NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

56
NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA LEILA S. CHUDORI KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLIKASINYA DENGAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA PROPOSAL SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh : Widya Kemalasari 1688201109 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG 2020

Transcript of NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

Page 1: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA

KARYA LEILA S. CHUDORI KAJIAN SOSIOLOGI

SASTRA DAN IMPLIKASINYA DENGAN MATERI

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh :

Widya Kemalasari

1688201109

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020

Page 2: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

i

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Widya Kemalasari

Nomor Pokok Mahasiswa : 1688201109

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Nilai Pendidikan Dalam Novel Laut Bercerita Karya

Leila S. Chudori Kajian Sosiologi Sastra Dan

Implikasinya Dengan Materi Pembelajaran Bahasa

Indonesia Di SMA

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Proposal Skripsi untuk mengikuti Sidang

Proposal Skripsi.

Tangerang, 30 April 2020

Tim Pembimbing : Tanda Tangan :

Pembimbing I,

Ira Anisa Purawinangun, M.Pd ………………….

NBM. 1211175

Pembimbing II,

Nori Anggraini, S.Pd., MA ………………….

NBM. 1146136

Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd

NBM. 1094914

Page 3: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Widya Kemalasari

Nomor Induk Mahasiswa : 1688201109

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Muhammadiyah Tangerang

Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Nilai Pendidikan Dalam Novel

Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori Kajian Sosiologi Sastra Dan Implikasinya

Dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA” beserta seluruh isinya adalah

benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya

orang lain karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Tangerang, 30 April 2020

Widya Kemalasari

NIM. 1688201109

Page 4: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya

kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Solawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa umatnya keluar dari zaman gelap gulita ke zaman terang benderang seperti

saat ini. Tak lupa peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah

mempercayai dan membimbing dalam pembuatan proposal ini. Adapun maksud dan

tujuan pembuatan proposal skripsi ini untuk mendeskripsikan Nilai Pendidikan dalam

Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori Kajian Sosiologi Sastra dan Implikasinya

dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Penyusunan proposal skripsi

ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Peneliti menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu peneliti ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Tangerang.

2. Bapak Dr. Enawar, S.PD., M.M., MOS. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

3. Ibu Sumiyani, M.Pd. selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

4. Bapak Dr. Asep Suhendar, M.Pd. selaku Wakil Dekan II Universitas

Muhammadiyah Tangerang.

Page 5: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

iv

5. Bapak Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Tangerang.

6. Ibu Ira Anisa Purawinangun, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap

permasalahan atas kesulitan dalam penulisan proposal skripsi ini.

7. Ibu Nori Anggraini, S.Pd., MA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah membimbing dan mengarahkan peneliti selama penulisan proposal skripsi

dan memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas

kesulitan dalam penulisan proposal skripsi ini.

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

9. Kedua orang tua Ayahanda Samsuri dan Ibunda Eko Budhi Kusmartini yang

telah memberikan curahan kasih sayang yang berlimpah, dukungan baik moril,

maupun materil, serta doa tulus ikhlas yang selalu mengiringi perjalanan

peneliti tiada hentinya.

10. Enni Rahardiani, Handio Pratama Adi, Adan Al Abdhi Putro, dan segenap

keluarga selaku Support System dalam berbagai keadaan peneliti.

11. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang

12. Teater Cahaya Universitas Muhammadiyah Tangerang

13. Rekan-rekan seperjuangan A1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang telah berjuang dari awal hingga saat ini.

14. Seseorang yang selalu menyemangati dan selalu menemani serta turut andil

dalam pembuatan skripsi ini, dengan kesabaran dan ketulusannya.

Page 6: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

v

15. Seluruh pihak yang telah bersedia dan membantu dengan ikhlas dan tulus

dalam penyusunan proposal skripsi ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu

per satu.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan keberkahan sebagai balasan yang

setimpal ats segala kebaikan yang telah diberikan. Peneliti menyadari bahwa proposal

skripsi ini masih teramat jauh dari kata sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan

kritikan dan arahan yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan proposal

skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat. Amin…

Page 7: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

vi

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Proposal Skripsi……………………………………………….…i

Pernyataan Keaslian Tulisan…………………………………………….…………………….ii

Kata Pengantar………………………………..………………………………………………iii

Daftar Isi…………………………………………………………..…………………………..vi

BAB I ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4

D. Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 4

E. Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 5

F. Penjelasan Istilah dan Singkatan....................................................................................... 6

BAB II ....................................................................................................................................... 7

LANDASAN TEORI ................................................................................................................ 7

A. Landasan Teori ................................................................................................................. 7

1. Novel ............................................................................................................................. 7

2. Karakteristik Novel ....................................................................................................... 9

3. Jenis-Jenis Novel ........................................................................................................ 11

4. Unsur-Unsur Novel .................................................................................................... 17

5. Hakikat Sosiologi Sastra ............................................................................................. 26

6. Perspektif Sosiologi Sastra .......................................................................................... 27

7. Model Analisis Sosiologi Sastra ................................................................................. 28

8. Hakikat Nilai Pendidikan ............................................................................................ 30

9. Nilai Pendidikan dalam Satra ...................................................................................... 32

B. Penelitian yang Relevan ................................................................................................. 36

BAB III ................................................................................................................................... 38

METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................................. 38

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ................................................................................ 38

B. Waktu Penelitian ............................................................................................................ 39

Page 8: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

vii

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian .................................................................................. 40

1. Data Primer ................................................................................................................. 40

2. Data Sekunder ............................................................................................................. 41

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................. 41

E. Instrumen Penelitian ....................................................................................................... 42

F. Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 44

1. Reduksi Data ............................................................................................................... 44

2. Penyajian Data ............................................................................................................ 44

3. Menarik Kesimpulan/ Verifikasi ................................................................................. 45

G. Keabsahan Data .............................................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 47

Page 9: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan bagian dari seni yang mengandung unsur kehidupan

yang menimbulkan rasa nikmat, senang, sedih, terharu bahagia yang membuncah

seluruh rasa sehingga menarik dan memberikan macam-macam keluaran berbagai rasa

dalam diri. Di samping itu, karya sastra merupakan pengalaman batin dari tiap-tiap

individu dengan berbagai jenis kisah didalamnya mengenai kehidupan masyarakat

dalam suatu masa dan situasi tertentu. Setiap karya sastra selalu memperhatikan situasi

atau keadaan dalam masyarakat saat karya sastra tersebut diciptakan. Hal ini berarti

bahwa setiap karya sastra merupakan cermin kehidupan dalam suatu masyarakat.

Novel adalah suatu karya sastra yang merefleksi kehidupan manusia dengan

macam unsur kehidupannya. Novel adalah jenis karya sastra yang diciptakan oleh

pengarangnya dengan harapan untuk dapat dinikmati, dipahami, direnungkan dan suatu

saat bisa dimanfaatkan oleh para pembaca. Macam-macam unsur yang ada itu meliputi

jenis unsur pembangun yakni unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Unsur intrinsik

dapat diartikan sebagai unsur yang membangun karya sastra dari dalam, yaitu : tema,

alur, latar, amanat, tokoh dan penokohan. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah jenis

unsur yang memengaruhi karya sastra dari luar, tetapi secara tidak langsung

berpengaruh pada organisme atau bangunan karya sastra. Unsur-unsur tersebut seperti:

sosial budaya, agama, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya.

Dalam novel konsentrasi berpusat pada rangkaian peristiwa yang menimbulkan

cerita itu. Novel memanfaatkan para tokoh sebagai ide sentral cerita, sekaligus jalan

cerita. Unsur-unsur tersebut sangat beragam, sehingga untuk mengkajinya lebih dalam

perlu dilakukan sebuah analisis. Dengan demikian, analisis tentang unsur ekstrinsik

Page 10: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

2

berupa nilai pendidikan akan memberi corak dan warnanya tersendiri terhadap sebuah

novel, baik tentang unsur instrinsik maupun unsur ekstrinsik.

Karya sastra tidak terlepas dari keterikatan nilai-nilai yang dikandungnya.

Suatu karya sastra dapat dikatakan baik apabila mengandung nilai-nilai yang mendidik.

Nilai-nilai pendidikan dapat ditangkap oleh manusia diantaranya melalui pemahaman

dan penikmatan sebuah karya sastra. Hubungan sastra dan pendidikan sangatlah erat

dan tidak bisa dipisahkan.

Masing-masing memiliki keterikatan. Hubungan ini terjadi karena dalam sastra

terkandung nilai-nilai yang mendidik bagi pembaca, sedangkan novel merupakan salah

satu wahana bagi pengarang untuk mengapresiasi nilai-nilai pendidikan bagi pembaca.

Meskipun rangkaian peristiwa tokoh bersifat imajinatif dan dikemas secara fiksi, tetapi

kebenaran nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh pengarang tidak dapat

disangkal. Nilai-nilai pendidikan dalam karya sastra memberikan nasihat bagi

pembaca, tidak jarang pula memberikan kritikan atau ironi maupun transparan. Hal ini

semua memberikan pesan kepada para pembaca untuk menjadi insan yang pandai

dalam memetik hikmah dari nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra.

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang tertulis di dalamnya

mengandung ide-ide, gagasan, pesan-pesan, ataupun bentuk ajaran yang diungkapkan

pengarang dalam bentuk cerita. Novel merupakan sebuah karya imajinasi tak ayal pula

dituliskan berdasarkan jenis kisah nyata tentang berbagai jenis permasalahan

kehidupan manusia dan interaksinya dengan lingkungan maupun sesama manusia,

dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya dan interaksi kepada tuhan yang

merupakan hasil dialog, percampuran dan tanggapan mengenai kehidupan yang terjadi

dalam lingkungan.

