New Filsafat
-
Upload
shee-carrie-itute -
Category
Documents
-
view
135 -
download
0
Transcript of New Filsafat
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 1/29
Teori pendidikan telah berkembang dari teori dengan paradigma
konservativisme sampai pada teori berparadigma ekstrem seperti
liberalisme, liberasionisme sampai anarkisme. Teori pendidikan yangmempengaruhi tema tulisan ini berasal dari teori pendidikan Paulo
Freire, seorang pendidik praksis revolusioner berbasis paradigma
liberasionisme (pembebasan). Gagasan Freire banyak dianggap sebagaigagasan pembebasan penuh pendidikan institusional dan mengacu pada
pembebasan masyarakat dalam mengenyam pendidikan. Gagasan ini banyak
disetarakan dengan teori anarkis mengenai praktik ajar-mengajar yangdinilai sudah cenderung menjadi komoditas kapitalistik yang tidak
lepas dari usaha pemenuhan kebutuhan semu terhadap tuntutan
masyarakat semu produk sistem kapitalis. Putar-ulang seluruh gagasan
pendidikan sebagai kritik terhadap sistem dan metode pendidikan yangsudah baku adalah gagasan para anarkis—dari sini muncul
istilah ‘deschooling society’ yang menyatakan sikap para anarkis.
Freire kemudian sangat dekat dengan para penggagas anarkis ini
terutama karena rasa antipati terhadap sistem kapitalistik dankarena sifat praksis serta revolusioner Freire.
Tatanan nilai positif Freire dapat disejajarkan dengan tema
pendidikan yang berkembang akhir-akhir ini: apakah institusi
pendidikan berniat mencetak manusia mekanistis, atau berusaha untuk
lebih menghasilkan manusia yang berbudaya? Manusia yang berbudaya di
sini mungkin lebih diarahkan pada peraihan kebebasan dan humanisasi,
sesuai dengan niat Freire.
Beberapa konsep Freire mengenai pendidikan yang membebaskan dan
memanusiakan dapat dilihat di bawah ini:
(1) Pendidikan ditujukan pada kaum tertindas dengan tidak berupaya
menempatkan kaum tertindas dan penindas pada dua kutub
berseberangan. Pendidikan bukan dilaksanakan atas kemurah-hatian
palsu kaum penindas untuk mempertahankan status quo melalui
penciptaan dan legitimasi kesenjangan. Pendidikan kaum tertindaslebih diarahkan pada pembebasan perasaan/idealisme melalui
persinggungannya dengan keadaan nyata dan praksis. Penyadaran atas
kemanusiaan secara utuh bukan diperoleh dari kaum penindas,
melainkan dari diri sendiri. Dari sini sang subjek-didik membebaskan
dirinya, bukan untuk kemudian menjelma sebagai kaum penindas baru,
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 2/29
melainkan ikut membebaskan kaum penindas itu sendiri. Pendidikan ini
bukan bertujuan untuk menjadikan kaum tertindas menjadi lebih
terpelajar, tetapi untuk membebaskan dan mencapai kesejajaran
pembagian pengetahuan.
(2) Bila pembebasan sudah tercapai, pendidikan Freire adalah suatu
kampanye dialogis sebagai suatu usaha pemanusiaan secara terus-
menerus. Pendidikan bukan menuntut ilmu, tetapi bertukar pikiran dan
saling mendapatkan ilmu (kemanusiaan) yang merupakan hak bagi semua
orang tanpa kecuali.
(3) Kesadaran dan kebersamaan adalah kata-kata kunci dari pendidikan
yang membebaskan dan kemudian memanusiakan.
Erdhi Bhatu Bhalo ideologi pendidikan (Education Ideologies) merupakan sifat hakiki
dan cara pelaksanaan persekolahan. Ideologi pendidikan bebrbeda dengan
filosofis-filosofis pendidikan.Filosodis lebih konvesionals edangkan ideologi
adalah sistem sistem yang lebih khusus dari gagasan gagasaan yang bersifat
umum. Ideologi pendidikan lebih berorientasi ke arah etika sosial ketimbang
ke arah filosofis yang abstrak (seperti realisme, idealisme, pragmatisme)
Maksud ideologi terutama adalah mengarahkan tindakan sosial dan bukan
sekedar menjernihkan ataupun menata pengetahuan. mereka berfungsi
sebagai sebuah penyebab sekaligus akibat dari perubahan sosial yang
mendasar
ada enam etik dasar yang membentuk ideologi pendikan, sistem etika yang
ditarik melalui filosofis-filosofis politik yang berkaitannya dengannya
kemudian menjadi tiga ideologi pendidikan konservativ (fundamentalisme
pendidikan, intelektualisme pendidikan, konservatif pendidikan) dan tiga
ideologi pendidikan Liberal (Liberalisme penididikan, Liberasionisme
pendidikan dan anarkisme pendidikan)
Melihat realitas pendidikan hari ini maka indonesia cebdrung mengarah pada
pendidikan liberalisme yang menekankan pengembangan kemampuan,
melindungi hak dan kebebasan (freedom), serta mengidentifikasi problem
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 3/29
upaya perubahan sosial secARA instrumental demi menjaga stabilitas jangka
panjang.....konsep pendidkan ini lahir daricita cita barat tentang
individualisme dan ide politik liberalisme dalm sejarah berkaitan erat dengan
bangkitnya kaum menegah yang di untungkan oleh kapitalime..mereka
melihat mode manusia universal yaitu model manusia amerika dan eropa....
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 4/29
Paradigma Liberal
Golongan kedua yakni kaum liberal, berangkat dari keyakinan bahwa memang ada
masalah di masyarakat, tetapi bagi mereka pendidikan tidak ada kaitannya
dengan persoalan politik-ekonomi masyarakat. Dengan keyakinan seperti itu
tugas pendidikan juga tidak ada sangkut pautnya dengan persoalan politik-
ekonomi. Sungguhpun demikian, kaum liberal selalu berusaha untuk
menyesuaikan pendidikan dengan keadaan ekonomi-politik di masyarakat
dengan jalan memecahkan berbagai permasalahan pendidikan melalui usaha
reformasi yang bersifat “ facial ” atau “kosmetik”.
Umumnya yang dilakukan adalah seperti perlunya membangun kelas dan fasilitas baru,
memodernkan peralatan sekolah dengan pengadaan komputer, multimedia, dan
laboratorium yang lebih canggih, serta berbagai usaha untuk menyehatkan rasio
murid-guru. Selain itu, juga berbagai investasi untuk meningkatkan metodologi
pengajaran/pelatihan yang lebih efisien dan partisipatif, seperti kelompok
dinamik ‘learning by doing ”, experimental learning , active learning , dan
sebagainya. Namun usaha peningkatan tersebut tetap terisolasi dalam sistem dan
struktur ketidakadilan kelas maupun gender, dominasi budaya dan represi politik
yang ada di dalam masyarakat.
Pendekatan liberal inilah yang mendominasi segenap pemikiran tentang pendidikan baik
formal maupun non-formal. Akar dari sistem pemikiran ini adalah Liberalisme,
yakni suatu pandangan yang menekankan pengembangan kemampuan,
melindungi hak dan kebebasan ( freedoms), serta mengidentifikasi problem dan
upaya perubahan sosial secara inskrimental demi menjaga stabilitas jangka
panjang. Konsep pendidikan dalam tradisi liberal ini berakar pada cita-cita Barat
tentang individualisme, di mana ide politik liberalisme sejarahnya berkait erat
dengan bangkitnya kelas menengah yang diuntungkan oleh kapitalisme.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 5/29
Jejak Liberalisme dalam pendidikan dapat dianalisa dengan melihat pengaruh filsafat
Barat tentang model manusia universal yakni model manusia Amerika dan
Eropa. Model ideal mereka adalah manusia ‘rasionalis liberal’, seperti: pertama,
bahwa semua manusia memiliki potensi sama dalam intelektual; kedua, baik
tatanan alam maupun norma sosial dapat ditangkap oleh akal; dan ketiga adalah
“individualis” yakni adanya anggapan bahwa manusia adalah atomistic dan
otonom. Menempatkan individu secara atomistic membawa pada keyakinan
bahwa hubungan sosial sebagai kebetulan dan masyarakat dianggap tidak stabil
karena interest anggotanya yang tidak stabil.
Pengaruh liberalisme ini tampak dalam pendidikan yang mengutamakan prestasi melalui
persaingan antar murid. Juga pada pendekatan “andragogy” seperti dalamtraining managemen dan kewirausahaan. Achievement Motivation Training
(AMT) yang diciptakan David McClelland adalah contoh terbaik pendekatan ini.
McClelland berpendapat bahwa akar masalah keterbelakangan dunia ketiga
adalah karena mereka tidak memiliki apa yang dinamakannya N Ach. Oleh
karena itu, syarat pembangunan bagi rakyat dunia ketiga adalah perlunya
terjangkiti virus “ N Ach” yang mebuat individu agresif dan rasional.[6]
Lain dari itu, paradigma pendidikan liberal juga dipengaruhi oleh positivisme.
Positivisme pada dasarnya adalah ilmu sosial yang memahami realitas dengan
meminjam pandangan, metode dan teknik ilmu alam dalam memahami benda,
yakni dengan kepercayaan adanya universalisme dan generalisasi melalui
metode determinasi, fixed law atau kumpulan hukum teori. Positivisme
berasumsi bahwa penjelasan tunggal dianggap ‘appropriate untuk semua
fenomena. Oleh karena itu mereka percaya bahwa riset sosial ataupun
pendidikan harus didekati dengan metode ilmiah yakni obyektif dan bebas nilai.
Dengan kata lain, positivisme mensyaratkan adanya pemisahan antara fakta dan
values dalam rangka menuju pada pemahaman yang obyektif atas realitas sosial.
[7]
Ideologi Liberal
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 6/29
Dalam pendidikan ini berkeyakinan bahwa dalam masyarakat terjadi banyak masalah
termasuk urusan masalah pendidikan. Namun mereka beranggapan masalah pendidikan
tidak akan ada sangkut paut dengan persoalan politik dan ekonomi masarakat. Tetapi pendidikanlah yang bisa menyesuaikan dengan perubahan arah politik dan perkembangan
dunia perekonomian.
Cara menyesuaikannya melalui reformasi diri secara ”kosmetik”. Dengan cara
melengkapai sarana-prasarana seperti perlengkapan alat tulis, ruang kelas maupun perpustakaan. Pengadaan itu semua bertujuan untuk menyeimbangkan rasio antara murid
dengan guru. Tetapi kenyataannya walaupun lembaga pendidikan mempunyai sarana dan
prasarana yang komplik belum tentu menghasilkan manusia yang cerdas yang bisamembangun bangsa tetapi hanya melaihrkan nilai-nilai angka yang tinggi terhadap para
siswanya dan bisa dipastikan hanya akan menjadi buruh kapitalis.
Walaupun konsep ideologi konservatif dan liberal berbeda dalam menafsirkan
pendidikan, namun sesungguhnya mepunyai tujuan yang sama yaitu memandang bahwa
dunia pendidikan itu harus bersifat apolitik. Pendidikan tidak boleh terbawa arus politik yang berkembang namun sebagai sarana untuk menstabilkan nilai dan norma
masayarakat.
Ideologi liberal ini memang lahir dari cita-cita individualisme barat, bangsa baratmenggambarkan manusia ideal itu adalah rasionalis liberal. Pada dasarnya manusia
mempunyai potensi tingkatan yang sama dalam intelektual, baik dalam tatanan alam
maupun tatanan sosial yang dapat ditangkap dengan akal. Kelemahan ideologiliberalisme terletak pada pengaruh faham positivistik yang sangat kuat, karena adanya
pemisahan antar fakta dengan nilai menuju pemahaman obyektif.
Ideologi Kritis Radikal
Sedangkan pendidikan bagi kaum ini merupakan arena sebuah perjuangan politik, jadi penulis mendifinisakan bahwa pendidikan itu digunakan sebagai wahana untuk
menyebarkan famam politik dan secara otomatis pendidikan itu mempunyai tujuan sesuai
dengan politik yang mempengaruhinya. Jika kaum konservatif pendidikan di gunakan
untuk menjaga kelanggengan setatus quo, sedangkan kaum liberal pendidikan diaarahkan untuk perubahan secara moderat, maka ideologi kritis radikal menginginkan
dunia pendidikan di gunakan untuk perubahan struktural secara fundamental, baik dalam
ekonomi, gender dan politik.
Cara seperti ini pernah dilakukan oleh teman-teman Tan Malak yang mendirikan sekolahrakyat, kebetulan sekolah rakyat pertama itu berdomisili di Kota Semarang. karena
semarang dulunya menjadi basis pergerakan buruh yang di pelopori oleh Tan Malak dan
kawan-kawan. Sehingga untuk meneruskan perjuangan beliau maka ia mendidik masyarakat agar mempunyai pemahan yang memberontak pada kemapanan. Namun
karena kurangnya dukungan dari rezim yang berkuasa saat itu sekolah rakyat menghilang
bagai ditelan zaman.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 7/29
Dan Pandangan kritis radikal ini bisa dikatakan bertentangan dengan kaum liberal yang
mengatakan pendidikan itu tidak ada penggolongan kelas dan gender dalam masyarakat.
ini dilandaskan dari tidak semua orang bisa meraih pendidikan secara sama kualitas,karena masing-masing mempunyai kekuatan yang berbeda. Jadi yang dihasilkan dari
pendidikan yang satu dengan pendidikan yang lainpun berbeda.
