NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

23
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003 NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE TAHUN 2019 (COVID-19) Tin Suprapti, S Ag Guru MTsN 1 Kotabaru Abstrak Sebagaimana diketahui bahwa di tengah merebaknya virus Corona di dunia saat ini, selalu saja ada dua golongan yang ekstrem dalam bersikap. Salah satu pihak berlebihan dalam mengantisipasi sehingga menimbulkan kepanikan, pihak lainnya berlebihan dalam meremehkannya hingga menimbulkan bahaya bagi yang lain. Terkait dengan wabah coronavirus covid 19 ini, sebagai seorang mu’min, maka sebaiknya selain melakukan juga ikhtiar karantina atau “social distancing” ini, maka tingkatkan juga spiritual kita. Serta meneladani Rasulullah bagaimana dalam menyikapi terjadinya pandemi atau wabah ketika menimpa kehidupan manusia. Keyword: nilai, pendidikan, wabah, covid-19 A. Pendahuluan Terkait dengan wabah coronavirus covid 19 ini, sebagai seorang mu’min, maka sebaiknya selain melakukan juga ikhtiar karantina atau “social distancing” ini, maka tingkatkan juga spiritual kita. Jika dapat bertafakkur lebih jauh, sebagai muslim semua wabah ini adalah sebuah rahmatNYA, sebuah peringatan bagi yang berpikir, untuk terus menjadikannya sebagai wasilah atau jalan untuk terus banyak mendekatkan diri kepada Allah Swt, sehingga ketika tingkat kepasrahan tinggi maka akan dirasakan ketenangan dan dengan segala usaha dan doa keselamatan juga kepada Allah Swt, dengan selalu melibatkanNYA, dan berharap semua wabah ini akan berakhir, dan dapat pula segera ditemukan penyebabnya, InshaAllah AamiinYRA. Dialah Allah Sang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui 1 . Sebagaimana diketahui bahwa di tengah merebaknya virus Corona di dunia saat ini, selalu saja ada dua golongan yang ekstrem dalam bersikap. Salah satu pihak berlebihan dalam mengantisipasi sehingga menimbulkan kepanikan, pihak lainnya berlebihan dalam meremehkannya hingga menimbulkan bahaya bagi yang lain. Terkait kepanikan, ini akan menimbulkan kerugian besar sehingga layak dihindari. Tapi terkait tindakan meremehkan, maka bukan hanya potensi kerugian yang datang 1 Indriya Indriya, “Konsep Tafakkur Dalam Alquran Dalam Menyikapi Coronavirus Covid -19,” SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I 7, no. 3 (March 18, 2020): 21116, https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15050.

Transcript of NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE

TAHUN 2019 (COVID-19)

Tin Suprapti, S Ag

Guru MTsN 1 Kotabaru

Abstrak

Sebagaimana diketahui bahwa di tengah merebaknya virus Corona di

dunia saat ini, selalu saja ada dua golongan yang ekstrem dalam

bersikap. Salah satu pihak berlebihan dalam mengantisipasi sehingga

menimbulkan kepanikan, pihak lainnya berlebihan dalam

meremehkannya hingga menimbulkan bahaya bagi yang lain. Terkait

dengan wabah coronavirus covid 19 ini, sebagai seorang mu’min,

maka sebaiknya selain melakukan juga ikhtiar karantina atau “social

distancing” ini, maka tingkatkan juga spiritual kita. Serta meneladani

Rasulullah bagaimana dalam menyikapi terjadinya pandemi atau

wabah ketika menimpa kehidupan manusia.

Keyword: nilai, pendidikan, wabah, covid-19

A. Pendahuluan

Terkait dengan wabah coronavirus covid 19 ini, sebagai seorang mu’min,

maka sebaiknya selain melakukan juga ikhtiar karantina atau “social distancing” ini,

maka tingkatkan juga spiritual kita. Jika dapat bertafakkur lebih jauh, sebagai muslim

semua wabah ini adalah sebuah rahmatNYA, sebuah peringatan bagi yang berpikir,

untuk terus menjadikannya sebagai wasilah atau jalan untuk terus banyak

mendekatkan diri kepada Allah Swt, sehingga ketika tingkat kepasrahan tinggi maka

akan dirasakan ketenangan dan dengan segala usaha dan doa keselamatan juga

kepada Allah Swt, dengan selalu melibatkanNYA, dan berharap semua wabah ini

akan berakhir, dan dapat pula segera ditemukan penyebabnya, InshaAllah

AamiinYRA. Dialah Allah Sang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui1.

Sebagaimana diketahui bahwa di tengah merebaknya virus Corona di dunia

saat ini, selalu saja ada dua golongan yang ekstrem dalam bersikap. Salah satu pihak

berlebihan dalam mengantisipasi sehingga menimbulkan kepanikan, pihak lainnya

berlebihan dalam meremehkannya hingga menimbulkan bahaya bagi yang lain.

Terkait kepanikan, ini akan menimbulkan kerugian besar sehingga layak dihindari.

Tapi terkait tindakan meremehkan, maka bukan hanya potensi kerugian yang datang

1 Indriya Indriya, “Konsep Tafakkur Dalam Alquran Dalam Menyikapi Coronavirus Covid-19,”

SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I 7, no. 3 (March 18, 2020): 211–16,

https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15050.

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

melainkan potensi kematian, bagi diri sendiri atau orang lain. Karena itu maka

seharusnya kewaspadaan perlu diutamakan2.

B. Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif

dengan kajian kepustakaan (library research). Melalui kajian literatur ini peneliti

berusaha menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini

atau saat yang lampau serta bersumber dari berbagai sumber yang memiliki

kedalaman teori dari para ahli. Artikel ini menyoroti konsep nilai-nilai pendidikan

dari wabah corona virus 2019 (covid-19).

C. Pengertian Nilai-Nilai Pendidikan Dari Wabah Corona

Menurut Burbecher, nilai dibedakan dalam dua bagian yaitu nilai instrinsik

yang di anggap baik, tidak untuk sesuatu yang lain, melainkan di dalam dirinya

sendiri) dan nilai instrumental (nilai yang di anggap baik karena bernilai untuk yang

lain.3 Nilai menurut Abu Ahmadi dan Noor Salimi,104 adalah suatu seperangkat

keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan

corak khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan, maupun perilaku.

Sedangkan menurut Hamid Darmadi,5 mengemukakan nilai atau value termasuk

bidang kajian tentang filsafat. Istilah nilai dalam bidang filsafat di pakai untuk

menunjukkan kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” atau kebaikan, dan

kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau

melakukan penilaian.

Adapun pengertian pendidikan Islam sebagaimana yang telah dijelaskan di atas

yaitu sebuah proses yang dilakukan unuk menciptakan manusia-manusia seutuhnya,

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai

khalifah Allah di muka bumi, yang berdasarkan pada ajaran AlQuran dan Sunnah.6

Pandemi atau wabah menurut Departemen Pendidikan Nasional, yaitu wabah

yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas7.

2 https://islam.nu.or.id/post/read/117874/melihat-corona-dari-perspektif-aqidah-dan-fiqih 3 Jalaludin & Abdullah Idi, Filsafat Pendidkan Manusia, Jogjakarta: ArRuzz Media, 2007, hlm.

