core.ac.uk fileSebelum merencanakan pemasarannya, sebuah perusahaan perlu mengenal konsumen sasaran...
Transcript of core.ac.uk fileSebelum merencanakan pemasarannya, sebuah perusahaan perlu mengenal konsumen sasaran...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dalam kurun waktu enam tahun
terakhir ini berdampak terhadap keterpurukan lingkungan pemasaran. Hal ini
disebabkan krisis ekonomi menurunkan daya beli masyarakat yang pada
gilirannya memperlemah permintaan pasar. Keadaan ini jika terus berlanjut
akan mengganggu pertumbuhan bisnis dan dunia usaha di Indonesia.
Beberapa waktu lalu tidak sedikit perusahaan terpaksa mengurangi
kegiatan produksi atau operasi. Perusahaan-perusahaan menyesuaikan jumlah
output produknya dengan jumlah permintaan pasar. Akibatnya, perusahaan-
perusahaan tersebut mengalami kelebihan kapasitas produksi atau operasi
yang bisa mengganggu produktivitas, efisiensi, dan profitabilitas.
Kunci untuk memulihkan krisis ekonomi tidaklah semata-mata terletak
pada kebijakan pemerintah yang tepat di bidang fiskal dan moneter.
Perusahaan-perusahaan bisnis pun perlu melakukan tugasnya dengan baik
lagi dengan cara mengidentifikasi berbagai kebutuhan yang mendesak,
menemukan produk-produk yang lebih baik, melakukan kegiatan periklanan,
dan penyerahan produk-produk itu secara lebih efisien sehingga para
konsumen dapat dengan mudah memperolehnya.
Pengembangan teknologi merupakan salah satu cara perusahaan untuk
menarik konsumen untuk membeli produknya. Begitu pula dengan industri
2
sepeda motor dari waktu ke waktu selalu mengadakan inovasi untuk
menarik konsumen supaya membeli produk tersebut. Selain dengan
pengembangan teknologi dealer-dealer sepeda motor memberikan
kemudahan-kemudahan bagi konsumen dalam membeli produknya.
Kemudahan-kemudahan tersebut misalnya: penjualan secara kredit dengan
uang muka yang rendah, arisan sepeda motor, tukar tambah, undian
berhadiah, serta hadiah langsung berupa barang.
Pada waktu sekarang ini persaingan di dalam industri penjualan sepeda
motor semakin tajam yang ditandai dengan munculnya jenis-jenis sepeda
motor dengan berbagai merk. Untuk dapat mencapai target pasar manajer
pemasaran harus dapat memilih strategi pemasaran yang paling efektif dan
sesuai dengan situasi lingkungan, sehingga dapat mengungguli pesaing-
pesaingnya. Dalam hal tersebut perusahaan dapat menjalankan marketing
mix. Komponen-komponen marketing mix terdiri dari produk, harga,
distribusi dan promosi. Tujuan dari marketing mix adalah mencapai pasar
yang dituju dan memuaskan kebutuhan konsumen.
Sebelum merencanakan pemasarannya, sebuah perusahaan perlu
mengenal konsumen sasaran dan tipe daripada proses keputusan yang dilalui
mereka. Dalam hal tersebut manajemen perlu mengadakan penelitian
terhadap konsumen sehingga diperoleh informasi-informasi tentang perilaku
konsumen. Dengan memahami mengapa dan bagaimana perilaku konsumen,
perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan produknya secara lebih baik.
3
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar (ekstern)
individu dan dari dalam (intern) individu. Faktor ekstern berupa pengaruh
lingkungan sekitar dan faktor intern meliputi motivasi, pengamatan, belajar,
kepribadian, dan sikap. Sikap adalah faktor intern yang dapat mempengaruhi
perilaku konsumen di dalam memberikan penilaian terhadap objek atau
produk yang dihadapinya. Sikap ini menempatkannya dalam pola pemikiran
untuk menyukai sesuatu mendekati atau menjauhi suatu objek atau produk.
Apabila hasil penelitian menunjukkan sikap konsumen positif, maka
konsumen akan membeli produk tersebut. Tetapi apabila sikap konsumen
negatif, maka konsumen akan menjauhi produk tersebut. Sikap seseorang atau
konsumen bersifat relatif konsisten dan sulit diubah. Sehingga perusahaan
akan berusaha mempertahankan produknya apabila sikap konsumen terhadap
produknya positif. Tetapi apabila sikap konsumen negatif, maka perusahaan
harus mencari di mana kelemahan dan berusaha memperbaiki produknya.
Atas dasar latar belakang masalah tersebut di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan memilih judul “ANALISIS SIKAP
KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK SEPEDA MOTOR
BEBEK MEREK HONDA DITINJAU DARI USIA, TINGKAT
PENDIDIKAN, DAN TINGKAT PENGHASILAN”. Studi kasus di desa
Trihanggo kecamatan Gamping kabupaten Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta.
4
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis akan memberikan batasan-batasan yaitu:
1. Konsumen yang akan diteliti adalah konsumen yang akan atau telah
membeli sepeda motor bebek merek Honda keluaran tahun 2000-2004.
2. Atribut yang akan diteliti adalah:
a. Produk mencakup atribut: kualitas mesin dan model.
b. Harga mencakup atribut: sistem pembayaran dan harga jual kembali
c. Suku cadang.
3. Profil konsumen yang akan diteliti meliputi: usia, tingkat pendidikan dan
tingkat penghasilan.
C. Perumusan Masalah
1. Bagaimana sikap konsumen terhadap produk sepeda motor bebek merek
Honda?
2. Atribut produk apa yang menjadi prioritas utama dalam keputusan pem-
belian produk sepeda motor bebek merek Honda?
3. Apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda
motor bebek merek Honda ditinjau dari usia?
4. Apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda
motor bebek merek Honda ditinjau dari tingkat pendidikan?
5. Apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda
motor bebek merek Honda ditinjau dari tingkat penghasilan?
5
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap atribut produk
sepeda motor bebek merek Honda.
2. Untuk mengetahui atribut produk apa yang menjadi prioritas utama dalam
keputusan pembelian produk sepeda motor bebek merek Honda.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
produk sepeda motor bebek merek Honda ditinjau dari usia.
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
produk sepeda motor bebek merek Honda ditinjau dari tingkat pendidikan.
6. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
produk sepeda motor bebek merek Honda ditinjau dari tingkat
penghasilan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil ini dapat dijadikan masukan untuk dipertimbangkan lebih lanjut oleh
manajer dalam pemasaran, sehingga mendapat masukan-masukan yang
berguna dalam pengambilan keputusan mengenai atribut-atribut yang
melekat pada produk.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan informasi dan
tambahan referensi untuk penelitian ilmiah lainnya.
6
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan oleh penulis sebagai sarana dalam
menerapkan teori-teori yang pernah diperoleh selama kuliah dan
menambah pengalaman dalam mamasuki dunia kerja.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Konsumen
Loyalitas konsumen merupakan tiket menuju sukses semua bisnis.
Perusahaan dapat menciptakan kesetiaan bagi pelanggan apabila perusahaan dapat
memahami apa sebenarnya yang diinginkan oleh pelanggan itu sendiri. Jadi,
syarat utama bagi terwujudnya loyalitas pelanggan adalah kepuasan pelanggan.
Untuk dapat mengenal, menciptakan, dan mempertahankan pelanggan
maka studi tentang perilaku konsumen sebagai perwujudan dari aktivitas jiwa
manusia sangatlah penting. Perilaku konsumen (consumer behavior) memberikan
wawasan dan pengetahuan tentang apa yang menjadi kebutuhan dasar konsumen,
mengapa mereka membeli, di mana konsumen itu suka berbelanja, siapa yang
berperan dalam pembelian, dan faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen
untuk membeli suatu barang.
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Ada beberapa ahli ekonomi yang mengemukakan pendapat mengenai
pengertian perilaku konsumen.
a. Menurut Basu Swasta DH dan T. Hani Handoko (1997:10):
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.
7
8
b. Menurut Engel (1994:3) Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan yang langsung terlibat dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mereka lakukan dan menyusuli tindakan ini.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mempelajari
perilaku konsumen tidak hanya mempelajari, apa yang dibeli atau
dikonsumsi, tetapi juga di mana, bagaimana kebiasaannya, dan dalam
kondisi apa barang-barang dan jasa-jasa dibeli.
2. Ruang Lingkup dan Arti Penting Perilaku Konsumen Bagi Manajemen Pe-
masaran.
Mempelajari perilaku konsumen hanya merupakan sebagian dari perilaku
manusia. Perilaku konsumen meliputi kegiatan-kegiatan sebelum, pada saat dan
setelah terjadinya pembelian. Studi mengenai perilaku konsumen dipusatkan
pada pemahaman bagaimana individu mengambil keputusan untuk
membelanjakan sejumlah sumber daya tersedia. Tugas manager pemasaran
adalah mengambil kebijaksanaan di bidang pemasaran yang berhubungan
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Menurut Pride dan Ferrel (1995:182), ada beberapa alasan mengapa para
pemasar harus menganalisis perilaku pembelian konsumen, yaitu antara lain:
a. Reaksi pembeli terhadap strategi pemasaran perusahaan memiliki dampak
yang besar terhadap keberhasilan perusahaan.
b. Di dalam konsep pemasaran menekankan bahwa sebuah perusahaan harus
menciptakan sebuah bauran pemasaran yang memuaskan konsumen. Untuk
9
menemukan apa-apa yang memuaskan konsumen, para pemasar harus
meneliti pengaruh-pengaruh utama tentang apa, dimana, kapan dan
bagaimana konsumen melakukan pembelian.
c. Dengan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen, para pemasar dapat lebih baik dalam
memperkirakan bagaimana konsumen menanggapi strategi pemasaran.
3. Hubungan Antara Perilaku Konsumen dengan Strategi Pemasaran
Dari sudut pandang organisasi pemasaran, strategi pemasaran adalah
suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai
tujuan organisasi. Strategi pemasaran biasanya diarahkan untuk meningkatkan
kemungkinan dan frekuensi perilaku konsumen, seperti peningkatan kunjungan
pada toko tertentu atau pembelian produk tertentu. Hal ini dicapai dengan
mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang diarahkan pada pasar
sasaran yang dipilih. Suatu bauran pemasaran terdiri dari elemen produk,
promosi, dan harga.
Memahami konsumen adalah elemen penting dalam pengembangan
strategi pemasaran. Sangat sedikit jika ada keputusan tentang strategi yang
tidak mempertimbangkan perilaku konsumen. Misal: analisis persaingan
membutuhkan suatu pengertian tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan
konsumen terhadap merek pesaing, konsumen bagaimana, yang membeli suatu
merek dan mengapa, serta dalam situasi bagaimana konsumen membeli dan
menggunakan produk pesaing. Dengan demikian, semakin banyak belajar
10
tentang perilaku konsumen, semakin baik kesempatan untuk mengembangkan
strategi pemasaran yang berhasil.
Strategi pemasaran yang dikembangkan dan diterapkan oleh perusahaan
yang berhasil, memiliki kekuatan besar terhadap konsumen dan masyarakat
luas. Strategi pemasaran bukan hanya disesuaikan dengan konsumen, tetapi
juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan konsumen tentang diri
mereka sendiri, serta tentang situasi yang tepat untuk pembelian dan
penggunaan produk (Peter, 1999:11).
B. Teori Perilaku Konsumen
Untuk dapat memahami dorongan yang mendasari dan mengarahkan
konsumen untuk melakukan pembelian, perilaku konsumen dapat dipelajari
dengan model teori meliputi (Basu Swastha, 1984:76):
1. Teori Ekonomi Mikro
Teori ini menyatakan bahwa keputusan untuk membeli yang dilakukan oleh
konsumen merupakan hasil pemikiran rasional, ekonomis dan para setiap saat
konsumen bertindak karena tertarik pada sesuatu.
2. Teori Psikologis
Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori psikologis, yaitu:
a. Teori Belajar
Teori belajar menekankan bahwa proses belajar merupakan suatu tanggapan
dari seseorang terhadap suatu rangsangan yang dihadapinya.
11
b. Teori Psikologis
Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku konsumen dipengaruhi oleh
adanya keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi.
3. Teori Sosiologi
Dalam teori ini lebih menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antara
individu-individu yang berkaitan dengan tingkah laku mereka. Jadi lebih
mengutamakan perilaku kelompok bukan perilaku individu.
4. Teori Antropologi
Teori ini menekankan perilaku pembeli pada suatu kelompok masyarakat tetapi
mengutamakan kelompok besar, struktur (kebudayaan daerah) dan kelas-kelas
sosial.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Supaya para pemasar dapat lebih baik dalam memperkirakan bagaimana
konsumen menanggapi strategi pemasaran, para pemasar harus dapat memahami
dengan baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian oleh
konsumen. Menurut Basu Swasta D.H. dan Bambang Irawan (1985:107), perilaku
konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor ekstern dan faktor intern atau faktor
psikologis.
1. Faktor estern yang mempengaruhi perilaku konsumen
Beberapa faktor ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut
Basu Swastha DH. Dan Bambang Irawan (1985:107-109).
12
a. Kebudayaan
Kebudayaan adalah simbol dan faktor yang komplek, yang diciptakan oleh
manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur
tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada. Simbol tersebut dapat
bersifat tidak kentara, seperti: sikap, pendapat, nilai, agama, kepercayaan dan
lain-lain.
b. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan
lama dalam sebuah masyarakat. Kelas sosial dalam masyarakat dapat
digolongkan, yaitu:
(1) Golongan atas
Golongan ini memiliki kecenderungan membeli barang-barang yang
mahal pada toko yang berkualitas dan lengkap. Yang termasuk dalam
golongan ini antara lain: kaum ningrat, pejabat tinggi dan pengusaha
kaya.
