New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu...

26
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 PENGARUH PAJAK, TAX MINIMIZATION DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP INDIKASI MELAKUKAN TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2018 Oleh : Rika Mei Hayani Ginting, S.E., M.Si (Dosen Fakultas Ekonomi) Emitrisia Purba (Siswa Fakultas Ekonomi) Universitas Sari Mutiara Medan ABSTRACT The purpose of this study was to test the application of taxes, tax minimization and good corporate (GCG) indications of transfer pricing. The dependent variable in this study is transfer pricing. The population in this study are manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the period of 2016-2018. The number of samples used was 117 companies using purposive sampling method. The data processing program uses SPSS (Statictical Product and Service Solution) version 22. The analytical method used in this study is multiple linear regression, coefficient of determination (R2) and correlation (R), partial test (t-test), and simultaneous test (F-test). he results showed that the tax variable had no effect on the indication of transfer pricing. The tax minimization variable influences the indication of transfer pricing. Good Corporate Governance (GCG) variable influences the indication of transfer pricing. Based on the results of the simultaneous test (F- test), tax variables, Tax Minimization and Good Corporate Governance (GCG) together influence the indication of transfer pricing for manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2018. Keywords: Tax, tax minimization, good corporate governance and transfer pricing. PENDAHULUAN Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai transaksi antar anggota (divisi), salah satunya adalah penjualan barang atau jasa. Sebagian besar transaksi bisnis tersebut biasanya terjadi di antara perusahaan yang berelasi atau antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Penentuan harga atas berbagai transaksi antar anggota (divisi) tersebut dikenal dengan sebutan transfer pricing/harga transfer (Mardiasmo, 2008 : 1-2). Transfer pricing merupakan suatu kebijakan perusahaan dalam menentukan harga transfer suatu

Transcript of New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu...

Page 1: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

PENGARUH PAJAK, TAX MINIMIZATION DAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE (GCG) TERHADAP INDIKASI MELAKUKAN

TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2016-2018

Oleh :

Rika Mei Hayani Ginting, S.E., M.Si (Dosen Fakultas Ekonomi)

Emitrisia Purba (Siswa Fakultas Ekonomi)

Universitas Sari Mutiara Medan

ABSTRACT

The purpose of this study was to test the application of taxes, tax

minimization and good corporate (GCG) indications of transfer pricing. The

dependent variable in this study is transfer pricing.

The population in this study are manufacturing companies listed on the

Indonesia Stock Exchange (IDX) for the period of 2016-2018. The number of

samples used was 117 companies using purposive sampling method. The data

processing program uses SPSS (Statictical Product and Service Solution) version

22. The analytical method used in this study is multiple linear regression,

coefficient of determination (R2) and correlation (R), partial test (t-test), and

simultaneous test (F-test).

he results showed that the tax variable had no effect on the indication of

transfer pricing. The tax minimization variable influences the indication of

transfer pricing. Good Corporate Governance (GCG) variable influences the

indication of transfer pricing. Based on the results of the simultaneous test (F-

test), tax variables, Tax Minimization and Good Corporate Governance (GCG)

together influence the indication of transfer pricing for manufacturing companies

listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2018.

Keywords: Tax, tax minimization, good corporate governance and transfer

pricing.

PENDAHULUAN

Pesatnya pertumbuhan

kegiatan ekonomi internasional turut

merangsang berkembangnya

perusahaan multinasional. Dalam

perusahaan multinasional terjadi

berbagai transaksi antar anggota

(divisi), salah satunya adalah

penjualan barang atau jasa. Sebagian

besar transaksi bisnis tersebut

biasanya terjadi di antara perusahaan

yang berelasi atau antar perusahaan

yang mempunyai hubungan

istimewa. Penentuan harga atas

berbagai transaksi antar anggota

(divisi) tersebut dikenal dengan

sebutan transfer pricing/harga

transfer (Mardiasmo, 2008 : 1-2).

Transfer pricing merupakan

suatu kebijakan perusahaan dalam

menentukan harga transfer suatu

Page 2: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

transaksi baik itu barang, jasa, harta

tak berwujud, ataupun transaksi

finansial yang dilakukan oleh

perusahaan. Terdapat dua kelompok

transaksi dalam transfer pricing,

yaitu intra-company dan inter-

company transfer pricing. Intra-

company transfer pricing merupakan

transfer pricing antar divisi dalam

satu perusahaan. Sedangkan inter-

company transfer pricing merupakan

transfer pricing antara dua

perusahaan yang mempunyai

hubungan istimewa. Transaksinya

sendiri bisa dilakukan dalam satu

negara (domestic transfer pricing),

maupun dengan negara yang berbeda

(international transfer pricing),

(Setiawan, 2014). Transfer pricing

menimbulkan beberapa masalah

menyangkut bea cukai, pajak,

ketentuan anti dumping, persaingan

usaha yang tidak sehat dan masalah

internal manajemen. Keputusan

transfer pricing juga dapat

menimbulkan adanya masalah

kepentingan diantara pemegang

saham mayoritas dan minoritas

dengan melihat persentase

kepemilikan sahamnya. Melakukan

transfer pricing bisa menjadi suatu

masalah bagi perusahaan, namun

bisa juga menjadi suatu peluang

penyalahgunaan perusahaan yang

mengejar laba yang tinggi tetapi

dengan cara melakukan transaksi

penjualan kepada perusahaan

berafiliasi atau pihak berelasi

(hubungan istimewa) diluar

Indonesia yang memiliki tarif pajak

yang rendah atau bahkan negara

yang berstatus tax heaven country.

Adanya permasalahan yang

disebabkan oleh praktik transfer

pricing tidak luput dari beberapa

faktor yang mempengaruhi. Faktor-

faktor yang mempengaruhi adanya

praktik transfer pricing pada

perusahaan masih terus dikaji karena

melihat hasil penelitian terdahulu

yang masih menunjukan hasil yang

kontradiksi (research gap), dimana

terjadi inkonsistensi atau ketidak

konsistenan. Hal ini dikarenakan

ruang lingkup dan bentuk penelitian

yang berbeda-beda. Peneliti akan

mengkaji kembali beberapa variabel

yang dapat mempengaruhi praktik

transfer pricing dalam perusahaan,

variabel yang akan diuji yakni pajak,

tax minimization, dan good

corporate governance (GCG).

Beban pajak yang semakin

besar memicu perusahaan untuk

melakukan transfer pricing dengan

harapan dapat menekan beban

tersebut. Transfer pricing dalam

transaksi penjualan barang atau jasa

dilakukan dengan cara memperkecil

harga jual antara perusahaan dalam

satu grup dan mentransfer laba yang

diperoleh kepada perusahaan yang

berkedudukan di negara yang

menerapkan tarif pajak yang rendah.

Oleh karena itu, transfer pricing

kemudian menjadi isu klasik di

bidang perpajakan, khususnya

menyangkut transaksi internasional

yang dilakukan oleh perusahaan

multinasional, Namun karena belum

tersedianya alat, tenaga ahli, dan

peraturan yang baku maka

Page 3: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

pemeriksaan transfer pricing sering

kali dimenangkan oleh wajib pajak

dalam pengadilan pajak sehingga

perusahaan multinasional semakin

termotivasi untuk melakukan

transfer pricing (Lingga, 2012: 220).

Ada beberapa alasan atau

faktor perusahaan multinasional

melakukan transfer pricing. Salah

satunya adalah alasan pajak. Tujuan

dilakukan transfer pricing adalah

untuk mengakali jumlah laba

perusahaan sehingga pajak yang

dibayar dan dividen yang dibagikan

menjadi rendah. Hal ini

membuktikan bahwa motivasi pajak

memiliki peran yang tinggi dalam

mempengaruhi keputusan melakukan

transfer pricing. Melalui praktik

transfer pricing, tax minimization

dilakukan dengan cara mengalihkan

penghasilan serta biaya suatu

perusahaan yang mempunyai

hubungan istimewa kepada

perusahaan di negara lain yang tarif

pajaknya berbeda. Hal ini didukung

oleh penelitian (Rahayu, 2010 : 64),

ia menemukan bahwa modus transfer

pricing dilakukan dengan cara

merekayasa pembebanan harga

transaksi antar perusahaan yang

mempunyai hubungan istimewa

dengan tujuan untuk meminimalkan

beban pajak terutang secara

keseluruhan.

