New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. ·...

138

Transcript of New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. ·...

Page 1: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode
Page 2: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Kata Pengantar

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

i

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, pada akhirnya Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Meratus, Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan unit wilayah pengelolaan, institusi pengelola dan unit perencanaan pengelolaan hutan ditingkat tapak, dibentuk dengan tujuan agar dapat dicapai pengelolaan hutan yang efisien dan lestari dengan pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Meratus (Unit XXX1) Periode 2015-2024 merupakan wujud komitmen dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam mewujudkan pembangunan KPHP Model Meratus Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang ini merupakan salah satu prasyarat pembangunan KPHP dalam mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari, efisien dan berkelanjutan. RPHJP KPHP Model Meratus ini berisikan gambaran kondisi Biofisik, Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat di dalam dan di sekitar hutan serta rencana kegiatan yang akan dilaksanakan KPHP Model Meratus untuk jangka waktu 10 tahun kedepan (2015-2024) dalam rangka merealisasikan visi dan misi yang telah ditetapkan. Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang, terutama Tim Pakar: Prof. Dr. Ir. H. Soeyitno Soedirman, M.Agr., Prof. Dr. Ir H. Mustofa Agung Sardjono, Dr. Fadjar Pambudhi dan Dr.H.Muhammad Soemaryono, M.Sc., demikian juga khususnya BPKH Wilayah IV Samarinda. Disampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga dokumen ini benar-benar dapat bermanfaat guna `diimplementasikan dalam pengelolaan KPHP Meratus dilapangan.

Mengetahui :

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur,

Samarinda, Nopember 2014

Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan Meratus,

Ir. H. CHAIRIL ANWAR, MP. Pembina Utama Muda

NIP. 19570501 198503 1 020

DR. DARONI, MP. Pembina Tk. I

NIP. 19590210 198303 1 020

Page 3: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab I. Pendahuluan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

I-1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Meratus yang berada di lintas 5 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu KPH dari 120 KPH Model yang akan didorong untuk menjadi KPH yang beroperasional. Penetapan Wilayah KPH Meratus Sebagai KPH Model oleh Menteri Kehutanan, melalui Keputusan Nomor: SK.768/Menhut-II/2012, tanggal 26 Desember 2012 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Meratus lintas 5 Kabupaten/kota yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur yang luasnya 387.488 ha. Dengan terbitnya SK.554/Menhut-II/2013 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan, kemudian disesuaikan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 674/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) di Provinsi Kalimantan Timur sehingga Luas KPHP Model Meratus menjadi 368.955 ha yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) seluas 1.371,70 ha; Hutan Produksi (HP) seluas 252.931,15 ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 113.277,24 ha, Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) seluas 1.374,41 ha. Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : 942/Menhut-II/2014 dimungkinkan terdapat pengurangan atau penambahan luas KPHP Meratus sesuai dengan perkembangannya.

Dengan dilandasi Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 79/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur seluas 14.651.553 ha, dimana pada fungsi kawasan hutan produksi dalam kelompok hutan HL Gn Beratus, terdapat kawasan hutan lintas kabupaten. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, wilayah lintas kabupaten/kota merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi. Dengan mendasari kewenangan tersebut, maka Pemerintah Provinsi mengajukan Rencana Pembetukan KPHP Provinsi Kalimantan Timur, dalam perjalanannya Pemerintah Provinsi memiliki 3 KPHP yaitu KPHP Meratus, KPH Bongan dan KPHP Santan. KPHP Meratus terletak dalam 5 wilayah kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Kawasan Hutan Produksi tersebut sebagian besar telah dibebani Izin usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) serta izin penggunaan kawasan hutan melalui Izin Pinjam Pakai

Page 4: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab I. Pendahuluan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

I-2

Kawasan Hutan. Dengan demikian maka aksesibilitas semakin terbuka sehingga pertambahan penduduk meningkat sejalan dengan pertumbuhan. Maka kebutuhan akan lahan menjadi meningkat, hal ini menyebabkan akan terjadinya persaingan/komplik ke arah timbulnya masalah keperluan akan lahan, mata pencaharian dan lain sebagainya. Maka untuk menjaga hutan tetap lestari dan tetap memperhatikan masyarakat yang ada di dalam dan sekitarnya, diharapkan keberadaan KPHP Meratus dapat menjadi penyeimbang ekosistem yang mana masyarakat yang ada didalamnya dapat diberdayakan sehingga hutan lestari kedepan dapat terus ditingkatkan dan berkelanjutan. Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan merupakan salah satu instrumen penting untuk menjamin terlaksananya tugas dan fungsi KPH dalam melakukan pengelolaan hutan secara efektif dan efisien. Selanjutnya dalam rangka memberikan acuan pelaksanaan penyusunan rencana pengelolaan, Kementerian Kehutanan telah menyusun petunjuk teknis melalui Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : P.5/VII-WP3H/2012, tanggal 14 Maret 2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).

B. Tujuan Pengelolaan

Tujuan dari Rencana Pengelolaan Hutan KPHP Model Meratus ini adalah adanya dokumen rencana sebagai acuan KPHP Model Meratus dalam melakukan kegiatan pengelolaan sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun dalam rangka mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari dan optimal.

C. Sasaran

Sasaran Penyusunan Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan ini adalah terwujudnya rencana pengelolaan jangka waktu 10 tahun pada wilayah KPHP Model Meratus yang sesuai dengan kondisi tapak, visi dan misi pembangunan kehutanan baik ditingkat daerah maupun tingkat nasional untuk mengoptimalkan pengelolaan kawasan hutan secara lestari. Di kawasan KPHP Meratus berdasarkan hasil deskripsi memiliki potensi kayu, bukan kayu (NTF), jasa lingkungan (seperti air terjun untuk dimanfaatkan sebagai rekreasi dan listrik tenaga mikro hidro) dan potensi tambang batubara. Dimana potensi tersebut dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh bebagai kepentingan steakholders, untuk dapat dikelola KPHP dan masyarakat guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang nantinya dapat meningkatkan tarap hidup dan kesejahteraan masyarakat dalam hutan maupun di sekitar kawasan

Page 5: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab I. Pendahuluan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

I-3

hutan demi kelangsungan hidup yang lebih baik, berkeadilan dan berkesinambungan. Untuk mencapai sasaran tersebut, beberapa strategi yang dilakukan dalam penyusunan dokumen adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan Inventarisasi Wilayah KPHP Model Meratus yang meliputi

kondisi dan potensi yang meliputi biofisik, sosial ekonomi dan budaya masyarakat serta pemanfaatan dan penggunaan kawasan.

2. Melakukan pembagian zonasi dan blok-blok pengelolaan berdasarkan kajian dan analisis hasil inventarisasi yang telah dilakukan, terutama terkait dengan potensi, karakteristik wilayah dan aksesibilitas masyarakat yang merupakan komponen penting dalam pengelolaan serta keberadaan ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan.

3. Melaksanakan kajian dan analisis terhadap peluang dan tantangan dalam pelaksanaan rencana pengelolaan.

4. Melaksanakan konsultasi publik melalui lokakarya dan diskusi-diskusi langsung dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memberikan ruang partisipasi dalam penyusunan rencana pengelolaan terutama masyarakat.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Rencana Pengelolaan Jangka Panjang ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsi lengkap kawasan KPHP Model Meratus, baik berkaitan

dengan risalah wilayah, potensi, kondisi sosial ekonomi dan budaya, posisi KPHP dalam perspektif Tata Ruang dan pembangunan daerah serta hal-hal yang terkait dengan isu-isu strategis, kendala dan permasalahan dalam pengelolaan wilayah KPHP Model Meratus.

2. Menyampaikan Visi dan Misi pengelolaan hutan pada KPHP Model Meratus untuk jangka waktu 10 tahun ke depan (2015-2024);

3. Melakukan analisis kondisi beserta isu-isu utama terkait wilayah KPHP Model Meratus saat ini dan proyeksinya ke depan, khususnya untuk jangka waktu 10 tahun;

4. Menguraikan secara komprehensif strategi dan rencana pengelolaan atas wilayah KPHP Model Meratus, baik berkaitan dengan teknis operasional (termasuk aspek finansial) KPH, tata hubungan kerja/koordinasi dengan institusi lainnya ataupun juga kegiatan pendukung lainnya;

5. Menguraikan rancangan pembinaan, pengawasan dan pengendalian atas seluruh parapihak pengguna hutan yang berada di dalam wilayah KPHP Model Meratus agar dapat diperoleh sinergitas program kegiatan;

Page 6: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab I. Pendahuluan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

I-4

6. Merumuskan sistem pemantauan dan evaluasi atas rencana pengelolaan serta rancangan pembinaan KPHP Model Meratus (butir 4. dan 5.), guna menjamin terimplementasikannya rencana kelola yang telah disusun.

E. Batasan Pengertian Dalam rangka lebih memahami dokumen Rencana Pengelolaan Hutan dalam wilayah KPHP Model Meratus, maka perlu diuraikan beberapa batasan pengertian sebagai berikut : 1. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

2. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

3. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir dan mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah (menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).

4. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari.

5. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada Kesatuan Pengelolaan Hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka panjang dan pendek, disusun berdasarkan hasil tata hutan dan rencana kehutanan dan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan hutan yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal dan lestari.

6. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindungan hutan dan konservasi alam.

7. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah rencana pengelolaan hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun atau selama jangka benah pembangunan KPHL dan KPHP.

8. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek adalah Rencana Pengelolaan Hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional berbasis petak dan/atau blok.

Page 7: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab I. Pendahuluan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

I-5

9. Inventarisasi Hutan pada wilayah KPHL dan KPHP adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk mengetahui keadaan dan potensi sumberdaya hutan dan lingkungannya secara lengkap.

10. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

11. Penggunaan Kawasan Hutan merupakan penggunaan untuk kepentingan pembangunan diluar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan.

12. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut KPH adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

13. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP adalah KPH yang luas wilayahnya, seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan produksi.

14. KPH Model, adalah wujud awal dari KPH yang secara bertahap dikembangkan menuju situasi dan kondisi aktual organisasi KPH di tingkat tapak. KPHP Model Meratus memang merupakan KPH yang pertama dari rencana pembangunan 3 (tiga) KPH yang lintas kabupaten, dimana digunakan sebagai `media pembelajaran` dan sekaligus contoh unit pengelolaan hutan di tingkat tapak.

15. KPHP Model Meratus, adalah merupakan salah satu KPH lintas kabupaten/kota yang ada di provinsi Kalimantan Timur, berada di lintas 5 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu KPH dari 120 KPH yang akan di dorong untuk menjadi KPH yang beroperasional. Penetapan Wilayah KPH Meratus Sebagai KPH Model oleh Meteri Kehutanan, melaui surat Nomor: SK.768/Menhut-II/2012, tanggal 26 Desember 2012 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Meratus lintas 5 Kabupaten/kota yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur yang luasnya 387.488 ha. Dengan terbitnya SK.554/Menhut-II/2013 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan, kemudian disesuaikan dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 674/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) di Provinsi Kalimantan Timur sehingga Luas KPHP Model Meratus menjadi 368.955 ha.

Page 8: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab I. Pendahuluan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

I-6

16. Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPHL dan KPHP yang merupakan bagian dari wilayah KPHL dan KPHP yang dipimpin oleh Kepala Resort KPHL dan KPHP dan bertanggung jawab Kepada Kepala KPHL dan KPHP.

17. Blok Pengelolaan pada wilayah KPHL dan KPHP adalah bagian dari wilayah KPHL dan KPHP yang dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan.

18. Petak adalah bagian dari Blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan silvikultur yang sama.

19. Wilayah Tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya.

20. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang kehutanan.

21. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), adalah unsur pelaksana tugas teknis pada dinas dan badan. Pelaksana teknis dimaksudkan melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang. UPTD memiliki wilayah kerja di satu atau beberapa daerah kabupaten/kota;

22. Daerah Alirah Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang SDA DAS).

23. Sub DAS adalah bagian dari DAS yang menerima air hujan dan menyalurkannya melalui antar sungai ke sungai. Setiap DAS terbagi ke dalam Sub DAS-Sub DAS.

Page 9: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-1

BAB II. DESKRIPSI KAWASAN 1. Risalah Wilayah KPHP Model Meratus

a. Letak (Geografis dan Administrasi)

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Meratus dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.768/Menhut-II/2012 tanggal 26 Desember 2012 dengan luas 387.488 Ha. Secara geografis KPHP-Model Meratus (Unit XXXI) terletak antara 116o15’BT – 117o02’BT dan 0o20’LS -1o07’LS dengan keadaan topografi datar hingga curam.

Secara administrasi pemerintahan terletak dalam 5 wilayah Kabupaten/kota, yaitu : Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan. Secara rinci disajikan dalam Tabel II-1 berikut di bawah ini :

Tabel II-1. Cakupan Wilayah Administrasi Pemerintahan KPHP Model Meratus

No. Kabupaten

Kecamatan Desa/kelurahan Luas Daratan Km2

total Didalam kawasan

KPH

Total

Didalam kawasan

KPH

Disekitar + 5 Km

Total

Didalam kawasan

KPH

1. Kutai Kartanegara 18 9 227 4 23 26.326,00 20.069,89

2. Kutai Barat 21 1 238 0 3 30.943,79 673,67 3. Paser 10 1 130 0 0 10.936,38 48,58

4. Penajam Paser Utara 4 2 54 1 10 3.209,66 878,68

5. Kota Balikpapan 5 1 27 0 0 560,70 17,91 Total 58 14 676 5 36 71.976,53 21.688,73

Sumber: Kalimantan Timur dalam angka (2009).

b. Luas (Fungsi Kawasan Hutan)

Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 768/Menhut-II/2012 tanggal 26 Desember 2012, menetapkan luas wilayah kelola KPHP Model Meratus adalah 387.488 Ha yang terdiri dari Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi Tetap (HP). Hasil digitasi ulang BPKH Wilayah IV Tahun 2014 dan menurut peta lampiran Nomor : SK.942/Menhut-II/2013, dapat dilihat pada Tabel II-2 berikut ini :

Page 10: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-2

Tabel II-2 Luas wilayah kelola KPHP Model Meratus berdasar fungsi kawasan hutan

No Fungsi Kawasan Hutan Luas Ha %

1. Hutan Produksi Tetap (HP) 352.117,13 94,94 2. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 17.384,30 4,69 3. Hutan Lindung (HL Inti) 1.371,69 0,37

Luas Keseluruhan 370.873,12 100,00 Sumber: Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.768/Menhut-II/2012, digitasi BPKH

Wilayah IV tahun 2014 dengan peta SK.942/Menhut-II/2013

Sebaran spasial wilayah kelola KPHP Model Meratus berdasarkan fungsi hutan utama yaitu berada dalam kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) dan Terbatas (HPT) dimana total mencapai 369.501,43 Ha dan HL seluas 1.371,69 ha yaitu sekitar 4 % (3,79 %) dari luas total Hutan Produksi Tetap (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang ada di Kalimantan Timur (luas HPT Prov. Kaltim 4.612.965 Ha dan luas HP Prov. Kaltim 5.121.688 Ha [Sumber Data : SK Gubernur Kalimantan Timur Nomor 050/K.443/1999 tanggal 1 November 1999].

Sebagian besar dari wilayah kelola KPHP Model Meratus terdiri dari kawasan hutan dengan kondisi topografi yang berat (HP dan HPT), sehingga dalam pengelolaanya kedepan harus benar-benar mempertimbangkan resiko lingkungan yang ditimbulkan. Juga adanya fakta bahwa wilayah kelola tersebut juga termasuk kedalam DAS Mahakam, DAS Riko dan DAS Telake.

Demikian juga posisi KPH yang lintas kabupaten dengan berbagai dinamika didalamnya, hal ini perlu mendapat perhatian khusus terutama koordinasi pengelolaan dengan daerah-daerah dan keretanan terhadap degradasi, deforestasi dan pencurian sumberdaya hutan sangat memungkinkan terjadi.

c. Batas-batas (Wilayah)

Secara fisik di lapangan batas wilayah kelola KPHP Model Meratus sebagian besar merupakan batas imajiner dari hasil deleniasi batas-batas APL, Hutan Lindung, KPH lain, IUPHHK HA/HT dan Izin pinjam pakai serta batas administasi Kabupaten/Kota. Patok batas fungsi hutan dan wilayah administrasi pemerintahan. Secara rinci disajikan dalam Tabel II-3 berikut dibawah ini :

Page 11: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-3

Tabel II-3. Batas-Batas Luar Wilayah Kelola KPHP Model Meratus.

Perbatasan Wilayah Panjang

(m) Keterangan

Utara Areal Penggunaan Lain (APL) Kabupaten Kutai Kartanegara; n.a Batas wilayah

administrasi

Barat berbatasan dengan Areal Penggunaan Lain (APL) Kabupaten Kutai Barat n.a Batas wilayah

administrasi

Selatan wilayah KPHP Unit XXXII yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara n.a Belum ditata batas

Timur Sebelah Timur berbatasan dengan Kawasan TAHURA Bukit Soeharto dan Hutan Lindung Sungai Wain

n.a Sudah ditata batas

Panjang Total - - Dari Tabel di atas ternyata bahwa batas wilayah kelola KPHP Model Meratus terdiri sebagian besar adalah batas buatan yang merupakan batas emajiner dari hasil delinasi kawasan kelola izin-izin pengelolaan/pemanfaatan yang ada dan batas administrasi pemerintahan, sehingga Tata batas KPH belum menyeluruh selesai, ini menggambarkan bahwa prioritas kegiatan tata batas adalah penyelesaian tata batas dan sosialisi keberadaan kepada masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

d. Pembagian Blok/Zona

Berdasarkan hasil kajian potensi biogeofisik secara sosial, ekonomi dan budaya masyarakat areal yang dikelola, untuk mewujudkan tujuan pembentukan KPH yaitu pengelolaan sumberdaya hutan yang lestari, efektif dan efisien maka wilayah kelola KPHP Model Meratus (Unit XXXI) telah direncanakan untuk dibagi dalam 6 (enam) blok utama. Jika dilihat pada peta wilayah KPHP Model Meratus maka wilayah KPH ini bukan hanya berada di 5 (lima) kabupaten/kota tetapi juga terbagi atas dua wilayah kelompok hutan yang terpisah, dimana disamping kelompok hutan yang paling luas yaitu areal IUPHHK-HA PT. ITCIKU dan IUPHHK-HT PT. IHM, di dalam KPHP ini juga terdapat IUPHHK-HT PT. Inhutani I Batu Ampar-Mentawir yang berdekatan dengan HL Sungai Wain di Kota Balikpapan.

Pengertian blok di kehutanan digunakan untuk berbagai pengertian dan tujuan yang berbeda. Dalam kegiatan pemanfaatan hutan kayu, blok digunakan untuk satuan luas tebangan Rencana Karya Lima Tahun dan Rencana Karya Tahunan. Pengertian ini berbeda dengan konsepsi blok dalam rangka tata hutan dalam KPH. Dalam tata hutan pada KPH, blok diartikan bagian dari wilayah KPH dengan persamaan karakteristik biogeofisik dan sosial budaya, bersifat relatif permanen yang ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen. Dengan demikian pembentukan blok didasarkan faktor biogeofisik dan sosial budaya. Faktor-faktor biogeofisik yang berpengaruh antara lain penutupan lahan, potensi sumber daya hutan, bentang alam,

Page 12: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-4

topografi dan ekosistem. Faktor sosial budaya yang berpengaruh antara lain jumlah penduduk, mata pencaharian, pemilikan lahan, jarak pemukiman, pola-pola pemanfaatan hutan oleh masyarakat, keberadaan hutan adat, dsb. Terminologi blok ini digunakan pada hutan produksi, hutan lindung dan kawasan konservasi selain taman nasional. Untuk taman nasional, terminologi yang digunakan adalah zona.

Berdasarkan petunjuk dan kriteria yang telah ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan di wilayah KPH, maka wilayah KPHP Model Meratus dikelompokkan dalam 9 (sembilan) Blok Pengelolaan yaitu (1) Blok Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (HHK – HA), (2) Blok Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (HHK – HT), (3) Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK, (4) Blok Pemberdayaan Masyarakat, (5) Blok Perlindungan, (6) Blok Khusus HP, (7) Blok Inti, (8) Blok Pemanfaatan HL, (9) Blok Khusus HL. Berikut disajikan dalam tabel II-4 berikut dibawah ini : . Tabel II-4. Pembagian Blok Pengelolaan pada KPHP Meratus

No.

Pembagian Blok pada wilayah KPHP yang berfungsi sebagai hutan produksi

Lokasi Areal : Tujuan Pengelolaan

1. Blok Pelindungan Berbatasan dengan kawasan hutan konservasi TAHURA Bukit Soeharto dan berdekatan dengan HL Sungai Wain

Perlindungan terhadap kehati (Bio diversity), tanah dan tata air

2 Blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK

Terletak di sebelah selatan blok perlindungan Terletak di bagian timur laut dan tenggara, berupa areal hutan di luar wilayah yang dibebani ijin, terdiri dari dua macam karakteristik yaitu yang memiliki potensi kayu yang cukup dan wilayah yang sudah terdegradasi.

Pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan Pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta jasa lingkungan.

3. Blok pemanfaatan HHK-HA

Terletak di bagian selatan, terdiri dari kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi Tetap (HP) yang dibebani IUPHHK-HA PT. ITCIKU dan IUPHHK-HA PT. BFI.

Pemanfaatan hasil hutan kayu (HHK) hutan alam (kelompok jenis meranti, dll).

4. Blok Pemanfaatan HHK HT

Terletak di bagian barat, utara, selatan dan timur, terdiri dari areal hutan produksi yang telah dibebani IUPHHK-HT PT. IHM dan IUPHHK-HT PT. Inhutani I Batu Ampar-Mentawir, dan PT.

Pemanfaatan hasil hutan (HHK) hutan tanaman (jenis Acasia mangium)

Page 13: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-5

No.

Pembagian Blok pada wilayah KPHP yang berfungsi sebagai hutan produksi

Lokasi Areal : Tujuan Pengelolaan

Belantara Subur. 5 Blok

pemberdayaan masyarakat

Tersebar dan berdekatan dengan aktivitas masyarakat (interaksi intensif dengan masyarakat)

Memberikan akses kepada masyarakat untuk mengambil manfaatan dari hutan melalui skema antara lain hutan kemasyarakatan, hutan desa dan hutan tanaman rakyat.

6. Blok Khusus Keberadaannya tersebar Pemakaian wilayah kawasan hutan untuk kepentingan religi, wilayah adat/ulayat.

7. Blok Inti Hutan Lindung

Berdampingan dengan HL Sungai Wain di Balikpapan

Terutama untuk kebutuhan rekreasi /wisata alam/PDAM

8. Blok Pemanfaatan Hutan Lindung

Berdampingan dengan HL Sungai Wain di Balikpapan

Pemanfaatan HL Inti telah banyak menyumbang kebutuhan akan air bersih bagi warga Kota Balikpapan.

9. Blok Khusus Hutan Lindung

Berdampingan dengan HL Sungai Wain di Balikpapan

Pembangunan Kebun Raya Balikpapan dan Objek Wisata/Olah raga air.

Sumber : Analisis, 2013

d.1. Fungsi Kawasan Hutan di Wilayah KPHP untuk Izin Pemanfaatan

Berdasarkan fungsi kawasan hutan, wilayah kelola KPHP Model Meratus terdiri dari : Hutan Produksi Tetap (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT). Dari aspek peruntukannya secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok besar yaitu : Bagian wilayah kelola yang telah terdapat ijin pemanfaatannya yaitu : IUPHHK-HA/HT dan Bagian wilayah kelola yang tidak atau belum ada ijin pemanfaatannya, secara garis besarnya dapat dilihat pada tabel II-5 berikut dibawah ini :

Page 14: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-6

Tabel II-5. Bagian Wilayah KPHP Model Meratus untuk Ijin Pemanfaatan.

No. Bagian Wilayah

Fungsi Hutan (ha)

HP HPT HL Khusus Jumlah

1. Wilayah ijin Pemanfaatan 326.076,97 16.336,19 1.371,69 - 343.784,85

2. Wilayah Tertentu 12.088,27 15.000,00 - - 27.088,27

Sumber : Analisis Data,BPKH Wilayah IV tahun 2014, terhadap peta lampiran SK.942/Menhut-II/2013

Perizinan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan yang masih aktif di wilayah KPHP Model Meratus sampai saat ini sebanyak lima izin pemanfaatan kawasan hutan dan sepuluh izin pinjam pakai kawasan hutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II-6 berikut dibawah ini :

Tabel II-6. Daftar Izin Pemanfaatan Hutan yang berada di wilayah KPHP Model

Meratus.

No. Nama Perusahaan

SK

Luas keseluruhan berdasarka

n SK (Ha)

Luas hasil digitasi

kawasan existing izin pengelolaan

% Luas yang

masuk wilayah

KPH 1 PT. ITCI Hutani

Manunggal SK. 184/Kpts-II/1996 Tanggal 23 April 1996

161.127 118.456,66 100

2 PT. ITCI Kartika Utama

SK.149/KPTS-II/1993 Tanggal 27 Pebruari 1993

173.395 158.395,00 91,34

3 PT. Balikpapan Forest Industries

SK.60/KPTS-II/1994 Tanggal 26 Januari 1994

140.845 23.648,91 16,79

4 PT. Belantara Subur (HTI)

SK.784/Kpts-II/1996 tanggal 19 Desember 1996

16.475 917,80 5,57

5 PT. Inhutani I Batu Ampar-Mentawir (HTI)

SK.239/Kpts-II/1998 Tanggal 27 Pebruari 1998

16.521 14,371,03 100

Total 508.363 326.076,97 64,14 Sumber : Sebaran IUPHHK-HA/HT Prov. Kaltim, BPKH Wil. IV, Tahun 2014, terhadap

peta lampiran SK.942/Menhut-II/2013

Page 15: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-7

d.2. Fungsi Kawasan Hutan di Wilayah KPHP untuk Izin Penggunaan Kawasan Hutan

Pembangunan berbasis lahan (Land based) merupakan bagian penting dalam pembangunan nasional dan daerah. Saat ini pelaksanaan pembangunan berbasis lahan yang sedang dikembangkan adalah pembangunan perkebunan dan pertambangan yang berakibat terjadinya perubahan dan alih fungsi kawasan hutan. Berdasarkan hasil penataan hutan dalam wilayah kelola KPHP Model Meratus terdapat tigabelas Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II-7 berikut dibawah ini : Tabel II-7. Izin Penggunaan Kawasan Hutan di wilayah KPHP Model Meratus

No. Nama

Perusahaan

No. SK dan tanggal Luas

keseluruhan (Ha)

% Luas yang

masuk wilayah

KPH

Tutupan lahan

1 PT. Alam Jaya Pratama

SK.483/Menhut-II/2009 Tanggal 19 Agustus 2009

1.762,00 100 n.a

2 PT. Beringin Jaya Abadi

SK.276/Menhut-II/2012,tanggal 11 Juni 2012

314,58 100 n.a

3 PT. Rinjani Kartanegara

SK.705/Menhut-II/2011 Tanggal 14 Desember 2011

308,54 100 n.a

4 PT. Bara Kumala Sakti

SK.618/Menhut-II/2010 Tanggal 4 Nopember 2010

1.336,60 100 n.a

5 PT. Singlurus Pratama

SK.380/Menhut-II/2008 Tanggal 28 Oktober 2008

1.209,40 100 n.a

6 PT. Semoi Prima Lestari

SK.242/Menhut-II/2012 Tanggal 16 Mei 2012

74,78 100 n.a

7 PT. Gunungbayan Pratamacoal

SK.100/Menhut-II/2009 Tanggal 12 Maret 2009

1.831,00 100 n.a

8 PT. Gunungbayan Pratamacoal

SK/42/Menhut-II/2013 Tanggal 16 Januari 2013

976,16 100

9 PT. Putra Dewa Jaya

- 3.497,64 100 n.a

10 CV. Kutai Kumala Energy

SK.330/Menhut-II/2012 Tanggal 5 Juli 2012

98,26 100 n.a

11 PT. Kartika Selabumi Mining

SK.75/Menhut-II/2010 Tanggal 10 Pebruari 2010

1.599,28 100 n.a

Page 16: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-8

12 PT. Multi harapan utama 2009

SK.645/Menhut-II/2009 Tanggal 15 Oktober 2009

3.593,11 100 n.a

13 PT. Multi harapan utama 2011

SK.23/Menhut-II/2012 Tanggal 24 Januari 2012

4.505,73 100 n.a

Total 21.107,08 100 Sumber : Monitoring IPPKH Provinsi Kalimantan Timur, BPKH Wil. IV Tahun 2013

Blok Pengelolaan pada wilayah KPH adalah bagian dari wilayah KPH dengan persamaan karakteristik biogeofisik (potensi, penutupan lahan, bentang alam, dll.) bersifat relatif permanen, yang ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen. Sedangkan petak adalah unit terkecil lahan hutan yang lokasi geografisnya bersifat permanen, sebagai basis pemberian perlakuan pengelolaan dan menjadi satuan administrasi (pencatatan) setiap kegiatan pengelolaan yang diterapkan atasnya. Pembagian wilayah kelola KPH kedalam Blok merupakan bagian dan tahapan berikut dari tahapan awal tata hutan, yaitu inventarisasi hutan. Dalam Permenhut. No.P.6/Menhut-II/2010, Pasal 6 (2), dinyatakan bahwa Pembagian Blok harus memperhatikan: a). karakteristik biofisik lapangan; b). kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar; c). potensi sumberdaya alam; dan d). keberadaan hak-hak atau izin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Dan berdasarkan Perdirjen Planologi Kehutanan No P.5/VII-WP3H/2012 tentang petunjuk teknis tata hutan dan penyusunan rencan pengelolaan hutan pada kesatuan pengelolaan hutan lindung (KPHL) dan Kesatuan pengelolaan Hutan produksi (KPHP) Selanjutnya pembagian blok harus memperhatian dan mengacu pada peta arahan RKTN/RKTP/RKTK, fungsi kawasan, ijin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan. Disajikan pada Tabel II-8 berikut dibawah ini : Tabel II-8. Arahan RKTN/RKTP/RKTK

No. Arahan pemanfaatan pada kawasan hutan

menurut RKT/RKTP/RKTK

Pembagian Blok pada wilayah KPHP yang

berfungsi sebagai hutan produksi

Keterangan

1. Kawasan untuk perlindungan Hutan alam dan gambut

a. Blok perlindungan b. Blok pemanfaatan jasa

lingkungan dan HHBK c. Blok khusus

Hutan Lindung (HL) dengan Penutupan Hutan Primer, Hutan Sekunder dan Hutan Mangrove dan Hutan Produksi yang merupakan area gambut dengan kedalaman 2 meter atau lebih, yang tidak dibebani izin pemanfaatan kawasan hutan.

Page 17: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-9

No. Arahan pemanfaatan pada kawasan hutan

menurut RKT/RKTP/RKTK

Pembagian Blok pada wilayah KPHP yang

berfungsi sebagai hutan produksi

Keterangan

Tujuan utama dari kawasan ini adalah diarahkan untuk imbal jasa lingkiungan, stok potensi karbon dan penyangga system kehidupan. Kawasan ini juga dapat dikembangkan menjadi kawasan pemanfaat hasil hutan bukan kayu secara terbatas, dengan komoditi yang tidak merubah bentang alam dan bentang luasan kecil. Selain secara ekologis berperan dalam pengendalian pemanasan global, potensi penyimpanan karbon di hutan alam dan lahan gambut dapat pula dimanfaatkan secara ekonomi dalam skema perdagangan karbon.

2. Kawasan Hutan untuk pengusahaan hutan skala besar

Blok pelindungan Blok pemanfaatan

jasling dan HHBK Blok pemanfaatan

HHK-HA Blok pemanfaatan HHK

HT Blok pemberdayaan

masyarakat Blok khusus

Kawasan Hutan yang dibebani izin pemanfaatan serta Hutan Produksi dengan penutupan Hutan Primer, Hutan Sekunder Hutan Tanaman, Semak belukar dan Lahan Garapan yang tidak berizin. Pemanfaatan kawasan hutan khususnya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kayu akan lebih difokuskan pada pembangunan hutan tanaman baik hutan tanaman industri maupun hutan tanaman rakyat serta dengan

Page 18: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-10

No. Arahan pemanfaatan pada kawasan hutan

menurut RKT/RKTP/RKTK

Pembagian Blok pada wilayah KPHP yang

berfungsi sebagai hutan produksi

Keterangan

mengoptimalkan pengelolaan hutan alam yang telah memiliki izin pemanfaatan.Pengelolaan pengusahaan hutan skala besar juga diarahkan pada pengelolaan hutan lestari dan mencapai ekolabel.

3 Kawasan Hutan untuk pengusahaan hutan skala kecil

Blok pelindungan Blok pemanfaatan

jasling dan HHBK Blok pemanfaatan HHK

HT Blok pemberdayaan

masyarakat Blok khusus

Diproyeksikan jumlah penduduk Kaltim di tahun 2025: 4,7 juta jiwa dan berjumlah 5,1 juta jiwa di tahun 2030, maka dengan perhitungan terdapat 10-20% penduduk yang bergantung dengan hutan, maka akan ada antara 1,02 – 2,04 juta hektar hutan yang penting untuk diarahkan dalam pengelolaan skala kecil, dengan skema Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Desa, IUPHHBK,Hutan Kemasyarakatan, melakukan kemitraan dengan perusahaan dan/atau memanfaatkan kawasan hutan sekitar kampung, Kawasan Hutan ini tujuan utamnya diarahkan untuk pengusahaan hutan skala kecil (masyarakat) dengan berbagai skema (HTR, HKm, HD). Pada kawasan ini diharapkan peran serta dan akses masyarakat terhadap sumber daya hutan menjadi terbuka.

Page 19: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-11

No. Arahan pemanfaatan pada kawasan hutan

menurut RKT/RKTP/RKTK

Pembagian Blok pada wilayah KPHP yang

berfungsi sebagai hutan produksi

Keterangan

4. Kawasan untuk rehabilitasi

Blok pelindungan Blok pemanfaatan

jasling dan HHBK Blok pemanfaatan HHK

HT Blok pemberdayaan

masyarakat Blok khusus

Kawasan hutan dalam wilayah DAS kritis dan areal pertambangan. Kawasan hutan ini penekanannya diarahkan untuk percepatan rehabilitasi karena kondisinya berada dalam wilayah DAS kritis dan areal bekas pertambangan. Apabila proses rehabilitasinya telah selesai dapat dilakukan pemanfaatan sesuai fungsi dan arahan pemanfaatannya.

Sumber : dokumen RKTP 2011-2030

Adapun rencana pembagian blok ini ditetapkan berdasarkan inventarisasi dalam rangka tata guna hutan serta survei sosial ekonomi dalam mempersiapkan rencana kelola di tingkat KPH. Adapun pembagian blok KPHP Model Meratus dapat dilihat pada Tabel II-9 berikut dibawah ini :

Tabel II-9. Penyelarasan Antara rancangan Pembagian Blok pada KPHP Model

Meratus dengan arahan Pemanfaatan pada RKTN/RKTP/RKTK

No. Pembagian Blok pada wilayah KPHP yang berfungsi sebagai hutan produksi

Lokasi Areal : Tujuan Pengelolaan

1. Blok Pelindungan Berbatasan dengan kawasan hutan konservasi TAHURA Bukit Soeharto dan berdekatan dengan HL Sungai Wain

Perlindungan terhadap kehati (Bio diversity), tanah dan tata air

2 Blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK

Terletak di sebelah selatan blok perlindungan

Pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan

Terletak di bagian timur laut dan tenggara, berupa areal hutan di luar wilayah

Pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta jasa lingkungan.

Page 20: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-12

No. Pembagian Blok pada wilayah KPHP yang berfungsi sebagai hutan produksi

Lokasi Areal : Tujuan Pengelolaan

yang dibebani ijin, terdiri dari dua macam karakteristik yaitu yang memiliki potensi kayu yang cukup dan wilayah yang sudah terdegradasi.

3. Blok pemanfaatan HHK-HA Terletak di bagian selatan, terdiri dari kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi Tetap (HP) yang dibebani IUPHHK-HA PT. ITCIKU dan IUPHHK-HA PT. BFI.

