necrotizing enterocolitis
-
Upload
dian-eka-permata -
Category
Documents
-
view
271 -
download
6
Transcript of necrotizing enterocolitis
N.E.C.Prof. Dr. Farid Nur Mantu SpB,SpBA,
Dr. Ahmadwirawan SpB. SpBA.
Kuliah Sistem Emergensi & Traumatology
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar
2012
DEFINISI NEC (NECROTIZING ENTEROCOLITIS)
Infeksi usus halus dan kolon
Terutama pada bayi prematur
Periode perinatal sulit
NEC :
Unique surgical disease pada neonatus •Necrosis usus sebagian / difus
•Sepsis
•Sering diikuti perforasi, peritonitis & kematian
•Diyakini akibat iskemi intestinal pd bayi yg mengalami stress
ETIOLOGI Hypoxia : - Respirasi
- Sirkulasi- Vasokonstriksi
Infeksi : - Barier mucosa lemah - Translokasi bakteri
- Terutama ileum distal Nutrisi Enteral
NEC
terjadi
oleh adanya defek pada keutuhan Barier
Mucosa Intestinal
Faktor-faktor yg dpt sebagai mediator terjadinya NEC :
1. Kurangnya proteksi immunologi
2. Ischemia Mucosa
3. Trauma Mucosa Langsung
Predisposisi Prenatal:
•Prematuritas
•Ketuban pecah dini
•Plasenta previa
•Sepsis puerperalis
•Toksemia gravidarum
Pasca natal
• Serangan apnea
• Sindroma distress pernafasan
• Temperatur tidak stabil
• Kelainan jantung bawaan
• PDA (duktus arteriosus paten)
• Exchange transfusion
KLASIFIKASI BELL (1978)
Stadium I : Suspek NECGejala infeksi sistemik ringanBradikardi, apnoe, letargiAbdomen distensi ringanMuntah, residu gaster (+)Darah samar pada faeces X-ray :- tidak spesifik
- Perselubungan luas - Distribusi udara tidak merata
KLASIFIKASI BELL (1978)
Stadium II : “ Definite “
Gejala infeksi sistemik nyataMetabolik acidosis, trombositopeniDistensi abdomen, bising usus (-)Oedema/Selulitis dinding abdomenKemerahan sekitar umbilikusInfiltrat kuadran kanan
KLASIFIKASI BELL (1978)
Lanjutan Stadium II :
X – Ray : - Pneumoperitoneum - Pnematosis
intestinalis - Gas dalam vena
porta - Loop persistent
KLASIFIKASI BELL(1978)
Stadium III : Lanjut
Hypotensi, gangguan sirkulasi Asidosis metabolik berat Ikterus, sclerema, DIC Abdomen distensi dgn tanda perforasi & peritonitis
Diagnosis berdasarkan :
- Gejala Klinis
- Laboratoris
- Radiologis
- PA
KLINIS
SYSTEMIC SIGNS Temperatur tidak
stabil Apnea Bradycardia Lethargy
Metabolic acidosis Thrombocytopenia
Gejala awal dan tanda-tanda gastrointestinal:
• 90% pada 24 jam I kelahiran 10 hari
• Distensi abdomen + retensi sekresi gaster
• Muntah jernih , berubah menjadi hijau
• Sebagian : Diare campur darah encer maupun bekuan darah
• Sebagian lain : defekasi -, distensi abdomen
• Udem• Bercak – bercak kemerahan: telah ada gangguan
bekuan darah atau perforasi.• KU memburuk cepat, • Tanda-tanda sepsis, • Hipotermi• Lethargi• Asidosis metabolik• Ikterik• DIC• Meninggal
Hypotensi Bradycardia Shock Apnea berat Metabolic & respiratory acidosis Neutropenia DIC
INTESTINAL SIGNS
Malas minum Aspirat lambung
banyak Muntah hijau
GI bleeding ringan Distensi abdomen
ringan
GI Bleeding ringan berat
Abdomen tegang Erythema dinding abdomen Massa abdomen kanan bawah
Peritonitis umum Abdomen tegang
RADIOLOGIS
Mild Ileus
Pneumatosis Intestinalis Ileus Udara di vena porta Dilatasi usus
Pneumoperitoneum + Definite Ascites
Foto abdomen NEC
NEC, Foto polos abdomen, perforasi usus
Diagnosis Dini :
Foto Polos abdomen erect dan LLD• Dilatasi usus ec paralitik
• Patognomonik : pneumatosis intestinalis
• Udara dalam vena porta, mudah terlihat pada LLD
• Udara bebas bila telah terjadi perforasi
Pneumatosis intestinalis
LaboratoriumBiakan kuman dari darah dan cairan peritoneal
Dapat berupa :
• Bakteri enterik gram negatif (aerob): Klebsiela,
E.Coli, Bakterioides fragilis
• Klostridia
• Streptokokus, stafilokokus
PA
Gelembung udara diantara serosa dan mucosa Necrosis di muscularis (Ghost Like) Serosa edema, hemorrhage Ulcerasi mucosa