Faktor lain yang mampu

mempengaruhi perusahaan

melakukan transfer pricing adalah

tata kelola perusahaan (good

corporate governance). Good

corporate governance (GCG)

menjalankan dan mengembangkan

perusahaan dengan bersih, patuh

pada hukum yang berlaku dan peduli

terhadap lingkungan yang dilandasi

nilai-nilai sosial budidaya yang

tinggi. Unsur-unsur dari good

corporate governance (GCG) di

antaranya adalah Pemegang saham,

Direksi, Dewan Komisaris, Manajer,

Karyawan, Komite Audit, Investor,

Akuntan Publik, dan lain sebagainya

(Sutedi, 2012 : 12). Perusahaan yang

memiliki tata kelola yang baik akan

mempertimbangkan segala

kegiatannya, terutama untuk kegiatan

yang menyimpang dari aturan. Hal

ini dapat memungkinkan good

corporate governance (GCG) dapat

mempengaruhi perusahaan dalam

melakukan transfer pricing.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang

masalah yang telah diuraikan diatas,

maka rumusan masalah yang akan

dibahas adalah sebagai berikut :

1. Apakah pajak berpengaruh

terhadap indikasi melakukan

transfer pricing pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek

Indonesia tahun 2016-2018?

2. Apakah Tax minimization

berpengaruh terhadap indikasi

melakukan transfer pricing pada

perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia tahun2016-2018?

3. Apakah Good Corporate

Governance (GCG) berpengaruh

terhadap indikasi melakukan

Page 4: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

transfer pricing pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek

Indonesia tahun 2016-2018 ?

4. Apakah ke-empat variabel

tersebut berpengaruh secara

simultan terhadap indikasi

melakukan transfer pricing pada

perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia tahun 2016-

2018?

LANDASAN TEORI DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Agensi

Teori keagenan

mendeskripsikan hubungan antara

pemegang saham (stakeholders)

sebagai prinsipal dan manajemen

sebagai agen. Manajemen merupakan

pihak yang dikontrak oleh pemegang

saham untuk bekerja demi

kepentingan pemegang saham.

Karena mereka dipilih, maka pihak

manejemen harus

mempertanggungjawabkan semua

pekerjaannya kepada pemegang

saham.

Jensen dan Meckling (2014)

pertama kali menjelaskan hubungan

antara manajemen perusahaan (agen)

dengan pemegang saham (principal)

dalam teori keagenan. Hubungan

keagenan muncul ketika terdapat

kontrak antara satu pihak dengan

pihak lainnya untuk melakukan jasa

demi kepentingan principal (Brundy,

2014 : 4). Tujuan adanya pemisahan

pengelolaan dari kepemilikan

perusahaan yaitu, agar pemilik

perusahaan (pemegang saham)

memperoleh keuntungan yang

semaksimal mungkin dengan biaya

yang seefisien mungkin dengan

dikelolanya perusahaan oleh tenaga-

tenaga profesional (Sutedi, 2012 :

10).

Penyerahan kewenangan dari

prinsipal kepada agen menimbulkan

masalah informasi asimetris antara

prinsipal sebagai pemegang saham

dan agen sebagai pengelola

perusahaan. Sifat struktur

kepemilikan dari suatu perusahaan

dapat mempengaruhi jenis masalah

keagenan yang besar

kemungkinannya adalah konflik

antara pemegang saham dan manager

(Jensen dan Meckling dalam Brundy,

2014 : 4). Konflik yang timbul

karena adanya ketidaksesuaian

informasi, menyebabkan manajer

memiliki informasi lebih banyak

dibandingkan pemegang saham.

Sementara ketika struktur

kepemilikan terkosentrasi, dalam

artian satu pihak memiliki

pengendalian atas perusahaan, maka

masalah keagenan yang muncul akan

berbeda, yaitu dimana masalah

manager dengan pemegang saham

berubah menjadi pemegang saham

mayoritas dengan pemegang saham

minoritas (Clanssens et al., 2014 : 4).

Beberapa faktor yang menyebabkan

munculnya masalah keagenan yaitu:

1. Moral Hazard

Biasanya terjadi pada

perusahaan besar yang memiliki

kompleksitas pekerjaan yang

tinggi, dimana seorang manajer

Page 5: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

dapat melakukan pekerjaan yang

tidak seluruhnya diketahui oleh

pemegang saham maupun pihak

kreditur. Hal ini dapat

memungkinkan manajer

melakukan kegiatan diluar

kontrak yang disepakati antara

manajer dan pemegang saham.

2. Penahanan Laba (Earning

Retention)

Masalah ini berkisar pada

kecenderungan untuk melakukan

investasi yang berlebihan oleh

pihak manajemen (agen) melalui

peningkatan dan pertumbuhan

dengan tujuan untuk

memperbesar kekuasaan,

prestise, atau penghargaan bagi

dirinya, namun dapat

menghancurkan kesejahteraan

pemegang saham.

3. Horison Waktu

Konflik ini muncul dari akibat

kondisi arus kas, dimana

pemegang saham lebih

menekankan pada arus kas untuk

masa mendatang yang

kondisinya belum pasti,

sedangkan manajemen

cenderung lebih menekankan

kepada hal-hal yang berkaitan

dengan pekerjaan mereka.

Perbedaan horizon waktu inilah

yang menyebabkan konflik

antara manajemen dan

pemegang saham.

4. Penghindaran Risiko Manajerial

Masalah ini muncul ketika ada

batasan diversifikasi portofolio

yang berhubungan dengan

pendapatan manajerial atas

kinerja yang dicapainya,

sehingga manajer akan berusaha

meminimalkan risiko saham

perusahaan dari keputusan

investasi yang meningkatkan

risikonya. Misalnya manajemen

lebih senang dengan pendanaan

ekuitas dan berusaha

menghindari peminjaman utang,

karena mengalami kebangkrutan

atau kegagalan.

Dari pemaparan yang telah

dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa

masalah-masalah keagenan dapat

muncul karena terdapat pihak-pihak

yang berbeda kepentingan tetapi

saling bekerja sama dalam

pembagian tugas yang berbeda.

Masalah-masalah ini dapat

merugikan para pemegang saham

karena tidak terlibat langsung dalam

operasional perusahaan sehingga

sulit untuk mengakses informasi

yang memadai.

Namun, masalah-masalah antara

pemegang saham dan agen dapat

dikurangi dengan upaya pensejajaran

kepentingan kedua belah pihak.

Kehadiran kepemilikan saham oleh

manajerial (insider ownership) dapat

digunakan untuk mengurangi agency

cost yang berpotensi timbul, karena

dengan memiliki saham perusahaan

diharapkan manajer merasakan

langsung manfaat dari setiap

Page 6: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

keputusan yang diambilnya

(Nurjanah et al., 2014 : 34 ). Tiga

biaya keagenan yaitu monitoring

cost, bonding cost dan residual loss.

Monitoring cost merupakan biaya

yang timbul dan ditanggung oleh

principal untuk memonitor prilaku

agen. Bonding cost merupakan biaya

yang ditanggung oleh agent untuk

menetapkan dan mematuhi

mekanisme bahwa agen akan

bertindak untuk kependingan

principal. Sedangkan residual loss

adalah sebuah pengorbanan yang

berupa berkurangnya kemakmuran

principal sebagai akibat dari

perbedaan keputusan agent dan

keputusan principal (Godfrey,2010 :

18).

Pengertian Pajak

Pengertian pajak adalah iuran

rakyat kepada kas Negara

berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tiada

mendapat jasa timbal (kontraprestasi)

yang langsung dapat ditunjukkan

untuk membayar pengeluaran umum

(Rochmat Soemitro, 2006 : 1).

Pajak mempunyai peranan

yang sangat penting dalam

kehidupan bernegara, maka pajak

mempunyai beberapa fungsi, antara

lain:

1. Fungsi Anggaran (Budgetair),

yaitu pajak dijadikan alat untuk

memasukkan dana secara

optimal ke kas negara

berdasarkan undang-undang

perpajakan yang berlaku,

sehingga pajak berfungsi

membiayai seluruh pengeluaran-

pengeluaran yang berkaitan

dengan proses pemerintahan.

