Nilai-nilai tradisional dalam pembangunan

5
NILAI. NILAI TRADISIONAL DALAM PROSES PEMBANGUNAN Permasalahan utama yang dihadapi oleh para pemimpin politik di Asia adalah ilmu-ilmu sosial tidak dapJt memecahkan masalah bagaimana rnendorong dan melaksanakan proses perubahatt sosial. Teori pembangunan yang lazim digunakan dimulai dengan mengenali fal<tor-faKor yang mempengaruhi tingkat pJrtumbuhan rata-rata produk domestik bruto, tabungan dan investasi sefta perdagangan.Namun teori-teori ini tidak menjelaskan mengenai bagaimana memuJai pembangunan itu sendiri.Teori dan model pembangunan ini berbicara mengenai' ,nrrr-insur di luar proses pembangunan, sehingga model ini tidak relev-an bagi mereka yang bukan ahli ekonomi. Sejumlah teori pembangunan politik jrgJtelah dirumuskan. Tetapi kebanyakan model teoritis ini tampaknya OiOasaika-n pada sejumlah variabel yang sangat terbatas dan penjelasan- penjelasan senada ying berfungsi dengan sistem tunggal. FaKor-faktor yang buput dikenali Oan diut<Ur berdaiarkan dampak pada tingkat pertumbuhan rata- rata, misainya relevansi yang terbatas dalam masyarakat yang berubah secara cepat. Untuk itu perlu seiumlah teori yang mencoba mengaitkan pertumbuhan ekonomi dengan proses pembangunan politik BeberJpa ' sebab kelemahan teori-teori pembangunan ekonomi, diantaranya adalah karena : pertama, Teori ini tampaknya memisahkan masalah-masalah pembangunan dari reaiitas kekuasaan dan politik. Dalam hal ini tampaknya mengurangl keputusan yang harus diambil untuk menyederhanakan kekuasaan dan poiitit . padahai kita tahu, betapa peran politik sangat besar terhadap hal-hal yang sederhana sekalipun, 'misalnya tempat bendungan atau pabrik yang akan dibangun. Semakin tinggi tingkat kekuasaan suatu negara, iJ semakin berpengaruh, semakin terbuka pula pilihan kebijaksanaan ekonomis baginYa. Kedua, Teori-teori ini meremehkan pentingnya faktor kognitif dalam pembangunan dan pertumbuhan. Visi manusia akan masa depan, harapan, ketakutan dan keinginan-keinginannya itulah yang menentukan tindakannya sekarang. Kesadaran akan pengaruh masa lampau ikut pula berpei-an di dalamnya. Ketrga, pembangunan ekonomi tidak dapat' dipahami secara terpisah; pembangunan ekonomi merupakan suatu bagian dari proses perubahan sosial. Keempa( Ciri dari model-model pembangunan ini adalah ekadimensi. Perlu disadari bahwa dalam pembinaan bangsa dan pembangunan kita tidak berhadapan dengan proses yang uniliniear berupa penyesuaian dan penguruhan bangsa secara gradual dan rasibnal melainkan dengan diskontinuitas, dengan ketegangan,konflik, dan kekacauan. Kita perlu waspada terhadap- kemungkinan terjadinya kegagalan ataud resiko

description

Nilai-nilai tradisional dalam pembangunan

Transcript of Nilai-nilai tradisional dalam pembangunan

Page 1: Nilai-nilai tradisional dalam pembangunan

NILAI. NILAI TRADISIONALDALAM PROSES PEMBANGUNAN

Permasalahan utama yang dihadapi oleh para pemimpin politik di Asia

adalah ilmu-ilmu sosial tidak dapJt memecahkan masalah bagaimana rnendorong

dan melaksanakan proses perubahatt sosial. Teori pembangunan yang lazim

digunakan dimulai dengan mengenali fal<tor-faKor yang mempengaruhi tingkat

pJrtumbuhan rata-rata produk domestik bruto, tabungan dan investasi sefta

perdagangan.Namun teori-teori ini tidak menjelaskan mengenai bagaimana

memuJai pembangunan itu sendiri.Teori dan model pembangunan ini berbicara

mengenai' ,nrrr-insur di luar proses pembangunan, sehingga model ini tidak

relev-an bagi mereka yang bukan ahli ekonomi. Sejumlah teori pembangunan

politik jrgJtelah dirumuskan. Tetapi kebanyakan model teoritis ini tampaknya

OiOasaika-n pada sejumlah variabel yang sangat terbatas dan penjelasan-

penjelasan senada ying berfungsi dengan sistem tunggal. FaKor-faktor yang

buput dikenali Oan diut<Ur berdaiarkan dampak pada tingkat pertumbuhan rata-

rata, misainya relevansi yang terbatas dalam masyarakat yang berubah secara

cepat. Untuk itu perlu seiumlah teori yang mencoba mengaitkan pertumbuhan

ekonomi dengan proses pembangunan politik

BeberJpa '

