Nutrisi Pada Anak

23
Nutrisi pada Anak Didalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang telah dikemukakan adalah nutrisi yang didapat oleh anak. Orang tua diharapkan mempunyai pemahaman yang tepat tentang nutrisi yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang, serta zat gizi yang dibutuhkan anak pada usia tertentu, sehingga dapat diberikan dengan cepat walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan dan status social ekonomi keluarga sangat mempengaruhi ketersediaan nutrisi untuk anak. Untuk itu perawat mempunyai kewajiban untuk membantu orang tua mendapatkan pemahaman dan keterampilan yang tepat dalam memberikan nutrisi pada anak sesuai dengan tahapan usianya. Semua makanan, khususnya untuk bayi dan anak kecil harus memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi. Ini dapat dicapai dengan menggunakan beragam bahan makanan. Perlu diperhatikan banhayak bahan makanan yang mempunyai volume terlalu besar untuk memenuhi energi dan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga susunan bahan – bahan makanan tersebut harus seimbang. Pada petugas kesehatan sebaiknya menganjurkan dan meningkatkan motivasi untuk tetap melestarikan pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayinya. Anjurkan bagi pemberian makanan bayi dan motivasi pada keluarga sebaiknya diteruskan sampai si ibu memutuskan menerima atau menolak untuk memberikan ASI. Si ibu perlu mengetahui bagaimana memberikan makanan tambahan yang dapat disediakan di rumah untuk bayinya, paling tidak setelah umur 6 bulan. Bagi golongan miskin jelas tidak bijaksana menganjurkan suplementasi makanan bayi dengan susu formula komersial. Oleh sebab itu dicarikan alternatif pembuatan makanan bayi yang memenuhi persyaratan gizi, akan tetapi mudah disiapkan di rumah tangga dengan cara yang sederhana dan higienis. Sehubungan dengan bervariasinya pangan yang tersedia serta kebiasaan makanan yang berbeda – beda, anjuran – anjuran sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat. A. DEFINISI Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan – bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan – bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas dalam tubuhnya sendiri. Bahan – bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrient (unsur gizi, yaitu : air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral) (Mary E. Back, 2000). Nutrien adalah zat penyusun bahan makanan yang banyak diperlukan oleh tubuh untuk metabolisme, yaitu : air (H 2 O), protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral (FKUI (Edisi 1), 1985). Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan nutrien yang berbeda – beda dan anak mempunyai karakteristik yang khas dalam mengkonsumsi makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk menentukan makanan yang tepat pad anak, tentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrien, kemudian tentukan jenis bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah sesuai dengan menu yang diinginkan, tentukan juga jadwal pemberian makanan dan perhatikan porsi yang dihabiskannya (Yupi Supartini, 2004). B. TUJUAN NUTRISI Dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik – baiknya kepada bayi dan anak, bertujuan sebagai berikut : 1. Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam : Memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit.

Transcript of Nutrisi Pada Anak

Page 1: Nutrisi Pada Anak

Nutrisi pada Anak

Didalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang telah dikemukakan

adalah nutrisi yang didapat oleh anak. Orang tua diharapkan mempunyai pemahaman yang tepat

tentang nutrisi yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang, serta zat gizi yang

dibutuhkan anak pada usia tertentu, sehingga dapat diberikan dengan cepat walaupun tidak dapat

dipungkiri bahwa lingkungan dan status social ekonomi keluarga sangat mempengaruhi

ketersediaan nutrisi untuk anak.

Untuk itu perawat mempunyai kewajiban untuk membantu orang tua mendapatkan pemahaman

dan keterampilan yang tepat dalam memberikan nutrisi pada anak sesuai dengan tahapan

usianya. Semua makanan, khususnya untuk bayi dan anak kecil harus memenuhi kebutuhan

energi dan zat gizi. Ini dapat dicapai dengan menggunakan beragam bahan makanan. Perlu

diperhatikan banhayak bahan makanan yang mempunyai volume terlalu besar untuk memenuhi

energi dan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga susunan bahan – bahan makanan tersebut harus

seimbang.

Pada petugas kesehatan sebaiknya menganjurkan dan meningkatkan motivasi untuk tetap

melestarikan pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayinya. Anjurkan bagi pemberian makanan bayi

dan motivasi pada keluarga sebaiknya diteruskan sampai si ibu memutuskan menerima atau

menolak untuk memberikan ASI. Si ibu perlu mengetahui bagaimana memberikan makanan

tambahan yang dapat disediakan di rumah untuk bayinya, paling tidak setelah umur 6 bulan.

Bagi golongan miskin jelas tidak bijaksana menganjurkan suplementasi makanan bayi dengan susu

formula komersial. Oleh sebab itu dicarikan alternatif pembuatan makanan bayi yang memenuhi

persyaratan gizi, akan tetapi mudah disiapkan di rumah tangga dengan cara yang sederhana dan

higienis. Sehubungan dengan bervariasinya pangan yang tersedia serta kebiasaan makanan yang

berbeda – beda, anjuran – anjuran sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat.

A.    DEFINISI

Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan –

bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan – bahan tersebut agar menghasilkan

berbagai aktivitas dalam tubuhnya sendiri. Bahan – bahan tersebut dikenal dengan

istilah nutrient (unsur gizi, yaitu : air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral) (Mary E.

Back, 2000).

Nutrien adalah zat penyusun bahan makanan yang banyak diperlukan oleh tubuh untuk

metabolisme, yaitu : air (H2O), protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral (FKUI (Edisi 1),

1985).

Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak

mempunyai kebutuhan nutrien yang berbeda – beda dan anak mempunyai karakteristik yang khas

dalam mengkonsumsi makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk menentukan

makanan yang tepat pad anak, tentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrien, kemudian tentukan

jenis bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah sesuai dengan menu yang diinginkan,

tentukan juga jadwal pemberian makanan dan perhatikan porsi yang dihabiskannya (Yupi

Supartini, 2004).

 B.     TUJUAN NUTRISI

Dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik – baiknya kepada bayi dan anak, bertujuan

sebagai berikut :

1. Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam :

Memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit.

Melaksanakan berbagai jenis aktivitas.

Page 2: Nutrisi Pada Anak

Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.

1. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang

diperlukan (FKUI (Edisi 1), 1985).

2. C.    DAMPAK NUTRISI PADA TUMBUH – KEMBANG ANAK

Pemberian nutrisi pada anak tidak hanya semata – mata untuk memenuhi kebutuhan fisik atau

fisiologia anak, tetapi juga berdampak pada aspek psikodinamika, perkembangan psikososial, dan

maturasi organik. Berikut ini akan diuraikan dampak nutrisi pada aspek–aspek tersebut.

1. Dampak psikologis

1. Psikodinamika (Freud)

Pada anak usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah kebutuhan dasar melalui oral.

Fase oral berhasil dilalui apabila anak mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral

saat makan dan minum. Kebutuhan makn dan minum anak dipenuhi lingkungan, khususnya ibu,

baik berupa air susu ibu (ASI) pada saat menyusui maupun makanan lumat. Dampak

psikodinamika yang diperoleh bayi adalah kepuasaan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dan

kehangatan saat pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.

1. Psikososial (Erikson)

Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut pendekatan psikososial adalah

tercapainya rasa percaya dan tidak percaya sebagai kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan

tersebut. Makanan dapat merupakan stimulus yang dapat meringankan rasa lapar anak, dan

memuaskan yang konsisten terhadap rasa lapar dapat mempengaruhi kepercayaan anak pada

lingkungannnya, terutama pada keluarga.

1. Maturasi organic (Piaget)

Perkembangan organik yang dialami anak melalui makanan adalah pengalaman mendapatkan

beberapa sensoris, seperti rasa atau pengecapan, penciuman, pergerakan, dan perabaan. Dengan

demikian dikenalkan berbagai macam makanan, anak akan kaya dengan berbagai macam rasa,

demikian juga dengan bertambah kayanya penciuman melalui bahan makanan.

Selain itu, dengan makanan anak akan dapat meningkatkan keterampilan, seperti memegang

botol susu, memegang cangkir, sendok, dan keterampilan koordinasi gerakan seperti menyuap dan

menyendok makanan.