Pajak digunakan untuk

pembiayaan rutin, seperti:

belanja pegawai, belanja barang,

pemeliharaan, dan lainnya.

Untuk pembiayaan

pembangunan, uang dikeluarkan

dari tabungan pemerintah, yaitu

penerimaan dalam negeri

dikurangi pengeluaran rutin.

Tabungan pemerintah tersebut

ditingkatkan terus dari tahun ke

tahun sesuai kebutuhan

pembiayaan pembangunan yang

semakin meningkat.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend),

yaitu pajak digunakan

pemerintah sebagai alat untuk

mencapai tujuan tertentu dan

pelengkap dari fungsi anggaran.

Pemerintah dapat mengatur

pertumbuhan ekonomi melalui

kebijaksanaan pajak. Contohnya:

dalam rangka penanaman modal,

baik dalam negeri maupun luar

negeri, diberikan berbagai

macam fasilitas keringanan

pajak. Dalam rangka melindungi

produksi dalam negeri,

pemerintah menetapkan bea

masuk yang tinggi untuk produk

luar negeri.

3. Fungsi Stabilitas, yaitu pajak

membuat pemerintah memiliki

dana untuk menjalankan

kebijakan yang berhubungan

dengan stabilitas harga, sehingga

inflasi dapat dikendalikan. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan

Page 7: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

jalan mengatur peredaran uang

di masyarakat, pemungutan

pajak, penggunaan pajak yang

efektif dan efisien.

4. Fungsi Retribusi Pendapatan,

yaitu pajak digunakan untuk

membiayai semua kepentingan

umum. Termasuk untuk

membiayai pembangunan

sehingga dapat membuka

kesempatan kerja, sehingga

dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat.

Terdapat 3 Sistem Pemungutan

Pajak yaitu sebagai berikut :

1. Official Assesment System adalah

suatu sistem pemungutan yang

memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menen

tukan besarnya pajak yang

terutang oleh wajib pajak.

2. Self Assesment System adalah

suatu sistem pemungutan pajak

yang memberi wewenang

kepada Wajib Pajak untuk

menentukan sendiri besarnya

pajak yang terutang.

3. With Holding System adalah

suatu sistem pemungutan pajak

yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga (bukan

fiskus dan bukan wajib pajak

yang bersangkutan) untuk mene

ntukan besarnya pajak yang terut

ang oleh wajib pajak.

PAJAK PENGHASILAN

Undang-undang No.7 Tahun

1984 tentang Pajak Penghasilan

(PPh) berlaku sejak 1 Januari 1984.

Undang-undang ini telah beberapa

kali mengalami perubahan dan

terakhir kali diubah dengan Undang-

undang No. 17 Tahun 2000. Undang-

undang pajak penghasilan (PPh)

mengatur pajak atas penghasilan

(laba) yang diterima atau diperoleh

orang pribadi maupun badan.

Undang-undang PPh mengatur

subyek pajak, objek pajak, serta cara

menghitung dan cara melunasi pajak

yang terutang. Undang-undang PPh

juga lebih memberikan fasilitas

kemudahan dan keringanan bagi

wajib pajak dalam melaksanakan

kewajiban perpajakan. Undang-

undang PPh menganut asas materiil,

artinya penentuan mengenai pajak

yang terutang tidak tergantung

kepada surat ketetapan pajak.

Subjek Pajak

Subjek Pajak Penghasilan

dikenakan terhadap subyek pajak

atas penghasilan yang diterima atau

diperolehnya dalam tahun pajak.

Yang menjadi subjek pajak adalah :

1. Orang pribadi

2. Warisan yang belum terbagi

sebagai satu kesatuan

menggantikan yang berhak.

3. Badan, terdiri dari PT, CV,

perseroan lainnya, BUMN/BUMD

dengan nama dan bentuk apapun,

firma, kongsi, koperasi, dana

pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi

lembaga dan bentuk badan

lainnya.

Page 8: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

Objek pajak

Penghasilan yaitu setiap

tambahan kemampuan ekonomis

yang diterima atau diperoleh wajib

pajak, baik yang berasal dari

Indonesia maupun dari luar negeri

yang dapat dipakai untuk konsumsi

atau menambah kekayaan wajib

pajak yang bersangkutan dengan

nama bentuk apapun.( Mardiasmo,

2016 : 109). Penghasilan tersebut

dapat dikelompokkan menjadi :

1. Penghasilan dari pekerjaan dalam

hubungan kerja dan pekerjaan

bebas,seperti gaji, honorarium,

penghasilan dari praktik dokter,

notaris,aktuaris, akuntan,

pengacara dan sebagainya.

2. Penghasilan dari modal atau

penggunaan harta, seperti, sewa,

bunga,dividen, royalti,

keuntungan dari penjualan harta

yang tidak digunakan, dan

sebagainya.

3. Penghasilan dari usaha atau

kegiatan.

4. Penghasilan lain-lain yaitu

penghasilan yang tidak dapat

diklasifikasikan ke dalam salah

satu ketiga kelompok

penghasilandiatas, seperti:

a. keuntungan karena pembebasan

utang

b. keuntungan karena selisih kurs

c. selisih lebih karena penilaian

kembali aktiva tetap

d. hadiah undian

Bagi wajib pajak dalam

negeri, yang menjadi objek pajak

adalah penghasilan baik yang

berasal dari Indonesia maupun

dari luar Indonesia. Sedangkan bagi

wajib pajak luar negeri,

yang menjadi objek pajak

hanya penghasilan yang berasal

dari Indonesia saja.

Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang

pribadi atau badan yang telah

memenuhi kewajiban subjektif dan

objektif. Perbedaan wajib pajak

dalam negeri dan pajak luar negeri,

dapat dilihat di bawah ini.

Good Corporate Governance (GCG)

Good corporate governance

(GCG) adalah konsep untuk

meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas. Good corporate

governance (GCG) secara definitive

merupakan sistem yang mengatur

dan mengendalikan perusahaan

untuk menciptakan nilai tambah

(value added) atau untuk mengukur

sejauh mana kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba untuk

semua shareholders (pemegang

saham). Konsep good corporate

governance (GCG) di Indonesia

dapat diartikan sebagai konsep

pengelolaan perusahaan yang baik

(Supriyanto, 2014 : 17).

Good Corporate Governance

(GCG) adalah seperangkat peraturan

yang mengatur hubungan antara

pemegang saham, pengelola

perusahaan, pihak kreditor,

pemerintah, karyawan serta

pemegang kepentingan intern dan

ekstern lainnya yang berkaitan

dengan hak- hak dan kewajiban

mereka, atau dengan kata lain suatu

sistem yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan (YYPMI,

Page 9: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

2002 : 21). The Indonesian Institute

For Corporate Governance

mendefinisikan Good Corporate

Governance (GCG) sebagai proses

dan struktur yang diterapkan dalam

menjalankan perusahaan dengan

tujuan utama meningkatkan nilai

pemegang saham dalam jangka

panjang, dengan tetap

memperhatikan kepentingan

stockholders yang lain.

Ada dua hal yang ditekankan

dalam konsep ini. Pertama,

pentingnya hak pemegang saham

untuk memperoleh informasi dengan

benar (akurat) dan tepat waktunya.

Kedua, kewajiban perusahaan untuk

melakukan pengungkapan

(disclosure) secara akurat, tepat

waktu dan trasnparan terhadap semua

informasi kinerja perusahaan,

kepemilikan dan stakeholders.

Penerapan prinsip good corporate

governance (GCG) dalam dunia

usaha saat ini merupakan suatu

tuntutan agar perusahaan-perusahaan

tersebut dapat tetap eksis dalam

persaingan global. Penerapan good

corporate governance (GCG) dalam

suatu perusahaan sendiri mempunyai

tujuan-tujuan strategis yaitu sebagai

berikut :

1. Untuk dapat mengembangkan

dan meningkatkan nilai

perusahaan.

2. Untuk dapat mengelola sumber

daya dan resiko secara lebih

efektif dan efisien.

3. Untuk dapat meningkatkan

disiplin dan tanggung jawab dari

organ perusahaan demi menjaga

kepentingan para shareholder,

stakeholder dan stockholder

perusahaan.

4. Untuk meningkatkan kontribusi

perusahaan (khususnya

perusahaan-perusahaan

pemerintah) terhadap

perekonomian nasional.

5. Meningkatkan investasi nasional

dan

6. Mensukseskan program privat

perusahaan-perusahaan

pemerintah.

Adapun Prinsip-prinsip good

corporate governance

(GCG) dalam hal ini meliputi:

1. Transparansi (Transparency),

yaitu keterbukaan dalam

melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan

keterbukaan dalam

mengemukakan

informasimateriil dan relevan

mengenai perusahaan.

2. Kemandirian (Independecy),

yaitu suatu keadaan dimana

perusahaandikelola secara

professional tanpa benturan

kepentingan dan pengaruh atau

tekanan dari pihak manapun

yang tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan prinsip-prinsip

korporasi yang sehat.

3. Akuntabilitas (Accountability),

yaitu kejelasan fungsi,

pelaksanaan dan

pertanggungjawaban organisasi

sehingga pengelolaan

perusahaan terlaksana secara

efektif.

Page 10: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

4. Pertanggungjawaban

(Responsibility), yaitu

kesesuaian di dalam pengelolaan

perusahaan terhadap peraturan

perundang-undangan yang

berlaku dan prinsip-prinsip

korporasi yang sehat.

5. Kewajaran (Fairness), yaitu

keadilan dan kesetaraan di dalam

memenuhi hak-hak Stakeholders

yang timbul berdasarkan

perjanjian dan perundang-

undangan yang berlaku.

Good Corporate Governance

(GCG) pada dasarnya merupakan

suatu sistem (input, process, output)

dan seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara berbagai

pihak yang berkepentingan

(stakeholders) terutama dalam arti

sempit hubungan antara pemegang

saham, dewan komisaris, dan dewan

direksi demi tercapainya tujuan

perusahaan. Good Corporate

Governance (GCG) dimasukkan

untuk mengatur hubungan-hubungan

ini dan mencegah terjadinya

kesalahan-kesalahan signifikan

dalam strategi perusahaan dan untuk

memastikan bahwa kesalahan-

kesalahan yang terjadi dapat

diperbaiki segera.

Good Corporate Governance

(GCG) diperlukan untuk mendorong

terciptanya pasar yang efisien,

transparan dan konsisten dengan

peraturan perundang-undangan.

Penerapan good corporate

governance (GCG) perlu didukung

oleh tiga pilar yang saling

berhubungan, yaitu Negara dan

perangkatnya sebagai regulator,

dunia usaha sebagai pelaku pasar,

dan masyarakat sebagai pengguna

produk dan jasa dunia usaha.

Prinsip efisiensi dan penciptaan

keuntungan ekonomi dalam kerangka

fungsionalisme ini memang pertama-

tama diterapkan dalam prinsip tata

kelola organisasi perusahaan.

Namun, prinsip tata kelola berbasis

cara pandang fungsional juga sering

diterapkan pada organisasi lain,

seperti lembaga pendidikan, lembaga

sosial, dan bahkan lembaga

keagamaan. Pendekatan

fungsionalisme yang berorientasi

pada efisiensi ini sering disebut

sebagai pendekatan disiplin karena

guna menjaga agar efisiensi terus

terjaga sehingga keuntungan

ekonomi yang tinggi dapat dicapai

maka diperlukan disiplin dan

pengawasan (Sedarmayanti, 2017 :

56).

Transfer Pricing

Definisi Transfer Pricing

Dalam sebuah organisasi

yang terdesentralisir, keluaran dari

sebuah divisi digunakan sebagai

pemasukan bagi divisi lain.

Transaksi yang terjadi diantara divisi

terkait menimbulkan mekanisme

transfer pricing yaitu harga yang

digunakan untuk membeli barang

antara satu divisi dengan divisi lain.

Transfer pricing sebagai suatu harga

jual khusus yang dipakai dalam

pertukaran antar divisional untuk

mencatat pendapatan divisi penjual

(selling division) dan biaya divisi

Page 11: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

pembeli (buying divison),(Henry

Simamora, 2013 : 273 )

(Yuniasih et al., 2013 : 143)

menyebutkan bahwa Transfer

pricing adalah harga yang

terkandung pada setiap produk atau

jasa dari satu divisi yang di transfer

ke divisi yang lain dalam perusahaan

yang sama atau antar perusahaan

yang mempunyai hubungan

istimewa. Transfer pricing sering

juga disebut dengan intracompany

pricing, intercorporate pricing,

interdivisional atau internal pricing

yang merupakan harga yang

diperhitungkan untuk keperluan

pengendalian manajemen atas

transfer barang dan jasa antar

anggota (grup perusahaan).

Menurut Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7

Tahun 2010, pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa

adalah bila satu pihak mempunyai

kemampuan untuk mengendalikan

pihak lain, atau mempunyai

pengaruh signifikan atas pihak lain

dalam mengambil keputusan.

Transaksi antara pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa

adalah suatu pengalihan sumber

daya, atau kewajiban antara pihak-

pihak yang mempunyai hubungan

istimewa, tanpa menghiraukan

apakah suatu harga diperhitungkan.

Menurut Henry Simamora,

(2013 : 270) menyebutkan bahwa

tujuan penetapan harga transfer

adalah untuk mentransmisikan data

keuangan diantara departemen-

departemen atau divisi-diisi

perusahaan pada waktu mereka

saling menggunakan barang dan jasa

satu sama lain. Selain itu, transfer

pricing digunakan untuk

mengevaluasi kinerja divisi dan

memotivasi manajer divisi penjual

dan divisi pembeli menuju

keputusan-keputusan yang serasi

dengan tujuan perusahaan secara

keseluruhan. Dari beberapa

pengertian diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa transfer pricing

adalaha keputusan yang diambil oleh

perusahaan untuk menentukan harga

atas transaksi barang dan jasa yang

terjadi dengan perusahaan yang

memiliki hubungan istimewa sesuai

dengan prinsip kewajaran.

1.1 Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran dalam

penelitian ini menunjukkan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah pajak, tax

minimization dan good corporate

governance (GCG). Sedangkan

variabel dependennya adalah transfer

pricing. Adapun kerangka pemikiran

dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar berikut :

Page 12: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

H₁

H₂

H₃

H₄

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual

1.2 Perumusan Hipotesis

Menurut Sugiyono (2014 : 93)

menyatakan bahwa hipotesis

merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah dalam

penelitian, oleh karena itu rumusan

masalah penelitian biasanya disusun

dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara, karena

jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan,

belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.

Berdasarkan rumusan masalah

dan skema kerangka konseptual

diatas maka dapat dikemukakan

beberapa hipotesis

yang akan diuji dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Pengaruh pajak terhadap indikasi

melakukan Transfer Pricing

Berbagai penelitian mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan transfer pricing

perusahaan telah dilakukan Yuniasih,

Rasmini, dan Wirakusuma (2012)

melakukan penelitian pada

perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2010-2013. Hasil

penelitian menemukan adanya

pengaruh positif pajak terhadap

keputusan transfer pricing

perusahaan. Beban pajak yang

semakin besar memicu perusahaan

untuk melakukan

Pajak (X1)

Transfer Pricing

(Y)

Tax Minimization (X2)

Good Corporate

Governance (X3)

Page 13: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

transfer pricing dengan

harapan dapat menekan beban

tersebut. Suatu perusahaan yang

melakukan bisnis multinasional,

dalam hal ini ekspor dan impor akan

menghadapi berbagai jenis pajak.

Perbedaan beban pajak dalam bisnis

multinasional sudah biasa terjadi.

Sehingga negaranegara dengan

perusahaannya yang kurang maju

sering mengenakan tarif pajak yang

lebih rendah, sedangkan negara-

negara dengan perusahaannya yang

maju justru mengenakan tarif pajak

yang tinggi.

Dengan adanya hal tersebut,

maka perusahaan-perusahaan maju

akan berpikir bagaimana caranya

untuk menekan pajak mereka karena

pajak merupakan pengurang laba.

Apabila pajak dapat ditekan, maka

dapat mengurangi cost perusahaan.

