NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO...

14
NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO ANTARA ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) YANG BERSTATUS GIZI KURANG DAN GIZI NORMAL DI DESA SANGGE KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi Disusun Oleh: ELSA OKTAVIA DEWI J 300 110 006 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO...

Page 1: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO ANTARA ANAK USIA 1-3 TAHUN

(BATITA) YANG BERSTATUS GIZI KURANG DAN GIZI NORMAL

DI DESA SANGGE KECAMATAN KLEGO

KABUPATEN BOYOLALI

Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Ijazah Diploma III Gizi

Disusun Oleh:

ELSA OKTAVIA DEWI

J 300 110 006

PROGRAM STUDI GIZI DIII

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan
Page 3: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

iii

NUTRITIONAL SCIENCE PROGRAM HEALTH SCIENCE FACULTY

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA SCIENTIFIC PAPER

ABSTRACT

ELSA OKTAVIA DEWI. J.300.110.006 DIFFERENCE OF MACRO-NUTRITION INTAKES BETWEEN 1-3 YEARS OLD CHILDREN (UNDER THREE YEARS OLD CHILDREN) WITH POOR NUTRITIONAL STATUS AND THOSE WITH NORMAL NUTRITIONAL STATUS OF SANGGE VILLAGE, KECAMATAN KLEGO, BOYOLALI REGENCY. Introduction: Preliminary study on twenty children of 1-3 years old in Sangge

village indicated that 85% of them had inadequate nutritional intake, and 20% of them had poor nutritional status, and 45% of them had normal nutritional status. Purpose: Purpose of the research is to know difference of macro-nutrition intake of 1-3 years old children with normal nutritional status and poor nutritional one in Sangge village, Kecamatan Klego, Boyolali Regency. Method of the Research: The research is observational one with cross-sectional approach. Subject of the research is a group of children with poor nutritional status and those with normal nutritional status, 20 children in respective group. Sample is taken by using simple random sampling. Data of nutritional status and z-score value are obtained by measuring body weight. Instrument of the measurement is a balance (weighing scales). Data of food intake is acquired by interview with mothers of the children by using form recall 24 hours taken three days inconsecutively. Data

normality is examined by using Kolmogorov-Smirnov test. Results of the data normality test showed that the data was abnormal so that the difference was examined by using Mann-Whitney U test. Results: Test of difference produced p≥0.05 meaning that there is no difference of

macro-nutrition intakes between 1-3 years old children with normal nutritional status and those with poor nutritional status. Conclusion: There is no difference of macro-nutrition intakes between 1-3 years old children with poor nutritional status and those with normal nutritional status in Sangge village, Kecamatan Klego, Boyolali Regency. Suggestion: For further research, other factors affecting nutritional status such as infection, can be added. Key words: Macro-nutrition intake, poor nutritional status, normal nutritional status References: 40: 2002-2013

Page 4: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

ABSTRACT

ELSA OKTAVIA DEWI.J300110006 PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO ANTARA ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) YANG BERSTATUS GIZI KURANG DAN GIZI NORMAL DI DESA SANGGE KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI. Pendahuluan : Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 anak usia 1-3 tahun di Desa Sangge, diketahui bahwa 85% mempunyai asupan gizi yang kurang, status gizi kurang 20%, dan status gizi normal 45%. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan zat gizi makro antara anak usia 1-3 tahun (batita) yang berstatus gizi normal dan gizi kurang di Desa Sangge Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah subjek penelitian untuk kelompok status gizi kurang dan gizi normal masing-masing 20 batita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Data status gizi dan nilai z-skor diperoleh dengan pengukuran berat badan (BB). Alat yang digunakan dalam pengambilan berat badan adalah dacin. Data asupan makan batita diperoleh melalui wawancara dengan ibu batita menggunakan form recall 24 jam yang diambil 3 hari tidak berturut-turut. Uji kenormalan data menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. Hasil uji kenormalan data tidak normal, sehingga menguji perbedaan menggunakan Uji Mann Whitney U. Hasil : Hasil uji perbedaan p=>0.05 menunjukkan tidak ada perbedaan asupan zat gizi makro antara anak usia 1-3 tahun (batita) yang berstatus gizi normal dan berstatus gizi kurang. Kesimpulan : Tidak ada perbedaan asupan zat gizi makro antara anak usia 1-3 tahun (batita) yang berstatus gizi kurang dan gizi normal di Desa Sangge Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Kata kunci : Asupan zat gizi makro, status gizi kurang, status gizi normal. Kepustakaan : 40 :2002-2013.

