No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan...

72
No. : 00129/2.0162-00/BS/01/0153/1/XII/2019 27 Desember 2019 Kepada Yth. PT BARITO PACIFIC Tbk Wisma Barito Pacific Tower B, Lantai 8 Jl. Letjen S. Parman Kav. 62 63 Jakarta 11410 U.p. : Direksi Hal : Pendapat Kewajaran atas Transaksi Dengan hormat, Pada tanggal 27 Desember 2019, PT Barito Wahana Lestari (selanjutnya disebut “BWL”) dan PT Indo Raya Tenaga (selanjutnya disebut “IRT”) telah menandatangani Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah dengan Pembayaran Lunas No. 268 tanggal 27 Desember 2019, dibuat oleh Jimmy Tanal, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “AKTA”), dimana BWL telah setuju untuk menjual beberapa bidang tanah yang seluruhnya berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Pulomerak, Cilegon, Banten, dengan luas keseluruhan seluas 629.195 m 2 (selanjutnya disebut “Tanah”) kepada IRT dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,13 triliun (selanjutnya disebut “Transaksi”). Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen PT Barito Pacific Tbk (selanjutnya disebut Perseroan”), pada tanggal 30 September 2019, struktur kepemilikan Perseroan pada BWL dan IRT adalah sebagai berikut: IRT Perseroan 99,00% BWL 49,00%

Transcript of No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan...

Page 1: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. : 00129/2.0162-00/BS/01/0153/1/XII/2019 27 Desember 2019 Kepada Yth. PT BARITO PACIFIC Tbk Wisma Barito Pacific Tower B, Lantai 8 Jl. Letjen S. Parman Kav. 62 – 63 Jakarta 11410 U.p. : Direksi Hal : Pendapat Kewajaran atas Transaksi Dengan hormat, Pada tanggal 27 Desember 2019, PT Barito Wahana Lestari (selanjutnya disebut “BWL”) dan PT Indo Raya Tenaga (selanjutnya disebut “IRT”) telah menandatangani Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah dengan Pembayaran Lunas No. 268 tanggal 27 Desember 2019, dibuat oleh Jimmy Tanal, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “AKTA”), dimana BWL telah setuju untuk menjual beberapa bidang tanah yang seluruhnya berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Pulomerak, Cilegon, Banten, dengan luas keseluruhan seluas 629.195 m2

(selanjutnya disebut “Tanah”) kepada IRT dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,13 triliun (selanjutnya disebut “Transaksi”). Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen PT Barito Pacific Tbk (selanjutnya disebut “Perseroan”), pada tanggal 30 September 2019, struktur kepemilikan Perseroan pada BWL dan IRT adalah sebagai berikut:

IRT

Perseroan

99,00%

BWL

49,00%

Page 2: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

2

Sehubungan dengan Transaksi tersebut, manajemen Perseroan telah menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik (selanjutnya disebut “KJPP”) Kusnanto & rekan (selanjutnya disebut “KR” atau “kami”) untuk memberikan pendapat sebagai penilai independen atas kewajaran Transaksi sesuai dengan surat penawaran kami No. KR/191111-003 tanggal 11 November 2019 yang telah disetujui oleh manajemen Perseroan. Selanjutnya, kami sebagai KJPP resmi berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 2.19.0162 tanggal 15 Juli 2019 dan terdaftar sebagai kantor jasa profesi penunjang pasar modal di Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut “OJK”) dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari OJK No. STTD.PB-01/PM.22/2018 (penilai bisnis), menyampaikan pendapat kewajaran (fairness opinion) (selanjutnya disebut “Pendapat Kewajaran”) atas Transaksi. ALASAN DAN LATAR BELAKANG TRANSAKSI Perseroan merupakan sebuah perseroan terbatas berstatus perusahaan terbuka (publicly-held company), didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan usaha Perseroan adalah bergerak dalam bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, industri, properti, perdagangan, energi terbarukan, dan transportasi. Perseroan memiliki kantor pusat di Wisma Barito Pacific Tower B, Lantai 8, Jalan Letjen S. Parman Kavling 62 – 63, Jakarta 11410, dengan nomor telepon: (021) 5306 711, nomor faksimile: (021) 530 6680 dan website: www.barito-pacific.com. BWL merupakan sebuah perseroan terbatas berstatus perusahaan tertutup (privately-held company), didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan usaha BWL adalah bergerak dalam bidang energi, perdagangan, perindustrian, pembangunan, pengangkutan, dan jasa. IRT merupakan sebuah perseroan terbatas berstatus perusahaan tertutup (privately-held company), didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan usaha IRT adalah bergerak dalam bidang pembangkitan dan penyediaan tenaga listrik. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 18 Desember 2018, IRT dan PT PLN (Persero) (selanjutnya disebut “PLN”) telah menandatangani Power Purchase Agreement (selanjutnya disebut “PPA”) dalam rangka kerjasama penyediaan tenaga listrik dengan pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batubara dengan kapasitas 2 x 1.000 MW (selanjutnya disebut “PLTU”). PLTU tersebut merupakan PLTU merupakan bagian dari proyek Pembangunan PLTU 35.000 MW yang menjadi Proyek Strategis Nasional. Dalam rangka mendukung kegiatan operasional PLTU, IRT antara lain memerlukan tempat penampungan pembuangan abu yang dihasilkan oleh PLTU, pembangunan rumah karyawan serta kebutuhan operasional lainnya. Di sisi lain, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 30 September 2019, BWL memiliki sebidang tanah untuk kegiatan operasional BWL, yaitu Tanah. BWL melihat adanya potensi untuk memaksimalkan nilai ekonomi Tanah tersebut. Dengan pertimbangan efisiensi serta efektifitas BWL dan IRT, maka BWL dan IRT telah melakukan Transaksi.

Page 3: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

3

Perseroan mengharapkan Transaksi dapat mendukung kelancaran pembangunan PLTU, dimana setelah PLTU dapat beroperasi secara komersial, Perseroan mengharapkan IRT dapat membukukan pendapatan yang pada akhirnya dapat mendukung kinerja keuangan konsolidasian Perseroan sebagai entitas induk. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, sumber dana atas Transaksi yaitu penyertaan modal yang dilakukan oleh BWL pada IRT serta pinjaman yang dilakukan IRT dari pihak ketiga yang tidak terafiliasi dengan Perseroan, yaitu pihak bank dan/atau lembaga non-keuangan lainnya. Alasan dilakukannya Transaksi adalah sebagai berikut:

• Dalam rangka mendukung kegiatan operasional PLTU, IRT antara lain memerlukan tempat penampungan pembuangan abu yang dihasilkan oleh PLTU, pembangunan rumah karyawan serta kebutuhan operasional lainnya. Di sisi lain, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 30 September 2019, BWL memiliki sebidang tanah untuk kegiatan operasional BWL, yaitu Tanah. BWL melihat adanya potensi untuk memaksimalkan nilai ekonomi Tanah tersebut. Dengan pertimbangan efisiensi serta efektifitas BWL dan IRT, maka BWL dan IRT telah melakukan Transaksi.

• Perseroan mengharapkan Transaksi dapat mendukung kelancaran pembangunan PLTU, dimana setelah PLTU dapat beroperasi secara komersial, Perseroan mengharapkan IRT dapat membukukan pendapatan yang pada akhirnya dapat mendukung kinerja keuangan konsolidasian Perseroan sebagai entitas induk.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, mengingat bahwa BWL dan IRT merupakan entitas anak dan entitas asosiasi Perseroan masing-masing dengan kepemilikan efektif sebesar 100,00% dan 49,00% pada tanggal 30 September 2019, maka Transaksi merupakan transaksi afiliasi, sehingga Perseroan harus memenuhi Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang “Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 (selanjutnya disebut “Peraturan IX.E.1”). Selanjutnya, berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (selanjutnya disebut “KAP”) Imelda & Rekan (selanjutnya disebut “IR”), nilai buku ekuitas Perseroan adalah sebesar USD 2,77 miliar atau setara dengan Rp 39,21 triliun dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal 30 September 2019. Selanjutnya, berdasarkan AKTA, nilai transaksi atas Transaksi tersebut adalah sebesar Rp 1,13 triliun. Dengan demikian, jumlah nilai transaksi dari Transaksi tersebut mencerminkan kurang dari 20,00% nilai ekuitas Perseroan per tanggal 30 September 2019 sehingga Transaksi bukan merupakan transaksi material sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 tentang “Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011.

Page 4: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

4

Untuk transaksi yang tergolong dalam kategori transaksi afiliasi, Peraturan IX.E.1 mensyaratkan adanya laporan pendapat kewajaran atas transaksi tersebut, yang disiapkan oleh penilai independen. Dengan demikian, dalam rangka pelaksanaan Transaksi tersebut, maka Perseroan menunjuk penilai independen, KR untuk memberikan Pendapat Kewajaran atas Transaksi. Selanjutnya, Pendapat Kewajaran ini hanya dapat digunakan sehubungan dengan Transaksi dan tidak dapat digunakan untuk kepentingan lainnya. Pendapat Kewajaran ini juga tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui Transaksi atau mengambil tindakan tertentu atas Transaksi. OBYEK TRANSAKSI PENDAPAT KEWAJARAN Obyek transaksi dalam Pendapat Kewajaran atas Transaksi adalah transaksi dimana BWL telah setuju untuk menjual Tanah kepada IRT dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,13 triliun. MAKSUD DAN TUJUAN PENDAPAT KEWAJARAN Maksud dan tujuan penyusunan laporan pendapat kewajaran atas Transaksi adalah untuk memberikan gambaran kepada Direksi Perseroan mengenai kewajaran Transaksi dari aspek keuangan dan untuk memenuhi ketentuan yang berlaku, yaitu Peraturan IX.E.1. Pendapat Kewajaran ini disusun dengan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 (selanjutnya disebut “Peraturan VIII.C.3”) dan Standar Penilaian Indonesia (selanjutnya disebut “SPI”) 2018. TANGGAL PENDAPAT KEWAJARAN Pendapat Kewajaran atas Transaksi dalam laporan Pendapat Kewajaran diperhitungkan pada tanggal 30 September 2019. Tanggal ini dipilih atas dasar pertimbangan kepentingan dan tujuan analisis Pendapat Kewajaran atas Transaksi. JENIS LAPORAN Jenis laporan pendapat kewajaran atas Transaksi ini merupakan laporan terinci.

Page 5: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

5

RUANG LINGKUP Dalam menyusun Pendapat Kewajaran ini, kami telah menelaah, mempertimbangkan, mengacu atau melaksanakan prosedur atas data dan informasi, antara lain sebagai berikut: 1. Keterbukaan Informasi sehubungan dengan Transaksi yang disusun oleh manajemen

Perseroan;

2. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 yang telah diaudit oleh KAP IR sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 00393/2.1265/AU.1/01/0556-2/1/XII/2019 tanggal 23 Desember 2019 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;

3. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 yang telah diaudit oleh KAP Satrio Bing Eny & Rekan (selanjutnya disebut “SBER”) sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 00249/2.1097/AU.1/01/0556-1/1/III/2019 tanggal 28 Maret 2019 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan penekanan suatu hal;

4. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 yang telah diaudit oleh KAP SBER sebagaimana tertuang dalam laporannya No. GA118/0125/BP/IBH tanggal 1 Maret 2018 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;

5. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 yang telah diaudit oleh KAP SBER sebagaimana tertuang dalam laporannya No. GA117/0155/BP/IBH tanggal 20 Maret 2017 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;

6. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh KAP Osman Bing Satrio & Eny (selanjutnya disebut “OBSE”) sebagaimana tertuang dalam laporannya No. GA116/0226/BP/IBH tanggal 28 Maret 2016 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan penekanan suatu hal;

7. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh KAP OBSE sebagaimana tertuang dalam laporannya No. GA115/0174/BP/TW tanggal 18 Maret 2015 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;

8. Laporan keuangan konsolidasian BWL untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 yang telah dikonsolidasikan dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan;

9. Laporan keuangan konsolidasian BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 yang telah diaudit oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan (selanjutnya disebut “HSAR”) sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 00026/3.0193/AU.1/02/0036-2/1/III/2019 tanggal 4 Maret 2019 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan penekanan suatu hal;

Page 6: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

6

10. Laporan keuangan konsolidasian BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2017 yang telah diaudit oleh KAP HSAR sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 171/LA-BWL/SBY2/VII/2018 tanggal 20 Juli 2018 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;

11. Laporan keuangan konsolidasian BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 yang telah diaudit oleh KAP HSAR sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 166/LA-BWL/JKT1/VII/2017 tanggal 29 Juli 2017 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;

12. Laporan keuangan konsolidasian BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh KAP HSAR sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 017/LA-BWL/JKT1/II/2016 tanggal 12 Pebruari 2016 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;

13. Laporan keuangan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014;

14. Laporan keuangan IRT untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019;

15. Laporan keuangan IRT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 yang telah diaudit oleh KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (selanjutnya disebut “TWRR”) sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 00608/2.1025/AU.1/02/1122-1/1/IV/2019 tanggal 12 April 2019 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;

16. Laporan keuangan IRT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 yang telah diaudit oleh KAP SBER sebagaimana tertuang dalam laporannya No. GA118 0340 IRT RND tanggal 5 April 2018 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;

17. Proyeksi laporan keuangan IRT minimal untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sampai dengan berakhirnya PPA yang disusun oleh manajemen IRT;

18. Proforma laporan keuangan konsolidasian Perseroan sebelum dan setelah Transaksi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 yang disusun oleh manajemen Perseroan;

19. Laporan penilaian atas Tanah yang disusun oleh KJPP Wilson & Rekan terasosiasi Knight Frank (selanjutnya disebut “WR”) sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 00431/2.0049-00/PI/03/0205/1/XII/2019 tanggal 23 Desember 2019;

20. AKTA;

21. PPA;

22. Anggaran dasar Perseroan yang terakhir sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 21 tanggal 19 Juli 2019 oleh Notaris Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H., M.Kn., sehubungan dengan menyetujui diantaranya pemecahan nilai nominal saham Perseroan dengan rasio 1:5;

Page 7: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

7

23. Anggaran dasar BWL yang terakhir sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 5 tanggal

6 Desember 2019 oleh Notaris Devi Yanti, S.H., M.Kn., sehubungan dengan perubahan peningkatan modal ditempatkan/disetor;

24. Anggaran dasar IRT yang terakhir sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 151 tanggal 13 Desember 2019 oleh Jimmy Tanal, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta sehubungan dengan perubahan peningkatan modal ditempatkan/disetor;

25. Hasil wawancara dengan pihak manajemen Perseroan, yaitu David Kosasih dengan posisi sebagai Direktur Independen, mengenai alasan, latar belakang dan hal-hal lain yang terkait dengan Transaksi;

26. Informasi mengenai rencana-rencana bisnis yang akan dilakukan oleh Perseroan di masa mendatang;

27. Dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan Transaksi;

28. Data dan informasi industri berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan Bloomberg;

29. Data dan informasi pasar berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan Bloomberg;

30. Data dan informasi ekonomi berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan Bloomberg;

31. Informasi lain dari pihak manajemen Perseroan serta pihak-pihak lain yang relevan untuk penugasan; dan

32. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak maupun elektronik dan hasil analisis lain yang kami anggap relevan.

Page 8: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

8

KONDISI PEMBATAS DAN ASUMSI-ASUMSI POKOK Analisis Pendapat Kewajaran atas Transaksi dipersiapkan menggunakan data dan informasi sebagaimana diungkapkan di atas, data dan informasi mana telah kami telaah. Dalam melaksanakan analisis, kami bergantung pada keakuratan, kehandalan dan kelengkapan dari semua informasi keuangan, informasi atas status hukum Perseroan dan informasi-informasi lain yang diberikan kepada kami oleh Perseroan atau yang tersedia secara umum dan kami tidak bertanggung jawab atas kebenaran informasi-informasi tersebut. Segala perubahan atas data dan informasi tersebut dapat mempengaruhi hasil akhir pendapat kami secara material. Kami juga bergantung kepada jaminan dari manajemen Perseroan bahwa mereka tidak mengetahui fakta-fakta yang menyebabkan informasi-informasi yang diberikan kepada kami menjadi tidak lengkap atau menyesatkan. Oleh karenanya, kami tidak bertanggung jawab atas perubahan kesimpulan atas Pendapat Kewajaran kami dikarenakan adanya perubahan data dan informasi tersebut. Proyeksi laporan keuangan IRT disusun oleh manajemen IRT. Kami telah melakukan penelahaan atas proyeksi laporan keuangan tersebut dan proyeksi laporan keuangan tersebut telah menggambarkan kondisi operasi dan kinerja IRT. Secara garis besar, tidak ada penyesuaian yang signifikan yang perlu kami lakukan terhadap target kinerja IRT. Kami tidak melakukan inspeksi atas aset tetap atau fasilitas Perseroan. Selain itu, kami juga tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari Transaksi. Jasa-jasa yang kami berikan kepada Perseroan dalam kaitan dengan Transaksi hanya merupakan pemberian Pendapat Kewajaran atas Transaksi dan bukan jasa-jasa akuntansi, audit atau perpajakan. Kami tidak melakukan penelitian atas keabsahan Transaksi dari aspek hukum dan implikasi aspek perpajakan. Pendapat Kewajaran atas Transaksi hanya ditinjau dari segi ekonomis dan keuangan. Laporan pendapat kewajaran atas Transaksi bersifat non-disclaimer opinion dan merupakan laporan yang terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional Perseroan. Selanjutnya, kami juga telah memperoleh informasi atas status hukum Perseroan, BWL, dan IRT berdasarkan anggaran dasar Perseroan, BWL, dan IRT. Pekerjaan kami yang berkaitan dengan Transaksi tidak merupakan dan tidak dapat ditafsirkan merupakan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain itu, kami tidak mempunyai kewenangan dan tidak berada dalam posisi untuk mendapatkan dan menganalisis suatu bentuk transaksi-transaksi lainnya di luar Transaksi yang ada dan mungkin tersedia untuk Perseroan serta pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut terhadap Transaksi.