(2) Golongan menengah
Golongan ini memiliki kecenderungan membeli barang dalam jumlah
yang banyak dan kualitas yang memadai dan menampakkan kekayaan.
Yang termasuk dalam golongan ini antara lain: pegawai menengah
pemerintah dan pengusaha menengah.
13
(3) Golongan rendah
Golongan ini memiliki kecenderungan menggunakan sejumlah uangnya
dengan cermat. Yang termasuk dalam klas ini antara lain: buruh, pegawai
rendah, tukang becak, dan pedagang kecil.
c. Kelompok Referensi Kecil
Kelompok referensi bagi seseorang adalah kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku
seseorang. Pengaruh langsung merupakan kelompok di mana seseorang
menjadi anggotanya dan saling berinteraksi. Yang termasuk dalam kelompok
ini adalah tetangga, rekan sekerja dan organisasi. Pengaruh tidak langsung
adalah kelompok yang ingin dimasuki oleh seseorang dan menjadi
anggotanya.
d. Keluarga
Dalam pasar konsumen, keluarga memegang peranan penting dalam hal
melakukan pembelian. Setiap anggota keluarga dapat saling mempengaruhi
dalam melakukan pembelian. Setiap anggota keluarga dapat berperan dalam
pembelian menurut kebutuhan barang yang dibelinya dan setiap anggota
keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda-beda.
2. Faktor Intern atau Psikologis yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Ada 4 faktor intern menurut Basu Swastha dan Bambang Irawan
(1985:111-112) yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
14
a. Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu perubahan perilaku seseorang yang terjadi
sebagai akibat adanya proses belajar. Pengalaman dapat berasal dari masa
lampau atau dari hasil proses belajar, yang hasilnya dapat mengubah
perilaku seseorang.
b) Kepribadian
Kepribadian sangat dipengaruhi oleh faktor internal diri seperti emosi,
cara berpikir, namun dapat juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu
lingkunga, keluarga dan masyarakat.
c) Sikap
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap
penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara
konsisten. Salah satu elemen yang sangat menonjol di dalam sikap
seseorang adalah perasaan emosional baik yang positif maupun negatif
terhadap sebuah produk, jasa, atau merk.
d) Konsep diri
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri
dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain.
15
D. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif atau negatif
terhadap obyek atau kegiatan tertentu. Sikap ini menempatkan seseorang dalam
pola pemikiran untuk menyukai sesuatu, mendekati atau menjauhi suatu objek.
Objek atau tindakan yang menjadi arah sikap seseorang dapat berwujud dapat
pula tidak berwujud, dapat makluk hidup atau benda mati. Misalnya, kita
memiliki sikap terhadap agama, politik, jenis kelamin, dan musik seperti
halnya terhadap sepeda motor, makanan dan pakaian.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapat tentang definisi sikap.
a. Menurut Kotler dan Amstrong (1992:182):
Sikap adalah evaluasi, perasaan kecenderungan seseorang yang relatif konsisten terhadap suatu objek gagasan.
b. Menurut Basu Swastha dan Bambang Irawan (1985:114):
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten.
c. Menurut Engel (1994:114):
Sikap adalah suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif lain.
Dari tiga definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa sikap berarti
evaluasi dari suatu pengalaman baik berupa pengalaman langsung maupun
tidak langsung terhadap suatu objek sesuai dengan pengalamannya.
16
Dari hubungannya dengan perilaku konsumen, sikap konsumen sangat
berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merek dan pelayanan. Sikap
konsumen didasarkan pada pandangan terhadap produk dan proses belajar,
baik dari pengalaman atau dari lainnya. Dalam pemasaran perlu dipelajari jiwa
dan cara berpikir dari sikap seseorang yang kemudian diharapkan dapat
digunakan dalam menentukan perilaku seseorang.
2. Karakteristik Sikap
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor dari luar (ekstern) individu
dan dari dalam (intern) individu. Faktor ekstern berupa pengaruh lingkungan
sekitar dan faktor intern meliputi motivasi, pengamatan, belajar, kepribadian,
dan sikap. Untuk dapat dibedakan dengan faktor intern, sikap memiliki
karakteristik tertentu. Menurut Louden dan Bitta (1993:211) ada empat
karakteristik sikap, yaitu:
a. Sikap mempunyai objek Sikap mempunyai objek, artinya selalu mempunyai hal yang dianggap penting. Objek sikap dapat berupa sesuatu yang nyata.
b. Sikap mempunyai arah, tingkatan dan intensitas sikap mempunyai arah, ting- katan dan intensitas artinya sikap seseorang terhadap objek akan menunjukkan perilaku seseorang, kecuali sikap seseorang mempunyai derajat tertentu, sampai orang merasa senang atau tidak senang terhadap suatu objek. Sedangkan tingkat intensitas seseorang ditentukan oleh pendiriannya.
c. Sikap mempunyai struktur Sikap dikatakan mempunyai struktur karena ada bentuk yang jelas.
d. Sikap merupakan sesuatu yang dapat dipelajari. Sikap merupakan sesuatu yang dapat dipelajaro artinya sikap dibentuk dari pengalaman individu terhadap kenyataan. Pengalaman ini dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.
17
3. Komponen Sikap
Sikap menurut Assael (1995:267-269) melibatkan tiga komponen yang
saling berhubungan, antara lain:
a. Cognitive (or thinking) Komponen cognitive berisi kesadaran dan pengetahuan seseorang terhadap objek atau fenomena. Komponen cognitive berisi kepercayaan seseorang mengenai objek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah dilihat dan diketahui.
b. Affective (or feeling) Komponen affective menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Respon affective mengarah pada preferensi dan kesenangan terhadap suatu objek.
c. Conative (or action) Komponen ini menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Asumsi dasar adalah bahwa kepercayaan dan perasaan mempengaruhi perilaku. Respon conative ini mengacu pada perilaku pembelian yang berupa niat ‘untuk membeli’ dan ‘membeli’.
Ketiga komponen ini konsisten satu sama lain. Jika salah satu komponen
ini berubah maka yang lain juga akan berpengaruh. Masing-masing komponen
mempunyai perwujudan tersendiri dan membentuk suatu sikap keseluruuhan
sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diterima.
4. Fungsi Sikap
Menurut Assael (1995:275-278) sikap mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi Penyesauaian 1) Fungsi mengarahkan orang untuk menyukai atau menghargai objek terlepas
dari rasa menyukai atau tidak menyukai produk tersebut. 2) Fungsi ini membantu konsumen untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya.
18
3) Sikap konsumen bergantung pada besarnya tingkatan persepsi konsumen terhadap suatu pemasaran.
b. Fungsi Ego-defensif (Pertahanan Ego) 1) Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri dari ancaman. 2) Kenyataan bahwa banyak ekspresi-ekspresi sikap yang keluar
merefleksikan kebalikan-kebalikan dari apa yang dipersepsikan orang terhadap dirinya.
c. Fungsi Ekspresi Nilai 1) Konsumen mengambil sikap tertentu dalam usaha untuk menterjemahkan
nilai-nilai mereka ke suatu yang lebih nyata dan lebih mudah. 2) Pemasar seharusnya memahami nilai-nilai dari konsumen yang ingin
diekspresikan dan mendesain produk sesuai dengan nilai-nilai itu. d. Fungsi Pengetahuan
1) Manusia mempunyai kebutuhan dan lingkungan yang teratur sehingga mereka mencari konsistensi, definisi, stabilisasi, dan pemahaman.
2) Kebutuhan akan pengetahuan pada apa yang kita butuhkan diketahui.
5. Sifat Sikap
Sifat yang penting dari sikap adalah kepercayaan dalam memegang sikap
tersebut. Beberapa sikap mungkin dipegang dengan keyakinan kuat, namun ada
kalanya sikap dipegang dengan keyakinan yang minim. Menurut Engel, et.al.
(1994:338) memahami tingkat kepercayaan yang dihubungkan dengan sikap
adalah penting karena:
a. Dapat mempengaruhi kekuatan yang dihubungkan diantara sikap dan perilaku. Sikap yang dipegang dengan penuh kepercayaan biasanya akan jauh lebih diandalkan untuk membimbing perilaku. Bila kepercayaan konsumen rendah mungkin tidak merasa nyaman dengan bertindak berdasarkan sikap yang sudah ada. Sebagai gantinya, mereka mungkin mencari informasi tambahan sebelum meningkatkan diri mereka.
b. Kepercayaan dapat mempengaruhi sikap terhadap perubahan. Sikap menjadi le- bih resisten terhadap perubahan bila dipegang dengan kepercayaan yang lebih besar.
19
6. Hubungan sikap dengan perilaku
Beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan hubungan antara sikap
dengan perilaku menurut Engel, et.al. (1994:341) adalah sebagai berikut:
a. Faktor Pengukuran Pengukuran sikap terhadap suatu produk ini terbatas pada peramalan perilaku di masa datang. Yang menentukan daya ramal pengukuran tersebut adalah seberapa baik pengukuran tersebut menangkap empat elemen perilaku, yaitu: 1) Tindakan
Elemen ini mengacu pada perilaku spesifik, yaitu perilaku pembelian yang didasarkan pada ketenaran suatu merek (loyalitas merek).
2) Target Elemen ini dapat menjadi sangat umum atau sangat spesifik bergantung pada perilaku konsumen terhadap suatu produk.
3) Waktu Elemen ini berfokus pada kerangka waktu saat perilaku diharapkan terjadi.
4) Konteks Konteks mengacu pada tempat atau situasi yang diharapkan terjadi.
b. Interval Waktu
Sikap diukur tepat sebelum pembelian actual terjadi. Namun, pemasaran tertarik untuk mengungkapkan sikap sekarang ini untuk meramalkan perilaku pada waktu yang masih agak jauh. Potensi perubahan ini mengesankan bahwa kekuatan hubungan sikap dan perilaku akan dipengaruhi oleh interval waktu antara pengukuran sikap dan pelaksanaan perilaku.
c. Pengalaman
Sikap yang didasarkan pada pengalaman actual mungkin berhubungan dengan perilaku dibandingkan dengan sikap yang didasarkan pada pengalaman tidak langsung sebagai akibatnya, sikap konsumen yang sudah membeli dan mengkonsumsi suatu produk seharusnya terbukti lebih dapat meramalkan perilaku pembelian masa datang.
d. Pengaruh Sosial
Perilaku seringkali dipengaruhi oleh tekanan dari lingkungan sosial daripada sikap pribadi.
20
7. Pembentukan Sikap
Menurut Engel, et.al. (1994:340), pembentukan sikap dibagi ke dalam dua
peranan, yaitu:
a. Peranan Pengalaman Langsung Sikap seringkali terbentuk sebagai hasil kontak langsung dengan objek sikap. Karakteristik penting dari sikap yang didasarkan pada pengalaman langsung adalah sikap yang biasanya dianut dengan kepercayaan yang lebih besar. Konsisten dengan tersebut penelitian memperlihatkan bahwa konsumen memiliki keyakinan yang jauh lebih kuat mengenai sikap terhadap produk bila didasarkan pada pemakaian produk actual dibandingkan bila didasarkan pada iklan saja.
b. Peranan Pengalaman Tidak Langsung Sikap dapat dibentuk tanpa adanya pengalaman actual dengan suatu objek. Sebagai contoh, banyak orang tidak pernah mengendarai Mercedes Benz atau pergi berlibur di Hawaii, tetapi mereka tetap mendukung mobil dan tempat berlibur tersebut. Begitu pula, sikap produk mungkin terbentuk bahkan bila pengalaman konsumen dengan produk yang bersangkutan terbatas pada apa yang mereka lihat di iklan-iklan.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen
Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan
berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan objek tertentu.
Dalam pembentukan dan perubahan sikap ini terdapat faktor-faktor intern dan
ekstern pribadi individu yang memegang peranan.
a. Faktor Intern
1) Selektifitas Sendiri
Selektifitas senantiasa berlangsung karena keterbatasan individu atau
manusia untuk menerima semua rangsangan yang datang dari lingkungan
dengan taraf perhatian yang sama.
21
2) Daya pilih sesuai dengan keinginannya
3) Minat perhatiannya untuk menerima pengaruh yang datang dari luar dirinya
b. Faktor Intern
Dalam pembentukan dan perubahan sikap selain faktor-faktor intern terdapat
pula faktor-faktor ekstern, misalnya: pandangan baru ingin diberikan, dengan
melihat siapa yang memberikan pandangan baru tersebut.
E. Produk
1. Pengertian Produk
Ada beberapa ahli ekonomi yang mengemukakan pendapat mengenai
pengertian produk.
a. Menurut Basu Swastha DH (1984:94).
Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba, maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
b. Menurut Kotler (1992:347) Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan.
c. Menurut Mc.Carty (1985:223):
Produk berarti penawaran dari perusahaan untuk pemuasan kebutuhan-kebutuhan.
22
Dari beberapa definisi produk yang disampaikan oleh para ahli di atas
yang kelihatannya berbeda-beda namun pengertian sama, hanya
penitikberatannya saja yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa produk
ialah apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan,
dimiliki, digunakan atau dikonsumsikan sehingga keinginan atau kebutuhan
tersebut dapat dipuaskan.
