Naskah Drama Bawang Merah

7
Naskah Drama Bawang Merah & Bawang Putih I Sinopsis Drama Bawang Merah & Bawang Putih Pada dahulu kala tinggalah sebuah keluarga disebuah desa. Mereka terdiri dari ayah, ibu, dan seorang gadis remaja dengan nama Bawang Putih. Mereka adalah sebuah keluarga yang hidup bahagia. Kendati ayah Bawang Putih hanyalah seorang pedagang biasa, namun mereka bisa hidup dengan sangat rukun dan sentosa hingga pada suatu hari ibu Bawang Putih sakit parah yang akhirnya meninggal dunia. Bawang Putih sangat berduka dengan meninggalnya ibunda tercintanya itu, begitu juga dengan ayahnya, ia merasakan duka yang sangat mendalam harus menerima kenyataan itu. Dialog drama Bawang Merah & Bawang Putih Bawang Putih: Ayah, kenapa sih ibu harus pergi meninggalkan kita dengan begitu cepatnya? Ayah: Ini memang sudah menjadi kehendak yang maha kuasa, nak. Bawang Putih: Ya, sudah lah, yah.. memang sudah menjadi ketentuan yang maha kuasa. Ayah: Ya, benar anakku. Biarlah, ini memang sudah ditentukan-Nya. Di desa itu terdapat seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang Putih meninggal ibu Bawang Merah sering menyempatkan diri untuk berkunjung kerumah Bawang

description

Berisi tentang peran bawang merah

Transcript of Naskah Drama Bawang Merah

Naskah Drama Bawang Merah & Bawang Putih I

Sinopsis Drama Bawang Merah & Bawang Putih

Pada dahulu kala tinggalah sebuah keluarga disebuah desa. Mereka terdiri dari ayah, ibu, dan seorang gadis remaja dengan nama Bawang Putih. Mereka adalah sebuah keluarga yang hidup bahagia. Kendati ayah Bawang Putih hanyalah seorang pedagang biasa, namun mereka bisa hidup dengan sangat rukun dan sentosa hingga pada suatu hari ibu Bawang Putih sakit parah yang akhirnya meninggal dunia. Bawang Putih sangat berduka dengan meninggalnya ibunda tercintanya itu, begitu juga dengan ayahnya, ia merasakan duka yang sangat mendalam harus menerima kenyataan itu.

Dialog drama Bawang Merah & Bawang Putih

Bawang Putih:Ayah, kenapa sih ibu harus pergi meninggalkan kita dengan begitu cepatnya?

Ayah:Ini memang sudah menjadi kehendak yang maha kuasa, nak.

Bawang Putih:Ya, sudah lah, yah.. memang sudah menjadi ketentuan yang maha kuasa.

Ayah:Ya, benar anakku. Biarlah, ini memang sudah ditentukan-Nya.

Di desa itu terdapat seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang Putih meninggal ibu Bawang Merah sering menyempatkan diri untuk berkunjung kerumah Bawang Putih. Ibu Bawang Merah sering membawakan makanan untuk Bawang Putih dan ayahnya, membantu Bawang Putih bersih-bersih rumah, dan juga menemani Bawang Putih dan ayahnya untuk berbagi lewat obrolan.

Ibu Bawang Merah:Bawang Putih... ini saya bawakan makanan untuk kamu.

Bawang Putih:Iya, terima kasih banyak bu sudah membawakan makanan untuk Bawang Putih.

Ibu Bawang Merah:Ya, sama-sama, ibu cuman nggak pengen lihat kamu kurang makan. Ya sudah, kalau gitu ibu pamit pulang dulu.

Ayah Bawang Putih : Bu, nitip salam ya buat Bawang Merah.

Ibu Bawang Merah: Iya, nanti aku sampaikan ke Bawang Merah.

Kedekatan Ayah Bawang Putih dengan ibu Bawang Merah yang dirasanya sangat baik hati membuat ayah Bawang Putih kepikiran untuk menikahi ibu Bawang Merah. Dengan meminta pertimbangan dari Bawang Putih, kemudian ayah Bawang Putih menikah dengan ibu Bawang Merah.

Ayah Bawang Putih:Bawang Putih, andai saja ayah menikahi dengan ibu Bawang Merah, apakah kamu setuju, nak?

Bawang Putih: Aku hanya ngikut kemauan ayah, kalau ayah memang menginginkannya, kenapa aku harus menghalanginya. Lagian ibu Bawang Merah itu kan baik hati.

Ayah Bawang Putih:Baiklah nak kalau begitu, terimakasih atas izin kamu. Bagaimana denganmu Bawang Merah? apakah kamu juga setuju?

Bawang Merah:Aku juga setuju, ibu setuju juga kan?

Ibu Bawang Merah:Ya, ibu juga setuju dengan niatan ayah Bawang Putih untuk menikahi ibu.

