Nasib Nelayan Di Negara Bahari

5
Nasib nelayan di negara bahari ini kian terpuruk. Minimnya sarana produksi teknologi dan alat tangkap, bahan bakar minyak dan modal membuat nelayan tetap melarat. Belum lagi ketika harus dihadapi dengan kondisi cuaca ekstrem, maka nasib nelayan ini akan semakin terpuruk. Data Koordinator Program Koalisi Rakyat untuk keadilan Perikanan (Kiara) menyebutkan, jumlah nelayan miskin saat ini 7,87 juta orang. Sekitar 25,14 persen dari penduduk miskin nasional. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diminta untuk membuka matanya. Apa yang dicanangkan oleh pemerintah melalui program-programnya, jangan menjadi pepesan kosong. Nasib nelayan yang semakin terpuruk dirasakan oleh Sarkawi, nelayan asal Desa Sigar penjalin, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Sekitar 7 kelompok nelayan, masing-masing kelompok ada sekitar 15 orang. Kondisinya sangat memprihatinkan, tidak ada sentuhan sama sekali baik dari pemerintah daerah maupun dari pemerintah pusat. Sumber : www.stat.ks.kidsklik.com Profesi nelayan dari sosok pekerja keras seperti Sarkawi ini merupakan profesi turun temurun. Masa kecilnya dia habiskan di tengah tingginya gelombang laut . Nyawa sebagai taruhan , ketika harus menaklukan ganasnya terjangan ombak. “Profesi ini warisan, sejak lahir saya sudah mengenal

description

Nasib nelayan di negara bahari ini kian terpuruk

Transcript of Nasib Nelayan Di Negara Bahari

Page 1: Nasib Nelayan Di Negara Bahari

Nasib nelayan di negara bahari ini kian terpuruk. Minimnya sarana produksi teknologi dan alat tangkap, bahan bakar minyak dan modal membuat nelayan tetap melarat. Belum lagi ketika harus dihadapi

dengan kondisi cuaca ekstrem, maka nasib nelayan ini akan semakin terpuruk.

Data Koordinator Program Koalisi Rakyat untuk keadilan Perikanan (Kiara) menyebutkan, jumlah nelayan miskin saat ini 7,87 juta orang. Sekitar 25,14 persen dari penduduk miskin nasional. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diminta untuk membuka matanya. Apa yang dicanangkan oleh pemerintah melalui program-programnya, jangan menjadi pepesan kosong.

Nasib nelayan yang semakin terpuruk dirasakan oleh Sarkawi, nelayan asal Desa Sigar penjalin, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Sekitar 7 kelompok nelayan, masing-masing kelompok ada sekitar 15 orang. Kondisinya sangat memprihatinkan, tidak ada sentuhan sama sekali baik dari pemerintah daerah maupun dari pemerintah pusat.

Sumber : www.stat.ks.kidsklik.com

Profesi nelayan dari sosok pekerja keras seperti Sarkawi ini merupakan profesi turun temurun. Masa kecilnya dia habiskan di tengah tingginya gelombang laut. Nyawa sebagai taruhan, ketika harus menaklukan ganasnya terjangan ombak. “Profesi ini warisan, sejak lahir saya sudah mengenal lautan. Bahkan, biaya sekolah pun saya hasilkan dari nelayan,” kata Sarkawi bercerita pengalamannya sebagai nelayan.

Meski harus bersekolah, pria kelahiran 27 Desember 1986 mengaku tidak pernah meninggalkan pekerjaannya. Bahkan, dia harus rela meluangkan waktu belajarnya di tengah laut. Bagi dia, hal

Page 2: Nasib Nelayan Di Negara Bahari

seperti itu sudah merupakan hal yang biasa. Pagi jadi malam, malam jadi pagi. “Waktu saya sekolah SMA, malam saya melaut, pulang subuh. Dan tidur sampe jam 11, jam 12 saya berangkat sekolah terus menerus setiap hari sampai lulus,” beber pria yang menjadi tulang punggung keluarga ini.