Pemanfaatan hasil hutan kayu (HHK) hutan alam (kelompok jenis meranti, dll).

4. Blok Pemanfaatan HHK HT Terletak di bagian barat, utara, selatan dan timur, terdiri dari areal hutan produksi yang telah dibebani IUPHHK-HT PT. IHM dan IUPHHK-HT PT. Inhutani I Batu Ampar-Mentawir, dan PT. Belantara Subur.

Pemanfaatan hasil hutan (HHK) hutan tanaman (jenis Acasia mangium)

5 Blok pemberdayaan masyarakat

Tersebar dan berdekatan dengan aktivitas masyarakat (interaksi intensif dengan masyarakat)

Memberikan akses kepada masyarakat untuk mengambil manfaatan dari hutan melalui skema antara lain hutan kemasyarakatan, hutan desa dan hutan tanaman rakyat.

6. Blok Khusus Keberadaannya tersebar

Pemakaian wilayah kawasan hutan untuk kepentingan religi, wilayah adat/ulayat

Sumber : Analisis, 2013

Pada setiap blok sebagaimana telah diuraikan diatas tidak tertutup kemungkinan terdapat beberapa kondisi kawasan sebagaimana berikut :

Page 21: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-13

Kawasan atau areal yang memerlukan reboisasi dan rehabilitasi kawasan Areal yang telah ada penggunaan kawasan hutan untuk keperluan non kehutanan

dalam bentuk pinjam pakai kawasan hutan

Dengan pembagian wilayah kelola tersebut di atas maka secara teritorial kawasan hutan akan dikelola sesuai potensi dan peruntukannya yang lebih optimal dan rasional sehingga sumberdaya hutan dengan berbagai fungsinya yang berada dalam wilayah KPH dapat dikelola secara lestari sekaligus berkeadilan. Prinsip keadilan ini menjadi penting dengan mempertimbangkan sebagian dari wilayah KPH Model Meratus berada di dalam dan berdekatan dengan desa/kampung dan kelurahan yang berada di wilayah sub urban Kota Balikpapan. Pembagian blok sebagaimana telah dikemukakan secara makro zonasi fungsi hutan dari wilayah kelola KPHP Model Meratus diatas dapat lebih dirinci sebagaimana berikut yaitu menjadi : a). Zona kawasan yang telah terdapat ijin pengelolaan-pemanfaatan (IUPHHK-HA/HTI, izin Pinjam Pakai) dan b). Zona kawasan yang tidak ada-belum ada ijin pengelolaan-pemanfaatan (Hutan Lindung dan kawasan lain). Secara operasional selanjutnya dalam masing-masing zona dibagi kedalam blok-blok dan petak-anak petak sebagai unit kelestarian manajemen terkecil.

d.2.1.Pembagian Blok Pada Wilayah Ijin Pemanfaatan Hutan Pembagian blok pengelolaan pada wilayah yang telah di bebani Ijin pemanfaatan kawasan hutan didasarkan pada perencanaan kerja yang telah disusun oleh pemegang ijin. Pada KPHP Model Meratus Blok Ijin Pemanfaatan di bagi menjadi 3 bagian yaitu :

a) Pembagian Blok pada Wilayah IUPHHK-HA Pembagian Blok IUPHHK-HA, mengacu pada Recana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil hutan Kayu-Hutan Alam (RKUPHHK-HA) yang disusun berdasarkan hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) dari masing-masing Pemegang IUPHHK-HA untuk jangka waktu 10 Tahun. Berdasarkan hal tersebut, maka Blok Pengelolaan Wilayah KPHP Model Meratus pada Wilayah yang sudah di bebani IUPHHK-HA di bagi menjadi 3 Blok yaitu :

(1) Blok Areal Produksi Efektif Areal Produksi Efektif (APE) merupakan areal dari IUPHHK-HA yang efektif untuk kegiatan produksi yang ditentukan berdasarkan hasil pengurangan dari luas areal IUPHHK-HA dengan kawasan lindung dan Areal yang tidak efektif untuk produksi.

(2) Blok Areal Kawasan Lindung Merupakan bagian Areal dari IUPHHK-HA yang berfungsi sebagai kawasan perlindungan yang terdiri dari : sempadan sungai, kelerengan >40%, mata air, berbatu, buffer zone Hutan Lindung.

Page 22: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-14

(3) Blok Areal tidak Efektif untuk produksi Merupakan bagian areal IUPHHK-HA yang tidak efektif untuk produksi yang terdiri dari : kebun benih, Areal Perlindungan plasma Nutfah (APPN), Petak Ukur Permanen (PUP), Sarpras dan Badan Sungai. Secara rinci hasil pembagian blok dalam wilayah kelola KPHP Model Meratus pada zona Wilayah IUPHHK-HA pada Tabel II-10 berikut dibawah ini : Tabel II-10. Rangkuman Pembagian Blok Pada Zona IUPHHK-HA

No. WILAYAH PERUNTUKAN/PENGGUNAAN

JUMLAH PETAK

LUAS (ha)

LUAS PER PERUNTUK

AN (ha) 1. IUPHHK -HA PT. BALIKPAPAN

FOREST INDUSTRIES (BFI) BUFFER ZONE n.a 154.03

23,648.91

NON HUTAN n.a 415.68 RKU1 TPTJ n.a 6,663.37 RKU2 TPTI n.a 5,638.20 RKU2 TPTJ n.a 9,999.95 RKU3 TPTJ n.a 777.68

2. IUPHHK-HA PT. ITCI KARTIKA UTAMA (ITCIKU)

Hutan Sekunder

TPTI/TPTJ n.a 42,234.55 54,687.46 TPTJ n.a 12,452.91

Non Hutan THPB Daur Panjang n.a 6,527.48

117,312.67 THPB Daur Pendek n.a 110,785.19

PMUMHM

PMUMHM n.a 15,000.00 15,000.00

Luas total Pemanfaatan hutan 209.935,67

Sumber : Hasil Analisis Data RKU-IUPHHKA

Keterangan: rangkuman pembagian blok pada zona IUPHHK-HA tersebut diatas merupakan rangkuman data dari 2 unit IUPHHK-HA yang tersedia dan masih aktif berproduksi, Antara lain PT. ITCIKU dan PT. BFI

Catatan : Untuk areal PT. ITCIKU pada PMUMHM masih dalam proses rencana penetapan hibah untuk dijadikan Wilayah Tertentu.

b) Pembagian blok pada Wilayah IUPHHK-HT Pembagian Blok pada IUPHHK-HT didasarkan pada Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (RKUPHHK-HTI) pada PT IHM, PT. Belantara Subur, PT. Inhutani UMH Batu Ampar-Mentawir. Disajikan dalam Tabel II-11 berikut dibawah ini :

Page 23: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-15

Tabel II-11. Rangkuman Pembagian Blok pada Zona IUPHHK-HT

No. WILAYAH PERUNTUKAN/ PENGGUNAAN

JUMLAH PETAK

LUAS (ha)

LUAS PER PERUNTUKA

N (ha) 1. IUPHHK-HT PT. ITCI

HUTANI MANUNGGAL (IHM)

Areal Berbatu n.a 75.11

50.934,17

BLOK I n.a 0,333.31 BLOK II n.a 6,617.75 BLOK III n.a 2,854.52 BLOK IV n.a 1,555.04 BLOK V n.a 2,380.43 BLOK VI n.a 9,872.68 Kawasan Lindung n.a 9,526.33 Okupasi n.a 3,424.15 Pemukiman n.a 618.71 Quary n.a 539.61 Sempadan Sungai n.a 410.88 Tanaman Kehidupan n.a 5,093.09 Tanaman Unggulan n.a 7,867.79 Tubuh Air n.a 97.75

2. IUPHHK-HT PT. INHUTANI I UMH BATU AMPAR Buffer Zone n.a

525.04

16,863.43

eks IPPKH n.a 100.19 IPPKH PT. Singlurus

Pratama n.a 1,149.73

Kaw. Lindung Mangrove n.a 1,848.35

Kebun Benih n.a 77.13 Kebun Stek n.a 12.02 KWA Bukit Bengkirai n.a 1,218.91

PUP n.a 254.12

RKT 2011 n.a 958.23 Tanaman Karet n.a 650.82 Tanaman Kehidupan n.a 1,306.17 Tanaman Pokok n.a 8,451.63 Tanaman Unggulan 311.09 3. IUPHHK-HT PT.

BELANTARA SUBUR Kawasan Lindung n.a 277.22

1,184.93

Tanaman Kehidupan n.a 85.96 Tanaman Pokok n.a 729.29 Tanaman Unggulan n.a 92.46

Luas total kawasan untuk HT 68.982,53 Secara rinci hasil pembagian blok dalam wilayah kelola KPHP Model Meratus pada zona Wilayah IUPHHK-HT disajikan dalam Tabel II-12 berikut dibawah ini :

Page 24: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-16

Tabel II-12. Rangkuman Pembagian Blok Pada Zona IUPHHK-HT

No. Pembagian Blok Luas Ha %

1. Areal Kawasan Lindung 13.395,83 9,5 2. Areal tidak efektif untuk produksi 5.611,92 4 3. Areal efektif untuk produksi 119.258.01 85,5 4. Pinjam pakai kawasan 1.149.73 1

Total 139.415,49 100

Kemudian pada Areal Efektif untuk produksi di bagi kedalam blok RKU (10 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan dengan pembagian Blok Tanaman disajikan dala Tabel II-13 berikut dibawah ini :

Tabel II-13. Rangkuman Pembagian Blok Pada Zona IUPHHK-HT

No. Pembagian Blok Luas Ha %

1. Tanaman Pokok 102.794,65 87 2. Tanaman Unggulan (meranti) 8.271,34 7 3. Tanaman Kehidupan (karet) 6.485,22 6

Total 117.551,21 100

1) Pembagian Blok Pada Wilayah Tertentu (Wilayah Belum Ada Ijin) Dalam Wilayah KPHP Model Meratus terdapat Kawasan Hutan yang belum di bebani Hak/ijin Pemanfaatan atau penggunaan kawasan, kawasan tersebut selanjutnya disebut dengan Wilayah Tertentu, seluas kurang lebih 12.088,27 ha. Setelah dilakukan overlay antara peta pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan dengan Peta Penetapan Wilayah KPHP Model Meratus dan disesuai dengan peta Nomor SK.942/Menhut-II/2013 didapatkan bahwa luas Wilayah Tertentu sebesar 12.088,27 Ha. Dari luasan tersebut berada di Kota Balikpapan seluas 20,71 Ha, Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 9.292,04 Ha, Kabupaten Paser seluas 154,84 Ha dan Kabupaten Penajam Paser Utara seluas 2.620,68 Ha.

Dengan rincian luas dan arah peruntukan/penggunaan disajikan dalam Tabel II-14 berikut dibawah ini :

Tabel II-14. Pembagian Wilayah Tertentu (belum ada izin pemanfaatan)

Status Izin Wilayah Jumlah

Petak Luas (ha) Nama

Luas per Peruntukan (ha)

Arahan Peruntukan/Penggunaan

Belum ada izin usaha

Balikpapan 1 20,71 WT IV 20,71 HP-PERLINDUNGAN Kutai Kartanegara

3 78,15 WT IV

9.292,04

HP-PEMANFAATAN HHK-HA

12 2.232,49 WT II & III

HP-PEMANFAATAN HHK-HT

18 5.727,91 WT II, III & V

HP-PEMBERDAYAAN

1 1.253,49 WT IV HP-PERLINDUNGAN

Page 25: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-17

Paser 1 154,84 WT IV 154,84 HP-PEMANFAATAN HHK-HA

Penajam Paser Utara

1 1.371,69 WT IV

2.620,68

HL-INTI (PT. Inhutani I) 3 76,29 WT IV HP-PEMANFAATAN HHK-

HT 7 611,93 WT IV HP-PEMBERDAYAAN 8 560,77 WT IV HP-PERLINDUNGAN

Total 56 12.088,27 - 12.088,27

Pembagian blok pada Wilayah Tertentu, sangat tergantung dengan skema rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada wilayah tersebut sesuai dengan fungsi kawasan, kondisi biofisik, sosial ekonomi serta peraturan perundangan yang berlaku.

Dalam rangka mempermudah proses pengelolaan wilayah tertentu dan inventarisasi secara detail, sebelum dilakukan pembagian blok sesuai dengan peruntukannya, maka Wilayah Tertentu pada KPHP Model Meratus dikelompok berdasarkan Fungsi Kawasan dan Kesatuan Areal (kompartemen) dan aksesibilitas, sehingga dapat dikelompokan dalam beberapa bagian disajikan dalam Tabel II-15 berikut dibawah ini :

Tabel II-15. Pembagian Blok Pada Tanpa Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan

No. Nama Blok Fungsi Kawasan Jumlah

(Ha) HL (Ha) HPT (Ha) HP (Ha) HPK

1. Blok HP Pemanfaatan HA

- 154,84 78,15 - 232,99

2. Blok HP Pemanfaatan HT

- - 2.308,78 - 2.308,78

3. Blok HP Pemberdayaan - - 6.339,84 - 6.339,84 4. Blok HP Perlindungan - - 1.834,97

- 1.834,97

5. Blok HL Inti 1.371,69 - - 1.371,69 Sumber : Hasil Analisis Data KPHP Model Meratus, BPKH Wil IV tahun 2014

Dari tabel II-15 dapat digambarkan bahwa blok-blok dapat diklasifikasi fungsi kawasan yaitu pada Kawasan Hutan Produksi terdiri dari Blok HP Pemanfaatan HA, HP Pemanfaatan HT, HP Pemberdayaan dan HP Perlindungan sedangkan pada kawasan Hutan Lindung terdiri dari Blok HL Inti. Zonasi Wilayah Tertentu (WT) yang berada pada Hutan Produksi terbagi dalam Unit disajikan dalam Tabel II-16 berikut dibawah ini :

Page 26: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-18

Tabel II-16. Pembagian Blok Pada Tanpa Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan

No. Nama Blok Zonasi Wilayah Tertentu (WT) Jumlah

(Ha) Unit I Unit II Unit III Unit IV 1. Blok HP

Pemanfaatan HA - - - 232,99 232,99

2. Blok HP Pemanfaatan HT

- 868,21 1.364,28 76,29 2.308,78

3. Blok HP Pemberdayaan

- 3.997,34 1.730,57 611,93 6.339,84

4. Blok HP Perlindungan

1.253,49 - - 581,48 1.834,97

5. Blok HL Inti - - - 1.371,69 1.371,69 Sumber : Hasil Analisis Data KPHP Model Meratus, BPKH Wilayah IV tahun 2014

Zonasi Wilayah Tertentu (WT) yang berada pada Hutan Lindung pada KPHP Meratus seluas 1.371,69 Ha yang berada di IUPHHK-HT PT. Inhutani I UMH Batu Ampar-Mentawir yang pada awalnya merupakan Hutan Produksi Tetap (HP) berdasarkan SK.554/Menhut-II/2013 tanggal 2 Agustus 2013 berubah fungsi menjadi Hutan Lindung (HL).

e. Potensi Biofisik

a). Wilayah kelola KPHP Model Meratus seluas 370.873,12 Ha secara kartografis berada pada wilayah Hutan hujan tropis dataran rendah (Lowland Dipetrocarps) terutama sebagian di zona pantai Kalimantan Timur dimana secara umum wilayah Kalimantan Timur dibagi menjadi tiga zona utama yaitu pantai, pedalaman dan perbatasan.

b). Topografi datar hingga sedikit bergelombang dengan kelerengan 15 – 40 % dan di

beberapa tempat relatif curam. Sedangkan jenis tanah didominir podsolik merah kuning yang bersifat masam (pH 4,0 – 5,0) dan memiliki kesuburan rendah. Ketinggian tempat antara 0 – 450 meter dari permukaan laut (dpl).

c). Geologi berdasarkan peta geologi skala 1 : 250.000 (Pusat Penelitian dan

Pengembangan Geologi, 1986) terdiri dari formasi pamaluan dan pulau balang. Dengan klasifikasi jenis tanah podsolik merah kuning.

d). Adapun tinjauan dari kondisi iklim, areal KPHP Model Meratus yang berada di

wilayah pantai memiliki curah hujan ringan dengan suhu berkisar antara 24 - 32º C dan kisaran kelembapan udara 74 – 96 %. Curah Hujan yang relatif rendah terjadi pada bulan Pebruari dan Agustus sedangkan curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Oktober sampai Desember.

Page 27: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-19

e). Hidrologi, sungai-sungai yang berada di dalam atau disekitar wilayah KPHP Model Meratus adalah dibagi kedalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam, DAS Riko dan Telake dapat dijadikan sebagai angkutan sungai dalam upaya pengangkutan kayu hasil produksi. Sedangkan sungai-sungai lainnya Sungai Loa Haur, Sungai Sepaku, Sungai Bongan, Sungai Perian, Sungai Jembayan.

f). Dalam wilayah KPHP Meratus terdapat beberapa izin pemanfaatan hutan-hutan

alam , diantaranya : 1). IUPHHK-HA PT. ITICIKU yang telah memperoleh perpanjangan izin pemanfaatan

dalam bentuk IUPHHK-HA sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.160/Menhut-II/2012 tanggal 27 Maret 2012 seluas 173.395 ha untuk jangka waktu 45 tahun.

2). IUPHHK-HA PT. Balikpapan Forest Industries seluas 20.445 Ha. Sebagian besar

areal kerja tersebut berupa tegakan sekunder (Logged over area) yang didominasi kelompok Dipterocarpaceae maupun non Dipterocarpacea.

g). Wilayah KPHP Model Meratus meliputi beberapa areal kerja ijin pemanfaatan-hutan

tanaman , antara lain : 1).IUPHHK-HT PT. ITCI Hutani Manunggal seluas 161.127 Ha merupakan tegakan

hutan tanaman Acasia mangium yang memiliki potensi 157,50 M3 per hektar. Hasil inventarisasi yang dilaksanakan perusahaan, dalam areal kerja tersebut masih terdapat beberapa jenis binatang satwa antara lain Beruang madu (Helarcosmalayanus), Babi hutan (Sus scrofa), Rusa(Cervus sp), Monyet ekor panjang (Maccaca fascicularis) dan berbagai jenis burung.

2). IUPHHK-HT PT. Inhutani I UMH Batu Ampar seluas 16.521 Ha merupakan

tegakan hutan tanaman terdiri dari Acasia mangium. Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilaksanakan perusahaan, potensi tegakan hutan tanaman adalah sebesar 25,89 M3 per hektar. Sebagian kecil wilayah ditanami karet (Hevea sp) dimana tujuan utama adalah untuk melihat potensinya yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat. Didalam areal kerja IUPHHK-HT PT. Inhutani I UMH Batu Ampar juga terdapat beberapa jenis satwa liar.

3). IUPHHK-HT PT. Belantara Subur seluas 16.475 Ha sesuai Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor 784/Kpts-II/1996 tanggal 19 Desember 1996 untuk jangka waktu 35 tahun terhitung sejak tanggal 21 Pebruari 1992 merupakan tegakan hutan tanaman Gmelina arborea, dan jenis P. falcataria . Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilaksanakan perusahaan, potensi tegakan hutan tanaman adalah sebesar 87,50 M3 per hektar.

Page 28: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-20

f.aksesibilitas

Ketersediaan infrastruktur merupakan unsur yang sangat penting dalam kegiatan pengelolaan hutan di lapangan karena berkaitan erat dengan tingkat aksesibilitas ke kawasan hutan dan berpengaruh pada intensitas pengolaaan kawasan hutan terutama dalam fungsi pengawasan.Fungsi pengawasan mempunyai peranan yang sangat penting yang harus dilakukan oleh Kepala KPHP Model Meratus dalam pengelolaan wilayah yang cukup luas yaitu 387.488 Ha, sementara sebagian besar dari wilayah kelola tersebut sudah terdapat ijin pemanfaatan dan ijin pinjam pakai kawasan hutan dan pengelolaanya dalam bentuk IUPHHK-HA sebanyak 2 unit, IUPHHK-HT sebanyak 3 unit dan IPPKH sebanyak 13 unit.

Jaringan jalan di KPHP Model Meratus pada umumnya bisa ditempuh melalui jalan darat, hanya di desa tertentu yang hanya bisa dilalui jalan sungai. Jalan negara penghubung antara Samarinda-Kabupaten Kutai Kartanegara-Kabupaten Kutai Barat dalam kondisi memprihatinkan. Satu-satunya infrastruktur yang sudah terbangun adalah hanya pembangunan dan pengembangan jalan angkutan kayu bulat (logs) yang disebutkan sebagai Logging Road oleh para pemegang IUPHHK-HA/HT. Kondisi fisik jalan tersebut juga bukan jalan dengan pengerasan (all weather road). Sebagian besar berupa jalan tanah yang hanya ditaburi dengan kerikil, itupun juga pada tempat-tempat yang ekstrim (misalnya tanjakan).

Dengan kondisi jalan darat yang belum berkembang dengan baik sebagaimana dikemukakan di atas sehingga masyarakat masih menggunakan transportasi sungai sebagai alternatif.Hal ini terkait dengan kondisi riil di lapangan bahwa masyarakat yang berada di dalam KPHP Model Meratus sebagian masih ada yang bertempat tinggal di tepi sungai karena tanah pertanian mereka sebagian besar berada di tepi sungai.

g.Sejarah Penetapan dan Pengelolaan KPHP Model Meratus

1). Pembagian Wilayah KPH Lintas Kabupaten/Kota dan Proses Pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur

Dalam rancang bangun KPH terbentuk KPH sebanyak 13 KPH, terdiri dari 8 KPHP dan 5 KPHL lintas Kabupaten/Kota dengan total luas 8.387.210 Ha tersebar di 13 Kabupaten dan Kota. Adapun proses perjalanan pembangunan KPH di Kalimantan Timur yaitu sebagai berikut : Tahun 2004 BPKH IV Samarinda menyusun rencana Pembentukan KPHP

- Dasar SK Menhut No. 230/kpts-II/2003 - Hutan Lindung tidak termasuk dalam KPHP - Pembentukan KPHL diserahkan kepada Kab/Kota (PP. 62 tahun 1998)

Page 29: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-21

Tanggal 29 desember 2004 dilakukan ekspose dengan instansi pemerintah kabupaten/ kota terkait - Peserta perwakilan pemerintah kabupaten/ kota dan para pihak terkait - Adanya kesepakatan terhadap konsep pembentukan wilayah KPHP tiap

Kabupaten/ Kota Tanggal 13 Desember 2006 dilakukan pembahasan dengan para pihak terhadap

pembentukan KPHP oleh Dishut Provinsi Kalimantan Timur - Dihadiri oleh perwakilan Kabupaten/Kota dan para pihak terkait. - Sebagai tindak lanjut penyusunan KPHP oleh BPKH - Berpedoman pada SK Kepala Badan Planologi Kehutanan No. SK.14/VII-PW/2004

dan Peraturan Kepala Badan Planologi Kehutanan No. SK.80/VII-PW/2006 - Disepakati konsep rancang bangun KPH seluruh kawasan hutan di Kalimantan

Timur 36 KPH (24 KPH prov, 12 KPH kabupaten) Tahun 2007 konsep rancang bangun KPH Provinsi Kalimantan Timur diusulkan ke

Gubernur untuk mendapatkan persetujuan (surat no. 522.21/1185/DK-VIII/ 2007, tanggal 21 Februari 2007)

Perbaikan sesuai PP. No. 6 tahun 2007 - Terdiri 27 KPH (14 KPH prov, 13 KPH Kab/Kota, 7 KPH pusat) - Perbaikan akan dikonsultasikan ke Kab/Kota untuk mendapat masukan/saran - Penyempurnaan rancang bangun yg telah direkom Kab/Kota akan disampaikan

kembali ke Gubernur untuk mendapat persetujuan Tanggal 28-29 Nopember 2007 dilaksanakan koordinasi dan sosialisasi rancang

bangun KPH Provinsi Kalimantan Timur - Dihadiri perwakilan Pemkab/Pemkot - Hasil masukan diperoleh 39 KPH terdiri dari 32 KPHP dan KPHL dan 7 KPHK - 13 KPHP/KPHL lintas Kabupaten dan 19 KPHP/KPHL dalam Kabupaten/Kota - Rancang bangun KPH provinsi hasil penyempurnaan tersebut disampaikan ke

gubernur dengan surat no. 522/1671/DK-VIII/2008 tanggal 14 februari 2008

2). Hasil Kebijakan Pemerintah Provinsi

Dalam perkembangannya Provinsi Kalimantan Timur memiliki 3 KPH lintas Kabupaten/Kota yang menjadi kewenangannya yaitu KPH Meratus, KPH Bongan dan KPH Santan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor : 77 Tahun 2013 tanggal 30 Desember 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dimana didalamnya meliputi ke-3 KPH tersebut yang berbentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas.

2. Potensi Wilayah KPHP Meratus

a. Penutupan Vegetasi

Berdasarkan Hasil penafsiran Citra Resolusi Tinggi Rapideye dan Citra Landsat ETM 7+ liputan tahun 2013 pada wilayah KPHP Model Meratus diperoleh data bahwa

Page 30: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-22

penutupan lahan sebagian besar berupa Belukar. Penutupan lahan KPHP Model Meratus secara lengkap disajikan dalam Tabel II-17 berikut dibawah ini :

Tabel II-17. Penutupan lahan wilayah kelola KPHP Model Meratus No. Penutupan lahan Luas (Ha) Luas (%) 1 Belukar 167.175 43,14 2 Belukar rawa 135 0,03 3 Hutan mangrove primer 1.353 0,35 4 Hutan mangrove sekunder 3.992 1,03 5 Hutan lahan kering sekunder 73.263 18,91 6 Hutan tanaman 84.828 21,89 7 Pertanian lahan kering campur

semak 43.273 11,17

8 Perkebunan 7.724 1,99 9 Pemukiman 797 0,21

10 Pertanian 1 0,00 11 Sawah 77,71 0,02 12 Tanah terbuka 455 0,12 13 Tambang 3.590 0,93 14 Tambak 178 0,05 15 Transmigrasi 634 0,16 16 Tubuh Air 11 0,00

Jumlah 387.488,00 100 Sumber data : Hasil penafsiran Citra Resolusi Tinggi Rapieye dan Citra Landsat ETM

7+ Th 2013.

b. Potensi kayu Hutan primer pada umumnya berada pada kawasan Hutan Lindung sedangkan Hutan Sekunder sebagian besar berada pada Kawasan Hutan produksi yang 70% merupakan areal yang telah dibebani Izin Usaha Pemanfataan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA).

Vegetasi hutan alam di wilayah KPHP Model Meratus termasuk kedalam golongan hutan alam sekunder dengan kerapatan sedang dan jarang. Tipe hutan KPHP Model Meratus termasuk dalam tipe hutan hutan hujan tropis dataran rendah sampai sedang dengan jenis dominan berupa kayu rimba campuran seperti Medang (Litsea sp ), Mahang (Macaranga sp) dan Laban (Vitex pubescen) dan jenis meranti antara lain jelutung (Dyera sp), Kapur (Dryobalanops sp), Meranti (Shorea, sp) dan lain sebagainya.

1). Keberadaan jenis Wilayah KPHP Model Meratus didominasi oleh ekosistem hutan lembab tropis (tropical rain forest ecosystem). Komposisi vegetasi penyusun tegakan hutan dalam ekosistem lembab tropis didominasi oleh famili Dipterocarpaceae. Berdasarkan Dokumen RKU dan ITSP IUPHHK-HA dan beberapa sumberdata yang tersedia

Page 31: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-23

berkaitan dengan kehadiran/komposisi jenis kayu berdasarkan kelompok komersialnya dapat digambarkan dalam tabel II-18 berikut dibawah ini :

Tabel II-18. Rangkuman Komposisi Jenis Penyusun Tegakan Hutan Alam

Produksi (Primer dan Sekunder-Tegakan Bekas Tebangan) Hasil ITSP Pemegang IUPHHK-HA

No. Kelompok Jenis Nama Ilmiah I. K. Yang dilindungi :

1. Banggeris Koompassia exelsa 2. Durian Durio zibethinus 3. Jelutung Dyera costulata 4. Tengkawang Shorea pinanga 5. Ulin Eusideroxylon zwageri

II. Kayu Meranti-an 1. Meranti Shorea sp 2. Bangkirai Shorea leavis 3. Gerunggang Cratoxylon sp 4. Keruing Dioterocarpus sp 5. Nyatoh Palaqium sp 6. Kapur Dryobalanops aromatic 7. Mersawa Anisoptera 8. Pelapi Shorea sp 9. Resak Vatica sp 10. Kayu hitam Diospyros sp

III. Kayu Rimba Campuran 1. Binuang Octomeles sumatrana 2. Kempas Kempasia malacnsis 3. Jambu-Jambu Eugenia sp 4. Kayu kacang Strombassia sp 5. Keranji Dialium indum 6. Simpur Dillinea sp 7. Medang Litsea forrugenia 8. Terap Artocarpus

IV. Kayu Indah : 1. Anggi Sindora sp 2. Arau Elmerillia tsiampacca

Sumber : RKU-PHHK dari IUPHHK-HA di wilayah kelola KPHP Model Meratus

2). Besaran potensi Kayu

Sebagai gambaran besaran potensi kayu pada KPHP Meratus akan disajikan hasil inventarisasi hutan pada areal IUPHHK-HA/HT yang berada pada kawasan kelola KPHP Meratus yang dilaksanakan oleh PT. ITCKU. Berdasarkan hasil IHMB yang dilakukan pada bulan Juni-Juli 2012 diperoleh informasi jumlah sediaan tegakan (standing stock) untuk jenis komersil pada areal berhutan seluas 68.645 Ha dengan kelas diameter 20-40 cm ke atas 2.278.728 M3 atau rata-rata 33,20 M3/ha; kelas

Page 32: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-24

diameter 40 cm keatas sebesar 2.057.417,40 atau rata-rata 29,97 m3/ha dan kelas diameter 50 cm ke atas sebesar 924.463,92 M3 atau rata-rata 13,47 M3/ha, sebagaimana disajikan dalam Tabel II-19 berikut dibawah ini :

Tabel II-19. Sediaan tegakan di areal berhutan IUPHHK-HA PT. ITCI-KU hasil

IHMB

Kel. Jenis 20-39 cm-up 40 cm – up >50 cm-up N

(btg) V

(M3) N

(btg) V

(M3) N

(btg) V

(M3) Kel.Kayu indah

128.953 44.939 17.730 25.951,11 4.000 7.526.50

Kel. Meranti 1.547.294 670.205 523.894 984.352,22 183.797 503.820,76 Kel. Rimba campuran

4.768.416 1.563.584 682.788 1.047.114,06 179.120 413.080,66

Jumlah 6.444.663 2.278.728 1.224.413 2.057.417,40 366,917 924.463,92 Rata-rata/ha 93,88 33.20 17.84 29,97 5.35 13,47

Sumber : RKU PT. ITCIKU,2012

Tabel II-20. Sediaan tegakan di areal berhutan IUPHHK-HA PT. BFI hasil IHMB

kelompok Jenis

Kel. Jenis 10-49 cm-up 50 cm – up 60 cm-up N

(btg) V

(M3) N

(btg) V

(M3) N

(btg) V

(M3) Kel.Kayu indah

2.484.838 2.317.019 221.027 1.465.909 148.132 1.234.588

Kel. Meranti 14.096.570 8.938.528 582.702 3.845.645 393.464 3.247.998 Kel. Rimba campuran

12.312.474 5.507.846 291.990 1.844.866 191.948 1.507.578

Kayu Dilindungi

546.129 256.786 16.401 108.766 9.600 87.421

Jumlah 29.440.012 17.020.179 1.112.121 7.2657.187 743.144 6.077.584 Sumber : RKU PT. BFI PERIODE 2011-2020 Tabel II-21. Sediaan tegakan di areal berhutan IUPHHK-HA PT. BFI hasil IHMB

untuk TPTI

Kel. Jenis 10-49 cm-up 50 cm – up HPT 40 cm-up HP N

(btg) V

(M3) N

(btg) V

(M3) N

(btg) V

(M3) Kel.Kayu indah

225.749 1.107.602 31.634 209.807

Kel. Meranti 608.099 2.953.635 83.399 550.404 Kel. Rimba campuran

358.366 358.366 79.615 79.615

Kayu laiinnya

225.749 1.107.602 31.634 209.807

Jumlah 1.192.215 4.419.603 194.648 839.825 Rata-rata/ha 16 60,53 11 46,21

Sumber : RKU PT. BFI PERIODE 2011-2020

Page 33: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-25

c. Potensi Non Kayu

Pemanfaatan SDH, khususnya hutan alam lembab tropis (Tropical Rain Forest = TRF) yang telah berlangsung sejak tahun 1970, pada dasarnya berfokus pada pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK). Fakta juga memberikan pelajaran bahwa sampai saat ini pun pengelolaan SDH dalam skala besar dengan sistem “kontrak-konsesi” juga belum berhasil mewujudkan pengelolaan SDH secara lestari (Sustainable Forest Management = SFM).

Belajar dari pengalaman pengelolaan SDH dan pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK) tersebut maka telah dirumuskan kembali paradigma pembangunan kehutanan. Salah satu perubahan yang sedang dan akan dikembangkan adalah perubahan dari “timber based oriented“ menjadi “resources based oriented“. Dengan demikian SDH tidak hanya dipandang sebagai “hanya penghasil kayu, tetapi mampu menghasilkan berbagai fungsi dan manfaat yang lain”, antara lain Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), juga jasa lingkungan hutan.

Keberadaan Hasil Hutan Bukan Kayu dalam kawasan hutan justru memiliki nilai yang penting bagi masyarakat yang tinggal disekitar hutan. Karena itu dengan pelaksanaan IHMB yang dilakukan oleh para pemegang IUPHHK-HA, diharapkan pendataan tentang potensi HHBK akan tersedia lebih baik.

Diwilayah KPHP Model Meratus saat ini belum dilakukan inventarisasi potensi secara menyeluruh terhadap HHBK. Akan tetapi berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh IUPHHK-HA yang ada di wilayah KPHP Model Meratus dan pemanfaatan yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat, maka dapat digambarkan keberadaan HHBK meliputi : rotan, bambu, damar, madu, buah tengkawang, getah gaharu, buah-buahan, tanaman obat-obatan, buah kapul, sarang semut, hewan buruan (babi, rusa, burung dll), sarang burung walet. Secara historis sosiologis keberadaan HHBK sangat erat dengan hidup dan kehidupan masyarakat yang tinggal didalam dan disekitar hutan, baik dalam aspek ekonomi, sosial dan budayanya. Jika dilihat dari kegiatan pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat selama ini, HHBK yang ditemukan dan dimanfaatkan masyarakat disajikan dalam Tabel II-22 berikut dibawah ini :

Tabel II-22. Keberadaan HHBK dan Pemanfaatannya oleh Masyarakat No. Nama HHBK Pemanfaatan 1. Buah-buahan hutan antara lain: durian,

cempedak, mata kucing, langsat, dan lain-lain.

dikonsumsi dan dijual

Page 34: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-26

No. Nama HHBK Pemanfaatan 2. Pohon/Tumbuhan Obat, antara lain:

pasak bumi, akar kuning, getah pohon upas, pohon yus

pengobatan tradisional, obat kuat, anti racun dan racun

3. Rotan antara lain: sega, semambu, dan lain-lain.

kerajinan, dijual, tali-temali/ gelang-gelang

4. Bambu/rebung bambu. kontruksi pondok, tikar, peralatan rumah tangga, anyaman,kandang, lemang, dan lain-lain

5. Gaharu di jual 6. Getah Damar yaitu damar pohon

meranti dempul perahu

7. Madu dan pada Pohon Madu (Banggeris, Kapur dan Meranti) .

dikonsumsi dan dijual

8. Hewan Buruan, antara lain: babi, payau, pelanduk, landak, dan lain sebagainya.

dikonsumsi dan dijual

9. Tanaman Sayur antara lain: tanaman Paku, Umbut Palma. Daun Sang/Nius untuk ke raji-nan rumah tangga (seraung, tikar) dijual.