sebab kelemahan teori-teori pembangunan ekonomi,

diantaranya adalah karena :

pertama, Teori ini tampaknya memisahkan masalah-masalah pembangunan dari

reaiitas kekuasaan dan politik. Dalam hal ini tampaknya mengurangl

keputusan yang harus diambil untuk menyederhanakan kekuasaan dan

poiitit . padahai kita tahu, betapa peran politik sangat besar terhadap

hal-hal yang sederhana sekalipun, 'misalnya tempat bendungan atau

pabrik yang akan dibangun. Semakin tinggi tingkat kekuasaan suatu

negara, iJ semakin berpengaruh, semakin terbuka pula pilihan

kebijaksanaan ekonomis baginYa.

Kedua, Teori-teori ini meremehkan pentingnya faktor kognitif dalam

pembangunan dan pertumbuhan. Visi manusia akan masa depan,

harapan, ketakutan dan keinginan-keinginannya itulah yang

menentukan tindakannya sekarang. Kesadaran akan pengaruh masa

lampau ikut pula berpei-an di dalamnya.

Ketrga, pembangunan ekonomi tidak dapat' dipahami secara terpisah;

pembangunan ekonomi merupakan suatu bagian dari proses

perubahan sosial.Keempa( Ciri dari model-model pembangunan ini adalah ekadimensi. Perlu

disadari bahwa dalam pembinaan bangsa dan pembangunan kita tidak

berhadapan dengan proses yang uniliniear berupa penyesuaian dan

penguruhan bangsa secara gradual dan rasibnal melainkan dengan

diskontinuitas, dengan ketegangan,konflik, dan kekacauan. Kita perlu

waspada terhadap- kemungkinan terjadinya kegagalan ataud resiko

Page 2: Nilai-nilai tradisional dalam pembangunan

yang terjadi dalam proses perubahan sosial. Tekanan jumlahpenduduk, menimbulkan masalah pengangguran, urbanisasl danfasilitas pendidikan yang tidak memadai. Hal ini menyebabkanpentingnya laju pertumbuhan rata-rata yang pesat, terlepas darisistem politik ekonominya.

Persyaratan Politis

Pembangunan yang berkelanjutan hanya mungkin terjadi apabilapemerintahnya mempunyai komitmen yang kuat terlradap pembangunanekonomi.Komltmen ini berarti keberanian politis untuk melakukan perubahanadministratif dan membina disiplin nasional demi keefektifan kebijaksanaan. Jugadiperlukan langkah-langkah bagi keberhasilan proses pembangunan. Disampingitu komitmen ini berarti kemauan dan kemampuan untuk mengorganisir kembalielemen bangsa untuk melakanakan pembangunan, tidak saja dari segi ekonomitetapi juga dari segi politik

Pertumbuhan ekonomi dapat meningkat tanpa perubahan yangmengganggu dalam sistem sosial, tetapi ini hanya sekedar khayalan jikapembangunan yang berkelanjutan 'dapat tercapai tanpa perubahan strukturekonomi dan politik. Kemampuan pemerintah yang terikat dengan pembangunanekonomi untuk menunda pembangunan tersebut dan mempertahankanmomentumnya akan bergantung pada keberanian dan kebijaksanaan yangdimilikinya untuk menyerap konsekuensi-konsekuensi politis dari pembangunan,dan untuk menerima tingkat kerugian tertentu berdasarkan kekuatansendiri.Sistem politik yang memungkinkan dapat berlangsung, dapat merupakanhasil dari perubahan itu sendiri.

Kebutuhan akan kekuasaan dan dukungan awal sebagai pemacupembangunan sering dibarengi oleh keterbatasan-keterbatasan kekuasaanpemerintah terutama dalam masyarakat yang sedang berkembang. Kalaupemerintah tidak berhasil memperluas bidang kegiatannya sendiri yangdisesualkan dengan pembangunan dalam sistem sosial seluruhnya, kecil harapanba hwa rencana-rencana pemba ng una n da pat di laksa na ka n.

