No

10
No Sikap dan perilaku 1 Berlaku jujur dalam setiap kata dan perbuatannya 2 Menghargai perbedaan pendapat 3 Berlaku adil dalam mengambil keputusan 4 Berperan serta dalam pelaksanaan pemilu 5 Selalu setia mempertahankan keutuhan wilayah negara 6 Kritis terhadap kondisi kehidupan kesengsaraan rakyat 7 Menghormati dan menjunjung tinggi hukum yang berlaku 8 Selalu setia kepada bangsa dan negara Republik Indonesia 9 Belajar giat supaya menjadi warga negara yang cerdas berpendidikan yang maju setara dengan bangsa-bangsa dari negara-negara maju 10 Sebagai warganegara yang selalu taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Nama : Arya Pratama (03) Kelas : X SOS. 2

description

ada aja

Transcript of No

NoSikap dan perilaku

1Berlaku jujur dalam setiap kata dan perbuatannya

2Menghargai perbedaan pendapat

3Berlaku adil dalam mengambil keputusan

4Berperan serta dalam pelaksanaan pemilu

5Selalu setia mempertahankan keutuhan wilayahnegara

6Kritis terhadap kondisi kehidupan kesengsaraanrakyat

7Menghormati dan menjunjung tinggihukum yang berlaku

8Selalu setia kepada bangsa dan negaraRepublik Indonesia

9Belajar giat supaya menjadi warga negara yang cerdasberpendidikan yang maju setara dengan bangsa-bangsadari negara-negara maju

10Sebagai warganegara yang selalu taqwa kepada TuhanYang Maha Esa

Nama : Arya Pratama (03)Kelas : X SOS. 2

Skandal Penyadapan Australia dan Amerika Sebagai Wujud Ancaman Integritas NKRI

Skandal penyadapan Australia dan Amerika Serikat terhadapIndonesiaadalah kasus dokumen rahasia yang dibocorkan pada tahun 2013 oleh mantan mata-mata Amerika SerikatEdward Snowdenyang kemudian dikutip olehAustralian Broadcasting Corporation(ABC) dan surat kabar The Guardian.Australia dilaporkan telah menyadap negosiasi sengketa dagang antara Indonesia dengan Amerika Serikat soal rokok kretek dan udang.Penyadapan tersebut merupakan pelanggaran atas kedaulatan, privasi, dan hak asasi manusia yang mengganggu hubungan strategis di antara kedua negara. Bahkan Menlu menyebut tindakan penyadapan tersebut sebagai tindakan tidak bersahabat (unfriendly act).Target penyadapan percakapan telepon pada tahun 2009 menunjukkan sejumlah namaseperti yang tertera dalam tabel berikut:Bocoran yang diulasNew York Times, Minggu 15 Februari 2014, itu mengungkapkan bahwa penyadapan pertama dilakukan oleh intelijen Australia, Australia Signals Directorate (ASD). ASD kemudian melaporkan pada NSA bahwa mereka telah menyadap pembicaraan antara pejabat Indonesia dan perusahaan hukum AS yang ditugas menangani sengketa itu.

Dalam dokumen Februari 2013 itu dikatakan bahwa Australia menawarkan untuk membagi hasil penyadapan itu pada NSA. Dalam dokumen tidak disebutkan perusahaan yang menangani kasus tersebut. Namun dalam catatan media, saat itu perusahaan Mayer Brown tengah disewa Indonesia untuk kasus tersebut. Kantor perwakilan ini lantas menghubungi markas pusat NSA di Fort Meade, Maryland, untuk meminta arahan. Markas NSA lalu memberikan restu bahwa agen Australia boleh melanjutkan penyadapan pembicaraan, untuk memberikan laporan intelijen yang sangat bermanfaat untuk konsumen Amerika Serikat.