Dikonsumsi

10. Sarang burung wallet Dijual 11. Anggrek hiasan

Sumber : Analisis beberapa Hasil penelitian

Sampai saat ini belum ada pengelolaan HHBK dalam rangka tujuan komersial yang dikemas dalam bentuk usaha kerajinan seperti industri rumah tangga (home industry). Dengan demikian masih diperlukan inventarisasi potensi HHBK dan pengembangan usaha kerajinan pemanfaatan hasil hutan kayu di wilayah KPHP Model Meratus. d. Keberadaan Flora dan Fauna Langka

1). Flora

Berdasarkan dokumen RKU dan ITSP IUPHHK-HA dalam KPHP Model Meratus dan beberapa studi literature KEHATI khususnya tumbuhan di Kalimantan Timur, yang dapat dijadikan rujukan. Beberapa spesies flora langka yang dapat diidentifikasi antara lain banggeris (Compasia excels); tengkawang (Shorea stenoptera), pohon ulin (Eusideroxylon zwageri) dan durian (Durio zibethinus). Hutan tropika basah yang didominasi jenis meranti merah, meranti kuning, meranti putih, keruing, bengkirai, nyatoh, jenis-jenis tersebut tersebar di KPHP Model Meratus ini. Adapun untuk jenis semak belukar yang mendominasi adalah kiriyuh (Eupathorium odoratum), alang-alang (Imperata cylindrical), gelagah (Saccaharum sp) dan paku resam (Gleicheria linearis) Jenis flora dan fauna yang langka di wilayah KPHP Model Meratus disajikan dalam Tabel II-23 berikut dibawah ini :

Page 35: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-27

Tabel II-23. Flora langka di kawasan hutan KPHP Model Meratus No. Nama Flora Bahasa Latin Penyebaran 1 Anggrek Orchidae Merata 2 Tengkawang Shorea sp Merata 3 Banggeris Koompasia sp Merata 4 Jelutung Dyera sp. Merata 5 Ulin Eusideroxylon zwageri Merata

Disamping flora langka dalam wilayah kelola KPHP Model Meratus terdapat berbagai jenis tumbuhan obat. Tabel II-24. Beberapa jenis tumbuhan obat di hutan alam dalam wilayah KPHP

Model Meratus No. Jenis tumbuhan obat Kegunaan Keterangan 1 Pasak bumi Malaria Jenis tumbuhan obat

tersebut masih tersedia cukup melimpah di hutan dan hampir semua masyarakat memanfaatkanya

2 Akar penawar racun Hampir semua penyakit

3 Akar kuning Ginjal dan malaria 4 Daun bekai Penyedap rasa 5 Long Adak Penurun panas 6 Kulit kayu benung Sakit perut/ disentri 7 Kumis kucing Ginjal dan diabetes

Sumber : Hasil Inventarisasi Sosial Budaya, BPKH IV, 2013 2). Fauna Sebagaimana halnya dengan kekayaan flora, ekosistem hutan lembab tropis juga menyimpan berbagai jenis fauna yang meliputi klas : Mamalia, Reptilia dan Aves. Berdasarkan konvensi internasional (IUCN–CITES), beberapa jenis di antaranya telah termasuk kedalam jenis yang dilindungi dan terancam punah. Berbeda dengan flora, data dan informasi tentang fauna masih sangat terbatas. Dalam kegiatan inventarisasi hutan yang dilaksanakan oleh pemegang IUPHHK-HA, data dan informasi tentang potensi fauna belum merupakan kebutuhan dalam penyusunan rencana pengelolaan hutan. Dengan diterapkannya standar (kriteria dan indikator) pengelolaan hutan alam produksi, terutama standar dari Forest Stewardship Council (FSC), ketersediaan data dan informasi tentang keanekaragaman hayati (biodiversity-flora dan fauna) menjadi keharusan. Tabel. II-25. Fauna di KPH Model Meratus No. Nama Fauna Bahasa Latin Penyebaranya 1 Orang Utan Pongo pygmaeus Merata 2 Beruang madu Helarctos malayanus Merata 3 Rusa Cervus arnicator Merata 4 Kijang Muntiacus muntjak Merata 5 Lutung jirangan Presbytis frontata Merata

Page 36: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-28

6 Pelanduk napu Tragulus napu Merata 7 Kancil Tragulus javanicus Merata 8 Enggang Buchatkan eros

rhinoceros Merata

9 Landak Hystrix brachyura Merata 10 Trenggiling Manis javanica Merata

Sumber : Hasil Inventarisasi Hutan, BPKH IV, 2013

Disamping flora dan fauna di dalam KPHP Model Meratus juga menyimpan potensi untuk pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam yang masih belum dipetakan dengan baik. Selanjutnya seperti halnya dengan flora, dalam perlindungan keanekaragaman hayati, Kementerian (Departemen) Kehutanan telah menetapkan pula beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi karena : kelangkaannya atau termasuk fauna yang terancam punah. Disajikan dalam Tabel II-26 berikut dibawah ini : Tabel II-26. Jenis Binatang Langka Berdasarkan Peraturan Kementerian

Kehutanan No. Klas – Nama Indonesia Nama Ilmiah Keterangan A. Mamalia 1. Macan Dahan Neofelis nebulosa - 2. Beruang Madu Helarctor malayanus Ada diwilayah KPH 3. Landak Hystrux brachyuran Ada diwilayah KPH 4. Kera Macaca fascicularis Ada diwilayah KPH 5. Bekantan Nasalis lavartus Ada diwilayah KPH 6. Beruk Macaca nemestrina Ada diwilayah KPH 7. Kukang Nycticebus coucang - 8. Lutung Presbytis hosei Ada diwilayah KPH 9. Kelasi Presbytis rubicund - 10. Trenggiling Manis javanicus Ada diwilayah KPH 11. Owa Hylobates mulleri - 12. Rusa sambar Cervus unicolor Ada diwilayah KPH 13. Kijang Mutiacus muntjak Ada diwilayah KPH 14. Kucing hutan Felis bengalensis Ada diwilayah KPH B. Reptilia - 15. Biawak Varanus salvator Ada diwilayah KPH 16. Buaya Crocodilus porosus - 17. Ular sanca Varanus salvator - C. Burung 18. Pecuk ular Anhinga melanogaster - 19. Cucak rawa Pycnonotus zeylanicus Ada diwilayah KPH 20. Elang bondol Haliatus Indus Ada diwilayah KPH 21. Rangkong Badak Buceros rhinoceros - 22. Rangkong Gading Buceros vigil Ada diwilayah KPH 23. Tiong Emas Gracula regiosa Ada diwilayah KPH

Page 37: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-29

Dari data dalam Tabel II-26 di atas, terdapat beberapa jenis fauna yang termasuk kategori perlu dilindungi atau terancam punah. Dengan demikian perlindungan terhadap keberadaan kekayaan keanekaragaman hayati tersebut harus menjadi perhatian dalam pengelelolaan KPHP Model Meratus.

e. Potensi Jasa Lingkungan

Sebagaimana dikemukakan bahwa jasa lingkungan hutan (forest environmental services) juga merupakan potensi SDH yang perlu digali dan dimanfaatkan ke depan. SDH sebagai gabungan produk proses biologis berupa berbagai jenis vegetasi dan kondisi tapak yang bervariasi, dalam kondisi tertentu-spesifik dapat menghasilkan apa yang disebut sebagai “estetika-panorama” yang menarik. Keberadaan kekayaan keanekaragaman hayati (biodiversitas) juga merupakan potensi jasa lingkungan yang dapat dikembangkan ke depan.

Misalnya keberadaan Hutan Lindung dalam wilayah kelola KPHP Model Meratus juga merupakan potensi jasa lingkungan “keilmu-pengetahuan”. Keberadaan KPH yang terletak dalam DAS juga menyimpan potensi jasa lingkungan berupa konservasi terhadap tanah dan air (KTNA). Hal ini berkaitan dengan kebutuhan penyediaan sumber air bersih bagi masyarakat di wilayah Sub-DAS tersebut dan kebutuhan akan tenaga listrik melalui pembangkit listrik tenaga air yang perlu dikembangkan untuk memasok akan kebutuhan listrik. Dan beberapa potensi air terjun/mata air dimanfaatkan untuk sumber air minum yang dialirkan kerumah-rumah memakai pipa dengan teknologi sederhana memanfaatkan air yang mengalir dari tempat ketinggian ke tempat yang rendah.

Di sadari, dalam upaya peningkatan dan pengembangan jasa lingkungan di Provinsi Kalimantan Timur secara umum, belum gencar dikembangkan khususnya pada landskap hutan dan keberadaannya masih diperlukan perencanaan yang baik dan terarah. Dimana pemanfaatan jasa lingkungan, seperti wisata alam di Provinsi Kalimantan Timur saat ini masih terfokus pada wisata bahari yang menjadi andalan seperti Kepulauan Derawan dengan eksotisme ekosistemnya, sementara jasa lingkungan dengan landskap hutan yang juga menyimpan potensi besar masih jauh tertinggal.

f. Potensi Wisata Alam

Wisata alam merupakan potensi jasa lingkungan hutan yang ke depan mempunyai nilai ekonomi yang perlu dikembangkan. Dengan demikian pendataan terhadap potensi jasa lingkungan ini dan sebaran spasialnya perlu mendapatkan perhatian dalam kegiatan inventarisasi hutan. Namun demikian sampai saat ini belum banyak

Page 38: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-30

mendapatkan perhatian. Fungsi estetika dari sumberdaya hutan merupakan salah satu potensi ekowisata yang perlu di-identifikasi dan diinventarisir dalam pelaksanaan inventarisasi hutan ke depan. Di kawasan perbatasan banyak terdapat beberapa potensi wisata yang belum dikembangkan dan dapat dijadikan salah satu sumber dana bagi daerah. Potensi wisata di kawasan perbatasan ini antara lain berupa wisata alam (ecotourism) yaitu berupa wisata hutan, sungai, jeram dan wisata bahari yang dipadukan dengan wisata budaya yang berupa kekayaan nilai-nilai tradisional yang masih melekat secara kuat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Sosial Budaya Masyarakat Wilayah KPHP Model Meratus (Unit XXXI) memiliki aksesibilitas yang cukup terbuka, hal ini disebabkan oleh adanya ijin pemanfaatan dan ijin penggunaan kawasan hutan pada sebagian besar wilayah kelola KPH yaitu IUPHHK-Hutan Alam, IUPHHK-Hutan Tanaman dan Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Hal ini mempengaruhi tingkat mobilitas masyarakat desa di dalam dan di sekitar wilayah kelola KPHP Model Meratus. Lebih lanjut kondisi demikian akan mendorong perkembangan komunikasi usaha ekonomi dan sosial budaya masyarakat. Ditinjau dari etnis yang berada di dalam areal KPHP Model Meratus dapat dibagi menjadi penduduk pribumi (Paser, Kutai, Dayak dan Banjar) dan penduduk pendatang dari berbagai daerah yaitu Batak, Bugis, Makasar, Minang, Jawa dan Sunda, sehingga berbagai adat istiadat berlaku di wilayah KPH tergantung dari konsentrasi etnisnya. Tetapi dengan dasar keterbukaan wilayah maka banyak pemukiman/desa yang penduduknya heterogen sehingga terjadi asimilasi dan akulturasi. Dalam kondisi demikian maka adat istiadat sudah berbaur meskipun dalam kelompok komunitas kecil misalnya bahasa daerah masing-masing masih digunakan untuk komunikasi. Meskipun memiliki heterogenitas tinggi, tetapi sejauh ini konflik sosial tidak pernah terjadi. Keterbukaan wilayah tidak saja membuat interaksi warga masyarakat lebih intens tetapi juga mempengaruhi tingkat mobilitas penduduk dalam aktivitas sosial ekonomi. Tingkat mobilitas masyarakat di dalam dan di sekitar wilayah kelola KPHP Model Meratus merupakan peluang bagi pengembangan usaha ekonomi dan budaya masyarakat termasuk didalamnya peluang bagi potensi tenaga kerja di masyarakat. Berdasarkan data statistik tahun 2009 di Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat sebanyak 263.668 jiwa atau 65,96% angkatan kerja, perkembangan sampai dengan tahun 2013 menjadi 270.523..jiwa atau bertambah 2,6 % selama dalam waktu 4 tahun angkatan kerja, sementara pada saat yang sama di Kabupaten Penajam Paser Utara terdapat sebanyak 47.753 jiwa atau 49,02% merupakan angkatan kerja, mengalami pertumbuhan yang lebih besar yaitu sekitar 3 %/ tahun atau 49.185 jiwa. Untuk jumlah penduduk yang tersebar di 8 desa yang berada di dalam areal KPHP Model Meratus yang merupakan hasil inventarisasi sosial budaya masyarakat yang dilaksanakan oleh

Page 39: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-31

BPKH Wilayah IV Samarinda penduduk berjumlah 6.286 Jiwa (data selengkapnya terlampir).

a. Ekonomi sosial budaya masyarakat di dalam dan sekitar hutan

1). Kependudukan Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas wilayah 27.263,10 Km2 memiliki kepadatan penduduk 12,10 Km jiwa per Km2 dengan tingkat pertumbuhan penduduk 3,92% selama dua tahun dengan penyebaran yang tidak merata dalam setiap kecamatan. Dua kecamatan yang penduduknya banyak berinteraksi dengan wilayah KPHP Model Meratus yaitu Kecamatan Kotabangun dengan tingkat kepadatan sebesar 27,40 % jiwa per Km2 dan Kecamatan Loa Kulu dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 23,86 jiwa per Km2. Selanjutnya Kabupaten Penajam Paser Utara dengan wilayah pemerintahan seluas 3.333,06 Km2 memiliki kepadatan penduduk 42,88 jiwa per Km2 dan tingkat pertumbuhan penduduk selama dua tahun 4,0 % dan tidak menyebar merata di setiap kecamatan. Kecamatan yang penduduknya banyak berinteraksi dengan wilayah KPHP Model Meratus adalah Kecamatan Sepaku dengan luas 1.172,6 Km2 dengan jumlah penduduk 30.863 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 26,33 jiwa per Km2.

2). Tingkat Pendidikan Dari segi tingkat pendidikan sebagian besar (50 % - 60 %) dari penduduk di kedua kabupaten tersebut berpendidikan maksimal Sekolah Dasar (SD). Adapun yang berada di Kota Balikpapan sebenarnya hanya pemukiman penduduk yang berada di kelurahan sub urban/pinggiran kota. Kota sebagai pintu gerbang provinsi ini termasuk wilayah terpadat dan termodern di Provinsi Kalimantan Timur. Setelah melewati pase 2012 ada perkembangan yang lebih baik dari pendidikan Sekolah Dasar (SD) menjadi ketingkat yang lebih tinggi SLTP pada level usia dibawah 20 tahun sementara untuk usia 50 tahun keatas berpendidikan SD. 3). Mata pencaharian/angkatan kerja Penduduk di wilayah KPHP Model Meratus terdiri dari 2 kelompok yaitu penduduk pendatang dan penduduk lokal dimana kepadatan rata-rata penduduknya berkisar 3,80 jiwa/km2. Mata pencaharian penduduknya adalah petani ladang dan karyawan di perusahaan, petani sawah, PNS dan nelayan. Secara demografi penduduk pada akhir tahun 2012 telah mencapai hampir 640 ribu jiwa dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi akibat dari migrasi. Terbatasnya kesempatan kerja dan meningkatnya jumlah pencari kerja terutama dari pertambahan penduduk usia kerja, migrasi penduduk dari daerah lain dan meningkatnya pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh perusahaan perkayuan. Selain itu, rendahnya jumlah jam kerja di beberapa kabupaten menunjukkan

Page 40: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-32

terbatasnya kesempatan kerja dan rendahnya produktivitas tenaga kerja sebagai akibat masih rendahnya pendidikan dan keterampilan para tenaga kerja. Angkatan kerja di sektor non formal termasuk petani, berpendidikan SLTA atau sederajat. Dengan demikian ada perkembangan cukup menarik, pendidikan di wilayah KPHP Meratus mengalami perkembangan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan, program pendidikan telah terjangkau sampai kepelosok desa, sosial ekonomi masyarakat mangalami peningkatan/perubahan, sarana dan prasarana cukup mendukung seperti jalan, transportasi, komunikasi, penerangan dan infra struktur dasar lainnya.

4). Sosial ekonomi

KPHP Model Meratus ditetapkan wilayahnya oleh Menteri Kehutanan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.768/Menhut-II/2012 tanggal 26 Desember 2012 seluas 387.488 Ha dan disebut sebagai KPH lintas kabupaten karena wilayah kelolanya secara administrasi pemerintahan terletak di dalam wilayah pemerintahan kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser dan Kota Balikpapan. Namun demikian dari kelima kabupaten/kota tersebut masyarakat yang banyak berinteraksi ke dalam wilayah KPHP Model Meratus hanya penduduk dari tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Sedangkan penduduk dari Kabupaten Paser dan Kota Balikpapan sedikit yang berinteraksi ke dalam KPHP Model Meratus.Selama tahun 2012 tercatat sekitar 21 ribu pendatang khususnya dari Pulau Jawa, Kalimantan Selatan dan Sulawesi yang mencoba menetap di Kota Balikpapan yang secara perekonomian tumbuh pesat. Di Kota Balikpapan sektor perekonomian bertumpu pada sektor industri (minyak dan gas), perdagangan dan jasa. Sebagian besar penduduk dari kecamatan yang berada di dalam wilayah kelola KPHP Model Meratus memiliki mata pencaharian dari sektor pertanian walaupun sumber utama (40 % - 80 %) dari PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara adalah sektor pertambangan.

5). Kesehatan

Secara umum pencapaian kinerja outcome program yang ditunjukkan dengan perkembangan derajat kesehatan masyarakat Kalimantan Timur selama kurun waktu 2003-2008 menunjukkan kecenderungan yang membaik dan telah mendekati bahkan mencapai target yang ditetapkan. Hal ini ditandai dengan beberapa indikator outcome kesehatan seperti pada tahun 2003, Angka Kematian Bayi (AKB) yang mengalami penurunan dari 33 bayi per 1.000 kelahiran menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (data lengkap dalam tabel).

Umur Harapan Hidup (UHH) telah meningkat dari 69,80 pada tahun 2003 menjadi 70,50 pada tahun 2007. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi yaitu

Page 41: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-33

302 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003 dan telah berhasil diturunkan menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 mendekati target yang harus dicapai yaitu 226 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2008. DI wilayah KPHP Meratus pada tahun 2013 secara umum masyarakat telah mengenal mengenai kesehatan dan kesejahteraan keluarga, hal ini ditunjukan dengan masuknya Puskesmas, dan penduduk yang diakukan survey 78 % menjalankan/mengikuti program Keluarga Berencana. Rata-rata jumlah anggota masyarakat per keluarga adalah 4 orang (satu pasang keluarga mempunyai 2 orang anak).

6). Kelestarian SDA

Kondisi lingkungan hidup dari luas penyebaran lahan disebabkan akibat ekspolitasi hutan, pertambangan dan kebakaran hutan. Kerusakan hutan mangrove dan terumbu karang, dimana luas hutan mangrove di Kalimantan Timur + 883.379 ha yang mengalami rusak berat + 329.579 ha, rusak ringan + 328.695 ha sedangkan yang kondisinya baik hanya tersisa + 225.105 ha (25,48 %). Kerusakan hutan di Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar + 88.704 ha, dan Kabupaten Paser + 50.273 ha. DAS Mahakam mengalami degradasi cukup tinggi, disebabkan oleh sedimentasi secara besar-besaran baik dari limbah perkotaan maupun dari DAS itu sendiri dan meningkatnya lahan kritis yang terdapat di daerah catchment area sehingga berakibat pada : 1. Meningkatnya tinggi muka air pada DAS Mahakam pada saat air pasang besar yang

menyebabkan genangan (banjir) di Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara.

2. Kualitas air sungai Mahakam masuk dalam kategori pencemaran ringan sampai sedang. Selain itu tingginya muka air pada saat pasang di beberapa DAS menyebabkan terjadinya banjir.

Degradasi/penurunan kualitas lingkungan juga dialami oleh keanekaragaman hayati meliputi jenis yang dilindungi terancam punah terutama flora (anggrek hitam, kantong semar, kayu gaharu, dan ulin), dan fauna (pesut mahakam, orang utan, beruang madu, burung enggang, , dan burung belibis) yang disebabkan oleh degradasi hutan, gangguan masyarakat, penangkapan dan perdagangan illegal b. Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Pemberdayaan masyarakat memiliki makna memampukan dan memandirikan masyarakat dalam pengertian bahwa penyelenggaraan pemerintahan mengarah pada upaya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui penerapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.

Page 42: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-34

Sejalan dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat, termasuk penetapan kebijakan dan program pemberdayaan masyarakat. Salah satu isu kebijakan dalam bidang pemberdayaan masyarakat adalah masih besarnya jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur, sampai dengan tahun 2005 penduduk di Kalimantan Timur berjumlah 2,85 juta jiwa. Dari total penduduk ini masih terdapat kurang lebih 299.100 jiwa atau 10,57 % yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Dengan kondisi ini maka kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan menjadi salah satu prioritas utama pembangunan. Pemerintah sampai dengan tahun 2005 telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program untuk membangun sarana dan prasarana perdesaan, baik itu melalui Program Pembangunan Desa Tertinggal (P2DT), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Pembangunan Desa (PMPD/CERD) dan Program Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna.

Selanjutnya melalui pemberdayaan ekonomi, sosial dan budaya, pemerintah juga telah melaksanakan berbagai langkah antara lain melalui fasilitas pelaksanaan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM), fasilitas pemberian subsidi beras untuk keluarga miskin, fasilitas penguatan kelembagaan masyarakat (seperti: lembaga ekonomi perdesaan LPM/LKMD dan PPK), fasilitas penguatan forum Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, fasilitas pengembangan partisipasi dan keswadayaan masyarakat melalui bulan bhakti gotong royong masyarakat dan perlombaan desa/ kampung/kelurahan serta fasilitas pelestarian lingkungan hidup di perdesaan.

Pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya serta sarana dan prasarana di perdesaan perlu ditingkatkan dan diupayakan secara optimal, dengan sasaran utama agar kondisi masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan ini dapat mengakses terhadap berbagai kebutuhan baik itu berupa kebutuhan informasi, pendidikan, kesehatan, pemukiman yang layak, listrik, pekerja yang layak, jalan perdesaan, pelayanan prima dari pihak pemerintah dan kebutuhan lainnya yang menyangkut hajat hidup masyarakat, sehingga secara bertahap ekonomi masyarakat miskin akan berubah dan meningkat kearah yang lebih baik. Perkembangan selama kurun waktu 8 tahun terakhir (dari 2005 – 2013) berbagai kebijakan dan program untuk membangun sarana dan prasarana perdesaan, baik itu melalui Program Pembangunan Desa Tertinggal (P2DT), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Pembangunan Desa (PMPD/CERD) dan Program Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna, mengalami peningkatan yang cukup signifikan,

Page 43: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-35

antara lain program semenisasi jalan pedesaan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dan ruas-ruas jalan banyak mengalami pengerasan jalan. Program penerangan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan penerangan/listrik pemerintah kabupaten Kukar melalui kementeri Energi dan Sumber Daya Mineral direncanakan akan memasang mikro hidro yang akan ditemptakan di Desa Siran Kecamatan Muara Muntai untuk penerangan desa Siran dan sekitarnya, diharapkan pada tahun 2015 ini program ini dapat terealisasi oleh instansi terkait.

c. Budaya dan pengelolaan hutan oleh masyarakat

Wilayah KPHP Model Meratus (Unit XXXI) memiliki aksesibilitas yang cukup terbuka, hal ini disebabkan oleh adanya ijin pemanfaatan dan ijin penggunaan kawasan hutan pada sebagian besar wilayah kelola KPH yaitu IUPHHK-Hutan Alam, IUPHHK-Hutan Tanaman dan Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Hal ini mempengaruhi tingkat mobilitas masyarakat desa di dalam dan di sekitar wilayah kelola KPHP Model Meratus. Lebih lanjut kondisi demikian akan mendorong perkembangan komunikasi usaha ekonomi dan sosial budaya masyarakat. Ditinjau dari etnis yang berada di dalam areal KPHP Model Meratus dapat dibagi menjadi penduduk pribumi (Paser, Kutai, Dayak dan Banjar) dan penduduk pendatang dari berbagai daerah yaitu Batak, Bugis, Makasar, Minang, Jawa dan Sunda, sehingga berbagai adat istiadat berlaku di wilayah KPH tergantung dari konsentarsi etnisnya. Tetapi dengan dasar keterbukaan wilayah maka banyak pemukiman/desa yang penduduknya heterogen sehingga terjadi asimilasi dan akulturasi. Dalam kondisi demikian maka adat istiadat sudah berbaur meskipun dalam kelompok komunitas kecil misalnya bahasa daerah masing-masing masih digunakan untuk komunikasi. Meskipun memiliki heterogenitas tinggi, tetapi sejauh ini konflik sosial tidak pernah terjadi.

Keterbukaan wilayah tidak saja membuat interaksi warga masyarakat lebih intens tetapi juga mempengaruhi tingkat mobilitas penduduk dalam aktivitas sosial ekonomi. Tingkat mobilitas masyarakat di dalam dan di sekitar wilayah kelola KPHP Model Meratus merupakan peluang bagi pengembangan usaha ekonomi dan budaya masyarakat termasuk didalamnya peluang bagi potensi tenaga kerja di masyarakat. Berdasarkan data statistik tahun 2009 di Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat sebanyak 263.668 jiwa atau 65,96 % angkatan kerja, sementara pada saat yang sama di Kabupaten Penajam Paser Utara terdapat sebanyak 47.753 jiwa atau 49,02 % merupakan angkatan kerja.

4. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan (IUPHHK-HA

dan IUPHHK-HT)

Sejak tahun 1970/1980 Kawasan Hutan Produksi yang ada pada wilayah KPHP Model Meratus sudah dikelola melalui Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu yang pada

Page 44: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-36

saat itu di sebut dengan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam dan Hutan Tanaman, disajikan dalam Tabel II-27 berikut dibawah ini :

Tabel II-27. IUPHHK-HA/HT No. Pemegang Izin Jenis Izin Sejarah pengelolaan 1. PT. ITCI Kartika Utama IUPHHK-HA n.a 2. PT. Balikpapan Forest

Industries IUPHHK-HA n.a

3. PT. Belantara Subur IUPHHK-HT n.a 4. PT. Inhutani I Batu Ampar-

Mentawir IUPHHK-HT n.a

5. PT. PT. ITCI Hutani Manunggal IUPHHK-HT n.a Sumber RKUPHHK-HA dan RKTUPHHK-HT

PT ITCI Kartika Utama

PT ITCI-KU merupakan perusahaan pemegang IUPHHK-HA yang mendapat izin perpanjangan berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.160/Menhut-II/2012 tanggal 27 Maret 2012. Keputusan tersebut merupakan perpanjangan dari Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 149/Kpts-II/1993 tanggal 27 Pebruari 1993 yang telah berakhir pada tanggal 3 Januari 2010. Berdasarkan dari keputusan perpanjangan IUPHHK HA tersebut luas areal kerja PT. ITCIKU adalah ± 173.395 ha, terletak di kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Barat. IUPHHK-HA ITCIKU berlaku selama 45 tahun dan akan berakhir pada tanggal 26 Maret 2057.

PT. Balikpapan Forest Industries

PT. BFI mendapat IUPHHK-HA seluas ± 140.845 hektar berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.529/Menhut-II/2009 tanggal 10 September 2009, terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Paser dan Kutai Barat.

PT. ITCI Hutani Manunggal

PT. IHM memperoleh ijin usaha pemanfaatan hasil hutan pada hutan tanaman (IUPHHK-HT) melalui SK. Menteri Kehutanan No. 184/Kpts-II/1996 tanggal 23 April 1996 dengan areal seluas ± 161.127 ha. PT IHM adalah perusahaan patungan yang didirikan tahun 1993 oleh PT. ITCI Kartika Utama dan PT. Inhutani-I (persero). Pada tahun 2004 sd tahun 2006 komposisi pemegang saham mengalami perubahan. Dengan pengalihan saham, maka sejak tanggal sejak 2 Agustus 2006 komposisi saham PT. IHM adalah PT. Kreasi Lestari Pratama sebanyak 90% dan PT. Inhutani-I sebanyak 10%. Pada awal berdirinya, PT. IHM dimaksudkan menyediakan bahan baku serat sebanyak 2.000.000 M3/tahun untuk memasok kebutuhan pabrik pulp yang mempunyai kapasitas 375.000 ton pulp kering/tahun. Dalam perjalanannya pabrik tersebut tidak jadi dibangun. Masuknya PT. KLP membawa perubahan dari segi kebijakan perusahaan maupun sasaran yang akan dicapai. Pemanfaatan kayu tidak

Page 45: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-37

lagi berorientasi kepada pembeli kayu tetapi lebih diarahkan pada pemenuhan group sendiri.

PT. Inhutani I UMH Batu Ampar

IUPHHK-HT PT. Inhutani I UMH Batu Ampar Mantawir seluas 16.521 Ha merupakan tegakan hutan tanaman terdiri dari Acasia mangium. Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilaksanakan perusahaan, potensi tegakan hutan tanaman adalah sebesar 25,89 M3 per hektar. Sebagian kecil wilayah ditanami karet (Hevea sp) dimana tujuan utama adalah untuk melihat potensinya yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat. Didalam areal kerja IUPHHK-HT PT. Inhutani I Batu Ampar-Mentawir juga terdapat beberapa jenis satwa liar.

PT. Belantara Subur

IUPHHK-HT PT. Belantara Subur seluas 16.475 Ha sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 784/Kpts-II/1996 tanggal 19 Desember 1996 untuk jangka waktu 35 tahun terhitung sejak tanggal 21 Pebruari 1992 merupakan tegakan hutan tanaman Gmelina arborea, dan jenis P. falcataria . Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilaksanakan perusahaan, potensi tegakan hutan tanaman adalah sebesar 87,50 M3 per hektar.

5. Posisi Areal Kerja dalam RTRWP dan Pembangunan Daerah

a) Hutan dan Kehutanan Berdasarkan usulan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008-2027 seluas 19.790.454 ha, dan seluas 13.839.664 ha atau 69,93 % terbagi menjadi kawasan hutan yang berfungsi lindung seluas 2.824.686 ha (14,27 % dari luas daratan Kaltim); kawasan hutan konservasi seluas 1.680.443 ha (8,49% dari luas daratan); kawasan hutan berfungsi budidaya seluas 9.334.544 ha, serta Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) seluas 5.692.238 ha. Sebagaimana kecenderungan yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya peran dan kontribusi sub sektor kehutanan dalam perkembangan pertumbuhan ekomoni di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara semakin menurun. Kemorosotan kondisi fisik sumberdaya hutan di lapangan (tingkat tapak) sebagai akibat terjadinya degradasi hutan dan deforestasi yang disebabkan oleh antara lain : Belum dapat diwujudkannya pengelolaan hutan alam produksi secara lestari oleh

pemegang ijin pemanfaatan hutan dan ijin penggunaan kawasan hutan; Adanya praktek pembalakan secara illegal terhadap kawasan hutan yang tidak ada

pengelolanya (open access); Pembukaan hutan untuk perladangan masyarakat petani.

Page 46: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-38

Di era otonomi daerah pemanfaatan sumberdaya lahan (hutan) bagi pengembangan usaha ekonomi baru yaitu pertambangan dan perkebunan mendorong terjadinya alih fungsi (konversi) kawasan hutan yang cenderung semakin meningkat.

b). Luas Kawasan Hutan

Kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Timur : 12.561.005 ha berdasarkan SK Menhut no. 718/Kpts-II/2014) meliputi : 1. Kawasan konservasi 437.879 ha

2. Hutan lindung 1.792.031 ha

3. Hutan produksi terbatas 2.881.569 ha

4. Hutan produksi tetap 3.024.576 ha

Tabel II-28. Fungsi Kawasan Kalimantan Timur

Sumber: SK Kementerian Kehutanan Nomor : 718/Menhut-II/2014 Catatan : Kolom Penunjukan Kawasan dan Usulan Revisi RTRWP luasnya masih gabungan

dengan Provinsi Kaltara, sedangkan pengesahannya luas untuk Provinsi Kaltim.

Untuk mendapatkan gambaran kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut : (1). Hutan Alam Produksi 1) IUPHHK-HA PT. ITCI Kartika Utama dengan produksi kayu bulat sebesar 79.266

M3/tahun dan dengan tarif PSDH untuk kelompok jenis Meranti sebesar Rp. 60.000/M3 dan DR sebesar US$ 16/M3 maka potensi penerimaan negara untuk PSDH sebesar Rp. 4.755.960.000/tahun dan DR sebesar US $ 1.268.256/tahun.

No Fungsi Kawasan

Penunjukan Kawasan Usulan Revisi

Keputusan Menteri

Kehutanan Updated RTRWP

Luas (Ha) (%) Luas (Ha) (%) Luas (Ha) (%) 1 Hutan Konservasi 1.775.235 8,97 1.612.990 8,15 437.879 5,30 2 Hutan Lindung 2.818.800 14,24 3.385.124 17,10 1.792.031 21,70 3 Hutan Produksi

Terbatas 5.268.161 26,62 4.199.044 21,22 2.881.569 34,90

4 Hutan Produksi 4.454.748 22,51 2.811.864 14,21 3.024.576 36,63 5 Hutan Produksi

Konversi - - - - 120.712 1,46

A Kawasan Hutan 14.316.944 72,34 12.009.022 60,68 8.256.767 65,73 B Areal

Penggunaan Lain 5.213.876 26,69 7.525.672 38,53 4.304.238 34,27

Jumlah (A+B) 19.530.820 100,00 19.534.694 100,00 12.561.005 100,00

Page 47: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-39

2) IUPHHK-HA PT. Balikpapan Forest Industries dengan potensi kayu yang dapat diproduksi

adalah 16.660 M3/tahun, dengan tarif PSDH untuk kelompok jenis Meranti sebesar Rp. 60.000/M3 dan DR sebesar US$ 16/M3 maka potensi penerimaan negara untuk PSDH sebesar Rp. 996.000.000/tahun dan DR sebesar US$ 265.600/tahun

(2). Hutan Tanaman 1) IUPHHK-HT PT. ITCI Hutani Manunggal dengan volume tebangan 2.897.912 M3. Dengan

tarif PSDH untuk kayu tanaman Acasia mangium sebesar Rp. 2.000/M3, maka potensi penerimaan negara berupa PSDH sebesar Rp. 5.655.824.000/tahun.

2) IUPHHK-HT PT. Inhutani I Batu Ampar-Mentawir dengan volume tebangan 14.500 M3. Dengan tarif PSDH untuk kayu tanaman Acasia mangium sebesar Rp. 2.000/M3, maka potensi penerimaan negara berupa PSDH sebesar Rp. 29.000.000/tahun.

3) IUPHHK-HT PT. Belantara Subur dengan volume tebangan 22.524 M3. Dengan tarif PSDH untuk kayu tanaman P. falcataria sebesar Rp. 2.000/M3, maka potensi penerimaan negara berupa PSDH sebesar Rp. 45.000.000/tahun.

c).Kawasan Hutan (Wilayah Tertentu)

Pengelolaan sumber daya hutan di kawasan tertentu yang berada di dalam KPH Model Meratus (Unit XXXI) seluas 12.088,27 Ha yang berupa Hutan alam sekunder dengan menerapkan pemberdayaan masyarakat lokal diharapkan kedepan merupakan sumber kesejahteraan bagi masyarakat secara mandiri. Selain itu Kementerian Kehutanan telah menawarkan lokasi PMUMHM seluas 15.000 ha untuk dijadikan Wilayah Tertentu, sampai saat ini masih dalam proses di Kementerian Kehutanan.

d). Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD Kehutanan Kaltim. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD Kehutanan Kaltim mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan Dinas Kehutanan Kaltim dalam lima tahun mendatang. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, Dinas Kehutanan Kaltim menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai dengan RTRW tersebut. Aspek yang ditelaah adalah : 1) Rencana struktur tata ruang dan Struktur tata ruang saat ini; 2) Rencana pola ruang dan Pola ruang saat ini; 3) Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah.

Page 48: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-40

Telaahan yang dibuat bersifat umum terutama pada rencana pola ruang dan dan pola ruang aktual. RTRW Kaltim sudah ditetapkan dan disyahkan tetapi pada tingkat tapak konflik lahan masih banyak terjadi dan terhadap permasalahan ini RTRW Kaltim dapat dikatakan masih belum mantap. Terbentuknya propinsi Kalimantan Utara (Kaltara) terpisah dari Provinsi Kaltim memberi banyak implikasi terhadap perubahan penggunaan dan pemanfaatan ruang di Kaltim. Implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan Dinas Kehutanan ditujukan melalui telaahan antara indikasi program dengan pemanfaatan ruang dalam jangka menengah. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka Dinas Kehutanan dapat mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan SKPD dalam lima tahun mendatang. Telaahan rencana tata ruang wilayah beserta faktor pendorong dan penghambat terhadap pelayanan SKPD Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana terdapat pada lampiran. Sesuai dengan tupoksinya, Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dengan RTRW hanya didasarkan pada Pola Ruang berkaitan dengan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, rancangan program beserta target Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Kaltim yang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, sebagaimana disajikan dalam Tabel II-29 berikut dibawah ini :

Tabel II-29. Telaahan Pola Ruang Wilayah Provinsi/Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur

Rencana Pola

Ruang Pola Ruang Saat

Ini

Indikasi Program

Pemanfaatan Ruang pada

Periode Perencanaan

Pengaruh Rencana Pola

Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan

SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan

Pelayanan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) A.

Kawasan Lindung

1) Kawasan hutan lindung seluas kurang lebih 2.889.100 Ha yang tersebar di hampir seluruh kabupaten dan Kota di Propinsi Kaltim

2) Kawasan yang memberikan perlindu-ngan terhadap kawa san bawahannya, meliputi: kawasan

bergambut,

Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan

Peningkatan fungsi dan daya dukung DAS berbasis pemberdayaan masyarakat

Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan

Berpengaruh positif karena program yang dialokasikan kaitannya dengan pelayanan SKPD pada pola ruang sudah sesuai dengan peruntukannya

Memberikan arahan lokasi yang lebih fokus sesuai pola ruang fungsi dan peruntukannya dalam jangka

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Perlindungan Hutan dan konservasi sumber daya alam

Pemberdayaan masyarakat di dalam dan disekitar kawasan

Peningkatan kapasitas kelembagaan hukum (perda,

Page 49: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-41

Rencana Pola

Ruang Pola Ruang Saat

Ini

Indikasi Program

Pemanfaatan Ruang pada

Periode Perencanaan

Pengaruh Rencana Pola

Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan

SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan

Pelayanan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) seluas kurang lebih 722.047 Ha

kawasan resapan air, yang tersebar seluruh wilayah provinsi

1) kawasan perlindungan setempat terdiri atas: sempadan

pantai sempadan

sungai kawasan

sekitar danau/waduk

kawasan sempadan mata air

kawasan terbuka hijau kota,

menengah pergub) Pemantapan

Kawasan Hutan

B Kawasan Budidaya

1) Kawasan peruntukan hutan produksi seluas kurang lebih 9.340.563 Ha

2) Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luas kawasan kurang lebih 110.255

Peningkatan usaha kehutanan

Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan

Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan

Peningkatan fungsi dan daya dukung DAS Berbasis pemberdayaan masyarakat

Berpengaruh positif karena program yang dialokasikan kaitannya dengan pelayanan SKPD pada pola ruang sudah sesuai dengan peruntukannya

Memberikan arahan lokasi yang lebih fokus sesuai pola ruang fungsi dan peruntukannya dalam jangka menengah

Pemanfaatan hutan dan industri kehutanan

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Perlindungan hutan dan konservasi SDA

Pemberdayaan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan

Peningkatan kapa sitas kelembagaan hukum (perda, pergub)

Pemantapan kawasan Hutan

Page 50: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-42

Pengesahan RTRWP Kalimantan Timur terhadap wilayah KPHP Model Meratus ikut memperkuat keberadaan Kawasan Hutan Produksi baik yang telah dimanfaatkan oleh IUPHHK-HA maupun IUPHHK-HT serta Wilayah Tertentu dalam rangka pemberdayaan masyarakat hutan baik di dalam maupun di luar KPHP Model Meratus, serta hubungan kemitraan dalam rangka pembangunan Bussiness Plan sehingga diharapkan kedepan dengan adanya KPHP Meratus dapat bersinergi antara masyarakat dan KPHP selaku pemangku wilayah dalam mencapai masyarakat yang sejahtera, adil dan berkelanjutan. Dengan kondisi hutan tetap utuh dan terjaga keberadaannya dalam upaya perlindungan hutan yang berkelanjutan sehingga pemanfaatan hutan tetap eksis untuk menopang Pendapatan Asli Daerah Kalimantan Timur dari sektor Kehutanan dengan tetap manjaga keutuhan hutan dan kawasan hutan melalui program pembangunan Kaltim Hijau dengan menjalankan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Wilayah KPHP Meratus pada Khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya. e). Rencana Strategis Dinas Kehutanan dan RJMD Provinsi Kalimantan Timur

Keterkaitan antara Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur dengan RJMD Provinsi Kaltim yang memperlihatkan dukungan dan konsistensi tujuan, program, sasaran dan indikator kinerja utama dari Renstra Dinas Kehutanan Katim 2013-2018 dengan pencapaian tujuan dan program RPJMD Kaltim 2013-2018 diperlihatkan pada lampiran 4.

6. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan a. Pemantapan Kawasan Hutan

Tata Batas Fungsi Kawasan Hutan sangatlah penting ketika intensitas penggunaan kawasan hutan sudah tinggi. Desakan dan tekanan masyarakat akan lahan terus meningkat, kepastian hukum tentang lahan menjadi sangat penting. Sumber daya hutan dan ekosistemnya yang bersifat dinamik dan pengelolaan hutan juga berkembang sesuai dengan perkembangan hukum dan paradigma pembangunan kehutanan, maka landasan hukum dan penentuan batas seharusnya menjadi dasar kegiatan pengelolaan. Program pemantapan kawasan hutan yang digulirkan Kementerian Kehutanan dalam hal penataan batas kawasan hutan untuk mempercepat proses pengukuhan kawasan hutan sehingga memiliki status kepastian hukum untuk jangka panjang, namun desakan terhadap kebutuhan lahan yang berasal dari kawasan hutan untuk kepentingan di luar sektor kehutanan terus mendesak. Sering terjadinya perubahan peraturan yang dikeluarkan Kementerian Kehutanan, ikut memperlambat proses pengukuhan kawasan hutan karena perubahan batas dan fungsi kawasan hutan. Sedangkan kewajiban pemegang izin pemanfaatan hutan untuk melakukan tata batas areal kerjanya, maka KPHP Meratus mendorong kepada Pemegang Izin untuk menyelesaikannya hingga temu gelang.

Page 51: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-43

b. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

Dalam wilayah Pengelolaan KPHP Meratus, sebagian besar kawasan hutan merupakan Kawasan Hutan Produksi (baik hutan produksi tetap maupun hutan produksi terbatas) dan sedikit sekali Hutan Lindung. Dalam pemanfaatan hutan tersebut sejak tahun 1970-an telah dilakukan oleh pemegang izin usahan pemanfaata hasil hutan kayu-hutan alam dan hutan tanaman (dahulu HPH/HTI). Diantaranya (IUPHHK-HA) PT. ITCIKU, PT. Balikpapa Forest Industries dan (IUPHHK-HT) PT. ITCI Hutani Manunggal, PT. Belantara Subur dan PT. Inhutani I UMH Batu Ampar. Sampai saat ini hutan produksi tetap (HP) dan terbatas (HPT) sebagian besar berupa LOA (Log Over Area), dengan penerapan sistem TPTI dan turunnya dalam pengelolaan secara lestari, kualitas dan produkstivitas tegakan hutan akan semakin meningkat, namun demikian kurangnya pengawasan dan pengamanan hutan yang kuat, telah terjadi penebangan liar (illegal logging), perambahan oleh masyarakat akan kebutuhan lahan untuk perladangan mengakibatkan terganggunya harapan kedepan bahwa LOA tersebut akan dapat dilakukan pemanfaatan hutan untuk rotasi selanjutnya.

Demikian juga dengan adanya Penggunaan Kawasan Hutan untuk keperluan diluar kehutanan seperti pertambangan melalui Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan, pembangunan disegala sektor terus dipacu namun dampak lain adalah kerusakan lingkungan hidup. Dalam penataan areal kerja dalam satu izin perusahaan pemanfaatan hutan, telah tertata dengan baik (RKPH maupun RKU) dimana ada kewajiban membuat Petak Ukur Permanen (PUP), namun dengan adanya izin pinjam pakai kawasan hutan menjadi terganggu. Di areal kelola KPHP Meratus terdapat tidak kurang dari 13 unit perusahaan pertambangan yang mengantongi Izin Penggunaan Kawasan Hutan melalui izn pinjam pakai kawasan hutan.

c. Inventarisasi Hutan

Pelaksanaan inventarisasi hutan di wilayah KPHP Meratus sangatlah penting, terkait dengan kepentingan untuk mendapatkan data dan informasi tentang potensi, karakteristik, bentang alam, kondisi sosial ekonomi dan lainnya. Inventarisasi hutan pada wilayah KPHP Meratus dilakukan dengan dua pendekatan yang didasarkan pada keberadaan izin pemanfaatan. Pada areal yang sudah ada izin pemanfaatan dilakukan dengan kompilasi data hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) yang dilakukan oleh pemegang izin, sedangkan pada kawasan hutan yang belum ada izin pemanfaatan dilakukan survei lapangan secara langsung. Pada wilayah KPHP Meratus pada awal penyusunan RPJP disusun pernah dilakukan inventarisasi, namun mengingat keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, maka kegiatan inventarisasi ini perlu dilakukan kembali secara berkala setiap dua tahun sekali. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat data yang lebih baik dan akurat guna keperluan

Page 52: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-44

pengelolaan kedepan bagi KPHP, hal ini karena banyaknya jenis kegiatan inventarisasi. Untuk melaksanakan kegiatan inventarisasi ini, pada saat ini KPHP Meratus dihadapkan dengan tenaga/personal berkompentensi, waktu, biaya, kegiatan ini untuk Wilayah Tertentu/kawasan hutan yang tidak dibebani izin pemanfaatan.

d. Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada Wilayah Tertentu.

Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistim penyangga kehidupan tetap terjaga. Dalam KPHP Meratus terdapat Wilayah Tertentu (yang belum ada izinnya) seluas 12.088,27 ha pada kawasan hutan produksi yang kondisinya menyebar sedangkan seluas 15.000 ha merupakan areal eks PMUMHM pada kawasan hutan produksi tetap dan kompak saat ini dalam proses penetapan untuk dihibahkan kepada KPHP Meratus, sehingga dalam pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan perlu disusun Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, melaksanakan kegiatan RHL melalui berbagai kegiatan seperti reboisasi, pemeliharaan, pengayaan tanaman, penerapan teknis konservasi tanah secara vegetasi dan pembuatan bangunan konservasi tanah secara sipil teknis pada lahan kritis dan tidak produktif. Mengingat keberadaa wilayah tertentu yang terdapat di KPHP Meratus kondisi menyebar, akan sulit untuk diawasi karena disekitarnya adalah masyarakat, sehingga perlu pengawasan, patroli dan sosialisasi di Wilayah Tertentu terhadap masyarakat tersebut.

e. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat, seperti yang disebutkan diatas, adalah dilakukan untuk meningkatkan peran dan ketertlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan baik secara langsung maupun tidak langsung guna peningkatan kesejateraan. Hal ini sejalan dengan visi dan misi KPHP Meratus, namun untuk mengetahui lebih jauh maka perlu langkah-langkah antara lain melakukan pengumpulan data sosial ekonomi dan budaya masyarakat, menyusun program pemberdayaan masyarakat secara partisipatif, membangun pola kemitraan dengan pemegang izin pemanfaatan dan stakeholder lain, pengembangan skema pengelolaan berbasis masyarakat seperti HKM (Hutan Kemasyarakatan, Hutan Desa dan HTR (Hutan Tanaman Rakyat), Peningkatan Teknologi Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Pemberdayaan masyarakat ini perlu terus dibina, diawasi dan diarahkan agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif dari luar. Dengan demikian maka program pemberdayaan masyarakat disekitar hutan dapat memperbaiki taraf hidup menuju masyarakat yang sejahtera.

Page 53: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab II. Deskripsi Kawasan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

II-45

f. Pengamanan Hutan dan Perlindungan Alam Pada dewasa ini telah terjadi perubahan iklim ekstrim, hal ini dimungkinkan karena telah terjadinya/perubahan alam akibat pemanasan global yang menuntut secara alam faktor penetunya juga akan mengalami perubahan. Kerusakan lingkungan akibat dari efek rumah kaca, maupun kesurakan alam lainnya yang sulit untuk dihindari, seperti pemanfaatan hutan dan lahan secara besar-besaran ikut menyumbang terjadi perubahan iklim. Kemudian dinegara-negara maju sebagai negara indutustri menghasilkan polusi udara dari asap pabrik, selanjutnya pertambahan penduduk dan keperluan akan trasnportasi juga meningkat sehingga, udara menjadi tercemar. Pemanasan global mengakibatkan terjadi kemarau panjang atau musim hujan yang panjang. Hal ini memberi efek terhadap kondisi hutan, pemanasan bumi akan meningkatkan kandungan gas methan yang dihasilkan batubara mudah terbakar. Dengan demikian maka keberadaan KPHP dalam mengelola wilayah tertentu menjadi tugas dan tanggungjawab KPHP untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan. Belum adanya Menara Pengawas Kebakaran di Wilayah Tertentu sulit melakukan pengawasan atau memantau dari jarak jauh (kurang lebih radius 5 km) gejala terjadi kebakaran hutan sulit terdeksi. Perambahan hutan akibat adanya pembukaan hutan untuk keperluan perladangan KPHP Meratus belum adanya Pos Jaga di Wilayah Tertentu.

Bahwa isu strategis, kendala dan permasalahan yang ditampilkan KPHP Meratus adalah sejalan dengan perkembangan RTRWP Kalimantan Timur dan Renstra Dinas Kehutanan dan RPJMD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yaitu meningkatkan kualitas lingkungan hidup hal ini akan dilaksanakan melalui program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dibentuknya Hutan Lindung Inti didaerah mangrove akan memberikan lingkungan ditepi pantai akan tetap terjaga, pemberdayaan masyarakat yang ada di dalam dan sekitar hutan di wilayah KPHP Meratus diharapkan dapat diberdayakan dalam program pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat dan hutan tetap terjaga. Memberikan pengertian dan arahan guna terjaganya hasil rehabilitasi hutan dan lahan dimaksud. Permasalahan yang akan dihadapi tersebut, pihak KPHP Meratus perlu membangun persemaian Permanen untuk kebutuhan rehabilitasi hutan dan lahan dan restorasi hutan, dengan memberdayakan masyarakat sekitarnya.

Dalam hal KPHP Meratus selaku pemangku wilayah kerja, akan senantiasa melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pemegang izin, melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Kawasan Hutan. Setidaknya dalam setahun sekali akan dilakukan monitoring dan setiap lima tahun sekali akan dilakukan Evaluasi pinjam pakai kawasan hutan.

Page 54: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab III. Visi dan Misi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

III-1

BAB III VISI DAN MISI PENGELOLAAN KPHP

A. VISI

Pengelolaan hutan di KPHP Model Meratus merupakan bagian dari pengelolaan hutan nasional. Oleh karena itu perumusan visinya perlu mengacu pada pengelolaan hutan nasional juga. Kementerian Kehutanan melalui Permenhut No.P.51/Menhut-II/2010 tentang Renstra Kementrian Kehutanan tahun 2010-2014 menetapkan visi yaitu HUTAN LESTARI UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG BERKEADILAN. Untuk mencapai visi tersebut telah dirumuskan enam kebijakan prioritas pembangunan kehutanan yaitu: (1) Pemantapan kawasan hutan; (2) Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS; (3) Pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran hutan; (4) Konservasi keanekaragaman hayati; (5) Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan; dan (6) Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan.

Selain itu, KPHP Model Meratus juga memperhatikan visi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yaitu MEWUJUDKAN KALIMANTAN TIMUR SEBAGAI PUSAT AGROINDUSTRI DAN ENERGI TERKEMUKA MENUJU MASYARAKAT ADIL DAN SEJAHTERA. Untuk mencapai visi tersebut Provinsi Kalimantan Timur akan melakukan yaitu :

1. Melaksanakan Revitalisasi Pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat petani, nelayan dan peternak.

2. Menciptakan iklim investasi yang kondusif, melakukan regulasi yang menjamin kemudahan berusaha dan berinvestasi.

3. Meningkatkan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, melalui perbaikan insentif untuk kewirausahaan dan akses bagi usaha-usaha menengah, kecil dan mikro serta sektor riil lainnya.

4. Pemanfaatan pengelolaan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.

5. Memantapkan, memanfaatkan dan mengkoordinasikan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kaltim dan melaksanakan reformasi sistem pertanahan.

6. Mengelola kekayaan budaya dan sejarah serta mengembangkan potensi pariwisata sebagai sumber devisa.

Page 55: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab III. Visi dan Misi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

III-2

Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur memiliki Visi “Mewujudkan Pembangunan Kehutanan yang Terpadu dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat di Kalimantan Timur Dan Berkontribusi Dalam Mitigasi Perubahan Iklim ”

dengan pemahaman Bahwa kelestarian hutan harus menjadi prinsip bagi penyelenggaraan pembangunan kehutanan serta pengurusan hutan, hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang dipakai diseluruh dunia yaitu “Sustainable Development”. Untuk mencapai visi tersebut maka dilakukan hal-hal pokok sebagai berikut : 1. Menjamin keberadaan hutan; misi ini bertujuan untuk mewujudkan kepastian

hukum/status kawasan hutan serta mempertahankan hutan sesuai dengan fungsinya. Terjaminnya keberadaan kawasan hutan akan mendukung pengelolaan kawasan hutan untuk pencapaian kelestarian hutan.

2. Mengoptimalkan manfaat hutan; Misi ini bertujuan untuk ; a. Memulihkan kondisi hutan yang telah rusak, b. Meningkatkan manfaat sosial hutan, c. Meningkatkan upaya konservasi SDH, d. Mengoptimalkan manfaat hasil hutan (kayu, non kayu, wisata, jasa

lingkungan, dsb), pada kawasan hutan lindung dan hutan produksi serta hutan diluar kawasan hutan, dan

e. Mencegah dari penebangan liar (illegal logging) dan pengendalian kebakaran hutan.

3. Menguatkan kelembagaan Dinas Kehutanan ; Misi ini bertujuan untuk

memperkuat landasan serta dukungan bagi pencapaian misi, menjamin keberadaan hutan dan mengoptimalkan manfaat hutan. Kuatnya kelembagaan akan memperlancar pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Penguatan ini meliputi antara lain : Profesionalisme organisasi dan SDM Dinas Kehutanan, efektivitas sarpras pendukung, IPTEK, perencanaan kehutanan, kemitraan dan kerjasama dalam negeri/ luar negeri, penyampaian data/ informasi, pengawasan/ pengendalian.

Visi KPHP Model Meratus adalah: TERWUJUDNYA HUTAN BERKELANJUTAN UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN PENDAPATAN DAERAH DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Penjelasan dari visi di atas adalah sebagai berikut :

Page 56: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab III. Visi dan Misi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

III-3

hutan berkelanjutan adalah hutan yang dikelola secara berkelanjutan untuk dapat memenuhi seluruh fungsinya, yaitu fungsi ekologi, fungsi ekonomi dan fungsi sosial. Fungsi ekologi hutan adalah sebagai pengatur tata air, pelindung kesuburan tanah, penyerap karbon, penghasil oksigen, dan pelindung keragaman hayati atau sebagai habitat satwa dan tumbuhan. Fungsi ekonomi hutan adalah sebagai penghasil kayu, bukan kayu dan jasa lingkungan yang dapat memberikan pendapatan bagi daerah dan masyarakat. Funsgi sosial hutan adalah sebagai tempat untuk rekreasi, upacara adat dan keagamaan. Pendapatan daerah adalah pajak dan pendapatan negara bukan pajak yang diperoleh dari kegiatan pemanfaatan hutan. Pola Pemberdayaan Masyarakat adalah pola pengelolaan hutan bersama-sama masyarakat sehingga masyarakat merasa ikut memiliki sumber daya hutan yang ada disekitarnya.

B. MISI

Untuk mencapi visinya, KPHP Model Meratus memiliki misi sebagai berikut: 1. Menguatkan kapasitas organisasi KPHP Model Meratus (Unit XXXI). 2. Memantapkan kawasan di wilayah KPHP Model Meratus (Unit XXXI) . 3. Meningkatkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan

daerah. 4. Memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga

perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi petani hutan. 5. Melindungi keragaman hayati yang ada dalam hutan. 6. Melindungi tanah dan tata air.

C. Tujuan

Untuk mencapai visi dan misi diatas penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Jangka Panjang adalah : 1. Mendukung upaya pemerintah dalam rangka pemantapan kawasan hutan 2. Mewujudkan Pengelolaan Hutan yang berkelanjutan. 3. Memberdayakan masyarakat hutan dan sekitarnya dalam menciptakan hutan

yang berkeadilan. 4. Menciptakan usaha kemitraan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera,

berkeadilan dan konstribusi pada ekonomi kerakyatan. 5. Meningkatkan ekonomi masyarakat dalam KPHP untuk mencapai taraf hidup

dan kesejahteraannya meningkat dan lebih baik. 6. Mendukung perekonomian daerah untuk mencapai peningkatan Pendapatan

Asli Daeah Kalimantan Timur

Page 57: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab III. Visi dan Misi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

III-4

7. Mendukung kegiatan kemitraan dan pemberdayaan masyarkat dalam upaya membangun perekonomi dalam wadah Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD).

Page 58: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab IV. Analisis dan Proyeksi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

IV-1

BAB IV. ANALISIS DAN PROYEKSI

1. Analisa data dan Informasi

Berdasarkan P.6/Menhut-II/2010, tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Pengelolaan Hutan Pada KPHL dan KPHP, analisis dan proyeksi mencakup dua aspek penting yaitu; a). analisis data dan informasi yang saat ini tersedia (baik data primer hasil dari inventarisasi hutan dan penataan hutan, maupun data sekunder) dan b). proyeksi kondisi wilayah KPH di masa yang akan datang. Dengan dilaksanakan pengelolaan hutan dalam wilayah pengelolaan KPHP-Model oleh kelembagaan-organisasi yang telah dibentuk, diharapkan dapat dan mampu : a. memperbaiki tata kelola hutan (forest governance); b. memperkecil laju degradasi hutan; c. mempercepat rehabilitasi dan reforestasi; d. meningkatkan perlindungan dan pengamanan hutan; e. meningkatkan manfaat hutan bagi masyarakat di dalam dan sekitar hutan; f. meningkatkan stabilitas supply hasil hutan dan g. menyediakan data dan informasi SDH sebagai dasar penyusunan rencana.

Dengan telah ditetapkannya Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Meratus berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.768/Menhut-II/2012 tanggal 26 Desember 2012 dengan luas 387.488 Ha dan organisasi pengelolanya, maka dengan lima fungsi pokok diharapkan dapat diwujudkan Visi dan Misi pengelolaan hutan yang telah ditetapkan dalam wilayah tersebut. Sebagaimana telah disebutkan dalam bab pendahuluan bahwa KPHP Meratus secara rinci menurut fungsi kawasan hutan sebagai berikut : Hutan Lindung (merupakan Hutan Lindung Inti) seluas 1.371,70 ha, Hutan Produksi (HP) seluas 352.117,13 ha dan Hutan Produksi Terbatas seluas 17.277,24 ha. dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) seluas 1.374,41 ha. Setelah dilakukan kembali pencermatan terhadap peta lampiran SK Menteri Kehutanan dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 942/Menhut-II/2013 sesuai arahan Tim Penilai luasnya menjadi 370.873,12 ha. Jika dilihat dari fungsi kawasan hutan tersebut, maka KPHP Meratus dapat dibagi kedalam blok-blok/zona. Seperti halnya Wilayah Izin Pemanfaatan seluas 343.784,85 ha yang telah dimanfaatkan menjadi IUPHHK-HA terdapat 2 unit perusahaan masih aktif

Page 59: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab IV. Analisis dan Proyeksi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

IV-2

dan IUPHHK-HT sebanyak 3 unit perusahaan masih aktif, setelah mendapat perpanjangan IUPHHK-HA/HT dari Kementerian Kehutanan. Sedangkan untuk Wilayah Tertentu berada dalam Hutan Produksi (HP) seluas 27.088,27 ha, terbagi dalam dua Wilayah Tertentu, 15.000 ha merupakan hutan produksi tetap dahulu areal PMUMHM yang saat ini sedang dalam proses surat menyurat antara Dirjen Bina Usaha Kehutanan dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, yang dalam waktu dekat akan ditetapkan sebagai lahan hibah sedangkan seluas 12.088,27 ha merupakan wilayah tertentu yang tidak ada izinnya bersifat menyebar dalam Hutan Produksi. Selain izin yang diberikan Kementerian Kehutanan untuk pemanfaatan hutan, juga ada izin penggunaan kawasan hutan melalui izin pinjam pakai kawasan hutan sebanyak 13 unit pemegang izin seluas 21.107,08 ha. Sedangkan blok-blok lainnya meliputi Blok Perlindungan, Blok Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan HHBK, Blok Pemberdayaan Masyarakat dan Blok Khusus. Sehingga diharapkan keberadaan KPH dapat memberikan kontribusi dalam beberapa aspek pengelolaan hutan di tingkat tapak sebagai berikut : Dalam perencanaan hutan dan tata hutan, dapat dijaminnya kepastian

kawasan lebih baik dengan demikian kapasitas pengawasan pengelolaan dapat lebih ditingkatkan,

Dalam perencanaan pengelolaan hutan, dengan keberadaan KPH rencana dan investasi kehutanan dapat diintegrasikan pada tingkat tapak karena didasarkan pada tersedianya informasi SDH yang lebih akurat,

Dalam kaitannya dengan pemanfaatan, prakondisi perijinan di tingkat tapak dapat disiapkan oleh KPH dan dimungkinkannya integrasi evaluasi berbagai kegiatan dalam wilayah kelola dapat dilaksanakan, dengan demikian “biaya transaksi” dapat diminimalkan (high cost economy dihindarkan),

Dalam kaitannya pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan sebagai program penting dewasa ini (dalam kaitannya dengan program mitigasi GRK), keberadaan KPH dapat meningkatkan kapasitas koordinasi penetapkan lokasi dan selanjutnya pengelolaan hasil RHL dan investasi akan lebih jelas penanggung jawabnya, dan

Dalam kaitannya dengan perlindungan hutan, deteksi dini dan pananggulangan berbagai gangguan terhadap SDH dapat lebih intensif dilakukan.

Page 60: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab IV. Analisis dan Proyeksi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

IV-3

2. Proyeksi Kondisi Wilayah

Berdasarkan pada kondisi yang spesifik dan variatif dalam wilayah kelola KPHP-Model Meratus dan kontribusi serta peran yang dapat dimainkan oleh KPH dalam merealisasikan-mewujudkan Visi dan Misi pengelolaan hutan yang telah ditetapkan, maka dapatlah disajikan analisis dan proyeksi sebagai berikut :

a. Analisis dan Proyeksi Status Kawasan Hutan Kondisi faktual : Masih berstatus “ditetapkan” dan belum dikukuhkan, dengan demikian masih labil dalam menghadapi dinamika konversi hutan-lahan hutan Prospek ke depan : Status kawasan hutan menjadi jelas dan mantap secara berkelanjutan Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Percepatan penyelesaian tata batas kawasan hutan dan KPH berperan mendorong percepatan proses pengukuhan kawasan hutan dalam wilayah kelola KPH juga dapat berperan dalam perlindungan hutan, kegiatan tata batas areal yang belum selesai ditata batas temu gelang oleh pemegang izin (baik IUPHHK-HA/HT) KPH akan mendorong pihak pemegang izin untuk menyelesaikan tata batas temu gelang pada tahun kelima sesuai Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang. Sehingga statusnya dapat dikukuhkan menjadi kawasan hutan. b. Analisis dan Proyeksi Fungsi Kawasan 1. Ht.Produksi Tetap (HP) Kondisi faktual : Sebagian besar berupa hutan bekas tebangan (LOA) dari 2 unit IUPHHK-HA yang masih aktif beroperasi Prospek ke depan : Diharapkan dalam pelaksanaan pengelolaan-pemanfaatan SDH alam produksi menghasilkan tegakan hutan yang lebih berkualitas dan produktif dengan tetap menjamin keles tarian daya dukung. Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Penerapan 3 aspek pokok dari kaidah-prinsip kelestarian (produksi-ekologi dan sosial) dalam pengelolaan SDH Secara khusus menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan (RIL) Meningkatkan kualitas dan produktivitas tegakan hutan bekas tebangan Peran KPH melaksanakan pembinaan dan monev PHL Fungsi kawasan hutan dapat ditata batas oleh BPKH setempat, sehingga pemantapan kawasan hutan dapat segera terwujudkan. Sedangkan KPHP Meratus dapat mengajukan tata batas pada Wilayah Tertentu pada tahun ketiga dalam RPJP.

Page 61: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab IV. Analisis dan Proyeksi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

IV-4

2. Ht.Produksi Terbatas (HPT) Kondisi faktual : Sebagian besar berupa LOA dari 2 unit IUPHHK-HA yang masih aktif beroperasi Prospek ke depan : Diharapkan dalam pelaksanaan pengelolaan-pemanfaatan SDH alam produksi menghasilkan tegakan hutan yang lebih berkualitas dan produktif dengan tetap menjamin kelestarian daya dukung. Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Penerapan 3 aspek pokok dari kaidah-prinsip kelestarian (produksi-ekologi dan sosial) dalam pengelolaan SDH Secara khusus menerap kan teknik pemanenan ramah lingkungan (RIL) Meningkatkan kualitas dan produktivitas tegakan hutan bekas tebangan Peran KPH melaksanakan pembinaan dan monev PHL

KPHP Meratus dalam hal Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang dikelola oleh pemegang izin dapat mendorong pelaksanaan ITT pada tahun kedua setelah pemanenan.

c. Analisis dan Proyeksi Potensi Kawasan 1. HHK Kondisi faktual : Dari hasil inventarisasi oleh IUPHHK-HA ketersediaan tegakan hutan dari jenis komersil (dalam tegakan hutan LOA) masih cukup potensial Prospek ke depan : Terbangunnya tegakan hutan pasca pemanenan yang lebih berkualitas dan produktif. Pada saat yang sama limbah pemanenan dapat ditekan Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Peningkatan kualitas dan produktivitas tegakan dengan penerapan TPTI secara intensif dan konsisten dengan menggunakan jenis unggulan lokal. Juga perlu upaya penekanan limbah HHK di lapangan - hutan Peran KPH memantau secara regular pelaksanaan TPTI tersebut. Juga mendorong pemanfaatan “limbah pemanenan”. Limbah pemanenan dari kegiatan TPTI agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan bahan industri kreatif, budidaya jamur, 2. HHBK Kondisi faktual : Data dan informasi tentang HHB/NK yang dimiliki oleh IUPHHK-HA masih relatif kurang Prospek ke depan : Diharapkan pengelolaan hutan alam produksi ke depan tidak hanya berfokus pada Hasil Hutan Kayu saja. Dengan demikian nilai hutan akan dapat lebih ditingkatkan. Termasuk dapat menciptakan lapangan usaha masyarakat lokal. Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Pengembangan cara-metode inventarisasi HHB/N-K yang terintegrasi kedalam

Page 62: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab IV. Analisis dan Proyeksi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

IV-5

sistem yang telah ada (IHMB dan ITSP) serta memetakan sebaran spasialnya. Peran dari KPH adalah mendorong intensitas pelaksanaan inventarisasi HHBK dan mengembangkan cara pengolahan (home industry) dan pemasaran serta Investasi. KPHP Meratus melaksanakannya pada tahun kedua, pada Wilayah Tertentu untuk mengetahui potensi HHBK yang hasilnya ditawarkan kepada Investor yang berminat. 3a. Jasa lingkungan : Ekowisata Kondisi faktual : Seperti halnya dengan HHBK, potensi dan keberadaan dari Ekowisata masih belum mendapatkan perhatian dalam pendataan (inventarisasi hutan). Prospek ke depan : Tersedianya data tentang potensi ekowisata dalam pengelolaan hutan alam produksi dan pengembangan industri wisata dengan bersinergi dengan dinas terkait dan investor Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Pengembangan sistem inventarisasi dan pemetaan lokasi (sebaran spasialnya) dalam wilayah kelola. Peran dari KPH adalah mendorong intensitas pelaksanaannya di lapangan, membangun sinergi dengan instansi terkait dalam pengelolaan-pemanfaatannya (Dinas Pariwisata). Pemetaan hasil inventarisasi jasa lingkungan dibuat pada tahun ketiga RPJP Meratus, sehingga informasi yang didapat untuk disebarluaskan melalui brosur, sosialisasi dan lain-lain media informasi. 3b. Jasa lingkungan : Karbon Kondisi faktual : Dalam sistem inventarisasi IHMB telah dimulai dengan penyediaan data tentang ”berat hasil hutan kayu” yaitu dengan pembuatan Tabel Berat sebagai salah satu alat bantu IHMB. Walaupun masih terbatas pada jenis komersiil saja Prospek ke depan : Diharapkan peran sektor kehutanan, khususnya dalam wilayah kelola KPHP-Model dalam program karbon dapat diwujudkan dengan melibatkan IUPHHK-HA/HT secara intensif Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Perlu secara lebih intensif sosialisasi dan pelatihan-pelatihan berkaitan dengan perhitungan karbon (MRV) kepada para praktisi di lapangan. Peran KPH memfasilitasi terselenggaranya pelatihan berkaitan dengan karbon (REDD+), dengan tetap memperhatikan hak-hak masyarakat 3c. Jasa lingkungan : KEHATI Kondisi faktual : Potensi flora-fauna yang ada dalam hutan alam produksi masih terbatas pada jenis po hon yang komersiil. Sedangkan pendataan potensi fauna masih sangat terbatas Prospek ke depan : Diharapkan pengelolaan hutan alam produksi mempunyai dimensi yang lebih

Page 63: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab IV. Analisis dan Proyeksi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

IV-6

luas. Dengan demikian nilai hutan akan bertambah dalam perspektif ekonomi, yang semen tara ini hanya berfokus pada HHK saja Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Pengayaan data flora dan fauna dari pelaksanaan inventarisasi di lapangan perlu dilakukan (ITSP dan IHMB). Peran KPH adalah membantu mengembangkan sistem-metode inventarisasi flora-fauna secara komprehensif kedalam sistem yang telah ada (ITSP-IHMB) Dapat dipergunakan dalam pemetaan HCVF sebagai bagian penting dalam pengelolaan hutan lestari (PHL-SFM) d. Analisis dan Proyeksi Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan 1. IUPHHK-HA Kondisi faktual : Terdapat 2 unit IUPHHK-HA dalam wilayah kelola KPHP-Model Meratus, 2 (dua) unit merupakan dari IUPHHK-HA yang lama. Kinerja pengelolaan SDH oleh ke-2 IUPHHK-HA masih belum mampu mewujudkan PHL-SFM. Kelola sosial merupakan masalah utama yang dihadapi dalam pencapaian PHL-SFM. Prospek ke depan : Dua unit IUPHHK-HA dalam wilayah kelola KPHP-Model tersebut dapat mewujudkan PHL berdasarkan FSC standar. Dengan demikian keberadaannya dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara lebih optimal Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Untuk dapat mewujudkan PHL-SFM, disamping komitmen manajemen, ketersediaan SDM yang profesional perlu diupayakan. Faktor eksternal juga sangat berpengaruh, al. berupa : dinamika sosial masyarakat tata kelola kehutanan dan bahkan kebijakan pemerin tah (pusat-daerah) seringkali dapat menjadi hambatan pencapaian PHL-SFM. Peran KPH sebagai dinamisator dan fasilitator harus mampu mendorong, membina dan utamanya memfasilitasi dalam penanganan konflik sosial. 2. IUPHHK-HT Kondisi faktual : Terdapat satu unit IUPHHK-HT/HTI PT. Belantara Subur adalah pola HTI-Transmigrasi. Dengan demikian akan muncul masalah sosial yang harus mendapatkan perhatian serius. Prospek ke depan : Diharapkan hutan tanaman di areal kerja PT. Belantara Subur dapat dikelola secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat sekitarnya (masyarakat transmigrasi dan masyarakat lokal). Dalam bentuk pengembangan HTI-Rakyat.

