Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016)

2
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diyakini dapat memberikan manfaat bagi semua orang. Namun pada kenyataannya, masih terdapat kesenjangan gender terkait akses atas Internet, termasuk di Jakarta. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Web Foundation bersama dengan ICT Watch dan LPPM-LSPR Jakarta tentang Women's Rights Online menunjukkan bahwa hambatan terbesar bagi perempuan adalah rendahnya tingkat literasi dan tingginya biaya untuk mengakses internet. Hasil penelitian ini diluncurkan berbarengan dengan kegiatan Stockholm Internet Forum, 21-22 Oktober 2015 yang turut dihadiri oleh Widuri dari ICT Watch. Sebulan kemudian, pada 23-25 November 2015, ICT Watch berpartisipasi dalam acara Jambore Buruh Migran di Jember yang diselenggarakan oleh Migrant Care. Sejumlah peserta jambore menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan ICT Watch, terkait dengan hasil penelitian tersebut, khususnya tentang pemanfaatan Internet untuk pemberdayaan perempuan dari aspek ekonomi. Hasil penelitian dapat diakses di http://webfoundation.org/about/research/womens-rights-online-2015/ Tagar #KamiTidakTakut dan #PrayForIndonesia mengemuka di ranah online sesaat ketika terjadi aksi teror bom di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (14 Januari 2016). Netizen Indonesia selain mengutuk aksi teror di kawasan yang tak seberapa jauh dengan Istana negara tersebut, juga berbagi doa, harapan dan optimisme melalui kedua tagar twitter tersebut. Kedua tagar tersebut pun sempat menduduki trending topic dunia pada hari tersebut. Sejumlah media internasional seperti The Age - Australia, Hufngton Post dan BBC – Inggris, Channel News Asia – Singapura, Mashable – Amerika dan Straits Times – Singapura turut memberitakan tentang gelora netizen Indonesia yang tersampaikan dalam kedua tagar tersebut. Bertempat di basecamp Internet Sehat, Tebet - Jakarta, Kamis 7 Januari 2015, berlangsung dialog informal lesehan yang diikuti oleh sejumlah pegiat dan praktisi OpenBTS di Indonesia. Hadir pula Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan praktisi Internet Onno W Purbo, turut berdialog hangat dengan difasilitasi oleh Heru Tjatur dari ICT Watch. Beberapa kesimpulan dialog semisal akan disusunnya kebijakan pemerintah agar penelitian dan pengembangan OpenBTS oleh masyarakat dapat menggunakan frekuensi 900 MHz secara legal, tanpa dikenakan pajak frekuensi. Hal tersebut dimungkinkan jika OpenBTS terbatas digunakan untuk jaringan telekomunikasi tertutup (closed network), tidak untuk kepentingan komersial dan tidak memberikan service level agreement kepada penggunanya Tentang OpenBTS: . http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/OpenBTS Gambar di-twit oleh @RendraAlmatsier #KamiTidakTakut, 14/01/2016 DiskusiLesehanOpenBTSdiTebet TerordiJakarta: #KamiTidakTakut PerempuandanTantanganMenggunakanInternet kini NETIZEN INDONESIA kini NETIZEN INDONESIA Volume 4, Januari - Maret 2016 ICTWatchdiTanahRencong Nonton bareng lm dokumenter ASADESSA pada perhelatan akbar komunitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Aceh pada 26 Desember 2015. Acara diselenggarakan di gedung Poltek Aceh serta menggunakan tagar #AcehThanks2TheWorld. DVD ASADESSA dapat dipesan gratis di http://asadessa.ictwatch.id Pelatihan pemanfaatan Internet dan media sosial bagi kegiatan advokasi organisasi masyarakat sipil dan pegiat hak asasi manusia di Aceh. Selaku salah satu pemateri adalah Mataharitimoer dari ICT Watch. Pelatihan yang bertempat di kantor Koalisi NGO-HAM Aceh pada 27-28 November 2015 ini adalah yang kedua kalinya, setelah yang pertama dilakukan oleh ICT Watch pada pertengahan 2014. ICT Watch Indonesia Jl. Tebet Barat Dalam 6H No. 16A Jakarta Selatan +6221-98495770 [email protected] | www.ictwatch.id Netizen Indonesia Kini diterbitkan oleh: Tim ICT Watch bersama peserta Jambore Nasional Buruh Migran 23-25 November 2015 di Jember.

