Needle Aspiration

10
Needle Aspiration of Primary Spontaneous Pneumothorax Mathieu Pasquier, M.D., Olivier Hugli, M.D., and Pierre-Nicolas Carron, M.D. Ikhtisar : Pneumotoraks spontan primer terjadi pada pasien tanpa klinis penyakit paru-paru atau trauma yang jelas. Pengamatan mungkin merupakan satu-satunya tindakan yang diperlukan untuk pasien dengan pneumothoraxes spontan primer yang kecil. Untuk pneumothorax besar atau pneumothorax yang menyebabkan gejala klinis sesak napas yang signifikan, intervensi aktif sangat diperlukan. Intervensi ini mungkin melibatkan aspirasi sederhana, penempatan tabung dada, atau aspirasi jarum. Aspirasi jarum dianggap sama efektif dan amannya dengan tabung dada torakostomi untuk pengelolaan pneumotoraks spontan primer. Aaspirasi dengan menggunakan jarum memiliki kelebihan seperti berkurangnya rasa sakit dan ketidaknyamanan, lebih pendek tinggal di rumah sakit, waktu MRS yang lebih pendek dan pembayaran admisnistrasi rumah sakit yang lebih sedikit dibandingkan dengan tabung dada thoracostomy. Dokter-dokter IGD

description

aspirasi jarum

Transcript of Needle Aspiration

Page 1: Needle Aspiration

Needle Aspiration of Primary Spontaneous

Pneumothorax

Mathieu Pasquier, M.D., Olivier Hugli, M.D., and Pierre-Nicolas Carron, M.D.

Ikhtisar :

Pneumotoraks spontan primer terjadi pada pasien tanpa klinis penyakit paru-paru atau trauma

yang jelas. Pengamatan mungkin merupakan satu-satunya tindakan yang diperlukan untuk pasien

dengan pneumothoraxes spontan primer yang kecil. Untuk pneumothorax besar atau

pneumothorax yang menyebabkan gejala klinis sesak napas yang signifikan, intervensi aktif

sangat diperlukan. Intervensi ini mungkin melibatkan aspirasi sederhana, penempatan tabung

dada, atau aspirasi jarum. Aspirasi jarum dianggap sama efektif dan amannya dengan tabung

dada torakostomi untuk pengelolaan pneumotoraks spontan primer. Aaspirasi dengan

menggunakan jarum memiliki kelebihan seperti berkurangnya rasa sakit dan ketidaknyamanan,

lebih pendek tinggal di rumah sakit, waktu MRS yang lebih pendek dan pembayaran

admisnistrasi rumah sakit yang lebih sedikit dibandingkan dengan tabung dada thoracostomy.

Dokter-dokter IGD harus akrab dengan teknik ini dan harus mampu menjelaskan pada pasien

sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan yang terlibat dalam menentukan treatment

terbaik. Suplemen ini mengulas informasi yang diberikan dalam video tentang teknik dan

perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan aspirasi jarum pada pneumotoraks spontan

primer orang dewasa. Meskipun aspirasi jarum juga dapat diindikasikan untuk pasien dengan

pneumothorax sekunder, penggunaannya pada pasien dengan kondisi ini tidak dibahas di sini

atau di video.

Page 2: Needle Aspiration

Indikasi :

Aspirasi jarum sangat cocok untuk pasien dengan episode pertama pneumothorax spontan

primer. Pasien seharusnya tidak memiliki bukti penyakit paru-paru yang tidak terdeteksi, tetapi

harus memiliki gejala baik berupa sesak napas atau pneumotoraks dengan hasil pengukuran rim

udara minimal 2 cm ketika dinilai pada tingkat hilum.

Kontraindikasi :

Aspirasi jarum kontraindikasi ketika pasien memiliki pneumotoraks traumatik, pneumotoraks

pada kedua belah paru, tension pneumothorax, ketidakstabilan hemodinamik, penyakit paru yang

tidak terdeteksi (underliying), riwayat pneumotoraks berulang, atau gangguan perdarahan. Usia

yang lebih dari 50 tahun adalah kontraindikasi relatif, karena prosedur aspirasi jarum pada

pasien dengan umur lebih dari 50 tahun tingkat keberhasilannya rendah.

Peralatan :

Berbagai jenis kateter dapat digunakan untuk melakukan aspirasi jarum, dan dokter haruslah

akrab dengan perangkat tertentu yang tersedia di institusinya. Prosedur ini membutuhkan jarum

kateter No 16 atau 18, tabung threeway dengan sebuah stopcock, dan jarum suntik 50 ml atau 60

ml. Pemberian agen anestesi lokal, diperlukan lidokain 1% atau 2%, jarum suntik 10 ml, dan

satu jarumukuran kecil (ukuran 25); untuk anastesi lapisan jaringan yang lebih dalam

diperlukan juga satu lebih jarum dengan ukuran yang lebih besar (ukuran 22). Dokter juga akan

membutuhkan sarung tangan steril, gaun pelindung steril (duk), masker wajah, chlorhexidine

atau larutan antiseptik lain, persiapan kit steril, dan tirai steril.

Page 3: Needle Aspiration

Persiapan Pasien :

Untuk mempersiapkan pasien, berikan penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan,

mengkonfirmasi identitas pasien, dan peroleh persetujuan tertulis. Pastikan juga tidak ada

kontraindikasi, pastikan bahwa pasien tidak memiliki alergi terhadap lidokain, dan verifikasi

apakah pneumothorax ada di sebelah kanan atau kiri. Tempatkan pasien pada posisi semisupine

(dengan torso berada pada sudut 30 sampai 45 derajat) dengan tujuan untuk memungkinkan

udara untuk terkumpul pada apeks paru-paru. Berikan oksigen dan pantau saturasi oksigen darah

arteri dengan pulse oximetry. Denyut jantung dan tekanan darah juga harus dipantau, dan kateter

intravena harus sudah tersedia. Pasien harus diberikan O2 dengan masker wajah.

Menentukan Landmarks :

Lokasi pilihan untuk penempatan jarum aspirasi pneumotoraks adalah pada ruang intercostal

kedua pada garis midclavicular, pada sisi yang sama dengan paru yang mengalami

pneumotoraks. Mulailah dengan menentukan letak rusuk kedua dan ketiga. Rusuk kedua dapat

dirasakan tepat di bawah selangka. Ruang intercostal kedua adalah daerah antara tulang rusuk

kedua dan ketiga. Selanjutnya lakukan identifikasi pertengahan klavikula dan garis

midclavicular. Perpotongan antara garis midclavicular dan ruang intercostal kedua adalah tempat

yang tepat untuk memasukkan jarum aspirasi pneumotoraks (Gbr. 1). Sebuah pena untuk

menandai kulit dapat digunakan untuk menandai tempat yang akan dilakukan aspirasi.

Gambar 1 : Tempat Penusukan Jarum Aspirasi

Tempat yang disarankan untuk injeksi jarum aspirasi

pneumothorax adalah ruang interkostal kedua pada

garis midclavicular pada sisi yang sama dengan paru

Page 4: Needle Aspiration

yang mengalami pneumothorax

Prosedur :

Pakai masker wajah, gaun pelindung atau gaun steril dan sarung tangan steril. Gunakan

chlorhexidine atau larutan antiseptik lain untuk membersihkan kulit pasien, dan kemudian

posisikan tirai steril sesuai dengan gambar 2. Aspirasi lidocaine ke jarum suntik 10 ml.

menggunakan jarum dengan gauge atau ukuran 25, suntikan lidokain pada tepi superior dari

tulang rusuk ketiga, pada garis midclavicular. Ambil jarum dengan gauge atau ukuran 22 dan

lakukan anastesi pada lapisan jaringan yang lebih dalam dengan memasukkan jarum tegak lurus

pada kulit. Selalu aspirasi situs sebelum menyuntikkan obat bius, untuk memastikan jarum tidak

mengenai pembuluh darah.

Dengan jarum diposisikan tepat di atas dari rusuk ketiga, tusukan pada arah rongga pleura.

Menempatkan jarum tepat di atas tulang rusuk ketiga akan mencegah luka pada pembuluh

interkostal dan saraf yang terletak tepat di bawah tulang rusuk. Setelah memasukkan jarum

melalui ruang interkostal, lanjutkan aspirasi sedikit demi sedikit. Ketika telah menembus ruang

pleura, gelembung udara akan muncul saat melakukan aspirasi (Gbr. 2). Sebelum menarik keluar

jarum jarum perhatikan kedalaman penetrasi. Tingkat kedalaman masuknya jarum akan

diperlukan n sebagai titik acuan ketika memasukkan kateter melalui jarum.

Gambar 2 : Konfirmasi dari Penetrasi Rongga

Pleural

Penanmpakan gelembung udara pada jarum suntik.

Yang sebagian terisi dengan anastesi lokal

mengindikasikan bahwa kateter telah masuk hingga

rongga pleural.

Page 5: Needle Aspiration

Hubungkan kateter jarum dengan jarum suntik lidokain 10-ml, yang seharusnya masih

terisi sebagian dengan sisa anestesi lokal yang dilakukan sebelumnya. Dengan menggunakan

landmark yang sama seperti yang digunakan saat melakukan anestesi lokal, perlahan-lahan

tusukan jarum ke arah rongga pleura sambil terus lakukan aspirasi dengan jarum suntik. Sekali

lagi ketika jarum menembus ruang pleura, gelembung udara akan muncul pada jarum suntik.

Pada saat ini, tusukan jarum beberapa milimeter lebih dalam untuk memungkinkan ujung kateter

sepenuhnya menembus ruang pleura. Lepaskan jarum kateter dan jarum suntik 10 ml bersamaan

dengan saat pasien mengembuskan napas atau batuk. Cepat tutupi pembukaan kateter dengan jari

untuk mencegah masuknya udara tambahan ke dalam rongga pleura.

