Nurjannah ^Umayyah^

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bani Umayyah adalah salah satu dari keluarga suku quraisy, keturunan Umayyah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf. Pada umumnya sejarawan memandang negatif terhadap Muawiyah pendiri dinasti, disamping cara perolehan legalitas kekuasaannya identik dengan tipu muslihat, kelicikan juga diperkuat dengan adanya kebijakan yang mengejutkan, yang tidak pernah dilakukan sebelumnya yaitu pemberlakuan sistem monarchihereditas (kerajaan turun temurun). Namun demikian, kontribusi dinasti Umayyah pun tidak bisa diabaikan, salah satunya adalah tentang expansi atau perluasan wilayah ini yang bisa dikatakan berhasil meskipun ditengah-tengah kondisi politik yang kurang mendukung. Hal inilah yang menyebabkan bahwa masa khalifah Umayyah diidentikkan dengan masa perluasan wilayah. Oleh karena itu, pada makalah ini kami akan membahas masalah bagaimana sejarah berdirinya bani Umayyah, suksesi kepemimpinan masa Umayya, biografi khlaifa-khalifah pada pemerintahan bani Umayyah, kemajuan daulah bani Umayyah dan

description

 

Transcript of Nurjannah ^Umayyah^

Page 1: Nurjannah ^Umayyah^

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangBani Umayyah adalah salah satu dari keluarga suku quraisy,

keturunan Umayyah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf. Pada umumnya

sejarawan memandang negatif terhadap Muawiyah pendiri dinasti,

disamping cara perolehan legalitas kekuasaannya identik dengan tipu

muslihat, kelicikan juga diperkuat dengan adanya kebijakan yang

mengejutkan, yang tidak pernah dilakukan sebelumnya yaitu

pemberlakuan sistem monarchihereditas (kerajaan turun temurun).

Namun demikian, kontribusi dinasti Umayyah pun tidak bisa

diabaikan, salah satunya adalah tentang expansi atau perluasan wilayah ini

yang bisa dikatakan berhasil meskipun ditengah-tengah kondisi politik

yang kurang mendukung. Hal inilah yang menyebabkan bahwa masa

khalifah Umayyah diidentikkan dengan masa perluasan wilayah.

Oleh karena itu, pada makalah ini kami akan membahas masalah

bagaimana sejarah berdirinya bani Umayyah, suksesi kepemimpinan masa

Umayya, biografi khlaifa-khalifah pada pemerintahan bani Umayyah,

kemajuan daulah bani Umayyah dan sumbangsihnya terhadap islam, serta

sebab-sebab kemunduran daulah Umayyah.

B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah munculnya daulah Umayyah?

2. Bagaimana suksesi kepemimpinan masa Umayyah?Bagaimana

biografi para khalifah daulah Umayyah?

3. Bagaimana kemajuan daulah bani Umayyah dan sumbangsinya

terhadap islam?

4. Apakah sebab-sebab kemunduran daulah Umayyah?

Page 2: Nurjannah ^Umayyah^

C. TujuanTujuan penulisan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah muncunya daulah Umayyah.

2. Untuk mengetahui suksesi kepemimpinan masa Umayyah.

3. Untuk megetahui biiografi para khalifah daulah Umayyah.

4. Untuk megetahui kemajuan daulah bani Umayyah dan

sumbangsinya terhadap islam.

5. Untuk mengetahui sebab-sebab kemunduran daulah Umayyah.

Page 3: Nurjannah ^Umayyah^

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Daulah Umayyah

Hampir semua sejarawan membagi dinasti Umayyah menjadi dua,

yaitu yang pertama dinasti Umayyah yang dirintis dan didirikan oleh

Muawiyyah bin Abi Sufyan yang berpusat di Damaskus (Siria). Fase ini

berlangsung sekitar satu abad dan mengubah sistem pemerintahan dari sistem

khalifah pada sistem Mamlakat (kerajaan atau monarki). Dan kedua, Dinasti

Umayyah di Andalusia (Siberia) yang pada awalnya merupakan wilayah

taklukan Umayyah di Andalusia pimpinan seorang gubernur pada zaman

Walid bin Abdul Malik.1

Nama “Daulah Umayyah” berasal dari nama “Umayyah ibnu ‘Abdi

Syam ibnu’Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin

kabilah Quraisy di zaman Jahiliyah. Umayyah ini senantiasa bersaing dengan

pamannya, Hasyim ibnu Abdi manaf, untuk merebut pimpinan dan

kehormatan dalam masyarakat bangsanya. Dan ia memang memiliki cukup

unsur-unsur yang diperlukan untuk berkuasa di zaman jahiliyah itu, karena ia

berasal dari keluarga bangsawan, serta mempunyai cukup kekayaan dan

sepuluh orang putra-putra yang terhormat dalam masyarakat. Orang-orang

yang memiliki ketiga macam unsur-unsur ini di zaman jahiliyah, berarti telah

mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan .

Sesudah datang agama Islam berubahlah hubungan antara bani

Umayyah dengan saudara-saudara sepupu mereka Bani Hasyim, oleh karena

persaingan-persaingan untuk merebut kehormatan dan kekuasaan tadi

berubah sifatnya menjadi permusuhan yang lebih nyata. Bani Umayyah

dengan tegas menentang Rasulullah dan usaha-usaha beliau untuk

mengembangkan agama islam. Sebaliknya bani Hasyim menjadi penyokong

1Dedi Supriyadi,Sejarah Peradaban Islam,Bandung,Pustaka Setia,2008,hlm 103.

Page 4: Nurjannah ^Umayyah^

dan pelindung Rasulullah, baik mereka yang telah masuk islam ataupun yang

belum.

Bani Umayyah barulah masuk agama islam setelah mereka tidak

mnemukan jalan lain, selain memasukinya, yaitu ketika Nabi Muhammad

bersama beribu-ribu pengikutnya yang benar-benar percaya kepada kerasulan

dan pimpinannya, menyerbu masuk ke kota Makkah.

