NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM....

99
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG KESIMBAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Studi Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh SATRA WIRYANOTA NIM. E1C 009 002 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016

Transcript of NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM....

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG

KESIMBAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA

DI SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan

Studi Strata Satu (S1) pada Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Oleh

SATRA WIRYANOTA

NIM. E1C 009 002

PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2016

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

HALAMAN JUDUL

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG

KESIMBAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA

DI SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan

Studi Strata Satu (S1) pada Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Oleh

SATRA WIRYANOTA

NIM. E1C 009 002

PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2016

i

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

2016

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan dalam Cerita Rakyat

Balang Kesimbar dan Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di SMP”.

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program

sarjana (S1) program studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indenesia dan Daerah, Jurusan

Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram.

Disadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud

tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segenap

kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih dan rasa hormat kepada:

1. Dr. H. Wildan, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Mataram.

2. Dra. Siti Rohana Hariana Intiana, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan

Seni Universitas Mataram.

3. Drs. I Nyoman Sudika, M.Hum. selaku Ketua Prodi Bahasa, Sastra

Indonesia dan Daerah Universitas Mataram.

4. Drs. Cedin Atmaja, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberi petunjuk, arahan, serta bimbingan kepada peneliti dalam menyusun

skripsi ini.

iv

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

5. Murahim, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberi

petunjuk, arahan, serta bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi

ini.

6. Drs. Imam Suryadi, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik.

7. Para dosen Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah yang tidak

dapat disebutkan namanya satu per satu.

8. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan serta dukungan dalam

penyelesaian skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangannya, untuk itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun dan dapat membantu dalam

menyempurnakan skripsi ini sangat diharapkan. Semoga apa yang disajikan dalam

skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan kepada pembaca umumnya.

Mataram, 2016

Peneliti

v

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Yen ala karyane ala panggihne, lan yen becik karyane becik panggihne”.

Jika jelek amalannya, jelek pula ganjarannya dan jika baik amalannya, maka baik

pula ganjarannya.

(Baloq Tui)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Orang tuaku tercinta Ibu dan Bapak. Terimakasih untuk doa, keringat dan air

mata yang selama ini tak henti-hentinya dicurahkan kepada ananda. Saya

berusaha untuk selalu berbakti meskipun masih jauh dari harapan Ibu dan

Bapak.

2. Seluruh Keluarga besarku, sudah kusebutkan dalam hati. Terima kasih untuk

semuanya.

3. Saudara- saudaraku yang tak mungkin tersebutkan di luar sana. Kalian sayang

saya kan? Saya juga.

4. Almamaterku tercinta kampus FKIP Universitas Mataram.

vi

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

ABSTRAK ................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.4 Manfaat penelitian ....................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 6

2.1 Penelitian yang Relevan .............................................................. 6

2.2 Landasan Teori ............................................................................ 7

2.2.1 Pengertian Folklor ..................................................... 7

2.2.2 Macam-macam Folklor ................................................ 10

2.2.3 Konsep Nilai-nilai Pendidikan ..................................... 11

2.2.4 Pembelajaran Sastra di Sekolah ................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 24

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 24

3.2 Data dan Sumber Data ................................................................ 24

3.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 26

3.4 Teknik Analisis Data ................................................................... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 29

vii

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

4.1 Analisis Nilai-nilai Pendidikan ......................................................... 29

4.1.1 Nilai Pendidikan Religius ..................................................... 29

4.1.2 Nilai Pendidikan Moral ......................................................... 35

4.1.3 Nilai Pendidikan Sosial ......................................................... 39

4.2 Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di SMP ......................... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 48

5.1 Simpulan .......................................................................................... 48

5.2 Saran ................................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 50

LAMPIRAN .................................................................................................

viii

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG

KESIMBAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBEJARAN SASTRA

DI SMP

Oleh

Satra Wiryanota

ABSTRAK

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) nilai-nilai

pendidikan dalam Cerita Rakyat Balang Kesimbar, (2) hubungannya dengan

pembelajaran sastra di SMP. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

nilai-nilai pendidikan dalam cerita rakyat Balang Kesimbar dan mengkaitkan

hubungannya dengan pembelajaran sastra di SMP. Penelitian ini merupakan

jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data

adalah studi kepustakaan dan catat. Metode analisis data digunakan metode

analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) nilai-nilai pendidikan cerita

rakyat Balang Kesimbar terkandung nilai pendidikan agama, nilai pendidikan

moral dan nilai pendidikan sosial. Selanjutnya, (2) mengaitkan hubungannya

dengan pembelajaran sastra di SMP. Standar Kompetensi yang digunakan

adalah mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan. Penelitian ini dapat

dijadikan bahan ajar dan panduan siswa SMP karena cerita rakyat tersebut

dapat memenuhi kriteria pemilihan bahan ajar. Dengan adanya aspek-aspek

yang berkaitan dengan pembelajaran sastra di SMP, maka tujuan utama

penelitian ini dapat tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan dan

ditargetkan dalam KTSP.

Kata kunci : Nilai-nilai Pendidikan, Cerita Rakyat, dan Pembelajaran Sastra.

ix

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman khazanah sastra dan budaya

peninggalan nenek moyang yang tersebar di setiap daerah-daerah. Salah satu

di antaranya adalah peninggalan dalam bentuk folklor atau cerita rakyat.

Folklor tersebut dapat dijumpai hampir di setiap daerah dalam bentuk jumlah

yang tidak sedikit dan jenisnya sangat bervariasi. Folklor hendaknya dibina

dan dikembangkan guna menjunjung tinggi dan lebih memperkaya

kebudayaan nasional.

Dalam KBBI (2001: 319), folklor adalah adat-istiadat tradisional dan

cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun, tetapi tidak dibukukan.

Sedangkan menurut Sudjiman (dalam Endraswara, 2013: 47), menerangkan

bahwa folklor (cerita rakyat) adalah kisahan anonim yang tidak terikat pada

ruang dan waktu, beredar secara lisan di tengah masyarakat. Danandjaya

(dalam Endraswara, 2013:47), menyebutkan bahwa cerita prosa rakyat

merupakan satu genre folklor lisan Indonesia yang diceritakan secara turun

menurun, bentuknya berupa mite, legenda, dongeng, seni tradisi, ataupun

upacara tradisi.

Menurut Rafiek (2012:51), folklor adalah sebagian kebudayaan suatu

kolektif, yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun, di antara kolektif

1

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam

bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat

pembantu pengingat.

Berdasarkan tipenya Brunvand dalam (Rafiek 2012: 52), membagi

folklor atas tiga kelompok besar, yaitu (1) folklor lisan (verbal folklore); (2)

folklor sebagian lisan (partly verbal folklore); (3) folklor bukan lisan

(nonverbal folklore).

Keseluruhan jenis folklor baik folklor lisan, folklor sebagian lisan

maupun folklor bukan lisan, memiliki fungsi yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Menurut Bascom dalam (Endraswara 2013:3), folklor

memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai sistem proyeksi (proyective system),

yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif, (2) sebagai alat

pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, (3) sebagai

alat pendidikan (pedagogical device), dan (4) sebagai alat pemaksa dan

pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh anggota

kolektifnya.

Atas dasar pandangan teoritik itu, kajian ini akan mengungkap cerita

rakyat yang berasal dari pulau Lombok provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Salah satu cerita rakyat yang berkembang secara lisan di pulau Lombok

adalah cerita rakyat Balang Kesimbar. Cerita rakyat Balang Kesimbar

termasuk salah satu jenis folklor lisan bergenre dongeng. Selama ini cerita

rakyat Balang Kesimbar kurang begitu diperhatikan apalagi dijadikan sebagai

2

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

materi pembelajaran sastra. Berdasarkan fenomena inilah, perlu diadakan

langkah yang signifikan untuk lebih mengenalkan cerita rakyat Balang

Kesimbar kepada masyarakat pada umumnya dan pelajar pada khususnya.

Untuk menjaga kelestarian cerita rakyat Balang Kesimbar tersebut

salah satu langkah yang ditempuh ialah dengan mengenalkannya kepada anak-

anak didik melalui pendidikan formal khususnya untuk anak SMP. Selama ini,

materi dalam pembelajaran sastra biasanya hanya mengangkat cerita rakyat

yang sudah berkembang secara nasional tanpa memperkenalkan secara

spesifik cerita rakyat yang berkembang di tiap-tiap daerah masing-masing.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya perbaikan isi atau materi sastra, yakni

dengan menambahkan cerita rakyat Balang Kesimbar sebagai materi

pembelajaran.

Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini mencoba mengkaji cerita

rakyat ini dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan dalam Cerita Rakyat Balang

Kesimbar dan Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di SMP”.

3

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah sangat penting dalam penelitian. Berdasarkan latar

belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam cerita rakyat

Balang Kesimbar ?

2. Bagaimanakah hubungan nilai-nilai pendidikan dalam cerita rakyat

Balang Kesimbar dengan pembelajaran sastra di sekolah, khususnya di

SMP ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan suatu penelitian haruslah jelas mengingat penelitian

mempunyai arah dan sasaran yang tepat. Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam cerita

rakyat Balang Kesimbar.

2. Untuk mendeskripasikan hubungan nilai-nilai pendidikan dalam cerita

rakyat Balang Kesimbar dengan pembelajaran sastra di SMP.

4

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

1.4 Manfaat Penelitian

Upaya meningkatkan pengetahuan merupakan hal yang sangat

diperlukan dalam pendidikan. Oleh sebab itu sebuah karya harus memiliki

manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Manfaat tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat teoritis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat:

a. Menjadi sarana untuk menambah bahan referensi dan sebagai salah

satu bahan perbandingan bagi peneliti-peneliti terutama yang

berminat pada bagian kesastraan.

b. Menambah variasi dokumentasi, koleksi bacaan dan inventarisasi di

Universitas Mataram, terutama FKIP jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi

bagi guru bahasa dan sastra Indonesia dalam mengajar, baik di sekolah-

sekolah formal maupun informal. Di SMP ada materi yang berkaitan

dengan penelitian ini yaitu mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan.

5

5

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini khususnya yang

mengangkat cerita rakyat sebagai objek penelitian, hanya beberapa yang penulis

temukan. Salah satunya yakni dalam penelitian yang dilakukan oleh Raudlatul

Jannah (2015), dengan judul “Analisis Cerita Rakyat Asal usul Desa Batu

Basong Kajian Monogenesis dan Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di

SMP”. Dalam penelitiannya mengkaji tentang bagaimana asal usul cerita rakyat

desa batu basong dengan pendekatan kajian monogenesis.ada tiga motif cerita

yang terdapat dalam cerita rakyat Asal usul Desa Batu Batu Basong yaitu, motif

mitologi tentang asal usul suatu nama kota, motif tentang pengujian, dan motif

tentang kesetiaan.

Penelitian selanjutnya, yang dilakukan oleh Eirzikri Rentarimasa (2015),

dengan judul “Nilai Pendidikan dalam Folklor Cerita Rakyat Sumbawa

Paruma Ero dan Batu Asa serta Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di

SMA” yang melakukan analisis terhadap unsur yang sama yakni analisis nilai-

nilai pendidikan dalam folklor cerita rakyat. Akan tetapi, nilai pendidikan yang

dianalisis yakni berupa nilai moral, nilai keindahan, dan nilai sosial atau

kemasyarakatan.

6

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Baiq Dwi Ayu Rosita (2013), dengan judul “Nilai Pendidikan Cerita

Rakyat Lombok “Loq Sesekeq” dan Hubungannya dengan Pembelajaran

Sastra di SMP”. Dalam penelitiannya, Baiq Dwi Ayu Rosita memfokuskan

sub-sub nilai pendidikan yakni nilai moral, nilai sosial, dan nilai religius.

Berdasarkan uraian di atas, terdapat kesamaan dalam menganalisis unsur

ekstrinsik dalam sebuah karya sastra yakni analisis nilai pendidikan dalam

cerita rakyat. Akan tetapi, dari penelitian di atas yang menjadi perbedaan yang

signifikan terdapat pada objek penelitian. Penelitian ini objek penelitiannya

adalah cerita rakyat sasak Balang Kesimbar. Oleh karena itu, penelitian ini

dikemas dengan judul Nilai-nilai Pendidikan dalam Cerita Rakyat Balang

Kesimbar dan Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di SMP.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Folklor

Secara etimologi kata “folklor” berasal dari dua kata dasar folk

dan lore. Folk adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal

fisik, sosial, dan budaya sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok

lainnya. Lore adalah kebiasaan folk, yaitu sebagian kebudayaannya, yang

diwariskan secara turun-temurun secara lisan atau melalui suatu contoh yang

disertai gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device ).

Menurut Rafiek (2012: 50-51 ), pengertian folklor secara keseluruhan

adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, tersebar dan diwariskan secara

7

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

turun-temurun, di antara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam

versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai

dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device).