2. Penggolongan Produk
Menurut Indriyo Gitosudarmo (1994:182) produk dapat digolongkan
menjadi dua yaitu berdasarkan daya tahan produk dan berdasarkan tujuan
pembeliannya.
a. Berdasarkan daya tahan produk
Berdasarkan daya tahan produk, produk dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
1) Barang tahan lama
Barang tahan lama adalah barang yang berujud yang biasanya untuk
dipakai dalam waktu lama, misal: televisi, sepeda motor, alat
perlengkapan rumah tangga, dan sebagainya.
2) Barang tak tahan lama
Barang tak tahan lama merupakan barang berujud yang biasanya habis
dikonsumsi satu kali pemakaian. Misal: makanan, minuman, sabun, dan
sebagainya.
23
3) Jasa
Jasa adalah produk yang tidak berujud yang biasanya berupa pelayanan
yang dibutuhkan oleh konsumen. Misalnya: rumah sakit, sekolah, salon
kecantikan, dan sebagainya.
b. Berdasarkan tujuan pembeliannya
Produk berdasarkan tujuan pembeliannya dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu:
1) Barang konsumsi
Barang konsumsi adalah barang yang dibeli oleh masyarakat untuk
dipakai sendiri atau dikonsumsikan sendiri guna memenuhi kebutuhan
sehari-hari, misal: makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya.
Barang konsumsi ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis lagi,
yaitu:
a) barang konvinien
b) barang shopping
c) barang spesial/mewah
2) Barang Industri
Barang industri adalah barang yang dibeli oleh perorangan atau
organisasi dengan tujuan untuk dipergunakan dalam menjalankan suatu
bisnis atau berusaha lagi. Misalnya: bahan baku, bahan pembantu, mesin-
mesin dan peralatan, dan sebagainya.
24
F. Atribut
Atribut adalah unsur-unsur yang melekat pada suatu produk yang dipandang
penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
Apabila suatu produk memiliki atribut atau sifat-sifat yang sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh pembelinya maka produk tersebut akan dianggap cocok
oleh konsumen. Produk yang demikian akan menjadi produk yang berhasil.
Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berujud atau tangible maupun sesuatu
yang tidak berujud atau intangible. Atribut yang berwujud dapat berupa desain
produk, bungkus, merek, dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berujud misalnya
nama baik dan sudah terkenal dari perusahaan penghasil barang tersebut.
Seringkali atribut yang tidak berujud ini terdapat pada angan-angan atau image
konsumen terhadap nama merek yang diberikan terhadap produk yang kita
pasarkan.
Bahkan kadang-kadang image konsumen itu muncul dari logo atau trade mark
yang tergambar dalam bungkus produknya. Hal ini bisa dimengerti karena
gambar-gambar tertentu dapat menimbulkan angan-angan serta kesan tertentu
kepada seseorang yang melihatnya. Nama merek yang kurang membangkitkan
semangat akan mengakibatkan tidak digemarinya produk tersebut oleh konsumen.
Atribut yang tidak berujud biasanya menunjukkan aspek non teknis sedangkan
atribut yang berujud menggambarkan aspek-aspek teknis. Atribut-atribut suatu
produk di samping yang tercermin dalam produknya sendiri seperti bentuknya,
daya tahannya, warnanya, aromanya, terdapat pula atribut yang terdiri dari
25
kemasan, merek, gambar logo atau trade mark-nya maupun labelnya. Dari atribut
itulah suatu produk akan dipandang oleh konsumen berbeda dengan produk yang
dikeluarkan oleh pesaingnya.
Atribut-atribut yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi: nilai
produk, harga, dan suku cadang.
1. Nilai produk
Yang termasuk dalam nilai produk adalah ciri-ciri produk atau karakteristik
yang mendukung fungsi dasar produk, tingkat kinerja, karakteristik produk saat
beroperasi, tahan lama, rehabilitasi yaitu kemungkinan bahwa suatu produk
tidak akan berfungsi atau rusak dalam suatu periode waktu tertentu,
repairability yaitu kemudahan perbaikan suatu produk yang mengalami
kegagalan fungsi atau kerusakan dan model atau desain produk.
2. Harga
Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa,
jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau
menggunakan produk atau jasa. Yang termasuk dalam atribut harga antara lain:
jumlah harga pembayaran, sistem pembayaran, harga jual kembali, dan lain-
lain.
3. Suku cadang
Suku cadang adalah komponen-komponen yang melengkapi produk yang
sewaktu-waktu dapat diganti bila mengalami kerusakan atau tidak berfungsi
26
lagi. Yang termasuk dalam atribut suku cadang antara lain: ketersediaan suku
cadang, harga suku cadang, ketahanan suku cadang, dan lain-lain.
F. Kerangka Teoretik
1. Sikap konsumen terhadap atribut produk ditinjau dari usia
Sikap seseorang dalam menilai suatu produk berubah-ubah selama hidupnya.
Bertambahnya usia seseorang berpengaruh terhadap selera, minat, dan sikap
terhadap barang yang akan dibeli. Sikap konsumen juga dibentuk berkat daur
hidup keluarga, situasi keluarga mengalami perubahan konsumsi pada waktu
usia anggota keluarga berubah. Pada umumnya sikap konsumen yang berusia
tua dengan konsumen yang berusia muda terhadap suatu produk berbeda.
orang tua atau orang yang sudah dewasa dalam memilih suatu produk
menekankan pada kualitas produk sedangkan anak muda memilih produk
yang baru trend dan berkualitas.
2. Sikap konsumen terhadap atribut produk ditinjau dari tingkat
pendidikan
Keputusan dan sikap konsumen terhadap produk seringkali berkaitan dengan
pengalaman pendidikan yang pernah ditempuh oleh seseorang. Penilaian dan
apresiasi terhadap kebutuhan barang dan jasa bagi seseorang yang
berpendidikan rendah dengan yang tinggi berbeda. Seorang konsumen
berpendidikan rendah berpendapat bahwa barang yang mahal berarti bagus,
disini tampak bahwa sikap emosional dalam pemilihan barang merupakan
27
faktor pendorong yang utama dalam memilih produk. Bagi konsumen yang
berpendidikan tinggi penilaian dan sikap mereka terhadap suatu produk lebih
cenderung memunculkan rasio intelektualnya daripada sikap emosionalnya.
Model konsumen ini memandang kulitas barang yang dibeli harus sebanding
dengan nilai yang yang dikeluarkan.
3. Sikap konsumen terhadap atribut produk ditinjau dari tingkat
penghasilan
Keadaan ekonomi seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan dan
sikap mereka terhadap poduk tertentu. Keadaan ekonomi seseorang terdiri
dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan milik kekayaan,
kemampuan meminjam dan sikapnya terhadap pengeluaran lawan menabung.
Orang yang penghasilannya meningkat biasanya diikuti dengan meningkatnya
pengeluaran dalam hal belanja. Orang yang penghasilannya tinggi lebih
memilih produk yang harganya mahal dan produk yang mewah. Orang yang
penghasilannya menengah atau cukup cenderung membeli barang yang
banyak dengan kualitas yang memadai dan menampakkan kekayaannya.
Sedangkan orang yang penghasilannya rendah akan berhati-hati dalam
membelanjakan uangnya dan membeli barang dalam jumlah sedikit.
H. Hipotesis
Berdasarkan uraian dalam landasan teori, penulis mengajukan hipotesis
yang merupakan anggapan sementara. Hipotesis dari penelitian ini adalah :
28
1. Ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda motor bebek
merek Honda ditinjau dari usia.
2. Ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda motor bebek
merek Honda ditinjau dari tingkat pendidikan.
3. Ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda motor bebek
merek Honda ditinjau dari tingkat penghasilan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu suatu penelitian
terhadap objek tertentu yang jelas populasinya, sehingga kesimpulan yang
diambil berdasarkan penelitian ini terbatas pada objek yang diteliti.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari tahun 2005 sampai dengan
Febuari tahun 2005.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di desa Trihanggo kecamatan Gamping kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah para konsumen yang telah atau
akan membeli sepeda motor bebek merek Honda keluaran tahun 2000-2004.
28
29
2. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah sikap konsumen terhadap atribut
sepeda motor bebek merek Honda.
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Sikap konsumen
Sikap konsumen adalah penilaian konsumen terhadap atribut sepeda motor
bebek merek Honda secara keseluruhan. Untuk mengetahui sikap konsumen
itu positif atau negatif diukur dengan analisis Multiattribute Attitude Model.
Indikator atribut sepeda motor adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Indikator Atribut Sepeda Motor
Indikator Nomer pertanyaan kuesioner
a. Kualitas mesin 1. Mesin kuat 2. Bahan bakar irit 3. Perawatan mudah 4. Mesin tahan lama/awet
b. Model 1. Body ramping 2. Ragam warna variatif 3. Perpaduan warna serasi
c. Harga jual kembali 1. Harga jual kembalinya tinggi 2. Peminatnya banyak
d. Cara pembayaran kredit 1. Bunga ringan 2. Uang muka rendah 3. Ada asuransi selama masa kredit
e. Suku cadang 1. Suku cadang mudah didapat 2. Harganya murah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
13 14
30
2. Usia
Usia merupakan usia responden pada waktu mengisi kuesioner. Usia dapat
digolongkan menjadi 3 kriteria, yaitu:
a. 17-25 tahun (usia remaja)
b. 26-35 tahun (usia dewasa)
c. Lebih dari 36 tahun (usia tua)
3. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan ijasah terakhir yang dimiliki responden.
Tingkat pendidikan dibedakan menjadi empat bagian, yaitu:
a. Lulusan SD
b. Lulusan SMP
c. Lulusan SMU/SMK
d. Lulusan Akademi/PT
4. Tingkat penghasilan
Tingkat penghasilan merupakan penghasilan yang diterima responden dalam
jangka waktu satu bulan. Tingkat penghasilan dapat digolongkan menjadi tiga
kriteria, yaitu:
a. Kurang dari Rp. 500.000 (penghasilan rendah)
b. Rp. 500.000 – Rp. 1.500.000 (penghasilan menengah)
c. Lebih dari Rp. 1.500.000 (penghasilan tinggi)
31
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu
dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya (Sudjana, 1989: 6). Yang dianggap sebagai populasi dalam penelitian ini
adalah semua konsumen yang akan atau telah membeli sepeda motor bebek merek
Honda keluaran tahun 2000-2004 yang bertempat tinggal di wilayah desa
Trihanggo. Penduduk desa Trihanggo yang mempunyai sepeda motor bebek
merek Honda sekitar 1000 orang.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi objek sesungguhnya
dalam penelitian ini, dimana jumlah sampelnya lebih sedikit dari jumlah
populasinya. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 100
responden. Dalam pengambilan sampel penelitian ini digunakan metode
accidental sampling. Dalam accidental sampling anggota sampel ditentukan
dengan sederhana, yaitu dengan memilih responden terdekat yang dijumpai
pertama kali pada saat itu juga.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan sebagai bahan analisis diperoleh dengan cara:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara menyusun
daftar secara tertulis mengenai masalah yang ingin diteliti. Kuesioner
32
diberikan kepada responden untuk mengetahui sikap konsumen terhadap
atribut produk dan karakteristik responden.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan tanya jawab secara
langsung dengan pihak responden untuk mengetahui perilaku pembeliannya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menyalin
dokumen-dokumen kelurahan desa Trihanggo untuk mengetahui gambaran
umum desa Trihanggo.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Pengujian Validitas
Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukur tersebut
dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti. Nilai validitas
dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment sebagai
berikut (Sutrisno Hadi, 1991: 23):
N∑XY – (∑X)( ∑Y) rxy = {N∑X2 – (∑X)2} {N∑Y2 – (∑Y)2} Keterangan:
rxy = korelasi product moment X = Nilai masing-masing butir per item
33
Y = Nilai seluruh butir per item N = Jumlah responden
Dengan taraf signifikan (α) = 0,05, jika r hitung > r tabel maka item kuesioner
sebagai alat pengukur dikatakan valid. Jika hasilnya r hitung = r tabel, maka
item tersebut dinyatakan gugur.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya
dan diandalkan. Untuk memperoleh koefisien keterandalan digunakan rumus
Alpha sebagai berikut (Arikunto, 1987:165):
k Σαb²r 11 = ( —— ) (1- —— ) (k – 1) αt² Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Σαb² = jumlah varians butir αt² = varians total Apabila r11 > r tabel, maka kuesioner sebagai instrumen penelitian ini telah
memenuhi persyaratan reliabilitas.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Multiattribute Attitude Model
Analisis ini digunakan untuk mengukur sikap konsumen positif atau negatif
secara keseluruhan terhadap atribut yang diteliti.
34
Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
a. Rumus Multiattribute Attitude Model (Engel, 1994: 353).
n Ab = ∑ Wi Ii – Xi I=1
Keterangan:
Ab = Sikap konsumen secara keseluruhan terhadap suatu objek yang diteliti. Wi = Bobot rata-rata urutan kepentingan terhadap atribut i. Ii = Nilai ideal rata-rata konsumen terhadap atribut i. Xi = Nilai belief rata-rata konsumen pada atribut i. n = Jumlah atribut yang diteliti.
b. Menentukan n dengan cara memilih atribut-atribut yang dominan. Selanjut-
nya diberi nilai dari satu sampai ke-n, dimana urutan berikutnya diberi nilai
yang lebih tinggi dari urutan berikutnya sebanyak n, begitu seterusnya.
c. Menentukan bobot rata-rata yang diberikan responden terhadap atribut yang
diteliti, dengan cara:
Nilai masing-masing atribut Wi = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ X 100 Nilai Atribut
d. Menentukan skala sikap dalam bentuk skor dengan angka 1 sampai dengan
angka 5.
