Neuralgia
-
Upload
putu-yoana -
Category
Documents
-
view
95 -
download
3
Transcript of Neuralgia
NEURALGIA
Definisi
Nyeri yang seperti terbakar ataupun seperti ditusuk - tusuk akibat adanya iritasi
ataupun kerusakan pada saraf. Rasa nyeri pada umumnya terjadi sesaat, namun bisa
terjadi sangat berat / parah.
Berbagai macam tipe neuralgia timbul akibat dari saraf yang teriritasi. Neuralgia
dapat dicetuskan oleh berbagai sebab, termasuk karena pencabutan gigi, infeksi yang
berasal dari mata, maupun infeksi akibat herpes zoster. Lokasi nyeri selalu terasa pada
bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf yang teriritasi tersebut.
Penyebab
· Iritasi atau kerusakan saraf akibat dari penyakit sistemik
· Peradangan
· Infeksi
· Kompresi / penekanan
Diagnosis
Neuralgia merupakan sebuah gejala yang tergantung dari kelainan penyebabnya,
diagnosa tergantung pada temuan kondisi yang dapat menyebabkan nyeri.
Selain adanya faktor penyebab yang dapat mencetuskan nyeri pada saraf, diduga ada
juga faktor resiko yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada saraf, yaitu :
· Malnutrisi
· Gangguan tidur
· Lampu terang
· Suara
· Stress
· Makanan rendah nutrisi
· Diduga rasa mual juga dapat mencetuskan timbulnya rasa nyeri pada saraf
1
Terapi
n Antidepressan : Amitriptyline
n Antikonvulsan : Phenitoin, Karbamazepine
n Analgesik
n Desensitisasi
n TENS = Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
n DREZ = Dorsal Root Zone Surgery → terapi alternatif terakhir
n Terapi alternative :
- Vit.B-Compleks
- Akupuntur → terutama untuk neuralgia postherpetik
Prognosis
Tergantung pada penyebab timbulnya nyeri pada saraf. Dengan terapi yang adekuat pada
umumnya rasa nyeri akan berkurang.
1. Neuralgia Trigeminus ( Tic Douloreux )
Definisi :
Nyeri yang sering berulang berlokasi dibawah garis orbito-mental serta diatas leher
dan didepan telinga dengan kata lain nyeri pada area sensibilitas cabang mandibula,
maksila dan oftalmikus. Merupakan kondisi yang tiba – tiba, berat / parah, dan nyeri
tajam terjadi pada daerah – daerah yang dipersarafi oleh saraf trigeminus.
Patofisiologi :
Saat ini belum jelas dan masih sulit dimengerti tentang patofisiologi dari neuralgia,
tetapi terdapat 2 teori yang masih dapat diterima :
a. Teori sentral
Neuralgia ini dianggap sebagai suatu keadaan setelah terjadinya pelepasan
muatan listrik dari suatu epilepsi fokal.
b. Teori perifer
Neuralgia ini terjadi karena kompresi, distorsi ataupun peregangan nervus
trigeminus pada root entry zone oleh arteri aberrant, malformasi vaskuler, plak
sklerotik.
2
Ada 2 jenis neuralgia trigeminus, yaitu :
Simptomatik Idiopatik
Sebab Oleh karena tumor, misalnya
neurinoma akustikus,
neuralgia post herpetica
Tidak diketahui
Nyeri Terus-menerus Dalam serangan-serangan
Sensorik Terganggu Baik
Motorik Dapat dirasakan parese Tidak ada parese
Usia dan jenis Tidak ada kecenderungan Biasanya penderita usia > 45
kelamin pada wanita atau pria, tidak
terbatas pada gol. umur
tahun. Wanita lebih sering
Gejala klinis :
Serangan nyeri pada wajah sifatnya :
n Tajam, membakar, menusuk-nusuk.
n Terjadi tiba-tiba, singkat dan menghilang tiba-tiba pula.
n Terjadi berulang, dengan distribusi pada satu / lebih cabang nervus trigeminus.
n Tidak terjadi defisit motorik atau sensorik.
n Pada pemeriksaan tidak ada gangguan neurologi yang berarti atau normal.
Biasanya serangan nyeri dicetuskan oleh perangsangan yang agak ringan pada daerah
nyeri, misal :
n Sewaktu mengunyah makanan
n Gosok gigi
n Menguap
n Menelan
n Mencukur kumis atau jenggot
n Mengusap wajah
Diagnosa :
Ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik (neurologi) pada
penderita, walaupun pada pemeriksaan neurologi sangat sulit karena umumnya selalu
memperoleh hasil normal.
3
a. Anamnesis
· Lokalisasi nyeri, menentukan cabang nervus trigeminus yang terkena.
· Menentukan waktu dimulainya neuralgia trigeminal dan pemicunya.
· Menentukan interval bebas nyeri.
· Menentukan lama, efek samping, dosis dan respon pengobatan.
· Menanyakan riwayat penyakit herpes.
b. Pemeriksaan fisik
· Menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus bilateral (termasuk
refleks kornea).
· Menilai fungsi mengunyah (masseter) dan fungsi pterygoideus (membuka
mulut, deviasi dagu).