Salah satu cara yang digunakan

untuk menekan pajak adalah transfer

pricing. Melalui transfer pricing ini

perusahaan multinasional yang

bersangkutan dapat menggeser

kewajiban perpajakannya dari

anggota atau anak perusahaannya di

negara-negara yang menetapkan tarif

pajak yang lebih tinggi (high tax

country) ke anggota atau anak

perusahaannya di negaranegara yang

menetapkan tarif pajak yang lebih

rendah (low tax country). Apabila

dalam suatu perusahaan terdapat

pajak yang tinggi, maka tingkat

kegiatan transfer pricing perusahaan

tersebut ke anggota atau anak

perusahaannya yang menerapkan

tarif pajak lebih rendah akan

meningkat dan sebaliknya.

Berdasarkan rumusan di atas maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H1: Pajak berpengaruh terhadap

indikasi melakukan transfer

pricing pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2016-2018.

2. Pengaruh Tax Minimization

terhadap indikasi melakukan

transfer pricing

Gusnardi (2009), menyebutkan

bahwa perusahaan multinasional

melakukan transfer pricing untuk

meminimalkan kewajiban pajak

perusahaan secara gobal. Motivasi

pajak dalam transfer pricing pada

perusahaan multinasional

dilaksanakan dengan cara

memindahkan penghasilan ke negara

dengan beban pajak terendah,

dimana negara tersebut memiliki

grup perusahaan atau divisi

perusahaan yang beroperasi.

Jacobus (2008), menemukan

bahwa transfer antar perusahaan

besar mengakibatkan pembayaran

pajak lebih rendah secara global pada

umumnya. Penelitian tersebut

menemukan bahwa perusahaan

multinasional memperoleh

keuntungan karena pergeseran

pendapatan dari negara dengan pajak

tinggi ke negara dengan pajak

rendah.

Kemudian, Swenson (2001)

menemukan bahwa tarif dan pajak

berpengaruh pada insentif untuk

melakukan transfer pricing.

Yuniasih et al., (2012),

mengungkapkan bahwa pajak

berpengaruh positif pada keputusan

Page 14: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

perusahaan untuk melakukan

transfer pricing. Beban pajak yang

semakin besar memicu perusahaan

untuk melakukan transfer pricing

dengan harapan dapat menekan

beban tersebut. Karena dalam praktik

bisnis, umumnya pengusaha

mengidentikkan pembayaran pajak

sebagai beban sehingga akan

senantiasa berusaha untuk

meminimalkan beban tersebut guna

mengoptimalkan laba. Berdasarkan

rumusan di atas maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

H2: Tax minimization berpengaruh

terhadap indikasi melakukan

transfer pricing pada

perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun

2016-2018.

3. Pengaruh good corporate

governance (GCG) terhadap

indikasi melakukan transfer

pricing

Menurut Cadbury dalam

Sutedi, (2012:1) definisi dari good

corporate goverance (GCG) adalah

mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan agar tercapai

keseimbangan antara kekuatan dan

kewenangan perusahaan. Adapun

Center For European Policy Study

(CEPS) mendefinisikan good

corporate goverance sebagai seluruh

sistem yang dibentuk mulai dari hak

(right), proses dan pengendalian baik

yang ada di dalam maupun di luar

manajemen perusahaan dengan

catatan hak disini adalah hak dari

seluruh stakeholder dan tidak hanya

dari satu stakeholder saja. Prinsip-

prinsip dalam good corporate

governance (GCG) adalah:

1. Transparency

(Keterbukaan Informasi)

2. Accountability (Dapat

dipertanggung-jawabkan)

3. Fairness (Kejujuran)

4. Sustainability

(Kesinambungan)

Berdasarkan rumusan di atas

maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

H3: Good corporate governance

berpengaruh terhadap

indikasi melakukan transfer

pricing pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2016-2018.

4. Pengaruh Pajak, tax

minimization dan good

corporate governance (GCG)

terhadap indikasi melakukan

transfer pricing

Berdasarkan teori dan hasil

dari hipotesis pajak, hipotesis tax

minimization, dan hipotesis good

corporate governance (GCG) maka

dapat disimpulkan hipotesis

selanjutnya yang akan menjawab

apakah pajak, tax minimization dan

good corporate governance (GCG)

berpengaruh terhadap indikasi

melakukan transfer pricing

H4: Pajak, tax minimization dan

good corporate governance

(GCG) berpengaruh

terhadap indikasi

melakukan transfer pricing

pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2016-2018.

Page 15: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di

Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama tahun 2016-2018. Jangka

waktu yang digunakan oleh peneliti

dalam melaksanakan penelitian ini

selama 6 (enam) bulan dimulai

pada bulan Maret - Agustus 2019.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di dalam Bursa Efek

Indonesia tahun 2016-2018. Yang

terdiri dari tiga sektor yaitu sektor

industri dasar dan kimia, sektor

aneka industri dan sektor barang

konsumsi yang terdaftar terdiri dari

142 perusahaan.

Sampel

Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi atau Sampel

yang diambil dari populasi harus

benar-benar mewakili metode

pengambilan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini

adalah metode purposive sampling.

Metode purposive sampling

merupakan pengambilan sampel

berdasarkan pertimbangan subjek

peneliti (judgement sampling),

(Sugiyono, 2017:81).

Alasan pemilihan sampel

dengan purposive sampling adalah

karena tidak semua sampel memiliki

kriteria yang sesuai dengan

penelitian ini. Oleh karena itu hanya

perusahaan-perusahaan tertentu yang

memenuhi kriteria yang hanya

dijadikan sampel. Pemilihan kriteria

didasarkan pada indikator setiap

variabel yang berkaitan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia

(BEI) atau Indonesia Stock

Exchange (IDX) adalah pihak yang

menyelenggarakan dan menyediakan

sistem juga sarana untuk

mempertemukan penawaran jual dan

beli Efek pihak-pihak lain dengan

tujuan memperdagangkan Efek di

antara mereka. Bursa Efek Indonesia

merupakan bursa hasil

penggabungan dari Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek

Surabaya (BES). Demi efektivitas

operasional dan transaksi,

Pemerintah memutuskan untuk

menggabung Bursa Efek Jakarta

sebagai pasar saham dengan Bursa

Efek Surabaya sebagai

pasar obligasi dan derivatif menjadi

BEI. Bursa hasil penggabungan ini

mulai beroperasi pada 1 Desember

2007.

BEI menggunakan sistem

perdagangan bernama Jakarta

Automated Trading System (JATS)

sejak 22 Mei 1995, menggantikan

sistem manual yang digunakan

sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009

sistem JATS ini sendiri telah

digantikan dengan sistem baru

bernama JATS-NextG. Bursa Efek

Page 16: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

Indonesia juga memiliki visi dan

misi untuk mencapai tujuan

perusahaan. Visi Bursa Efek

Indonesia adalah untuk menjadi

bursa yang kompetitif dengan

kredibilitas tingkat dunia, dengan

misi yaitu menyediakan infrastruktur

untuk mendukung terselenggaranya

perdagangan efek yang teratur,

wajar, dan efisien serta mudah

diakses oleh seluruh pemangku

kepentingan (stakeholders).

Statistik Deskriptif

Metode analisis statistik

deskriptif menurut Sugiyono,

(2016:147) merupakan Statistik yang

digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa

maksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau

generalisasi. Pengukuran yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah mean, standar deviasi, nilai

minimum dan nilai maksimum dari

masing-masing variabel yang

digunakan dalam penelitian.

Ringkasan statistik deskriptif dari

variabel-variabel penelitian tersebut

disajikan sebagai berikut :

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Diketahui jumlah sampel

yang digunakan terdiri dari 39

perusahaan dimana dalam penelitian

ini mengambil data perusahaan

selama 3 tahun yaitu tahun 2016

sampai dengan 2018. Maka dapat

dijelaskan bahwa :

1. Rata-rata pajak adalah -2409,97

dengan standar deviasi

24040,867. Nilai Maksimum

adalah 10,171 pada perusahaan

PT. Malindo Feedmill Tbk tahun

2017, dan nilai minimium -

260,000 pada perusahaan PT.

Kedawung Setia Industrial Tbk

tahun 2016.

2. Rata-rata Tax Minimization

adalah -79996,50 dengan standar

deviasi 110811.539. Nilai

maksimum 84,033 pada

perusahaan Pt. Ricky Putra

Globalindo Tbk tahun 2017 dan

nilai minimum -491,676 pada

perusahaan PT. Lion Metal

Works Tbk tahun 2017.