Transcript of Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016)

Page 1: Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016)

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diyakini dapat memberikan manfaat bagi semua orang. Namun pada kenyataannya, masih terdapat kesenjangan gender terkait akses atas Internet, termasuk di Jakarta. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Web Foundation bersama dengan ICT Watch dan LPPM-LSPR Jakarta tentang Women's Rights Online menunjukkan bahwa hambatan terbesar bagi perempuan adalah rendahnya tingkat literasi dan tingginya biaya untuk

mengakses internet. Hasil penelitian ini diluncurkan berbarengan dengan kegiatan Stockholm Internet Forum, 21-22 Oktober 2015 yang turut dihadiri oleh Widuri dari ICT Watch. Sebulan kemudian, pada 23-25 November 2015, ICT Watch berpartisipasi dalam acara Jambore Buruh Migran di Jember yang diselenggarakan oleh Migrant Care. Sejumlah peserta jambore menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan ICT Watch, terkait dengan hasil penelitian tersebut, khususnya tentang pemanfaatan Internet untuk pemberdayaan perempuan dari aspek ekonomi.

Hasil penelitian dapat diakses di http://webfoundation.org/about/research/womens-rights-online-2015/

Ta g a r # K a m i T i d a k Ta k u t d a n #PrayForIndonesia mengemuka di ranah online sesaat ketika terjadi aksi teror bom di kawasan Sar inah, Jakar ta , Kamis (14 Januari 2016). Netizen Indonesia selain mengutuk aksi teror di kawasan yang tak seberapa jauh dengan Istana negara tersebut, juga berbagi doa, harapan dan optimisme melalui kedua tagar twitter tersebut. Kedua tagar tersebut pun sempat menduduki trending topic dunia pada hari tersebut. Sejumlah media internasional seperti The Age - Australia, Hufngton Post dan BBC – Inggris, Channel News Asia – Singapura, Mashable – Amerika dan Straits Times – Singapura turut memberitakan tentang gelora netizen Indonesia yang tersampaikan dalam kedua tagar tersebut.

Bertempat di basecamp Internet Sehat, Tebet - Jakarta, Kamis 7 Januari 2015, berlangsung dialog informal lesehan yang diikuti oleh sejumlah pegiat dan praktisi OpenBTS di Indonesia. Hadir pula Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan praktisi Internet Onno W Purbo, turut berdialog hangat dengan difasilitasi oleh Heru Tjatur dari ICT Watch. Beberapa kesimpulan dialog semisal akan disusunnya kebijakan pemerintah agar penelitian dan pengembangan OpenBTS oleh masyarakat dapat menggunakan frekuensi 900 MHz secara legal, tanpa dikenakan pajak frekuensi. Hal tersebut dimungkinkan jika OpenBTS terbatas digunakan untuk jaringan telekomunikasi tertutup (closed network), tidak untuk kepentingan komersial dan tidak memberikan service level agreement kepada penggunanya Tentang OpenBTS: . http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/OpenBTS

Gambar di-twit oleh @RendraAlmatsier #KamiTidakTakut, 14/01/2016

Diskusi�Lesehan�OpenBTS�di�Tebet

Teror�di�Jakarta:�#KamiTidakTakut

Perempuan�dan�Tantangan�Menggunakan�Internet

kiniNE T I Z ENINDONESIAkiniNE T I Z ENINDONESIA

Volume 4, Januari - Maret 2016

ICT�Watch�di�Tanah�Rencong

Nonton bareng lm dokumenter ASADESSA pada perhelatan akbar komunitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Aceh pada 26 Desember 2015. Acara diselenggarakan di gedung Poltek Aceh serta menggunakan tagar #AcehThanks2TheWorld. DVD ASADESSA dapat dipesan gratis di http://asadessa.ictwatch.id

Pelatihan pemanfaatan Internet dan media sosial bagi kegiatan advokasi organisasi masyarakat sipil dan pegiat hak asasi manusia di Aceh. Selaku salah satu pemateri adalah Mataharitimoer dari ICT Watch. Pelatihan yang bertempat di kantor Koalisi NGO-HAM Aceh pada 27-28 November 2015 ini adalah yang kedua kalinya, setelah yang pertama dilakukan oleh ICT Watch pada pertengahan 2014.

ICT Watch IndonesiaJl. Tebet Barat Dalam 6H No. 16AJakarta Selatan [email protected] | www.ictwatch.id

Netizen Indonesia Kiniditerbitkan oleh:

Tim ICT Watch bersama peserta Jambore Nasional Buruh Migran23-25 November 2015 di Jember.

Page 2: Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016)

Melalui surat bernomor R-79/Pres/12/2015 tertanggal 21 Desember 2015 yang ditujukan kepada Ketua DPR, Presiden Joko Widodo menugaskan Menteri Komunikasi dan Informatika, dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, untuk mewakili pemerintah dalam pembahasan Revisi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) bersama DPR. Surat ini menjadi penanda bahwa draf revisi UU ITE tersebut, setelah dinanti sekian lama oleh netizen Indonesia, akhirnya resmi masuk ke DPR untuk dibahas. Dalam draf tersebut, salah satu usulan pemerintah adalah pengurangan ancaman pidana dari semula 6 (enam) tahun menjad 4 (empat). Namun demikian sejumlah elemen masyarakat sipil berpendapat bahwa (usulan) pengurangan ancaman hukuman tersebut tidaklah memadai dan meminta agar pasal pemidanaan dikeluarkan dari UU ITE karena cukup diatur dalam KUHP. | Draft revisi UU ITE dapat diakses di http://bit.ly/draft-ite

Literasi�Digital�Perlu�Masuk�Sekolah

�Draf�Revisi�UU�ITE�Akhirnya�Masuk�DPR!

Workshop�Perlindungan�Anak�di�IGF�Brazil

Literasi digital (Internet) diyakini penting untuk masuk sekolah. Sebanyak 73% dari 165 responden guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMA se-Jabodetabek, Sukabumi dan Cilegon menyatakan bahwa materi literasi digital / Internet “sangat perlu” diberikan kepada siswa. Lalu bagaimana materi literasi digital / Internet diposisikan dalam kegiatan belajar mengajar? “Masuk kur iku lum!” , demik ian jawab 52% responden. 29% lainnya memilih menjadi “materi khusus guru BK”, 18% memilih menjadi kegiatan “ekstra-kurikuler”. Data di atas merupakan hasil jajak pendapat sederhana yang dilakukan ICT Watch terhadap 165 (seratus enam puluh lima) Bapak/Ibu Guru BK yang sedang mengikuti pelatihan kompetensi, salah satunya tentang I n t e r n e t S eha t ( i n t e r n e t s eha t . i d ) , d ise lenggarakan oleh/di Univers i tas Pancasila, 8 Desember 2015. Walau sudah dipastikan literasi digital / Internet perlu bagi siswa, ternyata kegiatan penyampaian materi tersebut belum memadai. 40% responden menyatakan “tidak pernah” ada kegiatan workshop atau seminar tentang literasi digital

atau Internet di sekolah untuk siswa dan 52% r e s p o n d e n m e n y a t a k a n h a n y a “sesekali/insidentil”.

Kemudian ketika ditanyakan seberapa sering terjadi kasus di sekolah yang terkait dengan penggunaan Internet oleh siswa, 16% menyatakan “cukup sering”, 53% responden menyatakan “sesekali”, 21% “jarang” dan hanya 10% yang menyatakan “tidak pernah”. Lantas menurut responden, resiko apa yang pal ing ser ing dihadapi murid ket ika menggunakan Internet? 35% adalah kecanduan (Internet), 29% adalah terpapar konten negatif, 22% cyberbully, 10% pelanggaran privasi dan 4% predator (pedol) online.

Survey selengkapnya dapat diakses di: http://www.slideshare.net/internetsehat

Pelatihan Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMA se-Jabodetabek, Sukabumi dan Cilegondiselenggarakan di Universitas Pancasila, 8 Desember 2015 | foto: dok. ICT Watch

Sejumlah organisasi masyarakat sipil menggelar diskusi dengan media untuk mendorong pemerintah dan DPR menyegerakan pembahasan revisi UU ITE, di Bakoel Kofe Cikini – Jakarta, 30 November 2015. Diskusi diikuti oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Forum Demokrasi Digital (FDD), Indonesia Center for Deradicalization and Wisdom (ICDW), ICT Watch, Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), LBH Pers, ELSAM, SAFEnet, dan Satu Dunia. Rilis media hasil diskusi dapat diakses di http://bit.ly/rilis-cso-ite

Pada ajang tahunan PBB, Internet Governance Forum (IGF) ke 10 yang diselenggarakan di Joao Pessoa – Brazil, 10 – 13 November 2015, salah satu workshop yang digelar adalah “Child Online Protection through Multistakeholder Engagement”. Sebagai panelis dari Indonesia adalah Mariam F. Barata (Sesditjen Aptika - Kemkominfo), Shita Laksmi (Anggota IGF Multistakeholder Advisory Group PBB) sebagai fasilitator dan Sherly Haristya (Kandidat Ph.D NTU – Singapore) sebagai rapporteur. Kemudian sebagai penyelenggara (organizer) adalah Donny B.U. (ICT Watch) dibantu Irene Poetranto (Citizen Lab). Dalam diskusi tersebut dibahas sejumlah peran strategis pemangku kepentingan majemuk (multistakeholder) dalam melindungi anak di Internet. Narasumber lainnya adalah ECPAT Internasional, Google Eropa dan Disc Foundation Dubai.

Materi presentasi, transkrip dan rekaman video workshop dapat diakses di http://bit.ly/cop-igf2015

materi literasi digital/Internet sangat perlu diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dengan memasukkannya ke dalam kurikulum, jawab 52% responden.

““