Page 9: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

9

Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan serta peraturan-peraturan Pemerintah terkait dengan Transaksi pada tanggal Pendapat Kewajaran ini diterbitkan. Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, kami menggunakan beberapa asumsi, seperti terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan serta semua pihak yang terlibat dalam Transaksi. Transaksi akan dilaksanakan seperti yang telah dijelaskan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta keakuratan informasi mengenai Transaksi yang diungkapkan oleh manajemen Perseroan. Pendapat Kewajaran ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian dari analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan informasi dan analisis lainnya secara utuh sebagai satu kesatuan dapat menyebabkan pandangan dan kesimpulan yang menyesatkan atas proses yang mendasari Pendapat Kewajaran. Penyusunan Pendapat Kewajaran ini merupakan suatu proses yang rumit dan mungkin tidak dapat dilakukan melalui analisis yang tidak lengkap. Kami juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan Pendapat Kewajaran sampai dengan tanggal terjadinya Transaksi ini tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini. Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi, memutakhirkan pendapat kami karena adanya perubahan asumsi dan kondisi serta peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini. Perhitungan dan analisis dalam rangka pemberian Pendapat Kewajaran telah dilakukan dengan benar dan kami bertanggung jawab atas laporan pendapat kewajaran. Kesimpulan Pendapat Kewajaran ini berlaku bilamana tidak terdapat perubahan yang memiliki dampak material terhadap Transaksi. Perubahan tersebut termasuk, namun tidak terbatas pada, perubahan kondisi baik secara internal pada Perseroan maupun secara eksternal, yaitu kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis, perdagangan dan keuangan serta peraturan-peraturan pemerintah Indonesia dan peraturan terkait lainnya setelah tanggal laporan pendapat kewajaran ini dikeluarkan. Bilamana setelah tanggal laporan pendapat kewajaran ini dikeluarkan terjadi perubahan-perubahan tersebut di atas, maka Pendapat Kewajaran atas Transaksi mungkin berbeda. TINGKAT KEDALAMAN INVESTIGASI Dalam menyusun laporan pendapat kewajaran atas Transaksi, KR diberikan kesempatan untuk melakukan inspeksi guna mendukung proses penyusunan laporan pendapat kewajaran.

Page 10: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

10

INDEPENDENSI PENILAI Dalam mempersiapkan laporan pendapat kewajaran atas Transaksi, KR bertindak secara independen tanpa adanya benturan kepentingan dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan, BWL, dan IRT. KR juga tidak memilki kepentingan ataupun keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini. Selanjutnya, laporan pendapat kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran kesimpulan yang dihasilkan dari proses analisis Pendapat Kewajaran ini dan KR hanya menerima imbalan sesuai dengan surat penawaran No. KR/191111-003 tanggal 11 November 2019 yang telah disetujui oleh manajemen Perseroan. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL PENDAPAT KEWAJARAN (SUBSEQUENT EVENTS) Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, dari tanggal Pendapat Kewajaran, yaitu tanggal 30 September 2019, sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan pendapat kewajaran, tidak terdapat kejadian penting setelah tanggal Pendapat Kewajaran (subsequent events), yang secara signifikan dapat mempengaruhi Pendapat Kewajaran. PENDEKATAN DAN PROSEDUR PENDAPAT KEWAJARAN ATAS TRANSAKSI Dalam evaluasi Pendapat Kewajaran atas Transaksi ini, kami telah melakukan analisis melalui pendekatan dan prosedur Pendapat Kewajaran atas Transaksi dari hal-hal sebagai berikut: I. Analisis atas Transaksi; II. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif atas Transaksi; dan III. Analisis atas Kewajaran Transaksi.

Page 11: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

11

I. ANALISIS KEWAJARAN TRANSAKSI

Berdasarkan pendekatan dan prosedur Pendapat Kewajaran atas Transaksi sebagaimana diuraikan di atas, analisis kewajaran Transaksi adalah sebagai berikut:

I.A. Identifikasi dan Analisis Hubungan antara Pihak-pihak yang Bertransaksi

I.A.1. PT Barito Pacific Tbk Dalam Transaksi, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 30 September 2019, Perseroan merupakan entitas induk BWL dan entitas asosiasi IRT dengan kepemilikan efektif masing-masing sebesar 100,00% dan 49,00%. Latar belakang, manajemen, kepemilikan saham, dan kegiatan usaha Perseroan adalah sebagai berikut:

I.A.1.a. Latar Belakang Perseroan didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, S.H. No. 8 tanggal 4 April 1979 dengan nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan. Anggaran Dasar Perseroan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. J.A.5/195/8 tanggal 23 Juli 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84, Tambahan No. 24 tanggal 19 Oktober 1979. Berdasarkan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 33 tanggal 29 Agustus 2007, Perseroan melakukan perubahan nama menjadi PT Barito Pacific Tbk. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 21 tanggal 19 Juli 2019 dari Notaris Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H., M.Kn., yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0115027.AH.01.011. Tahun 2019 tanggal 19 Juli 2019 sehubungan dengan menyetujui diantaranya pemecahan nilai nominal saham Perseroan dengan rasio 1:5. Perseroan memiliki kantor pusat di Wisma Barito Pacific Tower B, Lantai 8, Jalan Letjen S. Parman Kavling 62 – 63, Jakarta 11410.

Page 12: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

12

I.A.1.b. Manajemen

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal 30 September 2019 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Prajogo Pangestu Komisaris : Lim Chong Thian Komisaris Independen : Henky Susanto Komisaris Independen : Salwati Agustina Direksi Direktur Utama : Agus Salim Pangestu Wakil Presiden Utama : Rudy Suparman Direktur : Andry Setiawan Direktur Independen : David Kosasih

I.A.1.c. Kepemilikan Saham Susunan pemegang saham Perseroan berikut dengan kepemilikannya pada tanggal 30 September 2019 adalah sebagai berikut:

I.A.1.d. Kegiatan Usaha Ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah bergerak dalam bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, industri, properti, perdagangan, energi terbarukan, dan transportasi.

(Dalam ribuan USD)

Prajogo Pangestu (Komisaris Utama) 63.324.108.485 71,14% 674.420

PT Barito Pacific Lumber 1.127.631.500 1,27% 12.010

PT Tunggal Setia Pratama 320.600.000 0,36% 3.414

Agus Salim Pangestu (Presiden Direktur) 373.330 0,00% 4

Lain-lain (masing-masing dengan pemilikan

di bawah 5%) 23.735.139.355 26,67% 252.785

Saham diperoleh kembali 502.436.000 0,56% 5.352

Jumlah 89.010.288.670 100,00% 947.985

Pemegang Saham Jumlah SahamPersentase

KepemilikanJumlah Modal

Page 13: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

13

I.A.1.e. Kegiatan Operasional dan Prospek Usaha

Perseroan memfokuskan pada 5 segmen usaha, yaitu sektor petrokimia, energi, Kehutanan, properti dan hotel, dan sewa tangki dan dermaga. Petrokimia Entitas anak Perseroan di sektor petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (selanjutnya disebut “CAP”) merupakan salah satu produsen petrokimia yang terintergrasi dan terbesar di Indonesia dan mengoperasikan satu-satunya pabrik Naptha Cracker, Syrene Monomer dan Butadiene di Indonesia. CAP juga merupakan produsen Polypropylene terbesar dan produsen Polyethylene terdepan di Indonesia. CAP sebagai salah satu kontributor besar untuk pendapatan Perseroan, sehingga setiap kegiatan usaha yang akan dilakukan dapat mempengaruhi hasil kegiatan usaha Perseroan di masa yang akan datang. Saat ini, CAP mengelola fasilitas produksi di Ciwandan, Cilegon, dan Banten, serta memproduksi Olefins (Ethylene, Propylene, dan hasil sampingannya, seperti Py-Gas dan Mixed C4), Polyolefins (Polyethylene dan Polypropylene), Styrene Monomer ( dan hasil sampingannya, seperti Ethyl Benzene, Tolune dan campuran BezeneToluene) dan Butadiene (dan hasil sampingannya, seperti Raffinate). CAP memasarkan produknya kepada para pelanggan baik secara nasional maupun daerah. Energi Pada bulan Juni 2018, Perseroan mengakuisisi Star Energy Group Holdings Pte Ltd (selanjutnya disebut “SEGHPL”) merupakan operator gas bumi terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di dunia. SEGHPL memiliki tiga aset panas bumi yang beroperasi antara lain, operasi panas bumi Wayang Windu dengan memiliki kapasitas sebesar 227 MW, operasi panas bumi Salak dengan kapasitas sebesar 197 MW dan kapasitas penjualan uap sebesar 180 MW, dan operasi panas bumi Darajat dengan kapasitas sebesar 216MW dan kapasitas penjualan uap sebesar 55 MW. Kehutanan Kehutanan dan perkayuan merupakan segmen usaha pertama dan terlama yang dimiliki Perseroan sejak tahun 1979. Saat ini, Perseroan masih memiliki izin pengusahaan hutan khususnya untuk pengelolaan tanah Hutan Taman Industri (selanjutnya disebut “HTI”), lokasi HTI yang dimiliki oleh Perseroan berlokasi di Kalimatan Barat dan Maluku Utara. Perseroan mengelola fasilitas produksi di Banjarmasin, Kalimatan Selatan dengan menghasilkan produk yaitu papan partikel.

Page 14: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

14

Properti dan Hotel Entitas anak Perseroan di sektor properti dan hotel, PT Griya Idola (selanjutnya disebut “GI”) merupakan salah satu kontributor terbesar untuk pendapatan Perseroan dan GI diberi wewenang dalam menjalankan kegiatan usaha Perseroan seperti pengelolaan aset-aset properti komersial maupun industri yang dimiliki Perseroan. Sewa Tangki dan Dermaga Entitas anak Perseroan secara tidak langsung di sektor sewa tangki dan dermaga, PT Redeco Petrolin Utama (selanjutnya disebut “RPU”) merupakan entitas anak CAP. Saat ini, RPU beroperasi sebagai terminal tangki penyimpanan dan jasa pengelolaan jetty untuk produk-produk kimia.

I.A.2. PT Barito Wahana Lestari Dalam Transaksi, BWL merupakan pihak yang telah setuju untuk menjual Tanah kepada IRT dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,13 triliun. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 30 September 2019, BWL merupakan entitas induk IRT dengan kepemilikan efektif sebesar 49,00%. Latar belakang, manajemen, kepemilikan saham dan kegiatan usaha BWL adalah sebagai berikut:

I.A.2.a. Latar Belakang BWL didirikan berdasarkan Akta No. 05 tanggal 13 Oktober 2008 dari Benny Kristianto S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-92683.AH.01.01 Tahun 2008, tanggal 2 Desember 2008 serta diumukan dalam Berita Negara Republik Indoneisa No. 3, tanggal 9 Januari 2009. Anggaran dasar BWL telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 5 tanggal 6 Desember 2019 oleh Notaris Devi Yanti, S.H., M.Kn., mengenai perubahan peningkatan modal ditempatkan/disetor. Akta ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0238363.AH.01.011. Tahun 2019 tanggal 10 Desember 2019. BWL berdomisili di Wisma Barito Pacific Tower B, Lantai 3, Jalan Letjen S. Parman, Kavling 62 – 63, Jakarta 11410.

Page 15: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

15

I.A.2.b. Manajemen

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi BWL pada tanggal 30 September 2019 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Agus Salim Pangestu Komisaris : David Raimond Sulaiman Direksi Direktur Utama : Andry Setiawan Direktur : Peter Wijaya

I.A.2.c. Kepemilikan Saham Berdasarkan Akta Notaris Devi Yanti, S.H., M.Kn., No. 5 tanggal 6 Desember 2019, susunan pemegang saham BWL berikut dengan kepemilikannya adalah sebagai berikut:

I.A.2.d. Kegiatan Usaha Ruang lingkup kegiatan BWL adalah bergerak dalam bidang energi, perdagangan, perindustrian, pembangunan, pengangkutan, dan jasa.

I.A.3. PT Indo Raya Tenaga Dalam Transaksi, IRT merupakan pihak yang telah setuju untuk membeli Tanah dari BWL dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,13 triliun. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 30 September 2019, BWL merupakan entitas induk IRT dengan kepemilikan efektif sebesar 49,00%. Latar belakang, manajemen, kepemilikan saham dan kegiatan usaha IRT adalah sebagai berikut:

I.A.3.a Latar Belakang IRT didirikan pada tanggal 15 Maret 2017 berdasarkan Akta No. 19 dari Lenny Janis Ishak, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-0013098.AH.01.01 Tahun 2017 tanggal 17 Maret 2017.

(Dalam Rupiah)

PT Barito Pacific Tbk 1.239.374 99,998% 1.239.374.000.000

PT Tunggal Agathis Wood Industries 25 0,002% 25.000.000

Jumlah 1.239.399 100,00% 1.239.399.000.000

Pemegang Saham Jumlah SahamPersentase

KepemilikanJumlah Modal

Page 16: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

16

Anggaran dasar IRT telah mengalami perubahan terakhir berdasarkan Akta No. 151 t anggal 13 Desember 2019 oleh Jimmy Tanal, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta mengenai perubahan peningkatan modal ditempatkan/disetor. Akta ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0248812.AH.01.11. Tahun 2019 tanggal 23 Desember 2019. IRT berdomisili di Jalan Asia Afrika Nomor 8, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat 10270.

I.A.3.b. Manajemen Susunan Dewan Komisaris dan Direksi IRT pada tanggal 30 September 2019 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Prajogo Pangestu Komisaris : Ir. Harlen Direksi Direktur Utama : Sapto Aji Nugroho Direktur : Andry Setiawan Direktur : Peter Wijaya Direktur : Yudianto Permono

I.A.3.c. Kepemilikan Saham Berdasarkan Akta Notaris Jimmy Tanal, S.H., M.Kn., No. 151 tanggal 13 Desember 2019, susunan pemegang saham IRT berikut dengan kepemilikannya adalah sebagai berikut:

I.A.3.d. Kegiatan Usaha Ruang lingkup kegiatan IRT adalah bergerak dalam bidang pembangkitan dan penyediaan tenaga listrik. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 18 Desember 2018, IRT dan PLN telah menandatangani PPA dalam rangka kerjasama penyediaan tenaga listrik dengan PLTU.

(Dalam Rupiah)

PT Putra Suralaya Indotenaga 350.880 51,00% 350.880.000.000

PT Barito Wahana Lestari 337.120 49,00% 337.120.000.000

Jumlah 688.000 100,00% 688.000.000.000

Pemegang Saham Jumlah SahamPersentase

KepemilikanJumlah Modal

Page 17: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

17

I.B. Analisis Perjanjian dan Persyaratan yang Disepakati dalam Transaksi

Pada tanggal 27 Desember 2019, BWL dan IRT telah menandatangani AKTA sehubungan dengan Transaksi. Pokok-pokok kesepakatan penting dalam AKTA adalah sebagai berikut:

• Pihak-pihak yang Bertransaksi Pihak-pihak yang bertransaksi berdasarkan AKTA adalah BWL dan IRT.

• Obyek dan Nilai Transaksi Obyek transaksi berdasarkan AKTA adalah transaksi dimana BWL telah setuju untuk menjual Tanah kepada IRT dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,13 triliun.

I.C. Analisis atas Manfaat dan Risiko dari Transaksi Manfaat Transaksi adalah sebagai berikut:

• Dalam rangka mendukung kegiatan operasional PLTU, IRT antara lain memerlukan tempat penampungan pembuangan abu yang dihasilkan oleh PLTU, pembangunan rumah karyawan serta kebutuhan operasional lainnya. Di sisi lain, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 30 September 2019, BWL memiliki sebidang tanah untuk kegiatan operasional BWL, yaitu Tanah. BWL melihat adanya potensi untuk memaksimalkan nilai ekonomi Tanah tersebut. Dengan pertimbangan efisiensi serta efektifitas BWL dan IRT, maka BWL dan IRT telah melakukan Transaksi.

• Perseroan mengharapkan Transaksi dapat mendukung kelancaran pembangunan PLTU, dimana setelah PLTU dapat beroperasi secara komersial, Perseroan mengharapkan IRT dapat membukukan pendapatan yang pada akhirnya dapat mendukung kinerja keuangan konsolidasian Perseroan sebagai entitas induk.

Page 18: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

18

Risiko Transaksi adalah sebagai berikut:

• Apabila pada masa mendatang Tanah tersebut dapat dikembangkan dan mungkin memberikan imbal balik neto yang lebih tinggi dibandingkan dengan imbal balik yang diperoleh BWL atas Transaksi, maka Perseroan sebagai entitas induk BWL mungkin akan kehilangan potensi laba atas pengembangan Tanah tersebut.

• BWL mungkin akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan atas kenaikan harga jual Tanah yang mungkin memiliki tingkat balikan yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan dilakukannya Transaksi.