Kehidupan manusia tidak terlepas dari proses pendidikan. Proses pendidikan

ini dilalui di segala lini perjalanan hidup. Pendidikan terdiri dari pendidikan formal,

pendidikan non-formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal mencakup sekolah

Page 11: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

3

dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Pendidikan non-formal

adalah jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga diluar pendidikan

berjenjang maupun kursus atau sekolah-sekolah pelatihan. Dan, pendidikan informal

adalah jenis pendidikan yang didapatkan oleh atau dari keluarga, lingkungan dan

masyarakat.

Dewasa ini, Proses pendidikan yang dilakukan manusia bertujuan untuk

membentuk nilai dalam kepribadiannya. Manusia bisa membedakan perbuatan baik

dan buruk serta mempunyai pengetahuan yang luas dari proses pendidikannya.

Pendidikan mencakup segala aspek yang berkaitan dengan kehidupan manusia.

Pendidikan menjadi tolok ukur untuk mencapai kepribadian yang baik. Sehingga

pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia.

Leila S. Chudori merupakan salah satu penulis wanita yang masih aktif menulis

karya sastra berupa novel. Karya-karyanya mengandung sebuah makna yang

bermanfaat bagi kehidupan manusia. Melalui novelnya Leila S. Chudori menawarkan

berbagai macam nuansa pendidikan, kemanusiaan, tentang moral dan keagamaan yang

pada dasarnya nuansa-nuansa itu dapat digunakan sebagai sarana untuk membentuk

kepribadian di lingkungan masyarakat serta memeroleh pendidikan yang baik.

Salah satu karya sastra yang cukup menarik dari karangan Leila S. Chudori

adalah novel yang berjudul “Laut Bercerita”. Laut Bercerita, bercerita tentang seorang

aktivis mahasiswa bernama Biru Laut yang berperang melawan tirani pemerintah

Indonesia. Leila S. Chudori berhasil menyajikan pemikiran, kehidupan, dan emosi para

pejuang yang berjuang untuk membawa perubahan di negara kita, serta orang-orang

yang dicintai yang tertinggal, berduka atas penderitaan dan hilangnya para pejuang itu

dan berjuang untuk mengingat mereka. Leila S. Chudori membuat kita menyadari

bahwa para pejuang ini — terlepas dari cita-cita dan kepedulian mereka yang tidak

mementingkan diri sendiri — adalah manusia yang mencintai, yang merasa takut dan

Page 12: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

4

tidak yakin pada suatu waktu, yang berdarah, dan yang pantas mendapatkan

kebahagiaan di antara orang-orang yang mereka cintai.

Berdasarkan uraian di atas peneliti memilih judul “Nilai pendidikan dalam

novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori kajian sosiologi sastra dan implikasinya

dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA” sebagai judul penelitian untuk

memberikan manfaat kepada masyarakat dalam memahami nilai pendidikan melalui

kajian sosiologi sastra.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti membatasi masalah yang

akan diteliti yaitu sebagai berikut :

1. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.

Chudori kajian sosiologi sastra dan implikasinya dengan materi pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMA.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

diambil dalam penelitian ini adalah sebagian berikut :

1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Laut Bercerita karya

Leila S. Chudori dan kajian sosiologi sastra dengan materi pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMA?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan :

Page 13: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

5

1. Nilai-nilai pendidikan yang tekandung dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.

Chudori dan kajian sosiologi sastra dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMA.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat dalam menambah ilmu

pengetahuan bagi pengembangan ilmu sastra di Indonesia. Selain itu, hasil penelitian

dapat dijadikan referensi dalam bidang keilmuan, serta pengaplikasiannya dalam

memaknai karya sastra, khususnya tentang kajian sosiologi sastra.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat praktis bagi :

a. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan

bagi para pembaca, khususnya dalam bidang kajian sosiologi sastra.

b. Bagi Peneliti Lainnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk inspirasi atau contoh dalam

pembuatan karya ilmiah selanjutnya, terutama dalam bidang penelitian karya

sastra dengan menggunakan bidang kajian sosiologi sastra.

c. Bidang Institusi

Dengan adanya hasil penelitian ini, pihak lembaga dapat menambah koleksi

kepustakaan ilmiah, yang diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan sastra di Indonesia.

d. Bagi Guru

Page 14: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

6

Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk pembelajaran sastra di

sekolah khususnya guru-guru SMA.

F. Penjelasan Istilah dan Singkatan

Dalam penelitian ini mengandung istilah-istilah teknik yang membingungkan

khususnya bagi pembaca awal dibidang sastra. Oleh karena itu, bagian ini memuat

penjelasan istilah-istilah dan singkatan yang digunakan, sebagai berikut :

1. Novel

Karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan

seseorang dengan orang lain disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan

sifat pelaku.

2. Sosiologi sastra

Pendekatan yang memahami dan menilai karya sastra dengan pertimbangan

segi-segi kemasyarakatan.

3. Nilai

Sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.

4. Pendidikan

Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan;

proses, cara, perbuatan mendidik.

Page 15: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Novel

Membaca novel yang terlalu panjang akan senantiasa membuat kita

untuk mengingat kembali cerita yang pernah dibaca sebelumnya. Menurut

Nurgiyantoro (2015), “Novella dan novella mengandung pengertian yang sama

dengan istilah Indonesia novelet (Inggris novelette), yang berarti sebuah karya

prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak

terlalu pendek” (h.12). Jadi novel dapat dilihat dari segi formalitas bentuknya,

yaitu sebuah cerita yang panjang, cerita yang tidak bisa selesai dibaca dalam

sekali duduk. Dengan membaca novel pembaca dapat melihat berbagai fakta

melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud fakta-fakta tersebut

sehingga pengalaman pun dapat dibagi.

Membaca sebuah novel, untuk sebagian orang hanya ingin menikmati

cerita yang disuguhkan, mereka hanya akan mendapatkan kesan umum dan

samar tentang bagian cerita tertentu yang menarik. Stanton (2012), berpendapat

bahwa “Novel mampu menghadirkan perkembangan suatu karakter, situasi sosial

yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan

berbagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun silam secara lebih

mendetail” (h.90). Novel menyampaikan permasalahan yang kompleks secara

Page 16: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

8

penuh, mengkreasikan sebuah dunia yang jadi. Dalam hal ini penggambaran

berlebihan tidak akan banyak manfaat sehingga pengarang lebih memilih

menyatakan fakta secara apa adanya. Pembaca yang sembrono, menyimpulkan

secara cepat, dan penilaian yang terburu-buru hanya akan menjadikan nilai karya

berkurang.

Kosasih (2014), berpendapat bahwa “Novel adalah karya imajinatif

yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau

beberapa orang tokoh” (h.60). Dikatakan imajinatif karena merupakan ekspresi

jiwa pengarang, acuan karya sastra bukanlah dunia nyata, melainkan dunia fiksi.

Pengarang menghayati berbagai permasalahan dengan penuh kesungguhan yang

kemudian diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi yang sesuai dengan

pandangannya. Sebagai sebuah karya imajinatif, fiksi menawarkan berbagai

permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

novel adalah jenis tulisan yang didasari atas berbagai lini problematika

kehidupan antara fiksi dan nonfiksi didalamnya memiliki banyak sekali peran

dari setiap tokoh. Novel tak hanya menyeritakan tentang seseorang secara

normal, di dalam sebuah novel ada konflik serta permasalahan dan penyelesaian

masalah yang terjadi. Seluk beluk yang terjadi dalam cerita novel atau cerita fiktif

tidak hanya sebagai suatu cerita khayalan semata, melainkan juga sebuah

Page 17: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

9

imajinasi yang dihasilkan oleh pengarang sebagai sebuah kenyataan baru atau

fenomena yang dapat dilihat dan dirasakan oleh pembaca.

2. Karakteristik Novel

Untuk mengetahui perbedaan antara cerpen dan novel Kosasih (2014)

mengungkapkan karakteristik novel yaitu, novel memiliki alur lebih rumit dan lebih

panjang, ditandai oleh perubahan nasib pada sang tokoh, tokohnya lebih banyak

dalam berbagai karakter, latar meliputi wilayah geografi yang luas dan dalam waktu

yang lebih lama., serta memiliki tema yang lebih kompleks, ditandai oleh adanya

tema-tema bawahan. Jadi, novel akan memiliki jalan cerita yang lebih panjang, hal

ini karena tema cerita yang dikisahkan lebih kompleks dengan persoalan tokoh yang

juga lebih rumit. Cerita yang menarik biasanya mampu mengikat pembaca untuk

selalu ingin mengetahui kelanjutan kejadiannya, mampu membangkitkan rasa ingin

tahu.

Aziz dan Hasim (2010) menyebutkan karakteristik atau ciri novel terdiri dari

beberapa yaitu, “Novel berbentuk prosa, merupakan bentuk pengungkapan dengan

cara langsung. Novel yang bersifat naratif, artinya ia lebih bersifat bercerita dari pada

memperagakan. Novel membuat penggambaran-penggambaran yang sangat

dramatis, nyaris seperti keadaan yang sesungguhnya. Namun, melalui cerita atau

narasi tertentu ” (h.3). Bahasa yang dapat dijumpai dalam novel yaitu elemen-elemen

yang puitis dan bahasa sehari-hari, atau bahasa yang biasa kita jumpai dalam tulisan-

tulisan nonfiksi. Novel menggunakan media tulisan dalam menyuguhkan karyanya

Page 18: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

10

dan penggambarannya dilukiskan dengan kata-kata saja. Novel merupakan suatu

gambaran kejadian, maka ada seseorang tokoh yang menjadi subjeknya dalam cerita

yang memiliki sifat, tingkah atau perilaku yang ditampilkan pengarang dengan

menggunakan plot atau alur yang melengkapi cerita.

