nifaass.rtf

33
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DALAM MASA NIFAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DALAM MASA NIFAS D I S U S U N OLEH NOVITA PANGARIBUAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM D-III UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN 2011 Tujuan asuhan masa nifas yaitu : 1. Menjaga Kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologik

description

nifaass.rtf

Transcript of nifaass.rtf

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DALAM MASA NIFAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU

DALAM MASA NIFAS

D

I

S

U

S

U

N

OLEH

NOVITA PANGARIBUAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM D-III

UNIVERSITAS DARMA AGUNG

MEDAN

2011

Tujuan asuhan masa nifas yaitu :

1. Menjaga Kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologik

2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya dan perawatan bayi sehat

4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

PENGERTIAN:

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari. S, dkk, 2002)

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelim hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. (Rustam Mochtar, 1998)

Masa nifas adalah masa dimulainya beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003)

Pembagian Masa Nifas

Nifas dibagi dalam 3 periode :

1. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya 6 – 8 minggu.

3. Remote puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

Involusi alat-alat kandungan

* Uterus

Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil

Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi

Uri lahir

2 jari dibawah pusat

750 grm

1 minggu

Pertengahan pusat simfisis

500 grm

2 minggu

Tidak teraba di atas simfisis

350 grm

6 minggu

Bertambah kecil

50 grm

8 minggu

Sebesar normal

3

· Bekas implantasi uri : placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke enam 2,4 cm, dan akhirnya pulih.

· Luka-luka : pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari

· Rasa sakit : yang disebut after pains (mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obatan anti sakit dan anti mules.

* Serviks dan vagina

Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaranretraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis cervicallis. Pada

serviks terbentuk sel-sel otot baru. Karena hyperplasi ini dan arena retraksi dari serviks, robekan serviks menjadi sembuh. Walaupun begitu, setelah involusi selesai, ostium externum tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil, pada umumnya ostium externum lebih besar dan tidak ada retak-retakdan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Oleh robekan ke samping ini terbentuk bibir depan dan bibir belakang dari serviks. Vagina yang sangat direngang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal. Pada minggu ke 3 postpartum rugae Nampak kembali.

* Plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat lika itumengecil, pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permukaannifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara yang luar biasa, ialah dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhanendometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.

* Pertumbuhan pembuluh darah rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas. Orang menduga bahwa pembuluh-pembuluh yang besar tersumbat karena perubahan-perubahan pada dindingnya dan diganti oleh pembuluh-pembuluhyang kecil.

* Dinding perut dan peritoneum

Setelah persalinan dinding perut longgar karena direnggang begitu lama, tetapi basanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-kadang pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominalis sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum , fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau menangis atau mengejan.

* Saluran kencing

Dinding kandung kecing memperlihatkan oedema dan hyperaeremia.

Kadang-kadang oedema dari trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung kencing dalam puerium kurang sensitive dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urin residual. Sisa urine ini dan trauma pada dinding kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjaadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pyelum, normal kembali dalam waktu 2 minggu.

* Ligament-ligament

Ligament, fasia, dan diafragma pelvis yang merenggang pada waktu persalinan setalah bayi lahhir, serta berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor. Setalah melahirkan, kebiasaan wanita Indonesia melakukan “berkusut/berurut” dimana sewaktu dikusuk tekanan intra abdomen bertambah tinggi, karena setalah melahirkan ligament, fasia dan jaringan penunjang menjadi kendor, jika dilakukan kusuk atau urut, banyak wanita mengeluh kandungannya turunatau berbalik. Untuk memulih kan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan gimnastik pasca persalinan.

* Payudara

Perubahan pada payudara dapat meliputi :

1. Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormonprolaktin setelah persalinan.

2. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.

3. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi

Involusi disebabkan oleh:

• Iskemia/ hemokonsentasi : Kontraksi dan retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus-

menerus , kompresi pembuluh darah dan anemia setempat

(Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang di kenal

sebagai shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta. Setelah

melahirkan, shunts akan hilang dengan tiba-tiba. Keadaan ini

menimbulkan beban pada jantung, sehingga dapat

menimbulkan dekompensasi kordis pada penderitaan-

penderitaan vitium kordis. Untung keadaan ini dapat di atasi

dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya

hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sedia

kala. Hal ini terjadi pada hari-hari ke 3-15 hari postpartum. )

• Otolisis : Sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri.