137. 4 A.Ahmadi, Nor S, MKDU Dasar Dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi,

Jakarta: Bumi Aksara, 1991, hlm. 667. 5 Hamid Darmadi, Dasar konsep Pendidikan Moral, Landasan Konsep Dasar dan Implementasi,

Bandung: Alfabeta, 2007, hlm. 67. 6 Armai Arief, Pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam, Jakart: Cip -

tat Pers, 2002, hlm. 3. 7 Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Balai

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan dalam

musibah wabah covid-19 merupakan suatu hikmah dan pelajaran yang berguna bagi

kehidupan manusia dari suatau musibah, yakni musibah covid-19. Nilai-nilai tersebut

berhubungan dengan kehidupan secara materiil maupun spritual.

D. Nilai-Nilai Pendidikan Dari Wabah Covid-19

Usaha positif yang diajarkan oleh Rasulullah dalam menangkal penyebaran

wabah antara lain:

1. Menjaga higienitas makanan

Memastikan makanan dan minuman selalu dalam kondisi higienis adalah

langkah antisipasi yang penting untuk menangkal penyakit atau wabah. Ini adalah

langkah yang seyogianya dilakukan setiap Muslim setiap harinya. Rasulullah

menginstruksikan:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tutuplah bejana-bejana,

dan ikatlah tempat-tempat minuman, karena di suatu malam pada setiap tahunnya

akan ada wabah penyakit (berbahaya) yang akan jatuh ke dalam bejana dan ke

tempat-tempat air yang tidak tertutup" (HR. Muslim).

2. Mengisolasi area wabah

Apabila wabah sudah menyebar di suatu tempat, maka isolasi adalah

langkah yang diajarkan oleh Rasulullah. Beliau bersabda: "Apabila kalian

mendengar wabah lepra di suatu negeri, maka janganlah kalian masuk ke

dalamnya, namun jika ia menjangkiti suatu negeri, sementara kalian berada di

dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri tersebut" (HR. al-Bukhari).

Wabah lepra dalam hadis tersebut hanyalah sekedar contoh sebab di masa

lalu, wabah yang populer dan memakan banyak korban jiwa adalah lepra.

Sedangkan hukum isolasi itu sendiri berlaku bagi semua wabah, termasuk

Corona. Isolasi ini dapat mencegah penyebaran wabah ke daerah lebih luas,

namun di satu sisi akan menyebabkan orang yang berada di daerah wabah akan

ikut terdampak wabah juga. Dalam hal ini kemudian Rasulullah bersabda bahwa

wabah tersebut akan menjadi siksaan bagi orang yang tidak beriman tetapi akan

menjadi rahmat Allah bagi mereka yang beriman, bahkan Muslim yang terkena

wabah dan bersabar akan mendapatkan pahala mati syahid.

"Dari 'Aisyah radliallahu 'anhu, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

berkata; "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

Pustaka.

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

tentang masalah tha'un lalu beliau mengabarkan aku bahwa tha'un (penyakit

sampar, pes, lepra) adalah sejenis siksa yang Allah kirim kepada siapa yang Dia

kehendaki dan sesungguhnya Allah menjadikan hal itu sebagai rahmat bagi kaum

Muslimin dan tidak ada seorangpun yang menderita tha'un lalu dia bertahan di

tempat tinggalnya dengan sabar dan mengharapkan pahala dan mengetahui bahwa

dia tidak terkena musibah melainkan karena Allah telah menakdirkannya

kepadanya, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mati syahid"

(HR. al-Bukhari).

Taat pada instruksi Rasulullah di atas bukan berarti takut pada selain Allah,

melainkan justru wujud pemahaman agama yang baik serta ikhtiar yang nyata

untuk berbuat baik pada sesama.8

Di Indonesia penyakit Corona yang saat ini sedang mewabah juga

diantisipasi dengan anjuran rasulullah tersebut, antara lain menjaga kebersihan,

mencuci tangan bila mau dan datang dari bepergian, memakai masker, diam di

rumah. Anjuran dan perintah pemerintah untuk meutus rantai penyebaran

penyakit corona ini antara lain yang terberat adalah di rumah saja, atau dikenal

PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar), Bekerja dari rumah, sekolah dan

proses belajar mengajar di rumah dengan online, kegiatan berkumpul tidak

diperbolehkan, harus menjaga jarak dan lain sebagainya.

3. Pendidikan Aqidah dan Akhlaq

a. Pendidikan Aqidah

Dari padangan aqidah adaya wabah Covid 19 adalah diimani atau

diyakini merupakan ciptaan Allah yang dibuat untuk memberikan teguran,

cobaan atau adzab dari Allah bagi ummat manusia. Bagi para ummat

Muslim ini bagian dari keyakinan bahwa Allah itu benar-benar berkuasa,

mampu membuat apapun yang dikehendaki, dan manusia hanya mampu

berusaha dan berdo’a serta tawakkal atas pemberian Covid 19. Bahkan ada

yang mengatakan gak usah takut dengan korona, tapi takutlah dengan

Allah. Ada juga yang mengatakan bukan takut coronanya tapi

menghindari corona yang diciptakan Allah sebagai penyakit yang

menular, agar sehat dan bisa beribadah pada Allah, semua tergantung pada

8 Mengutip dari tulisan Ustad Abdul Wahab Ahmad, peneliti bidang aqidah di Aswaja NU

Center Jawa Timur dan Wakil Sekretaris PCNU

Jember.https://islam.nu.or.id/post/read/117874/melihat-corona-dari-perspektif-aqidah-dan-fiqih

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

ilmunya dan lingkungannya yang mempengaruhi bagaimana ia berfikir

dan menyikapinya.

Jadi secara aqidah kita harus meyakini ini adalah ciptaan dari Allah

SWT, sedangkan secara syariat kita harus ikhtiar, berusaha untuk

menghindarinya dengan memutus rantai penyebaran virus corona tersebut,

dengan antara lain menjaga jarak, tetap di rumah, memakai masker, cuci

tangan dengan sabun dilanjutkan wudhu, tidak mendatangi tempat wabah

dan kerumunan, tidak meninggalkan tempat, berolah raga, berdo’a,

tawakkal dan seterusnya. Sedangkan bagi yang sakit, maka perlu

dikarantina, dianjurkan meningkatkan imun, dai diobati sesuai anjuran

dokter dan tidak lupa berdo’a dan tawakkal.

Keyakinan bahwa corona adalah ciptaan Allah untuk memberikan

peringatan, cobaan, adzab, maupun ilmu pengetahuan, sekali lagi

tergantung bagaimana masing-masing orang mengambill hikmah dari

kejadian ini. Bahkan Allah dalam Al Qur’an juga memberikan contoh

perumpamaan nyamuk bahkan lebih kecil dari itu, Allah berfirman

26. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang

lebih rendah dari itu[33]. Adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa

perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan:

"Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu

banyak orang yang disesatkan Allah[34], dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak

orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-

orang yang fasik (QS. Al Baqarah ayat 26).

Mendasari ayat tersebut, maka jelas, bagi orang yang beriman

dengan adanya ciptaan Allah, maka akan meyakini dan tambah imannya,

tapi bagi orang yang tidak beriman, maka mereka hanya bertanya-tanya,

kadang komentar yang menjerumuskan dirinya dan orang lain, bahkan

justru menjadi tersesat, maka silahkan memilih mau yang mana, tentu

sekali lagi jika belum bisa menyakini bahwa Covid ini adalah dari Allah,

tidak bias mengambil hikmah, bahkan menyesatkan, maka harus terus

membaca dan belajar.

