Negatif Pasar Uang

22
Beberapa Bank Jadi Whistle Blower dalam Kasus Euribor www.koran-jakarta.com Beberapa bank yang tengah diusut dalam kasus dugaan manipulasi suku bunga antar bank zona euro (Euribor) menjalin kerja sama dengan komisi anti pakat Uni Eropa (UE), seperti yang dilakukan jaringan bank asal Jerman Deutsche Bank. Melalui upaya itu, bank-bank bermasalah tersebut berharap agar hukuman denda yang dijatuhkan bisa diperingan. Komisi Eropa tengah mengusut dugaan manipulasi Euro Interbank Offered Rate (Euribor), yang merupakan suku bunga acuan dari saling pinjam euro antar bank Eropa. Badan tersebut tidak memberi tahu nama bank-bank yang tengah diusut, namun kesemuanya dapat dikenai hukuman denda hingga 10 persen dari total pendapatan global jika memang terbukti telah melanggar hukum anti pakat UE. "Beberapa bank telah ikut sepakat bekerjasama dengan memberi informasi pada pihak Komisi," demikian penuturan sumber terkait di UE kepada Reuters, Senin (30/7). Sumber kedua mengungkapkan sedikitnya ada dua bank yang mencoba mendapat keringanan hukuman itu, selain Deutsche Bank. Ada total 43 bank yang menjadi anggota panel Euribor. Suku bunga ini merupakan acuan bagi pinjaman dan perangkat hutang bernilai triliunan euro. Pemberian Keringanan

Transcript of Negatif Pasar Uang

Page 1: Negatif Pasar Uang

Beberapa Bank Jadi Whistle Blower dalam Kasus Euribor

www.koran-jakarta.com

Beberapa bank yang tengah diusut dalam kasus dugaan manipulasi suku bunga antar bank

zona euro (Euribor) menjalin kerja sama dengan komisi anti pakat Uni Eropa (UE), seperti

yang dilakukan jaringan bank asal Jerman Deutsche Bank. Melalui upaya itu, bank-bank

bermasalah tersebut berharap agar hukuman denda yang dijatuhkan bisa diperingan.

Komisi Eropa tengah mengusut dugaan manipulasi Euro Interbank Offered Rate (Euribor),

yang merupakan suku bunga acuan dari saling pinjam euro antar bank Eropa. Badan tersebut

tidak memberi tahu nama bank-bank yang tengah diusut, namun kesemuanya dapat dikenai

hukuman denda hingga 10 persen dari total pendapatan global jika memang terbukti telah

melanggar hukum anti pakat UE.

"Beberapa bank telah ikut sepakat bekerjasama dengan memberi informasi pada pihak

Komisi," demikian penuturan sumber terkait di UE kepada Reuters, Senin (30/7). 

Sumber kedua mengungkapkan sedikitnya ada dua bank yang mencoba mendapat keringanan

hukuman itu, selain Deutsche Bank. Ada total 43 bank yang menjadi anggota panel Euribor.

Suku bunga ini merupakan acuan bagi pinjaman dan perangkat hutang bernilai triliunan euro.

Pemberian Keringanan

Secara hukum, bank-bank di atas memang bisa mendapat keringanan hukuman bila bersedia

memberi informasi (whistle blower) yang berguna bagi Komisi Eropa dalam pengusutannya.

Berdasarkan kebijakan pemberian keringanan dari lembaga tersebut, denda yang dijatuhkan

pada suatu bank bisa dikurangi antara 30 hingga 50 persen bila bisa memberi bukti dari

adanya manipulasi.

Selain dugaan manipulasi Euribor, Komisi Eropa saat ini juga tengah mengusut dugaan

manipulasi suku bunga antar bank di London, yakni London Interbank Offered Rate (Libor)

dan Tokyo Interbank Offered Rate (Tibor).

Kasus manipulasi Libor telah membuat jaringan perbankan terbesar No.3 Inggris, Barclays,

mendapat hukuman denda sebesar 453 juta dollar AS dari otoritas pengawas perbankan di

Amerika Serikat dan Inggris. Kasus ini juga telah memaksa CEO Barclays, Bob Diamond,

mundur dari jabatannya.

Page 2: Negatif Pasar Uang

Dugaan adanya manipulasi ini pertama kali diangkat oleh harian Wall Street Journal (WSJ)

beberapa waktu lalu setelah melakukan penelitian atas suku bunga harian Libor periode April

2007–Mei 2008. Periode tersebut adalah puncak krisis keuangan global.

