Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

16
Page | 1 Kaidah Dlamir, Tanis, dan Tadzkir Selayang Pandang Disebabkan hadirnya Quran adalah sumber hukum bagi masyarakat muslim dunia, maka tidak heran jika kajian sedetail apapun dalam Quran selalu dipertimbangkan. Satu kitab yang disebut Syahrur sebagai al-Tanzil al-Hakim dipercaya oleh masyarakat muslim sebagai manifestasi dari suara Tuhan yang selalu selaras dengan masa dan tempat. Berkenaan dengan itu, satu hal yang tidak bisa dilepaskan untuk menjadikan Quran sebagai Quran, yaitu penafsiran. Dan dalam proses penafsiran tidak bisa tidak membutuhkan perangkat. Sehingga untuk menjadikan Quran sebagai al-tanzil al-hakim diperlukan penafsiran- penafsiran dan pemahaman sesuai metode-metode yang ada tentangnya secara detail. Termasuk dalam pembahasan itu adalah kaidah dlomir, tadzkir, dan ta’nis. Ketiga hal tersebut bisa dikatakan adalah beberapa dari kaidah yang sering ditemukan dalam ayat-ayat Quran. Bahkan hampir semua ayat-ayat yang panjang tidak bisa tidak melibatkan tiga hal di atas. Dalam masalah makna, ketiga hal tersebut juga memiliki sumbangsih yang penting. Sedikit saja salah menentukan dlomir misalnya, maka dampaknya bisa menyeluruh. Sehingga, sulit untuk menyangkal kalau ketiga hal tersebut kurang berarti untuk dipahami. Sedikit menyelami persoalan. Sebenarnya, ketiga terma tersebut sangatlah terkaitmeskipun toh nantinya semua terkait. Dikatakan terkait sebab dalam memahami dlamir, pasti didalamnya menyangkut dlamor muttasil dan munfasil. Sedangkan berbicara tentang muttasil dan munfasil, hal itu tidak bisa terlepas dari jenis kelamin: apakah ini ta’nis atau tadzkir. Baik tadzkir maupun ta’nis, keduanya memiliki indikasi- indikasi tertentu dan itu detail, yaitu lewat satuan huruf. Satu huruf saja salah, maka dampaknya pada kesalahan penentuan dlamir. Dan selama

Transcript of Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

Page 1: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 1

Kaidah Dlamir, Ta’nis, dan Tadzkir

Selayang Pandang

Disebabkan hadirnya Quran adalah sumber hukum bagi

masyarakat muslim dunia, maka tidak heran jika kajian sedetail apapun

dalam Quran selalu dipertimbangkan. Satu kitab yang disebut Syahrur

sebagai al-Tanzil al-Hakim dipercaya oleh masyarakat muslim sebagai

manifestasi dari suara Tuhan yang selalu selaras dengan masa dan

tempat. Berkenaan dengan itu, satu hal yang tidak bisa dilepaskan untuk

menjadikan Quran sebagai Quran, yaitu penafsiran. Dan dalam proses

penafsiran tidak bisa tidak membutuhkan perangkat. Sehingga untuk

menjadikan Quran sebagai al-tanzil al-hakim diperlukan penafsiran-

penafsiran dan pemahaman sesuai metode-metode yang ada tentangnya

secara detail.

Termasuk dalam pembahasan itu adalah kaidah dlomir, tadzkir,

dan ta’nis. Ketiga hal tersebut bisa dikatakan adalah beberapa dari kaidah

yang sering ditemukan dalam ayat-ayat Quran. Bahkan hampir semua

ayat-ayat yang panjang tidak bisa tidak melibatkan tiga hal di atas. Dalam

masalah makna, ketiga hal tersebut juga memiliki sumbangsih yang

penting. Sedikit saja salah menentukan dlomir misalnya, maka

dampaknya bisa menyeluruh. Sehingga, sulit untuk menyangkal kalau

ketiga hal tersebut kurang berarti untuk dipahami.