· Menilai EOM.
c. Pemeriksaan penunjang : CT Scan dan MRI
Terapi :
a. Medis (obat)
n Carbamazepine
Dosis awal 3x100-200mg, dosis maksimal 1200mg/hari, hingga 6 bulan lalu
dicoba dikurangi bertahap.
n Gabapentin
Dosis awal 300mg, malam hari, selama 2 hari, dosis maksimal 2400mg/hari.
b. Medis (bedah)
Pilihan terapi bedah dipikirkan bilamana kombinasi lebih dari 2 obat belum
membawa hasil seperti yang diharapkan. Penatalaksanaan medik (obat) sering
gagal dalam menghilangkan nyeri dalam periode panjang. Hal ini sering didapati
pada pasien usia lanjut. Untuk pasien-pasien muda, merujuk ke ahli bedah untuk
dekompresi mikrovaskular perlu dipertimbangkan segera sesudah diagnosis
ditegakkan.
c. Dari segi kejiwaan
Hal lain yang penting untuk diperhatikan selain pemberian obat dan
pembedahan adalah segi mental serta emosi pasien.
4
Prognosis :
Jika ditangani dengan baik, yaitu dari anamnesis, penegakkan diagnosa dan terapi
maka boleh dipastikan hasilnya memuaskan.
2. Post Herpetic Neuralgia
Definisi :
Rasa nyeri yang timbul sebagai komplikasi dari infeksi virus herpes zoster pada saraf
trigeminus.
Gejala Klinis :
· Nyeri timbul setelah terinfeksi virus herpes zoster.
· Gambaran nyeri menetap, parah, seperti rasa terbakar, pada beberapa kasus
rasa nyeri dapat berlangsung berbulan - bulan bahkan sampai bertahun - tahun.
· Penyebaran rasa nyeri sesuai dengan distribusi dermatom saraf yang diinfeksi
virus herpes zoster, lesinya unilateral pada satu sisi.
· Dengan tes sensibilitas pinprick pada daerah yang dipersarafi saraf
trigeminus, didapatkan sensibilitas yang menurun.
· Biasanya disertai dengan manifestasi lain dari infeksi herpes zoster pada
mata, yaitu menurunya sensibilitas pada kornea.
Terapi :
o Kortikosteroid ( Prednison 60mg/hari,p.o,selama 2 minggu
kemudian tappering off ).
o Amitriptilline 25 — 150mg/hari, p.o
o Triavil
o Capsaicain ( Xostrix )
3. Neuralgia glossopharyngeus
Definisi :
Rasa nyeri yang seperti kejang muncul tiba — tiba pada daerah — daerah yang
dipersarafi oleh saraf glossopharingeus (N. IX), seperti di lateral kerongkongan,
kemudian menjalar ke liang telinga dan daun telinga. Bila mengunyah dan menelan
terasa nyeri.
5
Etiologi :
Pada umumnya penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Diduga karena adanya
penekanan terhadap N.IX dan N.X. Neuralgia glossopharingeus dapat disebabkan
oleh infeksi akut pada faring tapi juga berhubungan dengan adanya kompresi pada
bagian lainnya, termasuk pada sudut serebropontine, foramen jugulare, dasar tulang
tengkorak, faring, dan tonsil.
Misalnya :
Ø Tumor disekitar ganglion petrosum.
Ø Atau disebabkan oleh peradangan di sekitar V. jugularis.
Gejala Klinis :
· Nyeri yang tiba - tiba muncul pada faring yang kemudian menjalar ke daerah
telinga.
· Serangan dapat dicetuskan oleh gerakan menelan, batuk, mengunyah,
berbicara, bersin, menggelengkan kepala ke salah satu sisi, dan menekan
tragus telinga.
· Serangan umumnya terjadi dalam waktu singkat, tapi pada beberapa kasus
dapat terjadi sampai beberapa menit.
· Serangan pada umumnya sering kambuh.
· Serangan nyeri kadang berhubungan dengan bradikardi, aritmia jantung,
hipertensi, sincope yang berhubungan dengan reflex vagal, dan hipersekresi dari
kelenjar parotis.
Pemeriksaan Neurologi : pada pemeriksaan neurologi normal.
Pemeriksaan Penunjang : CT Scan dan MRI
Terapi : Carbamazepine
6
4. Occipital Neuralgia
Definisi :
Nyeri yang timbul pada cabang cutaneus dari bagian terbesar saraf occipitalis.
Etiologi :
Terjadinya kompresi pada bagian terbesar dari saraf occipitalis dikarenakan
spondilosis cervicalis. Hal ini timbul trauma setelah hiperekstensi - flexi yang
menyebabkan trauma pada leher, hasilnya terjadi penekanan pada akar saraf yang
melalui foramen intervertebralis.
Gejala Klinis :
Biasanva pasien mengeluhkan nyeri yang terus - menerus pada daerah yang banyak
dipersarafi saraf occipitalis sampai kepala bagian belakang.
Pemeriksaan Neurologis :
Occipital neuralgia sering disamakan dengan nyeri kepala pada umumnya. Dapat
dibedakan dengan diagnosis yang tepat, yaitu pada occipital neuralgia keluhan
sembuh dengan injeksi local daerah yang dipersarafi saraf occipitalis, yaitu pada
daerah permukaan tulang occipitalis.
Terapi :
1. Analgesik
2. Apabila terjadi nyeri yang persisten dapat digunakan anestesi lokal dan
kortikosteroid ( Metilprednisolone 40mg).
3. Apabila terjadi akibat spondilosis cervicalis, obati spondilosis cervicalisnya.
7