Folklor berbeda dari kebudayaan lainnya, maka perlu mengetahui ciri-

ciri pengenal utama folklor pada umumnya. Adapun ciri-ciri pengenal utama

folklor menurut Brunvand, Carvalho Neto, dan Danandjaya (dalam Rafiek,

2012: 51-52) adalah sebagai berikut.

a. Penyebaran dan pewarisan biasanya dilakukan secara lisan, yaitu

disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut (atau dengan suatu

contoh yang disertai dengan gerak isyarat, dan alat pembantu pengingat)

dari satu generasi ke generasi berikutnya.

b. Folklor bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap

atau dalam bentuk standar. Itu disebarkan di antara kolektif tertentu

dalam waktu yang cukup lama (paling sedikit dua generasi).

c. Folklor ada dalam versi-versi, bahkan varian-varian yang berbeda. Itu

disebabkan penyebarannya secara lisan, sehingga dapat dengan mudah

mengalami perubahan. Perubahan biasanya terletak pada bagian luarnya

saja, sedangkan bentuk dasarnya dapat tetap bertahan.

d. Folklor bersifat anonim, nama penciptanya sudah tidak diketahui lagi.

e. Folklor biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola. Cerita rakyat

misalnya selalu mempergunakan kata-kata klise seperti bulan empat belas

hari untuk menggambarkan kecantikan seorang gadis. Juga, seperti ular

8

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

berbelit-belit untuk menggambarkan kemarahan seseorang atau

ungkapan-ungkapan tradisional, ulangan-ulangan, dan kalimat-kalimat

atau kata-kata pembukaan dan penutup yang baku, misalnya: sahibul

hikayat... dan mereka pun hidup bahagia untuk seterusnya‟, atau menurut

empunya cerita...demikianlah konon‟.

f. Folklor mempunyai kegunaan atau fungsi dalam kehidupan bersama

suatu kolektif. Cerita rakyat misalnya, mempunyai kegunaan sebagai

alat/media pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan

terpendam.

g. Folklor bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak

sesuai dengan logika umum. Ciri pengenal ini terutama berlaku bagi

folklor lisan dan sebagian lisan.

h. Folklor menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Ini disebabkan

penciptanya tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif yang

bersangkutan merasa memilikinya.

i. Folklor pada umumnya bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali

kelihatannya kasar, terlalu spontan. Hal ini dapat dimengerti karena

banyak folklor merupakan proyeksi emosi manusia yang paling jujur

manifestasinya.

9

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

2.2.2 Macam-macam Folklor

Berdasarkan tipenya Brunvand dalam (Rafiek 2012: 52), membagi

folklor atas tiga kelompok besar, yaitu (1) folklor lisan (verbal folklore); (2)

folklor sebagian lisan (partly verbal folklore); (3) folklor bukan lisan

(nonverbal folklore).

1. Folklor Lisan (verbal folklore)

Folklor lisan adalah folklor yang bentuknya murni lisan. Bentuk-

bentuk (genre) yang termasuk ke dalam folklor lisan antara lain (a) bahasa

rakyat (folk speech) seperti logat, julukan, pangkat tradisional, dan title

kebangsawanan; (b) ungkapan tradisional, seperti peribahasa, pepatah, dan

pemeo; (c) pertanyaan tradisional, seperti teka-teki; (d) puisi rakyat, seperti

pantun, gurindam, dan syair; (e) cerita prosa rakyat, seperti mitos, legenda,

dan dongeng; dan (f) nyanyian rakyat (Rafiek, 2012: 53).

1. Folklor Sebagian Lisan (partly verbal folklore)

Folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan

campuran lisan dan unsur bukan lisan. Bentuk-bentuk folklor sebagian lisan

yang tergolong dalam kelompok besar ini adalah kepercayaan rakyat,

permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat-istiadat, upacara, pesta

rakyat, dan lain-lain (Rafiek, 2012: 53).

2. Folklor Bukan Lisan (nonverbal folklore)

Folklor bukan lisan adalah folklor adalah folklor yang bentuknya

bukan lisan, walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Kelompok

10

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

besar folklor bukan lisan dapat dibagi menjadi dua subkelompok, yaitu yang

material dan bukan material. Bentuk-bentuk folklor ini yang tergolong

material antara lain arsitektur rakyat (bentuk rumah asli daerah, bentuk

lumbung padi, dan sebagainya), kerajinan tangan rakyat, pakaian dan

perhiasan tubuh adat, makanan dan minuman rakyat, dan obat-obatan

tradisional. Sedangkan folklor bukan lisan yang termasuk bukan material

antara lain gerak isyarat tradisional, bunyi isyarat traadisional , bunyi isyarat

untuk komunikasi rakyat (kentongan tanda bahaya), dan musik rakyat (Rafiek,

2012: 53).

2.2.3 Konsep Nilai-nilai Pendidikan

2.2.3.1 Pengertian Nilai

Menurut Lubis (dalam Rentarimasa, 2015: 8), nilai adalah esensi yang

melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Esensi itu

sendiri belum berarti sebelum dibutuhkan manusia, tetapi bukan berarti

adanya esensi itu karena adanya manusia yang membutuhkan. Hanya saja

kebermaknaan esensi tersebut semakin meningkat sesuai dengan peningkatan

daya tangkap dan pemaknaan manusia itu sendiri.

Sedangkan menurut Suyitno (1986: 3), sastra dan tata nilai merupakan

dua fenomena sosial yang saling melengkapi dalam hakikat mereka sebagai

sesuatu yang eksistensial. Sastra sebagai produk kehidupan., mengandung

nilai-nilai sosial, filsafat, religi, dan sebagainya baik yang bertolak dari

pengungkapan kembali maupun yang mempunyai penyodoran konsep baru.

11

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Sastra tidak hanya memasuki ruang serta nilai-nilai kehidupan personal, tetapi

juga nilai-nilai kehidupan manusia dalam arti total.

Menilai oleh Setiadi (2006: 110) dikatakan sebagai kegiatan

menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain sehingga diperoleh menjadi

suatu keputusan yang menyatakan sesuatu itu berguna atau tidak berguna,

benar atau tidak benar, baik, atau buruk, manusiawi atau tidak manusiawi,

religius atau tidak religius, berdasarkan jenis tersebutlah nilai ada. Lasyo

(dalam Setiadi 2006: 117) menyatakan, nilai manusia merupakan landasan

atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.

Sejalan dengan Lasyo, Darmodiharjo (dalam Setiadi, 2006: 117)

mengungkapkan nilai merupakan sesuatu yang berguna bagi manusia baik

jasmani maupun rohani. Sedangkan Soekanto (1983: 161) menyatakan, nilai-

nilai merupakan abstraksi daripada pengalaman-pengalaman pribadi

seseorang dengan sesamanya. Pada hakikatnya, nilai yang tertinggi selalu

berujung pada nilai yang terdalam dan terabstrak bagi manusia, yaitu

menyangkut tentang hal-hal yang bersifat hakiki. Dari beberapa pendapat

tersebut pengertian nilai dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang bernilai,

berharga, bermutu, akan menunjukkan suatu kualitas dan akan berguna bagi

kehidupan manusia.

12

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

2.2.3.2 Pengertian Pendidikan

Menurut Hadi (2003:17), pendidikan secara etimologis berasal dari

bahasa Yunani “Paedogogike”, yang terdiri atas kata “Pais” yang berarti

Anak” dan kata “Ago” yang berarti “Aku membimbing”. Sedangkan menurut

Setiadi (2006: 144), pendidikan pada hakikatnya merupakan upaya membantu

peserta didik untuk menyadari nilai-nilai yang dimilikinya dan berupaya

memfasilitasi mereka agar terbuka wawasan dan perasaannya untuk memiliki

dan meyakini nilai yang lebih hakiki, lebih tahan lama, dan merupakan

kebenaran yang dihormati dan diyakini secara sahih sebagai manusia yang

beradab.

Adler (dalam Arifin 1993: 12), mengartikan pendidikan sebagai proses

dimana seluruh kemampuan manusia dipengaruhi oleh pembiasaan yang baik

untuk untuk membantu orang lain dan dirinya sendiri mencapai kebiasaan

yang baik. Menurut Sibarani (dalam Endraswara, 2013:5), pendidikan adalah

seluruh usaha mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan karakter

yang baik warga masyarakat terutama generasi muda. Pendidikan merupakan

usaha sadar dan sistematis yang bertujuan untuk memanusiakan manusia

dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan sehingga akan tercipta

manusia seutuhnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa nilai

pendidikan merupakan segala sesuatu yang baik maupun buruk yang berguna

bagi kehidupan manusia yang diperoleh melalui proses pengubahan sikap dan

13

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

tata laku dalam upaya mendewasakan diri manusia melalui upaya pengajaran.

Dihubungkan dengan eksistensi dan kehidupan manusia, nilai-nilai

pendidikan diarahkan pada pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk

individu, sosial, religius, dan berbudaya. Nilai-nilai pendidikan yang tersirat

dalam berbagai hal dapat mengembangkan masyarakat dalam berbagai hal

dapat mengembangkan masyarakat dengan berbagai dimensinya dan nilai-

nilai tersebut mutlak dihayati dan diresapi manusia sebab ia mengarah pada

kebaikan dalam berpikir dan bertindak sehingga dapat memajukan budi

pekerti serta pikiran/ intelegensinya.

Nilai-nilai pendidikan dapat ditangkap manusia melalui berbagai hal di

antaranya melalui pemahaman dan penikmatan sebuah karya sastra. Sastra

khususnya humaniora sangat berperan penting sebagai media dalam

pentransformasian sebuah nilai termasuk halnya nilai pendidikan.

2.2.3.3 Macam-macam Nilai Pendidikan

Sastra sebagai hasil kehidupan mengandung nilai-nilai sosial, filosofi,

religi, moral dan budaya. Baik yang bertolak dari pengungkapan kembali

maupun yang merupakan menciptakan terbaru semuanya dirumuskan secara

tersurat dan tersirat. Sastra tidak saja lahir karena kejadian, tetapi juga dari

kesadaran penciptaannya bahwa sastra sebagai sesuatu yang imajinatif, fiktif,

dan lain-lain, juga harus melayani misi-misi yang dapat

dipertanggungjawabkan. Sastrawan pada waktu menciptakan karyanya tidak

saja didorong oleh hasrat untuk menciptakan keindahan, tetapi juga

14

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

berkehendak untuk menyampaikan pikiran-pikirannya, pendapat-pendapatnya,

dan kesan-kesan perasaannya terhadap sesuatu.

Mencari nilai luhur dari karya sastra adalah menentukan kreativitas

terhadap hubungan kehidupannya. Dalam karya sastra akan tersimpan nilai

atau pesan yang berisi amanat atau nasihat. Melalui karyanya, pencipta karya

sastra berusaha untuk mempengaruhi pola pikir pembaca dan ikut mengkaji

tentang baik dan buruk, benar mengambil pelajaran, teladan yang patut ditiru

sebaliknya, untuk dicela bagi yang tidak baik. Karya sastra diciptakan bukan

sekedar untuk dinikmati, akan tetapi untuk dipahami dan diambil manfaatnya.

Karya sastra tidak sekedar benda mati yang tidak berarti, tetapi di dalamnya

termuat suatu ajaran berupa nilai-nilai hidup dan pesan-pesan luhur yang

mampu menambah wawasan manusia dalam memahami kehidupan.

Dalam karya sastra, berbagai nilai hidup dihadirkan karena hal ini

merupakan hal positif yang mampu mendidik manusia, sehingga manusia

mencapai hidup yang lebih baik sebagai makhluk yang dikaruniai oleh akal,

pikiran, dan perasaan. Cerita rakyat merupakan salah satu bentuk karya sastra

yang banyak memberikan penjelasan secara jelas tentang sistem nilai. Nilai itu

mengungkapkan perbuatan apa yang dipuji dan dicela, pandangan hidup mana

yang dianut dan dijauhi, dan hal apa saja yang dijunjung tinggi. Adapun nilai-

nilai pendidikan dalam cerita rakyat sebagai berikut;

15

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

a. Nilai Pendidikan Religius

Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam

dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya

menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut

keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke

dalam keEsaan Tuhan (Rosyadi, 1995: 90). Nilai-nilai religius bertujuan

untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu

ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung dalam karya sastra

dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan renungan-renungan

batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai-nilai

religius dalam sastra bersifat individual dan personal.

Mangunwijaya (dalam Nurgiyantoro, 2012: 326) menerangkan bahwa,

kehadiran unsur religius dalam sastra adalah setua keberadaan sastra itu

sendiri. Sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius dan pada awal mula

segala sastra adalah religius. Semi (1993: 21) menyatakan, agama merupakan

kunci sejarah, kita baru memahami jiwa suatu masyarakat bila kita memahami

agamanya. Semi (1993: 21) juga menambahkan, kita tidak mengerti hasil-

hasil kebudayaanya, kecuali bila kita paham akan kepercayaan atau agama

yang mengilhaminya. Religi lebih pada hati, nurani, dan pribadi manusia itu

sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Nilai

religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta

bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.

16

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

b. Nilai Pendidikan Moral

Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada

pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam karya sastra, makna yang

diisyaratkan lewat cerita. Moral dapat dipandang sebagai tema dalam bentuk

yang sederhana, tetapi tidak semua tema merupaka moral (Kenny dalam

Nurgiyantoro, 2012: 320). Moral merupakan pandangan pengarang tentang

nilai-nilai kebenaran dan pandangan itu yang ingin disampaikan kepada

pembaca. Hasbullah (2005: 194) menyatakan bahwa, moral merupakan

kemampuan seseorang membedakan antara yang baik dan yang buruk. Nilai

moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia

agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan,

apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga tercipta

suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik,

serasi, dan bermanfaat bagi orang itu , masyarakat, lingkungan, dan alam

sekitar.

Uzey (dalam Rosita, 2013:13) berpendapat bahwa nilai moral adalah

suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk

dari manusia. Moral merupakan pandangan pengarang tentang nilai-nilai

kebenaran dan pandangan itu yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Sejalan dengan pendapat Lubis (dalam Rentarimasa 2015:12), moral diartikan

sebagai ajaran baik buruk yang diterima mengenai perbuatan, sikap,

kewajiban dan sebagainya. Akhlak, budi pekerti, susila, juga diartikan sebagai

17

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,

berdisiplin dari isi hati, atau keadaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan

dan ajaran yang dapat diukur dari suatu cerita.

Dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral menunjukkan

peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari

suatu kelompok yang meliputi perilaku. Untuk karya menjunjung tinggi budi

pekerti dan nilai susila. Wujud dalam pendidikan moral adalah: berbakti

kepada orang tua, jujur, sabar, ikhlas, dan lain-lain.

c. Nilai Pendidikan Sosial

Rosyadi (1995:80), Kata “sosial” berarti hal-hal yang berkenaan

dengan masyarakat/ kepentingan umum. Nilai sosial merupakan hikmah yang

dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku sosial

berupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada

hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial

bermasyarakat antar individu. Nilai sosial yang ada dalam karya sastra dapat

dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan.

Uzey (dalam Suprayogi, 2014: 7), berpendapat bahwa nilai pendidikan

sosial mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan benda, cara untuk

mengambil keputusan apakah sesuatu yang bernilai itu memiliki kebenaran,

keindahan, dan nilai ketuhanan. Jadi nilai pendidikan sosial dapat disimpulkan

sebagai kumpulan sikap dan perasaan yang diwujudkan melalui perilaku yang

mempengaruhi perilaku seseorang yang memiliki nilai tersebut. Nilai

18

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

pendidikan sosial juga merupakan sikap-sikap dan perasaan yang diterima

secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan apa

yang benar dan apa yang penting.

2.2.4 Pembelajaran Sastra di Sekolah

2.2.4.1 Pengertian Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra adalah proses, cara dan perbuatan guru untuk

mengajar dan mengajarkan segala sesuatu mengenai sastra atau hasil

kreativitas manusia sastra sebagai sebuah karya memiliki sifat universal,

demikian juga dengan pemaknaan karya tersebut. Seorang apresiator

memiliki hak untuk mengulas karya dari berbagai sudut pandang masing-

masing (Wilya, 2013: 25).

Wardani (dalam Rohmadi dan Slamet Subiyantoro, 2011:67),

mengemukakan bahwa, kegiatan apresiasi sastra tidak hanya sekadar

membaca lalu menggemari membaca sastra saja, tetapi pada tahap

selanjutnya kegiatan ini diharapkan sampai pada tahap pemahaman karya

sastra sehingga nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang melalui karya

sastra tersebut dapat dipahami pembaca.

Adapun tujuan penyajian sastra dalam dunia pendidikan adalah untuk

memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang sastra. Karya sastra yang

dijadikan sebagai materi diharapkan mengandung nilai-nilai yang dapat

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Selain itu, proses ini

19

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

diusahakan dapat memungkinkan siswa memperoleh nilai-nilai tersebut dan

menerapkannya dalam kehidupan.

2.2.4.2 Tujuan Pembelajaran Sastra

Tujuan pembelajaran sastra dalam KTSP untuk SMP adalah

“...menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa; menghargai dan membanggakan sastra Indonesia

sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia” (BSNP,

2006:110). Menurut Moody (dalam Wilya, 2013: 26-27), tujuan

pembelajaran sastra dapat dibagi menjadi empat, yaitu;

a. Informasi, yaitu tujuan yang berkaitan dengan pemahaman pengetahuan

dasar tentang sastra. Tercapainya tujuan ini dapat ditunjukkan oleh

kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan

dengan sastra.

b. Konsep, yaitu tujuan yang berkaitan dengan pemahaman terhadap

pengertian-pengertian pokok mengenai suatu hal. Dalam hal ini, siswa

dapat mengenal terminologi dari setiap aspek. Misalnya memahami

konsep wilayah kajian sastra, dengan berbagai genre, atau wilayah jenis

sastra, ciri-ciri pembeda, dan unsur-unsur pembentuknya. Konsep yang

perlu dipahami siswa antara lain adalah: bermacam-macam aliran dalam

sastra, bermacam-macam genre sastra, bagaimana genre sastra tersebut

diciptakan; serta ciri-ciri yang membedakannya.

20

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

c. Perspektif, yaitu tujuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk

memandang bagaimana sebuah karya sastra itu diciptakan menurut

perspektif pikiran siswa. Baguskah imajinasi karya yang dibacanya;

menarikkah konflik yang dikemas dan disajikan dalam cerita;

bagaimana karakter tokoh-tokohnya, bagaimana pula penokohannya;

dan lain sebagainya.

d. Apresiasi, yaitu tujuan yang berkaitan dengan pemahaman,

penghayatan, penikmatan, dan penghargaan siswa terhadap karya sastra.

2.2.4.3 Implementasi Sastra dalam Pembelajaran

Menurut Buku Panduan Penyusunan RPP dari BNSP, dalam rangka

mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di

dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan pegangan bagi guru

dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan atau

lapangan untuk setiap Kompetensi Dasar (KD). Oleh karena itu, apa yang

tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkaitan dengan

aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu

Kompetensi Dasar (KD).

Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar

Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam

RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,

21

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan

Pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian (BSNP, 2006).

1. Standar Kompetensi (SK) adalah kemampuan minimal yang harus

dapat dilakukan atau ditampilkan siswa (Musaddat dkk, dalam Wilya,

2013: 28).

2. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang

ditandai oleh perubahan yang dapat diukur yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan (Mussadat dkk, dalam Wilya 2013:28).

3. Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional

yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang

operasional dari kompetensi dasar. Apabila kompetensi dasar sudah

operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam

merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri

atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan (BSNP, 2006).

4. Dalam hal ini, Media pembelajaran dan sumber belajar, media

pembelajaran merupakan komponen sumber belajar atau peralatan

fisik yang mengandung materi pembelajaran di lingkungan yang dapat

merangsang siswa untuk belajar (Mussadat dkk, dalam Wilya, 2013:

28).

22

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

5. Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula

diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung

pada karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih (BSNP, 2006).

6. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-

langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah

kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/ pembuka, kegiatan inti

dan kegiatan penutup. Dimungkinkan dalam seluruh rangkaian

kegiatan (BNSP, 2006).

7. Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam

silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar

mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan

bahan (BSNP, 2006).

8. Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan

instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya

dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila

penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan

tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian

(BSNP, 2006).

23

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Moleong (dalam

Hidayati, 2016: 38), deskriptif kualitatif maksudnya adalah data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Selanjutnya

data yang didapatkan akan diolah dan dianalisis dalam bentuk tulisan. Menurut

moleong (dalam Hidayati, 2016: 38), penelitian kualitatif adalah upaya

menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep,

perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.

Penelitian deskriptif kualitatif ini dipergunakan untuk memperolah

deskripsi tentang tampilan aspek nilai-nilai pendidikan dalam cerita rakyat

Balang Kesimbar.

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Data

Data adalah keterangan yang benar dan nyata (KBBI: 2001: 239).

Sedangkan menurut Djojosuroto (dalam Wilya, 2013: 31), data merupakan

hal-hal yang diketahui atau diakui, baik berupa fakta atau informasi. Wujud

data dalam penelitian ini berupa kata-kata, frase, kalimat, dan wacana yang

terdapat dalam cerita rakyat Balang Kesimbar.

24

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

3.2.2 Sumber Data

Ratna (dalam Wilya, 2013: 31) mengemukakan bahwa sumber data

adalah berupa naskah. Hal ini dapat dirincikan sebagai berikut;

a. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan sumber utama atau pokok data.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah cerita rakyat sasak

Balang Kesimbar terjemahan bahasa Indonesia yang terdapat dalam buku

“Bahan Ajar Muatan Lokal Gumi Sasak untuk Sekolah Dasar/ MI Kelas

V, (Tim Penyusun: Bahrie, S.Pd, H. Sudirman, S.Pd, L. Ratmaja, S.Pd,

2009, KSU Prima Guna)”.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah merupakan sumber data kedua.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang bersumber

dari buku acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi

objek penelitian dan perangkat pembelajaran Kurikukulum yang

ditetapkan oleh BSNP seperti silabus dan RPP.

25

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih

mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna dalam Wilya, 2013: 32).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Studi kepustakaan

Teknik kepustakaan adalah teknik yang menggunakan sumber-

sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik ini diterapkan untuk

mempelajari sasaran dan kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan

yang akan dipecahkan dalam penelitian ini. Kepustakaan yang dimaksud

adalah buku-buku teori sastra, buku-buku sosiologi, metodologi penelitian,

dan buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan.

Salah satunya yaitu dengan membaca teks cerita rakyat Balang Kesimbar

secara keseluruhan dan untuk melengkapi data yang telah dikumpulkan

dengan mengumpulkan bahan bacaan yang berhubungan dengan

pembahasan sebagai data sekunder.

2. Teknik catat

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara mencatat

data-data yang penting kemudian melakukan pembacaan yang menyeluruh.

26

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam KBBI (2001: 43), analisis berarti penyelidikan terhadap suatu

peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan

yang sebenarnya (sebab-musabab,duduk perkaranya, dan sebagainya).

Menurut Sugiyono (2012: 335), analisis data merupakan proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

deskriptif kualitatif artinya data yang dikumpulkan berupa kata-kata, dan

bukan angka-angka. Selanjutnya data yang didapatkan akan diolah dan

dianalisis dalam bentuk tulisan. Analisis deskriptif ini menggunakan

pendekatan pragmatik. Menurut Siswanto dan Roekhan (dalam Siswanto,

2013: 175), pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang

menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima,

memahami, dan menghayati karya sastra. Pendekatan pragmatik inilah yang

digunakan untuk menganalisis nilai-nilai pendidikan yang terkandung pada

cerita rakyat Balang Kesimbar, meliputi: nilai pendidikan religius, nilai

pendidikan moral, dan nilai pendidikan sosial.

27

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

a. Mengklasifikasikan data, data yang diperoleh dari hasil analisis nilai-

nilai pendidikan yang terdapat dalam cerita rakyat Balang Kesimbar,

yaitu berupa : (1) Nilai Pendidikan Religius, (2) Nilai Pendidikan

Moral, dan (3) Nilai Pendidikan Sosial.

b. Data yang berupa nilai-nilai pendidikan seperti ; nilai pendidikan

religius, nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan sosial tersebut,

akan dianalisis pula prilaku-prilaku atau pola-pola apa saja yang

terdapat di dalamnya.

c. Mengaitkan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam cerita rakyat

Balang Kesimbar dengan penerapannya dalam pembelajaran sastra di

SMP.

d. Menyimpulkan hasil dari analisis data secara keseluruhan.

28

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Nilai-nilai Pendidikan dalam Cerita Rakyat Balang Kesimbar

4.1.1 Nilai Pendidikan Religius

Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam

dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya

menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut

keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke

dalam keEsaan Tuhan (Rosyadi, 1995: 90).

Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik

menurut tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius

yang terkandung dalam karya sastra dimaksudkan agar penikmat karya

tersebut mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang

bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai-nilai religius dalam sastra bersifat

individual dan personal. Adapun wujud pendidikan religius dalam cerita

rakyat Balang Kesimbar, yaitu:

a. Sholat/ sembahyang

Sholat merupakan rukun islam yang kedua setelah syahadat.

Melaksanakan atau menunaikan sholat lima waktu merupakan salah satu

kewajiban umat muslim. Seseorang muslim tidak boleh meninggalkan sholat

29

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

lima waktu. Begitu juga dengan yang ditunjukkan kawan-kawan tokoh Balang

Kesimbar dalam cerita rakyat Balang Kesimbar dalam kutipan berikut:

“Bagaimana pendapatmu Balang, jika sehabis sembahyang isya

kita berangkat bersama ke tempat pertunjukan wayang ?”, kata

kawan-kawannya.

Berdasarkan kutipan di atas, kawan-kawan tokoh Balang Kesimbar

dalam cerita rakyat Balang Kesimbar menunjukkan tokoh yang disiplin dalam

melaksanakan sholat. Dengan lebih mementingkan sholat atau sembahyang

isya sebelum pergi menonton wayang, kawan-kawan tokoh Balang Kesimbar

mencerminkan bahwa di dalam bathin mereka sudah tertanam nilai-nilai

religius meskipun mereka masih kanak-kanak.

Nilai religius pada pelaksanaan sholat dalam cerita rakyat Balang

Kesimbar sangat penting untuk diajarkan kepada anak didik, agar anak didik

memiliki kedisplinan dalam mengerjakan rukun syariat islam yang kedua

yaitu sembahyang atau sholat lima waktu sehari-semalam. Dalam hal ini

pelaksanaan sholat dapat memberikan nilai religius pada aspek disiplin waktu.

Setiap orang yang shalat selalu memeriksa masuknya waktu shalat, berusaha

menunaikannya tepat waktu, sesuai ketentuan, dan menaklukkan nafsunya

untuk tidak tenggelam dalam kesibukan duniawi. Tentunya, berdisiplin waktu

tidak hanya pada saat sholat, tetapi yang perlu menjadi perhatian adalah

mewujudkan perilaku disiplin waktu pada saat setelah sholat yaitu berdisiplin

waktu dalam setiap perilaku, dalam setiap keadaan, baik dalam berbicara, dan

30

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

dalam seluruh aspek kehidupan, sehingga manfaat nilai religius dalam

pelaksaan sholat tidak serta merta terbatas pada rutinitas ritual ibadah saja.

b. Berdoa kepada Tuhan

Berdoa kepada Tuhan adalah perbuatan terpuji sebagai sarana

pendekatan manusia bermunajat dengan Tuhannya. Hal tersebut dapat

dijumpai dalam cerita rakyat Balang Kesimbar seperti pada kutipan berikut:

Dalam mengatasi kesulitan ini Balang Kesimbar memanfaatkan

bungkusan itu. Setelah memusatkan cipta sejenak, bungkusan itu

dilemparkan sekuat tenaga. Kemudian ia menggantung diri pada

benang pengikatnya. Dengan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa

Balang Kesimbarpun terangkat ke atas, menggelantung di angkasa

sehingga berhasil menyebrangi padang yang berbahaya itu

dengan selamat.