Urutannya sebagai berikut
35
Tabel 3.2. Skala Sikap
No Kriteria Jawaban Skor
1
2
3
4
5
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
5
4
3
2
1
e. Mencari nilai ideal dan belief dengan rumus:
Nilai Ideal = Skor X absolut responden ideal masing-masing alternatif ja-
waban.
Nilai Belief = Skor X absolut responden belief masing-masing alternatif
Jawaban.
Kemudian dicari nilai ideal rata-rata dan belief rata-rata:
Total Nilai Ideal Nilai Ideal Rata-rata = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ Jumlah Responden Ideal
Total Nilai Belief Nilai Belief Rata-rata = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ Jumlah Responden Belief
f. Memasukkan hasilnya ke dalam rumus Multiattribute Attitude Model.
g. Dari perhitungan di atas akhirnya dapat diinterpretasikan dengan skala Likert
dengan rumus (Sugiyono, 1992: 96):
(Sikap tertinggi – skor terendah) X 100 = X hasilnya (5-1) X 100 = 400
36
Hal ini dapat dilihat pada skala sikap di bawah ini:
0 100 200 300 400 sangat baik baik tidak baik sangat tidak baik
Bila hasil dari perhitungan skala sikap cenderung ke kiri, maka sikap
konsumen terhadap atribut relatif memuaskan, atau baik. Sebaliknya bila
cenderung ke kanan maka sikap konsumen terhadap atribut relatif semakin
tidak memuaskan atau tidak baik.
Keterangan:
0 – 100 = sangat baik
100-200 = baik
200-300 = tidak baik
300-400 = sangat tidak baik
2. Analisis Prioritas Kepentingan
Analisis prioritas kepentingan digunakan untuk menganalisa jawaban dari
kuesioner bagian II tentang atribut yang menjadi prioritas utama dalam
pembelian sepeda motor bebek merek Honda. Dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Langkah 1 : memberikan nilai kepada setiap atribut berdasarkan peringkatnya
Sebagai berikut:
Peringkat 1 diberi nilai 5
Peringkat 2 diberi nilai 4
Peringkat 3 diberi nilai 3
37
Peringkat 4 diberi nilai 2
Peringkat 5 diberi nilai 1
Langkah 2: Jawaban responden dari setiap atribut dikalikan dengan bobot yang
Diberikan dari setiap atribut, kemudian dijumlahkan.
Hasil dari perkalian tiap atribut tersebut menentukan urutan kepentingan, di
mana hasil yang paling banyak merupakan atribut yang menjadi prioritas utama
dalam pembelian sepeda motor bebek merek Honda. Dalam penelitian ini ada 5
atribut. Untuk menghitung bobot atribut ditentukan dengan cara menjumlah
urutan tingkat kepentingan adalah sebagai berikut:
1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
Perhitungan bobot setiap atribut berdasarkan urutan tingkat kepentingannya
dapat ditunjukkan dalam table sebagai berikut:
Tabel 3.3.
Urutan Tingkat Kepentingan
No. Urut Tingkat Bobot 1 5/15 X 100 = 33,33 33 2 4/15 X 100 = 26,67 27 3 3/15 X 100 = 20,00 20 4 2/15 X 100 = 13,33 13 5 1/15 X 100 = 6,67 7 Jumlah 100
38
3. Pengujian Hipotesis
a. Rumusan hipotesis
1) Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk
sepeda motor bebek merek Honda ditinjau dari usia
konsumen
H1 = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda
motor bebek merek Honda ditinjau dari usia konsumen
2) Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk
sepeda motor bebek merek Honda ditinjau dari tingkat
pendidikan konsumen
H2 = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda
motor bebek merek Honda ditinjau dari tingkat pendidikan
konsumen
3) Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk
sepeda motor bebek merek Honda ditinjau dari tingkat
penghasilan konsumen
H3 = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda
motor bebek merek Honda ditinjau dari tingkat penghasilan
konsumen
b. Pengujian hipotesis
Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Menghitung Chi Kuadrat ( χ² ) dengan rumus sebagai berikut:
39
(fo - fh) χ² = ∑————
fh Keterangan:
χ² = nilai Chi kuadrat fo = jumlah yang diperoleh fh = jumlah yang diharapkan
Pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dan Degree of fredom (r-1) (k-1),
jika χ² hitung > χ² tabel: ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
produk sepeda motor bebek merek Honda ditinjau dari usia, tingkat
pendidikan, dan tingkat penghasilan. Jika χ² hitung < χ² tabel: tidak ada
perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda motor bebek
merek Honda ditinjau dari usia, tingkat pendidikan, dan tingkat
penghasilan.
2) Menghitung koefisien kontingensi dengan rumus sebagai berikut:
C = N2
2+χχ
Keterangan:
C = koefisien kontingensi χ² = harga chi kuadrat yang diperoleh N = jumlah item
Kemudian mencari nilai Cmaxs dengan rumus:
Cmaxs = m
1m −
m = harga minimum antara banyak baris dan banyak kolom
40
3) Untuk mencari derajat pengaruh antar faktor digunakan langkah-langkah
mengkategorikan rasio kk/Cmaks kedalam kategori sebagai berikut:
- Rasio kk/Cmaxs, antara 0,81 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi - Rasio kk/Cmaxs, antara 0,61 sampai dengan 0,800 = tinggi - Rasio kk/Cmaxs, antara 0,41 sampai dengan 0,600 = cukup tinggi - Rasio kk/Cmaxs, antara 0,21 sampai dengan 0,400 = rendah - Rasio kk/Cmaxs, antara 0,1 sampai dengan 0,200 = sangat rendah
BAB IV
GAMBARAN UMUM DESA TRIHANGGO
A. Kondisi Geografis
Desa Trihanggo termasuk dalam wilayah Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah Desa
Trihanggo adalah 562,8 ha. Tinggi tanah di Desa Trihanggo kira-kira 23 M
dari permukaan laut, dengan suhu rata-rata 28-31ºC. Desa Trihanggo termasuk
beriklim tropis dengan musim hujan jatuh pada bulan Oktober sampai Mei,
dan musim kemarau yang jatuh pada bulan Juni sampai September. Banyaknya
curah hujan rata-rata 2236 mm. Lokasi Desa Trihanggo kira-kira 7 Km dari
pusat pemerintahan kecamatan, jarak dari pusat pemerintahan kabupaten kira-
kira 6 Km, dan dari pusat pemerintahan propinsi kira-kira 8 Km. Adapun
administrasi Desa Trihanggo adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Tlogoadi dan Desa Sendangadi
Sebelah Timur : Desa Sendangadi, Desa Sinduadi dan Kecamatan
Tegalrejo
Sebelah Selatan : Desa Nogotirto dan Kabupaten Bantul
Sebelah Barat : Desa Tirtoadi dan Desa Tlogoadi
B. Luas Pertanahan
Wilayah Desa Trihanggo mempunyai luas 562,8 ha. Wilayah ini
memiliki tingkat kesuburan termasuk sedang, sehingga sebagian besar tanah
45
46
dipergunakan untuk tanah persawahan dan ladang. Namun demikian, ada juga
yang digunakan untuk pekarangan/bangunan. Penggunaan tanah di Desa
Trihanggo dapat diperinci sebagai berikut:
Tabel 4.1 Luas Tanah Desa Trihanggo Menurut Penggunaannya
No Penggunaan Luas (ha)
1 2 3 4 5 6
Pemukiman dan perumahan Untuk bangunan a. Perkantoran b. Pertokoan dan perdagangan c. Pasar d. Jalan e. Pemakaman Umum Pertanian atau persawaan a. Irigasi teknis b. Irigasi setengah teknis Tanah kering a. Pekarangan b. Tegalan Tanah yang belum dikelola Empang
11,493 1 2,2 0,12 40,2325 2,93 0 342,1 140,5 3,4 1,2 1,2
Sumber : Monografi Desa Trihanggo, tahun 2004
Pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa penggunaan tanah terbesar
adalah tanah sawah yaitu seluas 342,1 ha. Hal ini menunjukkan bahwa tanah di
Desa Trihanggo sebagian besar merupakan tanah pertanian persawahan.
Dengan bentuk pertaniannya adalah pertanian dengan sistem irigasi setengah
teknis.
C. Kependudukan
Pertambahan penduduk di Desa Trihanggo adalah 140 jiwa per tahun.
Jumlah penduduk Desa Trihanggo dapat dikelompokkan berdasarkan jenis
46
kelamin, kepala keluarga, kewarganegaraan, agama, usia, tingkat pendidikan,
serta mata pencaharian utama adalah sebagai berikut:
1. Jenis kelamin
a. laki-laki : 6.225 jiwa
b perempuan : 6.268 jiwa
Jumlah 12.493 jiwa
2. Kepala keluarga : 3.751 kk
3. Kewarganegaraan
a. WNI : laki-laki : 6.225 jiwa
: perempuan : 6.268 jiwa
jumlah 12.493 jiwa
b. WNA : laki-laki : -
: perempuan : -
jumlah -
4. Agama
a. Islam : 11.616 jiwa
b. Protestan : 126 jiwa
c. Katholik : 743 jiwa
d. Hindu : 3 jiwa
e. Budha : 4 jiwa
f. Kepercayaan terhadap Tuhan YME : 1jiwa
46
5. Usia
a. < 1 Th : 143 jiwa
b. 01 – 05 Th : 694 jiwa
c. 06 – 12 Th : 833 jiwa
d. 13 – 18 Th : 1.009 jiwa
e. 19 – 25 Th : 1.041 jiwa
f. 26 – 40 Th : 2.082 jiwa
g. 41 – 50 Th : 1.388 jiwa
h. 51 – 65 Th : 2.180 jiwa
i. > 65 Th : 3.123 jiwa
6. Tingkat pendidikan
a. TK : 862 jiwa
b. SD : 2.583 jiwa
c. SLTP : 2.844 jiwa
d. SLTA : 2.467 jiwa
e. Akademi / PT : 676 jiwa
7. Mata Pencaharian Utama
a. PNS : 718 jiwa
b. Pamong Desa : 25 jiwa
c. Anggota TNI, POLRI : 188 jiwa
d. Karyawan Swasta : 1.022 jiwa
e. Wiraswasta : 660 jiwa
f. Petani dan Peternak : 2.368 jiwa
46
g. Pertukangan : 307 jiwa
h. Buruh : 2.268 jiwa
i. Pensiunan : 374 jiwa
j. Pemulung : 37 jiwa
k. Jasa : 182 jiwa
D. Pemerintahan
Pelaksanaan pemerintahan Desa Trihanggo diterapkan dengan pola
maksimal degan jumlah perangkat desa sebanyak 26 orang, terdiri atas:
1. Lurah Desa : 1 orang
2. Carik Desa : 1 orang
3. Kepala Bagian : 5 orang
4. Sekretaris BPD : 1 orang
5. Pegawai tidak tetap : 6 orang
6. Dukuh : 12 orang
Wilayah yang ada di Desa Trihanggo terdiri dari 12 dusun, yaitu:
1. Kronggahan I 7. Jambon
2. Kronggahan II 8. Bedog
3. Ngawen 9. Salakan
4. Mayangan 10. Nusupan
5. Trini 11. Biru
6. Baturan 12. Panggungan
46
E. Badan Perwakilan Desa
Badan Perwakilan Desa (BPD) adalah badan yang bertugas mengawasi
jalannya pelaksanaan pemerintahan desa yang dijalankan oleh eksekutif desa.
Jumlah anggota BPD adalah sebanyak 13 orang yang dipilih langsung dari dan
oleh masyarakat Desa Trihanggo pada tanggal 20 September 2001 dan dilantik
pada tanggal 27 November 2001.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Karakteristik Profil Konsumen
Dalam penelitian ini karakteristik konsumen produk sepeda motor bebek
merek Honda meliputi usia, tingkat pendidikan, dan tingkat penghasilan.
Berikut ini disajikan deskripsi karakteristik konsumen sepeda motor bebek
merek “Honda”.
a. Usia
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%)
17 – 25 tahun 30 30
26 – 35 tahun 31 31
36 – 60 tahun 39 39
Total 100 100
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen produk
sepeda motor bebek merek Honda adalah berusia antara 36 tahun sampai 60
tahun, sedangkan yang paling sedikit berusia antara 17 tahun sampai 25
tahun.
51
52
b. Tingkat pendidikan
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD 10 10 SMP 15 15
SMU/SMK 51 51 Akademi/PT 24 24
Total 100 100
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen produk
sepeda motor bebek merek Honda adalah berpendidikan SMU/SMK,
sedangkan yang paling sedikit berpendidikan SD.
c. Tingkat penghasilan
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan
Tingkat
Penghasilan Jumlah Persentase (%)
< Rp. 500.000 51 51 Rp. 500.000 – Rp.
1.500.000 34 34
Rp. 1.500.000 < 15 15 Total 100 100
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen produk
sepeda motor bebek merek Honda berpenghasilan kurang dari Rp. 500.000
perbulan, sedangkan yang paling sedikit berpenghasilan di atas Rp.
1.500.000 perbulan.
