NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PELATIHAN PENGENALAN … · windows. Uji hipotesisgains score menunjukkan...

21
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PELATIHAN PENGENALAN DIRI MELALUI AL-QUR’AN TERHADAP KECERDASAN EMOSI Oleh: RAHAYU DWI ANGGRAINI MIRA ALIZA RACHMAWATI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2007

Transcript of NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PELATIHAN PENGENALAN … · windows. Uji hipotesisgains score menunjukkan...

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN PENGENALAN DIRI MELALUI AL-QUR’AN

TERHADAP KECERDASAN EMOSI

Oleh:

RAHAYU DWI ANGGRAINI

MIRA ALIZA RACHMAWATI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

JOGJAKARTA

2007

1

PENGARUH PELATIHAN PENGENALAN DIRI MELALUI AL-QUR’AN

TERHADAP KECERDASAN EMOSI

Rahayu Dwi Anggraini

Mira Aliza R. S.Psi., M.Psi

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelatihan pengenalan diri melalui Al-Qur’an terhadap kecerdasan emosi pada mahasiswa. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pelatihan pengenalan diri melalui Al-Qur’an terhadap kecerdasan emosi pada mahasiswa. Mahasiswa yang mengikuti pelatihan pengenalan diri melalui Al-Qur’an diasumsikan memiliki kecerdasan emosi yang lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak mengikuti pelatihan.

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Psikologi Universitas Islam Indonesia angkatan 2003-2006. Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecerdasan emosi yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek kecerdasan emosi dari Goleman (2005) yang berjumlah 53 aitem. Metode penelitian yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain pretest-post test control group design.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan menggunakan T-test yaitu metode untuk mengetahui apakah ada perbedaan kecerdasan emosi sebelum dan setelah pelatihan diberikan. Penghitungan dan analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS 12.0 for windows. Uji hipotesis gains score menunjukkan nilai p=0,012 (p<0,05) yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara subjek yang mengikuti pelatihan dengan subjek yang tidak mengikuti pelatihan pengenalan diri melalui Al-Qur’an, atau dengan kata lain ada perbedaan kecerdasan emosi antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen menunjukkan signifikan 0,002, sehingga p<0,01 yang artinya pada kelompok eksperimen menunjukkan peningkatan kecerdasan emosi yang sangat signifikan. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Kata kunci: Pelatihan Pengenalani Diri Melalui Al-Qur’an, Kecerdasan Emosi.

2

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN PENGENALAN DIRI MELALUI AL-QUR’AN

TERHADAP KECERDASAN EMOSI

Telah Disetujui Pada Tanggal

____________________

Dosen Pembimbing Skripsi

(Mira Aliza Rachmawati., S.Psi., M.Psi)

3

A. Latar Belakang Masalah

Anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya tertumpu pada dimensi

intelektual saja saat ini sudah tidak berlaku lagi. Kesuksesan seseorang tidak

hanya ditentukan dari kecerdasan intelektual (IQ). Seseorang yang sebenarnya

memiliki IQ tinggi, ternyata tidak mampu membawanya menjadi seorang yang

berprestasi di tengah masyarakat (Asnawi, 2005). Selain IQ, manusia juga masih

memiliki dimensi kecerdasan lainnya, yaitu : Kecerdasan Emosional atau EI

(Emotional Intelligence) dan Kecerdasan Spiritual atau SQ (Spiritual Quotient).

Memasuki abad 21, legenda IQ (Intelligence Quotient) sebagai satu-satunya

tolak ukur kecerdasan yang juga sering dijadikan parameter keberhasilan

manusia, digugurkan oleh munculnya konsep Kecerdasan Emosional atau EI

(Emotional Intelligence) (Agustian, 2001).