• Atrofi : Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen jumlah

besar , atrofi karena penghentian estrogen.

Bekas luka plasenta , sembuh dalam 6 minggu

Lochea

Lochia adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

Lochia terbagi menjadi 6 bagian, yaitu:

a. Lochia rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desi dua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari selama pasca persalinan

b. Lochia sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lender, hari 3-7 pasca persalinan

c. Lochia serosa berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan

d. Lochia alba cairan putih, setelah 2 minggu

e. Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk

f. Lochiostasis : lochia tidak lancar keluarnya

Anatomi fisiologi payudara

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui800gram.

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.

2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.

3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

Gambar 1. Anatomi payudara

ü Korpus

Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.sLobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.

Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiappayudara.

ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).

ü Areola

Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.

ü Papilla

Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam(inverted).

Gambar dari bentuk putting susu , yaitu:

Gambar 1. Bentuk puting susu normal

Gambar 2. Bentuk puting susu pendek

Gambar 3. Bentuk puting susu panjang

Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik

PROSES MEKANISME KELUARNYA ASI

Sewaktu bayi menghisap putting aerola, maka ujung saraf sensoris yang terdapat pada putting susu terangsang. Rangsangan akan dikirim ke otak (hipotalamus) yang akan memacu keluarnya hormone prolaktin yang kemudian akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI, jumlah prolaktin yang akan diproduksi tersebut akan banyak bergantung dari frekuensi dan intensitas isapan bayi.

Rangsangan yang ditimbulkan isapan bayi diteruskan ke bagian hipotalamus yang akan melepaskan hormone oksitosin. Oksitosin akan memacu sel-sel otot yang menelilingi jaringan kelenjar dan saluran untuk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar. Keluarnya air susu karena kontraksi otot tersebut disebut “let down reflekx”. Terjadinya reflex aliran dipengaruhi jiwa ibu. Rasa khawatir atau kesusahan akan menghambat reflex tersebut.

Sementara reflex yang terhadap pada bayi adalah rooting reflekx. Bila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kea rah sentuhan. Bila bibirnyadirangsang atau disentuh, dia akan membuka mulutnya dan berusaha mencari putting untuk menyusui

Reflex lainnya adalah sucking reflex atau reflex menghisap. Jika putting susu ibu menyentuh langit-langit belakang mulut bayi, terjadi reflex menghisap dan terjadi tekanan daerah aerola oleh gusi, lidah bayi serta langit-langit, sehingga isi sinus laktiferus diperas keluar dalam rongga mulut bayi. Bayi punmemiliki reflex menelan bila ada di dalam rongga mulut

Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas

1. Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres, terutama ibu primipara.

2. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.

3. Respon dan support dari keluarga dan teman dekat.

4. Riwayat pengalaman hamil dan melahirklan yang lalu.

5. Harapan / keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan melahirkan.

Masa transisi yang harus diperhatikan pada masa PP :

• Phase honeymoon

Phase setelah anak lahir, terjadi intimasi dan kontak yang lama antara ibu – ayah – anak , “psikis honeymoon” masing-masing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.

• Bonding and Attachment (ikatan kasih)

Terjadi pada kala IV, diadakan kontak antara ibu – ayah – anak dan tetap dalam ikatan kasih.

Partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya untukproses ikatan kasih.

• Phase pada masa nifas

Rubin (1963), mengidentifikasi 3 tahap perilaku , ketika beradaptasi dengan perannya:

1. Talking In period

Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat.

2. Taking Hold Period

Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya menerima tanggungjawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.

3. Letting Go Period

Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan bersama keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.

Masalah kesehatan jika yang sering dialami pada ibu PP

§ Murung pasca melahirkan (post partum blues)

§ Sering dimanifestasikan pada hari ketiga atau ke 4, memuncak pada harike 5 – 14 PP.

Gejala meliputi : episode menangis, merasa sangat lelah, insomnia, mudah tersinggung, sulit konsentrasi.

§ Depresi pasca melahirkan (post partum depression) 25% dialami ibu PP

Gejala dini pada 3 bulan pertama PP sampai bayi berusia 1 tahun.

Etiologi : belum pasti, penelitian : faktor biologis perubahan hormonal, faktor psikolgis,

faktor sosial seperti tidak mendapat dukungan suami, hubungan perkawinan

tidak harmonis.

§ Psikosa pasca melahirkan (post partum psychosis)

Jarang terjadi pada ibu dengan abortus, tubuh bayi dalam kandungan / lahir.

Gejala terlihat dalam 3-4 minggu setelah melahirkan berupa: delusi, halusinasi dan

perilaku yang tidak wajar.

Penyebab mungkin berhubungan: perubahan tingkat hormonal, stresspsikologis dan

fisik, sifat pendukung tidak memadai

Laktasi

Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar-kelenjar mamma untuk menghadapi masalah laktasi ini. Perubahan yang terdapat pada ke 2 mamma adalah sebagai berikut :

A. Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma dan lemak.

B. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat di keluarkan, berwarna kuning.

C. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam mamma.

D. Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesterone terhadap hipofisis hilang.

Minuman bayi

Oleh sebab itu, pemberian cairan kepada bayi yang daya isap dan menelannya baik hendaknya on demand. Dalam hari-hari pertama BB akan turun oelh Karena pengeluaran mekonium dan masuknya cairan belum mencukupi.

§ Air susu ibu (ASI)

Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir. Dengan mengisapnya bayi terjadi perangsangan terhadap bentukkan air susu ibu dan secara tidak langsung rangsangan isap membantu mempercepatkan pengecilan uterus. Dalam hal ini harus diberi penerangan sebaik-baiknya tentang maksud dan tujuan pemberian susu sedini-dininya. Pada hari ke 3 bayi sudah harus menyusui selam 10 menit pada mamma ibu dengan jarak waktu tiap 3-4jam. Akan tetapi apabila diantara waktu itu bayi menangis karena lapar, ia boleh disusui pada waktu mamma secara bergantian. Pemberian asi harus dianjurkan kepada setiap ibu yang melahirkan oleh karena :

1. Asi yang pertama atau coloctrum mengandung beberapa benda penangkis (antibody) yang

dapat mencegah infeksi pada bayi.

2. Bayi yang minum asi jarang menderita gastroenteritis.

3. Lemak dan protein asi mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam saluran pemcernaan

: asi merupakan susu yang paling baik untuk pertumbuhan dan tidak

mungkin bayi akan

menjadi gemuk berkelebihan dengan asi.

4. Kemungkinan bayi akan menderita kejang oleh karena hipoklasemia sangat sedikit.

5. Pemberian asi merupakan satu-satunya jalan yang paling baik untuk mengeratkan hubungan

antara ibu dan bayi, dan ini sangat dibutuhakan perkembangan bayi yangnormal terutama

pada bulan-bulan pertama kehidupan.

6. Asi merupakan susu buatan alam yang lebih baik dari pada buatan manapun oelh karena

mengandung benda penangkis, suci hama, segar, murah, tersedia setiap waktu, dengan susu yang sebaik-baiknya untuk diminum.

PENGUNAAN AIR SUSU IBU

Telah dihasilkan suatu rekomendasi tentang kebijakan dan aktivitas tentang pendidikan dan pelatihan sertta promosi penggunaan asi. Salah satu hasil workshop tersebut adalah perluasan usaha peningkatan penggunaan asi.

§ Proses laktasi

Proses ini timbul setelah ari-ari atau plasenta lepas. Plasenta mengandung hormone penghambat prolaktin (hormone plasenta) yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta lepas, hormone plasenta tersebut tak ada lagi, sehingga susu pun keluar.

Proses bekerjanya hormone dalam menghasilkan ASI adalah sebagai berikut:

1. Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirimkan pesan kehipotalamus

2. Ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas “rem” penahan prolaktin

3. Untuk mulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitary merangsang

kelenjar-kelenjar susu di payudara ibu

Hormon-hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah sebagaiberikut:

1. Progesterone, memengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Kadar progesterone dan

ekstrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi ASI secara

besar-besaran

2. Ekstogen, menstimulasi system ASI untuk membesar. Kadar ekstrogen dalam tubuh menurun

saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui.

3. Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan

4. Oksitosin, mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya,

seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot

halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam

proses turunnya susu .

5. Human placental lactogen (HPL), sejak bulan kedua kehamilan, plasentamengeluarkan

banyak HPL yang berperan dalam pertumbuhan payudara, putting, dan areola sebelum

melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan.

§ Proses pembentukan laktogen

Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut ini:

1. Laktogenesis I

Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase laktogenesis I.

saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesterone yang tinggi mencegah produksi ASI yang sebenarnya.

2. Laktogenesis II

Saat melahirkan, keluarnya plasenta mengakibatkan turunnya hormone progesterone , estrogen dan HPL secara tiba-tiba. Hal ini menyebabkan produksi aksi besar-besaran yang disebut fase lakogenesia II. Apabila payudara dirangsang jumlah prolaktin dalam darah akan meningkat dan mencapai puncaknya dalam periode 45 menit, kemudian kembali kelevel sebelum rangsangan 3 jam kemudian. Penelitian mengidentifikasikan bahwa jumlah prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi asi lebih banyak, sekitar pukul 02.00 dini hari hingga 06.00 pagi, sedangkan jumlah prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.

3. Laktogenesis III

System control hormone endokrin mengatur produksi asi selama masa kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi asimulai stabil, system control otokrin dimulai. Fase ini dinamakan fase laktogenesis III.

§ Proses produksi air susu

Mengeluarkan asi merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormone. Pengaturan hormone terhadap pengeluaran asi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:

1. Produksi air susu ibu (prolaktin)

Dalam fisiologi laktasi, prolaktin merupakan suatu hormone yang disekresi oleh glandula pituitary. Hormone ini memiliki peranan penting untuk memproduksi asi, kadar hormone ini meningkat selama kehamilan. Peningkatan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi, juga mempunyai fungsi kontrasepsi. Ibu memerlukan pemberian air susu 2-3x setiap jam agar pengaruhnya benar-benar efektif.

Pada seorang ibu hamil dikenal 2 refleks pada masing-masing dalam pembentukan dan pengeluaran air susu:

a. Reflex prolaktin

Seperti telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan hormone prolaktin memegang peranan penting dalam proses pembuatan kolostum, namun jumlah kolostrumnya masih terbatas, karena aktifitas prolaktin dihambat olehestrogen dan progesterone yang kadarnya memang tinggi.

Pada ibu yang menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaaan-keadaan in seperti:

1. Stress atau pengaruh spikis

2. Anestesi

3. Operasi

4. Rangsangan putting susu

5. Tabungan kelamin

6. Obat-obatan: trangulizer hipotalamus seperti reserpin

b. Reflex let down

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofisis, rangsangan yang berasal dari hisapan bayi ada yang dilanjutkan neurohipofisis yang kemudian dikeluarkan oksitosin.

Faktor-faktor yang meningkatkan reflex let down:

a. Melihat bayi

b. Mendengar suara bayi

c. Mencium bayi

d. Memikirkan untuk menyusui bayi

Beberapa reflex yang memungkin kan bayi baru lahir untuk memperoleh asi adalah sebagai berikut:

a. Refleks rooting

b. Reflex menghisap

c. Reflex menelan

Criteria untuk mengetahui bayaknya produksi asi:

a. Asi yang banyak mengeluar atau merembes keluar melalui putting

b. Sebelum disusukan payudara terasa tegang

c. Berat badan naik sesuai dengan usia

Usia

Kenaikan berat badan pada rata-rata

1-3 bulan

700 gram/bulan

4-6 bulan

600 gram/bulan

7-9 bulan

400 gram/ bulan

10-12 bulan

300 gram/bulan

5 bulan

2x berat badan waktu lahir

1 tahun

3x berat badan waktu lahir

Kenaikan berat badan dihubungkan dengan usia bayi

d. Jika asi cukup, setelah menyusui bayi akan tertidur/tenang selama 3-4 jam

e. Bayi lebih sering berkemih, selama 8x sehari

2. Pengeluaran air susu ibu ( oksitosin)

Apabila bayi, sudah disusui maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat didalam glandula pituitaria posterior. Akibat langsung reflex ini ialah dikeluarkannya oksitosin dari pituitaria posterior. Pengeluaran prolaktin dihambat oleh faktor-faktor yang belum jelas bahannya, namun beberapa bahan terdapat kandungan seperti dopamine, serotonin, katekolamin, dan TSH yang ada sangkut pautnya dengan pengeluaran prolaktin

3. Pemeliharaan air susu ibu

§ Air susu masa peralihan

Ciri dari air susu pada masa peralihan sebagi berikut:

1. Merupakan asi peralihan dari kolostrum sampai menjadi asi yang matur.

2. Disekresi ari hari ke4- hari ke 10 pada masa laktasi, tetapi adappula pendapat yang

mengatakan bahwa asi matur baru terjadi pada minggu ke 3 - minggu ke 5

3. Kadar protein makin rendah sedangkan pada karbohidrat dan lemak makin tinggi.

4. Volumenya juga akan makin meningkat

waktu

Protein

KH

Lemak

Hari ke5

2.00

6,42

3,2

Hari ke9

1,73

6,73

3,7

Minggu ke-34

1,30

7,11

4,0

Komposisi asi menurut penyelidikan dari I.S. Kliner dan J.M. Osten

§ Air susu matur

Ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Asi yang disekresi pada hari yang kesepuluh dan seterusnya atau asi relaktif konstan baru

dimulai pada minggu ke3 sampai ke 5

2. Pada ibu yang sehat, produksi asi untuk bayi akan terpenuhi dan akan cukup untuk bayi pada

usia sampai 6 bulan

3. Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan dari garam kalsium

casenat, riboflavin dan karoten yang terdapat didalamnya

4. Tidak menggumpal jika dipanaskan

5. Terdapat antimicrobial faktor.

3.5.Manfaat menyusui

Manfaat yang didapat dengan menyusui bagi bayi, ibu, keluarga dan Negara.

1. Manfaat bagi bayi

A. Konposisi sesuai kebutuhan

B. Kalori dari asi memenuhi kebutuhan bayi sampai 6 bulan

C. Asi mengandung zat pelindung

D. Perkembangan psikomotorik lebih cepat

E. Menunjang perkembangan kognitif

F. Menunjang perkembangan penglihatan

G. Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak

H. Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat

I. Dasar untuk perkembangan yang percaya diri

2. Manfaat bagi ibu

A. Mencegak perdarahan paska persalinan dan mempercaepat kembalinya rahim kebentuk semula

B. Mencegah anemia defisiensi zat besi

C. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil

D. Menunda kesuburan

E. Menimbulkan perasaan dibutuhkan

F. Mengurangi kemungkinan kangker payudara dan ovarium

3. Manfaat bagi keluarga

A. Mudah dalam proses pemberiaanya

B. Mengurangi biaya rumah tangga

C. Bayi yang mendapat asi jarang sakit sehingga menghemat biaya untuk berobat

4. Manfaat bagi Negara

A. Penghematan untuk subsidi anak sakit dan obat-obatan

B. Penghematan defisa dalam pembelian susu formula dan perlengkapan menyusui

C. Mengurangi folusi

D. Mendapatkan SDM yang berkualitas

Perawatan mamma

Kedua mamma harus sudah dirawat selam hamil, areola mamma dan puting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap lemas, jangan sampai kelak mudah lecet atau pecah-pecah. Sebelum menyusui mamma harus dibikin lemas dengan melakukan message secara menyeluruh. Setelah aerola mammae dan putting dibersihkan, barulah bayi

disusui

Pengunjung atau tamu sehat boleh mengunjungi wanita postpartum. Hendaknya para pengunjung harus dalam keadaan sehat dan bersih untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan oleh karena wanita dalam masa nivas sudah mudah sekali kena infeksi. Pemakaian gurita yang tepat masih dibenarkan pada wanita postpartum. Ketika dipulangkan, diberikan penjelasan dan motivasi tentang cara menjaga bayi, memberi susu dan member makanan bayi. Keluarga berencana hidup dan makan makanan sehat dan dipesan untuk menjaga diri lagi.

MENEJEMEN LACTASI

Manejemen lactase adalah suatu tata laksana menyeluruh yang menyangkut lactase dan pengguanaan asi, yang menunjuk suatu keberhasilan pemeliharaan kesehatan ibu dan bayinya. Manajeman ini meliputi suatu persiapan dan pendidikan penuyuluhan ibu, pelaksanaan menyusui dan merawat gabung dan usaha lanjutan perlidungan ibu yang menyusui. Secara singkat manajeman lactase dijabarkan berdasarkan faktor-faktor dalam perioda kehamilan sebagai berikut :

a) Periode prenatal

v Pendidikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentangf manfaat menyusui dan

pelaksanaan rawat gabung.

v Adanya dukungan keluarga.

v Adanya dukungan dan kemampuan petugas kesehatan.

v Pemeriksaan payudara.

v Persiapan payudara dan putting susu.

v Gizi yang bermutu.

v Cara hidup sehat.

b) Periode nifas dini

v Ibu dan bayi harus siap menyusui.

v Segera menyusui setelah bayi lahir.

v Teknik menyusui yang benar.

v Menyusui harus sering, berdasarkan kebutuhan, sebaiknya tak usah di jadwal.

v Tidak memberi susu formula.

v Tidak memakai putting buatan atau pelindung.

v Pergunakan ke 2 payudara, mulai menyusui dengan putting yang berganti-ganti.

v Perawatan payudara.

v Memelihara fisik.

v Makanan yang bermutu.

v Istirahaty cukup

c) Periode nifas lanjut- system penunjang

v Sangat ideal bila dalam 7 hari setelah pulang dari rumah sakit, si ibu dihubungi atau di

kunjungi untuk melihatv perkembangan atau situasi rumahnya, persoalan rumahnya.

v Adanya sarana pelayanan atau konsultasi bilas secara mendadak si ibu mendapat persoalan

dengan lactase dan menyusui.

v Adanya keluarga atau teman yang membantu di rumah.

MASALAH YANG SERING TIMBUL DALAM MASA LAKTASI

1) Putting rata : untuk mengatasi dapat dilakukan denagan jalan menarik putting sejak hamil.

2) Putting lecet : dapat disebabkan oleh teknik menyusui yang salah atau perawatan yang tidak

betul pada payudara.

3) Payudara bengkak : disebabkan karena pengeluaran asi tidak lancar karena bayi tidak cukup

sering menyusui atau terlalu cepat diisapi.

4) Saluran tersumbat :terjadi static pada saluran asi secara local, sehinggatimbul benjolan local.

5) Infeksi payudara :suatu bproses infeksi pada payudara yang dapat menimbulkan reaksi

sitemik ibu misalkan demam.

6) Abses payudara : dapat teerjadi skunder pada mastitis atau luka pada payudara yang

terinfeksi.

7) Reluctant nurser : bayi yang tudak suka menyusui.

Beberapa Perubahan Pada Masa Nivas

Bila tidak ada infeksi atau luka-luka jalan lahir berarti, wanita yang baru melahirkan merasa sangat lega. After pains atau mulas-mulas setelah partus akibat kontrasi uterus kadang-kadang sangat mengganggu selama 2-3 hari postpartum. Perasaan mulas ini lebih tersa bila wanita tersebut sedang menyusui.

Suhu badan wanita ini partum tidak lebih dari 37,2 derajat celcius. Sesudah partus dapat naik lebih 0,5 derajat celcius dari ukuran normal, tetapi rtidak melebihi 38,0 derajat celcius. Sesudah 12jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan lebih normal. Bila suhu badan lebih dari 38 derajat celcius mungkin akan ada infeksi.

Perawatan Postpartum

Perawatan postpartum dimulai sebenarnya sejak mulai kala uri dengan menghindarkan dengan adanya kemungkinan-kemungkinan pendarahaan postpartum dan inveksi.

Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi, melakukan penjahitandan perawatan luka sebaiknya. Penolongan persalinan harus tetap waspada, sekurang-kurangnya 1jam postpartum, untuk mengatasi kemungkinan jadinya pendarahan postpartum. 8jam postpartum wanita tersebut harus tidur terlentang untuk menjaga terjadi pendarahan postpartum. Sesudah 8 bjam ia boleh miring ke kiri atau ke kanan, untuk mencegah akan terjadinya trombosis ibu dan bayi dapat ditempatkan di satu kamar yang sama disebut

rooming in, atau pada kamar yang terpisah .

Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori, dengan cukup protein, cairan, serta dengan banyak buah-buahan karena wanita tersebut mengalami hemokonsentrasi.

Perawatan mamma

Kedua mamma harus sudah dirawat selam hamil, areola mamma dan puting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap lemas, jangan sampai kelak mudah lecet atau pecah-pecah. Sebelum menyusui mamma harus dibikin lemas dengan melakukan message secara menyeluruh. Setelah aerola mammae dan putting dibersihkan, barulah bayi disusui

Pengunjung atau tamu sehat boleh mengunjungi wanita postpartum. Hendaknya para pengunjung harus dalam keadaan sehat dan bersih untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan oleh karena wanita dalam masa nivas sudah mudah sekali kena infeksi. Pemakaian gurita yang tepat masih dibenarkan pada wanita postpartum. Ketika dipulangkan, diberikan penjelasan dan motivasi tentang cara menjaga bayi, memberi susu dan member makanan bayi. Keluarga berencana hidup dan makan makanan sehat dan dipesan untuk menjaga diri lagi.Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu :

1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah.

2. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning putih susu.

3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

4. Setelah persalinan, pengaruh supresiastrogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.

BAB III

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

1.PENGKAJIAN

1. Pengumpulan data

Data Objektif

Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan, agama, suku, bangsa, riwayat persalinan, nama suami, usia.

Riwayat kesehatan

Hal yang perlu dikaji dalam riwayat kesehatan adalah:

a. keluhan yang dirasakan ibu saat ini

b. adakah kesulitan dan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, misalnya pola makan, buang air kecil atau buang air besar, kebutuhan istirahat dan mobilisasi

c. riwayat tentang persalinan

d. obat atau sublemen yang dikonsumsi

e. perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan terhadap peran baru sebagai orang tua termasuk suasana hati yang dirasakan ibu sekarang, kecemasan dan kekhawatiran

f. adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari-hari

g. bagaimana rencana menyusui nanti (ASI eksklusif atau tidak), rencana merawat bayi dirumah (dilakukan ibu sendiri atau dibantu orang tua atau mertua)

h. bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu

i. pengetahuan ibu tentang nifas

2. pemeriksaan fisik

pada pemeriksaan fisik, perawat harus melakukan pemeriksaan menyeluruh dan terutama berfokus pada masa nifas, yaitu:

a. keadaan umum, kesadaran

b. tanda-tanda vital : T/D, suhu, nadi, pernafasan

head to toe

1.Kepala:

kulit rambut tampak bersih tidak terdapat benjolan

2.Mata

Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (-), pupil isokor

sclera tidak ikterus (-), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan

menurun.

3. Telinga

Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas

normal, pendengaran normal

4. Hidung

Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan

cuping hidung tidak ada.

5. Mulut dan faring

Tidak terdapat kotoran, Kelainan

lidah tidak ada.

6. Leher

Simetris, kaku kuduk tidak ada, tidak terdapat pembesaran

7.payudara:

adanya pembesaran putting susu(menonjol atau mendatar, ada nyeri atau lecet pada putting), ASI atau kolostrum sudah keluar, ada pembengkakan, radang atau benjolan 8.abdomen : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus

9.kandung kemih

kosong atau penuh

10.genitalia dan perineum :

pengeluaran lokhea ( jenis, warna, jumlah dan bau), oedem, peradangan, keadaan jahitan, nanah, tanda-tanda infeksi pada luka jahitan, kebersihan perineum, hemoroid pada anus

11.ekstremitas bawah:

pergerakan, gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri, oedem, varises

12.ekstremitas bawah

Tidak dapat di jumpai pembengkakan.

2.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Infeksi resiko tinggi terhadap penyebaran sepsis yang berhubungan dengan infeksi kerusakan kulit atau jaringan/trauma faskularisasi tinggi pada saat sakit, prosedur invasive dan peningkatan pemajaman lingkungan, penyakit kronis, anemia, malnutrisi dan efek dari obat-obatan yang tidak diinginkan

2. Nutrisi, perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang tidak cukup untuk memenuhi metabolik.

3. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan proses infeksi.

3.perencanaan

1. Infeksi resiko tinggi terhadap penyebaran sepsis yang berhubungan dengan infeksi kerusakan kulit atau jaringan/trauma faskularisasi tinggi pada saat sakit, prosedur invasive dan peningkatan pemajaman lingkungan, penyakit kronis, anemia, malnutrisi dan efek dari obat-obatan yang tidak diinginkan.

· Tinjau ulang catatan prenatal intra partum dan pasca partum

· Tahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk setiap klien dan pengunjung

· Pantau suhu, nadi, dan pernafasan, perhatikan adanya mengigil/laporkan anoreksia atau malaise

Tujuan:

K Hasil:

2. Nutrisi, perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang tidak cukup untuk memenuhi metabolic

- Beri makanan dalam porsi sedikit tapi sering agar kebutuhan nutrisi terpenuhi

- Berikan pasien diet dalam keadaan hangat dan bervariasi

- Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dalam pemberian nutrisi.

Tujuan:

- Intake nutrisi adekuat

- Tidak terjadi penurunan berat badan khususnya selama masa menyusui

K Hasil:

- Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi dan vitamin C bila masukan oral dibatasi

- Anjurkan pemberian makanan/nutrisi dengan porsi kecil tapi sering

- Jelaskan pentingnya nutrisi khususnya pada masa menyusui

3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

Tujuan:

- Nyeri berkurang/hilang

- Ibu dapat menyusui bayinya dengan nyaman

- Ibu dapat beraktivitas dengan normal

K hasil:

- Ajarkan teknik relaksasi

- Kompres hangat pada area nyeri

- Kolaborasi pemberian obat analgetik

4.PELAKSANAN

1.

. Meninjau ulang catatan prenatal intra partum dan pasca partum

- Mempertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk setiap kliendan pengunjung

- Memantau suhu, nadi, dan pernafasan, perhatikan adanya mengigil/laporkan anoreksia atau malaise

2

- Memberi makanan dalam porsi sedikit tapi sering agar kebutuhan nutrisi terpenuhi

- Meberikan pasien diet dalam keadaan hangat dan bervariasi

- Mengkolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dalam pemberian nutrisi.

3.

- Menganjurkan pemberian makanan/nutrisi dengan porsi kecil tapi sering

- Menjelaskan pentingnya nutrisi khususnya pada masa menyusui

DAFTAR PUSTAKA

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: salemba medika.

Wiknjosastro, hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.

Taber, Ben-zion,M.D. 1994. Kapita Selecta Kedaruratan Obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC

Rabe,Thomas. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta: hipokrates

http://chity-jutex.blogspot.com/2011/02/lp-askep-pada-ibu-dengan-post-partum.html

http://www.infokeperawatan.com/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-

pada-masa-nifas.html

http://hidayat2.wordpress.com/2009/05/12/askep-infeksi-nifas/

http://therizkikeperawatan.blogspot.com/2009/03/askeb.html

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/04/masa-nifas/

http://www.lusa.web.id/anatomi-dan-fisiologi-payudara/