New HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI...

90
HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KETEPATAN PASSING ATLET DIKLAT SEPAKBOLA KABUPATEN PASAMAN BARAT SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang MAHENDRA 2008/02941 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

Transcript of New HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI...

  • HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA KAKI

    TERHADAP KETEPATAN PASSING ATLET DIKLAT

    SEPAKBOLA KABUPATEN PASAMAN BARAT

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana pendidikan

    di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang

    MAHENDRA

    2008/02941

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

    JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

    FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    2012

  • 2

  • i

    ABSTRAK

    Mahendra, (2012): Hubungan Daya ledak otot tungkai dan Koordinasi

    mata kaki Terhadap Ketepatan Passing Atlet

    DIKLAT Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat

    Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap fenomena yang terjadi, Atlet

    Diklat Sepakboala Kabupaten Pasaman Barat bahwa ketepatan passing atlet masih

    kurang memuaskan sehingga menyebabkan minimnya prestasi. Masalah ini

    diduga karena beberapa faktor, salah satunya adalah rendahnya tingkat Daya ledak

    otot tungkai dan Koordinasi mata kaki dari Atlet. Tujuan penelitian adalah untuk

    melihat hubungan Daya ledak otot tungkai dan Koordinasi mata kaki terhadap

    Ketepatan passing Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    Jenis penelitian adalah korelasional. Populasi penelelitian yaitu berjumlah

    42 orang dengan menggunakan teknik total sampling yang mana semua populasi

    dijadikan sampel, untuk mendapatkan data penelitian digunakan Standing broad

    jump, tes koordinasi mata kaki dan passing accuracy test yang diperoleh

    dianalisis dengan product moment sederhana dan ganda.

    Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa dari hasil yang diperoleh daya

    ledak otot tungkai mempunyai hubungan signifikan dengan ketepatan passing,

    ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu rhitung 0,356 >rtabel 0,304.Dari hasil yang

    diperoleh Koordinasi mata kaki juga mempunyai hubungan signifikan dengan

    Ketepatan passing, ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu rhitung 0,542>rtabel 0,304.Sedangkan hubungan ketiga variabel juga terdapat hubungan yang

    signifikan antara daya ledak otot tungkai dan Koordinasi mata kaki terhadap

    Ketepatan passingAtlet DIKLAT Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat, ditandai

    dengan hasil yang diperoleh Rhitung 0,615 > Rtabel 0,304, berarti Ho ditolak dan Ha

    diterima.

    Kata Kunci: Daya Ledak Otot Tungkai, Koordinasi Mata Kaki Dan

    Ketepatan Passing

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Berkat rahmat Allah SWT, akhirnya penyusunan skripsi ini yang diberi

    judul. “ Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi Mata Kaki

    TerhadapKetepatanPassing Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman

    Barat” dapat diselesaikan dengan baik. Kegunaan skripsi ini adalah sebagai salah

    satu persyaratan bagi penulis untuk menamatkan perkuliahan dengan

    mendapatkan gelar Sarjana pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan

    Kepelatihan Olahraga Jurusan Kepelatihan olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan

    Universitas Negeri Padang.

    Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga melibatkan berbagai pihak yang

    telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi dan waktu bagi penulis. Oleh

    karenanya, pada lembaran ini penulis mengucapkan terima kasih yang tiada

    terhingga kepada:

    1. Drs. H. Arsil M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan.

    2. Drs. Maidarman,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Kepelatihan olahraga.

    3. Drs. H. Alnedral, M.Pdselaku pembimbing I dan Roma Irawan, S.Pd.,M.Pd

    selaku Pembimbing II.

    4. Prof. Dr. Sayuti Syahara, Drs. Maidarman, M.Pd, dan Padli S.Si, M.Pd selaku

    tim penguji

    5. Bapak/Ibu Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

    Padang.

  • iii

    6. Pengurus, pelatih dan Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat

    7. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan banyak dukungan moral dan

    materil serta do’a yang tulus dan ikhlas sehingga anaknya berhasil mencapai

    sukses dan menggapai cita-cita.

    8. Teman-teman dekat dan teman-teman sejawat sesama mahasiswa FIK UNP.

    9. Keluarga, kerabat dekat yang telah banyak membantu dengan tulus hati untuk

    keberhasilanku.

    Semoga Allah SWT membalas bantuan, bimbingan, motivasi, dan waktu

    yang telah Bapak/Ibu/Sdr/anak-anak sekalian dengan limpahan pahala yang

    berlipat ganda. Semoga juga pengetahuan yang telah Bapak/Ibu berikan dalam

    proses perkuliahan dijadikan Allah SWT sebagai ilmu bermanfaat.

    Terakhir, peribahasa menyatakan: “Tak ada gading yang tak retak”.

    Menyadari makna peribahasa ini, maka penulis sebagai manusia biasa tentu tidak

    luput dari berbagai salah dan khilaf, baik dari segi isi, metode, maupun penulisan

    skripsi ini. Oleh karena itu, saran dari Bapak/Ibu Tim penguji dan berbagai pihak

    lainnya akan penulis jadikan sebagai masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

    Padang, Mei 2012

    Penulis

  • iv

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ...................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7

    C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7

    D. Perumusan Masalah ....................................................................... 7

    E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8

    F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

    BAB II KERANGKA TEORITIS

    A. Kajian Teori ................................................................................... 10

    1. Sepakbola ................................................................................. 10

    2. Hakekat Menendang ( passing ) ............................................... 12

    3. Daya ledak Otot Tungkai ........................................................ 17

    4. Koordinasi Mata Kaki .............................................................. 21

    B. Kerangka Konseptual ..................................................................... 25

    C. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 27

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ............................................................................... 29

    B. Tempat dan WaktuPenelitian ......................................................... 29

    C. Definisi Operasional....................................................................... 29

    D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 30

    E. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 31

    F. Teknik Pengambilan Data .............................................................. 31

  • 2

    v

    G. Instrument Penelitian ..................................................................... 31

    H. Teknik Analisa Data ....................................................................... 36

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Data ................................................................................ 39

    B. Pengujian Persyaratan Analisis ...................................................... 43

    C. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 44

    D. Pembahasan .................................................................................... 47

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ................................................................................... 51

    B. Saran ............................................................................................... 51

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53

    LAMPIRAN .................................................................................................... 55

  • vi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Populasi Penelitian .................................................................................... 30

    2. Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai ........................................ 39

    3. Distribusi Frekuensi Koordinasi Mata Kaki .............................................. 40

    4. Distribusi Frekuensi Ketepatan passing ..................................................... 42

    5. Uji Normalitas ............................................................................................ 43

    6. Hasil Analisis Korelasi antara Daya Ledak Otot Tungkai (X1) dan

    Ketepatan passing(Y) ................................................................................ 44

    7. Hasil Analisis Korelasi antara Koordinasi Mata Kaki (X2) dan

    Ketepatan passing (Y) ................................................................................ 45

    8. Hasil Analisis Korelasi Ganda antara Daya Ledak Otot Tungkai dan

    Koordinasi Mata Kaki secara bersama-sama Terhadap Ketepatan

    passing ....................................................................................................... 46

  • 2

    vii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Ukuran Lapangan Sepakbola ..................................................................... 11

    2. Standing Broad Jump ................................................................................. 32

    3. Tes Koordinasi Mata-Kaki ......................................................................... 34

    4. Passing Accuracy Test .............................................................................. 36

    5. Histogram Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai ....................................... 40

    6. Histogram Frekuensi Koordinasi Mata Kaki ............................................. 41

    7. Histogram Frekuensi Ketepatan Passing ................................................... 43

  • 3

    viii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Data Hasil Tes Daya Ledak Otot Tungkai (X1), Koordinasi Mata

    Kaki (X2) Dan Hasil Ketepatan passing (Y).............................................. 55

    2. Uji Normalitas Daya Ledak Otot Tungkai ................................................. 57

    3. Uji Normalitas Koordinasi Mata Kaki ....................................................... 59

    4. Uji Normalitas Ketepatan Passing ............................................................ 61

    5. T-Score Data Penelitian ............................................................................. 64

    6. Uji Hipotesis .............................................................................................. 71

    7. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 76

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sepakbola merupakan salah satu olahraga permainan yang sangat digemari

    oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali masyarakat

    Indonesia khususnya Sumatera Barat. Hal ini disebabkan karena banyaknya

    kompetisi ataupun liga-liga, baik yang bersifat antar klub, sekolah, mahasiswa,

    nasional, Asia, dan Internasional yang dilaksanakan oleh organisasi

    masyarakat,mahasiswa, dan induk organisasi dari masing-masing kompetisi

    tersebut.

    Olahraga sebagai salah satu aktivitas fisik manusia pada saat ini, sangat

    berpengaruh terhadap peningkatan harkat dan martabat suatu bangsa.Karena

    olahraga penting untuk mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa maka

    olahraga harus dibina dengan baik. Dewasa ini pemerintah sedang giat-giatnya

    membangun olahraga prestasi dengan berbagai upaya, hal ini seperti yang

    tertuang dalam UU RI No-3 Tahun 2005 tentang sistim Keolahragaan Nasional

    pada BAB VII pasal 27 ayat 1 yang berbunyi: “Pembinaan dan pengembangan

    olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga

    pada tingkat daerah, nasional, dan internasional.”

    Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa pembinaan dan

    pengembangan olahraga sudah menjadi tanggung jawab bersama mulai dari pusat

    sampai daerah, serta perkumpulan-perkumpulan olahraga yang ada di

    1

  • 2

    daerah.Melalui induk organisasi yang ada di pusat maupun daerah untuk

    memberdayakan dan mengarahkannya agar tercapai prestasi olahraga yang

    sesungguhnya.Dengan demikian, untuk mencapai prestasi yang baik sangat

    diharapkan dukungan pemerintah pusat, maupun daerah serta masyarakat.Pada

    saat sekarang dukungan pemerintah sangat tinggi untuk membangun olahraga

    prestasi, dapat kita lihat banyaknya pembinaan dan pengembangan olahraga

    prestasi baik di pusat maupun di daerah.Salahsatu cabang olahraga yang terus-

    menerus dibina dan dikembangkan tersebut adalah sepakbola.

    Sepakbola merupakan salah satu cabang yang di gemari oleh masyarakat

    dan diharapkan mampu mewujudkan tujuan undang-undang tentang sistem

    keolahragaan nasional.Oleh sebab itu, wajar keberadaan sepakbola mendapat

    perhatian pemerintah, sehingga selalu diupayakan prestasinya melalui

    pembelajaran dan latihan pada sekolah sepakbola (SSB), pusat pelatihan dan klub-

    klub sepakbola.

    Popularitas sepakbola bukan hanya bagi masyarakat umum, Namun juga

    menjadi milik masyarakat intelektual, ini terbukti dengan banyaknya buku-buku

    dan penelitian yang di lakukan para ilmuan olahraga mengenai kepelatihan.Dan

    ilmu pendukung lain yang berkaitan dengan sepakbola.

