Nutrisi Pada Pasien Cedera Kepala

32
Nutrisi pada pasien cedera kepala

description

nutrisi TBI

Transcript of Nutrisi Pada Pasien Cedera Kepala

Nutrisi pada pasien cedera kepala

• Pasien dengan cedera otak akan menyebabkan hipermetabolisme yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan infeksi menjadi berat.Penelitian ini bertujuan membandingkan dinamika kadar C-Reactive Protein (CRP) antara nutrisi enteral dini dengan nutrisi enteral lambatpada pasien pascabedah cedera otak. Penelitian ini menggunakan metode uji klinis acak tersamar tunggal dengan 46 sampel dari Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan jejaringnya. Data dianalisis dengan menggunakan komputer dengan program SPSS.

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa hari ke 0,1,2,dan 3 didapatkan nilai kadar CRP antara kelompok nutrisi enteral dini dan kelompok nutrisi enteral lambat tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0,05) .Pada awal penilaian kadar CRP tidak ditemukan kadar CRP yang berbeda bermakna antara nutrisi enteral dini dengan nutrisi enteral lambat, Hari ke 1 setelah pemberian nutrisi pada kelompok dini menurun sebanyak 20,22 dari 115,65(T0) menjadi 95,43(T1).

04/28/23

• Adapun pada kelompok lambat pada hari ke-1 belum diberikan nutrisi ternyata ditemukan tidak ada perubahan yang bermakna hanya terjadi peningkatan kadar CRP yang kecil sebanyak 1,83 dari 110,52(T0) menjadi 112,35(T1) dan tidak bermakna secara statistik,bila tidak diberi nutrisi pada hari pertama, maka tidak terjadi penurunan kadar CRP yang bermakna.

• Pada hari ke-2, kadar CRP pada kelompok dini terjadi penurunan sebesar 14,43 dari 95,43(T1) menjadi 81,00(T2) dan pada kelompok lambat juga terjadi penurunan sebesar 26,44 dari 112,35(T1) menjadi 85,91(T2), kemudian pada hari ke-3, kadar CRP pada kelompok dini terjadi penurunan sebesar 13,26 dari 81,00(T2) menjadi 67,74(T3) dan pada kelompok lambat juga terjadi penurunan sebesar 11,82 dari 85,91(T2) menjadi 74,09(T3).

• Hal ini menunjukkan bahwa dinamika kadar CRP pada nutrisi enteral dini lebih rendah dibandingkan nutrisi enteral lambat tetapi secara statistik tidak berbeda bermakna.

04/28/23

• Nutrisi merupakan komponen penting dalam pengobatan pasien dengan trauma infeksi. Sasaran utama dari bantuan nutrisi adalah memperkecil kehilangan protein dan energi karena penggantian kehilangan nutrient umumnya tidak mungkin pada fase akut penyakitnya. Disfungsi gastrointestinal, hilangnya nafsu makan, berkurangnya asupan makanan dan adanya peningkatan keperluan nutrisi merupakan masalah yang umum pada pasien setelah operasi yang luas, infeksi berat, dan cedera. Dalam keadaan ini, terjadi kekurangan asupan nutrisi dengan cepat dan mempengaruhi pemulihan dan rehabilitasi (Bisri., 2012; Weissmann., 2009)

• Cedera otak merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia, angka kejadian cedera kepala menempati 15-20% kematian pada usia 5-35 tahun dan 1% dari seluruh kematian pada orang dewasa. Penanganan cedera kepala saat ini telah dilakukan oleh tim dokter neurointensifis, neuroanesthesia, dan ahli bedah saraf (Debora et al., 2009).

• Pasien yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU) biasanya ditandai dengan hipermetabolisme dan hiperkatabolisme sehingga dapat menyebabkan malnutrisi. Nutrisi yang tidak adekuat dapat meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan menambah lama rawat di rumah sakit (Slone et al., 2004).