Sedikit menyelami persoalan. Sebenarnya, ketiga terma tersebut

sangatlah terkait—meskipun toh nantinya semua terkait. Dikatakan

terkait sebab dalam memahami dlamir, pasti didalamnya menyangkut

dlamor muttasil dan munfasil. Sedangkan berbicara tentang muttasil dan

munfasil, hal itu tidak bisa terlepas dari jenis kelamin: apakah ini ta’nis

atau tadzkir. Baik tadzkir maupun ta’nis, keduanya memiliki indikasi-

indikasi tertentu dan itu detail, yaitu lewat satuan huruf. Satu huruf saja

salah, maka dampaknya pada kesalahan penentuan dlamir. Dan selama

Page 2: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 2

penentuan dlamir masih salah, maka pemahaman Quran masih jauh dari

sempurna. Dengan demikian, penting rasanya ketiga kaedah tersebut

untuk dipelajari dan diaplikasikan.

1. Sekilas Tentang Mereka.

Dlamir adalah sesuatu atau kata yang menunjukkan kepada yang

berbicara seperti kata seperti kata “saya” atau “kita”, atau lawan yang di

ajak bicara seperti kata “kamu” ataupun orang ketiga orang yang sedang

dibicarakan seperti kata “dia”. Jadi yang dimaksud dengan dlamir adalah

kata ganti baik berupa orang pertama (mutakalim), orang kedua

(mukhatab), maupun orang ketiga (ghaib)1. Tadzkir adalah sesuatu yang

menunjukkan lafdz yang dihukumi sebagai lafadz mudzakar (laki-laki)

atau bisa disebut dengan tanda lafadz mudzakar. Ta’nits adalah sesuatu

yang memiliki fungsi sebagai penanda bahwa suatu lafadz di hukumi

sebagai lafadz mu’anats (prempuan).

Berbicara tentang ketiga konsep di atas, berbicara juga tentang

bagaimana seseorang bisa memahami Quran secara proporsional. Dengan

kalimat lain, pengetahuan subjek maupun objek dalam pemahaman

suatu ayat itu sangat diperlukan agar tidak menimbulkan kesalahan

interpretasi. Selain itu, adanya dlamir juga sekaligus sebagai bukti bahwa

melalui Quran inilah Tuhan benar-benar terasa sangat akrab dengan

ciptaannya. Sebab dengan dlamir tersebut muslim bisa memahami bahwa

mereka sering disapa, sering diperingatkan, sering diapresiasi, sering

diceritani, dan lain sebagainya oleh Tuhan melalui Quran dengan konsep-

konsep dlamir. Begitu juga dengan tadzkir dan ta’nis, melalui keduanya

muslim bisa memahami bahwa baik itu perempuan maupun laki-laki,

keduanya diakui secara adil oleh Yang Maha Mutlak. Dengan demikian,

urgensi dari ketiga konsep ini tidak diragukan lagi.

1 Dikutip dari www.referensimakalah.com/2012/08/pengertian-dhamir-dalam-

bahasa-arab.html?m=1 diakses pada sabtu 22 November 2014 pukul 13.30 wib.

Page 3: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 3

2. Menyelami Persoalan a. Konsep Dlamir

Dlamir mempunyai kaidah-kaidah kebahasaan tersendiri yang

disimpulkan oleh para ahli bahasa dari Al-Quran, hadits nabawy, sumber-

sumber asli bahasa Arab, dan dari perkataan orang-orang Arab yang

dapat dijadikan hujjah (landasan), baik berupa puisi atau prosa. Pada

dasarnya, dlamir diletakkan untuk mempersingkat perkataan. Dlamir

berfungsi untuk menggantikan penyebutan kata-kata yang banyak dan

menempati kata-kata itu dengan sempurna, tanpa merubah makna yang

dimaksud dan tanpa pengulangan.

Secara bahasa dlamir berasal dari kata dasar al-dhumr yang berarti

kurus kering, sebab dilihat dari segi bentuknya memang terlihat ringkas

dan kecil. Kata dlamir juga bias diambil dari kata al-idhmar, yang berarti

tersembunyi, sebab banyak yang tidak tampak bentuk nyatanya.

Sedangkan secara istilah dlamir adalah kata yang digunakan sebagai

penganti, baik kata ganti untuk orang pertama (dlamir mutakallim), orang

kedua (dlamir mukhattab), maupun orang ketiga (dlamir ghaib)2

Dalam kitab Nahwu definisi Dlamir diartikan sebagai

كهو غائب أو كأنت مخاطب أو كأنا متكل م على دل ما هو الضمير

Definisi dlamir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili

Mutakallim (pembicara/orang pertama), Mukhatab (yang diajak

berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang ketiga).

Contoh:

Mutakallim : أنا (Saya) dan نحن (Kami).