    Di Sumatera Barat perkembangan sepakbola sangat pesat. Ini ditandai

    dengan munculnya klub-klub sepakbola yang berkiprah di Liga Indonesia mulai:

    divisi III divisi II, divisi I sampai Liga primer Indonesia (LPI). Divisi III adalah

    kompetisi yang sering di ikuti klub-klub Sumatera Barat. Sedangkan divisi II dan

  • 3

    divisi I hanya beberapa klub yang bisa mengikutinya, hal ini tidak terlepas dari

    prestasi masing-masing klub di bawahnya. Liga primer Indonesia (LPI) sebagai

    liga tertinggi di Indonesia saat ini hanya di ikuti satu klub dari Sumatera Barat

    yaitu PS. SEMEN PADANG. Keberadaan klub ini menambah gairah anak-anak

    muda untuk rajin latihan dengan harapan nanti mereka bisa bermain di klub

    tersebut.

    Melihat banyaknya anak-anak dan remaja yang hobi bermain sepakbola,

    maka didirikanlah sekolah-sekolah sepakbola (SSB) dan pusat pelatihan (Diklat)

    dengan tujuan untuk menampung minat dan bakat anak-anak mulai dari usia 8

    tahun, 12 tahun, 15 tahun, dan 17 tahun dengan harapan melalui sekolah

    sepakbola (SSB) dan pusat pelatihan (DIKLAT) mereka bisa berprestasi.

    Di Kabupaten Pasaman Barat di dirikan pusat pelatihan yang bernama

    Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat dari segi fisik diklat Sepakbola

    Kabupaten Pasaman Barat memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai

    dengan memiliki lapangan yang bagus untuk melakukan latihan dan pertandingan,

    namun hanya membutuhkan beberapa perawatan yang bagus untuk sarana dan

    prasarana tersebut.

    Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat berdiri pada tahun 2005 dan

    telah mencapai banyak prestasi tim maupun individu diantaranya : juara 1 open

    turnamen lintas Fc,Se Sumbar pada tahun 2007, beberapa atlet lulusan Diklat

    Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat terpilih untuk mewakili Ps. Pasbar dalam

    mengikuti Devisi II Indonesia dan meloloskan Ps. Pasbar ke Devisi I Indonesia

  • 4

    pada tahun 2010 yang sebagian besar materi pemainnya adalah Atlet Diklat

    Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat. Beberapa atlet juga terpilih mewakili

    timPra PON Sumbar.Namun tradisi tersebut tidak bertahan sampai sekarang mulai

    tahun 2011 sampai sekarang cenderung menurun, terbukti pada pertandingan

    nasional yang di selenggarakan PSSI yaitu Devisi I versi IPL, Ps Pasbar tidak bisa

    berbicara banyak hanya sampai pada putaran pertama yang juga sebagian besar

    pemain nya dari Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat merupakan wadah untuk

    menciptakan atlet sepakbola andal diharapkan bisa melahirkan atlet-atlet yang

    berkualitas untuk mengangkat Sepakbola Sumatera Barat dan Pasaman Barat

    khususnya, Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat pembinaanya sudah

    cukup baik dan telah melalui prosedur latihan yang terprogram dan terencana.

    Namun disamping itu masih ada saja kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada

    saat bermain.diantaranya kesalahan mendasar seperti passing jarak dekat, passing

    jarak jauh (long passing) tidak akurat sehingga bola mudah direbut pemain lawan.

    Dalam sepakbola, ada dua teknik dasar yang harus dikuasai oleh para

    pemain yaitu : a). teknik tanpa bola, seperti : lari, lompat, tackling, dan teknik

    penjaga gawang. b). teknik dengan bola, seperti : mengontrol bola, melempar

    bola, menggiring bola, dan menendang bola(passing)(Tim Pengajar Sepak Bola

    UNP,2003). Passing merupakan teknik dasar yang harus dikuasai dan harus terus

    dilatih oleh setiap pemain sepakbola, karenaPassing merupakan bagian terpenting

    dalam sepakbola untuk memenangkan pertandingan.

  • 5

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan passing dalam

    bermain sepakbola adalah daya ledak, kekuatan, ketepatan, koordinasi mata-kaki,

    serta mental dan konsentrasi. Di antara faktor-faktor tersebut Daya ledak dan

    Koordinasi mata-kaki sangat berperan penting dalam melakukan passing.

    Daya ledak merupakan hasil dari kombinasi kekuatan dan kecepatan,

    sedangkan koordinasi adalah suatu kemampuan biomotor yang sangat kompleks,

    berkaitan dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelentukan.Daya ledak otot

    tungkai merupakan kemampuan yang hasilnya secara cepat dan berlangsung

    dalam kondisi yang dinamis. Gerakan-gerakan ini dapat terjadi pada waktu

    memukul, menarik, memindahkan sebahagian atau seluruh tubuh. Daya ledak otot

    tungkai di peroleh berdasarkan kerja kelompok otot untuk menahan beban yang

    diangkatnya, daya ledak otot tungkai terjadi akibat saling memendek dan

    memanjang otot tungkai atas dan bawah yang di dukung oleh dorongan otot kaki

    dengan kekuatan kecepatan maksimum.

    Koordinasi mata-kaki adalah merupakan kemampuan integrasi antara mata

    sebagai fungsi utama yang selanjutnya diikuti oleh kaki sebagai fungsi yang

    melakukan suatu gerakan tertentu. Tingkat kemampuan koordinasi seorang

    pemain sepakbola dalam mencerminkan kemampuan gerak dalam berbagai

    tingkat kesulitan secara cepat, tepat dan efisien. Menurut Bob dalam Novendra

    (2011:5) mengatakan “Pemain memiliki tingkat koordinasi mata-kaki yang baik

    akan mampu menampilkan akurasi tendangan dengan sempurna dan juga dengan

  • 6

    cepat memecahkan masalah yang muncul secara tidak terduga selama latihan”.

    Ketepatan passing merupakan hal yang sangat penting dalam permainan

    sepakbola. Ketepatanpassing merupakan salah satu kunci dalam menciptakan

    peluang gol kegawang lawan yaitu dengan memberikan umpan yang tepat kepada

    pemain tim, juga berguna dalam merubah alur permainan,dalam melakukan

    tendangan gawang, dan menghalau bola dari daerah pertahanan untuk pemain

    belakang.

    Untuk mendapatkan ketepatan passing yang baik banyak faktor yang

    mempengaruhi, diantaranya teknik tendangan, sarana dan prasarana program

    latihan, kondisi fisik dan lain-lain. Kondisi fisik yang berpengaruh adalah daya

    ledak otot tungkai dan koordinasi mata kaki.

    Dari hasil pengamatan peneliti pada tim Diklat Sepakbola Kabupaten

    Pasaman Barat masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam bermain diantaranya

    atlet masih belum maksimal menguasai teknikpassing dan perlu dilakukannya

    latihan-latihan secara berkesinambungan dan keseriusan sehingga tujuan latihan

    dapat tercapai. karena sering ditemukannya dalam pertandinganpassing atlet

    sering tidak tertuju pada sasaran dengan baik, oleh karena itu penulis tertarik

    melihat hubungan antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata kaki

    terhadap ketepatan passing Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

  • 7

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang ada dapat

    diidentifikasikan sebagai berikut :

    1. Apakah daya ledak otot tungkai berhubungan dengan ketepatan passing

    2. Apakah koordinasi mata kaki berhubungan dengan ketepatan passing

    3. Apakah daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata kaki secara bersama

    sama berhubungan dengan ketepatan passing

    4. Apakah teknik berhubungan dengan ketepatan passing

    5. Apakah sarana dan prasarana berhubungan dengan ketepatan passing

    C. Pembatasan Masalah

    Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan sasaran yang dituju,

    maka masalah pada penelitian ini dibatasi yang akan dibahas adalah “hubungan

    daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata kaki terhadap ketepatan passing Atlet

    Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah

    yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Apakah terdapat hubungan daya ledak otot tungkai terhadap ketepatan

    passingAtlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat ?

  • 8

    2. Apakah terdapat hubungan koordinasi mata kaki terhadap ketepatan

    passing Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat ?

    3. Apakah terdapat hubungan daya ledak otot tungkai dan koordinasi

    mata kaki terhadap ketepatan passingAtlet Diklat Sepakbola Kabupaten

    Pasaman Barat ?

    E. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam

    penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui hubungan daya ledak otot tungkai terhadap ketepatan

    passing Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    2. Apakah terdapat hubungan koordinasi mata kaki terhadap ketepatan

    passing Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    3. Untuk mengetahui hubungan daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata

    kaki terhadap ketepatan passing Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten

    Pasaman Barat.

    F. Manfaat Penelitian

    1. Sebagai bahan bacaan baik di perpustakaan FIK maupun perpustakaan,

    UNP

    2. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

  • 9

    3. Sebagai bahan masukan bagi pengurus olahraga Diklat di Pasaman Barat

    4. Sebagai informasi tentang, kemampuan fisik dan kemampuan teknik bagi

    Pembina dan pelatih di Pasaman Barat.

    5. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya .

  • 10

    BAB II

    KERANGKA TEORITIS

    A. Kerangka Teori

    1. Sepakbola

    Sepakbola merupakan olahraga yang disukai oleh banyak kalangan

    baik muda atau tua, anak-anak atau dewasa pria maupun wanita.hal ini dapat

    dilihat ketika adanya pertandingan resmi atau tidak resmi, professional atau

    nonprofessional, baik di stadion maupun di lapangan sepakbola terbuka

    beragam orang dengan latar belakang dan keturunan berbeda menyaksikan

    pertandingan sepakbola.

    “Sepakbola merupakan permainan dua regu yang terdiri atas 11 orang

    pemain dari setiap regunya yang bertujuan untuk memenangkan pertandingan

    dengan cara memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan

    mencegah gawang sendiri dari kemasukan”(Tim Sepakbola FIK

    UNP,2003:5). Permainan sepakbola ini dipimpin oleh seorang wasit yang

    dibantu oleh 2 orang assisten wasit dan satu wasit cadangan. Pertandingan

    sepak bola ini berlangsung di lapangan yang berukuran panjang 100-110 m

    dan lebar 64-75 m. dengan waktu 2 x 45 menit dengan waktu istirahat

    maksimal 15 menit.

    10

  • 11

    Gambar 1. Ukuran lapangan sepak bola

    Sumber :http://www.google.co.id/images=ukuran lapangan sepak bola

    Permainan sepakbola ini berlangsung selama 2 x 45 menit dengan

    durasi istirahat adalah maksimal 15 menit diantara babak I dan babak II.

    Apabila pertandingan berlangsung dengan hasil imbang maka pertandingan

    akan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu 2 x 15 menit dan kalau ternyata

    masih imbang akan di lanjutkan lagi dengan pertandingan adu penalti.

    Afrizal (2000 : 26) mengemukakan:

    ”Permainan sepakbola terdapat dua jenis kemampuan yang penting,

    yaitu kemampuan fisik terdiri dari beberapa unsur seperti (a)

    kecepatan, (b) daya tahan, (c) kelincahan, (d) kelentukan, (e)

    kekuatan,(f) daya ledak, (g) keseimbangan. Sedangkan kemampuan

    menguasai bolajuga terdiri dari beberapa bagian yaitu, (a) menendang

    bola, (b) menerima bola, (c) menggiring bola, (d) merampas bola, (e)

    menyundul bola, (f) gerak tipu dengan bola, (g) melempar bola

    kedalam lapangan, (h) teknik-teknik menangkap bola khusus bagi

    penjaga gawang”.

    http://www.google.co.id/images=ukuran

  • 12

    Permainan sepakbola bertujuan menciptakan gol sebanyak mungkin

    kegawang lawan dan mencegah bola supaya tidak masuk ke gawang regu

    sendiri.Gol dapat dicetak dengan mempergunakan anggota tubuh kecuali

    dengan ke dua tangan.Gol boleh dicetak oleh regu manapun kegawang lawan

    dimanapun tempat mereka dalam lapangan termasuk dengan cara passing

    sehingga tercipta peluang gol.

    Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas dapat dikemukakan

    sepakbola merupakan olahraga permainan beregu yang terdiri dari dua

    kesebelasan yang dilakukan dengan sebuah bola di lapangan dan dipimpin

    oleh seorang wasit, di bantu 2 hakim garis, wasit cadangan serta diikat

    dengan peraturan baku secara resmi bertujuan mencapai kemenangan. Sepak

    bola merupakan jenis permainan yang sangat sederhana, yaitu berusaha

    memasukkan bola ke gawang lawan dan berusaha mempertahankan

    gawangnya agar tidak kemasukan bola dari lawan. Para pemainnya di tuntut

    untuk dapat menerapkan berbagai teknik ke dalam pola taktik dan strategi

    serta kerjasama tim yang kompak. Tim yang baik apabila para pemainnya

    menguasai teknik bermain, memiliki kemampuan intelektual dan kemampuan

    kerjasama tim secara kompak.

    2. Hakekat Menendang Bola (Passing)

    “Menendang bola merupakan usaha untuk memindahkan bola dari

    satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki.

    Menendang bola dapat dilakukan pada saat bola dalam keadaan diam,

    menggelinding, dan pada saat bola berada di udara” Afrizal, (2006 : 63)

  • 13

    Menendang bola bertujuan untuk mengoper bola pada teman sendiri

    dan juga untuk memasukkan bola ke gawang, bagi pemain belakang adalah

    untuk mematahkan serangan dari tim lawan, serta untuk melakukan

    tendangan-tendangan khusus dalam permainan sepakbola seperti : a)

    tendangan penalti (penalty kick), b) tendangan bebas (free kick), c) tendangan

    sudut (corner kick), dan d) tendangan gawang (goal kick). Selain itu

    menendang bola juga dibagi bermacam-macam cara yaitu : 1) Menendang

    bola dengan kaki bagian dalam (inside foot), 2)Menendang dengan kura-kura

    kaki bagian atas(instep foot), 3)Menendang dengan kura-kura kaki bagian

    dalam (inside-instep foot), 4)Menendang dengan kura-kura kaki bagian luar

    (out side foot)(Tim Pengajar Sepak Bola UNP, 2003).

    Kalau kita perhatikan seorang penendang yang baik dalam melakukan

    tendangan. Maka kita akan bisa mengelompokkan gerakan yang akan

    dilakukannya didalam tiga fase gerakan atau berdasarkan analisa gerakan

    (sequen). Di mana ketiga fase gerakan tersebut merupakan suatu gerakan

    dinamis dan berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya. John

    Arwandi (1989) menjelaskan fase-fase tersebut adalah sebagai berikut:

    a) Pendahuluan (ancang-ancang), b) Pelaksanaan (menendang), c) Gerak

    lanjutan (followthrough).

    Fase pendahuluan, seorang penendang akan mengayunkan kaki yang

    akan menendang ke belakang dan kaki tumpu agak di tekuk sebelah lutut.

    Sedangkan tangan yang berlawanan dengan kaki yang akan menendang juga

    turut di ayunkan ke belakang. Tubuh bagian atas juga di tarik ke bagian

  • 14

    belakang dan yang tidak kalah pentingnya penempatan kaki tumpu

    mempengaruhi jalannya bola yang akan di tendang.

    Fase pelaksanaan, di dalam fase ini kaki yang sudah di ayunkan ke

    depan menuju bahagian bola yang di kehendaki, sedangkan tangan yang

    berlawanan dengan kaki akan melakukan tendangan dengan bersamaan. pada

    fase pendahuluan di tarik ke belakang pada fase ini di jatuhkan ke depan. Hal

    ini bertujuan untuk memusatkan kekuatan kaki pada saat menendang,

    sedangkan berat badan pada saat ini berada pada kaki tumpu yang berdiri.

    Gerakan lanjutan (follow through), pada tahap lanjutan ini ayunan

    kaki yang di pergunakan untuk menendang saat di tinggalkan bola yang di

    tendang kemudian lanjutkan dengan ayunan kaki yang di pergunakan untuk

    menendang ke arah jalannya bola yang di tendang .

    Ketepatan passing mempunyai peran sangat penting dalam sepakbola

    karena passing lebih efisien dari teknik dasar lainnya untuk menguasai

    jalannya permainan.Pada proses passing biasanya pemain sepakbola sangat

    sering menggunakan kura-kura kaki bagian dalam (inside-instep foot) untuk

    passing jauh, sedangkan passing dekat digunakan kaki bagian dalam untuk

    menendang.

  • 15

    a) Faktor-faktor Ketepatan passing

    Banyak factor yang mempengaruhi Ketepatan passing

    diantaranya yaitu

    1. Teknik

    Teknik merupakan factor yang sangat penting dalam

    melakukan tendangan. Dengan adanya keterampilan teknik yang di

    miliki maka pemain akan dapat melakukan tendangan terarah dan

    tepat sasaran sesuai dengan, adapun teknik yang dikemukakan oleh

    Djezed (1983) yaitu “untuk mendapatkan hasil tendangan yang sesuai

    dengan yang diinginkan atau sesuai dengan kebutuhannya, maka

    diperhatikan beberapa faktor yaitu, kaki tumpu, perkenaan kaki

    dengan bola, titik berat badan, kekuatan serta follow trought (gerakan

    lanjutan)

    2. Kondisi fisik

    Rothing dan grossing dalam syafruddin (1999 : 55)

    mengartikan kondisi fisik khusus sebagai suatu latihan yang optimal

    dari kemampuan kondisi yang menentukan setiap prestasi cabang

    olahraga termasuk sepakbola. Kondis fisik disini dapat

    dikelompokkan berdasarkan otot-otot yang dominan terkadang

    pencapaian hasilpassing yang baik diantaranya kondisi tersebut

    seperti kelentukan, kekuatan otot tungkai,koordinasi.

  • 16

    3. Sarana dan prasarana

    Sarana dan prasarana yaitu yang berhubungan dengan kondisi

    yang ada didalam lapangan, lapangan sangat mempengaruhi karena

    tanpa lapangan yang memadai tidak mungkin akan tercapaihasil

    passing yang baik begitu juga dengan bola yang digunakan terlalu

    keras atau lunak akan sangat pempengaruhi putaran bola. Kemudian

    factor kondisi angin yang kencang akan mempengaruhi hasil

    passing.

    b) Kegunaanpassing

    Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan sepakbola saat

    ini yang mengutamakan permainan sepakbola maka seorang pemain

    ditntut untuk memiliki teknik yang komplek yang mendukung terhadap

    pencapaian yang diinginkan, dan mengumpan bola dengan usaha

    membobol gawang lawan.

    Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik passing

    sangat berguna sekali dalam permainan sepakbola, terutama dalam

    merubah alur permainan.Dalam melakukan tendangan gawang,

    tendangan corner kick, tendangan bebas dan hal ini juga berguna untuk

    memudahkan pelatih didalam mengembangkan pola permainan yang

    indah sesuai yang diinginkan.

  • 17

    3. Daya Ledak Otot Tungkai

    a. Pengertian Daya Ledak

    Daya ledak merupakan salah satu komponen biomekanik

    yang penting dalam kegiatan olahraga, karena daya ledak akan

    menentukan seberapa keras orang memukul, menendang, seberapa

    jauh melempar, seberapa tinggi melompat, seberapa cepat berlari dan

    sebagainya.

    Menurut Arsil (1999: 72) daya (power) adalah “hubungan

    dengan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dinamik dan eksplosife

    dan melibatkan pengeluaran kekuatan otot maksimum dalam suatu

    durasi waktu yang pendek. Sedangkan Pendapat lain dalam Hendri,

    (2011: 96) daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk

    menggerakkan tubuh atau bagian bagiannya secara kuat dan

    kecepatan tinngi.

    Sementara Suharno dalam Novendra (2011: 16) mengatakan

    daya ledak adalah “kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot

    untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu

    gerakan yang utuh”. Daya ledak otot tungkai yang di maksud di sini

    adalah daya ledak otot kaki yang di gunakan untuk menendang

    bolajarak jauh (long passing) dalam permainan sepakbola.

    Selanjutnya Syafruddin (1992: 42) menyatakan bahwa “daya

    ledak merupakan kemampuan otot untuk mengatasi tahanan dengan

    kecepatan kontraksi tinggi. Kemampuan ini merupakan kombinasi

  • 18

    antara kekuatan dan kecepatan atau power”. Kekuatan kecepatan

    sangat dominan dibutuhkan pada olahraga yang menuntut ledakan

    (eksplosife tubuh), seperti cabang olahraga lompat tinggi, lempar dan

    lempar ke dalam, menendang dalam sepakbola.

    Daya ledak otot tungkai merupakan kemampuan yang

    hasilnya secara ekstra dan berlangsung dalam kondisi yang dinamis.

    Gerakan-gerakan ini dapat terjadi pada waktu memukul, menarik,

    memindahkan tempat sebahagiaan atau seluruh tubuh. Daya ledak

    otot sangat di pengaruhi oleh volume otot. Daya ledak otot terjadi

    karena sigmen otot sendi dan susunan syaraf pusat, daya ledak otot

    tungkai di peroleh berdasarkan kerja kelompok serta otot untuk

    menahan beban yang di angkatnya, daya ledak otot tungkai terjadi

    akibat saling memendek dan memanjang otot tungkai atas dan bawah

    yang di dukung oleh dorongan otot kaki dengan kekuatan kecepatan

    maksimum.

    Untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai, latihan yang

    sering di lakukan oleh pelatih adalah weigh training dan pliometrik.

    Di samping bentuk-bentuk latihan yang lain, weigh training adalah

    bentuk latihan yang bertujuan untuk mengembangkan dan

    memperkuat otot. Ini berarti otot memiliki volume besar, daya

    ledaknya juga besar. Berkat pembinaan secara terarah dan terus

    menerus akan diperoleh daya ledak yang berarti. Seseorang akan

    dapat memanfaatkan tenaganya sesuai dengan gerakan teknik yang

  • 19

    dikehendaki dalam permainan sepakbola. Untuk mengukur daya

    ledak otot tungkai dalam penelitian ini adalah Standing Broad Jump

    Berdasarkan pendapat dan kutipan-kutipan diatas dapat

    ditarik kesimpulan daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot

    tungkai seseorang untuk mempergunakannya kekuatan maksimum

    yang dikerahkannya dalam waktu yang sependek-pendeknya.

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya ledak

    Menurut Nossek dalam Arsil (1999: 74) faktor yang

    mempengaruhi daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi

    1) Kekuatan Dan Kecepatan

    Sajoto (1988:58) “kekuatan (strength) adalah komponen

    kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlet

    pada saat mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam

    waktu tertentu”.Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini

    adalah kemampuan otot untuk menerima beban dalam waktu

    bekerja dimana kemampuan tersebut dihasilkan oleh adanya

    kontraksi otot yang terdapat pada tungkai.

    Kecepatan adalah: suatu kemampuan yang memiliki syarat

    untuk menghasilkan gerakan tubuh dalam keadaan atau waktu

    yang sesingkat-singkatnya.Menururt Bompa dalam Novendra

    (2011 : 18) mengemukakan kecepatan adalah “keturunan dan

  • 20

    bakat bawaan, waktu reaksi kemampuan mengatasi tahanan luar,

    teknik, koordinasi dan semangat, serta elastis otot”.

    Dari pendapat dan kutipan diatas dapat disimpulkan

    bahwa hampir pada setiap cabang olahraga daya ledak sangat

    dibutuhkan didalam pencapaian hasil maksimal, salah satunya

    adalah sepakbola. didalam permainan sepakbola pemain dituntut

    untuk berlari, cepat, start, menendang bola jarak jauh atau kuat

    yang semua itu memerlukan kerja otot tungkai.

    c. Bentuk-bentuk peningkatan daya ledak

    Untuk meningkatkan latihan daya ledak dapat di lakukan

    dengan beban atau tanpa beban. Latihan dengan beban yaitu

    menekankan pada kecepatan mengangkat beban atau mendorong

    beban. Menurut Suharsono dalam Arsil (1999 : 76) Beban latihan daya

    ledak terdiri dari latihan beban dan beban latihan “beban latihan

    (intensitas) : 4-6 set ulangan perset (repetisi) tidak boleh melebihi

    kemampuan repetisi maksimal, irama gerakan merupakan gerakan

    yang selaras dan dinamis. Beban latihan (intensitas) : 50% - 75% dari

    beban maksimal, set latihan 6-10 kali, interval 2-5 menit, irama

    gerakan : eksplosif”.

    Menutur Bompa (1996) dalam Novendra (2011 : 18) bentuk-

    bentuk latihan untuk meningkatkan kemampuan daya ledak otot

    tungkai adalah sebagai berikut :

  • 21

    1) Menggunakan tubuh sendiri sebagai beban latihan, di antaranya

    a) Lompat di tempat dengan menggunakan skiping

    b) Lompat maju mundur, kesamping kiri dan kanan

    c) Loncat naik tangga

    d) Lari sprint mendaki

    e) Lari dengan sprint di pasir

    2) Lari dengan menggunakan beban tambahan

    a) Latihan dengan menggunakan barbel dan double

    b) Latihan lengan menggunakan medesin

    4. Koordinasi Mata-Kaki

    Koordinasi bila ditinjau dari sudut filosofis adalah merupakan

    perwujudan pengaturan terhadap proses-proses motorik terutama

    terhadap kerja otot-otot yang diatur melalui sistem persyarafan yang

    disebut dengan intra mascular coordination” (Kiram, 2002:86).

    Pengaturan yang dimaksud disini yaitu proses-proses pengaturan kembali

    jalannya suatu gerakan yang selalu berpedoman pada program gerakan.

    Menurut Harsono, (1988: 220) bahwa “tingkat koordinasi atau

    baik-tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam

    kemampuannya untuk melakukan gerakan secara mulus, tepat dan

    efisien”. Dalam hal ini koordinasi dapat dikatakan sebagai penentu yang

    penting dalam suatu gerakan, akan tetapi juga sebagai penyempurnaan

    teknik, taktik dan mampu mengatasi keadaan yang terjadi di lapangan.

  • 22

    Selanjutnya pendapat senada di kemukakan oleh Kiram (1994: 8)

    seseorang dapat dikatakan koordinasinya baik apabila dia akan dapat.

    a. Melaksanakan gerakan secara efektif dan efisien. Efektif dalam kaitan ini berhubungan dengan efisien penggunaan

    waktu, ruangan dan energy dalam pelaksanaan suatu gerakan.

    Sedangkan efektif berkaitan dengan efektifitas proses yang

    dilalui dalam mencapai tujuan.

    b. Memanfaatkan kondisi fisik secara optimal dalam memecahkan tugas gerakan.

    c. Persyaratan untuk dapat meningkatkan kualitas pelaksaan gerakan.

    d. Persyaratan untuk dapat menguasai keterampilan motorik olahraga tertentu”.

    Di dalam pelaksaanpassingkoordinasi yang dominan dibutuhkan

    adalah koordinasi mata-kaki. Menurut Sajoto (1995 : 53) koordinasi

    mata-kaki adalah :

    “Gerakan yang terjadi dari informasi yang diintegrasikan ke

    dalam gerak anggota badan. Semua gerak yang terjadi harus

    dapat di kontrol dengan penglihatan dan harus tepat, sesuai

    dengan aturan yang direncanakan dalam pikiran. Memantul-

    memantul bola,melempar, menendang dan menghentikannya,

    semua memerlukan sejumlah input yang dapat dilihat, kemudian

    input tersebut diintegrasikan ke dalam gerak motorik sebagai

    output, agar hasilnya benar-benar terkoordinir secara rapi dan

    luwes”.

    Menurut Sumosardjono (1986: 125) mengatakan fungsi kordinasi

    mata-kaki adalah “ integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama,

    dan kaki sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan

    tertentu. Dalam hal ini, kedua mata akan memberitahukan kapan bola

    berada disuatu titik agar kaki langsung bergerak untuk menendang bola”.

    Selanjutnya Harsono (1988 : 220) menjelaskan faktor-faktor yang

    mempengaruhi koordinasi antara lain: (1) kemampuan berfikir

  • 23

    (intelegensi), (2) ketepatan dari organ sensoris, (3) pengalaman motorik,

    (4) level atau tingkat pengembangan kemampuan bermotor lainnya

    seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan dan kelentukan.

    Potensi psikomotor ini perlu mendapat perhatian dalam upaya

    pengembangan ke arah terbentuknya penguasaan keterampilan motorik

    (movement skill) cabang olahraga tertentu. Seseorang untuk memiliki

    koordinasi yang baik merupakan aksi-aksi motorik dengan tingkat tinggi

    dapat diperoleh melalui latihan-latihan gerakan. Dalam arti lain

    kemampuan koordinasi hanya bisa diperbaiki melalui latihan.

    Disamping itu gerakan-gerakan koordinasi merupakan syarat

    penting untuk mempelajari dan menyempurnakan keterampilan-

    keterampilan gerakan olahraga dan teknik. Syafruddin (1992: 87 )

    mengatakan “semakin baik kemampuan koordinasi maka semakin mudah

    dan cepat dapat dipelajari bentuk-bentuk gerakan baru. Kemudian dari

    hasil penelitian para ahli mendefenisikan bahwa koordinasi yang

    diperbaiki melalui latihan akan dapat menghemat penggunaan tenaga.

    Koordinasi mata-kaki merupakan salah satu faktor penting yang

    mempengaruhi gerak. Koordinasi mata-kaki merupakan unsur

    kemampuan gerak yang harus dimiliki seorang pemain sepakbola sebab

    dengan koordinasi mata-kaki yang bagus, pemain dengan mudah

    melakukan passing untuk memberikan umpan yang terarah dan terukur.

    Kecepatan didukung dengan tenaga eksplosif berguna untuk fastbreak,

  • 24

    dribble dan passing. Koordinasi mata-kaki bukan hanya berarti

    menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula

    terbatas pada menggerakkan seluruh tubuh dalam waktu yang sesingkat-

    singkatnya.

    Koordinasi mata-kaki melibatkan koordinasi otot-otot besar pada

    tubuh dengan cepat dan tepat dalam suatu aktifitas tertentu. Koordinasi

    mata-kaki dapat dilihat dari sejumlah besar kegiatan dalam olahraga

    meliputi kerja kaki (footwork) yang efisien dan perubahan posisi tubuh

    dengan cepat. Seseorang yang mampu bergerak dengan koordinasi

    seperti tersebut diatas yang cepat dan tepat berarti memiliki koordinasi

    mata-kaki yang baik. Koordinasi mata-kaki sangat diperlukan dalam

    passingKarena dengan adanya koordinasi mata-kaki yang baik kita akan

    mempunyai akurasi yang bagus dalam melakukanpassing. Dengan

    demikian koordinasi mata-kaki dalampasssing merupakan kemampuan

    koordinasi dari seluruh komponen tubuh tersebut, mulai dari fase awal

    sampai dengan fasi akhir.

    Sehubungan hal di atas, agar dapat mengetahui tingkat kemampuan

    koordinasi mata-kaki dapat di lihat saat seorang pemain melakukan

    gerakan yang akan dilakukannya dengan mudah, berurutan, tepat waktu

    dan gerakan terkendali dengan baik artinya, gerakan yang ditampilkan

    tampak mudah, sederhana, halus dan ritmis menemukan koordinasi dan

    hasilnya optimal. Koordinasi mata-kaki tinggi akan mendukung

    penampilan dalam menciptakan akurasipassing yang efektif dan efisien.

  • 25

    Berdasarkan dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di

    atas dapat disimpulkan koordinasi mata-kaki merupakan kemampuan

    integrasi antara mata sebagai fungsi utama yang selanjutnya diikuti oleh

    kaki sebagai fungsi yang melakukan suatu gerakan tertentu. Misalnya

    saja dalam melakukan passing, kedua mata memberitahukan kepada bola

    berada disuatu titik agar kaki melakukan tendangan.

    B. Kerangka Konseptual

    Berdasarkan kajian teori dan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

    seberapa besar hubungan antara daya ledak dan koordinasi mata-kaki dengan

    ketepatan passing dalam permainan sepakbola.

    1. Hubungan daya ledak otot tungkai terhadap ketepatan passingAtlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai seseorang

    untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkanya dalam waktu

    yang sependek-pendeknya.Daya ledak otot tungkai merupakan kemampuan

    otot untuk mengatasi tahanan dengan kecepatan kontraksi tinggi.Kemampuan

    ini merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan atau power.Dalam

    melakukan passing daya ledak otot tungkai di duga sangat penting, apabila

    daya ledak otot tungkai pemain lemah atau kurang baik, maka secara otomatis

    kecepatan dan kekuatannya lemah.Hal ini akan menyebabkan bola yang akan

    di tendang tidak akan tepat sasaran.

  • 26

    2. Hubungankoordinasi mata-kaki Terhadap ketepatan passing Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    Koordinasi mata-kaki merupakan gerakan yang terjadi dari informasi

    yang di integrasikan ke dalam gerak anggota badan. Semua gerak harus dapat

    di kontrol dengan penglihatan dan harus tepat sesuai dengan yang

    direncanakan dalam pikiran. Dalam melakukanpassing pada sepakbola

    koordinasi mata-kaki sangat berperan dalam menentukan tingkat keberhasilan

    dalam melakukanpassing tersebut. karena dengan koordinasi mata-kaki

    seorang pemain dengan mudah mengarahkan bola untuk memberikan umpan

    dan untuk menciptakan peluang dalam mencetak gol kegawang lawan.

    3. Hubungan daya ledak otot tungkai Dan koordinasi mata-kaki Secara Bersama-Sama terhadap ketepatan passing Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman

    Barat.

    Daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-kaki di duga memberikan

    pengaruh yang besar dalam ketepatan passing. Daya ledak otot tungkai sangat

    di butuhkan dalam melalukan passing, kalau daya ledak otot tungkai baik,

    maka tendangan akan lebih kuat dan terarah, begitu juga dengan koordinasi

    mata-kaki, dengan koordinasi mata-kaki pemain akan lebih murah

    mengarahkan bola yang akan di tendang ke berbagai posisi dan target yang

    diinginkan. dengan kata lain daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-kaki

    dapat memudahkan pemain dalam melakukan passing. Dari uraian yang telah

    dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini daya ledak otot tungkai dan

    koordinasi mata-kaki sebagai variabel bebas dalam penelitian ini yang

    dihubungkan dengan variabel terikatnya yaituketepatanpassing. untuk lebih

  • 27

    jelasnya kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

    sketma sebagai berikut:

    Keterangan :

    X1 = Daya ledak otot tungkai

    X2 = Koordinasi mata-kaki

    Y = Ketepatan Passing

    C. Hipotesis

    Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual di atas maka di gunakan

    hipotesis:

    1. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan

    ketepatan passing Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    2. Terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan

    ketepatan passing Atlet Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    Daya Ledak Otot Tungkai

    (X1)

    Koordinasi Mata-kaki

    (X2)

    Ketepatan passing

    (Y)

    (

  • 28

    3. Terdapat hubungan yang signifikan daya ledak otot tungkai dan koordinasi

    mata-kaki secara bersama-samadengan ketepatanpassing Atlet Diklat

    Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat

  • 29

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini termasuk jenis penelitian Korelasional yang bertujuan untuk

    mengungkapkan hubungan antara daya ledak tungkai dan koordinasi mata-kaki

    dengan ketepatan passing.Variabel dalam penelitian ini yaitu daya ledak otot

    tungkai (X1), koordinasi mata-kaki (X2) dan ketepatan passing (Y).

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan Diklat Sepakbola Kabupaten

    Pasaman Barat. Tempat Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat

    melaksanakan latihan dan waktu pengumpulan data antara bulan Maret – April

    2012.

    C. Defenisi Operasional

    1. Daya ledak otot tungkai adalah: “kemampuan otot tungkai seseorang

    untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkannya dalam

    waktu yang sependek-pendeknya”.

    2. Koordinasi mata kaki adalah: ”kemampuan integrasi antara mata sebagai

    fungsi utamayang selanjutnya diikuti oleh kaki sabagai fungsi yang

    melakukan suatu garakan tertentu”

    3. Passing merupakan salah satu teknikdenganmenggunakan bola. Passing

    adalah suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ketempat

    29

  • 30

    lainnya dengan menggunakan kaki atau bagian kaki tujuannya

    memberikan bola pada pemain tim.

    D. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, Arikunto dalam

    Riki Rinaldi (2004: 25). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah

    pemain Diklat sepakbola Pasaman Barat yang berjumlah 42 orang, dengan

    rincian kelompok pemain U 15 pa terdapat 22 orang dan U 17 pa 20

    orang, untuk lebih jelasnya populasi pemain sepakbola Diklat Pasaman

    Barat bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel. Populasi Penelitian

    No Kelompok umur Jumlah

    1 U 15 22

    2 U 17 20

    (Sumber: data pengurus Diklat Pasaman Barat 2011).

    2. Sampel

    Berdasarkan populasi di atas, maka sampel dalam penelitian ini,

    adalah semua populasi yang dijadikan sampel (total sampling). Hal ini

    sesuai dengan yang dikemukakan Arikunto (1990 : 34) dalam Rahmat

    Yudi Aulia, bahwa jumlah populasi yang kurang dari seratus orang,lebih

    baik semuanya diambil menjadi sampel.

  • 31

    E. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan

    sekunder. Data primernya adalah data yang langsung didapat dari sampel

    dengan cara yang telah detentukan dan datanya harus sesuai dengan apa

    yang akan dicapai. Sedangkan data sekundernya adalah data pendukung

    penelitian ini, yaitu arsip Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    2. Sumber Data

    Sumber data dari penelitian ini adalah keseluruhan dari pemain dan

    pengurus Diklat Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    F. Teknik Pengambilan Data

    Teknik pengambilan data yangdiperlukan dalam penelitian ini adalah

    dengan pengukuran terhadap ketiga variabel yang dilakukan:a) mengukur

    hubungan antara daya ledak otot tungkai menggunakan tes standing broad jump

    :sumber Arsil (1999 : 80) (b) koordinasi mata kaki dengan tes sasaran koordinasi

    mata kaki.Sumber : winarno (1980 ; 87-89) (c)Ketepatan passing menggunakan

    Passing Accuracy Test.sumber Arsil (2010).

    G. Instrument Penelitian

    1. Tes Daya Ledak Otot Tungkai

    Untuk pengukuran daya ledak otot tungkai dalam penelitian ini

    dipakai alat ukurnya yaitu Standing Broad Jump atau yang lebih dikenal

  • 32

    dengan lompat jauh tanpa awalan dengan satuan meteran. Ini sudah sesuai

    dengan apa yang dikatakan dalam Arsil (1999: 80) yang mengatakan

    “untuk menentukan kemampuan daya ledak terutama untuk anggota gerak

    bawah dapat dilakukan dengan lompat jauh tanpa awalan atau Standing

    Broad Jump. Tes Standing Broad Jump dilaksanakan dalam bak pasir,

    sehingga memudahkan dalam pengukuran karena akan meninggalkan jejak

    setelah mendarat di pasir, dengan pelaksanaan tes sebagai berikut:

    a. Testi memanggil nama salah seorang testi, dan testi di suruh bersiap-

    siap.

    b. Testi mengambil posisi siap dengan kedua kaki sejajar.

    c. Kemudian testi mengayunkan lengan kebelakang sambil menekuk lutut

    dan menolak dengan kedua kaki ke depan sejauh mungkin

    d. Pengukuran dihitung dimulai dari kaki tumpu paling belakang. Oleh

    sebab itu setelah mendarat diusahakan menjatuhkan badannya ke

    depan.

    e. Pelaksanaan dilakukan tiga kali lompatan dan yang diambil hasil

    lompatan terjauh.

    Gambar 1.Standing Broad Jump

    Sumber: Arsil (1999: 80)

  • 33

    2. Tes koordinasi mata-kaki

    a) Tujuan : untuk mengukur koordinasi mata-kaki dalam bergerak

    b) Alat dan perlengkapan:

    1) Kapur atau pita untuk membuat garis batas

    2) Formulir dan alat tulis

    3) Kertas untuk membuat sasaran lingkaran dengan diameter 65 cm

    4) Tinggi sasaran dari permukaan tanah adalah + 1,25 meter

    5) Bola

    6) Jarak antara testi dan sasaran 2 meter

    c) Pelaksanaan tes:

    1) Sasaran ditempelkan pada tembok dengan ketinggian dari

    permukaan tanah setinggi + 1,25 meter, testi berdiri di belakang

    garis pembatas dengan jarak 2 meter dari tembok sasaran

    2) Testi melaksanakan tes dengan cara melambungkan bola ke atas,

    menendang bola ke sasaran, menimang bola yang memantul dari

    sasaran dengan kaki sebelum bola jatuh di lantai dan

    menangkapnya kembali.

    3) Sebelum dilaksanakan tes testi diberi kesempatan untuk mencoba

    agar mereka beradaptasi dengan tes tersebut.

    4) Tes dianggap berhasil apabila bola yang ditendang mengenai

    sasaran, bola yang memantul dapat ditimang dengan kaki dan

    ditangkap kembali di depan garis batas.

  • 34

    5) Testi memperoleh kesempatan melakukan tes 10 kali ulangan

    dengan menggunakan kaki kanan (kura kaki bagian atas) dan 10

    kali kaki kiri (kura kaki bagian atas).

    d) Penilaian :

    1. Satu tendangan yang mengenai sasaran dan dapat ditangkap

    dengan benar memperoleh skor 1 (satu).

    2. Jumlah skor yang diperoleh siswa atau testi adalah tendangan yang

    mengenai sasaran dikontrol dan mampu ditangkap kembali.

    3. Jumlah skor yang tertinggi yang mampu diraih testi adalah 20.

    ± 1,25 meter

    testi

    2 meter

    Gambar 3 : Tes Koordinasi Mata-Kaki

    Sumber : Winarno (1980 : 87-89)

    3. Passing accuracy Test

    a) tujuan : untuk mengukur akurasi passing

    b) Alat Dan Perlengkapan

    1) kapur atau pita untuk membuat garis batas

    2) formulir dan alat tulis

    Diameter

    nya 65 cm

  • 35

    3) poin dalam setiap sasaran

    4) bola

    5) meteran

    c) pelaksanaan tes

    Pelaksaan tes menendang jarak jauh dilakukan pada saat bola

    dalam keadaan diam. Pelaksaan tes ini dilakukan sebanyak 20

    tendangan yaitu 10 kaki kiri dan 10 kaki kanan, dengan mengarahkan

    bola pada sasaran yang telah diberi poin.

    Passing accuracy test

    a. Sebuah daerah sasaran dibuat diatas lapangan seperti dapat dilihat

    pada gambar 4.

    b. Testee berdiri dari belakang garis batas dengan bola di kaki.

    c. Testee menendang bola untuk passing melambung ke daerah

    sasaran.

    d. Testee memperoleh 2 kali pelaksanaan masing-masing 10 bola.

    e. Passing sah apabila dilakukan dari belakang garis batas

    melambung dan jatuh dengan pantulan pertama pada daerah

    sasaran.

    f. Bola yang jatuh pada daerah sasaran diberi skor sesuai daerah

    sasarannya

    g. Bola yang jatuh pada garis batas sasaran diberi skor daerah sasaran

    yang tinggi.

    h. Bola yang jatuh diluar sasaran diberi skor nol.

  • 36

    i. Skor testee adalah jumlah skor yang diperoleh dari 2 kali

    pelaksanaan.

    d) Penilain

    1. Tendangan dilakukan 2 kali pelaksanaan masing- masing 10 bola

    kaki kiri dan 10 bola kaki kanan

    2. Bola yang jatuh pada garis batas sasaran diberi skor sesuai daerah

    sasarannya

    3. Jumlah skor yang tertinggi yang mampu diraih teste adalah 80.

    Sumber ; Evaluasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga FIK UNP Padang

    (Arsil ;2010)

    H. Teknik Analisa Data

    Dari hipotesis yang diajukan diatas, kemudian data diolah dengan teknik

    korelasi product moment. Hal ini sesuai dengan jenis penelitian yang penelitian

    4 poin

    3 poin 2 poin

    1 poin

    Testee

    120 cm

    240 cm

    360 cm

    480 cm

    Gambar 4. Tempat Pelaksanaan Passing Accuracy Test

  • 37

    lakukan. Sebelum data diolah, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji

    Independensi antar variabel bebas. Uji normalitas yang bertujuan untuk

    mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

    normal atau tidak, dan untuk menguji normalitas dilakukan uji lilifour (Sudjana,

    1992).

    Untuk mendapatkan hal tersebut digunakan uji F (Sudjana, 1992). Jika

    populasi berdistribusi normal dan kelompok data homogen. Maka dipakailah

    korelasi product moment oleh Pearson (Sudjana, 1992: 382) dengan rumus:

    rxy = 2222 YYnXXn

    YXXY

    Keterangan:

    r = Koefisien korelasi antara x dan y

    X = Jumlah data X

    Y = Jumlah data Y

    2X = Jumlah kuadrat X

    2Y = Jumlah kuadrat Y

    N = Jumlah data

    Uji signifikan korelasi, untuk dapat mengetahui apakah data yang telah

    dihitung melalui koefesien itu signifikan atau tidak, maka perlu dilakukan langkah

    mencari signifikan korelasi dengan rumus:

  • 38

    t = 21

    2

    r

    nr

    Dengan kriteria penguji sebagai berikut:

    -t (1-1/2 )

  • 39

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Data

    1. Daya ledak otot tungkai

    Pengukuran daya ledak otot tungkai dilakukan dengan standing

    broad jump test terhadap 42 orang sampel, didapat skor tertinggi 278, skor

    terendah 155, rata-rata (mean) 224,83, simpangan baku (standar deviasi)

    28,93, dari data hail tes ini dapat dibuatkan tabel distribusi frekuensi

    sebagai berikut:

    Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel daya ledak otot tungkai

    No

    Kelas interval

    Frekuensi

    absolute (Fa)

    Frekuensi

    relative (Fr)

    1 155-180 4 9.52

    2 181-206 6 14.29

    3 207-232 13 30.95

    4 233-258 14 33.33

    5 259-284 5 11.91

    Jumlah 42 100%

    Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 42 orang

    sampel yang ditelititernyata sebanyak 4 orang (9,52%) memiliki hasil daya

    ledak otot tungkai dengan rentangan 155-180, sedangkan6 orang (14,29%)

    memiliki hasil daya ledak otot tungkai dengan rentangan 181-206,

    kemudian 13orang (30,95%) memiliki hasil daya ledak otot tungkai

    dengan rentangan 207-232, selanjutnya14orang (33,33%) memiliki hasil

    daya ledak otot tungkai dengan rentangan 233-258, dan sisanya sebanyak

    39

  • 40

    5orang (11,91%) orang memiliki hasil daya ledak otot tungkai dengan

    rentangan 259-284. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram:

    Gambar . Histogram Daya Ledak Otot Tungkai

    2. Koordinasi Mata Kaki

    Pengukuran Koordinasi mata kaki dilakukan dengan menendang

    sesuai dengan sasaran terhadap 42 orang sampel yang diteliti, didapat skor

    tertinggi 17, skor terendah 5, rata-rata (mean) 11,14, simpangan baku

    (standar deviasi) 3,71, dari data hail tes ini dapat dibuatkan tabel distribusi

    frekuensi sebagai berikut:

    Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Koordinasi Mata Kaki

    No

    Kelas interval

    Frekuensi

    absolute (Fa)

    Frekuensi

    relative (Fr)

    1 5-7 8 19.05

    2 8-10 13 30.95

    3 11-13 8 19.05

    4 14-16 10 23.81

    5 17-19 3 7.14

    Jumlah 42 100%

    27

  • 41

    Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 42 orang

    sampel yang diteliti, yang memiliki hasil Koordinasi mata kaki dengan

    rentangan 5-7sebanyak 8 orang (19,05%), sedangkan yang memiliki hasil

    Koordinasi mata kaki dengan rentangan 8-10 sebanyak 13 orang (30,95%),

    kemudian yang memiliki hasil Koordinasi mata kaki dengan rentangan

    11-13 sebanyak 8 orang (19,05%), selanjutnyayang memiliki hasil

    Koordinasi mata kaki dengan rentangan 14-16 sebanyak 10 orang

    (23,81%), dan sisanya yang memiliki hasil Koordinasi mata kaki dengan

    rentangan 17-19 sebanyak 3 orang (7,14%), untuk lebih jelasnya dapat

    dilihat pada histogram:

    Gambar . Histogram Koordinasi Mata Kaki

    3. Ketepatan Passing

    Pengukuran Ketepatan passing diambil banyak tendangan sesuai

    dengan sasaran terhadap 42orang sampel, didapat skor tertinggi 60, skor

  • 42

    terendah 5, rata-rata (mean) 23,93, simpangan baku (standar deviasi) 15,80,

    dari data hail tes ini dapat dibuatkan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

    Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ketepatan Passing(Y)

    No Kelas interval

    Frekuensi

    absolute

    (Fa)

    Frekuensi

    relative (Fr)

    1 5-16 17 40.48

    2 17-28 11 26.19

    3 29-40 8 19.05

    4 41-52 3 7.14

    5 53-64 3 7.14

    jumlah 42 100%

    Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 42 sampel yang

    diteliti, ternyata sebanyak 17 orang (40,48%) memiliki hasil Ketepatan

    passingdengan rentangan 5-16, sedangkan 11 orang (26,19%) memiliki hasil

    ketepatan passing dengan rentangan 17-28,kemudian 8 orang (19,05%)

    memiliki hasil Ketepatan passing dengan rentangan 29-40, selanjutnya 3

    orang (7,14%) memiliki hasil Ketepatan passing dengan rentangan 41-52 dan

    sisanya 3 orang (7,14%) memiliki hasil Ketepatan passingdengan rentangan

    53-64,untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut.

  • 43

    Gambar . Histogram Ketepatan passing

    B. Pengujian Persyaratan Analisis

    1. Uji Normalitas Data

    Analisis uji normalilas data dilakukan dengan uji lilliefors. Hasil

    analisis uji normalilas masing-masing variabel di sajikan dalam bentuk

    tabel di bawah ini, dan perhitungan legkapnya dapat dilihat pada

    lampiran 2-4.

    Tabel 4. Uji normalitas data dengan uji lilliefors

    No Variabel Lo Lt Keterangan

    1 Daya ledak otot tungkai 0,1312 0,1367 Normal

    2 Koordinasi mata kaki 0,1217 0,1367 Normal

    3 Ketepatan passing 0,1186 0,1367 Normal

    Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil Lo variabel Ketepatan

    passing, Daya ledak otot tungkai, dan Koordinasi mata kakilebih kecil dari

    Lt, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

  • 44

    2. Perhitungan Koefisien Korelasi Sederhana

    Hasil pehitungan koefisien korelasi sederhana dapat dilihat sebagai

    berikut:

    a. Hasil hitung koefisien koralasi nilai X1 terhadap Y adalah 0,356

    b. Hasil hitung koefisien koralasi nilai X2 terhadap Y adalah 0.542

    C. Pengujian Hipotesis

    1. Uji Hipotesis Satu

    Pengujian hipotesis pertama yaitu terdapat hubungan antara daya

    ledak otot tungkai dengan hasil Ketepatan Passing. Berdasarkan analisis

    dilakukan, maka didapat rata-rata Ketepatan Passing sebesar 23,93 dengan

    simpangan baku 15,80. Untuk skor rata-ratadaya ledak otot tungkaididapat

    224,83 dengan simpangan baku 28,93. Dari keterangan di atas diperoleh

    analisis korelasi antara daya ledak otot tungkaidan Ketepatan

    passingsebagai berikut: rtab pada taraf signifikan α (0,05) = 0,304 berarti

    rhitung(0,356) > rtab (0,304), artinya Ho ditolak dan Ha diterima artinya

    terdapat hubungan yang berarti antara daya ledak otot tungkaiterhadap

    Ketepatan passingAtlet DIKLAT Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    Tabel 5. Analisis Korelasi Antara Daya ledak Otot Tungkai Terhadap

    Ketepatan Passing(Xl-Y)

    N

    rhitung

    rtabel

    α = 0.05

    Kesimpulan

    42

    0,356

    0,304

    Ho ditolak

  • 45

    Hasil analisis korelasi menyatakan terdapat hubungan yang

    signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan Ketepatan passing pada

    taraf signifikan α = 0.05, (lampiran 5: 63)

    2. Uji Hipotesis Dua

    Pengujian hipotesis kedua yaitu terdapat hubungan antara

    Koordinasi mata kakidengan hasil Ketepatan passing. Berdasarkan analisis

    dilakukan, maka didapat rata-rata Ketepatan passingsebesar 23,93, dengan

    simpangan baku 15,80. Untuk skor rata-rataKoordinasi mata kaki didapat

    11,14dengan simpangan baku 3,71. Dari keterangan di atas diperoleh

    analisis korelasi antara Koordinasi mata kakidan Ketepatan passingatas

    sebagai berikut: rtab pada taraf signifikan α (0,05) = 0,304 berarti

    rhitung(0,542) > rtab (0,304), artinya Ho ditolak dan Ha diterima artinya

    terdapat hubungan yang berarti antara Koordinasi mata kakiterhadap

    Ketepatan passingAtlet DIKLAT Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    Tabel 6. Analisis Korelasi Antara Koordinasi Mata Kaki Terhadap

    Ketepatan Passing(X2-Y)

    N

    rhitung

    rtabel

    α = 0.05

    Kesimpulan

    42

    0,542

    0,304

    Ho ditolak

    Hasil analisis korelasi menyatakan terdapat hubungan yang

    signifikan antara Koordinasi mata kaki dengan Ketepatan Passingpada

    taraf signifikan α = 0.05, (lampiran 6:66)

  • 46

    3. Uji Hipotesis Tiga

    Pengujian hipotesis tiga yaitu terdapat hubungan antara daya ledak

    otot tungkaidan Koordinasi mata kaki terhadap Ketepatan

    passing.Berdasarkan analisis dilakukan, maka diperoleh analisis korelasi

    antara daya ledak otot tungkaidan Koordinasi mata kakiterhadap

    Ketepatan passing dimana Rhitung (0,615) > Rtabel (0,304), artinya Ho

    ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan antara daya ledak otot

    tungkai dan Koordinasi mata kaki terhadap Ketepatan passing Atlet

    DIKLAT Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat, Dilanjutkan dengan

    pengujian signifikansi korelasi ganda dengan uji F = 11,83.

    Tabel 7.Analisis Korelasi Antara Daya Ledak Otot tungkaidan

    Koordinasi Mata Kaki Terhadap Ketepatan Passing (X1,X2-Y)

    N

    Rhitung

    Rtable

    α = 0.05

    Kesimpulan

    42

    0.615

    0,304

    Ho ditolak

    Hasil analisis korelasi menyatakan terdapat hubungan yang

    signifikan antara daya ledak otot tungkaidan Koordinasi mata kakiterhadap

    Ketepatan passingatas pada taraf signifikan α = 0.05, (lampiran 8: 71)

    D. Pembahasan

    1. Daya ledak otot tungkai Dan passing

    Dalam melakukan passing salah satu unsur kondisi fisik yang

    dibutuhkan adalah daya ledak otot tungkai, kekuatan dan kecepatan sering

  • 47

    dikatakan daya ledak (explosive power) seperti yang dikemukakan Hendri

    (2011: 96) bahwa: “Daya ledak otot merupakan gabungan beberapa unsur

    fisik yaitu unsur kekuatan dan unsur kecepatan. Artinya kemampuan daya

    ledak otot dapat dilihat dari hasil suatu kerja yang dilakukan dengan

    menggunakan kekuatan dan kecepatan”.

    Sementara Harsono (1988:58) mengatakan daya ledak

    adalah:“Kemampuan komponen fisik kekuatan dan kecepatan yang

    bekerja dalam waktu yang bersamaan. Daya ledak tersebut akan dapat

    terjadi bila kondisi fisik pada unsur kekuatan dan kecepatan dimilikinya

    bekerja secara bersamaan. Jadi kalau hanya kekuatan saja yang

    dimilikinya tanpa dibarengi dengan kecepatan maka,daya ledak tersebut

    tidak akan dapat tercapai dengan baik”.

    Berdasarakan kutipan di atas, jelaslah bahwa tendangan jarak jauh

    dalam permainan sepakbola sangat dibutuhkan daya ledak (power).

    Misalnya saja daya ledak otot tungkai diperlukan untuk passing ke depan,

    di mana digunakan daya ledak otot tungkai untuk menghasilkan

    dendangan yang baik sesuai dan terarah, kuat dan cepat. Asril (1999:46)

    mengatakan daya ledak otot yang akan menentukan seberapa keras orang

    dapat memukul, seberapa jauh melempar, seberapa tinggi melompat,

    seberapa cepat berlari dan sebagainya.

    Dari hasil analisis yang sudah didapat, maka diambil kesimpulan

    bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai

    7

  • 48

    dengan Ketepatan passingAtlet DIKLAT Sepakbola Kabupaten Pasaman

    Barat.

    2. Koordinasi mata kaki Dan passing

    Dalam melakukan tendangan, koordinasi mata kaki sangat

    dibutuhkan.Hal ini disebabkan karena koordinasi mata kaki merupakan

    komponen kondisi fisik yang diperlukan dalam pencapaian keterampilan

    seorang pemain sepakbola pada saat menendang bola.Pada saat bermain,

    baik itu pada saat mendribel bola, menendang bola ke gawang (shooting),

    dan kontrol bola. Perpaduan antara gerak, langkah dan waktu dalam

    menghasilkan tendangan yang baik, harus pula memperhatikan posisi yang

    ada di tubuh kita khususnya pada mata dan kaki saling berhubungan

    karena bagaimanapun juga itu akan sangat berpengaruh terhadap hasil

    yang dilakukan.

    Menurut Sajoto (1995:53) koordinasi mata-kaki adalah: “Gerakan

    yang terjadi dari informasi yang diintegrasikan ke dalam gerak anggota

    badan. Semua gerak yang terjadi harus dapat di kontrol dengan

    penglihatan dan harus tepat, sesuai dengan aturan yang direncanakan

    dalam pikiran. Memantul-memantul bola,melempar, menendang dan

    menghentikannya, semua memerlukan sejumlah input yang dapat dilihat,

    kemudian input tersebut diintegrasikan ke dalam gerak motorik sebagai

    output, agar hasilnya benar-benar terkoordinir secara rapi dan luwes”.

    Dalam mengoper bola, gerak, langkah dan waktu harus mampu

    dipadukan sedemikian rupa menjadi satu kesatuan yang baik dan

  • 49

    harmonis, sehingga menghasilkan hasil yang baik pula.Untuk

    menghasilkan tendangan yang baik dan terarah, maka seorang pemain

    sepakbola harus mampu mengkoordinasikan setiap gerakan yang

    dilakukan dan memberikan satu kekuatan yang pas dan sesuai dengan

    kebutuhan dari setiap gerakan yang dilakukan.

    Dari uraian di atas, jelas bahwa terdapat hubungan yang positif

    antara koordinasi gerak mata dan kaki dengan Ketepatan passingdalam

    permainan sepakbola.

    3. Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Hasil Ketepatan Passing

    Daya ledak adalah “kemampuan komponen fisik kekuatan dan

    kecepatan yang bekerja dalam waktu yang bersamaan”. Daya ledak

    tersebut akan dapat terjadi bila kondisi fisik pada unsur kekuatan dan

    kecepatan dimilikinya bekerja secara bersamaan. Jadi kalau hanya

    kekuatan yang dimilikinya tanpa dibarengi dengan kecepatan maka, daya

    ledak tersebut tidak akan tercapai dengan baik. Sedangkan koordinasi mata

    kaki merupakan gerakan yang terjadi dari informasi yang integrasikan ke

    dalam gerak anggota badan. Semua gerak harus dapat dikontrol dengan

    penglihatan dan harus tepat sesuai dengan yang direncanakan dalam

    pikiran.Dalam melakukan passing pada sepakbola, koordinasi mata kaki

    sangat berperan penting dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam

    melakukan tendangan, karena mudah mengarahkan bola pada saat

    mengumpan atau peluang mencetak gol.

  • 50

    Menendang bola merupakan usaha untuk memindahkan bola dari

    satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki.

    Menendang bola dapat dilakukan pada saat bola dalam keadaan diam,

    menggelinding, dan pada saat bola berada di udara (Sarumpaet, 1992:3).

    Untuk itu diduga bahwa untuk melakukan tendangan kita membutuhkan

    daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata kaki.

    Dari hasil analisis yang sudahdidapat, maka diambil kesimpulan

    bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai

    dan Koordinasi mata kaki terhadap Ketepatan Passing Atlet DIKLAT

    Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.Hasil ini dilihat berdasarkan analisis

    yang sudah dilakukan, dimana Rhitung (0,615) > Rtabel (0,304), artinya Ho

    ditolak dan Ha diterima, sig dengan uji F= 11,83 artinya terdapat

    hubungan antara daya ledak otot tungkai dan Koordinasi mata kaki

    terhadap Ketepatan PassingAtlet DIKLAT Sepakbola Kabupaten Pasaman

    Barat.

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

  • 51

    Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab

    terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

    1. Dari hasil yang diperoleh daya ledak otot tungkai mempunyai hubungan

    signifikan dengan Ketepatan Passing, ditandai dengan hasil yang

    diperoleh yaitu rhitung 0,356>rtabel,0,304

    2. Dari hasil yang diperoleh Koordinasi mata kaki mempunyai hubungan

    signifikan dengan Ketepatan Passing, ditandai dengan hasil yang diperoleh

    yaitu rhitung0,542>rtabel,0,304.

    3. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dan

    Koordinasi mata kaki terhadap Ketepatan PassingAtlet Diklat Sepakbola

    Kabupaten Pasaman Barat,ditandai dengan hasil yang diperoleh

    Rhitung0,615> Rtabel 0,304.

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-

    saran sebagai berikut:

    1. Pelatih dapat memperhatikan daya ledak otot tungkai dan Koordinasi mata

    kaki bagi Atlet DIKLAT Sepakbola Kabupaten Pasaman Barat.

    2. Atlet agar dapat memperhatikan dan menerapkan daya ledak otot tungkai

    dan Koordinasi mata kaki untuk menunjang keterampilan Menendang

    Jarak Jauh.

    3. Bagi para peneliti disarankan untuk dapat mengkaji faktor-faktor lain yang

    berhubungan dengan kemampuan Menendang Jarak Jauh.

    51

  • 52

    DAFTAR PUSTAKA

    A. Sarumpaet dkk. (1992). Permainan Besar. Depdikbud: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

    Afrizal. (2006). Metode Melalui Ide Permainan Teknik, Taktik, Dan

    SejarahSepakbola. Padang : Universitas Negeri Padang.

    Afrizal.(2000).Pengaruh Metode Latihan dan Kemampuan Motorik TErhadap

    Hasil Latihan Ketepatan Tendangan Ke Gawang Sepak Bola. (Laporan

    Penelitian). Padang : Uneversitas Negeri Padang.

    Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek:

    Jakarta. PT Renika Cipta.

    Arsil.(1999).Pembinaan Kondisi Fisik.Padang: FIK UNP.

    Arwandi, Jhon. (1989). Perbedaan kemajuan antara hasil latihan teknik kura-

    kura kaki dengan kaki bagian dalam terhadap ketepatan menendang

    kemulut gawang. Padang; Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan

    Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Padang

    Coever.1985. Sepakbola Program Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta. PT

    Gramedia.

    Depdikbud.1996. Ketahuilah Tingkat kesgaran Jasmani Anda.Jakarta : Pusat

    Kesegaran Jasmani dan Rekreasi

    Harsono. 1998. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching.

    Depdikbud Dikti PPLPTK. Jakarta.

    Irawadi, Hendri. Kondisi Fisik dan pengukurannya. Padang: FIK UNP Padang

    Kiram, Yanuar. 1994. Kemampuan Koordinasi Gerak dan Klasifikasi Aktivitas

    Olahraga. Padang. FPOK IKIP

    Nossek Jossef. 1982. General Theory of Training.Lagos : Pan African Press ltd

    Novendra, 2011. Hubungan Antara Daya Ledak Otot Tungkai Dan Koordinasi

    Mata Kaki Terhadap Kemampuan Tendangan Ke Gawang Pemain (Pssa)

    Kecamatan Sei Aur Pasama Barat. Padang: FIK UNP Padang (Skripsi)

  • 53

    Rinaldi, Riki. 2004. Analisis Kemampuan Teknik Mengontrol Bola Pada Pemain

    Ps UNP Padang. Padang: FIK UNP Padang (Skripsi)

    Sajoto. Muhammad. (1988). Pembinaan kondisi fisik dalam olahraga. Semarang:

    Depdikbub.

    Syafrudin. (1999). Pengantar Ilmu Melatih. Padang: FPOK IKIP.

    Sudjana, 1992. Metode statistik edisi ke-4. Bandung: tarsito

    Sumardjono. 1986. Alat-alat dan Pengukuran. Semarang: IKIP Semarang

    Tim pengajar sepakbola 2003. Buku Ajar Sepakbola. Padang: FIK UNP Padang.

    Undang-Undang Republik Indonesia.(2005).Tentang Sistem Keolahragaan

    Nasional.

    UNP. (2007).Panduan Penulisan Tugas Akhir/ Skripsi. Padang: UNP .

    Winarno Surahmad. 1980. Metodologi Penelitian. Bandung: Badan Penerbit IKIP

    Bandunga

    53

  • 54

  • 55

    Lampiran 1

    Data Mentah Pengukuran Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi Mata-Kaki

    dengan Kemampuan Ketepatan Passing

    NO. NAMA

    JENIS TES

    Test Standing Brood Jum

    X1

    Tes Koordinasi Mata Kaki

    X2

    Tes Menendang Jarak Jauh

    Y

    1 ARIF RAMADIA 245 13 18

    2 RORI PRIMA PUTRA 230 10 5

    3 FRANSISKO REDY 230 5 6

    4 ADE SUANDI PUTRA 230 8 7

    5 APDIZAL ANDRI 240 10 10

    6 ABDINUL HUDA 220 14 5

    7 GITRA FERNANDO 200 9 20

    8 ALI AMIN JOYO 180 9 15

    9 RAHMAT SUBANDI 187 10 5

    10 JENI 220 10 7

    11 BENI WIJAYA 250 12 13

    12 HALIM WAJIDI 239 12 9

    13 RIDO RAHMAWAN 155 10 20

    14 SEPTIANDIO PUTRA 240 6 24

    15 RIFKI MAJID 274 17 60

    16 A HIDAYAT 260 16 50

    17 FAHRIZAL J 240 10 13

    18 YULPENDRI 250 16 55

    19 RAHMAD DIAF SAFRI 235 12 40

    20 KROSMAI HANDOKO 240 7 30

    21 HERIZAN ANJA 210 6 35

    22 REDI YUNEKA 250 15 12

    23 KORDIO 185 13 18

    24 EKI ERKANDO 175 15 20

    25 AHMAD ARIF 263 17 55

    26 JEFRI 220 8 8

    27 LATIFUL KHOBIR 187 6 9

    28 SUGENG SABRANI 225 5 10

    29 RIKO HARDI 260 5 15

    30 HERI SEPTIAN 235 6 25

  • 56

    31 REIZUL FIKRI 278 10 28

    32 MAULANA 215 11 30

    33 KHAIRUL ANWAR 225 13 35

    34 YUDA RAFI 235 16 40

    35 ARDILES 255 16 45

    36 ZULFIKAR 200 17 50

    37 R. SAPUTRA 190 9 25

    38 ADE Y 210 14 25

    39 MUSTIADI 170 15 8

    40 RESKI 245 12 25

    41 AHMAD RIFANDI 215 14 40

    42 HAMZAH 230 9 35

    ∑ 9443 468 1005

    mean 225 11 24

    SD 28.93 3.71 15.80

    median 230 11 20

    Modus 230 10 25

    Max 278 17 60

    Min 155 5 5

    Varian 836.87 13.74 249.78

  • 57

    Lampiran 2

    Uji Normalitas Daya Ledak Otot Tungkai (X1)