Sebuah penelitian menunjukkan kecerdasan emosional (Emotional

Intelligence /EI) justru menjadi faktor yang paling menentukan dalam

mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi. Semua ini menunjukkan

bahwa aspek kecerdasan intelektual baru merupakan syarat minimal dalam

menentukan keberhasilan seseorang. Hendrick dan Ludeman (dalam Formiskat,

2005) menyebutkan setidaknya 75% kesuksesan manusia lebih ditentukan oleh

kecerdasan emosionalnya (EI) dan hanya 4% yang ditentukan oleh kecerdasan

intelektualnya (IQ). Berdasarkan Carnagie Melon University, Wiggam dan hasil

survey EI Inventory yang didirikan Bar On, IQ hanya berpengaruh 6% - 20%

dalam mencapai kesuksesan (Republika, 2006).

Kecerdasan emosi sangat diperlukan oleh manusia dan sejumlah

makhluk lainnya untuk dijadikan sebagai alat bantu dalam menjalani

kehidupannya di dunia. Mengingat betapa besar sumber daya potensi sekaligus

4

emosi yang dimiliki pemuda, maka sepantasnyalah segenap masyarakat

membimbing para pemuda (mahasiswa) agar menjadi pemuda idaman yang

mulia menurut pandangan Allah SWT. Caranya, antara lain, dengan melibatkan

pemuda ke dalam berbagai aktivitas yang positif dan konstruktif, membina jiwa

mereka secara rutin dengan siraman rohani, membentengi mereka dengan

tausiyah agar tidak terjebak ke dalam perbuatan nista, zina, dan kejahatan, serta

mengajari mereka dengan teladan kebaikan orang tua (Zaki dalam Republika,

2006).

Kecerdasan emosi juga dapat terbentuk melalui penyentuhan, pemolesan

sampai dengan perekayasaan oleh sistem-sistem yang memang selaras dengan

hal tersebut. Sebab, pada awalnya kecerdasan merupakan sebuah potensi yang

tersembunyi, tersimpan pada sejumlah unsur perangkat yang ada pada diri

manusia (Agustian, 2001). Setelah mengetahui betapa besarnya pengaruh EI

dalam menunjang kesuksesan hidup seseorang, sudah sewajarnya jika kita perlu

menyiapkan generasi muda untuk mencapai kecerdasan emosional ini pada

kadar yang tinggi. EI tidak berkembang secara alamiah, EI sangat tergantung

pada proses pelatihan dan pendidikan yang kontinu. Proses pelatihan dan

pendidikan tersebut memerlukan sebuah media yang dapat digunakan untuk

membantu seseorang dalam memahami siapa dirinya, apa tujuan hidupnya di

dunia, bagaimana mengasah kepekaan empati dan menumbuhkan sikap optimis,

sehingga dapat meningkatkan kecerdasan emosi.

Proses pengenalan diri melalui Al-Qur’an dapat dilakukan dengan

membaca, memahami, dan mempelajari ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan

dengan hakikat penciptaan manusia dan eksistensi manusia di bumi, sehingga

diharapkan dapat mengembangkan kesadaran diri setiap insan. Seorang mukmin

5

tidak dibenarkan membaca Al-Qur’an hanya sekedar membaca, tanpa peduli

maknanya. Sebaliknya, seorang mukmin harus membaca ayat-ayat dengan

perenungan mendalam dan sambil berinteraksi secara emosional apa yang

dibacanya. Al-Qur’an mengandung penjelasan rinci yang mencakup semua sisi

kehidupan manusia, baik sebagai individu atau masyarakat, serta tentang

karakter kehidupan dan alam semesta. Sebagaimana yang dikatakan para

ulama, dimensi kemukjizatan Al-Qur’an mencakup dimensi kefasihan bahasa,

sejarah, teori ilmiah, syariat, ilmu jiwa, dll (Syarif, 2002). Selain itu, Al-Qur’an juga

memuat kisah-kisah kecerdasan emosi para Nabi dan Rasul (Mubayidh, 2006).

Perwujudan diri banyak ditentukan oleh faktor non intelektual terutama

oleh kecerdasan emosional (EI). keberhasilan hidup sangat ditentukan oleh

keseimbangan emosi yang nantinya akan mempengaruhi cara individu berekasi

terhadap dunia luar (Hartati, 2006). Pengembangan kecerdasan emosi ini dapat

dilakukan dengan mengasah aspek-aspek dalam diri manusia berkaitan dengan

kecerdasan emosi, untuk itu dibutuhkan sebuah media yang lengkap memuat

mengenai seluk beluk jiwa manusia dan sangat dekat dengan kehidupan

manusia. Media yang paling lengkap berisi mengenai seluruh kehidupan

manusia termasuk kondisi jiwa (emosi) manusia adalah Al-Qur’an. Berdasarkan

hal tersebut maka muncul pertanyaan, apakah pelatihan pengenalan diri melalui

Al-Qur’an dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan emosi pada

seseorang?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari

pelatihan pengenalan diri melalui Al-Qur’an terhadap kecerdasan emosi pada

mahasiswa.

6

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Program

studi Psikologi UII angkatan 2003-2006, dengan rentang usia antara 18-22

tahun. Subjek dalam penelitian ini berjenis kelamin pria dan wanita.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengukuran variabel tergantung diungkap dengan menggunakan skala.

Aspek kecerdasan emosi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala

kecerdasan emosi yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengambil aspek

kecerdasan emosi dari Goleman (2005) yang terdiri dari Kesadaran diri (self

awareness), Pengaturan diri (self regulation), motivasi, empati, dan keterampilan

sosial (social skill). Skala kecerdasan emosi dibuat dalam 53 aitem.

C. Desain Pelaksanaan Eksperimen

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu metode penelitian

untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan

secara sengaja oleh peneliti. Perlakuan yang diberikan bisa berupa situasi atau

tindakan tertentu yang diberikan kepada individu atau kelompok untuk kemudian

dilihat pengaruhnya (Latipun, 2004).

Desain dalam eksperimen ini menggunakan pree-post control group

design, yaitu desain eksperimen yang dilakukan dengan melakukan pengukuran

awal sebelum perlakuan diberikan dan setelah perlakuan diberikan pada

kelompok kontrol (Latipun, 2004). Pengukuran dilakukan untuk mengetahui

7

apakah ada perbedaan kecerdasan emosi pada mahasiswa sebelum diberikan

perlakuan (pre test) dan setelah diberikan pelatihan (pos test).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

T-test yaitu metode untuk mengetahui apakah ada perbedaan kecerdasan emosi

sebelum dan setelah pelatihan diberikan. Penghitungan dan analisis dilakukan

dengan menggunakan SPSS 12.0 for windows (Azwar, 2000).

8

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya memiliki beragam kegiatan

kemahasiswaan yang berupaya mengembangkan pribadi mahasiswa melalui

jalur kurikuler dan ekstrakulikuler. Kegiatan kulikuler berlangsung di dalam kelas,

laboratorium, perpustakaan, dan sebagainya. Sementara kegiatan ekstra

kulikuler dilakukan melalui kegiatan organisasi, kepanitiaan, penelitian, diskusi,

seni, olahraga, keagamaan, jurnalistik, dll. Organisasi kemahasiswaan yang ada

di Prodi Psikologi adalah DPMF, LEMF, dan LPMF. Kegiatan kemahasiswaan

lain yang lebih bersifat keagamaan antara lain adalah progam pendampingan,

yang berfungsi untuk membantu dan mengarahkan mahasiswa baru sebagai

muslim dan mahasiswa Psikologi. Kegiatan lain, yaitu IMAMUPSI yang

merupakan kegiatan perhimpunan bagi mahasiswa muslim Psikologi se-

Indonesia (Buku panduan akademik, 2001).

Kecerdasan emosi subjek dalam penelitian ini dapat dikategorikan tinggi

berdasarkan hasil pre test yang dilakukan. Secara keseluruhan subjek kelompok

kontrol berada pada kategori tinggi, dengan persentase 77,78%. Kelompok

eksperimen secara keseluruhan juga berada pada kategori tinggi, dengan

persentase 100%.