Saat inipun Balang Kesimbar mempergunakan bungkusan yang di

bawanya.Sambil memohon dan menyerahkan diri sepenuhnya

kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bungkusan itu dilemparkan

setinggi-tingginya ke udara sambil memegang benang pengikatnya

dengan kuat. Dan ia pun berhasil meliwati padang kalajengking

itu dengan selamat.

Kutipan di atas, tokoh Balang Kesimbar dalam cerita rakyat Balang

Kesimbar mencerminkan tokoh yang selalu bermunajat kepada Tuhan atau

berdoa memohon pertolongan Tuhan dalam mengatasi berbagai kesulitan.

Walaupun doa yang dipanjatkan disertakan dengan perantara bungkusan yang

dibekali oleh kakeknya, tetapi sesungguhnya bungkusan (jimat) merupakan

sebuah perantara saja. Mempergunakan bungkusan dalam cerita rakyat Balang

Kesimbar merupakan sebuah usaha yang diawali dengan doa permohonan dan

berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga setelah

31

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

melemparkan bungkusan lalu terjadi kejadian di luar nalar, irasional, dan

tokoh Balang Kesimbar selamat dari bahaya, tentunya semua itu terjadi atas

kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.

Berdoa kepada Tuhan dalam cerita rakyat Balang Kesimbar sangat

penting untuk diajarkan kepada anak didik, agar anak didik memiliki nilai

pendidikan religius yaitu selalu memohon pertolongan Tuhan di setiap

kesulitan yang dihadapinya.

c. Bersyukur kepada Tuhan

Bersyukur kepada Tuhan adalah cara seseorang mengucapkan terima

kasih kepada Sang pencipta atas rahmat atau nikmat yang telah diberikan.

Dalam cerita rakyat Balang Kesimbar rasa bersyukur dapat di lihat seperti :

Pada saat yang paling keritis ini, tiba-tiba angin puyuh dahsyat

melanda padang itu. Semua yang berada di dalamnya

diterbangkan. Demikian pula Balang Kesimbar tak luput dari

sasaran angin puyuh itu. Ia diterbangkan entah kemana. Tiba-tiba

ia meluncur jatuh dan berada di atas sebatang pohon sawo. Ketika

membuka mata ia merasa heran. Dan sadarlah ia akan apa yang

telah terjadi. Kemudian ia memanjatkan puji syukur kehadapan

Tuhan Yang Maha Kuasa. Kini ia sadar bahwa perjalanannya

selalu mendapat perlindungan. Karena merasa sangat payah, ia

pun beistirahat di atas pohon itu.

Dari kutipan di atas menunjukkan bahwa Balang Kesimbar

mencerminkan tokoh yang selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

atas perlindungan yang selalu menyertainya.

Bersyukur kepada Tuhan dalam cerita rakyat Balang Kesimbar sangat

penting untuk diajarkan kepada anak didik, agar anak didik memiliki nilai

32

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

pendidikan religius yaitu selalu bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah

diberkahkan.

d. Kekuasaan Tuhan

Kekuasaan Tuhan adalah hal mutlak yang dimiliki oleh Allah. Apapun

bisa terjadi sesuai kehendaknya. Allah Maha Kuasa karena Allah adalah

pencipta semua alam semesta beserta isinya. Bentuk kekuasaan Tuhan dalam

cerita rakyat Balang Kesimbar ditunjukkan pada kutipan berikut:

Dengan berkah pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa Balang

Kesimbarpun terangkat ke atas, menggelantung di angkasa

sehingga berhasil menyebrangi padang yang berbahaya itu

dengan selamat.

Dari kutipan di atas menunjukkan bahwa cerita rakyat Balang

Kesimbar mengajarkan bahwa kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa mutlak

adanya. Kekuasaan Tuhan diperlihatkan tokoh Balang Kesimbar dalam

perjalanannya yang selalu diselamatkan Tuhan dari setiap rintangan.

Kekuasaan Tuhan dalam cerita rakyat Balang Kesimbar sangat penting

untuk diajarkan kepada anak didik, agar anak didik meyakini akan keberadaan

kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan selalu taat dalam menjalani ajaran

agamanya masing-masing.

33

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

e. Istikomah

Istikomah merupakan sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

Konsekuen di sini artinya berpegang teguh pada keyakinan yaitu tidak

menyimpang dari apa yang diputuskan. Bentuk istikomah dalam cerita rakyat

Balang Kesimbar ditunjukkan pada kutipan berikut:

Balang Kesimbarpun melanjutkan perjalanan yang berat ini.

Semua rintangan dihadapinya dengan sabar dan tabah disertai

keyakinan akan hasil perjalanan ini. Beberapa lama kemudian

kembalilah Balang Kesimbar berada di tepi sebuah padang.

Padang itu dipenuhi dengan ular berbisa. Semua jenis ular

berbisa terdapat di dalamnya. Untuk mengatasi kesulitan baru

ini, Balang Kesimbar pun melakukan perbuatan seperti yang

pernah dilakukannya. Dan ia pun berhasil lolos dari mara

bahaya. Rintangan demi rintangan dilaluinya dengan baik.

Bahaya demi bahaya dapat diatasinya dengan selamat. Tetapi,

rintangan dan bahaya masih belum habis juga.

Dilihat dari kutipan di atas, tokoh Balang Kesimbar mencerminkan

Istikomah. Sikap istikomah Balang Kesimbar ditunjukkan dengan selalu

berpegang teguh dan penuh keyakinan bahwa semua rintangan demi rintangan

berbahaya yang ditemukan di tengah perjalanan, akan dapat diatasinya dengan

selamat.

Sikap istikomah dalam cerita rakyat Balang Kesimbar sangat penting

untuk diajarkan kepada anak didik, agar anak didik selalu menanamkan sikap

istikomah dalam dirinya sebagai modal untuk menghadapi kejamnya

kehidupan dunia.

34

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

4.1.2 Nilai Pendidikan Moral

Hasbullah (2005: 194) menyatakan bahwa, moral merupakan

kemampuan seseorang membedakan antara yang baik dan yang buruk. Nilai

moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia

agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan,

apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga tercipta

suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik,

serasi, dan bermanfaat bagi orang itu , masyarakat, lingkungan, dan alam

sekitar.

Nilai pendidikan moral merupakan nilai yang menunjukkan peraturan-

peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari suatu

kelompok yang meliputi perilaku. Wujud nilai pendidikan moral dalam cerita

rakyat Balang Kesimbar adalah berbakti kepada orang tua, jujur, sabar, dan

bertanggung jawab.

a. Berbakti kepada orang tua

Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban seorang anak kepada

orang tuanya. Dalam cerita rakyat Balang Kesimbar perbuatan berbakti

kepada orang tua dapat di lihat pada kutipan berikut :

“Baiklah, aku memang sangat ingin menonton wayang. Tetapi

berangkatlah kalian lebih dahulu. Aku akan menyelesaikan

kebutuhan kakekku. Setelah itu barulah aku datang menyusul.

Setelah itu Balang Kesimbar segera pulang untuk mempersiapkan

kebutuhan kakeknya. Dengan cepat ia menyediakan air, menanak

35

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

nasi dan mempersiapkan tempat tidur. Setelah semua siap ia pun

meminta izin kepada kakeknya.”

Di lihat dari kutipan di atas, tokoh Balang Kesimbar mencerminkan

tokoh yang berbakti kepada orang tuanya yaitu pada kakeknya sendiri. Nilai

pendidikan moral berbakti kepada orang tua ditunjukkan tokoh Balang

Kesimbar dengan mengerjakan kewajiban menyelesaikan kebutuhan

kakeknya.

Berbakti kepada orang tua dalam cerita rakyat Balang Kesimbar

sangat penting untuk diajarkan kepada anak didik, agar anak didik selalu

melaksakan perintah orang tua dan tidak membangkang kepadanya.

b. Jujur

Jujur merupakan sikap atau sifat lurus hati (tidak berbohong). Sifat

lurus hati yang dimaksud adalah mengakui, berkata, atau memberikan suatu

informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran. Sikap jujur

seharusnya diterapkan ketika seseorang menghadapi sesuatu atau fenomena

dan menceritakan informasinya tanpa ada perubahan atau sesuai dengan

kenyataan. Hal ini terlihat pada kutipan cerita rakyat Balang Kesimbar

berikut:

“Apakah kau yang menggambar di tembok gerbang itu?”, tanya

raja.“Benar tuanku. Hambalah yang menggambar harimau itu”,

jawab Balang Kesimbar dengan tenang.

Berdasarkan kutipan di atas, tokoh Balang Kesimbar mencerminkan

sikap jujur atau tidak berbohong. Sikap jujur Balang Kesimbar ditunjukkan

36

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

dengan mengakui kesalahannya kepada raja bahwa ia telah mencoret-coret

atau menggambar harimau di tembok gerbang.

Sikap jujur dalam cerita rakyat Balang Kesimbar sangat penting untuk

diajarkan kepada anak didik, agar anak didik selalu menanamkan sikap jujur

karena zaman sekarang sangat sulit menemukan orang jujur.

c. Sabar dan tabah

Sabar merupakan tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak

lekas putus asa, tidak lekas patah hati), tabah, tenang, tidak tergesa-gesa dan

tidak terburu nafsu. Hal ini terlihat pada kutipan cerita rakyat Balang

Kesimbar berikut:

Balang Kesimbarpun melanjutkan perjalanan yang berat ini.

Semua rintangan dihadapinya dengan sabar dan tabah disertai

keyakinan akan hasil perjalanan ini. Beberapa lama kemudian

kembalilah Balang Kesimbar berada di tepi sebuah padang.

Padang itu dipenuhi dengan ular berbisa. Semua jenis ular

berbisa terdapat di dalamnya. Untuk mengatasi kesulitan baru ini,

Balang Kesimbar pun melakukan perbuatan seperti yang pernah

dilakukannya. Dan ia pun berhasil lolos dari mara bahaya.

Rintangan demi rintangan dilaluinya dengan baik. Bahaya demi

bahaya dapat diatasinya dengan selamat. Tetapi, rintangan dan

bahaya masih belum habis juga. Dalam perjalanan selanjutnya ia

melihat seorang raksasa yang amat besar.

Dilihat dari kutipan di atas, tokoh Balang Kesimbar mencerminkan

sikap sabar dan tabah. Sikap sabar dan tabah Balang Kesimbar ditunjukkan

dengan selalu tahan menghadapi rintangan demi rintangan berbahaya yang

ditemukan di tengah perjalanannya tanpa putus asa. Berkat kesabarannya pun

Balang Kesimbar mampu melewati rintangan demi rintangan dengan baik.

37

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Sikap sabar dalam cerita rakyat Balang Kesimbar sangat penting untuk

diajarkan kepada anak didik, agar anak didik selalu menanamkan sikap sabar

dan tabah dalam kehidupan sehari-hari, dengan begitu mereka dapat belajar

untuk selalu bersabar dalam menghadapi segala cobaan.

d. Bertanggung Jawab

Bertanggung Jawab merupakan kesanggupan diri seseorang untuk

memikul dan melaksanakan tugas serta kewajiban dengan sempurna. Hal ini

terlihat pada kutipan cerita rakyat Balang Kesimbar berikut:

“Cucuku, Balang Kesimbar. Semua tugas yang dibebankan raja

kepadamu, haruslah kau laksanakan sebaik-baiknya. Apapun yang

terjadi dan bagaimanapun sulitnya harus kau laksanakan.”

Dilihat dari kutipan di atas, nasehat Kakeknya Balang Kesimbar

mencerminkan ajaran untuk bertanggung jawab. ajaran bertanggung jawab

ditunjukkan kakek dengan memberi nasehat kepada Balang Kesimbar untuk

berkewajiban untuk memikul tugas yang dibebankan raja kepadanya selalu

tahan menghadapi rintangan demi rintangan yang ditemukan di perjalanannya.

Sikap bertanggung jawab dalam cerita rakyat Balang Kesimbar sangat

penting untuk diajarkan kepada anak didik, agar anak didik selalu

menanamkan sikap tanggung jawab baik itu tanggung jawab sebagai siswa

maupun sebagai manusia pada umumnya.

38

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

4.1.3 Nilai Pendidikan Sosial

Rosyadi (1995:80), Kata “sosial” berarti hal-hal yang berkenaan

dengan masyarakat/ kepentingan umum. Nilai sosial merupakan hikmah yang

dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku sosial

berupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada

hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial

bermasyarakat antar individu. Nilai sosial yang ada dalam karya sastra dapat

dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan.

Nilai pendidikan sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari

perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku sosial berupa sikap

seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada hubungannya

dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat antar

individu. Adapun wujud nilai pendidikan sosial dalam cerita rakyat Balang

Kesimbar, yaitu:

a. Menghargai orang tua-orang tua

Menghargai orang tua-orang tua (orang yang lebih tua) merupakan

kewajiban setiap manusia dalam bergaul di tengah masyarakat. Hal tersebut

dapat terlihat pada kutipan cerita rakyat Balang Kesimbar berikut:

Setelah Balang Kesimbar berusia remaja ia dapat bergaul di

tengah masyarakat dengan baik, disebabkan asuhan dan

pendidikan yang telah diterimanya. Ia selalu menghargai orang-

orang tua di desa itu. Balang Kesimbar disegani juga oleh teman

sebayanya.

39

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Dari kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Balang Kesimbar

mencerminkan tokoh yang selalu menghargai orang tua-orang tua dalam

bergaul di tengah masyarakat desanya.

Menghargai orang tua-orang tua dalam cerita rakyat Balang Kesimbar

sangat penting untuk diajarkan kepada anak didik, agar anak didik memiliki

nilai pendidikan sosial atau etika sosial yaitu menghargai orang-orang tua

dalam bergaul di tengah masyarakat.

b. Memberi ucapan terima kasih

Memberi ucapan terima kasih merupakan rasa syukur yang terlahir dan

terucap sebagai bentuk balas budi setelah menerima kebaikan yang telah

diperoleh dari seseorang. Ungkapan terima kasih terlihat pada kutipan cerita

rakyat Balang Kesimbar berikut:

“Nah, sekarang cobalah katakan apa keinginanmu. Akan

kucarikan secepatnya”. “Terima kasih, kek. Carikanlah aku buah-

buahan yang masih segar. Aku sangat ingin memakannya”.

Dengan singkat diceritakan raksasa itu pun terbang ke suatu

tempat yang ditumbuhi berbagai jenis buah-buahan. Tak lama

kemudian ia pun telah kembali dengan membawa berbagai jenis

buah-buahan, berupa buah manggis, salak, durian, duku, dan lain-

lain.

“Hai cucuku, aku telah berhasil memenuhi permintaanmu sebagi

tanda kasih sayangku. Aku telah berhasil memperoleh seekor

harimau yang bermata tujuh. Binatang itu telah kutambatkan di

sebelah rumah. Dan kini bergembiralah engkau”.

“Oh, terima kasih kek. Telah lama aku menginginkan harimau

semacam itu. Aku sangat bergembira dengan pemberian ini……

Dari kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Putri mencerminkan

tokoh yang selalu membalas kebaikan orang lain yaitu kepada kakek

40

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

angkatnya, yang tak lain ialah raksasa jahat dengan mengucapkan ungkapan

terima kasih atas kebaikan kakeknya. Ungkapan terima kasih yang pertama

yaitu ketika sang putri berterima kasih kepada raksasa karena ditawarkan

segala apa keinginan atau permintaannya. Selanjutnya, ungkapan terima kasih

yang kedua yaitu ketika sang putri berterima kasih kepada raksasa atas

harimau yang telah diberikan.

Ketika seseorang menerima kebaikan dari orang lain, rasa bersyukur

untuk membalas kebaikan orang tersebut adalah dengan mengucapkan kata

terima kasih. Rasa terima kasih dalam cerita rakyat Balang Kesimbar sangat

penting untuk diajarkan kepada anak didik, agar anak didik memiliki rasa

syukur dan terima kasih sebagai bentuk balas budi atas kebaikan yang telah

diperoleh dari seseorang.

c. Kesetiaan kepada raja

Kesetiaan kepada raja merupakan kewajiban semua rakyat untuk

mempertunjukkan kesetiannya berupa wujud cinta rakyat kepada raja

(pemerintah). Kesetiaan kepada raja terlihat pada kutipan cerita rakyat Balang

Kesimbar berikut:

“Cucuku, Balang Kesimbar. Semua tugas yang dibebankan raja

kepadamu, haruslah kau laksanakan sebaik-baiknya. Apapun yang

terjadi dan bagaimanapun sulitnya. Kita harus menunjukkan

kesetiaan kepada raja yang kita cintai. Akupun tak mengetahui di

tempat mana harimau semacam itu dapat ditemukan. Mungkin

sekali harimau semacam itu tidak pernah ada. Kalaupun ada pasti

sangat sulitlah untuk menangkapnya.”

41

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Dilihat dari kutipan di atas, nasehat Kakeknya Balang Kesimbar

mencerminkan ajaran untuk menunjukkan kesetiaan kepada raja. ajaran

kesetiaan kepada raja ditunjukkan kakek dengan memberi nasehat kepada

Balang Kesimbar agar berkewajiban untuk selalu setia kepada raja apapun

perintah yang ditugaskan.

Sikap kesetiaan kepada raja dalam cerita rakyat Balang Kesimbar

sangat penting untuk diajarkan kepada anak didik, agar anak didik selalu

menanamkan sikap kesetiaan kepada raja atau kepada pemerintah pada zaman

sekarang.

42

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

4.2 Hubungan Nilai-nilai Pendidikan Cerita Rakyat Balang Kesimar dengan

Pembelajaran Sastra di SMP

Keberadaan cerita rakyat Balang Kesimbar sebagai warisan nenek

moyang di tengah-tengah kehidupan masyarakat mempunyai pengaruh positif

terhadap pembentukan sikap serta kepribadian peserta didik. Mengingat

bahwa hidup dalam masyarakat harus memiliki aturan untuk mewujudkan

kehidupan yang lebih tertib, tenteram, aman, dan damai, maka nilai-nilai

pendidikan yang terkandung dalam cerita rakyat dapat diaplikasikan dalam

kehidupan peserta didik sehari-hari. Karena melalui cerita rakyat ini dapat

ditanamkan kesadaran tentang nilai-nilai pendidikan yang merupakan

pengaruh positif terhadap kehidupan peserta didik dengan lingkungannya.

Cerita rakyat merupakan bahan ajar sastra yang diterapkan di SMP.

Bahan ajar ini sesuai dengan Kurikulum KTSP tingkat SMP dengan standar

kompetensi “mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan” serta indikator

berdasarkan aspeknya yaitu:

a. Aspek Kognitif

Mengidentifikasikan ide-ide menarik dalam dongeng dan menunjukkan

hal-hal menarik dari dongeng.

b. Psikomotor

Membacakan di depan kelas secara bergantian ide-ide menarik yang sudah

dirangkai menjadi hal-hal menarik yang ditemukan dalam dongeng yang

dibaca.

43

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

c. Afektif

Dalam pembelajaran diperlukan adanya kejujuran, tanggung jawab, dan

apresiatif pada aspek afektif juga para siswa harus mampu bertanya

dengan baik dan benar, bisa menyumbang ide, mampu menjadi pendengar

yang baik, serta membantu teman yang mengalami kesulitan.

Berdasarkan indikator di atas maka penerapan bahan ajar cerita rakyat

Balang Kesimbar yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

pada kelas VII semester I dengan alokasi waktu 2 x 40 menit, sebagai berikut:

Standar Kompetensi : Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan.

1. Kompetensi Dasar : Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng

yang diperdengarkan.

2. Indikator : Mampu menemukan ide-ide menarik yang

terdapat dalam dongeng dan merangkai ide-ide

menarik menjadi hal-hal menarik dari dongeng.

3. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mengidentifikasi ide-ide menarik

yang terdapat dalam dongeng dan dapat

merangkai ide-ide menarik menjadi hal-hal

menarik dari dongeng yang diperdengarkan.

4. Materi Pembelajaran : Cerita Rakyat Balang Kesimbar

5. Metode Pembelajaran : Ceramah, penugasan, dan unjuk kerja

6. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal (15 menit)

44

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

1. Memeriksa kehadiran siswa.

2. Memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.

3. Menyampaikan kepada siswa standar kompetensi, kompetensi

dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan awal (5 menit)

1. Guru melakukan apersepsi tentang materi pembelajaran.

2. Guru menginformasikan materi pembelajaran.

3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

c. Kegiatan inti (50 menit)

1. Siswa mendengarkan penyajian dongeng yang dibawakan oleh

guru.

2. Siswa bertanya-jawab dengan guru untuk menentukan pokok-

pokok isi dongeng.

3. Siswa membaca dan mencermati contoh ide-ide menarik yang

sudah ditemukan dan cara merangkaikannya menjadi hal yang

menarik dari dongeng yang dibawakan oleh guru.

4. Siswa menentukan dongeng menarik lain berdasarkan persediaan

dongeng yang ada.

5. Siswa membacakan dongeng yang menarik itu.

6. Siswa berdiskusi untuk menentukan ide-ide menarik dari dongeng.

7. Siswa merangkai ide-ide menarik dalam dongeng menjadi hal-hal

menarik dari dongeng.

45

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

8. Siswa membaca secara bergantian hal-hal menarik yang

ditemukan di dalam dongeng.

9. Siswa saling mengapresiasi terhadap tugas yang sudah mereka

kerjakan.

10. Siswa mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang baik dan

benar bila berada dalam kondisi ragu-ragu

d. Kegiatan akhir (15 menit)

1. Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir

pembelajaran yang sudah mereka ikuti.

2. Siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang

baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung

sebai kegiatan refleksi.

3. Guru memberikan penguatan terhadap simpulan yang diberikan

oleh para siswa.

7. Penilaian

a. Tugas individu : menggunakan Lembar Kerja

b. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

46

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Berdasarkan pemaparan penerapan bahan ajar cerita rakyat Balang

Kesimbar yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, maka

dapat disimpulkan bahwa hasil analisis nilai-nilai pendidikan yang terdapat

dalam cerita rakyat Balang Kesimbar ini memiliki hubungan dengan tujuan

pembelajaran yakni, menemukan hal-hal menarik dari dongeng yang

diperdengarkan, yang terdapat pada materi pembelajaran sastra di SMP,

khususnya kelas VII semester I. dengan demikian, maka hasil penelitian ini

dapat dijadikan bahan ajar apresiasi sastra di sekolah oleh guru yang

bersangkutan.

47

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan

sebagai berikut :

1. Nilai-nilai pendidikan dalam cerita rakyat Balang Kesimbar

a. Nilai pendidikan religius atau agama dalam cerita rakyat Balang Kesimbar

meliputi: mengerjakan sholat, berdoa kepada Tuhan, bersyukur kepada

Tuhan, kekuasaan Tuhan, dan istikomah.

b. Nilai pendidikan moral dalam cerita rakyat Balang Kesimbar meliputi:

berbakti kepada orang tua, jujur, sabar, dan bertanggung jawab.

c. Nilai pendidikan sosial dalam cerita rakyat Balang Kesimbar meliputi:

menghargai orang-orang tua, memberi ucapan terima kasih, dan kesetiaan

kepada raja.

2. Hubungan nilai-nilai pendidikan dalam cerita rakyat Balang Kesimbar

dengan pembelajaran sastra di SMP

Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam cerita rakyat Balang

Kesimbar dapat dijadikan sebagai bahan ajar pembelajaran sastra di SMP.

Karena nilai-nilai pendidikan tersebut dapat dikaitkan dengan materi

pembelajaran yang sudah ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Hubungan nilai-nilai pendidikan tersebut dengan pembelajaran sastra di SMP

48

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

terdapat pada pelajaran bahasa Indonesia di SMP kelas VII semester I,

Standar Kompetensi (SK): Mendengarkan : Mengapresiasi dongeng yang

diperdengarkan, Kompetensi Dasar (KD): 5.1 Menemukan hal-hal menarik

dari dongeng yang diperdengarkan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis data yang ditemukan, melalui penelitian ini peneliti

ingin menyarankan kepada :

1. Semua pihak untuk menjadikan nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam

cerita rakyat Balang Kesimbar ini sebagai panduan dalam berlaku. Banyak

pesan yang disampaikan dalam cerita rakyat ini.

2. Dalam pembelajaran sastra di sekolah, coba tengok lagi karya- karya sastra

lama yang sangat jarang disentuh oleh pendidik ataupun oleh siswa,

setidaknya banyak sekali yang bisa kita pelajari dari karya sastra lama

tersebut.

3. Jadikan penelitian ini referensi bagi para peneliti muda.

4. Untuk peneliti yang ingin mengkaji objek yang sama atau teori yang sama

dengan penelitian ini, kembangkan sebaik mungkin karena penelitian ini

masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya.

49

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

DAFTAR PUSTAKA

Endraswara, Suwardi. 2013. Folklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jannah, Raudlatul. 2015. Analisis Cerita Rakyat Asal usul Desa Batu Basong Kajian

Monogenesis dan Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di SMP. Skripsi.

Fkip Universitas Mataram.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi.. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Rafiek, M. 2012. Teori Sastra (Kajian Teori dan Praktik).Bandung: PT. Refika

Aditama.

Rentarimasa, Eirzikri. 2015. Nilai Pendidikan dalam Folklor Cerita Rakyat Sumbawa

Paruma Ero dan Batu Asa serta Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra

di SMA. Skripsi. Fkip Universitas Mataram.

Rosita, Baiq Dwi Ayu. 2013. Nilai Pendidikan Cerita Rakyat Lombok “Loq Sesekeq”

dan Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di SMP. Skripsi. Fkip

Universitas Mataram.

Rosyadi. 1995. Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Kaba. Jakarta: CV Dewi Sri.

Semi, Atar. M. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Setiadi, Elly. M. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Siswanto, Wahyudi. 2013. Pengantar Teori Sastra. Malang: Aditya Media

Publishing.

Soekanto, Soerjono. 1983. Pribadi dan Masyarakat (Suatu Tujuan dan Sosilogis).

Bandung: Alumni.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suyitno. 1986. Sastra, Tata Nilai, dan Eksegesis. Yogyakarta: Anindita.

50

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Tim Penyusun. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Edisi ketiga. Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Wilya, Henny. 2013. Kajian Struktural dan Realitas Sosial Novel “Keluarga

Cemara” karya Arswendo Atmowiloto serta Implikasinya dalam

Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi. Fkip Universitas Mataram.

LAMAN INTERNET

BNSP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta. Melalui

https://masdwijanto.files.wordpress.com/2011/03/buku-standar-isi-smp.pdf

diakses: Sabtu, 28 Mei 2016 14.40 WITA

BSNP. 2006. PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN (RPP).

Melalui (online): http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr

rumiwiharsih-mpd/silabus-dan-rpp

Diakses: Minggu, 29 Mei 2016 13.35 WITA

Dian. 2011. Nilai-nilai Pendidikan.

Melalui (online): https://griyawardani.wordpress.com/2011/05/19/nilai-

nilai-pendidikan/

Diakses pada tanggal 22 Maret 2016 01.44 WITA

Suprayogi. 2014. Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Pincalang karya Idris

Pasaribu. Skripsi. Fkip Universitas Lakidende.

Melalui (online): http://yogieyoe.blogspot.co.id/2014/02/nilai-nilai-

pendidikan-dalam-novel.html

Diakses pada Jumat, 20 Mei 2016 14.06 WITA

51

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

DAFTAR LAMPIRAN

1. Cerita Rakyat Balang Kesimbar

2. Silabus

3. RPP

4. Lembar Kerja Siswa (LKS)

5. Surat Tugas

6. Kartu Seminar

7. Kartu Konsultasi

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : …………….

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : VII /I

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Mendengarkan: 5. Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan.

B. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan hal-hal menarik dari dongeng yang diperdengarkan.

C. Indikator

1. Kognitif

a. Produk

Mengidentifikasi ide-ide menarik yang terdapat dalam dongeng.

Menunjukkan hal-hal menarik dari dongeng.

b. Proses

Mampu menemukan ide-ide menarik yang terdapat dalam

dongeng.

Mampu merangkai ide-ide menarik menjadi hal-hal menarik dari

dongeng.

2. Psikomotor

Membacakan di depan kelas secara bergantian ide-ide menarik

yang sudah dirangkai menjadi hal-hal menarik yang ditemukan

dalam dongeng.

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

3. Afektif

a. Karakter

Jujur

Tanggung jawab

Apresiatif

b. Keterampilan Sosial

Bertanya dan bahasa yang baik dan benar

Menjadi pendengar yang baik

Menyumbang ide

Membantu teman yang mengalami kesulitan

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

a. Produk

Siswa dapat mengidentifikasi ide-ide menarik yang terdapat

dalam dongeng yang diperdengarkan.

Siswa dapat merangkai ide-ide menarik menjadi hal-hal

menarik dari dongeng yang diperdengarkan.

b. Proses

Siswa diberikan lembar kerja yang berisi sebuah dongeng yang

terdapat dalam LK 2: proses, selanjutnya siswa

mengidentifikasi ide-ide menariknya.

Siswa dapat merangkai ide-ide menarik menjadi hal-hal

menarik dari dongeng yang terdapat dalam LK 2: proses.

2. Psikomotor

Siswa dapat membacakan di depan kelas secara bergantian ide-ide

menarik yang sudah dirangkai menjadi hal-hal menarik yang

ditemukan dalam dongeng, yang terdapat pada LK 2: proses.

3. Afektif

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

a. Karakter

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan

kemajuan dalam berperilaku seperti: berprilaku baik, jujur,

bertanggung jawab, dan apresiatif.

b. Keterampilan Sosial

Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan

kemajuan dalam keterampilan: bertanya dengan bahasa yang baik

dan benar, menjadi pendengar yang baik, menyumbang ide, dan

membantu teman yang mengalami kesulitan.

E. Materi Pembelajaran

Cara menemukan hal menarik dari dongeng dan implementasinya.

F. Model dan Metode Pembelaran

Model pembelajaran : permodelan.

Metode pembelajaran : ceramah, penugasan, dan unjuk kerja.

G. Alat dan Bahan

Alat : spidol.

Bahan : lembar kerja, dan dongeng.

H. Kegiatan Pembelajaran

No. Kegiatan Keterlaksanaan

1. Kegiatan Awal (15 menit) 1 2 3 4

1. Memeriksa kehadiran siswa.

2. Memotivasi siswa sebagai kegiatan appersepsi.

3. Menyampaikan kepada siswa standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, dan tujuan

pembelajaran.

4. Mengarahkan pemahaman siswa tentang materi

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

Penggalan I

1. Siswa mendengarkan penyajian dongeng yang

dibawakan oleh guru.

2. Siswa bertanya-jawab dengan guru untuk

menentukan pokok-pokok isi dongeng.

3. Siswa membaca dan mencermati contoh ide-ide

menarik yang sudah ditemukan dan cara

merangkaikannya menjadi hal yang menarik dari

dongeng yang dibawakan oleh guru.

Penggalan II

1. Siswa menentukan dongeng menarik lain

berdasarkan persediaan dongeng yang ada.

2. Siswa membacakan dongeng yang menarik itu.

3. Siswa berdiskusi untuk menentukan ide-ide

menarik dari dongeng.

4. Siswa merangkai ide-ide menarik dalam

dongeng menjadi hal-hal menarik dari dongeng.

5. Siswa membaca secara bergantian hal-hal

menarik yang ditemukan di dalam dongeng.

6. Siswa saling mengapresiasi terhadap tugas yang

sudah mereka kerjakan.

7. Siswa mengajukan pertanyaan dengan bahasa

yang baik dan benar bila berada dalam kondisi

ragu-ragu.

3. Kegiatan Akhir (15 menit)

1. Siswa membuat rumusan simpulan terhadap

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

butir-butir pembelajaran yang sudah mereka

ikuti.

2. Siswa menyampaikan kesan dengan

menggunakan bahasa yang baik dan benar

terhadap pembelajaran yang baru berlangsung

sebai kegiatan refleksi.

3. Guru memberikan penguatan terhadap simpulan

yang diberikan oleh para siswa.

I. Sumber Pembelajaran

1. LK = kognitif : produk

2. LK = kognitif : proses

3. LK = afektif : perilaku yang berkarakter

4. LK = afektif : keterampilan sosial

5. Buku Ajar

6. Dongeng

J. Penilaian

Jenis Tagihan :

Tugas individu : menggunakan LK 1, LK 2, LK 3, dan LK 4

Bentuk Instrumen :

Tes Uraian

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Mataram, Oktober 2016

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kepala

Sekolah

...................................

................................

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Lembar Kerja I = Kognitif : Proses

Dengarkanlah pembacaan dongeng berikut ini, lalu kerjakanlah tugas di

bawah ini !

1. Temukanlah ide menarik dari dongeng yang diperdengarkan !

2. Rangkailah ide-ide menarik tersebut menjadi hal-hal yang menarik dari

dongeng yang diperdengarkan !

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Lembar Kerja II = Kognitif : Produk

Bacalah dongeng berikut dengan seksama !!!

BALANG KESIMBAR

Pada zaman dahulu di pulau Lombok tinggal seorang kakek tua bersama seorang

cucunya yang bernama Balang Kesimbar. Mereka hidup dalam keadaan yang serba kekurangan

dan sangat memperhatinkan. Untuk menjamin kelangsungan hidupnya mereka bekerja sebagai

penggarap tanah. Balang Kesimbar tinggal bersama kakeknya setelah kedua orang tuanya

meninggal dunia akibat wabah penyakit yang ganas menyerang desa tempat tinggalnya. Setelah

Balang Kesimbar berusia remaja ia dapat bergaul di tengah masyarakat dengan baik, disebabkan

asuhan dan pendidikan yang telah diterimanya. Ia selalu menghargai orang-orang tua di desa itu.

Dan ia pun disegani pemuda-pemuda yang lain.

Pada suatu malam Balang Kesimbar mendengar berita dari teman-temannya bahwa di

istana sedang diselenggarakan pertunjukan wayang kulit. Dalang yang tampil malam itu adalah

dalang yang sangat terkenal. Lagi pula ceritanya yang akan dibawakan adalah cerita yang sangat

bagus yaitu cerita Serat Menak yang mengisahkan Jayengrane. “Bagaimana pendapatmu

Balang, jika sehabis sembahyang isya kita berangkat bersama ke tempat pertunjukan wayang

?”, kata kawan-kawannya. “Baiklah, aku memang sangat ingin menonton wayang. Tetapi

berangkatlah kalian lebih dahulu. Aku akan menyelesaikan kebutuhan kakekku. Setelah itu

barulah aku datang”. Setelah itu Balang Kesimbar segera pulang untuk mempersiapkan

kebutuhan kakeknya. Dengan cepat ia menyediakan air, menanak nasi dan mempersiapkan

tempat tidur. Setelah semua siap ia pun meminta izin kepada kakeknya. “Kek, Izinkanlah aku

menonton wayang di istana. Kata kawan-kawan dalangnya amat terkenal dan akan melakonkan

cerita yang amat baik. Telah lama aku tak pernah menonton wayang. Inilah kesempatan baik

bagiku untuk menontonnya”. “Baiklah, cucuku. Berangkatlah ke tempat pertunjukan itu. Tetapi

jagalah dirimu baik-baik. Jangan sampai terlibat kalau terjadi sesuatu kegaduhan ataupun

yang lain-lain”.

Setelah memperoleh izin Balang Kesimbar segera berangkat ke tempat pertunjukan.

Tetapi ia datang terlambat. Pintu gerbang telah ditutup karena penonton penuh sesak. Barang

Kesimbar berusaha mencari jalan masuk lain tetapi tak berhasil, karena pintu masuk hanya satu.

Barang Kesimbarpun berteriak-teriak mengitari tembok. Tetapi tak seorangpun mendengar

teriakannya. Semua orang sedang asyik menonton. Harapan untuk masuk telah hilang baginya.

Karena itu ia pun duduk di depan pintu gerbang untuk meluangkan waktunya. Di tempat itu juga

banyak orang lalu-lalang. Melihat di dekatnya terdapat sepotong arang, Balang Kesimbarpun

mengambilnya. Ia pun mulai menggoreskan arang itu di tembok dekat gerbang. Setelah puas ia

segera pulang.

Malam larut ketika Balang Kesimbar tiba di rumah. Kakeknya pun belum tidur. Sang

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

kakek merasa bingung mengapa secepat itu cucunya pulang. Tetapi setelah Balang Kesimbar

menceritakan sebab-sebabnya, kakeknya pun merasa puas dan segera mengajak Balang

Kesimbar untuk tidur, agar badan tetap segar dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan

baik.

Menjelang pagi ketika pertunjukan selesai, maka para penjaga kebersihan istana pun

mulai melakukan tugasnya. Sampah berserakan karena penonton amat ramai. Dan pedagang

makanan amat banyak. Ketika tiba di pintu gerbang, petugas istana sangat terkejut. Ia terkejut

melihat coretan pada tembok pintu. Setelah diamati ternyata coretan itu berbentuk seekor

harimau yang amat ganas, dan bermata tujuh buah. Dua buah terdapat di kepala seperti

lazimnya. Dua buah terdapat pada kedua sisi pinggang. Dua buah lainnya terdapat pada pantat,

sedang sebuah lagi terdapat pada ekor. Melihat hal itu ia berfikir dalam hati. “Siapa gerangan

berani menggambar pada tembok ini. Benar gambarnya bagus, tetapi kalau diketahui oleh

baginda raja, pasti beliau akan murka. Dari pada kena marah sendiri, lebih baik kulaporkan

hal ini”. Setelah berfikir demikian, iapun menghadap dan melaporkan apa yang dilihatnya.

“Ampun tuanku. Di tembok pintu gerbang terdapat sebuah gambar harimau yang sangat

menyeramkan. Agar hamba tidak hilap, hamba persilahkan tuanku menyaksikan sendiri benda

itu”. Mendengar laporan itu, dengan seketika raja berangkat untuk membuktikannya. Setelah

tanpak olehnya gambar itu rajapun berkata : “Siapa yang melakukan perbuatan ini. Tidakkah ia

tahu terlarang mencoreng tembok ini? Benar gambar ituhebat sekali. Siapa yang menggambar

harimau ini harus bertanggung jawab. Ia harus mencari harimau seperti yang terlihat pada

gambar itu. Hari mau bermata tujuh. Bila gagal nyawalah sebagai pengganti. Kini

kuperintahkan untuk mencari yang melakukan perbuatan ini sampai dapat”.

Sesungguhnya raja sangat kagum akan kebagusan gambar itu. Ketika melihatnya untuk

pertama kali raja terkejut dan hampir lari. Tampaknya garang seperti harimau sesungguhnya.

Menerima perintah langsung dari raja, tugas itupun mengumpulkan seluruh rakyat kemudian

ditanya satu persatu untuk mengetahui siapa yang melakukan perbuatan yang memurkakan raja.

Setelah kebanyakan menyatakan tidak tahu, muncullah seorang yang memberikan laporan

bahwa tadi malam Balang Kesimbar tampak tidak nonton. Mungkin dialah yang melakukan

perbuatan itu. Tetapi umurnya masih sangat muda. Mustahil memiliki kecakapan seperti itu.

Tetapi walaupun demikian raja memerintahkan memanggilnya untuk dimintai keterangan.

Karena itu seorang petugas berangkat memanggil Balang Kesimbar. “Hai Balang Kesimbar.

Saat ini juga kau harus menghadap ke istana. Raja kita hendak menanyakan sesuatu

kepadamu”. “Baik”. Kata Balang Kesimbar seraya bersiap dan berangkat menuju istana. Setiba

di istana Balang Kesimbar melihat banyak orang. Ia bertanya dalam hati. “Ada apa gerangan ?”

Setelah itu ia ditanya langsung oleh raja. “Siapakah kamu ini anak muda ?” “Hamba bernama

Balang Kesimbar tuanku”. “Apakah kau yang menggambar di tembok gerbang itu?”, tanya

raja. “Benar tuanku. Hambalah yang menggambar harimau itu”, jawab Balang Kesimbar

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

dengan tenang. “Apa sebab kau begitu berani menggambar di tempat itu? Bukankah itu tembok

gerbang istana?. Tidakkah kau mengetahui bahwa terlarang untuk mencoreng-coreng tembok

istana? Tetapi karena kau telah mengakui perbuatanmu, sekarang kau akan tugaskan mencari

seekor harimau seperti yang telah kau gambar. Harimau garang dengan mata tujuh buah.

Ingatlah kalau kau gagal nyawamu jadi penggatinya. Nah, berangkatlah !”.

Balang Kesimbar segera kembali ke rumahnya. Tak henti-hentinya ia berfikir.

Bagaimana mungkin ia berhasil mencari binatang seperti yang telah ada digambarnya. Setelah

tiba di rumah, Balang Kesimbar menceritakan hal itu kepada kakeknya. Ia pun meminta nasehat

untuk mengatasi beban yang ditimpakan kepadanya. “Cucuku, Balang Kesimbar. Semua tugas

yang dibebankan raja kepadamu, haruslah kau laksanakan sebaik-baiknya. Apapun yang

terjadi dan bagaimanapun sulitnya. Kita harus menunjukkan kesetiaan kepada raja yang kita

cintai. Akupun tak mengetahui di tempat mana harimau semacam itu dapat kia ditemukan.

Mungkin sekali harimau semacam itu tidak pernah ada. Kalaupun ada pasti sangat sulitlah

untukmenangkapnya. Tentu janganlah kau berputus asa. Berangkatlah besok pagi. Kakek akan

tetap mendoakan agar usahamu dapat bersasil. Segala keperluan perjalanan akan

kupersiapkan malam ini juga. Kini beristirahatlah dengan tenang”.

Keesokan harinya ketika pajar mulai menyingsing, Balang Kesimbar dibangunkan oleh

kakeknya. Setelah memohon restu kepada orang tua itu, Balang Kesimbarpun turun dari rumah

dan memulai pengembaraan untuk menyelesaikan tugas yang amat berat. Setelah lama dalam

perjalanan yang berat, memasuki dan meninggalkan hutan dengan berbagai rintangan, menuruni

lembah dan mendaki tebing, haus dan dahaga yang amat menyiksa, maka tibalah Balang

Kesimbar pada sebuah padang yang amat luas. Padang itu dipenuhi lipan yang amat berbisa. Ia

pun bertanya dalam hati. “Bagaimana mungkin aku akan berhasil menyebrangi padang seluas

ini?. Kalau aku melintasinya juga pasti badanku akan binasa. Jalan lain tak ada lagi di kiri

kanan ku terdapat sungai yang amat dalam. Apa akalku sekarang?”. Dalam keadaan yang sulit

itu ia teringat kepada bekal yang dipersiapkan kakeknya. Bekal itu dibungkus dengan seludang

daun pinang yang telah dihaluskan dan diikat dengan benang peninggalan ibu Balang Kesimbar.

Dalam bungkus makanan itulah tersimpan kekuatan ghaib yang dapat menolong Balang

Kesimbar mengatasi berbagai kesulitan. Dalam mengatasi kesulitan ini Balang Kesimbar

memanfaatkan bungkusan itu. Setelah memusatkan cipta sejenak, bungkusan itu dilemparkan

sekuat tenaga. Kemudian ia menggantung diri pada benang pengikatnya. Dengan berkah Tuhan

Yang Maha Kuasa Balang Kesimbarpun terangkat ke atas, menggelantung di angkasa sehingga

berhasil menyebrangi padang yang berbahaya itu dengan selamat.

Perjalanan dilanjutkan lagi. Ia tidur di mana saja kemalaman. Dan makan sehemat

mungkin untuk mencegah kehabisan bekal dalam pengembaraan yang tidak menentu ini.S

Setelah berjalan beberapa lagi tibalah Balang Kesimbar pada sebuah padang yang lain. Padang

itu dipenuhi dengan kalajengking yang amat berbisa dan tak terbilang banyaknya. Balang

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Kesimbar merasa ngeri menyaksikan. “Apa akal”, pikirnya. Saat inipun Balang Kesimbar

mempergunakan bungkusan yang di bawanya. Sambil memohon dan menyerahkan diri

sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bungkusan itu dilemparkan setinggi-tingginya ke

udara sambil memegang benang pengikatnya denganh kuat. Dan ia pun berhasil meliwati

padang kalajengking itu dengan selamat.

Balang Kesimbarpun melanjutkan perjalanan yang berat ini. Semua rintangan

dihadapinya dengan sabar dan tabah disertai keyakinan akan hasil perjalanan ini. Beberapa lama

kemudian kembalilah Balang Kesimbar berada di tepi sebuah padang. Padang itu dipenuhi

dengan ular berbisa. Semua jenis ular berbisa terdapat di dalamnya. Untuk mengatasi kesulitan

baru ini, Balang Kesimbar pun melakukan perbuatan seperti yang pernah dilakukannya. Dan ia

pun berhasil lolos dari mara bahaya. Rintangan demi rintangan dilaluinya dengan baik. Bahaya

demi bahaya dapat diatasinya dengan selamat. Tetapi, rintangan dan bahaya masih belum habis

juga.

Dalam perjalanan selanjutnya ia melihat seorang raksasa yang amat besar. Tetapi

untunglah raksasa itu sedang tidur dengan pulasnya. Dan Balang Kesimbarpun berkata dalam

hati. “Untunglah raksasa itu sedang tidur. Kalau tidak pasti aku binasa karenanya. Tampaknya

sangat mengerikan”. Untuk mengatasi kesulitan itu Balang Kesimbar kembali pergunakan

bungkusan tadi dan berhasil dengan selamat. Ia telah melewati raksasa itu dengan aman. Dan

Balang Kesimbar pun melanjutkan perjalanan dengan cepat. Kekhawatiran masih saja melintas

dalam hatinya. Ia khawatir kalau raksasa yang tengah tidur itu tiba-tiba terjaga dan mencium

bau badannya. Tetapi akhirnya Balang Kesimbar tiba pada sebuah padang yang sangat kering.

Rumputpun tak dapat tumbuh di atasnya. Panasnya tak terkatakan lagi. Tanahnya terdiri dari

tanah sari yang sangat gembur. Padang ini harus disebrangi. Terasa keraguan dalam hati Balang

Kesimbar. Terselip juga niat untuk kembali. Tetapi perjalanan sudah amat jauh. Betapapun

padang ini harus disebrangi. Setelah membulatkan tekat dan memohon keselamatan Balang

Kesimbar pun mulai melangkahkan kakinya memasuki padang itu. Setelah berjalan beberapa

langkah, kakinya tenggelam ke dalam tanah, hingga ke lutut. Panasnya tak terkatakan lagi.

Tetapi karena tekad telah membaja, Balang Kesimbar tak mundur walau selangkah.Dengan

susah payah ia tetap melangkah maju. Kini badannya mulai tenggelam ke dalam panas itu.

Tanah telah mencapai pingan. Tetapi ia tetap berusaha untuk maju. Dan ia tenggelam makin

jauh. Akhirnya tanah telah mencapai batas leher. Kini ia hampir tak sadarkan diri. Pada saat

yang paling keritis ini, tiba-tiba angin puyuh dahsyat melanda padang itu. Semua yang berada di

dalamnya diterbangkan. Demikian pula Balang Kesimbar tak luput dari sasaran angin puyuh itu.

Ia diterbangkan entah kemana. Tiba-tiba ia meluncur jatuh dan berada di atas sebatang pohon

sawo. Ketika membuka mata ia merasa heran. Dan sadarlah ia akan apa yang telah terjadi.

Kemudian ia memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kini ia sadar

bahwa perjalanannya selalu mendapat perlindungan. Karena merasa sangat payah, ia pun

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

beistirahat di atas pohon itu.

Beberapa saat kemudian tatkala Balang Kesimbar terbangun ia mendengar suatu suara.

“Suara apakah itu?”, tanyanya dalam hati. “Ada jugakah manusia lain di tengah hutan

belantara ini?”. Ia mencari arah suara itu. Ia memasang telinga dengan baik. Benar. Ia

mendengar suatu suara. Sumbernya tak jauh dari tempat itu. Setelah diperhatikan dengan

seksama jelaslah baginya suara itu suara alat tenun. Ketika pandangannya terarah ke bawah

pohon sawo, ia melihat seseorang. “Siapakah berada di bawah? Jin atau manusia?”, tanya

Balang Kesimbar di dalam hati. Ia berusaha menenangkan jiwanya. Setelah beberapa saat

berlalu, ia kembali memperhatikan apa yang telah dilihatnya tadi. Apa yang dilihatnya ternyata

tak berubah. Seorang wanita yang tengah menenun. Karena asyik dalam pekerjaan, ia tidak

mengetahui seseorang berada di atasnya. Balang Kesimbar mengambil sebiji buah sawo yang

kecil. Ia berniat mengganggu wanita itu. Ia ingin membuat wanita itu terkejut. Lalu

dilemparkannya buah sawo itu kearah wanita itu. Tetapi tidak mengenai sasaran. Buah itu

terjatuh di depan wanita itu. Lalu Balang Kesimbar mengambil buah yang kedua. Buah itupun

dilemparkan. Tetapi tidak mengenai sasaran lagi. Buah terjatuh disamping wanita itu. Dengan

tidak merasa curiga, wanita itu memandang buah sawo yang jatuh itu. Buah yang ketiga diambil

oleh Balang Kesimbar, dan kembali dilemparkan kepada wanita itu. Tetapi masih juga gagal.

Buah itu jatuh disamping kanan. Bersamaan dengan itu wanita itu memandang ke atas. Ia amat

terkejut melihat seorang pemuda berada di atasnya. Berbagai pikiran berkecambuk di dalam

hatinya. Dengan cepat ia berkata. “Hai lelaki, cepatlah turun sebelum kakekku kembali. Kalau

ia mengetahui ada manusia lain di tempat ini, pasti musnah dimakannya. Ketahuilah kakekku

adalah seorang raksasa”. Mendengar kata-kata itu Balang Kesimbar turun dengan segera.

“Pastilah raksasa itu yang telah kujumpai dalam perjalanan”, bisik hatinya.

Setelah saling sapa dan berkenalan, Balang Kesimbarpun menceritakan kisahnya dari

awal hingga berada di atas pohon sawo itu. Setelah itu, wanita tadi yang ternyata seorang putri,

menyuruh Balang Kesimbar agar menyiram tubuhnya dengan air jeruk, untuk mengurangi bau.

Setelah itu, Balang Kesimbar dimasukkan ke dalam sebuah peti. Tak lama kemudian raksasa itu

pun datang. Segera setelah kembali, ia merasa bahwa seorang manusia lain berada di tempat itu.

“Cucuku, aku mencium bau manusia lain di tempat ini. Aku sungguh gembira dengan tak

bersusah payah, santapan telah berada diujung hidung”. “Kek, yang kakek cium itu adalah

bauku. Kalau berniat menyantapku, santaplah sekarang juga”. “O, tidak. Aku tak akan tega

memakan dagingmu. Kau sangat kusayangi. Sukar mencari cucu secantik kau. Nah, sekarang

cobalah katakan apa keinginanmu. Akan kucarikan secepatnya”. “Terima kasih, kek.

Carikanlah aku buah-buahan yang masih segar. Aku sangat ingin memakannya”.

Dengan singkat diceritakan raksasa itu pun terbang ke suatu tempat yang ditumbuhi

berbagai jenis buah-buahan. Tak lama kemudian ia pun telah kembali dengan membawa

berbagai jenis buah-buahan, berupa buah manggis, salak, durian, duku, dan lain-lain. “Nah,

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

sekarang apalagi yang kau ingini cucuku?”. “Kek, kalau benar kakek sayang padaku,

carikanlah aku daging rusa yang segar. Aku sangat ingin menikmatinya. Maukah kakek?”.

“Tentu, tentu. Sekarang juga akan kucarikan. Daging rusa bukanlah daging yang sukar

diperoleh. Sebentar lagi pasti aku telah datang membawanya”. Dan raksasa itu pun

berangkatlah. Segera setelah raksasa itu berangkat, Balang Kesimbar pun dikeluarkan dari

dalam peti. Dan disuguhi hidangan secukupnya. Kemudian ia dimandikan dengan air jeruk.

Setelah itu kembali di masikkan ke dalam tempat semula.

Tak lama kemudian raksasa itu telah kembali. “Ha, cucuku. Pasti ada manusia lain di

tempat ini. Sedap benar baunya. Kini aku akan dapat menyantap daging manusia lagi”.

“Bukan, Kakek. Yang kakek cium itu pastilah bauku sendiri. Bila kakek berniat menyantapku,

santaplah”. “O, tidak. Sedikitpun tak ada niatku untuk memakanmu. Aku tidak gila memakan

cucuku sendiri. Apalagi kau cantik sekali dan amat kusayangi. Tetapi apakah yang kau ingini

lagi? Katakanlah cucuku”. “Ah, kakek, terlalu baik hati. Kakek telah terlalu payah. Lebih baik

kakek beristirahat terlebih dahulu. Bukankah makanan masih cukup banyak. Bagaimana kalau

aku mencari kutumu, kek. Bukankah telah lama aku tak pernah mencarinya. Barangkali

jumlahnya terlalu banyak”. “Baik, cucuku. Benar katamu. Kutuku pasti telah banyak”.

Demikianlah ia pun mulai mencari kutu di kepala raksasa itu. Raksasa itu pun merasa senang

dan nyaman. “Kek, kutu kakek bukan main besarnya. Sungguh luar biasa. Mengapa dibiarkan

saja, kek?” “Ah, cucuku. Kutu itu memiliki suatu rahasia. Tak seorangpun boleh

mengetahuinya. Kalau rahasia ini bocor, pastilah kakek akan binasa”. “Sungguh aneh.

Mengapa demikian, kek?”, tanya putri itu. “Nah, dengarkanlah, kata raksasa itu kemudian.

“Semua yang berada di kepalaku ini, jika dilepaskan dapat berubah menjadi semacam panah.

Kutu yang besar itu, jika dilepas dapat menjadi panah batu. Rambutku yang putih bisa berubah

menjadi panah apa saja yang diingini. Sedangkan ketombeku bisa berubah menjadi panah

kabut”. Setelah mendengar keterangan raksasa itu, ia pun melanjutkan pekerjaannya, mencari

kutu seperti biasa. Tetapi secara diam-diam ia menyembunyikan kutu, rambut dan ketombe sang

raksasa pada sebuah kantung. “Kek, aku ingin benar memiliki seekor harimau bermata tujuh.

Keinginan itu telah lama terpendam dalam hatiku. Sekarang keinginan itu tak terkatakan lagi

besarnya. Kek, tangkaplah untuk aku”. Mendengar keinginan itu sang raksasa terkejut.

“Cucuku, harimau yang kau inginkan itu sangat sulit untuk diperoleh. Kalau toh aku bisa

menemukannya, maka untuk menangkapnya pasti sangat sulit. Menurut dugaanku harimau

seperti itu mungkin terdapat di hutan belongas atau pengantap. Tetapi lebih baik kalau kau

meminta benda yang lain. “Tidak kek. Aku tidak ingin benda lain. Aku hanya menginginkan

harimau bermata tujuh. Kalau kakek tidak bisa mencarikan lebih kalau aku mati. Biarlah aku

mati karenanya. Sekarang juga”. “Jangan cucuku. Kau tidak perlu senekat itu. Sekarang juga

aku akan berangkat mencarinya”.

Maka terbanglah raksasa itu menuju hutan Belongas. Ia terbang tinggi sekali. Matanya

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

memandang dengan tajam ke bawah dan mengamati dengan cermat. Tak berapa lama ia melihat

sekelompok harimau yang sedang beristirahat. Di tengah-tengah kelompok itu tampak seekor

bermata tujuh. Dengan hati-hati serta kekuatan dan kecepatan luar biasa raksasa itu menukik ke

bawah. Dengan cepat disergapnya harimau itu. Ia berhasil dengan baik. Walaupun harimau itu

mengadakan perlawanan, tetapi tak berarti bagi raksasa itu. Harimau itu cepat kilat diterbangkan

ke angkasa dan menuju rumahnya.

Setelah tiba harimau itu diikat dan ditambatkan pada batang pohon sawo disamping

rumahnya. “Hai cucuku, aku telah berhasil memenuhi permintaanmu sebagai tanda kasih

sayangku. Aku telah berhasil memperoleh seekor harimau yang bermata tujuh. Binatang itu

telah kutambatkan di sebelah rumah. Dan kini bergembiralah engkau”. “O, terima kasih kek.

Telah lama aku menginginkan harimau semacam itu. Aku sangat bergembira dengan pemberian

ini. Tetapi…” “Apa lagi cucuku. Masih adakah keinginanmu yang belum kupenuhi. Katakanlah

sekarang juga. Kakek akan segera mencarinya. Nah, kalau demikian kek, aku punya satu

keinginan lagi. Kalau kakek dapat penuhi aku sangat bahagia”. “Nah, katakanlah segera

cucuku”. “Carikanlah aku permata yang indah-indah kek. Intan, berlian atau permata apa saja

yang indah. Pendeknya asal permata yang baik”. “Ha, kalau permata semacam itu yang kau

kehendaki, mudah bagiku. Mengapa tak kau katakan sejak dulu. Sekarang juga aku akan

berangkat agar segera dapat kembali”.

Maka terbanglah raksasa itu untuk mencari permata yang dikehendaki cucunya.

Sesungguhnya bagi seorang raksasa, mencari permata lebih sulit baginya dari pada mencari

benda-benda yang lain, karena harus membongkar tanah, menyelam di sungai dan sebagainya.

Karena itu untuk mencari permata ia harus mempergunakan waktu lebih lama lagi.

Segera setelah raksasa itu berangkat, ia mengeluarkan Balang Kesimbar dalam

persembunyiannya. “Balang Kesimbar, bagaimana pendapatmu kalau sekarang juga kita

melarikan diri. Kukira inilah saat yang paling tepat bagi kita saat-saat lain sulit diperoleh.

“Apa yang bagi tuan putri akan kuturut saja”, jawab Balang Kesimbar. “Baiklah. Sekarang

juga kita berangkat. Mari kita mempersiapkan diri”. Balang Kesimbar dan putri itupun segera

mempersiapkan diri. Harimau yang bermata tujuh yang terikat di batang sawo, segera diberi

pelana. Senjatapun telah dipersiapkan. Balang Kesimbar naik di atas punggung harimau itu,

kemudian disusul oleh tuan putri. Setelah itu harimau pun dipacu secepat-cepatnya. Larinya

secepat kilat. Tampaknya bagaikan terbang. Mereka telah lepas meninggalkan rumah raksasa

itu. Bersamaan dengan itu, raksasa yang mencari permata itu pun merasakan suatu firasat. Ia

merasakan bahwa ada sesuatu terjadi di rumahnya. Karena itu ia segera pulang. Setelah tiba

raksasa itu langsung berseru. “Wahai cucuku. Dimana kau berada. Cucuku,cucuku !” Suasana

tetap sepi. Tak ada suatu jawaban yang terdengar. Raksasa itu langsung memasuki rumah.

Semua sudut diteliti dengan cermat. Tentu saja ia tak menemukan seseorang. “Apakah cucuku

telah melarikan diri ?”, pikirnya. Kemudian ia pergi ke bawah pohon sawo, untuk melihat

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

apakah harimau kesayangan cucunya berada di kandang atau tidak. Raksasa itu sangat terkejut

ketika ia tahu harimau itu tak berada di tempatnya. Ia kini yakin cucunya pasti melarikan diri,

dengan menunggang harimau itu. “Baiklah. Ia akan segera kususul. Pasti ia belum berada jauh.

Ia segera akan kutangkap”.

Dengan sekuat tenaga ia melompat ke angkasa. Tak berapa lama sesudah itu ia

menampak sesuatu titik bergerak dengan cepat. “Mungkin itulah cucuku”, pikirnya. Ia pun

mempercepat terbangnya, dan hampir berhasil menysul cucunya. Melihat hal itu timbullah

kekhawatiran yang sangat dalam di hati tuan putri. “Balang Kesimbar, lihatlah raksasa itu

hampir dapat menyusul kita. Bila ia berhasil menyusul kita, pastilah kita binasa dibuatnya. Apa

yang kita lakukan sekarang?”. Pergunakanlah senjata itu untuk membunuhnya. Apa boleh buat.

Demi keselamatan kita berdua”. Dengan tangkas putri itupun mempergunakan senjata

simpanannya. Ia menghantam raksasa itu, sehingga gerakannya terhalang. Tetapi raksasa itu

berusaha terus untuk maju. Dan pada hantaman berikutnya akhirnya raksasa itu roboh di tengah

padang dan tidak bernapas lagi. “Kek, Apa boleh buat”, kata putri itu dengan sedih sambil

memandang bangkai raksasa itu.

Setelah itu Balang Kesimbar dan putri itu meninggalkan tempat kejadian dan kembali ke

rumah kakeknya. Setelah tiba Balang Kesimbar menjadi kecewa dan amat sedih, karena

kakeknya telah meningal dunia. Dalam keadaan duka, Balang Kesimbar menghadap raja untuk

mempersembahkan harimau bermata tujuh yang menjadi tuntutan raja. Melihat keberhasilan

Balang Kesimbar, raja sangat gembira dan kagum. Rajapun memberikan hadiah-hadiah kepada

Balang Kesimbar.

Beberapa hari kemudian, seorang pesuruh istana mengetahui kalau Balang Kesimbar

mempunyai seorang isteri yang amat cantik. Dan isterinya itu adalah seorang tuan putri. Dengan

rasa dengki dan iri hati pesuruh istana itu pun mengadukan kepada raja. “Tuanku, dengan

hormat hamba melaporkan bahwa Balang Kesimbar memiliki seorang isteri yang amat cantik.

Lebih dari itu isterinya itu adalah seorang putri. Sulit kita bisa menemukan seorang wanita

secantik itu. Menurut perasaan hamba tak pantas samna sekali Balang Kesimbar memiliki isteri

seperti itu. Seharusnya tuankulah yang paling berhak memilikinya”. “Bila demikian halnya,

aturlah suatu siasat untuk melenyapkan Balang Kesimbar”, katanya. Maka diaturlah suatu

siasat untuk membunuhnya. Ia akan diperintahkan untuk memperdalam sumur yang telah

dalam. Bila Balang Kesimbar berada di dalamnya, maka sumur itu bermai-ramai akan dijatuhi

batu. Pastilah Balang akan mati di dalamnya. Bila siasat itu gagal, Balang Kesimbar akan

diperintahkan memanjat pohon kelapa yang amat tinggi. Setelah berada di puncak pohon, orang

banyak akan menebang pohon kelapa tersebut dan pastilah Balang Kesimbar akan mati. Tetapi,

semua rencana busuk itu tercium oleh Balang Kesimbar. Berkat kesaktian dan kepintaran

isterinya. Balang Kesimbar dapat lolos dari rncana busuk itu. Ia membuat boneka dari tepung

beras. Boneka itu dihidupkan kemudian kemudian dipergunakan untuk menggatikan Balang

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Kesimbar mengerjakan perintah raja. Dengan jalan itu Balang Kesimbar luput dari bahaya maut.

Mendengar hal itu tentu saja raja sangat kecewa. Karena niatnya untuk memiliki isteri

Balang Kesimbar menjadi terhalang. Tetapi, raja tidak berputus asa. Niat untuk menyingkirkan

Balang Kesimbar tetap menyala dalam hatinya. Raja memerintahkan untuk menguji warna

darah Balang Kesimbar. Apabila ternyata Balang Kesimbar berdarah merah, maka ia akan di

bunuh. Tetapi, apabila ia berdarah putih maka dia berhak menjadi raja. Dalam peristiwa ini pun

isteri Balang Kesimbar berusaha untuk menyelamatkan suaminya. Sebelum pelaksanaan

pemeriksaan darah dijalankan, Balang Kesimbar disuruh meminum santan kelapa sebanyak

mungkin. Dan perbuatan ini menyebabkan ketika pemeriksaan tiba, ternyata darah yang keluar

dari tubuh Balang Kesimbar tampak berwarna putih.

Dengan peristiwa itu, Balang Kesimbar berhak menjadi raja menggatikan raja yang

zalim itu. Rakyat dengan gembira menyambut upacara penobatannya menjadi raja. Mereka

menyelenggarakan pesta empat puluh hari empat puluh malam. Dengan demikian, Balang

Kesimbar mulai memerintah kerajaan dengan aman dan sentosa, dan didampingi oleh

permaisuri yang memang berasal dari putri. Dengan demikian rakyat hidup dengan rukun dan

damai dan negeri menjadi aman dan makmur.

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

TUGAS

1. Temukan ide-ide menarik dari dongeng tersebut !

2. Catatlah hal-hal menarik dari dongeng tersebut baik yang bersifat

menghibur maupun yang berisi ajaran nilai-nilai pendidikan !

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Lembar Kerja III = Afektif : Perilaku Berkarakter

PETUNJUK:

Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan

skala berikut:

A = Sangat Baik C = Cukup

B = Baik D = Kurang (perlu perbaikan)

FORMAT PENGAMATAN PERILAKU BERKARAKTER

No. Rincian Tugas

Kinerja Siswa

A

Sangat Baik

B

Baik

C

Cukup

D

Kurang (perlu

perbaikan)

1 Kerja sama

2 Jujur

3 Bertanggung jawab

4 apresiatif

Guru

(…………

…………)

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh

Lembar Kerja IV = Afektif : Keterampilan sosial

PETUNJUK:

Berikan penilaian atas setiap keterampilan sosial siswa menggunakan

skala berikut:

A = Sangat Baik C = Cukup

B = Baik D = Kurang (perlu perbaikan)

FORMAT PENGAMATAN PERILAKU BERKARAKTER

No. Rincian Tugas

Kinerja Siswa

A

Sangat Baik

B

Baik

C

Cukup

D

Kurang (perlu

perbaikan)

1 Menyumbang ide

2 Menjadi pendengar

yang baik

3 Membantu teman

yang mengalami

kesulitan

Guru

(…………

…………)

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh
Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT BALANG …eprints.unram.ac.id/3030/1/SATRA WIRYANOTA NIM. E1C009002.pdf · pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh