Nyoman Sadra Dharmawan Fakultas Kedokteran Hewan ... filefakta dan informasi yang diperoleh...
Transcript of Nyoman Sadra Dharmawan Fakultas Kedokteran Hewan ... filefakta dan informasi yang diperoleh...
Nyoman Sadra DharmawanFakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Denpasar - Bali
Pelatihan Pembelajaran Kurikulum Pendidikan Tinggi (Pekerti-AA)Universitas Udayana, 4-8 Desember 2017
LANDASAN HUKUM
• UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi• Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia• Permendikbud No. 73 Tahun 2013 tentang
Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi• Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi• Permenristekdikti No. 100 Tahun 2016 tentang
Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta
1
2011
Pengembangan KKNI
Kementrian Diknas dan
Kementrian Nakertrans
2010
Studi literatur dan komparasi:
Australia, New Zealand, UK,
Germany, France, Japan,
Thailand, Hongkong,
European Commission of
Higher Education
2009
20032006
UU No.20 Th 2003
PP No.31 Th 2006
dasar dari KKNI
Implementasi KKNI, sinkronisasi
antar sektor, pengakuan oleh
berbagai sektor atas kualifikasi KKNI.
2012
2016
Penyetaraan antara kualifikasi
lulusan dengan kualifikasi KKNI,
PPL, Pendidikan multi entry dan
multi exit, Pendidikan sistem
terbuka
SDM asing
SDM Indonesia
Penilaiankesetaraandanpengakuankualifikasi
PERBANDINGAN QUALIFICATION FRAMEWORK SECARA GLOBAL
EQF: EUROPEAN QUALIFICATION FRAMEWORK
AQF: AUSRALIAN QUALIFICATION FRAMEWORK
AQRF: ASEAN QUALIFICATION REFERENCE FRAMEWORK
IQF: INDONESIAN QUALIFICATION FRAMEWORK
• Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia,yang selanjutnya disingkat KKNI, adalahkerangka penjenjangan kualifikasi kompetensiyang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidangpendidikan dan bidang pelatihan kerja sertapengalaman kerja dalam rangka pemberianpengakuan kompetensi kerja sesuai denganstruktur pekerjaan di berbagai sektor.
• KKNI merupakan perwujudan mutu dan jatidiri Bangsa Indonesia terkait dengan sistempendidikan dan pelatihan nasional yang dimilikiIndonesia.1
2
3
4
5
7
8
9
6
• KKNI terdiri dari 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari Kualifikasi 1 sebagai kualifikasi terendah dan Kualifikasi – 9 sebagai kualifikasi tertinggi
• Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran yang disepakati secara nasional, disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan dan/atau pelatihan yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja
1
2
3
4
5
7
8
9
6
Pencapaian Level pada KKNI Melalui Berbagai Jalur
S3
Skill
Know-how
Knowledge
Science
More Scientific
More Skillful
Characteristic of IQF elements
IQF
LE
VE
LS
Capaian Pembelajaran (learning outcomes): internasilisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan praktis, ketrampilan, afeksi, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.
Deskripsi Kualifikasi pada KKNI merefleksikan capaian pembelajaran(learning outcomes) yang diperolehseseorang melalui jalur
• pendidikan• pelatihan• pengalaman kerja• pembelajaran mandiri
The share of Science, Knowledge, Knowhow and Skills in each IQF level may vary according to the national qualification assessment established by all concerned parties.
Capaian Pembelajaran:
KOMPETENSI
CAPAIAN PEMBELAJARAN
llmu pengetahuan (science): suatu sistem berbasis metodologi ilmiah untuk membangun pengetahuan (knowledge) melalui hasil-hasil penelitian di dalam suatu bidang pengetahuan (body of knowledge). Penelitian berkelanjutan yang digunakan untuk membangun suatu ilmu pengetahuan harus didukung oleh rekam data, observasi dan analisa yang terukur dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman manusia terhadap gejala-gejala alam dan sosial.
Pengetahuan (knowledge): penguasaan teori dan keterampilan oleh seseorang pada suatu bidang keahlian tertentu atau pemahaman tentang fakta dan informasi yang diperoleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan untuk keperluan tertentu.
Pengetahuan praktis (know-how): penguasaan teori dan keterampilan oleh seseorang pada suatu bidang keahlian tertentu atau pemahaman tentang metodologi dan keterampilan teknis yang diperoleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan untuk keperluan tertentu.