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

Namun Aqidah saja juga tidak cukup Rasulullah juga mengajarkan

untuk menghindari dengan ikhtiar, misalnya ikatlah untamu, baru kamu

tawakkal. Oleh karenanya dalam rangka menjaga keimanan dalam musim

wabah, termasuk Corona, maka yakinlah semua yang ada di bumi

termasuk virus Corona adalah dari Allah, selanjutnya dengan keyakinan

tersebut, kita berusaha untuk menghindari dengan menjaga kesehatan,

berolah raga, berdo’a kepada Allah dan terakhir serahkan (tawakkal)

kepada Allah, Insya Allah semua akan ada kebaikan dan berkah bagi

ummat manusia atas apa yang diberikan oleh Allah. Manfaatkan

keimanan yang sudah diberikan oleh Allah ini dengan terus beribadah,

berdoa ketika keluar dan masuk rumah, cuci tangan dan berwudlu ketika

keluar dan mau masuk rumah, manfaatkan di rumah untuk mendidik anak

dalam aqidah, akhlaq, ibadah dan pergaulan di rumah, bergaul ke luar

rumah seperlunya.

Di musim wabah bulan ini, banyak bermunculan pendapat di media

social, di mana masing-masing ada yang merasa paling benar, untuk

menyikapi hal yang demikian tidak perlu lagi merasa paling benar, karena

yang paling maha benar adalah Allah. Ada yang merasa paling berkuasa,

bahkan sok berkuasa, tetapi hanya dengan virus ini semua tiarap sembunyi

di dalam rumah, barulah merenung bahwa yang paling maha berkuasa

adalah Allah. Ada orang yang merasa saat bebas melakukan apapun, mau

melakukan dosa, mau maksiat, mau korupsi, mau mendzalimi orang lain,

hari ini semua tertunduk tidak ada daya dan kuasa kecuali kekuatan Allah.

Sebelumnya ada orang yang merasa kaya dan bias membeli apapun,

rumah megah, mobil mewah, naik pesawat terbaik, naik kapal pesiar

terbaik, tapi hari ini kemewahan itu tak berguna, karena Allahlah yang

paling Maha megah dan berkuasa. Kemaren ada orang yang merasa paling

berilmu, ilmunya diperoleh dari kecerdasannya hingga kadang lupa shalat

dan berbuat baik, hari ini hanya tertunduk karena sesungguhnya Allahlah

yang maha berilmu, dan masih banyak lagi kecongkakan, kesombongan

pada manusia dan merasa paling hebat, tetapi hari ini semua tertunduk

merasakan bahwa Allah lah yang paling maha segalanya, hanya dengan

virus yang tidak terlihat mata..

Bahkan kekuatan perang hari ini terhenti, hebatnya ekonom dunia

semua juga kelabakan, Negara yang merasa kuat adi daya dan merasa

tidak bisa disentuh kini tertunduk hanya dengan microba yang tak terlihat,

ilmuwan yang ahli-ahli hari ini sibuk meneliti dan belum selesai karena

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

ilmu Allah lebih luas, dan seterusnya. Allah menunjukkan kekuasaannya.

Semoga hikmah corona mampu merefresh dunia ini menjadi lebih segar

kembali, manusia-masnusia yang ada dan ciptaan lainnya menjadi lebih

tenang dan bahagia berada di bumi dengan menyembah Allah, karena

Allah telah menyegarkan kembali bumi ini.

b. Pendidikan Akhlaq

Di musim wabah covid 19 salah satu hikmahnya adalah mendidik

keluaga akhlaq, sopan santun saling hormat di dalam keluarga, tetangga,

guru-gurunya dan sesama lainnya. Bahkan termasuk akhlaq terhadap

Allah, dan ciptaannya seperti hewan yang ada di sekitar rumah kita.

Bagi orang tua yang memiliki anak sedang kuliah, sebagai pelajar

dan anak-anak, tentu ini menjadi kesempatan berharga, memberikan

pendidikan bagaimana cara hormat dan menjalin silaturrahmi kepada

orang tua dan yang lebih tua, hormat kepada adik kakak yang lebih muda,

bagaimana menghormati tetangga, bagaimana memperlakukan hewan

yang ada di sekitar rumah kita. Kesempatan bulan-bulan ini sangat baik

digunakan untuk kegiatan-kegiatan dimaksud. Apa lagi bagi anak-anak

pelajar ini juga menjadi bagian penting dalam pelajaran PKn, Aqidah

Akhlaq, dan Budi Pekerti.

Dalam blok Yatim mandiri9 menyebutkan, setidaknya ada enam

dimensi akhlak dalam Islam, yaitu:

1) Akhlak kepada Allah SWT.

Diaplikasikan dengan cara mencintai-Nya, melaksanakan kewajiban,

mensyukuri nikmat-Nya, malu berbuat maksiat, selalu bertobat,

bertawakkal, dan senantiasa mengharapkan limpahan rahmat-Nya

2) Akhlak kepada Rasulullah SAW.

Diaplikasikan dengan cara mengenalnya lebih jauh, kemudian

berusaha mencintai dan mengikuti sunnah-sunnahnya, termasuk pula

banyak bershalawat, menerima seluruh ajaran beliau dan

menghidupkan kembali sunnah-sunnah yang beliau contohkan

3) Akhlak terhadap Al-Quran,

Diaplikasikan dengan membacanya penuh perhatian, tartil, kemudian

berusaha untuk memahami, menghapal, dan mengamalkannya

4) Akhlak kepada orang-orang di sekitar kita,

9 https://yatimmandiri.org/hikmah/Akhlak-Terbaik

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

mulai dari cara memperlakukan diri sendiri, kemudian orangtua,

kerabat, tetangga, hingga saudara seiman

5) Akhlak kepada orang kafir

Caranya adalah dengan membenci kekafiran mereka. Namun, kita

harus tetap berbuat adil kepada mereka. Agama memperbolehkan kita

berbuat baik pada mereka selama hal itu tidak bertentangan dengan

syariat Islam, atau untuk mengajak mereka pada Islam

6) Akhlak terhadap lingkungan dan makhluk hidup lain.

Caranya dengan berusaha menjaga keseimbangan alam, menyayangi

binatang, melestarikan tumbuh-tumbuhan, dan lainnya.

Hal ini juga sesuai perintah Allah dan Rasulullah Nabi Muhammad

SAW, agar menjaga sopan santun/akhlaqul karimah, menghormati orang

tua, sesama dan selalu menjalin silaturrahmi. Ada beberapa keutamaan

berakhlaq mulia :

1) Allah mewajibkan berbuat baik kepada orang tua

2) Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jalinlah

silaturrahim, memuliakan tamu, hormatilah tetanggamu, cintailah

ummat muslim, berkatalah yang baik atau diam

3) “Kaum Mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling

baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi no. 1162, ia berkata: “hasan shahih”).

4) Ada manusia yang rajin ibadah tetapi buruk akhlaqnya, ada manusia

yang berakhlaq baik (jujur, amanah) tetapi buruk ibadahnya, maka

yang benar tekun ibadah berakhlaq mulia

5) Demi Allah tidak beriman 3X, siapa yang tidak beriman Ya

Rasulullah? Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari

keburukannya (HR Muslim : 170) contoh parkir sepeda motor, jemur

cucian kita takut hilang?.....