WSJ rupanya curiga karena periode tersebut ditandai dengan gejala perbankan mulai saling

tidak percaya satu lain. Namun, kuotasi suku bunga Libor justru disinyalir lebih rendah dari

yang seharusnya. WSJ melihat hal janggal karena Barclays mendapat suku bunga Libor yang

rendah, padahal dalam kondisi bank tidak saling percaya, suku bunga itu seharusnya lebih

tinggi. Investigasi serupa juga telah dilakukan terhadap RBS, HSBC, Citigroup and UBS.

Otoritas AS, Jepang, dan Singapura juga tengah meluncurkan pengusutan serupa.

Page 3: Negatif Pasar Uang

AS Siapkan Gugatan Atas Kasus Libor

www.koran-jakarta.com

Kementerian Kehakiman Amerika Serikat tengah mempersiapkan gugatan pidana terhadap

beberapa lembaga keuangan atas kasus manipulasi suku bunga kredit antarbank alias Libor

(London Interbank Offered Rate). Demikian dikabarkan surat kabar AS, The New York

Times, Sabtu (14/7). 

Berdasarkan wawancaranya dengan sejumlah pejabat yang ditugasi mengusut skandal Libor,

The New York Times melaporkan gugatan pidana yang dipersiapkan kementerian kehakiman

AS antara lain juga akan dijatuhkan pada para trader di Barclays. "Gugatan pidana terhadap

sedikitnya satu bank yang diduga terlibat akan diajukan tahun ini juga," demikian laporan

The New York Times, mengutip sumber terkait di kementerian kehakiman AS. 

Sayangnya, The New York Times enggan menjelaskan lebih lanjut perihal rencana gugatan

pidana tersebut. Surat kabar terkemuka AS ini hanya menyatakan ancaman gugatan pidana

tersebut telah membuat beberapa lembaga keuangan, termasuk sedikitnya dua perusahaan

finansial dari Eropa, bergegas melobi pemerintah. 

Libor merupakan tingkat suku bunga rata-rata yang dikenakan bank-bank ketika mereka

meminjamkan dananya kepada bank lain. Selanjutnya, ini menjadi rate ketika mereka

memberikan pinjaman kepada konsumen dan bisnis. Kasus manipulasi Libor baru-baru ini

menjadi makin mengemuka setelah ikut menyeret bank terbesar nomor tiga di Inggris,

Barclays. 

Bank ini mengakui sejak 2007 hingga 2009 memberikan laporan palsu mengenai tingkat

bunga kredit yang harus dibayar dan digunakannya untuk menghitung bunga antarbank.

Barclays selalu mengatakan bahwa bunga utangnya rendah walau keadaan sebenarnya

tidaklah demikian. 

Bank ini beralasan sengaja memalsukan data tersebut karena mengira bank lain juga

melakukan hal yang sama dan takut dikira bermasalah bila bunga surat utangnya tinggi.

Otoritas perbankan AS dan Inggris awal bulan ini telah menjatuhkan hukuman denda hingga

sebesar 290 juta poundsterling (4,27 triliun rupiah) pada Barclays. Kasus ini juga telah

Page 4: Negatif Pasar Uang

memaksa sejumlah pejabat tinggi Barclays mundur, antara lain, Chairman Marcus Agius,

CEO Bob Diamond, serta COO Jerry del Missier.

Lakukan Pengusutan 

Walau telah setuju membayar denda tersebut, Barclays tetap harus menjalani gugatan pidana

di pengadilan atas kasus manipulasi Libor. Pengusutan perdata maupun pidana atas kasus ini

berfokus pada bagaimana sebenarnya bankbank menentukan nilai Libor. 

Mengingat kasus manipulasi Libor ini berskala luas, pengusutan yang dilakukan dapat

memberikan peluang bagi otoritas keuangan untuk menyeret bank-bank besar yang dianggap

bertanggung jawab melakukan berbagai prilaku tak terpuji saat berlangsungnya krisis

finansial global sejak akhir 2007 lalu. 