Mukhatab : أنت (Kamu) dan .(Kalian) أنت م

2 Syaikh musthafa al-ghalayaini, tarjamah jami’ud durusil arabiyyah, terj. Drs.

Moh. Zuhri, Dipl, TAFL, Dkk. (semarang: al-syifa,1992) hlm. 219.

Page 4: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 4

Ghaib : ه و (Dia) dan ه م (Mereka).

Kata ganti Mutkallim yang meliputi kata Ana dan Nahnu sebagai kata

ganti orang pertama, Dlamir ini tidak terikat kepada salah satu gender,

tidak menunjukan makna khusus bagi laki-laki ataupun perempuan,

namun dapat digunakan oleh keduanya. Kata Ana bersifat tunggal

biasanya menunjukan satu orang pelaku saja. Sedangkan kata nahnu

banyak yang bersifat lebih dari satu atau bermakna satu, namun dengan

spesifikasi tertentu. Semisal dalam surat al-Hijr (15) ayat 9:

Kata ganti (Dlamir) Mukhatab yang meliputi kata Anta, Anti, Antum,

Antuma dan Antunna, dapat dibagi menjadi tiga macam, pertama, kata

ganti orang kedua tunggal. Bagian yang pertama ini memiliki dua jenis

spesifikasi, yaitu kata ganti orang kedua tunggal laki-laki dan kata ganti

orang kedua tunggal perempuan. Untuk jenis pertama itu menggunakan

kata anta dan ka atau disebut sebagai mufrad mudzakkar mukhaththab.

Sedangkan untuk jenis kedua menggunakan kata anti dan ki atau disebut

sebagai mufrad muannats mukhaththab. Dlamir jenis ini, yaitu

penggunaan kata anti dalam Al-Qur’an tidak banyak dijumpai, bahkan

tidak ada sama sekali. Namun demikian, yang biasa dipakai adalah

dengan menggunakan huruf kaf yang berbaris kasrah (ki).

Seperti dalam contoh al-qur’an QS. An-Naml :42

Kata arsyuki (singgasanamu) yang terdaapat pada ayat di atas

berasal dari kata arsy yang dihubungkan dengan dlamir muannas

mukhaththab berupa huruf kaf yang berbaris kasrah, sebagai symbol kata

ganti Balqis.

Page 5: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 5

Kedua, kata ganti orang kedua untuk dua orang (mutsanna

mukathtahab), baik kedua laki-laki dan satunya perempuan. Untuk jenis

kedua ini biasa disimbolkan dengan antuma dan kuma.

Ketiga, kata ganti orang kedua jamak, baik untuk laki-laki (jamak

mudzakkar mukhaththab), maupun untuk perempuan (jamak muannas

mukhaththab). Untuk kata ganti orang kedua jamak laki-laki biasa

disimbolkan dengan kata antum atau menambah kata kum di akhir suatu

kata. Sedangkan untuk kata ganti orang kedua jamak perempuan biasa

disimbolkan dengan kata antunna atau menambah kata kunna pada akhir

suatu kata tertentu.

Sementara itu untuk jenis yang disebutkan terakhir (dlamir ghaib)

juga dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu pertama, kata ganti untuk

orang ketiga tunggal. Jenis ini dapat digunakan untuk orang ketiga

tunggal laki-laki (mufrad mudzakkar ghaib) yang biasa disimbolkan

dengan kata huwa (dia seorang laki-laki) atau dengan menambah huruf

hu atau hi pada akhir suatu kata tertentu.

Demikian juga untuk orang ketiga perempuan (mufrad muannas

ghaib) yang biasa disimbolkan dengan kata hiya (dia seorang

perempuan), atau dengan menambahkan huruf ha yang terdapat pada

akhir suatu kata.

Kedua, kata ganti orang ketiga yang menunjukkan dua orang

(mutsanna ghaib), baik keduanya laki-laki, perempuan, atau seorang laki-

laki dan seorang perempuan. Untuk jenis yang kedua ini biasa

disimbolkan dengan kata huma (mereka, dua orang laki-laki dan

perempuan).