Kemampuan membentuk dan membangun perkumpulan-perkumpulansukarela untuk mencapai tujuan pembangunan yang baru(seperti kelompokusaha kecil, persatuan dagang, koperasi, credit unrbn dan organlsasi pelayananmasyarakat) sangat penting, sepenting kemampuan keorganisasian danmanajerial pemerintah. Jaringan ini merupakan kekuatan emanslpasi baru,sarana pembantu yang mampu memanfaatkan dorongan-dorongan untukmencapai perubahan dan kemajuan, sefta memungkinkan peftumbuhanmasyarakat yang makin terbuka.

Page 3: Nilai-nilai tradisional dalam pembangunan

Syarat perubahan Sosiat

Gerak maju smengenai tujuan dandepan yang mampu mrealitas tidak dilihat dmenjadi kesempatan byang kecil sekali. mempunyai nilai penggerak

Nilai, Agarna, dan Bahaya_bahaya pembangunan

lakkan disertai dengann dan ketakutan VJngterhadap perubahan. .J

cenderung memperkuatketakutan ini digunakan

an membahayakan cepat

dan hancur, kesia_siaanapat ditanggung dalam

Page 4: Nilai-nilai tradisional dalam pembangunan

Indonesia,nilai-nilai agama akan mampu memainkan peranan pemersatu dan

pendorong.Terlebih lagi, agama dalam kaitan dengan proses pembangunan

mempunyai dampak mendalam terhadap proses dan sistem politik. Namun

demikian agama dapat tersingkir apabila tidak mampu merumuskanpembangunan ideologi mereka dan menggunakan pengaruh besarnya dalam

masyarakat untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan dan mungkin agama

sekularlah yang dapat membentuk sistem politik dalam rangka mencapai sasaran

tersebut.

/ Pluralismel

Beragamnya agama dan budaya yang dimiliki suatu bangsa dapat

memperumit hubungan antara agama dan proses pembangunan. Dalam

masyarakat yang demikian telah muncul modus uiuendi (cara hidup) yang

memungkinkan koeksistensi damai. Dalam keadaan statis, keseimbangan antaragama dapat berfungsi secara baik. Akan tetapi, agama dan para penganutnya

mempunyai kemampuan yang berbeda. untuk menyerap perubahan sosial dan

menyesuaikan diri dengan modernisasi.Keterlibatan semua agama dalam suatu negara dan organisasinya akan

merupakan suatu langkah penting kearah pembentukan konsensus transkomuna/bagi pembangunan dan dalam rangka ini memp,-rnyai andil bagi dekomunalsasipembangunan. Semua agama mempunyai kepentingan bersama untukmembangun di kalangan mereka sendiri dalam memperkuat kemampuan bangsa

untuk mengatasi konflik secara damai dengan memperhatikan hak asasi manusia

Penggunaan kekerasan dalam suatu masyarakat yang bersifat pluralistis

dapat menimbulkan kehancuran total mekanisme-mekanisme tradisional untuksaling menyesuaikan antar komunitas yang menimbulkan gelombangpertumpahan darah yang tidak terbayangkan.

Keterlibatan Agama dalam Pembangunan

Hakikat agama tidak akan ditangkap jika dibicarakan hanya dalam rangka

sesuatu yang lain dan bukan dalam rangka agama itu sendiri. Agama pada

dasarnya berkenaan dengan makna dan tujuan hidup manusia, agama tidaktunduk kepada kebijaksanaan para ekonom, sosiolog, dan politikus konvensionalyang kebijaksanaannya secara eksplisit diasumsikan untuk proses pembangunan.

Pembangunan seyogyanya tidaklah semata-mata meniru model-modelbangsa-bangsa maju seperti Amerika, Rusia atau Jepang yang banyakmenimbulkan kemunduran rohani dan kerugian ekologis yang luar biasa.

Seharusnya diupayakan mencari arah lain yang didasarkan atas keseimbanganmanusia dan alam, manusia dan masyarakat, manusia dan teknologi dan

manusia dan kekuatan adikodrati sehingga dimungkinkan untuk mampumengatasi masalah-masalah dan menekan kerugian-kerugian manusiawi dan

Page 5: Nilai-nilai tradisional dalam pembangunan

ekologis. Karena itu, untuk memainkan peran aktif dan kreatif agama dalampembangunan, sangat diperlukan pemaha'man para pemimpin agama terhadappara pengikut mereka dalam usaha mencapai kemajuan material, intelektual danspiritual.

Walaupun bukan merupakan tugas agama untuk memberikan pemecahanteftentu atas masalah-masalah yang ditimbulkan dalam proses pembangunan,dengan mempersoalkan setiap langkah yang ditempuh dari arah pembangunan,agama dapat memperbaiki kualitas dari apa yang (sebagai manusia) kita lakukandalam mengejar sasaran-sasaran pembangunan.