Bani Umayyah adalah orang-orang yang terakhir masuk

agama islam, dan juga merupakan musuh-musuh yang paling keras terhadap

agam ini pada masa-masa sebelum mereka memasukinya. Tetapi setelah

masuk islam mereka-mereka dengan segera dapat memperlihatkan semangat

kepahlawanan yang jarang tandingannya.

Bani Ummaiyyah pada hakekatnya dari semulah terlah

mengiginkan jabatan kekhalifahan, tetapi mereka belum mempunyai harapan

untuk mencapai cita-cita itu pada masa Abu Bakar dan Umar. Dan setelah

Umar kena tikam, dan ia menyerahkan permusyawaratan untuk memilih

Khalifah yang baru kepada enam orang sahabat, diantaranya Utsman, diwaktu

itulah baru muncul harapan besar bagi Bani Umaiyyah, dan mereka lalu

meyokong pencalonan Utsaman secarah terang-terangan, dan akhirnya

Utsman terpilih. Semenjak itu mulailah Bani Umaiyaah meletakkan dasar-

dasar untuk menegakkan “khalifah Umaiyyah”, sehingga dikatakn bahwa:

Khalifah Umaiyyah itu pada hakekatnya telah mulai berdiri sejak

pengangkatan Ustman menjadi khalifah. Dan ketika khalifah Utsman

terbunuh, Muawiyah masih tetap memegang kekuasaan disana. Hal ini

memungkinkan baginya untuk dapat berjuang terus melawan Ali, sampai

akhirnya Ali dapat dikalahkannya. Dan dengan demikian berpindahlah

jabatan khalifah secara resmi kepada Muawiyyah.2

B. Suksesi Kepemimpinan Masa Umawiyyah

2

Page 5: Nurjannah ^Umayyah^

Dinasti Umayyah membangun peradaban di luar jazirah Arab

yang dimulai dari adanya upaya 3 pembunuhan yaitu di Kufa oleh Abd

rahman bin Muljam untuk membunuh Ali, Yerussalem Ibn Abdillah al-

Tamimi untuk membunuh Amr bin Ash. Penguasa Umayyah yang

berjumlah 14 orang melaksanakan sistem pemerintahan Persia dan Roma,

Byzantium. Di masa Umayyah, suasana kesukaan pra islam muncul

kembali. Hal ini terlihat jelas di awal pemerintahan dinasti Umayyah

dimana kekhalifahan Mu’awiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi,

dan tipu daya, tidak dengan pemilihan suara terbanyak. Menjalankan

politik Arabisasi yaitu mengutamakan unsur Arab dalam pembinaan

kebudayaan.

Dinamika politik Masa Umayyah

Pemerintahan Bani Umayyah selalu dipenuhi dengan intrik-intrik

politik, sejak awal berkuasa sampai masa berakhirnya kekuasaan

Bani Umayyah.

No. Masa Intrik politik

1. Masa

Muawiyah

1. Peristiwa Tahkim yang menghasilkan

3 golongan, yaitu:

a) Sunni

b) Syiah

c) Khawarij/kharijiah

2. Terjadinya Amul Jamah, antara Hasan

bin Ali ke Muawiyah para

pendukungnya (masyarakat Arabiyah,

Irak, dan Iran) banyak mengecam

tindakannya.

3. Mengenalkan tradisi baru, pergantian

khalifah ke anaknya. Meskipun ini

ditentang oleh sejumlah para sahabat

seperti Husain bin Ali, Abdullah bin

Page 6: Nurjannah ^Umayyah^

Zubair, Abdullah bin Abbas, Abdullah

bin Umar, Abdurrahman bin Abu

Bakar.

4. Adanya tantangan dari khawarij.

2. Masa Yazid 1. Peristiwa Karbala

2. Terjadinya peristiwa Harrah

3. Peristiwa pelemparan Ka’bah dengan

Manjaniq.

3. Muawiyah II 1. Munculnya fanatisme kesukuan antara

bangsa Arab Utara (Kabilah Qais)

yang mendukung pemerintahan Zubair

dan bangsa Arab Selatan (Kabilah

Qalb) yang mendukung

kepemimpinan Bani Umayyah.

4. Marwan 1. Awal pemerintahannya terjadi

perpecahan di Arab Selatan.

2. Terdapat kelompok yang menentang

Marwan, dan wilayah yang

melepaskan diri.

5. Abdul Malik

bin Walid

1. Menundukkan Abdullah ibn Zubair

yang telah memproklamirkan diri

sebagai khalifah.

2. Menumpas pemberontakan kaum

Syiah dan khawarij.

6. Sulaiman Lebih banyak terjadi konflik internal,

dimana Sulaiman menyibukkan diri untuk

membalas dendam terhadap pihak yang

dianggap menentangnya.

7. Yazid II Terjadi pemberontakan yang dipimpin

Page 7: Nurjannah ^Umayyah^

oleh Yazid ibn Muhallab yang dituduh

menggelapkan harta rampasan.

8. Hisyam 1. Terjadi pemberontakan yang

dipimpin oleh Zaid bin Ali Zainal

Abidin.

2. Timbulnya fanatisme kesukuan di

Khurasan.

3. Adanya serangan orang Berber.

4. Adanya serangan suku bangsa

Khazar.

9. Walid II 1. Memicu kemarahan rakyat karena

bermoral rendah, terbukti

menggauli ibu tirinya.

10. Yazid III 1. Pemberontakan penduduk Hims

untuk membalas kematian al-Walid

II

Dari tabel diatas dapatlah dipahami tentang dinamika perpolitikan

Bani Umayyah selalu diwarnai tarik ulur kekuasaan. Akibatnya, sangat

mudah terjadi pemberontakan baik itu atas nama golongan keagamaan

(seperti yang dilakukan oleh khawarij dan Syiah) atau atas nama pribadi

seperti perebutan hak sebagai khalifah. Bila ditelusuri intrik politik diatas

setidaknya disebabkan 2 hal yaitu:

1. Ketidakrelaan atau ketidaklegawaan dalam menerima

segala bentuk konsekuensi politik yang ada.

