NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN...

32
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2001 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 merupakan pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai penjabaran dari Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000 - 2004 yang merupakan pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 - 2004; b. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 masih disusun berdasarkan anggaran defisit, yang ditutup dengan sumber-sumber pembiayaan dari dalam negeri dan luar negeri; c. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 merupakan rencana kerja pemerintahan Negara, yang berlaku selama 12 (dua belas) bulan sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2001, dalam rangka memelihara dan meningkatkan hasil-hasil pembangunan tahun-tahun anggaran sebelumnya, serta pelaksanaan desentralisasi fiskal; d. bahwa untuk menjaga kelangsungan jalannya pembangunan, dipandang perlu diatur sisa lebih pembiayaan anggaran dan sisa kredit anggaran proyek-proyek dalam anggaran pembangunan Tahun Anggaran 2001; e. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 perlu ditetapkan dengan Undang-undang; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2) dan ayat (4), dan Pasal 23 ayat (1) dan ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Tahun 2000; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 – 2004; 3. Undang-undang Perbendaharaan Indonesia (Indische Comptabiliteitswet, Staatsblad Tahun 1925 Nomor 448) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968 tentang Perubahan Pasal 7 Indische

Transcript of NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN...

Page 1: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 35 TAHUN 2000

TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARATAHUN ANGGARAN 2001

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 merupakanpelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagaipenjabaran dari Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000 - 2004 yangmerupakan pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 - 2004;

b. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 masih disusunberdasarkan anggaran defisit, yang ditutup dengan sumber-sumber pembiayaan daridalam negeri dan luar negeri;

c. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 merupakanrencana kerja pemerintahan Negara, yang berlaku selama 12 (dua belas) bulan sejakbulan Januari sampai dengan Desember 2001, dalam rangka memelihara danmeningkatkan hasil-hasil pembangunan tahun-tahun anggaran sebelumnya, sertapelaksanaan desentralisasi fiskal;

d. bahwa untuk menjaga kelangsungan jalannya pembangunan, dipandang perlu diatur sisalebih pembiayaan anggaran dan sisa kredit anggaran proyek-proyek dalam anggaranpembangunan Tahun Anggaran 2001;

e. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 perluditetapkan dengan Undang-undang;

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2) dan ayat (4), dan Pasal 23 ayat (1) dan ayat (5)Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana telahdiubah dengan Perubahan Kedua Tahun 2000;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garisBesar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 – 2004;

3. Undang-undang Perbendaharaan Indonesia (Indische Comptabiliteitswet, StaatsbladTahun 1925 Nomor 448) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir denganUndang-undang Nomor 9 Tahun 1968 tentang Perubahan Pasal 7 Indische

Page 2: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

Comptabiliteitswet (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 53,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2860);

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional(Propenas) Tahun 2000 - 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000Nomor 206);

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJANEGARA TAHUN ANGGARAN 2001.

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan :

1. Pendapatan Negara dan Hibah adalah semua penerimaan Negara yang berasal daripenerimaan perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak, serta penerimaan hibah daridalam negeri dan luar negeri.

2. Penerimaan Perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeridan pajak perdagangan internasional.

3. Pajak Dalam Negeri adalah semua penerimaan Negara yang berasal dari PajakPenghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atasBarang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah danBangunan, cukai, dan pajak lainnya.

4. Pajak Perdagangan Internasional adalah semua penerimaan Negara yang berasal daribea masuk dan pungutan (pajak) ekspor.

5. Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah semua penerimaan yang diterima Negaradalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba BadanUsaha Milik Negara, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak lainnya.

6. Penerimaan Hibah adalah semua penerimaan Negara yang berasal dari sumbanganswasta dalam negeri, dan sumbangan lembaga swasta dan pemerintah luar negeri.

7. Belanja Negara adalah semua pengeluaran Negara untuk membiayai BelanjaPemerintah Pusat dan Dana Perimbangan.

8. Belanja Pemerintah Pusat adalah semua pengeluaran Negara untuk membiayaiPengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan.

9. Pengeluaran Rutin adalah semua pengeluaran Negara untuk membiayai tugas-tugasumum pemerintahan dan kegiatan operasional pemerintah pusat, pembayaran bungaatas utang dalam negeri, pembayaran bunga atas utang luar negeri, serta pembiayaansubsidi.

10. Pengeluaran Pembangunan adalah semua pengeluaran Negara untuk membiayaiproyek-proyek pembangunan yang dibebankan pada anggaran belanja PemerintahPusat.

11. Dana Perimbangan adalah semua pengeluaran Negara yang dialokasikan kepadaDaerah untuk membiayai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi,yang terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus,

Page 3: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

12. Dana Bagi Hasil adalah bagian Daerah atas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, BeaPerolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan penerimaan sumber daya alam,sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta bagian Daerah atasPajak Penghasilan Pasal 25/29 orang pribadi dan Pajak Penghasilan Pasal 21,sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentangPerubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PajakPenghasilan.

13. Dana Alokasi Umum adalah semua pengeluaran Negara yang dialokasikan kepadaDaerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah, sebagaimanadimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

14. Dana Alokasi Khusus adalah semua pengeluaran Negara yang dialokasikan kepadaDaerah untuk membantu membiayai kebutuhan tertentu, sebagaimana dimaksud dalamUndang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Daerah.

15. Sisa Kredit Anggaran adalah sisa kewajiban pembiayaan proyek pembangunan padaakhir tahun anggaran.

16. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran adalah selisih lebih antara realisasi pembiayaandengan realisasi defisit anggaran yang terjadi.

17. Sektor adalah kumpulan subsektor.18. Subsektor adalah kumpulan program.19. Pembiayaan Defisit adalah semua jenis pembiayaan yang digunakan untuk menutup

defisit belanja Negara yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri dan pembiayaanluar negeri bersih.

20. Pembiayaan Dalam Negeri adalah semua pembiayaan yang berasal dari perbankan dannonperbankan dalam negeri yang meliputi hasil privatisasi, penjualan obligasi dalamnegeri, dan penjualan aset perbankan dalam rangka program restrukturisasi.

21. Pembiayaan Luar Negeri Bersih adalah semua pembiayaan yang berasal dari penarikanutang/pinjaman luar negeri yang terdiri dari pinjaman program dan pinjaman proyek,dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok utang/pinjaman luar negeri.

22. Pinjaman Program adalah nilai lawan rupiah dari pinjaman luar negeri dalam bentukpangan dan bukan pangan, serta pinjaman yang dapat dirupiahkan.

23. Pinjaman Proyek adalah nilai lawan rupiah dari pinjaman luar negeri yang digunakanuntuk membiayai proyek-proyek pembangunan.

Pasal 2

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 yang memuat pendapatandan belanja Negara merupakan pelaksanaan Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun2001.

Pasal 3

(1) Anggaran Pendapatan Negara Tahun Anggaran 2001 diperoleh dari sumber-sumber :

a. Penerimaan Perpajakan;

b. Penerimaan Negara Bukan Pajak;

Page 4: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

c. Penerimaan Hibah.

(2) Penerimaan Perpajakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a direncanakansebesar Rp179.891.987.000.000,00 (seratus tujuh puluh sembilan triliun delapan ratus sembilanpuluh satu miliar sembilan ratus delapan puluh tujuh juta rupiah).