Pandangan kritis radikal mempunyai perhatian utama dalam pendidikan itu bisa
menerapkan cara pandang siswa agar bisa merefleksi secara kritis terhadap ideologi yangdominan kearah transformasi sosial. Cara seperti ini digunakan untuk mengawal
penguasa biar tidak berbuat sewenag-wenang.
Faham ini juga memberikan ruang untuk berfikir secara bebas, sehingga menuntut
manusia itu bersikap kritis terhadap keadaan sistem atau kebijakan yang dirasa bisamenindas. Sesungguhnya pendidikan itu tidak bisa netral dari fenomena-fenomena yang
berkembang di masyarakat. untuk menciptakan itu maka faham kritis radikal menerapkan
visi pada pendidikan adalah kritik terhadap sistem yang dominan.
Dari semua wacana diatas semoga kita bisa memberi gambaran terhadap pemerintah
Indonesia yang saat ini belum mempunyai acuan yang jelas terhadap landasan dasar
pendidikan. Hal itu terlihat dari peristiwa sering gonta-ganti sistem Ujian Nasional (UN)
yang diterapkan dalam lembaga pendidikan formal. Sangat tidak adil sekolah selama 3tahun bisa digugurkan oleh 5 hari ujian. mdr/2010/my
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama atau kalau
kata guru PKn saya (Pak Mustakim) ideologi Liberalisme adalah sebuah ideologi yang
mengutamakan kepentingan individu dan mengenyampingkan kepentingan negara.
Ideologi ini sangat berbeda dengan ideologi komunis karena pengertiannya saja sudah
beda. Berdasarkan kata guru PKn (Pak Mustakim), pengertian dari ideologi komunisme
adalah sebuah ideologi yang mengutamakan kepentingan negara dan mengenyampingkan
kepentingan individu. Sangat berbeda sekali dengan ideologi Liberal.
Tips mendisiplinkan siswa tanpa harus menghukum
dengan 12 komentar
Institusi sekolah erat kaitannya dengan disiplin. Bahkan di jaman tahun 80 an sekolah-sekolah yang dianggap baik terkenal karena peraturan yang ketat dan disiplin yang
tinggi. “Sekolah itu bagus karena disiplin nya kuat sekali, buktinya tiap ada anak yang
melanggar peraturan dihukum dengan hukuman yang berat.” Komentar para orang tuasiswa di jaman itu. Demikian lah di jaman itu sekolah yang pandai menghukum siswa
nya dengan hukuman berat malah diburu para calon orang tua siswa.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 8/29
Banyak pihak yang masih menghubungkan penegakan disiplin di sekolah dengan
menghukum siswa. Padahal kedua-dua nya tidak saling berhubungan. Karena terbukti
penegakan disiplin dengan hukuman hanya akan membuahkan sikap disiplin yang semuyang lahir karena ketakutan bukan karena lahirnya kesadar an akan perbaikan perilaku.
Sebenarnya ada jalan tengah diantara disiplin dan menghukum . Jalan tengah itu disebutkonsekuensi. Sebuah konsekuensi berarti menempatkan siswa sebagai subyek. Seorang
siswa yang dijadikan subyek berarti diberikan tanggung jawab seluas-luas nya dengankonsekuensi sebagai batasan.
Siswa terlambat masuk sekolah ? solusinya dia terkena konsekensi pulang lebih telat dari
yang lainnya, atau waktu istirahat dan bermain dipotong . Jangan sampai disitu saja,
bicarakan hal ini dengan orang tua siswa, karena mungkin masalah timbul bukan karenasi anak tapi karena masalah orang tua.
Dalam mengatasi masalah terlambat masuk sekolah ini saya punya contoh menarik.
Tidak jauh dari tempat tinggal saya ada sebuah sekolah menengah atas yang memilihmengunci pintu gerbangnya setiap jam 7 pagi tepat. Anda bisa bayangkan mereka yang
terlambat akan kesulitan untuk masuk karena pintu gerbang sudah terkunci. Setiap hari
akan ada sekitar 10 orang siswa yang tertahan diluar menjadi tontonan warga sekitar
yang lewat di depan sekolah tersebut. Padahal mereka yang terlambat belum tentu malas, bisa saja karena alasan cuaca atau hal-hal lain yang tidk bisa dihindari.
Alasan pihak sekolah mungkin bisa diterima, tindakan mengunci gerbang diambil atas
nama penegakkan disiplin dan membuat siswa menjadi sadar akan pentingnya datang
tepat waktu ke sekolah. Tapi sadarkah pihak sekolah bahwa mengunci siswa di luar bisamempermalukan harga diri sisw? Bagaimana bila tetangga atau orang-orang yang
mengenali mereka lewat saat mereka terkunci di luar.
Padahal saat sekolah mau menerapkan konsekuensi atas siswa yang terlambat, banyak tindakan yang bisa dilakukan, dari memotong jam istirahat sampai meminta mereka
masuk sekolah di hari Sabtu atau Minggu saat teman -temannya libur. Dengan demikian
harga diri siswa terjaga dan siswa menjadi makin bertanggung jawab atas segala tindakan
yang dilakukannya. Siswa juga menjadi sadar bahwa konsekuensi bertujuan untuk penyadaran dengan mengambil atau mengurangi hak istimewa mereka .
Mari kita mengenali apa itu hukuman dan konsekuensi
Hukuman
1. Menjadikan siswa sebagai pihak yang tidak punya hak tawar menawar dan tidak
berdaya. Guru menjadi pihak yang sangat berkuasa. Ingat “Power tends to corrupt”
2. Jenisnya tergantung guru, apabila hati guru sedang senang maka siswa terlambat
pun tidak akan dikunci diluar.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 9/29
3. Bisa dijatuhkan berlipat-lipat derajatnya terutama bagi siswa yang sering
melanggar peraturan.
4. Guru cenderung memberi cap buruk bagi anak yang sering melanggar.
5. Sifatnya selalu berupa ancaman
6. Tidak boleh ada pihak yang tidak setuju, semua pihak harus setuju. Jadi sifatnyamemaksa.
Konsekuensi
1. Dijatuhkan saat ada perbuatan yang terjadi dan berdasarkan pada aturan yang telah
disepakati.
2. Sesuai dengan perilaku pelanggaran yang siswa lakukan.
3. Menghindari memberi cap pada anak, dengan memberi cap jelek akan melahirkan
stigma pada diri anak bahwa ia adalah pribadi yang berperilaku buruk untuk selama-
lamanya.
4. Membuat siswa bertanggung jawab pada pilihannya. Anda bisa mengatakan“Kevin kamu memilih untuk ribut pada saat bu guru sedang menerangkan maka silahkan
duduk di luar selama 5 menit”. Dengan demikian anda menempatkan harga diri anak
pada peringkat pertama. Bandingkan dengan perkataan ini “Kevin, dasar kamu anak tidak tahu peraturan,…. tukang ribut! Sana keluar….!