Medical Treatment
Surgical
Terapi Medik :
Dekompresi lambung & pengisapan periodik: memperbaiki pernafasan
Terapi cairan dan elektrolit intra vena Antibiotika sistemik : Gram positif, aminoglikosid Koreksi asidosis Alimentasi parenteral perifer Ventilator dan Analisa Gas Darah Pemeriksaan abdomen dan radiologis berulang tiap 6
jam
MEDICAL TERAPIOksigenasiStop oral
IVFDDekompresi
TPNAntibiotika
Penatalaksanaan Bedah :
PRINSIP :– Tidak ada operasi prophilaktis– Operasi tidak mempengaruhi
perjalanan penyakit– Membantu atasi komplikasi– Operasi hanya pada stadium II –III– Operasi harus cepat dan sederhana
(damage control surgery )
Terapi BedahIndikasi bedah
KU memburuk, tdk selalu ditemukan gangren yang perlu direseksi
Kelainan dinding abdomen : eritema & udem
Massa infiltrat dinding abdomen yg terfiksir
Radiologis : pneumoperitoneum, dilatasi usus persisten
Lab : parasintesis (+), biakan (+)
Tindakan Bedah1.Laparatomi, reseksi, stoma
2.Laparatomi, reseksi, anastomose
3.Drainase peritoneal dgn anestesi lokal
Penatalaksanaan Bedah OPERASI :
KU buruk dengan pneumoperitoneum
dekompresi / drenase dengan abbocath Epigastrium
Drain intra abdomen kuadran bawah
Penatalaksanaan Bedah
Toleransi operasi cukup : Laparotomi explorasi
Perforasi tunggal & tidak iskemi luas reseksianatomosis
Perforasi multipel dgn batas tidak jelas reseksi & ileostomi
Pada kerusakan yg sudah mencapai serosa reseksi
Ileostomi tidak difixasi dgn jahitan pada usus
Indikasi Operasi :
1. Perforasi
2. Perdarahan yang tak terkendali
3. Peritonitis Purulenta
Ilustrasi Kasus NEC di RSAB Harapan Kita 2004 -2005
Jumlah Kasus : 11 Umur kehamilan : prematur = 6
Full term = 5 BBL < 2000 g = 6
> 2000 g = 5 Kelahiran : Spontan = 9
sectiocaesar = 2 Asal Pasien : Rumah sakit luar = 10
RSAB = 1
Lanjutan Ilustrasi …… Tindakan :
- Drainase ( lokal ) = 2 - Reseksi + ileoustomi = 4 (1)- Reseksi anastomosis ileum = 5 (2)
Mortalitas : 7 ( 63,6%) Hidup : 3 ( 27,3% ) Pulang paksa : 1
Kasus NEC di jakarta 1980 – 1985
1. Laki-laki 7 hari Perforasi ileum ileostomi meninggal
2. Wanita 8 hari perforasi yeyenum Reseksi + anastomose meninggal
3. Wanita 13 hari perforasi ileum & yeyenumanastomose yeyunoyeyunostomi & meninggal
ileostomi
4. Laki-laki 6 hari perforasi ileum ileostomi hidup
5. Wanita 24 jam perforasi ileum & yeyenumreseksi anastomosis yeyuno-ileostomihidup
6. Laki-laki 4 hari perforasi yeyunum + ileumpenutupan yeyunum + ileostomi meninggal
7. Laki-laki 3 hari drainase peritoneal dgn lokal anestesi meninggal
8. Wanita 7 hari perforasi gaster (micro) dekompresi dengan sonde lambung hidup
9. Laki-laki 25 hari nekrosis kolon kolostomi hidup
10. Wanita 7 hari gaster + ileum bercak2 ne dekompresi gaster dgn sonde lambungmeninggal
krosis
NEC :
• Tindakan bedah : 23 % (O’Neil & Holcom)
• 10 kasus : 60 % meninggal, karena
• Indikasi bedah yang dipakai peritonitis & udara bebas
• Koloske et al : gangren (+): angka kematian menjadi 2 kali lipat
• NEC dgn tanda – tanda peritonitis : segera bedah tanpa perlu foto untuk melihat udara bebas
• 12-50% perforasi tanpa udara bebas pada foto
Udara bebas (-) karena :
Perforasi di ileum atau yeyunum yg tdk berisi udara
Penutupan dini jaringan sekitarnya
Perforasi di retroperitoneal
Udara sedikit akibat pengisapan melalui sonde lambung
Radiographic view yang kurang optimal
Perforasi terjadi setelah foto dibuat
Sesuaikan tindakan dengan kondisi & fasilitas
• Enterostomi : perforasi di usus bagian bawah
• Hindari jejunostomi sebisa mungkin, bila terpaksa dilakukan , tutup sesegera mungkin
• Anastomosis primer : hanya bila kontaminasi minimal
• Cuci cavum peritoneal sebersih mungkin
• Antibiotika spektrum luas gram -, + intra vena dilanjutkan.