Disebutkan bahwa ASD telah mengakses data dalam jumlah besar dari Indosat, untuk menyadap komunikasi pelanggan operator selular itu, termasuk komunikasi para pejabat di sejumlah kementerian di Indonesia.Dokumen lain yang diperoleh menunjukkan, pada tahun 2013, ASD mendapatkan hampir 1,8 juta kunci enskripsi induk yang digunakan operator selular Telkomsel untuk melindungi percakapan pribadi dari pelanggannya. Intelijen Australia juga membongkar semua enskripsi yang dilakukan Telkomsel.Berdasarkan bocoran dari Edward Snowden juga melangsir berita bahwa agen inteljen Inggris pernah melakukan penyadapan juga kepada Presiden SBY secara langsung beserta anggota rombongannya ketika menghadiri pertemuan puncak G-20 di London, Inggris, pada 2009. SBY dianggap sungkan untuk marah karena Ia telah menerima salah satu penghargaan tertinggi dari Kerajaan Inggris, yakni, Knight Grand Cross in the Order of the Bath. Padahal dipemberitaan itu dijelaskan pula bahwa penyadapan yang dilakukan oleh agen inteljen Inggris itu juga untuk kepentingan pemerintahan Perdana Menteri Australia kala itu, Kevin Ruud.MenurutSydney Morning Herald31 Oktober 2013juga bahwa selain Kedutaan Besar AS di Jakarta, ternyata Kedutaan Besar Australia di Jakarta juga menjadi lokasi penyadapan terhadap pemerintah Indonesia. Kedubes Austalia menjadi stasiun luar negeri pertama gerakan rahasia intelejen Australia dan menjadi prioritas utama bagiAustralian Secret Intelligence Servica(ASIS). Dalam buku harian dubes pertama Australia, terungkap bahwa ASIS melakukan penyadapan terhadap pertahananSurat kabar tersebut mengutip dokumen rahasia Badan Keamanan Nasional AS (NSA) yang dimuat di majalah Jerman,Der Spiegel. Dokumen itu menyebut, Defence Signals Directorate (DSD) atau Direktorat Sinyal Pertahanan Australia telah mengoperasikan fasilitas program STATEROOM di Kedutaannya di Jakarta. STATEROOM adalah nama sandi program penyadapan sinyal radio, telekomunikasi, dan lalu lintas internet yang digelar AS dan para mitranya yang tergabung dalam jaringan Lima Mata, yakni Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru.Sampai di sini pun Presiden SBY masih belum terdengar suaranya. Meskipun banyak pihak, termasuk mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mendesak agar SBY mrenunjukkan reaksi keras pemerintah RI kepada AS dan Australia, tetapi, SBY masih diam. Pada 9 November 2013, jawaban datang dari Istana melalui Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah, kata dia SBY selama ini (29 Oktober 9 November 2013) tidak berbunyi mengenai masalah tersebut karena semua itu telah disalurkan melalui Menteri Luar Negeri Marty M Natalegawa. Sikap dan pernyataan Marty itu berdasarkan pengarahan langsung dari SBY. Presiden SBY tidak perlu lagi menunjukkan sikapnya secara langsung dengan alasan bukan SBY yang disadap secara langsung (ketika itu), maka Presiden SBY tidak perlu turun tangan sendiri untuk menangani kasus ini. SBY barulah turun tangan ketika namanya dan Ibu Ani disebut secara langsung.Namun, demikian amarah SBY hanya ditujukan fokus kepada Australia. Padahal, biang sebenarnya adalah AS. AS yang terbongkar pertamakali ulahnya memata-matai Indonesia dari Kedutaan Besarnya di Jakarta saja tidak diusik SBY.SBY pun terlalu mendramatisir kasus ini dengan membuat situasi dan kondisi sekarang ini sudah sangat mencekam. Dia menyerukan kepada semua warga negara Indonesia di Australia agar tetap tenang menyikapi penyadapan yang dilakukan Australia kepada dirinya dan sejumlah pejabat Indonesia.Namun, ketika tak lama kemudian media mengumumkan ada perintah pemanggilan Duta Besar Indonesia di Australia untuk kembali ke Tanah Air dalam jangka waktu yang belum ditentukan. Dalam hubungan internasional, pemanggilan seorang duta besar adalah tanda ada eskalasi sikap tegas Indonesia kepada Australia. Level pertama sikap tegas dalam kasus macam ini adalah mengajukan protes keras. Level kedua adalah memanggil pulang duta besarnya dan memanggil duta besar negara sahabat yang ditempatkan di negara tersebut untuk dimintai keterangan. Duta Besar Australia di Indonesia Greg Moriarty mengakui hubungan Indonesia-Australia berada dalam titik rendah seiring perkembangan ini. Tapi, lebih dari itu, saat ini sebenarnya menjadi momen yang baik untuk mengevaluasi cara pandang kita terhadap Australia sebagai negara tetangga. Di situlah ada kemungkinan bahwa pemerintah punya niat untuk lebih tegas pada Australia. Selanjutnya, sikap pemerintah RI yang akan mengevaluasi seluruh kerjasama dengan Australia, sebagaimana diungkapkan oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, harus dibuktikan melaluiaction, bukan sekedar retorika.