Page 64: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab IV. Analisis dan Proyeksi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

IV-7

Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Perlu adanya re-vitalisasi re-organisasi keberadaan hutan tanaman tersebut sehingga dapat berperan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat (peserta transmigrasi) dan pembangunan kehutanan di Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser. Peran KPH, mereformulasi dan me-retrukturisasi keberadaan HTI-Trans tersebut dengan memberdayakan masyarakat secara optimal. 3. Kawasan Pinjam Pakai Kondisi faktual : Dalam wilayah kelola KPHP-Model Meratus terdapat 21.107,08 ha kawasan-areal hutan yang dipinjampakaikan kepada 13 unit usaha pertambangan. Prospek ke depan : Diharapkan ke depan dalam pemanfaatan kawasan hutan oleh usaha non kehutanan tersebut melaksanakan kewajibannya melaksanakan reklamasi –rehabilitasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Pembangunan sektor kehutanan sebagai salah satu sektor berbasis lahan, harus pula memberikan peluang kemungkinan pemanfaatan kawasan hutan oleh sektor berbasis lahan yang lain, antara lain pertambangan. Peran KPH dalam hal ini adalah secara konsisten dan reguler memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kewajibannya.

4. Kawasan tertentu Kondisi faktual : Dalam wilayah kelola KPHP-Model Meratus terdapat kawasan hutan Wilayah Tertentu yang masih belum terdapat pengelola dan kegiatan pemanfaatan Prospek ke depan : Diharapkan ke depan kawasan-kawasan hutan yang ”tidak bertuan” dapat dikelola dengan memberdayakan masyarakat bagi peningkatan kesejahteraannya secara lestari Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Perlu secara khusus dipikirkan berdasarkan kondisi: biogeo-fisik dan sosial kawasan hutan kemungkinan pengembangan model Pengelolaan SDH berbasis masyarakat (Community Based Forest Management) Peran KPH, menginisiasi mengidentifikasi dan melakukan inventarisasi kondisi faktual, termasuk kegiatan-kegiatan pemanfaatan yang ada saat sekarang. Kemudian merancang pola-bentuk pengelolaannya ke depan, KPHP Meratus mengupayakan dan mendorong masyarakat didalam maupun disekitar KPHP Meratus dapat berperan aktif dalam memanfaatan hutan dan kawasan hutan pada Wilayah Tertentu, baik untuk kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu, seperti rotan, madu, gaharu, bambu dan lain-lain. KPHP Meratus akan merencanakan kegiatan inventarisasi HHBK pada wilayah tertentu pada tahun ketiga.

Page 65: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab IV. Analisis dan Proyeksi

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

IV-8

e. Analisis dan Proyeksi Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Sosial-ekonomi dan budaya masyarakat Kondisi faktual : Dari data statistik diperoleh informasi secara umum bahwa : dari aspek sosial sebagi an besar (73%) masyarakat berpendidikan rendah (SD), sedangkan dari aspek ekonomi sebagian memiliki sumber matapencaharian sebagai petani (sebagian besar petani lahan kering-ladang). Keberadaan hutan masih merupakan bagian dari hidup dan kehidupan masyarakat di wilayah kelola KPHP-Model Meratus Prospek ke depan : Diharapkan dengan keberadaan KPHP-Model Meratus mampu mentransformasikan kebijakan pembangunan daerah sesuai dengan Tupoksinya bagi peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutanrbenerbasis SDH dan lahan Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH : Dengan posisi, peran dan kontribusi keberadaan hutan yang masih memiliki prospek ke depan, maka perlu adanya kebijakan yang ”memproteksi” keberadaan SDH. Adanya kecenderungan dari pembangunan berbasis lahan yang ”mendesak” keberadaan SDH di wilayah pedesaan. Peran KPH, adalah melakukan inventarisasi kondisi faktual kawasan dan SDH di wilayah kelola KPHP-Model yang berbatasan dengan masyarakat pedesaan. Pada saat yang sama menginventarisasi ijin-ijin pembangunan berbasis lahan yang ada. KPHP-Model harus berperan sebagai fasilitator dan mediator permasalahan SDH dan lahan. Diharapkan KPH dari hasil inventarisasi tersebut, pada tahun kelima dapat menyusun peta pada wilayah tertentu yang memiliki potensi dan menjadi sumber penghidupkan masyarakat setempat dalam upaya meningkatkan tarap hidup masyarakat sekitaran hutan yang berbentuk kemitraan.

Page 66: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-1

BAB V RENCANA KEGIATAN STRATEGIS

A. Rencana Kegiatan KPHP Model Meratus merupakan wilayah kelola yang memiliki potensi yang cukup besar dan berada pada lokasi lintas kabupaten/kota. Pemanfataan kawasan hutan masih berorientasi pada produksi kayu semata melalui Ijin Pemanfaatan, sedangkan pemanfaatan HHBK, Jasa Lingkungan belum dilihat sebagai potensi ekonomi. KPHP Model Meratus juga dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang terkait dengan kelembagaan, kepastian kawasan, integrasi peran antara pihak yang melakukan kegiatan, partisipasi masyarakat yang masih rendah dalam pengelololaan hutan, sehingga diperlukan beberapa strategi pengelolaan jangka panjang untuk memaksimalkan semua potensi yang ada.

Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam rangka tata hutan dan pemantapan kawasan yaitu :

1. Inventarisasi

Untuk melaksanakan kegiatan inventarisasi, yang baik, benar dan terpercaya dapat dilakukan guna mendapatkan data dan informasi tentang potensi, karakteristik, bentang alam, kondisi sosial-ekonomi, dan lain-lainnya. Dilaksanakan beberapa kali sesuai dengan kebutuhan pada tahapan pembentukan, pembangunan dan pengembangan.

Kegiatan inventarisasi ini berpegang pada petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan, yang pada dasarnya terdiri dari dua aspek utama, yaitu: Pertama. Aspek biofisik wilayah, dengan kisaran intensitas sampling terendah 0,05% (untuk wilayah yang tersedia potret udara/citra satelit beresolusi tinggi hingga 0,3% untuk wilayah yang belum tersedia potret udara/citra satelit sama sekali). Data yang dikumpulkan meliputi: status, penggunaan dan penutupan lahan; jenis tanah dan kelerengan lapangan/topografi; iklim; hidrologi/tata air; bentang alam dan gejala-gejala alam; kondisi sumberdaya manusia dan demografi; jenis potensi dan sebaran flora; jenis, populasi dan habitat fauna; dan dikombinasikan dengan.

Kedua Aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di wilayah KPH, dengan menggunakan sampling secara sengaja (purposive sampling) dan meliputi pengambilan data serta informasi primer maupun sekunder,

Page 67: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-2

meliputi antara lain yang terpenting: sejarah desa, pemukiman dan tata guna lahan di wilayah desa; sistem dan struktur masyarakat; asal-usul masyarakat; ketergantungan masyarakat terhadap hutan; data kependudukan, perekonomian dan juga keberadaan hak adat/ulayat serta adat istiadat lainnya, kelembagaan, harga dan pemasaran produk masyarakat, pendidikan (sapras dan tingkat pendidikan); kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Pelaksanaan inventarisasi pada wilayah KPHP Model Meratus dilakukan pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatannya (IUPHHK-HA) dengan kompilasi data hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) oleh pemegang ijin pemanfaatan, sedangkan pada kawasan yang belum dibebani ijin pemanfatan dilakukan survei lapangan secara langsung, kegiatan inventarisasi pada KPHP Meratus pernah dilakukan pada awal pembentukan KPH atau awal penyusunan rencana kelola ini, tetapi karena luasnya wilayah dan keterbatasan waktu dan SDM maka akurasi data masih rendah sehingga sangat memungkinkan untuk di-update/direvisi dan diperbaiki data dan informasinya secara berkala sesuai dengan kepentingan pengelolaan, terutama pada Wilayah Tertentu (Wilayah Tanpa Ijin) pada KPHP Model Meratus.

Perlu dilakukan Inventarisasi lanjutan dan berkala yaitu beberapa kegiatan lainnya: a. Inventarisasi potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), izin

pemanfaatan/PPKH b. Inventarisasi dan Pemetaan Kawasan Lindung dan kawasan yang

mempunyai Nilai Konservasi Tinggi (HCVF), biomassa dan karbon hutan

c. Inventarisasi sosial ekonomi dan budaya d. Inventarisasi biofisik, jasa lingkungan, objek wisata e. Pembagian blok f. Pemancangan batas, pemetaan rawan keamanan hutan

2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu

Wilayah Tertentu merupakan areal yang belum dibebani hak/ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Luas Wilayah Tertentu pada Wilayah KPHP Model Meratus seluas 12.088,27 ha keadaan menyebar dan seluas 15.000 ha merupakan PMUMHM dengan tanaman 3.600 ha keadaan kompak/menyatu yang berupa hutan alam sekunder dengan menerapkan pemberdayaan masyarakat lokal diharapkan kedepan merupakan sumber kesejahteraan bagi masyarakat secara mandiri.

Page 68: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-3

Untuk mewujudkan rencana pemanfaatan tersebut maka perlu dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : a. Melakukan studi kelayakan (FS) pemanfaatan pada masing-masing

Wilayah Tertentu. b. Menyusun rencana pengelolaan pada masing-masing Wilayah Tertentu. c. Menyusun rencana bisnis terhadap pemanfataan yang telah ditetapkan. d. Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan e. Melakukan pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja

3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan peran dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan baik secara langsung maupun tidak langsung guna peningkatan kesejahteraan, maka perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut : a. Melakukan pengumpulan data sosial ekonomi dan budaya masyarakat. b. Melakukan analisis data sosial ekonomi tingkat unit kelestarian. c. Melakukan analisis kelembagaan masyarakat pada wilayah KPH baik

kelembagaan internal maupun antara kampung. d. Menyusun program pemberdayaan masyarakat secara partisipatif. e. Membangun pola kemitraan dengan pemegang ijin pemanfaatan dan

stakeholder lain. f. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan terkait dengan

pengelolaah hutan dan hasil hutan. g. Mengembangkan skema-skema pengelolaan hutan berbasis masyarakat

seperti : HKM, Hutan Desa dan HTR. h. Peningkatan Teknologi Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan

Kawasan Hutan a. a. Pemanfaatan Hutan

Pembinaan, Pemantauan Pemanfaatan hutan dilakukan dalam rangka mewujudkan Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) terhadap para pemegang izin di wilayah kerja KPHP Meratus dilakukan secara intensif. Pembinaan secara keseluruhan mencakup; pengawasan dan pengendalian terhadap pemegang ijin dilaksanakan dalam rangka menjamin terselenggaranya pemanfaatan hutan sesuai dengan kaidah-kaidah kelestarian (aspek ekologi). Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pemegang ijin; pengelolaan hutan oleh pemegang ijin; mengarahkan regulasi kepada pemegang ijin agar pengelolaan sesua dengan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga pengelolaan hutan berkelanjutan dapat terwujud.

Page 69: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-4

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa dalam wilayah KPHP Model Meratus terdapat ijin Pemanfaatan Hutan Alam/Tanaman sebanyak 2 IUPHHK-HA dan 3 IUPHHK-HT.

IUPHHK-HA dan HT yang masih aktif, Untuk itu akan dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : a. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) pengawasan dan

evalusai Ijin Pemanfaatan (IUPHHK-HA/HT). b. Melaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan

kegiatan TPTI pada IUPHHK-HA/HT (Perencanaan, Penebangan, Penatausahaan Hasil Hutan Kayu/PUHH, Perlindungan hutan dan Pembinaan Hutan) secara berkala.

c. Melakukan pengawasan secara partisipasi yaitu dengan mendorong keterlibatan masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan hutan dalam melakukan pengawasan terhadap IUPHHK-HA/HT.

d. Memberikan arahan kebijakan pemanfaatan hutan kepada ijin pemanfaatan.

e. Memberikan pertimbangan teknis terhadap rencana pemanfaatan hutan yang dilaksanakan oleh pemegang ijin.

f. Melakukan penangganan pelanggaran hukum kehutanan yang dilaksanakan oleh pemegang ijin.

g. Menangani barang bukti dari hasil pelanggaran hukum kehutanan. h. Melakukan sosialisasi regulasi pengelolaan hutan. i. Melaksanakan patroli pengamanan kawasan dan sumberdaya hutan j. Membangun data base rencana dan realisasi kegiatan ijin

pemanfaatan hutan

b. Penggunaan Kawasan Hutan

Izin penggunaan kawasan hutan merupakan ijin pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan di luar sektor kehutanan. Pada Wilayah KPHP Model Meratus teridentifikasi beberapa kegiatan penggunaan kawasan yaitu kegiatan pertambangan dan telekomunikasi (tower), terhadap kegiatan-kegiatan tersebut perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian dengan kegiatan sebagai berikut : a. Menyusun Standar Oprasional Prosedur (SOP) pelaksanaan

pemantauan dan evaluasi dan ijin penggunaan kawasan hutan. b. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan ijin

penggunaan kawasan hutan secara berkala. c. Membangun data base rencana dan realisasi kegiatan Ijin

Penggunaan Kawasan hutan

Page 70: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-5

5. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Izin (Wilayah tertentu)

Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistim penyanggah kehidupan tetap terjaga. Sebagaimana yang disebutkan dalam Bab II bahwa pada Wilayah Tertentu KPHP Meratus terdapat HP-Pemanfataan Hutan Kayu-Hutan Tanaman seluas 2.232 ha, dapat dilakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan seluas 200 ha/tahun sehingga untuk RPHJP jangka panjang berkelanjutan akan terealisasi 2.000 ha. Sedangkan untuk lahan belukar seluas 167.000 ha dalam wilayah KPHP yang menyebar disetiap pemegang izin, KPHP Meratus akan mendorong kepada para pemegang izin dan kepentingan lainnya untuk melaksanakan RHL selama 10 tahun kedepan adalah 5.000 ha. Dengan dukungan dana, tenaga teknis yang kompeten, sarana dan prasarana yang memadai sesuai kebutuhan, maka diharapkan nantinya mampu meningkatkan kemampuan RHL 1.000 ha/tahun. Oleh karenanya pembangunan Kehutanan diwilayah KPHP Meratus akan terus berupaya melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan secara berkesinambungan dalam RPJP berikutnya, dengan tetap melakukan pemeliharaan tanaman secara terus-menerus sampai pada batas waktu tertentu. Penyelenggaraan kegiatan RHL dilakukan dengan memasukkan unsur-unsur perencanaan, pengorganisasian/kelembagaan, pelaksanaan kegiatan serta pengawasan dan pengendalian. Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : a. Penyusunanan Rencana Pengelolaan Rehabilitasi dan Lahan (RPRHL)

dan Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) serta restorasi hutan.

b. Pembentukan dan penyiapan lembaga pengelola RHL, peran dan fungsi para pihak pelaksanaan RHL.

c. Melaksanakan kegiatan RHL melalui berbagai kegiatan seperti reboisasi, pemeliharaan, pengayaan tanaman, penerapan teknis konservasi tanah secara vegetasi dan pembuatan bangunan konservasi tanah secara sipil teknis pada lahan kritis dan tidak produktif .

d. Pemantauan dan evaluasi kegiatan RHL secara berkala. e. Membangun persemaian permanen untuk kebutuhan Rehabilitasi Hutan

dan Lahan dan restorasi hutan

Page 71: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-6

6. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di dalam areal yang berizin. Upaya pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi terhadap pemegang izin, berupa : a. Memberikan arahan kebijakan kepada izin pemanfaatan hutan dan

penggunaan kawasan hutan , b. Melakukan sosialisasi peraturan pengelolaan hutan, c. Memberikan bimbingan dan pertimbangan teknis terhadap izin

pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, d. Peningkatan kapasitas pemegang izin pemanfaatan hutan dan

penggunaan kawasan hutan, e. Mendorong dan mendampingi pelaksanaan sertifikasi PHPL pada izin

pemanfaatan hasil hutan kayu belum ada data

7. Rencana Penyelenggaran Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

(1) Penyelenggaraan perlindungan hutan bertujuan untuk menjaga hutan, hasil hutan, kawasan hutan dan lingkungannya agar fungsi lindung, fungsi konservasi dan fungsi produksi tercapai secara optimal dan lestari.

(2) Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan pengamanan kawasan hutan dan sumber daya hutan.

(3) Melaksanakan pengamanan kawasan dan sumberdaya hutan . (4) Merencanakan alokasi kawasan lindung di dalam wilayah KPH dan

mengintegrasikannya dalam penataan hutan. (5) Menilai dan memetakan kawasan bernilai konservasi tinggi untuk

alokasi kawasan lindung. (6) Menyusun masterplan pengelolaan kawasan lindung sesuai dengan

karakteristiknya. (7) Pengelolaan kawasan lindung secara partisipatif dan kolaboratif dengan

berbagai pihak. (8) Menilai kinerja pengelolaan kawasan lindung di dalam wilayah KPH.

8. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar

Pemegang Izin

Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, bahwa dibangunnya KPHP/K/L memiliki 4 fungsi pokok : a). Menyelenggarakan pengelolaan hutan, b). Menjabarkan kebijakan Nasional, Provinsi dan Kab/Kota, c). Melaksanakan pengelolaan hutan dengan POAC dan d). Melaksanakan pemantauan dan penilaian pengelolaan hutan di wilayahnya.

Dengan demikian KPHP Model Meratus memiliki tugas dan fungsi yang secara umum dapat diklasifikasikan kedalam 3 arah, yaitu : a). Sebagai

Page 72: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-7

pemangku wilayah kelola dengan fungsi produksi (P) dan lindung (L), KPH-P mempunyai tugas mendorong (melalui fungsi BINWASDAL) terwujudnya pengelolaan hutan secara lestari yang didukung dengan hasil-hasil-hasil yang relevan; b). Sebagai pengelola kawasan hutan tertentu, KPHP-Model mempunyai tugas untuk melaksanakan semua fungsi manajemen (POAC) dan c). Sebagai wakil pemerintah pusat dan pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur, KPH-P Model mempunyai tugas menginternalisasikan program-program pembangunan daerah dalam pengelolaan multi fungsi sumberdaya hutan tersebut. Untuk dapat melaksanakan ketiga tugas-fungsi tersebut, terbangunnya sistem koordinasi menjadi kunci atau prakondisi bagi keberhasilan tugas-tugas pokok tersebut.

Pra-kondisi yang dikemukakan di atas pada dasarnya hanya yang dipertimbangkan benar (significant), sehingga masih dapat/dimungkinkan untuk dilengkapi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh adanya dinamika lingkungan sosial, kebijakan pemerintah (Kementerian Kehutanan dan Pemerintan Daerah)

9. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait

Kegiatan koordinasi dan sinerji dengan instansi dan stakeholder yang terkait dengan KPHP Meratus untuk mensinergikan, mengintegrasi dan mengelaborasi program dan kegiatan KPHP Model Meratus, sekaligus mengkomunikasi keberadaan, tugas, pokok dan fungsi dari KPHP Meratus, karena itu perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Melakukan identifikasi dan inventarisasi stakeholder yang melakukan

kegiatan di wilayah KPHP Model Meratus. 2. Melakukan integrasi program dan kegiatan dengan ijin pemanfaatan dan

penggunaan kawasan hutan. 3. Melakukan integrasi kegiatan dengan LSM dan program-program lain

yang ada di wilayah KPHP Model Meratus. 4. Melakukan pengembangan program bersama. 5. Monitoring dan evaluasi dan pembelajaran bersama. 6. Membangun jaringan dengan stakeholder yang terkait Secara lebih terinci program – kegiatan pengelolaan KPHP-Model Meratus 2015-2024 disajikan dalam lampiran matrik arahan program, sasaran dan indikator KPHP-Model Meratus 2015-2024.

10. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas Sumder Daya

Manusia (SDM)

UPTD KPHP Model Meratus merupakan lembaga yang baru dan merupakan lembaga persiapan KPHP dalam bentuk SKPD, dengan demikian perlu pengembangan aparatur dan sarana prasarana ini yang mencakup kegiatan kebutuhan dan pengembangan aparatur dan sarana prasarana.

Page 73: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-8

a. Pemenuhan Kebutuhan dan Pengembangan Aparatur

Berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan aparatur/personil maka perlu dilakukan kajian/analisis kesesuaian antara beban kerja dan jumlah aparatur yang dibutuhkan. Dan secara simultan dilakukan penambahan personil untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Disamping pemenuhan kebutuhan jumlah aparatur, pengembangan aparatur juga perlu dilakukan baik struktural maupun fungsional. Pendidikan dan latihan struktural tentunya telah baku ditetapkan oleh Badan Diklat Daerah. Pendidikan teknis fungsional untuk tenaga lapangan perlu dirancang untuk dapat difasilitasi agar penyelenggaraan pengelolaan hutan semakin berkualitas. Berbagai pendidikan dan latihan ini yang dibutuhkan diantaranya diklat perencanaan hutan, diklat polisi kehutanan, diklat Pengawas Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (Wasganis PHPL) meliputi Wasganis Canhut (Perencanaan), Wasganis Menhut (Pemanenan Hutan), Wasganis PKB (Penguji Kayu Bulat), Wasganis Binhut (Pembinaan Hutan), Diklat Pengelolaan Kawasan Lindung Dan Konservasi, Diklat Penatausahaan Hasil Hutan Kayu, Diklat Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Non Kayu, Diklat Resolusi dan Manajemen Konflik, Diklat GIS dan Perpetaan serta lainnya.

b. Pengadaan Sarana dan Prasarana

Secara struktur KPHP Model Meratus membutuhkan sarana prasarana seperti : sarana prasarana perkantoran baik pada KPH, BDH dan RPH, sarana kantor dan rumah dinas BDH dan RPH. Sarana teknis seperti radio komunikasi, kompas, GPS, theodolit, sarana pengamanan hutan (mobil patroli, borgol, tali, pakaian kelengkapan polhut dan lainnya). Standarisasi sarana prasarana pada setiap BDH dan RPH ini perlu ditetapkan secara layak agar petugas lapangan yang bekerja di tengah hutan dapat menyelenggarakan tugasnya dengan baik.

11. Penyediaan Pendanaan

Dengan kelembagaan yang berbentuk UPTD, KPHP Model Meratus akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai pengelola di tingkat tapak antara lain : keterbatasan pendanaan karena sangat tergantung dengan kuota anggaran Dinas Kehutanan. Disamping itu kebijakan Kepala KPHP Model Meratus sangat tergantung dari kebijakan Kepala Dinas Kehutanan karena pada dasarnya UPTD merupakan pelaksana tugas dan fungsi Dinas Kehutanan yang lebih bersifat administrasi, sementara KPH merupakan kelembagaan pengelolaan yang memerlukan kemandirian dalam menentukan kebijakan.

Page 74: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-9

Pendanaan merupakan upaya untuk melaksanakan program dan kegiatan yang disusun untuk mencapai sasaran hasil pembangunan kehutanan yang diperoleh dari anggaran pemerintah/daerah, sebagai bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh. Data dan informasi, baik tentang alokasi dan sumber daya yang diperlukan di dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang bisa dialokasikan dan tidak kaku.

Pendanaan untuk tiap-tiap program strategis yang dilaksanakan pada periode tertentu pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Meratus dilakukan dengan asumsi alokasi anggaran tahunan pembiayaan dari APBD Provinsi Kaltim atau dari APBN Kementerian Kehutanan.

Untuk itu dalam membangun KPHP Meratus yang merupakan KPHP berada di 5 lintas kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Kalimantan Timur, pendanaan yang masih terbatas perlu dukungan pendanaan dari sumber dana APBN (yang saat ini melalui UPT Kementerian Kehutanan yaitu Balai Pamantapan Kawasan Hutan (BPKH) wilayah IV Samarinda dan Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BP2HP) Wilayah XIII Samarinda). Selain itu bahwa pendanaan yang bersumber dari APBD Kalimantan Timur untuk pembangunan KPHP Meratus perlu terus diupayakan hal ini untuk dapat mendorong kegiatan dengan terbentuknya KPHP baru ini, demikian juga dengan dana-dana lainnya yang dapat mendukung terselenggaranya pembangunan KPHP Meratus sebagai pendukung dan pengembangan KPHP Meratus.

12. Pengembangan Database

Salah satu kelemahan yang mendasar dalam pengelolaan sumberdaya hutan di Indonesia adalah persoalan ketersediaan data/informasi yang lengkap, memiliki akurasi yang memadai dan terbaharui. Dalam pengelolaan data-informasi (data and information management) harus diupayakan data memiliki cakupan dalam dimensi keruangan-spasial (keseluruhan wilayah dan isu) dan dimensi keterkinian (seri waktu dari tahun ke tahun). Untuk mengantisipasi perkembangan – dinamika sumberdaya hutan juga bentuk dan kinerja pemanfaatannya, maka data dan informasi yang dikumpulkan dapat terus ”di-update” dari waktu ke waktu (secara periodik).

Wilayah kelola KPHP Model Meratus memiliki keragaman “ekosistem hutan alam (nature forest) dan hutan tanaman (man made forest) dan keaneka ragaman hayati (KEHATI), terutama di hutan alam primer. Ketersediaan data dan informasi tentang potensi kawasan dan kinerja pengelolaannya, sangat diperlukan dalam penyusunan perencanaan pengelolaan sumberdaya hutan yang multi fungsi tersebut secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan akhir pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Timur.

Page 75: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-10

13. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola

Keberadaan Pemegang IUPHHK-HA dan HT serta izin penggunaan kawasan hutan, pada saat ini dihadapkan pada masalah terjadinya degradasi hutan yang disebabkan oleh adanya kegiatan perizinan tersebut, maka terhadap IUPHHK-HA/HT yang mendapat perpanjangan perizinan dari Kementerian Kehutanan adanya pengurangan perizinan maupun luasan areal kerja. Dari kelima pemegang izin pemanfaatan hutan yang pada tahun 2013 telah mengajukan URKT 2014 dan telah mendapat pengesahan, maka diharapkan tidak ada rasionalisasi pada IUPHHK-HA/HT atau pada pemegang izin penggunaan kawasan hutan. Terhadap perubahan fungsi kawasan hutan sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 718/Menhut-II/2014, maka KPHP Meratus akan tetap mendukung apabila terdapat perubahan dalam RTRWP yang sesuai ketentuan yang berlaku dimana setiap 10 tahun sekali dilakukan review. Namun demikian apabila pemegang izin yang telah ada, mengalami kemunduran dalam pengelolaannya maka KPHP Meratus akan mengusulkan rasionalisasi terhadap keadaan fakta di lapangan dari manajemen hutannya kepada Kementerian Kehutanan sesuai kewenangannya, hal ini sejalan dengan kewenangan KPHP Meratus dalam rangka Pembinaan, Pengawasan dan Pengendaliannya. Bahwa pengesahan RTRWP pada KPHP Meratus tidak ada perubahan fungsi kawasan yang berarti, apabila dalam jangka waktu 10 tahun kedepan terdapat perubahan, maka KPHP Meratus akan mendukung dan mendorong terhadap izin-izin yang ada dalam Kawasan Hutan, untuk menyesuaikannya. Dengan dibentuknya KPHP Meratus, maka KPHP Meratus dapat mendorong terciptanya perusahaan yang bergerak disektor kehutanan pada wilayah tertentu yang mampu membuka lapangan kerja baru yang dapat melibatkan masyarakat yang ada disekitar atau didalam kawasan hutan dalam kegiatan dimaksud sehingga dapat meningkatkan tarap hidup masyarakat yang ada didalamnya.

14. Review Rencana Pengelolaan

Dokumen Rencana Kelola Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP Model Meratus ini berdurasi satu dasawarsa (10 tahun).Selama masa itu dimungkinkan terjadi dinamika politik dan sosial ekonomi yang menuntut peninjauan ulang atas rencana yang dibuat dikarenakan dipertimbangkan rencana yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi yang ada. Artinya bahwa review dilakukan sebagai jalan untuk kemungkinan melakukan revisi atas rencana yang sudah ada, dan oleh karenanya pemanfaatan hasil

Page 76: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-11

monitoring dan evaluasi menjadi bagian penting dalam pertimbangan (lihat juga Gambar V-1. sebelumnya). Review memang bisa dilakukan: (a) Sebagai bagian dari tahapan tetap yang sudah direncanakan atau diberikan kesempatan pada masa tertentu dari dokumen, meskipun tidak harus dilakukan; akan tetapi juga bisa (b) Sebagai respon terhadap kecenderungan dari penurunan kualitas dokumen akibat dari perkembangan yang tidak diduga sebelumnya atau tidak sesuai dengan asumsi yang ditetapkan saat perencanaan dokumen ini disusun.

Metoda utama yang digunakan untuk review Rencana Kelola KPHP Model Meratus adalah Analisis Isi secara Kualitatif (Qualitative Content Analysis) terhadap dokumen perencanaan pengelolaan KPH sendiri dan dokumen perencanaan daerah dan kehutanan lainnya, dokumen-dokumen serta laporan-laporan terkait yang tersedia berkaitan dengan hutan dan kehutanan, serta perubahan peraturan perundangan yang berlaku selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, selanjutnya dikombinasikan dengan Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) berkaitan dengan implementasinya, observasi fakta lapangan dan jika diperlukan hasil interviews terhadap para pihak yang relevan terhadap lingkup dan tujuan review. Adapun alur dari review ini secara sederhana disajikan sebagai berikut:

Page 77: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-12

Berdasarkan Gambar V-1. di atas, terdapat 4 (empat) aspek sebagai lingkup review, yaitu: (1) Substansi RK KPHP Model Meratus, meninjau ulang apakah sudah

mencakup keseluruhan informasi kondisi, permasalahan, kebutuhan dan bahkan tantangan yang dihadapi secara lengkap dan terpercaya agar mampu untuk merealisasikan Visi dan Misi pembangunan KPH tersebut;

(2) Implementasi RK KPHP Model Meratus, meninjau ulang sejauh mana substansi yang ada selama 5 tahun pertama mengingat dinamika pembangunan sektor kehutanan begitu cepat tetapi review tidak mengubah konsep dasar, memungkinkan diimplementasikan dengan komitmen, konsisten dan konsekwensi oleh seluruh jajaran KPH dan mendapat dukungan dari institusi lainnya;

(3) Relevansi RK KPHP Model Meratus, meninjau ulang kesesuaian substansi dan implementasi RK dengan dokumen perencanaan pembangunan kehutanan dan daerah lainnya, baik yang bersifat vertikal maupun horisontal, agar tercapai harmonisasi dalam pencapaian tujuan pembangunan secara umum dan pembangunan kehutanan secara khusus;

(4) Adaptabilitas RK KPHP Model Meratus, meninjau ulang apakah substansi, implementasi dan relevansi yang dimiliki RK yang ada bisa menyesuaikan diri (luwes) terhadap segala kemungkinan perubahan atau dinamika politik,

RK KPHP model Meratus 2015-2024

Hasil dan Kesimpulan Review

Strateji Akselerasi

Modifikasi RK Tahunan

Revisi Total RK

Qualitative Content Analysis dan Gap Analysis

Reko-mendasi Opsi

1. Substansi 2. Implementasi

3. Relevansi 4. Adaptabilitas RK KPHP

Meratus 2025-2034

Inputs

Gambar V-1. Alur Proses dan Metodologi Review RK KPHP Model Meratus 2015-2024

Page 78: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-13

sosial dan ekonomi sejak awal implementasi hingga akhir jangka waktu perencanaan nantinya.

Hasil akhir dari review adalah 3 (tiga) kemungkinan yaitu: (a) Tidak ada perubahan dari pada RK KPHP Model Meratus kecuali strategi implementasi untuk akselerasi pencapaian Visi dan Misi yang telah ditetapkan pada masa waktu yang tersisa; (b) Tidak ada perubahan dalam perencanaan jangka panjang, tetapi modifikasi pada rencana tahunannya; dan (c) Dilakukan revisi total terhadap dokumen ini sebagai RK KPHP Model Meratus, dikarenakan tidak mungkin dilanjutkan guna mencapai Visi dan Misi dengan substansi yang ada, khususnya akibat perubahan eksternal yang mendasar (misal perubahan politik kehutanan dan pemerintahan di pusat/daerah).

15. Rencana Pengembangan Investasi :

Dalam wilayah kelola KPHP Meratus, sebagaimana telah disebutkan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat kawasan/Wilayah Tertentu (areal yang tidak dibebani izin, baik izin pemanfaatan hutan maupun izin penggunaan kawasan hutan) seluas ± 12.088,27 ha yang berupa hutan alam untuk dikelola oleh KPHP Meratus. Areal tersebut merupakan areal Hutan Produksi yang tidak ada pemegang izinnya yang kondisinya menyebar, sedangkan areal PMUMHM seluas 15.000 ha yang telah diusulkan untuk dimaksukan dalam Wilayah Tertentu pada KPHP Meratus dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan Pemerintah (Kementerian Kehutanan) yang telah menanam jenis meranti seluas 3.600 ha dengan anggaran dari APBN. Wilayah Tertentu diharapkan dapat tetap dipertahankan sebagai lokasi pengembangan tanaman lokal (dari jenis Meranti yang sudah ada maupun jenis-jenis lain yang cocok diwilayah tersebut) sehingga wilayah tertentu dapat dijadikan contoh pembudidayaan tanaman lokal yang nantinya dapat dikelola dengan memberdayakan masyarakat bagi kepentingan kesejahteraan dalam sistem pengelolaan hutan secara lestari dengan menggandeng pihak investor yang mau menanamkan modalnya dibidang kehutanan, setelah pengelola KPHP melakukan identifikasi dan inventarisasi hutan pada Wilayah Tertentu, dalam upaya untuk merancang bentuk pengelolaannya ke depan.

Investasi yang perlu dikembangkan lagi adalah wisata alam. Dimana diareal IUPHHK-HT PT. Inhutani I UMH Batu Ampar terdapat areal hutan alam yang masih utuh yang didominasi dari jenis Bengkirai. Canopy Brige Bukit Bengkirai ini perlu dikelola dan ditingkatkan lagi. Demikian juga dengan jasa lingkungan, dimana didalam wilayah KPHP Meratus terdapat beberapa sungai yang dimungkinkan alirannya dapat dimanfaatkan guna keperluan olah raga atau untuk pembangkit listrik tenaga air.