Keterampilan (skill): kemampuan psikomotorik (termasuk manual dexterity dan penggunaan metode, bahan, alat dan instrumen) yang dicapai melalui pelatihan yang terukur dilandasi oleh pengetahuan (knowledge) atau pemahaman (know-how) yang dimiliki seseorang mampu menghasilkan produk atau unjuk kerja yang dapat dinilai secara kualitatif maupun kuantitatif.
Afeksi (affection): sikap (attitude) sensitif seseorang terhadap aspek-aspek di sekitar kehidupannya baik ditumbuhkan oleh karena proses pembelajarannya maupun lingkungan kehidupan keluarga atau mayarakat secara luas.
Kompetensi (competency): akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan tanggung jawab individupada bidang kerjanya.
Deskripsi Jenjang Kualifikasi KKNI
Deskripsi Umum
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, makaimplementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihankerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap level kualifikasimencakup proses yang menumbuhkembangkan afeksi sebagaiberikut :• Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalammenyelesaikan tugasnya
• Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air sertamendukung perdamaian dunia
• Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya
• Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, danagama serta pendapat/temuan orisinal orang lain
• Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untukmendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
LEVEL 6 (SARJANA/DIPLOMA-4)
• Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan
IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu
beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.
• Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum
dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut
secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian
masalah prosedural.
• Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis
informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam
memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok.
• Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.
LEVEL 7 (PROFESI)
• Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah
tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif
kerjanya dengan memanfaatkan IPTEKS untuk menghasilkan
langkah-langkah pengembangan strategis organisasi.
• Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau
seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan
monodisipliner.
• Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis
dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua
aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang
keahliannya.
LEVEL 8 (MAGISTER)
• Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau
seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya
melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.
• Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau
seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter
atau multidisipliner .
• Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat
bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat
pengakuan nasional maupun internasional.
LEVEL 9 (DOKTOR)
• Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau
seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek
profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya
kreatif, original, dan teruji.
• Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau
seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter,
multi atau transdisipliner.
• Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset
dan pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan
dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat
pengakuan nasional maupun internasional.
1
2
3
4
5
7
8
9
6
PROGRAM PROFESI
AHLI
TEKNISI/ ANALIS
OPERATOR
AHLI
TEKNISI/ ANALIS
OPERATOR
S2
S1
S3
SMU
PROFESI
SPESIALIS 2
DIII
DII
DI
SMK
DIV/ S1T
S3T
S2T SPESIALIS 1
PENGUASAAN PENGETAHUAN
KETERAMPILAN KHUSUS
KETERAMPILAN UMUM
SIKAP
PermenristekdiktiNo 44 tahun 2015Tentang SNDikti
2
UU No 12 Th 2012 tentang Dikti (Pasal 54)
• Standar Pendidikan Tinggi terdiri atas: – Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang ditetapkan
oleh Menteri atas usul suatu badan yang bertugasmenyusun dan mengembangkan Standar NasionalPendidikan Tinggi; dan
– Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh setiapPerguruan Tinggi dengan mengacu pada StandarNasional Pendidikan Tinggi.
• Standar Nasional Pendidikan Tinggi merupakansatuan standar yang meliputi standar nasionalpendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat.
Ketentuan Umum
• Standar Nasional Pendidikan Tinggi, (SN Dikti) adalah satuanstandar yang meliputi Standar Nasional Pendidikan, ditambahdengan Standar Nasional Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.
• Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentangpembelajaran pada jenjang pendidikan tinggi di perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Standar Nasional Penelitian adalah kriteria minimal tentang sistempenelitian pada perguruan tinggi yang berlaku di seluruh wilayahhukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat adalah kriteriaminimal tentang sistem pengabdian kepada masyarakat padaperguruan tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 1
Standar NasionalPendidikan
Standar NasionalPenelitian
Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (pkm)
1. standar kompetensilulusan;
2. standar isipembelajaran;
3. standar proses pembelajaran;
4. standar penilaianpembelajaran;
5. standar dosen dantenaga kependidikan;
6. standar sarana danprasaranapembelajaran;
7. standar pengelolaanpembelajaran; dan
8. standar pembiayaanpembelajaran.
1. standar hasilpenelitian;
2. standar isi penelitian; 3. standar proses
penelitian; 4. standar penilaian
penelitian; 5. standar peneliti; 6. standar sarana dan
prasarana penelitian; 7. standar pengelolaan
penelitian; dan8. standar pendanaan
dan pembiayaanpenelitian.
1. standar hasil pkm; 2. standar isi pkm3. standar proses pkm4. standar penilaian pkm5. standar pelaksana
pkm6. standar sarana dan
prasarana pkm; 7. standar pengelolaan
pkm; dan8. standar pendanaan
dan pembiayaan pkm
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 4, 43, 54
Standar Nasional Pendidikan Tinggibertujuan untuk:
• menjamin tercapainya tujuan pendidikan tinggi yang berperanstrategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmupengetahuan dan teknologi dengan menerapkan nilai humanioraserta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan;
• menjamin agar pembelajaran pada program studi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan olehperguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara KesatuanRepublik Indonesia mencapai mutu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan
• mendorong agar perguruan tinggi di seluruh wilayah hukumNegara Kesatuan Republik Indonesia mencapai mutupembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakatmelampaui kriteria yang ditetapkan dalam Standar NasionalPendidikan Tinggi secara berkelanjutan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 3
Standar Nasional Pendidikan Tinggi wajib:
• dipenuhi oleh setiap perguruan tinggi untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional;
• dijadikan dasar untuk pemberian izin pendirianperguruan tinggi dan izin pembukaan program studi;
• dijadikan dasar penyelenggaraan pembelajaranberdasarkan kurikulum pada program studi;
• dijadikan dasar penyelenggaraan penelitian danpengabdian kepada masyarakat;
• dijadikan dasar pengembangan dan penyelenggaraansistem penjaminan mutu internal;
• dijadikan dasar penetapan kriteria sistempenjaminan mutu eksternal melalui akreditasi.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 3
Standar Nasional Pendidikan
Standar Kompetensi Lulusan
• Standar kompetensi lulusan merupakan kriteriaminimal tentang kualifikasi kemampuan lulusanyang mencakup sikap, pengetahuan, danketerampilan yang dinyatakan dalam rumusancapaian pembelajaran (CP) lulusan.
• Rumusan capaian pembelajaran lulusan wajib: – mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan
KKNI; dan
– memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi padaKKNI.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 5
Perpres No 8 tahun 2012 tentangKerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Standar Kompetensi Lulusan
digunakan sebagai acuan utama
pengembangan
Standar isi pembelajaran, Standar proses pembelajaran,
Standar penilaian pembelajaran, Standar dosen dan tenaga kependidikan,
Standar sarana dan prasarana pembelajaran, Standar pengelolaan pembelajaran, dan
Standar pembiayaan pembelajaran
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 5
Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan
Sikap
Pengetahuan
Ketrampilan
KetrampilanKhusus
KetrampilanUmum
disusun oleh: a. forum program studi
sejenis atau nama lain yang setara; atau
b. pengelola program studi dalam hal tidakmemiliki forum program studi sejenis.
Tercantum dalam Lampiran Permenristekdikti 44 tahun 2015(dapat ditambah oleh perguruan tinggi)
Tercantum dalam LampiranPermenristekdikti 44 tahun 2015(dapat ditambah oleh
perguruan tinggi)
Diusulkan ke Direktur Jenderal Belmawa, dikaji dan ditetapkanMenristekdikti sebagai rujukan program studi sejenis. Pasal 7
Ketentuan Peralihan
Standar Isi Pembelajaran
• Standar isi pembelajaran merupakan kriteriaminimal tingkat kedalaman dan keluasan materipembelajaran.
• Kedalaman dan keluasan materi pembelajaranmengacu pada capaian pembelajaran lulusan.
• Kedalaman dan keluasan materi pembelajaranpada program profesi, spesialis, magister, magister terapan, doktor, dan doktor terapan, wajib memanfaatkan hasil penelitian dan hasilpengabdian kepada masyarakat.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 8
Tingkat Kedalaman dan Keluasan Materi Pembelajaran
• Dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusandari KKNI.
• Untuk beberapa program pendidikan (lihat Permenristekdikti 44/2015):
– lulusan program diploma empat dan sarjana paling sedikit menguasaikonsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secaraumum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan danketerampilan tersebut secara mendalam;
– lulusan program magister, magister terapan, dan spesialis satu paling sedikit menguasai teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan tertentu;
– lulusan program doktor, doktor terapan, dan subspesialis paling sedikitmenguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan keterampilantertentu.
• Bersifat kumulatif dan/atau integratif.
• Dituangkan dalam bahan kajian yang distrukturkan dalam bentuk mata kuliah.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 9
Standar Proses Pembelajaran
• merupakan kriteria minimal tentangpelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaianpembelajaran lulusan.
• mencakup: – karakteristik proses pembelajaran;
– perencanaan proses pembelajaran;
– pelaksanaan proses pembelajaran; dan
– beban belajar mahasiswa.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 10
Karakteristik Proses Pembelajaran
• interaktif, • holistik, • integratif, • saintifik, • kontekstual, • tematik, • efektif, • kolaboratif, dan• berpusat pada mahasiswa
Untuk MeraihCP Lulusan
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 11
Perencanaan Proses Pembelajaran
• disusun untuk setiap mata kuliah dan
• disajikan dalam rencana pembelajaransemester (RPS) atau istilah lain yang ditetapkan dan dikembangkan oleh dosensecara mandiri atau bersama dalam kelompokkeahlian suatu bidang ilmu pengetahuandan/atau teknologi dalam program studi.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 12
RPS atau istilah lain paling sedikit memuat:
• nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu;
• capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;. • kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap
pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan; • bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai; • metode pembelajaran; • waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap
tahap pembelajaran; • pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi
tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester; • kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan• daftar referensi yang digunakan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 12
wajib ditinjau dan disesuaikan secara berkala denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
• berlangsung dalam bentuk interaksi antaradosen, mahasiswa, dan sumber belajar dalamlingkungan belajar tertentu.
• dilaksanakan sesuai RPS atau istilah lain
• yang terkait dengan penelitian mahasiswa wajibmengacu pada Standar Nasional Penelitian.
• yang terkait dengan pengabdian kepadamasyarakat oleh mahasiswa wajib mengacu padaStandar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 13
Proses Pembelajaran MelaluiKegiatan Kurikuler
• wajib dilakukan secara sistematis danterstruktur melalui berbagai mata kuliah dandengan beban belajar yang terukur.
• wajib menggunakan metode pembelajaranyang efektif sesuai dengan karakteristik matakuliah untuk mencapai kemampuan tertentuyang ditetapkan dalam matakuliah dalamrangkaian pemenuhan CP lulusan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 14
Metode Pembelajaran
• dapat dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran matakuliah antara lain: – diskusi kelompok, – simulasi, – studi kasus, – pembelajaran kolaboratif, – pembelajaran kooperatif, – pembelajaran berbasis proyek, – pembelajaran berbasis masalah, atau– metode pembelajaran lain,
yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaianpembelajaran lulusan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 14
Setiap mata kuliah dapatmenggunakan satu ataugabungan dari beberapametode pembelajaran dandiwadahi dalam suatubentuk pembelajaran.
Bentuk Pembelajaran• kuliah;
• responsi dan tutorial;
• seminar; dan
• praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktiklapangan;
• penelitian, perancangan, ataupengembangan
• pengabdian kepadamasyarakat
Wajib bagi• program diploma empat, • program sarjana, • program profesi, • program magister, • program magister terapan, • program spesialis, • program doktor, dan• program doktor terapan
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 14
Wajib bagi• program diploma empat, • program sarjana, • program profesi, • program spesialis,
di bawah bimbingan dosen
Beban Belajar, sks, Semester
• Beban belajar mahasiswa dinyatakan dalambesaran satuan kredit semester (sks).
• Semester merupakan satuan waktu kegiatanpembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu termasuk ujian tengahsemester dan ujian akhir semester.
• Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester dan perguruan tinggi dapatmenyelenggarakan semester antara.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 15
Semester Antara
• diselenggarakan: selama paling sedikit 8 (delapan) minggu
• beban belajar mahasiswa paling banyak 9 (sembilan) sks
• sesuai beban belajar mahasiswa untukmemenuhi capaian pembelajaran yang telahditetapkan.
• tatap muka paling sedikit 16 (enam belas) kali termasuk ujian tengah semester antara dan ujianakhir semester antara.
Beban Belajar dan Masa BelajarProgram Beban Belajar paling sedikit
(sks)Masa Belajar (tahunakademik)
Diploma I 36 Paling lama 2
Diploma II 72 Paling lama 3
Diploma III 108 Paling lama 5
Diploma IV,/Sarjana Terapandan Sarjana
144 Paling lama 7
Profesi 24 Paling lama 3setelah menyelesaikan program sarjana atau
diploma IV/Sarjana Terapan
Magister, Magister Terapan, dan Spesialis
36 Paling lama 4setelah menyelesaikan program sarjana atau
diploma IV?Sarjana Terapan
Doktor, Doktor Terapan, danSubSpesialis
42 Paling lama 7
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 16
PT dapat menetapkan kurang
Kuliah, Responsi dan Tutorial
• 1 sks =
tatap muka 50 menit per
minggu per semester;
penugasanterstruktur60 menit
per minggu per semester
mandiri 60 menit per minggu per semester.
+ +
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 17
Seminar atau Benntuk Lain yang Sejenis
• 1 sks =
tatap muka 100 menit
per minggu per semester;
belajarmandiri
70 menit per minggu per
semester
+
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 17
Sistem Blok, Modul
• Perhitungan beban belajar dalam sistemblok, modul, atau bentuk lain ditetapkansesuai dengan kebutuhan dalam memenuhicapaian pembelajaran
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 17
Proses Pembelajaran lain:
• 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupapraktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdiankepada masyarakat, dan/atau proses pembelajaran lain yang sejenis, 170 menit per minggu per semester.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 17
Mahasiswa Berprestasi AkademikTinggi
• Beban belajar mahasiswa program diploma II, program diploma III, program diploma IV/sarjana terapan, dan program sarjana yang berprestasi akademik tinggi (IPS > 3,00 danmemenuhi etika akademik), setelah 2 semester pada tahun akademik yang pertamadapat mengambil maksimum 24 sks padasemester berikut.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 18
Mahasiswa Berprestasi AkademikTinggi
• Mahasiswa program magister, program magister terapan, atau program yang setara yang berprestasi akademik tinggi(IPS > 3,50 dan memenuhi etika akademik)dapatmelanjutkan ke program doktor atau program doktorterapan, setelah paling sedikit 2 semester mengikutiprogram magister atau program magister terapan, tanpaharus lulus terlebih dahulu dari program magister atauprogram magister terapan tersebut.
• Mahasiswa program magister atau program magister terapan yang melanjutkan ke program doktor atau program doktor terapan harus menyelesaikan program magister atau program magister terapan sebelum menyelesaikanprogram doktor.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 18
Standar Penilaian Pembelajaran
• Standar penilaian pembelajaran merupakankriteria minimal tentang penilaian proses danhasil belajar mahasiswa dalam rangkapemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
• Cakupan penilaian proses dan hasil belajar:– prinsip penilaian; – teknik dan instrumen penilaian; – mekanisme dan prosedur penilaian; – pelaksanaan penilaian; – pelaporan penilaian; dan – kelulusan mahasiswa.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 19
Prinsip Penilaian
Mencakup prinsip
• edukatif,
• otentik,
• objektif,
• akuntabel, dan
• transparan
yang dilakukan secara terintegrasi
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 20
Teknik dan Instrumen Penilaian• Teknik penilaian terdiri atas
– observasi,
– partisipasi,
– unjuk kerja,
– tes tertulis,
– tes lisan, dan
– angket.
• Instrumen penilaian terdiri atas
– penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau
– penilaian hasil dalam bentuk portofolio atau karya desain.
• Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, danketerampilan khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi dariberbagi teknik dan instrumen penilaian
• Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik daninstrumen penilaian yang digunakan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 21
Untuk penilaian sikap
Mekanisme dan Prosedur Penilaian
• Mekanisme penilaian:– menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen,
kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran;
– melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuatprinsip penilaian
– memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakanhasil penilaian kepada mahasiswa; dan
– mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswasecara akuntabel dan transparan.
• Prosedur penilaian mencakup tahap perencanaan, kegiatanpemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasilobservasi, dan pemberian nilai akhir.
• Prosedur penilaian pada tahap perencanaan dapat dilakukanmelalui penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 22
Pelaksanaan Penilaian
• Pelaksanaan penilaian dilakukan sesuai denganrencana pembelajaran.
• Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan oleh: – dosen pengampu atau tim dosen pengampu; – dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan
mengikutsertakan mahasiswa; dan/atau– dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan
mengikutsertakan pemangku kepentingan yang relevan.
• Pelaksanaan penilaian untuk program subspesialis, program doktor, dan program doktor terapan wajibmenyertakan tim penilai eksternal dari perguruantinggi yang berbeda.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 22
Pelaporan Penilaian
Huruf Angka Kategori
A 4 Sangat baik
B 3 Baik
C 2 Cukup
D 1 Kurang
E 0 Sangat kurang
Perguruan tinggi dapat menggunakan hurufantara dan angka antara untuk nilai pada kisaran0 (nol) sampai 4 (empat).