Page 5: Negatif Pasar Uang

Bank – Bank AS PHK Karyawan

www.kompas.com

Setelah kasus skandal manipulasi suku bunga antarbank LIBOR terungkap, dunia perbankan

global semakin runyam setelah beredar kabar pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan

karyawan yang dilakukan lima dari enam bank terbesar di AS. Bank-bank itu berdalih

pendapatannya terus menurun.

Bank investasi Morgan Stanley menjadi bank terbaru di AS yang mengumumkan pemutusan

hubungan kerja (PHK). CEO Morgan Stanley James Gorman, Kamis (19/7), waktu New

York, mengatakan, pihaknya terpaksa mengurangi 1.000 karyawan. Alasannya, bank ini

mengalami penurunan pendapatan dan penurunan aktivitas bisnis. Salah satu alasan di balik

itu adalah kelesuan besar bisnis bank ini di zona euro yang telah mengimbas ke AS.

Goldman Sachs Group Inc, Bank of America Corp, Citigroup, dan Wells Fargo juga

melakukan PHK. Bersama Morgan Stanley dan JPMorgan, bank-bank tersebut adalah yang

terbesar di AS. ”Sejumlah pihak kini dipacu mengurangi biaya operasional bank sehubungan

dengan memburuknya prospek di masa depan,” kata Alan Johnson, pakar soal pesangon

karyawan di Wall Street, New York.

Sepanjang tahun ini, 17.323 karyawan perbankan di AS telah dikenai PHK. Tahun lalu,

berdasarkan data perusahaan konsultan Challenger, Gray & Christmas, jumlah pegawai bank

di AS yang dikenai PHK 63.624 orang.

Menurut harian bisnis Jerman, Handelsblatt, Kamis, bank terbesar di Jerman, Deutsche Bank

AG, juga dilaporkan akan memberhentikan 1.000 karyawan di divisi bank investasinya.

Hingga saat ini, JPMorgan Chase adalah satu-satunya bank yang tidak melakukan PHK.

Namun, bank investasi terbesar di AS ini juga tak luput dari sejumlah praktik penipuan.

Skandal meluas

Skandal manipulasi suku bunga antarbank di London (LIBOR) berlanjut. Kasus manipulasi

LIBOR, yang tadinya hanya melibatkan bank Barclays asal Inggris, kini melebar dengan

penyelidikan juga dilakukan terhadap Deutsche Bank, Citigroup, HSBC, dan JPMorgan

Page 6: Negatif Pasar Uang

Chase. Mereka adalah bank-bank yang selama ini menjadi simbol kredibilitas di dunia

perbankan internasional.

Salah satu pemimpin baru Deutsche Bank, Anshu Jain, juga turut diselidiki terkait manipulasi

penentuan LIBOR. Jain baru saja ditunjuk pada Juni 2012 sebagai salah satu dua pemimpin

puncak Deutsche Bank untuk menggantikan Josef Ackermann.

Harian bisnis Jerman, Handelsblatt, sebagaimana dikutip Reuters, menyebutkan, Jain (49)

sudah terlibat manipulasi pada tahun 2010.

Kecuali Barclays yang relatif kooperatif dalam penyidikan skandal ini, bank-bank besar lain

menolak berkomentar soal manipulasi LIBOR, termasuk Citigroup, HSBC, JPMorgan Chase,

dan Deutsche Bank.

Ada dua lembaga yang terlibat penyelidikan manipulasi LIBOR ini, yakni Badan Pengelola

Bursa Berjangka AS (US Commodity Futures Trading Commission) dan Otoritas Jasa

Keuangan Inggris (Financial Services Authority). Dua badan ini juga menolak berkomentar.

Manipulasi LIBOR ini juga mengganggu penentuan suku bunga kontrak pinjaman senilai

triliunan dollar AS, yang dalam beberapa tahun terakhir didasarkan pada pergerakan LIBOR.

Lanjutan berita soal skandal ini semakin merunyamkan industri perbankan global, khususnya

kawasan zona euro dan AS, yang hingga sekarang didera kebangkrutan dan belum

menemukan strategi jitu untuk keluar dari krisis. Kemandekan pertumbuhan ekonomi di dua

kawasan itu merupakan faktor utama di balik stagnasi perbankan, yang kemudian terjebak

dalam praktik manipulasi yang mencengangkan dunia.

Manipulasi LIBOR ini intinya terkait dengan penentuan nilai LIBOR yang dibuat lebih

rendah daripada seharusnya.