Kasus ini termasuk dalam ancaman non militer Komentar : Seperti apa yang telah ketahui,belum lama ini tepatnya di akhir tahun 2013 sempat mencuat kejadian yang berkaitan dengancyberwar.Dari beberapa sumber articyberwaritu sendiri adalah peperangan yang terjadi didunia maya. Berbeda halnya dengan perang fisik yang memperlihatkan alutsista-alutsista dengan nyata,cyberwarberperang dengan cara menggunakan teknologi informasi teknologi (IT). Para pelaku perang melakukan perang dengan cara melumpuhkan situs-situs atau web-web lawan. Pelumpuhan terjadi dengan cara meretas atau meng-hackweb-web tersebut. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk melakukan peretasan. Salah satunya yang paling umum adalah dengandefacing,yaitu mengganti tampilan layar pada web yang ingin diretas.Kejadian yang terjadi pada akhir tahun 2013 adalah adanya aksi solidaritas yang dilakukan oleh kumpulan orang yang mengaku hackerIndonesia. Aksi ini dilakukan oleh beberapa kelompok hacker Indonesia namun yang paling dikenal adalah kelompok Anonymous Indonesia. Para kelompokhackerini melakukan aksinya bukan tanpa alasan,seperti informasi yang saya kutip dari TempoSkandal penyadapan Australia terhadap sejumlah pejabat Indonesia ini terkuak kepada publik setelah Guardian, ABC, dan Sidney Morning Herald pada Senin lalu melansir berita bahwa Australian Signal Directorate menyadap percakapan telepon SBY. Informasi ini berdasarkan dokumen yang dibocorkan mantan analis badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), Edward Snowden. SBY menghentikan kerja sama keamanan dengan Australia. Hubungan kedua negara memang mengalami pasang-surut.. Aksi tersebut dipicu karena adanya pemberitaan bahwa pihak pemerintahan Australia melakukan sebuah tindakan kurang terpuji terhadapa pemerintahan Republik Indonesia. Pemerintahan Australia dituduh telah melakukan penyadapan terhadap Presideng Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Dari situlah terjadi ketegangan khususnya parahackerIndonesia terhadap pihak Australia. Aksi solidaritas inilah yang mereka tunjukkan kepada pihak Australia demi membela harga diri negaranya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Masuk dalam konteks Wawasan Nusantara,ini adalah suatu hal yang wajar dimana warga negara membela negaranya. Sebagai warga negara yang baik,sudah seharusnya kita mempertahankan harga diri bangsa kita dari tindakan-tindakan kurang menyenangkan dari pihak asing. Dalam bentuk inilah parahackerIndonesia melakukan bela negaranya terhadap pihak asing yang mencoba mengganggu stabilitas negara. Dengan kemampuan mereka dalam bidang IT,mereka berusaha bersuara ataupun beraksi mencoba membuat perlawanan.Namun dilain pihak,ada yang menggambarkan kejadian ini adalah hanya sebuah tindakan provokasi. Seperti yang dikutip oleh MerdekaUntuk itu, salah seorang hacker kawakan dari Indonesia bernama Jim Geovedi dalam suatu laman bernama Github Gits (21/11) menuliskan pesannya agar semua pihak tetap tenang dan tak terpancing oleh isu-isu yang berhembus.Seoranghackerkawakan dari Indonesia,Jim Geovadi,berpesan bahwa seharusnya parahackerIndonesia tetap tenang menyikapinya dan tidak terpancing.Terlepas dari itu semua,entah benar atau tidaknya tindakan yang dilakukan pihak Australia terhadap pihak Republik Indonesia,seharusnya dalam hidup bertetangga kita saling menghormati satu sama lain. Tidak seharusnya bertetangga itu berusaha memata-matai privasi yang dimiliki oleh tetangganya. Hal tersebut sangat disayangkan karena kedua negara telah banyak melakukan perjanjian-perjanjian negara untuk tumbuh bersama. Namun,dirusak karena disalah satu pihak ada yang berusaha mencuri informasi terhadap tetangganya.

Bukanlah hal yang salah jika tindakan solidaritas oleh parahackerIndonesia dengan sangat terpaksa harus dilakukan. Jika karena bukan tindakan penyadapan yang dilakukan pihak Australia terhadap Indonesia mungkin saja tidak akan terjadi hal tersebut. Catatan dari saya,Indonesia adalah negara yang besar,Indonesia punya semua potensi yang dibutuhkan,keberadaan Indonesia juga tidak diraih dengan mudah. Indonesia telah berhasil menjatuhkan komunialisme dan penjajahan yang terjadi dengan usahanya sendiri. Indonesia punya harga diri yang tinggi didunia,jika ada yang mencoba menginjak-injak harga diri bangsa Indonesia,200 juta warga negara Indonesia siap membela. NKRI harga mati!!!

Nama : Arya Pratama (03)Kelas : X SOS. 2