Neiserria gonorrhoeae.docx

10
Hasil dan Pembahasan Neiserria gonorrhoeae Medium untuk Neiserria gonorrhoeae : 1. Medium transport Transport medium media semisolid yang mengandung bahan untuk mencegah pertumbuhan bakteri komensal dan memastikan bakteri pathogen aerob dan anaerob tetap hidup ketika spesimen tidak dapat dikultur segera. Medium transport untuk Neiserria gonorrhoeae menggunakan medium transport semisolid amies yang spesifik untuk bakteri ini dan beberapa patogen lain. 2. Candle jar Digunakan untuk menginkubasi organisme yang membutuhkan atmosfer yang kaya akan karbondioksida (CO 2 5-10%). Berupa botol toples sederhana dengan lilin menyala di dalamnya. Setelah pembenihan awal, media diletakkan dalam candle jar kemudian lilin dinyalakan lalu jar ditutup untuk meningkatkan kadar CO 2 . Bisa digunakan untuk medium inkubasi bagi Neisseria dan Haemophilus.

Transcript of Neiserria gonorrhoeae.docx

Hasil dan Pembahasan Neiserria gonorrhoeae

Medium untuk Neiserria gonorrhoeae :

1. Medium transportTransport medium media semisolid yang mengandung bahan untuk mencegah

pertumbuhan bakteri komensal dan memastikan bakteri pathogen aerob dan anaerob tetap hidup ketika spesimen tidak dapat dikultur segera. Medium transport untuk Neiserria gonorrhoeae menggunakan medium transport semisolid amies yang spesifik untuk bakteri ini dan beberapa patogen lain.

2. Candle jarDigunakan untuk menginkubasi organisme yang membutuhkan atmosfer yang

kaya akan karbondioksida (CO2 5-10%). Berupa botol toples sederhana dengan lilin menyala di dalamnya. Setelah pembenihan awal, media diletakkan dalam candle jar kemudian lilin dinyalakan lalu jar ditutup untuk meningkatkan kadar CO2. Bisa digunakan untuk medium inkubasi bagi Neisseria dan Haemophilus.

3. Medium KulturMedium selektif untuk N. gonorrhoeae adalah menggunakan tayer martin.

Pembenihan Thayer martin terdiri atas agar coklat ditambah vankomisin, nistatin, dan trimetropin. Berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri kontaminan gram positif, gram negative, jamur, dan Proteus sp. Setelah bakteri diletakan pada tempat pembenihan tayer martin lalu diinkubasi pada atmosfer CO2 5-10% selama 24 jam pada suhu 370 C, maka akan muncul penampakan berupa koloni dengan diameter 1-2 mm, berbentuk convex, berwarna abu-abu dan translusen.

Prosedur kultur Neiserria gonorrhoeae, yaitu :

1. Usapkan spesimen pada . bagian permukaan lempeng2. Dengan menggunakan sengkelit steril, sebarkan inokulum ke semua bagian

medium untuk pertumbuhan koloni-koloni kuman yang terpisah.3. Medium kemudian di inkubasi dengan incubator CO2 yang megandung 3-7% CO2

atau dengan memakai candle jar yang dimasukan dalam inkubator biasa pada suhu 35-36oC.

4. Periksa adanya pertumbuhan bakteri setelah 18-24 jam dan laporkan negatif jika tidak ada pertumbuhan setelah 48 jam.

5. Setelah 1 hari inkubasi, koloni yang khas akan terlihat dengan diameter 0,5-1 mm dengan warna bervariasi antara abu-abu sampai putih, transparan sampai opaque, cembung sampai rata.

6. Pada inkubasi lebih lanjut, koloni akan mencapai diameter 3 mm dan menjadi lebih kasar.

7. Sering kali terdapat campuran beberapa tipe koloni.

Uji-uji untuk Neiserria gonorrhoeae :

1. Tes Oksidase

Tes ini digunakan untuk mendeteksi bakteri yang memiliki enzim sitokrom oksidase. Enzim oksidase berperan dalam transport electron selama respirasi aerob. Sitokrom oksidase mengkatalis proses oksidase sitokrom yang telah direduksi oleh O2, yang kemudian membentuk H2O dan H2O2. Tes untuk menguji produksi sitokrom oksidase oleh bakteri dilakukan dengan menggunakan reagen pewarna yang bersifat donor elektron sehingga mampu bereaksi dengan enzim.

Contoh reagent pewarnanya berupa :

a. tetrametil-p-fenilenediamin dihidroklorida, dilakukan dengan menuangkan satu tetes reagent ini langsung pada koloni bakteri.b. dimetil-p-fenilenediamin dihidroklorida, dilakukan dengan menggoreskan koloni menggunakan lidi pada cakram atau strip oksidase yang mengandung reagin ini.c. p-aminodimetil-anilin oksalat, dilakukan dengan menggoreskan koloni pada kertas yang mengandung reagent ini.

Hasil :

o Positif : Terbentuk warna Merah Muda/biru tua/hitam/ungu kehitaman

Menunjukan adanya produksi sitokrom oksidaseContoh : Neisseria, Pseudomonas

o Negatif : tidak terdapat perubahan warna atau berwarna merah muda yang terang

Menunjukan absennya aktivitas oksidaseContoh : Enterobacteriae

2. Tes β-lactamase

Ada beberapa cara untuk menentukan apakah bakteri menghasilkan β-lactamase. Tes ini didasarkan pada penggunaan cephalosporin kromogenik nitrocefin. Komponen cakram cephalosporin kromogenik nitrocefin ini awalnya berwarna kuning pucat, tetapi ketika ikatan amida dari cincin β-lactam dipotong oleh enzim β lactamase, maka akan terjadi perubahan konformasi dalam molekul yang menghasilkan warna merah. Cara lain dapat dilakukan dengan tes BBL Cefinase, yang terdiri dari cakram selulosa yang dilapisi dengan Nitrocefin. Tes dilakukan dengan mencelupkan sengkelit berisi koloni dan digosokkan ke cakram. Jika hasilnya positif maka akan terjadi perubahan warna menjadi merah. Hasil positif menunjukan bahwa bakteri sudah resistensi terhadap antibiotik β lactam.

3. Tes Biokimia : Cystein Tryptic Agar (CTA).

Jika telah ditemukan tes oksidase positif dari semua isolate terutama isolate ekstragenital, maka diperlukan uji konfirmatif. Salah satu uji konfirmatif yang paling sering dilakukan adalah dengan uji berdasarkan degradasi karbohidrat. Metode pembenihan konvensional yang biasa dilakukan adalah dengan Cystein Tryptic Agar (CTA). Namun sekarang sudah tidak lagi dilakukan karena banyak metode lain yang lebih cepat dan lebih spesifik. Uji ini digunakan untuk membedakan Neiserria gonorrhoeae dengan jenis Neiserria lainnya.

Kandungan yang terdapat pada CTA adalah kasein, cystine, garam inorganic, pewarnaan fenol merah (untuk mendeteksi fermentasi CHO yang akan mengubah warna menjadi kuning), dan penambahan CHO tertentu untuk melihat apakah bakteri mampu memanfaatkannya untuk tumbuh. Pada Neiserria gonorrhoeae hanya terjadi perubahan warna pada glukosa karena bakteri ini hanya mampu memfermentasi glukosa. Masalah yang sering terjadi pada semua uji karbohidrat adalah reaksi positif palsu karena kontaminasi mikroorganisme lain dan reaksi negative palsu karena penggunaan kultur lebih dari 24 jam sehingga terjadi autolysis.

4. Uji Mikroskopik (Pewarnaan Gram)

Satu koloni diemulsikan dengan menggunakan 1 tetes NaCl fisiologis pada kaca objek, dikeringkan, lalu diwarnai dengan pewarnaan gram.

Hasil di Bawah Mikroskop :

Perbesaran 100x10

Gambaran Mikroskopik yang lain :

yang aku ingat yng unggu ituu Candida albicans