Page 7: Negatif Pasar Uang

Skandal Libor Terkuak, Chairman Barclays Mundur

www.inilah.com

Libor (London Inter Bank Offered Rate) adalah tingkat suku bunga rata-rata yang dikenakan

bank-bank ketika mereka meminjamkan dananya kepada bank lain. Selanjutnya, ini menjadi

rate ketika mereka memberikan pinjaman kepada konsumen dan bisnis.

Dugaan adanya manipulasi ini pertama kali diangkat oleh harian Wall Street Journal (WSJ)

pada Mei 2008 setelah melakukan penelitian atas suku bunga harian Libor periode April

2007–Mei 2008. Periode tersebut adalah puncak krisis keuangan global.

WSJ rupanya curiga karena periode itu ditandai dengan gejala perbankan mulai saling tidak

percaya satu lain. Namun, kuotasi suku bunga Libor justru disinyalir lebih rendah dari yang

seharusnya. WSJ melihat hal janggal karena Barclays mendapat suku bunga Libor yang

rendah, padahal dalam kondisi bank tidak saling percaya, suku bunga itu seharusnya lebih

tinggi.

Rupanya ada akal-akalan oleh para trader agar suku bunga yang dikenakan kepada bank

tempat tidak terlalu memberatkan, dalam hal ini oleh trader Barclays. Dugaan awal, hal ini

dilakukan sebagai upaya manipulasi berjamaah dari bank-bank besar dunia untuk

menunjukkan bahwa kondisi mereka sangat bagus dan tidak berisiko. 

Page 8: Negatif Pasar Uang

Kepercayaan LIBOR Makin Memudar

www.koran-jakarta.com

Dunia internasional kembali digemparkan isu moneter global. Kali ini muncul megaskandal

manipulasi Libor. Akankah para pengambil kebijakan moneter akan menggantikannya

dengan instrumen lainnya?

Kembali citra industri perbankan global tercoreng seiring terkuaknya megaskandal

manipulasi Libor (London Interbank Offered Rate). Kasus ini memicu pandangan pro dan

kontra soal kelangsungan sistem suku bunga acuan pinjaman antarbank tersebut. 

Di satu sisi, sejumlah bank sentral dan regulator perbankan mengusulkan pembubaran Libor,

sedangkan beberapa pihak lain ingin mempertahankannya. 

Citra Libor kian merusak setelah sejumlah pejabat tinggi bank terbesar no.3 Inggris,

Barclays, awal bulan ini mengundurkan diri atas tuduhan terlibat dalam manipulasi suku

bunga antarbank. Surat kabar Financial Times baru-baru ini mengabarkan pengusutan atas

kasus manipulasi Libor ini kini telah ikut menyeret sejumlah trader dari beberapa bank

terbesar lain, seperti Credit Agricole, HSBC, Deutsche Bank, dan Societe Generale. 

Trader dari keempat bank tersebut dicurigai melakukan kerja sama manipulasi Libor dengan

mantan trader Barclays, Philippe Moryoussef. Regulator kontrak berjangka AS, Komisi

Perdagangan Kontrak Berjangka Komoditas (CFTC), belum lama ini menuduh adanya

seorang trader yang "telah menggalang kerja sama dengan trader lain" dalam melakukan

manipulasi Libor. CFTC tidak menyebut nama si trader, namun sejumlah media menyebut

dia adalah Moryoussef.

Kini, reliabilitas Libor makin diragukan akibat skandal manipulasi sepanjang periode

2007 2009 yang menyeret raksasa perbankan di Inggris, Barclyas, tersebut sehingga �

merupakan alasan kuat bagi Gubernur bank sentral Amerika Serikat (The Fed), Ben

Bernanke, dan kepala Dewan Stabilitas Finansial (FSB), Mark Carney, yang juga menjabat

sebagai Gubernur bank sentral Kanada (BoC), melontarkan wacana penghapusan Libor.

Mereka mendesak diciptakannya sistem alternatif pengganti suku bunga antarbank tersebut.

Page 9: Negatif Pasar Uang

"Ada alternatif lain jika Libor tidak bisa diperbaiki. Jika Libor secara struktural telah rusak

dan tidak bisa diperbaiki sesuatu yang mungkin saja terjadi, mungkin akan diperlukan

pendekatan berbeda dan kita perlu mempertimbangkannya," kata Carney dalam konferensi

pers di Ottawa, Kanada, baru-baru ini.

