NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan...

29
NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG·UNDANG NOMOR. .. TAHUN ... TENTANG HUKUM ACARA PIDANA

Transcript of NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan...

Page 1: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG·UNDANG

NOMOR...TAHUN... TENTANG

HUKUM ACARA PIDANA

Page 2: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

PENGANTAR

Sebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan

kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

suatu diskusi yang menyeluruh baik nastonaJ maupun internasional mengenai

Rancangan. Tim Rancangan meJakukan studi banding ke berbagai negara sepertj

BeJanda, Perancis, ltalia, dan Ametika Serikat. Beberapa pakar hukum pidana aging

pun memberikan komentarnya mengenai Rancangan seperti Prof. Nico Kijzer dan

Prof. Dr. Scahffmeistcr dati Belanda, Prof. Dr. lur. Stephen C. Thaman dan Mr.

Robert Strang dati Ametika SerB,at, heberapa jaksa. hakim. polisi dan pejabat

perundang-undangan Kementerian Kehakiman dati Perancis.

Pendapat-pendapat mereka diharapkan Jebih objektif karena mereka melihat

Rancangan dari luar. Satu hal yang tidak dapat dihindari ialah adanya globalisasi

bukan saja di bidang ekonomi, paHtik, budaya, tetapi juga di bidang hukum. Semakin

hari semakin menggerna secara internasional perlindungan terhadap hak asasi

manusla. Peristiwa seperti terjadi di Tibet. Birma. Zimbabwe sekarang

memperlihatkan kepada kita bahwa suatu bangsa yang "urang memperhatikan hak

asas\ manusia akan menjadi bulan-bulanan kritikan sampai pada ancaman baikat

internasionaJ.

Kesediaan OPDAT (OfficI' of Overseas Pro.\·ecu!orhl! Development,

Assistance and Training) dari Departmenr of Justice Amerika Serikat untuk

memfasilitasi beberapa pertemuan dan studi banding sepatutnya dihargai, dan

menunjukkan juga betapa perhatian dunia luar kepada Indonesia, terutama dalam

pembangunan hukum sangat besar. Studi banding ke Amerika Serikat diikuti aleh

seluruh anggota Tim kecuali ketua Tim, Andi Hamzah, anggota Adnan Buyung

Nasution dan Luhut Pangaribuan. Anggota Tim yang mengikuti studi banding adalah

Abdul Wahid Masru (Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan), Suhariyono

(Direktur Perancangan Peraturan Perundang-undangan), lndriyanto Senoadji (Dosen

UIJAdvokat), Mohammad Amari (Kejaksaan Agung). R.M. Panggabean (Mabes

POLRI). Sri Hariningsih (Tenaga Ahli DPR), Teuku Nasrullah (Dasen UIJAdvokat),

dan Pocut Eliza (Sekretaris Tim).

2

Page 3: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Korporasi sudah menjadi subjek hukum pidana (materiel dan formil) sehingga

membawa dampak yang Juas dalam p~negakan hukum. Berapa ratus korporasi asing

yang menanam modaJnya di Indonesia yang dengan sendirinya akan lund uk pada

hukum (pidanalacara pidanal yang berlaku di Indonesia. Para Direktur yang

memimpin korporasi akan bertanggung jawab pidana jika terjadi pelanggaran pidana

yang dilakukan at<lS nama korporasi.

Dalam menyusun rancangan, yang sangat penting diperhatikan ialah KUHAP

menyangkut beberapa inslansi, satu hal yang selalu harus diingat ialah jangan tcrbawa

pada egoisme sektoraJ, tetapi apa yang terbaik bagi nusa dan bangsa kila.

Harapan akan adanya penegakan hukum yang mulus di Indonesia seperti

halnya antara tahun 1950 sampai 1959 &<tngat diharapkan.

Tim Rancangan (elah bekerja keras selama lebih dari tujuh tahun dan setiap

tahun telah dilakukan soslalisasi kepada akademisi, hakim, polisi, jaksa dan

pengacara.

Tim tclah melakukan studi banding di Amerika Serikat (Washington DC dan

Saint Louis), bertemu dengan polisi, jaksa, hakim dan akademisi. Di Paris, bertemLi

denganjilge d'illSIJ'uc/ion (hakim penyidil\),juge des liher/e e/ de la deten/ilin (hakim

pembebasan dan penahanan), police judiciaire (poli!>i judisiaJ). polisi. jaksa. dan

hakim. Kctua Tim (Prof. Dr. A. Hamzah. SH) bersama dengan anggota Ombudsman

M. Surachman, SH, Peneliti Utama. telah mclakukan studi banding di Den Haag,

Amsterdam, Groningen, LeeU\\iaarden (Belanda), bertemu dengan jaksa, jaksa tinggi.

hakim, dan melakukan patroli bersama dengan polisi lingkungan hidup. Melanjutkan

studi banding di Hannover, Munchen. Bonn dan Berlin (Jerman), bertemu dengan

hakim, jaksa, Jaksa Agung Jerman. dan mengunjungi penjara Tegel di Berlin, penjara

narkoba di Parsberg, dari Berlin melanjutkan studi banding di Edinburg. Glasgow,

Manschester, London (UK), bertemu Jaksa Tinggi Skotlandia, Jaksa Tinggi CPS,

jaksa, hakim dan pejabat polisi Scotland Yard, pejabat Victim Support, menghadiri

sidang pengadilan di London. dari London menyeberang ke Brussels. Arlon, Liege.

(Belgia). bertemu Sekretaris JenderaI Kementerian Kehakiman, kepala kejaksaan, dan

police judiciaire. Ketua Tim bersama dellgan Jaksa Suhandjono. menghadiri sidang

pengadilan distrik di San Francisco, mengunjungi penjara San Quintin, bertemu

dengan Deputy Attorney General (Wakil Jaksa Agung) Amerika Serikat Mr Brouwn

di Washington, mengunjungi kantor pemberantasan narkoba, mengikuti kursus hul\um

3

Page 4: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

pembuktian di Stanford University bersama dengan hakim dari seluruh Amerika

Serikat.

Ketua Tim bersama dengan D.C. Kaligis dan l\t. Surachman, mengunjungi

kantor Rechrercommi.uaris di Den Haag, Belanda, diskusi dengan pakar perbandingan

hukum aeara pidana Mr. P.A.M. Verrest, mengunjungi kantor .luge 'Instruction di

Paris, dan diskusi dengan pakar [talia di Roma.

Ketua Tim bersama dengan Dr. Eryantow Wahid dari Universitas Trisakti,

mengunjungi Sydney dan Brisbane, Australia, berdiskusi dengan para guru besar di

Sydney University, UTS, dan Griffith University. Dilanjutkan ke Beijing (RRC)

mengikuti Kongres Pa.kar Hukum Pidana Sedunia.

Oalam penyusunan Rancangan, telah pula diteJaah KUHAP Belanda. Belgia.

Perancis, lealia, Jerman, Federasi Rusia, Georgia, Thailand, Malaysia, RRC, Jepang,

dan Amerika Serikat.

BABI

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sudah dua puluh tujuh tahun perjalanan Kitab Undang-Undang Hukum Aeara

Pidana yang merupakan ciptaan bangsa Indonesia menggantikan Her=iene Inlands

Reglement ciptaan pemerintah kalaniai. Dalam perjalanan lebih seperempat abad itu

terjadi kemajuan teknologi terutama di bidang komunikasi dan transpartasi yang

membawa akibat di bidang sasial, ekonomi, dan hukum termasuk hukum pidana.

Dunia terasa makin sempit dan globa\isasi di bidang ekonomi, keuangan, dan

perdagangan memberi dampak pula di bidang hukum. Tidak satu negara pun darat

menutup diri rapat-rapat dari peru bahan tersebut. Tercipta banyak konvensi

intemasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia seperti, United Iv'ations CO/1vemion

Against Corrruption. International Convention Against Torture dan International

Covenant on Civil and Political Rights. Ikut pula hadir dalam penyusunan

Intemational Criminal Court. Semua konvensi terse but lahir dan diratifikasi sesudah

KUHAP, berkaitan [angsung dengan hukum aeara pidana.

4

Page 5: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Oalam cover/ar/t mengenai hak-hak sipil dan politik itu terkandung ketentuan

yang berkaitan dengan hukum aeara rnisalnya tentang hak-hak tersangka dan

ketentuan mengenai penahanan yang diperketat. Berhubung dengan hal terse but ada

negara yang membuat KUHAP baru sarna sekali seperti Italia, Rusia, Lithuania,

Georgia, dan lain-lain. Ada pula yang mengubah KUHAP nya selaras dengan

perubahan yang mendunia tersebut seperti Austria.

Pada tahun 2000, Perancis menyisipkan ketentuan baru mengenai hak asasi

manusia, seperti "hukum aeara pidana harus fair dan adversarial dan

menycimbangkan hak-hak para pihak". "Orang dalam situasi yang sarna dan dituntut

atas delik yang sarna haruslah diad iii berdasarkan aturan yang sarna'", "Tersangka

harus diberitahu tentang dakwaan kepadanya dan mendapat pembelaan". "Seseorang

yang didakwa harus diba ....'a ke pengadilan dan mendapat putusall dalam waktu yang

wajar", dan seterusnya. Peraneis pun meneiptakan hakim khusus untuk melakukan

penahanan yang disebut juge des /iberle af de fa defer/lion (hakim pembebasan dan

penahanan).

