Nutrisi Pada Kasus Bedahm, njlnlk

13
NUTRISI PADA KASUS BEDAH Pendahuluan Asupan gizi yang faali adalah melalui makanan dan minuman. Ini dapat berupa diet yang diberikan secara oral, melalui sonde hdung, atau secara intravena. Diet juga dibedakan atas diet biasa dan diet khusus. Misalnya pada penderita diabetes. Penderita kolelitiasis juga memerlukan diet khusus yang kurang mengandung lemak. Contoh lain adalah diet tinggi serat untuk penderita obstipasi dan diet rendah kalori untuk penderita obesitas. Diet khusus kalori dan preotein telur tinggi dibutuhkan oleh penderita malnutrisi kronik yang mampu makan secara normal. Makanan biasa yang dicairkan diberikan pada penderita dengan obstruksi esofagus atau pada penderita yang tidak dapat mengunyah, seperti pada patah tulang rahang. Keadaan gizi Kebanyakan penderita yang akan dibedah tidak memerlukan perhatian khusus untuk masalah gizi, Pada umumnya mereka dapat berpuasa untuk waktu tertentu sesuai dengan penyakit dan pembedahannya. Akan tetapi tidak jarang juga penderita datang dengan keadaan gizi yang kurang baik, misalnya yang terjadi pada penderita penyakit saluran cerna, keganasan, infeksi kronik, dan trauma berat.

Transcript of Nutrisi Pada Kasus Bedahm, njlnlk

Page 1: Nutrisi Pada Kasus Bedahm, njlnlk

NUTRISI PADA KASUS BEDAH

Pendahuluan

Asupan gizi yang faali adalah melalui makanan dan minuman. Ini dapat berupa diet yang

diberikan secara oral, melalui sonde hdung, atau secara intravena.

Diet juga dibedakan atas diet biasa dan diet khusus. Misalnya pada penderita diabetes.

Penderita kolelitiasis juga memerlukan diet khusus yang kurang mengandung lemak. Contoh lain

adalah diet tinggi serat untuk penderita obstipasi dan diet rendah kalori untuk penderita obesitas.

Diet khusus kalori dan preotein telur tinggi dibutuhkan oleh penderita malnutrisi kronik yang

mampu makan secara normal.

Makanan biasa yang dicairkan diberikan pada penderita dengan obstruksi esofagus atau pada

penderita yang tidak dapat mengunyah, seperti pada patah tulang rahang.

Keadaan gizi

Kebanyakan penderita yang akan dibedah tidak memerlukan perhatian khusus untuk masalah

gizi, Pada umumnya mereka dapat berpuasa untuk waktu tertentu sesuai dengan penyakit dan

pembedahannya. Akan tetapi tidak jarang juga penderita datang dengan keadaan gizi yang kurang

baik, misalnya yang terjadi pada penderita penyakit saluran cerna, keganasan, infeksi kronik, dan

trauma berat.

Malnutrisi berat mempengaruhi morbiditas karena terganggunya penyembuhan luka dan

menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Namun, malnutrisi protein-kalori yang ringan tidak

banyak mempengaruhi hasil operasi. Berbeda dengan malnutrisi akibat kelaparan, pada penderita

bedah terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan malnutrisi. Dua faktor utama adalah

kurangnya asupan makanan dan proses radang yang mengakibatkan katabolisme meningkat dan

anabolisme menurun. Keadaan ini dapat langsung tampak pada penurunan kadar serum albumin dan

hipertrofi otot.

Penilaian Status Gizi

Puasa selama 3-4 hari yang pada umumnya dijalankan pleh pasien bedah, termasuk yang

menderita malnutrisi protein-kalori ringan, tidak banyak mempengaruhi status gizinya. Walaupun

demikian, keadaan itu sebaiknya deiperhatikan sejak dini untuk mencegah katabolisme lebih lanjut.