Guru Kreatif. Creative Teacher
Siswa sebagai subyek pembelajaran. Learning empowers students.
6 indikator pengelolaan kelas yang berhasil
dengan 40 komentar
Pembaca sekalian, tulisan ini dibuat menyambut respon dari Ibu Ayu yang menanyakanmengenai indikator pengelolaan kelas yang berhasil. Uniknya melalui upaya menjawab
pertanyaan beliau saya malah mendapat hal-hal yang baru. Salah satu yang membuat saya
terkejut adalah perihal memberikan siswa konsekuensi, yang ternyata sama denganmengancam siswa. Semuanya saya dapat dari situs teachers.net. silahkan menikmatiindikator-indikator berikut ini.
1. Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas
2. Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 10/29
3. Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi
contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan dan
lain-lain ) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya tata caramasuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.
4. Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.
5. Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi.(stiker, penghilangan hak siswa dan lain-lain)
6. Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan
disiplin bisa dipelajari
Ada dua hal yang membedakan antara guru yang berhasil dengan yang tidak.
1. Guru yang kurang berhasil menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran denganlangsung mengajarkan subyek mata pelajaran kemudian sibuk mendisiplinkan siswa
selama setahun penuh.
2. Guru yang efektif menghabiskan dua minggu pertama ditahun ajaran dengan
meneguhkan prosedur.
Hakikat Belajar
10 March 2010 605 views No Comment
Wahyu yang pertama diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. (Surat Al-
Alaq [961:1-5) memberikan isyarat bahwa Islam sangat memperhatikan soal belajar (dalam konteks menuntut ilmu), sehingga implementasinya menuntut ilmu (belajar) ituwajib menurut Islam. Di dalam Alquran banyak kita temukan kalimat seperti ya’qilun,
yatafakkarun, yubsirun, dan sebagainya. Kalimat-kalimat di atas mengisyaratkan bahwa
Alquran (Islam) menganjurkan agar kita menggunakan potensi-potensi atau organ-organ psiko-psikis, seperti akal, indra penglihatan (mata), dan indra pendengaran (telinga)
untuk melakukan kegiatan belajar. Sebagai alat belajar, akal merupakan potensi kejiwaan
manusia berupa sistem psikis yang kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan,dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan (ranah kognitif).
Selanjutnya, mata dan telinga merupakan alat fisik yang berguna untuk menerima
informasi visual dan informasi verbal. Dalam konteks belajar secara umum, Qardhawi
(1989) mengutip hadis riwayat Ibnu Ashim dan Thabrani menyatakan: "Wahai sekalianmanusia, belajarlah! Karena ilmu pengetahuan hanya didapat melalui belajar."
Dalam Islam, proses belajar pertama bisa kita lihat pada Nabi Adam di mana Allah
mengajarkan berbagai nama benda kepadanya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran
bahwa Allah SWT. telah mengajarkan kepada Nabi Adam tentang nama-nama benda,tabiat dan sifat-sifatnya, dan Adam disuruh mengulangi pelajaran tersebut di hadapan
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 11/29
para Malaikat. Peristiwa yang terjadi pada Nabi Adam ditegaskan dalam Alquran surat
Al-Baqarah [2]: 33.
Peristiwa belajar juga bisa kita lihat pada putra Nabi Adam ketika salah seorang putra Nabi Adam (Qabil) membunuh saudaranya (Habil) dan Qabil merasa khawatir tidak
dapat menemukan bagaimana cara menguburkan jenazah saudaranya, dalam kondisikebingungan itu, tiba-tiba Qabil melihat burung gagak mencakar-cakar tanah untuk
menguburkan bangkai burung gagak yang lainnya. Dengan meniru tingkah laku gagak,Habil dapat menguburkan jenazah saudaranya. Peristiwa ini dijelaskan Allah SWT dalam
Alquran Surat Al-Maidah [5]:30-31.
Menurut perspektif Islam, makna belajar bukan hanya sekadar upaya perubahan perilaku.
Konsep belajar dalam Islam merupakan konsep belajar yang ideal, karena sesuai dengannilai-nilai ajaran Islam. Tujuan belajar dalam Islam bukanlah mencari rezeki di dunia ini
semata, tetapi untuk sampai kepada hakikat, memperkuat akhlak, artinya mencari atau
mencapai ilmu yang sebenarnya dan akhlak yang sempurna (Al-Abrasyi, 1970: 4).
Dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah atau sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan, banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami
oleh anak didik (Slameto, 1991: 1).
Istilah belajar sudah dikenal luas diberbagai kalangan walaupun sering disalahartikan
atau diartikan secara common sense atau pendapat umum saja. Misalnya seorang ibu
meminta anaknya “kau belajar dulu sebelum tidur, Nak”, maksudnya mungkin membaca
dulu buku pelajaran sebelum tidur. Atau seorang ayah menasehati anaknya yang baruterjatuh dari sepeda motor karena kelalaiannya, dengan mengatakan ”lain kali kamu harus
belajar dari pengalaman”, yang maksudnya jangan mengulangi kesalahan serupa padamasa mendatang. Dalam kedua contoh ungkapan tersebut, belajar diartikan sebagai“proses mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman
sebagai pengetahuan yang memandu perilaku pada masa yang akan datang” . Dengan
contoh tersebut kita dapat menangkap makna konkret dan praktis dari belajar.Selanjutnya apa makna konseptual dan utuh tentang konsep belajar?
Untuk memahami konsep belajar secara utuh perlu digali lebih dulu bagaimana pakar
psikologi dan pakar pendidikan mengartikan konsep belajar. Pandangan kedua kelompok
pakar tersebut sangat penting karena perilaku belajar merupakan ontologi atau bidangtelaah dari kedua bidang keilmuan itu. Pakar psikologi melihat perilaku belajar sebagai
proses psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan secara alami.Sedangkan pakar pendidikan melihat perilaku belajar sebagai proses psikologis- pedagogis yang ditandai dengan adanya interaksi individu dengan lingkungan belajar
yang disengaja diciptakan.
Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bell Gredler (1986) yang
menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes. Kemampuan
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 12/29
(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara
bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian
proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan informal, keturutsertaannya dalam pendidikan formal
dan atau pendidikan nonformal. Kemampuan belajar inilah yang membedakan manusia
dari makhluk lainnya.
Dengan kenyataan di atas, terdapat banyak definisi belajar. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi yang menurut para ahli.Menurut James O. Wittaker, belajar dapat
didefinisikan sebagai proses di mana perilaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman. (Wasty Soemanto, 2006) Dengan demikian, perubahan-perubahan perilaku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh
obat-obatan adalah tidak termasuk sebagai belajar. Definisi yang tidak jauh berbeda
dengan definisi di atas dikemukakan oleh Cronbach dalam Wasty soemanto (2006)sebagai berikut: “ Learning is shown by change in behavior as a result of expe-rience”.