(3) Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf bdirencanakan sebesar Rp83.334.593.400.000,00 (delapan puluh tiga triliun tiga ratus tiga puluhempat miliar lima ratus sembilan puluh tiga juta empat ratus ribu rupiah).

(4) Penerimaan Hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c direncanakan sebesarRp 0,00 (nihil).

(5) Jumlah anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Tahun Anggaran 2001 sebagaimanadimaksud dalam ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) direncanakan sebesarRp263.226.580.400.000,00 (dua ratus enam puluh tiga triliun dua ratus dua puluh enam miliarlima ratus delapan puluh juta empat ratus ribu rupiah).

Pasal 4

(1) Penerimaan Perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) terdiri dari :

a. Pajak Dalam Negeri;

b. Pajak Perdagangan Internasional.

(2) Penerimaan Pajak Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf adirencanakan sebesar Rp169.519.987.000.000,00 (seratus enam puluh sembilan triliun lima ratussembilan belas miliar sembilan ratus delapan puluh tujuh juta rupiah).

(3) Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf bdirencanakan sebesar Rp10.372.000.000.000,00 (sepuluh triliun tiga ratus tujuh puluh dua miliarrupiah).

(4) Rincian Penerimaan Perpajakan Tahun Anggaran 2001 sebagaimana dimaksud dalam ayat(2) dan ayat (3) dicantumkan dalam penjelasan ayat ini.

Pasal 5

(1) Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) terdiri dari :

a. Penerimaan Sumber Daya Alam;

b. Bagian Pemerintah atas Laba Badan Usaha Milik Negara;

c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya.

(2) Penerimaan Sumber Daya Alam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a direncanakansebesar Rp64.458.203.900.000,00 (enam puluh empat triliun empat ratus lima puluh delapanmiliar dua ratus tiga juta sembilan ratus ribu rupiah).

Page 5: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

(3) Bagian Pemerintah atas Laba Badan Usaha Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) huruf b direncanakan sebesar Rp10.500.000.000.000,00 (sepuluh triliun lima ratus miliarrupiah).

(4) Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf cdirencanakan sebesar Rp8.376.389.500.000,00 (delapan triliun tiga ratus tujuh puluh enam miliartiga ratus delapan puluh sembilan juta lima ratus ribu rupiah).

(5) Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun Anggaran 2001 sebagaimana dimaksuddalam ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) dicantumkan dalam penjelasan ayat ini.

Pasal 6

(1) Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 terdiri dari :

a. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat;

b. Dana Perimbangan.

(2) Anggaran Belanja Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf adirencanakan sebesar Rp234.079.552.900.000,00 (dua ratus tiga puluh empat triliun tujuh puluhsembilan miliar lima ratus lima puluh dua juta sembilan ratus ribu rupiah).

(3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b direncanakan sebesarRp81.676.508.500.000,00 (delapan puluh satu triliun enam ratus tujuh puluh enam miliar limaratus delapan juta lima ratus ribu rupiah).

(4) Jumlah Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 sebagaimana dimaksud dalam ayat(2) dan ayat (3) direncanakan sebesar Rp315.756.061.400.000,00 (tiga ratus lima belas triliuntujuh ratus lima puluh enam miliar enam puluh satu juta empat ratus ribu rupiah).

Pasal 7

(1) Anggaran Belanja Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf aterdiri dari :

a. Pengeluaran Rutin;

b. Pengeluaran Pembangunan.

(2) Pengeluaran Rutin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a direncanakan sebesarRp190.092.170.000.000,00 (seratus sembilan puluh triliun sembilan puluh dua miliar seratustujuh puluh juta rupiah).

(3) Pengeluaran Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b direncanakansebesar Rp43.987.382.900.000,00 (empat puluh tiga triliun sembilan ratus delapan puluh tujuhmiliar tiga ratus delapan puluh dua juta sembilan ratus ribu rupiah).

(4) Rincian Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan Tahun Anggaran 2001sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) ke dalam Sektor dan Subsektor dicantumkandalam penjelasan ayat ini.

Page 6: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

Pasal 8

(1) Rincian lebih lanjut dari Sektor dan Subsektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4)ke dalam program dan kegiatan untuk Pengeluaran Rutin, program dan proyek untukPengeluaran Pembangunan dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan Pemerintah.

(2) Rincian Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan sebagaimana dimaksud dalamayat (1) menjadi Lampiran yang tidak terpisahkan dari Undang-undang ini.

(3) Pelaksanaan lebih lanjut dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)diatur dengan Keputusan Presiden.

Pasal 9

(1) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b terdiri dari :

a. Dana Bagi Hasil;

b. Dana Alokasi Umum;

c. Dana Alokasi Khusus.

(2) Dana Bagi Hasil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a direncanakan sebesarRp20.259.255.500.000,00 (dua puluh triliun dua ratus lima puluh sembilan miliar dua ratus limapuluh lima juta lima ratus ribu rupiah).

(3) Dana Alokasi Umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b direncanakan sebesarRp60.516.690.700.000,00 (enam puluh triliun lima ratus enam belas miliar enam ratus sembilanpuluh juta tujuh ratus ribu rupiah).

(4) Dana Alokasi Khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c direncanakan sebesarRp900.562.300.000,00 (sembilan ratus miliar lima ratus enam puluh dua juta tiga ratus riburupiah).

(5) Pembagian lebih lanjut Dana Perimbangan dilakukan sesuai dengan ketentuan dalamUndang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara PemerintahPusat dan Daerah.

Pasal 10

(1) Dengan jumlah anggaran Pendapatan Negara Tahun Anggaran 2001 sebesarRp263.226.580.400.000,00 (dua ratus enam puluh tiga triliun dua ratus dua puluh enam miliarlima ratus delapan puluh juta empat ratus ribu rupiah) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3ayat (5), lebih kecil dari jumlah anggaran Belanja Negara sebesar Rp315.756.061.400.000,00(tiga ratus lima belas triliun tujuh ratus lima puluh enam miliar enam puluh satu juta empat ratusribu rupiah) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4), maka dalam Tahun Anggaran 2001terdapat defisit anggaran sebesar Rp52.529.481.000.000,00 (lima puluh dua triliun lima ratus duapuluh sembilan miliar empat ratus delapan puluh satu juta rupiah), yang akan dibiayai dariPembiayaan Defisit Anggaran.

(2) Pembiayaan Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperoleh dari sumber-sumber :

Page 7: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

a. Pembiayaan Dalam Negeri sebesar Rp33.500.000.000.000,00 (tiga puluh tiga triliun limaratus miliar rupiah);

b. Pembiayaan Luar Negeri Bersih sebesar Rp19.029.481.000.000,00 (sembilan belastriliun dua puluh sembilan miliar empat ratus delapan puluh satu juta rupiah).

(3) Rincian Pembiayaan Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran2001 sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dicantumkan dalam penjelasan ayat ini.