 

1. Dampak fisiologis

Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap pertumbuhan fisik anak. Selama

intrauterine (di dalam uterus), asupan nutrisi yang adekuat pada ibu berdampak tidak hanya pada

kesehatan ibu, tetapi lebih pada pertumbuhan janin. Dengan asupan nutrisi yang adekuat, dari hari

ke hari kehamilan ibu bertambah besar dan sejalan dengan itu janin tumbuh dan

berkembangsampai pada usia kehamilan yang matang, maka janin siap dilahirkan dengan berat

badan, panjang badan dan pertumbuhan  organ fisik lainnya yang normal.

Terutama pada trimester ke pertama pada saat terjadi pertumbuhan otak, asupan nutrisi yang

adekuat terutama protein akan mempengaruhi petumbuhan otak. Sebaliknya, apabila ibu tidak

mendapt asupan gizi yang adekuat, bayi dapat lahir dengan berat badan rendah. Diet atau

pembatasan makanan pada ibu selama masa kehamilan akan menurunkan berat badan bayi.

Begitu juga setelah anak dilahirkan, asupan nutrisi yang tepat untuk bayi, toddler, prasekolah, usia

sekolah, dan remaja akan sangat mempengaruhipada pertumbuhan fisik mereka, yaitu anak akan

bertambat berat dan bertambah tinggi atau meningkat secara kuantitas.

(Yupi Supartini, 2000)

1. D.    JENIS – JENIS KEBUTUHAN NUTRIEN YANG DIPERLUKAN BAYI DAN ANAK

1. 1.      Air (H2O)

Page 3: Nutrisi Pada Anak

Air merupakan nutrien yang berfungsi menjadi medium untuk nutrien lainnya. Berikut ini adalah

tabel kebutuhan anak usia bayi untuk pemenuhan kebutuhan terhadap air :

No. Usia Air per kg BB per hari (ml)

1 3 hari 80 – 100

2 10 hari 125 – 150

3 3 bulan 140 – 160

4 6 bulan 130 – 155

5 9 bulan 125 – 145

6 1 tahun 120 – 135

(Yupi Supartini, 2004)

 

Sekitan 65% dari bobot tubuh adalah air. Air ini merupakan unsur paling penting diantara semua

nutrient dan terdapat baik dalam makanan padat maupun dalam minuman. Sejumlah kecil air

dihasilkan oleh metabolisme. Air merupakan media tempat semua proses metabolisme

berlangsung. Kehilangan air terjadi melalui udara pernafasan disamping itu lewat keringat, urine

dan feses. Manusia dapat hidup berminggu – minggu tanpa makanan, namun tanpa air hidupnya

hanya beberapa hari saja (Mery E. Beck, 2000).

 

1. 2.      Protein

Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Tedapat dua jenis protein, yaitu :

1)      Protein hewani : yang didapat dari daging hewan.

2)      Protein nabati : yang didapat dari tumbuh – tumbuhan.

Nilai gizi protein hewani lebih besar dari pada protein nabati dan lebih mudah diserap oleh tubuh.

Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein hewani dan protein nabati sangat dianjurkan

dalam pemenuhan protein yang seimbang (Yupi Supartini, 2004).

Fungsi protein merupakan konstituen penting bagi semua jaringan tubuh, yaitu :

1. Protein menggantikan protei yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan

proses pengauasan yang normal. Protei akan hilang dalam pembentukan rambut serta kuku,

dan sebagai sel – sel mati yanfg lepas dari permukaan kulit serta traktus alimentarius, dan

dan dalam sekresi pencernaan.

2. Protein menghasilkan jaringan yang baru. Jaringan baru terbentuk selama masa

pertumbuhan, kesembuhan dari cidera, kehamilan dan laktasi.

3. Protein diperlukan dalam pembuatan protein – protein yang barudengan fungsi khusus

didalam tubuh, yaitu : sebagai enzim, hormone dan hemoglobin.

4. Protein dapat dipakai sebagai sumber energi.

(Mary E. Beck, 2000)

 

1. 3.      Lemak

Page 4: Nutrisi Pada Anak

Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali lemak esensial, yaitu

asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi sampai kurang lebih 3 bulan, lemak

merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak

berfungsi untuk mempermudah absorsi vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan

K (Yupi Supartini, 2004).

Fungsi dari lemak, sebagai berikut (Mery E. Beck, 2000):

1)      Sumber energi, lemak dioksidasi di dalam tubuh untuk memberikan energi bagi aktivitas

jaringan dan guna mempertahankan suhu tubuh.

2)      Ikut serta membangun jaringan tubuh., sebagian lemak masuk ke dalam sel – sel tubuh dan

merupakan bagian esensial dari strutur sel tersebut.

3)      Perlindungan. Endapan jaringan lemak di sekitar organ tubub yang penting akan

mempertahankan organ tubuh dalam posisiny dan melindunginya terhadap rudapaksa.

4)      Penyekat (isolasi). Jaringan lemak subkutan akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.

5)      Perasaan kenyang. Adanya leamak di dalam chime ketika lewat dalam duodenum

mengakibatkan penghambatan peristaltis lambung dan sekresi asam, sehingga menunda waktu

pengosongan lambung dan mencegah timbulnya rasa lapar.

6)      Vitamin larut – lemak. Membantu proses penyerapan dari dalam usus dan melarutkan

vitamin – vitamin yang larut dalam lemak.

 

1. 4.      Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber tenaga pada anak. Bayi yang baru mendapat asupan makanan dari ASI

akan mendapatkan 40% kalori dari laktosa yang dikandung dalam ASI. Pada anak yang lebih besar

yang sudah mendapatkan makanan yang banyak mengandung tepung, seperti bubur susu, sereal,

nasi tim, atau nasi. Apabila tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai untuk

menghasilkan energi, tubuh akan memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh (Yupi

Supartini,2004).

 

Dibawah  ini kebutuhan kalori untuk bayi dan anak (marlow, D.R dan Reeding, B.A, 1988) :

No. Usia Berat badan (kg)

Permukaan tubuh (m2)

Cal/kg(kg)

1 Neonatus 2,5 – 4 0,2 – 0,23 50

2 1mgg – 6bln 3 – 8 0,23 – 0,35 60 – 70

3 6 bln – 12 bln 8 – 12 0,35 – 0,45 50 – 60

4 12 bln – 24 bln 10 – 15 0,45 – 0,55 45- 50

5 2 thn – 5 thn 15 – 20 0,6 – 0,7 45

6 6 thn – 10 thn 20 – 35 0,7 – 1,1 40 – 45

7 11 thn – 15 thn 30 – 60 1,5 – 1,7 25 – 40

8 Dewasa 70 1,75 15 – 20

Page 5: Nutrisi Pada Anak

 

Fungsi karbohidrat dioksidasi di dalam tubuh agar menghasilkan panas dan energi bagi segala

bentuk aktivitas tubuh.

1. 5.      Vitamin

Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang berfungsi untuk

mempertahankan fungsi tubuh (Marlow, D.R dan Reeding, B.A, 1988). Vitamin terbagi dalam dua

bagian besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak :

1)      Vitamin yang larut dalam air

Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C yang tidak disimpan dalam tubuh, melainkan

harus dikonsumsi melalui makanan tertentu., vitamin B mencakup vitamin B1, B2 dan B12. Berikut

ini adalah fungsi – fungsi dari vitamin tersebut :

B1 :atau tiamin diperlukan tubuh untuk metabolisme karbohidrat dalam pembentukan energi

(sebagai koenzim). Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang

nafsu makan, kerusakan pembuluh darah dan sel saraf.

B2 : atau riboflavin penting dalam metabolisme karbohidrat, asam amino, dan asam lemak yaitu

sebagai koenzim dari flavin enzim. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan tubuh merasa lelah

sehingga kurang aktif dalam bekerjaserta dapat mengurangi ketajaman penglihatan.

      B12 : kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia

 

2)      Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Berikut ini peranan penting vitamin

A,D, E, dan K dalam tubuh :

A : untuk pertumbuhan, penglihatan, reproduksi, dan pemilihan sel epitel

D : untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor, pembentukan tulang dan gigi.

E : untuk berbagai senyawa yang larut dalam lemak dan berperan dalam fetilisasi manusia.

K : untuk proses pembentukan darah dan mineral yang dibutuhkan tubuh adalah mineral makro,

yaitu Ca, P, Mg, Na, dam K serta mineral mikro yaitu Fe dan Zn.

(Yupi Supartini, 2004)

 

1. 6.      Mineral

Unsur – unsur mineral terdapat di dalam jaringan tulang, gigi dan protein. Mineral merupakan

unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting dalam pengendalian

komposisi cairan tubuh. Unsur – unsur mineral di dalam tubuh kurang lebih 3% dari keseluruhan

bibot tubuh. Sejumlah mineral yang terlibat dalam pelbagai proses tubuh : kalsium, fosfor, kalium/

potassium, sulfur/ belerang, natrium/ sodium, klor, besi fluor, tembaga, seng, yodium, kobalt,

mangan, magnesium, kromium dan selenium.

 

Fungsi mineral dalam tubuh ada 3, yaitu :

1)      Mineral merupakan konstituen tulang dan gigi, yang memberikan kekuatan serta rigiditas

kepada jaringan tersebut, misalnya : kalsioum, fosfor dan magnesium.

2)      Mineral membentuk garam – garam yang dapat larut dan dengan demikian mengendalikan

komposisi cairan tubuh.

3)      Mineral turut membangun enzim dan protein.

(Mery E. Beck, 2000)

1. E.     NUTRISI SESUAI TUMBUH KEMBANG ANAK

1. 1.      Kebutuhan nutrisi pada bayi

Page 6: Nutrisi Pada Anak

Bayi (0 sampai 24 bulan) memerlukan jenis makanan air susu ibu (ASI), susu formula, dan

makanan padat. Kebutuhan kalori bayi antara 100–200 kkal/kgBB. Pada 4 bulan pertama, bayi

lebih baik hanya mendapatkan ASI saja (ASI eksklusif) tanpa diberikan susu formula. Usia lebuh

dari 4 bulan baru dapat diberikan makanan pendamping ASI atau susu formula, kecuali pada

beberapa kasus tertentu ketika anak tidak bias mendapatkan ASI, seperti ibu dengan komplikasi

postnatal, wanita hamil, menderita penyaki menular dan sedang dalam terapi steroid atau morfin.

(Yupi Supartini, 2004)

Berikut ini adalah pemberian nutrisi sesuai umur pada bayi dari lahir sampai12 bulan ( Menurut :

FKUI, 1985 ):

1. Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan

Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir. Waktu dan lama menyusui

disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand). Hindarkanlah pemberian makanan tambahan

seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. Jika setelah disusukan kemidian

ternyata bayi menjadi kebiruan dan sesak nafas, perlu difikirkan terhadap kemungkinan adanya

kelainan seperti obstruksi atau fistula esophagus.

Selanjutnya bayi dapat diberikan buah–buahan (pisang) atau biscuit sejak usia 2 bulan sedangkan

pemberian makanan lumat sampai lembik (bubur susu) pada usia 3 – 4 bulan, sesuai keperluan

bayi masing – masing. Bayi akan lapar dan menangis terus bila ASI kurang dan hal ini juga akan

terlihat dari pertumbuhan bayi yang tidak memuaskan.

Untuk mengatasi pertumbuhan, bayi perlu ditimbang secara berkala, yaitu bila mungkin dilakukan

stiap hari pada munggu pertama, selanjutnya setiap minggu sampai akhir bulan pertama,

kemudian setiap 2 minggu dalam bulan kedua dan ketiga dan seterusnya setiap bulan. Pada bulan

keempat biasanya dimulai pemberian makanan padat, yaitu makanan lumat, misalnya bubur susu

yang dapat dibuat dari tepung (beras, jagung atau  havermouth), susu dan gula.

Waktu yang untuk memberikan makanan lumat dapat dipilih yang sesuai, misalnya sekitar jam

09.00 dengan memperhatikan bahwa kira – kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa – apa.

Dengan demikian bayi menyusui dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali dan buah –

buahan satu kali. Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu waspada

terhadap kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian telur

ditangguhkan. Biasanya setiap bayi sudah tahan terhadap telur pada usia 7 bulan keatas.

1. Bayi umur 5 – 6 bulan

Dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu sehari, buah – buahan dan telur.

1. Bayi umur 6 – 7 bulan

Bayi dapat mulai diberikan nasi tim yang merupakan makanan lunak dan juga merupakan

makanan campuran yang lengkap karena dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein

hewani (hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan bahan makanan sumber protein nabati

yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan wortel. Dengan demikian nasi tim

merupakan makanan yang mengandung nutrien yang lengkap bila dibuat dengan bahan – bahan

tersebut.

Selama masa bayi makan nasi tim harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya

dan tidak banyak mengandung serat – serat yang dapat mempersulit pencernaan.

1. Bayi umur 8 – 12 bulan

Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu, pada pagi hari sebagai makan

pagi, misalnya jam 09.00, pada siang hari sebagai makan siang sekitar jam 13.00 dan pada sore

hari sebagai makan malam sekitar jam 17.00 – 18.00.

Bila bayi disusukan sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa 1 tahun, perlu diperhatikan

kemingkinan timbulnya anoreksia terhadap makanan lin, sehingga anak akan kekurangan protein

dan kalori, dan pada akhirnya menderita penyakit Malnutrisi Energi Protein (MEP). Pengaturan

Page 7: Nutrisi Pada Anak

makan bayi yang berhasil pada masa bayi akan mempermudah kelancaran pengaturan makan

pada usia selanjutnya.

Pada akhir masa bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan 3 kali sehari,m yaitu pada waktu

pagi (makan pagi), siang (makan siang), dan sore atau malam (makan malam). Selama masa bayi

telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak alergi. Telur dapat dimakan tersendiri setelah

dimasak matang atau setengah matang atau dimakan bersama – sama dengan nasi tim.

 

Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masa bayi meliputi Air Susu Ibu (ASI), susu formula, dan MP –

ASI :

1)      Air susu ibu (ASI)

Dalam ASI terkandung antibody, pemberiannya mudah, murah dan praktis. Dengan pemberian ASI

maka kebutuhan psikologis anak sekaligus terpenuhi karena saat memberikan ASI ibu dapat

memelu dan mendekap anak sehingga anak merasa dan nyaman dalam pelukan ibunya.

Manfaat ASI untuk bayi adalah melindungi dari penyakit infeksi, diare, dan alergi, mempererat

hubungan dengan ibu, dan meningkatkan daya tahan ibu, sedangkan manfaat untuk ibu adalah

memberikan kepuasan, lebih praktis, murah dan dapat menunda masa subur. Walaupun demikian,

ada beberapa kendala dalam pemberian ASI, yaitu putting susu masuk ke dalam dan perasaan

nyeri yang hebat karena putting susu terluka.

 

Kandungan zat gizi ASI (setiap 100 gram) :

Kalori              : 68 kalori

Protein             : 1,4 gram

Lemak             : 3,7 gram

Karbohidrat     : 7,2 gram

Zat kapur         : 30 gram

Fosfor              : 20 gram

Vitamin A       : 60 gram

Tiamin             : 30 gram

 

Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI :

Immunoglobulin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi.

Losozim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri.

Laktoperiksidase yang dapat membunuh Streptococcus.

Laktoferin yang dapat membunuh beberapa jenis organisme.

Sel darah putih yang dapat berfungsi sebagai fagositosis.

Zat anti staphylococcus yang dapat manghambat pertumbuhan staphylococcus.

 

Cara menilai kecukupan ASI dalam tubuh adalah dengan menilai komponen sebagai berikut :

a)      Berat badan lahir telah tercapai kembali sekurang – kurangnya pada akhir minggu kedua

setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih dari 10%.

b)      Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan dan menunjukkan kenaikan sebagai berikut :

Triwulan I                      : 150 – 250 gr/bulan

Triwulan II                     : 500 – 600 gr/bulan

Page 8: Nutrisi Pada Anak

Triwulan III                   : 350 – 450 gr/bulan

Triwulan IV                   : 250 – 350 gr/bulan

Atau usia 4 – 5 bulan     : dua kali berat badan lahir dan pada usia 1 tahun tiga kali berat badan

lahir.

c)      Penilaian subjektif, yaitu bayi tampak puas dan tidur nyenyak setelah disusui dan ibu

merasakan tegangan payudara sebelum dan sesudah menyusui serta merasakan aliran ASI cukup

deras.

(Yupi Supartini, 2004)

2)      Susu formula

Walaupun ASI adalah makanan utama pada bayi teritama usia 0 – 6 bulan, susu formula dapat

dianjurkan untuk diberikan pada bayi di atas 6 bulan. Ada 4 klasifikasi susu formula, yaitu :

a)      Starting formula. Formula ini diberikan pada 6 bulan pertama usia bayi sampai dengan usia 1

tahun tahun sebagai pelengkap jenis makanan lain.

b)      Formula adaptasi. Formula ini diberikan dengan kompssosisi mendekati ASI sebagai adaptasi.

c)      Formula lanjutan. Formula ini diberikan setelah bayi berusia di atas 6 bulan sebagai makanan

tambahan.

d)     Medical formula (formula khusus). Formula ini khusus diberikan untuk bayi dengan kondisi

khusus, seperti bayi premature, bayi dengan kelainan metabolik kongenital atau bayi dengan

intoleransi terhadap formula biasa.

(YupiSupartini, 2004)

3)      Makanan Pendamping – ASI

Saat mulai diberikan MP – ASI tersebut harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan

bayi dan kebutuhannya. Sebaiknya MP – ASI mulai diberikan pada umur 4 – 6 bulan. Pada bulan

pertama sebaiknya bayi hanya mendapat ASI (Exclusive Breast Feeding = ASI ekslusif). Hal ini erat

dengan 4 – 6 bulan, abyi sudah mampu malakukan koordinasi mengisap, menelan, dan  siap

mengisap makanan yang cair saja. Disamping itu ASI masih mencukupi kebutuhan bayi asampai 4

– 6 bulan pertasma kehidupan.

Alasan pemberian MP – ASI dimulai sejak pada umur 4 – 6 bulan (menurut : Soetjiningsih, 2002),

adalah :

1. Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas dan aktivitas makin beratambah,

sedangkan produiksi ASI relative tetap. Sehingga diperlukan tambahan makanan selain ASI

yang dumulai pada umur 4 – 6 bulan untuk membiasakan bayi makan makanan lain selain

ASI.

2. Pada umur 4 bulan tersebut, bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi

enzim amilase lebih banyak pula. Sehingga bayi siap menerima makanan lain selain ASI.

3. Bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka

belakang. Apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya, maka lidah bayi dapat

memindahkan makanan tersebut ke arah belakang dan menelannya. Pada saat bayi diberi

kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan memberikan makanan lumat.

Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi umur 6 – 9 bulan mulai belajar

mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan kebawah, sehingga dapat diberikan

makanan yang lebih kasar.  Dengan kemampuan motorik halus dimana pada awalnya bayi

memegang dengan kelima jari tangannya kemudian umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit,

maka untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat

dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit.

Pada umur 6 – 7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan dalam posisi

duduk. Pada umur 6 – 9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir, sehingga

dapat dilatih minum memakai cangkir/ gelasyang dipegang oleh orang lain.

Page 9: Nutrisi Pada Anak

4)      Pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat

Berikut ini adalah beberapa pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat :

1. Untuk bayi, makanan utama adalah ASI ditambah makanan pelengkap.

Pada usia 0 – 4 bulan, ASI harus langsung diberikan sesaat setelah melahirkan hindari pemberian

makanan tambahan seperti madu, glukosa dan makanan pralakteal lainnya. Pada usia di atas 4

bulan boleh diberikan makanan luamat berupa bubur susu 1 kali dan buah 1 kali.

Untuk bayi usia 5 – 6 bulan diberikan 2 kali bubur susu, buah – buahan dan telur.

Untuk bayi usia 6 – 7 bulan dapat dimulai dengan pemberian nasi tim dengan campuran antara

beras, sayuran dan daging atau ikan.

Bayi umur 8 – 12 bulan diberikan nasi tim dengan frekuensi 3 kali sehari, dan bubur susu tidak

diberikan lagi.

1. Makanan padat. Makanan padat mulai diberikan pada usia di atas 4 bulan, saat bayi mulai

belajar duduk, kuat menahan leher dan kepalanya, serta dapat menyatakan keinginannya.

 

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan padat :

Bayi telah siap menerima makanan dalam bentuk padat

Berikan makanan padat sesuai dengan kemampuan anak mengunyah.

Observasi tanda alergi makanan (misalnya : kulit merahflatus terus, perubahan konsistensi feses).

Kenalkan jenis makanan untuk satu waktu.

Bila bayi berasal dari keluarga vegetarian atau hanya memakan sayuran saja, maka tambahkan

zat besi (Fe).

Apabila jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak, asupan susu harus dikurangi.

Biarka bayi mencoba mengenal cara makan (misalnya memainkan sendoknya)

Jangan terburu – buru dalam memberikan makanan, terutama makanan padat.

Berikan makanan secara bertahap (misalnya 1 atau 2 sendok di hari pertama kemudian meningkat

menjadi 3 – 4 sendok pada hari berikutnya dan seterusnya).

Berikan makanan pada saat anak lapar.

 

1. 2.      Kebutuhan nutrisi pada anak usia toddler

Anak usia toddler mempunyai karakteristik yang khas, yaitu bergerak terus, tidak bisa diam dan

sulit untuk diajak duduk dalam waktu yang relatif lama. Selain itu, pada usia 12 sampai 18 bulan

pertumbuhan sedikit lambat sehingga kebutuhan nutrisi dan kalori. Kebutuhan kalori kurang lebih

100 kkal per kg berat badan (BB).

Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia toddler :

a)      Anak sukar atau kurang mau makan.

b)      Nafsu makan anak sering kali berubah yang mungkin pada hari ini makannya cukup banyak

dan pada hari berikutnya makannya sedikit.

c)      Biasanya anak menyukai jenis makanan tertentu.

d)     Anak cepat bosan dan tidak tahan makan sambil duduk dalam waktu lama.

 

Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut :

1)      Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan, misalnya memberi makan sambil

mengajaknya bermain.

Page 10: Nutrisi Pada Anak

2)      Beri kesempatan anak untuk belajar makan mandiri. Jangan berharap anak dapat makan

dengan rapi sebagaimana anak yang lebih besar karena usia toddler belum mampu melakukannya.

3)      Jangan menuruti kecenderungan anak untuk hanya menyukai satu jenis makanan tertentu.

Kenalkan selalu dengan jenis makanan baru.

4)      Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak terlalu lancer.

5)      Kurangi frekuensi minum susu. Dianjurkan untuk memberikan 2 kali sehari saja.

 

1. 3.      Kebutuhan nutrisi pada anak usia pra sekolah

Anak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan kalorinya adalah 85

kkal/kgBB. Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu

diperhatikan pada anak Prasekolah adalah sebagai berikut :

1)      Nafsu makan berkurang.

2)      Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya dari pada

makan.

3)      Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.

4)      Waktu makan merupsksn kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi

dengan keluarga.

 

Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut  :

a)      Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak mengenal nutrisi,

misalnya dengan menggambar atau melakukan aktivitas bermainyang lain.

b)      Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan dengan frekuensi lebih sering,

yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi  3 kali sehari,

berikan makanan ringan di antara waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1 – 2 kali sehari.

c)      Izinkan anak untuk membentu orang tua menyiapkan makanan dan jangan terlalu banyak

berharap anak dapat melakukannya dengan tertib dan rapi.

d)     Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru tidak harus yang berharga

mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang.

e)      Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta peraasaannya saat makan

bersama dan fasilitasi anak untuk berinteraksi secara efektif dengan Anda atau anggota keluarga

lainnya.

 

1. 4.      Kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolah

Anak usia sekolah mempunyai lingkungan social yang lebih luas selain keluarganya, yaitu

lingkungan sekolah tempat anak belajar mengembangkan kemampuan kognitif, interaksi social,

nilai moral dan budaya dari lingkungan kelompok teman sekolah dan guru.

Bahkan bermain dengan teman sekolah dirasakan anak sebagai sesuatu yang lebih menyenangkan

dari pada bermain di lingkungan rumah. Pertumbuhan anak tidak banyak mengalami perubahan

yang berarti, sehingga kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah 85 kkal/kgBB.

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan

pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

1)      Anak dapat mengatur pola makannya sendiri.

2)      Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah dan di lingkungan luar rumah

serta adanya reklame atau iklan makanan tertentu di televisi yang dapat mempengaruhi pola

makan atau keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya.

Page 11: Nutrisi Pada Anak

3)      Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur – angsur hilang.

4)      Pengaruh aktivitas beramain dapat menyeababkan keinginan yang lebih besar pada

aktivitas bermain dari pada makan.

 

Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut :

a)      Motivasi orang tua untuk membiasakan anak dengan pola makan yang baik.

b)      Motivasi anak untuk tetap menyukai jenis makanan yang baru.

c)      Jelasakan pada anak bahwa waktu makan bersama keluarga adalah lebih baik dari

pada bermain karena saat itu dapat menjadi kesempatan bagi anak untuk berkonsultasi dengan

orang tua dan bagi orang tua untuk mengetahui pengalaman yang diperoleh anak di sekolah dan

di lingkungannya.

d)     Fasilitasi orang tua untuk tidak membiasakan anak mendapat jajanan di sekolah ataupun di

lingkungan luar rumah karena belum tentu sehat dan hal itu bukan pola kebiasaan yang baik bagi

anak. Anjurkan untuk selalu menyediakan makanan kecil untuk dibawa ke sekolah maupun

disediakan di rumah.

 

1. 5.      Kebutuhan nutrisi pada anak usia remaja

Usia remaja adalah fase anak tumbuh dan berkembang sangat cepat. Anak perempuan usia 11

tahun sudah memasuki prapubertas dan anak laki – laki pada usia 12 tahun. Untuk memenuh

kebutuhan perkembangan yang sangat cepat tersebut, anak membutuhkan nutrisi esensial, yaitu

lebih banyak protein, karbohidrat, vitamin, danm mineral. Apabila pemenuhan kebutuhan nutrisi

anak kurang, hal itu akan mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan seks anak.

Kebutuhan kalori anak dipengaruhi oleh waktu pencapaian anak untuk masuk fase prapubertas.

Jadi, anak perempuan lebih dini memerlukan peningkatan kalori dibandingkan dengan anak laki –

laki, sedangkan untuk aktivitas fisik, anak laki – laki memerlukan 60 kkal per kg BB dan anak

perempuan 50 kkal per kg BB.

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan

pada anak usia remaja adalah sebagai berikut :

1)      Besarnya pengaruh kelompok atau geng akan mempengaruhi pola kebiasaan makan anak.

2)      Anak sering kali tidak sempat makan di rumah karena banyak aktivitas di luar rumah baik di

sekolah, kelompok, klub olahraga, maupun kegiatan kelompok lainnya.

3)      Kareana perubahan aktivitas yang lebih banyak memakan waktu di luar ruamah, biasanya

anak lebih menyukai makanan ringan.

4)      Anak memasuki fase pubertas sehingga mereka mulai memperhatian bentuk badannya. Pada

beberapa anak perempuan, hal ini akan mempengaruhi pola makannya yang diatur dan dibatasi

karena takut kegemukan. Sebaliknya, stress yang dialami dapat juga menyebabkan anak mencari

pelarian pada makanan, sehingga mengkonsumsi makanan secara berlebihan apabila anak tidak

mempunyai kemampuan koping yang positif.

 

Anjuran untuk remaja dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut adalah :

a)      Motivasi anak remaja untuk tetap mempunyai pola makan yang teratur.

b)      Fasilitasi orang tua untuk cermat mengamati pemenuhan kebutuhan nutrisi anak remaja

terutama apabila anak terlalu banyak beraktivitas di luar rumah untuk mengikuti berbagai

kegiatan ekstrakurikuler atau aktivitas sosial.

Page 12: Nutrisi Pada Anak

c)      Apabila anak menyukai makanan ringan, anjurkan orang tua untuk dapat memilihkan jenis

makanan ringan yang bergizi.

d)     Kalau diperlukan, anjurkan orang tua berkonsultasi kepada ahli yang berkaitan dengan

masalah nutrisi anak remaja.

(Yupi Supartini, 2004)

1. F.     NUTRISI PADA WAKTU ANAK SAKIT

Para perawat harus memperhatikan berapa banyak makanan yang dimakan oleh anak. Anak yang

tidak menghiraukan jumlah makannya, suka memilih-milih makanan atau tidak dapat makan

dengan jumlah memadai sering tidak diketahui oleh perawat. Pasien-pasien ini harus segera di

kenali harus  diawasi setiap makanan yang masuk dan diberikan diet yang sesuai dengan

suplementasi nutrient yang diperlukan.

Perawat harus memberikan perhatian pada penyajian suatu hidangan maupun pada kandungan

nutrient dalam hidangan tersebut. Anak yang selera makannya jelek cenderung memakan

hidangan yang tampak menarik dan menggoda selera. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :

1. Makanan dihidangkan pada saat-saat yang tepat

2. Menu rumah sakit harus memberikan hidangan yang gizinya memadai dan memenuhi selera

anak

3. Peralatan makan harus menarik perhatian anak

4.  Penyajian harus menarik

5. Pasien yang selera makannya kurang diberikan hidangan dengan porsi kecil-kecil.

6. Pertimbangkan kesenangan dan ketidaksukaan pasien terhadap jenis-jenis makanan tertentu

7. Makanan harus dapat dimakan dengan mudah jangan yang keras/alot.

 

1. 1.      Gambaran Umum

Tingkat morbiditas anak 0 – 24 bulan sangat tinggi di kedua lokasi studi. Pada setiap saat sepertiga

sampai separuh dari anak umur 0 – 24 bulan menderita diare, ISNA atau penyakit lainnya.

Meskipun semua kelompok umur anak 0 – 24 bulan menderita berbagai penyakit tersebut, tetapi

angka morbiditas tertinggi ditemui pada kelompok usia 9  –  24 bulan.

Di lokasi studi, anak – anak dari kelompok gizi kurang menderita sakit lebih sering dari pada anak –

anak kelompok gizi baik.

Keadaan gizi anak mulai menurun pada saat anak menderita sakit berulang hal ini karena tidak

tepatnya pemberian makanan pada waktu dan setelah anak sembuh dari sakit.

 

1. 2.      Pemberian ASI (Air susu ibu)

Pemberian ASI ditemukan pada waktu menderita diare dan penyakit lainnya. Hal ini disebabkan

karena ASI dianggap dapat membantu penyembuhan penyakit anak.

Di Jawa Timur, ibu menyusui minum jamu bila anak sakit, karena ibu beranggapan bahwa jamu

tersebut selain dapat memperlancar ASI juga mempengaruhi terhadap kesembuhan anak.

 

1. 3.      Pemberian MP (Makanan pendamping) – ASI

Bila anak yang menderita sakit keras masih menyusu, ibu–ibu hampir selalu tidak memberikan MP–

ASI kepada anak tersebut karena :

Ibu beranggapan anak tidak mau makan.

Ibu percaya MP–ASI, khususnya makanan yang digoreng  dan makanan yang pedas dapat

memperburuk kondisi anak.

Page 13: Nutrisi Pada Anak

 

Anak yang lebih tua (dalam usia menjelang 2 tahun) kadang–kadang diberikan makanan yang

sangat lunak waktu anak tersebut menderita diare, tetapi porsinya sedikit sekali dan bila anak

tersebut sudah memperlihatkan tanda – tanda kesembuhan. “Ibu – ibu menyadari bahwa perlu

upaya untuk nenperbaiki makanan selama dan setelah anak sembuh dari sakit. Untuk menghindari

kondisi anak menjadi semakin lemah dan anak menjadi kuat kembali”.

Seringnya penyakit yang menyerang anak pada umur 0 – 24 bulan, merupakan suatu factor

penyebab yang penting terjadinya keadaan gizi yang kurang. Cara yang terbaik adalah ibu perlu

melanjutkan pemberian ASI, memberikan makanan minimal makanan yang berlemak dan kalori

tinggi, selain itu menambah jumlah makanan ssesudah anah sembuh. Pemberian ASI, MP – ASI

perlu diteruskan dengan catatan bentuknya lebih lunak dan diberikan sering,

Hambatan untuk hal tersebut tidak begitu berat kecuali hanya dari ibu yang tidak berusaha agar

anak mau makan selama anak sakit anjurkan dilakukan dengan memperhatikan perlunya

mencegah menjadi lemah dan diusahakan agar anak menjadi lebih kuat. (Suhardjo,1992).

 

1. G.    TOTAL PARENTERAL NUTRITION ( TPN )

Nutrisi parenteral diberikan hanya kalau pasien tidak dapat menerima makanannya lewat jalur

enteral (pemberian nutrisi ke dalam saluran pencernaan lewat selang lambung, jejunostomi atau

gastrostomi).

TPN diberikan pada kondisi bayi yang lahir dengan berat badan rendah, atau kondisi lain seperti

yang mengalami chronic intestinal obstruction, diare, irradiation, penyakit terminal (Thompson’s,

2001).

1.  Nutrisi Parenteral Jangka Pendek & Jangka Panjang :

Nutrisi parenteral sebaiknya dimulai seawal mungkin: Bila saluran cerna harus diistirahatkan untuk

waktu singkat, maka dapat diberikan nutrisi parenteral jangka. pendek. Tapi bila diperlukan, dapat

diberikan nutrisi parenteral jangka panjang yang penting jangan biarkan tubuh dalam keadaan

“puasa” terlalu lama.

Pada keadaan puasa, baik sengaja atau tidak, akan terjadi mekanisme pengaturan tubuh untuk

mempertahankan fungsi-fungsi vital selama mungkin. Penyesuaian ini menjamin penyediaan dari

bahan nutrisi yang penting, walaupun dalam jumlah terbatas

 

 

2.  Tujuan utama pemberian nutrisi secara parenteral ialah :

Mempertahankan sirkulasi

Mencukupi dan mempertahankan keseimbangan air, asam amino, dextrose, vitamin, mineral dan

elektrolit

Mencegah dan mengganti kehilangan jaringan tubuh (katabolisme) dan

Mengurangi morbiditas dan mortalitas

                                                   

3.  Cara pemberian nutrisi parenteral :

1. Pada bayi

-        Dapat diberikan melalui vena – vena perifer pada kepala atau pada ekstremitas.

-        Bila terpaksa, pada anak yang agak besar dapat juga diberikan melalui vena subklavia.

1. Pada orang dewasa

Page 14: Nutrisi Pada Anak

-        Dapat diberikan melalui vena perifer, lemak glukosa dan asam amino dapat diberikan secara

terpisah maupun digabungkan. Infuse sebaiknya tidak lebih lama dari 8 – 12 jam/hari, untuk

mencegah terjadinya infeksi mekanis dan thromboflebitis.

-        Dapat juga diberikan melalui vena sentral, biasanya dipakai vena subklavia. Bila tidak ada

komplikasi maka infuse dapat dipakai  terus selama 4 minggu.

Pasien yang sedang diberikan TPN harus sering dievaluasi karena bisa terlepas. Komplikasi dari

terapi ini sangat serius, sehingga setiap 24 jam bagian bag, IV tubing, filter (jika digunakan) harus

diganti untuk mencegah infeksi. Kontaminasi dari selang dapat mengakibatkan trombosis,

extravasation, metabolic complications (ex : Hyperglikemia, osmotic diuresis), azotemia

(Thompson’s, 2001).

 

1. 4.      Nutrisi Parenteral Total (TPN) pada Bayi Prematur

Bayi prematur masih merupakan masalah yang penting dalam bidang perinatologi, karena

berkaitan dengan kejadian mortalitas dan morbiditas masa neonatus. Bayiprematur adalah bayi

yang dilahirkan dengan usia kehamilan di bawah 37 minggu. Berdasarkan kurva pertumbuhan

intrauterin dan Lubchenko, maka kebanyakan bayiprematur akan dilahirkan dengan berat badan

yang rendah (BBLR). BBLR dibedakan atas berat lahir sangat rendah (BLSR), yaitu bila < 1500

gram, dan berat lahir amat sangat rendah (BLASR), yaitu bila < 1000 gram.

Tujuan pemberian NPT adalah memberikan nutrien yang cukup untuk menyokong pertumbuhan

ekstrauterin tanpa menyebabkan efek yang merugikan terhadap pertumbuhan dan fungsi sistem

organnya. Pemberian nutrisi parenteral baik total maupun parsial bukanlah tindakan yang rutin

dilakukan pada bayi prematur.

NP (Nutrisi Parenteral) harus diberikan untuk pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan

nutrisi dengan adekuat secara enteral. NPT diberikan bila saluran cerna tidak dapat digunakan

karena malformasi intestinal, bedah saluran cerna, sangkaan enterokolitis nekrotikan, distress

pernapasan, atau keadaan dimana saluran cerna tidak mampu melakukan fungsi digesti dan

absorbsi. Bayi prematur dengan BLSR diberikan NPT dengan pertimbangan sebagai berikut:

a)      Sebagian besar BBLSR dilahirkan dengan usia kehamilan < 32 minggu. Mereka mempunyai

kebutuhan gizi yang khusus karena cepatnya laju pertumbuhan dan fungsi yang belum matang.

b)      Cadangan energi terbesar tubuh adalah bentuk lemak yang memberikan energi sebesar 9

kal/gram. Sesuai dengan pola pertumbuhan intra uterin dimana pembentukan otot dan jaringan

lemak bawah kulit pada trimester akhir kehamilan, maka energi dalam bentuk hidrat arang dan

lemak pada bayi prematur cenderung akan kurang. Demikian juga pada bayi yang lahir dengan

berat badan lahir rendah10. Tubuh bayi matur mengandung 15% lemak dan bayi prematur dengan

berat 1 kg hanya mengandung 2,3%.

c)      Memberikan nutrisi yang optimal pada bayi-bayi ini sangat penting dan menentukan bagi

keberhasilan tumbuh kembang selanjutnya. Bayi yang mendapat nutrisi tidak adekuat akan

mengalami penghentian pertumbuhan otak dan berisiko untuk kerusakan otak permanen. Ini telah

dibuktikan dengan hasil otopsi terhadap otak bayi kurang gizi yang memperlihatkan berkurangnya

jumlah sel dan defisiensi kandungan lipid serta phospholipid. NPT dapat menyokong pertumbuhan

bayi BBLSR dengan adekuat.

d)     Proses pemberian makanan melalui mulut memerlukan pengisapan yang kuat, kerjasama

antara menelan dan penutupan epiglotis serta uvula dari laring maupun saluran hidung, juga gerak

esophagus yang normal1. Bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan 29 – 30 minggu akan mulai

mengisap beberapa hari setelah lahir. Koordinasi yang baik antara mengisap dan menelan

biasanya tidak tampak sampai usia kehamilan 33 – 34 minggu.

e)      Aktivitas esofagus yang terorganisir belum berkembang sampai usia kehamilan 34 minggu.

Gelombang tekanan lambung adalah lanjutan dari peristaltik esofagus. Pemeriksaan gerakan

Page 15: Nutrisi Pada Anak

lambung difokuskan pada pengosongan lambung. Kombinasi tekanan yang rendah dan relaksasi

esofagus yang panjang memudahkan terjadinya refluks esofagus.

f)       Saluran cerna bayi baru lahir harus mampu untuk melaksanakan fungsinya, antara lain

fungsi digesti dan absorbsi nutrien, mempertahankan keseimbangan cairan, serta fungsi proteksi

terhadap toksin dan alergen. Tergantung dari tingkat prematuritasnya, kemampuan ini terbatas.

Aktivitas amilase yang diperlukan untuk digesti karbohidrat belum terdeteksi pada prematur dan

masih rendah sampai bayi berusia 4 bulan.

 

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian NPT:

1. Energi

Kebutuhan nutrisi pada neonatus diketahui bervariasi menurut berat lahir dan usia kehamilan, cara

pemberian, serta perubahan metabolik yang disebabkan oleh penyakit. Bayi prematur hanya

mempunyai sedikit cadangan energi karena kurangnya cadangan glikogen pada hati dan lemak

bawah kulit. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan bayi yang matur maka kebutuhan

energinya jauh lebih besar, terutama karena pertumbuhannya yang pesat dan imaturitas

fisiologiknya.

Kebutuhan energi BBLSR dibagi menjadi dua komponen penting, yaitu kebutuhan untuk

pemeliharaan fungsi tubuh dan kebutuhan untuk tumbuh. Kebutuhan untuk pemeliharaan fungsi

tubuh antara lain meliputi metabolisme basal, aktivitas otot, regulasi suhu tubuh SDA (Spesific

Dynamic Action), dan ekskresi. Kebutuhan energi untuk tumbuh berhubungan dengan kandungan

energi dari jaringan dan tergantung pada komposisi jaringan baru yang disintesa. Bayi yang

mendapat NPT tumbuh pada masukan energi yang lebih rendah, karena kehilangan energi fekal

dan SDA lebih sedikit, sehingga mengurangi pelepasan energi.

Pemberian energi parenteral 50 kkal/hari telah cukup untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan.

Untuk sintesa jaringan, diperlukan 10 – 35 kkal/kgbb/hari, sedangkan untuk cadangan nutrien

jaringan 20 – 30 kkal/kgbb/hari tergantung dari komposisi jaringan baru tersebut.

 

1. Jumlah cairan:

Volume cairan ekstraseluler pada bayi prematur lebih tinggi dibandingkan dengan bayi cukup

bulan. Bayi prematur pada minggu pertama sesudah lahir akan kehilangan carian ekstraseluler

dengan cepat yang menyebabkan penurunan berat badannya. Kebutuhan cairan pada

bayi prematur dapat meningkat atau menurun, tergantung pada lingkungannya. Kebutuhan

meningkat pada keadaan seperti: memerlukan perawatan dengan radiant warmer, inkubator,

fototerapi, mengalami distres pernapasan, keadaan hipermetabolik, diare, atau mendapat

pengobatan furosemid.

Kebutuhan menurun pada keadaan bayi dirawat dengan doble walled incubator, di ruangan

dengan kelembaban tinggi, atau mengalami oliguria. Tubuh kehilangan cairan melalui jalur renal

dan ekstrarenal. Jalur ekstrarenal terdiri atas kehilangan air yang tidak terasa (kehilangan air

insensibel) melalui kulit (transpidermal) dan melalui paru. Kehilangan ini meningkat karena

aktivitas, stres respirasi, kelembaban udara rendah, atau temperatur tinggi.

Penelitian pada BBLSR 26 – 29 minggu kehilangan berat rata-rata pada minggu pertama berkisar

12 – 15% dari berat lahirnya. Hal ini karena kehilangan cairan transepidermal, sekunder terhadap

stratum korneum yang belum terbentuk sempurna. Masa gestasi maupun masa pascanatal

mempunyai efek pada cairan transepidermal.

Cara efektif mengurangi kehilangan cairan insensibel dengan membungkus bayi, ruangan dengan

kelembaban tinggi, memakai incubator dobel walled. Apabila bayi dirawat dalam inkubator dengan

kelembaban maksimal maka kebutuhan cairannya sama dengan bayi cukup bulan, yaitu 60 – 80

ml/kgbb/hari, yang bertambah secara bertahap sampai 100 – 120 ml/kgbb/hari sesudah minggu

Page 16: Nutrisi Pada Anak

pertama4. Cairan parenteral awal dapat diberikan Dekstrose 5% atau Dekstrose 10%. Sebagai

acuan pemenuhan kebutuhan cairan pada BBLR dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

 

Tabel : Rekomendasi Kebutuhan Cairan Parenteral Awal untuk Bayi BBLR

Tipe tempat tidur

Berat badan

600-800 801-1000 1001-1500 1501-2000

Radiant warmer

120 90 75 65

Incubator 90 75 65 55

Lain-lain 70 55 50 45

Penatalaksanaan Nutrisi Parenteral

Ada dua macam rute pemberian NPT yang sudah dikenal luas, yaitu rute perifer dan rute sentral,

namun pada bayi ada satu rute lagi yang bisa diberikan, yaitu rute arteri umbilikalis. Pada

pemberian melalui rute periferal, biasa digunakan vena di tungkai atau di kepala. Jalur ini dipilih

bila pemberian dalam waktu singkat (< 2 minggu), status hemodinamik baik, osmolalitas cairan

yang diberikan tidak tinggi, dan tidak ada pembatasan pemberian cairan.

Pada bayi prematur, pemberian melalui rute perifer sulit untuk memenuhi kebutuhan kalori karena

cairan dibatasi tidak melebihi 130 ml/kgbb/hari; konsentrasi dextrose kurang atau sama dengan

12,5%, sehingga kalori yang dapat diberikan adalah 80 kkal/kgbb/hari. Komposisi nutrien yang

diberikan melalui jalur perifer dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel . Komposisi pemberian NPT melalaui vena perifer

Komponen Jumlah per hari (per kgbb)

Sumber Nitrogen: protein 2,5–3,0 g

Kristalin hidrolisat

Asam amino campuran

Kalori sekitar 75

Glukosa 10-15g

Lemak 0,5-3,0g

Mineral dan elektrolit

Natrium 3-4 mEq

Kalium 2-4 mEq

Kalsium 1-4 mEq

Magnesium 0,25 mEq

Page 17: Nutrisi Pada Anak

Fosfor 1,36 mEq

Zinc 150-300 mEq

Copper 20-40 ug

Vitamin: Multivitamin 1-3 ml/hari

Volume 150 ml

 

Untuk mendapatkan masukan kalori yang tinggi harus digunakan cairan infus dengan konsentrasi

yang tinggi, dengan risiko osmolalitas yang tinggi, lebih dari 1000 mmol Osmol/l. Ini dapat

dilakukan dengan jalur vena sentral. Komposisi yang diberikan melalui vena sentral dapat dilihat

dalam tabel dibawah ini :

 

Tabel 5. Komposisi pemberian NPT melalui vena sentral

Komponen Jumlah per hari (per kgbb)

Sumber Nitrogen: protein 2,5-3,0 g

Kristalin hidrosat

Asam amino campuran

Kalori 115-125

Glukosa 20–30 g

Lemak 0,5–3,0 g

Mineral dan elektrolit

Natrium 3–4 mEq

Kalium 2–4 mEq

Kalsium 1–4 mEq

Magnesium 0,25 mEq

Fosfor 1,36 mmol

Zinc 150–300 mEq

Copper 20–40 ug

Vitamin: Multivitamin 1–3 ml/hari

Volume 120 ml

 

Untuk mencapai vena sentral dapat dengan cara perkutan atau dengan cara pemotongan vena.

Venajugularis dan vena subclavia adalah yang paling sering digunakan. Cara perkutan untuk vena

Page 18: Nutrisi Pada Anak

subclavia tidak dianjurkan pada bayi karena sering terjadi komplikasi. Perawatan yang teratur dan

berhati-hati sangat penting pada pemakaian kateter vena sentral agar terhindar dari komplikasi,

aman, dan dapat digunakan dalam jangka panjang. Tidak dibolehkan memberikan selain cairan

nutrien melalui kateter ini, seperti memberikan darah atau mengambil sampel darah.

Pemakaian jalur arteri umbikal masih kontroversial, sebagian setuju dan sebagian tidak. Pada

kelompok yang setuju, penggunaannya praktis karena lebih mudah melakukannya, terutama pada

bayi kecil. Pada kelompok yang tidak setuju, mengemukakan alasan karena banyak terjadi

trambosis aorta dan arteri iliaca sertahipertensi portal. Penggunaan heparin 1 U/ml pada cairan

infus mengurangi kejadian phlebitis dan thrombosis pada vena sentral serta perifer.

 

Komplikasi

Pada pemberian NPT sering dijumpai komplikasi. Komplikasi dapat berupa infeksi mekanik dan

metabolik. Komplikasi infeksi terjadi sehubungan dengan terkontaminasinya bahan infusan saat

pencampuran atau akibat kurangnya tindakan aseptik pada saat pemasangan kateter intravena.

Komplikasi infeksi adalah yang paling umum dan potensial serius (1-5%). Komplikasi mekanik

berupa pneumotoraks, hidrotoraks, emboli, trombosit, ataupun perforasi pembuluh darah akibat

teknik pemasangan yang kurang terampil. Komplikasi mekanik ini lebih sering daripada komplikasi

metabolik.

Komplikasi metabolik seperti hiperglikemia ataupun hipoglikemia dapat dihindari dengan

pemberian glukosa dosis yang tepat. Hiperamonemia dan azotemia juga bisa ditemukan.

Hiperlipidemia dan defisiensi asam lemak essensial sering dijumpai karena pemberian lemak.

Komplilasi paling sering dijumpai pada BBLSR yang mendapat NPT jangka panjang

adalah kholestatik jaundice dan osteopenia. Tabel dibawah ini memperlihatkan komplikasi yang

mungkin terjadi pada NPT :

Tabel 7. Komplikasi NPT

Berhubungan dengan kateter

Vena cava superior

Thromboemboli paru

Hipertensi paru

Pneumothoraks

Efusi pleure atau pericardial (ekstravasari cairan)

Aritmia jantung

Trombosis mural (cardial)

Infus intraokardial

Kulit terkelupas

Perdarahan

Flokulasi, prepitasi nutrien

Infeksi

Sepsis staphylococcus

Sepsis Candida

Page 19: Nutrisi Pada Anak

Malassezia furfur

Diphteroids

Sepsis gram negatif

Phlebitis lokal

Kontaminasi cairan

Endokarditis

Elektrolit/mineral

Hiponatremia

Hipernatremia

Hipokalemia

Hipofospatemia

Defisiensi trace mineral (Zn, Cu, Mg, Fe)

Komplikasi Metabolik

Hipoglikemia

Hiperglikemia

Hiperaminocidemia

Azotemia

Defiseiensi asam lemak esensial

Asidosis metabolik

Hipertrigliseridemia

Hiperphospholipedemia

Komplikasi Sistemik

Kolestasis (disfungsi hepar)

Infiltrasi lemak (liver, monosit, paru, intrapilid)

Perubahan fungsi miokard (penurunan PO4)

Atropi mukosa usus

Disfungsi platelet (intrapilid)

Hemolisis? (intrapilid)

Diuresis osmotik (glucose)

Ricketsia

Koma isosmolar (protein)

Page 20: Nutrisi Pada Anak

Hipoksia (intrapilid)

Toksisitas Aluminium

                                                         (Markum AH, 1991)

 

Pemberian Larutan Nutrisi Parenteral

Larutan yang diberikan dengan resep dokter dapat dialirkan lewat 2 – 3 perangat infus yang

dihubungkan dengan beberapa botol infus, yang berisikan anrata lain : larutan asam amino,

elektrolit, dekstrosa dan larutan lipid secara sekaligus. Namun, cara pemberian yang sekaligus ini

menyulitkan pengelolaan dan pemantauannya.

Metode yang jauh lebih praktis adalah dengan menggunakan sebuah kantong berukuran 3 liter

yang berisikan campuran semua larutan nutrisi diatas. Kantong ini setiap hari harus dibuat dalam

keadaan steril. Isi kantong lalu diinfuskan melalui selang infus selama 24 jam. Selanjutnya system

tersebut dipermudah dengan penggunaan sebuah pompa volumetrik untuk menginfuskan larutan

dengan jumlah yang terukur dan tetap untuk tiap – tiap jam. Lihat gambar 2

Untuk pemasanga set infuse vena sentralis dilakukan dengan dibuat kanula pada vena subklavia.

Satu – satunya perbedaan adalah pemasangan selang infuse yang dilewatkan dalam terowongan

pada kulit untuk kemudian keluar dari dinding toraks. Dengan menggunakan metone ini, tempat

keluar infuse akan terpisah dengan tempat masuknya kedalam vena sehingga mengurangi resiko

infeksi, lihat gambar 1.

Sterilisasi pada pemasangan set infus sentral untuk nutrisi parenteral harus terjamin dengan

perawatannya yang baik dan seksama. Tempat keluarnya selang infus harus dibersihkan dan

diganti kasanya setiap 2 – 5 hari, sedangkan semua selang intravena yang ada di luar tubuh pasien

sebaiknya diganti setiap hari.

 

Pemberian makanan secara intravena digunakan jika penderita tidak dapat menerima sejumlah

makanan yang cukup melalui pipa nasogastrik. penderita yang mendapatkan makanan melalui

intravena adalah:

v  Penderita yang mengalami malnutrisi yang sangat berat dan akan menjalani pembedahan,

terapi penyinaran atau kemoterapi

v  Penderita luka akar  berat

v  Kelumpuhan saluran pencernaan

v  Diare atau muntah yang menetap.

 

Pemberian makanan melalui selang infus ini dapat memasok sebagian dari zat makanan yang

dibutuhkan penderita atau seluruhnya (nutrisi parenteral total). Tersedia sejumlah cairan yang bisa

diberikan dan dapat dimodifikasi untuk penderita penyakit ginjal atau hati. nutrisi parenteral

total memerlukan selang intravena yang lebih besar (kateter). Karena itu digunakan pembuluh

balik (vena) yang lebih besar, misalnya vena subklavia.

Seseorang yang menjalani nutrisi parenteral total dipantau secara ketat terhadap perubahan berat

badan, pengeluaran air kemih dan tanda-tanda infeksi. bila kadar gula darahnya menjadi terlalu

tinggi, bisa ditambahkan insulin ke dalam cairan yang diberikan. Infeksi merupakan resiko

karena kateter biasanya digunakan untuk waktu yang lama dan cairan yang mengalir di dalamnya

memiliki kadar gula yang tinggi, dimana bakteri bisa tumbuh dengan mudah.

nutrisi parenteral total bisa menyebabkan komplikasi lainnya:

v  Jika terlalu banyak kalori, terutama lemak, hati bisa membesar.

Page 21: Nutrisi Pada Anak

v  Lemak yang berlebihan di dalam vena bisa menyebabkan sakit punggung, demam, menggigil,

mual dan berkurangnya jumlah trombosit. tetapi hal ini terjadi pada kurang dari 3% penderita.

v  Penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan nyeri tulang

 

Indikasi Total Parenteral Nutrision

Dalam pemberian nutrisi parenteral terdapat beberapa indikasi yang harus diperhatikan sebagai

berikut :

1)      Malformasi intestinal

2)      Bedah saluran cerna

3)      Sangkaan enterokolitis nekrotikan

4)      Distress pernafasan

5)      Tidak mampu melakukan fungsi digesti dan absorbsi.

 

Kontra indikasi Total Parenteral Nutrision

Dalam pemberian nutrisi parenteral terdapat kontra indikasi, yaitu Selang infus untuk nutisi

parenteral hanya dapat digunakan dalam pemberian larutan nutrisi saja, lewat selang ini tidak

boleh diambil darah atau pun diberikan transfusi darah. Pengukuran desakan vena sentralis juga

tidak boleh dilakukan lewat selang tersebut, karena dapat meningkatkan resiko infeksi.

 

Kesimpulan

Telah dibahas kebutuhan nutrisi atau gizi bayi, anak toddler, anak prasekolah, anak sekolah dan

remaja. Kebutuhan akan zat–zat makanan, jenis makanan dan masalah–masalah yang timbul

akibat pemberian makanan tergantung berdasarkan pada masing–masing kelompok umur. Pada

masa bayi perlu ditekankan pemberian ASI dan MP–ASI yang bergizi, karena pada masa bayi

pertumbuhan anak sangat pesat dan merupakan masa transisi dari ASI ke makanan dewasa.

Demikian pula dengan pada masa remaja pertumbuhan anak juga sangat pesat, tetapi pada masa

ini masalahnya sudah lain karena anak sudah dapat memilih makanannya sendiri yang sering kali

tidak mengandung zat–zat makanan yang seimbang. Oleh kareana itu diperlukan berbagai upaya

untuk meningakatkan nutrisi atau gizi anak, agar dapat tumbuh dan berkembang  dengan optimal

dan menjadi generasi penerus yang sehat jasmani, mental dan social serta berguna bagi nusa dan

bangsa