Dengan demkian belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses belajar,
seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alatindranya. Satu definisi lagi tentang belajar menurut Howard L. Kingsley, adalah proses dimana perilaku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar,
manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga perilakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari
belajar. Kitapun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari.
Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu
hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan mengemukakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Di dalam belajar terdapat tiga ranah yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat
dipisahkan dengan tegas. Ketiganya ialah: (1) ranah kognitif (cognitive domain), (2)
ranah afektif (afektif domain), dan (3) ranah psikomotor ( psychomotor domain) yang berhubungan dengan motorik kasar seperti melempar, menangkap, dan menendang, juga
motorik halus seperti menulis dan menggambar.
Mari kita cermati ketiga ranah belajar tersebut, Joko anak usia 9 tahun dan duduk di kelas3 MI, Ia pergi ke Mall dekat rumahnya dengan menggunakan sepeda. Kemampuan Joko
dalam mengendarai sepeda terdiri dari: (1) pengetahuan tentang cara-cara naik sepeda
(ranah kognitif), (2) keberanian naik sepeda (ranah afektif), dan (3) mampu
mengemudikan sepeda untuk berbelok ke kiri maupun ke kanan secara tepat (ranah psikomotor).
Guru-guru perlu melatih ketiga ranah belajar tersebut selama proses pembelajaran
berlangsung dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Apa yang dimaksud dengan
prinsip-prinsip belajar? Prinsip-prinsip belajar adalah:
1. Tujuan yang terarah
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 13/29
2. Motivasi yang kuat
3. Bimbingan untuk mengetahui hambatan dan bimbingan
4. Cara belajar dengan pemahaman5. Interaksi yang positif dan dinamis antara individu dan lingkungan
6. Teknik-teknik belajar
7. Diskusi dan pemecahan masalah8. Mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Anak MI ke sekolah bukan karena terpaksa, melainkan karena suatu kebutuhan. Oleh
karena itu, orang tua dan guru hendaknya tidak memaksa anak agar belajar di MI,
melainkan mengarahkan anak bahwa dengan belajar di MI berarti mempersiapkan hidupuntuk masa depan. Apabila anak mengalami hambatan dan rintangan anak akan
memperoleh bimbingan dari guru, sehingga apa yang dipelajari dapat dipahami dengan
mudah. Hubungan yang positif dan dinamis antara guru dan orang tua memungkinkananak untuk belajar secara aktif.
Proses belajar memerlukan teknik-teknik yang bervariasi. Latihan dan ulangan dapatmemperkaya anak untuk belajar. Dengan metode diskusi dan pemecahan masalah siswa
MI belajar berani mengemukakan pendapat. Keberhasilan anak MI dalam belajar mempermudah anak untuk mempelajari berbagai kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Menurut Hamalik (1992) belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari
persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan
masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap. Hilgard dan Brower, dalam Hamalik (1992:45) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas,
praktik, dan pengalaman. Sedangkan Sardiman (1990: 22) menyatakan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
seperti dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.
Barlow (1996: 61-63) menyatakan bahwa belajar a process of progressive behavior
adaptation (belajar adalah proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlang-
sung secara progresif. Di dalam Dictionary of Psychology disebutkan bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman.
Hintzman (1978) berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam
diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapatmempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”. Dalam pandangan Hintzman,
perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.
Dewey menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apa pun sangatmemungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Alasannya, sampai batas tertentu
pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme
yang bersangkutan. Mungkin, inilah dasar pemikiran yang mengilhami gagasan everyday
learning (belajar sehari-hari) yang dipopulerkan oleh Profesor John B. Biggs.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 14/29
Reber (1989) membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah the process of acquiring knowlegde (proses memperoleh pengetahuan). Pengertian ini
biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagianahli dipandang kurang representatif karena tidak mengikutsertakan perolehan
keterampilan non kognitif.
Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which
occurs as a result of reinforced practice (suatu perubahan kemampuan bereaksi yangrelatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat). Dalam definisi ini terdapat empat
macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar. Istilah-
istilah tersebut meliputi: (1) relatively permanent (secara umum menetap); (2) response
potentiality (kemampuan bereaksi); (3) reinforced (yang diperkuat); (4) practice (praktek
atau latihan).
Istilah relatively permanent, konotasinya ialah bahwa perubahan yang bersifat sementara
seperti perubahan karena mabuk, lelah, jenuh, dan perubahan karena kematangan fisik
tidak termasuk belajar. Istilah response potentiality, berarti menunjukkan pengakuanterhadap adanya perbedaan antara belajar dan penampilan atau kinerja hasil-hasil belajar.
Hal ini merefleksikan keyakinan bahwa belajar itu merupakan peristiwa hipotesis yanghanya dapat dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur. Istilah
reinforced, konotasinya ialah bahwa kemajuan yang didapat dari proses belajar mungkin
akan musnah atau sangat lemah apabila tidak diberi penguatan. Sementara itu, istilahyang terakhir yakni practice, menunjukkan bahwa proses belajar itu membutuhkan
latihan yang berulang-ulang untuk menjamin kelestarian kinerja akademik yang telah
dicapai siswa.
Biggs (1991) mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan
kuantitatif, rumusan institusional; rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini, kata-kata seperti perubahan dan tingkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit mengingat
kedua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum yang di ketahui semua orang dalam
proses pendidikan. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.
Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai
murid.
Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi
(pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah di pelajari. Bukti
institusional yang menunjukkan murid telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya
dengan proses mengajar. Ukurannya ialah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukanguru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan
dalam bentuk skor atau nilai.
Pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling murid. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang
berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang belum dan akan dihadapi murid.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 15/29
Syamsudin Makmun (2003:159) menyimpulkan bahwa perubahan dalam konteks belajar
itu dapat bersifat fungsional atau struktural, material, dan behavioral, serta keseluruhan
pribadi. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Hilgard dan Bower (1981) yangmengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang
relatif permanen dan yang merupakan hasil proses pembelajaran bukan disebabkan oleh
adanya proses kedewasaan. Edward Thorndike dalam Syaiful Gala (2006: 51) berpendapat bahwa belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan,
keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks
sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Timbulnya aneka ragam pendapat para ahli tersebut di atas adalah fenomena perselisihanyang wajar karena adanya perbedaan titik pandang. Selain itu, perbedaan antara satu
situasi belajar dengan situasi belajar lainnya yang diamati oleh para ahli juga dapat
menimbulkan perbedaan pandangan. Situasi belajar menulis, misalnya, tentu tidak samadengan situasi belajar matematika. Namun demikian, dalam beberapa hal tertentu yang
mendasar mereka sepakat seperti dalam penggunaan istilah “berubah” dan “tingkah
laku”.