    No X1 z Luas z F(z) S(z) [F(z)-S(z)]

    1 155 -1.66 0.4505 0.0495 0.0238 0.0257

    2 170 -1.31 0.4015 0.0985 0.0476 0.0509

    3 175 -1.19 0.3810 0.1190 0.0714 0.0476

    4 180 -1.07 0.3554 0.1446 0.0952 0.0494

    5 185 -0.95 0.3264 0.1736 0.1190 0.0546

    6 187 -0.90 0.3133 0.1867 0.1667 0.0200

    7 187 -0.90 0.3133 0.1867 0.1667 0.0200

    8 190 -0.83 0.2939 0.2061 0.1905 0.0156

    9 200 -0.59 0.2190 0.2810 0.2381 0.0429

    10 200 -0.59 0.2190 0.2810 0.2381 0.0429

    11 210 -0.35 0.1331 0.3669 0.2857 0.0812

    12 210 -0.35 0.1331 0.3669 0.2857 0.0812

    13 215 -0.23 0.0871 0.4129 0.3333 0.0796

    14 215 -0.23 0.0871 0.4129 0.3333 0.0796

    15 220 -0.12 0.0398 0.4602 0.4048 0.0554

    16 220 -0.12 0.0398 0.4602 0.4048 0.0554

    17 220 -0.12 0.0398 0.4602 0.4048 0.0554

    18 225 0.00 0.0080 0.5080 0.4524 0.0556

    19 225 0.00 0.0080 0.5080 0.4524 0.0556

    20 230 0.12 0.0517 0.5517 0.5476 0.0041

    21 230 0.12 0.0517 0.5517 0.5476 0.0041

    22 230 0.12 0.0517 0.5517 0.5476 0.0041

    23 230 0.12 0.0517 0.5517 0.5476 0.0041

    24 235 0.24 0.0987 0.5987 0.6190 0.0203

    25 235 0.24 0.0987 0.5987 0.6190 0.0203

    26 235 0.24 0.0987 0.5987 0.6190 0.0203

    27 239 0.34 0.1368 0.6368 0.6429 0.0061

    28 240 0.36 0.1443 0.6443 0.7381 0.0938

    29 240 0.36 0.1443 0.6443 0.7381 0.0938

    30 240 0.36 0.1443 0.6443 0.7381 0.0938

    31 240 0.36 0.1443 0.6443 0.7381 0.0938

    32 245 0.48 0.1879 0.6879 0.7857 0.0978

    33 245 0.48 0.1879 0.6879 0.7857 0.0978

    34 250 0.60 0.2291 0.7291 0.8571 0.1280

    35 250 0.60 0.2291 0.7291 0.8571 0.1280

  • 58

    36 250 0.60 0.2291 0.7291 0.8571 0.1280

    37 255 0.72 0.2673 0.7673 0.8810 0.1137

    38 260 0.84 0.3023 0.8023 0.9286 0.1263

    39 260 0.84 0.3023 0.8023 0.9286 0.1263

    40 263 0.91 0.3212 0.8212 0.9524 0.1312

    41 274 1.17 0.3810 0.8810 0.9762 0.0952

    42 278 1.27 0.3980 0.8980 1.0000 0.1020

    ∑ 9443

    Mean 224.83

    SD 28.93

    Lo = 0,1312

    Ltabel, n= 42 dan α= 0.05 diperoleh sebesar 0.1367

    Maka Lo = 0.1312< Ltabel = 0.1367, maka populasi berdistribusi normal

  • 59

    Lampiran 3

    Uji Normalitas Koordinasi Mata kaki (X2)

    No X2 z Luas z F(z) S(z) [F(z)-S(z)]

    1 5 -1.66 0.4515 0.0485 0.0714 0.0229

    2 5 -1.66 0.4515 0.0485 0.0714 0.0229

    3 5 -1.66 0.4515 0.0485 0.0714 0.0229

    4 6 -1.39 0.4177 0.0823 0.1667 0.0844

    5 6 -1.39 0.4177 0.0823 0.1667 0.0844

    6 6 -1.39 0.4177 0.0823 0.1667 0.0844

    7 6 -1.39 0.4177 0.0823 0.1667 0.0844

    8 7 -1.12 0.3686 0.1314 0.1905 0.0591

    9 8 -0.85 0.3023 0.1977 0.2381 0.0404

    10 8 -0.85 0.3023 0.1977 0.2381 0.0404

    11 9 -0.58 0.2190 0.2810 0.3333 0.0523

    12 9 -0.58 0.2190 0.2810 0.3333 0.0523

    13 9 -0.58 0.2190 0.2810 0.3333 0.0523

    14 9 -0.58 0.2190 0.2810 0.3333 0.0523

    15 10 -0.31 0.1217 0.3783 0.5000 0.1217

    16 10 -0.31 0.1217 0.3783 0.5000 0.1217

    17 10 -0.31 0.1217 0.3783 0.5000 0.1217

    18 10 -0.31 0.1217 0.3783 0.5000 0.1217

    19 10 -0.31 0.1217 0.3783 0.5000 0.1217

    20 10 -0.31 0.1217 0.3783 0.5000 0.1217

    21 10 -0.31 0.1217 0.3783 0.5000 0.1217

    22 11 -0.04 0.0160 0.4840 0.5238 0.0398

    23 12 0.23 0.0910 0.5910 0.6190 0.0280

    24 12 0.23 0.0910 0.5910 0.6190 0.0280

    25 12 0.23 0.0910 0.5910 0.6190 0.0280

    26 12 0.23 0.0910 0.5910 0.6190 0.0280

    27 13 0.50 0.1915 0.6915 0.6905 0.0010

    28 13 0.50 0.1915 0.6915 0.6905 0.0010

    29 13 0.50 0.1915 0.6915 0.6905 0.0010

    30 14 0.77 0.2794 0.7794 0.7619 0.0175

    31 14 0.77 0.2794 0.7794 0.7619 0.0175

    32 14 0.77 0.2794 0.7794 0.7619 0.0175

    33 15 1.04 0.3508 0.8508 0.8333 0.0175

    34 15 1.04 0.3508 0.8508 0.8333 0.0175

    35 15 1.04 0.3508 0.8508 0.8333 0.0175

  • 60

    36 16 1.31 0.4049 0.9049 0.9286 0.0237

    37 16 1.31 0.4049 0.9049 0.9286 0.0237

    38 16 1.31 0.4049 0.9049 0.9286 0.0237

    39 16 1.31 0.4049 0.9049 0.9286 0.0237

    40 17 1.58 0.4429 0.9429 1.0000 0.0571

    41 17 1.58 0.4429 0.9429 1.0000 0.0571

    42 17 1.58 0.4429 0.9429 1.0000 0.0571

    ∑ 468

    Mean 11.14 SD 3.71

    Lo = 0.1217

    Ltabel, n= 42 dan α= 0.05 diperoleh sebesar 0.1367

    Maka Lo = 0.1217 < Ltabel = 0.1367, maka populasi berdistribusi normal

  • 61

    Lampiran 4

    Uji Normalitas Ketepatan passing (Y)

    No Y z Luas z F(z) S(z) [F(z)-S(z)]

    1 5 -1.20 0.3810 0.1190 0.0714 0.0476

    2 5 -1.20 0.3810 0.1190 0.0714 0.0476

    3 5 -1.20 0.3810 0.1190 0.0714 0.0476

    4 6 -1.13 0.3686 0.1314 0.0952 0.0362

    5 7 -1.07 0.3554 0.1446 0.1429 0.0017

    6 7 -1.07 0.3554 0.1446 0.1429 0.0017

    7 8 -1.01 0.3389 0.1611 0.1905 0.0294

    8 8 -1.01 0.3389 0.1611 0.1905 0.0294

    9 9 -0.94 0.3238 0.1762 0.2381 0.0619

    10 9 -0.94 0.3238 0.1762 0.2381 0.0619

    11 10 -0.88 0.3078 0.1922 0.2857 0.0935

    12 10 -0.88 0.3078 0.1922 0.2857 0.0935

    13 12 -0.75 0.2703 0.2297 0.3095 0.0798

    14 13 -0.69 0.2517 0.2483 0.3571 0.1088

    15 13 -0.69 0.2517 0.2483 0.3571 0.1088

    16 15 -0.56 0.2123 0.2877 0.4048 0.1171

    17 15 -0.56 0.2123 0.2877 0.4048 0.1171

    18 18 -0.38 0.1443 0.3557 0.4524 0.0967

    19 18 -0.38 0.1443 0.3557 0.4524 0.0967

    20 20 -0.25 0.0948 0.4052 0.5238 0.1186

    21 20 -0.25 0.0948 0.4052 0.5238 0.1186

    22 20 -0.25 0.0948 0.4052 0.5238 0.1186

    23 24 0.00 0.0040 0.5040 0.5476 0.0436

    24 25 0.07 0.0319 0.5319 0.6429 0.1110

    25 25 0.07 0.0319 0.5319 0.6429 0.1110

    26 25 0.07 0.0319 0.5319 0.6429 0.1110

    27 25 0.07 0.0319 0.5319 0.6429 0.1110

    28 28 0.26 0.1064 0.6064 0.6667 0.0603

    29 30 0.38 0.1517 0.6517 0.7143 0.0626

    30 30 0.38 0.1517 0.6517 0.7143 0.0626

    31 35 0.70 0.2612 0.7612 0.7857 0.0245

    32 35 0.70 0.2612 0.7612 0.7857 0.0245

    33 35 0.70 0.2612 0.7612 0.7857 0.0245

    34 40 1.02 0.3461 0.8461 0.8571 0.0110

    35 40 1.02 0.3461 0.8461 0.8571 0.0110

  • 62

    36 40 1.02 0.3461 0.8461 0.8571 0.0110

    37 45 1.33 0.4099 0.9099 0.8810 0.0289

    38 50 1.65 0.4505 0.9505 0.9286 0.0219

    39 50 1.65 0.4505 0.9505 0.9286 0.0219

    40 55 1.97 0.4756 0.9756 0.9762 0.0006

    41 55 1.97 0.4756 0.9756 0.9762 0.0006

    42 60 2.28 0.4887 0.9887 1.0000 0.0113

    ∑ 1005

    Mean 23.93 SD 15.80

    Lo = 0.1186

    Ltabel, n= 42 dan α= 0.05 diperoleh sebesar 0.1367

    Maka Lo = 0.1186 < Ltabel = 0.1367, maka populasi berdistribusi normal

  • 63

    Lampiran 5

    Analisis Hubungan Antara Daya Ledak Otot Tungkai (X1) dengan Ketepatan

    passing (Y)

    No X1 X12 Y Y2 X1Y

    1 245 60025 18 324 4410

    2 230 52900 5 25 1150

    3 230 52900 6 36 1380

    4 230 52900 7 49 1610

    5 240 57600 10 100 2400

    6 220 48400 5 25 1100

    7 200 40000 20 400 4000

    8 180 32400 15 225 2700

    9 187 34969 5 25