!talia Illcmbuat KUHAP baru sarna sekali pada tahun 1989 yang

mengeluarkan jaksa dari kekuasaan I\ehakiman sehingga dianut sistem adversarial

murni. Penuntut umUlll dall terdakwa diberi kedudukan seimbang sehingga tidak ada

lagi berita acara yang dibuat oleh penyidik yang diserahkan kepada hakim. Hakim

hanya menerima dakwaan dan daftar terdakwa dan sal\si. Jadi benar-benar hakim

berada di tengah-tengah antara pertanmgan penuntut umum dan terdakwa beserla

penasihat hukumnya. Para pihak dapat mengajukan saksi-saksi dan bukti lain di

sidang pengadilan.

Jepang telah memperkenalkan sistem baru. yaitu hakim karier dieampur

dengan orang awam (laymen) yang disebut sistem campuran (hakim dan juri).

Oari sanalah kita dapat menyimpulkan bahwa KUHAP harus diperbaharui

sesuai dengan tuntutan zaman. Ada konsekuensi akibat diratifikasikannya beberapa

konvensi intemasional, misalnya tentang penahanan yang dilakukan oleh penyidik

harlls sesingkat mungkin dan segera dibawa kepada hakim. Amerika Serikat

menafsirkan segera mllngkin (prompt/v) adalah dua kali dua puluh empat jam. Oi

Eropa umumnya diartikan paling lama dua kali dua puluh empat jam kecuali untuk

terorisme yang Jamanya 6 (enam) hari atau 1 l-satu) nari penangkapan ditambah 5

(lima) hari penahanan. Ketika Tim Penyusun KUHAP meneanturnkan waktu

penahanan 15 (lima belas) hari oleh penyidik ditambah 1 (satu) hari penangkapan

5

Page 6: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

menjadi 16 (enam belas) hari maKa amnesti internasional dan pakar hukum pidana

dan aeara pidana Amerika Serikat (Prof Dr. iur. Slephen C. Thamon) yang sudah

dua kali datang ke Indonesia (Desember 2006 dan Januari 2007) mengingatkan dan

kritikan atas Raneangan KUHAP. agar hal terse but disesuaikan dengan lCCPR yang

telah diratifikasi oleh Indonesia. sehingga tolcransinya hallya sarnpai dua kali dua

puluh em pat jam penahanan yang dilakukan oleh pcnyidik. Selehihnya ditambahkan

pada hakim komisaris, sehingga penahanan oleh Hakim Komisaris yang kemudian

dapat diperpanjang oleh hakim Pengadilan Negeri. Hakim Pengadilan Negeri dapat

memperpanjang menjadi 3 kali 30 hari. Jaksa tidak melakukan penahanan, akan tetapi

dia memegang formulir penahanan, baik yang dilakukan oleh hakim komisaris

maupun oleh hakim Pengadilan Negeri, karena pada prinsipnya menurut ICCPR,

hakimlah yang berwenang melakukan penahanan. Akan tetapi bagaimana pun Juga

penuntut umumlah yang mengajukan permohonan kepada hakim.

Masalah asas legalitas perlu dijclaskan dalam KUHAP karena ada perbedaan

antara asas legalitas dalam hukum pidana materiel dan hukum aeara pidana.

Perubahan penting dalam Rancangan KUHAP l11enyangkut lembaga baru. yaitu

hakim komisaris menggantikan praperadilan. Praperadilan adalah lembaga yang khas

KUHAP, yang ternyata kurang efektif karena bersifat pasif menunggu gugatan para

pihak. Lagi pula bukan lembaga yang berdiri sendiri tetapi melekat pada pengadilan

negeri. Ketua pengadilan negerilah yang menunjuk seorang hakim rnenjadi hakim

praperadilan jika masuk suatu permohonan. Jadi ide hakim komisaris berbeda dari

praperadilan akan tetapi tidak sama dengan rechtercommissari,~· di Belanda danjuge

d'jnsrnCljon di Perancis karena hakim komisaris versi Rancangan KUHAP sam a

sekali tidak memimpin penyidikan. Jadi merupakan revitalisasi praperadilan yang

sudah ada di dalam KUHAP sekarang. Secara tidal.; sengaja .iustru mirip dengan

Giudice per Ie indagini preliminary (hakim pemeriksa pendahulllan) di Italia. Italia

bahkan menghapus Giudice lslructore yang S3m3 dengan JUKe d'instrructiOll di

Perands dan rechtercommissaris di Belanda. Tugas Gil/dice per Ie indagilli

preliminary (hakim pemeriksa pendahuluan) yang mengawasi jalannya penyidikan

dan penuntutan mirip dengan hakim komisaris versl Rancangan. Ada sebagian

wewenang hakim Pengadilan Negeri seperli lZln penggeledahan, penyitaan.

penyadapan dan perpanjangan penahanan berpindah ke hakim komisaris agar proses

menjadi cepat, tidak mengganggu hakim pengadilan negeri yang sibllk menyidangkan

perkara pidana, perdata, dll. Ada pula wewenangjaksa berpindah ke hakim kOlnisaris,

6

Page 7: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

seperti perpanjangan penahanan :rang em pat plllllh hari berpindah ke hakim komisaris

menjadi dua puluh lima hari.

Semestinya ada lembaga antara penuntut umllm dan hakim. yailu hakim

komisaris. Pada bagian pembahasan akan ditunjukkan perbedaan antara

Rechtercommisaris di Belanda dan Juge d' instructIOn di Perancis di satu pihak

dibanding hakilll komisaris yang diperkenalkan dalam R<lIlCangan KUHAP.

Beberapa masalah antara lain hubungan penyidik dan penuntut umum diatur

sesual dengan sistem peradilan terpadu bukan bersambung seperti sambungan

domino. Masalah inilah yang paling sui it dirumuskan. Sekarang ini akibat bolak­

baliknya berkas perkara antara penyidik dan penunrut umum. maka ribuan perkara

tidak diketahui keberadaannya.

Begiru pula tentang upaya hukum. yang pada prlnslpnya adalah semua

perkara yang masuk ke Mahkamah Agung terlebih dahulu melalui Pengadilan Tinggi.

Pada Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung pun jaksa (Jaksa Tinggi dan Jaksa

Agung) memhacakan konklusinya. Aturan mengenai Peninjauan Kembali juga

disederhanakan. Ketika Tim RUU-KUHAP berkunjung ke Perancis kami tanyakan

berapa permohonan Peninjauan Kembali pertahun di Perancis, dijawab sepllluh

tahun sekali. Oi Indonesia setiap hari ada orang memohon PK. Putusan be bas dan

bebas tidak mumi yang dikembangkan oleh doktrin dan yurisprudensi Belanda

mestinya dUelaskan agar tidak timbul salah mengeni dalam praktek.

Kecenderungan ke sistem berimbang (adversary ,'lystem) diperkenalkan,

antara lain kedua pihak. baik penuntut umum maupun terdakwa dan penasihat

hukumnya dapat menambah alat bukti baru di sidang pengadilan (seperti saksi a'

charge dan a de charge). Oengan sendirinya tidak diperlukan P 21 (pern)'ataan

Penuntut Umum bahwa berl\as telah lengkap) karena penuntut umum walaupun

sidang sudah dimulai, masih dap<it meminta bantuan penyidik untuk menambah

pemeriksaan seperti pengajuan saksi baru untuk melawan saksi yang diajukan

penasihat hukum. Jadi, benar-benar sistem ini menghaHlsl\an penllntut umum dan

penyidik bekerjasama erat untuk suksesnya penuntutan.

Inilah yang merupakan perubahan penting yang berbeda dengan KUHAP

1981 yang menurut Mr. Robert Strang dari OPOAT, masih tetap sarna dengan

HIR dan KUHAP Belanda, kecuali beberapa perubahan. '

I Rabert Strang, "More' adversariaL bUl n0( completel) adversarial": Reformation of the Int.i{\nt~ian

Criminal Procedure C0de. paper. him. 5

7

Page 8: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

.

2. Permasalahan

• Bagaimana menjalin ketentuan KUHAP dengan konvensi-konvensi

intemasional yang tclah diratifikasi oleh Indonesia sehingga ketentuan

KUHAP selaras dengan situasi dan kondisi Indonesia dengan tidak

mengabaikan ketentuan yang universal.

• Bagaimana merumuskan ketentuan banI sebagai penambah dan perbaikan

KUHP 1981 yang dapat diterapkan dalam penerapan hukum di Indonesia.

3. Tuju3n dan Kegunaan

Tujuan hukum acara pidana di masa depan ialah mencari kebenaran materieL

melindungi hak-hak dan kemerdekaan orang dan warganegara, menyeimbangkan hak­

hak para pihak. orang yang datam keadaan yang sarna dan ditunrut unluk delik yang

sarna harus diadili sesuai dengan ketentuan yang sarna. mempertahankan sistem

konstitusional Republik Indonesia terhadap pelanggaran kriminal. mempcnahanabn

perdamaian dan keamanan kemanusiaan dan mencegah kejahatan.