Nurgiyantoro (2015), mengungkapkan karakteristik novel sebagai berikut,

“Dari segi panjang cerita, novel (jauh) lebih panjang daripada cerpen. Oleh karena

itu, novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara

lebih banyak, lebih rinci, lebih detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai

permasalahan yang kompleks” (h.13). Membaca novel lebih sulit karena novel

mempunyai kemampuan menyampaikan permasalahan yang kompleks

mengkreasikan dunia yang utuh. Novel menghadirkan dunia dalam skala yang besar

dan kompleks yang mencakup pelbagai jenis pengalaman kehidupan yang dipandang

menjadi aktual namun semuanya tetap saling terjalin. Novel memiliki hubungan

antarbab, sehingga keutuhan cerita sebuah novel mencakup keseluruhan bab.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa novel berisikan cerita

yang tak pendek, karena novel memasukan permasalahan melalui penyampaian yang

lebih kompleks dan secara terperinci. Novel yang panjang akan menghambat

kepekaan pembaca mengenai bagian-bagian kecil dalam alur cerita.

Page 19: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

11

3. Jenis-Jenis Novel

Setiap novel memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan kreativitas dari

seorang pengarang novel. Nurgiyantoro (2015) membedakan novel menjadi tiga

jenis, yaitu :

a. Novel Popular

Novel popular adalah novel yang popular pada masanya dan banyak

penggemarnya, khususnya pembaca di kalangan remaja. Ia menampilkan masalah-

masalah yang aktual dan selalu menzaman, namun hanya pada tingkat permukaan.

Novel popular tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih intens, tidak

berusaha meresapi hakikat kehidupan. “Novel popular lebih mudah dibaca dan

dinikmati karea ia memang semata-mata menyampaikan cerita.” (Stanton, 1965: h.2)

Contoh novel popular yaitu novel Atheis, bercerita tentang percintaan Hasan dan

Kartini.

b. Novel Serius

Novel serius mengambil realitas kehidupan ini sebagai model, kemudian

menciptakan sebuah “dunia baru”, dunia dalam kemungkinan, lewat pengembangan

cerita dan penampilan tokoh-tokoh dalam situasi khusus. Novel-novel seperti Para

Priyayi, Saman, Supernova, Laskar Pelangi dan Ayat-ayat Cinta.

C. Novel Teenlit

Page 20: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

12

Novel Teenlit yang mulai populer pada tahun 2000-an. Novel-novel teenlit

dapat berkisah tentang lingkungan remajadengan bahasa gaul yang khas remaja

karena pada umumnya ditulis oleh remaja. Remaja yang masih berpenampilan dan

berpola remaja berkisah tentang dunianya, dunia yang sedang dijalaninya. Cerita

novel teenlit dapat dijadikan sebagai sarana identifikasi diri. Sesuai dengan

perkembangan kejiwaannya, cerita itu dapat dijadikan sarana mencari tokoh model.

Baik cerita maupun bahasa gaul yang dipakai dalam novel itu bersifat gue banget.

Ada banyak novel teenlit di toko buku misalnya; Maria Ardelia (16 Tahun) menulis

Me vs High Heels! Aku Vs Sepatu Hak Tinggi (2004), Dylam Nuranindya (18 Tahun)

menulis Dealova (2004).

Berdasarkan jenis-jenis novel di atas dapat disimpilkan bahwa tiap-tiap novel

itu unik karena memiliki karakteristiknya sendiri. Seperti novel populer pada

umumnya yang bersifat artifisial, dan hanya bersifat sementara, cepat ketinggalan

zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanya sekali lagi. Novel semacam ini

biasanya cepat dilupakan orang, apalagi dengan munculnya novel-novel baru yang

lebih popular pada masa sesudahnya. Novel serius dalam bercerita mengemukakan

kebenaran dan kemungkinan. Membaca novel serius, jika ingin memahaminya

dengan baik, diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai dengan kemauan

untuk itu. Novel serius memiliki tujuan yaitu memberikan pengalaman yang berharga

kepada pembaca, atau paling tidak, mengajaknya untuk meresapi dan merenungkan

secara lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang diangkat. Novel teenlit

Page 21: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

13

amat diganderungi oleh kaum remaja putri yang haus akan bacaan yang sesuai dengan

kondisi dan kejiwaan mereka. Para remaja merasakan bahwa cerita di novel teenlit

dapat mewakilkan dan mencerminkan diri, dunia, cita-cita, keinginan, gaya hidup,

gaya gaul, dan lain-lain yang menyangkut permasalahan mereka.

Menurut Aziez & Hasim (2010) membagi jenis-jenis novel menjadi empat

belas, yaitu :

a. Novel Picaresque melukiskan picaro dan perjalanan penjahat kecil-kecilan yang

melawan hukum moral dan masyarakat, perilakunya pun antisosial, tanpa harus

benar-benar jahat.

b. Novel Epistolari memanfaatkan surat yang dikirim di antara para tokoh yang ada di

dalamnya sebagai media penyimpanan cerita. Surat begitu penting bagi masyarakat

inggris pada abad ke delapan belas. Hal ini dikarenakan pada saat tingkat literasi

sudah cukup tinggi dikalangan kaum terpelajar, tetapi fasilitas transportasi masih

primitif untuk ukuran zaman sekarang. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika

novel pada awal kemunculannya sangat dipengaruhi oleh komunikasi dalam bentuk

ini (surat).

c. Novel Sejarah merupakan jenis novel yang biasanya berbentuk petualangan, di mana

latar belakang sejarah, termasuk tokoh-tokoh sejarah dimasukan dalam rangkaian

cerita tokoh-tokoh fiktif.

Page 22: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

14

d. Novel Regional yang latarnya , atau “warna daerahnya” memainkan peranan yang

sangat penting dalam pandangan tradisional, daerah yang dimaksud adalah daerah

terpencil atau daerah pegunungan, bukan daerah perkotaan.

e. Novel Satir tidak harus berbentuk prosa dan bersifat rekaan, sekalipun di dalamnya

dikandung makna “melebih-lebihkan”, yang melibatkan khayalan fiktif dalam kadar

tertentu. Satir berupaya menyerang sesuatu yang dituding sebagai kejahatan atau

kebodohan yang bersifat perorangan, kelompok, maupun anggota masyarakat secara

keseluruhan dan alatnya adalah lelucon, dan cemoohan.

f. Bildungsroman sejenis novel yang mengosentrasikan dirinya pada perkembangan

diri sang tokoh, dari masa muda atau kanak-kanak sampai masa dewasa.

g. Novel Tesis secara eksplisit mengisyaratkan bahwa ia memiliki tesis atau argument

tertentu yang mendasari ceritanya. Secara tipikal, ia merupakan novel yang berkenaan

dengan suatu upaya untuk mendorong dilakukannya reformasi sosial atau koreksi atas

perilaku-perilaku keliru tertentu.

h. Novel Gotik (Roman Noir) memunculkan tokoh-tokoh, latar, dan situasi khas yang

sampai sekarang masih muncul dalam film-film horror modern. Latar abad

pertengahan yang gelap dan meremang, puri-puri kuno dengan kamar-kamar dan

lorong-lorong rahasia, yang dikuasai oleh seseorang bangsawan berwatak sinis akibat

suatu siksaan atau dosa tertentu, serta elemen supranatural yang begitu kuat

Page 23: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

15

menguasai suasana. Novel gotik awal tidak lama mengenyam masa jaya dan pada

awal abad kesembilan belas ia sudah menjadi milik masa lampau.

i. Roman-Fleuve merujuk pada novel berantai yang bisa dibaca dan diapresiasi satu-

satu, tetapi berkenaan dengan tokoh-tokoh atau peristiwa-peristiwa yang sama dan

selalu muncul dari satu novel ke novel berikutnya.

j. Roman Feuilleton adalah novel yang diterbitkan secara “mencicil” dan tanpa

mengalami pemotongan dalam suatu surat kabar. Model penerbitan semacam ini sangat

popular di abad kesembilan belas.

k. Fiksi Ilmiah dalam maknanya yang umum ia merupakan karya cerita, baik yang

ditulis maupun difilmkan. Fiksi ilmiah berkenaan dengan penggambaran ilmu

pengetahuan modern, terutama perjalanan antar planet dan dunia luar angkasa. Ia

merupakan genre yang sedang merebak dan akan terus berkembang. Fiksi ilmiah boleh

dikatakan memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh sastra fantasi, yaitu latarnya yang

melibatkan perjalanan antarplanet, teknologi tingkat tinggi, mesin, robot, makhluk-

makhluk, baju yang aneh, dan kehidupan masa depan. Berbeda dengan sastra fantasi,

latar dan peristiwa dalam novel fiksi bisa diterima nalar, sekalipun kejadiannya tidak

nyata.

l. Novel Baru (Nouveau Roman) roman baru merupakan suatu perkembangan yang

relative baru, yang bermula dari Prancis. Novel jenis ini konvensi-konvensi penulisan

Page 24: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

16

fiksi yang sudah mapan secara sengaja disampaikan atau diperlakukan sedemikian rupa

untuk membingungkan pembaca dan untuk mencapai efek tertentu yang berbeda.

m. Metafiksi merujuk pada sejenis novel atau cerpen yang secara sengaja mengoyak

ilusi fiktif dan mengomentari secara langsung hakikat fiktifnya sendiri atau proses

penulisannya.

n. Faksi dengan demikian bermakna suatu karya yang keberadaannya ada diantara fakta

dan fiksi, yang utamanya berurusan dengan peristiwa atau tokoh nyata, tetapi dengan

menggunakan rincian rekaan untuk meningkatkan tingkat kepercayaan dan

keterbacaannya.