3. Rata-rata Good Corporate

Governance (GCG) adalah

4133.69 dengan standar deviasi

12075.185. Nilai maksimum

84550 pada perusahaan PT.

Ekadharma International Tbk

tahun 2016 dan nilai minimum

0,001 pada perusahaan PT. Star

Petrcohem Tbk tahun 2017.

4. Rata-rata Transfer Pricing

adalah 10229015638.48 dengan

standar deviasi

61102179050.261. Nilai

maksimum 415,080,462,642

pada perusahaan PT.Kedawung

Setia Industrial Tbk tahun 2017

dan nilai minimum 0,001 pada

perusahaan PT. Multi Bintang

Indonesia Tbk tahun 2018.

Analisis Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan

untuk mengetahui apakah masing-

masing variabel terdistribusi normal

atau tidak. Pengujian normalitas

Page 17: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

menggunakan metode Kolmogorov-

Smirnov test.

Hasil Uji Normalitas

Hasil uji normalitas

menunjukkan bahwa Kolmogorov-

Smirnov atau test statistic sebesar

0,441 dengan Asymp. Sig. (2-tailed)

tersebut lebih besar dari 0,05 (5%).

Maka disimpulkan data residual

memiliki distribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas untuk

mengetahui apakah terdapat korelasi

atau hubungan diantara variabel-

variabel independen ada atau tidak

pada model regresi dan bertujuan

untuk menghindari kebiasan dalam

proses pengambilan kesimpulan.

Dengan melihat nilai tolerance dan

variance factor (VIF) dapat

disimpulkan bahwa variabel tersebut

bebas dari multikolinearitas atau

tidak terjadi gejala multikolinearitas

antar variabel independen, apabila

nilai VIF < 10 dan nilai tolerance >

0,1 yang artinya tidak terjadi gejala

multikolinearitas.

Dapat dilihat dari hasil perhitungan

tolerance dan vif menunjukkan :

1. Nilai VIF dari variabel Pajak

yaitu 1,020 lebih kecil dari 10

( 1,020 < 10) sedangkan nilai

tolerance sebesar 0,980 > 0,1 ini

berarti tidak terkena

multikolinearitas antara variabel

independen dalam model regresi.

2. Nilai VIF dari variabel Tax

Minimization yaitu 1,036 lebih

kecil dari 10

( 1,036 < 10) sedangkan nilai

tolerance sebesar 0,965 > 0,1 ini

berarti tidak terkena

multikolinearitas antara variabel

independen dalam model regresi.

3. Nilai VIF dari variabel Good

Corporate Governance (GCG)

yaitu 1,016 lebih kecil dari 10(

1,016 < 10) sedangkan nilai

tolerance sebesar 0,984 > 0,1 ini

berarti tidak terkena

multikolinearitas antara variabel

independen dalam model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas

digunakan untuk menguji apakah

dalam model regresi tidak terjadi

ketidaksamaan varian dari residual

untuk satu pengamatan ke

pengamatan lain. Berikut ini hasil uji

heteroskedastisitas :

Hasil uji heterokedastisitas dapat

dilihat bahwa :

1. Nilai signifikan pajak sebesar

0,629. Nilai signifikan ini lebih

besar dari nilai alpha 0,05. Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan

tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Nilai signifikan tax minimization

sebesar 0,151. Nilai signifikan

ini lebih besar dari nilai alpha

0,05. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3. Nilai good corporate

governance (gcg) sebesar 0,593.

Nilai signifikan ini lebih dari

nilai alpha 0,05. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Page 18: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan

untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara

error pada periode t dengan t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada prolema

autokorelasi.

Hasil uji autokolerasi dengan

melihat nilai Durbin-watson. Dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi

autokolerasi karena nilai D-W

sebesar 1,021 atau terletak diatas -2.

4.3 Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda

digunakan untuk mengukur seberapa

jauh pengaruh variabel pajak, tax

minimization dan good corporate

governance terhadap variabel

transfer pricing yang bersifat

dikotomus atau merupakan variabel

dummy atau adanya transaksi kepada

pihak berelasi (Ghozali, 2016).

Menunjukkan bahwa :

1. Variabel Pajak sebagai variabel

independen memiliki koefisien

regresi negatif sebesar -

1.361,265,504 yang berarti

bahwa pajak berpengaruh

sebesar (1.361,265,504)

terhadap indikasi melakukan

transfer pricing pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2016-2018.

2. Variabel Tax Minimization

sebagai variabel independen

memiliki koefisien regresi

negatif sebesar -29,176, yang

berarti bahwa Tax Minimization

berpengaruh sebesar (29,176)

terhadap indikasi melakukan Tax

Minimization pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2016-2018.

3. Variabel Good Corporate

Governance (GCG) sebagai

variabel independen memiliki

koefisien regresi negatif sebesar

-154,383,823 yang berarti bahwa

Tax Minimization berpengaruh

sebesar (154,383,823) terhadap

indikasi melakukan Good

Corporate Governance (GCG)

pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun

2016-2018.

Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan koefisien

Korelasi (R) dan Determinasi (R2),

Pengujian t-statistik (secara parsial)

dan Pengujian F (secara simultan).

Koefisien Determinasi (R2) dan

Korelasi (R)

Koefisien korelasi (R)

bertujuan untuk menguji apakah dua

variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat mempunyai

hubungan yang kuat atau tidak kuat

atau apakah hubungan tersebut

positif atau negatif (Sugiyono, 2014 :

241).

Koefisien determinasi atau

nilai R2 digunakan untuk mengukur

tingkat kemampuan model dalam

menerangkan variabel independen.

Nilai koefisien determinasi berkisar

antara 0 dan 1, dimana jika nilai R2 =

1 akan mempunyai arti bahwa model

yang sesuai menerangkan semua

variabilitas dalam variabel Y. Jika R2

Page 19: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

= 0 akan mempunyai arti bahwa

tidak ada hubungan antara variabel X

dan Y. (Sanusi, 2011 : 141).

Koefisien korelasi

menunjukkan angka R sebesar 0,548

yang menunjukkan bahwa nilai R

berada di interval korelasi 0,40-

0,599 pada tingkat hubungan

sedang.

koefisien determinasi R2

menunjukkan angka R Square

sebesar 0,300 atau 30% yakni

variasi variabel transfer pricing

dapat dijelaskan oleh pajak, tax

minimization dan good corporate

governance (GCG), sisanya 70%

dapat dipengaruhi oleh faktor lain

diluar variabel penelitian.

Pengujian t-statistik (Secara

Parsial)

Uji parsial digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel

independen (Pajak, Tax

Minimization dan Good Corporate

Governance (GCG) secara

individual terhad ap variabel

dependen (Transfer Pricing).

Variabel independen dikatakan

berpengaruh secara parsial terhadap

dependen (Transfer Pricing) jika

nilai sig. masing-masing variabel

independen < dari nilai α = 0,05 dan

t hitung masing-masing variabel

independen > t tabel (Ghozali, 2014

: 98). Rumus untuk mencari nilai t

tabel yaitu :

t tabel = a/2 ; n-k-1 atau df residual

t tabel = 0,05/2 ; 117 – 3 – 1

t tabel = 0,025 ; 113 sehingga t

tabel = 1.98118

Dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Diketahui bahwa variabel

Pajak memiliki thitung sebesar -

6,737 sedangkan ttabel Sebesar -

1.98118 sehingga -6,737 > -

1.98118 ) dengan probabilitas

signifikan sebesar 0,000 < 0,05

maka H1 ditolak yang artinya

bahwa secara parsial pajak

tidak berpengaruh terhadap

indikasi melakukan transfer

pricing pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2016-2018.

2. Tax Minimization memiliki

thitung sebesar -0,661 sedangkan

ttabel -1,98118 sehingga -0,661

< -1,98118 dengan probabilitas

sebesar 0,510 > 0,05 maka H2

diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa secara

parsial Tax Minimization

berpengaruh terhadap indikasi

melakukan transfer pricing

pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun

2016-2018.