Page 5: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

PENDAHULUAN

Anak usia 1-3 tahun merupakan

konsumen pasif, artinya anak

menerima makanan dari apa yang

disediakan ibunya. Asupan gizi

sangat penting bagi anak usia 1-3

tahun, karena berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan

(Supartini, 2004). Anak usia 1-3

tahun biasanya mengalami kesulitan

makan dan aktifitas fisiknya tinggi

dibandingkan anak usia prasekolah

(Khomsan, 2001).

Anak batita usia 1-3 tahun

merupakan masa tumbuh kembang

yang berlangsung sangat cepat

disebut sebagai masa keemasan

(Golden Age) karena pada masa ini

otak berkembang sangat cepat dan

akan berhenti saat anak berusia tiga

tahun. . Pertumbuhan seorang anak

bukan hanya sekedar gambaran

perubahan ukuran tubuh, tetapi lebih

dari itu memberikan gambaran

tentang keseimbangan antara

asupan dan kebutuhan gizi (status

gizi). Pertumbuhan merupakan

indikator yang baik dari

perkembangan status gizi anak

(Depkes RI, 2002).

Pertumbuhan otak berlangsung

hanya sampai usia tiga tahun,

setelah usia tersebut hanya terjadi

pembentukan sel neuron baru untuk

mengganti sel otak yang rusak.

Perkembangan otak ini tidak bisa

diperbaiki bila batita kekurangan gizi.

Anak batita mengalami proses

pertumbuhan yang sangat pesat,

sehingga memerlukan asupan

makan yang relatif lebih banyak

dengan kualitas yang lebih tinggi

(Sutomo dan Anggraini, 2010).

Kekurangan gizi merupakan salah

satu penyebab tingginya kematian

pada bayi dan anak. Anak

kekurangan karbohidrat (zat tenaga)

dan protein (zat pembangun) akan

berakibat anak menderita

kekurangan gizi yang disebut

Page 6: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

Kekurangan Energi Protein tingkat

ringan dan sedang, apabila hal ini

berlanjut lama maka akan berakibat

hingga menjadikan penderita KEP

tingkat berat sehingga sangat

mudah terserang penyakit dan dapat

berakibat kematian (Syahmien,

2005). Kekurangan protein akan

berdampak terhadap pertumbuhan

yang kurang baik, daya tahan

tubuh menurun, lebih rentan

terhadap penyakit, dan daya

kreativitas (Irianto dan Waluyo,

2004). Lemak dalam fungsinya

sebagai salah satu zat gizi

penghasil energi utama sehingga

apabila kekurangan asupan lemak

akan mengurangi pembentukan

energi (Sediaoetama, 2000). Ketiga

unsur gizi makro seperti karbohidrat,

protein dan lemak merupakan zat

gizi penyuplai energi bagi tubuh

dengan prioritas pada karbohidrat,

lemak, dan terakhir pada protein

(Arisman, 2009).

Di Indonesia masalah kekurangan

pangan dan kelaparan merupakan

salah satu masalah pokok.

Kekurangan Energi Protein

merupakan salah satu masalah gizi

utama di Indonesia. KEP disebabkan

karena defisiensi zat gizi makro.

Sekarang ini terjadi pergeseran

masalah gizi dari defisiensi zat gizi

makro kepada defisiensi zat gizi

mikro, namun beberapa daerah di

Indonesia prevalensi KEP masih

tinggi (>30%) sehingga memerlukan

penanganan intensif dalam upaya

penurunan prevalensi KEP

(Supariasa dkk, 2002).

Data prevalensi gizi buruk

mengalami penurunan dari 9,7% di

tahun 2005 menjadi 4,9% di tahun

2010 dan diharapkan pada tahun

2015, pravalensi gizi buruk dapat

turun menjadi 3,6 %. Walaupun

terjadi penurunan gizi buruk di

Indonesia, tetapi masih akan ditemui

sekitar 3,7 juta balita yang

Page 7: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

mengalami masalah gizi (Minarto,

2011). Menurut data Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2013, prevalensi balita yang

mengalami masalah gizi di Indonesia

secara garis besar 19,6%.

Berdasarkan prevalensi total

tersebut, balita yang menderita gizi

kurang sebesar 13,9% dan sebesar

5,7% belita menderita gizi buruk.

Berdasarkan penelitian Putra (2012),

Adanya perbedaan antara tingkat

konsumsi energi, protein, Fe, Zn,

Vitamin A antara balita stunting dan

non stunting di Kelurahan Kartasura

Kecamatan Kartasura Kabupaten

Sukoharjo. Berdasarkan penelitian

Natalia dkk (2013), Ada hubungan

tingkat kecukupan protein dengan

status gizi batita. Berdasarkan

penelitian Yulni dkk (2013), Ada

hubungan yang signifikan antara

asupan Karbohidrat dan status gizi

menurut indikator IMT/U pada anak

Sekolah Dasar di wilayah pesisir

kota Makassar tahun 2013. Terdapat

hubungan yang bermakna antara

tingkat kecukupan protein dengan

status gizi batita di Desa Gondang

Winangun.

Berdasarkan hasil survei status gizi

balita berdasarkan berat badan

dibandingkan umur (BB/U) terdapat

18.447 balita didapatkan hasil

sebagai berikut gizi lebih 0.59 %, gizi

baik 95.71 %, gizi kurang 5.45 %

dan gizi buruk 0.76 %. Hasil

pemantauan gizi balita khususnya di

Puskesmas Klego II, terdapat gizi

kurang dengan prevalensi paling

tinggi sebesar 14.95 % (Dinkes

Boyolali, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan

yang dilakukan pada 20 anak usia 1-

3 tahun di Desa Sangge pada Bulan

November 2013, diketahui bahwa

terdapat 85% mempunyai asupan

gizi yang kurang, status gizi kurang

20% dan status gizi normal 45%.

Berdasarkan uraian singkat di atas

Page 8: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

dapat dicermati bahwa faktor

langsung status gizi adalah asupan

makan balita. Asupan zat gizi makro

mempengaruhi status gizi batita.

Penulis tertarik untuk mengkaji

apakah ada perbedaan asupan zat

gizi makro antara anak usia 1-3

tahun (batita) yang berstatus gizi

normal dan berstatus gizi kurang.

Metode penelitian

Jenis penelitian ini adalah

observasional dengan pendekatan

cross sectional yaitu melakukan

observasi dan pengukuran variabel

pada saat tertentu saja. Penelitian

akan mengambil data variabel bebas

yaitu asupan zat gizi makro dan data

veriabel terikat yaitu batita status gizi

normal dan status gizi kurang.

Penelitian ini dilakukan di Desa

Sangge Kecamatan Klego

Kabupaten Boyolali. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh batita di

Desa Sangge Kecamatan Klego,

Kabupaten Boyolali wilayah kerja

Puskesmas Klego II. Teknik

pengambilan sampel penelitian ini

menggunakan teknik Simple

Random Sampling, dengan cara

mengundi semua populasi kemudian

mengacak nama dari seluruh

responden dengan sistem undian.

Undian pertama menjadi responden

pertama dan seterusnya untuk

mendapatkan sampel sesuai dengan

jumlah yang ditetapkan.

Berdasarkan perhitungan besar

sampel untuk masing-masing

kelompok status gizi kurang dan

status gizi normal yang diperlukan

dalam penelitian ini adalah 20 batita,

sehingga total sampel 40 batita

Instrumen yang dipakai dalam

penelitian ini adalah form

persetujuan menjadi sampel, form

recall 24 jam selama 3 hari tidak

berturut-turut dan program

komputer SPSS 17.0. Alat yang

dipakai dalam penelitian ini adalan

Page 9: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

dacin dengan kapasitas 25 Kg,

ketelitian 0,1 Kg.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

Penelitian

Desa Sangge merupakan sebuah

Desa di Kecamatan Klego,

Kabupaten Boyolali. Total penduduk

di Desa ini sebanyak 4188 jiwa

dengan jumlah KK sebanyak 990

KK. Rata-rata pekerjaan masyarakat

di Desa Sangge adalah petani dan

peternak. Desa Sangge terletak di

dekat bukit dan sawah, sehingga

memungkinkan untuk bercocok

tanam. Pekarangan yang luas

dimanfaatkan untuk ternak. Tanah di

Desa Sangge tergolong subur.

B. Gambaran Karakteristik

Responden

Sampel pada penelitian ini adalah

anak usia 1 sampai 3 tahun yang

tinggal di Desa Sangge, Kecamatan

Klego, Kabupaten Boyolali. Sampel

yang bersedia berpartisipasi dalam

penelitian ini dipilih secara random

yang berasal dari Kelurahan Klego

masing-masing kelompok status gizi

kurang dan status gizi normal yang

diperlukan dalam penelitian ini

adalah 20 batita, total sampel 40

batita.

C. Perbedaan Asupan Karbohidrat pada Batita Status gizi Kurang dan Gizi

Normal

Tabel 1 Asupan Karbohidrat pada Batita Status Gizi Kurang dan Gizi Normal

Status Gizi Asupan Karbohidrat

Min (gr)

Max (gr)

Mean±SD

Kurang 93 140 116.11±15.77 Normal 87.84 139.68 119.33±18.32

p = 0.407

Berdasarkan tabel 1 Analisis data

karakteristik sampel yang meliputi

asupan karbohidrat pada batita

status gizi kurang dan gizi normal

Page 10: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

diuji statistik menggunakan uji Mann-

Whiteney Test untuk mengetahui

perbedaan asupan karbohidrat pada

batita status gizi kurang dan gizi

normal di Desa Sangge, Kecamatan

Klego, Kabupaten Boyolali.

Hasil analisis statistik dengan

menggunakan uji Mann-Whiteney

Test pada uji perbedaan asupan

karbohidrat pada batita status gizi

kurang dan gizi normal adalah nilai p

= 0.407 (>0,05) yaitu Ho diterima

yang berarti tidak ada perbedaan

asupan karbohidrat pada antara

batita status gizi kurang dan gizi

normal.

D. Perbedaan Asupan Protein pada Batita Status gizi Kurang dan Gizi

Normal

Tabel 2 Asupan Protein pada Batita Status Gizi Kurang dan Gizi Normal

Status Gizi Asupan Protein

Min (gr)

Max (gr)

Mean±SD

Kurang 17 25 20.31±2.91 Normal 16.38 24.88 21.35±3.43

p = 0.370

Berdasarkan tabel 2 Analisis data

karakteristik responden yang

meliputi asupan protein pada batita

status gizi kurang dan gizi normal

diuji statistik menggunakan uji Mann-

Whiteney Test untuk mengetahui

perbedaan asupan protein pada

batita status gizi kurang dan gizi

normal di Desa Sangge, Kecamatan

Klego, Kabupaten Boyolali.

Hasil analisis statistik dengan

menggunakan uji Mann-Whiteney

Test pada uji perbedaan asupan

protein pada batita status gizi kurang

dan gizi normal adalah nilai p =

0.370 (>0,05) yaitu Ho diterima yang

berarti tidak ada perbedaan asupan

protein pada antara batita status gizi

kurang dan gizi normal.

Page 11: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

E. Perbedaan Asupan Lemak pada Batita Status gizi Kurang dan Gizi

Normal

Tabel 3 Asupan Lemak pada Batita Status Gizi Kurang dan Gizi Normal

Status Gizi Asupan Lemak

Min (gr)

Max (gr)

Mean±SD

Kurang 26 41 32.10±5.31 Normal 25.42 45.92 34.25±6.66

p = 0.562

Berdasarkan tabel 3 Analisis data

karakteristik responden yang

meliputi asupan lemak pada batita

status gizi kurang dan gizi normal

diuji statistik menggunakan uji Mann-

Whiteney Test untuk mengetahui

perbedaan asupan lemak pada

batita status gizi kurang dan gizi

normal di Desa Sangge, Kecamatan

Klego, Kabupaten Boyolali.

Hasil analisis statistik dengan

menggunakan uji Mann-Whiteney

Test pada uji perbedaan asupan

lemak pada batita status gizi kurang

dan gizi normal adalah nilai p =

0.562 (>0,05) yaitu Ho diterima yang

berarti tidak ada perbedaan asupan

lemak pada antara batita status gizi

kurang dan gizi normal.

Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan

Dari penelitian disimpullkan bahwa:

1. Tidak ada perbedaan asupan

karbohidrat antara batita status

gizi kurang dan gizi normal p=

0.407 (p > 0,05)

2. Tidak ada perbedaan asupan

protein antara batita status gizi

kurang dan gizi normal p= 0.370

(p > 0,05)

3. Tidak ada perbedaan asupan

lemak antara batita status gizi

kurang dan gizi normal p= 0.562

(p > 0,05).

Page 12: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

B. Saran

Disarankan ibu batita untuk

memperhatikan asupan gizi agar

sesuai kebutuhan gizi batita.

Mengkonsumsi makanan sehari-hari

biasakan dengan menu seimbang,

yaitu nasi lengkap dengan lauk

hewani, lauk nabati, sayur, dan

buah.

Daftar Pustaka

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Arisman, M.R. 2009.Gizi Dalam

Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Azwar, A. 2004. Kecenderungan

Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang; disampaikan pada pertemuan advokasi program perbaikan gizi menuju Keluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta.

Beck, Mari.E, 2008. Ilmu Gizi Dan

Diet. Yayasan Essentia Medica. Yogyakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2002.

Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Untuk Penanggulangan Pnemonia Pada Balita. Jakarta.

_______. 2009. Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2025. Jakarta.

_______.2010. Laporan Riskesdas, 2010. Badan Litbangkes Depkes RI Jakarta. Dinas Kesehatan Boyolali. Laporan Pemantauan Status Gizi 2012. Boyolali: 2012. Faradevi, R. 2011. Perbedaan

besar pengeluaran keluarga, jumlah anak serta asupan energi dan protein balita antara balita kurus dan normal. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Gibson RS. 2005. Principles of

Nutritional Assessment. Ed ke-2. New York:Oxford University Press.

Gumala, N. 2002. Perbedaan

Tingkat Konsumsi Energi, Protein, dan Status Gizi Balita Menurut Peran Ibu di Kabupaten Gianyar. Thesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Handari, R. T. Siti dan Siti

Humaeroh. 2005. “Perbedaan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar di Sekolah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi di Jakarta Selatan Tahun 2004”. Jurnal Kedokteran

Page 13: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Hardinsyah dan Martianto, G. 2002.

Menaksir Kecukupan Energi dan Protein serta Mutu Gizi Konsumsi Pangan. Jakarta: Wirasari.

Hidayah, A. 2008. Pengantar Ilmu

Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian

Keperawatan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Irianto, Kus dan Waluyo, Kusno. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Jakarta: CV. Yrama Widya.

Khomsan, A. 2009. Studi

Implementasi Program Gizi: Pemanfaatan, Cakupan, Keefektifan, dan Dampak Terhadap Status Gizi. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor.

Kusharto C.M dan Sa’adiyyah N.Y.

2008. Diktat Penilaian Konsumsi Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Minarto.(2011, Februari 10).

Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat(RAPGM) Tahun 2010-2014. From http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/658.

Natalia L.D., Dina R.P., Siti F. 2013.

“Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga Dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Dengan Status Gizi

Batita Di Desa Gondangwinangun Tahun 2012”. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

. . 2005. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan

Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Persagi, 1999. Visi dan Misi Gizi

dalam Mencapai Indonesia Sehat Tahun 2010, Jakarta.

Putra, K. 2012. Perbedaan antara tingkat konsumsi energi, protein, Fe, Zn, Vitamin A antara balita stunting dan non stunting di Kelurahan Kartasura Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Riskesdas. 2013. Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan, RI.

Sastroasmoro, S., 2008. Pemilihan

Subyek Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, S., Ismael, S., ed. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Sediaoetama, A.D. 2000. Ilmu Gizi

Untuk Mahasiswa dan

Page 14: NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO …eprints.ums.ac.id/30698/9/09_NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Sekolah Dasar di wilayah pesisir kota Makassar tahun 2013. ... pemantauan

Profesi. Jakarta: Dian Rakyat.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan

Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Ditjen Pendidikan Tinggi Depdiknas RI, Jakarta.

Sugiyono. 2009. Statistik Untuk

Penelitian. Bandung: Alfa

Beta.

Suhardjo.2002. Perencanaan

Pangan Dan Gizi. Jakarta:

Bumi Aksara.

Soehardjo. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Supariasa, IDN., Bakri, B., Fajar, I.

2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sutomo, B dan Anggraini, DY. 2010.

Menu Sehat Alami Untuk Balita & Batita. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

Uripi V. 2004. Menu Sehat Untuk

Balita. Jakarta: Puspa Swara.

Wardle, J., A. Steptoe. 2003.

”Socioeconomic Differences in Attitudes and Beliefs About Healthy Lifestyles”. J Epidemiol Community Health.

WHO dan Depkes RI. 2005.Modul C

Pelatihan dan Penilaian Pertumbuhan Anak WHO.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

[WNPG] Widyakarya Pangan dan

Gizi X. 2012. Angka Kecukupan Gizi. Jakarta.

Wong ,D.I. 2004. Pedoman Klinik

Keperawatan Pediarik. Diterjemahkan oleh Monica Ester. Jakarta:EGC.

Yulni, Veni, H., Devintha, V. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin