Naskah Punlikasi HPEQ
Transcript of Naskah Punlikasi HPEQ
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
1/12
MEDIA PROMOSI YANG EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN
PELAJAR SMP DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG MAKANAN
BERGIZI
Naskah Publikasi
Untuk Mendapatkan Dana Hibah Penelitian Mahasiswa HPEQ
Oleh :
Astri Sulastri Prasasti (08711213)
Rio Rialdi (08711232)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2012
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
2/12
MEDIA PROMOSI YANG EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN
PELAJAR SMP DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG MAKANAN
BERGIZI
Astri Sulastri P1, Rio Rialdi2, Nur Aisyah Jamil3
INTISARI
Latar belakang : Di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu permasalahan gizi
makro dan permasalahan gizi mikro. Permasalahan gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, Faktor perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi yang membawa
banyak perubahan pada pola hidup masyarakat termasuk pada pola konsumsi. Berbagai
media, seperti televisi, radio, koran, majalah dan internet cukup gencar dalam memasarkan
mempromosikan berbagai bentuk, jenis produk makanan, turut andil dalam membentuk
karakter serta pola makan remaja. Strategi promosi kesehatan dinilai penting karena dapat
mengubah pengetahuan.
Tujuan : Untuk mengetahui media promosi yang paling efektif dalam meningkatkan
pengetahuan pelajar SMP mengenai makanan bergizi.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian comparative, quasi experimental, before and
after design. Penelitian ini dilakukan pada pelajar SMP yang terpilih di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Penentuan SMP dilakukan secara random sampling. Penelitian ini
membandingkan dua kelompok pelajar SMP yang memiliki kesamaan karakteristik kemudian
diberikan intervensi berupa promosi menggunakan media leaflet dan film. Data pengetahuan
diambil sebelum dan sesudah intervensi. Kemudian dilakukan, analisis perbandingan data
dari kedua kelompok.
Hasil : Hasil uji deskriftif nilai rata-rata pre test media film = 19,08 dan media laflet 19,3.
Nilai rata-ratapost test media promosi film = 20,6 dan media promosi leaflet 19,36. Hasil Uji
Hipotesis dengan Pair T Correlation media promosi leaflet nilai p = 0.00 (p
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
3/12
EFEKTIF MEDIA PROMOTION TO INCREASE JUNIOR HIGH SCHOOL
STUDENT KNOWLEDGE IN YOGYAKARTA ABOUT NUTRITIOUS FOOD
Astri Sulastri P1, Rio Rialdi2, Nur Aisyah Jamil3
ABSTRACT
Background: In Indonesia, there are two major nutritional problems are problems of macro
nutrients and micronutrients problems. Nutritional problems may be influenced by several
factors, factors which the current development of science and technology modernization that
brought many changes to the lifestyle of the people included in the consumption pattern.
Media television, radio, newspapers, magazines and the internet quite heavily in marketing to
promote various forms, types of food products, taking part in shaping the character and
adolescent eating patterns. Health promotion strategies considered important because it can
change knowledge.
Objectives:To determine the most effective media campaign to increase knowledge of juniorhigh school students about nutritious food.
Methods: The study is a comparative study, quasi-experimental, before and after design. The
research was conducted in selected junior high school students in Yogyakarta. The
determination of SMP uses random sampling method. This study compared two groups of
junior high school students with similar characteristics to the intervention were given a leaflet
campaign using the media and film. Knowledge data is taken before and after intervention.
Then data was Analyzed use comparative data from both groups.
Results: The results of descriptive value of the average pre test media and movies = 19.08
19.3 leaflets media. The average value of media promotion of the film post-test = 20.6 and
19.36 of media promotion leaflet. Hypothesis Test Results by T Pair Correlation media
campaign leaflet p-value = 0.00 (p
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
4/12
PENDAHULUANSecara umum di Indonesia terdapat
dua masalah gizi utama yaitu
permasalahan gizi makro dan
permasalahan gizi mikro. Masalah gizi
makro pada dasarnya merupakangangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kekurangan atau kelebihan asupan energi
dan protein. Masalah gizi makro adalah
masalah gizi yang utamanya disebabkan
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
asupan energi dan protein. Masalah zat
gizi makro umumnya disertai dengan
kekurangan zat gizi mikro.1
Manifestasi dari masalah gizi
makro bila terjadi pada wanita usia subur
dan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis(KEK) adalah berat badan bayi baru lahir
yang rendah (BBLR). Bila terjadi pada
anak balita akan mengakibatkan
marasmus, kwashiorkor atau marasmik-
kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi
gangguan pertumbuhan pada anak usia
sekolah.2Masalah gizi makro juga dialami
oleh remajaa usia 10-16 tahun dapat
menderita KEK dan obesitas. Sedangkan
masalah gizi mikro yang banyak ditemui
pada remaja yaitu anemia.1
Secara umum, permasalahan gizi
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain faktor demografi seperti
pertambahan jumlah penduduk, laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi,
besarnya proporsi penduduk usia muda,
penyebaran penduduk yang tidak merata,
perubahan susunan penduduk; faktor sosial
ekonomi dimana terjadinya peningkatan
kesejahteraan masyarakat, meningkatnyalaju pertumbuhan ekonomi yang secara
baik langsung berpengaruh pada
pendapatan keluarga.2 Selain itu, faktor
lain yang berpengaruh pada masalah gizi
adalah perkembangan IPTEK dimana
terjadinya arus moderenisasi yang
membawa banyak perubahan pada pola
hidup masyarakat termasuk pada pola
konsumsi.3
Pola konsumsi ini mulai menggeser
pola konsumsi gizi seimbang yang selamaini telah diterapkan oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia. Dalam jangka
panjang gaya hidup seperti ini berdampak
buruk bagi kesehatan karena
mengakibatkan ketidakseimbangan asupan
gizi.4
Kemajuan-kemajuan di berbagaibidang tadi mengakibatkan munculnya
gaya hidup baru yang dikenal dengan
sedentary life. Pola hidup sedentary life
merupakan pola hidup yang ditandai
dengan aktivitas yang rendah dan
konsumsi makanan yang berlebihan.
Kemajuan teknologi pengolahan pangan
menyebabkan terjadinya peningkatan
kebiasaan konsumsi snack, termasuk di
dalamnya junk food dan fast food.
Perubahan kebiasaan pola makan ini tidakhanya dialami oleh orang dewasa tetapi
juga pada anak-anak.5 Fast food adalah
makanan yang mengandung kalori, kadar
lemak, gula, dan sodium (Na) tinggi, tetapi
rendah akan kandungan vitamin dan
mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.
Akibat yang ditimbulkan dari kekurangan
kandungan mineral dalam makanan,
contohnya anemia dan kekurangan
protein.6
Prevalensi kurang energi protein,
yang kemudian disebut masalah gizi
makro, pada balita turun dari 37,5 % pada
tahun 1989 menjadi 26,4 % pada tahun
1999. Prevalensi anemia di Indonesia pada
pekerja berpenghasilan rendah yaitu 30
40 %, anak usia sekolah pravelensinya 25
35 %, ibu hamil pravelensinya 50 70
%, laki-laki dewasa pravelensinya 20 30
%.7 Akibat dri kekurangan zat besi ini
akan terjadi penurunan pemusatanperhatian (atensi), kecerdasan, dan prestasi
belajar. Seseorang yang menderita anemia
malas bergerak sehingga kegiatan
motoriknya akan terganggu. Distribusi zat
gizi yang menurun akan menyebabkan
otak kekurangan energi. Akibatrnya, daya
pikir orang itu pun ikut menurun sehingga
prestasi pun ikut menurun.4 Seseorang
menjadi cerdas, karena zat zat yang
terdapat dalam otak menyediakan energi
agar dapat melaksanakan pekerjaannya.Kekurangan nutrisi pada otak akan
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
5/12
membawa kesulitan belajar (berpikir) dan
lain lain. Kekurangan zat besi biasanya
mengakibatkan anemia dengan gejala :
mata sering berkunang kunang, cepat
lelah, dan kekurangan sel darah merah.7
Di sisi lain, dari perkiraan 210 jutapenduduk Indonesia tahun 2000, jumlah
penduduk yang overweight diperkirakan
mencapai 76,7 juta (17,5%) dan pasien
obesitas berjumlah lebih dari 9,8 juta
(4,7%). Berdasarkan data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa overweight dan
obesitas di Indonesia telah menjadi
masalah besar yang memerlukan penangan
secara serius.8Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan
prevalensi obesitas di Indonesia padapenduduk usia > 15 tahun adalah 10,3%
(laki-laki 13,9 % dan perempuan
23,8%), sedangkan pada anak-anak usia
6-14 tahun pada laki-laki 9,5 % dan
perempuan 6,4 %.9
Dari data diatas, didapatkan bahwa
remaja adalah kelompok yang rentan
terhadap permasalahan gizi. Remaja
merupakan kelompok usia yang relatif
bebas, termasuk relatif dalam memilih
jenis makanan yang mereka konsumsi.
Perilaku gizi yang salah banyak dijumpai
pada remaja. Adapun kecenderungan
mengikuti pola makan dan gaya hidup
modern membuat remaja lebih menyukai
makan diluar rumah bersama
kelompoknya. Ketidakseimbangan
konsumsi makanan disebabkan karena
perilaku yang tidak tepat dalam memilih
makanan sehari-hari.10 Hal ini diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan olehDietz8 yang mengatakan bahwa masa
remaja adalah salah satu periode kritis
untuk terjadi obesitsas dan kekurangan
gizi. Remaja mempunyai kecenderungan
untuk mengkonsumsi makanan di luar
rumah atau sekolah, memilih makanan
yang dianggap populer dan meningkatkan
gengsi, serta mempunyai kebiasaan makan
tidak teratur.11
Meskipun pola konsumsi remaja
diengaruhi oleh multifaktorial, tetapipaling tidak ada dua faktor penting yang
mempengaruhi pola konsumsi remaja,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal menyangkut diri sendiri
seperti mental, kebiasaan, pendidikan,
peran orang tua. Sedangkan faktor
eksternal berhubungan dengan tatapergaulan, pengaruh media massa, sistem
teknologi informasi, modernisasi, dan lain-
lain. Berbagai media, seperti televisi,
radio, koran, majalah dan internet cukup
gencar dalam memasarkan
mempromosikan berbagai bentuk, jenis
produk makanan, turut andil dalam
membentuk karakter serta pola makan
remaja. Strategi promosi kesehatan dinilai
penting karena dapat mengubah
pengetahuan, sikap dan perilakuseseorang. Beberapa penelitian
menunjukkan media promosi film adalah
media yang paling efektif dalam
meningkatkan pengetahuan siswa
mengenai kesehatan reproduksi yang
banyak dilakukan.12
Identifikasi faktor yang
mempengaruhi pola konsumsi pada remaja
ini sangat penting untuk menentukan
intervensi program yang tepat. Dari
sebagian besar faktor yang mempengaruhi
pola konsumsi, pengetahuan memiliki
andil yang cukup besar.8 Meskipun telah
banyak penelitian mengenai pola konsumsi
remaja, namun belum ada penelitian yang
menunjukkan media promosi apa yang
tepat untuk meningkatkan pengetahuan
remaja mengenai makanan bergizi.3 Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui media promosi yang paling
tepat untuk meningkatkan pengetahuanremaja mengenai makanan bergizi,
khususnya pelajar SMP.
METODEPenelitian ini merupakan penelitian
comparative, quasi experimental, before
and after design. Penelitian ini
membandingkan dua kelompok pelajar
SMP yang memiliki kesamaan
karakteristik kemudian diberikan
intervensi berupa promosi menggunakanmedia leaflet dan film. Data pengetahuan
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
6/12
diambil sebelum dan sesudah intervensi.
Kemudian dilakukan, analisis
perbandingan data dari kedua kelompok.
Variabel dalam penelitian ini
terbagi menjadi variable bebas
(independent variable) dan variable terikat(dependent variable). Variabel variabel
bebas atau penentu adalah media promosi
(leaflet dan film). Variabel terikat adalah
tingkat pengetahuan yang diukur sebelum
dan setelah intervensi.
Definisi Operasional dari penelitian
ini adalah
Makanan bergizi : Makanan yang
mengandung zat makanan yang diperlukan
oleh tubuh. Zat makanan tersebut meliputi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin,mineral, dan air.
Pelajar SMP : Kaum remaja yang masih
duduk di bangku SMP.
Pengetahuan : Hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Pengetahuan diukur dengan
kuisioner pengetahuan dan dinilai
berdasarkan jawaban yang benar (data
continues).
Media Promosi: alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam penelitian ini media promosi yang
digunakan adalah leaflet dan film.
Leaflet : Leaflet adalah bentuk
penyampaian informasi atau pesan-pesan
melalui lembar yang dilipat.
Film : Gambar hidup (motion pictures),
yaitu serangkaian gambar diam (still
pictures) yang meluncur secara cepat dandiproyeksikan sehingga menimbulkan
kesan hidup dan bergerak. Film
merupakan media yang menyajikan pesan
audiovoisual dan gerak. Ada beberapa
jenis film, diantaranya film bisu, film
bersuara, dan film gelang yang ujungnysa
saling bersambungan dan proyeksinya tak
memerlukan penggelapan ruangan. Pada
penelitian ini, jenis film yang digunakan
adalah film bersuara.
Populasi penelitian ini adalahsemua pelajar SMP yang ada di Ibukota
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sampel untuk kedua kelompok diambil
secara random dengan asumsi distribusi
normal dan agar didapatkan kesetaraan
karakteristik kedua kelompok. Sampel
yang diambil harus memenuhi kriteriainklusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah pelajar yang hadir di SMP terpilih
pada hari dilakukannya penelitian.
Sedangkan kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah pelajar yang tidak
hadir di SMP terpilih pada hari
dilakukannya penelitian.
Jumlah sampel ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin , dengan
asumsi bahwa populasi berdistribusinormal, yaitu:13
N =
N
1+ Ne2
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e =sampling erroratau kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang ditolerir
Berdasarkan data Dapodik (2010)
diketahui jumlah pelajar SMP di Ibukota
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (N)
= 8.428, dengan sampling error (e) 10%,
tingkat kepercayaan 90%. Maka
diperlukan dalam penelitian ini adalah
sejumlah 99 orang.14
Cara pengambilan sampel
menggunakan dua tahap / stage. Tahap
pertama adalah menentukan SMP manayang akan dipilih untuk dilakukan
penelitian, dengan metode simple random
sampling. Tahap kedua adalah menentukan
pelajar sebagai sampel dari SMP yang
telah terpilih dengan menggunakan
systematic random sampling sampai
didapatkan sejumlah besar sampel. Dari 99
pelajar yang terpilih, dikelompokkan ke
dalam 2 kelompok secara acak.
Penggunaan metode sampling secara acak
bertujuan agar sampel yang diambilmendekati parameter populasi (distribusi
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
7/12
normal) dan agar kedua kelompok
memiliki kesamaan karakteristik.
Dalam penelitian ini digunakan
kuisioner pengatahuan responden tentang
makanan bergizi dan data sosiodemografi
responden. Kuisioner pengetahuanmengggunakan skala Gutmann (betul dan
salah), sedangkan kuisioner sikap
menggunakan lima skala Likert (sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju). Kuisioner ini akan
digunakan pada pengambilan data sebelum
dan sesudah intervensi.
Kuisioner ini terlebih dahulu akan
dilakukan studi pendahuluan (pilot tes)
pada 30 responden yang memiliki
karakteristik yang sama. Jumlah 30 orangini dinilai cukup untuk asumsi distribusi
normal.15Kemudian dilakukan uji validitas
dan reliabilitas instrument. Hanya item
yang valid dan reliable yang akan
digunakan dalam penelitian.
Instrumen penelitian lainnya yang
akan digunakan dalam penelitian ini
adalah leaflet dan video (film). Pembuatan
media promosi ini didasarkan pada konten
yang akan diujikan (pengetahuan).
Penyusunan dan pembuatan leaflet dan
video film mengacu pada ketentuan
Depkes RI (2008). Penyusunan leaflet
yang baik harus memenuhi kriteria:
1. Tentukan kelompok sasaran yang
ingin dicapai
2. Tuliskan apa tujuannya
3. Tentukan isi singkat hal-hal yang
mau ditulis dalam leaflets
4. Kumpulkan tentang subyek yang
akan disampaikan5. Buat garis-garis besar cara penyajian
pesan, termasuk didalamnya
bagaimana bentuk tulisan gambar
serta tata letaknya
6. Buatkan konsepnya
7. Konsep dites terlebih dahulu pada
kelompok sasaran yang hamper sama
dengan kelompok sasaran
8. Perbaiki konsep dan buat ilustrasi
yang sesuai dengan isi
Sedangkan menurut Yus (2010)
kriteria film yang dibuat harus memenuhi:
15
1. Bersifat menghibur
2. Disispi pesan-pesan edukatif
Cara pengumpulan data pada
penelitian ini adalah dengan melakukan
pre test sebelum pemberian intervensi
berupa media promosi mengenai makanan
bergizi. Masing-masing kelompok
diberikan satu jenis media promosi yaitu
leaflet dan film. Waktu yang digunakan
untuk pemberian media promosi sekitar 30
menit. Setelah intervensi, dilakukan post
test untuk melihat apakah media promosi
yang telah diberikan dapat meningkatkanpengetahuan pelajar SMP mengenai
makanan bergizi. Pre test dan Post test
yang diberikan menggunakan kuisioner
pengetahuan tentang makanan yang
bergizi.
Penelitian ini dianalisis secara
diskriptif dan inferensi (uji hipotesis).
Analisis diskriptif dan inferensi
menggunakan program SPSS version 17.
Analisis dekriptif memungkinkan peneliti
mendapat gambaran yang jelas tentang
karakteristik sosiodemografi reponden.
Analisis diskriptif disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan ukuran
central tendency (mean dan standar
deviasi).16
Analisis inferensi merupakan uji
hipotesis yang dilakukan pada penelitian
ini. Data pengetahuan yang merupakan
data continue diuji normalitas terlebih
dahulu menggunakan uji KolmogorovSmirnov KS 1 sampel. Bila data normal
maka uji hipotesis pengetahuan sebelum
dan sesudah intervensi menggunakan uji
paired t test. Bila data tidak normal
digunakan uji non parametric wilcoxon.17
Uji independent t test untuk
membandingkan pengetahuan responden
kedua kelompok baik sebelum dan sesudah
intervensi. Uji independen t test ini
dilakukan bila data pengetahuan
berdistribusi normal, bila tidak normal
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
8/12
maka diuji dengan metode non parametric
yaitu uji U mann Whitney.16
HASIL PENELITIANPenelitian Kuasi ekperimental ini
dilaksanakan di SMP Perguruan IslamRepublik Indonesia (PIRI) Ngaglik
Sleman Yogyakarta pada semester ganjil.
dalam penelitian ini pengambilan sampel
dilakukan dengan cara random sampling.
Tahap pertama adalah menentukan SMP
mana yang akan dipilih untuk dilakukan
penelitian, dengan metode simple random
sampling. Tahap kedua adalah menentukan
pelajar sebagai sampel dari SMP yang
telah terpilih dengan menggunakan
systematic random sampling sampaididapatkan sejumlah besar sampel. Dari
100 pelajar yang terpilih, dikelompokkan
ke dalam 2 kelompok secara acak.
Penggunaan metode sampling secara acak
bertujuan agar sampel yang diambil
mendekati parameter populasi (distribusi
normal) dan agar kedua kelompok
memiliki kesamaan karakteristik.
Penelitian ini dilaksanakan dua kali
pertemuan, pada pertemuan pertama
dilaksanakan pretes pada kelompok media
video dan media leaflet dengan soal yang
sama, setelah itu memberikan treatment
berupa media promosi laflet dan video,
media promosi boleh dibawa pulang.
Selanjutnya pada pertemuan kedua
dilaksanakan post tes pada kedua
kelompok uji.
Anali sis Data Pre Test (Tes Awal)
Sebelum diberikan perlakuan yangberbeda, dalam penelitian ini dilakukan
pretest (tes awal) untuk memastikan bahwa
sampe berangkat dari keadaan awal yang
sama. Berikut adalah hasil analisis data
yang dilakukan:
Tabel 1. Data Deskriptif Pre Testmedia
promosi
Nilai
Min
Nilai
Max
Nilai
Rerata
Standar
Deviasi
Media
Leaflet15 24 19,3 2,19
Media
Video 15 22 19,08 1,74
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat
bahwa pada kelas media promosi leaflet
didapatkan nilai terkecil 15 dan nilai
terbesar 24. dengan standar deviasi 2,19.
Sedangkan pada kelas media promosi
video didapaatkan nilai terkecil yang samayaitu 15 dan nilai terbesar 22 dengan
standar deviasi 1,74. Adapun rata-rata
untuk media promosi leaflet sebesar 19,3
dan untuk media promosi video sebesar
19,08. Seperti yang ditampilkan grafik
dibawah ini
Gambar 1. Nilai Rata-RataPre Test
Analisis Data Post Tes (Tes Setelah
Diber i Media Promosi)
Tabel 2. Data Deskriptif Post testmedia
promosi
Nilai
Terkecil
Nilai
Terbesar
Nilai
Rerata
Standar
Deviasi
Media
Leaflet15 23 19,36 2,14
MediaVideo
15 24 20,60 2,07
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat
bahwa nilai post test pada kelas media
promosi leaflet didapatkan nilai terkecil 15
dan nilai terbesar 23. dengan standar
deviasi 2,14. Sedangkan pada kelas mediapromosi video didapaatkan nilai terkecil
yang sama yaitu 15 dan nilai terbesar 24
dengan standar deviasi 2,07. Adapun rata-
rata untuk media promosi leaflet sebesa
19,36 dan untuk media promosi video
sebesar 20,60. Seperti yang ditampilkan
grafik dibawah ini:
19.03
19.08
Media Promosi Leaflet Media Promosi Video
Nilai Rata-Rata
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
9/12
Gambar 2. Nilai Rata-Rata Post Test
Uj i Normalitas DataSetelah dilakukannya analisis
deskriptif maka dilanjutkan dengan
analisis inferensi. Namun, karena
pengetahuan merupakan data continuemaka harus diuji normalitas terlebih
dahulu menggunakan uji normalitas
Kolmogorov Smirnov. Hasil dari analisis
uji normalitas menyatakan bahwa sebaran
data berdistribusi secara normal karena
nilai p value untuk distribusi data p pre
video p=0,105 (p>0,05), p value post
video p=0,207 (p>0,005), p value pre
leaflet p= 0,128 (p>0,005) dan p value
post leaflet p=0,85 (p>0,005). (Tabel 3).
Tabel 3. Hasil Uji Kolomogorov SmirnovMedia
PromosiTest
P
valueKesimpulan
LeafletPre test 0,128 Terdistribusi normal
Post test 0,85 Terdistribusi normal
Video /
Film
Pre test 0,105 Terdistribusi normal
Post test 0,207 Terdistribusi normal
Data dikatakan terdistribusi normal
jika nilai p>0,005, data pada tabel diatas
menunjukan nilai p pada semua baris p
value > 0,005.
Uj i H ipotesis
Hipotesis yang dirumuskan pada
penelitian ini adalah (1) media promosi
leaflet dapat meningkatkan pengetahuan
pelajar SMP mengenai makanan bergizi;
(2) media promosi film dapat
meningkatkan pengetahuan SMP
mengenai makanan bergizi; (3) media
promosi film lebih efektif untuk
meningkatkan pengetahuan pelajar SMPmengenai makanan bergizi.
Hipotesis pertama diterima karena
didapatkan nilai signifikancy p = 0,00
(p
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
10/12
Tabel 4. Hasil UjiPaired t correlation
Media
PromosiTest
Perbedaan
Reratas.b
IK 95%P value
Lower Upper
LeafletPretest 19,102,20
-0,618 0,498 p=0,00Postest 19,362,15
Video /Film
Pretest 19,081,75 -2,077 0,963 p=0,00Postest 20,602,07
Tabel 5. Hasil Uji T Berpasangan
Media Promosin
Perbedaan
Reratas.b
IK 95%P value
Lower Upper
Leaflet 501,242,85 -2,051 -0,429 0.003
Video / Film 50
PEMBAHASAN
Berdasakan hasil uji hipotesis yang
telah dilakukan terhadap pengetahuan
sebelum dan setelah diberikan media
promosi dibuktikan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh yang positif terhadap
pengetauan siswa mengenai makanan
bergizi dengan pemberian media promosi
baik video dan leaflet. Hal ini dapat dilihat
pada hasil analisis menggunakan uji paired
t test dengan masing-masng nilai pmedia
film = 0.00 dan nilai p media leaflet =0.00. Artinya adalah bahwa media promosi
memang efektif untuk meningkatkan
pengetahuan siswa tentang makanan
bergizi. Hasil ini juga berarti bahwa
terdapat hasil positif terhadap hipotesis
mengenai media promosi yang dapat
meningkatkan pengetahuan.
Selanjutnya untuk mengetahui jenis
media promosi yang paling efektif untuk
meningkatkan pengetahuan siswa tentang
makanan bergizi yaitu dengan ujiindependent t test. Hasil tes tersebut
memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan
tingkat pengetahuan yang bermakna antara
siswa yang diberikan test dengan media
promosi video/film dengan siswa yang
diberikan test dengan media promosi
leaflet, dimana media promosi film lebih
efektif untuk meningkatkan pengetahuan
pelajar SMP mengenai makanan bergizi.
Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang ada
dimana film (video) merupakan mediapromosi yang menggabungkan antara
audiovisual dan gerak. Sesuatu dengan
konsep bahwa yang dapat diingat sebesar
50% adalah dari apa yang dilihat dan
didengar. Oleh karenanya, film
memberikan kesan yang impresif bagi
pemirsanya dan dapat mempengaruhi
pengetahuan lebih jauh.18
Kelebihan film sebagai media
promosi adalah dapat memberikan pesan
yang dapat diterima secara lebih merata
oleh siswa, sangat bagus untukmenerangkan suatu proses, mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, lebih
realistis, dapat diulang-ulang dan
dihentikan sesuai kebutuhan, memberikan
kesan mendalam yang dapat
mempengaruhi sikap siswa.19
Media film atau audio visual gerak
mempunyai kemampuan yang paling baik
di antara beberapa media laiinya, karena
merupakan gabungan dari tiga unsur
pokok, yaitu suara, visual dan gerak. EdgarDale20 mengemukakan bahwa
pemerolehan pengetahuan melalui indera
pandang sekitar 75%, melalui indera
dengar sekitar 13%, dan melalui indera
lainnya sekitar 12%. Pernyataan tersebut
menjelaskan bahwa agar proses
penyampaian informasi dapat berhasil
dengan baik, maka siswa sebaiknya diajak
untuk memanfaatkan semua alat
inderanya. Semakin banyak alat indera
yang dignnakan untuk menerima danmengolah informasi, semakin besar
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
11/12
-
8/13/2019 Naskah Punlikasi HPEQ
12/12
9. Nilawati, S., 2003. Latihan Jasmani
Salah Satu Komponen dalam
Penatalaksanaan Obesitas pada Anak.
Naskah Lengkap National Obesity
Symposium II Surabaya:141- 162.
10.Wulandari, Putriana., 2009. HubunganTingkat Pengetahuan Gizi Dengan
Konsumsi Serat Pada Remaja Sma
Muhammadiyah I Klaten. Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadyah Surakarta.
11.Azwar, S., 2005. Sikap Manusia Teori
Dan Pengukurannya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
12.Mubarak, W. I., et a.l, 2007. Promosi
Kesehatan Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mengajar Dalam Pendidikan.Yogyakarta : Graha Ilmu.
13.Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
14.Dapodik., 2010. Jumlah Pelajar
SMP/MTS se-DIY. Diunduh dari
http://www.dapodik.org pada tanggal
28 Agustus 2011.
15.Yus., 2010. Uji Normalitas Data
Dengan SPSS. Diunduh dari
http://www.portalid.com pada tanggal
28 Agustus 2011.
16.Marzuki., 1983. Metodologi Riset.
Yogyakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia.
17.Nazir, M., 2003. Metode Penelitian.Jakarta : Ghalia Indonesia.
18.Blasco, Pablo Gonzlez., 2001.
Literature and Movies for Medical
Students. Jouranal of Family Medicine,
Vol. 33, 6:427
19.Sari, R. P., 2008. Efektivitas Iklan
Sosis Di Televisi Dalam Membentuk
Citra Produk Sosis (Kasus Siswa SMA
Negeri 5 Bogor), Program Studi Sosial
Ekonomi Peternakan Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor.20.Sadiman, Arief S 2003. Media
Pendidlkan : Pengertian,
Pengembangan dan Pemanfaatannya.
Jakarta : Raja Grafindo Persada
21.Oemar Hamalik. 2005. Media
Pendidikan. Jakarta : Alumni.
22.Nasution, S. 1992. Berbagai
Pendekatan dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.