04/28/23

• Konsep tentang ‘resting the bowel’ dan ‘bypass the ileus‘ untuk menggunakan nutrisi parenteral telah diganti dengan konsep nutrisi enteral saat usus masih berfungsi. ‘starving the gut’ bukan lagi konsep standar dalam menangani pasien pasien kritis maupun pasien cedera, maupun penyakit penyakit berat seperti pankreatitis. Beberapa penelitian dan meta-analisis tentang parenteral nutrisi dan enteral nutrisi menyimpulkan bahwa nutrisi enteral menghasilkan lebih rendah komplikasi infeksi dan lama rawat yang sama. Tapi pertanyaan tentang ‘seberapa dini pemberian nutrisi?’ masih kontroversial. Banyak penelitian menganalisis kontroversial ini dan membandingkan parenteral nutrisi terhadap enteral nutrisi dini dan nutrisi enteral lambat tapi tetap gagal untuk menjawab pertanyaan bahwa seberapa cepat pemberian nutrisi harus dimulai (Curtis et al., 2009).

• Ada beberapa teori mengapa early enteral nutrition mempunyai keuntungan mengurangi komplikasi septik. Pada binatang, enteral feeding akan mencegah atrofi saluran cerna dan mempertahankan gut barrier yang mencegah translokasi bakteri. Bila translokasi bakteri terjadi pada manusia, kerusakan gut barrier dapat menimbulkan pelepasan sitokin dan complement, dimulainya systemic inflammatory response syndrome (SIRS). Enteral feeding juga mempertahankan produksi secretory Ig A (sIgA). Jadi enteral feeding harus dimulai dalam 36- 48 jam setelah cedera (Bisri.,2012; Eckerwal et al., 2011).

04/28/23

• C-Reactive Protein (CRP) adalah salah satu protein fase akut yang terdapat dalam darah normal yang kadarnya akan meningkat bila terjadi proses inflamasi. CRP telah digunakan sebagai penanda inflamasi akut, diproduksi oleh hati sebagai respon terhadap kerusakan jaringan dan infeksi. Kadar CRP pada plasma telah dilaporkan berhubungan paralel dengan beratnya infeksi dan Sepsis Kadar CRP sangat sensitif terhadap inflamasi sehingga telah banyak digunakan sebagai penanda sepsis. CRP diinduksi oleh sitokin proinflamasi antara lain Interleukin-1 (IL-1), Interleukin-6 (IL-6), Tumour Necrosis Factor (TNFα), Interleukin-18 (IL-18) dan lain-lain.

• Beberapa penelitian menunjukkan sensitifitas CRP untuk mendiagnosa sepsis adalah 75%. Sel T pada endothel usus memproduksi sitokin yang mana dapat menstimulasi ataupun menghambat produksi dari immunoglobulin A (IgA). Sitokin juga mengganggu status nutrisi dan mengganggu distribusi nutrisi ke jaringan. Selain diproduksi di endothelium intestinal, sitokin juga diproduksi di pancreas, paru, dan hati (Eckerwal et al., 2011; Taylor et al., 1999)

• Bullock R et al (1996) menunjukkan bahwa early jejenul feeding dalam waktu 36 jam menurunkan lama tinggal di rumah sakit sedangkan pemberian makanan yang dimulai hari ke 4-5 setelah cedera kepala tidak mengurangi frekuensi sepsis.Peneliti menemukan bahwa early enteral nutrient secara nyata menurunkan komplikasi septik. (Bullock et al., 1996)

04/28/23

04/28/23

04/28/23

04/28/23

Perubahan Metabolisme Pasca Trauma

• Gangguan keseimbangan metabolisme tubuh, – hipermetabolisme dan – katabolisme,

• Fase-fase respon inflamasi sistemik pada cedera kepala atau trauma --> sarana penting untuk menginterprestasikan kejadian metabolik komplek yang terjadi selama trauma.

• Mendiskripsikan ada 2 fase– fase ebb dan – fase flow (Debora, 2009).