Page 79: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-14

B. Program dan Kegiatan

1. Pemantapan Kelembagaan dan Organisasi

Berdasarkan Permendagri Nomor 61 Tahun 2010, pasal 2 (1 dan 3) dan pasal 3 (2) dapat dijelaskan bahwa dalam rangka efektifitas pengelolaan Hutan Lindung dan Hutan Produksi di daerah Provinsi dan Kabupaten/kota di bentuk KPHL dan KPHP yang merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) yang wilayah kerjanya dalam satu Kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda). Namun melihat kesiapan kelembagaan, sumberdaya manusia dan pendanaan dan lain-lain, saat ini bentuk kelembagaan KPHP Model Meratus merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang merupakan bagian dari Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Gubenur Kalimantan Timur Nomor 77 Tahun 2013 tanggal 30 Desember 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur yang didalamnya menyebutkan UPTD KPH Produksi 3 unit yaitu KPHP Santan, KPHP Meratus dan KPHP Bongan (pada pasal 3) dengan susunan organisasi adalah Kepala KPH, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Perencanaan dan Seksi Pengelolaan dimana pada tanggal 6 Agustus 2014 yang lalu telah dilakukan pelantikan sesuai Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor : 821.2/III.2-4922/TUAA/BKD-2014 tanggal 5 Agustus 2014 perihal Pelantikan Pejabat Eselon III dan IV sehingga UPTD KPHP ini berada di bawah dan bertanggungjawab pada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Struktur Organisasi KPHP Model Meratus seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

Dengan telah terbentuknya KPHP Meratus maka untuk memenuhi kebutuhan pegawai akan diusahakan pada tahun 2014, yaitu pengadaan pegawai untuk tenaga administrasi seperti tenaga kepegawaian ; surat menyurat, tenaga pengelola keuangan (bendahara rutin, bendahara apbn/apbd,pembuat daftar gaji, pembuat SPM, kasir, sopir, pengantar surat, yang diperlukan tahun pertama ini sebanyak 10 orang, kemudian pada tahun 2015 akan dipenuhi tenaga teknis lapangan seperti tenaga pengenal pohon, juru ukur pemetaan, tenaga GIS/GPS, tenaga PEH, Polhut sebanyak 10 orang dan akan terus ditingkatkan kemampuannya melalui pendidikan dan pelatihan baik administrasi maupun teknis, sesuai dengan beban kerja yang ada sehingga pada 10 tahun kedepan kebutuhan tenaga dapat terpenuhi Sampai saat ini jumlah tenaga KPHP Meratus sebanyak 19 orang terdiri dari 1 KPHP, 1 Kasubbag TU dengan jumlah staf 15 orang, 1 Kasi Perencanaan dengan jumlah staf 2 orang dan 1 Kasi Pengelolaan dengan jumlah staf 2

Page 80: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-15

orang. Untuk proyeksi 10 tahun kedepan KPHP Meratus akan membentuk Resort-resort sebanyak 4 unit antara lain Resort Sepaku, Loa Janan/Bakungan, Jonggon, dan Pering Talik. Dan direncanakan pada masing-masing resort membutuhkan 7-10 tenaga, sehingga kebutuhan tenaga untuk 10 tahun kedepan 28 orang sampai 40 orang. Untuk meningkatkan kemampuan karyawan sesuai beban kerjanya, KPHP Meratus akan melakukan peningkatan SDM melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan, baik teknis maupun administrasi. Jika pembangunan resort-resort tersebut terealisasi, maka langkah selanjutnya di setiap Wilayah Resort akan dibagi wilayah petugas pembinaan sekaligus menjadi penyuluh di desa-desa baik di dalam maupun di luar KPHP Meratus. Dalam program bussiness plan petugas tersebut merupakan counterpart yang akan dibentuk kelompok tani hutan sehingga secara de Jure kelompok tersebut memiliki organisasi yang dinamis dan terarah. Sebagai ujung tombak untuk menyampaikan program-program dan pesan-pesan pembangunan khususnya program KPHP Meratus kepada masyarakat (kelompok tani hutan).

Gambar V-2. Struktur Organisasi KPHP Meratus

Sedangkan untuk tenaga kontrak lulusan SMKK sebanyak 9 orang yang ada saat ini, untuk tahun 2015 akan diusulkan 1 orang lagi sehingga menjadi 10 orang, yang saat ini untuk pembayaran gajinya dari Kementerian Kehutanan melalui Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV dan pada tahun 2015 untuk pembayaran gajinya akan diusulkan kepada BP2SDM selaku pemegang kegiatan untuk kebutuhan akan tenaga SMKK/SKMA.

Kepala UPTD KPHP Model Meratus

Kepala Sub-Bagian Tata Usaha

Kepala Seksi Perencanaan

Kepala Seksi Pengelolaan

Kepala Resort Kepala Resort Kepala Resort Kepala Resort

Page 81: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-16

Pada tahun 2014 kebutuhan akan sarana dan prasarana KPHP Meratus yang telah dimiliki yaitu gedung Kantor sebanyak 1 unit, Kendaraan roda 4 sebanyak 1 unit, kendaraan roda 2 sebanyak 3 unit merupakan pengadaan oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV, sedangkan keperluan akan mebeuler akan diadakan melalui pengadaan barang oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV pada akhir tahun 2014 ini. Sedangkan keperluan lainnya yang masih dibutuhkan akan diupayakan melalu Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XIII dari sumber dana APBN,serta dari APBD.

Dengan kelembagaan yang berbentuk UPTD, KPHP Model Meratus akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai pengelola di tingkat tapak antara lain : pendanaan yang terbatas karena sangat tergantung dengan kuota anggaran Dinas Kehutanan. Disamping itu Kebijakan Kepala KPHP Model Meratus sangat tergantung dari kebijakan Kepala Dinas Kehutanan karena pada dasarnya UPTD merupakan pelaksana tugas dan fungsi Dinas Kehutanan yang lebih bersifat administrasi, sementara KPH merupakan kelembagaan pengelolaan yang memerlukan kemandirian dalam menentukan kebijakan.

Dengan demikian jika dilihat dari beban kerja, struktur organisasi dan keberadaan personil yang ada pada KPHP Model Meratus maka perlu dilakukan kegiatan umum sebagai berikut : a. Analisa penyesuaian bentuk dan struktur kelembagaan KPHP Model

Meratus. b. Menyusun tata hubungan kerja antara Dinas Kehutanan dengan KPHP

Model Meratus c. Menyusun standar operasional kegiatan yang efisien dan efektif.

2. Tata Hutan dan Pemantapan Kawasan

a. Tata batas Luar Wilayah KPHP Model Meratus

Tata batas kawasan yang menyangkut posisi Pal Batas harus disepakati bersama oleh semua pihak yang terlibat, termasuk masyarakat sekitar, sedangkan sebagai landasan dasar posisi tata batas didasarkan pada peraturan pemerintah yang berwenang, serta disosialisasikan ke semua pihak yang terlibat untuk menghindari konflik. Surat Keputusan Kepala Daerah maupun Surat Keputusan Menteri merupakan acuan yang dapat dipatuhi bersama sebagai instrumen pemerintah dalam pengelolaan dan manajemen fungsi kawasan.

Page 82: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-17

Rekonstruksi batas kawasan dapat dilakukan setiap waktu tertentu, misalnya 5 (lima)/ 10 (sepuluh) tahun sekali untuk melakukan perluasan batas kawasan sesuai dengan proses berlangsungnya kejadian alam yang dapat membahayakan masyarakat sekitar. Untuk memastikan posisi tata batas digunakan instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan dan disepati bersama oleh semua pihak yang berkompeten, misalnya dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System) dengan akurasi tinggi.

Tata batas kawasan tersebut dapat terlihat jelas di lapangan dan mudah diakses dan diidentifikasi apabila digunakan sebagai acuan pengukuran petak ataupun observasi batas kepemilikan. Rekonstruksi batas kawasan pengusahaan hutan yang dilaksanakan dengan GPS (Global Positioning System) dan harus dilengkapi dengan pengecekan di lapangan. Batas alam yang mudah dikenali seperti sungai, lembah, gunung, dan vegetasi dan tanda-tanda fisik buatan manusia seperti jalan, trail, pagar, dan batas tata guna lahan dipergunakan sebagai acuan batas dengan pertimbangan tanda-tanda fisik tersebut dapat dengan mudah diidentifikasi termasuk jika harus dipasang pal batas. Namun demikian, jalur dan pal batas memerlukan pemeliharaan dan pengamanan secara teratur oleh petugas lapangan. Dengan demikian yang perlu dilakukan adalah : 1) Penyelesaian Tata batas Luar Wilayah KPHP Model Meratus 2) Sosialisasi Batas Luar Wilayah KPH terutama yang bersinggungan

dengan masyarakat 3) Pemeliharaan Pal batas 4) Rekonstruksi batas wilayah KPH tiap 5 tahun sekali

b. Pemantapan Status dan Fungsi kawasan

Wilayah KPHP Model Meratus berdasarkan fungsinya terdiri dari Kawasan Lindung (HL), Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi (HP), akan tetapi dilapangan masih ditemukan tumpang tindih dengan tanah milik yang bersertifikat, pemanfaatan dan penggunaan kawasan yang tidak sesui dengan fungsi kawasan seperti keberadaan perkampungan, kegiatan pertanian, perkebunan, galian C serta perambahan yang dilakukan oleh masyarakat. Langkah strategis untuk kepastian status dan fungsi kawasan antara lain : 1) Inventarisasi dan pemetaan kawasan hutan yang telah dikuasai

masyarakat untuk kegiatan pertanian, perkebunan, perkampungan/pemukiman.

2) Percepatan tata batas dan penetapan secara definitif fungsi Kawasan hutan.

3) Sosialisasi batas-batas fungsi kawasan hutan.

Page 83: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-18

c. Penyelesaian Konflik Tenurial

Dalam rangka memberikan kepastian terhadap hak-hak tenurial dan menghindari konflik di lapangan maka perlu dilakukan kegiatan : 1) Melakukan komunikasi publik pengelolaan hutan lestari. 2) Melakukan pemetaan konflik tenurial dan akses terhadap sumberdaya

hutan di lapangan. 3) Melakukan mediasi konflik. 4) Melakukan fasilitasi penangganan konflik di lapangan.

Dengan mempertimbangkan kondisi biofisik, sosial budaya, berbagai permasalahan maka untuk mewujudkan visi dan misi KPHP Model Meratus, perlu langkah-langkah strategi pengelolaan sebagai berikut : 1. Memantapkan kelembagaan melalui perbaikan sistem administrasi dan

manajemen kepemerintahan yang baik. 2. Mempercepat pemantapan kawasan wilayah KPHP Model Meratus,

dengan mendorong percepatan tata batas definitif (batas luar dan batas blok) wilayah kelola dan pengukuhan batas fungsi kawasan.

3. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan melalui skema-skema Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) pada Wilayah Tertentu dengan membangun pola Kemitran dengan berbagai pihak terutama pemegang ijin pemanfaatan hutan dan ijin penggunaan kawasan.

4. Mengoptimalkan pengawasan, pengendalian dan pembinaan pada pemegang ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan dengan membangun standar pelaksanaan kegiatan yang efisien dan efektif.

5. Mengoptimalkan pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) melalui pemantapan lokasi, kelembagaan pelaksana, teknologi dan membagun pola kemitraan dengan berbagai pihak terkait.

6. Mengoptimalkan perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati melalui kerjasama dan kolaborasi program dengan lembaga-lembaga lingkungan (LSM Lokal dan Internasional), lembaga-lembaga pendidikan, swasta, instansi terkait dan kelompok-kelompok masyarakat.

7. Memantapkan Pengelolaan Hutan Produksi pada Wilayah dibebani ijin Pemanfataan hutan melalui pembinaan dan pendampingan sertifikasi PHPL mandatory dan voluntary

8. Mengoptimalkan pemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK melalui pola kerjasama dan kemitraan dengan peluang investasi, akses pemasaran dan pengembangan teknologi tepat guna.

9. Membangun data base (biofisik, sosial dan spasial) baik Wilayah Tertentu (Tanpa Ijin) maupun wilayah yang telah dibebani Ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan.

Page 84: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-19

C. Pra-Kondisi

Wilayah Kelola KPHP Model Meratus secara fisik terdiri dari tiga fungsi hutan, yaitu: a). Hutan Produksi Tetap (HP); b). Hutan Produksi Terbatas (HPT) c). Hutan Lindung Inti. Berdasarkan pemanfaatannya, terdiri dari empat kategori, yaitu : a). Kawasan dengan ijin pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) hutan alam

(2 unit); b). Kawasan dengan ijin pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) hutan

tanaman (3 unit); c). Kawasan hutan bagian dari wilayah kelola yang belum terdapat ijin

pemanfaatan (kawasan hutan wilayah tertentu) d) Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (sebanyak 13 unit)

Masalah dan kendala yang dihadapi secara umum dapat diikhtisarkan sebagai berikut : a. Dengan belum adanya penataan batas secara fisik dilapangan terhadap

batas fungsi kawasan hutan maka terdapat tumpang tindih pemanfaatan kawasan di lapangan,

b. Masih belum jelasnya hak-hak masyarakat lokal dan aksesnya terhadap areal hutan, merupakan masalah yang sampai saat ini belum bisa dicarikan jalan keluarnya (solusi),

c. Masih belum jelasnya batas adminstrasi wilayah pemerintahan, dari tingkat Desa sampai ke tingkat Kecamatan, mengakibatkan timbulnya “konflik lahan di lapangan” antar pemangku kepentingan,

d. Dinamika dan perkembangan pembangunan, khususnya pembangunan berbasis lahan (land based development), antara lain : perkebunan dan pertambangan, mengakibatkan terjadinya “perubahan-alih fungsi kawasan hutan”.

e. Terdapat beberapa unit pengelolaan hutan yang tidak dapat aktif lagi, sebagai dampak dari krisis ekonomi yang terjadi beberapa waktu yang lalu, hal ini mengakibatkan timbulnya “kawasan-kawasan hutan” yang secara defacto tidak ada lagi yang mengelola. Sehingga secara fisik menjadi “sumberdaya yang terbuka bagi siapapun (tidak bertuan)”,

f. Ketersediaan sumberdaya manusia (SDM), baik jumlah (kuantitas) maupun tingkat kemampuannya (kualitas – kompetensi) yang kurang mencukupi-memadai untuk memenuhi struktur kelembagaan yang ada.

Page 85: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-20

g. Adanya dualisme kelembagaan pelayanan publik di bidang kehutanan (adanya UPTD-Provinsi yang di Prov. Kaltim), hal demikian mengakibatkan ketidak efisienan dan keefektifan penyelenggaraan pembangunan sektor kehutanandi daerah,

h. Adanya perbedaan persepsi terhadap tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) KPH oleh lembaga-lembaga terkait dengan sektor kehutanan, terutama sekali berkaitan dengan pembagian kewenangan.

Dari masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya hutan alam sebagai bagian dari pembangunan kehutanan di Provinsi Kalimantan Timur, maka untuk dapat dioperasionalkannya perencanaan pengelolaan KPHP Model Meratus, diperlukan beberapa prakondisi sebagai faktor bagi tercapainya pengelolaan hutan secara lestari, yang secara rinci disampaikan sebagai berikut :

a) Kepastian dan kemantapan status kawasan hutan

Secara fisik dan pemanfaatannya, wilayah kelola KPHP Model Meratus terdiri dari HP dan HPT yang dikelola dengan sistem IUPHHK-Ha/HT untuk tujuan produksi kayu serta kawasan tertentu (belum terdapat pemanfaatannya). Untuk dapat berlangsungnya pengelolaan sumberdaya hutan tersebut sesuai dengan tujuan pengelolaannya secara berkelanjutan, maka jaminan kepastian keberadaan kawasan hutan tersebut jangka panjang merupakan prasyarat utama. Hal ini harus merupakan komitmen kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam jangka panjang berkaitan juga dengan upaya mewujudkan visi pembangunan daerah, terutama sekali dalam kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW-K) di Prov. Kaltim.

b).Tetap adanya dukungan politik dari pemerintah (eksekutif dan legislatif)

Pemerintah pusat (kementerian Kehutanan) dan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan KPHP-Model, sebagai wahana pembelajaran (lesson learned) yang akan diacu bagi pembangunan dan pengembangan KPH di seluruh fungsi kawasan hutan di Indonesia ke depan. Dengan demikian dapat dijaminnya konsistensi Pemerintah Daerah (eksekutif dan legislatif) Provinsi Kaltim dalam memegang teguh komitmennya terhadap pengembangan KPHP-Model ke depan merupakan kondisi yang harus diupayakan.

c).Terbangunnya kesepahaman para pihak terkait keberadaan KPHP-Model dan tupoksinya Pelaksanaan pembangunan daerah yang sedang dan yang akan dilaksanakan ke depan adalah pembangunan yang multi dimensi dan multi sektoral, termasuk di dalamnya sektor kehutanan. Pembangunan KPH sebagai amanah UU No. 41/1999, tentang Kehutanan, merupakan salah satu

Page 86: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-21

reformasi dan reformulasi kebijakan pemerintah (Kementerian Kehutanan) untuk dapat mewujudkan pengelolaan sumberdaya hutan yang multi fungsi. Dengan dibangunnya KPH-P/K/L diharapkan pengelolaan multi fungsi sumberdaya hutan secara lestari di tingkat tapak dapat diwujudkan. Sebagai kebijakan baru dibidang kehutanan, sudah barang tentu masih perlu upaya-upaya secara intensif dan bertahap untuk mengkomunikasikan atau mensosialisasikannya, baik kedalam dan keluar sektor kehutanan. Dengan demikian dapat dibangun ”kesepahaman” terhadap ide dasar, proses pembentukan, tugas dan tanggung jawab, ”wewenang-peran” dan tujuan akhir dibangunnya KPH-P/K/L sebagai upaya untuk mewujudkan pengelolaan multi fungsi sumberdaya hutan secara lestari.

d).Terbangunnya database (data/informasi) kondisi sumberdaya hutan dan kinerja pengelolaannya dalam wilayah kelola. Kelemahan mendasar dalam pengelolaan sumberdaya hutan adalah persoalan ketersediaan data/informasi yang lengkap, memiliki akurasi yang memadai dan terbaharui. Dalam pengelolaan data-informasi (data and information management) harus diupayakan data memiliki cakupan dalam dimensi keruangan-spasial (keseluruhan wilayah dan isu) dan dimensi keterkinian (seri waktu dari tahun ke tahun). Untuk mengantisipasi perkembangan – dinamika sumberdaya hutan juga bentuk dan kinerja pemanfaatannya, maka data dan informasi yang dikumpulkan dapat terus ”di-update” dari waktu ke waktu (secara periodik). Wilayah kelola KPHP Model Meratus memiliki keragaman “ekosistem hutan alam (nature forest) dan hutan tanaman (man made forest) dan keaneka ragaman hayati (KEHATI), terutama di hutan alam primer. Ketersediaan data dan informasi tentang potensi kawasan dan kinerja pengelolaannya, sangat diperlukan dalam penyusunan perencanaan pengelolaan sumberdaya hutan yang multi fungsi tersebut secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan akhir pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Timur.

e).Terbangunnya sistem koordinasi dengan unit pengelolaan di wilayah kelola KPHP-Model dan para pihak terkait (termasuk masyarakat). Dibangunnya KPHP/K/L memiliki 4 fungsi pokok : a). Menyelenggarakan pengelolaan hutan, b). Menjabarkan kebijakan Nasional, Provinsi dan Kab/Kota, c). Melaksanakan pengelolaan hutan dengan POAC d).Melaksanakan Pemantauan dan penilaian pengelolaan hutan di

wilayahnya.

Page 87: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-22

KPHP Model Meratus memiliki tugas dan fungsi diklasifikasikan kedalam 3 arah, yaitu : a).Sebagai pemangku wilayah kelola dengan fungsi produksi (P) dan lindung

(L), KPH-P mempunyai tugas mendorong (melalui fungsi BINWASDAL) terwujudnya pengelolaan hutan secara lestari yang didukung dengan hasil-hasil-hasil yang relevan;

b).Sebagai pengelola kawasan hutan tertentu, KPHP-Model mempunyai tugas untuk melaksanakan semua fungsi manajemen (POAC)

c).Sebagai wakil pemerintah pusat dan pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur, KPH-P Model mempunyai tugas menginternalisasikan program-program pembangunan daerah dalam pengelolaan multi fungsi sumberdaya hutan tersebut. Untuk dapat melaksanakan ketiga tugas-fungsi tersebut, terbangunnya sistem koordinasi menjadi kunci atau prakondisi bagi keberhasilan tugas-tugas pokok tersebut.

Pra-kondisi di atas pada dasarnya hanya yang dipertimbangkan benar (significant), sehingga masih dapat/dimungkinkan untuk dilengkapi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh adanya dinamika lingkungan sosial, kebijakan pemerintah (Kementerian Kehutanan dan Pemerintan Daerah)

D. Antisipasi Ke Depan

Pembangunan ekonomi di era otonomi yang berbasis pemanfaatan sumberdaya alam (terbaharui dan tidak), khususnya sumberdaya lahan (termasuk lahan hutan) pada pemanfaatan sumberdaya lahan hutan merupakan salah satu ”kendala” bagi upaya untuk mewujudkan pembangunan kehutanan berkelanjutan (sustainable forestry development). Guna mengantisipasi dinamika yang dikemukakan di atas, maka untuk mengawal operasionalisasi Rencana Pengelolaan KPHP Model Meratus yang masih relatif umum ini perlu dijabarkan lebih detil kedalam rencana operasional atau Rencana Kerja Tahunan.

Hal penting terkait dengan antisipasi ke depan sebagai berikut:

a) Memantau dan mengkaji kebijakan pembangunan ekonomi daerah berbasis pemanfaatan SDA, khususnya dalam kaitannya dengan pemanfaatan lahan hutan untuk pembangunan sektor non-kehutanan (”agri bisnis” dan ”agro industri” serta pertambangan) Pemanfaatan lahan-kawasan untuk kepentingan pengembangan pembangunan ekonomi sektor non-kehutanan (terutama perkebunan dan pertambangan), merupakan ”ancaman” bagi kelestarian keberadaan kawasan hutan. Melalui perubahan RTRWP/K dimungkinkan adanya perubahan fungsi atau alih fungsi hutan (konversi) menjadi kawasan non kehutanan merupakan kecenderungan yang terjadi di banyak daerah saat

Page 88: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab V Rencana Kegiatan Pengelolaan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

V-23

ini. Maka pencermatan proses dan substansi perubahan RTRWP/K menjadi penting untuk dilaksanakan ke depan.

b) Memantau perkembangan kebijakan kehutanan Nasional, khususnya terkait KPH.

Dengan mempertimbangkan kemungkinan perubahan kebijakan kehutanan dan terlebih terkait dengan pembentukan/ pembangunan KPH, maka dengan dukungan lembaga-institusi independen (Perguruan Tinggi dan LSM) sebaiknya perlu dilakukan pemantauan dan mengkaji serta menganalisisnya kebijakan pusat maupun daerah. Hasil dari pemantauan dan analisisi disampaikan dalam pertemuan koordinasi dan konsultasi dengan para pihak terkait dengan pengelolaan KPHP Model Meratus.

c) Melaksanakan program-program kegiatan dalam Rencana Pengelolaan yang bersifat mendesak dan mengupayakan pelaksanaannya secara multipihak. Dengan mempertimbangkan belum tersedianya berbagai instrumen dan dasar legal yang diperlukan, maka guna meminimalisir risiko, perlu dipilih program yang memang menjadi prioritas dan/atau mendesak untuk dilaksanakan dan memperoleh dukungan dari berbagai pihak agar legitimasi juga menjadi besar.

Page 89: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab VI. Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

VI-1

BAB VI PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

A. Alur Pikir

Perencanaan pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan dalam pemanfaatan sumberdaya untuk tujuan yang ingin dicapai melalui serangkaian kegiatan. Dengan demikian pembinaan, pengawasan dan pengendalian (BINWASDAL), merupakan bagian dari siklus perencanaan.

Dalam kaitannya dengan implementasi rencana pengelolaan, tujuan dari BINWASDAL adalah untuk : a). meningkatkan kemampuan-kompetensi SDM; b). menjaga adanya konsistensi pelaksanaan kegiatan dengan tujuan yang ingin

dicapai c).menjamin kesesuaian pelaksanaan rencana kegiatan dengan peraturan

perundanga-undangan yang berkaitan dengan kegiatan. Sebagaimana dikemukakan bahwa, wilayah pengelolaan KPHP Meratus dari aspek fungsi hutan terdiri dari : a). Hutan produksi tetap (HP); b). Hutan Produksi Terbatas (HPT); c). Kawasan Lindung (HL) dan d) Wilayah Tertentu, Selanjutnya dari aspek pemanfaatan terdiri dari : a).Sub wilayah yang telah terdapat ijin pemanfaatan (IUPHHK-Hutan alam, hutan

tanaman, ijin pinjam pakai) dan b).Sub Wilayah yang belum dan tidak ada ijin pemanfaatannya. Sebagai

konsekuensi logisnya, maka secara substansial rencana pengelolaan wilayah kelola KPHP Meratus tersebut harus mempertimbangkan atau memperhatikan keberadaan dari Rencana Pengelolaan dari sub-wilayah yang telah ada, yaitu telah terdapat ijin pemanfaatannya.

Page 90: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab VI. Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

VI-2

Secara skematis sebagai berikut : Secara umum, pembinaan perlu dilakukan sebagai bagian dari proses implementasi suatu program atau kegiatan yang telah direncanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja sebuah organisasi atau lembaga atau untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi sumberdaya manusia (SDM) dalam organisasi atau lembaga tersebut. Sebagai tolok ukur pembinaan dapat berupa peraturan - kebijakan atau dapat berupa norma – standar – prosedur dan kriteria (NSPK). Sedangkan WASDAL dilakukan sebagai bagian dari proses implementasi suatu program atau kegiatan yang telah direncanakan dengan tujuan dapat terjaminnya konsisten penerapan prosedur dan mekanisme (juklak dan atau juknis) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pembinaa adalah usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang baik (Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1936: 134). Pembinaan dapat pula diartikan sebagai suatu proses yang bertujuan untuk dapat menimbulkan perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu (Menurut Thoha, 1989). Sedangkan pengawasan adalah memperhatikan baik-baik, dalam arti melihat sesuatu dengan cermat dan seksama, tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi laporan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya dari apa yang di awasi (Dalam kamus bahasa Indonesia). Atau menurut seminar ICW

FUNGSI POKOK DARI KPH Berdasarkan PP : • Menyelenggarakan pengelolaan hutan Fungsi Manajemen • Menjabarkan kebijakan Nasional, Provinsi dan Kab/Kota • Melaksanakan pengelolaan hutan dengan POAC • Melaksanakan Pemantauan dan penilaian pengelolaan hutan

di wilayahnya • Membuka peluang investasi.

POAC

Terwujudnya pengelolaan kawasan hutan untuk optimalisasi ekonomi dengan komitmen tinggi guna tetap mempertahankan daya dukungnya

bagi kesinambungan pembangunan di Prov. Kaltim

Implementasi Renklola Pembinaan dan WASDAL

Pengelolaan Wilayah Kelola yang telah terdapat ijin pemanfaatan (IUPHHK-Ha/Ht)

Pengelolaan Wilayah Kelola yang belum terdapat ijin pemanfaatan (HL + Kws.TT)

RENCANA PENGELOLAAN JANGKA PANJANG WILAYAH KELOL ImpA KPHP-MODEL Meratus

Gambar VI-1.Alur pikir Pembinaan dan Wasdal

Rencana terdiri dari rencana bagian dari wilayah kelola yang terdapat ijin peman faatan (IUPHHK-Ha/Ht)

Rencana dari kawasan tertentu

Tujuan dari BINWASDAL

pada dasarnya adalah dapat dicapainya tujuan dari Rencana Pengelolaan KPH P Model Meratus

Secara substansial pelaksa naan BINWASDAL meliputi aspek-aspek : koordinasi – sinergi – integrasi dan sinkro nisasi

Ditransformasikan

Page 91: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab VI. Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

VI-3

pertanggal 30 Agustus 1970, pengawasan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah suatu pelaksaan pekerjaan / kegiatan itu dilaksanakan sesuai dengan rencana, aturan-aturan dan tujuan yang telah di tetapkan. Selanjutnya pengendalian adalah segala usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau hasil yang dikehendaki serta sesuai pula dengan segala ketentuan dan kebijaksanaan yang berlaku. Dengan rumusan yang lebih singkat di nyatakan bahwa "Pengendalian adalah segala usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan dapat berjalan dengan semestinya”. Dalam melaksanakan BIN-WASDAL terdapat beberapa aspek dan kaidah – prinsip yang perlu dan harus dipertimbangkan atau diacu yaitu : a). koordinasi; b). sinergi; c). integrasi dan d). sinkronisasi. Tabel VI- 1 Berikut menyajikan beberapa definisi atau pengertian berkaitan dengan aspek – kaidah di atas. Tabel VI-1.Beberapa pengertian tentang koordinasi, sinergi, integrasi dan

Sinkronisasi No. Jenis Kata Pengertian

1 Koordinasi Koordinasi adalah mengarahkan kegiatan seluruh unit dengan tujuan memberikan sumbangan yang maksimal untuk tercapainya tujuan tertentu,

Kegiatan koordinasi sangat perlu di lakukan hal itu bertujuan agar terciptanya : harmonisasi – kesatuan arah (terarah) – terintegrasi dan tersinkronisasinya kegiatan

2 Sinergi Bersinergi artinya melakukan kegiatan atau operasi gabungan untuk mencapai tujuan bersama,

Mengnyinergikan adalah menggiatkan 3 Integrasi Adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan

organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini,

Adalah satunya kata dengan perbuatan,

Indikator Perilaku: Memahami dan mengenali perilaku sesuai kode etik

Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai (values) dan keyakinannya Bertindak berdasarkan nilai (values) meskipun sulit untuk melakukan itu Bertindak berdasarkan nilai (values) walaupun ada resiko atau biaya yang cukup besar

4 Sinkronisasi Menyinkronkan berarti menyertakan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing,

Penyesuaian antara bunyi (suara) dengan sikap mulut atau mimik (dengan sikap mulut harus diperhatikan)

Sumber : dari internet

Page 92: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab VI. Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

VI-4

Selanjutnya berdasarkan BAB VIII, Pasal 31 dari P.06/2010, pembinaan, pengendalian dan pengawasan dalam pengelolaan KPH meliputi aspek-aspek : Penyelenggaraan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, Pemanfaatan hutan, Penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi dan reklamasi hutan dan Perlindungan hutan oleh KPHL dan KPHP Dari alur pikir pelaksanaan BIN-WASDAL (Gambar VI-1) di atas dan lingkup pelaksanaannya selanjutnya Gambar VI-2 dan VI-3 berikut menyajikan proses pelaksanaan penilaian (audit).

TUJUAN PENGE LOLAAN

Aspek Renlola apa yang perlu di Binwasdal : Penyelenggaraan tata hutan dan penyusun an

rencana pengelolaan hutan, Pemanfaatan hutan, Penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi dan reklamasi hutan dan Perlindungan hutan oleh KPHL dan KPHP.

+ Sumberdaya Sdm-Tek-Sis

BIN-WAS-DAL

Koordinasi – Sinergi – Integritas - Sinkronisasi

Wilayah + Ijin Wilayah tanpa ijin

Gambar VI-2. Proses pelaksanaan BIN-WASDAL dalam RencanaPengelolaan

PEMBINAAN PENGAWASAN PENGENDALIAN

Koordinasi Sinergi Sinkronisasi Integrasi

Sasaran BINWASDAL (berdarakan P.06/2010, Bab VIII Pasal 31) : a. Tata hutan dan renlola; b.pemanfaatan hutan; c. penggunaan kawasan hutan; d. Rehabilitasi dan reklamasi serta e. Perlindungan Hutan

Pelaksanaan BINWASDAL

Gambar VI-3. Keterkaitan aspek-aspek BINWASDAL Pengelolaan KPHP-Model Meratus

Sistem BIN – WASDAL yg telah berla- ku (pst-drh)

-Kebijakan (peraturan, per-UUan) -Juklak dan juknis - Konsep – kaidah-2

Page 93: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab VI. Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

VI-5

B. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian KPHP-Model Meratus

Pembangunan KPH sebagai perwujudan amanah UU No.41/1999 memiliki 4 fungsi pokok yaitu: a). Menyelenggarakan pengelolaan hutan, b). Menjabarkan kebijakan Nasional, Provinsi dan Kab/Kota, c). Melaksanakan pengelolaan hutan dengan POAC dan d). Melaksanakan Pemantauan dan penilaian pengelolaan hutan di wilayahnya. Dengan demikian KPHP Meratus memiliki tugas dan fungsi yang secara umum dapat diklasifikasikan kedalam 3 bentuk, yaitu : a). Sebagai pemangku wilayah kelola dengan fungsi produksi (P) dan lindung (L), KPH-P mempunyai tugas mendorong (melalui fungsi BINWASDAL) terwujudnya pengelolaan hutan secara lestari yang didukung dengan hasil-hasil-hasil penelitian yang relevan; b). Sebagai pengelola kawasan hutan tertentu, KPHP-Model mempunyai tugas untuk melaksanakan semua fungsi manajemen (POAC) dalam mengelola kawasan tersebut dan c). Sebagai wakil pemerintah pusat dan pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur, KPH-P Model mempunyai tugas menginternalisasikan program-program pembangunan daerah dalam program dan kegiatan pengelolaan multi fungsi sumberdaya hutan tersebut. Selanjutnya pada Lampiran 2 menyajikan peran BINWASDAL KPHP-Model dalam mengelola wilayah kelola dengan kondisi yang beragam (berdasarkan fungsi hutan dan bentuk pemanfaatannya) sebagaimana dalam lampiran.

Page 94: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode
Page 95: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab VII. Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

VII-1

BAB VII PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi pada KPHP Model Meratus, yaitu: (a) Menjamin bahwa program kegiatan yang dijalankan berjalan sebagaimana rencana yang telah ditetapkan; (b) Menjaga agar perencanaan mampu beradaptasi dengan perkembangan, dinamika dan tantangan yang mungkin saja berubah selama implementasinya; (c) Mendapatkan solusi atas permasalahan dan/atau kendala yang dihadapi; (d) Mengidentifikasi adanya kebutuhan yang harus dipenuhi dalam rangka efektifitas dan efisiensi rencana; (e) Memberikan gambaran capaian kinerja sehingga dapat dikenakan rewards atau punishments terhadap para implementors/pelaksana . Perbedaan mendasar antara monitoring/pemantauan dan evaluasi, akan memberi konsekwensi terhadap kerangka dari sistem perencanaan KPHP Model Meratus secara keseluruhan serta tahapan yang harus dilalui oleh masing-masing elemen, yaitu: (1) Pemantauan (Monitoring), adalah kegiatan yang dilakukan guna mengawal

rencana yang telah ditetapkan dengan cara meninjau kemajuan (dan capaian) berkala (biasanya setiap triwulan) terhadap Rencana Pengelolaan Hutan Tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Jangka Panjang atau dokumen Rencana Pengelolaan ini. Rencana Pengelolaan Tahunan ini dilaksanakan melalui Rencana Operasional dari individu penanggung jawab implementasi. Oleh karenanya dipandang penting untuk menetapkan output atau target dan indikator capaian berjalan dari setiap program kegiatan yang dirumuskan. Monitoring dilakukan secara internal manajemen dari pada KPHP Model Meratus;

(2) Penilaian/Evaluasi (Evaluation), berbeda dengan pemantauan dimaksudkan sebagai penilaian kinerja yang dilakukan pada setiap akhir suatu masa/durasi perencanaan, dalam hal ini adalah setiap akhir tahun (jangka pendek) dan setiap akhir dasawarsa akhir dari dokumen ini (jangka panjang). Oleh karenanya ada peluang dilakukannya review dokumen pada perencanaan ini, maka evaluasi juga dapat dijadikan dasar bagi penetapan keputusan menurut rencana pada tengah dasawarsa (lima tahun). Evaluasi untuk KPHP Model Meratus diharapkan bisa dilakukan oleh pihak yang independen, apakah konsultan ataukah unit lain dalam lingkup Dinas Kehutanan Prov. Kaltim ataupun Pemerintah Daerah Prov. Kaltim

Page 96: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab VII. Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

VII-2

Kerangka dasar dari pemantauan dan evaluasi rencana kelola KPHP Model Meratus disajikan pada diagram di bawah (Gambar VII-1.) sedangkan uraian dari masing-masing elemen pada bagian berikut. Gambar VII-1. Kerangka Sistem Monitoring dan Evaluasi Rencana Pengelolaan KPHP

Model Meratus 2015-2024

Pemantauan (Monitoring) Monitoring rencana kelola KPHP Model Meratus, khususnya untuk rencana kelola jangka pendek (tahunan) dilakukan setiap triwulan oleh unit-unit yang ada di dalam kelembagaan KPHP sendiri. Guna pelaksanaan monitoring implementasi rencana kelola hutan di wilayah KPHP Model Meratus dikembangkan matriks yang pada dasarnya umum digunakan dalam perencanaan lainnya, sebagai berikut:

Rencana Kelola Jangka Panjang (10 tahun) 2015-2024

KPHP-Model Meratus;

Rencana kelola Jangka pendek/

Tahunan

(Jika Diperlukan) Rencana Stratejik (5 tahun) Kelola KPHP-

Model Meratus

Evaluasi Akhir Rencana Kelola KPHP-Model Meratus

Review Rencana Kelola KPHP-

Model Meratus

Evaluasi KPHP Tahun 1 s/d 20

Monitoring Triwulan 1.

Monitoring Triwulan 2.

Monitoring Triwulan 3.

Monitoring Triwulan 4.