2. Pelecehan atau penghinaan terhadap golongan keagamaan,

status sosial.

Bila kedua hal tidak dilakukan maka perpolitikan masa Bani Umayyah

dapat dikatakan stabil.3

Penaklukan di Masa Pemerintahan Muawiyah

3Abu Bakar,Istianah,Sejarah Peradaban Islam,Malang,UIN-Malang Press,2008,Hal.55-58.

Page 8: Nurjannah ^Umayyah^

Penaklukan di masa pemerintahannya demikian luas dan meliputi dua front

utama yaitu:

a. Wilayah Barat

Wilayah Romawi (Turki). Ketika itu selalu dilakukan pengintaian dan

ekspedisi kesana. Maksud dan tujuannya adalah menaklukkan Konstantinopel.

Kota itu dikepung pada tahun 50 H/670 M kemudian pada tahun 53-61 H/672-

680 M, namun tidak berhasil ditaklukkan.

Muawiyah membentuk pasukan laut yang besar yang siaga di Laut

Tengah dengan kekuatan 1.700 kapal. Dengan kekuatan itu dia berhasil memetik

berbagai kemenangan. Dia berhasil menaklukkan pulau Jarba di Tunisia pada

tahun 49 H/669 M, kepulauan Rhodesia pada tahun 53 H/673 M, kepulauan

Kreta pada tahun 55 H/624 M, kepulauan Ijih dekat Konstantinopel pada tahun

57 H/680 M.

Di Afrika, Benzarat berhasil ditaklukkan pada tahun 41 H/661 M,

Qamuniyah (dekat Qayrawan) ditaklukkan pada tahun yang sama. Uqbah bin

Nafi’ berhasil menaklukkan pada tahun yang sama. Uqbah bin Nafi’ berhasil

menaklukkan Sirt dan Mogadishu, Tharablis, dan menaklukkan Wadan kembali.

Kota Qayrawan dibangun pada tahun 50 H/670 M. Kur sebuah wilayah di Sudan

berhasil ditaklukkan. Akhirnya, penaklukkan ini sampai ke wilayah Maghrib

Tengah (Aljazair). Uqbah bin Nafi adalah komandan yang paling terkenal di

kawasan ini.

b. Kawasan Timur

Kawasan Timur (Negeri Asia Tengah dan Sindh). Negeri-negeri

Asia Tengah meliputi kawasan yang berada diantara sungai Sayhun dan Jayhun.

Diantara kerajaan yang paling penting adalah Thakharistan dengan ibukotanya

Balkh, Shafaniyan dengan ibukota Syawman, Shaghad dengan ibukota

Samarkand dan Bukhari, Farghanah dengan ibukota Jahandah, Khawarizm

dengan ibukota Jurjaniyah, Asyrusanah dengan ibukota Banjakat, Syasy dengan

ibukota Bankats.

Page 9: Nurjannah ^Umayyah^

Mayoritas penduduk di kawasan itu adalah kaum paganis. Pasukan Islam

menyerang wilayah Asia Tengah pada tahun 41 h/661 M. Pada tahun 43 H/663

M mereka mampu menaklukkan Sajistan dan menaklukkan sebagian wilayah

Thakharistan pada tahun 45 H/665 M. Mereka sampai ke wilayah Quhistan.

Pada tahun 44 H/664 M Abdullah bin Ziyad tiba di pegunungan Bukhari.

Pada tahun 44H/664 M kaum muslimin menyerang wilayah Sindh dan

India. Penduduk di tempat itu selalu melakukan pemberontakan sehingga

membuat kawasan itu tdak selamanya stabil kecuali di masa pemerintahan Walid

bin Abdul Malik.4

C. Biografi Para Khalifah Daulah Umawiyyah

Dinasti Umawiyyah berkuasa hampir satu abad, selama 90 tahun

mempunyai 14 khalifah. Adapun urutan khalifah Umawiyyah adalah sebagai

berikut:

1. Muawiyyah bin Abi Sufyan (41-60)H

Muawiyyah bin Abi Sufyan dilahirkan kira-kira 15 tahun sebelum

Hijrah, dan masuk islam pada hari penaklukan kota Makkah bersama-sama

penduduk kota Makkah lainnya. Waktu itu ia berusia 23 tahun.

Muawiyyah lalu diangkat menjadi anggota dari sidang penulisan wahyu .

Muawiyyah banyak meriwayatkan hadis, baik yang langsung dari

Rasulullah, ataupun dari para sahabat yang terkemuka, dan dari Abdullah

ibnu Abbas, Sa’id ibnu Musaiyab, dan lain-lainnya.

Muawiyyah adalah seorang pemimpin yang berpribadi kuat dan

amat jujur, serta ahli dalam lapangan politik. Inilah yang menyebabkan

khalifah Umar suka kepadanya. Dan selanjutnya dimasa khalifah Utsman

semua daerah Syam itu diserahkan kepada Muawiyyah. Dengan demikian,

Muawiyyah telah telah berhasil memegang jabatan Gubernur selama 20

tahun. Dan sesudah itu ia menjadi khalifah selama 20 tahun pula.

Pembantu-pembantu utama Muawiyyah ialah Al-Mughirah ibnu

Syu’bah, Ziyah ibnu Abihi, dan ‘Ubaidillah ibnu Ziyad.

4Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam,Jakarta,Akbar Media Eka Sarana,2003,Hal.188-189.

Page 10: Nurjannah ^Umayyah^

Adapun Al-Mughirah ibnu Syu’bah itu, ia perna menjadi gubernur

Muawiyyah di Kufah. Adapun Ziyad ibnu Abihi, ia perna diangkat oleh

khalifah Ali menjadi gubernur di Persia. Dany Ziyad rela membai’ah

Muawiyyah, setelah Muawiyyah mengirimkan surat jaminan keamanan

bagi dirinya. Nasib Ziyab kepada Abu Sufyan ini barulah diakui pada

masa pemerintahan khalifah Muawiyyah, tahun 44 H, dimana Muawiyyah

mengakui bahwa Ziyad adalah saudaranya sebapak, justru karena ia ingin

mengambil keuntungan dari kecakapan dan kepahlawanan Ziyad. Dan

mulai semenjak itu, kepada Ziyad diberikan sebutan “Ziyad ibnu Abi

Sufyan” dan mengangkatnya menjadi gubernur untuk Bashrah, khurasan,

dan sijistan.

Masa pemerintahan Muawiyyah adalah yang paling cemerlang

diantara masa-masa khalifah islamiyah seluruhnya, dimana keamanan

dalam negara begitu baiknya, dan segala anasir-anasir yang bersikap

permusuhan terhadap Muawiyyah telah dapat dibasmi. Masa

pemerintahannya adalah masa kemakmuran dan kekayaan yang berlimpah-

limpah.

2. Yasid bin Muawiyyah (60-64)H

Namanya, “Yasid ibnu Muawiyyah”, ibunya “Maisun al

Kalbiyah”, yaitu seorang wanita padang pasir yang dikawini Muawiyyah

sebelum ia menjadi khalifah. Pikiran tentang pengangkatan Yasid menjadi

putra mahkota mulai timbul pada tahun 49 H. Sebagai gagasan dari Al-

Mughirah ibnu Syu’bah.

Muawiyyah membai’ah Yizid di masjid dimana rakyat telah

berkumpul. Sesudah Muawiyyah meninggal dunia, pembai’ahan Yazid itu

diulang lagi.

Masa pemerintahan Yazid hanya berlangsung 3 tahun saja. Ia mati

dalam usia muda. Ia tidak sempat merasakan kenikmatan sebagai khalifah

barang seharipun. Begitu ia naik tahta dihadapannya telah berkecamuk

bermacam-macam peristiwa, yang merupakan penyakit-prnyakit berat bagi

negaranya.

Page 11: Nurjannah ^Umayyah^

Akhirnya Yazid meninggal dunia, dengan meninggalkan beban

pusaka yang berat. Dan putranya pun tak berdaya pula untuk memikulnya.

Maka Marwan ibnul Hakamlah yang memikulnya selama satu tahun,

kemudian beralih kepundak Abdul Malik ibnu Marwan.

3. Muawiyyah II bin Yazid (64 H)

Muawiyyah II hanyalah seorang pemuda yang lemah. Masa

jabatannya tidak lebih dari 40 hari. Kemudian ia mengundurkan diri

karena sakit. Dan selanjutnya ia mengurung dirinya di rumah, sampai ia

meninggal tiga bulan kemudian.

4. Marwan bin al-Hakam (64-65)H

Setelah perang jamal selesai, Marwan lalu mengundurkan diri dari

gelanggang politik. Ia memberikan bai’ah dan sumpah setianya atas

pengangkatan Ali menjadi khalifah, kemudian ia menetap di Madinah.

Setelah muawiyyah menjadi khalifah, ia mengangkat Marwan sebagai

pengakuan atas segala bantuan yang telah diberikan Marwan kepadanya,

ketika Marwan memegang jabatan sebagai pemegang stempel Utsman.

Dan juga karena muawiyyah percaya bahwa Marwan telah melakukan

suatu perang penting dalam peristiwa perang jamal, yaitu melemahkan Ali

dan juga telah menewaskan Thalhah dengan panahnya.

Muawiyyah mengangkat Marwan menjadi gubernur di Madinah.

Dimasa pemerintahan Yazid, Marawan juga menjadi pembantunya yang

terdekat, serta menjadi salah seorang penasehatnya di Damaskus.

Marwan meninggal pada bulan Ramadhan tahun 63 H, setelah ia

membujuk lebih dahulu dua orang putranya untuk menggantikannya

berturut-turut yaitu Abdul Malik dan Abdul Aziz.

Marwan adalah seorang yang bijaksana, berpikir tajam, fasih

berbicara, dan berani. Ia ahli dalam pembacaan al-Qur’an, da banyak

meriwayatkan hadis-hadis dari para sahabat Rasulullah yang terkemuka,

terutama dari Umar bin Khathab dan Utsman bin Affan. Ia juga telah

berjasa dalam menertibkan alat-alat takaran dan timbangan.

Page 12: Nurjannah ^Umayyah^

Orang orang penting yang telah menjadi tangan kanannya antara

lain ialah: Ubaidullah bin Ziyad, Abdul Malik bin Marwan dan Abdul

Aziz bin Marwan.

5. Abdul Malik bin Marwan (65-86)H

Abdul Malik dipandang sebagai pendiri yang kedua bagi Daulah

Umawiyyah. Katika ia diangkat menjadi khalifah, alam islam sedang

berada dalam keadaan terpecah belah. Ibnu Zubair di Hijaz telah

memproklamirkan dirinya sebagai khalifah. Kaum Syi’ah mengadakan

pembarontakan dirinya. Dan kaum Khawarijmembangkng pula.

Abdul Malik telah berhasil mengembalikan seluruh wilayah taat

kepada kekuasaannya. Begitu pula ia telah dapat menumpas segala

pembengkangan dan pemberontakan. Sebab itu ia berhak disebut sebagai

“Pendiri yang kudua” bagi Daulah Umawiyyah.

Abdul Malik memperoleh pendidikan tinggi, dan ia dipandang

sebagai salah seorang dari hli-ahli fiqih yang kenamaan di Madinah,

setaraf dengan Sa’ad ibnul Musaiyab dan Urwan ibnu Zubair.

Ayahnya telah mengangkatnya sebagai putra mahkota tak lama

sesudah terjadinya mu’tamar Al Jabiyah. Disamping itu pribadi Abdul

Malik sendiri memang melebihi hampir semua orang-orang terkemuka

dimasa itu. Tak seorangpun yang menantang pengangkatan Abdul Malik

itu, kecuali Amrun bin Sa’ad. Dan sebagai resiko dari tantangannya itu ia

telah kehilangan kepalanya.

6. Walid bin Abdul Malik (89-96)H

Walid dilahirkan pada tahun 50 H. Ia mempelajari kebudayaan

islam. Tetapi pendidikannya tentang bahasa Arab sangat lemah, sehingga

ia berbicara kurang fasih. karena yang dapat memimpin bangsa Arab

hanyalah orang yang baik bahasanya maka ia mengumpulkan ulama-ulama

nahwu, lalu ia belajar kepada mereka dengan rajinnya.

Khalifah Marwan bin Hakam dulunya telah mengangkat dua orang

putranya sebagai putra mahkota yang akan menggantinya menjadi khalifah

berturut-turut, yaitu Abdul Malik dan dan Abdul Aziz. Tetapi Abdul Aziz

Page 13: Nurjannah ^Umayyah^

telah meninggal sebelum wafat Abdul Malik. Maka Abdul Malik lalu

menunjuk pula dua orang putranya yaitu Al Walid kemudian Sulaiman. Ini

terjadi pada tahun 85 H. Ia mengirimkan surat ke daerah-daerah,

menerangkan hal ini. Maka rakyat tidak keberatan untuk memberikan

bai’ah dan sumpah setia. Yang enggan hanyalah Said bin Musaiyab di

Madinah. Dan sesudah wafat Abdul Malik, rakyat mengulangi sekali lagi

bai’ah sumpah setia mereka kepada Al Wahid

Al Walid adalah orang yang terbaik untuk menerima kerajaan dan

orang yang terbesat untuk memelihara warisan itu. Selain dari itu dapat

pula dikatakan bahwa Abdul Malik adalah seorang yang justru muncul

pada suatu masa yang sangat memerlukan perjuangannya. Sedang Al

Wahid adalah seorang yang suka damai dan menginginkan perbaikan-

perbaikan, justru ia muncul di zaman damai, maka diadakannyalah

perbaikan-perbaikan dalam negeri.

Masa pemerintahan Al Walid pada umumnya dapat disebut masa

kemakmuran, keamanan dan ketentraman. Dengan adanya kekayaan dan

kesatuan yang bulat, terutama karena keteguhan iman Al Walid, maka

agama islam dapat ditambah luas sampai meliputi Andalusia di Barat dan

Sind di Timur, dan daerah-daerah lainnya.

7. Sulaiman bin Abdul Malik (96-99)H

Sulaiman bin Abdul Malik dilahirkan pada tahun 54 H. Ia dilantik

menjadi khalifah setelah saudaranya Al Walid meninggal dunia. Sebelum

wafatnya, Al Walid perna bermaksud untuk memecat Sulaiman dari

kedudukannya sebagai putra mahkota, karena ia ingin mengangkat

putranya sendiri yang bernama Abdul Aziz.

Usaha Al Walid untuk menggeser putra mahkota itu telah

merupakan suatu peristiwa yang berakibat jelek, sehingga permulaan masa

pemerintahan sulaiman diliputi suasana kebencian, dan menyebebkan

periode pertama dari pemerintahannya itu penuh rasa dendam kesumat

terhadapnya, terutama dari para panglima terkemukayang nama mereka

terkenal di daerah-daerah.

Page 14: Nurjannah ^Umayyah^

Sulaiman amat senang kepada istana padang pasirnya di Ramlah,

dan ia menghabiskan lebih banyak waktunya disana. Sulaiman terkenal

dengan keremajaan yang segar dan keindahan jasmani yang istimewa. Ia

sendiri merasa kagum pada dirinya sendiri bila ia berkaca, dan sering

terhambur dari mulutnya “Sungguh, aku ini adalah Raja Remaja!”.

8. Umar bin Abdul Aziz (99-101) H

Umar bin Abdul Aziz dilahirkan di kota Hulwan, tidak jauh dari

Kairo. Ketika itu ayahnya yang jadi gubernur di Mesir. Tetapi Ibnu Abdul

Hakam meriwayatkan bahwa Umar dilahirkan di Madinah. Silsilah

keturunannya dari pihak ibunya, bersambung dengan khalifah yang kedua

Umar bin Khathtab

Setelah ia meningkat usia remaja, ia kawin dengan Fathimah, putri

Abdul Malik, pamanya sendiri. Umar turunana Bani Umawiyyah, ayahnya

Abdul Aziz bin Marwan, pamannya khalifah agung Abdul Malik bin

Marwan, sedan istrinya Fatimah binti Abdul Malik, saudara dari Al Walid.

Harta kekayaannya berlimpah-limpah sehingga ia memiliki tanah-tanah

perkebunan di Hejaz, Syam, Mesir, Yaman dan Bahrain. Dari sana ia

peroleh penghasilan yang besar sebanyak 40.000 dinar setiap tahun.

Sebelum menjadi khalifah, Umar telah mengenal minyak wangi

dan pakaian sutera, sebagaimana ia mengenal nyanyian-nyanyian. Ia

senang mendengar mendengarkan nyanyian-nyanyian dan bertepuk tangan

untuk para penyanyi, bahka ia sendiri turut bernyanyi dan mengubah not-

not lagunya.

Masa pemerintahan Umar ini terkenal dengan perbaikan-perbaikan

yang banyak dilaksanakannya yang menunjukkan atas kematangan

pikirannya serta pengertiannya yang sempurna, menyusun rencana Da’wah

islamiyah (penyebaran islam), membuat aturan-aturan mengenai

pertahanan.

Salah satu perbaikan yang dilakukan Umar ialah perbaikan tanah-

tanah pertanian, penggalian sumur-sumur dan pembangunan jalan-jalan

Page 15: Nurjannah ^Umayyah^

dan menyediakan tempat-tempat penginapan bagi orang-orang yang dalam

perjalanan, memperbanyak mesjid-mesjid, serta meliputi dinas pos.