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 24
Hasil Penilaian
• Hasil penilaian diumumkan kepada mahasiswasetelah satu tahap pembelajaran sesuaidengan rencana pembelajaran.
• Hasil penilaian CP lulusan di tiap semester dinyatakan dengan indeks prestasi semester(IPS).
• Hasil penilaian CP lulusan pada akhir program studi dinyatakan dengan indeks prestasikumulatif (IPK).
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 24
IPK Minimal dan PredikatProgram IPK
MinimalPredikat
Memuaskan SangatMemuaskan
Pujian
DiplomaSarjana
2,0 2,76 – 3,0 3,01 – 3,50 > 3,50
Profesi,Spesialis,Magister,Magister TerapanDoktorDoktor Terapan
3,0 3,0 – 3,50 3,51 – 3,75 > 3,75
Mahasiswa juga harus telah menempuh seluruh bebanbelajar yang ditetapkan dan memiliki CP lulusan yang ditargetkan oleh program studi
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 25
Mahasiswa yang lulus berhak
• ijazah, bagi lulusan program diploma, program sarjana, program magister, program magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan
• sertifikat profesi, bagi lulusan program profesi
• sertifikat kompetensi, bagi lulusan program pendidikansesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunyadan/atau memiliki prestasi di luar program studinya,
• gelar, dan
• surat keterangan pendamping ijazah, kecualiditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 25
Standar Dosen dan TenagaKependidikan
• Standar dosen dan tenaga kependidikanmerupakan kriteria minimal tentang kualifikasidan kompetensi dosen dan tenagakependidikan untuk menyelenggarakanpendidikan dalam rangka pemenuhan CP lulusan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 27
Kewajiban Dosen
• memiliki kualifikasi akademik,
• memiliki kompetensi pendidik,
• sehat jasmani dan rohani, serta
• memiliki kemampuan untuk menyelenggarakanpendidikan dalam rangka pemenuhan CP lulusan
tingkat pendidikanpaling rendah yang harus dipenuhi olehseorang dosendan dibuktikandengan ijazah.
dinyatakandengan sertifikatpendidik, dan/atausertifikat profesi
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 26
Kualifikasi Akademik Dosen
Program Kualifikasi akademik paling rendah(harus relevan dengan program studi)
Dapat pula menggunakanlulusan (yang relevan denganprogram studi)
Diploma I dan II Magister/Magister Terapan DIII+Pengalaman+SetaraJenjang 6 KKNI
Diploma III, IV Magister/Magister Terapan Sertifikat Profesi+SetaraJenjang 8 KKNI
Sarjana Magister/Magister Terapan Sertifikat +Setara Jenjang 8 KKNI
Profesi Magister/Magister Terapan + Pengalaman Kerja > 2 tahun
Sertifikat Profesi+SetaraJenjang 8 KKNI + Pengalamankerja > 2 tahun
Magister, dan Magister Terapan
Doktor/Doktor Terapan Sertifikat Profesi+SetaraJenjang 9 KKNI
Spesialis danSubspesialis
Doktor/Doktor Terapan + PengalamanKerja > 2 tahun
-
Doktor dan DoktorTerapan
Doktor/Doktor Terapan Sertifikat Profesi+SetaraJenjang 9 KKNI
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 27
Penyetaraan Jenjang KKNI
• dilakukan oleh Direktur Jenderal Pembelajarandan Kemahasiswaan melalui mekanismerekognisi pembelajaran lampau.
Syarat Tambahan Pembimmbing Utama Program Doktor dan Program Doktor Terapan:
• dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir telahmenghasilkan paling sedikit:
– 1 (satu) karya ilmiah pada jurnal nasionalterakreditasi atau jurnal internasional yang bereputasi; atau
– 1 (satu) bentuk lain yang diakui oleh kelompokpakar yang ditetapkan senat perguruan tinggi.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 27Ketentuan Peralihan
Beban Kerja Dosen• kegiatan pokok dosen mencakup:
– perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proses pembelajaran;
– pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran;
– pembimbingan dan pelatihan;
– penelitian; dan
– pengabdian kepada masyarakat;
• kegiatan dalam bentuk pelaksanaan tugas tambahan; dan
• kegiatan penunjang.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 28
TridharmaPT
Tridharma PT disesuaikan dengan besarnya beban tugastambahan, bagi dosen yang mendapatkan tugas tambahan.
Beban Kerja Dosen
• Beban kerja dosen sebagai pembimbing utamadalam penelitian terstuktur dalam rangkapenyusunan skripsi/ tugas akhir, tesis, disertasi, atau karya desain/seni/bentuk lain yang setarapaling banyak 10 (sepuluh) mahasiswa.
• Beban kerja dosen mengacu pada nisbah dosendan mahasiswa.
• Nisbah dosen dan mahasiswa diatur dalamPeraturan Menteri.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 27
Standar Sarana dan PrasaranaPembelajaran
• Standar sarana dan prasarana pembelajaranmerupakan kriteria minimal tentang saranadan prasarana sesuai dengan kebutuhan isidan proses pembelajaran dalam rangkapemenuhan CP lulusan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 32
Standar Sarana Pembelajaran• Standar sarana pembelajaran paling sedikit terdiri atas:
– perabot;
– peralatan pendidikan;
– media pendidikan;
– buku, buku elektronik, dan repositori;
– sarana teknologi informasi dan komunikasi;
– instrumentasi eksperimen;
– sarana olahraga;
– sarana berkesenian;
– sarana fasilitas umum;
– bahan habis pakai; dan
– sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamananPermenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 32
Jumlah, jenis, danspesifikasi saranaditetapkan berda-sarkan rasio peng-gunaan saranasesuai dengankarakteristik me-tode dan bentukpembelajaran, serta harus men-jamin terseleng-garanya proses pembelajaran danpelayanan admi-nistrasi akademik.
Standar Prasarana Pembelajaran
• Standar Prasarana Pembelajaran paling sedikit terdiri atas:– lahan; – ruang kelas; – perpustakaan; – laboratorium/studio/bengkel kerja/unit
produksi; – tempat berolahraga; – ruang untuk berkesenian; – ruang unit kegiatan mahasiswa; – ruang pimpinan perguruan tinggi; – ruang dosen; – ruang tata usaha; dan– fasilitas umum yang meliputi: jalan, air,
listrik, jaringan komunikasi suara, dan data
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 35
Pedoman mengenaikriteria prasaranapembelajaranditetapkan olehDirektur JenderalPembelajaran danKemahasiswaan.
Lahan Perguruan Tinggi
• Lahan harus berada dalam lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat untukmenunjang proses pembelajaran.
• Lahan pada saat perguruan tinggi didirikanwajib dimiliki oleh penyelenggaraperguruantinggi.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 34Ketentuan Peralihan
Bangunan Perguruan Tinggi
• harus memiliki standar kualitas minimal kelasA atau setara.
• harus memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, sertadilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya memadai dan instalasi, baik limbahdomestik maupun limbah khusus, apabiladiperlukan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 34Ketentuan Peralihan
Sarana dan Prasarana Bagi Mahasiswayang Berkebutuhan Khusus antara lain
• pelabelan dengan tulisan Braille dan informasidalam bentuk suara,
• lerengan (ramp) untuk pengguna kursi roda, jalur pemandu (guiding block) di jalan ataukoridor di lingkungan kampus,
• peta/denah kampus atau gedung dalambentuk peta/denah timbul, dan
• toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursiroda.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 37
Standar Pengelolaan Pembelajaran
• merupakan kriteria minimal tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan danevaluasi, serta pelaporan kegiatan pembelajaranpada tingkat program studi.
• harus mengacu pada– standar kompetensi lulusan,
– standar isi pembelajaran,
– standar proses pembelajaran,
– standar dosen dan tenaga kependidikan, serta
– standar sarana dan prasarana pembelajaran.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 38
Kewajiban Unit Pengelola Program Studidalam Hal Pengelolaan Pembelajaran
• melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajarandalam setiap mata kuliah;
• menyelenggarakan program pembelajaran sesuai standar isi, standar proses, standar penilaian yang telah ditetapkan dalamrangka mencapai CP lulusan;
• melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan suasana akademikdan budaya mutu yang baik;
• melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodikdalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran; dan
• melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagaisumber data dan informasi dalam pengambilan keputusanperbaikan dan pengembangan mutu pembelajaran;
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 39
Kewajiban PT dalam Hal Pengelolaan Pembelajaran
• menyusun kebijakan, rencana strategis, dan operasional terkaitdengan pembelajaran yang dapat diakses oleh sivitas akademikadan pemangku kepentingan, serta dapat dijadikan pedoman bagiprogram studi dalam melaksanakan program pembelajaran;
• menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan jenis dan program pendidikan yang selaras dengan capaian pembelajaran lulusan;
• menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan program studi dalammelaksanakan program pembelajaran secara berkelanjutan dengansasaran yang sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi;
• melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan program studi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;
• memiliki panduan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan, penjaminan mutu, dan pengembangan kegiatanpembelajaran dan dosen;
• menyampaikan laporan kinerja program studi dalammenyelenggarakan program pembelajaran paling sedikit melaluipangkalan data pendidikan tinggi.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 39
Standar Pembiayaan Pembelajaran
• Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang komponen dan besaran biaya investasi dan biayaoperasional yang disusun dalam rangka pemenuhan CP lulusan.
• Biaya investasi pendidikan tinggi adalah bagian dari biayapendidikan tinggi untuk– pengadaan sarana dan prasarana, – pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan
• Biaya operasional pendidikan tinggi adalah bagian dari biayapendidikan tinggi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatanpendidikan yang mencakup– biaya dosen, – biaya tenaga kependidikan, – biaya bahan operasional pembelajaran, dan– biaya operasional tidak langsung.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 40
Standar Satuan Biaya OperasionalPendidikan Tinggi
• adalah biaya operasional pendidikan tinggi ditetapkanper mahasiswa per tahun
• bagi PTN ditetapkan secara periodik oleh Menteri dengan mempertimbangkan: – jenis program studi;
– tingkat akreditasi perguruan tinggi dan program studi
– indeks kemahalan wilayah;
• menjadi dasar bagi setiap perguruan tinggi untukmenyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja(RAPB) perguruan tinggi tahunan dan menetapkanbiaya yang ditanggung oleh mahasiswa.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 40
Kewajiban PT dalam Hal PembiayaanPembelajaran
• mempunyai sistem pencatatan biaya danmelaksanakan pencatatan biaya sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangansampai pada satuan program studi;
• melakukan analisis biaya operasional pendidikantinggi sebagai bagian dari penyusunan rencanakerja dan anggaran tahunan perguruan tinggiyang bersangkutan; dan
• melakukan evaluasi tingkat ketercapaian standarsatuan biaya pendidikan tinggi pada setiap akhirtahun anggaran.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 41
Sumber Dana
• Badan penyelenggara perguruan tinggi atau perguruantinggi wajib mengupayakan pendanaan pendidikan tinggidari berbagai sumber di luar sumbangan pembinaanpendidikan (SPP) yang diperoleh dari mahasiswa, antaralain:– hibah; – jasa layanan profesi dan/atau keahlian; – dana lestari dari alumni dan filantropis; dan/atau– kerja sama kelembagaan pemerintah dan swasta.
• Perguruan tinggi wajib menyusun kebijakan, mekanisme, dan prosedur dalam menggalang sumber dana lain secaraakuntabel dan transparan dalam rangka peningkatankualitas pendidikan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 42
Standar Nasional Penelitian
Standar Nasional Pengabdiankepada Masyarakat
Ketentuan Peralihan (Pasal 66)Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini (sejak 21 Desember 2015):
• rumusan pengetahuan dan keterampilan khusus sebagaimana dimaksuddalam Pasal 7 ayat (3) yang belum dikaji dan ditetapkan oleh Menteri, perguruan tinggi dapat menggunakan rumusan pengetahuan danketerampilan khusus yang disusun secara mandiri untuk proses penjaminan mutu internal di perguruan tinggi dan proses penjaminanmutu eksternal melalui akreditasi;
• persyaratan pembimbing utama, wajib disesuaikan dengan ketentuanPasal 27 ayat (15) huruf b paling lama 3 (tiga) tahun;
• lahan dan bangunan perguruan tinggi yang digunakan melalui perjanjiansewa menyewa wajib disesuaikan dengan ketentuan Pasal 34 dan Pasal 36paling lama 20 (dua puluh tahun);
• Pengelolaan dan penyelenggaraan perguruan tinggi wajib menyesuaikandengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun;
• semua ketentuan tentang kriteria minimum yang berfungsi sebagaistandar pendidikan tinggi dinyatakan masih tetap berlaku, sepanjangketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 belum ditetapkan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 66
matur suksma