Page 19: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

19

II. Analisis Kualitatif atas Transaksi

II.A. PT Barito Pacific Tbk

II.A.1. Latar Belakang

Perseroan didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, S.H. No. 8 tanggal 4 April 1979 dengan nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan. Anggaran Dasar Perseroan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. J.A.5/195/8 tanggal 23 Juli 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84, Tambahan No. 24 tanggal 19 Oktober 1979. Berdasarkan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 33 tanggal 29 Agustus 2007, Perseroan melakukan perubahan nama menjadi PT Barito Pacific Tbk. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 42 tanggal 8 Juni 2017 dari Kumala Tjahjani Widodo, S.H., notaris di Jakarta mengenai pemecahan nilai nominal saham. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-01468692.Tahun 2017 tanggal 21 Juni 2017. Perseroan memiliki kantor pusat di Wisma Barito Pacific Tower B, Lantai 8, Jalan Letjen S. Parman Kavling 62 – 63, Jakarta 11410.

II.A.2. Kegiatan Usaha Ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah bergerak dalam bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, industri, properti, perdagangan, energi terbarukan, dan transportasi.

Page 20: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

20

II.B. Tinjauan Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara

II.B.1. Tinjauan Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara di Dunia

Pembangkit listrik tenaga uap adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang seporos dengan turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas atau kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batubara dan minyak bakar serta marine fuel oil. International Energy Agency (IEA) dalam laporannya yaitu Tracking Report - May 2019 mengatakan bahwa pembangkit listrik bertenaga batubara mengalami peningkatan sebesar 3,00% pada tahun 2018, dengan jumlah kapasitas melebihi 10.000 Tera Watt Hour (TWh) dan menyuplai 38,00% listrik secara global dengan peningkatan terbesar terutama di Tiongkok dan India. The Guardian mengatakan bahwa penggunaan listrik bertenaga batubara secara global mengalami penurunan terbesar pada tahun 2019 setelah mengalami peningkatan selama empat tahun berturut-turut dan telah memicu krisis iklim dunia. Berdasarkan analisa yang dirilis oleh Carbon Brief dalam laporan dari Three Think Tanks mengatakan bahwa produksi listrik bertenaga batubara diproyeksikan menurun sebesar 3,00% pada tahun 2019. Penurunan ini dikarenakan ketergantungan India akan tenaga batubara menurun untuk pertama kalinya dalam tiga dekade terakhir, sementara permintaan Tiongkok akan tenaga batubara meningkat. Dalam hampir empat puluh tahun pertumbuhan tahunan listrik tenaga batubara hanya menurun dua kali yaitu pada tahun 2009 yaitu saat pemulihan krisis ekonomi global dan pada tahun 2015 dikarenakan penurunan konsumsi listrik tenaga batubara di Tiongkok di tengah peningkatan polusi udara. Amerika Serikat (AS) telah menurunkan penggunaan listrik bertenaga batubara terbanyak dibandingkan dengan negara berkembang lain dengan menghentikan operasi pembangkit listrik tenaga batubara untuk mendukung tenaga gas dan energi terbarukan, pada akhir Agustus 2019 AS telah mengurangi penggunaan batubara sebesar 14,00% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018. Data United States Energy Information Administration (US EIA) menunjukkan bahwa pembangkit listrik tenaga uap batubara AS menghasilkan listrik sebesar 1.146 miliar Kilo Watt Hour (KWh) atau setara dengan 27,50% dari keseluruhan pembangkit listrik di AS.

Page 21: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

21

Berdasarkan NS Energy penggunaan pembangkit listrik bertenaga batubara di Eropa telah menurun sebesar 19,00% untuk enam bulan pertama pada tahun 2019, Inggris merupakan negara pertama yang berkomitmen secara resmi untuk menghentikan operasi batubaranya sebelum Paris Climate Agreement ditandatangani, pada tahun 2025 Eropa akan membatasi jumlah pembangkit listrik tenaga batubara yang beroperasi. Sementara Jerman yang merupakan salah satu pengguna pembangkit listrik tenaga batubara terbesar di Eropa dengan kapasitas pembangkit listrik batubara sebesar hampir 50,00 Giga Watt (GW), pada tahun 2038 berencana untuk menghentikan semua pembangkit listrik tenaga batubaranya. Sebaliknya, Tiongkok sedang membangun pembangkit listrik bertenaga batubara 50,00% lebih banyak dibandingkan dengan negara lain. Berdasarkan BBC News jumlah kapasitas pembangkit listrik bertenaga batubara yang sedang dibangun Tiongkok saat ini sebesar 147,70 GW, jumlah yang hampir sama dengan kapasitas pembangkit listrik bertenaga batubara Uni Eropa yaitu 150,00 GW. Jumlah Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Batubara pada Beberapa Negara di Dunia (Dalam Megawatt)

Kapasitas pembangkit listrik tenaga batubara terbesar saat ini dipegang oleh Tiongkok dengan jumlah kapasitas sebesar 973.609 MW, yang diikuti oleh India dan Jerman masing-masing sebesar 220.670 MW dan 47.105 MW.

973.609

220.670 47.105 45.568 42.281 37.064 29.625 29.047 18.826 17.837

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

Sumber: Statista, 2019

Page 22: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

22

Stasiun penghasil energi panas bumi terbesar adalah Datang Tuoketuo power station yang terletak di Tiongkok dengan kapasitas sebesar 6.720 MW, yang diikuti oleh Taean power station yang terletak di Korea Selatan dengan kapasitas sebesar 6.100 MW. Di posisi ketiga adalah Dangjin power station yang terletak di Korea Selatan dengan kapasitas sebesar 6.040 MW. Carbon Capture Use and Storage (CCUS) adalah teknologi terintegrasi yang telah terbukti menangkap 90,00% karbon dioksida hasil pembakaran batubara dalam pembangkit listrik dan proses manufaktur, serta mencegah karbon dioksida untuk memasuki atmosfir bumi. IEA mengatakan bahwa pembangkit listrik batubara tanpa CCUS harus menurun sebesar 5,80% per tahun hingga tahun 2030 untuk dapat memenuhi target Sustainable Development Scenario (SDS).

10 Stasiun Penghasil Listrik Tenaga Batubara

Terbesar Dunia

Datang Tuoketuo power station Tiongkok 6.720 MW

Taean power station Korea Selatan 6.100 MW

Dangjin power station Korea Selatan 6.040 MW

Taichung power station Taiwan 5.500 MW

Belchatow power complex Polandia 5.420 MW

Waigaoqiao power station Tiongkok 5.160 MW

Yeongheung power station Korea Selatan 5.080 MW

Guodian Beilun power station Tiongkok 5.060 MW

Guohua Taishan power station Tiongkok 5.000 MW

Jiaxing power station Tiongkok 5.000 MW

Nama Stasiun Negara Kapasitas

Sumber: Sourcewatch.org

Page 23: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

23

Proyeksi Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Batubara Berdasarkan Tipenya dalam Sustainable Development Scenario Tahun 2030 (Dalam Gigawatt)

IEA memproyeksikan bahwa pada tahun 2030 kapasitas pembangkit listrik batubara berteknologi konvensional tetap akan mendominasi pada tahun 2030, pembangkit listrik batubara subscritical sebesar 569 GW, pembangkit listrik batubara supercritical sebesar 370 GW, pembangkit listrik ultra-supercritical sebesar 238 GW, dan teknologi CCUS hanya akan menghasilkan sebesar 55 GW. Kapasitas pembangkit listrik batubara combined heat power akan sebesar 400 GW, sedangkan kapasitas pembangkit listrik batubara CCUS emisi karbon dioksida nol hanya akan sebesar 55 GW. Investasi teknologi saat ini belum mencukupi untuk membangun pembangkit listrik batubara dengan teknologi CCUS yang saat ini memiliki kapasitas kurang dari 1 TWh menjadi 310 TWh pada tahun 2030 sesuai target SDS. Pembangkit listrik tenaga batubara memegang peranan yang sangat penting bagi ketersediaan listrik dunia, dengan Tiongkok, India dan Asia yang masih mengandalkan pembangkit listrik batubara untuk menjamin ketersediaan listriknya. Dengan demikian, prospek untuk industri pembangkit listrik batubara akan terus berkembang secara positif untuk jangka waktu yang sangat lama.

569

370

238

400

55

-

100

200

300

400

500

600

Sumber: IEA, 2019

Page 24: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

24

II.B.2. Tinjauan Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara di Indonesia

Produksi batubara nasional hingga akhir tahun 2019 diperkirakan akan berada di atas 500,00 juta ton atau melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 489,73 juta ton. Berdasarkan data kementrian ESDM, produksi batubara per 1 Oktober 2019 mencapai 390,15 juta ton atau telah mencapai 79,67% dari target tahun ini. Menurut data dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) pada Q1/2019 total kapasitas pembangkit listrik di Indonesia adalah sebesar 58.519 MW, penggunaan batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia masih sangat dominan, kontribusi produksi listrik dari pembangkit listrik bertenaga batubara sangat besar yaitu sebesar 61,00% dari jumlah produksi listrik nasional. Berdasarkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2019 – 2038, kebutuhan tenaga listrik pada suatu daerah berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, dan besaran tarif tenaga listrik. Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi skenario moderat, dimana pertumbuhan ekonomi rata-rata diasumsikan sebesar 6,00% per tahun, maka kebutuhan tenaga listrik nasional dalam periode 10 tahun ke depan diproyeksikan akan tumbuh rata-rata 9,10% per tahun, dan dalam periode 20 tahun ke depan sekitar 7,90% per tahun. Kebutuhan Energi Listrik Nasional Tahun 2020 - 2038 (dalam TWh)

356

561

804

1.112

1.361

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

2020 2025 2030 2035 2038

Sumber: RUKN 2019 - 2038

Page 25: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

25

Menurut Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019 – 2028, pemerintah Indonesia menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 56,40 GW atau rata-rata sebesar 5,64 GW per tahun. Dari jumlah tersebut, PLTU batubara masih mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu mencapai 27,06 GW atau 47,99% dari total, dan untuk bauran energi pada tahun 2025 direncanakan persentase penggunaan batubara akan sebesar 54,61%, gas alam sebesar 22,00%, Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23,00%, dan BBM sebesar 0,40%. Menurut PLN tidak ada investasi baru untuk PLTU batubara setelah tahun 2028, namun PLTU batubara tidak akan langsung hilang, seperti halnya India yang terus membangun PLTU batubara meski investasi menurun. Global Energy Motor mengatakan Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masih memulai konstruksi PLTU batubara selama semester 1 tahun 2019. Kebutuhan Tambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Nasional Tahun 2019 – 2026 (Dalam MW)

Sesuai dengan RUPTL 2018 – 2027, Kementrian ESDM masih akan membangun PLTU baru sampai dengan tahun 2026 untuk memenuhi kebutuhan tambahan terbesar yaitu pada tahun 2020 sebesar 5.800 MW, tahun 2021 sebesar 4.300 MW, dan pada tahun 2022 sebesar 4.338 MW. Dengan pembangkit listrik batubara yang masih memegang peranan penting bagi kebutuhan listrik nasional dengan harga yang relatif lebih murah, maka tingkat permintaan terhadap PLTU batubara diperkirakan akan meningkat hingga tahun 2026 sehingga hal ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kapasitas listrik dan industri PLTU batubara nasional.

1.401

5.800

4.300 4.338

2.828 3.040

760 1.400

200

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2026

Sumber: RUPTL 2018 - 2027

Page 26: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

26

II.C. Kegiatan Operasional dan Prospek Usaha

Kegiatan usaha Perseroan tidak terlepas dari entitas anaknya melalui lima segmen usaha, yaitu sektor petrokimia, energi, Kehutanan, properti dan hotel, dan sewa tangki dan dermaga. yang tetap berfokus dalam menggarap berbagai peluang pertumbuhan bisnis dengan meningkatkan kompetensi dan keahlian, serta mewujudkan nilai-nilai sosial dan ekonomi di beberapa wilayah operasionalnya. Petrokimia Entitas anak Perseroan di sektor petrokimia, CAP merupakan salah satu produsen petrokimia yang terintergrasi dan terbesar di Indonesia dan mengoperasikan satu-satunya pabrik Naptha Cracker, Syrene Monomer dan Butadiene di Indonesia. CAP juga merupakan produsen Polypropylene terbesar dan produsen Polyethylene terdepan di Indonesia. CAP sebagai salah satu kontributor besar untuk pendapatan Perseroan, sehingga setiap kegiatan usaha yang akan dilakukan dapat mempengaruhi hasil kegiatan usaha Perseroan di masa yang akan datang. Saat ini, CAP mengelola fasilitas produksi di Ciwandan, Cilegon, dan Banten, serta memproduksi Olefins (Ethylene, Propylene, dan hasil sampingannya, seperti Py-Gas dan Mixed C4), Polyolefins (Polyethylene dan Polypropylene), Styrene Monomer ( dan hasil sampingannya, seperti Ethyl Benzene, Tolune dan campuran BezeneToluene) dan Butadiene (dan hasil sampingannya, seperti Raffinate). CAP memasarkan produknya kepada para pelanggan baik secara nasional maupun daerah. Energi Pada bulan Juni 2018, Perseroan mengakuisisi SEGHPL merupakan operator gas bumi terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di dunia. SEGHPL memiliki tiga aset panas bumi yang beroperasi antara lain, operasi panas bumi Wayang Windu dengan memiliki kapasitas sebesar 227 MW, operasi panas bumi Salak dengan kapasitas sebesar 197 MW dan kapasitas penjualan uap sebesar 180 MW, dan operasi panas bumi Darajat dengan kapasitas sebesar 216 MW dan kapasitas penjualan uap sebesar 55 MW. Kehutanan Kehutanan dan perkayuan merupakan segmen usaha pertama dan terlama yang dimiliki Perseroan sejak tahun 1979. Saat ini, Perseroan masih memiliki izin pengusahaan hutan khususnya untuk pengelolaan tanah HTI, lokasi HTI yang dimiliki oleh Perseroan berlokasi di Kalimatan Barat dan Maluku Utara. Perseroan mengelola fasilitas produksi di Banjarmasin, Kalimatan Selatan dengan menghasilkan produk yaitu papan partikel.

Page 27: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

27

Properti dan Hotel Entitas anak Perseroan di sektor properti dan hotel, GI merupakan salah satu kontributor terbesar untuk pendapatan Perseroan dan GI diberi wewenang dalam menjalankan kegiatan usaha Perseroan seperti pengelolaan aset-aset properti komersial maupun industri yang dimiliki Perseroan. Sewa Tangki dan Dermaga Entitas anak Perseroan secara tidak langsung di sektor sewa tangki dan dermaga, RPU merupakan entitas anak CAP. Saat ini, RPU beroperasi sebagai terminal tangki penyimpanan dan jasa pengelolaan jetty untuk produk-produk kimia.

II.D. Alasan Dilakukan Transaksi Alasan dilakukannya Transaksi adalah sebagai berikut:

• Dalam rangka mendukung kegiatan operasional PLTU, IRT antara lain memerlukan tempat penampungan pembuangan abu yang dihasilkan oleh PLTU, pembangunan rumah karyawan serta kebutuhan operasional lainnya. Di sisi lain, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 30 September 2019, BWL memiliki sebidang tanah untuk kegiatan operasional BWL, yaitu Tanah. BWL melihat adanya potensi untuk memaksimalkan nilai ekonomi Tanah tersebut. Dengan pertimbangan efisiensi serta efektifitas BWL dan IRT, maka BWL dan IRT telah melakukan Transaksi.

• Perseroan mengharapkan Transaksi dapat mendukung kelancaran pembangunan PLTU, dimana setelah PLTU dapat beroperasi secara komersial, Perseroan mengharapkan IRT dapat membukukan pendapatan yang pada akhirnya dapat mendukung kinerja keuangan konsolidasian Perseroan sebagai entitas induk.

II.E. Analisis Keuntungan dan Kerugian dari Transaksi

Keuntungan Transaksi adalah sebagai berikut:

• Dalam rangka mendukung kegiatan operasional PLTU, IRT antara lain memerlukan tempat penampungan pembuangan abu yang dihasilkan oleh PLTU, pembangunan rumah karyawan serta kebutuhan operasional lainnya. Di sisi lain, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 30 September 2019, BWL memiliki sebidang tanah untuk kegiatan operasional BWL, yaitu Tanah. BWL melihat adanya potensi untuk memaksimalkan nilai ekonomi Tanah tersebut. Dengan pertimbangan efisiensi serta efektifitas BWL dan IRT, maka BWL dan IRT telah melakukan Transaksi.

Page 28: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

28

• Perseroan mengharapkan Transaksi dapat mendukung kelancaran pembangunan PLTU, dimana setelah PLTU dapat beroperasi secara komersial, Perseroan mengharapkan IRT dapat membukukan pendapatan yang pada akhirnya dapat mendukung kinerja keuangan konsolidasian Perseroan sebagai entitas induk.

Kerugian Transaksi adalah sebagai berikut:

• Apabila pada masa mendatang Tanah tersebut dapat dikembangkan dan mungkin memberikan imbal balik neto yang lebih tinggi dibandingkan dengan imbal balik yang diperoleh BWL atas Transaksi, maka Perseroan sebagai entitas induk BWL mungkin akan kehilangan potensi laba atas pengembangan Tanah tersebut.

• BWL mungkin akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan atas kenaikan harga jual Tanah yang mungkin memiliki tingkat balikan yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan dilakukannya Transaksi.