Umar meninggal dunia tatkla badannya menjadi kurus, karena

terlalu banyak mencurahkan tenaganya, dan terlalu mengekang nafsunya

sampai hidupnya menderita.

9. Yazid II bin Abdul Malik (101-105) H

Yazid adalah orang yang sangat bejat moralnya, jatuh cinta kepada

dua orang hamba sahaya, barnama Salamah dan Hababah. Ia

menghabiskan waktunya dengan kedua wanita itu. Dan tatkala Hababah

jatuh sakit Yazid sangat terharu, dan tampak padanya rasa putus asa yang

mendalam. Dan setelah Hababah meninggal dunia Yazid kehilangan

kendali akalnya, dan ia menjadi bodoh.

Muslamah, saudara Yazid menasehatinya supaya jangan muncul

dihadapan umum, karena kuatir kalau-kalau mereka mengetahui

kebodohan dan kegoncangan batin yang sedang menimpanya. Sebab itu

Yazid selalu menjauhkan diri dari khalayak ramai sesudah meninggalnya

Hababah ini. Demikianlah keadaannya, sehingga ia meninggal pula tujuh

hari setelah meninggalnya Hababah. Tinggallah kini hamba sahaya yang

kedua mendendangkan selalu ucapan penyair, dalam tangisnya meratapi

tuannya dan kejayaan masa lalunya yang telah lenyap.

10. Hisyam bin Abdul Malik (105-125) H

Pada mulanya Yazid bermaksud untuk menunjuk puteranya Al

Walid sebagai putera mahkota, yang akan menjadi khalifah sesudahnya.

Tetapi penasehat-penasehatnya menasehatkan kepadanya bahwa Al Walid

masih terlalu muda usianya, dan belum sanggup memikul tugas negara

yang berat itu. Berdasarkan nasehat itu Yazid akhirnya menunjuk

saudaranya, yaitu Hisyam, sebagai putra mahkota, dengan ketentuan

bahwa Al Wahidlah kelak yang jadi khalifah sesudah Hisyam. Sesuai

dengan ketentuan ini maka diangkatlah Hasyim sebagai khalifah

menggantikan Yazid. Dalam sebagian besar waktunya ia bertempat tinggal

di kota Ar Rushafah, yang terletak di pinggir sungai Furat.

Page 16: Nurjannah ^Umayyah^

Masa pemerintahan Hisyam adalah cukup lama, yaitu kira-kira dua

puluh tahun. Hisyam termasuk khalifah-khalifah yang terbaik. Terkenal

sebagai seorang yang penyantun dan bersih pribadinya, serta sangat taqwa.

Ia telah mengatur kantor-kantor pemerintahan dan membetulkan

perhitungan keuangan negara dengan amat teliti.

Di masa pemerintahan khalifah Hisyam Daulah Umawiyyah telah

menjurus ke jurang kelemahannya, karena timbulnya faham kesukuan

antara bangsa Arab Selatan, lebih-lebih di Khurasan. Hal ini telah

membantu golongan Syi’ah untuk mendapatkan kemenangan-kemenangan

baru di daerah itu.

11. Walid bin Yazid (125-126) H

Al Walid dilahirkan pada tahun 90 H. Ketika ayahnya diangkat

menjadi khalifah, Al Walid berusia sebelas tahun. Dan ketika ayahnya

menderita sakit yang terakhir, Al Walid sudah berumur limabelas tahun.

Al Walid moralnya tidak begitu tinggi, ia mempunyai sifat tergila-

gila, yaitu sifat yang diwarisnya dari ayahnya. Sebab itu banyak orang

yang marah kepadanya. Hal ini memaksanya untuk menetap di luar kota

Damaskus. Ia selalu bertempat tinggal di daerah pedalaman, disuatu

perkebunan yang terletak di daerah Yordania. Kebetulan pula yang jadi

pengasuhnya adalah Abdus Shamad bin Abdul A’la yang juga mempunyai

akhlak yang tercela. Hal itulah yang mendorong pemuda itu untuk

menguburkan rasa pilu dan sedihnya kedalam gelas minuman keras, dan

hidup dalam pelukan dayang-dayang dan hamba-hamba sahaya

perempuan, bergemilang dosa dan maksiat.

Al Walid adalah seorang penyair yang istimewa. Bakat seninya itu

disalurkannya kepada pembicaraan tentang khamar dan wanita. Dan

setelah ia jadi khalifah, bakatnya itu diarahkannya kepada syair-syair yang

berisi caci makian terhadap Hisyam.

12. Yasid bin Walid (126) H

Page 17: Nurjannah ^Umayyah^

Yazid tidak dapat menikmati kedudukannya sebagai khalifah, yang

telah dicapainya dengan usaha baik secara rahasia ataupun terang-

terangan. Masa pemerintahannya berlangsung lebih kurang enam bulan.

Yazid meninggal dunia setelah memangku jabatan khalifah dalam

masa beberapa bulan itu. Ia memberikan wasiat bagi saudaranya Ibrahim

untuk menjadi khalifah sesudahnya.

13. Ibrahim bin Walid (126) H

Kalau dulunya Yazid bin Walid tidak mendapatkan keadaan yang

stabil, begitu pulalah kini saudaranya, Ibrahim. Kedudukannya sebagai

khafilah tidak disepakati kaum muslimin. Ia tidak mendapatkan bai’ah dari

segenap lapisan rakyat. Sebab itu sebagian rakyat memanggilnya

“khalifah”, dan yang lain memanggilnya “Amir”. Yang terpenting diantara

pemberontakan yang telah berkobar terhadapnya ialah pemberontakan

Marwan bin Muhammad, gubernur di Al Jazirah dan Armenia.

14. Marwan bin Muhammad (127-132) H

Marwan barulah mendapatkan stabilitas pada tahun 127 H, setelah

melalui masa beberapa bulan yang penuh dengan perjuangan sengit. Hal

itu disebabkan karena Marwan menduduki kursi khalifah bukanlah

berdasarkan bai’ah yang diberikan oleh rakyat kepadanya sebelum itu, tapi

hanyalah semata-mata dengan ketajaman mata pedangnya. Sebab itu ia

barulah mendapatkan bai’ah yang sempurna setelah melalui suatu masa

yang penuh dengan perjuangan.