Carney mengatakan alternatif yang bisa dijadikan pengganti antara lain repo rate serta suku

bunga Overnight Index Swap (OIS). Di sisi lain, Bernanke mengusulkan digunakannya suku

bunga Treasury Bill. Hanya saja, Bernanke mengatakan The Fed sendiri belum menentukan

pilihannya.

Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh bank sentral Inggris (Bank of England) yang

menginginkan agar Libor tetap dipertahankan. Melalui Gubernur BoE, Mervyn King, dalam

suratnya pada sejumlah gubernur bank sentral lain mengusulkan perlu dilakukannya

perombakan besar-besaran terhadap Libor. "Adalah sangat jelas bahwa reformasi radikal atas

Libor diperlukan," tuturnya.

Pertemuan Khusus

Sesuai rencana, para gubernur bank sentral dan regulator perbankan global akan membawa

masalah Libor itu dalam pertemuan Komite Pertimbangan Ekonomi bank sentral seluruh

dunia pada 9 September mendatang di Basel, Swiss. 

Pembahasan akan dilanjutkan pekan berikutnya dalam pertemuan komite pengarah Dewan

Stabilitas Finansial (FSB), yakni badan milik G-20 yang bertugas mengawasi dan membuat

rekomendasi mengenai sistem keuangan global.

Sementara itu, Libor merupakan kurs referensi harian dari suku bunga yang ditawarkan

dalam pemberian pinjaman tanpa jaminan oleh suatu bank kepada bank lainnya di pasar uang

London. Libor diterbitkan oleh British Bankers Association (BBA) setiap hari setelah jam

11.00 waktu London yang merupakan rata-rata suku bunga deposito antarbank dari beberapa

bank terpilih untuk jangka waktu pinjaman antara 1 malam hingga satu tahun.

Suku bunga jangka pendek, misalnya, hingga 6 bulan adalah hampir mendekati cerminan

kondisi pasar pada saat itu. Suku bunga pinjaman antarbank ini setiap harinya mengalami

perubahan. Kurs referensi yang dikeluarkan di samping untuk dollar AS (USD) juga untuk

Page 10: Negatif Pasar Uang

poundsterling. Libor juga merupakan referensi yang sangat berarti bagi mata uang lainnya,

termasuk franc Swiss (CHF), yen, dollar Kanada (CAD), dan krone Denmark.

Ulah Bankster Mengguncang Industri Perbankan Dunia

www.banksarimadu.com

Kali ini kejadiannya bertempat di kota yang sepanjang sejarahnya sudah menjadi pusat

finansial dunia, London. Pesakitan utama yang sudah mengaku salah dan menerima denda

sebesar US$ 455 juta bernama Barclays Plc. Modusnya: manipulasi bunga acuan London

interbank offered rate (Libor). Rekam waktu peristiwanya bisa dicek di sini.

Page 11: Negatif Pasar Uang

Libor merupakan suku bunga yang digunakan sebagai acuan bunga pinjam-meminjam di

antara bank. Artinya,Libor dapat mempengaruhi bunga berbagai macam kredit dan instrumen

finansial lainnya di dunia (lihat infoboks).

Libor dipakai sebagai benchmark bunga pinjaman global karena alasan historis sekaligus

geografis. London sudah lama menjadi kota pusat transaksi keuangan dunia. Letaknya juga

menjadikan waktu perdagangan London beririsan dengan waktu perdagangan dari berbagai

belahan dunia. Contohnya, mereka yang berada di Asia bakal sulit bertransaksi di AS karena

ketika pasar AS buka, pasar Asia sudah tutup. Tapi mereka sempat bertransaksi dengan

pelaku pasar London di sore hari.

Kembali ke mega skandal ini, Barclays ditengarai bukan pelaku tunggal. Saat ini, regulator

Inggris dan Amerika Serikat sedang menyelidiki setidaknya 11 bank lagi. Di antaranya

terdapat nama-nama besar di kancah perbankan dunia, seperti Deutsche Bank, Royal Bank of

Scotland, Credit Suisse, Citigroup, UBS, and JPMorgan Chase.

Berbagai media Barat menyebut skandal Libor ini sebagai ulah para bankster. Mereka yang

berjabatan bankir tapi berkelakuan gangster. Gangster beroperasi dalam kelompok solid

untuk menghalalkan segala cara demi mencapai keuntungannya sendiri.