Sumber : www.medanmagazine.com

Semangatnya sangat luar biasa, meski ombak menerjang kapal dan membelahnya di tengah lautan, tidak menjadikan dia mundur atau berhenti menjadi nelayan. Pengalaman itu kata dia menjadi semangat untuk menghidupi empat orang adik-adiknya yang masih duduk di bangku SD, SMP dan SMA. 

“Padahal penghasilan saya tidak terlalu besar, saat cuaca bagus, penghasilan bisa sampai Rp 300.000 dari hasil tangkapan ikan saya, itupun harus dibagi dengan teman-teman lain. Namun, itu tidak terjadi setiap hari. Sering pula saya hanya bisa membawa pulang Rp 5.000, padahal untuk makan sekeluarga setidaknya butuh Rp 50.000 per hari,” katanya, jika tidak melaut maka mencari pekerjaan lain seperti kuli bangunan, buruh panggul atau kerjaan lainnya.

Mengenai hal ini, pria yang juga menjadi Ketua Perkumpulan Nelayan INDUNG (Ikatan Nelayan Dayan Gunung) menyesalkan kurang perhatiannya pemerintah terhadap nasib nelayan di wilayah kami, padahal kami sangat membutuhkan bantuan-bantuan seperti itu. Tapi harapan tinggal harapan, karena dari saya kecil tidak pernah ada bantuan kepada kami sebagai nelayan,” bebernya.

Page 3: Nasib Nelayan Di Negara Bahari

Sarkawi bahkan sedikit bingung dengan sikap pemerintah yang justru gampang memberikan bantuan kepada orang-orang yang bukan nelayan. Ini tentu membuat kekecewaan bagi teman-teman nelayan. Untuk kapal pun, katanya nelayan di daerahnya tidak ada yang punya kapal yang bisa mencapai tengah laut. Yang ada hanya kapal-kapal kecil yang jarak tempuhnya tentu terbatas. “Kalau dilihat sangat menyayat hati. Belum lagi perlengkapan yang sangat minim, pemerintah harus segera memperhatikan nasib kami,” ungkapnya.

Sumber : www.deviantart.net

Karena alat tangkap yang sangat minim, jenis ikan yang ditangkap pun tidak begitu banyak. Bahkan, hanya ikan-ikan kecil seperti ikan layar, ikan teri. Kalau ada musimnya, ada juga yang dapat ikan-ikan besar. Sekali lagi, kata dia karena peralatan yang minim, jarang sekali dapat ikan yang besar-besar. “Kalau ikan Tuna harus ada peralatan khusus, sementara di sini perlengkapan kami sangat minim,” tegasnya.

Sebagai nelayan yang kurang mendapat perhatian, Sarkawi berharap ada perhatian khusus dari pemerintah daerah maupun pusat untuk kehidupan yang layak. Tidak dalam bentuk dana, ada alternative lain, seperti barang atau peralatan untuk melaut. “Jika ada dan kapal juga tidak diberikan, ya ada bantuan dalam bentuk pembinaan, agar kami bisa mendirikan koperasi yang tentunya untuk membantu para nelayan. Kami nelayan ini juga kan rakyat Indonesia, kenapa kami selalu di marginalkan, mudah-mudahan pemerintah bisa terusik hatinya untuk bisa membantu kami,” tegasnya seraya menyatakan, kurangnya informasi yang menyebabkan ketidaktahuan dari para

Page 4: Nasib Nelayan Di Negara Bahari

nelayan itu sendiri akan adanya bantuan-bantuan pemerintah.

Sumber : ww.static.panoramio.com

Sarkawi merasa adanya PPNSI yang mau memberikan informasi menjadi alat penolong sampai saat ini. “Kita meminta kepada PPNSI untuk terus memperjuangkan nasib-nasib nelayan yang ada di wilayah kami khususnya, dan nelayan Indonesia secara umum,” tandasnya.

Penulis : Athaya

Editor : Dhawilani

Sumber : Maritime Magazine Edisi 21/Tahun II/Juni 2012