53
Secara keseluruhan karateristik responden dapat dirangkum dalam tabel,
sebagai berikut:
Tabel 5.4 Rangkuman Nilai Terbesar Dari Karateristik Responden
Aspek Demografi Nilai Tertinggi Persentase (%) Usia 36 – 60 tahun 39 Tingkat Pendidikan SMU/SMK 51 Tingkat Penghasilan
Kurang dari Rp. 500.000
51
2. Analisis Multiattribute Attitude Model
Untuk mengukur dan mengetahui sikap konsumen terhadap atribut produk
sepeda motor bebek merek Honda secara keseluruhan, penulis menggunakan
analisis Multiattribute Attitude Model dengan langkag-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung nilai Ideal dan Belief
Untuk mendapatkan nilai Ideal dan Belief digunakan rumus:
Nilai Ideal = Skor x jumlah absolut responden Ideal masing-masing alternatif jawaban Nilai Belief = skor x jumlah absolut responden Belief masing-masing Alternatif jawaban
Setelah nilai Ideal dan Belief diketahui, langkah selanjutnya adalah
menentukan nilai rata-rata Ideal dan nilai rata-rata Belief dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Total nilai Ideal Nilai Ideal rata-rata = -------------------------- ∑ Responden Ideal Total nilai Belief Nilai Belief rata-rata = -------------------------- ∑ Responden Belief
54
Adapun hasil jawaban responden dengan kuesioner bagian kedua sebagai
dasar perhitungan Ideal rata-rata dan Belief rata-rata sebagai berikut:
1) Atribut kualitas mesin
Tabel 5.5 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Kualitas Mesin (Butir 1)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 64 320 44 220
S 4 34 136 45 180
N 3 1 3 5 15
TS 2 1 2 6 12
STS 1 0 0 0 0
Total 100 427 100 461
Nilai Ideal rata-rata = 100461 = 4.61
Nilai Belief rata-rata = 100427 = 4.27
Tabel 5.6 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Kualitas Mesin (Butir 2)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 72 360 48 240
S 4 26 104 47 188
N 3 0 0 4 12
TS 2 2 4 1 2
STS 1 0 0 0 0
Total 100 468 100 442
Nilai ideal rata-rata = 100468 = 4.68
55
Nilai belief rata-rata = 100442 = 4.42
Tabel 5.7 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Kualitas Mesin (Butir 3)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 68 340 23 115
S 4 28 112 44 176
N 3 4 12 9 27
TS 2 0 0 21 42
STS 1 0 0 3 3
Total 100 464 100 363
Nilai ideal rata-rata = 100464 = 4.64
Nilai belief rata-rata = 100363 = 3.63
Tabel 5.8
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Kualitas Mesin (Butir 4)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 65 325 31 155
S 4 30 120 44 176
N 3 4 12 21 63
TS 2 1 2 3 6
STS 1 0 0 1 1
Total 100 459 100 401
Nilai ideal rata-rata = 100459 = 4.59
56
Nilai belief rata-rata = 100401 = 4.01
Total nilai ideal rata-rata untuk kualitas mesin =
4
59.464.468.461.4 +++ = 452.18 = 4.63
Total nilai belief rata-rata untuk atribut kualitas mesin =
4
01.463.342.427.4 +++ = 433.16 = 4.08
Selisih total nilai Ideal dan Belief untuk atribut kualitas mesin = 4.63
– 4.08 = 0.55
2) Atribut Model
Tabel 5.9 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Model (Butir 1)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 45 225 34 170
S 4 35 140 39 156
N 3 17 51 8 24
TS 2 1 4 16 32
STS 1 0 1 3 3
Total 100 421 100 385
Nilai ideal rata-rata = 100421 = 4.21
Nilai belief rata-rata = 100385 = 3.85
57
Tabel 5.10 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Model (Butir 2)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 51 325 41 205
S 4 37 120 48 192
N 3 10 12 7 21
TS 2 2 2 4 8
STS 1 0 0 0 0
Total 100 437 100 385
Nilai ideal rata-rata = 100437 = 4.37
Nilai belief rata-rata = 100385 = 3.85
Tabel 5.11 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Model (Butir 3)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 52 260 39 195
S 4 42 168 45 180
N 3 4 12 9 27
TS 2 1 2 7 14
STS 1 1 1 0 0
Total 100 443 100 416
Nilai ideal rata-rata = 100443 = 4.43
Nilai belief rata-rata = 100416 = 4.16
58
Total nilai ideal rata-rata untuk atribut model =
3
43.437.421.4 ++ = 301.13 = 4.34
Total nilai belief rata-rata untuk atribut model =
3
16.426.485.3 ++ = 327.12 = 4.09
Selisih total nilai Ideal dan Belief untuk atribut model =4.34 - 4.09 =
0.25
3) Atribut Harga Jual Kembali
Tabel 5.12 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Jual Kembali (Butir 1)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 77 385 62 310
S 4 22 88 35 140
N 3 0 0 3 9
TS 2 1 2 0 0
STS 1 0 0 0 0
Total 100 475 100 459
Nilai ideal rata-rata= 100475 = 4.75
Nilai belief rata-rata = 100459 = 4.59
59
Tabel 5.13
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Harga Jual Kembali (Butir 2)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 76 385 65 380
S 4 22 88 32 128
N 3 1 3 2 6
TS 2 0 0 1 2
STS 1 1 1 0 0
Total 100 472 100 461
Nilai ideal rata-rata= 100472 = 4.72
Nilai belief rata-rata = 100461 = 4.61
Total nilai ideal rata-rata untuk atribut harga jual kembali =
2
72.475.4 + = 247.9 = 4.74
Total nilai belief rata-rata untuk atribut harga jual kembali =
2
61.459.4 + = 22.9 = 4.60
Selisih total nilai Ideal dan Belief untuk atribut harga jual kembali =
4.74 – 4.60 = 0.14
60
4) Atribut Cara Pembayaran Kredit
Tabel 5.14 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Cara Pembayaran Kredit Butir 1
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 65 325 6 30
S 4 33 132 21 84
N 3 0 0 34 102
TS 2 2 4 31 62
STS 1 0 0 8 8
Total 100 461 100 286
Nilai ideal rata-rata= 100461 = 4.61
Nilai belief rata-rata = 100286 = 2.86
Tabel 5.15 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Cara Pembayaran Kredit (Butir 2)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 41 205 12 60
S 4 48 192 48 192
N 3 10 30 25 75
TS 2 1 2 15 30
STS 1 0 0 0 0
Total 100 429 100 357
Nilai ideal rata-rata = 100429 = 4.29
61
Nilai belief rata-rata = 100357 = 3.57
Tabel 5.16 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Cara Pembayaran Kredit (Butir 3)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 47 235 44 220
S 4 45 180 53 212
N 3 8 24 2 6
TS 2 0 0 1 2
STS 1 0 0 0 0
Total 100 439 100 440
Nilai ideal rata-rata = 100439 = 4.39
Nilai belief rata-rata = 100440 = 4.40
Total nilai ideal rata-rata untuk atribut cara pembayaran kredit =
3
39.429.461.4 ++ = 329.13 = 4.43
Total nilai belief rata-rata untuk atribut cara pembayaran kredit =
3
40.457.386.2 ++ = 383.10 = 3.61
Selisih total nilai ideal dan belief untuk atribut Cara Pembayaran
Kredit = 4.43 – 3.61 = 0.82
62
5) Atribut Suku Cadang
Tabel 5.17 Sikap Konsumen Terhadap Suku Cadang (Butir 1)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 51 255 195 195
S 4 48 192 52 208
N 3 0 0 3 9
TS 2 0 0 6 12
STS 1 1 1 0 0
Total 100 448 100 440
Nilai Belief rata-rata = 100439 = 4.39
Nilai Ideal rata-rata = 100440 = 4.40
Tabel 5.18 Sikap Konsumen Terhadap Suku Cadang (Butir 2)
Ideal Belief Sikap Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
SS 5 71 355 16 80
S 4 29 116 30 120
N 3 0 0 16 48
TS 2 0 0 34 68
STS 1 0 0 4 4
Total 100 471 100 320
Nilai ideal rata-rata = 100471 = 4.71
Nilai belief rata-rata = 100320 = 3.20
63
Total nilai ideal rata-rata untuk atribut suku cadang =
2
71.448.4 + = 219.9 = 4.60
Total nilai belief rata-rata untuk atribut suku cadang =
2
20.324.4 + = 244.7 = 3.72
Selisih total nilai Ideal dan Belief untuk atribut suku cadang = 4.60 –
3.72 = 0.88
b. Selisih antara nilai Ideal rata-rata dan nilai Belief rata-rata
Dari tabel nilai Ideal dan nilai Belief masing-masing atribut diatas, dapat
diketahui selisih nilai Ideal rata-rata dan nilai Belief rata-rata. Untuk
masing-masing atribut sebagai berikut:
Tabel 5.19 Rangkuman Selisih Nilai Ideal Rata-rata dan Nilai Belief Rata-rata
Atribut Ideal (li) Belief (Xi) Selisih
Kualitas Mesin 4.63 4.08 0.55
Model 4.34 4.09 0.25
Harga Jual
Kembali
4.74 4.6 0.14
Cara Pembayaran
Kredit
4.43 3.61 0.82
Suku Cadang 4.60 3.72 0.88
c. Memberikan bobot untuk masing-masing atribut berdasarkan jawaban
urutan tingkat kepentingan yang telah ditentukan sendiri oleh konsumen.
Pemberian bobot/nilai tersebut adalah dengan cara menjumlahkan urutan
tingkat kepentingan. Dalam penelitian ini terdapat 5 (lima) atribut produk
64
sepeda motor bebek merek “Honda”, sehingga hasilnya adalah sebagai
berikut:
1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
Setelah diketahui jumlah skor atribut, kemudian menentukan bobot rata-
rata atribut (Wi) dengan menggunakan rumus:
nilai masing-masing atribut Wi = ----------------------------------------- x 100
∑ nilai atribut
Tabel 5.20. Perhitungan Bobot Masing-masing Atribut
Urutan Tingkat Kepentingan Perhitungan Wi 1 5/15 x 100 33,332 4/15 x 100 26,673 3/15 x 100 20,004 2/15 x 100 13,335 1/15 x 100 6,67
Setelah diketahui besarnya bobot untuk masing-masing atribut produk
sepeda motor bebek merek “Honda”, kemudian menghitung perkalian dari
urutan tingkat kepentingan dengan berdasarkan data yang diperoleh dari
kuesioner bagian ketiga dengan nilai absolut masing-masing urutan.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.21. Urutan Tingkat Kepentingan
Urutan Tingkat Kepentingan Atribut 1 2 3 4 5
Jumlah
Kualitas mesin 20 46 29 5 0 100 Model 17 17 29 23 14 100
Harga jual kembali 58 22 14 3 3 100 Cara pembayaran
kredit 3 7 6 22 62 100
Suku cadang 2 8 22 47 21 100 Jumlah 100 100 100 100 100
65
Perhitungan hasil kali urutan tingkat kepentingan dengan nilai bobot dari
tiap-tiap atribut adalah sebagai berikut:
Kualitas mesin = ( 20 x 5 ) + ( 46 x 4 ) + ( 29 x 3 ) +
( 5 x 2 ) + ( 0 x 1 )
= 381
Model = ( 17 x 5 ) + ( 17 x 4 ) + ( 29 x 3 ) +
( 23 x 2 ) + ( 14 x 1 )
= 300
Harga Jual Kembali = ( 58 x 5 ) + ( 22 x 4 ) + ( 14 x 3 ) +
( 3 x 2 ) + ( 3 x 1 )
= 429
Cara Pembayaran
Kredit = ( 3 x 5 ) + ( 7 x 4 ) + ( 6 x 3 ) +
( 22 x 2 ) + ( 62 x 1 )
= 167
Suku Cadang = ( 2 x 5 ) + ( 8 x 4 ) + ( 22 x 3 ) +
( 47 x 2 ) + ( 21 x 1 )
= 223
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka hasil perkalian yang nilainya
paling besar menunjukkan bahwa atribut tersebut dianggap paling penting
oleh konsumen dalam menggunakan produk sepeda motor bebek merek
“Honda”. Urutan tingkat kepentingan dan bobot masing-masing atribut
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
66
Tabel 5.22. Hasil perhitungan dan urutan tingkat kepentingan atribut
Atribut Hasil perhitungan Urutan tingkat kepentingan Bobot
Kualitas mesin 381 2 26,67% Model 300 3 20,00%
Harga jual kembali 429 1 33,33% Cara pembayaran
kredit 167 5 6,67%
Suku cadang 223 4 13,33%
d. Menghitung sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda motor bebek
merek “Honda”.
Perhitungan sikap konsumen secara keseluruhan terhadap atribut produk
sepeda motor bebek merek “Honda”, dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
n Ab = ∑ Wi ⎜ Ii – Xi ⎜ i=1
= ( 33,33 x 0,14 ) + ( 26,67 x 0,55 ) + ( 20 x 0,25 ) + ( 13,33 x
0,88 ) + ( 6,67 x 0,82 )
= 41,53
Dari hasil analisis multiattribute attitude Model, diperoleh nilai sikap
konsumen terhadap atribut produk sepeda motor bebek merek “Honda”
secara keseluruhan sebesar 41,53. nilai sikap konsumen ini termasuk dalam
kategori sangat baik, karena letaknya antara 0 – 100. Hal ini menunjukkan
bahwa sikap konsumen belum mencapai titik ideal atau harapan secara
maksimal. Kekurangan dari atribut-atribut produk sepeda motor
bebekmerek “Honda” adalah:
67
41,53 ------- x 100 % = 10,38 % 400
Hasil nilai sikap konsuman dapat dilihat dalam skala sikap sebagai berikut:
0 41,53 100 200 300 400
Sangat baik baik tidak baik sangat tidak baik Dari skala di atas dapat disimpulkan bahwa tanggapan konsumen
terhadapatribut produk sepeda motor bebek merek “Honda” secara
keseluruhan sangat positif, karena nilai sikap sebesar 41,53 tersebut
cenderung ke kiri yang terletak di skala sikap sangat baik ( 0 – 100 ).
3. Pengujian Hipotesis (Uji Chi-Squar )
Analisis Chi-Square bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut produk sepeda motor bebek merek “Honda”
ditinjau dari karakteristik konsumen (usia, tingkat pendidikan, tingkat
penghasilan). Berikut adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
a. Sikap konsumen terhadap atribut sepeda motor bebek merek “Honda”
ditinjau dari tingkat usia.
1) Sikap konsumen terhadap atribut kualitas mesin ditinjau dari usia.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
kualitas mesin sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari usia
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
kualitas mesin sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari usia
68
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
Tabel 5.23. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Kualitas Mesin Ditinjau dari Usia
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
1154.823 28115.283 29270.106
2 97 99
577.412 289.848
1.992 .142
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,142 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut kualitas mesin
sepeda motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat usia.
2) Sikap konsumen terhadap atribut model ditinjau dari usia.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
model sepeda motor bebek merek “Honda”ditinjau dari
usia
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
model sepeda motor bebek merek “Honda”ditinjau dari
usia
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
69
Tabel 5.24. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Model Ditinjau dari Usia
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
832.067 17301.934 18134.000
2 97 99
416.033 178.370
2.332 .102
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,102 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut model sepeda
motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat usia.
3) Sikap konsumen terhadap atribut harga jual kembali ditinjau dari usia.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
Harga jual kembali sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari usia
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
Harga jual kembali sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari usia
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
Tabel 5.25. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Harga Jual Kembali Ditinjau dari Usia
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
1150.247 28567.486 29717.732
2 97 99
575.123 294.510
1.953 .147
70
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,147 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut harga jual
kembali sepeda motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat usia.
4) Sikap konsumen terhadap atribut cara pembayaran kredit ditinjau dari
usia.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
Cara pembayaran kredit sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari usia
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
Cara pembayaran kredit sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari usia
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
Tabel 5.26. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Cara Pembayaran Kredit Ditinjau dari Usia
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
.280 1834.318 1834.598
2 97 99
.140 18.910
.007 .993
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,993 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
71
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut cara pembayaran
kredit sepeda motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat usia.
5) Sikap konsumen terhadap atribut suku cadang ditinjau dari usia.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
suku cadang sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari usia
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
suku cadang sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari usia
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
Tabel 5.27. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Suku Cadang Ditinjau dari Usia
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
45.995 10540.409 10586.404
2 97 99
22.998 108.664
.212 .810
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,810 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut suku cadang
sepeda motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat usia.
b. Sikap konsumen terhadap atribut sepeda motor bebek merek “Honda”
ditinjau dari tingkat pendidikan.
72
1) Sikap konsumen terhadap atribut kualitas mesin ditinjau dari tingkat
pendidikan.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
kualitas mesin sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat pendidikan
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
kualitas mesin sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat pendidikan
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
Tabel 5.28. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Kualitas Mesin Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
2041.858 27228.247 29270.106
3 96 99
680.619 283.628
2.400 .073
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,073 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut kualitas mesin
sepeda motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat pendidikan.
2) Sikap konsumen terhadap atribut model ditinjau dari tingkat
pendidikan.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
73
model sepeda motor bebek merek “Honda”ditinjau dari
tingkat pendidikan
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
model sepeda motor bebek merek “Honda”ditinjau dari
tingkat pendidikan
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
Tabel 5.29. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Model Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
1747.602 16386.398 18134.000
3 96 99
582.534 170.692
3.413 .021
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,021 yang lebih kecil dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak atau ada
perbedaan sikap konsumen terhadap atribut model sepeda motor bebek
merek “Honda” berdasarkan tingkat pendidikan.
3) Sikap konsumen terhadap atribut harga jual kembali ditinjau dari
tingkat pendidikan.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
harga jual kembali sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat pendidikan
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
74
harga jual kembali sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat pendidikan
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
Tabel 5.30. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Harga Jual Kembali Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
1560.532 28157.201 29717.732
3 96 99
520.177 293.304
1.774 .157
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,157 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut harga jual
kembali sepeda motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat
pendidikan.
4) Sikap konsumen terhadap atribut cara pembayaran kredit ditinjau dari
tingkat pendidikan.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
cara pembayaran kredit sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat pendidikan
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
cara pembayaran kredit sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat pendidikan
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
75
Tabel 5.31. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Cara Pembayaran Kredit Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
1560.532 28157.201 29717.732
3 96 99
520.177 293.304
1.774 .157
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,157 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut cara pembayaran
kredit sepeda motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat
pendidikan.
5) Sikap konsumen terhadap atribut suku cadang ditinjau dari tingkat
pendidikan.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
suku cadang sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat pendidikan
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
suku cadang sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat pendidikan
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
76
Tabel 5.32. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Suku Cadang Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
1261.143 9325.260 10586.404
3 96 99
420.381 97.138
4.328 .007
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,007 yang lebih kecil dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak atau ada
perbedaan sikap konsumen terhadap atribut kualitas mesin sepeda
motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat pendidikan.
c. Sikap konsumen terhadap atribut sepeda motor bebek merek “Honda”
ditinjau dari tingkat penghasilan.
1) Sikap konsumen terhadap atribut kualitas mesin ditinjau dari tingkat
penghasilan.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
kualitas mesin sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat penghasilan
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
kualitas mesin sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat penghasilan
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
77
Tabel 5.33. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Kualitas Mesin Ditinjau dari Tingkat Penghasilan
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
214.684 29055.422 29270.106
2 97 99
107.342 299.540
.358 .700
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,700 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut kualitas mesin
sepeda motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat penghasilan.
2) Sikap konsumen terhadap atribut model ditinjau dari tingkat
penghasilan.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
model sepeda motor bebek merek “Honda”ditinjau dari
tingkat penghasilan
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
model sepeda motor bebek merek “Honda”ditinjau dari
tingkat penghasilan
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
78
Tabel 5.34. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Model Ditinjau dari Tingkat Penghasilan
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
124.116 18009.884 18134.000
2 97 99
62.058 185.669
.334 .717
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,717 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut modelsepeda
motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat penghasilan.
3) Sikap konsumen terhadap atribut harga jual kembali ditinjau dari
tingkat penghasilan.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
harga jual kembali sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat penghasilan
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut harga
jual kembali sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat penghasilan
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
79
Tabel 5.35. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Harga Jual Kembali Ditinjau dari Tingkat Penghasilan
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
983.583 28734.149 29717.732
2 97 99
491.792 296.228
1.660 .195
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,195 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut harga jual
kembali sepeda motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat
penghasilan.
4) Sikap konsumen terhadap atribut cara pembayaran kredit ditinjau dari
tingkat penghasilan.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
cara pembayaran kredit sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat penghasilan
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut cara
pembayaran kredit sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat penghasilan
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
80
Tabel 5.36. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Cara Pembayaran Kredit Ditinjau dari Tingkat Penghasilan
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
177.297 1657.301 1834.598
2 97 99
88.649 17.086
5.189 .007
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,007 yang lebih kecil dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak atau ti
ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut cara pembayaran
kredit sepeda motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat
penghasilan.
5) Sikap konsumen terhadap atribut suku cadang ditinjau dari tingkat
penghasilan.
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
suku cadang sepeda motor bebek merek
“Honda”ditinjau dari tingkat penghasilan
Ha = ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut suku
cadang sepeda motor bebek merek “Honda”ditinjau
dari tingkat penghasilan
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui SPSS:
81
Tabel 5.37. Tabel ANOVA untuk Perbedaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Suku Cadang Ditinjau dari Tingkat Penghasilan
Sum of Squares
df Mean Square F Sig
Between Groups Within Groups
Total
477.435 10108.969 10586.404
2 97 99
238.717 104.216
2.291 .107
Tampak dalam tabel di atas bahwa F probabilitas yang ditunjukkan
pada kolom sig. sebesar 0,107 yang lebih besar dari pada taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima atau
tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut suku cadang
sepeda motor bebek merek “Honda” berdasarkan tingkat penghasilan.
4. Rangkuman Hasil Analisis Data
a. Rangkuman Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen dalam penelitian ini dibatasi pada usia, tingkat
pendidikan, dan tingkat penghasilan. Di bawah ini adalah rangkuman
karakteristik konsumen:
Tabel 5.38. Rangkuman Karakteristik Konsumen
Aspek
Demografi Tingkatan Jumlah
Usia 17-25 Th 26-35 Th 36-60 Th jumlah
30 (30%) 31 (31%) 39 (39%) 100
Tingkat Pendidikan
SD SMP SMU Akademi/PT jumlah
10 (10%) 15 (15%) 51 (51%) 24 (24%) 100
Tingkat Penghasilan
< Rp. 500.000 Rp. 500.000-Rp. 1500.000 Rp. 1500.000<
51 (51%) 34 (34%) 15 (15%)
82
jumlah 100
b. Rangkuman Analisis MAM
Berikut ini adalah tabel rangkuman analisis MAM:
Tabel 5.39. Rangkuman Perhitungan Analisis MAM
Atribut Ideal
(Ii) Belief (Xi)
Selisih Bobot Ab
Kualitas mesin 4.08 4.63 0.55 26.67 14.67 Model 4.09 4.34 0.25 20.00 5.00 Harga Jual Kembali 4.60 4.74 0.14 33.33 4.67 Cara Pembayaran Kredit
3.61 4.43 0.82 6.67 5.47
Suku Cadang 3.72 4.60 0.88 13.33 11.73 Jumlah 100 41.53
Dari perhitungan MAM di atas diketahui Ab total sebesar 41,53. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa sikap konsumen terhadap atribut sepeda motor
bebek merek “Honda” adalah sangat baik, karena letaknya antara 0 – 100.
c. Rangkuman Analisis Chi-square
Dari analisis Chi-Square diatas dapat dirangkum sebagai berikut:
Tabel 5.40. Rangkuman Analisis Chi-Square
Karakteristik
konsumen Atribut F
tabel F
hitungAnalisis
Usia Kualitas mesin Model H. Jual Kembali C. Pembyr. Kredit
Suku Cadang
0.142
0.102
0.147
0.993
0.810
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
Ho diterima, Ha ditolak Tidak ada perbedaan sikap Ho diterima, Ha ditolak Tidak ada perbedaan sikap Ho diterima, Ha ditolak Tidak ada perbedaan sikap Ho diterima, Ha ditolak Tidak ada perbedaan sikap Ho diterima, Ha ditolak Tidak ada perbedaan sikap
Tingkat Pendidikan
Kualitas mesin Model
0.073
0.021
0.05
0.05
Ho diterima, Ha ditolak Tidak ada perbedaan sikap Ho ditolak, Ha diterima
83
H. Jual Kembali C. Pembyr. Kredit Suku Cadang
0.157
0.006
0.007
0.05
0.05
0.05
Ada perbedaan sikap Ho diterima, Ha ditolak Tidak ada perbedaan sikap Ho ditolak, Ha diterima Ada perbedaan sikap Ho ditolak, Ha diterima Ada perbedaan sikap
Tingkat Penghasilan
Kualitas mesin Model H. Jual Kembali C. Pembyr. Kredit Suku Cadang
0.700
0.717
0.195
0.007
0.107
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
Ho diterima, Ha ditolak Tidak ada perbedaan sikap Ho diterima, Ha ditolak Tidak ada perbedaan sikap Ho diterima, Ha ditolak Tidak ada perbedaan sikap Ho ditolak, Ha diterima Ada perbedaan sikap Ho diterima, Ha ditolak Tidak ada perbedaan sikap
B. Pembahasan
1. Analisis MAM
Berdasarkan analisis Multiatribute Attitude Model diperoleh hasil bahwa
sikap konsumen adalah positif. Hasil perhitungan masing-masing atribut
diketahui bahwa atribut yang paling menentukan sikap konsumen adalah
atribut harga jual kembali dengan selisih hasil nilai ideal rata-rata dan nilai
belief rata-rata adalah 0,14. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden dalam memilih sepeda motor bebek merek “Honda” lebih
memperhatikan pada harga jual kembaliannya, yang terkategorikan tinggi
dipasaran. Sedangkan urutan kedua adalah kualitas mesin dengan selisih
nilai ideal rata-rata dan nilai belief rata-rata sebesar 0,55. Atribut pada urutan
ketiga adalah model dengan selisih nilai ideal rata-rata dan nilai belief rata-
rata sebesar 0,25. Hal ini menunjukkan bahwa atribut model cukup kuat
berpengaruh. Kemudian urutan keempat adalah atribut suku cadang dengan
selisih nilai ideal rata-rata dan nilai belief rata-rata sebesar 0,82. Atribut
84
yang paling kurang berpengaruh adalah atribut cara pembayaran kredit
dengan selisih nilai ideal rata-rata dan nilai belief rata-rata adalah 0,88.