6) Ya Rasulullah, si Fulan terkenal rajin shalat, berpuasa, zakat, hanya ia

sering menyakiti tetangganya Rasul menjawab “ DIA DI NERAKA”

lalu ada jua disebutan ada seorang wanita yang ibadahnya biasa-biasa

saja, ia tidak menyakiti tetangganya” maka ia MASUK SURGA” (HR

Imam Ahmad 2/2440)

7) Orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari

kiyamat adalah orang yang dijauhi karena kejahatannya (HR Bukhari :

6054)

8) Iman memiliki lebih dari 70 cabang, paling tinggi mengucap

LAILAHAILLALLAH, dan yang paling rendah menyingkirkan duri

dari jalan (HR Bukhori :9

9) Malu sebagian dari iman

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

10) Nabi bersabda “Tahukan kalian siapa orang yang paling bangkrut?

Mereka menjawab org yang tidak punya harta dan uang. Nabi

bersabda orang yang bangkrut adalah orang yang datang pada hari

kiyamat dengan membawa salat, puasa dan zakatnya, namun ia pernah

mencela orang, memakan harta orang, memukul, menumpahkan darah,

sebab ia harus memberikan amal baiknya kepada orang itu. Jika amal

baiknya sudah habis sebelum dibayar semua, diambil lah dosa mereka

untuk diberikan kepadanya, maka ia pun dilempar ke neraka.

4. Pendidikan Ibadah

Ibadah dalam bentuk apapun, baik ibadah mahdah maupun ibadah

ghairu mahdah tanpa didasari ilmu, niscaya tidak akan terwujud. Baik

berupa kebaikan duniawi yang berupa kesejahteraan, ketenteraman,

kemakmuran dan lain sebagainya. Apalagi kebaikan di akhirat tidak akan

tercapai tanpa adanya pengetahuan yang memadai. Karena segala bentuk

keinginan dan cita-cita tidak akan terwujud tanpa adanya usaha dan

pengetahuan untuk mencapai keinginan dan cita-cita itu sendiri.

Ketakwaan seseorang terhadap Allah swt. Dapat digambarkan

bahwa sesungguhnya ayat ini bukan hanya membahas tenteng takwa

semata, tapi juga ada nilai-nilai pendidikan yang dapat kita analisa lebih

jauh dalam ayat ini. Dari uraian tersebut telah jelas bahwa kita sebagai

manusia memerlukan pendidikan dan pengajaran, dengan tujuan agar kita

tahu sebenarnya apa yang harus kiat lakukan dan apa yang tidak

semestinya kita lakukan.

Pendidikan sangat penting, dan pendidikan juga merupakan jalan

untuk beribadah kepada Allah. Melalui pendidikan yang benar dan terarah,

manusia dapat memahami dan menyadari segala potensi yang ada dalam

dirinya. Sehingga dengan potensi yang dimilikinya, dapat dimanfaatkan

untuk kemaslahatan umat manusia, selain itu juga sebagai jalan untuk

beribadah dan mendekatkan diri kepada Rabb-nya.

Dengan memperoleh pendidikan manusia akan memiliki berbagai

macam pengetahuan yang akan dapat menjadi bekal bagi dirinya untuk

melaksanakan tugasnya sebagai khalifah. Karena hanya manusia

terdidiklah yang dapat mengemban anamat dari Allah, apabila sebaliknya

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

yaitu tanpa pendidikan, tugas kekhalifahan yang diemban manusia itu

akan gagal10.

Beberapa nilai-nilai pendidikan ibadah yang dapat aajarkan dan

dilaksanakan dalam keluarga di rumah yaitu:

a. Mendidik bersuci dan rajin berwudhu

Salah satu cara mencegah covod 19 adalah dengan mencuci tangan,

untuk itu dalam pandemic seperti ini baik sekali bagi keluarga untuk

sekaligus mengajarkan kebersihan, tata cara bersuci menurut Islam, karena

banyak keluarga yang tidak mengetahui bagaimana cara bersuci (thaharah)

secara Islami, termasuk dalam menyuci sayuran dan bumbu, ikan, daging

sebelum dimasak, menyucikan bekas kotoran, bekas kencing anak, bekas

bangkai dan lain sebagainya, karena jika tidak dilakukan dengan benar,

maka semua menjadi najis dan tetap kotor.

Di samping itu juga masa pandemic yang harus berada di rumah

dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan kepada keluarga akan pentingnya

berwudhu. Di samping wudhu sebagai syarat shanya shalat, mensucikan

dari hadas kecil, maka wudhu juga memiliki keutamaan dan hikmah yang

luar biasa. Adapun keutamaan berwudhu antara lain :

1) Ajarkan bersuci, karena Allah menyukai orang-orang yang suci

2) Nabi juga mengajarkan kebersihan sebagian dari iman

3) Ajarkan sering berwudlu, karena orang yang berwudlu kemudian

shalat dua raka’at tanpa ada perkataan tentang dunia, maka akan

diampuni oleh Allah dosa-dosanya sebagaimana bayi baru lahir

4) Orang yang berwudlu dua kali, maka Allah akan member pahala dua

kali

5) Barang siapa yang berdzikir dalam berwudhu, maka Allah akan

menyucikan seluruh tubuhnya, dan jika tidak dengan dzikir, maka

Allah tidak akan menyucikan dirinya kecuali apa yang terkena air

6) Barang siapa yang berwudhu dalam keadaan suci, maka Allah akan

menulis untuknya sepuluh kebaikan

7) Wudhu di atas wudhu yang lain adalah cahaya di atas cahaya yang

lain.

8) Apa bila seorang hamba berwudhu dan berkumur, maka keluarlah

kesalahan kesalahan dari mulutnya, apabiladia menyemburkan air dari

10 Muhammad Zaim, “TUJUAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL-QURAN DAN HADITS (Isu Dan Strategi Pengembangan Pendidikan Islam) | Zaim | Muslim Heritage,” accessed May 19, 2020, http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/muslimheritage/article/view/1766/RemoteURL.

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

hidungnya, maka keluarlah kesalahan dari hidungnya, bila dia

membasuh wajah, maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari wajahnya,

sehingga keluar dari tepi-tepi wajahnya. Kalau ida membasuh kedua

tangannya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari kedua tangan itu

hingga keluar dari bawah kuku-kukunya. Kalau dia mengusap

kepalanya, maka keluarlah dosa dari kepalanya hingga keluar dari

bawah kedua telinganya, dan kalau membasuh kedua kakinya maka

keluarlah kesalahan-kesalahan dari kedua kakinya itu hingga keluar

dari kuku-kukuny kakinya11.

Mencermati dari berbagai hadis nabi tentang keutamaan wudhu di

atas, maka ada pendidikan tentang kebersihan yang mengintakan kita

semua di musim wabah ini, yakni relevansi antara pentingnya jaga

kebersihan mencuci tangan dengan rajin berwudhu, yang secara otomatis

akan membersihkan diri dan terhindar dari penyakit covid 19. Semoga

dengan banyak berwudlu karena Allah, kita dibersihkan dari kesalahan

dan dosa, serta dibersihkan dari segala penyakit, termasuk korona.

b. Meningkatkan pendidikan tentang shalat

Di masa pandemic Covid 19, kita semua dianjurkan untuk banyak

di rumah,oleh akrena itu bagi para pimpinan keluarga, ini menjadi bagian

penting dalam mendidik keluarga utamanya tentang Shalat, barang kali

sebelum ada wabah corona, kepala keluarga sibuk dan tak sempat belajar

tentang shalat, bagaimana cara menjadi imam, bagaimana tata cara shalat

berjamaah, atau barang kali shalat sunahnya juga jarang dilakukan. Maka

saat ini Allah memberikan keleluasaan waktu untu belajar dan mengajar

dalam keluarga, dibuka buku-buku, kitab-kitab tentang shalat, kita ajarkan

kepada keluarga yang ada di rumah maupun lainnya dengan daring atau

online.