Page 2: Nutrisi Pada Kasus Bedahm, njlnlk

Ada beberapa pertanda yang dapat dijadikan patokan, yaitu perbandingan tinggi/berat badan, lingkar

lengan atas, dan kadar serum albumin. Akan tetapi, perlu diingat bahwa lingkar lengan atas sangat

dipengaruhi oleh ras.

Gangguan nutrisi umumnya terjadi bila kekurangan asupan makanan selama lebih dari

sepuluh hari. Tanda kekurangan gizi yang kurang memuaskan adalah bila berat badan turun lebih

dari 10% dalam waktu singkat, berat bedan terakhir kurang dari 80% berat badan ideal, dan kadar

serum albumin kurang dari 3gr%

Kebutuhan Nutrisi

Untuk menentukan kebutuhan kalori harus diketahui metabolisme basal, sedangkan untuk

menentukan Bassal Energy Expendyture (BEE) ini digunakan rumus,

1. Haris-Benedict :

Perempuan : 65,5 + (9,6 x Bb) + (1,7 x tinggi badan) - (4,7 x umur )

Laki-laki ; 66,0 + (1,7 x Bb) + (5,0 x tinggi badan) - (6,8 x umur)

2. Rumus kebutuhan kalori sub bagian meabolik endokrin FKUI/RSUPNCM,

kebutuhan kalori dasar:

Pria 30 kkal/kgBb ideal

Perempuan 25 kkal/KgBb ideal

3. Secara mudah, untuk pasien penyakit saluran cerna di indonesia diusulkan pemberian nutrisi

dengan jumlah kalori 1200 – 1500 kalori dengan nutrient lengkap.

Untuk mengoreksi katabolisme yang tinggi seperti yang terjadi pasca trauma, pasca bedah,

pada infeksi atau sepsis, harus ditambahkan 50% atau lebih dari BEE, tetapi jarang melebihi 150%

BEE.

Kebutuhan kalori harus dirinci. Karbohidrat sebagai sumber kalori diberikan tidak lebih dari

6g/KgBb/hari, bila berlebihan, terjadi hipermetabolisme. Oleh karena pembatasan penggunaan

karbohidrat seperti diatas, lemak digunakan juga sebagai sumber kalori, sekaligus sebagai sumber

asam lemak essensial.

Page 3: Nutrisi Pada Kasus Bedahm, njlnlk

Penderita dengan katabolisme berat, seperti pada trauma ganda dan luka bakar, memerlukan

nutrisi tinggi protein dan asam amino untuk mengatasi keseimbangan nitrogen yang negatif.

Umumnya diperlukan 1,2 – 1,5g protein /KgBb/hari.

Elektrolit dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan elektrolit dan asam basa, juga untuk

metabolisme sel. Unsur Na+, K+, Mg+, Ca+, P+, Cl+ sama pentingnya seperti protein dan kalori

dalam proses penggantian sel yang rusak. Vitamin dan unsur runut ( trace element) Juga essensisal

untuk proses metabolisme.

Kebutuhan nutrisi diperkirakan atas dasar kondisi klinis pasien. Penentuan status metabolik

yang lebih tepat dapat didasarkan pada keseimbangan nitrogen.

Gizi Kurang

Kadang penderita begitu lemah atau mengaami anorexia, atau terdapat gangguan mekanik

dan obstruksi saluran cerna yang mengakibatkan proses pemberian nutrisi secara faali tidak dapat

berlangsung. Fungsi saluran cerna bisa sangat terganggu sehingga proses pencernaan dan

penyerapan sedemikian terganggu dan kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi. Keadaan ini disebut

Kegagakan Intestinal. Keadaan ini terdapat pada syndrom usus pendek akibat reseksi sebagian besar

ileum dan yeyenum, fistel usus, gangguan motilitas usus yang luas seperti pada paralisis usus dan

pada peradangan usus yang luas seperti pada penyakit Crohn dan kolitis ulserosa. Pada kasus khusus

dan sulit ini diperlukan tambahan nutrisi secara Parenteral atau enteral.

Nutrisi Enteral dan Parenteral

Nutrisi enteral memberi hasil lebih baik karena prosesnya berlangsung faali. Nutrisi

Parenteral hanya diberikan bila nutrisi enteral tidak dapat dilakukan, misalnya karena kelainan

gastrointestinal sedemikian berat sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan terganggu. Jadi

petama-tama harus diusahakan agar pasien mendapat nutrisi melalui mulut baik berupa makanan

lunak atau makanan cair. Bila ini tidak berhasil, nutrisi enteral dapat diberikan melalui pipa sonde

lambung atau hidung (nasogastric tube), atau bila perlu, sonde dapat diberikan lebih dalam lagi

sampai duodenum, bahkan bagian proksimal yeyenum. Kadang makanan ini perlu diberikan melalui

sonde gastrostomi atau yeyunostomi. Nutri parenteral dapat diberikan sebagai tambahan bila nutrisi

enteral tida memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

Diet lengkap, berbentuk cairan yang menghasilkan ampas terbatas, biasanya diberikan

melalui pipa lambung, duodenum, atau yeyunum. Makanan dan minuman yang sudah separuhnya

Page 4: Nutrisi Pada Kasus Bedahm, njlnlk

dicerna ini digunakan untuk orang yang keadaannya terlalu lemah karena malnutrisi berat, koma

lama, penderita yang sedang menggunakan respirator, dan penderita yang sakit berat diruang

intensif.

Diet dasar, ( elemental Diet) mulai dipakai pada penerbangan antariksa karena hampir tidak

menghasilkan ampas. Diet ini terdiri dari camburan asam amino, glukosa, dan trigliserida yang

hampir tidak perlu dicerna dan dapat langsung di serap. Diet ini juga dapat diberikan melalui pipa

lambung pada penderita sindrom usus pendek, fistel usus, atau penderita radang usus yang parah

seperti kolitis ulserosa atau penyakit Crohn.

Nutrisi parenteral total, terdiri atas nutrisi intravena yang mengandung semua nutrient yang

diperlukan. Nutrisi ini dipakai pada penderita ileus lama atau fistel usus. Nutrisi parenteral total ini

melalui vena sentral.

Pada ketiga cara pemberian nutrisi diatas, yaitu diet lengkap cair, diet dasar, dan diet

parenteral total, diperlukan formula nutrisi khusus sehingga pencernaan dapat berlangsung

sempurna.

Dalam pemberian nutrisi enteral maupun parenteral, perhitungan kebutuhan protein dan

kalori sama seperti yang telah dibahas di atas.

Nutrisi Enteral

Yang dimaksud nutrisi enteral yaitu semua makanan cair yang dimasukkan kedalam tubuh

lewat saluran cerna, baik melalui mulut (oral), selang nasogastrik, maupun selang melalui

gastrostomi, atau lubang yeyunostomi.

Tujuan /indikasi pemberian nutrisi enteral :

1. Tambahan (suplementasi)

2. digunakan pada pasien yang masih dapat makan atau minum namun tidak dapat mencukupi

kebutuhan nutrisinya

3. pengobatan

4. mencukupi seluruh kebutuhan zat gizi bila pasien tidak dapat makan sama sekali

Keputusan pemberian nutrisi secara enteral tergantung pada fungsi saluran gastrointestinal,

nutrisi enteral dapat diberikan bila saluran gastrointestinal berfungsi. Bila fungsinya normal maka

dapat diberikan nutrien lengkap.sedangkan bila fungsinya kurang baik diberikan formula khusus.

Nutrisi pernteral dianjurkan bila saluran gastrointestinal tidak brfungsi.

Page 5: Nutrisi Pada Kasus Bedahm, njlnlk

Pemberian melalui selang nasogastrik dianjurkan bila nutrisi enteral hanya diberikan selama

kurang atau sama dengan 6 minggu. Bila nutrisi enteral diberikan selama lebih dari 6 minggu maka

dianjurkan pemberian melalui selang enterostomi (gastroduodenostomi). Pemilhan melalui selang

nasoenterik tergantung pada apakah pasien memiliki resiko aspirasi atau tidak. Waktu 6 minggu

sebenarnya adalah relatif dan masih kontroversial karena ada yang menyatakan bahwa selang

nasogastric poliuretan dapat dipakai sampai 6 bulan.

Keputusan memulai nutrisi

Ya tidak

jangka panjang (>6minggu) Jangka pendek (<6minggu)

Gastrostomi ya selang nasogastric

Jejunostomi Resiko aspirasi tidak selang nasoduodenal

Selang naso jejunal

Normal kurang

lanjut ke makanan lanjut ke diet lebih kompleks

oral dan makanan oral

Penilaian (asessment) nutrisi

Saluran Gastrointestinal berfungsi

Enteral Parenteral

Fungsi Gastrointestinal

Formula khususNutrisi lengkap

AdekuatSuplementasi nutrisi Parenteral

Adekuat

Page 6: Nutrisi Pada Kasus Bedahm, njlnlk

Lanjut ke makanan

Enteral oral

Jangka panjang atau pambatasan cairanJangka pendek

Parenteral

Nutrisi parenteral perifer

Fungsi saluran cerna membaik

tidakya

Nutrisi enteral

Nutrisi parenteral total

Page 7: Nutrisi Pada Kasus Bedahm, njlnlk

Monitor Efektivitas Nutrisi

Penimbangan berat badan, body mass index (BMI)

Lingkar piggang, dan panggul, lingkar lengan atas, tebal lipatan kulit trisep

Pemeriksaan keseimbangan nitrogen

Pemeriksaan albumin, prealbumin serum, kolesterol darah, kadar besi, transferin darah

Anamnesis gizi

komplikasi

Komplikasi nutrisi enteral, antara lain aspirasi, muntah, diare, salah letak pipa. Sedangkan

komplikasi nutrisi parenteral adalah serupa dengan masalah kateter vena, seperti salah letak,

menembus vena, atau tersumbat.

Penyulit lain adalah tromboflebitis, infeksi dan sepais umum, serta gangguan metabolik yang

bisa terjadi karena pemberian cairan terlalu cepat.

Kesimpulan

Nutrisi pasien merupakan salah satu komponen penting dalam pengelolaan penyakit. Namun

disadari bahwa kondisi sakit menyebabkan pasien mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

nutrisi yang sering lebih banyak dari kebutuhan dalam keadaan biasa.

Pada keadaan pasien tidak bisa makan, tidak boleh makan, atau tidak mau makan maka terapi

parenteral menjadi pilihan. Mengingat tekhnik NPE yang tidak mudah, komplikasi yang bisa terjadi,

dan harga relatif mahal, perlu dipahami betul pemilihan pasien (tepat pasien), bagaimana

menghitung nutrisi, kapan dimulai, berapa lama, dan bagaimana cara pemberiannya. Yang tidak

kalah penting adalah pemantauan timbulnya komplikasi. Sehingga secara keseluruhan akan

memberikan hasil terapi nutrisi yang maksimal.

Page 8: Nutrisi Pada Kasus Bedahm, njlnlk

REFERAT

LUKA BAKAR

Preceptor : Lisa Hasibuan, dr., SpBP

Page 9: Nutrisi Pada Kasus Bedahm, njlnlk

Disusun oleh:

Julia Rahmadona C11040065Willy Wijaya C11040080Lina Setiawati C11040109Ari Susanti C11040118Ros Nirmawati C11040119M Bahtera TA C11040125Yustisa Sofirina C11040131

BAGIAN BEDAH PLASTIKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERJAN RS HASAN SADIKINBANDUNG

2006