Urutan skala prioritas diatas diketahui dari hasil perhitungan urutan tingkat
kepentingan atribut pada tabel 5.22. Sedangkan selisih nilai ideal rata-rata
dan nilai belief rata-rata ditunjukkan pada tabel 5.19. Semakin kecil selisih
nilai ideal rata-rata dan nilai belief rata-rata maka akan semakin mendekati
harapan atau keinginan konsumen.
Setelah diketahui selisih nilai ideal dan nilai belief rata-rata dan bobot
kepentingan setiap atribut maka digunakan rumus Multiatribute Attitude
Model untuk mengetahui sikap konsumen secara keseluruhan terhadap
atribut sepeda motor bebek merek “Honda” yang diteliti. Dari hasil
perhitungan nilai sikap konsumen secara keseluruhan diperoleh nilai sebesar
41,53. Hal ini menunjukkan sikap konsumen terhadap atribut sepeda motor
bebek merek “Honda” yang meliputi kualitas mesin, model, harga jual
kembali, cara pembayaran kredit, dan suku cadang secara keseluruhan
adalah sangat baik atau sangat positif.
2. Analisis Chi-Square
Adanya 3 pengujian untuk menentukan ada tidaknya perbedaan sikap
konsumen ditinjau dari usia, tingkat pendidikan, dan tingkat penghasilan.
a. Sikap konsumen berdasarkan usia
1) Atribut kualitas mesin
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,142)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
85
konsumen terhadap atribut kualitas mesin jika dilihat dari tingkat usia
tidak didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti menunjukkan
bahwa perbedaan tingkat usia konsumen tidak mempengaruhi
perbedaan sikap konsumen terhadap atribut kualitas mesin sepeda
motor bebek merek “Honda”, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
ditolak. Faktor yang menyebabkan tidak adanya perbedaan sikap
konsumen adalah karena atribut kualitas mesin sepeda motor “Honda”
sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen baik yang masih remaja,
dewasa, maupun yang sudah tua. Mereka semua berpendapat bahwa
suatu mesin yang sepeda motor yang berkualitas mempunyai syarat-
syarat yaitu: kuat dalam tanjakan, awet atau tahan lama, perawatannya
mudah, serta irit bahan bakar. Dari hasil penelitian ini didapat sikap
yang baik atau positf dari konsumen terhadap atribut kualitas mesin.
Jadi hal inilah yang menyebabkan tidak adanya perbedaan sikap
konsumen yang signifikan terhadap atribut kualitas mesin sepeda
motor bebek merek “Honda” jika ditinjau dari usia.
2) Atribut model
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,102)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut model jika dilihat dari tingkat usia tidak
didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
perbedaan tingkat usia konsumen tidak mempengaruhi perbedaan
sikap konsumen terhadap atribut model sepeda motor bebek merek
86
“Honda”, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak. Pada
umumnya semua orang berpendapat bahwa model sepeda motor yang
menarik itu mempunyai ciri-ciri antara lain: bentuk atau bodynya
ramping, ragam warnanya variatif, perpaduan warnanya serasi, dan
lain sebagainya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap
konsumen terhadap atribut model sepeda motor bebek merk “Honda”
sangat baik atau positif. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya
perbedaan sikap konsumen yang signifikan terhadap atribut model jika
dilihat dari usia.
3) Atribut harga jual kembali
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,147)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut harga jual kembali jika dilihat dari tingkat
usia tidak didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti menunjukkan
bahwa perbedaan tingkat usia konsumen tidak mempengaruhi
perbedaan sikap konsumen terhadap atribut harga jual kembali sepeda
motor bebek merek “Honda”, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
ditolak. Semua orang pasti menginginkan sepeda motor yang dibeli
nantinya dapat dijual kembali dengan harga yang tinggi karena
peminatnya banyak.. Dari hasil kuesioner sebagian besar konsumen
berpendapat bahwa sepeda motor bebek merek Honda mudah dijual
kembali dengan harga yang tinggi karena peminatnya banyak. Faktor
inilah yang menyebabkan tidak adanya perbedaan sikap konsumen
87
yang signifikan terhadap atribut harga jual kembali jika dilihat dari
usia.
4) Atribut cara pembayaran kredit
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,993)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut cara pembayaran kredit jika dilihat dari
tingkat usia tidak didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa perbedaan tingkat usia konsumen tidak
mempengaruhi perbedaan sikap konsumen terhadap atribut cara
pembayaran kredit sepeda motor bebek merek “Honda”, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis ditolak. Setiap konsumen baik yang
masih remaja, dewasa, maupun yang sudah tua menginginkan bunga
kredit yang murah, uang muka yang rendah, dan ada asuransinya di
dalam membeli sepeda motor secara kredit. Dari hasil penelitian ini
didapat sikap yang baik atau positf dari konsumen terhadap atribut cara
pembayaran kredit sepeda motor bebek merek “Honda”. Faktor inilah
yang menyebabkan tidak adanya perbedaan sikap konsumen yang
signifikan terhadap atribut cara pembayaran kredit jika dilihat dari
usia.
5) Atribut suku cadang
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,810)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
88
konsumen terhadap atribut suku cadang jika dilihat dari tingkat usia
tidak didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti menunjukkan
bahwa perbedaan tingkat usia konsumen tidak mempengaruhi
perbedaan sikap konsumen terhadap atribut suku cadang sepeda motor
bebek merek “Honda”, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
ditolak. Setiap konsumen menginginkan suatu produk sepeda motor
yang akan dibelinya suku cadangnya mudah didapat, harganya murah,
tidak ada tiruannya atau dijamin keasliannya, dan kualitasnya baik.
Dari hasil penyebaran kuesioner dalam penelitian ini sebagian besar
konsumen mempunyai sikap yang positif terhadap suku cadang sepeda
motor bebek merek “Honda”. Faktor inilah yang menyebabkan tidak
adanya perbedaan sikap konsumen yang signifikan terhadap atribut
suku cadang jika ditinjau dari usia.
b. Sikap konsumen berdasarkan tingkat pendidikan
1) Atribut kualitas mesin
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,73)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut kualitas mesin jika dilihat dari tingkat
pendidikan tidak didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa perbedaan tingkat pendidikan konsumen tidak
mempengaruhi perbedaan sikap konsumen terhadap atribut kualitas
mesin sepeda motor bebek merek “Honda”, maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ditolak. Faktor yang menyebabkan tidak adanya
89
perbedaan sikap konsumen adalah karena atribut kualitas mesin sepeda
motor “Honda” sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen baik yang
lulusan SD, SMP, SMU, Akademi / Perguruan Tinggi. Mereka semua
berpendapat bahwa suatu mesin yang sepeda motor yang berkualitas
mempunyai syarat-syarat yaitu: kuat dalam tanjakan, awet atau tahan
lama, perawatannya mudah, serta irit bahan bakar. Dari hasil penelitian
ini didapat sikap yang baik atau positf dari konsumen terhadap atribut
kualitas mesin. Dalam hal inilah sikap konsumen terhadap atribut
kualitas mesin sepeda motor bebek merek “Honda” dilihat dari tingkat
pendidikan mereka mempunyai sikap yang sama.
2) Atribut model
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,021)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut model jika dilihat dari tingkat pendidikan
didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
perbedaan tingkat pendidikan konsumen mempengaruhi perbedaan
sikap konsumen terhadap atribut model sepeda motor bebek merek
“Honda”, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Faktor
yang menyebabkan adanya perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
model jika dilihat dari tingkat pendidikan adalah karena semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang menjadikan seseorang menjadikan
seseorang luas dalam wawasan dan kritis terhadap sesuatu yang
ditemuinya.
90
3) Atribut harga jual kembali
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,157)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut harga jual kembali jika dilihat dari tingkat
pendidikan tidak didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa perbedaan tingkat pendidikan konsumen tidak
mempengaruhi perbedaan sikap konsumen terhadap atribut harga jual
kembali sepeda motor bebek merek “Honda”, maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ditolak. Semua orang pasti menginginkan sepeda
motor yang dibeli nantinya dapat dijual kembali dengan harga yang
tinggi karena peminatnya banyak.. Dari hasil kuesioner sebagian besar
konsumen berpendapat bahwa sepeda motor bebek merek Honda
mudah dijual kembali dengan harga yang tinggi karena peminatnya
banyak. Faktor inilah yang menyebabkan tidak adanya perbedaan
sikap konsumen yang signifikan terhadap atribut harga jual kembali
jika dilihat dari tingkat pendidikan.
4) Atribut cara pembayaran kredit
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,006)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut cara pembayaran kredit jika dilihat dari
tingkat pendidikan didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa perbedaan tingkat pendidikan konsumen
91
mempengaruhi perbedaan sikap konsumen terhadap atribut cara
pembayaran kredit sepeda motor bebek merek “Honda”, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Faktor yang menyebabkan
adanya perbedaan sikap konsumen adalah karena kebijakan cara
pembayaran kredit menimbulkan sikap positif dan negatif setiap
konsumen. Orang berpendidikan tinggi mempunyai sikap yang
berbeda dengan orang yang berpendidikan rendah terhadap kebijakan
cara pembayaran kredit, misalnya orang yang berpendidikan rendah
berpendapat bahwa harga kredit bunganya sangat tinggi lebih baik beli
kontan saja, sedangkan yang berpendidikan tinggi berpendapat lebih
baik kredit daripada kontan karena ada jaminan asuransinya, uangnya
untuk investasi dulu daripada untuk membayar kontan, terasa lebih
ringan pembayarannya.
5) Atribut suku cadang
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,007)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut suku cadang jika dilihat dari tingkat
pendidikan didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti menunjukkan
bahwa perbedaan tingkat pendidikan konsumen mempengaruhi
perbedaan sikap konsumen terhadap atribut suku cadang sepeda motor
bebek merek “Honda”, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
diterima. Faktor yang menyebabkan adanya perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut suku cadang jika dilihat dari tingkat
92
pendidikan adalah karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
membuat semakin kritis terhadap kebijakan “Honda” khususnya
atribut suku cadang mengenai harga dan ketersediaannya. Banyaknya
suku cadang tiruan dengan harga yang murah dengan kualitas yang
kurang baik, sedangkan suku cadang asli harganya sangat mahal ini
menyebabkan kebingungan bagi para konsumen.
c. Sikap konsumen berdasarkan tingkat penghasilan
1) Atribut kualitas mesin
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,700)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut kualitas mesin jika dilihat dari tingkat
penghasilan tidak didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa perbedaan tingkat penghasilan konsumen tidak
mempengaruhi perbedaan sikap konsumen terhadap atribut kualitas
mesin sepeda motor bebek merek “Honda”, maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ditolak. Faktor yang menyebabkan tidak adanya
perbedaan sikap konsumen adalah karena atribut kualitas mesin sepeda
motor “Honda” sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen baik yang
kaya ataupun miskin. Mereka semua berpendapat bahwa suatu mesin
yang sepeda motor yang berkualitas mempunyai syarat-syarat yaitu:
kuat dalam tanjakan, awet atau tahan lama, perawatannya mudah, serta
irit bahan bakar. Dari hasil penelitian ini didapat sikap yang baik atau
positf dari konsumen terhadap atribut kualitas mesin. Jadi hal inilah
93
yang menyebabkan tidak adanya perbedaan sikap konsumen yang
signifikan terhadap atribut kualitas mesin sepeda motor bebek merek
“Honda” ditinjau dari tingkat penghasilan.
2) Atribut model
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,717)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut model jika dilihat dari tingkat penghasilan
tidak didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti menunjukkan
bahwa perbedaan tingkat penghasilan konsumen tidak mempengaruhi
perbedaan sikap konsumen terhadap atribut model sepeda motor bebek
merek “Honda”, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak.
Pada umumnya setiap orang berpendapat bahwa model sepeda motor
yang menarik itu mempunyai ciri-ciri antara lain: bentuk atau bodynya
ramping, ragam warnanya variatif, perpaduan warnanya serasi, dan
lain sebagainya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap
konsumen terhadap atribut model sepeda motor bebek merk “Honda”
sangat baik atau positif. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya
perbedaan sikap konsumen yang signifikan terhadap atribut model jika
dilihat dari tingkat penghasilan.
3) Atribut harga jual kembali
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,195)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
94
konsumen terhadap atribut harga jual kembali jika dilihat dari tingkat
penghasilan tidak didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa perbedaan tingkat penghasilan konsumen tidak
mempengaruhi perbedaan sikap konsumen terhadap atribut harga jual
kembali sepeda motor bebek merek “Honda”, maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ditolak. Semua orang baik yang miskin, menengah,
maupun kaya pasti menginginkan sepeda motor yang dibeli nantinya
dapat dijual kembali dengan harga yang tinggi karena peminatnya
banyak.. Dari hasil kuesioner sebagian besar konsumen berpendapat
bahwa sepeda motor bebek merek “Honda” mudah dijual kembali
dengan harga yang tinggi karena peminatnya banyak. Faktor inilah
yang menyebabkan tidak adanya perbedaan sikap konsumen yang
signifikan terhadap atribut harga jual kembali jika dilihat dari tingkat
penghasilan.
4) Atribut cara pembayaran kredit
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,007)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut cara pembayaran kredit jika dilihat dari
tingkat penghasilan didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa perbedaan tingkat penghasilan konsumen
mempengaruhi perbedaan sikap konsumen terhadap atribut cara
pembayaran kredit sepeda motor bebek merek “Honda”, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Faktor yang menyebabkan
95
adanya perbedaan sikap konsumen adalah karena konsumen sepeda
motor bebek merek Honda yang berpenghasilan tinggi lebih suka
membayar secara kredit daripada kontan karena uangnya dapat
diinvestasikan dulu sedangkan konsumen yang berpenghasilan
menengah atau miskin lebih suka beli kontan daripada kredit karena
takut nantinya tidak bisa mengangsur.