 

Apa yang terjadi?

Bagi yang baru pertama kali mengikuti kisah Libor, semua bermula pada temuan email para

trader dan karyawan yang bertugas memasukkan data bunga Libor (submitter) di Barclays.

Email-email yang diperoleh regulator Financial Services Authority itu menyingkap

bagaimana rekayasa bunga terjadi selama tahun 2005-2009.

Memo-memo yang berisi percakapan sederhana dan candaan cukup telak memperlihatkan

kolusi di antara mereka. Contohnya, email seorang trader dari luar yang meminta trader

Barclays untuk memasukkan Libor yang lebih rendah. Tak berapa lama kemudian dia

mengirim email lagi, berkata, “Dude, aku berutang besar padamu! Datanglah ke sini kapan-

kapan sepulang kerja dan aku akan membuka sebotol Bollinger.” 

Sejarah Libor

Di tahun 1980-an, banyak perusahaan yang mulai menggunakan kontrak-kontrak berjangka

alias derivatif untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko fluktuasi bunga.Pada saat itu,

London sudah unjuk diri sebagai kota finansial dunia antara lain sebagai pusat sindikasi

pinjaman.

Page 12: Negatif Pasar Uang

Namun, kedua pasar ini, finansial dan derivatif, belum punya acuan bunga. Maka, para

pelaku pasar pun meminta bantuan Bank of England dan British Bankers\' Association (BBA)

sebagai asosiasi jasa keuangan Inggris. 

Lantas pada tahun 1986, London interbank offered rate (Libor) pun tercipta. Di masa awal

ini, Libor baru berlaku untuk dollar, yen, dan sterling.

Instrumen acuan bagi pelaku keuangan dunia ini berkembang seiring pasar keuangan dunia

yang kian kompleks. Bayangkan saja, sekarang, terdapat Libor untuk 10 macam mata uang

masing-masing dengan 15 jangka waktu yang berbeda. Di antara berbagai jenis Libor, acuan

yang paling populer adalah Libor dalam dollar As untuk jangka tiga bulan.

 

Seorang trader lain menulis, “Kopi akan meluncur ke tempatmu, hanya sebagai ucapan terima

kasih atas bantuanmu beberapa minggu terakhir.”

Rekayasa ini terkait dengan bagaimana Libor diformulasikan. Singkatnya begini, sejumlah

bank menentukan berapa biaya bunga yang ia bayarkan untuk meminjam ke bank lain. Jadi

misalnya Barclays memasukkan Libor dollar AS berjangka tiga bulan sebesar 2% artinya

Barclays memutuskan bunga yang layak ia bayar ke bank lain untuk meminjam dollar AS

berjangka tiga bulan adalah sebesar 2%.

Barclays dan belasan bank yang sudah ditentukan mesti mengirim keputusan bunga tersebut

setiap hari sebelum pukul 11 pagi waktu London. Kemudian, besaran bunga itu diurutkan.

Empat bank dengan bunga tertinggi dan empat bank terbawah dikeluarkan dari daftar.

Kemudian sisanya dirata-rata sehingga keluarlah angka Libor yang tetap yang kemudian

dipublikasikan.

Masalahnya, yakinkah kita bahwa masing-masing bank ini memasukkan bunga Libor yang

realistis? “Libor itu indikasi bunga yang ditentukan berdasarkan estimasi bank, bukan harga

riil terakhir bunga kredit yang diperoleh bank,” jelas Head of Treasury BCA Branko Windoe.

Maka dari itu, Libor mencerminkan penilaian bank itu atas kondisinya sendiri, termasuk

risiko dan likuiditasnya. Teorinya, jika likuiditas seret akibat krisis, bank sulit mencari

pinjaman, dan risiko di pasar keuangan tinggi, bunga Libor bisa melonjak.

Keganjilan pun terlihat dari data Libor Barclays. Barclays, dan banyak bank lain, malah

memasukkan bunga rendah saat krisis berjangkit, terutama tahun 2008. Akhirnya, bunga

Libor di tengah krisis malah melandai.

Page 13: Negatif Pasar Uang

Bunga rendah itu menjadi topeng Barclays bahwa kondisi keuangannya masih sehat. Namun,

logikanya, dengan bunga yang rendah tentunya Barclays juga bisa mendapat kredit murah.