Dalam pada itu setelah ia mendapat bai’ah, pemberontakan-

pemberontakan terhadapnya terus saja berkobar yang dicetuskan oleh

golongan Khawarij dan oleh rakyat di Hejaz. Sedang golongan sya’ih juga

memperhebat perjuangan mereka di daerah Khurasa.

Marwan adalah orang besar, berani dan memiliki kebijaksanaan

serta kelicinan dan mempunyai pengalaman yang luas dalam bidang

pertempuran.

Marwan tewas terbunuh di Mesir disuatu disuatu desa yang disebut

Bushair, di daerah Sha’id, pada tahun 132 H. Setelah melalui kehidupan

Page 18: Nurjannah ^Umayyah^

yang penuh dengan perjuangan dan ketabahan hati. Dengan wafatnya

Marwan berakhirlah sudah riwayat Daulah Umawiyyah.5

D. Kemajuan Daulah Bani Umayyah dan Sumbangsihnya Terhadap Islam

Meskipun masa kepemimpinan Bani Umayyah sarat dengan intrik

politik internal maupun eksternal yang kemudian menghasilkan perluasan

wilayah Islam, mereka tidak melupakan aspek perkembangan intelektual

mengingat masa Umayyah merupakan benih bagi munculnya the Golden Age

di masa Abbasiyah nanti. Perhatian terhadap dinamika intelektual ini dapat

dipahami dari tabel berikut:

No. Nama Khalifah Peran atau Sumbangsihnya terhadap

Islam

1. Muawiyah bin Abi

Sufyan (41-60 )H

1. Pendiri Dinasti dan terkenal sebagai

sang inovator

2. Menaklukkan Tunisia, khurasan,

sungai Oxus, Afghanistan, Kabul.

3. Memperkuat angkatan bersenjata..

4. Mencetak mata uang.

5. Membentuk Dewan al-Khatim.

6. Menulis wahyu Rasulullah dan

meriwayatkan sedikitnya 163 hadits.

2. Yasid bin Muawiyah

(60-64)H

Meninggal pada usia muda dan tidak sempat

merasakan kenikmatan sebagai khalifah

barang seharipun. Jadi tidak ada peran

ataupun sumbangsihnya terhadap islam, pada

saat kepemimpinannya.

3. Muawiyah II bin

Yazid (64 H)

Hanya merupakan pemuda yang lemah,

jabatannya tidak lebih dari 40 hari, kemudian

mengundurkan diri karena sakit, akhirnya ia

mengurung dirinya dirumah sampai ia

5Prof. Dr. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam jilid-2, Jakarta, PT. Al Husna Zikra, 1993, hlm 30-139

Page 19: Nurjannah ^Umayyah^

meninggal. Dan tidak ada satu pun

sumbangsih ataupun perannya terhadap

islam, di masa kepemimpinannya.

4. Marwan bin al-

Hakam (64-65)H

1. Ahli dalam pembacaan Al-Qur’an.

2. Meriwayatkan banyak hadits dari para

sahabat Rasulullah, terutama dari

Umar bin Khattab dan Utsman bin

Affan.

3. Menertibkan alat-alat takaran dan

timbangan.

5. Abdul Malik bin

Marwan (65-86)H

1. Pendiri kedua Bani Umayyah karena

mampu menyatukan kembali wilayah

Bani Umayyah setelah terjadinya

banyak pemberontakan dan

pembangkangan.

2. Menguasai Balkh, Bukhara,

Khawarizm, Ferghana, Samarkand,

dan India dengan menguasai

Balukhistan, Sind, Punjab, dan

Maltan.

3. Mencetak mata uang sendiri sebagai

mata uang persia dan Byzantium

tahun 659 M.

4. Menertibkan admisnistrasi dan

menjadikan bahasa Arab sebagai

bahasa resmi administrasi

pemerintahan Islam.

5. Menyempurnakan tulisan Mushaf al-

Qur’an dengan membubuhkan tanda

titik pada hurf tertentu.

6. Memperbaiki sistem irigasi dengan

Page 20: Nurjannah ^Umayyah^

mengalirkan air sungai Tigris dan

Eufrat sehingga kesuburan tanah

terjamin.

7. Membuat alat pengukur Sungai Nill.

8. Membangun jembatan.

9. Memperluas masjid Jami Amr bin As

10. Penggunaan angka Arab yang menjadi

solusi bagi perkiraan dagang, karena

angka Romawi saat itu dirasa sulit

kemudian dikenal dengan Arabic

Number.

6. Walid bin Abdul

Malik (89-96)H

1. Menciptakan suasana tentram.

2. Telah memberikan sumbangan berupa

pemisahan antara ahli tentang

penyebab penyakit dengan ahli

tentang pengobatan.

3. Melanjutkan ekspansi sampai wilayah

Afrika Utara, dan Spanyol, Sind

(India).

4. Memperhatikan kesejahteraan rakyat

seperti membangun panti untuk orang

cacat, mengumpulkan anak yatim,

memberikan jaminan hidup,

menyediakan guru, mendirikan

bangunan khusus untuk orang kusta.

5. Membangun infrastruktur Negara

seperti jalan.

6. Membangun masjid Agung Damaskus

dan al-Aqsha yang masih ada hingga

sekarang.

7. Sulaiman bin Abdul Tidak ada sumbangsihnya ataupun perannya

Page 21: Nurjannah ^Umayyah^

Malik (96-99) H dalam islam.

8. Umar bin Abdul

Aziz (99-101) H

1. Menstabilkan perpolitikan dalam

negeri berupa keberhasilan

menghentikan aksi pemberontakan

yang dilakukan kaum Syiah dan

Khawarij dan menghentikan celaan

terhadap Ali.