Gambar 3 : Aspirasi Udara dari Pneumothorax

Setelah udara diaspirasi dari pneumothorax, maka ia

akan kembali pada udara ambien melalui sisi tepi

dari tutup kateter threeway.

Pasang pipa dengan kateter tiga arah (threeway cateter), dan gunakan jarum suntik 50-ml

atau 60 ml untuk mengaspirasi udara dari rongga pleura dengan lembut (Gbr. 3). Manipulasi

dari kateter threeway membutuhkan perhatian ketat, karena setiap pembukaan pada udara ambien

dapat menyebabkan terjebaknya udara dalam rongga pleura dan kegagalan prosedur. Ketika

memanipulasi stopcock (tutup kateter), pastikan bahwa ruang pleura tidak pernah terbuka atau

kontak langsung dengan lingkungan. Kembalikan udara melalui port samping ke ambien udara

dan ukur volume udara yang disedot dengan menghitung jumlah jarum suntik yang digunakan.

Aspirasi lebih dari 2,5 liter merupakan indikasi bahwa mungkin ada kebocoran udara, dan

prosedur harus dihentikkan. Lanjutkan aspirasi manual hingga aspirasi udara tidak lagi bisa

dilakukan. Lepaskan kateter dan tempatkan kasa steril di area penyuntikan.

Page 6: Needle Aspiration

Sebuah rontgen dada postprocedural harus dilakukan dengan pasien berada dalam posisi

tegak. Ketika aspirasi jarum berhasil, gejala-gejala yang dialami pasien akan meningkat , dan

hanya akan tersisa sedikit pneumothorax - atau tidak ada sama sekali yang tampak pada

gambaran foto thorax. Kebanyakan pasien siap untuk dipulangkan 6 jam setelah prosedur

asalkan radiografi postprocedural pada kedua belah dada menunjukkan tidak adanya

kekambuhan pneumothorax. Waktu pengeluaran pasien akan bervariasi menurut institusi

masing-masing.

Komplikasi :

Komplikasi dari aspirasi jarum pneumotoraks spontan primer mungkin termasuk emfisema

subkutan lokal, infeksi, laserasi paru, emboli udara, atau perdarahan. Resiko perdarahan dapat

diminimalkan dengan menempatkan kateter pada ruang intercostal tepat di atas tulang rusuk

ketiga, sehingga mencegah cedera pada pembuluh darah interkostal. Kegagalan teknis dapat

terjadi jika prosedur yang dilakukan tidak dapat mencapai rongga pleura atau jika kateter yang

digunakan terlalu pendek. Masalah ini paling sering muncul pada pasien yang sangat berotot

atau obesitas. Aspirasi lebih dari 2,5 liter udara dapat menunjukkan adanya kebocoran udara

persisten, dimana penempatan tabung dada harus dipertimbangkan.

Ringkasan

Aspirasi jarum adalah pengobatan alternatif untuk penempatan tabung dada pada pasien dengan

episode pertama pneumotoraks spontan primer. Sebuah praprosedur dan evaluasi yang hati-hati

diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada kontraindikasi pada pasien yang akan dilakukan

aspirasi jarum. Semua pasien harus dimonitor dengan ketak selama prosedur dilakukan. Setelah

landmark anatomis telah diidentifikasi dan agen anestesi lokal telah diberikan, udara intrapleural

dapat dievakuasi melalui kateter berdiameter besar. keberhasilan dari prosedur ini dapat

dikonfirmasi dengan perbaikan klinis dan dengan sebuah foto thorax dada yang menunjukkan

tidak adanya residu atau residu pneumothorax minimal.

Page 7: Needle Aspiration

Referensi :

1. Sahn SA, Heffner JE. Spontaneous pneumothorax. N Engl J Med 2000;342:868-74.

2. Wakai A, O’Sullivan RG, McCabe G. Simple aspiration versus intercostal tube drainage for

primary spontaneous pneumothorax in adults. Cochrane Database Syst Rev

2007;1:CD004479.

3. Zehtabchi S, Rios CL. Management of emergency department patients with primary

spontaneous pneumothorax: needle aspiration or tube thoracostomy? Ann Emerg Med

2008;51:91-100. [Erratum, Ann Emerg Med 2008;51:309.]

4. MacDuff A, Arnold A, Harvey J, BTS Pleural Disease Guideline Group. Management of

spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society Pleural Disease Guideline 2010.

Thorax 2010;65:Suppl 2:ii18-ii31.

5. Kosowsky JM. Pleural disease. In: Marx JA, ed. Rosen’s emergency medicine: concepts and

clinical practice. 7th ed. Vol. 1. Philadelphia: Mosby, 2010:939-43.

6. Ho KK, Ong ME, Koh MS, Wong E, Raghuram J. A randomized controlled trial comparing

minichest tube and needle aspiration in outpatient management of primary spontaneous

pneumothorax. Am J Emerg Med 2011;29:1152-7.

Copyright © 2013 Massachusetts Medical Society.