Soal ini, Chief Executive Barclays Bob Diamond mengungkapkan bahwa sebelumnya

Barclays masih memasukkan bunga tinggi dibandingkan rekan-rekannya yang mulai

memberi bunga rendah. Dari grafik di bawah memang terlihat bahwa bunga Libor Barclays di

September masih di atas bunga acuan Libor.

Kepada FSA dan parlemen, Diamond membuka jejak kontaknya dengan Deputi Bank of

England Paul Tucker pada 25 Oktober 2008. Dalam memo Diamond ke direksinya untuk

menindaklanjuti pembicaraan telepon itu, ia menulis perkataan Tucker bahwa, ia menerima

telepon dari ‘Whitehall’ alias pejabat pemerintah Inggris yang bertanya kenapa Libor

Barclays selalu berada di atas. Di memo itu, Diamond memberi alasan bahwa bank-bank lain

di pasar justru memasukkan bunga yang tak mencerminkan realitasnya.

Lantas Tucker berseloroh bahwa Libor Barclays tak perlu selalu setinggi biasanya. Menurut

Diamond, pernyataan ini disalahartikan oleh direksinya sebagai sinyal untuk menurunkan

Libor. Maka sejak saat itu, Libor Barclays mulai menurun.

Diamond boleh membela diri dengan melempar fokus ke campur tangan pemerintah dan

kartel perbankan, tapi ia juga mesti menjelaskan apa yang terjadi di tahun 2005. Para trader

derivatif di Barclays dan sejumlah bank yang belum diungkap namanya berusaha

mempengaruhi Libor agar sesuai dengan posisi mereka dalam transaksi derivatif. Sedikit saja

pergerakan Libor bisa memberi mereka untung atau rugi jutaan dollar.

Barclays mengakui bahwa para trader ini sudah memanipulasi bunga ratusan kali. Diamond

berkata membaca email-email para trader itu membuatnya sakit secara fisik.

Sudah ketahuan sejak lama

Bau busuk skandal Libor bukannya tak pernah terendus. Sejak tahun 2008, setidaknya dua

media sudah mengangkatnya.

Tim Bond, analis Barclays Capital, pernah mengungkap manipulasi Libor kepada Bloomberg

television. “Bunga yang dimasukkan bank-bank menjadi berbeda dari kenyataan,” tuturnya.

Di waktu bersamaan, Wall Street Journal juga melaporkan di halaman mukanya sejumlah

bank yang memasukkan bunga yang sangat rendah untuk Libor ketimbang ukuran pasar yang

seharusnya.

Page 14: Negatif Pasar Uang

Jika media saja sudah menyadarinya, bukan tak mungkin pemerintah dan regulator

sebenarnya sudah tahu. Dan benar saja, pada Juni 2008, Menteri Keuangan AS Timothy

Geithner yang saat itu menjabat Presiden Federal Reserves of New York, telah mengirim

memo kepada Gubernur Bank of England (BOE) Mervyn King.

Dalam memo pribadi itu, Geithner menyarankan King melakukan enam langkah perubahan

yang dapat memperbaiki kredibilitas dan integritas Libor. Salah satunya, menghilangkan

insentif yang membuat bank salah melaporkan.

Bagaimana selanjutnya?

Efek domino skandal ini bisa luar biasa. Tak hanya politik di Inggris, tapi juga ke Wall

Street, dan industri perbankan global.

Kita masih menanti hasil investigasi bank-bank lainnya. Sementara itu, parlemen Inggris dan

regulator sedang sibuk berdebat tentang kemungkinan membawa kasus ini ke ranah pidana.

Mencuat juga perdebatan soal perbaikan formulasi Libor ke depannya.

Gubernur BOE Mervyn King punya pikiran lebih besar yaitu mengubah arsitektur industri

perbankan Inggris. Ia kembali pada ide pemisahan penuh antara bank investasi dan bank ritel.

Sementara itu, industri perbankan dunia tengah dag dig dug. Siapa lagi yang bakal kena

setelah Barclays?

Morgan Stanley melakukan analisis untuk menghitung kemungkinan kerugian 16 bank dalam

skandal Libor. Menurut hitungannya, 16 bank itu menghadapi total potensi sanksi dan penalti

senilai US$ 22 miliar. Royal Bank of Scotland Group Plc dan Deutsche Bank AG

diperkirakan menerima denda terbesar.