Deskripsi Kategori Kecerdasan Emosi Subjek Berdasarkan hasil Pre test Kelompok kontrol Kelompok eksperimen Kategori Norma n Presentase n presentase

Sangat rendah X < 84,8 0 0% 0 0% Rendah 84,8 < X < 116,6 0 0% 0 0% Sedang 116,6 < X < 148,4 1 11,1% 0 0% Tinggi 148,4 < X < 180,2 7 77,78% 10 100% Sangat tinggi 180,2 < X 1 11,1% 0 0%

9

Proses belajar mengajar di Prodi Psikologi ini mengajarkan hubungan yang

interaktif dan humanis. Kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang terdapat di

fakultas ini juga memberikan pengarahan kepada mahasiswa dalam

mengembangkan diri dan bersosialisasi dengan orang lain, sehingga membentuk

mahasiswa Prodi Psikologi memiliki kecerdasan emosi yang tinggi.

2. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian ini terdiri dari persiapan administrasi dan persiapan alat

ukur. Persiapan administrasi meliputi perijinan penelitian yang dikeluarkan oleh

Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII pada tanggal 16 Februari

2007 dan Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII pada tanggal 19

Februari 2007. Uji coba alat ukur diawali dengan try out preliminer, setelah itu

dilakukan uji coba alat ukur. Uji coba terhadap skala kecerdasan emosi dilakukan

sebelum pengambilan data penelitian. Uji coba skala dilakukan terhadap 71

orang mahasiswa Fakultas Psikologi UII pada tanggal 6 Februari 2007. Setelah

dilakukan uji coba dari 88 aitem yang memiliki reliabilitas 0,916, hanya 53 aitem

yang dipilih dalam seleksi aitem untuk kemudian dijadikan sebagai alat ukur

dalam pengambilan data. Aitem yang dipilih ini berdasarkan nilai validitas yang di

peroleh, aitem yang digunakan adalah aitem yang memiliki nilai validitas diatas

0,25. Skala yang terdiri dari 53 aitem ini memiliki reliabilitas sebesar 0,923.

Validitas dalam skala ini bergerak antara 0,255 – 0,563.

Persiapan dalam penelitian ini juga termasuk persiapan modul pelatihan.

Modul dalam pelatihan pengenalan diri melalui Al-Qur’an merupakan modul yang

disusun oleh peneliti berdasarkan hasil diskusi bersama pakar dibidang Al-

Qur’an. Penetapan materi dalam pelatihan ini juga didasarkan pada tujuan dari

10

penelitian ini, yaitu diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosi peserta

melalui Al-Qur’an.

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian

Secara keseluruhan pengambilan data penelitian berlangsung dari tanggal 17

Februari 2007 sampai dengan 3 Maret 2007. Untuk kelompok kontrol pre test

dilakukan pada tanggal 17 Februari 2007 bertempat di ruang kelas 3.09 Fakultas

Psikologi UII, pada pukul 09.00-10.30 WIB. Subjek kelompok kontrol berjumlah

sembilan orang. Post test untuk kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 24

Februari 2007, di ruang kelas 3.09 Fakultas Psikologi UII pada jam 10.00-11.15

WIB.

Pemilihan subjek merupakan subjek dilakukan dengan accidental sampling,

yaitu peneliti menawarkan kepada siapapun mahasiswa fakultas Psikologi dan

Ilmu Sosial Budaya yang bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. Setelah

subjek menyatakan bersedia, subjek diharuskan untuk mengisi lembar

pernyataan yang disediakan oleh peneliti. Hal ini bertujuan agar subjek mengikuti

penelitian ini karena benar-benar atas dasar kerelaan hati dan bukan karena

paksaan, selain itu untuk mengihdari adanya subjek yang mengundurkan diri,

tetapi dalam pelaksanaannya beberapa hari menjelang pengambilan data

terdapat beberapa subjek yang mengundurkan diri sehingga peneliti harus

mencari subjek pengganti dalam waktu yang relatif singkat.

Pada kelompok eksperimen dilakukan pengambilan data pada hari Sabtu, 3

Maret 2007, bertempat di ruang kelas 2-9 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

UII. Pre test dilakukan sebelum pelatihan diberikan, sedangkan post test

dilakukan pada hari yang sama setelah pelatihan diberikan. Pelatihan ini

11

dilakukan mulai pukul 07.30-20.30 WIB. Trainer dalam pelatihan ini terdiri dari

dua orang, yaitu Syahrial Amin S. Psi dan Bapak Sus Budiharto S. Psi., M.Si.,

Psikolog. Peneliti memilih kedua trainer tersebut dengan berbagai pertimbangan.

Yaitu berdasarkan pengalaman dan latar belakang penguasaan materi yang

akan diberikan dalam pelatihan.

Berikut jadwal kegiatan pemberian materi dalam pelatihan pengenalan diri

melalui Al-Qur’an pada kelompok eksperimen :

Jadwal kegiatan pemberian materi pelatihan pada kelompok eksperimen Materi Hari, tanggal Waktu Tempat

Eksistensi manusia dalam Al-Qur’an Sabtu, 3-3-07 08.00-10.00 FTSP Al-Qur’an sebagai pemisah kebenaran dan kebathilan

Sabtu, 3-3-07 10.15-12.00 FTSP

Al-Qur’an sebagi Hudan dan Syifa’ Sabtu, 3-3-07 13.00-14.00 FTSP Praktik Al-Qur’an sebagai katarsis Sabtu, 3-3-07 14.00-18.00 FTSP

C. Hasil Penelitian

1. kategorisasi Subjek Penelitian

Deskripsi Kategori Kecerdasan Emosi Subjek Berdasarkan hasil Post test Kelompok kontrol Kelompok eksperimen Kategori Norma n Presentase n presentase

Sangat rendah X < 84,8 0 0% 0 0% Rendah 84,8 < X < 116,6 0 0% 0 0% Sedang 116,6 < X < 148,4 1 11,1% 0 0% Tinggi 148,4 < X < 180,2 7 77,78% 8 80% Sangat tinggi 180,2 < X 1 11,1% 2 20%

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi Data pre test kelompok kontrol – kelompok eksperimen N Minimum Maximum Mean Std. Deviatiaon

KK 9 147 183 166 12,135 KE 10 158 177 165,8 6,697

Deskripsi Data post test kelompok kontrol – kelompok eksperimen

N Minimum Maximum Mean Std. Deviatiaon KK 9 147 187 164,222 14,007 KE 10 159 183 171,10 8,452

12

Deskripsi Data gain score kelompok kontrol – kelompok eksperimen N Minimum Maximum Mean Std. Deviatiaon

KK 9 -11 10 -1,78 6,833 KE 10 -1 11 5,30 3,860

3. Uji Asumsi

Uji Normalitas

K–S–Z P Status Gain score 1,475 0,056 Normal Pre test 0,556 0,916 Normal Post test 0,967 0,307 Normal

Uji Homogenitas

P Status Gain score 0,141 Homogen Pre test 0,051 Homogen Post test 0,136 Homogen

4. Uji Hipotesis

Hasil analisis t-test gains score di peroleh skor t sebesar -2,819 dan skor p

sebesar 0,012, sehingga skor p < 0,05. Maka skor gains score menunjukkan

ada perbedaan yang signifikan antara post test dan pre test. Disimpulkan

pelatihan Pengenalan Diri melalui Al-Qur’an berpengaruh pada peningkatan

kecerdasan emosi, sehingga hipotesis diterima.

D. Pembahasan

Berdasarkan analisis uji hipotesis, gains score yang digunakan untuk

mengetahui adakah pengaruh pelatihan pengenalan diri melalui Al-Qur’an

terhadap peningkatan kecerdasan emosi, menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan antara subjek yang mengikuti pelatihan dengan subjek yang tidak

mengikuti pelatihan pengenalan diri melalui Al-Qur’an, atau dengan kata lain ada

13

perbedaan kecerdasan emosi antara kelompok kontrol dengan kelompok

eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan skor p<0,05, yaitu sebesar 0,012.

Setelah dianalisis juga terdapat peningkatan skor kecerdasan emosi yang sangat

signifikan pada kelompok eksperimen antara pre test – post test. Pada kelompok

eksperimen menunjukkan signifikan 0,002, sehingga p<0,01. Pada kelompok

kontrol menunjukkan nilai signifikan 0,458, sehingga p>0,05 sehingga pada

kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan kecerdasan emosi antara

pre test dan post test karena tidak diberikan perlakuan.

Aspek kecerdasan emosi yang paling besar mengalami perubahan

berdasarkan perhitungan statistik adalah pada aspek empati, dengan nilai p

sebesar 0,004 (p<0,01). Hasil deskripsi data juga menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan nilai rata-rata kecerdasan emosi antara pria dan wanita. Pada

kelompok baik pada pre test maupun post test menunjukkan skor mean

kecerdasan emosi yang lebih tinggi pada subjek wanita, sedangkan pada

kelompok eksperimen menunjukkan skor mean kecerdasan emosi yang lebih

tinggi pada subjek pria baik pada pre test maupun post test.

Emosi merupakan kemampuan untuk mengenali dan memahami dan

mengatur perasaan kita sendiri dan mampu memahami perasaan orang lain

serta lingkungan sekitar. Di dalam Al-Qur’an emosi disebutkan sebagai qalb atau

jiwa (nafs). Hartati (2006) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa petunjuk

tentang emosi manusia yang terdapat dalam Al-Qur’an lebih di tekankan pada

jenis-jenis emosi yang dimiliki manusia itu sendiri dan kapan emosi itu muncul.

Alloh dalam Al-Qur’an menjelaskan tentang jenis-jenis emosi manusia.

Hude (2002), dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pembahasan

tentang Al-Qur’an tersebar dalam berbagai surat dan ayat beriringan dengan

14

peristiwa fenomenal yang dihadapi manusia dalam berbagai persoalan

kehidupan. Ungkapan Al-Qur’an tentang emosi digambarkan dalam bentuk

ekspresi, perubahan fisiologis, tindakan dan tendensi tindakan, sampai pada

bentuk-bentuk pengendalian emosi, baik dalam bentuk katarsis, regresi,

relaksasi atau lainnya. Ekspresi yang sering diungkapkan oleh Al-Qur’an adalah

ekspresi wajah, persis dengan apa yang ditemukan dalam penelitian-penelitian

psikologis bahwa wajah adalah cermin jiwa manusia. Psikologi menemukan

bahwa ekspresi wajah ketika terjadi emosi pada manusia bersifat universal dan

lintas budaya, dikenali oleh berbagai etnis di dunia dengan pola-pola yang sama,

baik ketika mereka senang, marah, benci, heran, takut, atau sedih. Berdasarkan

ekspresi itulah manusia dapat memahami emosi yang sedang dialami orang lain,

sehingga dapat mengambil suatu sikap dan tindakan yang sesuai dan diperlukan

dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal.

Kecerdasan emosi seseorang dapat ditingkatkan dengan cara membaca

ayat-ayat dan kandungan Al-Qur’an. Pemahaman ayat-ayat Al-Qur’an mengenai

hakikat manusia dapat meningkatkan kesadaran diri manusia, dan membantu

manusia dalam mengatur dirinya sendiri untuk mencapai tujuan hidupnya.

Pemahaman ayat-ayat Al-Qur’an mengenai kisah-kisah yang menceritakan

mengenai perjalanan emosi para Nabi dan Rasul dapat mengasah empati

seseorang dan menumbuhkan sikap optimis. Meyakini fungsi Al-Qur’an sebagai

pemisah antara kebenaran dan kebathilan melalui membaca dan memahami

kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an dapat menumbuhkan sikap optimis

dalam menyingkapi permasalahan yang dihadapi. Keyakinan dan pemahaman

Al-Qur’an sebagai Hudan dan Syifa, serta membuktikan secara langsung fungsi

Al-Qur’an tersebut dapat membantu menyelesaikan setiap permasalahan yang

15

dihadapi, sehingga beban-beban emosional yang terpendam dapat dilepaskan

dan memperoleh ketenangan dan kebahagiaan diri. Pada akhirnya emosi positif

yang terdapat dalam diri individu akan berpengaruh pada hubungan sosial.

Terciptalah keselarasan dan hubungan yang harmoni dengan orang lain.

Peneliti mengakui dalam penelitian ini masih terdapat beberapa

kelemahan. Pertama, dalam penelitian ini kurang mengontrol validitas internal

dan validitas eksternal. Validitas internal yang kurang dikontrol dalam penelitian

ini antara lain adalah pada penentuan subjek penelitian tidak dilakukan proses

randomisasi, sehingga pengelompokkan subjek kurang objektif. Peneliti juga

kurang memperhitungkan faktor drop out (subjek keluar), sehingga terdapat

beberapa subjek yang mengundurkan diri. Kedua, dalam segi teknis, peneliti

kurang mempersiapkan peralatan yang akan dipergunakan dalam pelatihan,

sehingga saat peralatan akan digunakan masih mengalami kesulitan.

Selanjutnya materi yang diberikan dalam pelatihan ini kurang bervariasi,

sehingga terkesan monoton dan sedikit membosankan bagi beberapa peserta.

Selain itu dalam penelitian ini juga kurang mengontrol faktor eksternal lain, yaitu

kebisingan dan kenyaman tempat duduk yang dapat mendukung jalannya

pelatihan.

16

PENUTUP

A. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pelatihan pengenalan diri melalui Al-Qur’an terhadap kecerdasan emosi, ada

perbedaan kecerdasan emosi antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen yang telah diberikan pelatihan pengenalan diri melalui Al-Qur’an.

B. Saran – Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya

a. Mengontrol validitas internal dan eksternal penelitian. Seperti faktor

subjek keluar (drop out), melakukan randomisasi dalam penentuan

subjek, serta interaksi antar subjek kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

b. Memilih kondisi tempat yang lebih nyaman, sehingga para peserta dapat

lebih konsentrasi dan lebih merasa nyaman. Dengan jumlah peserta yang

sedikit jangan memilih tempat yang terlalu luas. Pengaturan tempat

duduk peserta juga harus di perhatikan agar mereka dapat lebih

konsentrasi. Agar lebih nyaman dapat dipilih tempat yang tidak

menggunakan kursi, sehingga peserta tidak merasa lelah. Serta

memperhatikan kondisi suhu ruangan. Akan lebih baik jika suhu ruangan

dibuat lebih sejuk (tidak panas). Selain itu juga sebaiknya dipilih ruangan

yang kedap suara, sehingga pada saat pelatihan berlangsung tidak

terganggu dengan suara-suara bising dari luar ruangan yang dapat

menganggu jalannya pelatihan dan membuat peserta menjadi tidak fokus.

17

c. Waktu pelatihan sebaiknya jangan terlalu lama, agar subjek tidak merasa

lelah dan jenuh. Mungkin pelatihan dapat dilakukan selama beberapa hari

dengan waktu yang relatif lebih pendek, tidak dilakukan selama satu hari

penuh.

d. Mempersiapkan hal-hal teknis dengan lebih baik. Permasalahan teknis

seringkali di alami oleh setiap orang, karena itu perlu di lakukan

persiapan yang lebih matang agar kendala-kendala teknis tidak

menganggu jalannya pelatihan, sehingga pelatihan dapat berjalan sesuai

jadwal yang telah di tentukan dan materi yang diberikan dapat

disampaikan dengan lebih baik.

e. Menambah materi yang diberikan dalam pelatihan. Sehingga akan

memperkaya isi dari pelatihan yang diberikan dan manfaat yang diperoleh

oleh peserta juga lebih banyak.

18

Daftar Pustaka

Agustian, A. G. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. ESQ: Emotional Spiritual Quotient berdasarkan 6 rukun Iman dan 5 rukun Islam. Jakarta : Arga Wijaya Persada.

Al-Aththar, D. 1994. Perspektif baru Ilmu Al-Qur’an. Bandung : Pustaka Hidayah. Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2004. Bandung : Penrtbit CV DIPONEGORO Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Tim Penyusun. Buku Panduan Akademik Fakultas Psikologi. 2001 Gohm, C. L. 2003. Mood Regulation and Emotional Intelligence : Individual

Differences. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 84, No. 3, 594-607.

Goleman, D. 2005. Emotional Intelligence. Kecerdasan Emosional Mengapa EI

lebih penting daripada IQ. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Hartati, N. 2006. Mengembangkan Kecerdasan Emosi. TAZKIYA Journal of

Psychology Vol.6. No.1 Hardjana, A.M. 2001. Training SDM yang Efektif. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Hude, M. D. 2002. Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi

Manusia di dalam Al-Qur’an. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hurlock, E. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Edisi keenam. Jakarta : Penerbit

Erlangga Indrijono, S. Republika. 18 April 2006. Mengendalikan Emosi. Latipun. 2004. Psikologi Eksperimen. Malang : UMM Press. Masyhur, H. K. 1992. Pokok-pokok Ulumul Qur’an. Jakarta : Penerbit Rineka

Cipta. Mubayidh, M. 2006. Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak. Jakarta:

Al-Kautsar. Nugrahati, D. 2006. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan

Mekanisme Pertahanan Diri. Ringkasan Skripsi (tidak diterbitkan), Yogyakarta : UII.

Nuh, M. Republika. 9 Mei 2006. Success Story. Prof Dr Ir Mohammad Nuh, DEA,

Rektor ITS

19

Republika. 18 Maret 2006. ESQ Disambut Positif Ribuan Orang di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir

Republika. 5 Juni 2006. Meningkatkan Prestasi dengan Pengembangan Diri. Republika. 13 Juni 2006. Mahasiswa STAIN Ngamuk Republika. 13 Juli 2006. 10 Mahasiswa Papua Divonis Empat Bulan 18 Hari. Republika. 5 Agustus 2006. Cetak Mahasiswa Berakhlak Mulia, Mahasiswa Baru

UMP Wajib Ikuti ESQ. Sangkan, A. 2006. Menghidupkan Kecerdasan Emosional dan Spiritual. Berguru

Kepada Allah. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Patrap Thursina Sejati. Salim, P, Y. 1999. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Edisi Pertama. Sensa, M, D. 2004. Quranic Quotient. Kecerdasan-Kecerdasan Bentukan Al-

Qur’an. Jakarta : Penerbit Hikmah. Seligman, M. 2002. Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif

Authentic Happiness. Bandung : Penerbit Mizan. Suharsono. 2005. Melejitkan IQ, IE & IS. Jakarta : Inisiari Press. Suryabrata, S. 2004. Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Bandung : Andi Offset. Syamsityastuti, R. 2000. Pengaruh Keteraturan Membaca Al-Qur’an Terhadap

Tingkat Kecemasan Pada Remaja. Ringkasan Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Syarif, A. 2002. Psikologi Qur’ani. Bandung : Pustaka Hidayah. Zaki. A. Republika. 25 Juli 2006. Pemuda. Internet : Asnawi, J. 2005. Paradigma Baru Kecerdasan Manusia.

http://groups.plnkalbar.co.id/mailman/listinfo/formiskat. Generasi Muda Indonesia Alami Kesulitan Emosional. Kompas

Cyber Media-Utama. 2002. http://www.kompas.com/kesehatan/news/0205/26/114758.htm

Kejarlah EQ, Sukses Kau Tangkap! Kompas Cyber Media-

Kesehatan. 2004. http://www.kompas.com/kesehatan/news/0412/09/072115.htm.

Suryanto. 2003. Pendidikan di Indonesia Alami Disorientasi. Kompas Cyber

Media-Berita Utama. 2003. http://www.kompas.com/utama/news/0308/13/162216.htm.

20

Identitas Penulis

Nama : Rahayu Dwi Anggraini

Alamat : Jl. Tongkol V/23 Perumnas Minomartani Sleman. Yogyakarta

No HP : 081578588126