Mungkin saja saat ini Allah menegur kita yang sudah memahami

tentang shalat, tapi shalatnya kurang khusyu’, jarang berwirid, atau

sebelumnya kurang shalat berjamaah, jarang ke Masjid, kini semua media

sibuk dengan memakmurkan Masjid yang lagi distop sementara karena

wabah corona, dan ini akan membuat kita rindu pentingnya shalat

berjamaah. Dengan adanya wabah corona ini, maka kita diingatkan oleh

11 Imam Al Ghazali, 2003, Mukasyafatul Qulub (Terjemah Rahasia Ketajaman Mata Hati,

Bintang Usaha, Surabaya, hal.8

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

Allah akan pentingnya shalat, sebab amal yang pertama kali dihisab di

hari qiyamat nanti adalah shalat, sebagaimana hadis Nabi

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Aku pernah mendengar

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya amal yang seorang hamba yang

pertama kali dihisab di hari Kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya

bagus, maka ia menang dan sukses. Dan jika shalatnya rusak, maka ia

menyesal dan rugi. Maka jika ada yang kurang dari shalat fardunya, Tuhan

Azza Wa jalla berfirman, “Lihatlah kalian, apakah hambaKu mempunyai

(amal) shalat sunnah, maka itulah yang dapat menyempurnakan

kekurangan fardhunya, kemudian semua amalnya (juga) seperti itu.” (HR.

At-Timidzi)12.

Mendasari hadis tersebut, maka betapa pentingnya shalat, sebab

tidak hanya sebagai amal kunci pembuka amal-amal lain di hari qiyamat

nanti, tetapi shalat juga memiliki keutamaan yang lainnya. Beberapa

keutamaan shalat yang lain, sebagai dijelaskan oleh Syaifudin Hakim13

sebagai berikut :

1) Shalat adalah penyejuk hati dan penghibur jiwa

Shalat merupakan penyejuk hati, penghibur dan penenang jiwa.

Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Dijadikan kesenanganku dari dunia berupa wanita dan minyak

wangi. Dan dijadikanlah penyejuk hatiku dalam ibadah shalat.” (HR.

An-Nasa’i no. 3391 dan Ahmad 3: 128, shahih)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

“Wahai Bilal, berdirilah. Nyamankanlah kami dengan mendirikan

shalat.” (HR. Abu Dawud no. 4985, shahih)

Shalat adalah dzikir, dan dengan berdzikir kepada Allah

Ta’ala, hati pun menjadi tenang. Shalat adalah interaksi antara seorang

hamba dengan Rabb-nya. Seorang hamba berdiri di hadapan Rabb-nya

dengan ketundukan, perendahan diri, bertasbih dengan memuji-Nya,

membaca firman Rabb-nya, mengagungkan Allah baik dengan

perkataan dan perbuatan, memuji Allah Ta’ala dengan pujian yang

memang layak ditujukan untuk diri-Nya, dia meminta kepada Allah

Ta’ala berupa kebutuhan dunia dan akhirat.

2) Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar

Jika seorang hamba mendirikan shalat sesuai dengan ketentuan

dan petunjuk syariat, maka shalat tersebut akan mencegah dari

perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

12 (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i,

no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.] 13 https://muslim.or.id/43999-keutamaan-keutamaan-ibadah-shalat.html

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan

mungkar.” (QS. Al-‘Ankabuut [29]: 45)

Kemampuan shalat untuk mencegah seseorang dari perbuatan

keji dan mungkar itu sangat tergantung kepada kualitas ibadah shalat

yang dilakukan. Minimal, ketika sedang shalat itu sendiri seseorang

berhenti dan tercegah dari perbuatan keji dan mungkar. Karena ketika

sedang shalat, seseorang sedang melakukan ketaatan kepada Allah

Ta’ala. Ada yang selesai shalat kemudian mencuri sandal di masjid,

misalnya, karena memang kualitas shalatnya yang buruk sehingga

tidak lama selesai shalat, dia kembali lagi melakukan kemungkaran.

Kualitas shalat yang bagus antara lain ditandai dengan hati

yang kembali bertaubat kepada Allah Ta’ala, menghadirkan hatinya

menghadap Allah Ta’ala, dan kuatnya keimanan di dalam hati. Jika

seorang hamba terus-menerus dalam kondisi seperti itu, maka ketika

dia memiliki keinginan melakukan kemungkaran, dia pun ingat

dengan kondisi dirinya ketika menghadap Allah Ta’ala dalam

shalatnya, sehingga pada akhirnya dia pun tercegah dari perbuatan

kemungkaran tersebut.

3) Shalat sebagai penolong manusia terkait urusan agama dan dunia

Allah Ta’ala berfirman,

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan

sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-

orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45)

Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, beliau

mengatakan,

“Dulu jika ada perkara yang menyusahkan Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam, beliau mendirikan shalat.” (HR. Abu Dawud no. 1420,

hadits hasan)

4) Pahala dan kebaikan yang besar telah disiapkan untuk hamba-

Nya yang mendirikan shalat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Lima shalat yang telah Allah Ta’ala wajibkan kepada para hamba-

Nya. Siapa saja yang mendirikannya dan tidak menyia-nyiakan sedikit

pun darinya karena meremehkan haknya, maka dia memiliki perjanjian

dengan Allah Ta’ala untuk memasukkannya ke dalam surga.

Sedangkan siapa saja yang tidak mendirikannya, dia tidak memiliki

perjanjian dengan Allah Ta’ala. Jika Allah menghendaki, Dia akan

Menyiksanya. Dan jika Allah Menghendaki, Allah akan memasukkan

ke dalam surga.” (HR. Abu Dawud no. 1420, An-Nasa’i no. 426 dan

Ibnu Majah no. 1401, shahih)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Shalat adalah cahaya.” (HR. Muslim no. 223)

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

Yaitu cahaya dalam hati, wajah, cahaya di alam kubur dan

cahaya pada hari kiamat.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,

bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan tentang

shalat pada suatu hari, kemudian berkata,

“Siapa saja yang menjaga shalat maka dia akan mendapatkan

cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan siapa

saja yang tidak menjaga shalat, dia tidak akan mendapatkan cahaya,

petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia akan

dikumpulkan bersama dengan Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin

Khalaf.” (HR. Ahmad 2: 169 dengan sanad yang hasan)

Qarun adalah simbol orang yang lalai karena sibuk dengan

harta. Fir’aun lalai karena sibuk dengan kekuasaan dan kerajaan.

Haman (perdana menteri Fir’aun) lalai karena sibuk menjilat penguasa

demi meraih jabatan yang tinggi. Sedangkan Ubay bin Khalaf sibuk

dengan urusan perdagangan atau bisnisnya. Inilah gambaran orang-

orang yang disibukkan dengan perkara dunia sehingga lalai dari shalat.

5) Shalat adalah penggugur atas dosa-dosa kecil dan membersihkan

kesalahan

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau

mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Bagaimana pendapatmu jika di depan pintu rumahmu ada sungai, lalu

Engkau mandi sehari lima kali? Apakah tersisa kotoran di badannya?”

Para sahabat menjawab,“Tidak akan tersisa kotoran sedikit pun di

badannya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu adalah

permisalan untuk shalat lima waktu. Dengan shalat lima waktu, Allah

Ta’ala menghapus dosa-dosa (kecil).” (HR. Bukhari no. 528 dan

Muslim no. 667)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat

lima waktu, shalat Jum’at ke shalat Jum’at berikutnya, adalah

penggugur dosa di antara keduanya, selama dosa-dosa besar

ditinggalkan.” (HR. Muslim no. 233)

6) Shalat adalah penghubung paling kuat antara hamba dengan

Rabb-nya

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman, “Aku

membagi shalat (yaitu surat Al-Fatihah, pent.) untuk-Ku dan hamba-

Ku menjadi dua bagian. Dan untuk hamba-Ku sesuai dengan apa yang

dia minta.”

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

a) Ketika hamba berkata (yang artinya), “Segala puji bagi Allah,

Rabb semesta alam”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku

memujiku.”

b) Ketika hamba berkata (yang artinya), “Yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku

menyanjungku.” (sanjungan yaitu pujian yang berulang-ulang,

pent.)

c) Ketika hamba berkata (yang artinya), “Yang menguasai hari

pembalasan”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku

memuliakanku.” Dan terkadang Allah berfirman, “Hamba-Ku

memasrahkankan urusannya kepada-Ku.”

d) Ketika hamba berkata (yang artinya), “Hanya kepada Engkau kami

menyembah dan hanya kepada Engkau kami meminta

pertolongan”; Allah Ta’ala berfirman, “Ini adalah antara Aku dan

hamba-Ku. Dan untuk hamba-Ku apa yang dia minta.”

e) Dan ketika hamba berkata (yang artinya), “(yaitu) jalan orang-

orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)

mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”;

Allah Ta’ala berfirman, “Ini adalah untuk hamba-Ku, dan untuk

hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.” (HR. Muslim no. 395)

c. Ingatkan dan ajarkan untuk melaksanakan shalat sunah qobliyah dan

ba’diyah, shalat dhuha, hajat, tahajud dan witir, semua itu banyak

manfaatnya, untuk keberkahan di dunia dan diakhirat

d. Pentingtnya shalat berjamaah dan shalat jum’at

Di musin wabah corona bulan ini, salah satu anjuran untuk

memutus rantai penyebarannya adalah dengan diam di rumah, menjaga

jarak, tidak mendatangi kerumunan, tidak bergerombol, termasuk tidak

mendatangi tempat ibadah untuk berjamaah dan shalat jum’at . Bagi

ummat Islam shalat berjamaah dan shalat jum’at merupakan kegiatan rutin

yang tidak dapat ditinggalkan, terlebih shalat jum’at karena apabila tiga

kali tidak shalat jum’at ada anggapan dianggap bukan bagian dari seorang

muslim lagi atau dianggap orang munafik.

Salah satu fatma MUI pada masa wabah Virus Corona 19 adalah

tidak mendatangi shalat jamaah dan shalat jumat di masjid, ini yang

menjadi kontroversi di masyarakat Banyak para pakar dan ulama

membuka kembali kajian kitab-kita dan hadis untuk memperkuat

argumennya dalam rangka memberikan pendapatnya. MUI misalnya juga

banyak yang mengkritik bahwa fatwanya itu kurang benar atau bahkan

ada yang menuduh sesat, ini semua juga membuka wawasan buat ummat

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

Islam, yang biasanya tidak pernah membahas shalat jamaah tiba-tiba

mengemukakan pendapatnya tentang shalat berjamaah di masjid, dan

seterusnya.

Terlepas dari berbagain kontroversi itu semua ternyata membuka

mata dan batin kita semua betapa pentingnya shalat berjamaah di masjid

dan betapa pentingnya shalat Jum’at, keduanya memiliki fadilah yang luar

biasa, shalat jamaah sendiri memiliki pahala yang 27 kali lipat, ada waktu-

waktu mustajab, kita bias bersujud menumpahkan segala permasalahan

dengan Allah, dan bias bersyukur sepuasnya di rumah Allah (Masjid).

Namun itu semua akan menjadi sebuah kerinduan yang mendalam

di saat Covid 19 ini melanda, di mana kebijakan dan fatwa MUI agar kita

shalat di rumah saja termasuk shalat jum’at. Oleh akrenanya dengan

adanya fatwa tersebut marikita taati, tidak perlu lagi memperdebatkannya,

karena fatwa tersebut sudah berdasarkan kajian yang mendalam, melalui

dalil-dalil dari Al Qur’an dan hadis yang dikaji secara benar, mereka para

ahli yang sudah dipilih ilmunya melebihi dari orang-orang yang hanya

mengemukakan kontroversinya. Penting untuk memahami dengan

kedewasaan terhadaphal-hal yang terjadi di masyarakat, apalagi kalau

ilmu seseorang memang belum cukup, lebih baik bersikap sopan dan

tenang.

Sebagai usaha membatu pencegahan dan penularan Covid 19,

marikita ikuti anjuran pemerintah dan fatwa MUI bagi ummat Islam, insya

Allah apa yang dilakukan pemerintah dan MUI akan membawa kebaikan

dan menghindari kemadharatan yang lebih besar. Untuk itu mari

dimanfaatkan yang sebaik-baiknya untuk ibadah kepada Allah dan

mendidik keluarga.

e. Mendidik untuk berdzikir, wirid, bertahlil dan berdoa, baca tulis, hafalan

Al Qur’an

Kesibukan sebelum adanya Covid 19, terkadang membuat keluarga

saling jarang bertemu, misalnya orang tua pergi pagi pulan malam,

demikian juga ibunya yang berkarir, sehingga pertemuan hanya pada sore

atau malam hari dengan sisa-sisa kelelahan sehari bekerja.

Kondisi yang demikian membuat keadaan dan psikis lelah

semuanya, keharmonisanpun kadang kurang terperhatikan, begitu juga

dengan ibadah shalat berjamaah misalnya, dzikir, tahlilan shalawatan, jadi

terabaikan. Ataupun para keluarga yang punya banyak waktu di rumah

sebelum wabah tapi terlena dengan menyamanan yang sudah ada, juga

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

terabaikan shalat jamaahnya, dzikirnya, wiridnya, shalawatannya. Maka di

musim pendemi corona ini, sangat baik dimanfaatkan untuk mengajak

keluarga shalat berjamaah, tadarus Al Qur’an, berdzikir/ wirid, bertahlil

dan berdoa, baca tulis, hafalan Al Qur’an.

Banyak keutamaan-keutamaan dzikir/wirid, berdoa yang mungkin

selama ini kurang terperhatikan ayo direnungkan kembali, dipelajari

kembali untuk keluarga kita, kita refresh, perintahkan keluargamu untuk

menghafal dan melaksanakan wirid dan dzikir.

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)

kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari

(nikmat) -Ku.(Al-Baqarah : 152).