5) Atribut suku cadang
Dalam perhitungan menunjukkan bahwa nilai F probabilitas (0,107)
lebih besar daripada harga F signifikansi (0,05) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang mengatakan ada perbedaan sikap
konsumen terhadap atribut suku cadang jika dilihat dari tingkat
penghasilan tidak didukung oleh data penelitian. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa perbedaan tingkat penghasilan konsumen tidak
mempengaruhi perbedaan sikap konsumen terhadap atribut suku
cadang sepeda motor bebek merek “Honda”, maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ditolak. Setiap konsumen menginginkan suatu produk
sepeda motor yang akan dibelinya suku cadangnya mudah didapat,
harganya murah, tidak ada tiruannya atau dijamin keasliannya, dan
kualitasnya baik. Dari hasil penyebaran kuesioner dalam penelitian ini
sebagian besar konsumen mempunyai sikap yang positif terhadap suku
cadang sepeda motor bebek merek “Honda”. Faktor inilah yang
menyebabkan tidak adanya perbedaan sikap konsumen yang signifikan
terhadap atribut suku cadang jika ditinjau dari tingkat penghasilan.
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penyebaran kuesioner, analisis data dan pembahasan yang penulis
lakukan, penulis mengambil kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Atribut yang menjadi prioritas utama dalam keputusan pembelian sepeda
motor bebek merek “Honda”
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil dari analisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa dalam mengambil keputusan dalam pembelian sepeda
motor bebek merek “Honda” konsumen lebih mengutamakan harga jual
kembali. Dan prioritas selanjutnya dalam pertimbangan keputusan pembelian
sepeda motor bebek merek “Honda” adalah atribut kualitas mesin, model,
suku cadang, dan yang terakhir adalah cara pembayaran kredit.
2. Sikap konsumen
Sikap konsumen terhadap atribut sepeda motor bebek merek “Honda” yang
terdiri atas atribut kualitas mesin, model, harga juai kembali, cara pembayaran
kredit, dan suku cadang relatif sangat baik. Berdasarkan analisis Multiatribute
Attitude Model dapat diketahui hasil nilai sikap sebesar 41,53. Nilai sikap ini
terdapat dalam skala sikap 0-100 yang berarti sangat baik atau positif.
102
3. Sikap konsumen terhadap atribut sepeda motor bebek merek “Honda”
berdasarkan tingkat usia.
a. Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut kualitas mesin
sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat usia.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,142
lebih besar dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima Ha
ditolak, maksudnya tidak ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
kualitas mesin sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat usia.
b. Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut model sepeda motor
bebek merek “Honda” menurut tingkat usia.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,102
lebih besar dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima Ha
ditolak, maksudnya tidak ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
model sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat usia.
c. Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut harga jual kembali
sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat usia.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,147
lebih besar dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima Ha
ditolak, maksudnya tidak ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
harga jual kembali sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat
usia.
103
d. Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut cara pembayaran
kredit sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat usia.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,993
lebih besar dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima Ha
ditolak, maksudnya tidak ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
cara pembayaran kredit sepeda motor bebek merek “Honda” menurut
tingkat usia.
e. Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut suku cadang sepeda
motor bebek merek “Honda” menurut tingkat usia.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,810
lebih besar dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima Ha
ditolak, maksudnya tidak ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
suku cadang sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat usia.
4. Sikap konsumen terhadap atribut sepeda motor bebek merek “Honda”
berdasarkan tingkat pendidikan.
a. Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut kualitas mesin
sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat pendidikan.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,073
lebih besar dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima Ha
ditolak, maksudnya tidak ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
kualitas mesin sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat
pendidikan.
104
b. Ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut model sepeda motor
bebek merek “Honda” menurut tingkat pendidikan.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,021
lebih kecil dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho ditolak Ha
diterima, maksudnya ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
model sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat pendidikan.
c. Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut harga jual kembali
sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat pendidikan.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,157
lebih besar dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima Ha
ditolak, maksudnya tidak ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
harga jual kembali sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat
pendidikan.
d. Ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut cara pembayaran kredit
sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat pendidikan.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,006
lebih kecil dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho ditolak Ha
diterima, maksudnya ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
cara pembayaran kredit sepeda motor bebek merek “Honda” menurut
tingkat pendidikan.
e. Ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut suku cadang sepeda
motor bebek merek “Honda” menurut tingkat pendidikan.
105
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,007
lebih kecil dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho ditolak Ha
diterima, maksudnya ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
suku cadang sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat
pendidikan.
5. Sikap konsumen terhadap atribut sepeda motor bebek merek “Honda”
berdasarkan tingkat penghasilan.
a. Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut kualitas mesin
sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat penghasilan.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,700
lebih besar dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima Ha
ditolak, maksudnya tidak ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
kualitas mesin sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat
penghasilan.
b. Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut model sepeda motor
bebek merek “Honda” menurut tingkat penghasilan.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,717
lebih besar dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima Ha
ditolak, maksudnya tidak ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
model sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat penghasilan.
c. Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut harga jual kembali
sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat penghasilan.
106
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,195
lebih besar dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima Ha
ditolak, maksudnya tidak ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
harga jual kembali sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat
penghasilan.
d. Ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut cara pembayaran kredit
sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat penghasilan.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,007
lebih kecil dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho ditolak Ha
diterima, maksudnya ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
cara pembayaran kredit sepeda motor bebek merek “Honda” menurut
tingkat penghasilan.
e. Tidak ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut suku cadang sepeda
motor bebek merek “Honda” menurut tingkat penghasilan.
Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan F probabilitas sebesar 0,107
lebih besar dari F signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima Ha
ditolak, maksudnya tidak ada perbedaan sikap konsumen mengenai atribut
suku cadang sepeda motor bebek merek “Honda” menurut tingkat
penghasilan.
107
B. Keterbatasan
Meskipun penulis sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin,
namun penulis juga menyadari akan keterbatasan yang penulis lakukan, yaitu:
1. Keterbatasan kemampuan responden dalam menjawab kuesioner seperti
waktu, daya ingat, dan kesesuaian kondisi yang sebenarnya ada pada
responden dengan jawaban dalam kuesioner.
2. Mengingat teknik pengumpulan data hanya menggunakan kuesioner, maka
penulis tidak dapat mendeteksi kebenaran data yang diperoleh dari responden.
C. Saran
Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang penulis lakukan,
penulis dapat memberikan saran kepada pihak perusahaan, untuk menjadi
masukan dan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pemasaran di
masa akan datang. Tujuan agar setiap dealer tetap dapat menjalankan dan
meningkatkan usahanya dalam memasarkan produk sepeda motor bebek merek
“Honda” dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat ini.
1. Harga jual kembali pada sepeda motor bebek merek “Honda” perlu
dipertahankan agar tetap menjadi unggulan dengan inovasi produk dan
menyediakan suku cadang yang murah dengan kualitas yang baik.
2. Pihak dealer perlu menyempurnakan dan meningkatkan atribut yang lain
seperti atribut cara pembayaran kredit yang menempati urutan terakhir dalam
penelitian ini.
108
3. Dari hasil penelitian menunjukkan sikap konsumen sangat baik atau positif
terhadap sepeda motor bebek merek “Honda”. Maka perusahaan sebaiknya
tetap mempertahankan atribut-atribut yang ada pada motor “Honda” yaitu
pada atribut kualitas mesin, model, harga jual kembali, cara pembayaran
kredit, dan suku cadang.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi . (1987). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Ketiga, Jakarta: Bina Aksara.
Assael, Henry. (1995). Consumer Behaviour and Marketing Action. Fifth Edition,
South-Western College Publishing International Thompson Publishing. Engel, James F., Vlackwell, Roger D. Miniard. Paul W. (1994). Perilaku Konsumen.
Jilid I, Edisi 6, Jakarta: Bina Rupa Aksara. Gitosudarmo, Indriyo (1994). Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama Yogyakarta:
BPFE. Hadi, Sutrisno. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen. Jilid kedua, Edisi pertama.
Yogyakarta: Andi Offset. Kotler, Philip dan G. Amstrong.(1992).Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Intermedia. Loudon, David dan Albert J. Della Bitta. (1993). Consumer Behaviour, Concept and
Application. Second Edition, Singapore: Mc. Graw-Hill. Mc. Carthy, E. Jerome. (1985). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Peter, Paul J. dan Jerry C.Olson. (1999). Consumer Behavior, Perilaku Konsumen
dan Strategi Pemasaran. Jilid Pertama, Edisi Keempat, Jakarta: Erlangga. Pride, William M., O.C. Ferrel, (1995). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid Pertama,
Edisi ketujuh, Jakarta: Binarupa Aksara. Sudjana, (1989). Metoda Statistika. Edisi kelima. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (1994). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Swastha, Basu dan T. Hani Handoko. (1987). Manajemen Pemasaran: Analisa
Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE. Swastha, Basu D.H (1984). Azas-Azas Marketing. Edisi Ketiga.Yogyakarta: Liberty. Swastha, Basu D.H. dan Bambang Irawan.(1985). Manajemen Pemasaran Modern.
Edisi kedua. Yogyakarta: Liberty.
Yogyakarta, Januari 2005
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
di Yogyakarta
Dengan hormat,
Dengan ini saya,
N a m a : R. Wisnu Riyandaru
Nomor Mahasiswa : 981334033
Mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, yang sedang menyusun skripsi dengan judul “Analisis
Sikap Konsumen Terhadap Produk Sepeda Motor Bebek Merek Honda Ditinjau Dari
Usia, Tingkat Pendidikan, Dan Tingkat penghasilan”.dengan Studi Kasus di desa
Trihanggo kecamatan Gamping kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, saya mohon bantuan Saudara untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang tersusun dalam kuesioner ini untuk memperoleh data
yang dibutuhkan.
Semua jawaban yang Saudara berikan hanya akan saya pergunakan untuk
penulisan skripsi. Untuk itu diharapkan kesediaan Saudara untuk membantu dengan
cara menjawab kuesioner ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Saudara yang telah
meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner ini.
Hormat saya,
R. Wisnu Riyandaru
KUESIONER
I. Identitas Responden
Berilah tanda silang (X) sesuai dengan identitas saudara:
1. Nama responden :
2. Jenis kelamin: Pria Wanita
3. Usia : a. 17 – 25 tahun
b. 26 – 35 tahun
c. 36 – 60 tahun
4. Pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMU/SMK
d. Akademi/PT
5. Pekerjaan
a. Pelajar/Mahasiswa
b. Pegawai Negeri
c. Pegawai Swasta
d. Pengusaha/Wiraswasta
e. Lain-lain
6. Penghasilan per bulan
a. Kurang dari Rp. 500.000
b. Rp. 500.000 - Rp. 1.500.000
c. Lebih dari Rp. 1.500.000
II. Ideal dan Belief
Petunjuk Pengisian
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat saudara dengan cara
memberikan tanda silang (X) pada kolom yang tersedia.
Pada kuesioner bagian II ini terdiri dari dua bagian:
1. Ideal yang menunjukkan suatu kondisi yang saudara harapkan atau inginkan
terhadap atribut Sepeda motor bebek merek Honda.
2. Belief atau kepercayaan yaitu pemikiran yang saudara yakini ada pada atribut
sepeda motor bebek merek Honda.
Setiap pernyataan mempunyai 5 alternatif jawaban:
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Netral (N)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
A. Berkaitan dengan Kualitas Mesin
Pernyataan Yang Dirasakan Harapan
SS S N TS STS SS S N TS STS
• Sepeda motor
Honda mesinnya
kuat dalam
tanjakan.
• Bahan bakarnya
sangat irit.
• Perawatannya
mudah.
• Mesinnya tahan
lama.
B. Berkaitan dengan Model
Pernyataan Yang Dirasakan Harapan
SS S N TS STS SS S N TS STS
• Bentuk atau body
ramping.
• Ragam warnanya
bermacam-macam
atau variatif.
• Perpaduan warna
serasi
C. Berkaitan dengan Harga Jual Kembali
Pernyataan Yang Dirasakan Harapan
SS S N TS STS SS S N TS STS
• Harga jual
kembalinya tinggi.
• Peminatnya
banyak sehingga
mudah dijual
kembali.
D. Berkaitan dengan Cara Pembayaran Kredit
Pernyataan Yang Dirasakan Harapan
SS S N TS STS SS S N TS STS
• Bunga ringan.
• Uang muka cukup
rendah.
• Ada asuransinya
dalam masa kredit.
E. Berkaitan dengan Suku Cadang
Pernyataan Yang Dirasakan Harapan
SS S N TS STS SS S N TS STS
• Suku cadang mudah
didapat.
• Harganya murah.
III. Atribut Sepeda Motor Honda
Di bawah ini terdapat lima (5) atribut sepeda motor bebek merek Honda.
Tuliskan angka 1, 2, ….5 dalam kurung ( ) untuk menyatakan
urutan/rangking/tingkat kepentingan atribut tersebut bagi anda. Di mana atribut
dengan rangking 1 adalah paling penting menurut anda, rangking 2 lebih penting
dari rangking 3 atau seterusnya.
( ) Kualitas mesin
( ) Model
( ) Harga jual kembali
( ) Cara pembayaran kredit
( ) Suku cadang