Page 29: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

29

III. Analisis Kuantitatif atas Transaksi

III.A. Analisis atas Kinerja Historis Perseroan

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 telah diaudit oleh KAP IR dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 telah diaudit oleh KAP SBER dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan penekanan suatu hal. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 telah diaudit oleh KAP SBER masing-masing dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah diaudit oleh KAP OBSE dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan penekanan suatu hal. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 telah diaudit oleh KAP OBSE dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Ikhtisar data keuangan penting Perseroan adalah sebagai berikut:

III.A.1. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

(Dalam ribuan USD)

A S E T

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 661.806 800.572 906.248 410.734 179.511 218.917

Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 185.061 440.755 136.117 24.737 29.349 14.250

Aset keuangan lainnya - lancar 82.835 47.815 21.677 9.556 1.566 -

Piutang usaha kepada pihak ketiga 204.587 249.391 309.461 193.324 77.931 101.317

Piutang lain-lain

Pihak ketiga 17.021 16.933 19.218 6.879 21.261 10.754

Pihak berelasi - 35 - - - -

Piutang sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam waktu

satu tahun 5.795 5.367 4.854 - - -

Persediaan 289.164 275.091 257.356 211.123 191.985 222.687

Pajak dibayar di muka 127.804 154.698 86.906 28.388 68.636 100.317

Uang muka dan biaya dibayar di muka 48.029 51.232 41.360 32.159 20.576 19.308

Aset lancar lainnya 173 1.086 2.999 148.872 3.866 6.998

Jumlah Aset Lancar 1.622.275 2.042.975 1.786.196 1.065.772 594.681 694.548

ASET TIDAK LANCAR

Piutang lain-lain

Pihak ketiga 68.575 64.894 72.458 28.517 23.845 -

Pihak berelasi 314 243 94 276.418 339.121 1.039

Piutang sewa pembiayaan - setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 395.746 400.199 405.566 - - -

Aset pajak tangguhan 308 313 607 3.998 6.297 911

Beban yang ditangguhkan 24.237 28.705 27.561 - - -

Uang muka investasi 71.725 7.061 234.313 58.599 - -

Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama 15.881 26.811 38.880 47.400 53.779 23.530

Aset keuangan lainnya - tidak lancar 7.016 6.790 1.274 958 5.982 1.056

Uang muka pembelian aset tetap 102.971 41.409 10.830 3.162 13.361 11.496

Aset keuangan derivatif - 8.696 2.270 1.500 685 1.118

Suku cadang dan perlengkapan 22.092 20.599 19.404 9.880 9.103 -

Hutan tanaman industri 7.822 7.772 8.239 8.377 8.315 9.030

Tanaman perkebunan - - 40.628 42.597 42.984 46.190

Properti investasi 11.490 11.345 10.283 9.852 9.974 10.268

Aset tetap 2.515.208 2.354.458 2.125.147 1.687.092 1.646.858 1.437.739

Aset minyak dan gas bumi - - - 61.023 48.428 -

Aset sewa operasi 348.629 316.671 318.705 341.018 354.009 -

Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 4.569 9.098 18.457 12.953 12.953 11.095

Tagihan restitusi pajak 6.646 6.505 62.710 64.235 64.550 71.397

Aset tidak berwujud 1.684.110 1.684.585 1.685.213 9.511 11.242 -

Aset tidak lancar lainnya 6.165 3.362 3.208 3.248 3.412 5.979

Jumlah Aset Tidak Lancar 5.293.504 4.999.516 5.085.847 2.670.338 2.654.898 1.630.848

JUMLAH ASET 6.915.779 7.042.491 6.872.043 3.736.110 3.249.579 2.325.396

Keterangan 30/09/19 31/12/17 31/12/16 31/12/15 31/12/1431/12/18

Page 30: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

30

III.A.2. Aset Jumlah aset Perseroan pada tanggal-tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014 masing-masing adalah sebesar USD 6.915,78 juta, USD 7.042,49 juta, USD 6.872,04 juta, USD 3.736,11 juta, USD 3.249,58 juta, dan USD 2.325,40 juta. Pada tanggal 30 September 2019, jumlah aset Perseroan mengalami penurunan sebesar USD 126,71 juta atau setara dengan 1,80% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2018. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kas dan setara kas serta rekening bank yang dibatasi penggunaannya masing-masing sebesar USD 138,77 juta dan USD 255,69 juta yang disertai dengan adanya kenaikan uang muka investasi, uang muka pembelian aset tetap, dan aset tetap masing-masing sebesar USD 64,66 miliar, USD 61,56 miliar, dan USD 160,75 miliar

(Dalam ribuan USD)

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank - - - 60.000 52.108 -

Utang usaha kepada pihak ketiga 366.343 569.519 483.615 359.351 237.815 391.912

Utang lain-lain dan uang muka yang diterima 35.739 49.529 19.320 30.001 37.870 18.400

Utang lain-lain kepada pihak berelasi 70.498 23.558 - - - -

Utang pajak 39.960 35.808 53.878 50.710 6.305 2.927

Liabilitas keuangan derivatif - lancar 1.521 - - - - -

Biaya yang masih harus dibayar 62.514 59.841 61.137 45.953 39.344 8.377

Liabilitas jangka pendek 423 - - - - -

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu

satu tahun:

Pinjaman jangka panjang 117.053 366.145 1.009.377 89.835 101.393 73.026

Utang obligasi dan wesel 55.077 64.010 - 345.158 - 54

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 749.128 1.168.410 1.627.327 981.008 474.835 494.696

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas pajak tangguhan 898.750 891.743 888.189 293.089 272.970 132.449

Pendapatan ditangguhkan - - - 1.503 471 -

Utang lain-lain

Pihak berelasi - - - 45 47 34

Pihak ketiga 6.763 - 7.075 7.156 9.984 1.000

Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang

jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

Pinjaman jangka panjang 1.455.372 1.308.282 1.264.073 449.022 475.197 473.383

Utang obligasi dan wesel 967.928 915.672 355.572 36.594 343.598 -

Pinjaman dari pihak berelasi - - - - - 144.807

Liabilitas keuangan derivatif 16.164 10.126 5.372 40 677 491

Liabilitas imbalan pasca kerja 53.006 43.914 49.934 43.939 35.738 25.128

Estimasi biaya pembongkaran aset tetap 2.302 2.302 2.290 3.620 4.703 2.097

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 3.400.285 3.172.039 2.572.505 835.008 1.143.385 779.389

JUMLAH LIABILITAS 4.149.413 4.340.449 4.199.832 1.816.016 1.618.220 1.274.085

EKUITAS

Modal saham 947.985 947.615 811.899 811.899 811.899 811.899

Tambahan modal disetor 127.605 126.594 161.600 161.600 161.600 161.600

Komponen ekuitas lainnya 179.189 179.189 179.189 69.161 66.524 47.114

Penghasilan komprehensif lain (213.007) (208.956) (203.931) (205.081) (202.180) (197.607)

Ekuitas entitas anak yang berasal dari kombinasi bisnis

sepengendali - - 210.157 293.812 275.171 -

Saldo laba (Defisit) 150.885 138.415 126.675 8.559 (123.145) (117.790)

Biaya perolehan saham kembali (8.041) (8.041) (4.576) (4.407) - -

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas

induk 1.184.616 1.174.816 1.281.013 1.135.543 989.869 705.216

Kepentingan non-pengendali 1.581.750 1.527.226 1.391.198 784.551 641.490 346.095

JUMLAH EKUITAS 2.766.366 2.702.042 2.672.211 1.920.094 1.631.359 1.051.311

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 6.915.779 7.042.491 6.872.043 3.736.110 3.249.579 2.325.396

31/12/14Keterangan 30/09/19 31/12/17 31/12/16 31/12/1531/12/18

Page 31: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

31

Pada tanggal 31 Desember 2018, jumlah aset Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 170,45 juta atau setara dengan 2,48% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan rekening bank yang dibatasi penggunaannya, pajak dibayar di muka, serta penurunan uang muka investasi terkait akusisi Star Energy. Pada tanggal 31 Desember 2017, jumlah aset Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 3.135,93 juta atau setara dengan 83,94% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kas dan setara kas, piutang sewa pembiayaan, aset tetap, dan aset tidak berwujud masing-masing sebesar USD 495,51 juta, USD 410,42 juta, USD 438,06 juta, dan USD 1.675,70 juta. Pada tanggal 31 Desember 2016, jumlah aset Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 486,53 juta atau setara dengan 14,97% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2015. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kas dan setara kas, piutang usaha kepada pihak ketga, dan aset lancar lainnya masing-masing sebesar USD 231,22 juta, USD 115,39 juta, dan USD 145,01 juta. Pada tanggal 31 Desember 2015, jumlah aset Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 924,18 juta atau setara dengan 39,74% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2014. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan piutang lain-lain – pihak berelasi, aset tetap, dan aset sewa operasi masing-masing sebesar USD 338,08 juta, USD 209,12 juta, dan USD 354,01 juta.

III.A.3. Liabilitas Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal-tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014 masing-masing adalah sebesar USD 4.149,41 juta, USD 4.340,45 juta, USD 4.199,83 juta, USD 1.816,02 juta, USD 1.618,22 juta, dan USD 1.274,09 juta. Pada tanggal 30 September 2019, jumlah liabilitas Perseroan mengalami penurunan sebesar USD 191,04 juta atau setara dengan 4,40% dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2018. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan utang usaha kepada pihak ketiga dan pinjaman jangka panjang masing-masing sebesar USD 203,18 juta dan USD 102,00 juta yang disertai dengan kenaikan utang lain-lain kepada pihak berelasi serta utang obligasi dan wesel masing-masing sebesar USD 46,94 juta dan USD 43,32 juta.

Page 32: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

32

Pada tanggal 31 Desember 2018, jumlah liabilitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 140,62 juta atau setara dengan 3,35% dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan utang usaha kepada pihak ketiga serta utang obligasi dan wesel masing-masing sebesar USD 85,90 juta dan USD 624,11 juta yang disertai dengan penurunan pinjaman jangka panjang sebesar USD 599,02 juta. Pada tanggal 31 Desember 2017, jumlah liabilitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 2.383,82 juta atau setara dengan 131,27% dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan pinjaman jangka panjang dan liabilitas pajak tangguhan masing-masing sebesar USD 1.734,59 juta dan USD 595,10 juta. Pada tanggal 31 Desember 2016, jumlah liabilitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 197,80 juta atau setara dengan 12,22% dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2015. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan utang usaha kepada pihak ketiga, utang pajak, dan utang obligasi dan wesel masing-masing sebesar USD 121,54 juta, USD 44,41 juta, dan USD 38,15 juta. Pada tanggal 31 Desember 2015, jumlah liabilitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 344,14 juta atau setara dengan 27,01% dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2014. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan utang obligasi dan wesel sebesar USD 343,54 juta.

III.A.4. Ekuitas Jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal-tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014 masing-masing adalah sebesar USD 2.766,37 juta, USD 2.702,04 juta, USD 2.672,21 juta, USD 1.920,09 juta, USD 1.631,36 juta, dan USD 1.051,31 juta. Pada tanggal 30 September 2019, jumlah ekuitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 64,32 juta atau setara dengan 2,38% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2018. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh laba tahun berjalan yang dibukukan oleh Perseroan pada tahun 2019. Pada tanggal 31 Desember 2018, jumlah ekuitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 29,83 juta atau setara dengan 1,12% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh selisih bersih nilai transaksi pada sejumlah entitas di bawah kendali bersama yang dibukukan oleh Perseroan pada tahun 2018.

Page 33: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

33

Pada tanggal 31 Desember 2017, jumlah ekuitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 752,12 juta atau setara dengan 39,17% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan komponen ekuitas lainnya dan laba tahun berjalan yang dibukukan oleh Perseroan pada tahun 2017. Pada tanggal 31 Desember 2016, jumlah ekuitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 288,74 juta atau setara dengan 17,70% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh laba tahun berjalan yang dibukukan oleh Perseroan pada tahun 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015, jumlah ekuitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar USD 580,05 juta atau setara dengan 55,17% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2014. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan ekuitas entitas anak yang berasal dari kombinasi bisnis sepengendali dan kepentingan non pengendali yang dibukukan oleh Perseroan pada tahun 2015.

III.A.5. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian

III.A.6 Pendapatan Bersih Pendapatan bersih Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014 masing-masing adalah sebesar USD 1.772,18 juta, USD 3.075,56 juta, USD 2.851,97 juta, USD 2.105,92 juta, USD 1.455,40 juta, dan USD 2.476,89 juta.

(Dalam ribuan USD)

30/09/19 31/12/18 31/12/17 31/12/16 31/12/15 31/12/14

(9 Bulan) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun)

Pendapatan bersih 1.772.184 3.075.561 2.851.971 2.105.922 1.455.403 2.476.887

Beban pokok pendapatan dan beban langsung 1.304.786 2.270.124 1.973.146 1.493.532 1.283.786 2.366.941

Laba kotor 467.398 805.437 878.825 612.390 171.617 109.946

Beban penjualan (31.205) (40.472) (43.483) (43.818) (42.779) (44.202)

Beban umum dan administrasi (83.343) (102.764) (90.999) (45.204) (40.932) (33.275)

Beban keuangan (142.097) (208.349) (156.021) (56.005) (47.164) (38.224)

Kerugian kurs mata uang asing (2.491) (12.284) (3.113) (459) (12.368) (4.191)

Bagian rugi entitas asosiasi dan ventura bersama (5.577) (8.445) (8.517) (5.426) (4.482) 4.072

Rugi dari pelunasan dipercepat senior secured notes - - (10.259) - - -

Keuntungan dan kerugian lain-lain 3.147 22.686 24.195 17.448 17.385 11.069

Laba sebelum pajak 205.832 455.809 590.628 478.926 41.277 5.195

Beban pajak penghasilan (113.824) (197.643) (210.514) (140.318) (37.630) (6.351)

Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan 92.008 258.166 380.114 338.608 3.647 (1.156)

Rugi periode berjalan dari operasi yang dihentikan

setelah pajak - (16.100) (5.140) (10.911) (45.327) -

Laba (rugi) tahun berjalan 92.008 242.066 374.974 327.697 (41.680) (1.156)

Penghasilan komprehensif lain (14.432) 10.605 (6.968) (3.306) (3.167) (2.760)

Jumlah laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 77.576 252.671 368.006 324.391 (44.847) (3.916)

Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 12.470 72.226 154.196 150.102 (34.515) (8.488)

Kepentingan non-pengendali 79.538 169.840 220.778 177.595 (7.165) 7.332

Keterangan

Page 34: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

34

Pendapatan bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 mengalami kenaikan sebesar USD 223,59 juta atau setara dengan 7,84% dibandingkan dengan pendapatan bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017. Pendapatan bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 mengalami kenaikan sebesar USD 746,05 atau setara dengan 35,43% juta dibandingkan dengan pendapatan bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Pendapatan bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar USD 650,52 atau setara dengan 44,70% dibandingkan dengan pendapatan bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. Pendapatan bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 mengalami penurunan sebesar USD 1.021,48 atau setara dengan 41,24% dibandingkan dengan pendapatan bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.

III.A.7. Laba (Rugi) Tahun Berjalan Laba tahun berjalan Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018, 2017, dan 2016 masing masing adalah sebesar USD 92,01 juta, USD 242,07 juta, USD 374,97 juta, dan USD 327,70 juta. Rugi tahun berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar USD 41,68 juta dan USD 1,16 juta. Laba tahun berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 mengalami penurunan sebesar USD 132,91 juta atau setara dengan 35,44% dibandingkan dengan laba tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017. Laba tahun berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 mengalami kenaikan sebesar USD 47,28 juta atau setara dengan 14,43% dibandingkan dengan laba tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Laba tahun berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar USD 369,38 juta atau setara dengan 886,22% dibandingkan dengan rugi tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. Rugi tahun berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar USD 40,52 juta atau setara dengan 3.505,54% dibandingkan dengan rugi tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.