(The aim of the future Criminal Procedure Code is the pursue of objectb'e

truth, the protection ofthe riglrts and freedom of man and citizen, pre~'erves

a balance hetween the riglrt~· of the parties, persons in similar situation and

prosecuted for the !Iame offences .'lhould be judged according to the same

rules, the maintenance of constituional ~ystem 0/ the Republic of Indonesia

against criminal encroachment, the maintanance o/peace and securi(v of mankind

and the prevention 0/ crimes).

Kegunaannya adalah para pejabat negara dan warganegara dalam rangka

melakukan kev.'ajibannya dal3m penyidikan, penuntutan. peradilan. dan pembelaan di

pengadilan menjalankan ke\',:ajibannya dengan mulus, beserta bagaimana masyarakat

luas dapat memahami dan menghayati hukum aeara pidana yang berlaku di

Indonesia.

4. Metodc Pendekatan

Penyusunan naskah akademis rancangan undang-undang IIll menggunakan

metode deskriptis analitis.

8

Page 9: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

BAB II

DASAR PEMIKIRAN PERLliNYA PENYUSUNAN UNDANG-lJNDANG

HliKlIM ACARA PIDANA BARli

1. Da~ar Filosofis

Pancasila sebagai Urspnmgsnorm, sumber duri segala perundang-undangan

di Indonesia, terutama sila kedua yang langsung berkaitan dengan KUHAP, yailll

"Kemanusiaan yang adil dan beradab" yang menunjukh;an manusia sebagai makhluk

ciptaan Tuhan yang Maha Esa, hidup bersarna di planet ini unruk rukun dan damai.

Balas-batas negara hanyaJah ciptaan manusia yang tidak menjadi halangan segala

bangsa unruk saling berinteraksi datam kedamaian di bawah naungan tertib hukuffi.

Sita ketiga "Persatuan Indonesia" menjadi dasar pula asas legalitas hukum acara

pidana yang bersifat nasional hukan kedaerahan (lokal). Sita kelima "Keadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia", menunjukkan bahwa keadilan ekonomi-sosial menjadi

dasar pula menuju keadilan hukum.

Seluruh perangkat Undang-Undang Dasar 1945 menjadi landasan filos(lfis

KUHAP, terutama tentang asas legalitas, perundangan-undangan tidak berlakll surut,

persamaan di depan hukllln, jaminan kcpastian hukliln dan seperangkat kelentuan

tentang hak asasi man usia.

2. Dasar Sosiologis dan Politis

• KUHAP disusun llntllk tlljuan keadilan dan kesejahteraan masyarakat serta

adanya tertib dan kepastian hukum. Semua pihak sarna di depan hukum

d<llam keadaan yang sarna.

• Meningkatkan kesadaran hukum Illasyarakat yang akan menunjang

tcrlaksananya peradilan pidana yang baik.

• Strategi nasional untuk pencegahan dan pemberantasan kejahatan.

3. Dasar Yuridis

• UUD] 945 terutama Pasal 20 (tentang legislasi), Pasal 21 (hak DPR

mengajukan Rancangan undang-undang), Pasa) 22 (hak Presiden untuk

mengajukan PERPU), Pasal 22A (tatacara pembenlUkan undang-undang),

Pasal 24 (kekuasaan kehakiman), Pasal 24A (wewenang Mahkamah

Agung), Pasal 24C wewenang Mahkamah KonstitllSij, Pasal 28A sampai

dengan Pasal28J (Hak asasi manllsia).

9

Page 10: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

4. Dasar Ekonomis

Seluruh pasal di dalam KUHAP mengacu pada sistem peradilan eepat

(speedy trial; confante justitie), sederhana dan biaya ringan. Perkenalan sistem

peradilan cepat dituangkan antara lain datam pengajuan perkara melalui jalur khusus,

penyelesaian di luar aeara (ajdoening buiten proces), dalam upaya hukum. semua

perkam kasus kwat Pengadilan Tinggi baru dapat diajukan permohonan kasasi ke

Mahkamah Agung untuk mengurangi beban Mahkamah Agung,

BAB III

RUANG LINGKUP PERUBAHAN KUHAP

A. Asas legalitas

Yang pertarna-tama dikemukakan di sini ialah ditegaskannya asas legalitas

daJam Rancangan, sebagai padanan asas legalitas dalam KUHP atau hukum pidana

materiel. Jadi, bukan asas legalitas sebagai lawan asas oportllnitas yang akan

diutarakan pula di belakang.

Berlainan dengan asas legalitas dalam hllkum pidana materiel yang

tercantllm di dalam Pasal 1 ayat (I) KUHP. yang berbunyi: "Tiada suatu rerbuatan

(jeit) yang dapat dipidana selain berdasarkan kekuatan k.etentuan perundang-undangan

pidana yang ada sebelumnya". KUHP Indonesia (termasuk Rancangan) sama dcngan

KUHP Belanda memakai istilah "wetle/ijk strajbepaling" (perundang~undangan

pidana) bukan straj.'ief (undang-undang pidana). lni berarli suatu peraturan yang lebih

rendah dari undang-undang dalam arti formel. seperti Peraturan Pernerintah dan

Perahlran Daerah dapat memuat rumusan deJik dan sanksi pidana, sama dengan

Belanda yang meliputi undang-undang dekrit raja dan peraturan gemeente.

Dalam hukurn acara pidana dipakai istilah undang-undang (wef) sehingga

hanya dengan undang-undang dalam art! formel seseorang dapat ditangkap, ditahan,

digeledah, dituntut, diadiJi, dst. Pasal I KUHAP (Sv). Belanda menegaskan hal ini

yang berbunyi: "Strafvordering !Je/i alleen plaal.I' op de wij:::e b(j de wet

voorzien." (Acara pidana dijalankan hanya menurut cam yang diatur oleh undang­

undang). Jadi, tidak boleh suatu peraturan )'ang lebih rendah dari undang-undang

dalam arti formel mengatur acara pidana.

10

Page 11: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Cortens seorang pakar hukum acara pidana Belanda mengatakan. bahwa

hukum pidana materiel bisa bersifat lokal. akan tetapi hukum acara bersifat nasional."

Sengaja disalin Pasal 1 KUHAP Belanda karena rumusan asas legalitas

dalam KUHAP 1981 yang tercantum di dalam Pasal 3 kurang tepat rUfllusannya. Pasal

ilu berbunyi: "Peradilan dijalankan menurut cara dalam undang-undang ini." Keliru

karena dipakai istilah peradilan yang meliputi peradiJan perdata. pi dana. administrasi.

agama. militer. dst. Mestinya yang dipakai ialah "peradilan pidana" atau Iebih tepat

"aeara pidana". Menurut Joan Miller, criminal justice .\ystem. luas artinya. mulai

dari perencanaan undang-undang pidana sampai keluarnya narapidana dar; penJara

atau pemasyarakatanJ. Sedangkan acara pidana mulai dari penyidikan sam pal

eksekusi. Sistem penjara atau pemasyarakatan tidak termasuk acara pidana sehingga

[idak masuk dalam KUHAP.

Kala "ini" harus dihapuskan pula karena ada ketentuan acara pidana diatur

di luar KUHAP. seperti Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Undang-Undang Tindak Pidana Ekonomi. Undang-Undang Pengadilan HAM, dll.

Jika dicantumkan kata "ini" artinya KUHAP, sehingga perlu ditambahkan

lagi kata-kata "dan undang-undang lain yang relevan". seperti KUHAP RRC. Pasal J

alinea kedua KUHAP RRC berbunyi : "In conducting criminal procedwc, the

People's CourL. the People Prot:urator and the puhlic sec/lriLv olj!,ans mU.I'L

srriclly observe this Lm',! and any relevant stipulations of Lhe laws." (Dalam

melaksanakan acara pidana. Pengadilan Rakyat. Jaksa Rakyat. dan organisasi

keamanan publik harus secara ketat memperhatikan undang-undang ini dan ketentuan

lain yang relevan dari undang-undang lain) ketentuan alenia ketiga Pasa! J KUHAP

RRC itu mirip dengan Pasal I pendahuluan KUHAP Belgia yang mengatakan kecuali

ditentukan lain daJam undang-undang. hanya pejabat yang diberi wewenang oleh

undang-undang yang boleh menerapkan pidana (De S'tr,!/'.'orderinR tot loepas.\"ing

van de straffell kan niel worden uitgevoerd dall door amhtenaren die de wet

daarmee be/ast).

KUHAP Federasi Rusia tahun 2003 pada Pasal 8 ayat (2) juga merUilluskan

asas legalitas walaupun dengan susunan yang lain sbb: ""No one may be adjudge

guilty of a crime or subjected to criminal puni.lhment except pursua/lt Lo a

court judgement and in accordance with fhe procedures established by Ihis

code. " (Tidak ada seorang pun yang boleh dinyatakan bersaJah melakukan suatu

2 G.J.M. Cort~ns. Het Nedrrlands S'truJprocesrecht. hIm, /3 J Joan Miller pacta ceromahnya di Univer~itas InctfJnesia Jakarta. tahun 198&.

II

Page 12: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

kejahatan atau tunduk pada pidana kriminal kecuali berdasarkan putusan pengadilan

dan sesuai dengan acara yang diatur dalam kitab ini.").

Yang tidak diatur di dalam hukum aearn pidana ialah hukum Iransitoir,

seperti Pasal 1 ayat (2) KUHP apabila ada perubahan perundang-undang.tll, maka

yang ditcrapkan ialah ketentuan yang paling mengllOtungkan terdakwa. Jadi. menurut

Schaffmeister dall Keij:ter dalam ccrumahnya di Universitas Indonesia April 2006.

Apabila ada perubahan perundang-undangan dalam hukum aeara pidana misalnya

diperkenalkannya DNA sehagai alat bukti. maka dapat diterapkan kepada perkara

yang sedang diperiksa walaupun ketika perhuatan ddakukan DNA belum merupakan

alat bukti. Yang peoulis tidak mengerti karena menurut mereka hal itu tidak herkaitan

dengan undang-undang berfaku smut.

Dasar fundamental hukum acara pidana dilambahl\an juga seperti ketentuan

Pasal 1 KUHAP Perancis yang baru ditambahkan pacta tahun 2000.

I. Hukum acara pidana haruslahjair, dan adversarial dan menjaga keseimbangan

para pihak.

2. Haruslah dijamin pemisahaan penguasa yang bertanggung jawab atas

penuntutan dan )ang bcrtanggungja\vab dalam memutus.

3. Orang dalam keadaan yang sarna dan dituntut atas delik yang sarna hams diadiJi

berdasarkan atllTan yang sarna.

4. Kekuasaan yudlsial menjalOin bahwa korban diberitahu dan hak-haknya

dihorma!i dalarn seluruh proses pidana.

5. Setiap orang yang disangka atau dituntut dianggap tidak bersalah sepanjang

kesalahannya belum ditentukan.

Semua ini menyangkut hak-hak asasi manusia yang sl:dah terkanduog di dalam

konvensi-konvensi intemasional dan juga UUD 1945 yang sudah amandemen.

B. Hubungan penyidik dan pcnuntut umum lebih diakrabkHn.

Dalam praklek sekarang ini tcr:jadi berkas bolak-balik antara penyiclik dan

penuntut umum yang sebagian (dalam jumlah besar) tidak lagi rnuncul ke pengadilan,

Hal ini tllenurut Prof. Oemar Seno Adji daJam beberapa kali kesempatan, "sanga{

merugikan pencari keadilan". Ada P IQ yaitu pengembalian berkas ke penyidik

untuk dilengkapi (yang sebagian tereecer tidak tahu rimbanya). ada P 21 yang

menyatakan bahwa berkas perkara sudah lengkap, yang mernbebJ.skan penyidik dari

urusan berkas itu selanjulllya.

12

Page 13: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Oemikian, sehingga dalam Rancangan. pacta saat penyidikan dirnulai dan

diberitahukan kepada penun1ut umum. penuntut umum sudah memberi petunjuk,

bukan ketika berkas sudah se1esai disusun aleh penyidik. Petunjuk pun tidak perlu

tertulis, boleh seeara lisan, SMS. telepon, e-mail. Oi Pcrancis ada jaksa yang piket

menunggu telepon dari penyidik dimulainya penyidikan dan langsung memberi

petunjuk. Oleh karena iru dalam PP pelaksanaan KUHAP akan ditunjuk jaksa zona

yang akan memberi petunjuk perkara yang terjadi di zonanya. sarna dengan di

Belanda. Jadi. lebih memudahkan penyidik menghubullgi. Jaksa zona yang

wilayahnya (bukan kantornya) per kecamatan (pOLSH':.). Menurllt pendapat Penulis.

lImuk perkara kecil tidak perlu diberitahu jaksa tentang dimulainya penyidikan dan

jaksa memberi petunjuk, hanya untuk perkara serius atau sulit pembuktiannya seeara

yuridis. Apalagi dengan diperkenalkannya sistem adversaria! yang penuntut umum

boleh menambah alat bukti (saksi) pada saat sidang sudah dimulai. Jadi. berbs

perkara tidak sepenting sekarang ini, karena pada prinsipnya pembuktian terjadi

dl sidang pengadilan.

C. Penahanan

Selama Tim menyusun RUU-KUHAP dari tahun 2000 sampai 2006 sistem

penahanan hampir lidak berubah dari yang tercantum di dalam KUHAP 1981.

Bahkan dieanturnkan penyidik lebih lama dapat mtfakukan penahanan dari 20 hari

menurut KUHAP 1981 menjadi 30 hari. Akan tetapi sejak diratifikasikannya

International Covenant on Ch'U and Political Rights yang menunjukkan pada Pasal

9 bahwa jika penyidik ll1elakukan penangkapan. maka promptly harus membawa

tersangka (secara fisik) ke hakim yang akan melakukan penahanan. Kami diingarkan

oleh pakar Amerika Serikat Prof. Dr. iur. Stephen C. Thaman yang datang k~

Indonesia bahwa promply itu artinya maksimum dUll kali dua puJuh empatjam atau

a couple ofdays, kecuali unruk terorisme. Kami pun telah lama diberitahu hal yang

5ama oleh Prof. D. Schaffmeister dan N. Keijzer dari Belanda dan juga pakar

Perancis yang berkunjung ke Indonesia November 2007. Kami (tim RUU-KUHAP)

telah menyaksikan sendiri para tahanan dibawa secara fisik oleh polisi ke Kantor

kejaksaan (di Perancis penahanan oleh penyidik hanya berlangsung saru kali dua

puluh empatjam yang diperpanjang olehjaksa satu kali dua puluh empatjam).

1]

Page 14: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Selanjutnya penahanan oleh hakim khusus yang disebut jU}{<, des liherre er

de la deren/ion (hakim pernbebasan dan penahanan). Jika diperhatikan kata liherte

(pembebasan) disebul lebih dulu dari detention (penahanan), yang artinya penahanan

itu ultimum remedium (ohat terakhir). IJakim pembebasan dan penahanan ini dapat

mengeluarkan perpanjangan penahanan sampai 400 hari. Tersangka dibawa seeara

fisik oleh polisi disertai penuntut umum yang mcmahon perpanjangan penahanan.

Penasihat hukum baleh hadir pula dan memahon jangan dilakukan penahanan dengan

alasan tertentu. Saat itu juga hakirn itu menemukan tersangka ditahan ataukah tidak

yang hampir tidak ada pennohonan penahanan yang ditolak.

Dengan alasan komunikasi di Indonesia sangat sulit, ribuan pulsu-pulau,

sehingga ketentuan dua kali dua puluh empat jam itu sangat sulit dipenuhi sehingga

diterobas oleh Tim dengan mematok lima hari penahanan oleh penyidik. Pakar

Amerika Serikat berpendapat, bah\....a pengecualian lima hari itu mestinya hanya untuk

pulau-pulau atau daerah terpencil tidak untuk kota besar seperti Jakarta. Sangat sulit

untuk menentukan daerah mana yang boleh dilakukan penahanan sampai lima hari

dan daerah mana hanya boJeh dilakukan penahanan hanya dua kali dua puluh empat

jam sesuai dengan Covenant. Oleh kart~na itu disamakan saja untuk seluruh Indonesia

lamanya pcnahanan paling lama lima had oleh penyidik. Untuk menghindari tuduhan

pclanggaran tcrhadap cownanl, waktu yang tiga hari sesudah dilewati dua kali dua

puluh empatjam hendaknya diberitahu penuntut lImum.

Memang ada yang berpendapat, bahwa tidak h<lrus konvensi internasional itu

ditaati sepenuhnya, namun jika sud<lh menyangkut ha"--hak asasi manusia. maka sulit

dilakukan penyimpangan terluJu jauh. Dari dua kali dua puluh em pat jam mcnjadi

lima kali dua puluh empatjarn sebenarnya sudah rnenyimpang dibanding negara lain.

Federasi Rusia harus diakui lebih kuat dari Indonesia seeara politis, ekonorni apalagi

militer, tetapi KUHAP Federasi Rusia pada Pasal 1 butir 3 kalimat kedua

menegaskan bahwa apabila ketentuan perjanjian internasional yang Federasi Rusia

menjadi pihak menciptakan peraturan yang Jain dari yang seeara khusus diatur dalam

Kirab ini, rnaka ketemuan perjanjian internasional itu yang wajib diterapkan"

(If internationallreaty to which tile Russian Federation is a party establishes rules

different from those specified by this Code, the rules of international treaty shall

apply").

14

Page 15: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Sebenarnyfl alasan komunikasl sangat sulit di Indonesia, semakin hari

semakin luntur. karena semakin hari semakin bail..:. Di ~amping itu, daerah terpenci\

seperli Morotai yang angkutan ke ihukotn kahllraten di Tobelo Halmahera

memerlukan puluhan jam, dalam proses pemekaran akan menjadi kabupaten juga.

Demikian pula kepuJauan tukang besi di Sulawesi Tcnggara juga dalam proses

menjadi kabupaten. Setiap ibu kota Kabupaten tentu ada POLRES, Kejaksaan

Negeri, Pengadilan Negeri dan dengan sendirinya diikuti dengan hakilTl kOll1isaris.

D. Penyadapan

Penyadapan diperkenalkan dalam Rancangan, akan tetapi diberi persyaratan

yang ketaL Pasal 83 ayat (1) Rancangan berbunyi "Penyadapan pembicaraan

mela:ui !elepon atau alaI telekomunikasi yang lain dilarang, kecuJli dj)ahukan

terhadap pembicaraan yang terkait dengan tindak pidana serius atau diduga keras

abn terjadi tindak ridana serius tenebut yang [idak dapat diungkap jika tidak

dilakukan penyadapan."

Jadi, pada prinsipnya penyadapan dilarang. Penyadapan dengan demikian

bersifat pengecualian. Tindak pidana serius dijelaskan dalam Pasal 83 ayat (2)

Rancangan. Adalah tindak pidana :

a. terhadap keamanan Negara (Bab I Buku II KUHP):

b. perampasan kemerdekaanipenculikan (Pasal 333 KUHP);

c. pencurian dengan kekerasan (Pasa1365 KUHP);

d. pemerasan (Pasa1368 KUHP);

e. pengancalllan (Pasa1368 KUHPJ;

f. perdagangan orang;

g. penyelundupan;

h. korupsi;

l. penCUClan uang;

J. pemalsuan \lang;

k. keimigrasian;

1. mengenai bahan peledak dan scnjara api;

m. terorisme;

n. pelanggaran berat HAM;

o. psikotropika dan narkotika; dan

p. pemerkosaan.

IS

Page 16: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

,,

Penyadapan pun dilakukan dengan perintah tertulis atasan penyidik setempat

setelah mendapat izin hakim komisaris. Dengan demikian. tidak. ada kecuali, KPK

pun melakukan penyadapan harus dengan izin hakim komisaris. Pengecualian izin

hakim komisaris dalam keadaan mendesak dibarasi dan tetap dilaporkan kepada

hakim melalui penuntut Unlum.

E. Sistem Penuntutan dan Penyelesaian Perkara di Luar Pengadilan

Hal lain yang juga berubah, ialah sistem penuntutan, walaupun seperti

halnya di Belanda, penuntutan pidana dimonopoli oleh jaksa. Dengan demikian,

sistem yang berlaku di Indonesia samB dengan di Belanda. jaksa dominus litis

penuntutan. Berbeda dengan England. Peraneis. Belgia, Rusia, Thailand, RRC dan

Filipina yang swasta (korban) langsung dapat melakukan penuntutan ke pengadilan

tanpa melalui penyidik dan jaksa. Hiasanya Ilanya WHU" perkam ringan, ~eperti

penghinaan, penganiayaan (ringan), pcnipuan, ell. Oi Thailand ada tiga macam

penumutan, yaitu yang diJakukan oleh penuntut umum (public prosecutor'), swasta

atall korban dan gabungan anlara SW351a (korbanl dan jaksa yang disebut joint

prosecution. Hal ini disebabkan karena penUn\llLUIl pidana itu memcrlukan kcahlian

teknis-yuridis. Belum terpikirkan untuk memperkenalkan private prosecution di

Indonesia, karena hal jtu berarti akan mervrnbak ~duruh sislcm aeara pidana.

01eh karena Indonesia menganut asas oportunitas sarna dengan Bclanda,

Perancis, Jepa:lg, Kurt:a, Israel dll, maka diperkcnalkan penyclesaian perkara di Illllr

pengadilan (afdoening buile" proces). Hal ini sesuai dengan asas peradilan cepat.

biaya murah d,m sederhana. Asas oportunitas seeam global dianikan "The puh/it.

prosecutor may decide conditionally or unconditionally to make prosecution to court

or not," (Peollntul lJInum beleh menentukan menuntut Iltau tidak menuntut h:

pengadilan dengan syarat atau tanpa syarat.").

Penyelesaian di luar pengadilan lercflntllm di dalam Pasal 42 ayat (2) dan (3)

Raneangan. Pasal 42 ayat (2) berbunyi: "Penuntut umurn juga berwenang demi

kcpcntingan umum dan/atall alasan tertentu menghentikan penuntutan baik dengan

syarat maupun tanpa syarat." Pasal42 ayat (3) menyebut syarat-syarat itu sbb:

a. tindak pidana yang dilakllkan bersifal ringan;

b. tindak pidana yang dilakukan dianc3m dengan pidana penJara paling lama 4

(empat) tahun;

16

Page 17: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

, ,

c. tindak pidana yang dilakukan hanya diancam dengan pidana denda;

d. umur tersangka pacta waktu rnelakukan tindak pidana di alas lujuh puluh tahun;

dan/alau

e. kerugian sudah diganti.

Tindak pidana bCfsifat riogan. misalrya menipu (Pasal 378 KUHP) yang

ancaman pidananya maksimum empat tahun penjara sebesar 10 (sepuluh) juta rupiah

untuk memba)'ar biaya rumah sakit. kemudian telah membayar ke-pada korban.

Dengan demikian, korban plm mendapat kembali uangnya. daripada penipu ini masuk

penjara dan uang tidak kembali. Penyelesaian seperti ini lermasuk peradilan restoratif

(restorative justice), adanya perdamaian antara korban dan pelaku.

Di Belanda, rnaksimum ancaman pi dana yang dapat diselesaikan Ji luar

pengadilan ialah 6 (enam) tahun penjara yang dengar sendirinya tennasuk delik

pencurian. misalnya mengutil sekaleng susu di super market untuk bayinya

sedangkan dia tidak mempunyal uang, belum pernah melakukan tindak pi dana

sebelumnya, lalu dia telah membayar supermarket itu. Persyaratan lain misalnya

dia belum pernah dipidana sebelumnya. Oleh karcna Pasal 42 Rancangan menyebut

maksimum pidana empat tahun penjara, maka pencurian yang ancaman pidanany'a

lima tahun penjara tidak tennasuk penydesaian di luar pcngadilan, kccuali pelaku

yang berLImur 70 tahun atau lebih.

Pasal 25 KUHAP Federasi Rusia yang baru (tahun 2003) yang berjudul

"penyampingan perkara dengan ala5M antara para pihak (lcrsangka dan korban, telah

terjadi perdamaian dengan ganti kerugian. Pasal 2S itu berbunyi:

''A court or procurator or an imJestigator, or all inquiry officer acting witlt the

consent of a procurator, may on the request of tlte victim or his legal guardian,

dismiss criminal case againt a person who is ,'Iuspected or accWied of huviflg

commined {J minor or moderately serious crime in m:'if','1 in article 76 of the

Criminal Code of the Russian Federation and the person has reached

a settlement with the victim and has compensated Ihe victim lor hi\' IO,H."

(Pengadilan atau jaksa atau penyidik atau perwira pemeriksa dengan persetujuan

jaksa, baleh dengan permohonan kl1rban arau penasihat hukumnya menyampingkan

perkara pidana terhadap seseorang yang disangka atau didakwa te1ah melakukan

kejahatan ringan atau kurang serius yang tersebut di dalam Pasa1 76 KUHP Federasi

Rusia, dan orang itu teJah mencapai penyelesaian dengan korban dan telah mengganti

kerugian yang L.liJerita karban.").

17

Page 18: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Pasa! 76 KUHP Federasi Rusia itu menyebut maksimum pi dana penjara

sepulllh tahun. Jadi. lebih betat daripada di Belanda yang dibatasi untuk delik yang

diancam dengan pidana penjara maksimum enam \ahun herdasar/.;an Undang-Undang

yang mulai berlakul Mei 1983. Perancis menentukan pidana penjara rnaksilllulll lima

tahun yang dapa! diselesaikan di Juar pengadilan.

Penyeksaiall di luar pengadilan ini tcrmasuk peradilan restoratif (re,r;torlllivp

jlls/ice). Hukulll Islam mengenal resloratice jm,tice bahkan sampai delik berat seperti

pembunuhan yang disebuT dial, Akan telapi ada perbectaan karena penyelesaian di luar

pengadilan (ajdoening buiten proces) hanya unruk delik Tingan dan motifnya pun

harus nngan.

Asas oportunitas yang disebut di dalam undang~undang Kejaksaan, benar~

benar un!uk kepenringan umum termasuk del ik berat, akan tetapt hanya Jaksa Agung

yang boleh menerapkannya.

Dalarn Pasal 42 Rancangan. hanya delik ringan yang ancaman pidananya 4

(empat) tanun penjara ke bawah kecuali pelaku yang berumur 70 tahun ke atas

ancaman pidananya maksimum 5 (lima) tahun penjara.

Hahkan Rus1a mengenaf ':ii':item pengal<..uan tcrdakwa atas sCll1ua dakwaan

dan terdakwa mahan langsung dijatuhi pidana tanpa ada 5idang pengadilan. Hal iw

diatur di dalam Pasal 314 KUHAP Rusia yang pad a ayat (1) herhlmyi: 'Terdakwa

berhak, dengan tunduk pada persctlJjuan penuntut urnum atau private prost'cution

(penuntut perorangan) dan karban, untuk menyetujui dakwaan yang diajukan

terhadapnya dan mengajukan masi (permohonan) untuk memutuskan tanpa

pengadilan dalam perkara pidana yang keputusannya ditetapr.:an dalal7l KUHP

Federasi Rusia tidak melebihi sepuluh tahun penjara. Ayat (7) mengatakan pidana

yang dijatuhkan tidak boleh melebihi 2/3 daTi yang ditentukan untuk kejahatan itu.

Jadi, ada keuntungan (bargain) jika seseorang mengaku, Ketentuan seperti

itu beJum diakonlOdasikan di daJam Rancangan KUHAP, karena merupakan hal baru

sama sekali yang tidak ditemlli dalam KUHAP negara lain, yang Jnungkin orang

Indonesia menganggap ketentuan seperti itu terlalu canggih.

Swedia yang mengamH a':i,b IegaJitas dalam pcnuntutun sebagai lawan asas

oportunitas, namun mengenal jaksa dapat [angsung menerapkan pidana yang bersifat

ringan, misalnya dcnda tanpa melalui pengadilan.~ Jadi, Swedia tictak menerapkan

trias polilica secara ketat karena jaksa dapat mengenakan sEnksi tanpa melalui

4 Peter PJ.Tak (ed) Task and powe,.s qllhe prosec,,'ioinICfl'ices in Ihe £(r lrIt:ml>,·r -'1'lle.~,

hfm 429,

18

Page 19: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

pt:ngadilan. Dengan demikian. pengeMan sanksi ringan terhadap delik ringan tidak

berkaitan dengan asas oporrunitas. karena Swedia menganut asas legalilas dalam

penuntutan bukan asas oportunltas. Begitu juga dengan Norwegia yang mcnoiptakan

KUHAP baru pada tahun 1986, jaksa dapat menjatuhkan pidana tanpa persetujuan

hakim yang disebut palale ulln[alese5. Belanda telah menentukan, bahwa jaksa darat

menyampingkan perkar3 yang diancam dengan pidana tidak febih dari er.am tahun

dengan pembayaran denda administratif.

Pada pendahului.:lll telah dikcmllkak"n akan dibentukny~ hPikim komjSJris

yang akan mengganti peran praperadilan yang tidak efektif. Hakim Komisaris ini

tidak persis sarna dengan yang ada di Eropa. Seperti H.echlercommissaris di Belanda,

judge d'ins/ruc/ion di Perancis Giudice i.Hrucltore di !talia dulu, lnschuhungrichter di

Jerman duJu dan Magis/rate {Negara bagian) dan Judicial commissioner tfederal) di

Amerika Scrikat. Hakim Komisaris versi Rancangan KUHAP tidak me!akukan

penyidikan sebagaimana lerjadi di Perancis. Di Indonesia kareoa penegak hukum

selalu dlcurigai. maka keputusan jaksa untllk tidak melakllkall penuntutun sering

cipennasa[ahkan. Sebaliknya di negara~negara Eropa dan Amerika Utara iustru

masalah !.'rueful ialah ketika jak')a memutuskan untuk menuntut terdakwa ke

pengadilan, bubn ketika hcndak menghcntikan penuntutan.

Oleh !<.arena itu di Eropa dan Amcri"'a dibentuk inve.I'llgatil1g fudge alau

investigating magistrale. Maksudnyet ialah lllcngimbangi ,inksa yang sangat dominan

sebagai master o.fprocedure atau dominus litis. Maksudnya ialah menyaring perbra­

perkara besar dan menarik perhatian masyarakat yang llkan diajukan oleh .iaksa ke

pengadilan.

Dengan adanya lembaga penyaring di samping hakim (tria! judge) maka

dapat dihinuari pt:nulltutan yang scwenang-wenang yaitll karen a aiasan pribadi atau

alasan balas dendam. atau yang khuSllS Indonesia penuntut uITIurn ingin dtkatakan

berhasil dengan sistem target. Penuntutan menurut cara itu di.,;ebut malice

prosecution atau pen)alahgunaan penuntutan (abuse ojprosecution) yang tidak dapat

dibenarkan oleh hakim.

; David Fogel, 0>1 doing fli'u harm. hIm. 237 ..

19

Page 20: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

F. Hakim Komisaris

Pada pendahuluan sudah dikemukakan bahwa dalam Rancangan diperkenalkan

lembaga baru yaitu hakim komisaris. Sebenarnya isinya bukan hal baru, tetapi lebih

merupakan revitalisasi praperadilan yang sudah ada dalam KUHAP 1981. Hakim

komisaris di da/am Rancangan lain sama sekali dibanding dengan

Rechtercommissaris dj Belanda .'Itall jage t/' in.flruction di Peram.:is atau

Inschuhungsrichler dulu di Jerman atau Giudice J.o.lructlore dulu di Italia. Hakim

komisaris versi Rane-angan sarna sckali tidak memimpin penyidikan sebagaimana

rechtercommissaris di Belanda atau juge d'instruction di Perancis. KeJua lembaga

di Belanda dan Perancis itu bersifat inquisitoir, sedangkan kecenderungan dunia

sekarang mengarah ke sistem adversarial, artinya kedudukan penuntut urnum dan

terdakwa beserta penasihat hukumnya di pengadilan ber!lllbang. Italia tclah

menghapus giudice isfrnc/toYt' (model hakim komisari~ Pcrancis dan Bela;,da) dan

menggantikannya dengan lembaga baru yang disebut giudice per Ie intltlgini

preliminary (bahasa Indonesia: "hakim pemeriksa pemhthuluan"). Jerl11an pun tclah

menghaplls lembaga inschuhungsrichter model hakim komisaris Belanda dan

Perancis.

Secara kebetulan tanpa scngaja meniru, hakim komisarb versi Rancangan mirip

dengan lembaga baru di ltalla itL. Lembaga ini sama sekali tidak memirnpin

penyidikan, akan tetapi sarna dengan praperadilan yang wewenangn)a diper/uas dan

dimandirikan.

Dengan demikian, lembaga hakim komisaris versi Rancangan tidak dapat

diterjemahkan ke bahasa lnggeris menjadi investigating judge. Terjemahan ke

bahasa lnggris ialah Commissioner Judge.

Tujuan dulu dibentuk investigating judg.J ialah untuk mengimbangi jaksa

yang terlalu dominan sebagai master o/procedure atau dominm litis. tv1aksudnya

ialah menjaring perkara-perkara besar dan mellariJ... perhatian masyClrakat ~ang abn

diajukanjaksa ke pengadilan.

Seperti dikemukakan di Pendahuluan. adanya lelllbaga penyaring_ di samping

hakim sidang (trial judge) rnaka dapat dihinuari pt:lluntutan yang sewenang-wenang

karena alasan pribadi atau balas dendam.

20

Page 21: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Oleh karena itu, salah salu we\\'enang hakim komisaris versi Rancangan ialah

menentukan layak tidak layaknya suatu perkara Jiajukall ke pcngadilan atClS

permohonan jaksa (pretrial). Dengan demikian. jika jaksa tidak menuntut dan terjadi

desakan masyarakar awam, jaksa dapat menunjuk putusan hakim komisaris. Namun

demikian, jib kemudian ditemukan bukti baru, dapat diajukan lagi ke hakim

komisaris agar penuntutan dapat dilakukan. DaJam pemeriksaan illl. tersangka dan

sakji dapat didengar keterangannya begitu pula konklusi penunlut umum,

Dengan dibentuknya lembaga hakim komisaris, maka diharapkan dapat dieapai

tujuan hukum aeara pidana due process (~{ law atau bellOorfljk proce.'iirechr. Tujuan

hukum aeara pidana ialah rnencari kebenMan materiel (objective truth) dan

melindungi hak Jsasi terdakwa jangan sampai te~jadi orang tidak hersalah dijatuhi

pidana di samping pcrhatiun kepada karban kejahatan.

Alat bukti tidak boleh diperoleh secara melawan hukul1l. Pemancingan tidak

dibolehkan (kasu5 seperti Mulyana Kusumah dilarang di Perancis dan [[alia). lIasH

penyidikan adalah rahasia (secret d'insrruction). Dilarang keras penyidik

membeberkan has;J penyidikan. PasaI434-7-2 Code Penalmengancam pidana bagi

orang yang membocorkan hasil penyirlikan,Terbalik di Indonesia, masyarakat

menghendaki penyidikan transparan, Tujuan penyidikan adalah rahasia, ialah

menjaga praduga tak bersalah (lnggris: pre.'iiUmption of imlOCetlCe, Bclanda;

presumptie van onschuldig, Perancis: presumption d'innocence). Oi samping itu,

juga untuk kepentingan penyidikan send in jangan sampai tersang\"a menghilangkan

ulat-alat bukti alau ffiempengaruhi saksi.

Wewenang hakim komisaris diatur di dalam Pasal III ajat (J) Rancangan

berupa menetapkan atau rnernutuskan :

a. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, pengge!edahar.. penjitaan atau

penyadapan;

b. pembatalan atau penangguhan penahanan;

c. bahwa keterangan yang dibuat oleh tersangka atnu terdakv,.'a dengan melanggar

hak untuk tidak rnemberalkan diri scndiri;

d. alat bukti atau pernyataan yang diperoleh seeara tidak sah lidak dapat dijadikan

alat bukti;

2]

Page 22: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

e. ganti kerugian daniatau rehabilitasi u\ltuk seseorang yang ditangkap atau ditahan

::;t::cara tidak sah atau ganti kerugian untuk setiap hak mili/'; yang disita secara

tidak sah;

f. tersangka atau terdakwa berhak untllk atau diharuskan untllk didampingi oJeh

pengacara:

g. bahwa penyidikan fltall Penuntutan telah dilakllkan llntllk tlljllan yang tidak sllh;

h. penghentian Penyidikan atau penghentian Penuntutan yang tidak berdasa~kan

asus oportunitas;

1. !ayak arau tidak layak suatu pcrkara untuk dilaktJkan Penllntutan ke pengadilan;

j. pelanggaran terhadap hak tersangka apapun yang lain yang terjadi selama tahap

penyidikan.

Sebenarnya. hampir semua wewenang lni sudah dimiliki Qkh hakill1 prapcradilan,

kCL:uali yang tcrscbut paJa butir c.. d. (g, i danj.

Beberapa wewenang yang berdasarkan KUHAP 198 I ada di tangan atau

mestinya dibenkan kepada ketlla Pengadilan Negeri dibebankan kepada hakim

komisaris seperti izin pcnggeledahan, penyitaan, penyadapan. Bcgitu pula

pcrpanjangan penahanRn dalam tahap penyidikan dan penuntutan yang dilakukan

oleh penvntvt lllllum selama 40 (em pat pllJuh) har;, berpindah ke hakim komisaris

seJama 25 harL selanjutnya diperpanjang oleh hakjm PengadiJan Negeri ieJamj tiga

kali 30 (tiga puluh) hari, walaupull formulir diisi dan diajllkan oleh penllntlJl llmum.

Hakim komisaris diangkat oleh Presiden atas usul Ketua Pengadilan Tinggi

setempat untuk masa dua tahun yang dapat diperpanjang seluma satu periode (Pasal

118 Rancangan). Selama menjabat, hakim komisaris dibebaskan dari tugas mengadili

sellllla jenis perk.ara dan tugas lain yang berhublmgan dengan tugas Pengadilan Negeri

(Pasal 121 Rancangan). Inilah perbedaan antara hakim komisaris dan hakim

praperadilan. Selama menjabat hakim komisaris lepas dari kaitan dengan ketl/a

Pengadilan Negeri. Hakim komisaris tidak berkantor di Pengauilan Negeri akan tctupi

di RUTAN atau di dekat RUTAN. Hal ini agar memudahkan dia berhubungan dengan

tahanan, lagi pula setelah dia menetapkan alau menandatangani perpanjangan

penahanan, para tahanan dimasukkan ke ruang tahanan di dekat kantornya.

Selama belum diangkat hakim komisaris (paling lambat dafam dua lahun),

wakil ketua pengadilan negeri setcmpat menjalankan tugas dan wcwenang hakim

kornisar:s (Pasal 281 RancanganJ.

22

Page 23: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

G. Prosedur Persidangan Yang Mellgarah K(" Adv("fsa";91

Di negara-negara lain seperti ltalia dan Jepang sistem pemeriksaan sidang yang

inquisitoir s.udah ditinggalkan. ltalia memperkenalkan sisteln adversariallnu~ni. yang

artinya tidak ada lagi berkas perkara yang distrahkan olch penuntllt umum kepfHia

hakim. Rerkas perkara yang dibuat penyidik hanya untuk penuntut umum guna

dipakai dalam persidangan. Yang diserahkan kepada hakim hanya surat dakwaan,

nama terdakwa, surat penahanan dan daftar barang bukti.

Da!am Rancangan Pasa! 137- r75 ketentuan prosedur persidangan sudah

mengarah ke adl'ersariol atau antara penuntut umum dan terdakwa/pcnasihat hukum

lebih berimbang. Dengan demikian. pc~an aktir ha\..il1l )Oung mcmimpin sidang

berkurang. Peranan berita acara juga berkurang oleh karena kedua pihak penunlut

umum dan terdakwalpenasihat hukum dapat menambah alat bllkti (saksi) baru di

sidang pengadilan yang dapat ditolak oleh hakim, jika segalanya sudah jelas dan

terang. Dengan demikian. ada kaitannya dengan tiadanya P 21, seh\ngga hubungan

antara penyidik dan penuntut umum berlangsung terus sampai sidang pengadilan.

Adanya keheratan jika penuntut llmurn mcnambah sendiri pemeriksaan juga

menjadi tidal-.: beraJasltn. karena [Jada saat sidang sedang berlangsllng pun penuntul

umllm dapat menambah alar bukti baru, terulama untuh. menyanggah alat bukti baru

a'de charge yang diajukan terdak\\-a/penasihat hukum.

Pasal 152 (1) Rancangan herhunyi: Penuntut umum dan terdakwa atau

penasihat hukum terdakwa diberi kcsempatan men)'ampaikan penjelasan singkat

untuk menguraikan bukti dan saksi yang hendak diajukan oleh mereka pada

per:sidangan.

Pasal 152 (2): Sesudah pernyataan pembuka, saksi dan ahli memberikan

keterangan. Pasa! 152 (3): Vrulan saks\ dan ahli ditentukan oteh pihak yang

memanggil. Pasal 152 (4): Pertlllltut lImllm menga,illkan saksi, ahli. dan buktinya

terle-bib dabuln. Pasal 152 (5): Apabila hakim men}'etujui saksi dan anli yang

diminta oleh Penasihat hukum untuk dihadirkan. maka nakim memerintahkan kepada

Penuntut Vmum untuk lncmanggil saksi dan ahti y1\ng diajubn oleh Penasihat

Hukum tersebllt. Pasal 152 (10): Setelah pemeriksaan terdakwa, Penuntut Umum

dapat memanggil saksi atau ahli tambahan untuk menyanggah pernbuktian d9ri

penasihat hukum selama persidungall.

Page 24: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Dalam requisitoimya penuntut umum dapat menguraikan dan menjelaskan hal­

hal yang terjadi di sidang pengadi\an dan memberi kesimpulan dari scmua alat bukti

yang telah dikemukakan. untllk memancing opini hakim yang menjurlls kepada

adanya bukli btrupa "pcngnm:uan hakim sendiri".

H. Upaya Hukum

Secara prinsip semua perkara lewat Pengadilan Tinggi (banding) baru diajukan

kasasi ke Mahkamah Agung. Jadi, berbeda dengan KUHAP 1981. Rancllnglln

membolehkan pennohonan banding putusan Icpas dari segala tLlntutan hukum.

kemudian uapal diajukan kasusi. Harm dicegah Mahkamah Agun.g berfungsi sebagai

"Pengadilan Negeri seluruh Indonesia". Put<lsan Mahkamah Agung tidak menyungkut

fakta atau pembuktian, me!ainkan menyangkul penerapan hukum. Oleh karena itu.

sarna dengan beberapa KUHAP negara lain. putusan Mahkamah Agung tidak boleh

lebih berat daripada putusan Pengadilan Tinggi kecuali jika pengadilan yang lcbih

rendah itu memUiUS lebih Tingan daripad<l rninimum khusus. Misalnya, pelangg;aran

berat HAM yang minimum khususnya sepuluh tahun penjara kemudian pengadilan

yang lebih rendah dari Mahkamah Agung memutus tiga tahun penjara.berarti salah

menerapkan hukum, sehingga Mahkamah Agung memutus sepuluh tahun penjara a!au

membebaskan terdakwa karena delik yang terbukti bukan pelanggaran berat HAM.

Upaya hukum Peninjauan Kembali juga diubah rnenjadi hanya dua alasan, yaltu

ada llovum atau putusan yang saling bertentangan. Salah atau kcliru penerapan hukum

bukan alasan PK. Jika benar-benar tcrjndi keliru penerapan hukurn kemudian

tcrdakwa dijatuhi pidana atau salah kualifikasi sehingga dijaluhi pidana lebih berat

dflripada seharusnya. maka upayanya ialah permohonan grasi kepada presiden yang

dapat diajukan oleh Jaksa Agung yang mewakli masyarakat. Oi Thailand tidak ada

aturan PK dalam KUHAP. jika ada nmwJtl. puwsa~ saling bertcOlangan. salah

penerapan hukum sehingga orang dijatuhi pidana. maka diajukan permohonan grasi

kepada raja.

Ditegaskan dalam Rancangan hanya jika terdakwa dijatuhi pidaua dapat

diajukan PK, artinya putusan bebas dan lepas dari segala tuntuan hukum tidak

dapai diajukan PK. Ketentuan ini bersifat universal.

25

Page 25: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Mahkamah Agung memutuskan PK diterima ataukah tid'lk. Yang

mell1utuskan apakah putusan bel"1Cls, lepas dari segala tuntutan hukum. tuntutan

penuntut umum tidak dapat diterima ataukah dipidana lebih ringan dari putusan

sebelumnya, ialah pengadilan negerL sebagai konsekuensi Mahkamah Agung tidak

memeriksa takta tetapi penerapan hukum (sarno dengan KUHAP Relanda).

J. Perkenalan plea bargaining

Hal ioi tercantum di da1am 1Y7 Rancangar. yang b~ljudlll jalur khusus. Pada

saal penuntul umum membacakan surat dakwaan, terdakwa mengakui semua

perbllatan yang didakwakan dan mengaku bersalah melakllkan tindak pidana yang

ancaman pidana yang didakwakan tidak lebih dari tujuh tahun penjara pemmtur

Unlum dapat melimpahkan perham ke sidang aeum pemeriksaan singkat. Pi dana yang

dijaruhkan tidak boleh lebi)l dari 2/3 dari maksimum. OJ sinilah letak pengakuan yang

memberi keuntungan (semacam plea bargaining). Hakim dap'll menolak pengakuan

ini dan meminta pemmtul umllm mengajukan ke sidang pemeriksaan biasa.

K. Saksi Mahkota (KROON GETUlGE: CROWN WITNESS)

Salah satu hal yang paling sering disa.lahmengcni ia.lah saksi mahlwta. Ada

yang mengartikan saksi mahkota iaJah jika para lerdakwa bergan/ian menjadi sak"r

atas kav.an berhuMnya. ]ustru hal itu di!arang karena berarti ,\·eljincrimination.

Sebagai saksi dia disumpah, jadi jika dia beroohong dia bersumpah palsu, padahal dia

juga terdakwa da/am kasus itu yangjika dia berbohong tidak diancam dengan pidana.

Saksi mahkuta hanya ada dalum blihU teks dan yurisrrudensi. tidak ter..:antum di

dalam undang-undang. Saksi mahkota ialah salah seorang tersangka/terdabva yang

paling ringan perannya dalam delik terorganisasikan yang bersedia mengungkap delik

itu, dan untuk ·"jasanya" itu dia dikeluarkan dari uattar rersangka/terdakwa dan

dijadikan saksl. jika tidak ada reserta (tersangkalterdakwa) yang ringan perannya dan

tidak dapa! dimaafkan begilU saja, tetap diambii yang paling ringan perannya dan

dijadikan saksi kemudian menjadi terdakwa dengan janji oleh penuntLit urnum akan

menuntut pidana yang lebih ringan dari kawan bcrbuatnya yang lain. nemikian

ketentllan undang-undang ltalia tentang saksi mahkota. Jadi, ketentuan tentang saksi

mahkota yang dituangkan di dalam Pasa1 198 Rancangan sesuai dengan asas

oportunitas juga yang dianut di Indonesia. Tentu hal ini harus disalnpaikan olch

26

Page 26: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Da)am ketentuan lersebuI n}'ata kecenderungan ke arah advenarial, yang

menyebabkan penuntut umurn benar-benar menguasai hukum aeara d3n hllkum

pidana materiel Ji :;amping sikap, wibaW8, sll~ra dan taktik yang mantap.

H. Alat-Alat Bukti

Alat bukli berubah, sehingga berdasarkan Pasal \77 Rancangan alat bukti yallg

sah mencakup:

a. barang bukti;

b. surat-surat

c. bukti eletronik;

d. keterangan searang ahJi;

e. keterangan seorang saksi;

r keterangan terdak.wa:

g. pcngmnatan hakim.

Yang baru ialah "barang bukti" yang lazim disebul di Negara lain real evidence

atau material evidence, yaitu bukti yang sungguh-sungguh. Disebu{ surat-surat

(jamak) maksudnya ialah jika ada seralus surat, dihitung sarna dengan satu alat hukii

Sebaliknya, disebut "seorang ahli" atau ""eorang s3ksj-' maksudnya jib ada dua saksi

mala rnemenuhi bukti minimum dUll alat bllkti. lni 5ama dengan KUHAP Belanda

yang menyebut geschriflel?ike bescheiden {surat-5urat) dan verklaringen van een

getuige (keterangan seorang saksi). Bukti elektronik rnisalnya e-mail. SMS, fota, film_

fOlokapi, faximaiL dst.

Sengaja keterangan saksi ditempatkan bukan pada urutan satu (sama dengan

KUHAP Belanda) agar jangan dikira jika tidak ada saksi tidak ada alat bukti.

Keterangan terdakwa berbeda dengan pengakua'l terdakwa. Alat bukti "petunjuk"

yang berasal dari KUHAP Belanda tahun 1838 yang 5udah lama diganti dengan eigen

waarneming va de rechter (pengamatan hakim sendiri) berupa ke:;imptilan yang

ditarik dari alat bukti Jain berdilsarkan hasil pcmeriksaan di sidang pengadilan. Di

Amerika Scrikot disebut judicial notice. Tidak ada KUHAP di dunia yang menyebur

petunjuk (Belanda: aanwijzing; Inggris: indication) sebagai alat bukli kecua[i

KUHAP Belandadahulu (1838): HIR dan KUHAP 1981).

,,

24

Page 27: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

penuntut lInlum kepada hakim. Penuntut umumlah yang menentukan terdakwa

dijadikan saksi rnahkota.

BABIV

KESIMPULA!\

Dengan tidak meniru-niru negara maju k.art:lla mcmang mereka dlla puluh

tahun lebih maju baik perundang-undangan maupun SDMnya, namun dalam

penyusunan RUU-KUHAP tidak dapat kita meJepaskan diri dar! pcngaruh

globalisasi, terutama dengan tclah ditandatanganinya beberapa konvensi intt:rnasiona!

yang herkaitar. langsung dengan hukum aeara pidana.

RU'iia yang termasuk negara maju bahkan pernah menjadi .\'Upelpower yang

lebih klint dari Indonesia dalam segi politis (dia anggota tetap dewan keamanan PBB),

ek.unulI1i apalagi militer, menYU'iun KL:HAP baru yang sang3t progresif. bahkan

ditekankan bahwa jika ketentuan pt'rjanjian internasional yang Rusia menjadi pihak

benentangan dengan ketentuan KUHAP, mala I.:etentuan internasional itll yang harus

diterapkan.

Kita pun harus menyadarL ba}rwa KUI lAP Indonesi3 bf'rlaku oagi semua

orang yang ada di Indonesia, termasuk orang dan korporasi asing. Dengan demikian.

mereka secara serius mengikuti pula perkembangan penyusumm Ran::.angan.

Tiada gading yang tiada retak, Rancangan ini merupakan karya manUSH\

yang tidak luput dari kekurangan can keterbatasan, yang ~elanjutnya akan dibahas

oleh PANSUS DPR-Pemerintah untuk kesempurnaannya.

27

Page 28: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

BABV

DAFTAR PUSTAKA

Cortens, G.J.M., 1993. He! Nederland~ Slrq!proce.l'recht. Arhem: Kluwer.

Fogel, David, 1988, On Doing Less Harm Chicago: CIC Office of International

Criminal Justice.

Hamzab, Andi, 2005, Hukwn Acora Pia'ana fndonesiu, Jukurto' Sinar Graflka

Minkenhof,nA. 1970. De Ne,ierland.\'e Sfra(vurJering. Haarlern; H D. ljeenk

Willink.

OrJil1, Theodore S, Allen Rosas and Martin Scbeinin, 2000. The Jurisprudence 0/ Human Rrghts Len..", Turku/Abo Institute of Human Rights. Abo Akademi University.

Strang, Robert R. 2008. "More Adversarial but not Completely Adversarial"

Refimllution ofthe lndom!,\ian Criminal Procedure Code. Paper. 2008.

Thaman, Stephen C, 2000, Comparative Crimina! Procedure. Durham. Carolina

Kademie Press.

Tak, Pet("r J.P.. 2004. Tasks and Power.\' (~f' Ih" Proseculion ServiN in flu.>

ELl Memher States, Nijmegen: Wolf Legel Publishers.

Verrest. P.A.I\L 2001, Ter Vergel(jking: Een Suidie naor Fram'l?

Vooronderzoek, in Strajzaken. dell Haag. WaDe Weissbrodt, David, 2001, The Right to a Fair Trial Under them Universal

Declaration ofHuman Righ/.~ and rhe InJernorional Covenant on Civil and Political

Rights. The Hague I Boston/Londoll: Martinus NijhoffPublishers.

France Code ofCriminal Procedure.

The Rw.sian Federation Code a/Criminal Procedure, 2003.

Criminal Procedure Law o/the People's Republic o.lChina, 1996.

Criminal Procedure Code ofMalaysia, 2006.

The Criminal Procedure <- ·ode a/Japan

The Criminal Procedure Code a/Thailand

Stra'!prozessornung (Germany).

Draft Criminal Procedure Code a/Georgia.

Federal Criminal Cude and Rules. (USA) 2007 Edition.

/

28

Page 29: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN · PDF fileSebelum suatu RUU apalagi yang sangat penting menemukan masa depan kehidupan hukum suatu bangsa berupa kodifikasi seperti KUHAP, perlu diadakan

Jakarta, 28 April 2008

Tim RUU-KUHAP

Ketua,

Prof rlr.jur.A.Hamzah

29