Ketiga, kata ganti orang ketiga jamak. Untuk kata ganti orang ketiga

laki-laki (jamak mudzakkar ghaib) disimbolkan dengan kata hum (mereka

laki-laki). Dalam al qur’an banyak sekali dijumpai dlamir jenis ini,

sedangkan untuk kata ganti orang ketiga jamak perempuan (jamak

Page 6: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 6

muannas ghaibah) yang biasa disimbolkan dengan kata hunna (mereka,

perempuan)3

b. Kaidah-kaidah Dlamir

Sebelum memahami kaidah dlamir dalam al-Quran, ada baiknya

dipahami pengertian dlamir. Mengenai kaidah dlamir, yaitu:

Kaidah dlamir pertama:

لالختصار الضمير وضع اصل

Asal mula diletakkannya dlamir adalah untuk meringkas kalimat.

Sebagai contoh, Firman Allah dalam Q.S. Al-Ahzab/33 ayat 35:

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki-dan

perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam

ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan

perempaun yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusuk, laki-laki

dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang

berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,

laki-laki dan perempaun yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah

Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

3 Abdhushomad M.adib, memahami bahsa al-quran, pustakapelajar,tahun 2002,

hal 31-36

Page 7: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 7

Dlamir ( هم) pada kata (لهم) berfungsi sebagai pengganti puluhan lafal

yang terletak sebelumnya dimulai dari lafal المسلمين sampai kepada lafal

Dengan demikian, tanpa pengulangan lafal-lafal tersebut, maksud .والذاكرات

yang dikehendaki dari ayat itu sudah tercapai. Fungsi utamanya dlamir

pada ayat ini adalah untuk meringkas kalimat.

Kaidah dlamir kedua:

عليه حمل, الجميع علي الحمل وامكن مذكور من اكثر الي عوده يحتمل ضمير االية في كان اذا

Apabila ada dlamir di dalam satu ayat yang tempat kembalinya

mencakup lebih dari yang disebutkan dan memang memungkinkan untuk

mencakup kesemuanya itu, maka bisa dikembalikan kepada semuanya

sesuai cakupannya.

Sebagai contoh firman Allah di dalam Q.S. Al-Insyiqaq/84 ayat 6:

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-

sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuiNya.

Dlamir pada ayat فمالقيه menurut sebuah pendapat kembali kepada ربك

yaitu "Kamu pasti akan menemui Tuhanmu", tetapi menurut pendapat

yang lain kembali pada كدحا yaitu "kamu akan menemui amal-amal

perbuatanmu". Kedua pendapat ini benar karena seorang hamba di

akhirat nanti akan menemui Allah dan amal-amal perbuatannya.

Kaidah dlamir ketiga:

للمضاف عوده فاالصل, ضمير هما بعد وجاء اليه ومضاف مضاف ورد اذا

Page 8: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 8

Apabila ada mudhaf dan mudhaf ilaih kemudian terdapat dlamir

sesudah keduanya, maka pada dasarnya dlamir itu kembalinya ke

mudhaf.

Kaidah pokoknya adalah ketika terdapat mudhaf dan mudhaf ilaih

sebelum dlamir maka dikembalikan ke mudhaf bukan mudhaf ilaihnya,

kecuali ada petunjuk-petunjuk lain yang mengharuskan dikembalikan

kepada mudhaf ilaih.

Contoh pertama: firman Allah di dalam Q.S. Ibrahim/14 ayat 34:

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu

menghinggakannya.

Dalam ayat ini kaidah dasarnya, dlamir تحصوها ال dikembalikan pada

mudhaf yaitu نعمة bukan هللا

Kaidah dlamir keempat:

الكالم سياق يفسره كالذي, به ملفوظ غير علي يعود قد الغائبضمير

dlamir orang ketiga (al-gaib) kadang-kadang dikembalikan kepada kata

yang tidak terucap sebelumnya, namun dapat dipahami dari konteks

kalimat

Contoh yang terdapat dalam firman Allah dalam Q.S. al-Qadr/97:1.

Sesungguhnya kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam

kemulian.

Dlamir yang dimaksud dalam ayat انزلناه adalah al-Quran. sebab, kata al-

inzal (turun) menunjukkan secara pasti (iltizam) bahwa rujukan (marji')

yang dimaksud dalam dlamir itu adalah al-Quran.

Page 9: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 9

Kaidah dlamir kelima

مرجعها يتحد ان فاالصل الضمائر تعاقبت اذا

Apabila terdapat banyak dlamir, maka pada dasarnya marji'nya

disamakan.

Jika terdapat banyak dlamir maka marji'nya disatukan untuk

menghindari ketercerai-beraian maksudnya.

Contoh dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9

Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan RasulNya,

menguatkan (agama)-Nya, membesarkanNya dan bertasbih kepadaNya di

waktu pagi dan petang.

Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang marji' dlamir توقروه و وتعزروه ,

sekalipun semuanya sepakat bahwa marji'nya dlamir وتسبحوه adalah

kembali kepada Allah. Sebagian ulama berpendapat bahwa marji'nya

dlamir توقروه و وتعزروه adalah Rasulullah.

Kaidah dlamir keenam

التنافر من حذرا المرجع في الضمائر بين المخالفة

Perbedaan marji' terhadap beberapa dlamir supaya terhindar dari

ketidaksesuaian (tanafur).

Seperti contohnya dalam firman Allah Q.S. al-Kahfi/18: 22.

Dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu)

kepada seorangpun di antara mereka.

Page 10: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 10

Menurut Sta'lab dan Mubarrad, rujukan dlamir فيهم (dlamir yang

diterjemahkan dengan kata mereka yang pertama). Dalam ayat ini adalah

pemuda-pemuda Ashab al-Kahfi, sedangkan marji' dari dlamir منهم

(mereka yang kedua) adalah orang-orang Yahudi.

Kaidah dlamir ketujuh:

c. مقصودا الجميع كون مع, االخر عن بذكره فاءاكت احدهما علي الضمير ويعود شيئان يذكر قد

Kadang ada dua sesuatu yang disebutkan kemudian dlamir-nya hanya

kembali kepada salahsatunya saja karena sudah cukup meliputi yang

lainnya, sekalipun yang dimaksud adalah kedua-duanya.

Contoh dari firman Allah di dalam Q.S. al-Taubah/9 ayat 62:

Dan Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari

keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang beriman.

Dalam ayat ini dlamir يرضوه berbentuk mufrad, padahal yang dimaksud

adalah Allah dan Rasul-Nya.

Kaidah dlamir kedelapan:

لغيره وهو بشيء متصال الضمير يجيء قد

Kadang-kadang dlamir bersambungan dengan sesuatu tetapi dia

(dlamir ) diperuntukkan untuk yang lainnya.

Contoh dalam firman Allah di dalam Q.S. Yasin/36 ayat 81:

Page 11: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 11

Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa

menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang hancur itu?

Firman Allah مثلهم bukan kembali kepada واالرض السموات , akan tetapi

kembali kepada orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan.

Dengan dalil bahwa, orang-orang kafir itu tidak mengingkari penciptaan

langit dan bumi, yang mereka ingkari adalah hari kebangkitan.

Kaidah dlamir kesembilan:

ابالمعني ثم باللفظ بديء والمعني اللفظ مراعاة ضمائرال في جتمع اذا

Apabila dalam beberapa dlamir terhimpun maksud untuk menjaga

kesesuain kata dan kesesuaian makna, maka sebaiknya dimulai dengan

menjaga kesesuaian kata baru kemudian kesesuaian makna.

Contohnya di dalam firman Allah Q.S. al-Baqarah/2 ayat 8:

Di antara manusia ada yang mengatakan "kami beriman kepada Allah

dan hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-

orang yang beriman.

Kalimat pertama يقول من menggunakan dlamir mufrad karena mengikuti

tuntutan kata, sedangkan pada kalimat kedua بمؤمنين هم وما menggunakan

dlamir jamak karena mengikuti tuntutan makna dalam ayat tersebut4

4 Manna' Al-Qaṭṭan, Mabahist Fi 'Ulūm al-Quran, Cet. II (Kairo: Dar al-Taūfiq,

2005).

Page 12: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 12

3. Konsep Ta’nis dan Tadzkir5

Secara umum karena Quran itu diturunkan kepada manusia dan

sebagai respon atas peliknya permasalahan manusia, maka konsep-

konsep yang ada dalam Quran juga tidak bisa lepas dari konsep yang ada

pada diri manusia. Salah satu contohnya adalah konsep jenis. Dalam

Quran terlampau banyak konsep jenis terpakai di dalamnya. Selain

memang hal itu disebabkabkan oleh posisi objeknya sendiri adalah

manusia yang berjenis kelamin, hal itu juga berfungsi untuk

memudahkan pemahaman akan Quran: kepada siapakah sebenarnya ayat

ini diturunkan, cowok atau cewek dan sebagainya. Sehingga berangkat

dari itu, perlu rasanya untuk mengetahui indikasi-indikasi atas konsep

ta’nis maupun tadzkir.

Konsep Ta’nis

Ta’nis—isim muannas—memiliki dua indikasi, yaitu ta’ dan alif. Ta’

sebagai tanda dari ta’nis terbagi menjadi dua bagian: hakiki dan majazi.

Ta’nis hakiki atau yang biasa disebut sebagai muannas hakiki adalah

adanya ta’ marbutah—ta’ yang melingkar yang berada di akhir kata—

dalam satu kata sebagai tanda ta’nisnya. Sedangkan ta’nis majazi adalah

satu kalimat isim yang tanda muannasnya dikira-kirakan. Hal ini biasanya

terjadi pada isim yang memiliki pasangan, seperti: tangan, bulan, sandal,

dan sebagainya. Dengan demikian, dari sini bisa dipahami bahwa suatu

isim bisa dikatakan itu adalah muannas ketika pada salah hurufnya

terdapat huruf ta’ ta’nis.

Kemudian indikasi selanjutnya adalah alif ta’nis. Alif ta’nis menjadi

indikasi ta’nis setelah ta’ ta’nis memiliki dua bagian juga, yaitu alif ta’nis

maksurah dan mamdudah. Pertama, hal itu biasanya berupa isim-isim

5 Muhammad bin Malik, Alfiyah ibnu malik, terj. Muhammad Humaidi (Gresik:

MBS Press, 2006) hlm. 335.

Page 13: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 13

manqus—bukan maqsur.6 Sedangkan yang kedua, hal itu adalah

konstruksi dari bertemunya dua alif dan disebabkan pertemuannya itu

mengakibatkan alif yang terakhir dirubah menjadi hamzah. Sehingga,

sebagai konsekuensinya ketika ada isim yang akhirnya berupa alif

ta’nis—sesuai kriteria di atas—maka itu termasuk golongan ta’nis.

Adapun contoh-contohnya, sebagai berikut:

Contoh ta’ ta’nis hakiki:

dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga

ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana

saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini[37], yang

menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.

Contoh ta’ ta’nis majazi

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan

binasa

Contoh alif ta’nis maqsurah

6 Syarifuddin Yahya, Nadzam al-Jurumiyah li alimrity al-syafii (Surabaya:

Hidayah, 2009) hlm. 5.

Page 14: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 14

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash

berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan

orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka

Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya,

hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan

hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi

ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu

keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang

melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih

Contoh alif ta’nis mamdudah

bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu

kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman

Page 15: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 15

kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi

dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-

anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan

pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan

(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan

zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,

dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan

dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya);

dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.

Konsep Tadzkir

Sebagaiman konsep ta’nis, konsep tadzkir merupakan sesuatu yang

menyebabkan disebutnya suatu isim sebagai laki-laki atau termasuk

dalam katagori tadzkir. Konsep tadzkir sebagai tanda bahwa suatu isim

termasuk mudzakkar itu memiliki satu indikasi saja. Adalah tidak

ditemukannya indikasi-indikasi ta’nis dalam suatu isim. Dengan kalimat

lain, suatu isim sudah bisa disebut sebagai mudzakkar ketika isim

tersebut sepi dari tanda-tanda muannas: ta’ dan alif. Adapun contoh-

contohnya antara lain:

dan Ya'qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata:

"Aduhai duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih

karena Kesedihan dan Dia adalah seorang yang menahan amarahnya

(terhadap anak-anaknya).

Page 16: Kaidah Dlamir, Ta nis, dan Tadzkir dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9 ...

P a g e | 16

Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah Dia

kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah

keluargamu semuanya kepadaku".

Selain pembagian yang disebutkan dia atas tadi, ditinjau dari

kacamata yang berbeda, pembagian ta’nis terlengkapi dengan dua bagian

lagi. Adalah ta’nis lafdzi dan ta’nis maknawi. Ta’nis lafdzi adalah ta’nis

yang apapun sebenarnya maknanya selama terdapat tanda ta’nis, maka

itu adalah muannas, muannas dalam lafadznya saja. Sedangkan ta’nis

maknawi bermakna terbalik. Artinya, meski dalam sebuah lafadz tertentu

tidak memiliki tanda muannas, namun maknanya mengindikasikan

muannas, maka itu adalah muannas, muannas secara makna.