Page 35: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

35

III.A.8. Laporan Arus Kas Konsolidasian

(Dalam ribuan USD)

30/09/19 31/12/18 31/12/17 31/12/16 31/12/15 31/12/14

(9 Bulan) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 1.817.856 3.136.114 2.767.458 2.002.860 1.511.322 2.557.666

Pembayaran kas kepada karyawan (138.006) (53.088) (35.247) (24.438) (21.603) -

Pembayaran kas kepada pemasok dan lainnya (1.390.231) (2.225.831) (1.901.543) (1.390.685) (1.355.477) (2.463.183)

Kas dihasilkan dari operasi 289.619 857.195 830.668 587.737 134.242 94.483

Penerimaan restitusi pajak 53.609 77.898 28.108 65.638 50.753 61.404

Pembayaran pajak penghasilan (116.963) (254.417) (244.127) (79.317) (31.227) (35.830)

Pembayaran beban keuangan (117.155) (163.359) (122.222) (50.089) (44.634) (35.669)

Pembayaran surat keputusan pajak kurang bayar - - - - - (27.444)

Arus kas masuk dari aktivitas operasi atau operasi

yang dihentikan - 24.840 20.292 12.784 9.194 -

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 109.110 542.157 512.719 536.753 118.328 56.944

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan bunga 7.214 10.318 3.643 2.080 917 3.531

Penerimaan dividen tunai - 1.269 - - - 226

Bagi hasil operasi 1.417 1.326 899 3.059 - -

Penambahan investasi pada entitas asosiasi - - - - - -

dan ventura bersama (73) (35) (18) (1.954) (46.172) (8.100)

Perolehan tanaman perkebunan - - - - - (5.108)

Penempatan pada rekening bank yang dibatasi

penggunaannya - - - - (376) (12.364)

Pembayaran uang muka pembelian aset tetap (71.530) (36.586) (10.820) (3.161) (3.808) (11.496)

Perolehan aset tetap (253.602) (370.815) (218.380) (129.974) (254.550) (184.092)

Penambahan aset sewa operasi - - - - (11) -

Penambahan aset tak berwujud - (16) (3.098) - (374) -

Penerimaan atas pelepasan entitas anak - - - - - 615

Penambahan suku cadang dan peralatan (1.493) (1.195) (74) (777) (397) -

Pembayaran uang muka investasi (64.664) (7.061) (175.714) (58.599) - -

Hasil penjualan aset tetap 176 - - 250 34 75

Peningkatan aset keuangan lainnya (35.021) (31.654) (17.120) (4.556) - -

Penambahan properti investasi (65) (166) (1.619) (261) (33) (23)

Hasil penjualan aset tersedia untuk dijual - - - - 25.789 -

Pencairan deposito jangka pendek dan jangka panjang - - 5.000 1.566 (122) -

Penambahan beban yang ditangguhkan - (1.144) (3.481) - - -

Deposit atas akuisisi entitas anak - - 137.327 (137.327) - -

Arus kas keluar neto dari akuisisi entitas anak - - (1.933.359) - - -

Arus kas keluar neto dari akuisisi atas entitas anak

dengan hak partisipasi - - (26.609) - - -

Arus kas masuk (keluar) neto pelepasan entitas anak - 63.569 (2.805) - - -

Penerimaan dari piutang lain-lain kepada pihak berelasi - - 175.714 60.099 1.144 3.543

Kenaikan piutang lain-lain kepada pihak berelasi - - - - 6.048 (3.670)

Arus kas keluar bersih dari aktivitas investasi operasi

yang dihentikan - 1.861 (3.861) (16.166) (21.593) -

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (417.641) (370.329) (2.074.375) (285.721) (293.504) (216.863)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari nonpengendali sehubungan dengan

penawaran umum terbatas entitas anak - - 371.357 - - -

Penerimaan hasil emisi dari penawaran umum terbatas

dan waran 1.381 111.756 - - - -

Pembayaran biaya emisi penawaran umum terbatas - (6.172) - - - -

Penempatan pada rekening bank yang dibatasi

penggunaannya (9.868) (295.279) (124.685) - - -

Pencairan pada rekening bank yang dibatasi penggunaannya 270.091 - - 1.198 - -

Penerimaan pinjaman jangka panjang 313.191 200.171 2.059.434 283.803 169.869 206.320

Pembayaran biaya perolehan pinjaman (6.220) (14.589) (64.288) (3.463) (2.594) (3.531)

Pembayaran dividen entitas anak kepada kepentingan

non-pengendali (14.681) - - - (2.685) (2.684)

Pembayaran dividen Perseroan - (47.223) - - - -

Pembayaran dividen entitas anak - (44.224) (82.939) (33.886) - -

Pembayaran utang bank - - (50.329) (266.238) (184.946) (93.779)

Pembayaran pinjaman jangka panjang (435.936) (795.200) (271.487) (316.449) (158.618) (55.056)

Penerimaan utang bank - - - 280.135 233.313 72.003

Penerimaan utang obligasi 51.807 649.055 326.858 37.510 - -

Pembayaran utang obligasi - (9.860) - - - -

Pembelian saham diperoleh kembali - (3.465) (169) (4.407) - -

Arus kas masuk (keluar) bersih dari aktivitas pendanaan

operasi yang dihentikan - (22.474) (17.501) 5.390 10.132 -

Pembayaran utang lain-lain kepada pihak berelasi - - - (3.402) - -

Pelunasan dipercepat senior secured notes - - (360.259) - - -

Kontribusi modal dari kepentingan non-pengendali - - 271.178 - - -

Pembayaran utang pembelian aset tetap - - - - (5.575) (13.265)

Pembayaran utang sewa pembiayaan - - - - (54) (68)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan 169.765 (277.504) 2.057.170 (19.809) 58.843 109.940

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN

SETARA KAS (138.766) (105.676) 495.514 231.223 (116.333) (49.979)

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 800.572 906.248 410.734 179.511 295.844 269.227

Pengaruh perubahan kurs mata uang asing - - - - - (331)

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 661.806 800.572 906.248 410.734 179.511 218.917

Keterangan

Page 36: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

36

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014 masing-masing adalah sebesar USD 109,11 juta, USD 542,16 juta, USD 512,72 juta, USD 536,75 juta, USD 118,33 juta, dan USD 56,94 juta. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 sebesar USD 109,11 juta terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan serta pembayaran kas kepada pemasok dan lainnya masing-masing sebesar USD 1.817,86 juta dan USD 1.390,23 juta. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar USD 542,16 juta terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok dan lainnya, serta pembayaran pajak penghasilan masing-masing sebesar USD 3.136,11 juta, USD 2.225,83 juta, dan USD 254,42 juta. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar USD 512,72 juta terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok dan lainnya, serta pembayaran pajak penghasilan masing-masing sebesar USD 2.767,46 juta, USD 1.901,54 juta, dan USD 244,13 juta. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar USD 536,75 juta terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan serta pembayaran kas kepada pemasok dan lainnya masing-masing sebesar USD 2.002,86 juta dan USD 1.390,69 juta. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar USD 118,33 juta terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan serta pembayaran kas kepada pemasok dan lainnya masing-masing sebesar USD 1.511,32 juta dan USD 1.355,48 juta. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar USD 56,94 juta terutama berasal dari penerimaan kas dari palanggan serta pembayaran kas kepada pemasok dan lainnya masing-masing sebesar USD 2.557,67 juta dan USD 2.463,18 juta.

Page 37: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

37

Arus Kas Untuk Aktivitas Investasi Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014 masing-masing adalah sebesar USD 417,64 juta, USD 370,33 juta, USD 2.074,38 juta, USD 285,72 juta, USD 293,50 juta, dan USD 216,86 juta. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 sebesar USD 417,64 juta terutama berasal dari pembayaran uang muka pembelian aset tetap, perolehan aset tetap, dan pembayaran uang muka investasi masing-masing sebesar USD 71,53 juta, USD 253,60 juta, dan USD 64,66 juta. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar USD 370,33 juta terutama berasal dari perolehan aset tetap sebesar USD 370,82 juta. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar USD 2.074,38 juta terutama berasal dari arus kas keluar neto dari akuisisi entitas anak sebesar USD 1.933,36 juta. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar USD 285,72 juta terutama berasal dari perolehan aset tetap dan deposit atas akuisisi entitas anak masing-masing sebesar USD 129,97 juta dan USD 137,33 juta. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar USD 293,50 juta terutama berasal dari penambahan investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama dan perolehan aset tetap masing-masing sebesar USD 46,17 juta dan USD 254,55 juta. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar USD 216,86 juta terutama berasal dari perolehan aset tetap sebesar USD 184,09 juta. Arus Kas Dari (Untuk) Aktivitas Pendanaan Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2017, 2015, dan 2014 masing-masing adalah sebesar USD 169,77 juta, USD 2.057,17 juta, USD 58,84 juta, dan USD 109,94 juta. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018 dan 2016 masing-masing adalah sebesar USD 277,50 juta dan USD 19,81 juta.

Page 38: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

38

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 sebesar USD 169,77 juta terutama berasal dari pencairan pada rekening bank yang dibatasi penggunaannya, penerimaan pinjaman jangka panjang, dan pembayaran pinjaman jangka panjang masing-masing sebesar USD 270,09 juta, USD 313,19 juta, dan USD 435,94 juta. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar USD 277,50 juta terutama berasal dari penempatan pada rekening bank yang dibatasi penggunaannya, penerimaan pinjaman jangka panjang, pembayaran pinjaman jangka panjang, dan penerimaan utang obligasi masing-masing sebesar USD 295,28 juta, USD 200,17 juta, USD 795,20 juta, dan USD 649,06 juta. Arus kas bersih yang diperolah dari aktivitas pendanaan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar USD 2.057,17 juta terutama berasal dari penerimaan pinjaman jangka panjang sebesar USD 2.059,43 juta. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar USD 19,81 juta terutama berasal dari penerimaan pinjaman jangka panjang, pembayaran utang bank, pembayaran pinjaman jangka panjang, dan penerimaan utang bank masing-masing sebesar USD 283,80 juta, USD 266,24 juta, USD 316,45 juta, dan USD 280,14 juta. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar USD 58,84 juta terutama berasal dari penerimaan utang bank dan pembayaran utang bank masing-masing sebesar USD 233,31 juta dan USD 184,95 juta. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar USD 109,94 juta terutama berasal dari penerimaan pinjaman jangka panjang, pembayaran utang bank, pembayaran pinjaman jangka panjang, dan penerimaan utang bank, masing-masing sebesar USD 206,32 juta, USD 93,78 juta, USD 55,06 juta, dan USD 72,00 juta.

Page 39: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

39

III.A.9. Rasio-rasio Keuangan

III.A.10. Pengelolaan Aset Rasio perputaran jumlah aset mencerminkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan pendapatan dari jumlah investasi Perseroan. Pada tanggal-tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014 rasio perputaran jumlah aset masing-masing adalah 0,34; 0,44; 0,42; 0,56; 0,45; dan 1,07. Rasio ekuitas terhadap jumlah aset menunjukkan perbandingan ekuitas Perseroan terhadap jumlah aset Perseroan. Pada tanggal-tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014 rasio ekuitas terhadap jumlah aset masing-masing adalah 0,40; 0,38; 0,39; 0,51; 0,50; dan 0,45.

III.A.11. Solvabilitas Solvabilitas menunjukkan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitasnya, yang diukur dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu melalui perbandingan antara jumlah liabilitas dengan jumlah aset dan melalui perbandingan antara jumlah liabilitas dengan ekuitas. Pada tanggal-tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014, rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah aset masing-masing adalah 0,60; 0,62; 0,61; 0,49; 0,50; dan 0,55, sedangkan rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah ekuitas masing-masing adalah 1,50; 1,61; 1,57; 0,95; 0,99; dan 1,21.

III.A.12. Profitabilitas Tingkat imbal hasil aset menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dari aset yang dimilikinya. Imbal hasil aset untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018, 2017, dan 2016 masing-masing adalah sebesar 1,77%, 3,44%, 5,46%, dan 8,77%.

Rasio Likuiditas

Lancar 2,17 1,75 1,10 1,09 1,25 1,40

Rasio Pengelolaan Aset

Perputaran jumlah aset 0,34 0,44 0,42 0,56 0,45 1,07

Ekuitas terhadap jumlah aset 0,40 0,38 0,39 0,51 0,50 0,45

Rasio Solvabilitas

Jumlah liabilitas terhadap jumlah aset 0,60 0,62 0,61 0,49 0,50 0,55

Jumlah liabilitas terhadap ekuitas 1,50 1,61 1,57 0,95 0,99 1,21

Rasio Profitabilitas

Marjin laba kotor 26,37% 26,19% 30,81% 29,08% 11,79% 4,44%

Marjin laba (rugi) bersih 5,19% 7,87% 13,15% 15,56% -2,86% -0,05%

Imbal hasil aset 1,77% 3,44% 5,46% 8,77% -1,28% -0,05%

Imbal hasil ekuitas 6,65% 8,96% 14,03% 17,07% -2,55% -0,11%

31/12/14Keterangan 30/09/19 31/12/17 31/12/16 31/12/1531/12/18

Page 40: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

40

Tingkat imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dari ekuitas yang ditanamkan. Imbal hasil ekuitas untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018, 2017, dan 2016 masing-masing adalah sebesar 6,65%, 8,96%, 14,03%, dan 17,07%.

III.B. Analisis atas Kinerja Historis BWL

III.B.1 PT Barito Wahana Lestari Laporan keuangan BWL untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 yang telah dikonsolidasikan dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan. Laporan keuangan konsolidasian BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 yang telah diaudit oleh KAP HSAR dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan penekanan suatu hal. Laporan keuangan konsolidasian BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2017, 2016, dan 2015 yang telah diaudit oleh KAP HSAR dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan konsolidasian BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Ikhtisar data keuangan penting BWL adalah sebagai berikut:

III.B.1.a Laporan Posisi Keuangan

(Dalam jutaan Rupiah)

A S E T

ASET LANCAR

Kas dan bank 242.518 86.048 12.878 4.670 34.922 -

Kas yang dibatasi penggunaannya - 47.967 44.876 - - -

Piutang lain-lain - pihak berelasi 2.501 3.111 11.726 11.650 2.500 2.500

Pajak dibayar dimuka 1.958 505 612 604 196 -

Uang muka - 30 48 48 - -

Jumlah Aset Lancar 246.977 137.661 70.141 16.973 37.618 2.500

ASET TIDAK LANCAR

Uang muka 1.548.297 383.560 26.880 - - -

Jaminan - - 490 - - -

Aset lain-lain - - 7.326 7.326 3.316 -

Jumlah Aset Tidak Lancar 1.548.297 383.560 34.695 7.326 3.316 -

JUMLAH ASET 1.795.274 521.220 104.836 24.299 40.935 2.500

*Tidak diaudit

Keterangan 30/09/2019* 31/12/17 31/12/16 31/12/15 31/12/1431/12/18

Page 41: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

41

III.A.1.b Aset Jumlah aset BWL pada tanggal-tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 1.795,27 miliar, Rp 521,22 miliar, Rp 104,84 miliar, Rp 24,30 miliar, Rp 40,94 miliar, dan Rp 2,50 miliar. Pada tanggal 30 September 2019, jumlah aset BWL mengalami kenaikan sebesar Rp 1.274,05 miliar atau setara dengan 244,44% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2018. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kas dan bank serta uang muka masing-masing sebesar Rp 156,47 miliar dan Rp 1.164,74 miliar, yang disertai dengan penurunan kas yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp 47,97 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2018, jumlah aset BWL mengalami kenaikan sebesar Rp 416,38 miliar atau setara dengan 397,18% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kas dan bank serta uang muka masing-masing sebesar Rp 73,17 miliar dan Rp 356,68 miliar, yang disertai dengan penurunan piutang lain-lain – pihak berelasi sebesar Rp 8,62 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2017, jumlah aset BWL mengalami kenaikan sebesar Rp 80,54 miliar atau setara dengan 331,44% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2018. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kas dan bank, kas yang dibatasi penggunaannya, dan uang muka masing-masing sebesar Rp 8,21 miliar, Rp 44,88 miliar, dan Rp 26,88 miliar.

(Dalam jutaan Rupiah)

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang pihak berelasi - - 16.318 8.264 - -

Utang pajak 84 45 218 106 - -

Utang lain-lain - pihak berelasi - - - - 5.880 -

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 84 45 16.537 8.370 5.880 -

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang bank 637.830 - - - - -

Utang obligasi konversi - - - - 11.639 -

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 637.830 - - - 11.639 -

JUMLAH LIABILITAS 637.914 45 16.537 8.370 17.519 -

EKUITAS

Modal saham 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500

Uang muka atas pemesanan saham 1.236.899 523.959 76.092 - - -

Ekuitas atas obligasi konversi - - - - 6.984 -

Defisit (82.041) (5.284) (4.141) (1.936) (1.830) -

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas

induk 1.157.359 521.175 74.451 564 7.655 2.500

Kepentingan non-pengendali 1 - 13.849 15.365 15.761 -

JUMLAH EKUITAS 1.157.360 521.175 88.299 15.930 23.416 2.500

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.795.274 521.220 104.836 24.299 40.935 2.500

*Tidak diaudit

31/12/14Keterangan 30/09/2019* 31/12/17 31/12/16 31/12/1531/12/18

Page 42: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

42

Pada tanggal 31 Desember 2016, jumlah aset BWL mengalami penurunan sebesar Rp 16,64 miliar atau setara dengan 40,64% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2015. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kas dan bank sebesar Rp 30,25 miliar, yang disertai dengan kenaikan piutang lain-lain – pihak berelasi dan aset lain-lain masing-masing sebesar Rp 9,15 miliar dan Rp 4,01 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2015, jumlah aset BWL mengalami kenaikan sebesar Rp 38,44 miliar atau setara dengan 1.537,39% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2014. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kas dan bank serta aset lain-lain masing-masing sebesar Rp 34,92 miliar dan Rp 3,32 miliar.

III.B.1.c Liabilitas Jumlah liabilitas BWL pada tanggal-tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018, 2017, 2016, dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp 637,91 miliar, Rp 0,05 miliar, Rp 16,54 miliar, Rp 8,37 miliar, dan Rp 17,52 miliar. Pada tanggal 30 September 2019, jumlah liabilitas BWL mengalami kenaikan sebesar Rp 637,87 atau setara dengan 1.403.081,50% miliar dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2018. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh utang bank sebesar Rp 637,83 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2018, jumlah liabilitas BWL mengalami penurunan sebesar Rp 16,49 miliar atau setara dengan 99,73% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2017. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan utang pihak berelasi sebesar Rp 16,32 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2017, jumlah liabilitas BWL mengalami kenaikan sebesar Rp 8,17 miliar atau setara dengan 97,58% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan utang pihak berelasi sebesar Rp 8,05 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2016, jumlah liabilitas BWL mengalami penurunan sebesar Rp 9,15 miliar atau setara dengan 52,22% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2015. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan utang obligasi konversi sebesar Rp 11,64 miliar.

III.B.1.d Ekuitas Jumlah ekuitas BWL pada tanggal-tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 1.157,36 miliar, Rp 521,18 miliar, Rp 88,30 miliar, Rp 15,93 miliar, Rp 23,42 miliar, dan Rp 2,50 miliar.

Page 43: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

43

Pada tanggal 30 September 2019, jumlah ekuitas BWL mengalami kenaikan sebesar Rp 636,19 miliar atau setara dengan 122,07% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2018. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh uang muka atas pemesanan saham sebesar Rp 712,94 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2018, jumlah ekuitas BWL mengalami kenaikan sebesar Rp 432,88 miliar atau setara dengan 490,24% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh uang muka atas pemesanan saham sebesar Rp 447,87 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2017, jumlah ekuitas BWL mengalami kenaikan sebesar Rp 72,37 miliar atau setara dengan 454,31% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh uang muka atas pemesanan saham sebesar Rp 76,09 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2016, jumlah ekuitas BWL mengalami penurunan sebesar Rp 7,49 miliar atau setara dengan 31,97% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015. penurunan ini terutama disebabkan oleh rugi bersih tahun berjalan yang dibukukan BWL pada tahun 2016. Pada tanggal 31 Desember 2015, jumlah ekuitas BWL mengalami kenaikan sebesar Rp 20,92 miliar atau setara dengan 836,63% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2014. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh laba bersih tahun berjalan yang dibukukan BWL pada tahun 2015.

III.B.1.e Laporan Laba Rugi Komprehensif

III.B.1.f Pendapatan BWL belum membukukan pendapatan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018. 2017, 2016, 2015 dan 2014.

(Dalam jutaan Rupiah)

30/09/2019* 31/12/18 31/12/17 31/12/16 31/12/15

(9 Bulan) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun)

Pendapatan lain-lain 81.001 3.737 736 54 1.007

Beban umum dan administrasi (481) (8.883) (3.957) (151) (2.917)

Beban lain-lain (157.276) (9.259) (502) (299) (9)

Rugi sebelum beban pajak penghasilan (76.756) (14.405) (3.722) (396) (1.919)

Beban pajak penghasilan - - - (106) -

Rugi bersih tahun berjalan (76.756) (14.405) (3.722) (502) (1.919)

Pendapatan komprehensif lainnya - - - - 6.984

Jumlah (rugi) laba komprehensif tahun berjalan (76.756) (14.405) (3.722) (502) 5.066

Rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk (76.756) (1.143) (2.205) (106) (1.830)

Kepentingan non-pengendali (0) (13.261) (1.517) (396) (89)

*Tidak diaudit

Keterangan

Page 44: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

44

III.B.1.g Rugi Bersih Tahun Berjalan

Rugi bersih tahun berjalan BWL untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018, 2017, 2016, dan 2015 masing-masing sebesar Rp 76,76 miliar, Rp 14,41 miliar, Rp 3,72 miliar, Rp 0,50 miliar, dan Rp 1,92 miliar. BWL belum membukukan laba atau rugi tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Rugi bersih tahun berjalan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp 10,68 miliar atau setara dengan 286,99% dibandingkan dengan rugi bersih tahun berjalan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017. Rugi bersih tahun berjalan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 mengalami kenaikan sebesar Rp 3,22 miliar atau setara dengan 641,77% dibandingkan dengan rugi bersih tahun berjalan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Rugi bersih tahun berjalan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 mengalami penurunan sebesar Rp 1,42 miliar atau setara dengan 73,85% dibandingkan dengan rugi bersih tahun berjalan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.

III.B.1.h Laporan Arus Kas

(Dalam jutaan Rupiah)

31/12/18 31/12/17 31/12/16 31/12/15

(1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Pembayaran kas untuk pemasok, karyawan dan lainnya (18.682) (4.179) (10.980) (559)

Penerimaan bunga 451 16 19 28

Pembayaran kas untuk pajak - (106) - -

Pembayaran piutang lain-lain - pihak berelasi - - - -

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi (18.232) (4.269) (10.961) (530)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penambahan uang muka pembelian tanah (273.300) (8.000) - -

Penambahan uang muka investasi (83.362) (18.880) - -

Penambahan kas yang dibatasi penggunannya (3.090) (44.876) - -

Peryertaan saham kepada entitas asosiasi - (490) - -

Pembayaran piutang lain-lain - pihak berelasi - - (9.150) -

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (359.752) (72.246) (9.150) -

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Uang muka atas pemesanan saham 447.867 76.092 - -

Penambahan utang pihak berelasi - 8.069 - -

Penerimaan (pembayaran) utang obligasi konversi - - (9.889) 18.623

Setoran modal - - - 15.850

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan 447.867 84.161 (9.889) 34.474

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN

SETARA KAS 69.884 7.646 (29.999) 33.943

Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan bank 3.286 562 (252) 979

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 12.878 4.670 34.922 -

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 86.048 12.878 4.670 34.922

*Tidak diaudit

Keterangan

Page 45: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

45

Arus Kas Dari (Untuk) Aktivitas Operasi Arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi BWL untuk tahun berjalan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018, 2017, 2016, dan 2015 masing-masing sebesar Rp 18,23 miliar, Rp 4,27 miliar, Rp 10,96 miliar, dan Rp 0,53 miliar. Tidak ada arus kas bersih yang digunakan untuk maupun diperoleh dari aktivitas operasi BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 18,23 miliar terutama disebabkan dari pembayaran kas untuk pemasok, karyawan, dan lainnya sebesar Rp 18,68 miliar. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp 4,27 miliar terutama disebabkan dari pembayaran kas untuk pemasok, karyawan, dan lainnya sebesar Rp 4,18 miliar. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp 10,96 miliar terutama disebabkan dari pembayaran kas untuk pemasok, karyawan, dan lainnya sebesar Rp 10,98 miliar. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 0,53 miliar terutama disebabkan dari pembayaran kas untuk pemasok, karyawan dan lainnya masing-masing sebesar Rp 0,56 miliar. Arus Kas Dari (Untuk) Aktivitas Investasi Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi BWL untuk tahun berjalan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018, 2017 dan 2016 masing-,masing sebesar Rp 359,75 miliar, Rp 72,25 miliar, dan Rp 9,15 miliar. Tidak ada arus kas bersih yang digunakan untuk maupun diperoleh dari aktivitas investasi BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 359,75 miliar terutama disebabkan dari penambahan uang muka pembelian tanah dan penambahan uang muka investasi masing-masing sebesar Rp 273,30 miliar dan Rp 83,36 miliar. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp 72,25 miliar disebabkan dari penambahan uang muka pembelian tanah, penambahan uang muka investasi, dan penambahan kas yang dibatasi penggunaannya masing-masing sebesar Rp 8,00 miliar, Rp 18,88 miliar, Rp 44,88 miliar.

Page 46: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

46

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp 9,15 miliar seluruhnya disebabkan dari pembayaran piutang lain-lain – pihak berelasi Rp 9,15 miliar. Arus Kas Dari (Untuk) Aktivitas Pendanaan Arus kas yang diperoleh dari pendanaan BWL untuk tahun berjalan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018, 2017, dan 2015 masing-masing sebesar Rp 447,87 miliar, Rp 84,16 miliar, dan Rp 34,47 miliar. Arus kas yang digunakan untuk pendanaan untuk tahun berjalan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 9,89 miliar. Tidak ada arus kas bersih yang digunakan untuk maupun diperoleh dari aktivitas pendanaan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 447,87 miliar seluruhnya disebabkan dari uang muka atas pemesanan saham adalah sebesar Rp 447,87 miliar. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp 84,161 miliar seluruhnya disebabkan dari uang muka atas pemesanan saham dan penambahan utang pihak berelasi masing-masing sebesar Rp 76,09 miliar dan Rp 8,07 miliar. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp 9,89 miliar seluruhnya disebabkan dari pembayaran utang obligasi konversi adalah sebesar Rp 9,89 miliar. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan BWL untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 34,47 miliar seluruhnya disebabkan dari penerimaan utang obligasi konversi dan setoran modal masing-masing sebesar Rp 18,62 miliar dan Rp 15,85 miliar.

III.B.1.i Rasio-rasio Keuangan

Rasio Likuiditas

Lancar 2.934,52 3.028,04 4,24 2,03 6,40 N/A

Rasio Pengelolaan Aset

Ekuitas terhadap jumlah aset 0,64 1,00 0,84 0,66 0,57 1,00

Rasio Solvabilitas

Jumlah liabilitas terhadap jumlah aset 0,36 0,00 0,16 0,34 0,43 -

Jumlah liabilitas terhadap ekuitas 0,55 0,00 0,19 0,53 0,75 -

Rasio Profitabilitas

Imbal hasil aset -5,70% -2,76% -3,55% -2,07% -4,69% 0,00%

Imbal hasil ekuitas -8,84% -2,76% -4,22% -3,15% -8,19% 0,00%

31/12/14Keterangan 30/09/2019* 31/12/17 31/12/16 31/12/1531/12/18

Page 47: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

47

III.B.1.j Pengelolaan Aset

Rasio perputaran jumlah aset mencerminkan kemampuan BWL dalam menghasilkan pendapatan dari jumlah investasi BWL. Rasio ekuitas terhadap jumlah aset menunjukkan perbandingan ekuitas Perseroan terhadap jumlah aset BWL. Pada tanggal-tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014, rasio ekuitas terhadap jumlah aset masing-masing adalah 0,64; 1,00; 0,84; 0,66; 0,57; dan 1,00.

III.B.1.k Solvabilitas Solvabilitas menunjukkan kemampuan BWL untuk memenuhi seluruh liabilitasnya, yang diukur dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu melalui perbandingan antara jumlah liabilitas dan jumlah aset dan melalui perbandingan antara jumlah liabilitas dengan ekuitas. Pada tanggal-tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018, 2017, 2016, dan 2015, rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah aset masing-masing adalah 0,36; 0,00; 0,16; 0,34; dan 0,43, sedangkan rasio jumlah liabilitas terhadap ekuitas masing-masing adalah 0,55; 0,00; 0,19; 0,53; dan 0,75.

III.B.1.l Profitabilitas Tingkat imbal hasil aset menunjukkan kemampuan BWL dalam menghasilkan laba bersih dari aset yang dimilikinya. Tingkat imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan BWL dalam menghasilkan laba bersih dari ekuitas yang ditanamkan.

III.C. Analisis atas Kinerja Historis IRT

III.C.1 PT Indo Raya Tenaga Laporan keuangan IRT untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019. Laporan keuangan IRT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 diaudit oleh KAP TWRR dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan IRT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 diaudit oleh KAP SBER dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Page 48: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

48

Ikhtisar data keuangan penting IRT adalah sebagai berikut:

III.C.1.a Laporan Posisi Keuangan

III.C.1.b Aset Jumlah aset IRT pada tanggal-tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, dan 2017 masing-masing adalah sebesar Rp 1.049,83 miliar, Rp 96,56 miliar, Rp 22,75 miliar. Pada tanggal 30 September 2019, jumlah aset IRT mengalami kenaikan sebesar Rp 953,27 miliar atau setara dengan 987,21% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2018. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kas dan setara kas serta aset keuangan dari konsesi jasa masing-masing sebesar Rp 272,78 miliar dan Rp 664,38 miliar.

(Dalam jutaan Rupiah)

A S E T

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 277.681 4.900 3.752

Beban dibayar dimuka 452 236 -

Jumlah Aset Lancar 278.132 5.136 3.752

ASET TIDAK LANCAR

Aset keuangan dari konsesi jasa 742.179 77.803 -

Aset tetap 1.691 1.998 2.108

Aset tidak berwujud 2.391 2.391 -

Biaya perolehan pinjaman tangguhan 25.441 6.874 -

Aset pajak tangguhan - 2.361 -

Aset tidak lancar lainnya - - 16.894

Jumlah Aset Tidak Lancar 771.701 91.426 19.002

JUMLAH ASET 1.049.834 96.563 22.754

*Tidak diaudit

Keterangan 30/09/2019* 31/12/1731/12/18

(Dalam jutaan Rupiah)

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha 3.514 12.464 1.362

Utang lain-lain kepada pihak berelasi 956.267 889 889

Akrual 1.458 1.881 2.366

Utang pajak 74 677 667

Liabilitas pajak tangguhan 196 - -

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 961.509 15.910 5.284

JUMLAH LIABILITAS 961.509 15.910 5.284

EKUITAS

Modal saham 1.000 1.000 1.000

Uang muka setoran modal 90.423 90.423 18.880

Akumulasi rugi (3.098) (10.771) (2.410)

JUMLAH EKUITAS 88.325 80.652 17.470

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.049.834 96.563 22.754

*Tidak diaudit

Keterangan 30/09/2019* 31/12/1731/12/18

Page 49: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

49

Pada tanggal 31 Desember 2018, jumlah aset IRT mengalami kenaikan sebesar Rp 73,81 miliar atau setara dengan 324,38% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset keuangan dari konsesi jasa sebesar Rp 77,80 miliar.

III.C.1.c Liabilitas Jumlah liabilitas IRT pada tanggal-tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, dan 2017 masing-masing adalah sebesar Rp 961,51 miliar, Rp 15,91 miliar, dan Rp 5,28 miliar. Pada tanggal 30 September 2019, jumlah liabilitas IRT mengalami kenaikan sebesar Rp 945,60 miliar dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2018. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan utang lain-lain kepada pihak berelasi sebesar Rp 955,38 miliar, yang disertai dengan penurunan utang usaha sebesar Rp 8,95 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2018, jumlah liabilitas IRT mengalami kenaikan sebesar Rp 10,63 miliar atau setara dengan 201,09% dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan utang usaha sebesar Rp 11,10 miliar, yang disertai dengan penurunan akrual sebesar Rp 0,49 miliar.

III.C.1.d Ekuitas Jumlah ekuitas IRT pada tanggal-tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, dan 2017 adalah sebesar Rp 88,33 miliar, Rp 80,65 miliar, dan Rp 17,47 miliar. Pada tanggal 30 September 2019, jumlah ekuitas IRT mengalami kenaikan sebesar Rp 7,67 miliar atau setara dengan 9,51% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2018. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh laba bersih tahun berjalan yang dibukukan IRT pada September 2019. Pada tanggal 31 Desember 2018, jumlah ekuitas IRT mengalami kenaikan sebesar Rp 63,18 miliar atau setara dengan 361,67% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh uang muka setoran modal yang dibukukan IRT pada tahun 2018.

Page 50: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

50

III.C.1.e Laporan Laba Rugi Komprehensif

III.C.1.f Pendapatan Pendapatan IRT untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 masing-masing adalah sebesar Rp 664,38 miliar dan Rp 77,80 miliar. IRT belum membukukan pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017.

III.C.1.g Laba (Rugi) Tahun Berjalan Laba bersih periode berjalan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 adalah sebesar Rp 7,67 miliar. Rugi bersih tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 masing-masing adalah sebesar Rp 8,36 miliar dan Rp 2,41 miliar. Rugi bersih tahun berjalan IRT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 mengalami penurunan sebesar Rp 5,95 miliar atau setara dengan 246,91% dibandingkan dengan rugi bersih tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017.

(Dalam jutaan Rupiah)

30/09/2019* 31/12/18 31/12/17

(9 Bulan) (1 Tahun) (10 Bulan)

Pendapatan 664.376 77.803 -

Beban pokok pendapatan 645.026 75.537 -

Laba kotor 19.351 2.266 -

Beban umum dan administrasi (9.612) (13.537) (3.080)

Beban penyusutan (523) (678) -

Laba (rugi) usaha 9.216 (11.949) (3.080)

Beban pajak penghasilan final (2.506) (12) (3)

Pendapatan bunga 12.388 60 14

Penghasilan (beban) lain-lain (8.868) 1.180 659

Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan 10.230 (10.722) (2.410)

Manfaat (beban) pajak penghasilan (2.557) 2.361 -

Laba (rugi) bersih tahun berjalan 7.672 (8.361) (2.410)

*Tidak diaudit

Keterangan

Page 51: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

51

III.C.1.h Laporan Arus Kas

Arus Kas Dari (Untuk) Aktivitas Operasi Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi IRT untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018, dan 2017 masing-masing adalah sebesar Rp 31,18 miliar, Rp 56,90 miliar, dan Rp 0,06 miliar. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi IRT untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 sebesar Rp 31,18 miliar terutama berasal dari rugi bersih, penyesuaian penurunan pendapatan bunga, dan penurunan untuk perubahan modal kerja - utang lain-lain – pihak ketiga masing-masing sebesar Rp 9,12 miliar, Rp 12,39 miliar dan Rp 8,95 miliar. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi IRT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 56,90 miliar terutama berasal dari penyesuaian penurunan untuk pendapatan dan penyesuaian kenaikan untuk kontribusi non kas di beban administrasi masing-masing sebesar Rp 77,80 miliar dan Rp 21,54 miliar.

(Dalam jutaan Rupiah)

30/09/2019* 31/12/18 31/12/17

(9 Bulan) (1 Tahun) (10 Bulan)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Rugi bersih (9.121) (10.722) (2.410)

Penyesuaian untuk:

Pendapatan - (77.803) -

Kontribusi non kas di beban pokok penjualan - 21.535 -

Kontribusi non kas di beban administrasi - 1.413 -

Pendapatan bunga (12.388) - 14

Akumulasi penyusutan 523 678 -

Arus kas operasi sebelum perubahan modal kerja (20.986) (64.898) (2.396)

Perubahan modal kerja:

Beban dibayar dimuka (216) (236) -

Utang usaha pihak ketiga - 8.710 1.672

Utang lain-lain pihak ketiga (8.950) - -

Akrual (423) (486) -

Utang pajak (603) 10 667

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi (31.177) (56.898) (57)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap (216) (149) -

Perolehan aset tidak lancar lainnya (645.026) - (877)

Penerimaan bunga 12.388 - (14)

Pinjaman ditangguhkan (18.567) - -

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (651.421) (149) (891)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari penerbitan modal saham 955.378 - 1.000

Biaya keuangan yang ditangguhkan - (6.874) -

Penerimaan dari uang muka setoran modal - 65.070 3.700

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 955.378 58.196 4.700

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN

SETARA KAS 272.780 1.148 3.752

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 4.900 3.752 -

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 277.681 4.900 3.752

*Tidak diaudit

Keterangan

Page 52: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

52

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi IRT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp 0,06 miliar terutama berasal dari rugi bersih, kenaikan untuk perubahan modal kerja - utang usaha – pihak ketiga, dan kenaikan untuk perubahan modal kerja - utang pajak masing-masing sebesar Rp 2,41 miliar, Rp 1,67 miliar, dan Rp 0,67 miliar. Arus Kas Dari (Untuk) Aktivitas Investasi Arus kas bersih yang digunakan untuk untuk aktivitas investasi IRT untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 masing-masing adalah sebesar Rp 651,42 miliar, Rp 0,15 miliar, dan Rp 0,89 miliar. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi IRT untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 sebesar Rp 651,42 miliar terutama berasal dari perolehan aset tidak lancar lainnya sebesar Rp 645,03 miliar. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi IRT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 0,15 miliar seluruhnya berasal dari perolehan aset tetap sebesar Rp 0,15 miliar. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi IRT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp 0,89 miliar seluruhnya berasal dari perolehan aset tidak lancar lainnya dan penerimaan bunga masing-masing sebesar Rp 0,88 miliar dan Rp 0,01 miliar. Arus Kas Dari (Untuk) Aktivitas Pendanaan Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan IRT untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebesar Rp 955,38 miliar, Rp 58,20 miliar, dan Rp 4,70 miliar. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan IRT untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 sebesar Rp 955,38 miliar seluruhnya berasal dari penerimaan dari penerbitan modal saham sebesar Rp 955,38 miliar. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan IRT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 58,20 miliar seluruhnya berasal dari biaya keuangan yang ditangguhkan dan penerimaan dari uang muka setoran modal masing-masing sebesar Rp 6,87 miliar dan Rp 65,07 miliar.