3. Good Corporate Governance

(GCG) memiliki thitung sebesar -

0,384 sedangkan ttabel -1,98118

sehingga -0,384 < -1,98118

dengan probabilitas signifikan

sebesar 0,701 > 0,05 maka H3

diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa secara

parsial Corporate Governance

(GCG) berpengaruh secara

terhadap indikasi melakukan

transfer pricing pada

Page 20: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun 2016-

2018.

4.3.1 Pengujian Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui bahwa

variabel independen (pajak, tax

minimization dan good corporate

governance (GCG) secara simultan

memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen (transfer

pricing) untuk menentukan nilai F

diperlukan derajat bebas pembilang

dan derajat bebas penyebut dengan

rumus sebagai berikut :

df (pembilang) = k-1,

df (penyebut) = n-k,

n = Jumlah sampel

k = jumlah variabel

terikat dan bebas

Jadi dapat diperoleh df (pembilang)

= 4-1 = 3df

(penyebut) = 117-4 = 113

Maka nilai ftabel = 2,68

Hasil Uji Secara Simultan (Uji F)

Dari ujji ANOVA nilai Fhitung

> Ftabel (16,132 > 2,68). Berdasarkan

keputusan yang telah ditetapkan

maka H1 diterima dan H0 ditolak.

Artinya terdapat pengaruh signifikan

antara pajak, tax minimization dan

good corporate governance (GCG)

secara simultan atau bersama-sama

terhadap indikasi melakukan transfer

pricing pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2016-2018.

Analisis koefisien korelasi (R) dan

determinasi (R2)

Koefisien korelasi

menunjukkan angka R sebesar 0,548

yang menunjukkan bahwa nilai R

berada di interval korelasi 0,40-

0,599 pada tingkat hubungan

sedang. Sedangkan pada koefisien

determinasi R2 menunjukkan angka

R Square sebesar 0,300 atau 30%

yakni variasi variabel transfer

pricing dapat dijelaskan oleh pajak,

tax minimization dan good

corporate governance (GCG),

sisanya 70% dapat dipengaruhi oleh

faktor lain diluar variabel penelitian.

Pengaruh Pajak terhadap Transfer

Pricing

Hasil Hipotesis 1 (satu)

menyatakan bahwa pajak tidak

berpengaruh signifikan terhadap

indikasi melakukan transfer pricing.

Hasil penelitian menunjukkan pajak

tidak berpengaruh signifikan

terhadap indikasi melakukan transfer

pricing sesuai dengan hasil hipotesis

dengan menggunakan uji t, diketahui

variabel pajak menghasilkan nilai

thitung sebesar -6,737 dengan nilai

signifikan 0,000. Hal ini

menunjukkan tidak berpengaruh

terhadap transfer pricing sehingga

H1 ditolak.

Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian yang

dilakukan (Dwi, dkk : 2016) pada

variabel pajak yang berpengaruh

signifikan terhadap transfer pricing.

Hasil penelitian tersebut adalah

pengaruh pajak, tunneling incentive

dan good corporate governance

Page 21: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

(GCG) terhadap indikasi melakukan

transfer pricing pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012-2014.

Pengaruh Tax Minimization

terhadap Transfer Pricing

Hasil Hipotesis 2 (dua)

menyatakan bahwa tax minimization

berpengaruh tidak signifikan

terhadap indikasi melakukan transfer

pricing. Hasil penelitian

menunjukkan tax minimization

berpengaruh tidak signifikan

terhadap indikasi melakukan transfer

pricing sesuai dengan hasil hipotesis

dengan menggunakan uji t, diketahui

variabel tax minimization

menghasilkan nilai thitung sebesar -

0,661 dengan nilai signifikan 0,510.

Hal ini menunjukkan adanya

pengaruh terhadap indikasi

melakukan transfer pricing sehingga

H2 diterima.

Hal ini sejalan dengan

penelitian sebelumnya, yang mana

penelitian yang dilakukan oleh

(Winda, dkk : 2018) bahwa tax

minimization berpengaruh positif

terhadap keputusan transfer pricing.

Hasil temuan dalam penelitian

tersebut adalah tax minimization,

tunneling incentive, dan mekanisme

bonus terhadap keputusan transfer

pricing pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2012-2014.

Pengaruh Good Corporate

Governance (GCG) terhadap

Transfer Pricing

Hasil Hipotesis 3 (tiga)

menyatakan bahwa good corporate

governance (GCG) berpengaruh

tidak signifikan terhadap indikasi

melakukan transfer pricing. Hasil

penelitian menunjukkan good

corporate governance (GCG)

berpengaruh tidak signifikan

terhadap transfer pricing sesuai

dengan hasil hipotesis dengan

menggunakan uji t, diketahui

variabel good corporate governance

(GCG) menghasilkan nilai thitung

sebesar -0,384 dengan nilai

signifikan 0,701. Hal ini

menunjukkan adanya pengaruh

terhadap transfer pricing sehingga

H3 diterima.

Hasil penelitian ini tidak

mendukung penelitian yang

dilakukan (Dwi, dkk :2016) pada

variabel good corporate governance

(GCG) yang tidak berpengaruh

signifikan terhadap transfer pricing.

Hasil penelitian tersebut adalah

pengaruh pajak, tunneling incentive

dan good corporate governance

(GCG) terhadap indikasi melakukan

transfer pricing pada perusahaan

manufaktur pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012-2014.

Pengaruh Pajak, Tax Minimization

dan Good Corporate Governance

(GCG) terhadap Transfer Pricing

Berdasarkan hasil uji f atau uji

simultan dapat dilihat bahwa

Page 22: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

nilai Fhitung adalah 16,132 dengan

tingkat signifikan 0,000, sedangkan

nilai Ftabel Pada α = 5% adalah 2,68.

Maka dapat disimpulkan 16,132 >

2,68 dan tingkat signifikannya 0,000

< 0,05 yang menunjukkan bahwa

pajak, tax minimization dan

good corporate governance (GCG)

bersama-sama atau simultan

berpengaruh terhadap transfer

pricing pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2016-

2018.

KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil

penelitian dan analisis yang

dilakukan untuk perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2016-

2018 dengan keseluruhan sampel

117 perusahaan yang memenuhi

kriteria. Dan hasil pengujian yang

dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Variabel Pajak tidak

berpengaruh terhadap indikasi

melakukan transfer pricing

pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun

2016-2018. Hal ini

menunjukkan dimana

transaksi transfer pricing

yang dilakukan dengan

perusahaan afiliasi berada di

luar batas negara digunakan

sebagai salah satu cara

perencanaan pajak.

Perusahaan mengalihkan

kekakayaan ke perusahaan

lain yang berada di luar

Indonesia dengan cara

transfer pricing tidak

mempengaruhi laba

perusahaan.

2. Variabel Tax Minimization

berpengaruh terhadap transfer

pricing. Hal ini menunjukkan

kegiatan tax minimization

besarnya indikasi melakukan

praktik transfer pricing akan

mengakibatkan pembayaran

pajak menjadi lebih rendah

secara global pada umumnya.

Hal ini disebabkan karena

perusahaan multinasional

yang memperoleh keuntungan

akan melakukan pergeseran

pendapatan dari negara

dengan tarif pajak tinggi ke

negara dengan tarif pajak

yang rendah. Sehingga

semakin besar kemungkinan

perusahaan melakukan

praktik transfer pricing, maka

akan semakin tinggi

perusahaan melakukan tax

minimization dan pajak yang

dibayarkan akan semakin

kecil.

3. Good Corporate Governance

(GCG) berpengaruh terhadap

transfer pricing. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil

tata kelola perusahaan

mempengaruhi perusahaan

tersebut untuk melakukan

transfer pricing atau tidak.

Perusahaan

mempertimbangkan hasil

pengelolaan perusahaan yang

baik sebagai dasar untuk

aktivitas transfer pricing.

Page 23: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

4. Pajak, tax minimization dan

good corporate governance

(GCG) secara simultan atau

bersama-sama berpengaruh

terhadap transfer pricing. Hal

ini ditunjukkan oleh nilai

Fhitung lebih besar dari Ftabel

yaitu 16,132 > 2,68 dan nilai

signifikan lebih kecil dari α

(0,000 < 0,05).