Jenis-jenis novel di atas merupakan kumpulan dari berbagai negara dan novel

yang muncul pada abad kedelapan belas sampai abad kesembilan belas. Jenis novel

dapat didasarkan pada tinjauan historis didasarkan pada unsur instrinsik biasanya

mendominasi suatu periode dan tinjauan teknis berdasarkan unsur ekstrinsik serta gaya

bahasa yang digunakan dalam setiap narasinya. Novel pada masa lalu banyak

diperugunakan sebagai sarana untuk mengerjakan berbagai keperluan hidup,

memberikan ajaran moral, etika kehidupan, semangat perjuangan, menawarkan

pandangan hidup, nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat, serta

mempertahankan eksistensi masyarakat.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengkategorian jenis-

jenis novel merupakan sebuah bentuk untuk memudahkan dalam memahami dan peka

Page 25: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

17

terhadap suatu gejala, dan konsep yang diutarakan dalam novel tersebut. Suatu novel

memperoleh pembagian atau jenis-jenis novel, ia sebenarnya didasarkan pada unsur-

unsur yang menonjol yang ada didalamnya. Oleh karena itu, ada beberapa jenis novel

yang membahas tentang sejarah, menceritakan tokoh dari masa kanak-kanak sampai ia

di fase dewasa dan juga membahas tentang perilaku tokoh yang ada dalam cerita

tersebut. Setiap novel memiliki seuatu yang kreatif dan unik, yang sering kali

menentang asumsi dan harapan pembaca sampai batas tertentu.

4. Unsur-Unsur Novel

Sebuah novel merupakan seni penulisan yang sifatnya artistik dan menyeluruh

karena dengan segenap jiwa raga yang membentuknya menjadi sebuah hasil totalitas

sang penulis. Sebagai sebuah totalitas, novel memiliki bagian-bagian, unsur-unsur

yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat dan saling menguntungkan.

Unsur-unsur tersebut meliputi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

a. Unsur Intrinsik

Dengan adanya unsur intrinsik dapat membantu pembaca memahami sebuah

cerita. Menurut Nurgiyantoro (2015: h.30) unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang

membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan suatu teks

lahir sebagai teks sastra, unsur-unsur yang banyak dijumpai secara faktual jika orang

membaca sebuah karya sastra. Unsur instrinsik yang dimaksudkan yaitu meliputi;

peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau

Page 26: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

18

gaya bahasa, dan lain-lain. Selanjutnya dibawah ini akan diuraikan unsur intrinsik

menurut Nurgiyantoro sebagai berikut:

1. Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari suatu keadaan ke keadaan lain

(Luxemburg dkk, 1992:150), peralihan dari aktivitas ke aktivitas lain. Peristiwa dapat

dibedakan ke dalam beberapa kategori tergantung dari mana ia dilihat. Peristiwa dapat

dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu :

a. Peristiwa Fungsional merupakan inti cerita sebuah cerita fiksi yang bersangkutan.

Dengan demikian, kehadiran peristiwa-peristiwa itu dalam kaitannya dengan logika

cerita merupakan suatu keharusan. Jika sejumlah peristiwa fungsional ditinggalkan

atau dihilangkan, hal itu akan menyebabkan cerita menjadi lain dan atau bahkan

menjadi kurang logis.

b. Peristiwa Kaitan adalah peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengaitkan peristiwa-

peristiwa penting (baca: peristiwa fungsional) dalam pengurutan penyajian cerita

secara plot. Peristiwa kaitan kurang memengaruhi perkembangan plot cerita sehingga

seandainya ditinggalkan atau dihilangkan pun tidak berpengaruh terhadap logika cerita.

Paling tidak masih dapat mengetahui inti cerita secara keseluruhan.

c. Peristiwa Acuan adalah peristiwa yang secara tidak langsung berpengaruh dan atau

berhubungan dengan pengembangan plot, melainkan mengacu pada unsur-unsur lain,

misalnya berhubungan dengan masalah perwatakan atau suasana yang melingkupi

batin seorang tokoh.

Page 27: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

19

2. Cerita merupakan rentetan peristiwa yang terjadi sesuai dengan urutan waktu, jadi

secara kronologis, dalam sebuah karya fiksi, urutan peristiwa itu sering disiasati dan

dimanipulasikan sehingga tidak dapat lagi disebut sederhana. Peristiwa yang

dikisahkan tidak harus berurutan dari awal hingga akhir, melainkan dapat dimulai dari

titik-peristiwa mana saja sesuai dengan keinginan dan kreativitas pengarang.

Manipulasi urutan waktu tersebut dalam teks fiksi biasanya berupa pembalikan waktu

penceritaan, peristiwa yang secara logika terjadi belakangan, justru bisa diceritakan

lebih dahulu.

3. Plot merupakan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan sebab-akibat yang

selalu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain. Plot merupakan

cerrrminan atau bahkan berupa perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak,

berpikir, berasa, dan bersikap dalam menghadapi perjalanan hingga masalah

kehidupan.

4. Penokohan lebih luas pengertiannya dari pada tokoh dan perwatakan sebab ia

sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana

penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan

gambaran yang jelas terhadap pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik

perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita. Seorang tokoh dapat

dikategorikan ke dalam beberapa jenis sekaligus, misalnya:

a. Tokoh Utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang

bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku

Page 28: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

20

kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap

kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan. Di

pihak lain, pemunculan tokoh-tokoh tambahan biasanya diabaikan, atau paling tidak,

kurang mendapat perhatian.

b. Tokoh Protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara

popular disebut hero atau tokoh yang ideal bagi pembaca. Tokoh protagonis

menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan pembaca, harapan-harapan

pembaca. Tokoh antagonis adalah tokoh yang beropsesi dengan tokoh protagonis,

secara langsung ataupun tidak langsung, bersikap fisik atau batin. Tokoh antagonislah

yang menyebabkan timbulnya konflik dan ketegangan sehingga menjadi cerita yang

menarik.

c. Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu,

suatu sifat atau watak tertentu saja. Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan

diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannnya.

d. Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan

dan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang

terjadi. Tokoh berkembang adalah tokoh yang mengalami perubahan dan

perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan dan perubahan peristiwa dan

plot dikisahkan.

Page 29: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

21

e. Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan

individualitasnya dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan atau kebangsaannya.

Tokoh netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-

benar merupakan tokoh imajinatif yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia

fiksi.

5. Tema adalah gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra sebagai

struktur semantis dan bersifat abstrak yang secara berulang-ulang dimunculkan lewat

motif-motif dan biasanya dilakukan secara implisit. Untuk menemukan tema sebuah

karya fiksi, ia harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan

bagian-bagian tertentu cerita. Tema mengangkat masalah kehidupan yang berkaitan

dengan masalah cinta, rindu, cemas, takut, religious, nafsu dan lain-lain.

6. Latar atau setting yang disebut juga sebagai landasan tumpu, menunjukan pada

pengertian tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial tempat terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara kongkret

dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan relalistis kepada pembaca,

menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.

7. Sudut pandang dalam teks fiksi mempersoalkan siapa yang menceritakan, atau dari

mana (siapa) peristiwa dan tindakan itu dilihat. Sudut pandang dapat banyak

macamnya tergantung dari sudut mana ia dipandang dan seberapa rinci ia dibedakan

seperti:

Page 30: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

22

a. Sudut pandang pesona ketiga “dia”, narrator adalah seseorang yang berada di luar

cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata

gantinya: ia, dia, mereka.

1. “dia” mahatahu, narrator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu. Ia mengetahui

berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan termasuk motivasi yang melatar

belakanginya.

2. “dia” terbatas, pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikir dan

dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas hanya pada seorang tokoh saja. “dia”

sebagai pengamat yang benar-benar objektif, narator bahkan hanya dapat melaporkan

segala sesuatu yang dapat dilihat dan didengar, atau yang dapat dijangkau oleh indera,

dalam hal ini narator seolah-olah berlaku sebagai kamera yang berfungsi untuk

merekam dan mengabadikan suatu objek.

b. Sudut pandang pesona pertama “aku” narator adalah seorang yang terlibat dalam

cerita. Ia adalah si “aku” tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri,

mengisahkan peristiwa dan tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami, dan

dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca.

1. “aku” tokoh utama mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang

dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupunfisik, hubungannya

dengan sesuatu yang diluar dirinya. Si “aku: menjadi fokus, pusat kesadaran, pusat

cerita.

Page 31: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

23

2. “aku” tokoh tambahan hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedang

tokoh cerita yang dikisahkan itu keemudian “dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri

sebagai pengalamannya.

c. Sudut pandang persona kedua “kau” merupakan cara pengisahan yang

mempergunakan “kau” yang biasanya sebagai variasi cara memandang oleh tokoh aku

dan dia. Penggunaan teknik “aku” biasanya dipakai “mengoranglainkan”. Diri sendiri,

melihat diri sendiri sebagai orang lain.

d. Sudut pandang campuran berupa penggunaan sudut pandang pesona ketiga dengan

teknik “dia” manatahu dan “dia” sebagai pengamat, pesona pertama dengan teknik

“aku” sebagai tokoh utama dan “aku” tambahan atau sebagai saksi. Selain itu, ia dapat

pula berupa campuran antara pesona pertama dan ketiga, antara “aku”, “dia”, bahkan

kadang-kadang juga diselingi pesona kedua “kau” sekaligus.

8. Bahasa atau gaya bahasa merupakan teknik pemilihan ungkapan kebahasaan yang

dapat mewakili sesuatu yang akan diungkapkan dan sekaligus untuk mencapai efek

keindahan.