Berdasarkan berbagai definisi yang telah diutarakan di atas, secara umum belajar dapatdipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative
menetap sebagai basil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diuraikan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk,
lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.
Pengertian-pengertian di atas menunjukkan bahwa belajar terkait erat dengan perubahan
tingkah laku. Istilah “perubahan” dalam pengertian di atas, tidak menunjukkan bahwa
semua perubahan dalam arti belajar. Banyak sekali perubahan dalam diri individu tetapi bukan karena proses belajar. Misalnya, individu yang sedang mabuk terjadilah perubahan
atas dirinya, tetapi perubahan itu bukan karena belajar. Contoh lain, anak-anak yang
memanjat pohon lalu patah tulang tangannya sehingga menjadi bengkok, perubahan yangsemacam itu bukan berarti perubahan belajar. Perubahan berarti belajar apabila: (1)
perubahan yang terjadi secara sadar; (2) perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan
fungsional; (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara; (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah; (6)
perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 1991: 4).
Sumber: Teori Belajar, Surabaya: 2009 (Bahan Ajar PPG, Penulis: Tim Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel)
DASAR PENDIDIKAN DALAM KONSEP DAN MAKNA
BELAJAR
Aug 27, '08 9:13
AM
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 16/29
for everyone
A. Konsep Dasar Pendidikan
Pendidikan bagi sebagian orang, berarti berusaha membimbing anak untuk
menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget ( 1896 ) pendidikan berarti
menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi
oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain. Pandangan tersebut memberi makna
bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu
sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umunya di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Ilmu disebut juga pedagogik, yang
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu ” Pedagogics ”. Pedagogics sendiri
berasal dari bahasa Yunani yaitu ” pais ” yang artinya anak, dan ” again ” yang artinya
membimbing. Poerbakwatja dan Harahap ( 1982 : 254 ) mengemukakan pedagogik
mempunyai dua arti yaitu : (1) peraktek, cara sesorang mengajar; dan (2) ilmu
pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan metode mengajar, membimbing, dan
mengawasi pelajaran yang disebut juga pendidikan.
Orang yang memberikan bimbingan kepada aak disebut pembimbing atau ”
pedagog”, dalam perkembangannya, istilah pendidikan ( pedagogy ) berarti bimbingan
atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sadar dan
bertanggung jawab. Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan
seumur hidup ( lifelong education ), yang berarti pendidikan berlangsung sampai mati,
yaitu pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh
lingkungan. Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut ini
dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukan para ahli yaitu :
(1) Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 ).
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 17/29
(2) Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan
untuk memperoleh pengetahuan ( McLeod, 1989 ).
(3) Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran
yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ( Mudyahardjo,
2001:6 )
(4) Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan
metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan ( Muhibinsyah, 2003:10 )
(5) Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan ( seperti sekolah dan
madrasah ) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu
dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya ( Dictionary of
Psychology, 1972 ).
(6) Dalam arti luas pendidikan melipuyi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua
untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan
ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat
memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan
adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya
meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan
tanggung jawab moril dari segala perbuatannya ( Poerbakawatja dan Harahap, 1981 ).
(7) Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar
yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya
emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepadasesamanya.
(8) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian,
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 18/29
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara ( UUSPN No. 20 Tahun 2003 ).
1. Hakekat dan Teori Pendidikan
Mudyahardjo ( 2001:91 ) menegaskan bahwa sebuah teori berisi konsep-konsep,
ada yang berfungsi sebagai :
a. asumsi atau konsep-konsep yang menjadi dasar/titik tolak pemikiran sebuah teori
b. definisi konotatif atau denotatif atau konsep-konsep yang menyatakan makna dari
istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyusun teori.
Asumsi pokok pendidikan adalah :
a. pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual
dari individu yang belajar dab lingkungan belajarnya;
b. pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yan
baik atau norma-norma yang baik, dam
c. pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa
serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan individu yang
belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Pendidikan dipandang dari sudut keilmuan tertentu seperti :
a. Sosiologik memandang pendidikan dari aspek sosial, yaitu mengartikan pendidikan
sebagai usaha pewarisan dari generasi ke generasi.
b. Antrophologik memandang pendidikan adalah enkulturasi yaitu proses pemindahan
budaya dari generasi ke generasi.
c. Psikologik memandang pendidikan dari aspek tingkah laku individu, yaitu
mengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secar optimal.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 19/29
Psikologi menurut Woodward dan Maquis ( 1955 : 3 ) adalah studi tentang
kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam keseluruhan ruang hidupnya.
d. Ekonomi, yaitu memandang pendidikan sebagai usaha penanaman modal insani
( human capital ) yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
e. Politik yang melihat pendidikan adalah proses menjadi warga negara yang
diharapkan ( civilisasi ) sebagai usaha pembinaan kader bangsa yang tangguh.
Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek, teori pendidikan
adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana soyogyanya pendidikan itu
dilaksanakan, sedangkan praktek adalah tentang pelaksanaan pendidikan secara
konkretnya. Teori pendidikan disusun seperti latar belakang yang hakiki dan sebagai
rasional dari praktek pendidikan serta pada dasarnya bersifat direktif. Istilah direktif
memberi makna bahwa pendidikan itu mengarah pada tujuan yang pada hakekatnya
untuk mencapai kesejahteraan bagi subjek didik.
2. Hubungan Pendidikan dengan Pengajaran
Pada dasarnya ”mengajar” adalah membantu ( mencoba membantu )
seseorang untuk mempelajari sesuatu dan apa yang dibutuhkan dalam belajar itu tidak
ada kontribusinya terhadap pendidikan orang yang belajar. Artinya mengajar pada
hakekatnya suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang
ada disekitar siswa sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa belajar.Hal ini
akan dapat terwujud jika dilakukan melalui proses pengajaran dengan strategi
pelaksanaan melalui :
1. Bimbingan yaitu pemberian bantuan,arahan,motivasi,nasihat dan penyuluhan agar
siswa mampu mengatasi,memecahkan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
2. Pengajaran yaitu bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi dalam proses
belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan dengan peserta didik.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 20/29
3. Pelatihan yaitu sama dengan pengajaran khususnya untuk mengembangkan
keterampilan tertentu.
Menurut Langford (1978) yang penting hubungan yang relevan bukanlah antara
pengajaran dengan pendidikan tetapi antara pengajaran sebagai suatu profesi dengan
pendidikan.
3. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari
kebodohan dan ketertinggalan. Sedangkan menurut UUSPN No.20 tahun 2003
menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
B. Konsep dan Makna Belajar
1. Konsep Belajar.
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan
dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi).Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu
menggunakan kemampuan pada ranah-ranah :
a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau
pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan evaluasi.
b. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksiyang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi,
penilaian sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 21/29
c. Sikomotorik yaitu kemepuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,
penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
Belajar Menurut Pandangan Skiner.
Belajar menurut pandanag B.F.Skiner (1958) adalah suatu proses adaptasi
atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut Skiner
dalam belajar ditemukan hal-hal berikut :
1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon belajar,
2. Respon si belajar,
3. Konsekwensi yang bersifat menggunakan respon tersebut,baik konsekwensinya
sebagai hadiah maupun teguran atau hukuman.
Skinner menbagi dua jenis respon dalam proses belajar yakni :
1. respondents response yaitu respon yang terjadi karena stimuli khusus, perangsang-
perangsang yang demikian ini mendahului respons yang ditimbulkannya.
2. operants conditioning dalam clasical condotioning menggambarkan suatu situasi
belajar dimana suatu respons dibuat lebih kuat akibat reinforcement langsung
yaitu respon yang terjadi karena situasi random.
Menurut Skinner mengajar itu pada hakekatnya adalah rangkaian dari
penguatan yang terdiri dari suatu peristiwa dimana prilaku terjadi, perilaku itu sendiri,
dan akibat perilaku.
Belajar Menurut Pandangan Robert M. Gagne
Menurut Gagne (1970), Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil
belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebab oleh stimulasi yang berasal
dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Belajar terdiri dari
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 22/29
tiga komponen penting yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dari
acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses
kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan
intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif.
Robert M. Gagne mengemukakan delapan tipe belajar yang membentuk suatu hirarki
dari paling sederhana sampai paling kompleks yakni :
1. belajar tanda-tanda atau isyarat (Signal Learning) yang menimbulkan perasaan
tertentu, mengambil sikap tertentu,yang dapat menimbulkan perasaan sedih atau
senang.
2. belajar hubungan stimulus-respons (Stimulus Response-Learning)dimana respon
bersifat spesifik, tidak umum dan kabur.
3. belajar menguasai rantai atau rangkaian hal (Chaining Learning) mengandung
asosiasi yang kebanyakan berkaitan dengan keterampilan motorik.
4. belajar hubungan verbal atau asosiasi verbal (Verbal Association) bersifat asosiatif
tingkat tinggi tetapi fungsi nalarlah yang menentukan.
5. belajar mebedakan atau diskriminasi (Discrimination Learning) yang menghasilkan
kemampuan membeda-bedakan berbagai gejala.
6. belajar konsep-konsep (Concept Learning) yaitu corak belajar yang menentukan
ciri-ciri yang khas yang ada dan memberikan sifat tertentu pula pada berbagai
objek.
7. belajar aturan atau hukum-hukum (Rule Learning) dengan cara mengumpulkansejumlah sifat kejadian yang kemudian dalam macam-macam aturan.
8. belajar memecahkan masalah (Problem Solving) menggunakan aturan-aturan yang
ada disertai proses analysis dan penyimpulan.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 23/29
Inti dari pembelajaran tersebut adalah interaksi dan proses untuk mengungkapkan ilmu
pengetahuan oleh pendidik dan peserta didik yang menghasilkan suatu hasil
belajar.
Ada tiga aspek perkembangan intelektual yang diteliti oleh Jean Piaget yaitu :
1. Struktur, yaitu ada hubungan fungsional antara tindakan pisik, tindakan mental,
dan perkembangan berpikir logis anak.
2. Isi, yaitu pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yangdiberikannya terhadap berbagai masalah atau masalah yang dihadapinya.
3. Fungsi, yaitu cara yanag digunakan organisme untuk membuat kemajuan
intelektual.
Dari uraian diatas dapat ditegaskan bahwa belajar dalam hal ini dapat
mengandung makna sebagai perubahan struktural yang saling melengkapi antara
asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah apa yangtelah diketahui melalui belajar.
Belajar Menurut Pandangan Carl R. Rogers
Menurut pendapat Carl R. Rogers (Ahli Psikoterapi) praktek pendidikan
menitikberatkan pada segi pengajaran, bukuan pada siswa yang belajar. Praktek
tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan
pelajaran.
Langkah-langkah dan sasaran pembelajaran yang perlu dilakukan oleh
guru menurut Rogers adalah meliputi : guru memberi kepercayaan kepada kelas agar
kelas memilih belajar secara terstruktur, guru dan siswa membuat kontrak belajar,
guru menggunakan metode inquiri atau belajar menemukan (discovery learning), guru
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 24/29
menggunakan metode simulasi, guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa
mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain, guru bertindak
sebagai fasilitator belajar dan sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram
agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreatifitas dalam belajar (Dimyati
dan Mudjiono, 1999:17).
Jadi dapat ditegaskan belajar menurut Carl R. Rogers adalah untuk
membimbing anak kearah kebebasan dan kemerdekaan, mengetahui apa yang baik
dan yang buruk, dapat melakukan pilihan tentang apa yang dilakukannya dengan
penuh tanggung jawab sebagai hasil belajar. Kebebasan itu hanya dapat di pelajari
dengan memberi anak didik kebebasan sejak mulanya sejauh ia dapat memikulnya
sendiri, hal ini dilakukan dalam konteks belajar.
Belajar Menurut Pandangan Benjamin Bloom
Keseluruhan tujuan pendidikan dibagi atas hirarki atau taksonomi menurut
Benjamin Bloom (1956) menjadi tiga kawasan (dominan) yaitu : domain kognitif
mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan yang terdiri atas 6 macam
kemampuan yang disusun secara hirarki dari yang paling sederhana sampai yang
paling kompleks yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analysis, sintesis dan penilaian; domain afektif mencakup kemampuan-kemapuan emosional dalam
mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan
emosional disusun secara hirarki yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai,
pengorganisasian nilai, dan karakterisasi diri; domain psikomotor yaitu kemampuan-
kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan terdiri dari :
gerakan repleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani, gerakan
terlatih, dan komunikasi nondiskursif.
Jadi dapat ditegaskan bahwa belajar adalah perubahan kualitas
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk meningkatkan taraf hidupnya
sebagai pribadi, masyarakat, maupun sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.
Belajar Menurut Pandangan Jerome S. Bruner
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 25/29
Menurut Bruner (1960) dalam proses belajar dapat dibedakan dalam tiga
fase yaitu : informasi, transpormasi dan evaluasi.Bruner mengemukan empat tema
pendidikan, tema pertama mengemukan pentingnya arti struktur pengetahuan, tema
kedua ialah tentang kesiapan (readines) untuk belajar, tema ketiga menekankan nilai
intuisi dalam proses pendidikan, tema keempat ialah tentang motivasi atau keinginan
untuk belajar, dan cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi
itu.
Bruner menyimpulkan bahwa pendidikan bukan sekedar persoalan teknik
pengelolaan informasi, bahkan bukan penerapan teori belajar dokelas atau
menggunakan hasil ujian prestasi yang berpusat pada mata pelajaran.
2. Teori Belajar
Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar teori belajar menurut
pandangan psikologi yaitu teori disiplin mental, teori behaviorisme dan teori
cognitive gestalt-filed.
a. Teori Disiplin Mental
Teori belajar ini dikembangkan tanpa didasari eksperimen, ini berarti
dasar orientasinya adalah filosofis atau spekulatif, teori ini menganggap bahwa
dalam belajar mental siswa didisiplinkan atau dilatih. Teori yang berlawanan
sekali dengan teori disiplin mental ialah teori perkembangan alamiah. Menurut
teori ini, anak itu akan berkembang secara alamiah.
Teori yang berlawanan dengan teori disiplin mental dan pengembangan
alamiah adalah teori apersepsi, yang merupakan suatu asosionisme mental yang
dinamis, didasarkan pada premis fundamental bahwa tidak ada gagasan bawaan
sejak lahir, apapun yang diketahui seseorang datang dari luar dirinya. Menurut
teori apersepsi, belajar merupakan suatu proses terasosiasinya gagasan-gagasan
baru dengan gagasan lama yang sudah membentuk pikiran.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 26/29
b. Teori Behaviorisme
Ada beberapa ciri dari teori ini yaitu : mengutamakan unsur-unsur atau
bagian-bagian kecil, bersifat mekanisme, menekankan peranan lingkungan,
mementingkan pembentukan reaksi atau respon, dan menekankan kepentingan
latihan. Tokoh yang mengembangkan teori ini adalah Thorndike yang
mengemukan tiga prinsip aatu hukum dalam belajar yaitu : belajar akan berhasil
apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut, belajar
akan berhasil apabila banyak latihan dan ulangan, dan belajar akan bersemangat
apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
Prinsip belajar menurut teori behaviorisme yang dikemukan oleh Harley
dan Davis (1978) yang banyak dipakai adalah : proses belajar dapat terjadi dengan
baik apabila siswa ikut terlibat secara aktif didalamnya, materi pelajaran diberikan
dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur sedemikian rupa sehingga hanya perlu
memberikan suatu proses tertentu saja, tiap-tiap respon perlu diberi umpan balik
secara langsung sehingga siswa dapat dengan segera mengetahui apakah respon
yang diberikan betul atau tidak, dan perlu diberikan penguatan setiap kali siswa
memberikan respon apakah bersifat positif atau negatif.
c. Teori Cognitive Gestalt-Filed
Teori Belajar Gestalt meneliti tentang pengamatan dan problem solving,
dari pengamatanya ia menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah,
dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis.
Suatu konsep yang penting dalam psikologis Gestalt adalah tentang insight
yaitu pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan
atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 27/29
Menurut teori Gestalt perbuatan belajar itu tidak berlangsung seketika,
tetapi berlangsung berproses kepada hal-hal yang esensial, sehingga aktivitas
belajar itu akan menimbulkan makna yang berarti. Sebab itu dalam proses belajar,
makin lama akan timbul suatu pemahaman yang mendalam terhadap materi
pelajaran yang dipelajari, manakala perhatian makin ditujukan kepada objek yang
dipelajari itu telah mengerti dan dapat apa yang dicari.
d. Makna dan Ciri Belajar
Menurut para ahli belajar dapat diartikan sebagai proses orang memperoleh
berbagai kecakaapn, keterampilan dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan
perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh
siswa sendiri.
Setiap perilaku belajar ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik antara
lain : belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang
berfungsi terus menerus, belajar hanya terjadi dari pengalaman yang bersifat
individual, belajar merupakan kegiatan yang bertujuan kearah yang ingin dicapai,
belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan selusuh tingkah
laku secara integral, belajar adalah proses interaksi dan belajar berlangsung dariyang paling sederhana sampai pada yang kompleks.
e. Prinsip-prinsip Belajar
Ada berbagai prinsip belajar yang dikemukan oleh para ahli psikologi
pendidikan terjadi dan diikuti dengan keadaan memuaskan maka hubungan itu
diperkuat, Spread of effect yaitu emosional yang mengiringi kepuasan itu tidak
terbatas kepada sumber utama pemberi kepuasan tetapi kepuasan mendapat pengetahuan baru, law of exercice yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi
diperkuat dengan latihan dan penguasaan, dan law of primacy yaitu hasil belajar
yang diperoleh melalui kesan pertama akan sulit digoyahkan.
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 28/29
Beberapa prinsip atau kaidah dalam proses pembelajaran sebagai hasil
eksperimen para ahli psikologi yang berlaku secara yaitu : motivasi,
pembentukan, kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar, feedback,
response, trial and error , transfer dalam belajar dapat bersifat positif atau negatif
dan proses belajar yang bersifat individual.
f. Syarat Agar Peserta Didik Berhasil Belajar
Agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan sebagai
berikut : kemampuan berpikir yang tinggi bagi para siswa, menimbulkan minat
yang tinggi terhadap mata pelajaran, bakat dan minat yang khusus, menguasai
bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran, menguasai salah
satu bahasa asing, stabilitas psikis, kesehatan jasmani, kehidupan ekonomi yang
memadai, menguasai teknik belajar disekolah dan diluar sekolah.
g. Cara Belajar yang Baik
Cara belajar baik secara umum yaitu : belajar secara efisien, mampu
membuat berbagai catatan, mampu membaca, siap belajar, keterampilan belajar,
memahami perbedaan belajar pada tingkatan sekolah seperti SD, SMP, dan SMU,
dukungan orang tua yang paham akan perbedaan, status harga diri lebih kurang.
Menurut Rusyam cara dan teknik mengatasi kesulitan belajar adalah :
menetapkan target belajar, menghindari saran dan kritik yang negatif,
menciptakan situasi belajar, menyelenggarakan remedial program, dan memberi
kesempatan agar peserta didik memperoleh pengalaman yang sukses.
h. Strategi Mempelajari Buku Teks
Salah satu hal yang penting dalam belajar adalah membaca buku teks yang
berisi materi pelajaran.Kiat untuk memahami buku teks disebut metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, dan Review).
5/12/2018 New Filsafat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/new-filsafat 29/29
Survey yaitu menjelajahi seluruh buku yang tersedia di perpustakaan dan tempat lain
yang berhubungan dengan mata pelajaran. Dilanjutkan dengan question yaitu bertanya
dalam mengarahkan membaca kritis, kemudian membaca ialah melihat tulisan danmengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis. Kemudian dilakukan recite yaitu
mengulang isi buku pelajaran yang telah dipelajari (berkaitan dengan ide, pengertian, dan
analysis) sehingga mendapatkan ide-ide pokok dari buku tersebut. Sedangkan reviewyaitu meninjau kembali seluruh bahan pelajaran yang telah dipelajari secara menyeluruh.
Dengan menggunakan metode SQ3R dapat diharapkan lebih memuaskan dan dapat lebih
memberikan pemahaman yang luas tentang materi pelajaran yang terdapat dalam bukutes tersebut.