pada siklus II dapat diidentifikasi kendala dan masalah yang muncul
dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu :
1. Masih ada beberapa siswa yang lamban belajar.
2. Penggunaan alat peraga yang kurang merata pada semua siswa.
3. Masih ada siswa yang kurang terlatih dalam menggunakan alat peraga.
4. Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif selama pembelajaran.
5. Ada beberapa siswa yang belum terbiasa mengajukan pertanyaan dan
pendapat selama diskusi.
Semua kendala dan masalah yang telah diidentifikasi menjadi acuan
utama bagi peneliti untuk menyusun strategi penyelesaian masalah dengan
berkonsultasi dengan supervisor.
Langkah-langkah implementasi strategi penyelesaian masalah siklus II :
Sebagai tindak lanjut dari kendala dan masalah yang ditemui dalan siklus II,
perlu dibuat langkah-langkah sebagai berikut :
1. Untuk mengatasi masalah masih adanya beberapa siswa yang lamban
belajar dilakukan langkah-langkah berikut :
Mengulang kembali penanaman konsep-konsep yang masih kurang
dipahami.
52
Sering dilakukan pengulangan/drill melalui tanya jawab materi
pelajaran yang kurang dipahami.
Meningkatkan frekuensi belajar baik di sekolah maupun di rumah
2. Masalah penggunaan alat peraga yang kurang merata pada siswa dapat
dilakukan langkah-langkah berikut :
Mengusahakan pengadaan alat peraga melalui dana BOS.
Membuat sendiri alat peraga sederhana melalui mata pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan.
3. Masalah masih adanya siswa yang kurang terlatih dalam menggunakan alat
peraga dapat dilakukan langkah-langkah berikut :
Meningkatkan frekuensi penggunaan alat peraga pada semua mata
pelajaran khususnya IPS.
Sering dilakukan latihan penggunaan alat-alat peraga khususnya pada
pelajaran IPS.
Memberi motivasi pada siswa untuk meningkatkan diri dalam
menguasai penggunaan alat peraga.
4. Masalah masih adanya beberapa siswa yang kurang aktif selama
pembelajaran dapat dilakukan langkah-langkah berikut :
Memberi motivasi belajar pada siswa dengan menjelaskan manfaat
mempelajari ilmu-ilmu sosial/IPS.
Menerapkan metode pembelajaran yang variatif dan menarik untuk
menanamkan rasa senang dalam belajar.
Menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif dan kreatif
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih mengaktifkan
siswa.
5. Untuk mengatasi masalah masih adanya beberapa siswa yang belum
terbiasa mengajukan pertanyaan dan pendapat selama diskusi dapat
dilakukan langkah-langkah berikut :
Menanamkan keberanian pada siswa dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat khususnya dalam kegiatan diskusi.
53
Memberi motivasi pada siswa untuk meningkatkan rasa berani dalam
bertanya dan berpendapat dengan menjelaskan manfaat perlunya rasa
keberanian dan percaya diri.
Meningkatkan frekuensi pembelajaran yang menerapkan metode
diskusi kelompok.
Sering memberi pertanyaan dan kesempatan berpendapat pada siswa
yang masih kurang percaya diri.
Sebagai tindak lanjut, ada baberapa hal yang yang perlu dilakukan peneliti
berkaitan dengan hasil refleksi pada siklus II yaitu :
1. Melakukan evaluasi diri dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi
pokok globalisasi untuk mengetahui kekurangan-kekurangannya untuk di
perbaiki dan keberhasilan-keberhasilan yang telah di capai untuk
ditingkatkan.
2. Memperdalam kemampuan dalam penerapan model Cooperative Learning
khususnya pada metode STAD.
3. Memperdalam kemampuann dalam menganalisa permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran IPS.
4. Menjalin hubungan yang lebih intensif dengan siswa untuk meningkatkan
interaksi pembelajaran yang sehat dan kondusif.
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari siklus pertama sampai siklus kedua
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Implementasi pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative
Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman materi
globalisasi pada siswa kelas VI SD Negeri Kudaile 06 tahun pelajaran
2009/2010.
2. Untuk meningkatkan pemahaman materi globalisasi dengan model
Cooperative Learning metode STAD dapat dilakukan dengan cara
membentuk kelompok-kelompok diskusi. Setiap kelompok diskusi
bertanggung jawab untuk mempelajari masalah yang berbeda-beda.
Kemudian secara bersama-sama berdiskusi untuk saling menukar
pengetahuan. Dengan demikian setiap siswa dan kelompok materi yang
dipelajari secara utuh melalui pengalaman mengkonstruksi pengetahuan
sendiri.
3. Hambatan-hambatan yang dialami pada pembelajaran menggunakan
model Cooperative Learning metode STAD dalam memahami materi
globalisasi antara lain :
a. Masih ada beberapa siswa yang lamban belajar.
b. Penggunaan alat peraga yang kurang merata pada semua siswa.
c. Masih ada siswa yang kurang terlatih dalam menggunakan alat peraga.
d. Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif selama pembelajaran.
e. Ada beberapa siswa yang belum terbiasa mengajukan pertanyaan dan
pendapat selama diskusi.
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan saran-saran
sebagai berikut :
55
1. Bagi siswa
a. Suatu keberhasilan dalam belajar tidak bergantung pada orang lain
tetapi lebih banyak ditentukan oleh diri sendiri. Untuk itu dalam
mengikuti proses belajar mengajar hendaknya disertai motivasi belajar
yang tinggi.
b. Hendaknya siswa terlibat secara penuh baik secara fisik maupun
mental dalam proses belajar mengajar.
c. Siswa hendaknya lebih memanfaatkan kerja sama dalam belajar untuk
mencapai keberhasilan. Karena kerja sama yang baik lebih
memantapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya mampu menggunakan metode mengajar dengan baik
yang memungkinkan berkembangnya potensi siswa.
b. Guru hendaknya mampu menjadi motivator sekaligus menjadi
fasilitator bagi siswanya untuk memacu semangat siswa
c. Guru hendaknya lebih intensif menanamkan rasa kebersamaan dan
kerja sama dalam usaha untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya lebih menciptakan kondisi lingkungannya sebagai
tempat belajar dan berkreasi bagi siswanya.
b. Sekolah hendaknya terus meningkatkan kemampuan guru dalam
keterampilan mengelola pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar.
c. Sekolah harus mampu menjalin kerja sama dengan masyarakat dan
orang tua dalam ikut berpartisipasi dalam memajukan pendidikan.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, ( 1990 ) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Akasara.
Abdurrahman, Mulyono, ( 1999 ) Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar. Jakarta, Rineka Cipta.
Hoetomo M A, ( 2005 ) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya, Mitra
Pelajar
http : //id.wikipedia.org/wiki/globalisasi, diakses tanggal 5 Januari 2010.
Isjoni, ( 2009 ) Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok, Bandung, Alfabeta.
Nur, Mohamad, dkk, (2003 ) Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivis dalam pengajaran, Surabaya,Universitas
Negeri Surabaya.
Sobry Sutikno, M, ( 2009 ) Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif Dalam
Mewujudkan Pembelajaran Yang Berhasil, Bandung, Prospect.
Sanjaya, Wina ( 2005 ) Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
Soedijarto, ( 1993 ) Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu,
Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ( 1996 )
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
Taneo, S.P, ( 2009 ) Kajian IPS SD, Jakarta, Dirjen Dikti Depdiknas
57
CURRICULUM VITAE
1. Nama : Edi Susanto
2. NIM : X2707002
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 14 September 1967
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Golongan, Pangkat : III b, Penata Muda TK I
6. Jabatan : Guru SD
7. Tempat Tugas : SD Negeri Kudaile 06
8. Alamat kantor : Desa Kudaile
9. Nomor Telepon/Fax : -
10. Alamat Email : [email protected]
11. Alamat Rumah : Procot RT 03 RW III Slawi
12. Nomor Telepon/Hp : 085641419462
13. Riwayat Pendidikan : D2 PGSD UT
14. Pengalaman Penelitian yang Relevan : -
15. Publikasi Ilmiah yang Relevan : -
16. Pertemuan Ilmiah yang Relevan : -
58
CURRICULUM VITAE
17. Nama : Agus Kharir
18. NIP : 19671212 199103 1 013
19. Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 12 Desember 1967
20. Jenis Kelamin : Laki-laki
21. Golongan, Pangkat : III a, Penata Muda
22. Jabatan : Guru SD
23. Tempat Tugas : SD Negeri Slawi Wetan 01
24. Alamat kantor : Desa Slawi Wetan
25. Nomor Telepon/Fax : -
26. Alamat Email : -
27. Alamat Rumah : Slawi Wetan Kecamatan Slawi
28. Nomor Telepon/Hp : 08157727719
29. Riwayat Pendidikan : S I UNNES
30. Pengalaman Penelitian yang Relevan : -
31. Publikasi Ilmiah yang Relevan : -
32. Pertemuan Ilmiah yang Relevan : -