Stanton (2012) berpendapat bahwa unsur intrinsik novel terdiri atas, alur yang

merupakan rangkaian peristiwa, karakter merujuk pada individu yang muncul dalam

cerita, latar adalah lingkungan yang melengkapi sebuah peristiwa dalam cerita, tema

merupakan aspek cerita, sedangkan sudut pandang merupakan semua kejadian yang

dituturkan melalui kacamata pengarang, dan gaya adalah cara pengarang dalam

Page 32: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

24

menggunakan bahasa. Di dalam karya sastra terdapat faktor-faktor cerita yang terdiri

dari karakter, alur dan latar. Hal ini berfungsi sebagai catatan kejadia imajinatif dari

sebuah cerita yang menghubungkan sebab akibat, atau hubungan kronologinya yang

berkelanjutan.

Menurut Kosasih (2014), unsur intrinsik novel terdiri dari tema yaitu gagasan

yang menjalin struktur isi cerita, alur merupakan pola pengembangan cerita yang

terbentuk oleh hubungan sebab akibat, sedangkan latar meliputi tempat, waktu dan

budaya yang digunakan dalam sebuah cerita, sementara sudut pandang adalah posisi

pengarang dalam membawakan cerita, gaya bahasa berfungsi menciptakan suatu nada

serta memperhatikan interaksi antara sesama tokoh dan amanat merupakan ajaran

moral atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

Pengarang dalam mengembangkan cerita harus memperhatikan unsur-unsur

intrinsik yang terdapat dalam novel. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa unsur intrinsik adalah unsur yang ikut serta membangun sebuah pondasi cerita

yang di dalamnya terdapat seperti tema, alur dana tau plot, perwatakan dan atau

penokohan, latar dana tau setting, sudut pandang, bahasa dana tau gaya bahasa dan

amanat. Kesatupaduan antara pelbagai unsur-unsur intrinsik inilah yang membuat

novel terasa lebih berwujud.

b. Unsur Ekstrinsik

Page 33: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

25

Unsur ekstrinsik adalah jenis unsur yang berada di luar karya sastra dan secara

tidak langsung ikut membangun karya sastra. Jadi pengarang membuat jenis tinnjauan

lain yang sekiranya bisa mendukung terbentuknya sebuah karya sastra.

Menurut Nurgiyantoro (2015), “Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang

berada di luar teks sastra itu, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangun atau

sistem organisme teks sastra” (h.30). Unsur ekstrinsik dalam sebuah novel haruslah

tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting, karena dapat memengaruhi bangun

cerita secara keseluruhan. Dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan

hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran ddan

hal itulah yang ingin disampaikannya kepada pembaca.

Kosasih (2014), berpendapat bahwa “Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang

berpengaruh terhadap isi novel itu. Yang termasuk ke dalam unsur luar itu adalah latar

belakang pengarang, kondisi budaya, termasuk tempat novel itu dikarang” (h.72).

Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan

pandangan hidup yang kesemuanya itu akan memengaruhi karya yang ditulisnya.

Karya sastra mampu memberi kesenangan dan kenikmatan, namun di dalamnya juga

terkandung manfaat. Manfaat yang dimaksud yaitu, dapat melibatkan berbagai aspek

kehidupan yang menunjang atau memengaruhi cara berpikir, bersikap, berperasaan dan

bertindak. Karya sastra mengandung dan mencerminkan sikap hidup masyarakat di

mana dan kapan karya sastra itu diciptakan.

Page 34: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

26

Berdasarkan kedua pendapat di atas unsur ekstrinsik adalah segala macam

unsur yang berada di luar karya sastra yang iku memengaruhi kehidupan karya sastra

tersebut. Misalnya; faktor ekonomi, pendidikan, social budaya, keagamaan dan

psikologi pengarang maupun psikologi pembaca. Untuk mengetahui wujud unsur-

unsur ekstrinsik itu, tentu kita harus mengetahui biografi pengarang novel juga tahun

penerbitannya.

5. Hakikat Sosiologi Sastra

Teori sosiologi sastra merupakan teori yang digunakan untuk mengkaji nilai

pendidikan yang ada di dalam novel. Menurut Ratna (2013), “Sosiologi berarti ilmu

mengenai asal-usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan dan

mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antar manusia dalam masyarakat, sifatnya

umum, rasional dan empiris” (h.1). Sosiologi sastra memandang karya sastra sebagai

hasi interaksi pengarang dengan masyarakat, sebagai kesadaran kolektif. Analisis

sosiologi memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi-sungsi sastra, karyas sastra

sebagai produk masyarakat tertentu.

Faruk (2010), berpendapat bahwa “Sosiologi sastra sebagai sebuah usaha

pemahaman yang objektif-empiris, sosiologi sebenarnya mempelajari manusia

sebagaimana yang ditemukan dan dialami secara langsung dalam kenyataan keseharian

kehidupan” (h.17). Penggabungan makna kata sosiologi dan sastra merupakan suatu

pendekatan untuk analisis ilmiah terhadap kehidupan sosial. Hubungan karya sastra

dengan masyarakat merupakan hubungan yang hakiki. Karya sastra mempunyai tugas

Page 35: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

27

penting, dalam usahanya dalam menjadi pelopor pembaharuan, maupun memberi

pengakuan terhadap suatu gejala kemasyarakatan.

Menurut Endraswara (2011), “Sosiologi sastra adalah kaitan langsung antara

karya sastra dengan masyarakat” (h.9). Karena di dalam karya sastra terdapat cerminan

kehidupan masyarakat. Karya sastra juga dipahami sebagai karya kreatif, hasil ciptaan

pengarang, serta menyangkut keseluruhan tata kehidupan masyarakat. Kehidupan

sosial manusia yang dipelajari oleh sosiologi amat luas, kompleks, umum dan abstrak.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi

sastra lebih banyak memperbincangkan hubungan antara karya sastra dengan

kehidupan sosialnya. Sosiologi dan sastra merupakan dua hal yang berbeda namun

tetap saling melengkapi, karena dalam kaitannya sastra merupakan sebuah refleksi

kehidupan masyarakat dan lingkungan sosial yang dikembangkan dalam sebuah karya

sastra.

6. Perspektif Sosiologi Sastra

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan mengapa sastra memiliki

keterikatan yang erat dengan masyarakat dan dengan demikian harus diteliti dalam

kaitannya dengan masyarakat. Menurut Ratna (2015), karya sastra memiliki tiga subjek

yaitu: karya sastra yang ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita, disalin

oleh penyalin, sedangkan ketiga subjek tersebut adalah anggota masyarakat. Karya

sastra menyerap aspek-aspek kehidupan yang terjadi dalam masyarakat, yang pada

Page 36: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

28

gilirannya juga difungsikan oleh masyarakat. Karya sastra baik lisan maupun tulisan,

dipinjamkan melalui kompetensi masyarakat, berbeda dengan ilmu pengetahuan,

agama, adat-istiadat, dan tradisi yang lain. Masyarakat menemukan citra dirinya dalam

suatu karya sastra.

Endraswara (2011), berpendapat bahwa sosiologi sastra dapat meneliti sastra

sekurang-kurangnya melalui tiga perspektif. “Pertama perspektif karya sastra, teks

biasanya dipotong-potong, diklasifikasikan, dan dijelaskan makna sosiologisnya.

Kedua perspektif biografi, yaitu peneliti menganalisis pengarang. Ketiga perspektif

reseptif, yaitu peneliti menganalisis penerimaan masyarakat terhadap teks sastra”

(h.80-81). Sastra juga dibentuk oleh masyarakatnya, sastra memiliki keteraitan timbal

balik dalam derajat tertentu dengan masyarakat. Sosiologi berusaha mencari pertautan

antara sastra dengan kenyataan masyarakat dalam berbagai dimensi.

Berdasarkan paparan di atas dalam kaitan ini, sastra merupakan sebuah refleksi

lingkungan sosial budaya yang merupakan suatu tes dialektika antara pengarang

dengan situasi sosial yang dikembangkan dalam karya sastra. Analisis sosiologi sastra

memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi-fungsi sastra, sebagai upaya timbal

balik sastra harus memberikan masukan, manfaat, terhadap struktur sosial yang

menghasilkannya.

7. Model Analisis Sosiologi Sastra

Page 37: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

29

Sosiologi sastra didefiniskan sebagai ilmu tentang hubungan antara karya sastra

dan masyrakat. Hubungan ini terjalin secara linier atau dua arah, tentang konteks sosial

yang memengaruhi penulis dalam mendirikan imajinasinya dan kaitannya mengenai

kehidupan sosial secara lebih meluas. Sosiologi sastra mempertimbangkan analisis

karya sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, maka menurut Ratna (2015), model

analisis yang dapat dilakukan meliputi tiga macam:

a. Menganalisis masalah-masalah sosial yang terkandung di dalam karya sastra itu

sendiri, kemudia menghubungkannya dengan kenyartaan yang pernah terjadi. Pada

umumnya disebut sebagai aspek ekstrinsik, model hubungannya yang terjadi disebut

refleksi.

b. Sama dengan di atas, tetapi dengan cara menemukan hubungan antarstruktur, bukan

aspek-aspek tertentu, dengan model yang bersifat dialektika.

c. Menganalisis karya sastra dengan tujuan untuk memperoleh informasi tertentu,

dilakukan oleh disiplin tertentu. Model analisis inilah yang pada umumnya

menghasilkan penelitian karya sastra sebagai gejala kedua.

Dikaitkan dengan perkembangan penelitian karya sastra, penelitian yang

kedualah yang dianggap relevan, karena karya sastra lebih bersifat aktif dan dinamis

sebab keseluruhan aspek karya sastra benar-benar berperan. Di dalam sosiologi sastra

masyarakat harus lebih berperan. Karena masyarakat yang mengondisikan karya sastra,

bukan sebaliknya.