Pasal 11

(1) Pada pertengahan Tahun Anggaran 2001, Pemerintah menyusun laporan semester Imengenai :

a. Realisasi Pendapatan Negara;

b. Realisasi Pengeluaran Rutin;

c. Realisasi Pengeluaran Pembangunan;

d. Realisasi Dana Perimbangan;

e. Realisasi Pembiayaan Defisit;

f. Perkembangan Moneter dan Perkreditan;

g. Perkembangan Neraca Pembayaran dan Perdagangan Luar Negeri.

(2) Dalam laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pemerintah menyusun prognosa untuk6 (enam) bulan berikut.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) disampaikan kepada DewanPerwakilan Rakyat selambat-lambatnya pada akhir bulan Juli 2001, untuk dibahas bersamaantara Dewan Perwakilan Rakyat dengan Pemerintah.

(4) Penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan perkembangan dan atauperubahan keadaan dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan Pemerintah dalamrangka penyusunan perkiraan Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TahunAnggaran 2001.

Pasal 12

(1) Sisa Kredit Anggaran proyek-proyek pada Pengeluaran Pembangunan Tahun Anggaran 2001yang masih diperlukan untuk penyelesaian proyek, dipindahkan ke Tahun Anggaran 2002menjadi Kredit Anggaran Tahun Anggaran 2002.

(2) Pemindahan Sisa Kredit Anggaran proyek-proyek sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

(3) Realisasi dari pemindahan Sisa Kredit Anggaran proyek-proyek yang ditetapkan denganPeraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disampaikan kepada DewanPerwakilan Rakyat dan Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat pada akhir Triwulan I TahunAnggaran 2002.

Page 8: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

Pasal 13

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Anggaran 2001 ditampung pada pembiayaan dalamnegeri dan dapat digunakan untuk membiayai defisit anggaran tahun-tahun anggaran berikutnya.

Pasal 14

Pemerintah mengajukan Rancangan Undang-undang tentang Perubahan atas AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 berdasarkan perubahan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 untuk mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat sebelumTahun Anggaran 2001 berakhir.

Pasal 15

(1) Setelah Tahun Anggaran 2001 berakhir, Pemerintah membuat perhitungan anggaran Negaramengenai pelaksanaan anggaran yang bersangkutan.

(2) Pemerintah mengajukan Rancangan Undang-undang tentang Perhitungan Anggaran Negarasetelah perhitungan anggaran Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperiksa olehBadan Pemeriksa Keuangan, paling lambat 15 (lima belas) bulan setelah Tahun Anggaran 2001berakhir, untuk mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Pasal 16

Ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Perbendaharaan Indonesia (IndischeComptabiliteitswet, Staatsblad Tahun 1925 Nomor 448) sebagaimana telah beberapa kali diubah,terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968 tentang Perubahan Pasal 7 IndischeComptabiliteitswet (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 53, TambahanLembaran Negara Nomor 2860) yang bertentangan dengan bentuk, susunan, dan isi Undang-undang ini dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 17

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2001.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakartapada tanggal 21 Desember 2000

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ABDURRAHMAN WAHID

Page 9: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

Diundangkan di Jakartapada tanggal 21 Desember 2000SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

DJOHAN EFFENDI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2000 NOMOR 250

Page 10: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

PENJELASANATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 35 TAHUN 2000

TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN ANGGARAN 2001

UMUM

Sesuai dengan arah kebijakan yang digariskan dalam Ketetapan Majelis PermusyawaratanRakyat Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 –2004 dan Program Pembangunan Nasional (Propenas), penyusunan Anggaran Pendapatan danBelanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2001 dilaksanakan dengan memperhatikan prinsiptransparan, disiplin, adil, efisien dan efektif. Di samping itu, juga mempertimbangkan kinerjaperekonomian tahun anggaran 2000 dan perkiraan perkembangannya dalam tahun anggaran2001, serta sasaran kebijakan percepatan program pemulihan ekonomi.

Selanjutnya, sebagaimana diamanatkan Propenas 2000-2004 bahwa APBN Tahun Anggaran2001 juga merupakan pelaksanaan Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001berisi : uraian program, kegiatan pembangunan, serta Matriks Rencana Tindak yang mengaitkanantara program-program pembangunan nasional lima tahun dengan program-program APBNTahun Anggaran 2001; serta Kerangka Ekonomi Makro yang menguraikan perkiraanperkembangan perekonomian sebagai landasan penyusunan APBN Tahun Anggaran 2001, yangmengedepankan 5 (lima) prioritas pembangunan meliputi :

1. Membangun kesejahteraan rakyat, meningkatkan kualitas kehidupan beragama, danketahanan budaya.

Di bidang agama, prioritas pembangunan dimaksud meliputi pembinaan kerukunan hidup interndan antarumat beragama, dan penyusunan naskah akademik Rancangan Undang-Undang(RUU) tentang Kerukunan Umat Beragama; peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaranagama dalam praktik kehidupan; peningkatan pelayanan kehidupan beragama; pengembanganmateri dan metodologi pendidikan agama di seluruh jenjang pendidikan dengan menambahkanmuatan budi pekerti; serta pemberdayaan, peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga-lembagasosial keagamaan, serta lembaga-lembaga pendidikan tradisional keagamaan.

Di bidang pendidikan, prioritas dimaksud meliputi melanjutkan dan meningkatkan pelaksanaanpendidikan dasar sembilan tahun; mempertahankan dan meningkatkan partisipasi pendidikan;memperbarui konsep sistem pendidikan nasional yang berkualitas dan mencerminkan demokrasi,desentralisasi, otonomi dan partisipasi masyarakat; merumuskan konsep dan melaksanakanperintisan manajemen pendidikan berbasis sekolah/masyarakat; meningkatkan kualitas danrelevansi penyelenggaraan pendidikan menengah dan tinggi; menyediakan pelayananpendidikan dasar untuk kelompok masyarakat yang tidak sempat memperoleh pendidikan formal;meningkatkan kinerja lembaga penelitian dan pengembangan (lemlitbang) yang secara langsungdapat dimanfaatkan masyarakat; dan meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan sinergiantarlemlitbang.

Page 11: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

Di bidang sosial dan budaya, prioritas pembangunan dimaksud meliputi peningkatkan derajatkesehatan dan status gizi masyarakat; peningkakan mutu dan jangkauan lembaga pelayanankesehatan; peningkatkan kualitas dan profesionalisme pelayanan sosial dan peran aktifmasyarakat; pengendalian kelahiran dalam rangka meningkatkan kualitas penduduk;peningkatan kesejahteraan, ketahanan keluarga dan kesehatan reproduksi remaja;pengembangan sistem nilai budaya; pengembangan kebebasan berkreasi dalam kesenian;pengembangan, perluasan, diversifikasi produk dan kualitas pariwisata nasional; peningkatan

kualitas hidup perempuan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan; peningkatkan perandan kemandirian lembaga-lembaga yang memiliki visi pemberdayaan perempuan terutamaorganisasi perempuan dalam pengarusutamaan gender; peningkakan pembibitan, pemanduanbakat dan prestasi olahraga; peningkatan peran aktif pemuda; serta penanganan masalahnarkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA).

2. Mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunanberkelanjutan berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Hal tersebut dimaksudkan untukmempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunanberkelanjutan dan berkeadilan berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan, yang dilakukanmelalui pembangunan bidang ekonomi dan pembangunan bidang sumber daya alam danlingkungan hidup.

3. Meningkatkan pembangunan daerah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempercepatpembangunan daerah melalui percepatan dan pemantapan otonomi daerah,pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan lintas wilayah, termasuk penyelesaianmasalah politik dan pelanggaran hak asasi manusia, serta penguatan kapasitaspemerintahan daerah di Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Propinsi Irian Jaya, PropinsiMaluku, dan Propinsi Maluku Utara, sesuai dengan aspirasi, kemampuan akar budayamasyarakat setempat melalui penanganan khusus.

4. Mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang baik. Hal tersebut dimaksudkanuntuk mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang bersih, melaluipembangunan bidang hukum dan sub-bidang penyelenggaraan negara dalam bidangpolitik. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,Kolusi dan Nepotisme (KKN),upaya pemberantasan KKN akan lebih ditingkatkan, sejalan dengan upaya meningkatkanpenegakan hukum yang benar-benar memenuhi rasa keadilan dan kepastian hukum,serta upaya menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia secara adil.

Dalam pembangunan sub-bidang penyelenggaraan negara, akan diprioritaskan upaya-upayauntuk mewujudkan aparatur negara yang bersih dan bebas KKN; menyempurnakan sistemkelembagaan dan ketatalaksanaan aparatur negara dalam pelaksanaan tugas pemerintahanumum dan pembangunan, dengan menekankan pada pelaksanaan desentralisasi sesuaiUndang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; meningkatkan kualitaspelayanan publik di berbagai bidang pemerintahan umum dan pembangunan sesuai dengansistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada unit-unit kerja pada pemerintahpusat dan daerah; serta meningkatkan kualitas, profesionalisme, dan keterampilan aparaturnegara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara lebih optimal.

5. Membangun sistem politik yang demokratis, serta mempertahankan persatuan dankesatuan. Di bidang politik, prioritas pembangunan dimaksud mencakup penyempurnaankonstitusi agar sesuai dengan dinamika kehidupan politik nasional dan aspirasimasyarakat; persiapan penyelenggaraan Pemilu tahun 2004 dan meningkatkan kualitaspartai politik dan organisasi kemasyarakatan; pengembangan budaya politik demokratis;peningkatan kualitas dan kinerja aparatur penyelenggara hubungan luar negeri,peningkakan kerjasama internasional guna mendukung upaya pemulihan ekonomi;peningkatan upaya pencegahan dari tindakan KKN di lingkungan aparatur negara;

Page 12: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

penataan struktur kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan aparatur negara;penyempurnaan sistem dan pelayanan publik; penciptaan aparatur negara yangprofesional dan berkualitas; penyusunan sistem dan mekanisme pengembangankomunikasi, informasi, dan media massa dalam rangka memenuhi kebutuhanmasyarakat terhadap informasi; dan peningkataan kuantitas dan kualitas pelayananinformasi pembangunan.

Di bidang pembangunan pertahanan dan keamanan diprioritaskan pada upaya mewujudkanpostur kekuatan pertahanan negara yang profesional, efektif, efisien dan modern, termasukmendayagunakan seluruh komponen kekuatan pertahanan negara lainnya, sehingga mampumenghadapi setiap ancaman terhadap kedaulatan dan integritas bangsa; serta mewujudkansistem keamanan dan ketertiban masyarakat yang mampu melindungi seluruh warga masyarakatdari gangguan kamtibmas dan kamdagri, dengan mendayagunakan secara optimal seluruhkomponen kekuatan keamanan negara.

Sebagai kelanjutan dari kebijakan fiskal tahun anggaran 2000, kebijakan APBN Tahun Anggaran2001 diarahkan pada upaya menciptakan kesinambungan kebijakan fiskal (fiscal sustainability)dan terwujudnya kebijakan fiskal yang sehat, serta selaras dengan pelaksanaan desentralisasifiskal, sebagaimana digariskan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Dengan berakhirnya tahun anggaran 2000 yang merupakan masa transisi yang berlaku9 (sembilan) bulan sejak 1 April sampai dengan 31 Desember 2000, APBN Tahun Anggaran2001 merupakan tahun awal dari diberlakukannya tahun anggaran baru secara penuh, yaituselama 12 (dua belas) bulan, sejak tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2001.Kebijakan APBN Tahun Anggaran 2001 dititikberatkan pada :

a. Terwujudnya kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan melalui penurunanpembiayaan defisit anggaran, dan dalam batas-batas kemampuan keuangan negaratetap diupayakan agar mampu memberikan stimulus dan mendukung proses pemulihanekonomi.

b. Berkurangnya beban utang negara secara bertahap, sehingga rasionya terhadap ProdukDomestik Bruto (PDB) dapat mencapai tingkat yang aman bagi tercapainya ketahananutang.

c. Berkurangnya beban subsidi secara selektif dan tepat sasaran, dengan memperhatikankebijakan yang mencerminkan keadilan bagi masyarakat, khususnya yang kurangmampu.

d. Implementasi kebijakan desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, sebagaimanadigariskan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999, dengan menyelaraskankebutuhan daerah dan pengelolaan ekonomi makro yang hati-hati.

Dalam rangka menciptakan kebijakan fiskal yang sehat, penyusunan APBN Tahun Anggaran2001 diselaraskan dengan upaya menciptakan stabilisasi ekonomi makro, serta diarahkan agarmampu memberikan stimulus terhadap kegiatan perekonomian dalam batas-batas kemampuankeuangan negara. Hal tersebut sejauh mungkin diupayakan agar dapat berjalan seiring dengankebijakan di bidang moneter, perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, nilai tukar danlalu lintas devisa, serta kebijakan di sektor riil.

Diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 mulai Tahun Anggaran 2001 jugamemberikan implikasi terhadap dilakukannya perubahan terhadap format dan struktur APBNTahun Anggaran 2001. Perubahan struktur dan format tersebut berkaitan dengan diperlukannyapenambahan pos-pos mata anggaran baru, guna menampung berbagai transaksi keuangannegara yang kewenangan pengelolaan dan pelaksanaannya didesentralisasikan kepadaPemerintah Daerah. Dengan adanya perubahan tersebut, APBN Tahun Anggaran 2001

Page 13: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

diklasifikasikan atas Pendapatan Negara, Belanja Negara, Keseimbangan Umum(Defisit/Surplus), dan Pembiayaan Defisit. Pendapatan Negara, terdiri dari PenerimaanPerpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Hibah. Di sisi Belanja Negara,dengan adanya perubahan tersebut Anggaran Belanja Negara diklasifikasikan ke dalam duakelompok besar, yaitu Anggaran Belanja Pemerintah Pusat dan Dana Perimbangan. AnggaranBelanja Pemerintah Pusat terdiri dari Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan.Sedangkan Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU), danDana Alokasi Khusus (DAK).

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan belanja negara dan sekaligus untuk menjaga kemantapandan kestabilan pendapatan negara, pengerahan dan penggalian sumber-sumber penerimaandalam negeri terutama dari penerimaan perpajakan akan terus ditingkatkan. Upaya dimaksudantara lain dilaksanakan melalui pemberlakuan 5 (lima) undang-undang pajak baru, peningkatanpenegakan hukum (law enforcement), peningkatan pelayanan dan penyempurnaan sarana danprasarana perpajakan, pelaksanaan ketentuan perpajakan baru di kawasan berikat secarakonsisten, serta ekstensifikasi dan penghapusan fasilitas perpajakan terhadap beberapa jenisobjek pajak tertentu.