Page 53: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

53

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan IRT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp 4,70 miliar seluruhnya berasal dari penerimaan dari penerbitan modal saham dan penerimaan dari uang muka setoran modal masing-masing sebesar Rp 1,00 miliar dan Rp 3,70 miliar.

III.C.1.i Rasio-rasio Keuangan

III.C.1.j Pengelolaan Aset Rasio perputaran jumlah aset mencerminkan kemampuan IRT dalam menghasilkan pendapatan dari jumlah investasi IRT. Pada tanggal 30 September 2019 dan 31 Desember 2018, rasio perputaran jumlah aset masing-masing adalah 0,84 dan 0,81. Rasio ekuitas terhadap jumlah aset menunjukkan perbandingan ekuitas IRT terhadap jumlah aset IRT. Pada tanggal-tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, dan 2017, rasio ekuitas terhadap jumlah aset masing-masing adalah 0,08; 0,84; dan 0,77.

III.C.1.k Solvabilitas Solvabilitas menunjukkan kemampuan IRT untuk memenuhi seluruh liabilitasnya, yang diukur dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu melalui perbandingan antara jumlah liabilitas dan jumlah aset dan melalui perbandingan antara jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas. Pada tanggal-tanggal 30 September 2019, 31 Desember 2018, dan 2017, rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah aset masing-masing adalah 0,92; 0,16; dan 0,23 sedangkan rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah ekuitas masing-masing adalah 10,89; 0,20; dan 0,30.

Rasio Likuiditas

Lancar 0,29 0,32 0,71

Rasio Pengelolaan Aset

Perputaran jumlah aset 0,84 0,81 N/A

Ekuitas terhadap jumlah aset 0,08 0,84 0,77

Rasio Solvabilitas

Jumlah liabilitas terhadap jumlah aset 0,92 0,16 0,23

Jumlah liabilitas terhadap ekuitas 10,89 0,20 0,30

Rasio Profitabilitas

Marjin laba kotor 2,91% 2,91% N/A

Marjin laba (rugi) usaha 1,39% -15,36% N/A

Marjin laba (rugi) bersih 1,15% -10,75% N/A

Laba (rugi) usaha terhadap jumlah aset 1,17% -12,37% -13,54%

Imbal hasil aset 0,97% -8,66% -10,59%

Laba (rugi) usaha terhadap ekuitas 13,91% -14,82% -17,63%

Imbal hasil ekuitas 11,58% -10,37% -13,80%

*Tidak diaudit

Keterangan 30/09/2019* 31/12/1731/12/18

Page 54: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

54

III.C.1.l Profitabilitas

Tingkat imbal hasil aset menunjukkan kemampuan IRT dalam menghasilkan laba bersih dari aset yang dimilikinya. Imbal hasil aset untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 adalah sebesar 0,97%. Tingkat imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan IRT dalam menghasilkan laba bersih dari ekuitas yang ditanamkan. Imbal hasil ekuitas untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 adalah sebesar 11,58%.

Page 55: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

55

III.D. Analisis atas Laporan Proforma

Analisis atas Proforma Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan Sebelum dan Setelah Transaksi. Tabel di bawah ini menunjukkan ikhtisar mengenai proforma laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan sebelum dan setelah Transaksi, yang disusun oleh manajemen Perseroan. Ikhtisar Data Keuangan Penting Proforma pada Tanggal 30 September 2019:

Ikhtisar Data Keuangan Penting Proforma Pada Tanggal 30 September 2019

(Dalam ribuan USD)

A S E T

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 661.806 95.467 757.273

Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 185.061 - 185.061

Aset keuangan lainnya - lancar 82.835 - 82.835

Piutang usaha kepada pihak ketiga 204.587 - 204.587

Piutang lain-lain - pihak ketiga 17.021 - 17.021

Piutang sewa pembiayaan yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun 5.795 - 5.795

Persediaan 289.164 - 289.164

Pajak dibayar di muka 127.804 - 127.804

Uang muka dan biaya dibayar di muka 48.029 - 48.029

Aset lancar lainnya 173 - 173

Jumlah Aset Lancar 1.622.275 95.467 1.717.742

ASET TIDAK LANCAR

Piutang lain-lain

Pihak ketiga 68.575 - 68.575

Pihak berelasi 314 - 314

Piutang sewa pembiayaan - setelah dikurangi -

bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 395.746 - 395.746

Aset pajak tangguhan 308 - 308

Beban yang ditangguhkan 24.237 - 24.237

Uang muka investasi 71.725 (20.523) 51.202

Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama 15.881 - 15.881

Aset keuangan lainnya - tidak lancar 7.016 - 7.016

Uang muka pembelian aset tetap 102.971 - 102.971

Suku cadang dan perlengkapan 22.092 - 22.092

Hutan tanaman industri 7.822 - 7.822

Properti investasi 11.490 - 11.490

Aset tetap 2.515.208 (39.364) 2.475.844

Aset sewa operasi 348.629 - 348.629

Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 4.569 - 4.569

Tagihan restitusi pajak 6.646 - 6.646

Aset tidak berwujud 1.684.110 - 1.684.110

Aset tidak lancar lainnya 6.165 - 6.165

Jumlah Aset Tidak Lancar 5.293.504 (59.887) 5.233.617

JUMLAH ASET 6.915.779 35.580 6.951.359

Keterangan 30-Sep-19 Penyesuaian Setelah

Transaksi

Page 56: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

56

(Dalam ribuan USD)

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha kepada pihak ketiga 366.343 - 366.343

Utang lain-lain dan uang muka yang diterima 35.739 - 35.739

Utang lain-lain kepada pihak berelasi 70.498 - 70.498

Utang pajak 39.960 14.218 54.178

Liabilitas keuangan derivatif - lancar 1.521 - 1.521

Biaya yang masih harus dibayar 62.514 - 62.514

Liabilitas jangka pendek 423 - 423

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu

satu tahun:

Pinjaman jangka panjang 117.053 - 117.053

Utang obligasi dan wesel 55.077 - 55.077

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 749.128 14.218 763.346

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas pajak tangguhan 898.750 - 898.750

Utang lain-lain - pihak ketiga 6.763 - 6.763

Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang

jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

Pinjaman jangka panjang 1.455.372 - 1.455.372

Utang obligasi dan wesel 967.928 - 967.928

Liabilitas keuangan derivatif 16.164 - 16.164

Liabilitas imbalan pasca kerja 53.006 - 53.006

Estimasi biaya pembongkaran aset tetap 2.302 - 2.302

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 3.400.285 - 3.400.285

JUMLAH LIABILITAS 4.149.413 14.218 4.163.631

EKUITAS

Modal saham 947.985 - 947.985

Tambahan modal disetor 127.605 - 127.605

Komponen ekuitas lainnya 179.189 - 179.189

Penghasilan komprehensif lain (213.007) - (213.007)

Biaya perolehan saham kembali (8.041) - (8.041)

Saldo laba 150.885 21.361 172.246

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas

entitas Induk 1.184.616 21.361 1.205.977

Kepentingan non-pengendali 1.581.750 - 1.581.750

JUMLAH EKUITAS 2.766.366 21.361 2.787.727

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 6.915.779 35.580 6.951.359

Keterangan 30-Sep-19 Penyesuaian Setelah

Transaksi

Page 57: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

57

III.E. Analisis atas Laporan Penilaian Aset KJPP WR terasosiasi Knight Frank, memiliki nomor Izin Usaha No. S-413/MK.1/2009 tertanggal 21 Juli 2009, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. P-1.09.00205 dan selaku penanggung jawab laporan adalah Wisnu Wardhana dengan nomor Ijin Penilai Publik: P-1.09.00205 dengan klarifikasi Penilai Properti, sesuai dengan surat penawaran No. 452/W&R-Proposal/XII/2019 tertanggal 19 Desember 2019. 1. Obyek Penilaian

Obyek penilaian adalah berupa sebidang tanah seluas 629.195 m2 yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Cilegon, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Cilegon, Banten.

2. Tujuan dan Maksud Penilaian Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran tentang nilai pasar dari Obyek Penilaian yang selanjutnya akan digunakan sebagai persyaratan bagi suatu Perusahaan afiliasi/ induk Perusahaannya tercatat di Pasar Modal (Bursa Efek Indonesia) untuk keterbukaan informasi atas transaksi pengadaan tanah antara Pemilik Tanah (PT Indonesia Power dan BWL,merupakan afiliasi/ anak Perusahaan dari Perseroan) dengan calon Pengguna Tanah (IRT).

Pendapatan bersih 1.772.184 - 1.772.184

Beban pokok pendapatan dan beban langsung 1.304.786 - 1.304.786

Laba kotor 467.398 - 467.398

Beban penjualan (31.205) - (31.205)

Beban umum dan administrasi (83.343) - (83.343)

Beban keuangan (142.097) - (142.097)

Kerugian kurs mata uang asing (2.491) - (2.491)

Bagian rugi entitas asosiasi dan ventura bersama (5.577) - (5.577)

Keuntungan dan kerugian lain-lain 3.147 21.361 24.508 -

Laba sebelum pajak 205.832 21.361 227.193

Beban pajak penghasilan (113.824) - (113.824)

Laba bersih periode berjalan 92.008 21.361 113.369

Penghasilan komprehensif lain (14.432) - (14.432)

Jumlah laba bersih komprehensif periode berjalan 77.576 21.361 98.937

Laba bersih periode berjalan yang dapat

diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 12.470 21.361 33.831

Kepentingan non-pengendali 79.538 - 79.538

(Dalam ribuan USD)

Keterangan 30-Sep-19 Penyesuaian Setelah

Transaksi

Page 58: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

58

3. Asumsi dan Kondisi Pembatas

Semua penilaian dan pekerjaan penilaian dilakukan berdasarkan Standar Penilaian Indonesia dan Pedoman Edisi VII Tahun 2018 dan International Valuation Standards (IVS) 2017 dan semua kode etik, standar dan persyaratan profesionalisme telah dipenuhi. Memenuhi Peraturan Nomor VIII.C.4: Tentang Pedoman Penilaian Dan Penyajian Laporan Penilaian Properti Di Pasar Modal maka wajib menyatakan bahwa:

• Penugasan penilaian profesional telah dilakukan terhadap obyek penilaian pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date);

• Analisis telah dilakukan untuk tujuan penilaian yang diungkapkan dalam Laporan Penilaian Properti;

• Penugasan penilaian profesional telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

• Telah dilakukan Inspeksi terhadap obyek penilaian;

• Perkiraan Nilai yang dihasilkan dalam penugasan penilaian profesional telah disajikan sebagai kesimpulan Nilai;

• Lingkup pekerjaan dan data yang dianalisa telah diungkapkan;

• Kesimpulan Nilai telah sesuai dengan asumsi-asumsi dan kondisi pembatas;

• Seluruh data dan informasi yang diungkapkan dalam laporan dapat dipertanggungjawabkan;

• Besaran imbalan jasa penilai tidak tergantung pada hasil penilaian.

• Laporan ini bersifat ringkas. Pemaparan semua data, rincian analisis dan asumsi yang digunakan dalam pendekatan penilaian dari masing-masing Obyek Penilaian dapat dilihat di laporan lengkap penilaian yang dibuat terpisah.

• Asumsi dan kondisi pembatas lainnya dapat dilihat dalam laporan lengkap penilaian.

Penilai telah bersikap independen dalam melakukan penilaian ini. Laporan penilaian ini dibuat oleh Penilai untuk Pemberi Tugas khusus untuk pemenuhan tujuan yang tersebut di atas. Penilai tidak mengijinkan laporan penilaian ini digunakan untuk tujuan lain, dikomunikasikan kepada dan digunakan oleh pihak ketiga, dijadikan rujukan dan dikutip baik sebagian maupun seluruhnya oleh tanpa persetujuan tertulis dari KJPP WR.

4. Pendekatan Penilaian Pendekatan Penilaian yang digunakan dalam penilaian ini adalah Pendekatan Data Pasar dengan alasan Penggunaan Pendekatan tersebut, yaitu - atas properti tanah kosong yang dokumen hukum merupakan HGB. Sesuai dengan Peraturan OJK VIII.C 4Butir 10.d.1. Penilai Properti dalam pengunakan pendekatan Penilaian, Metode Penilaian dan Prosedur Penilaian, berlaku kententuan sebagai berikut. d. Dapat mengunakan satu pendekatan penilaian atas penilaian tanah kosong.

Page 59: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

59

5. Kesimpulan Penilaian

Berdasarkan hasil analisis atas seluruh data dan informasi yang telah diterima oleh KJPP WR serta mempertimbangkan faktor-faktor yang erat hubungannya dengan penilaian, maka nilai pasar dari Obyek Penilaian pada tanggal 30 September 2019 adalah sebesar Rp 1,13 triliun.

III.F. Analisis Inkremental Dalam evaluasi Pendapat Kewajaran atas Transaksi ini, kami juga melakukan analisis inkremental dengan mempertimbangkan hal-hal antara lain sebagai berikut:

• Kontribusi nilai tambah terhadap perusahaan sebagai akibat dari transaksi yang akan dilakukan, termasuk dampaknya terhadap proyeksi keuangan Perseroan;

• Biaya atau pendapatan yang relevan;

• Informasi non-keuangan yang relevan; dan

• Prosedur pengambilan keputusan oleh perusahaan dalam menentukan rencana dan nilai transaksi dengan memperhatikan alternatif lain.

III.F.1. Kontribusi Nilai Tambah terhadap Perseroan

Berikut adalah proyeksi laporan laba rugi komprehensif IRT yang telah mengadopsi ISAK 16 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020 – 2024:

Berdasarkan analisis tersebut di atas, proyeksi jumlah pendapatan dan laba bersih IRT masing-masing adalah sebesar Rp 3,74 triliun dan Rp 0,40 triliun. Dengan demikian, berdasarkan proyeksi laporan laba rugi komprehensif tersebut di atas, setelah Transaksi menjadi efektif, Perseroan berpotensi memperoleh membukukan bagian laba entitas asosiasi atas laba bersih IRT untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020 – 2024, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan konsolidasian Perseroan pada masa yang akan datang.

(Dalam ribuan USD)

31/12/19 31/12/20 31/12/21 31/12/22 31/12/23 31/12/24

(3 Bulan) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun)

Pendapatan 83.734 605.282 952.610 714.120 513.755 866.330 Beban usaha 78.836 535.003 801.902 464.315 199.902 487.121

Laba usaha 4.897 70.279 150.708 249.805 313.852 379.209

Beban lain-lain (1.309) (47.554) (82.474) (137.031) (168.455) (199.881)

Laba sebelum pajak penghasilan 3.588 22.725 68.234 112.774 145.397 179.329

Pajak penghasilan (888) (5.681) (17.059) (28.194) (36.349) (44.832)

Laba bersih 2.701 17.044 51.176 84.581 109.048 134.496

Keterangan

Page 60: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

60

III.F.2. Biaya atau Pendapatan yang Relevan

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, tidak terdapat biaya atau pendapatan yang relevan yang signifikan terkait dengan Transaksi selain yang telah diungkapkan dalam Laporan Pendapat Kewajaran.

III.F.3. Informasi Non-Keuangan yang Relevan

III.F.3.a. Produk yang dihasilkan IRT merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangkitan dan penyediaan tenaga listrik. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 18 Desember 2018, IRT dan PLN telah menandatangani PPA dalam rangka kerjasama penyediaan tenaga listrik dengan PLTU.

III.F.3.b. Lokasi Geografis Lokasi geografis Tanah adalah di Jalan Yos Sudarso, Cilegon, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Cilegon, Banten.

III.F.3.c. Pelanggan Kunci Dalam menjalankan kegiatan usahanya, pemasok kunci IRT adalah Doosan Heavy Industries & Construction dan PT Hutama Karya. Selanjutnya, setelah PLTU IRT beroperasi, pelanggan kunci IRT adalah PLN.

III.F.3.d. Strategi dan Rencana Masa Depan (Business Plan) Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan memiliki strategi usaha sebagai berikut:

• Mengedepankan perlindungan terhadap lingkungan dan memberdayakan komunitas sekitar; dan

• Meningkatkan perekonomian lokal melalui penambahan fasilitas baru.

Page 61: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

61

III.E.3.e. Prosedur Pengambilan Keputusan atas Transaksi

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen Perseroan, proses pengambilan keputusan atas Transaksi telah dilakukan melalui proses yang sesuai prosedur internal Perseroan. Setelah menentukan rencana atas Transaksi, Direktur harus memperoleh persetujuan dari Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Sebelum Direktur mengusulkan usulan rencana atas Transaksi, Direktur telah melalui tahapan proses analisis internal, sebagaimana konfirmasi dengan manajemen Perseroan. Dengan demikian, manajemen telah mengikuti prosedur pengambilan keputusan oleh perusahaan dalam menentukan rencana dan nilai transaksi dengan memperhatikan alternatif lain.

Page 62: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

62

IV. Analisis atas Kewajaran Transaksi

Analisis kewajaran Transaksi secara lengkap adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan PPJB, BWL telah setuju untuk menjual Tanah kepada IRT

dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,13 triliun. Selanjutnya, berdasarkan penilaian aset yang dilakukan oleh KJPP WR sebagaimana yang tercantum di dalam laporan dengan No. 00431/2.0049-00/PI/03/0205/1/XII/2019 tanggal 23 Desember 2019, nilai pasar Tanah adalah sebesar Rp 1,13 triliun. Dengan demikian, harga Transaksi sebesar Rp 1,13 triliun adalah sama dengan dari nilai pasar Tanah sebesar Rp 1,13 triliun. Selisih nilai transaksi sebesar 0,00% tersebut telah sesuai dengan Peraturan VIII.C.3, persentase mana tidak melebihi 7,50% dari nilai pasar Tanah sebesar Rp 1,13 triliun.

2. Berikut adalah proyeksi laporan laba rugi komprehensif IRT yang telah mengadopsi ISAK 16 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020 – 2024:

Berdasarkan analisis tersebut di atas, proyeksi jumlah pendapatan dan laba bersih IRT masing-masing adalah sebesar Rp 3,74 triliun dan Rp 0,40 triliun untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020 – 2024. Dengan demikian, berdasarkan proyeksi laporan laba rugi komprehensif tersebut di atas, setelah Transaksi menjadi efektif, Perseroan berpotensi memperoleh membukukan bagian laba entitas asosiasi atas laba bersih IRT untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020 – 2024, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan konsolidasian Perseroan pada masa yang akan datang.

(Dalam ribuan USD)

31/12/19 31/12/20 31/12/21 31/12/22 31/12/23 31/12/24

(3 Bulan) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun)

Pendapatan 83.734 605.282 952.610 714.120 513.755 866.330 Beban usaha 78.836 535.003 801.902 464.315 199.902 487.121

Laba usaha 4.897 70.279 150.708 249.805 313.852 379.209

Beban lain-lain (1.309) (47.554) (82.474) (137.031) (168.455) (199.881)

Laba sebelum pajak penghasilan 3.588 22.725 68.234 112.774 145.397 179.329

Pajak penghasilan (888) (5.681) (17.059) (28.194) (36.349) (44.832)

Laba bersih 2.701 17.044 51.176 84.581 109.048 134.496

Keterangan

Page 63: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

63

3. Perhitungan jumlah nilai kini dari proyeksi laba bersih IRT untuk periode tiga

bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020 – 2024 adalah sebesar Rp 291,25 miliar. Dengan demikian, berdasarkan perhitungan nilai kini dari proyeksi laba bersih IRT tersebut, setelah Transaksi menjadi efektif, Perseroan berpotensi memperoleh membukukan bagian laba entitas asosiasi atas laba bersih IRT untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020 – 2024, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan konsolidasian Perseroan pada masa yang akan datang. Dalam perhitungan nilai kini, digunakan tingkat diskonto sebesar 7,87%, yang merupakan biaya modal ekuitas Perseroan, yang ditentukan dengan menggunakan formula sebagai berikut: ke = Rf + ( β x RPm ) – RBDS dimana: ke = Tingkat balikan yang diharapkan dari suatu sekuritas tertentu,

atau biaya modal ekuitas/saham biasa Rf = Tingkat balikan yang tersedia untuk suatu sekuritas bebas risiko

(risk free rate) β = Beta RPm = Premi risiko ekuitas untuk pasar secara keseluruhan (equity risk

premium) Rf adalah tingkat suku bunga untuk instrumen-instrumen yang dianggap tidak memiliki kemungkinan gagal bayar. Di Indonesia, instrumen bebas risiko yang dapat dipilih adalah tingkat bunga Obligasi Pemerintah untuk jangka panjang. Terkait dengan tanggal penilaian yang jatuh pada tanggal 30 September 2019, maka instrumen bebas risiko yang dipakai yaitu obligasi Indonesia berjangka panjang dalam mata uang USD dengan jangka waktu 10 tahun dengan tingkat yield rata-rata sebesar 3,20%, yang diperoleh dari riset Bloomberg dan angka tersebut akan digunakan sebagai tingkat balikan bebas risiko. RPm adalah selisih antara tingkat bunga investasi bebas risiko dengan tingkat balikan investasi dalam bentuk penyertaan. Penentuan equity market risk premium memasukkan premi untuk risiko spesifik negara (country-specific risk premiums) seperti volatilitas harga saham untuk menghasilkan base equity market risk premium. Dengan mengikutsertakan risiko-risiko ini, dihasilkan tingkat diskonto yang mengakomodasi perubahan-perubahan sentimen jangka pendek di sekuritas pada pasar negara yang bersangkutan. Untuk penilaian ini, kami menggunakan tingkat premi risiko sebesar 8,60%, yang diperoleh dari riset Aswath Damodaran (New York University Business School) tahun 2018 yang diterbitkan pada bulan Januari tahun 2019.

Page 64: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

64

Beta (β) adalah faktor untuk meliput risiko sistematis dari suatu ekuitas. Beta akan dikalikan dengan market risk premium untuk mendapatkan equity risk premium. Beta Perseroan diperoleh dari riset Bloomberg per tanggal 30 September 2019 sebesar 0,79. Berdasarkan nilai beta tersebut, maka dengan menggunakan persamaan CAPM dengan memperhitungkan rating-based default spread sebesar 2,15% diperoleh biaya modal atas ekuitas Perseroan sebagaimana tampak dalam perhitungan di bawah ini: ke = Rf + ( β x RPm ) – RBDS = 3,20% + ( 0,79 x 8,60% ) – 2,15% = 7,87% Perhitungan jumlah nilai kini dari proyeksi laba tahun berjalan IRT yang telah mengadopsi ISAK 16 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020 – 2024 adalah sebagai berikut:

4. Berdasarkan proforma laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 sehubungan dengan Transaksi yang disusun oleh manajemen Perseroan, setelah Transaksi menjadi efektif, laba bersih periode berjalan Perseroan dapat meningkat menjadi sebesar USD 113,37 juta. Dengan demikian, setelah Transaksi menjadi efektif, Perseroan mengharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan konsolidasian Perseroan yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi positif bagi seluruh pemegang saham Perseroan.

5. Dalam rangka mendukung kegiatan operasional PLTU, IRT antara lain memerlukan tempat penampungan pembuangan abu yang dihasilkan oleh PLTU, pembangunan rumah karyawan serta kebutuhan operasional lainnya. Di sisi lain, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, pada tanggal 30 September 2019, BWL memiliki sebidang tanah untuk kegiatan operasional BWL, yaitu Tanah. BWL melihat adanya potensi untuk memaksimalkan nilai ekonomi Tanah tersebut. Dengan pertimbangan efisiensi serta efektifitas BWL dan IRT, maka BWL dan IRT telah melakukan Transaksi.

(Dalam ribuan USD)

31/12/19 31/12/20 31/12/21 31/12/22 31/12/23 31/12/24

(3 Bulan) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun)

Laba bersih 2.701 17.044 51.176 84.581 109.048 134.496

Faktor diskonto 0,9628 0,8926 0,8275 0,7671 0,7111 0,6592

Nilai kini 2.600 15.213 42.348 64.882 77.544 88.660

Jumlah Nilai Kini 291.247

Keterangan

Proyeksi

Page 65: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

65

6. Perseroan mengharapkan Transaksi dapat mendukung kelancaran

pembangunan PLTU, dimana setelah PLTU dapat beroperasi secara komersial, Perseroan mengharapkan IRT dapat membukukan pendapatan yang pada akhirnya dapat mendukung kinerja keuangan konsolidasian Perseroan sebagai entitas induk.

7. Setelah Transaksi menjadi efektif, BWL dapat memperoleh dana hasil Transaksi, dimana BWL menggunakan dana tersebut untuk mendukung kegiatan operasional maupun sebagai tambahan modal kerja IRT. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan konsolidasian Perseroan sebagai entitas induk sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai Perseroan.

8. Setelah Transaksi menjadi efektif, BWL mengharapkan dapat merealisasikan keuntungan atas selisih nilai buku Tanah dengan nilai Transaksi yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada Perseroan sebagai entitas induk BWL yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan nilai bagi seluruh pemegang saham Perseroan.

Page 66: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

66

KESIMPULAN Berdasarkan ruang lingkup pekerjaan, asumsi-asumsi, data, dan informasi yang diperoleh dari manajemen Perseroan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini, penelaahan atas dampak keuangan Transaksi sebagaimana diungkapkan dalam laporan Pendapat Kewajaran ini, kami berpendapat bahwa Transaksi adalah wajar. DISTRIBUSI PENDAPAT KEWAJARAN INI Pendapat Kewajaran ini ditujukan untuk kepentingan Direksi Perseroan dalam kaitannya dengan Transaksi dan tidak untuk digunakan oleh pihak lain atau untuk kepentingan lain. Pendapat Kewajaran ini tidak merupakan rekomendasi kepada pemegang saham untuk menyetujui Transaksi atau melakukan tindakan lainnya dalam kaitan dengan Transaksi dan tidak dapat digunakan secara demikian oleh pemegang saham. Pendapat Kewajaran ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian dari analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan isi Pendapat Kewajaran ini secara keseluruhan dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang mendasari Pendapat Kewajaran ini. Pendapat Kewajaran ini juga disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan serta peraturan yang ada pada saat ini. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan atau melengkapi Pendapat Kewajaran kami karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran ini. Pendapat Kewajaran ini tidak sah apabila tidak dibubuhi tanda tangan pihak yang berwenang dan stempel perusahaan (corporate seal) dari KJPP Kusnanto & rekan. Hormat kami, KJPP KUSNANTO & REKAN Willy D. Kusnanto Pimpinan Rekan Izin Penilai : B-1.09.00153 STTD : STTD.PB-01/PM.22/2018 Klasifikasi Izin : Penilai Bisnis MAPPI : 06-S-01996

Page 67: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

67

Lampiran A

PERNYATAAN PENILAI

1. KR tidak memiliki benturan kepentingan dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan.

2. KR tidak memiliki kepentingan atau keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini.

3. KR tidak memiliki pinjaman dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan.

4. Laporan Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak manapun.

5. KR hanya menerima imbalan jasa sesuai dengan surat penugasan KR.

6. Perhitungan dan analisis dalam rangka pemberian Pendapat Kewajaran telah dilakukan

dengan benar dan kami bertanggung jawab atas laporan pendapat kewajaran.

Page 68: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

68

Lampiran B

PT Indo Raya Tenaga

Proyeksi Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain berdasarkan Penerapan ISAK 16

Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020 - 2024

(Dalam ribuan USD)

31/12/19 31/12/20 31/12/21 31/12/22 31/12/23 31/12/24

(3 Bulan) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun)

Pendapatan 83.734 605.282 952.610 714.120 513.755 866.330 Beban usaha 78.836 535.003 801.902 464.315 199.902 487.121

Laba usaha 4.897 70.279 150.708 249.805 313.852 379.209

Beban lain-lain (1.309) (47.554) (82.474) (137.031) (168.455) (199.881)

Laba sebelum pajak penghasilan 3.588 22.725 68.234 112.774 145.397 179.329

Pajak penghasilan (888) (5.681) (17.059) (28.194) (36.349) (44.832)

Laba bersih 2.701 17.044 51.176 84.581 109.048 134.496

Keterangan

Page 69: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

69

Lampiran C

PT Indo Raya Tenaga

Proyeksi Nilai Kini Laba Tahun Berjalan berdasarkan Penerapan ISAK 16

Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020 - 2024

(Dalam ribuan USD)

31/12/19 31/12/20 31/12/21 31/12/22 31/12/23 31/12/24

(3 Bulan) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun) (1 Tahun)

Laba bersih 2.701 17.044 51.176 84.581 109.048 134.496

Faktor diskonto 0,9628 0,8926 0,8275 0,7671 0,7111 0,6592

Nilai kini 2.600 15.213 42.348 64.882 77.544 88.660

Jumlah Nilai Kini 291.247

Keterangan

Proyeksi

Page 70: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

70

Lampiran D Analisis Perjanjian dan Persyaratan yang Disepakati dalam Transaksi Pada tanggal 27 Desember 2019, BWL dan IRT telah menandatangani AKTA sehubungan dengan Transaksi. Pokok-pokok kesepakatan penting dalam AKTA adalah sebagai berikut:

• Pihak-pihak yang Bertransaksi Pihak-pihak yang bertransaksi berdasarkan AKTA adalah BWL dan IRT.

• Obyek dan Nilai Transaksi Obyek transaksi berdasarkan AKTA adalah transaksi dimana BWL telah setuju untuk menjual Tanah kepada IRT dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,13 triliun.

Page 71: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

71

Lampiran E Analisis atas Laporan Penilaian Aset KJPP WR terasosiasi Knight Frank, memiliki nomor Izin Usaha No. S-413/MK.1/2009 tertanggal 21 Juli 2009, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. P-1.09.00205 dan selaku penanggung jawab laporan adalah Wisnu Wardhana dengan nomor Ijin Penilai Publik: P-1.09.00205 dengan klarifikasi Penilai Properti, sesuai dengan surat penawaran No. 452/W&R-Proposal/XII/2019 tertanggal 19 Desember 2019. 1. Obyek Penilaian

Obyek penilaian adalah berupa sebidang tanah seluas 629.195 m2 yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Cilegon, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Cilegon, Banten.

2. Tujuan dan Maksud Penilaian Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran tentang nilai pasar dari Obyek Penilaian yang selanjutnya akan digunakan sebagai persyaratan bagi suatu Perusahaan afiliasi/ induk Perusahaannya tercatat di Pasar Modal (Bursa Efek Indonesia) untuk keterbukaan informasi atas transaksi pengadaan tanah antara Pemilik Tanah (PT Indonesia Power dan BWL,merupakan afiliasi/ anak Perusahaan dari Perseroan) dengan calon Pengguna Tanah (IRT).

3. Asumsi dan Kondisi Pembatas Semua penilaian dan pekerjaan penilaian dilakukan berdasarkan Standar Penilaian Indonesia dan Pedoman Edisi VII Tahun 2018 dan International Valuation Standards (IVS) 2017 dan semua kode etik, standar dan persyaratan profesionalisme telah dipenuhi. Memenuhi Peraturan Nomor VIII.C.4: Tentang Pedoman Penilaian Dan Penyajian Laporan Penilaian Properti Di Pasar Modal maka wajib menyatakan bahwa:

• Penugasan penilaian profesional telah dilakukan terhadap obyek penilaian pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date).

• Analisis telah dilakukan untuk tujuan penilaian yang diungkapkan dalam Laporan Penilaian Properti.

• Penugasan penilaian profesional telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Telah dilakukan Inspeksi terhadap obyek penilaian.

• Perkiraan Nilai yang dihasilkan dalam penugasan penilaian profesional telah disajikan sebagai kesimpulan Nilai.

• Lingkup pekerjaan dan data yang dianalisa telah diungkapkan.

• Kesimpulan Nilai telah sesuai dengan asumsi-asumsi dan kondisi pembatas.

• Seluruh data dan informasi yang diungkapkan dalam laporan dapat dipertanggungjawabkan.

• Besaran imbalan jasa penilai tidak tergantung pada hasil penilaian.

Page 72: No. : 012/ZPP/IV/94 26 April 1994...Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK

72

• Laporan ini bersifat ringkas. Pemaparan semua data, rincian analisis dan asumsi yang digunakan dalam pendekatan penilaian dari masing-masing Obyek Penilaian dapat dilihat di laporan lengkap penilaian yang dibuat terpisah.

• Asumsi dan kondisi pembatas lainnya dapat dilihat dalam laporan lengkap penilaian. Penilai telah bersikap independen dalam melakukan penilaian ini. Laporan penilaian ini dibuat oleh Penilai untuk Pemberi Tugas khusus untuk pemenuhan tujuan yang tersebut di atas. Penilai tidak mengijinkan laporan penilaian ini digunakan untuk tujuan lain, dikomunikasikan kepada dan digunakan oleh pihak ketiga, dijadikan rujukan dan dikutip baik sebagian maupun seluruhnya oleh tanpa persetujuan tertulis dari KJPP WR.

4. Pendekatan Penilaian Pendekatan Penilaian yang digunakan dalam penilaian ini adalah Pendekatan Data Pasar dengan alasan Penggunaan Pendekatan tersebut, yaitu - atas properti tanah kosong yang dokumen hukum merupakan HGB. Sesuai dengan Peraturan OJK VIII.C 4Butir 10.d.1. Penilai Properti dalam pengunakan pendekatan Penilaian, Metode Penilaian dan Prosedur Penilaian, berlaku kententuan sebagai berikut. d. Dapat mengunakan satu pendekatan penilaian atas penilaian tanah kosong.

5. Kesimpulan Penilaian Berdasarkan hasil analisis atas seluruh data dan informasi yang telah diterima oleh KJPP WR serta mempertimbangkan faktor-faktor yang erat hubungannya dengan penilaian, maka nilai pasar dari Obyek Penilaian pada tanggal 30 September 2019 adalah sebesar Rp 1,13 triliun.