Beberapa keutamaan yang luar biasa antara lain

1) Allah dan Rasul mengajarkan bahwa dengan berdzikir hati akan

tenang

2) Barang siapa siapa yang diakhir hayatnya mengucapkan

lailahaillallah, maka akan masuk surga

3) Dzikir/Wirid ba’da Shalat Magrib misalnya dilanjutkan dzikir dengan

membaca lailahaillalllah wahdahu lasyarikalah lahul mulku walahul

hamdu yuhyi wayumit wahuwa ala kulli syaiin qadiir 10 kali, maka

akan dihapus dosanya pada malam itu, demikian juga jika shalat subuh

berjamaah dilanjutkan dengan membaca dzikir yang demikian, maka

akan dihapuskan dosanya pada hari itu.

4) Beristigfar,

keutamaan beristigfar adalah akan menurunkan hujan, memperbanyak

harta dan anak, akan diberikan kebun-kebun yang ada sungainya (Nuh

10-12). Istigfar juga menghindarkan dari adzab. “dan Allah tidak akan

menngazab mereka, sedang mereka meminta ampun (beristigfar) (Al

Anfal :33). Istigfar juga dapat melapangkan dari segala kesulitan, oleh

karenanya jika ada kesulitan apapun maka perbanyaklah istigfar.

5) Membaca Tasbih, Tahmid, takbir dan Tahlil (Subhanallah

walhamdulillah walailahaillallah wallahu akbar)

a) Rasulullah bersabda “Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu di

mana kamu dapat mendahului, mengalahkan (pahala dan kebaikan)

orang-orang sebelum kalian dan sesudah kalian, dan tidak akan ada

seorang pun yang dapat mengalahkan kebaikan kalian kecuali

orang tersebut melakukan sebagaimana yang kalian lakukan?”

Mereka menjawab: “Tentu mau ya Rasulullah”. Rasulullah SAW

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

bersabda kembali, “Bacalah tasbih (subhanallaah), tahmid

(alhamdulillaah) dan takbir (Allahu akbar) setiap selesai shalat

(wajib) sebanyak tiga puluh tiga kali”

b) Siapa yang membacanya 33 kali maka akan diampuni dosanya

oleh Allah

c) Ini merupakan amalah yang ringan diucapkan, tapi berat

timbangannya di akhirat nanti

d) Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu

'alaihi wa sallam bersabda, "Ada empat ucapan yang paling

dicintai Allah SWT: Subhanallah (Mahasuci Allah), Alhamdulillah

(segala puji hanya milik Allah), Laa ilaaha illallah (tiada tuhan

selain Allah), dan Allahu Akbar (Allah Maha Besar).Engkau

memulai dari yang mana saja, tidak ada masalah."

e) Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda : Alhamdulillah

memenuhi Mizan, dan Subhanallah serta al-hamdulillah keduanya

memenuhi apa yang ada diantara langit dan bumi (HR. Muslim).

f) Sesungguhnya sebaik-baik doa adalah “Alhamdulillah” (HR.

Tirmiddzi).

6) Berdo’a

Terkadang manusia hanya berdo’a ketika dalam kesempitan

dan lupa jika diberikan kebahagiaan atau rizqy yang melimpah karena

merasa sudah terpenuhi semua, tetapi begitu ada masalah dan ada

musibah biasanya mengeluh, bahkan menyalahkan Allah, dan orang-

orang disekitar. Kesempatan yang baik dimusim pandemic Covid 19,

bagi kepala keluarga yang sedang banyak di rumah untuk mengajarkan

dan memerintahkan banyak berdo’a, terutama semoga Allah segera

mengangkat dan menghilangkan wabah corona ini.

Berd’a tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri,tetapi berdo’a

juga mampu menolak balak. Nabi Muhammad SAW mengajarkan

1) haruslah berdo’a karena Do’a bermanfaat untuk menghalau

terhadap musibah yang telah turun maupun belum

2) Do’a berguna untuk menghadapi turunya musibah,

keduanya bertarung hingga hari qiyamat14

3) Berdo’alah niscaya akan Aku kabulkan (Al mukmin:60)

4) Do’a bersungguh-sungguh merupakan obat paling

bermanfaat, dan Allah menyukaiorang-orang yang berdo’a

14 Lihat Imam AL Ghazali, hal.27

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

5) Do’a pasti dikabulkan oleh Allah, akan tetapi ada hal-hal

yang mengganjal do’a antara lain tergesa-gesa, terburu

nafsu, terlalu cemas sehingga tidak berdo’a lagi

Adapun waktu yang mustajab dalam berdo’a

1) Waktu sepertiga malam terakhir

2) Waktu antara adzan dan iqamah

3) Waktu setelah selesai shalat fardhu

4) Waktu sedang berpuasa

5) Waktu antara dua khutbah jum’at (waktu istirahat Khatib)

Adapun adab berdo’a,

1) Hati atau kalbu harus benar-benar hadir dan bertemu

dengan Allah, sehingga terkonsentrasi dan khusyu’

2) Merendahkan diri,merasa rendah dan hina dihadapan

Allah

3) Menghadap kiblat

4) Memulai dengan basmallah, pujian pada Allah dengan

khusyu’ dan tawadhu’, membaca hamdalah, shalawat,

mohon ampunan,

5) Tawashul dengan Allah dan nama-namaNya yang maha

agung

6) Ajukan permohonan dengan sungguh-sungguh, penuh

harap dan takut

7) Gunakan suara yang lemah lembut

8) Mengangkat kedua tangan ketika berdo’a dan

mengusap kedua tangan pada wajah setelah selesai

5. Pendidikan Sosial

Menurut Ibnu Khaldun, pendidikan itu disandarkan pada pengalaman dan

pengamatan sehingga hasil dari pendidikan adalah kemandirian dan

keberanian dalam menghadapi kenyataan kehidupan15. Oleh karena itu, di

musim covid ini, banyak lagi yang banyak diajarkan untuk keluarga kita,

antara lain berbagi kepada sesame, terlebih dengan adanya PSBB, banyak

yang harus di rumah, terhenti pekerjaan, terhenti juga penghasilan, banyak

yang kekurangan. Maka peran keluarga dapat mengajarkan untuk berbagi,

perduli sosiallingkungan sekitar, antara lain dengan member apa yang kita

15 Muhammad Zaim, “Studi Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun Perspektif Sosio-Progresif,”

Muallimuna : Jurnal Madrasah Ibtidaiyah 1, no. 2 (May 10, 2016): 79–97,

https://doi.org/10.31602/muallimuna.v1i2.387.

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

punya seperti shodaqah, akrena denganniat yang ikhlas, maka shodaqoh dapat

menolak balak, menghilangkan penyakit. Dari segi social maka zakat, infak

dan shodaqoh juga secara otomatis akan mendekatkan diri kepada Allah dan

manusia. Jika tidak memiliki kemampuan harta, maka bias kita manfaatkan

tenaga kita sebagai relawan dalam membantu penanganan Covid 19.

1. Pendidikan Kesehatan, Pendidikan Bela Negara

Di musim covid ini banyak berita dan meme tentang pentingnya kesehatan,

setiap hari di TV ada berita dan pembelajaran tentang kesehatan, maka

keluarga dapat memanfaatkan program televise ini untuk meningkatkan hidup

sehat, memotivasi untuk belajartentang obat-obatan, bahkan mengenal aoa itu

virus dan berbagai macam tips-tip tentang sehat.

Juga dijelaskan oleh Tim gugus penanganan covid 19, bahwa diam di rumah

bagian dari Bela Negara, mentaati anjuran pemerintah di musim pandemic ini

juga bagian dari bela Negara, membantu meringankan beban orang lain juga

bagian bela negara

2. Pendidikan Ekonomi

Di musin pandemic ini, banyak juga keluarga yang memanfaatkan bisnis on

line. Jika keluarga memiliki kemampuan modal dan bakat, maka baik sekali

ini dimanfaatkan untuk mengatur agar keluarga memiliki bisnis yang baik

sehingga menjadi nilai ekonomi tersendiri, memberikan keuntungan dan

membantu perekonomian keluarga, sehingga dapat membantu dirinya,

keluarga dan sesama

3. Pendidikan Politik

Musim pandemic saat ini bertepatan dengan tahapan penyelenggaraan

pemilu, sehingga banyak wacana apakah pemilu ditunda atau diteruskan.

Demikian juga keadaan covid 19 ini juga bias menjadi komoditi politik bagi

sebagian orang dimanfaatkan untuk kepentingan diri dan golongannya.

Misalnya bagi-bagi bantuan sembako, atau kegiatan social lainnya dengan

label nama Kepala Daerah, atau menggunakan nama pribadinya, entah oleh

incumbent ataupun oleh para bakal calon. Dari segi politik ini sah-sah saja,

sepanjang tidak melanggar aturan tetapi harus dibarengi niat yang tulus dan

tidak menyakiti atau mendzalimi orang lain. Berita-berita seperti ini selalu

menghiasi media massa, oleh akrenanya perlu disampaikan kepada keluarga

agar tetap menghargai orang lain dan cara-cara orang dalam berpolitik,

kemudian mengajarkan bagaimana cara berpolitik yang baik nantinya.

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

Sisi lainnya keberadaa wabah covid 19 ini juga menjadi pertanyaan dan

pernyataan masing-masing orang, ada yang terkadang berpandangan bahwa

virus ini sengaja diadakah dan untuk diarahkan dalam kepentingan politik

tertentu, untuk menaikkan dan menjatuhkan seseorang, misalnya covid ini

disengaja agar bisa menggunakan dana bantuan, bisa menganggarkan untuk

kesehatan dan social, dan mencari keuntungan. Ada juga yang berpendapat

digunakan untuk menaikkan pamor dengan sok menjadi jagoan, memberikan

bantuan dan lain sebagainya. Sekali lagi semua tergantung dengan niat

masing-masing. Terlepas dari itu semua biarkan masing-masing memiliki

fikiran dan prasangka, yang terpenting dalam keluarga memberikan pelajaran

dan pendidikan dengan menata hati dan niat. Bahwa apa yang terjadi memang

benar ujian dari Allah, jika ingin berbuat, membantu sesame, yakinkan juga

karena Allah, insya Allah hasilnya akan terbaik, mau dikatakan ini pencitraan,

cari pamor ataupun kata-kata lainnya yang penting niatkan karena Allah.

Kita semua yakin dan beriman bahwa semua yang terjadi ini adalah dari

Allah untuk menguji dan mengingatkan kita semua, agar selalu ingat kepada

Allah dan semua yang kita miliki dari Allah dan kembali kepada Allah. Insya

Allah setelah ada cobaan, ujian, balak dan bencana, Allah akan mengganti

yang lebih baik dari sebelumnya, setiap ada kesulitan pasti ada jalan dan Allah

akan memudahkan. Hanya iman, taqwa, perbuatan baik yang akan menemani

kita sampai akhir hayat dan hari dibangkitkan. Semoga Allah mengampuni

dan memberkahi hidup kita semua.

E. Simpulan

Pelajaran yang dapat diambil terkait dengan wabah coronavirus covid 19 ini,

sebagai seorang mu’min, maka sebaiknya selain melakukan juga ikhtiar karantina

atau “social distancing” ini, maka tingkatkan juga spiritual kita. Jika dapat

bertafakkur lebih jauh, sebagai muslim semua wabah ini adalah sebuah rahmatNYA,

sebuah peringatan bagi yang berpikir, untuk terus menjadikannya sebagai wasilah

atau jalan untuk terus banyak mendekatkan diri kepada Allah Swt, sehingga ketika

tingkat kepasrahan tinggi maka akan dirasakan ketenangan dan dengan segala usaha

dan doa keselamatan juga kepada Allah Swt, dengan selalu melibatkanNYA, dan

berharap semua wabah ini akan berakhir, dan dapat pula segera ditemukan

penyebabnya, InshaAllah AamiinYRA. Dialah Allah Sang Maha Pencipta lagi Maha

Mengetahui

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

Nilai-nilai pendidikan yang diajarkan oleh Rasulullah ketika mengalami

penyebaran wabah antara lain, 1. Menjaga higienitas makanan 2. Mengisolasi

area wabah 3. Pendidikan Aqidah dan Akhlaq 4. Pendidikan Ibadah 5. Pendidikan

Sosial.

F. Daftar Pustaka

A.Ahmadi, Nor S, MKDU Dasar Dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan

Tinggi, Jakarta: Bumi Aksara, 1991

Abdul Wahab Ahmad, peneliti bidang aqidah di Aswaja NU Center Jawa Timur dan

Wakil Sekretaris PCNU

Jember.https://islam.nu.or.id/post/read/117874/melihat-corona-dari-perspektif-

aqidah-dan-fiqih

Abu Zakariya, Yahya Bin Syaraf an Nawawy, 1985, Riyadhussalihin, terjemahan

oleh Mushlih Shabir Cetakan pertama 1985, CV. Toha putra Semarang

An-Nasa’i, Sunan An Nasai no. 466

Armai Arief, Pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam, Jakart: Ciputat Pers,

2002.

Hamid Darmadi, Dasar konsep Pendidikan Moral, Landasan Konsep Dasar dan

Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2007.

https://islam.nu.or.id/post/read/117874/melihat-corona-dari-perspektif-aqidah-dan-

fiqih

https://muslim.or.id/43999-keutamaan-keutamaan-ibadah-shalat.html

https://yatimmandiri.org/hikmah/Akhlak-Terbaik

Imam Al Ghazali, 2003, Mukasyafatul Qulub (Terjemah Rahasia Ketajaman Mata

Hati, Bintang Usaha, Surabaya

Indriya Indriya, “Konsep Tafakkur Dalam Alquran Dalam Menyikapi Coronavirus

Covid-19,” SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I 7, no. 3 (March 18,

2020): 211–16, https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15050.

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...

DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan

Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003

Jalaludin & Abdullah Idi, Filsafat Pendidkan Manusia, Jogjakarta: ArRuzz Media,

2007.

Muhammad Zaim, “Studi Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun Perspektif Sosio-

Progresif,” Muallimuna : Jurnal Madrasah Ibtidaiyah 1, no. 2 (May 10,

2016): 79–97, https://doi.org/10.31602/muallimuna.v1i2.387

Muhammad Zaim, “TUJUAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL-QURAN DAN

HADITS (Isu Dan Strategi Pengembangan Pendidikan Islam) | Zaim | Muslim

Heritage,” accessed May 19, 2020,

http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/muslimheritage/article/view/1766/R

emoteURL.Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Bandung: Balai Pustaka.

Tirmidzi,Sunan At-Tirmidzi, no. 413