2. Telah memindahkan sekolah

kedokteran dari Iskandariah ke

Antiokhia.

3. Menyamakan kedudukan muslim

tanpa memandang status.

4. Mengambil kebijakan fiskal berupa

keringanan pajak sehingga banyak

non muslim yang memeluk Islam.

5. Melakukan perbaikan dan

pembangunan saran pelayanan umum

seperti perbaikan lahan pertanian,

penggalian sumur baru, pembangunan

jalan, penyediaan tempat penginapan,

memperbanyak masjid dan lainnya.

6. Menghapus berbagai formalitas

protokoler bagi yang menghadap

khalifah dan menyatakan dirinya sama

kedudukannya dengan rakyat biasa.

9. Yazid II bin Abdul

Malik (101-105)H

Tidak ada sumbangsih dan perannya pada

masa pemerintahannya.

10. Hisyam bin Abdul

Malik (105-125) H

1. Terkenal sebagai khalifah yang

cermat dan teliti

2. Terkenal dengan negarawan yang

cakap dan ahli strategi militer ynag

Page 22: Nurjannah ^Umayyah^

handal

3. Memperbaiki administrasi keuangan

negara sehingga pemasukan dan

pengeluaran berjalan dengan teratur

tanpa terjadi penggelapan atas uang

baitul mal.

11. Walid bin Yazid

(125-126) H

Tidak ada sumbangsih dan perannya pada

masa pemerintahannya.

12. Yasid bin Walid

(126) H

Tidak ada sumbangsih dan perannya pada

masa pemerintahannya.

13. Ibrahim bin walid

(126) H

Tidak ada sumbangsih dan perannya pada

masa pemerintahannya.

14. Marwan bin

Muhammad (127-

132) H

1. Berpengalaman luas dalam bidang

pertempuran.

E. Sebab-Sebab Kemunduran Daulah Umawiyyah

Kemunduran Bani Umawiyyah dapat diketahui secara jelas dari dinamika

politiknya. Faktor mendasar yang menyebabkan kemunduran Bani Umawiyyah

menurut Muhammad Nasir adalah rapuhnya ikatan kekeluargaan Bani

Umawiyyah, secara detail faktor-faktor kemunduran Bani Umawiyyah adalah

sebagai berikut:

1. Pengangkatan lebih dari 1 putra mahkota/pengaturan yang tidak jelas

dalam proses pergantian khalifah.

2. Timbulnya fanatisme kesukuan.

3. Kehidupan para khalifah yang melampaui batas.

4. Fanatisme kearaban Bani Umawiyyah.

Page 23: Nurjannah ^Umayyah^

5. Munculnya kekuatan baru baik dari golongan keagamaan (Syiah) dan

keturunan al-Abbas.6

Kekuasaan wilayah yang sangat luas dalam waktu yang singkat tidak

berbanding lurus dengan komunikasi yang baik, menyebabkan kadang-kadang

suatu wilayah situasi keamanan dan kejadian-kejadian tidak segera diketahui oleh

pusat. Selanjutnya adalah mengenai lemahnya para khalifah. Diantara empat belas

khalifah dari dinasti Umaiyyah hanya beberapa khalifah yang cakap, kuat, dan

pandai mengendalikan negara, selain Muawiyyah, Abd al-Malik, al-Walid I,

Sulaiman, Umar II, dan Hisham kesemuanya adalah lemah dan memiliki banyak

kekurangan dan kelemahan dalam hal mengurusi dan memimpin negara yang

begitu luas. Sisanya lagi sangat lemah dan tidak mampu mengatur negara bahkan

mereka terkurung di istana dengan hidup bersama gundik-gundik, minum-

minuman keras, dan tenggelam dalam musik.

Islam yang dibawah oleh Nabi, sebagai perdamaian dunia, di kemudian

hari pada masa Umawiyyah, islam justru dijadikan sebagai agama untuk alat dan

simbol politik penguasa Umawiyyah tidak untuk perdamaian.7

BAB III

6Istianah Abu Bakar, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam, Malang, UIN-Malang Press, 2008, hlm 60-61.

7Ahmad Syafii Maarif dan M. Amin Abdullah, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,Yogyakarta, Pustaka Book Publisher, 2007, hlm 139

Page 24: Nurjannah ^Umayyah^

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada hasil makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Nama “Daulah Umawiyyah” berasal dari nama “Umaiyyah

ibnu ‘Abdi Syam ibnu ‘Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari

pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy dizaman jahiliyah.

2. Dinasti Umaiyyah membangun peradaban di luar jazirah Arab

yang dimulai dari adanya upaya 3 pembunuhan yaitu di kufa

oleh Abd Rahman bin Muljam untuk membunuh Ali,

yerussalem ibnu Abdillah untuk Muawiyah dan fustat oleh

barak bin Abdillah al-Tamimi untuk membunuh Amr bin Ash.

Penguasa Umaiyyah yang berjumlah 14 orang melaksanakan

system pemerintahan persiah dan Romas,Byzantium.

3. Dinasti Umawiyyah berkuasa hampir satu abad, selama 90

tahun mempunyai 14 khalifah, yaitu Muawiyyah bin Abi

Sufyan, Yazid Bin Muawiyah, Muawiyah II bin Yazid,

Marwan bin al-Hakam, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin

Abdul Malik, Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul

Malik, Walid II bin Abdul Malik, Hisyam bin Abdul Malik,

Walid II bin Yazied, Yazied III bin Walid, Ibrahim bin Walid,

dan Marwan II al-Ja’diy.

4. Kemajuan daulan Bani Umaiyyah, dapat dilihat dengan

berkembangnya ilmu intelektual, seperti dibidang kedokteran,

arsitek,keagamaan,sejarah,dan masih banyak bidang yang lain.

5. Kemunduran daulah Bani Umaiyyah disebabkan karena

dinamika politik, dan faktor utama kemunduranya yaitu

rapuhnya ikatan kekeluargaan Bani Umaiyyah.