Page 38: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

30

Permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat dengan sendirinya lebih

beragam sekaligus lebih kompleks dalam sastra regional, sastra nusantara. Indikator

yang pertama berkaitan dengan bahasa sebagai medium. Di Indonesia terdapat ratusan

bahasa yang masih hidup dalam masyarakatnya masing-masing. Indikator kedua

berkaitan dengan struktur sosial itu sendiri, yang berbeda-beda sesuai dengan situasi

dan kondisinya masing-masing, baik yang berkaitan dengan geografi, alam sekitar, dan

iklim, maupun dalam kaitannya dengan ciri-ciri masyarakat yang mendukungnya.

Novel ini dapat dikaji dengan pendekatan sosiologi sastra seperti novel Laut

Bercerita karya Leila S. Chudori yang di dalamnya terdapat nilai pendidikan. Novel

tersebut merupakan hasil pengarang sastra sebagai cerminan kehidupan masyarakat

yang melatar belakanginya. Karya sastra bukan semata-mata gejala individual, tetapi

juga gejala sosial. Oleh karena itu, novel tersebut dapat dikaji dengan pendekatan

sosiologi sastra.

8. Hakikat Nilai Pendidikan

Hubungan sastra dengan pendidikan memiliki kaitan yang erat dan tidak bisa

dipisahkan karena keduanya memiliki keterikatan. Didalam masyarakat terdapat nilai-

nilai yang mendidik bagi pembaca, sedangkan sastra menjadi tempat bagi pengarang

untuk mengapresiasikan nilai-nilai pendidikan bagi para pembaca. Menurut Ismail

(2008), makna pendidikan nilai adalah “Membantu manusia untuk menggali nilai-nilai

dan menempatkan integral dalam konteks keseluruhan hidupnya. Pendidikan nilai juga

membantu manusia memahami, mengapresiasikan, membuat keputusan yang tepat

dalam masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan negara yang diharapkan dapat

Page 39: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

31

mengeliminasi sikap arogansi” (h. 44-45). Pandangan tentang nilai dapat diartikan

sebagai keyakinan dan manfaat kegunaan. Pendidikan merupakan salah satu alat untuk

menghasilkan perubahan pada diri manusia, manusia akan dapat mengetahui segala

sesuatu yang tidak atau belum diketahui sebelumnya.

Suryobroto (2010), berpendapat bahwa “Pendidikan merupakan usaha yang

sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan

manusia agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan

sebagai warga negara/masyarakat, dengan memilih strategi kegiatan, dan teknik

penilaian yang sesuai” (h.2). Sesuatu itu bernilai karena berguna bagi hal tertentu atau

bermanfaat bagi tujuan tertentu. Manusia hanya menjadi manusia bila ia berbudi luhur,

berkehendak baik serta mampu mengaktualisasi diri dan mengembangkan budi, dan

kehendaknya secara jujur, baik bagi keluarga, masyarakat, negara, maupun lingkungan

dimana ia berada.

Menurut Aly dan Munzier (2003), “Nilai pendidikan adalah subjektif dan

merefleksikan apa yang ada dalam individu atas anggapan bahwa nilai itu bersifat

biologis dan psikologis” (h.135). Keinginan merupakan ungkapan tentang kebutuhan

biologis atau diri atau tuntutan fisik. Keinginan tidak mesti selalu berada pada taraf hal

yang diterima atau diinginkan secara sosial.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan adalah

nilai yang bersifat abstrak dilakukan oleh manusia secara sadar dan terencana untuk

mengembangkan potensi diri sebagai identitas kualitas manusia. Pendidikan

merupakan persoalan penting bagi semua manusia. Pendidikan selalu menjadi tumpuan

harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Mengembangkan

masyarakat dan membuat generasi mampu membuat banyak bagi keputusan bersama.

Page 40: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

32

9. Nilai Pendidikan dalam Satra

Sastra sebagai hasil kehidupan diantaranya mengandung nilai-nilai sosial,

filosofi, dan religi. Dalam karya sastra akan tersimpan nilai atau pesan yang berisi

amanat atau nasihat, pengarang berusaha memengaruhi pola piker pembaca dan ikut

mengkaji tentang baik dan buruk, benar dan salah. Karya sastra diciptakan bukan

sekadar untuk dinikmati, melainkan untuk dipahami dan diambil manfaatnya.

Beberapa pakar mengklasifikasikan nilai-nilai pendidikan dalam berbagai versi

yang berbeda. Salah satunya nilai-nilai pendidikan menurut Ismail (2008), di bagi atas:

a. Nilai kenikmatan dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai-nilai

mengenakan, yang menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak.

b. Nilai kehidupan dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai yang paling penting

bagi kehidupan, misalnya kesehatan dan kesejahteraan umum.

c. Nilai kejiwaan dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai kejiwaan yang sama

sekali tidak bergantung pada keadaan jasmani ataupun lingkungannya, misalnya:

keindahan dan kebenaran.

d. Nilai kerohanian, nilai yang tertinggi pada tingkatan ini adalah Allah.

Nilai pendidikan tersebut sebagai proses mempersiapkan manusia untuk

mampu memikul tugas di muka bumi, manusia diciptakan lengkap dengan potensinya

berupa akal dan kemampuan belajar. Serta pendidikan kerohanian merupakan

tanggung jawab pribadi, yaitu jalan untuk dapat beribadah, memeroleh petunjuk,

menjadi berbudaya, dan memakmurkan bumi guna melaksanakan tugas hidup

berdasarkan ilmu dan pengetahuan yang dijiwai dengan iman.

Adapun bentuk-bentuk nilai menurut Aly dan Munzier (2003), ada dua

pembagian besar tentang bentuk-bentuk nilai “pertama, nilai dipandang sebagai

konsep, dalam arti memberikan nilai atau timbangan. Kedua, nilai dipandang sebagai

proses penetapan hukum atau penilaian” (h.137). Dalam hal ini membantu manusia

Page 41: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

33

untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik, dalam menghubung-

hubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai-nilai. Serta membantu manusia

untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan menganalisis masalah-masalah

sosial. Untuk hidup bersama diperlukan sifat-sifat seperti sabar, ramah-tamah, sopan

santun, tolong menolong, saling menghargai, menghormati dan sebagainya.

Setiadi, Hakam, & Effendi (2013), menyatakan bahwa “kebudayaan adalah

hasil cipta, karsa dan rasa manusia karena kebudayaan mengalami perubahan dan

perkembangannya sejalan dengan perkembangan manusia itu” (h.40). Nilai-nilai

pendidikan budaya merupakan sesuatu yang dianggap baik dan berharga oleh suatu

kelompok masyarakat atau suku bangsa lain, karena nilai budaya membatasi dan

memberikan karakteristik pada suatu masyarakat dan kebudayaan. Seseorang mampu

memengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan

kebudayaan.

Berbeda dengan Ahmadi dan Uhbiyati (2015), yang membagun nilai

pendidikan menjadi delapan aspek terdiri dari:

a. Pendidikan budi pekerti adalah satu-satunya aspek yang sangat fundamental

dalam kehidupan. baik bagi kehidupan sebagai orang-orang maupun bagi kehidupan

masyarakat. Pendidikan budi pekerti bertujuan untuk mendidik agar dapat

membedakan antara baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, sifat terpuji dan tercela dan

sebagainya.

b. Pendidikan kecerdasan merupakan tugas pokok dari sekolah yang bertujuan

mendiidk anak agar dapat berfikir secara kritis berarti, bahwa dengan cepat anak dapat

melihat hal-hal yang benar dan hal-hal yang tidak benar. Berfikir secara logis berarti,

bahwa dengan cepat anak akan dapat melihat hubungan masalah yang satu dengan

masalah yang lain. Dapat menghubungkan dari beberapa masalah, membandingkan

dan menarik kesimpulan. Berfikir secara kreatif berarti, bahwa dari apa yang telah

Page 42: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

34

diselidiki, atau dari percobaan-percobaan yang dilakukan, dapat menemukan sesuatu

yang dianggap baru.

c. Pendidikan sosial, dalam kenyataannnya manusia tidak dapat hidup

sendirian. Ia tidak dapat terpisah dengan manusia-manusia lain dalam pergaulan sehari-

hari. Disamping itu, untuk kehidupan bersama diperlukan sifat-sifat seperti : sabar,

ramah tamah, sopan santun, tolong menolong, harga menghargai, hormat menghormati

dan sebagainya. Tujuan dari pendidikan sosial ialah mendidik anak agar dapat

menyesuaikan diri dalam kehidupan bersama dan ikut ambil bagian secara aktif falam

kehidupan bersama tersebut.

d. Pendidikan kewarganegaraan negara bertujuan untuk mendidik anak agar

kelak dapat menjadi warga negara yang baik dan yang sempurna, berguna bagi warga

masyarakat dan negara. Warga negara yang tahu hak dan kewajibannya, nilai-nilai

kebenaran dan keadilan, serta sanggup membela dan memperjuangkannya. Warga

negara yang cinta tanah air, bangsa, negara serta kebudayaannya, baik diluar maupun

dari dalam.

e. Pendidikan keindahan dan estetika bertujuan agar semua anak yang

mempunyai rasakeharuan terhadap keindahan. Mempunyai selera terhadap keindahan

dan selanjutnya dapat menghargai dan menikmati keindahan. Biarpun keindahan ini

tidak dapat dijadikan suatu pokok penghidupan, tetapi keindahan itu kita dapati dalam

segala kehidupan sehari-hari. Misalnya kebiasaan dalam berpakaian, mengatur rumah,

mengatur kamar, mengatur halaman dan sebagainya. Keindahan ini ada macam-macam

bentuknya, seperti keindahan dalam gerak, keindahan rupa, keindahan dalam suara,

keindahan dalam bahasa dan sebagainya.