Page 97: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab VII. Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

VII-3

Kolom 1. : Nomor Kegiatan/Sub-Kegiatan yang telah ditetapkan; Kolom 2. : Kegiatan/Sub-Kegiatan yang Dijalankan; Kolom 3 dan 4 : Institusi/Aktor Penanggung Jawab Implementasi; dan Institusi

Pendukung Kolom 5 : Jangka Waktu Implementasi Rencana kegiatan/sub-kegiatan

yang telah ditetapkan dalam perencanaan; Kolom 6 : Indikator Capaian Kegiatan/Sub-Kegiatan yang telah

ditetapkan; Kolom 7 : Target hingga pada saat pemantauan (jika ada/diperlukan);

Pemantauan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan, jadi bulan ke-3; bulan ke-6; bulan ke-9; dan bulan ke-12 (dalam hal ini hanya bisa dilakukan pada rencana detil tahunan);

Kolom 8; 9; 10 : Capaian dari implementasi, terbagi atas 3 (tiga) tingkatan sesuai dengan deviasinya, yaitu: A= jika yang dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan; B= Jika yang dicapai tidak sesuai dengan yang ditargetkan, akan tetapi masih bisa dilaksanakan dengan berbagai upaya tindak lanjut; dan C= Jika yang direncanakan sama sekali tidak bisa dilakukan dan mungkin memerlukan perubahan rencana);

Kolom 11 : Upaya tindak lanjut yang akan dapat/harus dijalankan dalam rangka melaksanakan rencana kegiatan sesuai dengan kebutuhan dari hasil pemantauan yang dilakukan;

Kolom 12. : Keterangan, memberikan ruang terhadap hal-hal yang belum bisa diakomodir dalam kolom 1-9 terdahulu,tetapi penting untuk diketahui.

Tabel VII-2. Contoh Matriks yang dikembangkan untuk Pemantauan Setiap Triwulan

Pelaksanaan Rencana Kelola Hutan dalam Wilayah KPHP Model Meratus 2015 s/d 2024

Triwulan: Zona: Blok: No. Kegiatan

/ Sub-

Kegiatan

Institusi Jangka Waktu

Indikator Target s/d

Monitor

Capaian Tindak Lanjut

Keterangan PJ SH A B C

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1. . . . dst Keterangan: PJ= Penanggung Jawab; SH= Parapihak Terkait

Page 98: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab VII. Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

VII-4

B. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi dilakukan tiap tahun selama jangka waktu perencanaan jangka panjang. Indikator yang digunakan tentu saja tergantung pada apa yang dikembangkan dalam rencana kelola. Secara umum digunakan indikator output, meskipun secara teoritik bisa terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu: (1) Indikator Inputs, yaitu Indikator yang digunakan untuk mengukur jumlah

sumberdaya seperti anggaran (dana), SDM, peralatan, material, dan masukan lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. Dengan meninjau distribusi sumberdaya dapat dianalisis apakah alokasi sumberdaya yang dimiliki telah sesuai dengan rencana stratejik yang ditetapkan.

(2) Indikator Proses, yaitu dengan membandingkan keluaran dapat dianalisis apakah kegiatan yang terlaksana sesuai dengan rencana. Indikator Keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan, apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Oleh karena itu indikator ini harus sesuai dengan lingkup dan sifat kegiatan instansi.

(3) Indikator Output, yaitu Pengukuran indikator hasil seringkali rancu dengan pengukuran indikator keluaran. Indikator outcome lebih utama daripada sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik belum tentu secara outcome kegiatan telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan indikator outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat.

Tabel VII-3. Contoh Matriks yang dikembangkan untuk Evaluasi Tahunan Pelaksanaan Rencana Kelola Hutan dalam Wilayah KPHP Model Meratus 2015 s/d 2024

No. Kegiatan/ Sub-Kegiatan

Institusi Indikator Capaian (T - 1)

Target (T)

Capaian (T)

Kinerja dan

Masalah

Rekomen-dasi PJ SH

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. . . . Dst

Page 99: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab VII. Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

VII-5

C. Pelaporan

Sebagai UPT Dinas Kehutanan, Kepala KPHP Model Meratus memiliki kewajiban untuk menyampaikan seluruh perencanaan dan juga hasil monitoring dan evaluasi implementasi kegiatan dalam perencanaan secara reguler kepada (Kepala) Dinas Kehutanan selaku atasannya. Seandainya nantinya Permendagri No. 61 Tahun 2010 yang menempatkan KPH sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang independen, maka pelaporan akan disampaikan langsung kepada Kepala Daerah atau dalam hal ini adalah kepada Gubernur Kaltim. Pelaporan hasil perencanaan serta hasil monitoring dan evaluasi implementasinya dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Sebagai KPH Model, maka pelaporan juga harus dilakukan kepada Pemerintah Pusat c.q. Kementrian Kehutanan, dikarenakan sangat penting bagi pembelajaran dan juga dikarenakan sebagaian dari pembiayaan implementasi KPHP Model Meratus diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pelaporan ini tentu saja dilakukan secara berjenjang, dimana Kepala KPHP Model Meratus menyampaikan kepada Kepala Dinas Kehutanan, dan selanjutnya akan dilanjutkan oleh Kepala Dinas Kehutanan kepada Bupati setempat dan juga Kementrian Kehutanan. Disamping yang bersifat reguler, pelaporan juga dilakukan dalam konteks insidentil, yaitu sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pengguna (users) terutama pada saat-saat khusus (misal ada bencana alam), baik diminta ataupun tidak. Model Sistimatika Pelaporan Akhir (Final Report) yang dikembangkan adalah sebagai berikut : HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Hasil yang Diharapkan 1.4. Metodologi

BAB II RENCANA PENGELOLAAN KPH 2.1. Ringkasa Rencana Jangka Panjang 2.2. Visi dan Misi Rencana Jangka Pendek 2.3. Tujuan dan Sasaran

Page 100: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Bab VII. Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

VII-6

BAB III HASIL DAN ANALISIS PEMANTAUAN 3.1. Kemajuan Triwulan I 3.2. Kemajuan Triwulan II 3.3. Kemajuan Triwulan III

BAB IV HASIL DAN ANALISIS EVALUASI TAHUNAN 4.1. Kondisi Awal 4.2. Capaian Akhir Tahun 4.3. Analisis dan Kesimpulan Capaian Kinerja 4.4. Rekomendasi Tindak Lanjut

BAB V. PENUTUP RUJUKAN LAMPIRAN

Model sistematika pelaporan diatas untuk memberikan arahan mengenai sistematika pelaporan kegiatan agar adanya konsistensi dalam tiap periode pelaporan sehingga memudahkan dalam monitoring dan evaluasi,namun demikian dapat dikembangkan atau modifikasi, seperti misalnya penambahan atau pengurangan item, yang disesuaikan dengan kebutuhan saat pelaporan, seperti saat terdapat hal yang dinilai urgent atau penting untuk dilaporkan pada saat itu.

Page 101: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMURperiode 2015-2024

Lampiran 1. Matrik Analisis dan Proyeksi

No. TujuanAnalisisdanProyeksi Kondisi faktual Prospek ke depan Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH

a. Analisis dan Proyeksi Status Kawasan Hutan

Tatabatas kawasan yang telah terdapat ijin pemanfaatan (IUPHHK-HA/HT) yang belum temu gelang secara fisik dila pangan dan belum dikukuhkan.

Status kawasan hutan menjadi jelas dan mantap secara berkelanjut an

Percepatan penyelesaian tata batas kawasan hutan dan KPH berperan mendorong percepat an proses pengukuhan kawasan hutan dalam wilayah kelola KPH juga dapat berperan dalam perlindungan hutan

b. Analisis dan Proyeksi Fungsi Kawasan 1. Ht.Produksi Tetap (HP) Sebagian besar berupa hutan

bekas tebangan (LOA) dari 2 unit IUPHHK-HA yang masih aktif beroperasi

Diharapkan dalam pelaksanaan pengelolaan-pemanfaatan SDH alam produksi menghasilkan tegakan hutan yang lebih berkualitas dan produktif dengan tetap menjamin keles tarian daya dukung.

Penerapan 3 aspek pokok dari kaidah-prinsip kelestarian (produksi-ekologi dan sosial) dalam pengelolaan SDH Secara khusus menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan (RIL) Meningkatkan kualitas dan produktivitas tegakan hutan bekas tebangan Peran KPH melaksanakan pembinaan dan monev PHL

2. Ht.Produksi Terbatas (HPT) Sebagian besar berupa LOA dari 2 unit IUPHHK-HA yang masih aktif beroperasi

Diharapkan dalam pelaksanaan pengelolaan-pemanfaatan SDH alam produksi menghasilkan tegakan hutan yang lebih berkualitas dan produktif dengan tetap menjamin keles tarian daya dukung.

Penerapan 3 aspek pokok dari kaidah-prinsip kelestarian (produksi-ekologi dan sosial) dalam pengelolaan SDH Secara khusus menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan (RIL)

Meningkatkan kualitas dan produktivitas tegakan hutan bekas tebangan Peran KPH melaksanakan

Page 102: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMURperiode 2015-2024

pembinaan dan monev PHL

c. Analisis dan Proyeksi Potensi Kawasan 1. HHK Dari hasil pelaksanaan IHMB

oleh IUPHHK-HA ketersediaan tegakan hutan dari jenis komersil (dalam tegakan hutan LOA) masih cukup potensial (± 30 m3/ha, untuk Dsd > 40 Cm up)

Terbangunnya tegakan hutan pasca pemanenan yang lebih berkualitas dan produktif. Pada saat yang sama limbah pemanenan dapat ditekan (diku rangi/diperkecil)

Peningkatan kualitas dan produktivitas tegakan dengan penerapan TPTI secara intensif dan konsisten dengan menggu nakan jenis unggulan lokal. Juga perlu upaya penekanan limbah HHK di lapangan/hutan. Peran KPH memantau secara regular pelaksanaan TPTI terse but. Juga mendorong pemanfa atan “limbah pemanenan”

2. HHBK Dalam areal hutan dalam wilayah kelola KPHP-model meratus masih terdapat po tensi HHBK dan pemanfaatan nya oleh masyarakat (hasil IHMB), tetapi data dan informasi masih terbatas.

Diharapkan pengelolaan hutan alam produksi ke depan tidak hanya berfokus pada Hasil Hutan Kayu saja. Dengan nilai hutan akan dapat lebih diting katkan. Termasuk dapat menciptakan lapangan usaha masyarakat lokal.

Pengembangan cara-metode inventarisasi HHB/N-K yang terintegrasi kedalam sistem yang telah ada (IHMB dan ITSP) serta memetakan sebaran spasialnya. Peran dari KPH adalah men dorong intensitas pengelolaan HHBK dengan memberdayakan masyarakat lokal (home industry dan pemasarannya).

3a. Jasalingkungan : Ekowisata Seperti halnya dengan HHBK, potensi dan keberadaan dari Ekowisata masih belum men dapatkan perhatian dalam pendataan (inventarisasi hu tan).

Tersedianya data tentang potensi ekowisata dalam pengelolaan hutan alam produksi dan pengembangan industri wisata dengan bersinergi dengan dinas terkait dan investor

Pengembangan sistem in-ventarisasi dan pemetaan lokasi (sebaran spasialnya) dalam wilayah kelola. Peran dari KPH adalah men dorong intensitas pelaksa- naannya di lapangan, mem bangun sinergi dengan instansi terkait dalam pengelolaan-pemanfaatannya (Dinas Pariwisata)

3b. Jasalingkungan : Karbon Dalam sistem inventarisasi Diharapkan peran sektor Perlu secara lebih intensif

Page 103: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMURperiode 2015-2024

IHMB telah dimulai dengan penyediaan data tentang ”berat hasil hutan kayu” yaitu dengan pembuatan Tabel Berat sebagai salah satu alat bantu IHMB. Walaupun masih terbatas pada jenis komersiil saja

kehutanan, khususnya dalam wilayah kelola KPKH-Model dalam program karbon dapat diwujudkan dengan melibatkan IUPHHK-HA/HT secara intensif

sosialisasi dan pelatihan-pelatihan berkaitan dengan perhitungan karbon (MRV) kepada para praktisi di lapangan. Peran KPH memfasilitasi terselenggaranya pelatihan berkaitan dengan karbon (REDD+)

3c. Jasalingkungan : KEHATI Berdasarkan hasil inventarisasi hutan (ITSP-IHMB) oleh IUPHHK-HA, kawasan hutan wilayah kelola KPHP-Model Meratus masih terdapat potensi flora-fauna (antara lain orang utan).

Diharapkan pengelolaan hutan alam produksi dapat diwu judkan berdasarkan standar FSC yang menekankan juga pada pengelolaan potensi Kehati (flora-fauna) pengelolaan hutan alam produksi ber dimensi luas.

Intensivikasi dan pengayaan data flora dan fauna dari pelak sanaan inventarisasi di lapangan perlu dilakukan (ITSP dan IHMB) perlu dilakukan. Peran KPH adalah membantu mengembangkan sistem-metode inventarisasi flora- fauna

.

sistem yang telah ada Dapat dipergunakan dalam pemetaan HCVF sebagai bagian penting dalam pengelolaan hutan lestari (PHL-SFM)

d. Analisis dan Proyeksi Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan

1. IUPHHK-HA Terdapat 2 unit IUPHHK-HA dalam wilayah kelola KPHP-Model Meratus, Kinerja pengelolaan SDH oleh ke-2 IUPHHK-HA masih belum mampu mewujudkan PHL-SFM berdasarkan standar FSC sebagaimana disyaratkan oleh pasar global

Kedua unit IUPHHK-HA dalam wilayah kelola KPHP-Model tersebut dapat mewujudkan PHL berdasarkan standar FSC. Dengan demikian keberadaan nya dapat memberikan kontri busi bagi pembangunan di dae- rah lebih optimal

Untuk dapat mewujudkan PHL-SFM, disamping komitmen manajemen, ketersediaan SDM yang profesional perlu diupayakan. Faktor eksternal juga sangat berpengaruh, al. berupa : dinamika sosial masyarakat tata kelola kehutanan dan bahkan kebijakan pemerintah (pusat-

Page 104: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMURperiode 2015-2024

daerah) seringkali dapat menja di hambatan pencapaian SFM. Peran KPH sebagai dinamisator dan fasilitator harus mampu mendorong, membina dan utamanya memfasilitasi dalam penanganan konflik sosial

2. IUPHHK-HT Terdapat tiga unit IUPHHK-HT yang masih aktif yang kinerja nya juga belum dapat mewu judkan pengelolaan hutan seca ra lestari.

Diharapkan hutan tanaman di dalam wilayah kelola KPHP-Mo del Meratus dapat dikelola secara lestari bagi kesejahtera an masyarakat sekitarnya

Perlu adanya re-vitalisasi re-organisasi keberadaan hutan tanaman tersebut sehingga dapat berperan bagi peningkat an kesejahteraan masyarakat dan pembangunan kehutanan

di daerah. Peran KPH sebagai dinamisator dan fasilitator harus mampu mendorong, membina dan uta manya memfasilitasi kerja sama dengan lembaga kerjasama LN berkaitan dengan SFM (GIZ-TBI,TNC,dll)

3. Kawasan Pinjam Pakai Dalam wilayah kelola KPHP-Mo del Meratus terdapat 21.107,08 Ha kawasan-areal hutan yang dipinjam pakaikan kepada 13 unit usaha pertambangan.

Diharapkan ke depan dalam pemanfaatan kawasan oleh usaha non-kehutanan tersebut melaksanakan kewajibannya melaksanakan ”reklamasi-reha bilitasi” sesuai dengan peratur an yang berlaku.

Pembangunan sektor kehutanan sebagai salah satu sektor berbasis lahan, harus pula memberikan peluang kemungkinan pemanfaatan kawasan hutan oleh sektor berbasis lahan yang lain, antara lain pertambangan. Peran KHP dalam hal ini adalah secara konsisten dan reguler memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kewajiban pemegang ijin untuk melaksanakannya (reklamasi-re habilitasi) dalam upaya

Page 105: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMURperiode 2015-2024

memulihkan fungsi kawasan hutan

4. Kawasan tertentu Dalam wilayah kelola KPHP-Model Meratus terdapat kawasan tertentu seluas 12.088,27 Ha yang berupa Hutan alam sekunder

Diharapkan ke depan kawasan-kawasan hutan yang ”tidak-belum terdapat ijin pemanfaat An/tidak bertuan” dapat dikelo la dengan memberdayakan ma-

Perlu secara khusus dipikirkan berdasarkan kondisi: biogeo-fisik dan sosial kawasan hutan kemungkinan pengembangan model Pengelolaan SDH berba

syarakat bagi peningkatan kese- jahteraannya dalam sistem pengelolaan hutan secara lestari

sis masyarakat (Community Based Forest Management) Peran KPH, menginisiasi mengi dentifikasi dan melakukan inventarisasikondisi faktual, termasuk kegiatan-kegiatan pemanfaatan yang ada saat sekarang. Kemudian merancang pola-bentuk pengelolaannya ke depan

e. Analisis dan Proyeksi Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Walaupun wilayah kelola KPHP Model Meratus meliputi 5 Kabu paten dan Kota, namun demiki an hanya 3 Kabupaten yang ma syarakatnya mempunyai interak si terhadah hutan (Kab.Kukar – PPU dan Kubar). Dan dari ketiga Kabupaten tersebut hanya 3 Ke camatan yang masyarakatnya memiliki interaksi yang intensif dengan hutan dalam wilayah KPHP-Model Meratus. Matapencaharian masyarakat tersebut adalah bertani dan se bagian besar (± 60%) memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah ( maksimal SD )

Diharapkan dengan Tupoksi yang diemban dan dimiliki oleh keberadaan KPHP-Model Mera tus mampu mentransformasi kan kebijakan pembangunan daerah bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan berbasis pada pengelolaan SDH secara lestari

Keberadaan SDH dengan posisi, peran dan kontribusinya masih memiliki prospek ke depan, maka perlu adanya kebijakan yang menjamin kelestarian keberadaanya. Saat sekarang terdapat adanya kecende rungan dari pembangunan ber basis lahan yang ”mendesak” keberadaan SDH di wilayah pedesaan. Peran KPH, adalah melakukan inventarisasi kondisi faktual kawasan dan SDH di wilayah kelola KPHP-Model yang berbatasan dengan masyarakat pedesaan. Pada saat yang sama menginventarisasi ijin-ijin

. pembangunan berbasis lahan

Page 106: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMURperiode 2015-2024

yang ada. KPHP-Model harus berperan sebagai fasilitator dan mediator permasalahan SDH dan lahan

Page 107: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

Lampiran 2. Matrik Proses Rencana Pembinaan-Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL)

No. ObyekBinwasdal Wilyh Kelola

Pembinaan – Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL) Pembinaan Pengawasan Pengendalian Keterangan

1

Penyelenggaraan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan Pembinaan : proses yang bertujuan untuk dapat menimbulkan perubahan, kemajuan, peningkatan pertumbuhan, Pengawasan : suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakahsuatu pelaksaan pekerjaan/ kegiatan itu dilaksanakan sesuai dengan rencana, aturan-aturandan tujuan yang telah di tetapkan. Pengendalian : segala usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau hasil yang dikehendaki

a.

Mendorong dan memfasilitasi pelaksanaan tatabatas dan pemeliharaan batas serta pengamanan areal kerja secara kolaboratif antar IUPHHK-Ha dan secara partisipatif dengan masyarakat

Fasilitasi komunikasi dan membangun jejaring (networking) dengan IUPHHK-Ha/HT

Penyusunan rencana pengelolaan hutan harus didasarkan pada hasil penataan areal yang clear- clean,

Dalam pengaturan hasil (perhitungan etat-AAC) didasarkan pada kaidah kelestarian hasil dan ber dasarkan hasil IHMB (rasional).

Sosialisasi penerapan kebijakan tata hutan (kompartemenisasi) dan pengaturan hasil (perhitungan etat –AAC)

Sosialisasi dasar dan cara perhitungan etat/AAC berdasarkan ITSP/IHMB dan PUP

Wilayah kelola a, ada lah bagian wilayah kelola yang telah terdapat ijin pemanfaat an, yaitu : 5 unit IUPH HK-HA/HT

b.

Faslitasi pelaksanaan tatabatas dan pemeliharaan batas serta pengamanan areal kerja secara kolaboratif dengan masyarakat

Penataan batas areal hutan tertentu (baik di HL dan HP) harus dilaksanakan agar benar-benar clear-clean, dan dibangun zonasi-zonasi

Rencana pengelolaan areal hutan tertentu harus melibatkan peran dan potensi masyarakat,

Sosialisasi penerapan kebijakan tata hutan (kompartemenisasi) dan pengaturan hasil (perhitungan etat –AAC)

Sosialisasidasar dan cara pembuatan PUP sertaperhitunganriap

Perumusanrencanapenelitian secara komprehensifmendukungkebijakan dan terwujudnya PHL-SFM

Wilayah kelola b, adalahbagianwilayahkelola yang belumterdapatijinpemanfaatan, yaitu : hutanlindung dan kawasanhutantertentu (dalamhutan HL dan HP)

2

Pemanfaatan hutan : Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya

a.

Mendorong penerapan kebijakan dan prinsip-kaidah kaidah berkaitan dengan : pengaturan hasil (perhitungan ETAT); dampak lingkungan dan kerusakan tegakan dalam pemanenan

Pemanfaatan potensi tidak melebihi daya dukung (besarnya riap tegakan hutan)

Pemanfaatan hutan-hasil hutan kayu di lapangan harus menerapkan sistem pemanenan RIL,

Pembinaan tegakan hutan pasca pembalakan harus dilaksanakan berdasarkan

Sosialisasi penerapan kebijakan regulasi hasil dan konsep pemanenan ramah lingkungan (RIL)

Sosialisasi penerapan kebijakan pembinaan tegakan hutan pasca pemanenan (sistem silvikultur TPTI)

Wilayah kelola a, ada lah bagian wilayah kelola yang telah terdapat ijin pemanfaat an, yaitu : 5 unit IUPH HK-HA/HT

Page 108: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

sistem silvikultur yang berlaku (TPTI-THPB)

Penggunaan kawasan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan,manfaat sosial dan manfaat ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya.

b.

Mendorong penerapan kebijakan dan prinsip-kaidah kaidah berkaitan dengan : penggunaan kawasan sebagaimana tercantum dalam PP. No.6/2007 (jenis dan pola penggunaan kawasan hutan)

Pemanfaatan areal hutan tertentu harus didasarkan pada fungsi pokoknya, bisa HHK, HHNK dan jasa lingkungan dengan tetap berdasarkan kaidah- prinsip kelestarian dan kesejahteraan masyarakt,

Pemanfaatan potensi hutan HHK dan HHNK-jasa lingkungan pada kawasan hutan tertentu harus di dasarkan pada fungsi hutan (HL dan HP)

Sosialisasi dan penerapan pola dan konsep pengelolaan hutan berbasis masyarakat,

Wilayah kelola b, ada lah bagian wilayah ke lola yang belum terda pat ijin pemanfaatan, yaitu : hutan lindung dan kawasan hutan ter tentu (dalam hutan HL dan HP)

3

Rehabilitasi dan reklamasi hutan

a. .

Mendorong penerapan kebijakan dan pelaksanaan kewajiban pemegang ijin dalam pembinaan tegakan hutan pasca pemanenan dan areal yang tidak produktif serta tanah kosong dalam areal kerjanya.

Pembinaan tegakan pasca pemanenan dilaksanakan dengan menerapkan juknis sistem silvikultur TPTI dan/atau modifikasinya (tanaman pengayaan-enrichment planning),

Rehabilitasi lahan tidak produktif (kanan-kiri jalan; tanah kosong)

Penanaman pengayaan dan rehabilitasi dilaksanakan dengan menggunakan bibit dari jenis unggulan lokal.

Fasilitasi dalam pemahaman dan penerapan kebijakan berkaitan dengan pembinaan hutan bekas tebangan (sistem silvikultur TPTI dan turunannya) kepada pemegang IUPHHK-HA/HT khususnya

Wilayah kelola a, ada lah bagian wilayah kelola yang telah terdapat ijin pemanfaat an, yaitu : 5 unit IUPH HK-HA/HT

b.

Mendorong pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

Penyusunan rencana rehabilitasi dan pengelolaannya pada areal yang terdegrasi berdasarkan hasil pemetaannya baik di HP ataupun HL

Rehabilitasi kawasan-lahan hutan yang terdegrasi dan pengelolaannya dilakukan

Fasilitasi dalam pemahaman dan penerapan kebijakan berkaitan dengan rehabiitasi lahan dan hutan serta reklamasi kepada pihak terkait.

Wilayah kelola b, ada lah bagian wilayah kelola yang belum terdapat ijin pemanfaatan, yaitu : hutan lindung dan kawasan hutan ter tentu (dalam hutan HL dan HP)

Page 109: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

dengan melibatkan masyarakat lokal

4 Perlindungan dan konservasi hutan a

Mendorong penerapan kebijkan dan kewajiban untuk melaksanakan perlindungan dan konservasi di areal kerja kepada pemegang IUPHHK-Ha/HT

Pemetaan dan penandaan dilapangan serta penyusunan rencana perlin dungan hutan pada areal yang rawan dari gangguan (alami dan non-alami),

Pemetaan dan penandaan di lapangan serta penyusunan rencana pengelolaan areal konservasi dalam areal kerja yang telah ditetapkan (misal nya : APPN, kawasan lindung, koridor satwa),

Sosialisasi kebijakan tentang perlindungan hutan dan penerapannya kepada pemegang IUPHHK-HA/HT

Tentang konservasi hutan dan penerapannya kepada pemegang ijin IUPHHK-HA/HT

Wilayah kelola a, ada lah bagian wilayah kelola yang telah terdapat ijin pemanfaat an, yaitu : 5 unit IUPH HK-HA /HT

b.

Mendorong dilaksanakannya perlindungan dan konservasi pada kawasan tidak terdapat ijin pemanfaatan (baik di HL dan HP)

Pemetaan dan penandaan dilapangan serta penyusunan rencana perlin dungan hutan pada bagian areal yang rawan dari gangguan (alami dan non-alami),

Pemetaan dan penandaan di lapangan areal konservasi dalam kawasan tertentu serta penyusunan rencana pengelolaannya.

Sosialisasi dan penerapan kebijakan tentang perlindungan dan konservasi hutan

Wilayah kelola b, adalah bagian wilayah kelola yang belum terdapat ijin pemanfaatan, yaitu : hutan lindung dan kawasan hutan ter tentu (dalam hutan HL dan HP)

Page 110: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Tabel

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

Lampiran 3. Struktur Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur

No RTRW terkait Tugas dan Fungsi

Dinas Kehutanan

Permasalahan

Pelayanan Dinas

Kehutanan

Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Kawasan Lindung :

1) Kawasan hutan lindung seluas kurang lebih 2.889.100 Ha yang tersebar di hampir seluruh kabupaten dan Kota di Propinsi Kaltim

2) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawa hannya, meliputi: kawasan bergambut, seluas

kurang lebih 722.047 Ha kawasan resapan air, yang

tersebar seluruh wilayah provinsi

3) kawasan perlindungan setempat meliputi sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sempadan mata air, dan kawasan terbuka hijau kota,

Data dan informasi detail tingkat lapangan kondisi hutan dan lahan kritis belum lengkap dan akurat, sehingga menyulitkan dalam membuat perencanaan rehabilitasi hutan dan lahan yang tepat.

Kapasitas pengendalian dan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan kegiatan RHL masing kurang

Penerimaan daerah dan pendapatan masyarakat dari hasil pemanfaatan jasa lingkungan masih relatif kecil

Belum adanya master plan terbaru mengenai data luasan dan kondisi lahan kritis di dalam dan luar kawasan hutan

Tidak terkendalinya ijin-ijin baru peng-gunaan kawasan hutan untuk pembangunan diluar sektor kehutanan yang diterbikan oleh kabupaten

Masih kurangnya minat investor untuk mengelola wisata alam/jasa lingkungan

Belum adanya regulasi (Perda Kaltim) yang mengatur me-ngenai layanan/jasa ekosistem

Dinas Kehutanan Prov. Katim melaksanakan berbagai kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan Dinas Kehutanan Prov. Katim dan

UPTD terkait melakukan promosi mengenai keberadaan kawasan konservasi sebagai lokasi wisata alam. Meningkatkan pengelolaan kawasan

Tahura dan pembangunan arboretum

Kawasan Budidaya :

Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam Program HTR, HKm dan HD

Kapasitas kelembagaan masyarakat yang berada di dalam dan sekitar kawasan hutan masih terbatas baik

Dishut Kaltim melakukan sosialisasi dan fasilitasi mengenai pengembangan HTR, HKm, HD ke

Page 111: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Tabel

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No RTRW terkait Tugas dan Fungsi

Dinas Kehutanan

Permasalahan

Pelayanan Dinas

Kehutanan

Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1) Kawasan peruntukan hutan produksi seluas kurang lebih 9.340.563 Ha

2) Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luas kawasan kurang lebih 110.255 ha

Belum optimalnya penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan serta belum mantapnya kemampuan negara untuk menjamin hak-hak negara atas hasil hutan kayu Kurangnya data informasi dan laporan

mengenai pelanggaran bidang kehutanan secara terintegrasi di daerah; Masih lemahnya koordinasi antara

aparatur kehutanan dengan instansi penegak hukum lainnya dalam menangani masalah gang guan keamanan hutan Kapasitas kelembagaan masyarakat

yang berada di dalam dan sekitar kawasan hutan masih terbatas kualitas maupun kuantitasnya Belum memadainya mekanisme

pendanaan UKM sektor kehutanan Kinerja pengelolaan hutan alam oleh

para pemegang IUPHHK-HA dan HTI oleh pemegang IUPHHK-HT masih kurang Belum optimalnya jejaring kerja

diantara instansi yang mem-bidangi kehutanan di provinsi dengan kabupaten/kota

kualitas maupun kuantitasnya Belum memadainya mekanisme

pendanaan untuk UKM sektor kehutanan Kinerja pengelolaan hutan alam oleh

para pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan pengelolaan hutan tanaman oleh pemegang Ijin Usaha pemanfaatan Hasil Hutan Kay Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) serta para pemegang Ijin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) masih kurang Belum optimalnya jejaring kerja

diantara instansi yang membidangi kehutanan di provinsi dengan kabupaten/kot Belum adanya tim terpadu yang

menangani masalah gangguan keamanan hutan Masih terbatasnya jumlah tenaga PPNS

kehutanan dan tenaga PPNS Kehutanan yang ada belum dapat pelakukan penyidikan terhadap kasus-kasus pelanggaran bidang kehutanan Perubahan pola ruang yang ditangani

gugus GIS mengalami proses waktu

kabupaten/kota Dishut Kaltim melaksanakan

monitoring pengelolaan hutan alam oleh para pemegang IUPHHK-HA, HTI -RE

Dishut Kaltim melaksanakan monev data produksi dan stok opname terhadap para pemegang IUPHHKHA, HTI IUPHHK dan IPK di kabupaten.

Dishut Kaltim setiap tahun melakukan pengum-pulan data/informasi mengenai pelanggaran bidang kehutanan di kab./kota.

Dishut Kaltim melakukan operasi gabungan pengamanan hutan

Dishut Kaltim berupaya untuk mempercepat proses review tata ruang wilayah provinsi pada Kementerian Kehutanan

Dishut Kaltim telah melakukan sosialisasi mengenai pembangunan Kesatuan pengelolaan Hutan (KPH) ke kabupaten serta fasilitasi pembentukan KPH lintas kabupaten/kota

Page 112: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Tabel

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No RTRW terkait Tugas dan Fungsi

Dinas Kehutanan

Permasalahan

Pelayanan Dinas

Kehutanan

Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

Dinas Kehutanan Prov. Kaltim melakukan sosialisasi dan fasilitasi mengenai pengembangan HTR ke kabupaten/kota Penanganan kasus kasus pelanggaran

bidang kehu tanan dari hasil operasi pengamanan hutan belum terselesaikan RTRW belum selesai/disahkan Terjadinya perambahan lahan di

beberapa kawasan hutan di Kaltim Beberapa kabupaten belum respon

terhadap pembangunan KPH Data base peta dasar, peta tematik,

data potensi kayu dan non kayu belum lengkap dan akurat

yang cukup lama karena banyaknya sumber peta yang menjadi acuan dari Direktorat Pengukuhan Kawasan Hutan Ditjen Planologi

Page 113: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Tabel

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

Tabel II-28. Keterkaitan Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim 2013-2018 terhadap RPJMD Kaltim 2013-2018

RPJMD RENSTRA SKPD

Tujuan Sasaran Program Prioritas

Tujuan Sasaran

Indikator Kerja Utama (IKU)

Program Prioritas Renstra Indikator Target

2014 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Tujuan 2

Meningkatkan

pertumbuhan

ekonomi hijau

dan

kesejahteraan

masyarakat

Sasaran 7.

Meningkatnya

Pertumbuhan

Ekonomi yang

berkualitas

Tujuan 8.

Meningkatnya

pengembangan usaha

kehutanan berbasis

hasil hutan non kayu

dan jasa lingkungan

Meningkatnya

perkembangan

usaha kehutanan

yang berbasis hasil

hutan non kayu dan

jasa lingkungan

Ketersediaan data dan

infomasi komoditi

unggulan dan pelaku

usaha hasil hutan non

kayu dan jasa lingkungan

5 dokumen

8 unit usaha di 8

kab/kota

Program Revitalisasi dan Diversifikasi

industri Kehutanan dan

Program pengembangan hasil hutan

non kayu dan jasa lingkungan

Sasaran 8.

Menurunnya

Tingkat

Pengangguran

Tujuan 9.

Meningkatkan

Perekonomian/penda

patan Masyarakat

Sekitar Hutan dan

memperbesar

Kepastian Ekonomi

Masyarakat Dalam

Pemanfaatan Hutan

Meningkatnya

usaha ekonomi dan

pendapatan

masyarakat sekitar

hutan

Persentase masyarakat

miskin sekitar kawasan

hutan yang memiliki

usaha ekonomi

produktif aneka hasil

hutan

Peningkatan

pertumbuhan ekonomi

dan pendapatan

masyarakat sekitar

hutan 5%

Program peningkatan peran, akses

dan aneka usaha kehutanan

masyarakat

Page 114: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Tabel

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

RPJMD RENSTRA SKPD

Tujuan Sasaran Program Prioritas

Tujuan Sasaran

Indikator Kerja Utama (IKU)

Program Prioritas Renstra Indikator Target

2014 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Tujuan 6

Meningkatkan

Kualitas

Lingkungan

Hidup

Sasaran 17

Meningkatnya

indeks Kualitas

Lingkungan

Hidup

Penurunan

luas lahan

kritis

Tujuan 4. (sasarn

6)

Meningkatkan

optimalisasi

pengeloalan hutan

produksi, hutan

lindung dan

kawasan

konservasi

Meningkatnya

optimalisasi

pengeloalan hutan

produksi, hutan

lindung dan

kawasan

konservasi

Jumlah/persentase unit

menejemen yang

tersertifikasi

Program Perencanaan Makro Bidang

Kehutanan dan Pemantapan

Kawasan Hutan

Tujuan 4. (sasaran 7)

Menurunkan

gangguan keamanan

dan kerusakan hutan

dan hasil hutan dalam

penyelenggaraan

perlindungan dan

konservasi

sumberdaya alam

Menurunnya

gangguan

keamanan dan

kerusakan hutan

dan hasil hutan

dalam

penyelenggaraan

perlindungan dan

konservasi

sumberdaya alam

Penurunan kerusakan kawasan hutan 10% per tahun

Penurunan konflik, peram bahan, kebakaran hutan dan illegal logging

Program pengamanan kawasan hutan dan penegakan hukum

Program Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan

Page 115: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Tabel

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

RPJMD RENSTRA SKPD

Tujuan Sasaran Program Prioritas

Tujuan Sasaran

Indikator Kerja Utama (IKU)

Program Prioritas Renstra Indikator Target

2014 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Tujuan 5.

Meningkatkan

fungsi dan daya

dukung DAS dan

RTH sehingga

dapat

meningkatkan

optimalisasi fungsi

ekologi, ekonomi

dan sosial DAS dan

RTH

Meningkatnya

fungsi ekologi,

ekonomi dan sosial

daya dukung DAS

dan RTH

Prosentasi/ luasan

lahan kritis yang

direhabilitasi /reklamasi

45.000 ha (5 DAS

prioritas)

Program Peningkatan fungsi dan daya dukung DAS berbasis pemberdayaan masyarakat

Program peningkatan peran dan akses masyarakat dalam pengelolaan hutan

Tujuan 6

Meningkatkan

Kualitas

Lingkungan

Hidup

Sasaran 18

Menurunnya

tingkat emisi gas

rumah kaca

Penurunan

tingkat emisi Tujuan 6.

Meningkatkan akses

dan ruang kelola legal

masyarakat melalui

pengelolaan hutan

berbasis masyarakat

Meningkatnya

peran serta dan

akses legal

pengelolaan hutan

berbasis

masyarakat

Ketersediaan dokumen pencadangan kawasan untuk kehutanann masyarakat (HD, HKm, HTR)

1 ijin HD (800

ha), 1 ijin HKm

(1800 ha)

10 ijin (200.000 ha)

HD/HKm untuk jasa

ling kungan

Program peningkatan peran dan

akses masyarakat dalam pengelolaan

hutan

Page 116: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Tabel

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

RPJMD RENSTRA SKPD

Tujuan Sasaran Program Prioritas

Tujuan Sasaran

Indikator Kerja Utama (IKU)

Program Prioritas Renstra Indikator Target

2014 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Tujuan 8. (sasaran

13)

Meningkatkan

pengembangan

industri hasil hutan

kayu sebagai sumber

energi alternative

terbaharukan

Meningkatnya

pengembangan

industri hasil hutan

kayu sebagai

sumber energi

alternatif

Ketersediaan data dan infomasi

Jumlah proyek percontohan

5 dokumen

3 unit percontohan

Program revitalisasi dan diversifikasi

industri kehutanan

Program Peningkatan aneka usaha

kehutanan

Tujuan 10.

Meningkatkan

peran Kaltim

sebagai propinsi

kunci dalam

mitigasi perubahan

iklim dan REDD+

Meningkatnya

peran Kaltim

sebagai propinsi

kunci dalam

mitigasi perubahan

iklim dan REDD+

Ketersediaan dokumen/regulasi yang dibutuhkan sebagai prasyarat/kondisi pemungkin implementasi REDD+

Jumlah Proponen proyek dan inisiatif proyek REDD+

Jumlah peningkatan Stock Carbon

Program mitigasi perubahan iklim dan

REDD+

Page 117: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

Lampiran 4. Keterkaitan Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim 2013-2018 terhadap RPJMD Kaltim 2013-2018.

RPJMD RENSTRA SKPD

Tujuan Sasaran Program Prioritas Tujuan Sasaran

Indikator Kerja Utama (IKU) Program Prioritas Renstra

Indikator Target

2014 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Tujuan 2 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau dan kesejahteraan masyarakat

Sasaran 7. Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi yang berkualitas

Tujuan 8. Meningkatnya pengembangan usaha kehutanan berbasis hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan

Meningkatnya perkembangan usaha kehutanan yang berbasis hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan

Ketersediaan data dan infomasi komoditi unggulan dan pelaku usaha hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan

5 dokumen 8 unit usaha di 8 kab/kota

Program Revitalisasi dan Diversifikasi industri Kehutanan dan Program pengembangan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan

Sasaran 8.

Menurunnya Tingkat Pengangguran

Tujuan 9.

Meningkatkan Perekonomian/pendapatan Masyarakat Sekitar Hutan dan memperbesar Kepastian Ekonomi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Hutan

Meningkatnya usaha ekonomi dan pendapatan masyarakat sekitar hutan

Persentase masyarakat miskin sekitar kawasan hutan yang memiliki usaha ekonomi produktif aneka hasil hutan

Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat sekitar hutan 5%

Program peningkatan peran, akses dan aneka usaha kehutanan masyarakat

Tujuan 6

Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup

Sasaran 17 Meningkatnya indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Penurunan luas lahan kritis

Tujuan 4. (sasarn 6) Meningkatkan optimalisasi pengeloalan hutan produksi, hutan lindung dan kawasan

Meningkatnya optimalisasi pengeloalan hutan produksi, hutan lindung dan kawasan

Jumlah/persentase unit menejemen yang tersertifikasi

Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan

Page 118: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

konservasi konservasi

Tujuan 4. (sasaran 7) Menurunkan gangguan keamanan dan kerusakan hutan dan hasil hutan dalam penyelenggaraan perlindungan dan konservasi sumberdaya alam

Menurunnya gangguan keamanan dan kerusakan hutan dan hasil hutan dalam penyelenggaraan perlindungan dan konservasi sumberdaya alam

Penurunan kerusakan kawasan hutan 10% per tahun

Penurunan konflik, perambahan, kebakaran hutan dan illegal logging

Program pengamanan kawasan hutan dan penegakan hukum

Program Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan

Tujuan 5. Meningkatkan fungsi dan daya dukung DAS dan RTH sehingga dapat meningkatkan optimalisasi fungsi ekologi, ekonomi dan sosial DAS dan RTH

Meningkatnya fungsi ekologi, ekonomi dan sosial daya dukung DAS dan RTH

Prosentasi/ luasan lahan kritis yang direhabilitasi /reklamasi

45.000 ha (5 DAS prioritas)

Program Peningkatan fungsi dan daya dukung DAS berbasis pemberdayaan masyarakat

Program peningkatan peran dan akses masyarakat dalam pengelolaan hutan

Tujuan 6 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup

Sasaran 18 Menurunnya tingkat emisi gas rumah kaca

Penurunan tingkat emisi

Tujuan 6. Meningkatkan akses dan ruang kelola legal masyarakat melalui pengelolaan hutan berbasis masyarakat

Meningkatnya peran serta dan akses legal pengelolaan hutan berbasis masyarakat

Ketersediaan dokumen pencadangan kawasan untuk kehutanann masyarakat (HD, HKm, HTR)

1 ijin HD (800 ha), 1 ijin HKm (1800 ha)

10 ijin(200.000 ha) HD/HKm untuk jasa ling kungan

Program peningkatan peran dan akses masyarakat dalam pengelolaan hutan

Page 119: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

Tujuan 8. (sasaran 13) Meningkatkan pengembangan industri hasil hutan kayu sebagai sumber energi alternative terbaharukan

Meningkatnya pengembangan industri hasil hutan kayu sebagai sumber energi alternatif

Ketersediaan data dan infomasi

Jumlah proyek percontohan

5 dokumen

3 unit percontohan

Program revitalisasi dan diversifikasi industri kehutanan

Program Peningkatan aneka usaha kehutanan

Tujuan 10. Meningkatkan peran Kaltim sebagai propinsi kunci dalam mitigasi perubahan iklim dan REDD+

Meningkatnya peran Kaltim sebagai propinsi kunci dalam mitigasi perubahan iklim dan REDD+

Ketersediaan dokumen/regulasi yang dibutuhkan sebagai prasyarat/kondisi pemungkin implementasi REDD+

Jumlah Proponen proyek dan inisiatif proyek REDD+

Jumlah peningkatan Stock Carbon

Program mitigasi perubahan iklim dan REDD+

Page 120: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

Lampiran 5. MATRIK RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGKPHP MODEL MERATUS (UNIT XXXI) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2015 S/D 2024

Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Jumlah

A. Tata Hutan 1 Inventarisasi tumbuhan Kali 1 1 2 Inventarisasi satwa Kali 1 1 3 Inventarisasi Sosekbud Kali 1 1 4 Kompilasi data geologi, tanah, iklim Kali 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 5 Pembagian blok unit 6 - - - - - - - - - 6 6 Pemancangan batas Patok - 100 100 100 100 100 100 100 100 - 800

B. Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu1 Identifikasi wilayah potensial Kali 1 1 2 2 Kerja sama dengan pihak ketiga Kali 1 1 2 3 Merumuskan pengelolaan uang Kali 1 1 2 4 Melaksanakan pemanfaatan Ha 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 7.000

C. Pemberdayaan Masyarakat1 Sosialisasi HKM, HD, HTR Kali 4 4 8 2 Fasilitasi lembaga desa & kelompok masy. Kali 4 4 8 3 Pembinaan kelompok tani Kali 4 4 4 4 4 20

D. Pembinaan & Pemantauan Pemegang Izin1 Pembinaan pemegang izin Kali 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 Pemantauan pemegang izin Kali 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

E. Rehabilitasi Areal Di Luar Izin1 Identifikasi lahan kritis Kali 1 1 2 2 Penyusunan rencana Kali - 1 - - - - - - - - 1 3 Pengadaan bibit Juta - - 1 1 1 1 1 1 - - 6 4 Penanaman Ha - - - 100 100 100 100 100 100 - 600 5 Pemeliharaan tanaman Ha - - - - 100 100 100 100 100 100 600

F.1 Pembinaan Kali 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 Pemantauan Kali 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

G. Perlindungan hutan & Konservasi Alam1 Perlindungan kawasan lindung Kali 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 Konservasi wilayah dgn nilai kons. tinggi Kali 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40

No. Nama KegiatanRENCANA KEGIATAN TAHUNAN

KETERANGAN

Pembinaan & Pemantauan Rehabilitasi & Reklamasi Areal Yang Sudah Ada Izin Pinjam Pakai

Page 121: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

H. Koordinasi & Sinkronisasi dgn Pemegang Izin Kali 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

I. Koordinasi & Sinergi dgn Stakeholder Terkait Kali 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

J. Penyediaan & Peningkatan Kapasitas SDM1 Perekrutan Org 5 5 5 5 5 25 2 Pelatihan Org 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

K. Pendanaan1 Dari pemerintah pusat & daerah Juta 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 10.000 2 Dari lembaga donor Juta - 500 500 500 500 500 500 500 500 500 4.500 3 Dari pemanfaatan hasil hutan Juta - - - - 100 200 300 400 500 600 2.100

L. Sarana & Prasarana - - - - - - - - - - - - 1 Pembangunan kantor Unit 1 - - - - - - - - - 1 2 Pengadaan Mobil Unit 1 1 - - - - - - - - 2 3 Pengadaan Motor Unit 2 2 - - - - - - - - 4 4 Pembangunan rumah dinas Unit - 1 - - - - - - - - 1 5 Pengadaan peralatan kantor Juta - 200 200 200 200 100 100 100 100 100 1.300 6 Pemeliharaan kantor, rumah & kendaraan Juta - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 900

M. Pengembangan Database1 Pengadaan peralatan Unit 1 1 1 1 4 2 Pengembangan sistem Unit - 1 - - 1 - - 1 - - 3 3 Pemutakhiran data Kali 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

N. Rasionalisasi Wilayah Kelola1 Analisis data Kali - - - 1 1 - - - - - 2 2 Penentuan luas & lokasi RPH Kali - - - - 1 1 - - - - 2

O. Review Rencana Pengelolaan Kali

P. Pengembangan Investasi1 Menyusun rencana pemanfaatan Kali - 1 1 - - - - - - - 2 2 Melakukan kerja sama dgn investor Kali - - 1 1 1 1 1 1 1 1 8

Page 122: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

Lampiran 6. MATRIK ARAHAN PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR KPHP MERATUS 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

1. Pemantapan Kelembagaan dan organisasi

Terwujudnya Kelembagaan Pengelola tingkat tapak yang mampu melakukan pengelolaan kawasan secara efektif dan efisien

a. Analisis Kesesuian Bentuk dan Struktur Kelembagaan

Adanya kajian bentuk dan struktur kelembagaan kelembagaan KPH yang sesuai dengan kondisi potensi dan keperluan pengelolaan

1 judul dokumen

b. Menyusun Tata Hubungan Kerja Antar Instansi dan Stakeholder lain

Adanya kejelasan peran dan fungsi serta tata hubungan kerja antara KPH dengan dinas kehutanan serta stakeholder lain

1 judul dokumen

c. Menyusun Standar operasional Prosedur Kegiatan

Adanya dokumen SOP kegiatan seperti SOP pembinaan, pengawasan dan evaluasi

3 judul dokumen

d. Menyusun Standar penilaian Kinerja

Adanya dokumen standar penilaian kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja KPH

1 judul dokumen

2. Pengembangan Aparatur dan Sarana Prasarana

Terpenuhinya kebutuhan aparatur dan sarana prasarana, baik kuantitas maupun kualitas.

a. Pemenuhan Kebutuhan Personil Terpenuhinya Kebutuhan personil sampai tingkat lapangan

Kendaraan operasional 1 mobil dan 2 motor

b. Peningkatan Kapasitas Apararur Terpenuhinya kompetensi aparatur pengelola sesuai dengan kebutuhan

3 kali training

c. Pengadaan Sarana dan Prasarana

Terpenuhinya sarana dan prasarana pengelolaan sesuai dengan kebutuhan.

Gedung sekretariat yang representatif

3 Inventarisasi Hutan Tersedianya data biofisik, sosial ekonomi dan budaya, ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan, potensi jasa lingkungan dan pengembangan pariwisata.

a. Inventarisasi Biofisik Adanya data-data/peta terkait dengan status, penutupan lahan, jenis tanah.

Data dan informasi 5 judul studi

Page 123: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

kelerengan lapangan, jalan, sungai, iklim, topografi dan hidrologi, jenis, potensi dan sebaran flora dan fauna

b. Inventarisasi Ekonomi dan Sosial Budaya

Tersedianya data-data/peta terkait dengan demografi; pola hubungan manyarakat dengan hutan; keberadaan kelembagaan mayarakat; pola penguasaan lahan oleh masyarakat di dalam dan sekitar hutan; aksesibilitas; kegiatan ekonomi disekitar wilayah; batas administrasi pemerintah.

Data dan informasi sebanyak 5 judul studi

c. Inventarisasi ijin Pemanfaatan dan penggunaan Kawasan hutan

Adanya data dasar, rencana dan kegiatan ijin pemanfaatan dan penggunaan Kawasan Hutan.

Data dan informasi dasar dan rencana serta kegiatan ijin pemanfaan dan pengunaan kawasan hutan 3 judul

d. Inventarisasi Potensi Jasa Lingkungan

Adanya data dan informasi terkait dengan lokasi-lokasi yang potensial dikembangkan untuk pemanfaatan jasa lingkungan

Data dan informasi 1 judul

e. Inventarisasi Potensi Pengembangan Wisata

Adanya data dan informasi terkait dengan lokasi-lokasi yang potensial dikembangkan untuk kegiatan wisata alam

Data dan informasi 1 judul

f. Inventarisasi dan Pemetaan Kawasan Lindung dan Kawasan yang mempunyai Nilai Konservasi tinggi (HCVF)

Adanya data dan informasi terkait kawasan geospasial kawasan lindung dan kawasan konservasi bernilai tinggi

Data dan informasi 2 judul

g. Inventarisasi dan Pemetaan Kawasan Rawan dan Keamanan Hutan

Adanya data dan informasi terkait kawasan rawa dan keamanan hutan di kawasan KPH Meratus

Data dan informasi 1 judul

h. Inventarisasi Biomasa dan karbon hutan

Adanya data dan informasi inventarisasi biomasa dan karbon hutan

Data dan informasi biomas dan pendugaan karbon hutan di kawasan KPH Meratus sebanyak 1 judul studi dan terupdate sebanyak 2 kali

4. Pembangunan Data Base Kawasan

Data dan informasi sumber daya hutan yang meliputi :hasil inventarisasi, pemantauan, pemetaan dan pengelolaan jaringan data spasial

Data dan informasi geospasial dasar tematik kehutanan terkini di KPH Meratus

Page 124: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

sebanyak 3 judul

a. Analisis data hasil Inventarisasi Idem Adanya hasil analisis yang tajam sebanyak 5 judul

b. Membangun data Spasial/Pemetaan

Idem Basis data spasial sumberdaya hutan yang terintegrasi sebanyak 1 kali dan terupdate 2 kali

c. Kompilasi dan Validasi data Idem Basis data spasial sumberdaya hutan yang terintegrasi sebanyak 2 kali update

d. Membangun Sistim Pertukaran Data

Idem Basis data spasial sumberdaya hutan yang terintegrasi sebanyak 2 kali

e. Membangun Sistim Komputerisasi data base

Idem Basis data spasial sumberdaya hutan yang terintegrasi sebanyak 2 kali

5 Pemantapan Batas Wilayah KPHP Model Meratus

a. Penyelesaiaan Tata batas Luar Wilayah KPHP Model Meratus

Tata batas kawasan hutan serta terkendalinya perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan

Terlaksananya Tata Batas Luar 50 %

b. Sosialisasi Batas Luar Wilayah KPH terutama yang bersinggungan dengan masyarakat

Masyarakat yang berbatasan wilayah dengan KPH Meratus mengetahui batas-batas wilayah KPH Meratus

Terlaksannya sosialisasi 5 desa/tahun

c. Rekonstruksi Batas wilayah KPH

Adanya Peta rekontruksi batas wilayah Terlaksananya rekonstruksi Batas wilayah KPH pada tahun kedua

6. Pemantapan Status dan Fungsi Kawasan Hutan

Terjaminnya kepastian kawasan hutan sehingga dapat berfungsi secara optimal

Data dan informasi geospasial dasar tematik kehutanan terkini tingkat nasional sebanyak 5 judul

Page 125: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Ijin pinjam pakai kawasan hutan dengan kompensasi PNBP paling tinggi 80% dari pemohon

Rencana makro kehutanan

tentang perlindungan dan konservasi sumberdaya alam, pemanfaat, rehabilitasi hutan dan lahan dan penataan ruang sebanyak 4 judul

Tata batas kawasan hutan terdiri dari batas luar dan batas fungsi kawasan hutan

a. Inventarisasi dan pemetaan kawasan hutan yang telah dikuasai masyarakat untuk kegiatan pertanian, perkebunan, perkampungan/pemukiman

Tata batas kawasan hutan serta terkendalinya perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan

Data dan informasi geospasial dasar tematik kehutanan di KPH Meratus terkini sebanyak 5 judul

Data dan informasi potensi kayu di kawasan hutan di KPH Meratus sebanyak 5 judul

Data dan informasi pendugaan carbon kawasan hutan sebanyak 2 judul

Basis data spasial sumberdaya hutan yang terintegrasi sebanyak 3 kali update

b. Percepatan tata batas dan penetapan secara difinitif fungsi Kawasan hutan

Tata batas kawasan hutan serta terkendalinya perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan

Tata batas kawasan hutan terdiri dari batas luar dan batas fungsi

Page 126: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

kawasan hutan tata batas

temu gelang sebanyak 50 %

Rekomendasi tentang perubahan fungsi kawasan hutan terselesaikannya sebanyak 50 %

Penanganan berupa penerbitan Surat keputusan tentang pelepasan kawasan

hutan terselesaikan sebanyak 50 %

c. Sosialisasi batas-batas fungsi kawasan hutan

Tersosialisasinya batas-batas fungsi kawasan hutan kepada para pihak baik HPH, SKPD terkait serta masyarakat luas

Terlaksana sebanyak 2 kali/tahun

7 Penyelesaian konflik Tenurial a. Identifikasi dan pemetaan Konflik

Tenurial pengelolaan Sumber daya hutan

Data dan informasi konflik ternurial di KPH Meratus

Data dan informasi 1 judul

b. Membangun sistim manajemen penyelesaian konflik tenurial

Terbangunnya system penyelesaian konflik tenurial di kawasan KPH Meratus

1 kasus penyelesaian konflik/tahun

c. Melakukan Mediasi dan fasilitasi penyelesaian Konflik tenurial

1 kasus penyelesaian konflik/tahun

8 Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Wilayah Tertentu

a. Melakukan Studi kelayakan (FS) Pemanfaatan dan penggunaan pada masing-masing wilayah tertentu

Adanya data dan informasi kelayakan pemanfaatan dan penggunaan pada masing-masing wilayah tertentu sebagai dasar menyusun bisnis plan di KPH Meratus

Data dan informasi 1 judul

b. Menyusun rencana pemanfaatan Adanya rencana pemanfaatan dan Data dan informasi 1

Page 127: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

dan penggunaan kawasan hutan penggunaan kawasan hutan judul c. Menyusun rencana bisnis

terhadap pemanfataan yang telah ditetapkan

Informasi mengenai rencana bisnis pemanfaatan kawasan KPH Meratus

Data dan informasi 1 judul

d. Melaksanakan kegiatan pemanfaatan dan penggunaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

Terlaksanakannya rencana kegiatan yang telah direncanakan

all times

9 Pemantauan dan Evaluasi Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan

a. Menyusun Standar operasional (SOP) pemantauan dan evalusi Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan

Adanya data dan informasi SOP pemantauan dan evaluasi ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan

data dan info sebanyak 1 judul

a. Melaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan TPTI/THPB pada IUPHHK-HA (Perencanaan, Penebangan, Penatausahaan hasil hutan Kayu/PUHH, Penanaman , Perlindungan hutan dan Pembinaan Hutan), secara berkala.

Terlaksanakannya pemantauan dan evaluasi TPI/THTB di 5 HPH

Terlaksana sebanyak 1 kali tiap tahun

b. Melaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan TPTI dan THPB pada kegiatan pemanfaatan (IUPHHK-HA)

Terlaksanakannya kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan TPTI dan THPB pada kegiatan pemanfaatan

Telaksanan sebanyak 1 kali tiap tahun

c. Melaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Pinjam pakai dan realisasi kegiatan penggunaan Kawasan Hutan (Pertambangan ) secara berkala

Terlaksanakannya kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pinjam pakai dan realiasi kegiatan pengginaan kawasan hutan khususnya pertambangan secara berkala

Telaksana sebanyak 1 kali tiap tahun

10 Pembinaan Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan

Page 128: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

a. Memberikan Arahan Kebijakan kepada ijin pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan

Terlaksanakannya fungsi KPH Meratus dan kebijakan-kebijakan/regulasi pemerintah dapat berjalan

Terlaksana 2 kali/tahun

b. Melakukan Sosialisasi regulasi Pengelolaan Hutan

Terkomunikasikan regulasi pengelolaan hutan kepada stakeholder terkait

2 kali setahun

c. Memberikan bimbingan dan pertimbangan teknis terhadap Ijin Pemanfaatan dan penggunaan kawasan

Terlaksanakanya peran KPH Meratus untuk memberikan bimbingan dan pertimbangan teknis terhadap ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan

All time, minimal 3 kali/tahun

d. Peningkatan Kapasitas pemegang Ijin Pemanfaatan dan penggunaan Kawasan hutan

Adanya peningkatan kapasitas bagi pemegang IUPHHKHA dan masyarakat

3 kali trining/tahun

e. Mendorong dan mendampingi pelaksanaan sertifikasi PHPL pada ijin Pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK-HA) Mandatory dan Voluntary

Adanya pendampingan pelaksanaan sertifikasi PHPL pada HPH baik mandatory dan voluntary

Minimal 2 HPH

11 Rehabiitasi Hutan dan lahan (RHL)

Terpeliharanya dan meningkatnya fungsi dan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga dapat meningkatkan optimalisasi fungsi ekologi, ekonomi dan sosial DAS serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

a. Penyusunanan Rencana pengelolaan rehabilitasi dan lahan (RPRHL) dan Rencana Tahunan Rehabilitasi hutan dan lahan (RTRHL)

tersusunnya Rencana pengelolaan rehabilitasi dan lahan (RPRHL) untuk 5 tahun dan Rencana Tahunan Rehabilitasi hutan dan lahan (RTRHL)

Dokumen rencana kelola 1 judul

b. Penyelenggaraan/pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dan Reklamasi Hutan di DAS Prioritas

berkurangnya lahan kritis melalui rehabilitasi dan reklamasi hutan

Terlaksanaya RHL seluas 3000 ha

c. Penyelenggaraan perbenihan tanaman hutan/Pembangunan Persemaian

Tersedianya sumber benih untuk mendukung RHL

Areal sumber benih seluas……Terkelola dengan baik

Fasilitas pembangunan areal sumber benih seluas…

Pengembangan seed for people 1 paket pertahun

Pengembangan sentra bibit 1 paket/tahun

d. Pemantauan dan evaluasi Berjalannya fungsi dan peran KPH Data dan informasi

Page 129: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

kegiatan RHL secara berkala (pemantahuan dan evaluasi kegiatan RHL) pemantauan dan evaluasi 1 judul/tahun

e. Pembinaan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RHL

Terselenggaranya pengelolaan kelembagaan RHL akuntabel dan kredibel

Pembentukan dan Rencana pengelolaan kelembagaan RHL di Provinsi Kalimantan Timur

f. Restorasi ekosistim pada hutan lindung

Berkurangnya lahan kritis/kembalinya ekosistem hutan lindung

Terlaksananya restorasi ekosistim seluas 10.000 ha

12 Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Biodiversity dan ekosistemnya berperan signifikan sebagai penyangga ketahanan ekologis dan penggerak ekonomi riil serta pengungkit martabat bangsa dalam pegaulan global serta Meningkatnya pengamanan kawasan hutan, hasil hutan dan jaminan terhadap hak negara atas hutan

Hutan lindung dan kawasan konservasi

lainnya yang potensi keanekaragaman hayatinya tinggi, terdapat spesies langka dan flagship, atau mempunyai fungsi pelindung hulu sungai, dan atau memiliki potensi wisata alam signifikan,

sudah dapat mandiri membiayai seluruh atau sebagian program pengembangan konservasi dalam bentuk BLU 10 tahun kedepan

DNS, trust fund, dan kolaborasi sebanyak 1 unit

Populasi keanekaragaman

hayati dan spesies yang terancam punah meningkat 3% dari kondisi tahun 2008 sesuai kondisi biologis dan kesediaan habitat

Kasus baru tindak

Page 130: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

pidana kehutanan (illegal logging, perambahan, perdagangan tumbuhan dan satwa liar(TSL) ilegal, penambangan ilegal dan kebakaran hutan ) penanganannya terselaikan minim al 50%

Hotspot (titik api) di pulau Kalimantan, pulau sumatera, dan pulau sulawesi berkurang 20% setiap tahun

Meningkatnya destinasi

wisata alam yang dapat berperan dalam pasar wisata destinasi wisata alam yang dapat berperan dalam pasar wisata daerah

Kasus baru tindak pidana kehutanan (illegal logging, perambahan,perdagangan TSL,illegal, penambangan illegaldan kebakaran) penanganannya terselesaikan minimal sebanyak 50%

Tunggakan perkara (illegal logging, perambahan, perdagangan TSL illegal, penambangan illegal dan kebakaran) terselesaikan sebanyak 20% per

Page 131: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

tahun Kasus hukum

perambahan kawasan

konservasi terselesaikannya sebanyak 20%

Peningkatan kapasitas penanganan kasus kejahatan kebakaran hutan

a. Menyusun Rencana pada masing pengelolaan kawasan lindung

Adanya Master plan Pengelolaan pada Setiap kawasan lindung sesuai dengan kondisi Biofisik , ekonomi sosial budayanya masyarakat.

100.000 ha Kawasan lindung memiliki Rencana Pengelolaan

b. Pengelolaan kawasan lindung secara partisipatif dan kolaboratif dengan berbagai pihak.

Meningkatnya pengelolaan dan pendayagunaa kawasan Kawasan Lindung (Kawasan Konservasi, hutan lindung dan Kawasan penyangga)

Terkelolnya 20.000 ha Kawasan Lindung

c. Memantau dan mengevaluasi kinerja pengelolaan kawasan lindung di dalam wilayah KPH

Terlaksanakan fungsi KPH dalam pemantauan dan mengevaluasi kinerja pengeloaan Kawasan lindung di dalam wilayah KPH Meratus

Terlaksana 1 tahun satu kali

d. Monitoring Pengamanan Hutan Meningkatnya pengamanan kawasan hutan, hasil hutan dan jaminan terhadap hak negara atas hutan

Kasus indak pidana kehutanan baru (illegal logging, perambahan, perdagangan TSL illegal, penambangan illegal) Menurun 50 %

g. Sosialisasi Perundang-Undangan Kehutanan

Pemahaman stakeholder terkait mengenai perundang-undangan kehutanan

Terlaksana 1 kali/pertahun

h. Membangun sistim pemantauan dan Evaluasi secara partisipatif

Adanya sistem pemantahuan dan evaluasi secara partisipatif

Data dan informasi sistem pemantauan dan evaluasi 1 judul

13 Pemberdayaan Masyarakat Meningkatnya pengelolaan hutan melalui pemberdayaan masyarakat

Fasilitasi 1 kelompok/unit ijin usaha pengelolaan HKm/Hutan desa

Fasilitasidukungan kelembagaan ketahanan pangan di 4 desa

Page 132: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Fasilitasi pembangunan

hutan rakyat Kemitraan untuk bahan baku kayu industri pertukangan seluas ……………… Ha

Fasilitasi pembentukan dan berfungsinya sentra HHBK Unggulan di 2 desa

a. Menyusun program pemberdayaan masyarakat secara partisipatif

Meningkatkan keterlibatan masyarakat secara partisipasi dalam pengelolaan hutan di kawasan KPH Meratus

3 program pemberdayaan/tahun

b. Membangun pola kemitraan dengan pemegang ijin pemanfaatan dan Stakeholder lain

Adanya kerjasama program atau kegiatan yang saling mendukung satu dengan yang lain dan memberikan dampak positif kepada masyakat

3 pola kemitraan/tahun

c. Pengembangan Perhutanan Sosial meningkatnya pengelolaan hutan melalui pemberdayaan masyarakat

Fasilitasi 1 kelompok/unit ijin usaha pengelolaan HKm/Hutan desa

Fasilitasidukungan kelembagaan ketahanan pangan di 4 desa

Fasilitasi pembangunan

hutan rakyat Kemitraan untuk bahan baku kayu industri pertukangan seluas ……………… Ha

Fasilitasi pembentukan dan berfungsinya sentra HHBK Unggulan di 2 desa

d. Meningkatkan Kapasitas masyarakat dan Kelembagaan terkait dengan pengelolaah hutan

ketersediaan dan pemanfaatan IPTEK dasar dan terapan hutan tanaman

Iptek dasar dan terapan

bidang hutan

Page 133: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

dan hasil hutan. tanaman dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) sebanyak 2 judul

Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna bidang hutan tanaman dan HHBK sebanyak 2 judul

e. Peningkatan Teknologi Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

ketersediaan dan pemanfaatan IPTEK dasar dan terapan hutan tanaman

Iptek dasar dan terapan bidang hutan tanaman dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) sebanyak 2 judul

Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna bidang hutan tanaman dan HHBK sebanyak 2 judul

f. Membangun sistim Perencanaan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan hutan bersama masyarakat.

Terbangunnya sistem perencanaan pemantauan dan evaluasi pengelolaan hutan bersama masyarakat

Data dan informasi 1 kali update/tahun

g. Melaksanakan kegiatan Perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan hutan bersama masyarakat.

Fungsi KPH dapat berjalan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan yang lestari

Proses evaluasi 1 kali/tahun

14 Sinkronisasi dan Sinerji antara Stakeholder

a. Identifikasi dan pemetaan Stakeholder yang melakukan kegiatan di Wilayah KPHP Meratus

Data dan analisis peran stakeholder KPH Meratus pada saat pembentukan, implementasi, dan proyeksi ke depan, serta analisis konflik yang terjadi

Data dan informasi terlaksana 1 judul

b. Integrasi dan Sinkronisasi Program

Adanya sinergitas program KPH Meratus dengan stakeholder terkait

Adanya dialog/pertemuan dengan stakeholder,

Page 134: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

Lampiran Matrik

RENCANA PENGELOLAAN KPHP MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

No. PROGRAM /KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Hasil Outcomes/

Output yang diharapkan) INDIKATOR

TARGET KUMULATIF 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

program bersama c. Menyusun Program dan Kegiatan

Bersama antara Stakeholder terkait

Intergrasi dan sinkroniasi program Minimal 4 program bersama/pertahun

15 Pendanaan a. Menyusun Pendanaan APBD

Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN

Tersedianya dukungan dana dari pemerintah pusat dan pemerintah untuk keberlangsungan kinerja/ kegiatan KPH Meratus

Hibah dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah/ proposal

b. Mendorong Sumber-sumber Pendanaan lain untuk melakukan kegiatan di Wilayah KPHP Meratus

Rencana Bisnis dan anggaran (RBA) Badan Layanan Umum (BLU)

1 kegiatan pertahun

Page 135: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

Lampiran 7: Jumlah Penduduk hasil Inventarisasi Sosial Budaya Oleh BPKH Wilayah IV Samarinda.

1.Desa Bukit Subur

Tabel 1.JumlahPendudukDesa Bukit SuburBerdasarkanJenisKelamin

No Klasifikasi Total Jumlah

1 JumlahLaki-laki 472 Jiwa

2 JumlahPerempuan 416 Jiwa

3 Jumlah Total 888 Jiwa

4 JumlahKepalaKeluarga (KK) 216 KK

Sumber :MonografiDesa Bukit SuburTahun 2012 (HasilInventarisasiSosbud BPKH)

2. DesaPemaluan

Tabel2.JumlahPendudukDesaPemaluanBerdasarkanJenisKelamin

No Klasifikasi Total Jumlah

1 JumlahLaki-laki 661 Jiwa

2 JumlahPerempuan 571 Jiwa

3 Jumlah Total 1.237 Jiwa

4 JumlahKepalaKeluarga (KK) 355 KK

Sumber :MonografiDesaPemaluanTahun 2012 (HasilInventarisasiSosbud BPKH)

Page 136: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

3. DesaJambuk

Tabel3.JumlahPendudukDesaJambukBerdasarkanJenisKelamin

No Klasifikasi Total Jumlah

1 JumlahLaki-laki 203Jiwa

2 JumlahPerempuan 295Jiwa

3 Jumlah Total 588Jiwa

4 JumlahKepalaKeluarga (KK) 172 KK

Sumber :MonografiDesaJambukTahun 2012 (HasilInventarisasiSosbud BPKH)

4. DesaBenuaBaru

Tabel3.JumlahPendudukDesaBenuaBarutersebar di 3 RT

No Klasifikasi Total Jumlah

1 RT 01 109Jiwa

2 RT 02 97Jiwa

3 RT 03 68Jiwa

4 JumlahTotal (Jiwa) 274 Jiwa

Sumber :MonografiDesaBenuaBaruTahun 2012 (HasilInventarisasiSosbud BPKH)

Page 137: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

5. DesaKedangIpil

Tabel5.JumlahPendudukDesaKedangIpilBerdasarkanJenisKelamin

No Klasifikasi Total Jumlah

1 JumlahLaki-laki 739 Jiwa

2 JumlahPerempuan 628 Jiwa

3 Jumlah Total 1.367 Jiwa

4 JumlahKepalaKeluarga (KK) 341 KK

Sumber :MonografiDesaKedangIpilTahun 2012 (HasilInventarisasiSosbud BPKH)

6. DesaKarangjinawi

Tabel6.JumlahPendudukDesaKarangJinawiBerdasarkanJenisKelamin

No Klasifikasi Total Jumlah

1 JumlahLaki-laki 509 Jiwa

2 JumlahPerempuan 453 Jiwa

3 Jumlah Total 962 Jiwa

4 JumlahKepalaKeluarga (KK) 261 KK

Sumber :MonografiDesaKarangJinawiTahun 2012 (HasilInventarisasiSosbud BPKH)

Page 138: New Kata Pengantarkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496196962RPHJP... · 2017. 5. 31. · Kata Pengantar RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode

RENCANA PENGELOLAAN KPHP-MODEL MERATUS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR periode 2015-2024

7. DesaMentawir

Tabel7.JumlahPendudukDesaMentawirBerdasarkanJenisKelamin

No Klasifikasi Total Jumlah

1 JumlahLaki-laki 346 Jiwa

2 JumlahPerempuan 264 Jiwa

3 Jumlah Total 610 Jiwa

4 JumlahKepalaKeluarga (KK) 170 KK

Sumber :MonografiDesaMentawirTahun 2012 (HasilInventarisasiSosbud BPKH)

8. DesaPeringtalik

Tabel8. JumlahPendudukDesaPeringtalik BerdasarkanJenisKelamin

No Klasifikasi Total Jumlah

1 JumlahLaki-laki -Jiwa

2 JumlahPerempuan - Jiwa

3 Jumlah Total 360 Jiwa

4 JumlahKepalaKeluarga (KK) 79 KK

Sumber :MonografiDesaPeringtalik Tahun 2012 (HasilInventarisasiSosbud BPKH)