Di bidang belanja negara, kebijakan alokasi anggaran belanja negara diarahkan untukmendukung pelaksanaan desentralisasi fiskal, percepatan restrukturisasi perbankan, penyediaansubsidi yang tepat sasaran dan berkaitan langsung dengan masyarakat luas, serta pelaksanaanprogram-program sosial lainnya yang diprioritaskan bagi pemberdayaan dan peningkatankesejahteraan masyarakat miskin.

Di sisi pengeluaran rutin, efisiensi dalam pengalokasian anggaran belanja tersebut terusditingkatkan, tanpa mengabaikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan upayapeningkatan kualitas pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat. Sementara itu, untukmengurangi defisit anggaran dilakukan penangguhan pembayaran terhadap sebagian cicilanpokok utang luar negeri (rescheduling), sebagaimana disepakati dengan beberapanegara/lembaga donor di Paris pada bulan April 2000 (Paris Club II).

Di sisi pengeluaran pembangunan, dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 Tahun1999, pengeluaran pembangunan dalam tahun anggaran 2001 direncanakan hanya terdiri daripengeluaran pembangunan yang dikelola Pemerintah Pusat, yang meliputi anggaranpembangunan departemen/lembaga pemerintah nondepartemen (LPND) dan lain-lainpengeluaran pembangunan. Dalam kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari situasikrisis, serta masih banyaknya permasalahan yang dihadapi, mengakibatkan terbatasnyakemampuan penyediaan anggaran belanja pembangunan Pemerintah Pusat. Berkaitan denganitu, pemanfaatan pengeluaran pembangunan dalam Tahun Anggaran 2001 diarahkan untukpembiayaan kegiatan yang memang harus dilaksanakan Pemerintah Pusat, terutama untukmembiayai kegiatan pembangunan yang berdimensi nasional dan membutuhkan manajemensecara terpusat, yang sekaligus merupakan perwujudan dari asas desentralisasi, dekonsentrasidan asas pembantuan.

Lebih rendahnya perkiraan penerimaan dalam negeri dibanding dengan perkiraan kebutuhanbelanja negara, mengakibatkan terjadinya defisit anggaran dalam APBN Tahun Anggaran 2001.Untuk itu, diperlukan pembiayaan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.Namun demikian, sejalan dengan upaya menciptakan kebijakan fiskal yang sehat, rasiopembiayaan defisit anggaran tersebut terhadap PDB direncanakan lebih rendah dibandingdengan defisit anggaran dalam tahun anggaran sebelumnya. Sesuai dengan arah kebijakan yangdigariskan dalam GBHN Tahun 1999 - 2004, penggunaan pinjaman luar negeri dilaksanakansecara optimal guna membiayai kegiatan ekonomi yang produktif yaitu untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang memiliki prioritas tinggi dan mendukung upaya pemulihan ekonomi,yang dilaksanakan secara transparan, efektif dan efisien.

Page 14: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

Sejalan dengan upaya-upaya tersebut, maka penertiban dalam pengelolaan anggaran negara,serta pengawasannya terus ditingkatkan, melalui peningkatan transparansi dan disiplin anggaran.

Selanjutnya, dalam rangka kesinambungan kegiatan pembangunan, sisa kredit anggaran proyek-proyek yang masih diperlukan untuk penyelesaian proyek pada Tahun Anggaran 2001dipindahkan menjadi kredit anggaran Tahun Anggaran 2002.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara Tahun Anggaran 2001 disusun berdasarkan asumsi sebagai berikut :

a. bahwa keadaan ekonomi global diperkirakan mengalami pertumbuhan yang cukup baik;b. bahwa proses pemulihan ekonomi Indonesia dari situasi krisis diperkirakan dapat

berjalan, sehingga diperkirakan dapat mengalami pertumbuhan yang positif;c. bahwa harga minyak bumi di pasar internasional menunjukkan perkembangan yang

cukup baik;d. bahwa untuk menciptakan kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan, sekaligus

menjaga kemantapan dan kestabilan pendapatan negara, pengerahan dan penggaliansumber-sumber penerimaan perpajakan, perlu terus ditingkatkan.

e. bahwa untuk memelihara kestabilan moneter, perlu didukung tersedianya barang-barangkebutuhan pokok sehari-hari yang cukup dan tersebar secara merata, serta denganharga yang stabil dan terjangkau oleh rakyat banyak;

f. bahwa dengan diterapkannya kebijakan desentralisasi fiskal, dapat dikembangkankepastian sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional, rasional, transparan,partisipatif, dan bertanggung jawab (akuntabel).

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Page 15: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

Ayat (4)

Mengingat perencanaan penerimaan hibah belum dapat dipastikan besaran jumlahnya, dalamAPBN Tahun Anggaran 2001, perencanaan hibah ditetapkan sebesar Rp 0,00 (nihil).

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 4

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Penerimaan perpajakan sebesar Rp 179.891.987.000.000,00.

Terdiri dari :

(dalam rupiah)

a. Pajak dalam negeri169.519.987.000.000,00

0110 Pajak Penghasilan (PPh) Nonmigas 75.450.100.000.000,00

0111 PPh Pasal 21 12.483.205.000.000,00

0112 PPh Pasal 22 1.205.401.000.000,00

0113 PPh Pasal 22 Impor 6.055.425.000.000,00

0114 PPh Pasal 23 16.947.286.000.000,00

0115 PPh Pasal 25/ 29 Orang Pribadi 3.035.310.000.000,00

0116 PPh Pasal 25/Pasal 29 Badan 26.777.627.000.000,00

0117 PPh Pasal 26 7.263.194.000.000,00

0118 PPh Final dan Fiskal Luar Negeri 1.682.652.000.000,00

Page 16: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

0120 PPh Minyak Bumi dan Gas Alam 20.836.877.000.000,00

0121 PPh minyak bumi 8.880.195.000.000,00

0122 PPh gas alam 11.956.682.000.000,00

0130 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM) 48.853.400.000.000,00

0140 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 4.466.300.000.000,00

0150 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 1.175.500.000.000,00

0160 Pendapatan cukai 17.100.000.000.000,00

0170 Pendapatan atas pajak lainnya 1.637.810.000.000,00

b. Pajak perdagangan internasional10.372.000.000.000,00

0210 Pendapatan bea masuk 9.975.000.000.000,00

0220 Pendapatan pajak/pungutan ekspor 397.000.000.000,00

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 83.334.593.400.000,00.