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian

dan kesimpulan dari penelitian ini,

peneliti mengajukan beberapa saran

untuk pemerintah dan untuk

penelitian selanjutnya, antara lain:

1. Sebaiknya bagi peneliti yang

tertarik untuk melakukan kajian

di bidang yang sama dapat

mencoba menganalisis pengaruh

pajak terhadap pelaksanaan

transfer pricing dengan

menambah variabel bebas lain,

seperti mekanisme bonus,

ukuran perusahaan.

Memperpanjang tahun penelitian

sehingga dapat memberikan

penelitian yang lebih baik,

lengkap dan bermanfaat.

Penelitian selanjutnya

menggunakan sampel selain

perusahaan manufaktur seperti

seluruh sektor misalnya, untuk

mengetahui seberapa besar

transaksi transfer pricing yang

terdapat di perusahaan selain

sektor manufaktur.

2. Sebaiknya bagi perusahaan yang

telah go public

mempublikasikan informasi

laporan keuangan atau informasi

lainnya tentang perusahaan

secara lengkap.

REFERENSI

Achmad, Mas Daniri. 2011. Good

Corporate Governance.

http://repository.unisba

ac.id. Diakses 21 Maret 2019.

Andri, dkk. 2014. Pengaruh

Pajak,Tunnelling Incentive

dan Exchange Rate terhadap

Keputusan Transfer Pricing

Pada Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Akuntansi

dan Auditing Indonesia .

Universitas Islam Indonesia.

Arikanto, Suharsimi. 2013. Teknik

pengelolaan data.

Http://asikbelajar.com.

Diakses 08 agustus 2019

Bernard et, al. 2006. Tax

Minimization

http://akuntansi.com. Diakses

21 Maret 2019.

Burndy.2014. Perlengkapan dan alat

untuk Perusahaan.

http://en.wikipedia.org/wi

ki/burndy. Diakses 19 Mei

2019.

Clanssens. 2014. Pengaruh Good

Corporate Governance Terhadap

Kinerja. http://

eprints.ums.ac.id . Diakses 21

Maret 2019.

Page 24: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

32/PJ/2011. Metode

penentuan harga transfer

pricing, Error! Hyperlink

reference not valid..

Dwi Noviastika. 2016. Pengaruh

Pajak, Tunnelling Insentive

dan Good Corporate

Governance terhadap

melakukan Transfer Pricing

Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia . Jurnal Mahasiswa

perpajakan.ac.id. Universitas

Brawijaya.

Frank, dkk. 2009. Terhadap

Agresivitas Pajak Perusahaan.

http://media.neliti. Com.

publications. Diakses 19 Mei

2019.

Ghozali. 2013. Uji Normalitas.

htp://thesis.binus.ac.id/ Doc/Bab3/Bab%2031080.

pdf.ac.id. Diakses 10 Juni

2019.

Godfery . 2010. Manajerial

Accounting

http://eprints.umpo.ac.id.

Diakses 13 April 2019.

Gusnardi. 2009. Pengaruh Peran

Komite Audit, Pengendalian

Internal dan Pelaksanaan Tata

Kelola Perusahaan.

http://Repository.maranatha.e

du1351

1172.ac.id . Diakses 10 Juni

2019.

Hartati, dkk. 2015. Tax

Minimization.

Http://repository.widyatama.a

c.id. Diakses 10 juni 2019

Jacob. 2008. Pembayaran Pajak.

http://media.neliti.com.public

ations. Diakses 10 juni 2019.

Jensen dan Meckling. 2014.

Manajemen Keuangan.

Http://repository.unpas.ac.id.

Diakses 10 Juni 2019.

Lingga. 2012. Aspek Perpajakan

Dalam Transfer Pricing dan

Problematika Praktik

Penghimdaran pajak (Tax

Avoidance).Www.jurnalzenit.

ac.id. Diakses 10 Juni 2019.

Mangonting. 2000. Aspek

Perpajakan Dalam Transfer

Pricing, Jurnal Akuntansi &

Keuangan. www.Jurnal

akuntansi.petra.ac.id. Diakses

10 Juni 2019.

Mardiasmo. 2016. Perpajakan.

Bulaksumur. Penerbit Andi.

Media Tempo: Kasus Transfer

Pricing.

Https://Investigasitempoco.

Diakses 10 juni 2019.

Nurjanah et, al. 2014. Proporsi Aset

tetap. Http://docplayer.info.

Diakses 10 Juni 2019.

PSAK No.7 Tahun 2010 Tentang

Pengungkapan Pihak-pihak

Berelasi. www.iaiglobal.or.id

Diakses 10 Juni 2019.

Rahayu. 2010. Konsep dan Aspek

Formal.

Http://elib.unikom.ac.id.

Diakses 10 Juni 2019.

Saham Ok. 2018. Perusahaan

Manufaktur di BEI.

Page 25: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

Http://www.sahamok.com

Diakses 16 Juni 2019

Saifudin, dkk. 2017. Determinasi

Pajak, Mekanisme Bonus,

Dan Tunnelling Incentive

terhadap Keputusan Transfer

Pricing Pada Perusahaan

Manufaktur yang Listing di

Bursa Efek Indonesia. Jurnal

ekonomi dan bisnis.

Universitas Semarang.

Sanantya. 2018. Pengaruh Tax

Minimization, Mekanisme

Bonus, Kepemilikan Asing,

Exchange Rate, Dan Kualitas

Audit Terhadap Keputusan

Tranfer Pricing. Skripsi.

Yogyakarta : Fakultas

Ekonomi Universitas Islam

Indonesia.

Santoso. 2012. Uji Auto Korelasi.

Http://thesis.binus.ac.id/Doc/

Bab3. Diakses 10 Juni 2019.

Sanusi. 2011. Dasar-dasar Stastistika.

http://openlibrary.telkomuniv

ersity.ac.id. Diakses 10 Juni

2019.

Sarwono. 2006. Koefisien korelasi.

Http://ardra.biz.ekonomi.

Diakses 07 agustus 2019.

Sedarmayanti. 2017. Sumber Daya

Manusia dan Produktivitas

Kerja. Http://digili

uinsby.ac.id. Diakses 10 Juni

2019.

Setiawan. 2014. Disiplin Kerja dan

Motivasi Terhadap Kinerja.

Http://repository.unpas.ac.id

. Diakses 14 Juni 2019

Simamora, Henry. 2013. Manajemen

Sumber Daya Manusia.

Penerbit STIE YKPN,

Yogyakarta. Sugiyono

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D.

Http://openlibRary.telkomuni

versity.ac.id. Diakses 14 Juni

2019.

Supriyanto. 2014. Strategi

Pengelolaan dan Pengadaan

Material Untuk Perusahaan

Manufaktur.

Http://openlibrary.ac.id.

Diakses 10 juni 2019

Sutedi. 2012. Good Corporate

Governance.

Http://digilib.unila.ac.id.

Diakses 07 Maret 2019

Soemitro, Rochmat. 2006. Pengertian

Pajak. Http://docplayer.info.

Diakses 07 Maret 2019

Swenson. 2001. Tinjauan Akuntansi

Manajemen dan Pajak.

Http:repostditory.mar

ranatha.edu.1257809. Diakses

07 Maret 2019

Undang-undang No. 16 Tahun 2009

Pasal 1 : Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan.

Http://kemenkeu.go.id.

Diakses 02 Juli 2019

Undang-undang No. 17 tahun 2000

Pasal 1 : Pajak Penghasilan.

Http://kemenkeu.

go.id. Diakses 02 Juli 2019

Undang-undang No. 28 Tahun 2007

Pasal 1 :Ketentuan Umum

Perpajakan (KUP)

Http://kemenkeu.go.id.

Diakses 02 Juli 2019.

Page 26: New Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 · 2020. 9. 3. · Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020 transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun

Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Vol. 6 No. 1 Juli 2020

Winda. 2018. Tax Minimization,

Tunnelling Incentive dan

Mekanisme Bonus Terhadap

Keputusan Transfer Pricing

Pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Akuntansi. Uiversitas

Riau.

Yuniasih et al. 2012. Pengaruh Good

Corporate Governance

terhadap hubungan transfer

pricing.

Http://repository.widyatama

.ac.id. Diakses 14 juni 2019.

YYPMI. 2002. Good Corporate

Governance.

http://wwwcoursehero.com.f

ile. Diakses 10 Juni 2019.