Kabar Bahari XII

40
Jelajah Nama dan Peristiwa Setara Nopember - Desember 2014 Hadiah Buku Isabella Lovin Masih Ada Alih Muatan di Indonesia Nurhidayah: Melawan KDRT, Menggerakkan Ekonomi Perempuan Nelayan KEPITING Sertifikasi dan Nihilnya Peran Negara Tokoh

description

KABAR BAHARI adalah Buletin dua bulanan terbitan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) yang mengangkat dinamika isu kenelayanan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

Transcript of Kabar Bahari XII

Page 1: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 20141

Jelajah Nama dan Peristiwa Setara

Nopember - Desember 2014

Hadiah Buku Isabella Lovin

Masih Ada Alih Muatan di Indonesia

Nurhidayah: Melawan KDRT, Menggerakkan Ekonomi Perempuan

Nelayan

KEPITINGSertifikasi dan Nihilnya Peran Negara

Toko

h

Page 2: Kabar Bahari XII

KEPITINGSertifikasi dan Nihilnya Peran Negara

Nopember - Desember 2014

KABAR BAHARI adalah Buletin dua bulanan terbitan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) yang mengangkat dinamika isu kenelayanan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

DEWAN REDAKSIPemimpin Redaksi: Abdul HalimRedaktur Pelaksana: Selamet DaroyniSidang Redaksi: Susan Herawati, Ahmad Marthin Hadiwinata, Rifki Furqan, Susi Oktapiana, Irma Yanti, AntoKontributor: SuhanaDesain Grafis: Dodo

Alamat RedaksiJl Manggis Blok B Nomor 4 Perumahan Kalibata Indah, Jakarta 12750Telp./Faks: +62 21 799 3528Email: [email protected]: www.kiara.or.id

Hadiah Buku Isabella Lovin

Masih Ada Alih Muatan di Indonesia

Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan [Bagian 3/3]

BAKORKAMLA dan BAKAMLA [Bagian 2/2]

4

12

9

16

24

DAF TAR ISI

Nama dan Peristiwa

Kemudi

Jelajah

Kebijakan

Nurhidayah:Melawan KDRT, Menggerakkan Ekonomi Perempuan Nelayan

14Setara

Konsultasi Hukum

Bona Beding:Menjaga Kearifan Lamalera

Penuhi Akses Air Bersih Desa Pesisir

Kepiting Bumbu Kuning

33

37

39

Tokoh

Pernak Pernik

Dapur

Page 3: Kabar Bahari XII

Kepiting, Dari Indonesia ke Pasar Dunia

CatatanREDAKSI

Kepiting menjadi primadona makanan laut (seafood) di negara-negara Asia, Amerika Serikat dan Eropa. Indonesia merupakan produsen kepiting dan pemasok terbesar di pasar-pasar dunia. Nilainya cukup fantastis. Untuk semester I tahun 2013 sudah menembus angka US$ 198,0 juta atau Rp 2,25 triliun.

Pusat Data dan Informasi KIARA (Desember 2014) mencatat untuk semester I tahun 2013, ekspor kepiting dan produk olahannya mencapai 19.786 ton. Volume ekspor ini meningkat 25,76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 15.733 ton. Adapun nilai ekspor kepiting tercatat pada tahun 2012 lalu US$ 183,7 juta pada semester I atau setara Rp 2,09 triliun, menjadi US$ 198,0 juta (Rp 2,25 triliun) naik 7,82% pada semester I tahun ini. Amerika Serikat menjadi pasar ekspor kepiting terbesar dengan volume ekspor 5.711 ton senilai USD 104,7 juta atau Rp 1,193 triliun.

Di samping Amerika Serikat, destinasi ekspor kepiting Indonesia adalah Tiongkok, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Malaysia, Singapura dan Jepang (Asia), serta Kanada, Italia, Spanyol, dan Belanda (Eropa). Di akhir tahun 2013, Tiongkok menjadi konsumen terbesar kepiting Indonesia dengan volumen sebanyak 43,358 ton atau senilai USD 120,298.9 juta (BPS, Desember 2013).

Sejauh ini proses pengambilan kepiting masih tergantung dari alam. Adapun jika ketergantungan dengan alam produksinya menjadi tidak menentu terkadang banyak, bisa sedikit, bahkan musim tertentu tidak ada.

Tingginya konsumsi kepiting dunia mendorong berbagai pihak untuk memproduksi dan menjualnya sebanyak mungkin, termasuk menyediakan sensor perdagangannya, seperti yang dilakukan di Amerika Serikat: Alaska Crab Certification (Sertifikasi Kepiting Alaska). Ironisnya, negara produsen justru tunduk pada aturan ini ketimbang mengambil peran.

Munculnya aturan sertifikasi ini didalangi oleh permintaan pasar dan konsumen, serta mengabaikan kepentingan produsen. Dari rantai makanannya, nelayan dan atau pembudidaya kepiting justru kecil kesejahteraannya dibandingkan dengan distributor dan eksportir, termasuk lembaga sertifikasi. Sudah saatnya negara hadir untuk melindungi dan menyejahterakan nelayan/pembudidaya kepiting!

KABAR BAHARI edisi November-Desember 2014 ini menghadirkan ulasan mengenai perdagangan kepiting di dunia sebagai sajian utama. Selain itu, juga terdapat narasi diplomasi maritim yang dilakukan oleh KIARA di Swedia (salah satu pasar produk perikanan Indonesia) dan informasi seputar akses air bersih di kampung-kampung nelayan. Selamat membaca dan semoga memberi manfaat.

Page 4: Kabar Bahari XII

Kemudi

Kepiting adalah hewan golongan krustasea yang termasuk ke dalam Ordo Decapoda, Subordo Pleocyemata, dan infraordo Brachyura, yang

umumnya dicirikan dengan adanya tonjolon “ekor” yang sangat pendek (Latin: brachys = pendek, Oura = ekor), atau dengan ciri bagian abdomen yang mengecil yang seluruhnya terlindung di bawah dada (thorax).

KEPITINGSertifikasi dan Nihilnya Peran Negara

Page 5: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 20145 Tubuh kepiting umumnya dilindungi oleh cangkang luar (eksoskeleton) yang tebal, dan memiliki sepasang senjata berupa cakar tunggal (chelae). Kepiting dapat ditemukan di seluruh lautan di dunia, sedangkan kepiting yang hidup di air tawar atau darat, kebanyakan hidup di daerah tropis. Kepiting dapat ditemukan dalam berbagai ukuran, mulai dari kepiting kacang (pea crab) yang memiliki ukuran lebar hanya beberapa milimeter saja, sampai dengan kepiting laba-laba Jepang, yang memiliki rentangan kaki sampai dengan 4 meter.

Kepiting memiliki jenis sekitar 850 spesies, di antaranya kepiting air tawar, kepiting darat atau kepiting semi-terestrial. Mereka dapat ditemukan di seluruh wilayah tropis maupun sub-tropis.

Kepiting seringkali menunjukkan tanda-tanda seksual dimorfisme. Kepiting jantan seringkali memiliki cakar yang lebih besar, suatu kecenderungan yang sering terjadi pada kepiting Uca (Fiddler Crab) genus Ocypodidae. Kepiting Uca jantan memiliki satu cakar yang tumbuh sangat besar, yang digunakan untuk berkomunikasi, khususnya untuk menarik perhatian kepiting betina. Perbedaan lain yang mencolok adalah bentuk perut (pleon). Pada hampir semua kepiting Uca jantan memiliki pleon yang sempit dan berbentuk segitiga, sementara pada kepiting betina memiliki pleon yang lebih lebar dan berbentuk bulat. Hal ini menunjukkan bahwa kepiting betina mengerami telur-telurnya yang telah dibuahi di pleopod.

Kepiting biasanya berjalan menyamping. Hal ini dikarenakan sendi-sendi kaki kepiting yang hanya memungkinkan cara berjalan kepiting yang lebih efisien ke arah samping. Tetapi terdapat pula beberapa jenis kepiting yang berjalan dengan arah maju ataupun mundur. Contohnya beberapa kepiting yang termasuk family Raninidae: Libinia emarginata dan Mictyris platycheles. Beberapa jenis kepiting, seperti family Portunidae dan Matutidae, juga memiliki kemampuan berenang.

Hampir semua kepiting merupakan hewan yang aktif dengan pola tingkah-laku yang kompleks. Kepiting-kepiting dapat berkomunikasi dengan cara memukul-mukul atau melambai-lambaikan capit mereka. Kepiting cenderung bersifat agresif terhadap kepiting-kepiting lainnya dan kepiting-kepiting jantan seringkali berkelahi hanya untuk memperebutkan kepiting betina. Kadang pula kepiting saling berkelahi untuk memperebutkan lubang perlindungan, berupa daerah karang berbatu, gua-gua dan celah-celah di daerah lepas pantai.

Kepiting adalah hewan omnivora. Makanan utama kepiting berupa ganggang, selain dapat pula memakan makanan lainnya, seperti moluska, cacing, jamur, bakteri, detritus dan jenis krustasea lainnya, bergantung pada spesies kepiting dan ketersediaan makanan. Bagi kebanyakan kepiting, campuran makanan berupa nabati dan hewani menghasilkan pertumbuhan dan kesehatan yang paling baik.

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 20145

Page 6: Kabar Bahari XII

6KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

Kepiting diketahui mempunyai sifat bekerja sama dalam menyediakan makanan dan perlindungan bagi keluarga mereka, dan selama musim pemijahan kepiting-kepiting jantan akan mencarikan lokasi yang nyaman bagi kepiting-kepiting betina untuk melepaskan telur-telur mereka.

Data menyebut bahwa kepiting memberikan kontribusi sebanyak 20% dari semua jenis krustasea laut, baik berupa hasil tangkapan, budidaya, maupun yang dikonsumsi di seluruh dunia. Volume tersebut mencapai sekitar 1 ½ juta ton per tahun. Seperlima dari jumlah tersebut berasal dari spesies Portunus trituberculatus. Jenis-jenis kepiting lainnya yang memiliki nilai ekonomis penting adalah Portunus pelagicus, beberapa spesies dalam genus Chionoecetes, kepiting biru (Callinectes sapidus), Charybdis spp., Cancer pagurus, kepiting Dungeness (Metacarcinus magister) dan kepiting bakau (Scylla serrata), yang masing-masing jenis dapat menghasilkan produk lebih dari 20.000 ton setiap tahun.

Manfaat gizi kepitingKepiting merupakan makanan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, penggemarnya pun cukup banyak. Hal ini tidak hanya dikarenakan rasanya yang nikmat, tapi juga karena kandungannya yang beragam.

Pertama, protein. Kandungan protein yang tinggi bermanfaat sebagai pembentuk enzim, pembentukan sel organ dan otot, pembentuk hormon,

perbaikan sel yang rusak, pengatur metabolisme, serta pembentuk sistem kekebalan tubuh.

Kedua, vitamin B12. Berfungsi untuk menghasilkan energi dan membantu pertumbuhan, meningkatkan metabolisme asam amino dan asam lemak, memproduksi sel darah merah, serta meningkatkan kesehatan syaraf dan kulit.

Ketiga, asam lemak omega-3. Kandungan asam lemak omega-3 pada kepiting berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah, sehingga dapat mencegah penyakit kardiovaskular ( jantung). Selain itu juga berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi sistem syaraf dan kesehatan mata, serta meningkatkan kecerdasan otak bila diberikan sejak dini.

Keempat, mineral selenium. Berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk mencegah kerusakan sel dari radikal bebas penyebab kanker dan penyakit jantung. Selain itu, juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi virus dan bakteri serta mencegah peradangan.

Kelima, mineral copper. Berfungsi sebagai komponen enzim redox, membantu pembentukan selda rah merah, otot, syaraf, tulang dan otak, serta mencegah penyakit tulang dan syaraf.

Keenam, mineral zinc. Berfungsi sebagai komponen pembentuk enzim-enzim tubuh, sel darah merah, sistem kekebalan tubuh, mencegah pembesaran prostat, serta mencegah kerontokan rambut.

Page 7: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 20147

Ketujuh, lemak jenuh. Kandungan lemak jenuhnya yang sangat rendah (0,2 gram/ 100gram) sangat cocok bagi kaum hawa yang sedang dalam program diet.

Permintaan pasarVolume ekspor kepiting melonjak 25,76% menjadi lebih dari 19.000 ton senilai 198 juta dolar AS. Volume ekspor kepiting ke Tiongkok tercatat mengalami lonjakan tertinggi, yakni lebih dari 94 persen. Ekspor kepiting lebih banyak dalam bentuk produk kalengan.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekspor kepiting dan produk olahannya mencapai 19.786 ton pada Januari-Juni 2013. Volume ekspor ini meningkat 25,76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 15.733 ton. Selain didorong oleh peningkatan permintaan, peningkatan nilai ekspor kepiting juga didukung oleh kenaikan harga. Nilai ekspor kepiting tercatat naik 7,82 persen dari 183,7 juta dolar AS atau setara Rp2,09 triliun (kurs Rp

11.400) pada semester I/2012 menjadi 198,0 juta dolar AS (Rp 2,25 triliun) pada semester I/2013.

Pada tahun 2010, volume ekspor kepiting ke Tiongkok tercatat baru 967 ton atau senilai 2,1 juta dolar AS (Rp23,9 miliar). Sejak 2011, volumenya melonjak 350 persen menjadi 4.379 ton senilai 16,0 juta dolar AS (Rp 182 miliar).

Tahun 2013, ekspor kepiting ke Tiongkok diproyeksi mengalami lonjakan tertinggi. Pasalnya, hingga semester I/2013, volumenya telah meningkat 94,25 persen menjadi 8.861 ton. Adapun nilainya melesat 114,46 persen dari 27,1 juta dolar AS (Rp308,9 miliar) pada semester I/2012 menjadi 58,19 juta dolar AS (Rp663,3 miliar).

Kendati demikian, Amerika Serikat tetap menjadi pasar ekspor kepiting terbesar dengan volume ekspor 5.711 ton senilai 104,7 juta dolar AS atau Rp 1,193 triliun.

Ekspor produk olahan kepiting meningkat. Namun, hal tersebut ditopang oleh impor bahan baku

morningbrayfarm.com

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 20147

Page 8: Kabar Bahari XII

8KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

kepiting, terutama dari Tiongkok. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga November 2013, ekspor produk kepiting dan rajungan Indonesia mencapai US$ 331 juta dengan volume 32.000 ton. Ekspor terbesar ditujukan ke China yakni US$ 85 juta dengan volume 12.500 ton.

Kemudian AS, US$172 juta (9.500 ton).Setelah itu Jepang sebesar US$27 juta (2.200 ton). Adapun Uni Eropa sebesar US$ 15,4 juta dengan nilai 2.200 ton.

Tiingginya angka ekspor kepiting memicu eksploitasi berlebih dan pada akhirnya memerlukan tindakan penyelamatan. Sayangnya, upaya ini terlampau memihak konsumen semata (consumers-oriented) dan mengabaikan kesejahteraan produsennya, termasuk dalam hal menangkap dan membudidayakan kepiting. Contohnya di Amerika Serikat.

Abaikan produsenKepedulian konsumen di Amerika Serikat (AS) dan Eropa terhadap konservasi habitat kepiting semakin tinggi. Kesadaran itu mendorong konsumen membatasi konsumsi kepiting. Mereka tidak mau membeli kepiting jika cara penangkapannya merusak lingkungan.

Kesadaran warga di AS sudah diwujudkan dengan keluarnya aturan ketat bagi kepiting yang masuk ke negara Paman Sam itu. Kepiting bisa masuk jika eksportir mengantongi sertifikat Marine Stewardship Council (MSC). Aturan ini telah diberlakukan mulai tahun 2012.

Jika memang ingin tetap mempertahankan pasar ekspor di AS, para petambak di negara-negara produsen tentu harus membekali diri dengan sertifikat MSC.

Masalahnya tidak mudah untuk mendapatkan sertifikat ini. Pasalnya, AS memberi persyaratan khusus. Salah satunya, eksportir harus memenuhi standar penangkapan kepiting sesuai kaidah MSC. Cara penangkapannya harus ramah lingkungan dan volume tangkapnya dibatasi. Aturan inilah yang mengebiri kepentingan nasional, di antaranya mengancam volume ekspor kepiting.

Jika eksportir ingin mengirim produk kepiting ke AS, mereka harus mengajukan sertifikat MSC. Ironisnya, negara (baca: Kementerian Kelautan dan Perikanan) justru tidak mengambil peran, sebaliknya justru menyerahkannya kepada pihak ketiga (swasta, baik LSM maupun korporasi) dengan motto: eksportir segera mengajukan sertifikasi agar tidak kehilangan pasar.

Sejauh ini, pemerintah Indonesia tidak membenarkan aksi penangkapan kepiting tanpa mempertimbangkan konservasi. Ia juga meminta pengusaha kepiting mendukung upaya konservasi dan menjaga habitat. Dengan membatasi penangkapan kepiting, pengusaha tetap bisa diuntungkan. Menurut Saut P. Hutagalung, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), jika pasokan semakin terbatas, maka harga jual kepiting justru bakal lebih tinggi.*** diolah dari berbagai sumber (AH)

Page 9: Kabar Bahari XII

Masih Ada Alih Muatan di Indonesia

Jelajah

Istilah Alih Muatan (transhipment) saat ini sudah menjadi perhatian semua pemangku kepentingan mulai dari Presiden, Menteri

sampai pada masyarakat lokal. Hal ini seiring dengan kebijakan fenomenal Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang tiba-tiba melarang kegiatan alih muatan di tengah laut, yang oleh menteri kelautan dan perikanan sebelumnya telah dilegalkan.

anta

rafo

to

Definisi Alih Muatan (transhipment) menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap adalah pemindahan ikan hasil tangkapan dari kapal penangkap ikan ke kapal pengangkut ikan atau pemindahan ikan hasil tangkapan dari kapal penangkap ikan ke kapal penangkap ikan (Pasal 1 Ayat [34]).

Penghentian kegiatan alih muatan tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Bahkan keseriusan

Page 10: Kabar Bahari XII

10KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

penghentian aktivitas alih muatan diperkuat dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No 58 Tahun 2014 tentang Disiplin Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Dalam Pelaksanaan Penghentian Sementara Perizinan Usaha Perikanan Tangkap, Alih Muatan (Transhipment) di Laut, dan Penggunaan Nahkoda dan Anak Buah Kapal (ABK) Asing.

Penghentian aktivitas alih muatan tersebut sangat baik guna meningkatkan aktivitas pelabuhan-pelabuhan yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Mengingat selama ini banyak ikan-ikan hasil tangkapan para nelayan yang dijual ditengah laut dan didaratkan langsung di pelabuhan di negara-negara asal kapal, khususnya China, Thailand, Vietnam dan Filipina. Akibatnya aktivitas di pelabuhan-pelabuhan perikanan nasional banyak yang terhenti dan hampir setiap tahun Industri pengolahan ikan nasional banyak kekurangan bahan baku. Oleh sebab itu, kebijakan penghentian aktivitas alih muatan sangat baik guna meningkatkan produksi perikanan nasional di setiap pelabuhan perikanan.

Namun demikian, walaupun Menteri Kelautan dan Perikanan sudah melarang aktitivas alih muatan, aktivitas tersebut masih berlangsung dilapangan. Berdasarkan survei (2014) terlihat bahwa aktivitas alih muatan masih dilakukan oleh para pengusaha perikanan nasional. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk menghemat biaya produksi akibat dari kenaikan harga bahan bakar

minyak. Terlebih ikan-ikan hasil tangkapan tidak bisa bertahan lama dalam kapal, sehingga perlu segera didaratkan di pelabuhan. Sementara aktivitas penangkapan ikan dilaut masih mereka lakukan, sehingga tidak ada jalan lain selain dititipkan (dialih-muatkan) kepada kapal-kapal yang akan segera kembali ke pelabuhan. Oleh sebab itu, untuk mengoptimalkan kebijakan penghentian alih muatan ikan ditengah laut tersebut diperlukan prean aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat (publik) dalam mengawasi dilapangan.

Pertanyaannya bagaimana agar masyarakat dapat berperan aktif dalam mengawasi aktivitas alih muatan dilapangan?. Apakah kapal penangkap ikan yang mendaratkan ikan di setiap pelabuhan itu melakukan alih muatan atau tidak. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan (2014) ikan-ikan yang didaratkan disetiap pelabuhan dari setiap kapal umumnya dilengkapi dengan tanda pemilik ikan. Alat yang umum dipakai untuk dijadikan tanda pemilik pada ikan yang didaratakan adalah tali berwarna, kertas yang dibungkus plastik dan bahan lainnya yang relatif mudah didapat di lapangan. Setiap ikan yang didaratkan oleh setiap kapal di pelabuhan perikanan biasanya ditandai di bagian ekornya.

Pada saat berlakunya Permen Kelautan dan Perikanan No 26 Tahun 2013 yang melegalkan transhipment, ikan-ikan hasil tangkapan nelayan (Misalnya Nelayan B) yang dititipkan ke nelayan lain (Misalnya Nelayan A), dilaporkan

Page 11: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201411 dalam logbook yang ada di setiap pelabuhan pangkalan sebagai hasil tangkapan nelayan A dan nelayan B, akan tetapi pada saat Menteri Kelautan dan Perikanan Mengeluarkan Kebijakan yang menghentikan aktivitas alih muatan (transhipment) maka untuk mengelabui aktivitas tersebut, maka ikan-ikan hasil tangkapan nelayan B yang dititipkan ke nelayan A semuanya tercatat dalam logbook hasil tangkapan nelayan A. Karena kalau dicatat sebagai hasil tangkapan nelayan B, maka dapat dijadikan bukti kalau masih melakukan transhipment. Secara jelas tanda-tanda pemilik ikan pada setiap kapal dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Berdasarkan gambar diatas, pemerintah perlu memberikan solusi bagi para nelayan, agar dengan diberhentikannya aktivitas alih muatan, mereka tidak mengalami peningkatan

biaya produksi, khususnya terkait peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak. Dengan diberhentikannya aktivitas alih muatan, maka kapal-kapal penangkap ikan para nelayan akan semakin sering hilir-mudik antara pelabuhan pendaratan ikan dan wilayah tangkapnya. Karena ikan-ikan hasil tangkapan nelayan tersebut tidak bisa bertahan lama berada di atas kapal, semakin lama diatas kapal maka kwalitas ikan hasil tangkapannya akan menurun, akibatnya harga jualnya akan menurun. Oleh sebab itu kapal-kapal penangkap ikan tersebut akan semakin sering hilir mudik ke pelabuhan. Dengan demikian kebutuhan BBM kapal-kapal nelayan tersebut dengan sendirinya akan meningkat. Oleh sebab itu diperlukan langkah agar biaya produksi lebih efisien, sehingga keuntungan mereka pun dapat terus meningkat.*** (SHN)

Gambar Contoh Tanda Pemilik Ikan ((A) dan (B)) Yang didaratkan Dari Kapal Penangkap Ikan Di Pelabuhan Perikanan

Page 12: Kabar Bahari XII

Ia menuliskan buku berjudul Tyst hav yang diterbitkan pada tahun 2007 di dalam bahasa Swedia. Buku ini banyak

mengulas tentang pengelolaan sumber daya perikanan di Swedia. Pada tahun 2012, buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul: Silent Seas. Buku ini memenangi 14 penghargaan dan mewarnai perdebatan di salah satu negara Skandinavia ini.

Nama dan Peristiwa

Di dalam buku tersebut, Isabella mengupas tata kelola sumber daya perikanan yang dianggapnya sudah melampaui ambang batas, perdagangan bebas yang merugikan negara mitra Swedia, dan kesejahteraan nelayan berhadapan dengan kebijakan kuota perikanan Uni Eropa, serta perang terhadap praktek pencurian ikan.

Ia menegaskan, “Negara-negara pencuri ikan harus dilibatkan untuk menyelesaikan kejahatan perikanan tersebut. Pemerintah Swedia telah menetapkan mekanisme khusus untuk mengatasi adanya produk perikanan ilegal yang memasuki pasar-pasar Swedia,” jelas Isabella saat ditanyai komitmen pemerintahannya oleh Abdul Halim, Sekretaris Jenderal KIARA (Indonesia), dalam pertemuan di Kantor Pemerintahan Swedia, Stockholm, bersama dengan perwakilan organisasi masyarakat sipil dari Swedia, Kenya, Thailand, Uganda, Malaysia dan Afrika Selatan.

Isabella berprofesi sebagai jurnalis selama 17 tahun dan kemudian dipercaya oleh Partai Hijau di Swedia untuk menjadi anggota DPR di tahun 2009. Ia terpilih sebagai anggota DPR Uni Eropa mewakili Swedia dan terlibat aktif dalam perdebatan isu

Hadiah Buku Isabella Lovin

Page 13: Kabar Bahari XII

kuota perikanan di dalam Kebijakan Perikanan Uni eropa (EU's Common Fisheries Policy). Setelah melalui perdebatan panjang, klausul kuota perikanan dibatalkan karena dianggap berujung kepada monopoli izin penangkapan ikan di seluruh perairan Eropa.

Pembatalan klausul kuota perikanan membikin Isabella lega. Ia berharap, “Lebih kurang 1 tahun perdebatan mengenai Kebijakan Perikanan Uni Eropa berlangsung. Ketersediaan sumber daya ikan sudah melampaui batas penangkapan. Tetapi saya meyakini dapat melakukan perubahan dan Pemerintah Swedia berkomitmen untuk melakukan perubahan tersebut. Jika semua pihak berhasil melakukannya, maka ancaman sunyinya laut (akibat habisnya stok ikan) tidak akan terjadi”.

Isabella memang perempuan tangguh. Ia kaya pengalaman, pengetahuan dan mampu berinteraksi dengan baik. Dua kali bertemu dengan Isabella di Copenhagen (Denmark,

Desember 2012) dan Stockholm (Swedia, November 2014) memberi peneguhan bahwa semua orang harus mendapatkan kesejahteraan yang layak dalam pengelolaan sumber daya laut. Perlawanan harus dikobarkan bila kekayaan laut hanya dinikmati oleh orang per orang. Kini Isabella dipercaya sebagai Menteri Kerjasama Pembangunan Internasional oleh Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven (lihat http://www.government.se/sb/d/576).

Di akhir pertemuan tersebut, penulis dihadiahi buah karya pikirnya Silent Seas dengan tandatangannya. Pemberian yang membuat iri kelima delegasi dari 6 negara lainnya. Semoga langkah diplomasi maritim ini mampu mengatasi perang terhadap praktek pencurian ikan yang digaungkan Presiden Jokowi. Terima kasih Isabella.***

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201413

Page 14: Kabar Bahari XII

Terlahir sebagai anak seorang nelayan, Nurhidayah memahami

bahwa kehidupan nelayan masih lekat dengan cap miskin. Di usianya yang belia, perempuan nelayan yang biasa disapa Dayah ini dinikahkan dengan nelayan asal Morodemak. Sebagai istri nelayan, kegiatan Dayah tidak pernah lebih dari sekadar kanca wingking (teman belakang).

Setara

NURHIDAYAH

Melawan KDRT,Menggerakkan EkonomiPerempuan Nelayan

Dari pernikahannya, Dayah dan suaminya dikaruniai 4 orang anak: 1 laki-laki dan 3 perempuan. Seiring waktu, pernikahan Dayah menemui titik nadir. Bertahun-tahun Dayah menjadi korban KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Hal ini diperburuk oleh minimnya pengetahuan perempuan nelayan tentang KDRT.

“Saya nrimo saja awalnya, karena saya pikir itu bentuk pengabdian. Sampai puncaknya saya sering babak belur karena dipukuli suami,” kenang Dayah.

KDRT yang acap kali terjadi diperburuk oleh minimnya pengetahuan kaum perempuan dalam memahami apa saja

bentuk kekerasan. Seperti yang terjadi pada Dayah, ia hanya menganggap kekerasan sebagai ‘kewajaran’ dan ‘pengabdian’.

“Sampai akhirnya bergabung dengan kelompok perempuan nelayan Puspita Bahari, bertemu dengan LBH Apik dan LBH Semarang, saya mendapatkan motivasi untuk mengubah diri dan anak-anak,” imbuh Dayah.

Tekad untuk berubah diwujudkan Dayah dengan membuat Gerakan Berani Jujur. Gerakan ini mendorong kaum perempuan yang mengalami KDRT untuk membuka diri. Saat menerima laporan, Dayah akan mengadukannya kepada pihak berwajib.

Page 15: Kabar Bahari XII

“Awalnya saya tidak bersedia, tapi saya lihat diri saya yang babak belur. Masa saya mau begini selamanya, saya juga takut anak saya meniru hal yang kurang baik seperti ini,” kenangnya.

Tindakan Dayah mendapat perlawanan dari lingkungan sekitar. Budaya patriarki yang kental membuat Dayah diasingkan. Namun berkat dukungan dari Masnu'ah (Ketua Dewan Pembina Puspita Bahari), Dayah mendapatkan dukungan untuk terus memperjuangkan hak kaum perempuan dan memberanikan diri berbicara tentang pengalamannya kepada orang-orang sekitar.

Muara Indah

Dua tahun berlalu, perubahan mulai dirasakan Dayah. Energi positif mulai ia tatap sebagai tujuan hidupnya. Mimpi dan motivasi Dayah kini hanyalah membuat keempat anaknya dapat bersekolah tinggi guna memperbaiki hidup dan lepas dari kemiskinan.

Dayah semakin giat dalam mendorong kemandirian perempuan nelayan di kampungnya. Ia mulai mengajak perempuan nelayan lainnya untuk mengolah hasil laut menjadi makanan kaya gizi dan mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Dari Puspita Bahari, Dayah belajar membuat kerupuk ikan. Ia pun terlibat aktif bersama koperasi dan memperkuat peran koperasi di kampungnya. Dayah sadar, permasalahan ekonomi menjadi pemicu terbesar dalam kasus-kasus KDRT di kampungnya.

“Sederhana saja, kalau suami sedang kena musim rendeng (cuaca ekstrem) tidak bisa melaut, tidak ada uang rokok, tidak ada uang jajan anak, pasti emosian. Perempuan yang sering dipukuli, dimaki atau paling umum disuruh cari hutangan,” ujar Dayah.

Dayah terus berjuang untuk membangkitkan ekonomi perempuan nelayan di kampungnya. Ia membentuk kelompok perempuan nelayan yang dinamainya Muara Indah dan bekerjasama dengan Puspita Bahari.

Beragam pelatihan telah ia ikuti dan bersama kelompoknya, beragam produk olahan khas pesisir telah ia hasilkan. Dayah terus memotivasi perempuan nelayan lainnya untuk mandiri dan tangguh. Dalam dirinya, Dayah berharap hadirnya keadilan sosial di kampung-kampung pesisir.

“Saya maunya tidak ada yang menindas dan tertindas. Hidup lurus sejalan, saling menghormati. Perempuan juga harusnya bisa lebih pintar, biar tidak sekadar dijadikan kanca wingking,” pesan Dayah kepada kaum perempuan nelayan lainnya.

Dayah kini menjadikan Muara Indah sebagai proyeksi harapannya terhadap kemandirian perempuan nelayab di Kabupaten Demak. Ia acapkali dianggap sebagai perempuan nelayan yang terlalu berani melawan arus. Di benak Dayah, melawan masih lebih terhormat dari pada sekadar ikut-ikutan. “Perbaikan nasib harus dijemput, bukan ditunggu,” tutup dayah penuh semangat.*** (SH)

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201415

Page 16: Kabar Bahari XII

SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN dan KEHUTANAN

[Bagian 3/3] Tabel Kelembagaan Pelaksana Penyuluhan

Nama dan Tingkatan

PemerintahTugas dan Fungsi Tanggung Jawab Struktur Dasar Pengaturan

Balai Penyuluhan

tingkat kecamatan

Balai Penyuluhan mempunyai tugas: a. menyusun programa penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten/kota; b. melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan; c. menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan pasar; d. memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha; e. memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya, dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan; dan f. melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.

Balai Penyuluhan berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha.

Balai Penyuluhan bertanggung jawab kepada badan pelaksana penyuluhan kabupaten/kota

Pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota.

Pos Penyuluhan tingkat desa/kelurahan

Fungsi Pos penyuluhan desa/kelurahan sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha untuk : a. menyusun programa penyuluhan; b. melaksanakan penyuluhan di desa/kelurahan; c. menginventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya; d. melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha; e. menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha; f. melaksanakan kegiatan rembug, pertemuan teknis, temu lapang, dan metode penyuluhan lain bagi pelaku utama dan pelaku usaha; g. memfasilitasi layanan informasi, konsultasi, pendidikan, serta pelatihan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; dan h. memfasilitasi forum penyuluhan perdesaan.

Pos penyuluhan desa/kelurahan merupakan unit kerja nonstruktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama

Kebijakan

Page 17: Kabar Bahari XII

Tabel Kelembagaan Pelaksana Penyuluhan

Nama dan Tingkatan

PemerintahTugas dan Fungsi Tanggung Jawab Struktur Dasar Pengaturan

Balai Penyuluhan

tingkat kecamatan

Balai Penyuluhan mempunyai tugas: a. menyusun programa penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten/kota; b. melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan; c. menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan pasar; d. memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha; e. memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya, dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan; dan f. melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.

Balai Penyuluhan berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha.

Balai Penyuluhan bertanggung jawab kepada badan pelaksana penyuluhan kabupaten/kota

Pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota.

Pos Penyuluhan tingkat desa/kelurahan

Fungsi Pos penyuluhan desa/kelurahan sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha untuk : a. menyusun programa penyuluhan; b. melaksanakan penyuluhan di desa/kelurahan; c. menginventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya; d. melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha; e. menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha; f. melaksanakan kegiatan rembug, pertemuan teknis, temu lapang, dan metode penyuluhan lain bagi pelaku utama dan pelaku usaha; g. memfasilitasi layanan informasi, konsultasi, pendidikan, serta pelatihan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; dan h. memfasilitasi forum penyuluhan perdesaan.

Pos penyuluhan desa/kelurahan merupakan unit kerja nonstruktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201417

Page 18: Kabar Bahari XII

18KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

Pembiayaan PenyuluhanSumber pembiayaan untuk penyuluhan disediakan melalui APBN, APBD baik provinsi maupun kabupaten/kota, baik secara sektoral maupun lintas sektoral, maupun sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Untuk pembiayaan bersumber dari APBN dialokasikan untuk pembiayaan yang berkaitan dengan tunjangan jabatan fungsional dan profesi, biaya operasional penyuluh PNS, serta sarana dan prasarana. Untuk pembiayaan bersumber dari APBD dialokasikan untuk penyelenggaraan penyuluhan di provinsi, kabupaten/

Tabel Peraturan Pelaksana Turunan UU Sistem Penyuluhan

No. Mandat Peraturan Turunan Tingkat Peraturan Organik Keterangan Pasal Status Peraturan Organik

Dua peraturan pemerintah yaitu:

1. Pembiayaan penyuluhan Peraturan pemerintah Pasal 33:Ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

PP No. 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

2. Pembinaan dan pengawasan Peraturan pemerintah Pasal 35 ayat (6):Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

Dua peraturan presiden yaitu:

3. Koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan optimalisasi kinerja penyuluhan pada tingkat pusat

Peraturan presiden Pasal 9 ayat (3):Untuk melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan optimalisasi kinerja penyuluhan pada tingkat pusat, diperlukan wadah koordinasi penyuluhan nasional nonstruktural yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan presiden.

PERPRES No. 10 Tahun 2011 tentang Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

4. Kelembagaan penyuluhan pemerintah Peraturan presiden Pasal 18:Ketentuan lebih lanjut mengenai kelembagaan penyuluhan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) diatur dengan peraturan presiden.

Rancangan Peraturan Presiden Tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan3

Tujuh peraturan menteri

Page 19: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201419 kota, kecamatan, dan desa. Pembiayaan untuk penyuluhan yang diselenggarakan oleh penyuluh swasta dan penyuluh swadaya dapat dibantu oleh Pemerintah dan pemerintah daerah.

Tabel Peraturan Pelaksana Turunan UU Sistem Penyuluhan

No. Mandat Peraturan Turunan Tingkat Peraturan Organik Keterangan Pasal Status Peraturan Organik

Dua peraturan pemerintah yaitu:

1. Pembiayaan penyuluhan Peraturan pemerintah Pasal 33:Ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

PP No. 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

2. Pembinaan dan pengawasan Peraturan pemerintah Pasal 35 ayat (6):Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

Dua peraturan presiden yaitu:

3. Koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan optimalisasi kinerja penyuluhan pada tingkat pusat

Peraturan presiden Pasal 9 ayat (3):Untuk melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan optimalisasi kinerja penyuluhan pada tingkat pusat, diperlukan wadah koordinasi penyuluhan nasional nonstruktural yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan presiden.

PERPRES No. 10 Tahun 2011 tentang Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

4. Kelembagaan penyuluhan pemerintah Peraturan presiden Pasal 18:Ketentuan lebih lanjut mengenai kelembagaan penyuluhan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) diatur dengan peraturan presiden.

Rancangan Peraturan Presiden Tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan3

Tujuh peraturan menteri

Mandat Peraturan TurunanSetidaknya terdapat tiga mandat peraturan tindak lanjut dari suatu undang-undang yaitu peraturan pemerintah, peraturan presiden dan peraturan menteri. Mandat peraturan pelaksana dari UU Sistem Penyuluhan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Page 20: Kabar Bahari XII

20KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

No. Mandat Peraturan Turunan Tingkat Peraturan Organik Keterangan Pasal Status Peraturan Organik

5. Komisi Penyuluhan Nasional Peraturan menteri Pasal 10 ayat (3):Ketentuan lebih lanjut mengenai Komisi Penyuluhan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan menteri.

6. Standar, akreditasi, serta pola pendidikan dan pelatihan penyuluh

Peraturan menteri Pasal 21 ayat (3):Peningkatan kompetensi penyuluh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berpedoman pada standar, akreditasi, serta pola pendidikan dan pelatihan penyuluh yang diatur dengan peraturan menteri.

7. Pedoman penyusunan programa penyuluhan

Peraturan menteri Pasal 25:Ketentuan mengenai pedoman penyusunan programa penyuluhan diatur dengan peraturan menteri.

Empat Peraturan Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota

8. Kebijakan Penyuluhan Peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Pasal 6 ayat (3):Kebijakan Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota

9. Strategi Penyuluhan Peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Pasal 7 ayat (3):Ketentuan lebih lanjut mengenai strategi penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota.

10. Mekanisme kerja dan metode penyuluhan

Peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Pasal 26 ayat (4):Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme kerja dan metode penyuluhan ditetapkan dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota.

11. pemanfaatan sarana dan prasarana Peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Pasal 31 ayat (4):Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan sarana dan prasarana diatur dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota.

Enam peraturan gubernur

12. Badan Koordinasi Penyuluhan pada tingkat provinsi

Peraturan gubernur Pasal 11 ayat (3):Untuk menunjang kegiatan Badan Koordinasi Penyuluhan pada tingkat provinsi dibentuk sekretariat, yang dipimpin oleh seorang pejabat setingkat eselon IIa, yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan gubernur.

Page 21: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201421 No. Mandat Peraturan Turunan Tingkat Peraturan Organik Keterangan Pasal Status Peraturan Organik

5. Komisi Penyuluhan Nasional Peraturan menteri Pasal 10 ayat (3):Ketentuan lebih lanjut mengenai Komisi Penyuluhan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan menteri.

6. Standar, akreditasi, serta pola pendidikan dan pelatihan penyuluh

Peraturan menteri Pasal 21 ayat (3):Peningkatan kompetensi penyuluh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berpedoman pada standar, akreditasi, serta pola pendidikan dan pelatihan penyuluh yang diatur dengan peraturan menteri.

7. Pedoman penyusunan programa penyuluhan

Peraturan menteri Pasal 25:Ketentuan mengenai pedoman penyusunan programa penyuluhan diatur dengan peraturan menteri.

Empat Peraturan Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota

8. Kebijakan Penyuluhan Peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Pasal 6 ayat (3):Kebijakan Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota

9. Strategi Penyuluhan Peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Pasal 7 ayat (3):Ketentuan lebih lanjut mengenai strategi penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota.

10. Mekanisme kerja dan metode penyuluhan

Peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Pasal 26 ayat (4):Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme kerja dan metode penyuluhan ditetapkan dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota.

11. pemanfaatan sarana dan prasarana Peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Pasal 31 ayat (4):Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan sarana dan prasarana diatur dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota.

Enam peraturan gubernur

12. Badan Koordinasi Penyuluhan pada tingkat provinsi

Peraturan gubernur Pasal 11 ayat (3):Untuk menunjang kegiatan Badan Koordinasi Penyuluhan pada tingkat provinsi dibentuk sekretariat, yang dipimpin oleh seorang pejabat setingkat eselon IIa, yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan gubernur.

Page 22: Kabar Bahari XII

22KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

No. Mandat Peraturan Turunan Tingkat Peraturan Organik Keterangan Pasal Status Peraturan Organik

13. Komisi Penyuluhan Provinsi Peraturan gubernur Pasal 12 ayat (3):Ketentuan lebih lanjut mengenai Komisi Penyuluhan Provinsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan gubernur.

Tujuh peraturan bupati/walikota

14. Pembentukan Badan pelaksana penyuluhan pada tingkat kabupaten/kota

Peraturan bupati/walikota Pasal 13 ayat (2):Badan pelaksana penyuluhan pada tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh pejabat setingkat eselon II dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota, yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota.

15. Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota Peraturan bupati/walikota Pasal 14 ayat (3):Ketentuan lebih lanjut mengenai Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur dengan peraturan bupati/walikota.

16. Balai Penyuluhan Peraturan bupati/walikota Pasal 15 ayat (3):Balai Penyuluhan bertanggung jawab kepada badan pelaksana penyuluhan kabupaten/kota yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota.

UU Sistem Penyuluhan memandatkan 24 peraturan organik sebagai peraturan turunan yang menjadi pedoman penjabaran tindak lanjut dari UU Sistem Penyuluhan ini. Masing-masing untuk peraturan pemerintah terdapat dua mandat peraturan pemerintah. Dua peraturan presiden, Tujuh peraturan menteri, Enam peraturan gubernur dan Tujuh peraturan bupati/walikota. Berdasarkan Pasal 40 UU Sistem Penyuluhan, 24 peraturan pelaksana tersebut harus ditetapkan paling lama 1 tahun sejak UU Sistem Penyuluhan ini dundangkan.

KesimpulanUU ini tidak membedakan situasi dan kondisi nelayan dengan tidak membedakan antara nelayan dan pelaku pengusaha perikanan. Sehingga sangat rentan adanya manipulasi program-program penyuluhan terjadi tidak tepat sasaran kepada nelayan yang butuh penyuluhan.

UU Sistem Penyuluhan memandatkan adanya pembentukan kelembagaan di setiap tingkatan pemerintahan dari level desa/kelurahan hingga tingkat pusat. Sehingga sangat penting bagi nelayan untuk dapat mengakses pengetahuan dari adanya

Page 23: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201423 No. Mandat Peraturan Turunan Tingkat Peraturan Organik Keterangan Pasal Status Peraturan Organik

13. Komisi Penyuluhan Provinsi Peraturan gubernur Pasal 12 ayat (3):Ketentuan lebih lanjut mengenai Komisi Penyuluhan Provinsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan gubernur.

Tujuh peraturan bupati/walikota

14. Pembentukan Badan pelaksana penyuluhan pada tingkat kabupaten/kota

Peraturan bupati/walikota Pasal 13 ayat (2):Badan pelaksana penyuluhan pada tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh pejabat setingkat eselon II dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota, yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota.

15. Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota Peraturan bupati/walikota Pasal 14 ayat (3):Ketentuan lebih lanjut mengenai Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur dengan peraturan bupati/walikota.

16. Balai Penyuluhan Peraturan bupati/walikota Pasal 15 ayat (3):Balai Penyuluhan bertanggung jawab kepada badan pelaksana penyuluhan kabupaten/kota yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota.

penyuluhan ini. UU Sistem Penyuluhan juga mengakui adanya penyuluh swadaya yang berasal dari pelaku utama. Ini bisa menjadi jalan untuk mengembangkan kapasitas nelayan dan petambak untuk meningkatkan.

Kelembagaan nelayan bisa menjadi jalan maasuk dalam pengembangan akses nelayan karena adanya fasilitasi pemerintah. Kelembagaan nelayan dapat difasilitasi dan diberdayakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah agar tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang kuat dan mandiri sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan para anggotanya.

(Footnotes)1 Pasal 32 ayat (2)

2 Sarana dan Prasarana yang memadai diperlukan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan penyuluhan dan kinerja penyuluh agar penyuluhan dapat diselenggarakan dengan efektif dan efisien Pemanfaatan sarana dan prasarana diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota (Pasal 31 ayat (4) UU Sistem Penyuluhan).

3 Diakses dari http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/component/content/article/125-peraturan-presiden/2608-rancangan-peraturan-presiden-tentang-kelembagaan-penyuluhan-pertanian-perikanan-dan-kehutanan.html.

Page 24: Kabar Bahari XII

Konsultasi HukumKonsultasi dipandu oleh:

Ahmad Marthin Hadiwinata, SH(Divisi Advokasi Hukum dan Kebijakan)

Perbandingan Bakorkamla BAKAMLA

Fungsi Pokok Fungsi Bakorkamla meliputi:a. perumusan dan penetapan kebijakan umum di

bidang keamanan lautb koordinasi kegiatan dalam pelaksanaan tugas

di bidang keamanan laut meliput: penjagaan, pengawasan, pencegahan dan pengamanan aktivitas masyarakat dan pemerintah di wilayah perairan Indonesia

c. pemberian dukungan teknis dan administrasi di bidang keamanan laut secara terpadu

Fungsi Bakamla meliputi:1a. menyusun kebijakan nasional di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah

perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia; b. menyelenggarakan sistem peringatan dini keamanan dan keselamatan di

wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia; c. melaksanakan penjagaan, pengawasan, pencegahan, dan penindakan

pelanggaran hukum di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

d. menyinergikan dan memonitor pelaksanaan patroli perairan oleh instansi terkait; e. memberikan dukungan teknis dan operasional kepada instansi terkait; f. memberikan bantuan pencarian dan pertolongan di wilayah perairan Indonesia

dan wilayah yurisdiksi Indonesia; dan g. melaksanakan tugas lain dalam sistem pertahanan nasional.

Kewenangan Hanya bersifat koordinatif yang dilaksanakan melalui Pelaksana Harian Bakorkamla

Pasal 63 UU Kelautan menjelaskan wewenang dari BAKAMLA, yaitu:a. melakukan pengejaran seketika;b. memberhentikan, memeriksa, menangkap, membawa, dan menyerahkan kapal

ke instansi terkait yang berwenang untuk pelaksanaan proses hukum lebih lanjut; dan

c. mengintegrasikan sistem informasi keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia.

Wewenang yang diatur dalam Perpres No. 178 Tahun 2014 sama dengan yang diatur dalam Pasal 63 UU Kelautan.

Tata Laksana Organisasi Pelaksana Harian BAKORKAMLA yang dipimpin oleh kepala Pelaksana Harian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Ketua Bakorkamla.Struktur Organisasi Pelaksana Harian yang terdiri dari:a. Tim Koordinasi Keamanan Laut disebut TIM

KORKAMLA;b. Sekretariat Pelaksana Harian BAKORKAMLA;c. Pusat.

Dalam pelaksanaan tugas, dapat dibentuk Satuan Tugas Koordinasi KEamanan Laut, yang selanjutnya disebut SATGAS KORKAMLA

UU Kelautan hanya mengatur pimpinan Kepala BAKAMLA dan dibantu oleh sekretaris utama dan beberapa deputi.2 Pasal 5 Perpres No. 178 Tahun 2014 menjabarkan susunan organisasi BAKAMLA yang terdiri atas:a. Kepala;b Sekretariat Utamac. Deputi Bidang Kebijakan dan Strategi;d. Deputi Bidang Operasi dan Latihan; dane. Deputi Bidang Informasi, Hukum dan Kerja Sama.

Perpres 178/2014 memandatkan adanya pembentuk unsur pengawas yang dilakukan oleh Inspektorat Pengawasan. Serta memandatkan adanya pembentukan Kantor Keamanan Laut Zona Maritim, Unit Penindakan Hukum dan Unit Pelaksana Teknis.

BAKORKAMLAdanBAKAMLA(Bagian 2/2)

Page 25: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201425 Redaksi KABAR BAHARI membuka forum diskusi dan tanya jawab tentang hukum kelautan dan perikanan. Pertanyaan atau topik diskusi dapat disampaikan ke alamat Redaksi KABAR BAHARI, Jl Manggis Blok B Nomor 4 Perumahan Kalibata Indah Jakarta 12750 Telp./Faks: +62 21 799 3528, atau email : [email protected]

Disclaimer:Seluruh informasi dan data yang disediakan dalam Rubrik Konsultasi Hukum adalah bersifat umum dan disediakan untuk

tujuan pendidikan dan advokasi. Dengan demikian tidak dianggap sebagai suatu nasehat hukum.

Disarankan untuk mengecek kembali dasar hukum dan daftar sumber bacaan yang digunakan dalam rubrik ini untuk memastikan peraturan perundang-undangan yang digunakan masih berlaku.

Perbandingan Bakorkamla BAKAMLA

Fungsi Pokok Fungsi Bakorkamla meliputi:a. perumusan dan penetapan kebijakan umum di

bidang keamanan lautb koordinasi kegiatan dalam pelaksanaan tugas

di bidang keamanan laut meliput: penjagaan, pengawasan, pencegahan dan pengamanan aktivitas masyarakat dan pemerintah di wilayah perairan Indonesia

c. pemberian dukungan teknis dan administrasi di bidang keamanan laut secara terpadu

Fungsi Bakamla meliputi:1a. menyusun kebijakan nasional di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah

perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia; b. menyelenggarakan sistem peringatan dini keamanan dan keselamatan di

wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia; c. melaksanakan penjagaan, pengawasan, pencegahan, dan penindakan

pelanggaran hukum di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

d. menyinergikan dan memonitor pelaksanaan patroli perairan oleh instansi terkait; e. memberikan dukungan teknis dan operasional kepada instansi terkait; f. memberikan bantuan pencarian dan pertolongan di wilayah perairan Indonesia

dan wilayah yurisdiksi Indonesia; dan g. melaksanakan tugas lain dalam sistem pertahanan nasional.

Kewenangan Hanya bersifat koordinatif yang dilaksanakan melalui Pelaksana Harian Bakorkamla

Pasal 63 UU Kelautan menjelaskan wewenang dari BAKAMLA, yaitu:a. melakukan pengejaran seketika;b. memberhentikan, memeriksa, menangkap, membawa, dan menyerahkan kapal

ke instansi terkait yang berwenang untuk pelaksanaan proses hukum lebih lanjut; dan

c. mengintegrasikan sistem informasi keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia.

Wewenang yang diatur dalam Perpres No. 178 Tahun 2014 sama dengan yang diatur dalam Pasal 63 UU Kelautan.

Tata Laksana Organisasi Pelaksana Harian BAKORKAMLA yang dipimpin oleh kepala Pelaksana Harian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Ketua Bakorkamla.Struktur Organisasi Pelaksana Harian yang terdiri dari:a. Tim Koordinasi Keamanan Laut disebut TIM

KORKAMLA;b. Sekretariat Pelaksana Harian BAKORKAMLA;c. Pusat.

Dalam pelaksanaan tugas, dapat dibentuk Satuan Tugas Koordinasi KEamanan Laut, yang selanjutnya disebut SATGAS KORKAMLA

UU Kelautan hanya mengatur pimpinan Kepala BAKAMLA dan dibantu oleh sekretaris utama dan beberapa deputi.2 Pasal 5 Perpres No. 178 Tahun 2014 menjabarkan susunan organisasi BAKAMLA yang terdiri atas:a. Kepala;b Sekretariat Utamac. Deputi Bidang Kebijakan dan Strategi;d. Deputi Bidang Operasi dan Latihan; dane. Deputi Bidang Informasi, Hukum dan Kerja Sama.

Perpres 178/2014 memandatkan adanya pembentuk unsur pengawas yang dilakukan oleh Inspektorat Pengawasan. Serta memandatkan adanya pembentukan Kantor Keamanan Laut Zona Maritim, Unit Penindakan Hukum dan Unit Pelaksana Teknis.

Page 26: Kabar Bahari XII

26KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

Perbandingan Bakorkamla BAKAMLA

Penjelasan Tugas Fungsi Kelembagaan

Tim KORKAMLA dibentuk oleh Ketua Bakorkamla;Dipimpin oleh Kepala Pelaksana Harian BAKORKAMLA dengan anggota pejabat eselon I atau sederajat yang secara fungsional mewakili Instansi Pemerintah Anggota BAKORKAMLA dan Instansi/Lembaga Pemerintah Lainnya yang dipandang Perlu.

Tugas:a. Meniyapkan rancanan dan kebijakan umum tentang KEamanan laut; b. merancang, memanta dan mengevaluasi pelaksanaan koordinasi kegiatan keamanan laut

Kepala BAKAMLA bertugas mempimpin BAKAMLA dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangan BAKAMLA

Sekretariat Pelaksana Harian BAKORKAMLA:• Dipimpin oleh Sekretaris Pelaksana Harian, memiliki

tugas melaksanakan pelayanan administrasi BAKORKAMLA.

• Sekretariat Pelaksana Harian BAKORKAMLA terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 (tiga) bagian dan masing-masing bagian terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 (tiga) sub bagian.

Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pemimpin yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.Tugas dari Sekutama melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembindaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Bakamla.

Fungsinya: a. koordinasi kegiatan BAKAMLA;b. koordinasi dan penyusunan rencanan dan program BAKAMLA;c. pembidaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,

kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi BAKAMLA;d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, administrasi kerja

sama, dan hubungan masyarakat;e. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; danf. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala;

Pusat dipimpin oleh Kepala Pusat dengan tugas melaksanakan penyiapan dan pemberian dukungan teknis BAKORKAMLA

Jumlah Pusat di lingkungan pelaksana harian BAKORKAMLA sebanyak-banyaknya 3 (tiga) pusat.

Masing-masing pusat terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha dan paling banyak 4 (empat) bidang, dan masing-masing bidang terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 (tiga) Sub Bidang.

Deputi Bidang Kebijakan dan Strategi adalah unsur pelaksana di bidang penyiapan kebijakan serta strategi keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Tugas Deputi ini meliputi penyusunan kebijakan dan strategi di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah; perairan Indonesia dan wilayah yusdisksi Indonesia.

Fungsi Deputi ini meliputi:a. penyusunan kebijakan penyelenggaraan keamanan dan keselamatan di wilayah

perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia;b. penyusunan strategi nasional penyelenggaraan keamanan dan keselamatan di

wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;c. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang keamanan dan keselamatan di

wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;d. pelaksanaan penelitian dan pengembangan penyelenggaraan keamanan dan

keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia; dan e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang kebijakan dan strategi

keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

Page 27: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201427 Perbandingan Bakorkamla BAKAMLA

Penjelasan Tugas Fungsi Kelembagaan

Tim KORKAMLA dibentuk oleh Ketua Bakorkamla;Dipimpin oleh Kepala Pelaksana Harian BAKORKAMLA dengan anggota pejabat eselon I atau sederajat yang secara fungsional mewakili Instansi Pemerintah Anggota BAKORKAMLA dan Instansi/Lembaga Pemerintah Lainnya yang dipandang Perlu.

Tugas:a. Meniyapkan rancanan dan kebijakan umum tentang KEamanan laut; b. merancang, memanta dan mengevaluasi pelaksanaan koordinasi kegiatan keamanan laut

Kepala BAKAMLA bertugas mempimpin BAKAMLA dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangan BAKAMLA

Sekretariat Pelaksana Harian BAKORKAMLA:• Dipimpin oleh Sekretaris Pelaksana Harian, memiliki

tugas melaksanakan pelayanan administrasi BAKORKAMLA.

• Sekretariat Pelaksana Harian BAKORKAMLA terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 (tiga) bagian dan masing-masing bagian terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 (tiga) sub bagian.

Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pemimpin yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.Tugas dari Sekutama melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembindaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Bakamla.

Fungsinya: a. koordinasi kegiatan BAKAMLA;b. koordinasi dan penyusunan rencanan dan program BAKAMLA;c. pembidaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,

kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi BAKAMLA;d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, administrasi kerja

sama, dan hubungan masyarakat;e. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; danf. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala;

Pusat dipimpin oleh Kepala Pusat dengan tugas melaksanakan penyiapan dan pemberian dukungan teknis BAKORKAMLA

Jumlah Pusat di lingkungan pelaksana harian BAKORKAMLA sebanyak-banyaknya 3 (tiga) pusat.

Masing-masing pusat terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha dan paling banyak 4 (empat) bidang, dan masing-masing bidang terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 (tiga) Sub Bidang.

Deputi Bidang Kebijakan dan Strategi adalah unsur pelaksana di bidang penyiapan kebijakan serta strategi keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Tugas Deputi ini meliputi penyusunan kebijakan dan strategi di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah; perairan Indonesia dan wilayah yusdisksi Indonesia.

Fungsi Deputi ini meliputi:a. penyusunan kebijakan penyelenggaraan keamanan dan keselamatan di wilayah

perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia;b. penyusunan strategi nasional penyelenggaraan keamanan dan keselamatan di

wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;c. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang keamanan dan keselamatan di

wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;d. pelaksanaan penelitian dan pengembangan penyelenggaraan keamanan dan

keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia; dan e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang kebijakan dan strategi

keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

Page 28: Kabar Bahari XII

28KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

Perbandingan Bakorkamla BAKAMLA

Dalam pelaksanaan tugas, dapat dibentuk Satuan Tugas Koordinasi KEamanan Laut, yang selanjutnya disebut SATGAS KORKAMLA

SATGAS KORKAMLA bersifat adhoc yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu dalam rangka operasi bersama keamanan laut.

Deputi Bidang Operasi dan Latihan adalah unsur pelaksana di bidang operasi dan latihan.

Tugas deputi ini melaksanakan operasi dan latihan di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia. fungsi deputi ini meliputi:a. penyusunan norma, standar, kriteria dan prosedur mengenai operasi dan latihan,

penindakan, pengejaran, pengawasan terhadap terduga pelaku pelanggaran, serta pengawasan dan penyimpanan barang hasil penindakan kepadan instansi yang berwenang;

b. pelaksanaan koordinasi, sinergi dan pemantauan serta pemberian dukungan teknis kepada instansi terkait serta komponen masyarakat dalam pelaksanaan patroli, operasi dan latihan;

c. pemberian bantuan pencarian dan pertolongan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

d. pembinaan teknis operasi di lingkungan Bakamla;e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang operasi dan pelatihan keamanan

dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

Deputi Bidang Informasi, Hukum dan Kerja Sama adalah unsur pelaksana di bidang informasi, hukum, dan kerja sama. tugas deputi ini melaksanakan kebijakan teknis di bidang informasi hukum, dan kerja sama penyelenggaran keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia. Fungsi deputi ini meliputi:a. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang informasi, hukum dan

kerjasama;b. penyusunan dan pelaksanaan kerja sama nasional, regional dan multilateral di

bidang keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

c. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi bidang infromasi, hukum dan kerja sama;

d. pelaksanaan sistem peringatan dini keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

e. pelaksanaan advokasi hukum dari bidang keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

f. penyusunan peraturan perundang-undangan;g. pelasanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan di wbidang keamanan

dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia; dan

h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang infromasi, hukum dan kerjasama keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia.

Page 29: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201429 Perbandingan Bakorkamla BAKAMLA

Dalam pelaksanaan tugas, dapat dibentuk Satuan Tugas Koordinasi KEamanan Laut, yang selanjutnya disebut SATGAS KORKAMLA

SATGAS KORKAMLA bersifat adhoc yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu dalam rangka operasi bersama keamanan laut.

Deputi Bidang Operasi dan Latihan adalah unsur pelaksana di bidang operasi dan latihan.

Tugas deputi ini melaksanakan operasi dan latihan di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia. fungsi deputi ini meliputi:a. penyusunan norma, standar, kriteria dan prosedur mengenai operasi dan latihan,

penindakan, pengejaran, pengawasan terhadap terduga pelaku pelanggaran, serta pengawasan dan penyimpanan barang hasil penindakan kepadan instansi yang berwenang;

b. pelaksanaan koordinasi, sinergi dan pemantauan serta pemberian dukungan teknis kepada instansi terkait serta komponen masyarakat dalam pelaksanaan patroli, operasi dan latihan;

c. pemberian bantuan pencarian dan pertolongan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

d. pembinaan teknis operasi di lingkungan Bakamla;e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang operasi dan pelatihan keamanan

dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

Deputi Bidang Informasi, Hukum dan Kerja Sama adalah unsur pelaksana di bidang informasi, hukum, dan kerja sama. tugas deputi ini melaksanakan kebijakan teknis di bidang informasi hukum, dan kerja sama penyelenggaran keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia. Fungsi deputi ini meliputi:a. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang informasi, hukum dan

kerjasama;b. penyusunan dan pelaksanaan kerja sama nasional, regional dan multilateral di

bidang keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

c. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi bidang infromasi, hukum dan kerja sama;

d. pelaksanaan sistem peringatan dini keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

e. pelaksanaan advokasi hukum dari bidang keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;

f. penyusunan peraturan perundang-undangan;g. pelasanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan di wbidang keamanan

dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia; dan

h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang infromasi, hukum dan kerjasama keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia.

Page 30: Kabar Bahari XII

30KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

Perbandingan Bakorkamla BAKAMLA

Inspektorat sebagai unsur yang bertugas melakukan pengawasan intern BAKAMLA yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala dan secara administrasi dikoordinasikan oleh Sekretaris UTama. Fungsi Inspektorat meliputi:a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern;b. pelaksanaan pengawasan internterhadap kinerja dan keuangan melalui audit,

reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya;c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala;d. penyusunan laporan hasil pengawasan; dane. pelaksanaan administrasi Inspektorat.

Kantor Keamanan Laut Zona Maritim, Unit Penindakan Hukum dan Unit Pelaksana Teknis.

Kantor Keamanan Laut Zona Maritim dipimpin oleh kepala Kantor Keamanan Laut Zona Maritim dibentuk untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan keamanan dan keselamatan laut di wilayah tertentu.

Unit Penindakan Hukum dibentuk untuk melaksanakan tugas penindakan, penyelidikan, dan penyidikan awal atas pelanggaran hukum di laut. Unit ini terdiri atas perosonel yang merupakan representasi Kementerian/lembaga yang mempunyai kewenangan di bidang penegakan hukum di laut.

Unit Pelaksana Teknis dibentuk untuk melaksanakan tugas-tugas teknis operasional dan/atau tugas penunjang lainnya.

Pembentukan organisasi dan tata kerja Kantor Keamanan Laut Zona Maritim, Unit Penindakan Hukum dan Unit Pelaksana Teknis ditetapkan oleh Kepala BAKAMLA setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.

Kesimpulan Beberapa analisis yang dapat diambil dari pembahasan di atas, yaitu:

Pengaturan mengenai kelembagaan, terkait Bakamla tidak mengubah sifat dari Bakorkamla. Jika mendasarkan pada dua bentuk umum Multi Agency Multi Task dan Single Agency Multi Task, maka Bakamla tetap pada sifat Multi Agency Multi Task. Hal ini dapat dilihat dari kedudukan organisasi BAKAMLA dengan instansi terkait di

mana fungsi Bakamla menyinergikan dan memonitor pelaksanaan patroli perairan oleh instansi terkait dan memberikan dukungan teknis dan operasional kepada instansi terkait. Sehingga operasi pengawasan dan penegakan hukum di laut masih akan dilakukan dari kementerian dan lembaga lain masih akan tetap ada.

Bakamla memiliki kewenangan untuk memberhentikan, memeriksa,

Page 31: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201431 Perbandingan Bakorkamla BAKAMLA

Inspektorat sebagai unsur yang bertugas melakukan pengawasan intern BAKAMLA yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala dan secara administrasi dikoordinasikan oleh Sekretaris UTama. Fungsi Inspektorat meliputi:a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern;b. pelaksanaan pengawasan internterhadap kinerja dan keuangan melalui audit,

reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya;c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala;d. penyusunan laporan hasil pengawasan; dane. pelaksanaan administrasi Inspektorat.

Kantor Keamanan Laut Zona Maritim, Unit Penindakan Hukum dan Unit Pelaksana Teknis.

Kantor Keamanan Laut Zona Maritim dipimpin oleh kepala Kantor Keamanan Laut Zona Maritim dibentuk untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan keamanan dan keselamatan laut di wilayah tertentu.

Unit Penindakan Hukum dibentuk untuk melaksanakan tugas penindakan, penyelidikan, dan penyidikan awal atas pelanggaran hukum di laut. Unit ini terdiri atas perosonel yang merupakan representasi Kementerian/lembaga yang mempunyai kewenangan di bidang penegakan hukum di laut.

Unit Pelaksana Teknis dibentuk untuk melaksanakan tugas-tugas teknis operasional dan/atau tugas penunjang lainnya.

Pembentukan organisasi dan tata kerja Kantor Keamanan Laut Zona Maritim, Unit Penindakan Hukum dan Unit Pelaksana Teknis ditetapkan oleh Kepala BAKAMLA setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.

menangkap, membawa, dan menyerahkan kapal ke instansi terkait yang berwenang untuk pelaksanaan proses hukum lebih lanjut. Kewenangan ini perlu diperkuat dengan aturan yang memastikan proses hukum lebih lanjut dilakukan dengan transparan di instansi terkait lainnya. Untuk menghindari adanya kejahatan terorganisir dengan instansi lain.

Upaya meminimalisir adanya penyimpangan dalam proses hukum lebih lanjut dapat dilakukan dengan memastikan bagian Unit Penindakan Hukum merupakan representasi dari instansi terkait (kementerian/lembaga) yang mempunyai kewenangan di bidang penegakan hukum di laut;

Di luar pembahasan di atas, perlu untuk memastikan bagaimana tujuan dari undang-undang lain seperti

Page 32: Kabar Bahari XII

32KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

fungsi-fungsi dari UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No. 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, dan undang-undang lain dapat diakomodasi sehingga wewenang dari BAKAMLA terkait mengintegrasikan sistem informasi keamanan dan keselamatan dapat lebih optimal.

BAKAMLA tidak menawarkan konsep partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum di sektor perikanan. Nelayan pada dasarnya dapat berkontribusi dalam penegakan hukum. Hal ini diatur dindalam Pasal 67 UU No. 31 Tahun 2004 tentan Perikanan yang berbunyi: “Masyarakat

(Footnotes)1 Pasal 62 UU Kelautan;2 Pasal 65 berbunyi sebagai berikut:

(1) Badan Keamanan Laut dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh sekretaris utama dan beberapa deputi. (2) Kepala Badan Keamanan Laut dijabat oleh personal dari instansi penegak hukum yang memiliki kekuatan armada

patroli. (3) Kepala Badan Keamanan Laut diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.

dapat diikutsertakan dalam membantu pengawasan perikanan.”. kerjasama yang dimaksud oleh Bakamla adalah kerjasama nasional, regional dan multilateral bukanlah kerjasama dengan masyarakat khususnya nelayan sebagai salah satu pemangku utama kelautan dan perikanan.

Selain itu BAKAMLA dalam menyelenggarakan sistem peringatan dini keamanan dan keselamatan merupakan fungsi yang penting terkait dengan adaptasi perubahan iklim. Fungsi ini penting untuk segera dilaksanakan mengingat dampak perubahan sangat nyata dirasakan oleh komunitas masyarakat pesisir khususnya nelayan yang melakukan kegiatan penangkapan ikan.*** (AMH)

32KABAR BAHARI XI 1 NopemberDesember 2014

Page 33: Kabar Bahari XII

Tokoh

Pada Selasa, 8 Juni April 2010 kurang lebih pukul 11.30 bertempat di Ruang Sidang Pleno Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan

Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat merupakan peristiwa penting dalam catatan sejarah masyarakat adat Lamalera. Adalah Bona Beding, anak seorang lamafa (juru tikam ikan paus) yang lahir dan besar di Lamalera, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, menjadi saksi dalam uji materi Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Bona diberi mandat oleh masyarakat adat Lamalera untuk berbicara atas nama suku Lamalera meminta kepada pemerintah untuk mencabut pasal-pasal HP3 (Hak Pengusahaan Perairan Pesisir) yang berkaitan dengan privativasi wilayah peisisr laut dan upaya menghilangkan budaya nelayan Lamalera yang sudah turun-menurun menjadi bagian dari darah daging nafas kehidupan mereka.

Dengan mengunakan UU tersebut, pemerintah melakukan penetapan

Laut Sawu sebagai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Laut (KKPNL) Sawu. Penetapan ini merupakan upaya untuk memprivatisasi Laut Sawu dengan mengatasnamakan konservasi. Dapat dipastikan, kebijakan ini menjadi ancaman keberlangsungan adat-istiadat yang selama ini menjadi bagian budaya yang tidak terpisahkan bagi masyarakat adat Lamalera.

Hampir seluruh wilayah Laut Sawu merupakan perairan subur yang banyak mengandung fitoplankton

Bona Beding

Menjaga Kearifan Lamalera

Page 34: Kabar Bahari XII

34KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

sehingga kawasan yang berada di persimpangan Samudera Pasifik dan Hindia tersebut menjadi koridor migrasi utama bagi 14 jenis paus, di antaranya paus biru (balaenoptera musculus) dan paus sperm (physeter macrocephalus).

Tradisi perburuan paus masyarakat Lamalera yang telah berlangsung sejak tahun 1600-an terancam punah. Padahal tradisi itu telah mempengaruhi kosmologi orang Lamalera dan telah membentuk tatanan sosial-ekonomi yang kompleks dan kuat.

Lamalera sendiri adalah nama dari sebuah kampung terpencil yang letaknya tak tampak di peta. Kampung itu dihuni oleh 4.000 jiwa, terletak di Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tradisi lautSejak ratusan tahun silam ketika nenek moyang orang Lamalera memulai perburuan ikan paus (Lefa), tak banyak yang berubah dalam tradisinya. Bona sendiri menolak istilah “perburuan paus.” Ia menghayati tradisi nelayan Lamalera yang itu sebagai “proses mengambil kiriman Tuhan.” Proses yang tak sembarang. Sebab, setiap adegannya diawali dan ditutup lewat ritual berbalut syarat-syarat tertentu, termasuk juga keberadaan lamafa, atau penombak paus.

Upacara pendahuluan yang didahului dengan pelbagai unsur ritual dalam lingkungan kampung, hingga melalui tuan tanah (langowujon) hingga kemudian mereka membawahi

semua pesan seisi kampung dan disampaikan dalam prosesi ritual adat dari puncak gunung Labalekang hingga ke laut. Setelah upacara itu selesai, para nelayan, juga kaum ibu yang diwakilkan oleh janda menggelar sebuah pertemuan yang mereka sebut tobunemefate. Acara ini semacam sharing pengalaman selama setahun mereka melaut.

Pelbagai macam persoalan dibicarakan, termasuk misalnya ada cekcok atau pertengkaran, salah paham yang terjadi selama setahun itu. Sharing itu kemudian direfleksikan bersama kemudian mereka mencari titik temu untuk membuat semacam rekonsiliasi atas semua kesalahan, kekeliruan, yang terjadi selama setahun, baik menyangkut persoalan di laut hingga pembagian ikan dan kehidupan selanjutnya di darat yang disampaikan oleh wakil dari kaum ibu.

Pertemuan itu dihadiri oleh semua pemangku kepentingan, baik di darat maupun di laut, para Lamafa, tenaalep (tugasnya mengurus perahu), para kepala suku, dan semua unsur masyarakat lainnya, termasuk perangkat desa, dan pihak gereja katolik, meski mereka tidak memiliki otoritas apapun. Setelah semuanya sepakat atas semua persoalan, para wakil tuan tanah saling bertukar cindera mata berupa makanan dan tuak, sirih-pinang pertanda semuanya sudah berdamai. Acara kemudian dilanjutkan dengan makan dan minum bersama jelang matahari hendak berganti suasana dengan malam.

Suasana keakraban, persaudaran dan kekeluargaan sangat tampak dalam

Page 35: Kabar Bahari XII

KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 201435 diskusi yang umumnya dihadiri kaum laki-laki itu. Persaudaraan itu disatukan dengan makan jagung titi, sirih pinang, minum tuak atau merokok tembakau yang digulung dari daun koli.

Mendiskusikan segala kejadian pada musim lefa sudah lewat sebelum mulai musim melaut pada tahun yang baru merupakan kebiasaan lama nenek moyang dahulu. Kepercayaan mereka, beda pendapat, bermusuhan, pertengkaran akan mempengaruhi pencarian di laut. Karena itu, semua soal yang telah terjadi wajib diselesaikan agar tak ada lagi dendam, sakit hati dan kurang puas. Sasarannya sama dan satu untuk memulai sesuatu yang baru dalam musim lefa.

Ada semacam kesepakatan atau aturan adat Lamalera untuk tidak menangkap paus betina sedang hamil. Satu jenis paus yang juga tak diburu, yakni paus biru (Balaenoptera musculus). Paus biru merupakan satwa yang dilindungi. Selain itu menurut folklor1, paus biru merupakan paus yang disucikan karena pernah menyelamatkan satu suku di Lamalera.

Ketika kaum lelaki menangkap paus dan ikan-ikan besar lainnya, para ibu di darat juga menjaga perilaku dengan tidak berbicara kotor, bertengkar, dan pintu rumah harus terbuka agar rejeki dari laut menghampiri. Pada musim melaut pada Mei hingga Oktober, para lamafa tak boleh tidur dengan istrinya,

1 Folklor meliputi legenda, musik, sejarah lisan, pepatah, lelucon, takhayul, dongeng, dan kebiasaan yang menjadi  tradisi  dalam suatu budaya, subkultur, atau  kelompok. Folklor juga merupakan serangkaian praktik yang menjadi sarana penyebaran berbagai tradisi budaya. Bidang studi yang mempelajari folklor disebut  folkloristika.

bertengkar dengan ibu, saudara perempuan dan istri.

Saat ikan-ikan paus melintasi pantai mereka, mereka akan memburunya dengan berani di atas pledang, atau perahu sederhana. Seorang lamafa di pilih untuk berdiri di ujung kapal dan menombak ikan paus itu dengan sebuah lompatan berani dengan tempuling, atau tombak yang sudah diberi tali. Setelah itu mereka menunggu sampai ikan paus itu kelelahan. "Hasil laut dibagikan kepada para janda dan kaum miskin," kata Bona.

Laut bagi orang Lamalera adalah ibu mereka yang melahirkan, membesarkan, melindungi, dan memberi hidup. Ia mempertanyakan, jika terjadi privatisasi terhadap laut yang kita miliki lalu bagaimana dengan perkembangan akan masa depan generasi mendatang.

Bona mengatakan, orang Lamalera menyebut diri mereka empunya laut. Ikan, laut beserta seluruh isinya menjadi tanggung jawab mereka. Sehingga mereka memliki tanggung jawab moral untuk menjaga merawat dan melestarikannya. Jadi mereka tidak memburu atau mencari paus. "Kami hanya mengambil apa yang sudah disediakan Tuhan lewat alam," jadi bila ada yang mengkhawatirkan mamalia laut itu akan punah, dampaknya sangat kecil. Dan jenis paus ditangkap bukan mamalia yang dilindungi. Pungkas Bona ayah dari Stefania Benedicta Buti Beding dan suami dari Wenifrida Beding.

Page 36: Kabar Bahari XII

36KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

Kesaksian Bona dalam Uji Materi Undang-Undang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Mahkamah Konstitusi tidak sia-sia. Pada hari Kamis, tanggal 16 Juni 2011, Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan uji materi Undang Undang Nomor 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Beleid itu dinilai mengalihkan kekuasaan negara pada swasta serta merugikan masyarakat adat dan nelayan.

Ini merupakan pertama kali sepanjang sejarah Indonesia, nelayan langsung menggugat Undang-undang yang tidak berpihak kepada nelayan tradisional dan dinyatakan menang. Seklaigus sebuah kemenangan bagi nelayan dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Laut tidak boleh dikapling, tidak boleh ada kegiatan yang menghambat akses masyarakat, dan perlu ada perlindungan pemerintah terhadap nelayan.

Tidak lupa saat itu, Bona menyampaikan ucapan terima kasih dari para janda dan fakir miskin di pelosok Lamalera, karena dengan kemenangan ini hak masyarakat adat mendapat tempat di republik ini, hak yang sudah ada sebelum republik ini berdiri.

Bagi Bona, kebudayaan adalah bagian integral dari seluruh spirit, mental dan spiritual kehidupan masyarakat yang mesti dirawat, agar menjadi tiang utama setiap generasi masa depan. Memajukan ekonomi itu penting, akan tetapi yang jauh lebih penting dan mendasar adalah kebudayaan yang

mewadahi, melandasi seluruh ruang ekonomi, sosial politik. Kebudayaan dengan demikian adalah martabat dan jatidiri manusia yang pada gilirannya akan memberi warna pada kehidupan sosial, politik dan ekonomi. “Jika mau menyukseskan revolusi mental, maka kembalilah untuk menjaga kebudayaan, tradisi dan adat istiadat,” tukas Bona.

Hingga hari ini, tradisi dan budaya masyarakat adat nelayan lamalera terus terjaga dan semakin dikenal oleh masyarakat dunia, bukan sebuah kebetulan jika pada bulan Oktober 2012 lalu, Bona diundang ke Hyderabad, India, untuk menghadiri acara kemaritiman KTT United Nation CBD. Di forum internasional itu, Bona sebagai salah satu pewaris lamafa diminta bercerita tentang tradisi menangkap paus.

Seluruh perwakilan masyarakat dunia berkumpul dan mendengarkan presentasi sang pewaris Lamafa, mereka terpukau dan antusias mendengar seluruh cerita lengkap tentang penangkapan paus di lamalera. Lebih membanggakan lagi, meraka menaruh hormat kepada bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan yang pernah punya sejarah gemilang dalam peradaban maritimnya. Dan diantara serpiah-serpihan cerita itu ternyata masih ada budaya bahari yang masih terjaga secara orisinil dan tetap berlangsung hingga saat ini. Dan sang pewaris lamafa ini berjanji akan menjaga tradisi ini dengan cara apapun dan sampai kapanpun.*** (SD)

Page 37: Kabar Bahari XII

Penuhi Akses Air Bersih Desa Pesisir

Pernak Pernik

Kelompok nelayan di Tanah Air perlu mendapatkan perhatian khusus dalam upaya pembangunan kesehatan 2010-2014. Data BPS tahun

2011 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 8.090 desa pesisir yang tersebar di 300 kabupaten/kota pesisir. Dari 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia, ada 67,87 juta jiwa yang bekerja di sektor informal, dan sekitar 30% diantaranya adalah nelayan. Data lainnya, 31 juta penduduk miskin di Indonesia, sekitar 7,87 juta jiwa (25,14%) di antaranya adalah nelayan dan masyarakat pesisir.

Nelayan adalah kelompok masyarakat yang rawan kemiskinan dikarenakan pekerjaannya sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim, sehingga dalam setahun rata-rata nelayan hanya dapat melaut dalam kurang dari 160 hari.

Resiko kesehatan selalu mengikuti setiap gerak nelayan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengutip data hasil penelitian Kementerian Kesehatan (2006)

mengenai penyakit dan kecelakaan yang terjadi pada nelayan dan penyelam tradisional, menyebutkan bahwa sejumlah nelayan di Pulau Bungin, Nusa Tenggara Barat menderita nyeri persendian (57,5%) dan gangguan pendengaran ringan sampai ketulian (11,3%). Sedangkan, nelayan di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, mengalami kasus barotrauma (41,37%) dan kelainan dekompresi (6,91%).

Page 38: Kabar Bahari XII

38KABAR BAHARI XI 1 Nopember - Desember 2014

Upaya Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dilakukan melalui 8 kegiatan lintas Kementerian/Lembaga yang tertuang dalam Kepres No.X/2011. Sementara itu, upaya yang dilakukan di bidang kesehatan adalah meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya bagi masyarakat nelayan. Kegiatan Puskesmas diarahkan pada upaya-upaya kesehatan promotif-preventif dengan focal point keselamatan kerja dan disertai berbagai upaya lain yang mencakup: Perbaikan gizi; Perbaikan sanitasi dasar dan penyediaan air bersih; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA); Penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, dan Pemberdayaan masyarakat.

Upaya di bidang kesehatan mempunyai sasaran di 816 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), dimana pada tahun 2012 baru menjangkau 500 PPI. Di luar itu, Kemenkes memiliki beasiswa untuk mendukung pendidikan, khususnya di bidang kesehatan sebesar Rp3 miliar rupiah (2011) dan meningkat menjadi Rp9 miliar rupiah (2012).

Sebanyak 36 desa yang tersebar di wilayah empat kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) diberikan bantuan berupa pengadaan fasilitas bersih. Bantuan sarana air bersih melalui program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas) itu, diberikan pada desa di daerah-daerah pesisir, pulau-pulau kecil dan pedalaman yang mengalami krisis bersih. Pemberian bantuan fasilitas air bersih pada desa-desa yang

kerapkali mengalami krisis air bersih itu, sebagai upaya Pemeirntah Provinsi Sultra mencapai standar pembangunan Millenium Development Golds (MDGs) pada 2015.

Ada beberapa indikator pembangunan untuk mencapai standar MDGs pada 2015. Salah satu dari indikator tersebut, pencampaian pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk Indonesia minimal 80 persen dari total penduduk.

Pengadaan fasilitas air bersih bantuan dari pemerintah tersebut dikerjakan sendiri oleh masyarakat penerima manfaat, melalui kelompok. Masyarakat membentuk kelompok kerja, melalui musyawarah. Dana bantuan yang diberikan kepada setiap desa berbeda-beda, tergantung nilai kebutuhan. Paling tinggi, dana yang diberikan sekitar Rp 275 juta setiap desa.

Desa-desa yang mendapat bantuan pengadaan fasilitas air bersih tersebut, wajib memberikan kontribusi sebesar 20 persen dari total anggaran yang digunakan. Kontribusi tersebut terdiri dari empat persen dalam bentuk uang tunai dan 16 persen tenaga atau barang berupa alat kerja. Sudahkah Anda menikmati air bersih dengan mudah di desa-desa pesisir?*** (IRM)

Page 39: Kabar Bahari XII

Dapur

Apa ya rasanya kalau kepiting dimasak bumbu kuning? Ehm, bisa dibayangkan bagaimana lezatnya kepiting yang berpadu dengan

santan dan kunyit. Nah, yuk kita coba resep Kepiting Bumbu Kuning dari Gresik, Jawa Timur.

Kepiting Bumbu Kuning

Bumbu:1. 5 buah Cabai merah2. 11 buah Cabai rawit3. 7 butir Kemiri4. Kunyit5. Jahe6. 5 iris Lengkuas7. 7 siung Bawang merah 8. 3 siung Bawang putih 9. 1 sendok Ketumbar

Bahan: 1. 1 Kg Kepiting 2. 1 buah Kelapa (diambil santannya)3. 3 lembar Daun jeruk4. 3 batang Daun bawang

Cara memasak:1. Goreng semua bahan hingga

setengah matang, lalu diblender hingga lembut.

2. Untuk menambah kematangan bumbu, semua bumbu dimasak kembali dengan menggunakan sedikit minyak.

3. Tambahkan daun jeruk 3 lembar4. Setelah bumbu tercium

harum, masukkan kepiting dan tambahkan santan

5. Aduk rata kepiting dengan bumbu, lalu tambahkan daun bawang yang sudah dipotong-potong halus

6. Untuk menambah rasa, masukkan garam dan gula secukupnya

7. Aduk rata kepiting hingga matang, lalu sajikan dengan taburan bawang goreng.

Sudah tahukan bahan-bahan dan cara membuatnya? Enggak susahkan? Yuk, kita coba makanan lezat Kepiting Bumbu Kuning dari Gresik.*** (Irma)

Page 40: Kabar Bahari XII