Terdiri dari :

(dalam rupiah)

a. Penerimaan sumber daya alam 64.458.203.900.000,00

Page 17: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

0310 Pendapatan minyak bumi 45.944.898.000.000,00

0311 Pendapatan minyak bumi 45.944.898.000.000,00

0320 Pendapatan gas alam 13.792.821.000.000,00

0321 Pendapatan gas alam 13.792.821.000.000,00

0330 Pendapatan pertambangan umum 928.118.400.000,00

0331 Pendapatan iuran tetap 61.651.900.000,00

0332 Pendapatan royalti 866.466.500.000,00

0340 Pendapatan kehutanan 3.500.645.200.000,00

0341 Pendapatan dana reboisasi 2.251.405.700.000,00

0342 Pendapatan provisi sumber daya hutan 1.201.153.600.000,00

0343 Pendapatan iuran hak pengusahaan hutan 48.085.900.000,00

0350 Pendapatan perikanan 291.721.300.000,00

0351 Pendapatan perikanan 291.721.300.000,00

b. Bagian pemerintah atas laba Badan Usaha Milik Negara10.500.000.000.000,00

0410 Bagian pemerintah atas laba BUMN 10.500.000.000.000,00

c. Penerimaan Negara Bukan Pajak lainnya 8.376.389.500.000,00

0510 Penjualan hasil produksi/sitaan628.371.000.000,00

0511 Penjualan hasil pertanian, kehutanan dan perkebunan1.873.900.000,00

0512 Penjualan hasil peternakan dan perikanan8.167.400.000,00

0513 Penjualan hasil tambang 599.544.000.000,00

0514 Penjualan hasil sitaan/rampasan dan harta peninggalan5.000.000.000,00

0515 Penjualan obat-obatan dan hasil farmasi lainnya339.700.000,00

Page 18: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

0516 Penjualan informasi, penerbitan, film, dan hasil cetakan lainnya 1.746.700.000,00

0517 Penjualan dokumen-dokumen pelelangan 3.988.200.000,00

0519 Penjualan lainnya 7.711.100.000,00

0520 Penjualan aset 15.083.600.000,00

0521 Penjualan rumah, gedung, bangunan, dan tanah 85.700.000,00

0522 Penjualan kendaraan bermotor 1.134.900.000,00

0523 Penjualan sewa beli 13.006.500.000,00

0529 Penjualan aset lainnya yang berlebih/rusak/dihapuskan 856.500.000,00

0530 Pendapatan sewa 9.569.100.000,00

0531 Sewa rumah dinas/rumah negeri 3.146.600.000,00

0532 Sewa gedung, bangunan, gudang 4.699.100.000,00

0533 Sewa benda-benda bergerak 717.000.000,00

0539 Sewa benda-benda tak bergerak lainnya 1.006.400.000,00

0540 Pendapatan jasa I 1.696.092.200.000,00

0541 Pendapatan rumah sakit dan instansi kesehatan lainnya 362.120.600.000,00

0542 Pendapatan tempat hiburan/taman/museum 209.700.000,00

0543 Pendapatan surat keterangan, visa/paspor dan SIM/STNK/BPKB 304.388.000.000,00

0545 Pendapatan hak dan perijinan 556.455.900.000,00

0546 Pendapatan sensor/karantina/pengawasan/pemeriksaan 7.696.800.000,00

0547 Pendapatan jasa tenaga, jasa pekerjaan, jasa informasi, jasa pelatihan dan jasa tehnologi 340.334.300.000,00

0548 Pendapatan jasa Kantor Urusan Agama 62.013.500.000,00

0549 Pendapatan jasa bandar udara, kepelabuhanan, dan kenavigasian 62.873.400.000,00

0550 Pendapatan jasa II 471.226.900.000,00

Page 19: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

0551 Pendapatan jasa lembaga keuangan (jasa giro) 37.789.100.000,00

0552 Pendapatan jasa penyelenggaraan telekomunikasi 133.000.000.000,00

0553 Pendapatan iuran lelang untuk fakir miskin 3.500.000.000,00

0554 Pendapatan jasa Kantor Catatan Sipil 22.290.000.000,00

0555 Pendapatan biaya penagihan pajak-pajak negara dengan surat paksa 2.540.000.000,00

0556 Pendapatan uang pewarganegaraan 2.000.000.000,00

0557 Pendapatan bea lelang 75.000.000.000,00

0558 Pendapatan biaya pengurusan piutang negara dan lelang negara 60.000.000.000,00

0559 Pendapatan jasa lainnya 135.107.800.000,00

0560 Pendapatan rutin dari luar negeri 157.600.000.000,00

0561 Pendapatan dari pemberian surat perjalanan Republik Indonesia 21.600.000.000,00

0562 Pendapatan dari jasa pengurusan dokumen konsuler 136.000.000.000,00

0610 Pendapatan kejaksaan dan peradilan 20.477.500.000,00

0611 Legalisasi tanda tangan 90.000.000,00

0612 Pengesahan surat di bawah tangan 50.000.000,00

0613 Uang meja (leges) dan upah pada panitera badan pengadilan 1.113.000.000,00

0614 Hasil denda/denda tilang dan sebagainya 10.700.000.000,00

0615 Ongkos perkara 7.904.500.000,00

0619 Penerimaan kejaksaan dan peradilan lainnya 620.000.000,00

0710 Pendapatan pendidikan 1.137.102.900.000,00

0711 Uang pendidikan 900.286.500.000,00

0712 Uang ujian masuk, kenaikan tingkat, dan akhir pendidikan 232.005.600.000,00

Page 20: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

0713 Uang ujian untuk menjalankan praktek 2.893.100.000,00

0719 Pendapatan pendidikan lainnya 1.917.700.000,00

0810 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran berjalan 1.496.600.000,00

0811 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 1.061.600.000,00

0814 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 79.000.000,00

0815 Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni 356.000.000,00

0820 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran yang lalu 6.192.400.000,00

0821 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 909.200.000,00

0823 Penerimaan kembali belanja pensiun 8.000.000,00

0824 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 397.800.000,00

0825 Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni 4.877.400.000,00

0840 Pendapatan pelunasan piutang 3.754.330.000.000,00

0890 Pendapatan lain-lain 478.847.300.000,00

0891 Penerimaan kembali persekot/uang muka gaji 633.000.000,00

0892 Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah 3.384.300.000,00

0893 Penerimaan kembali/ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara 1.615.200.000,00

0899 Pendapatan anggaran lainnya 473.214.800.000,00

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Page 21: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Pengeluaran rutin sebesar Rp 190.092.170.000.000,00.

Terdiri dari :

(dalam rupiah)

01 SEKTOR INDUSTRI 111.754.267.000,00

01.1 Subsektor Industri 111.754.267.000,00

02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 879.325.954.000,00

02.1 Subsektor Pertanian 312.518.544.000,00

02.2 Subsektor Kehutanan 541.979.932.000,00

02.3 Subsektor Perikanan 24.827.478.000,00

03 SEKTOR PENGAIRAN 27.120.208.000,00

03.1 Subsektor Pengembangan Sumber Daya Air 26.377.221.000,00

03.2 Subsektor Irigasi 742.987.000,00

04 SEKTOR TENAGA KERJA 367.494.546.000,00

04.1 Subsektor Tenaga Kerja 367.494.546.000,00

05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN, DAN KOPERASI 156.668.839.295.000,00

05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri 101.963.252.000,00

05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri 74.498.095.000,00

05.4 Subsektor Keuangan 156.453.090.166.000,00

05.5 Subsektor Koperasi dan Pengusaha Kecil 39.287.782.000,00

06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA 391.528.892.000,00

Page 22: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

06.1 Subsektor Prasarana Jalan 17.370.741.000,00

06.2 Subsektor Transportasi Darat 38.968.550.000,00

06.3 Subsektor Transportasi Laut 192.295.231.000,00

06.4 Subsektor Transportasi Udara 71.537.106.000,00

06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR) 71.357.264.000,00

07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 325.035.679.000,00

07.1 Subsektor Pertambangan 317.082.339.000,00

07.2 Subsektor Energi 7.953.340.000,00

08 SEKTOR PARIWISATA, POS, DAN TELEKOMUNIKASI 116.877.089.000,00

08.1 Subsektor Pariwisata 39.888.257.000,00

08.2 Subsektor Pos dan Telekomunikasi 76.988.832.000,00

09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH DAN TRANSMIGRASI 152.586.499.000,00

09.1 Subsektor Pembangunan Daerah 138.439.202.000,00

09.2 Subsektor Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan 14.147.297.000,00

10 SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN TATA RUANG 446.352.569.000,00

10.1 Subsektor Lingkungan Hidup 12.293.658.000,00

10.2 Subsektor Tata Ruang 434.058.911.000,00

11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA, PEMUDA DAN OLAH RAGA 4.244.734.682.000,00

11.1 Subsektor Pendidikan 3.713.532.580.000,00

11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah dan Kedinasan 433.018.461.000,00

11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 84.107.813.000,00

11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga 14.075.828.000,0

Page 23: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA SEJAHTERA 631.891.775.000,00

12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga Berencana 631.891.775.000,00

13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK DAN REMAJA 947.172.245.000,00

13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial 25.079.404.000,00

13.2 Subsektor Kesehatan 922.092.841.000,00

14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 43.537.283.000,00

14.1 Subsektor Perumahan dan Permukiman 43.508.058.000,00

14.2 Subsektor Penataan Kota dan Bangunan 29.225.000,00

15 SEKTOR AGAMA 1.664.935.846.000,00

15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama 365.067.022.000,00

15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama 1.299.868.824.000,00

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 575.613.956.000,00

16.2 Subsektor Ilmu Pengetahuan Terapan dan Dasar 353.022.975.000,00

16.3 Subsektor Kelembagaan Prasarana dan Sarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 54.844.601.000,00

16.4 Subsektor Kelautan 7.863.005.000,00

16.5 Subsektor Kedirgantaraan 2.199.975.000,00

16.6 Subsektor Sistem Informasi dan Statistik 157.683.400.000,00

17 SEKTOR HUKUM 1.287.582.382.000,00

17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional 1.126.891.105.000,00

17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 160.691.277.000,00

18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN 6.604.290.029.000,00

18.1 Subsektor Aparatur Negara 6.220.861.786.000,00

Page 24: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan 383.428.243.000,00

19 SEKTOR POLITIK, HUBUNGAN LUAR NEGERI, DAN PENERANGAN 2.153.898.563.000,00

19.1 Subsektor Politik 67.884.993.000,00

19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri 2.035.944.598.000,00

19.3 Subsektor Penerangan 50.068.972.000,00

20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN 12.451.598.241.000,00

20.2 Subsektor Tentara Nasional Indonesia 7.768.809.529.000,00

20.3 Subsektor Kepolisian 4.478.554.206.000,00

20.4 Subsektor Pendukung 204.234.506.000,00

Pengeluaran pembangunan sebesar Rp 43.987.382.900.000,00.

Terdiri dari :

(dalamrupiah)

Nilai Rupiah Rupiah Pinjaman Proyek Jumlah dan Kredit Ekspor

01 SEKTOR INDUSTRI 138.900.000.000,00 1.393.938.000.000,00 1.532.838.000.000,00

01.1 Subsektor Industri 138.900.000.000,00 1.393.938.000.000,00 1.532.838.000.000,00

02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN,DAN PERIKANAN 1.444.300.000.000,00 1.669.380.000.000,00 3.113.680.000.000,00

02.1 Subsektor Pertanian 973.100.000.000,00 822.400.000.000,00 1.795.500.000.000,00

02.2 Subsektor Kehutanan 60.900.000.000,00 161.896.000.000,00 222.796.000.000,00

02.3 Subsektor Perikanan 410.300.000.000,00 685.084.000.000,00 1.095.384.000.000,00

Page 25: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

03 SEKTOR PENGAIRAN 1.241.550.000.000,00 1.881.278.000.000,00 3.122.828.000.000,00

03.1 Subsektor Pengembangan Sumber Daya Air 564.550.000.000,00 1.131.032.000.000,001.695.582.000.000,00

03.2 Subsektor Irigasi 677.000.000.000,00 750.246.000.000,00 1.427.246.000.000,00

04 SEKTOR TENAGA KERJA 100.300.000.000,00 84.886.000.000,00 185.186.000.000,00

04.1 Subsektor Tenaga Kerja 100.300.000.000,00 84.886.000.000,00 185.186.000.000,00

05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEM- BANGAN, USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI 4.686.422.900.000,00 112.655.000.000,00 4.799.077.900.000,00

05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri 38.700.000.000,00 22.673.000.000,00 61.373.000.000,00

05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri 99.800.000.000,00 2.046.000.000,00 101.846.000.000,00

05.3 Subsektor Pengembangan Usaha Nasional 30.900.000.000,00 2.000.000.000,00 32.900.000.000,00

05.4 Subsektor Keuangan 4.266.022.900.000,00 37.636.000.000,00 4.303.658.900.000,00

05.5 Subsektor Koperasi dan Pengusaha Kecil 251.000.000.000,00 48.300.000.000,00 299.300.000.000,00

06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEO- ROLOGI DAN GEOFISIKA 1.636.680.000.000,00 3.150.491.000.000,00 4.787.171.000.000,00

06.1 Subsektor Prasarana Jalan 1.086.500.000.000,00 1.033.570.000.000,00 2.120.070.000.000,00

06.2 Subsektor Transportasi Darat 218.000.000.000,00 662.459.000.000,00 880.459.000.000,00

06.3 Subsektor Transportasi Laut 143.900.000.000,00 801.380.000.000,00 945.280.000.000,00

06.4 Subsektor Transportasi Udara 169.680.000.000,00 653.082.000.000,00 822.762.000.000,00

Page 26: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR) 18.600.000.000,00 0 18.600.000.000,00

07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 649.800.000.000,00 1.817.398.000.000,002.467.198.000.000,00

07.1 Subsektor Pertambangan 40.200.000.000,00 0 40.200.000.000,00

07.2 Subsektor Energi 609.600.000.000,00 1.817.398.000.000,002.426.998.000.000,00

08 SEKTOR PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI 120.300.000.000,00 1.026.573.000.000,001.146.873.000.000,00

08.1 Subsektor Pariwisata 75.600.000.000,00 1.755.000.000,00 77.355.000.000,00

08.2 Subsektor Pos dan Telekomunikasi 44.700.000.000,00 1.024.818.000.000,00 1.069.518.000.000,00

09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH DAN TRANSMIGRASI 550.660.000.000,00 2.662.572.000.000,00 3.213.232.000.000,00

