Nasihat Syaikh Muqbil Rahimahullah terhadap penuntut ilmu dan seorang da'i agar tidak disibukkan...

1
Nasihat Syaikh Muqbil Rahimahullah terhadap penuntut ilmu dan seorang da'i agar tidak disibukkan dari belajar-mengajar karena mencari nafkah Berkata Syaikh Muqbil Al-Wadi'i rahimahullah pada permasalahan mengambil upah dalam tahdits: "Tapi afdhol dia ngajar demi Allah, apa yang memudharatkannya kalau dia mengamalkan sebagaimana para ulama terdahulu amalkan, diantara mereka ada tukang besi, ada penjual bibit/biji-bijian, ada penjual sayur, dan sebagainya bermacam- macam kerjaan, sampai jual luban (getah pohon), jual susu sapi, ada tukang jagal, mereka mencari nafkah kemudian setelah itu mereka juga (tidak lupa) duduk ngajar, akan tetapi pada zaman sekarang ini barangsiapa yang hendak mencari nafkah sekaligus belajar atau ngajar dia mesti hidup apa adanya, karena kami dapati sebagian orang hendak menjamak antara ini dan itu akhirnya malah disibukkan, karena manusia sekarang sudah meluas (kebutuhannya) akhirnya dia butuh meluangkan semua waktunya untuk bekerja, itupun syukur kalau dia bisa memenuhi kebutuhan rumahnya, tapi kalau dia mau merasa cukup dan menetapi keadaan salaf ridhwanulllahi 'alahim tentu dia bisa (bekerja sambil belajar atau mengajar), apa yang memudharatkan seorang penuntut ilmu kalau dia makan sedikit kurma di pagi hari?! Dan minum segelas susu, mungkin dia bisa tahan sampai dzuhur, kemudian di waktu dzuhur dia makan begitu seterusnya." [As-Sair Al-hatsits Syarh Ikhtishar 'Ulumu Al-Hadits hal.215 cet. Darul Atsar ]. Akhukum fillah: Shiddiq bin Muhammad Al-Bugisi Jum'ah 1 Rajab 1432 di Darul Hadits Dammaj harasahallah

description

Nasihat Syaikh Muqbil Rahimahullah terhadap penuntut ilmu dan seorang da'i agar tidak disibukkan dari belajar-mengajar karena mencari nafkahبسم الله الحمن الرحيمالحمد لله رب العلمين القائل: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ } [المنافقون: 9وقال: {رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ } [النور: 37والصلاة والسلام على نبي الأمين القائل: ((فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُلْهِيَكُمْ كَمَا أَلْهَتْهُمْ)). أخرجه البخاريما أخشى عليكم الفقر ولكن أخشى عليكم التكاثر وما أخشى عليكم الخطأ ولكن أخشى عليكم العمد)) أخرجه أحمد وحسنه إمام الوادعي في "الصحيح المسند" رقم: 1349. أما بعدBerkata Syaikh Muqbil Al-Wadi'i rahimahullah pada permasalahan mengambil upah dalam tahdits: "Tapi afdhol dia ngajar demi Allah, apa yang memudharatkannya kalau dia mengamalkan sebagaimana para ulama terdahulu amalkan, diantara mereka ada tukang besi, ada penjual bibit/biji-bijian, ada penjual sayur, dan sebagainya bermacam-macam kerjaan, sampai jual luban (getah pohon), jual susu sapi, ada tukang jagal, mereka mencari nafkah kemudian setelah itu mereka juga (tidak lupa) duduk ngajar, akan tetapi pada zaman sekarang ini barangsiapa yang hendak mencari nafkah sekaligus belajar atau ngajar dia mesti hidup apa adanya, karena kami dapati sebagian orang hendak menjamak antara ini dan itu akhirnya malah disibukkan, karena manusia sekarang sudah meluas (kebutuhannya) akhirnya dia butuh meluangkan semua waktunya untuk bekerja, itupun syukur kalau dia bisa memenuhi kebutuhan rumahnya, tapi kalau dia mau merasa cukup dan menetapi keadaan salaf ridhwanulllahi 'alahim tentu dia bisa (bekerja sambil belajar atau mengajar), apa yang memudharatkan seorang penuntut ilmu kalau dia makan sedikit kurma di pagi hari?! Dan minum segelas susu, mungkin dia bisa tahan sampai dzuhur, kemudian di waktu dzuhur dia makan begitu seterusnya." [As-Sair Al-hatsits Syarh Ikhtishar 'Ulumu Al-Hadits hal.215 cet. Darul Atsar ].سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

Transcript of Nasihat Syaikh Muqbil Rahimahullah terhadap penuntut ilmu dan seorang da'i agar tidak disibukkan...

Page 1: Nasihat Syaikh Muqbil Rahimahullah  terhadap penuntut  ilmu dan seorang da'i  agar tidak disibukkan dari belajar-mengajar karena mencari nafkah

Nasihat Syaikh Muqbil Rahimahullah terhadap penuntut ilmu dan seorang da'i

agar tidak disibukkan dari belajar-mengajar karena mencari nafkah

Berkata Syaikh Muqbil Al-Wadi'i rahimahullah pada permasalahan mengambil upah dalam tahdits: "Tapi afdhol dia ngajar demi Allah, apa yang memudharatkannya kalau dia mengamalkan sebagaimana para ulama terdahulu amalkan, diantara mereka ada tukang besi, ada penjual bibit/biji-bijian, ada penjual sayur, dan sebagainya bermacam-macam kerjaan, sampai jual luban (getah pohon), jual susu sapi, ada tukang jagal, mereka mencari nafkah kemudian setelah itu mereka juga (tidak lupa) duduk ngajar, akan tetapi pada zaman sekarang ini barangsiapa yang hendak mencari nafkah sekaligus belajar atau ngajar dia mesti hidup apa adanya, karena kami dapati sebagian orang hendak menjamak antara ini dan itu akhirnya malah disibukkan, karena manusia sekarang sudah meluas (kebutuhannya) akhirnya dia butuh meluangkan semua waktunya untuk bekerja, itupun syukur kalau dia bisa memenuhi kebutuhan rumahnya, tapi kalau dia mau merasa cukup dan menetapi keadaan salaf ridhwanulllahi 'alahim tentu dia bisa (bekerja sambil belajar atau mengajar), apa yang memudharatkan seorang penuntut ilmu kalau dia makan sedikit kurma di pagi hari?! Dan minum segelas susu, mungkin dia bisa tahan sampai dzuhur, kemudian di waktu dzuhur dia makan begitu seterusnya." [As-Sair Al-hatsits Syarh Ikhtishar 'Ulumu Al-Hadits hal.215 cet. Darul Atsar ].

Akhukum fillah: Shiddiq bin Muhammad Al-Bugisi Jum'ah 1 Rajab 1432 di Darul Hadits Dammaj harasahallah