f. Pendidikan jasmani bertujuan memperkuat urat daging, mempertinggi

koordinasi dan menjunjung kesehatan tubuh. Tetapi pendidikan jasmanu juga bertujuan

memperkuat watak. Melalui pendidikan jasmani kita bina dan kita kembangkan sifat-

Page 43: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

35

sifat dan tabiat-tabiat baik, seperti jujur, sportif, disiplin, bertanggungjawab, kerja sama

dan sebagainya.

g. Pendidikan agama banyak negara-negara yang berpendirian bahwa masalah

pendidikan agama adalah merupakan tanggungjawab pribadi, tanggungjawab

perseorangan. Melakukan kebiasaan untuk melaksanakan/mengamalkan ajaran-ajaran

agama misalnya: shalat, pergi ke masjid/gereja, berpuasa, mengikuti upacara-upacara

keagamaan dan sebagainya.

h. Pendidikan kesejahteraan keluarga bertujuan untuk meningkatkan taraf

kehidupan dan penghidupan keluarga untuk mencapai terwujudnya keluarga sejahtera

seluruhnya. Sedangkan, tujuan kesejahtreraan keluarga di sekolah ialah untuk

memperdalam keinsyafan anak akan perlunya hidup rukun, damai, hemat, cermat,

sehat sejahtera dalam ikatan keuarga, dan menimbulkan minat untuk ikut serta

berpartisipasi mengurus kehidupan keluarga.

i. Pendidikan Kewargaan Negara bertujuan untuk mendidik anak agar kelak

dapat menjadi warga negara yang baik dan sempurna, berguna bagi masyarakat dan

negara. Warga negara yang tahu hak dan kewajibannya, warga negara yang tahu akan

nilai-nilai kemerdekaan, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, serta yang cinta tanah air,

bangsa, negara serta kebudayaannya, baik dari luar maupun dari dalam.

Sastra dipersepsikan sebagai suatu fakta sosial yang menyimpan pesan yang

mampu menggerakkan emosi pembaca untuk bersikap atau berbuat sesuatu. Sastra

hadir di tengah-tengah masyarakat dengan memiliki andil, manfaat, bagi kehidupan

manusia salah satunya sebagai alat pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teori Ismail (2008), hal ini dikarenakan pengklasifikasian aspek nilai

pendidikan ini lebih tepat digunakan untuk penelitian Nilai Pendidikan dalam novel

Laut Bercerita karya Leila S.Chudori dengan kajian sosiologi sastra.

Page 44: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

36

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan telaah kepustakaan yang telah peneliti lakukan ada beberapa

hasil penelitian yang relevan antara lain :

Pertama, hasil penelitian Mutia Mashita, dkk (2013) Nilai-Nilai Pendidikan

dalam Novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara dan Implikasinya dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi Universitas Negeri Padang. Penelitian ini

menunjukan bahwa nilai-nilai yang terdapat dalam Novel Sepatu Dahlan karya Khrisna

Pabichara terbagi menjadi 5 klasifikasi; nilai pendidikan kerja keras, nilai pendidikan

kasih sayang, nilai pendidikan disiplin, nilai pendidikan sabar dan nilai pendidikan

sportif. Sedangkan, metode penelitian dalam Novel Sepatu Dahlan karya Khrisna

Pabichara adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian

sebelumnya berbeda dengan penelitian saat ini, perbedaannya terletak pada

implikasinya. Penelitian sebelumnya tidak menggunakan tinjauan, sedangkan dalam

penelitian ini menggunakan kajian sosiologi sastra. Data penelitian pun berbeda pada

penelitian sebelumnya menggunakan novel Novel Sepatu Dahlan karya Khrisna

Pabichara sedangkan penelitian saat ini menggunakan Novel Laut Bercerita karya

Leila S. Chudori. Persamaannya terdapat pada nilai-nilai pendidikan yang diteliti dan

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik analisis isi.

Kedua, hasil penelitian Nanik Sumarlin (2017) Nilai-nilai pendidikan dalam

Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini: Tinjauan Sosiologi Sastra. Jurnal ilmiah

SMP Negeri 1 Baureno Bojonegoro. Penelitian ini menunjukan nilai pendidikan dalam

novel tersebut. Sedangkan metode yang digunakan dalam menganalisis novel ini

adalah metode bentuk penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif.

Penelitian sebelumnya juga memiliki penelitian yang akan diteliti, penelitian

sebelumnya meneliti nilai pendidikan yang berhubungan tentang; nilai religius, nilai

budaya, nilai moral, dan nilai sosial yang terdapat dalam Novel Pertemuan Dua Hati

karya Nh. Dini yang terbit pada tahun 1986 oleh PT.Gramedia Utama. Persamaannya

Page 45: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

37

terdapat pada tinjauan yang digunakan yaitu tinjauan sosiologi sastra dan jenis yang

digunakan sama-sama menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis isi.

Ketiga, hasil penelitian Ulinnuha Madyananda, dkk (2017) Nilai Pendidikan

Novel Padang Bulan serta Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMP. Jurnal ilmiah Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini menunjukan nilai

pendidikan dalam Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata. Nilai pendidikan yang

terdapat dalam penelitian ini adalah nilai sosial, nilai ilmiah, nilai moral, dan nilai

agama. Sedangkan metode yang digunakan sama-sama menggunakan metode

deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data. Sedangkan perbedaan yang terdapat

dalam penelitian Ulinnuha adalah implikasinya, Ulinnuha menggunakan pemanfaatan

dalam pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang SMP, sedangkan penelitian ini

menggunakan Implikasinya dengan pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang SMA.

Berdasarkan telaah kepustakaan di atas diketahui bahwa penelitian Nilai

pendidikan dalam Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori kajian sosiologi sastra

dan implikasinya dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA belum

pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

Kesimpulan persamaannya terletak pada model penelitian yang digunakan yaitu

metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis isi. Adapun perbedaan penelitian ini

dengan ketiga sumber relevan tersebut terletak pada salah satu novel yang digunakan,

yakni Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori sejauh ini belum ada penelitian

terhadap novel tersebut.

Page 46: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra, pendekatan kualitatif

dengan metode analisis isi. Menurut Ratna (2013), “Sosiologi sastra adalah penelitian

terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan keterlibatan struktur sosialnya”

(h.25). Ratna (2015), mengungkapkan bahwa “Pendekatan kualitatif dan analisis isi

secraa keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikan dalam

bentuk deskripsi. (h.46). Ahmad Bahtiar dan Aswinarko (2013), mengatakan bahwa “

Isi dalam metode analisis terdiri dari dua jenis, yaitu isi laten da nisi komunikasi. Isi

laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi

komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi.

(h.18). Peneliti berpendapat bahwa isi laten adalah isi yang dimaksudkan sebagaimana

penulis, sedangkan isi komunikasi adalah isi sebagaimana terwujudnya hubungan

naskah dengan konsumen.

Pendekatan sosiologi sastra menitikberatkan fokus utamanya melalui pesan dan

makna, sesuai dengan pendekatan sosiologis yang memiliki keterikatan hubungan

hakiki antara karya sastra dan masyarkat. Dilihat dari segi kematangan objek dan juga

studi kultura. Pada penelitian melalui pendekatan kualitatif melibatkan unsur gejala

sosial yang relevan, misalnya keterlibatan pengarang, lingkungan tempat dimana

pengarang menetap, dan juga unsur budaya pada umumnya.

Penelitian Kualitatif dilakukan secara deskriptif , maksudnya adalah terurai

dalam jalinan kata demi kata, bukan dengan angka. Berdasarkan pendapat para ahli di

atas, peneliti menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini tentulah pendekatan kualitatif

lebih senada digunakan untuk penelitian sastra.

Page 47: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

39

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis isi tentang nilai

pendidikan dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori kajian sosiologi sastra

dan implikasinya dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Dokumen

yang dimaksud dalam penelitian ini berupa buku, penelitian ini mendeskripsikan atau

menggambarkan apa yang menjadi masalah, untuk kemudian dianalisis dan

menjelaskan sebab data yang ada.

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai saat pengajuan judul proposal skripsi hingga seminar

proposal skripsi untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt

1 Pengajuan

Judul

2 Bimbingan

Proposal

3 Seminar

Proposal

Skripsi

4 Bimbingan

dan revisi

hasil

seminar

5 Pembuatan

instrument

penelitian

Page 48: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

40

6 Pengumpula

n Data

7 Pengolahan

dan Analisis

data

8 Ujian

Skripsi

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian

Arikunto (2014), berpendapat bahwa “Sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi,

maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan subjek

penelitian atau variabel penelitian” (h.172). Sumber data yang diambil dalam penelitian

ini adalah Nilai pendidikan dalam Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori kajian

sosiologi sastra dan implikasinya dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMA. Novel ini diteribitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Jakarta dan

diterbitkan pertama kali tahun 2017 dengan tebal buku 379 halaman. Jenis data yang

akan dianalisis yaitu analisis yaitu berupa kutipan dalam kalimat yang didalamnya

terdapat nilai pendidikan.

Jenis data penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh

dari sumber data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung atau menjadi data

utama dalam penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah Novel “Laut Bercerita”

karya Leila S. Chudori.

Page 49: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

41

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang bukan diperoleh dari sumber pertama,

namun sudah tersedia dan didapatkan secara langsung. Data sekunder dari penelitian

ini berupa buku-buku referensi yang dijadikan sumber acuan dalam penulisan proposal

penelitian. buku-buku referensi dalam penelitian ini meliputi buku Pengantar Sosiologi

Sastra, Paradigma Sosiologi sastra, Teori Fiksi Robert Stanton, Teori Pengkajian

Fiksi, Ilmu Pendidikan, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, Metodologi

Penelitian Sastra, Teori, Metode dan Teknik penelitian sastra, Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik, Metodologi Penelitian Sosiologi Sastra, Menganalisis Fiksi

Sebuah Pengantar, Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra, dan EYD.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses penting dalam suatu penelitian

karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah observasi, dan dokumentasi. Menurut Arikunto (2014),

“Dalam menggunkan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya

dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi

item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. (h.272).

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan peneliyi dalam mengamati sumber data

penelitian.

Menurut Sugiyono (2017), “Dokumentasi merupakan catatan yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, atau karya-karya dari monumental

seseorang” (h.240). Dokumentasi adalah catatan-catatan penting yang berhubungan

dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Dokumentasi berbentuk tulisan berupa

catatan, biografi, dan lain-lain. Ketiga teknik tersebut merupakan suatu cara

pengumpulan data sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan

berdasarkan perkiraan semata.

Page 50: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

42

Adapun langkah-langkah pengumpulan teknik data dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Menentukan novel yang akan dijadikan objek penelitian.

2. Membaca novel Laut Bercerita karya Leila S.Chudori yang menjadi objek penelitian

dari awal hingga akhir dengan teliti, cermat dan berulang-ulang agar memperoleh

pemahaman secara mendalam.

3. Membaca referensi mengenai nilai-nilai pendidikan yang sesuai dnegan penelitian

yang akan peneliti lakukan.

4. Menentukan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Laut Bercerita

karya Leila S.Chudori dengan menandai atau menggaris bawahi setiap kalimatnya.

5. Membuat tabel analisis atau kartu penjaringan data.

6. Mengelompokan data dan kalimat berdasarkan nilai-nilai pendidikan yang

terkandung dalam novel tersebut.

7. Memasukan data atau kalimat yang diperoleh ke dalam tabel anaisis atau tabel

penjaringan data.

E. Instrumen Penelitian

Siswantoro (2016), mengatakan bahwa instrumen berarti alat yang

dipergunakan untuk mengumpulkan data (h.73). Dalam penelitian kualitatif (penelitian

analisis isi) peneliti bertindak sebagai pelaksana, pengamat, dan sekaligus sebagai

pengumpul data. Instrument yang digunakan dalam penelitian analisis isi adalah

dengan menggunakan tabel analisis atau kartu penjaring data bilai-nilai pendidikan.

Adapun contoh instrumennya adalah sebagai berikut:

Page 51: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

43

Tabel 3.2

Nilai pendidikan dalam Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori

kajian sosiologi sastra dan implikasinya dengan materi pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMA menurut (Ismail, 2008 : 45)

No

Kutipan

(Percaka

pan dan

Cerita)

Nilai Pendidikan

Ket Nilai

Kenikmatam

Nilai

Kehidupan

Nilai

Kejiwaan

Nilai

Kerohanian

EN

T EN

KSJ

KSJ-

U

KEI

KEB

KT

1

2

3

4

5

6

7

Keterangan:

EN : Nilai Pendidikan Kenikmatan Enak

TEN : Nilai Pendidikan Kenikmatan Tidak Enak

KSJ : Nilai Pendidikan Kehidupan Kesejahteraan

KSJ-U : Nilai Pendidikan Kehidupan Kesejahteraan Umum

KEI : Nilai Pendidikan Kejiwaan Keindahan

KEB : Nilai Pendidikan Kejiwaan Kebenaran

Page 52: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

44

KT : Nilai Pendidikan Kerohanian Ketuhanan

F. Teknik Analisis Data

Arikunto (2014), berpendapat bahwa teknik analisis data “Diperoleh dengan

menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan

penelitian atau desain yang diambil” (h. 281). Dalam penelitian ini teknik analisis data

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dan membuang data yang tidak perlu. Data yang diperoleh dari novel

Laut Bercerita karya Leila S. Chudori dituangkan kedalam uraian lengkap dan

terperinci. Uraian tersebut direduksi, dirangkum, dipilih mengenai nilai-nilai yang

terkait dalam nilai pendidikan, kemudian dicari nilai pendidikan yang mengandung

nilai pendidikan kenikmatan, nilai pendidikan kehidupan, nilai pendidikan kejiwaan

dan nilai pendidikan ketuhanan dalam novel tersebut. Reduksi data ini berlangsung

terus-menerus selama proses penelitian.

2. Penyajian Data

Sajian data adalah suatu rangkaian yang memungkinkan kesimpulan riset dapat

dilakukan. Penyajian data dimaksudkan untuk menentukan pola-pola bermakna serta

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Pada tahap ini menyusun

data-data yang sudah diperoleh secara teliti dan teratur. Hal tersebut untuk

mempermudah pemahaman peneliti dalam menganalisis data. Kemudian data-data

tersebut dicari tahu dan dianalisis untuk mendapatkan nilai-nilai pendidikan yang

terkandung dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori.

Page 53: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

45

3. Menarik Kesimpulan/ Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan yang utuh.

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Setelah

reduksi data, kemudian penyajian data dan terakhir menarik kesimpulan. Kesimpulan

ini diambil dari hasil data yang diperoleh sejak awal penelitian. ketiga komponen dalam

teknik analisis data sangat berkaitan satu sama lain, dengan adanya langkah –langkah

dalam teknik analisis data akan memudahkan peneliti dalam memperoleh data yang

akan dianalisis.

G. Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2011) dalam pengujian Keabsahan data, metode penelitian

kualitatif menggunakan validitas internal (credibility) pada aspek nilai kebenaran, pada

penerapannya ditinjau dari validitas eksternal (transferability) serta obyektifitas

(confirmability) aspek naturalis. Untuk meyakinkan bahwa deskripsi data yang telah

disajikan di atas adalah data yang absah dan memiliki derajat kepercayaan dilakukan

teknik penjaminan keabsahan melalui:

1. Objektivitas (confirmability)

Peneliti mengkaji literatur yang relevan sesuai dengan fokus permasalahan

penelitian, analisis data yang dilakukan secara benar, dan hasil penelitian bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan . seperti hal nya mengkaji literatur yang

berhubungan dengan teori pengkajian fiksi dan teori nilai pendidikan.

2. Keabsahan Internal (credibility)

Membicarakan seberapa jauh hasil penelitian dapat dipercaya, untuk mencapai

kepercayaan itu maka diperlukan sebuah penelitian. peneliti melakukan hal-hal sebagai

berikut:

Page 54: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

46

a. Observasi terus-menerus

Observasi merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti

dengan cara mengamati sebuah objek yang bertujuan untuk mendapatkan data

yang dibutuhkan dalam sebuah masalah. Pengamatan dalam sebuah penelitian

harus dilakukan secara berurutan, mengamati sebuah objek yang akan diteliti

secara berulang-ulang, kemudian menganalisis data-data yang penting dan

berkaitan dengan masalah-masalah yang hendak dianalisis. Pengecekan

keabsahan data dan ketekunan penelitian , akan menjadikan penelitian mudah

dianalisis. Dengan menganalisis dan mengamati masalah secara tekun akan

memudahkan peneliti, karena peneliti akan lebih cermat dalam menganalisis

masalah.

b. Diskusi teman sejawat

Mendiskusikan hasil penelitian yang bersifat sementara untuk

mendapatkan saran dan berbagai pendapat dari hasil diskusi untuk menjadikan

bahan perbaikan dalam hasil penelitian sementara.

c. Kesahihan Eksternal (transferability)

Kesahihan eksternal berkenaan dengan hasil oenelitian yang dapat

ditransfer oleh orang lain dan dapat diaplikasikan dalam situasi lain, untuk

mencapai kesahihan eksternal peneliti akan meneliti dengan cara sistematis,

rinci, jelas, dan kelak bisa dipertanggungjawabkan.

d. Keterandalan (Dependability)

Untuk menguji dan sudah tercapainya keterandalan data dalam

penelitian, maka data siap diaudit kembali terhadap keseluruhan isi penelitian,

dari mulai menentukan fokus masalah, pengambilan data, serta uji keabsahan

sampai pada kesimpulan.

Page 55: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

47

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. & Uhbiyati, N. (2015). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aly, H.N & Munzier, (2003). Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Aziez, F. & Hasyim, A. (2010). Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Bahtiar, A. & Aswinarko (2013). Metode Penelitian Sastra.Tangerang: PT Pustaka

Mandiri.

Endraswara, S. (2011). Metodologi Penelitian Sosiologi Sastra. Yogyakarta: CAPS.

Faruk. (2010). Pengantar Sosiologi Sastra. Edisi Revisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ismail, Muh. Ilyas (2008). Ilmu Pendidikan Teoretis. Jakarta: Ganeca Exact.

Kosasih, E. (2012). Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.

Madyananda, U., & Yaryati, U. (2017). Nilai Pendidikan Novel Padang Bulan serta

Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. JP-BSI (Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 2(2), 63-68.

Mashita, M., Gani, E., & Nst, B. (2013). Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Sepatu

Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Pendidikan Bahasa Indonesia, 1(2), 85-94.

Page 56: NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA …

48

Nurgiyantoro, B.(2015). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Ratna, N.K. (2013). Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

--------------(2015). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Setiadi, E.M., Hakam, K.A & Effendi, R. (2013). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Edisi

Ketiga. Jakarta: Prenada Media Group.

Stanton, R. (2012). Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sumarlin, N. (2017). Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya

Nh. Dini: Tinjauan Sosiologi Sastra. EDU-KATA, 4(1), 31-40.

Suryobroto, B. (2010). Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Edisi Revisi.

Jakarta: Rineka Cipta.