Nis

24
Dr. Syahrul Rauf, SpOG

description

Medical

Transcript of Nis

  • Dr. Syahrul Rauf, SpOG

  • Lesi prekursor dari kanker serviks Perubahan spektrum intraepitel yang diawali dengan neoplasma diferensiasi baik dan diakhiri dengan karsinoma invasif.

    Perubahan terbatas pada epitel skuamous di atas membrana basalis, berupa : Inti pleomorfis Tidak terdapat polaritas Mitosis abnormal Proses diferensiasi tidak terjadi.

    Neoplasia intraepithelial serviks (NIS)

  • Richart Istilah cervical intraepithelial neoplasia (neoplasia intraepitel serviks = NIS) & sistem tingkatan untuk NIS, yaitu :

    NIS I : bila 1/3 lapisan sel tidak berdiferensiasi NIS 2 : bila > 1/3 tetapi < 2/3 lapisan sel tidak berdiferensiasi NIS 3 : bila > 2/3 sel tidak berdiferensiasi.

    Karsinoma in situ : untuk perubahan yang terbatas pada epitel yang sekarang sering disebut tingkat 3.

  • Usia 35 40 tahun, & dapat berkembang menjadi karsinoma serviks dalam 10 tahun. Displasia serviks derajat rendah : usia 25 30 tahun

    INSIDEN

  • ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO1. Aktivitas seksualRisiko lebih tinggi ditemukan pada - Pasangan seksual lebih dari - Wanita dengan pasangan seks yang mempunyai pasangan lebih dari - Pertama kali melakukan hubungan seks pada usiadini.

  • Human papillomavirus (HPV) paling berperan, terdapat beberapa tipe :- HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, atau 58 : tipe risiko tinggi, terbanyak tipe 16.- HPV tipe 6, 11, 42, 43, 44 : tipe risiko Beberapa kuman penyebab PMS lain : virus Herpes simpleks (HSV) tipe 2, Chlamydia trachomatis, Trichomonas vaginalis, Cytomegalovirus, Neissheria gonorrhoeae dan Treponema pallidum.

  • 2. Faktor lain :- Status sosioekonomi yang rendah- Riwayat reproduksi- Morokok- Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang- Nutrisi - Faktor imunosupresi : infeksi (HIV) memiliki insiden & angka kekambuhan NIS yang tinggi

  • Lesi preinvasif terbatas pada zona transformasi serviks, merupakan daerah pada mukosa serviks yang awalnya dilapisi oleh sel epitel kolumner kemudian digantikan oleh epitel skuamous melalui suatu proses metaplasia yang secara fisiologis normal. Terdapat di dekat ostium servikalis, sebagai perubahan daerah yang berwarna merah mengkilap pada kelenjar serviks menjadi merah muda pada epitel skuamos eksoserviks.

    PATOGENESIS

  • Epitel metaplasia yang imatur lebih mudah terinfeksi Awalnya : virus menempati inti sel. Jika agen infeksi merupakan virus onkogenik yang potensial DNA virus integrasi ke DNA sel. Beberapa produk gen perubahan proliferasi sel hospes replikasi DNA sel hospes kromosom aneuploidi & abnormal. Klon dipilih untuk menjadi karsinoma invasif setelah periode laten yang lama.

    Perlu modifikasi lanjut untuk menggiatkan proses onkogenesis. .

  • Protein virus (E6 & E7) dari HPV tipe onkogenik mempengaruhi transformasi maligna epitel serviks berikatan & menginaktifkan p53 & protein Rb dari hospes.

    P53 & protein Rb : protein yang mengatur pertumbuhan yang menghambat perkembangan siklus sel yang

  • DIAGNOSISPap Smear

    Mengurangi insiden dan angka kematian karsinoma serviks invasif di daerah yang menggunakan tes ini secara luas.

    Negatif palsu teknik pemeriksaan baru yaitu :- Liquid-Based, Thin-Layer cervical cytology atau ThinPrep method- PapNet

  • SitologiHistologiSistemPapanicolaouSistemWHOSistemBethesdaKlasifikasiNISKlas INormalDalam batasNormal-Kelas IIAtipikPerubahan reaktifatau perubahan reparatif : ASCUS -Kelas IIIDisplasia ringanLow-grade SILaNIS-1Kelas IIIDisplasia sedangHigh-grade SILNIS-2Kelas IIIDisplasia beratHigh-grade SILNIS-3Kelas IVKarsinoma in situHigh-grade SILNIS-3Kelas VKarsinoma sel Skuamosa invasifKarsinoma sel Skuamosa KarsinomaSel skuamosaKelas VAdenokarsinomaAdenokarsinomaAdenokarsinomaa termasuk perubahan yang disebabkan oleh infeksi HPV.ASCUS = atypical squamous cells of undetermined significance, NIS = neoplasia intraepitelial, SIL = squamous intraepithelial lesion

  • 2. Kolposkopi

    Bila dibutuhkan evaluasi lebih lanjut Menggunakan mikroskop stereoskopik. Sebelumnya serviks diolesi dengan asam asetat 3% lesi epitel akan berwarna putih.

    Distribusi vaskularisasi subepitelial diamati secara cermat Pemeriksaan adekuat : seluruh zona transformasi & semua lesi terlihat Adanya karsinoma invasif tidak dapat disingkirkan. Biopsi dilakukan pada daerah yang mencurigakan

  • 3. Tes Onkoprotein RIPA (Radio-immunoprecipitation assay). mendeteksi langsung onkoprotein E7 Sampel : dari bilasan cairan serviks-vaginal (cervicovaginal washing fluid). HC ataupun PCR umumnya digunakan untuk penelitian.

  • Penanganan pasien setelah pemeriksaan pap smir :Hasil pap smir normal : pemeriksaan rutin.

    WHO menganjurkan pemeriksaan pap smear rutin setiap 3 tahun.2. Ulangi pemeriksaan pap smir, bila :- apusan tidak adekuat ulangi 3 bulan- diskariosis ringan atau perubahan inti borderline ulangi dalam 6 bulan, diharapkan terjadi resolusi spontan. Bila 3 kali sama kolposkopi.3. Kolposkopi : bila hasil pap smir diskariosis sedang atau beratPENATALAKSANAAN

  • Terapi NIS klasifikasi histologi & lokasi lesi NIS derajat tinggi : dihubungkan dengan HPV tipe risiko tinggi & merupakan prekursor karsinoma yang sebenarnya harus diterapi secepatnya. NIS derajat rendah : dihubungkan dengan HPV risiko rendah & memiliki progresifitas rendah sering alami regresi tidak diterapi

    tetapi pantau ketat dengan :pap smear, kolposkopi, biopsi & kuret endoserviks setiap 6 12 bulan sampai proses neoplastik (-) atau bila alami perkembangan yang progresif.

  • Seluruh metode penanganan untuk NIS memberikan hasil yang sama, yaitu sekitar 90-95%.

    Ablasi zona transformasi dapat dilakukan dengan : Teknik destruktif lokal seperti krioterapi, ablasi dengan laser. Teknik eksisi termasuk laser cone biopsy, loop excision, atau cold-knife conization.

    METODE TERAPI

  • Destruksi Lokal

    Krioterapi : terutama pada NIS II dengan lesi superfisial Elektrokauter : terutama dilakukan pada NIS I Diatermi elektrokoagulasi : terutama pada NIS I - II dengan batas lesi yang masih dapat ditentukan Terapi laser : terutama laser CO2, pemusnahan jaringan lebih tepat baik luas maupun kedalamanya.

  • Terapi Eksisi

    Eksisi dengan Loop diatermi : lesi derajat tinggi, ukuran > 2,5 cmKonisasi : NIS III, batas konus bebas lesiHisterektomi total NIS III dengan cukup anak Bersama dengan kelainan patologi lain, mis : mioma uteri PA batas konus lesi (+) Lesi NIS pada puncak vagina

  • Ablasi pada Zona Transformasi Vaksinasi

    Vaksin polivalen terhadap virus HPV. PENCEGAHAN

  • terima kasih