no 3 no 14

4
Jenis-jenis paresis, yaitu: a. Monoparesis Monoparesis adalah kelemahan pada salah satu ekstremitas atas atau salah satu ekstermitas bawah. Monoparesis tipe UMN dapat disebabkan oleh lesi-lesi pada hemisfer serebri atau dapat pula lesi pada medula spinalis b. Hemiparesis Hemiparesis adalah kelemahan otot pada lengan dan tungkai pada satu sisi. Hal ini menunjukakan adanya lesi pada neuron motorik atas (UMN) . c. Paraparesis Paraparesis adalah kelemahan pada kedua ekstremitas bawah. d. Tetraparesis/Quadraparesis Tetraparesis adalah kelemahan pada kedua ekstremitas atas dan kedua ekstemitas bawah. Corak kelumpuhan UMN biasanya disebabkan oleh lesi pada servikal atas,hemisfer serebri ,batang otak. Tetraparesis juga dapat pada LMN akibat adanya neuropatia perifer akut atau radikulopatia (seperti sindrom guille barre) e. triparesis kelainan ini merupakan gangguan motorik pada tiga anggota gerak. Adanya kelumpuhan pada dua tungkai dan satu lengan atau dua lengan dan satu tungkai kemungkinan besar disebabkan oleh lesi pada servikal atas atau lesi multipel. Sumber : Satyanegara. ILMU BEDAH SARAF.jakarta.gramedia pustaka utama.2010. hal 138 Alur penegakan diagnosa dari Ny.X adalah a. Anamnesis

description

blok neuro

Transcript of no 3 no 14

Jenis-jenis paresis, yaitu:a.MonoparesisMonoparesis adalah kelemahan pada salah satu ekstremitas atas atau salah satu ekstermitas bawah. Monoparesis tipe UMN dapat disebabkan oleh lesi-lesi pada hemisfer serebri atau dapat pula lesi pada medula spinalis b.HemiparesisHemiparesis adalah kelemahan otot pada lengan dan tungkai pada satu sisi. Hal ini menunjukakan adanya lesi pada neuron motorik atas (UMN) . c.ParaparesisParaparesis adalah kelemahan pada kedua ekstremitas bawah.d.Tetraparesis/QuadraparesisTetraparesis adalah kelemahan pada kedua ekstremitas atas dan kedua ekstemitas bawah. Corak kelumpuhan UMN biasanya disebabkan oleh lesi pada servikal atas,hemisfer serebri ,batang otak. Tetraparesis juga dapat pada LMN akibat adanya neuropatia perifer akut atau radikulopatia (seperti sindrom guille barre)e. triparesiskelainan ini merupakan gangguan motorik pada tiga anggota gerak. Adanya kelumpuhan pada dua tungkai dan satu lengan atau dua lengan dan satu tungkai kemungkinan besar disebabkan oleh lesi pada servikal atas atau lesi multipel. Sumber : Satyanegara. ILMU BEDAH SARAF.jakarta.gramedia pustaka utama.2010. hal 138

Alur penegakan diagnosa dari Ny.X adalaha. AnamnesisDefisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba, saat aktifitas/istirahat, onset, nyeri kepala/tidak, kejang/tidak, muntah/tidak, kesadaran menurun, serangan pertama atau berulang. Juga bisa didapatkan informasi mengenai faktor resiko stroke. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin, ras, dan genetik. Sementara faktor resiko yang dapat diubah adalah hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, riwayat TIA/ stroke sebelumnya, merokok, kolesterol tinggi dalam darah, dan obesitas.10,12 Beberapa faktor dapat membuat anamnesis menjadi sedikit sulit untuk mengetahui gejala atau onset stroke seperti : a. Stroke terjadi saat pasien sedang tertidur sehingga kelainan tidak didapatkan hingga pasien bangun (wake up stroke). b. Stroke mengakibatkan seseorang sangat tidak mampu untuk mencari pertolongan. c. Penderita atau penolong tidak mengetahui gejala-gejala stroke. d. Terdapat beberapa kelainan yang gejalanya menyerupai stroke seperti kejang, infeksi sistemik, tumor serebral, subdural hematom, ensefalitis, dan hiponatremia.b. Pemeriksaan fisis:Keadaan umum, kesadaran (Glasgow Coma Scale), tanda vital.

Pemeriksaan neurologis dapat dilakukan untuk melihat apakah ada deficit neurologis, tanda-tanda perdarahan, tanda-tanda peningkatan TIK, ataupun tanda-tanda ransang meninges.10,12c. Pemeriksaan penunjang:Penggunaan CT-Scan adalah untuk mendapatkan etiologi dari stroke yang terjadi. Pada stroke non-hemoragik, ditemukan gambaran lesi hipodens dalam parenkim otak. Sedangkan dengan pemeriksaan MRI menunjukkan area hipointens.10Pemeriksaan Neuro-Radiologik Computerized Tomography Scanning (CT-Scan), sangat membantu diagnosis dan membedakannya dengan perdarahan terutama pada fase akut. Angiografi serebral (karotis atau vertebral) untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pembuluh darah yang terganggu, atau bila scan tak jelas. Pemeriksaan likuor serebrospinalis, seringkali dapat membantu membedakan infark, perdarahan otak, baik perdarahan intraserebral (PIS) maupun perdarahan subarakhnoid (PSA). d. Pemeriksaan lain-lain Pemeriksaan untuk menemukan faktor resiko, seperti: pemeriksaan darah rutin (Hb, hematokrit, leukosit, eritrosit), hitung jenis dan bila perlu gambaran darah. Komponen kimia darah, gas, elektrolit, Doppler, Elektrokardiografi (EKG)SKORINGNanti diga kirim lagi ya,des untuk skor strokenya. Thank youuu...

sumber :

10. Anonim. Strok. Dalam: ed. Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Standar pelayanan medik. Makassar: Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo; 2010. h.2-4.

11. Anonim. Tanda-tanda dini gpdo. Dalam: eds.Harsono. Buku ajar neurologi klinis. Edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah mada university press; 2005. h.67-70.

12. Anonim. Stroke. Dalam: eds.Misbach J, Hamid A. Standar pelayanan medis dan standar prosedur operasional 2006. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia; 2006. h.19-23.

SKYDRUGZ: Refarat Stroke Non-Haemorrhagic (NHS)http://skydrugz.blogspot.com/2011/02/refarat-stroke-non-haemorrhagic-nhs.html#ixzz3ew8tOaYS

SKYDRUGZ: Refarat Stroke Non-Haemorrhagic (NHS)http://skydrugz.blogspot.com/2011/02/refarat-stroke-non-haemorrhagic-nhs.html#ixzz3ew6mf5rz