Diawal-awal pernikahan, ibu Bawang Merah dan Bawang Merah bersikap sangat baik kepada Bawang Putih. Namun, lama-kelamaan tabiat sesungguhnya mereka akhirnya mulai kelihatan. Bawang Merah dan ibunya sering kali memarahi Bawang Putih dan tidak jarang memberinya pekerjaan yang berat manakala ayah Bawang Putih sedang tidak ada dirumah. Karena Ayah Bawang Putih sedang berdagang, maka ayah Bawamg Putih tidak tahu-menahu perihal perlakukan ibu tirinya itu karena Bawang Putih sendiri tidak pernah menceritakan perlakukan ibu tirinya itu kepada ayahnya.

Ibu:Putih.. kamu harus membersihkan lantai ya, cuci piring, dan semua pekerjaan rumah harus kamu bereskan!

Bawang Putih:Iya, Baik bu, akan Putih kerjakan.

Bawang Merah:Putih, kamu harus membersihkan kamarku biar terlihat rapi dan nggak berantakan.

Bawang Putih:Baik kak, akan Putih bersihkan.

Pada suatu hari ayah Bawang Putih jatuh sakit hingga kemudian meninggal dunia. Kini Bawang Putih tidak lagi punya ayah dan juga ibu.

Ayah:Bawang Putih, sepertinya ayah sudah tidak kuat lagi. Penyakit ayah tidak mungkin bisa disembuhkan lagi.

Bawang Putih:Ayah, Putih mohon sama ayah, jangan tinggalin Putih, yah! Putih akan sama siapa lagi, yah?

Ayah:Maafkan ayah, nak. Jika ayah pergi, kamu baik-baik saja ya, nak.

Bawang Putih:Iya, ayah.

Ayah:Bu, aku titip Putih ya? Tolong jagain Putih, dan aku mohon ibu bisa menganggap dia seperti anak ibu sendiri.

Ibu Bawang Merah:Ya, baik ayah.

Bawang Putih:Ayah.. jangan tinggalkan Putih, yah! (Bawang Putih bercucuran air mata)

Sejak saat itu Bawang Merah dan ibunya semakin leluasa dan bertindak semena-mena terhadap Bawang Putih. Bawang Putih seperti menjadi buruh Bawang Merah dan ibunya.

Drama Synopsis Onion & Garlic

In ancient times there lived a family in a village. They consist of a father, mother, and a young girl by the name of Garlic. They are a happy family life. Although father Garlic is just an ordinary trader, but they can live with a very harmonious and prosperous until one day Garlic terminally ill mother who eventually died. Garlic is very saddened by the death of his beloved mother, as well as his father, he felt a very deep sorrow have to accept it.

Dialogue plays Onion & Garlic

Garlic:Dad, why do mothers have to leave us so quickly?

Dad:It has indeed become the will of the almighty, son.

Garlic:Yes, it was, well .. it has become the provisions of the almighty.

Dad:Yes, my child. Let, this is already determined his.

In the village there is a widow who has a son named Onion. Since the mother's mother died Garlic Onion often taking the time to visit home Garlic. Mrs. Onion often brought food to Garlic and his father, Garlic helps clean the house, and also accompany Garlic and father to share via chat.Mother Onion:Garlic ... I bring the food to you.

Garlic:Yes, thank you so much mom had brought food for Garlic.

Mother Onion:Yes, both, mother cuman do not wanna see you eat less. Well, if so leave home mom first.

Garlic Dad: Mom, nitip greetings yes for Onion.

Mother Onion: Yeah, I'll convey to the Onion.

Closeness with mother father Garlic Shallots he felt very kindly made Garlic kepikiran father to marry the mother Onion. By requesting consideration of Garlic, then the father is married to the mother Garlic Onion.

Dad Garlic:Garlic, if only the father married the mother Shallots, if you agree, son?

Garlic: I just adherents willingness father, if the father wants him, why do I have to stop him. Anyway Onion mother was right kind.

Dad Garlic:Well, son, if so, thank you for your permission. How about the Red Onion? do you also agree?

Red Onion:I also agree, the mother agrees well right?

Mother Onion:Yes, the mother also agrees with the intention Garlic father to marry the mother.

Early-early marriage, mother Onion and Shallot be very nice to Garlic. However, over time the real nature they finally begin to appear. Onion and his mother often scolded Garlic and not infrequently give him a tough job when dad Garlic're not at home. Since Father Garlic being traded, the White Bawamg father did not know anything about it because her stepmother treated Garlic himself never tell treat her stepmother to his father.

Mother:White .. yes you have to clean the floor, wash the dishes, and all the homework you have to clean up!

Garlic:Yeah, Well ma'am, White will do.Red Onion:White, you have to clean my room I'll look neat and not messy.

Garlic:Both kak, will the White wash.

One day my father fell ill Garlic until later died. Garlic is now no longer have a father and mother.

Dad:Garlic, it looks like the father is not strong anymore. Father's illness could not be cured anymore.

Garlic:Dad, please same White's father, do not lef White, yah! White will be the same who else, right?

Dad:Forgive father, son. If the father goes, you alright ya, kid.

Garlic:Yes, father.

Dad:Mom, I entrusted the White huh? Please jagain White, and I beg the mother could consider him as the child's own mother.

Mother Onion:Yes, a good father.

Garlic:Dad .. do not leave White, yah! (Garlic tearfully)

Since then Shallots and mother more freely and act abusively towards Garlic. Bawang Putih Bawang Merah as a laborer and his mother.