Fase ebb• Respon awal tehadap injuri• keadaan hemodinamik tidak stabil, ekstremitas dingin dan

hipometabolisme sering terjadi. • Lama bervariasi : +24 jam pertama - 3 hari, • gejala yang muncul – Kardiak output rendah dan – Penurunan perfusi jaringan. – Penurunan penggunaan substrat dan – Penurunan fungsi dari sel-sel akan terdepresi pada– hipotensi sistemik dan – aktivasi sistem saraf otonom (berkeringat, sianosis perifer,

dan takikardia). (Tayek et al.,2008).• mayoritas jaringan tubuh (Debora, 2009).

Fase flow ditandai :• peningkatan kardiak output • peningkatan kebutuhan energi • peningkatan ekskresi nitrogen,• fase hipermetabolik

– pelepasan insulin dan hormon-hormon anti insulin ( glukagon,cathecolamin,kortisol) dalam kadar yang tinggi,

– ketidakseimbangan hormon ->peningkatan mobilisasi asam amino dan asam lemak bebas -> sebagian digunakan sebagai sumber energi, yang lainnya dibentuk menjadi glukosa dan trigliserida.

• Keadaan hipermetabolik ->anabolik dan katabolik-->kehilangan protein dan lemak yang sangat bermakna ->lean body mass wasting dan deplesi protein viseral.

• (Debora, 2009).

04/28/23

Fase flow • Umumnya fase hipermetabolik tersebut akan mencapai

puncaknya dalam waktu 48-72 jam dan kembali normal setelah 7-10 hari. Tetapi apabila dalam masa itu terjadi komplikasi infeksi, iskemia atau masih terdapat sisa fokus inflamasi, maka fase hipermetabolik akan terus berlangsung. Sedangkan menurut Moore F et al (1959) fase flow dapat berlangsung selama 4 hari. (Moore F et al., 1959; Jeremitsky et al., 2005).

Perubahan metabolisme selama fase ebb dan fase flow:

Fase Ebb Flow Metabolisme Hipometabolik Hipermetabolik

Suhu Hipotermi Hipertermi

Kebutuhan kalori Rendah Tinggi

Produksi glukosa Normal Meningkat

Katabolisme protein Ringan Tinggi

Glukosa darah Hiperglikemia Normal / hiperglikemia

Katekolamin Meningkat Normal / meningkat

Glukokortikoid Meningkat Normal / meningkat

Insulin Rendah Tinggi

Glukagon Meningkat Normal /meningkat

Kebutuhan jantung Menurun Meningkat

Sumber: (Escallon, 2003)

04/28/23

Tujuan Pemberian Nutrisi :

• 1. Sulit untuk menghitung kebutuhan kalori pada pasien cedera kepala akut. Salah satu pendekatan adalah menyediakan 1,4-1,5 x dari perkiraan BEE.

• 2. Asupan protein berkisar 1,5-2,2 gram/kgBB/hari untuk meminimalkan kehilangan protein dan untuk mencapai imbang nitrogen positif.

04/28/23

Dukungan Nutrisi untuk Gangguan Neurologis(Panduan Praktis ):

1."nutrition screening" untuk mengidentifikasi mereka yang membutuhkan penilaian status nutrisi khusus guna perencanaan suatu terapi nutrisi.

2. Dukungan nutrisi khusus dimulai sejak awal pada pasien dengan cedera kepala sedang maupun berat.

3. nutrisi enteral lebih direkomendasikan

04/28/23

. 4. Nutrisi parenteral Bila membutuhkan dukungan nutrisi khusus dan bila nutrisi enteral tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya.

• 5. Kalorimetri indirek untuk menentukan kebutuhan nutrisi pada pasien dengan cedera kepala maupun CVA.

• 6. Fungsi menelan dievaluasi menilai faktor keamanan dari pemeberian makanan secara oral dan resiko aspirasi

Rumus Kebutuhan Kalori

• Pemberian nutrisi sebaiknya diberikan pada saat fase flow ( 48 –72 Jam) -> trauma dan retensi lambung yang minimal.

• Fase flow (status hipermetabolik) --> dukungan nutrisi penting untuk mencegah terjadinya laju hiperkatabolisme yang cepat dan berat (Debora, 2009).

Kebutuhan Kalori : 25-30 kkal/KgBB/24 jamSumber: (Hartono, 2004)

04/28/23

Penilaian Status Nutrisi pada Acute Brain Injury :

1. Setelah cedera kepala, hormon-hormon katabolik seperti glukagon dan kortisol sangat meningkat.

2. Formula yang biasa digunakan untuk menghitung kebutuhan energi adalah Harris Benedict.

3. Perkiraan jumlah nitrogen yang hilang perlu untuk penentuan kebutuhan protein pasien.

04/28/23

Rumus Harris Benedict :

• Pria : BEE (kkal/hari) = 66,47 + 13,75 (BB) + 5,00 (TB) - 6,76 (usia)

• Wanita : Bee (kkal/hari) = 655,10 + 9,46 (BB) + 1,86 (TB) - 4,68 (usia)

Pemberian Nutrisi Pada Pasien Cedera Otak

• Cedera otak ringan– Pasien dipuasakan selama 6 jam.– Observasi keluhan pasien berupa mual, muntah.– Apabila tidak ada keluhan diperbolehkan minum.

•Cedera otak sedang-berat– Pasien dipuasakan dan dipasang NGT (Nasogastric Tube)

1.Dewasa ukurannya 14-16 Fr2.Anak-anak ukurannya 12-14 Fr3. Bayi ukuran 6 Fr

Cedera otak sedang dan berat

• Retensi cairan lambung minimal(< 100ml), terdapat bising usus, tidak mual dan muntah, tidak ada distensi abdomen -> diet cair.

• Pemberian dimulai “start low, go slow” – Diet cair (200ml)-> observasi retensi lambung,

normal jika < 150ml (Hartono, 2004).

ManitolBiokimia • Polisakarida yang stabil dalam larutan dan mudah diproduksi. • Terkandung dalam sayuran dan buah-buahan, • Merupakan 6-karbon alkohol, yang tergolong sebagai obat diuretik osmotik.(1).

Mekanisme KerjaTempat kerja utama manitol adalah: •(1) Tubuli proksimal->menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotik; •(2) Ansa henle->penghambatan reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun; •(3) Duktus koligentes->penghambatan reabsorbsi natrium dan air, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain (Nafrialdi, 2007).

Manitol• Mengatasi kelebihan cairan di jaringan (intrasel)

otak. • Efektif dalam mengurangi edema otak. • Larutan hiperosmolar yang digunakan untuk terapi

meningkatkan osmolalitas serum.

Dengan alasan fisiologis ini, manitol meningkatkan osmolalitas plasma dan menarik cairan normal dari dalam sel otak yang osmolarnya rendah ke intravaskuler yang osmolar tinggi, untuk menurunkan edema otak (Nafrialdi, 2007)

Manitol

Indikasi• Menurunkan tekanan intrakranial yang

tinggi karena edema serebral.• Meningkatkan diuresis pada pencegahan

pengobatan oliguria yang disebabkan gagal ginjal.

• Menurunkan tekanan intraokular.• Meningkatkan ekskresi urine senyawa toksik

(Bereczki, 2000)

Manitol

Kontraindikasi• Kongesti atau edema paru.• Perdarahan intakranial kecuali selama

pembedahan kraniotomi.• Gagal jantung kongestif.• Edema metabolik dengan kelainan

vaskuler(Brandis, 2007).

Manitol

Dosis - Loading dose : 1-2 gr/kgBB - Maintenance dose: 0,5-1 g/kgBB diulang tiap 4-6 jam (Nafrialdi,2007)Sediaan- Manitol 10% dalam plabottle 250cc (25g) dan 500 cc (50g)- Manitol 20% dalam plabottle 250cc (50g)dan 500 cc (100g)(IAI, 2013)

Manitol

Efek samping• Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit• Rasa tidak enak pada saluran cerna• Sakit kepala• Takikardi• Hiponatremia• Hipotensi (Bereczki, 2000)

KEMATIAN BATANG OTAK

04/28/23

04/28/23

04/28/23

04/28/23