09.1 Subsektor Pembangunan Daerah 47.800.000.000,00 2.662.572.000.000,00 2.710.372.000.000,00

09.2 Subsektor Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan 502.860.000.000,00 0502.860.000.000,00

10 SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN TATA RUANG 172.802.000.000,00 523.563.000.000,00 696.365.000.000,00

10.1 Subsektor Lingkungan Hidup 115.942.000.000,00 445.063.000.000,00 561.005.000.000,00

10.2 Subsektor Tata Ruang 56.860.000.000,00 78.500.000.000,00 135.360.000.000,00

11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDA- YAAN NASIONAL, KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA, PEMUDA DAN OLAH RAGA 5.630.370.000.000,00 4.070.269.000.000,009.700.639.000.000,00

11.1 Subsektor Pendidikan 5.355.000.000.000,00 3.984.766.000.000,009.339.766.000.000,00

Page 27: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah dan Kedinasan 202.090.000.000,00 82.304.000.000,00284.394.000.000,00

11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional dan Ke- percayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 41.800.000.000,00 0 41.800.000.000,00

11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga 31.480.000.000,00 3.199.000.000,00 34.679.000.000,00

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA SEJAHTERA 192.400.000.000,00 36.336.000.000,00228.736.000.000,00

12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga Berencana 192.400.000.000,00 36.336.000.000,00228.736.000.000,00

13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK DAN REMAJA 2.040.562.500.000,00 1.730.427.000.000,003.770.989.500.000,00

13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial 896.600.000.000,00 60.000.000.000,00 956.600.000.000,00

13.2 Subsektor Kesehatan 1.127.072.500.000,00 1.670.427.000.000,002.797.499.500.000,00

13.3 Subsektor Pemberdayaan Perempuan Anak dan Remaja 16.890.000.000,00 016.890.000.000,00

14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 543.050.000.000,00 210.594.000.000,00753.644.000.000,00

14.1 Subsektor Perumahan dan Permukiman 536.550.000.000,00 198.369.000.000,00 734.919.000.000,00

14.2 Subsektor Penataan Kota dan Bangunan 6.500.000.000,00 12.225.000.000,00 18.725.000.000,00

15 SEKTOR AGAMA 59.100.000.000,00 5.400.000.000,0064.500.000.000,00

15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama 22.100.000.000,00 5.400.000.000,0027.500.000.000,00

15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama 37.000.000.000,00 037.000.000.000,00

Page 28: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 446.418.000.000,00 205.147.000.000,00651.565.000.000,00

16.1 Subsektor Teknik Produksi dan Teknologi 137.958.000.000,00 93.718.000.000,00231.676.000.000,00

16.2 Subsektor Ilmu Pengetahuan Terapan dan Dasar 41.810.000.000,00 041.810.000.000,00

16.3 Subsektor Kelembagaan Prasarana dan Sarana Ilmu Pengetahuan dan Tenologi 86.200.000.000,00 2.400.000.000,0088.600.000.000,00

16.4 Subsektor Kelautan 75.800.000.000,00 42.454.000.000,00118.254.000.000,00

16.5 Subsektor Kedirgantaraan 31.200.000.000,00 57.800.000.000,0089.000.000.000,00

16.6 Subsektor Sistem Informasi dan Statistik 73.450.000.000,00 8.775.000.000,0082.225.000.000,00

17 SEKTOR HUKUM 311.720.000.000,00 0,00311.720.000.000,00

17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional 23.820.000.000,00 023.820.000.000,00

17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 74.010.000.000,00 074.010.000.000,00

17.3 Subsektor Sarana dan Prasarana Hukum 213.890.000.000,00 0213.890.000.000,00

18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN 476.567.500.000,00 370.558.000.000,00847.125.500.000,00

18.1 Subsektor Aparatur Negara 446.967.500.000,00 311.558.000.000,00758.525.500.000,00

18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan 29.600.000.000,00 59.000.000.000,0088.600.000.000,00

19 SEKTOR POLITIK, HUBUNGAN LUAR NEGERI, DAN PENERANGAN 192.980.000.000,00 32.889.000.000,00225.869.000.000,00

19.1 Subsektor Politik 17.150.000.000,00 017.150.000.000,00

Page 29: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri 15.250.000.000,00 015.250.000.000,00

19.3 Subsektor Penerangan 160.580.000.000,00 32.889.000.000,00193.469.000.000,00

20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN 1.087.500.000.000,00 1.280.646.000.000,002.368.146.000.000,00

20.1 Subsektor Rakyat Terlatih dan Perlindungan Masyarakat 2.300.000.000,00 02.300.000.000,00

20.2 Subsektor Tentara Nasional Indonesia 598.900.000.000,00 774.375.000.000,001.373.275.000.000,00

20.3 Subsektor Kepolisian 262.300.000.000,00 356.271.000.000,00618.571.000.000,00

20.4 Subsektor Pendukung 224.000.000.000,00 150.000.000.000,00374.000.000.000,00

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Keputusan Presiden sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 ayat ini ditetapkan pada bulanJanuari 2001.

Setiap perubahan kegiatan untuk Pengeluaran Rutin dan perubahan proyek untuk PengeluaranPembangunan karena alasan-alasan mendesak dan alasan-alasan tertentu lainnya, disampaikandengan segera kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk diketahui.

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas

Page 30: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Pembiayaan dalam negeri sebesar Rp 33.500.000.000.000,00.

Terdiri dari :

(dalam rupiah)

a. Privatisasi 6.500.000.000.000,00

b. Penjualan aset program restrukturisasi perbankan 27.000.000.000.000,00

c. Penjualan obligasi dalam negeri 0,00

Pembiayaan luar negeri bersih sebesar Rp 19.029.481.000.000,00.

Terdiri dari :

(dalam rupiah)

a. Penarikan pinjaman luar negeri bruto 35.992.723.000.000,00

– Penarikan pinjaman program 13.727.723.000.000,00

– Penarikan pinjaman proyek 22.265.000.000.000,00

Dikurangi dengan :

b. Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri 16.963.242.000.000,00

Pasal 11

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Page 31: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f dan g

Masalah perkembangan moneter dan perkreditan, serta neraca pembayaran dan perdaganganluar negeri sebagian besar berada di sektor bukan pemerintah. Oleh sebab itu, penyusunankebijakan kredit dan devisa dalam bentuk dan arti seperti Pendapatan Negara, PengeluaranRutin, Pengeluaran Pembangunan dan Dana Perimbangan sulit untuk dilaksanakan, untuk itudibuat dalam bentuk prognosa.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14

Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Pasal-pasal Indische Comptabiliteitswet yang dinyatakan tidak berlaku adalah :

1. Pasal 2 Ayat (1) tentang susunan anggaran yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang,dan belanja modal;

Page 32: NOMOR 35 TAHUN 2000 ANGGARAN PENDAPATAN DAN …jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/UU_no_35_th_2000.pdf · pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 sebagai

2. Pasal 2 Ayat (3) tentang kewenangan Gubernur Jenderal menetapkan perincian lebih lanjutpos; dan

3. Pasal 72 yang mengatur bahwa pengajuan Perhitungan Anggaran Negara (PAN) kepadaDewan Perwakilan Rakyat paling lambat 15 (lima belas) bulan setelah tahun anggaran yangbersangkutan berakhir.

Pasal 17

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4052