narasi 3

3
NAMA : KOMANG ANGGA TRILAKSANA NIM : 1213021020 KELAS : VI B Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Kuta Utara Tahun Pelajaran 2014/2015 MASALAH Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya. Realita di sekolah, proses pembelajaran IPA khususnya fisika masih kurang penerapannya secara nyata dalam kehidupan di masyarakat serta masih rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah dalam proses pembelajaran yaitu (1) guru dalam melaksanakan pembeajaran tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan sekitar 80% siswa hanya mencatat apa yang disampaikan guru, (2) guru lebih mengutamakan perolehan hasil belajar pada aspek kognitif sedangkan aspek kemampuan berpikir siswa belum menjadi target dalam pembelajaran, (3) guru lebih sering memberikan tugas yang jawabannya sudah ada dibuku sehingga menyebabkan siswa hanya menyalin buku. Munculnya permasalahan tersebut pada dasarnya disebabkan oleh penerapan pembelajaran IPA yang belum optimal dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Solusi yang tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inofatif yaitu mengimplementasikan model Problem Based Learning (PBL) dengan baik. TEORI Model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang berfokus pada permasalahan berbentuk ill-structured yang menuntut aktivitas mental siswa yang dirangkai dengan mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil untuk memahami suatu konsep pembelajaran

description

metodologi

Transcript of narasi 3

NAMA: KOMANG ANGGA TRILAKSANANIM: 1213021020KELAS: VI B

Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Kuta Utara Tahun Pelajaran 2014/2015

MASALAHFisika merupakan salah satu cabang dari IPA yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya. Realita di sekolah, proses pembelajaran IPA khususnya fisika masih kurang penerapannya secara nyata dalam kehidupan di masyarakat serta masih rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah dalam proses pembelajaran yaitu (1) guru dalam melaksanakan pembeajaran tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan sekitar 80% siswa hanya mencatat apa yang disampaikan guru, (2) guru lebih mengutamakan perolehan hasil belajar pada aspek kognitif sedangkan aspek kemampuan berpikir siswa belum menjadi target dalam pembelajaran, (3) guru lebih sering memberikan tugas yang jawabannya sudah ada dibuku sehingga menyebabkan siswa hanya menyalin buku. Munculnya permasalahan tersebut pada dasarnya disebabkan oleh penerapan pembelajaran IPA yang belum optimal dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Solusi yang tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inofatif yaitu mengimplementasikan model Problem Based Learning (PBL) dengan baik.TEORIModel Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang berfokus pada permasalahan berbentuk ill-structured yang menuntut aktivitas mental siswa yang dirangkai dengan mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui masalah yang diberikan kemudian mengerjakan masalah tersebut untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri. Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk menuntut proses berpikir siswa, memecahkan permasalahan, memotivasi siswa, dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir atau proses aktivitas mental seseorang yang terdiri dari berpikir lancer, berpikir luwes, berpikir orisinil, dan berpikir elaborative. Kemampuan berpikir kreatif dapat ditumbuhkan dengan memberikan permasalahan yang menuntut untuk menggunakan dan mengasah pemikirannya sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang digunakan dalam memecahkan permasalahan yang diberikan.

METODEProsedur pengujian hipotesis ini dilaksanakan dalam dua siklus yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, dan dalam setiap siklus dibagi menjadi 4 tahap kegiatan, yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap tindakan, (3) tahap observasi/evaluasi, dan (4) tahap refleksi. Teknik pengumpulan data yaitu meliputi (1) data kemampuan berpikir kreatif, (2) data tanggapan siswa terhadap implementasi model Problem Based Learning (PBL). Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes kemampuan berpikir kreatif berupa tes uraian dan angket tanggapan siswa. Tes kemampuan berpikir kreatif dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan siklus II yang diberikan dalam bentuk 8 soal tes uraian. Data tanggapan siswa terhadap implementasi model Problem Based Learning (PBL) diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa menggunakan model skala Likert dengan pilihan sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Angket tanggapan siswa diambil pada akhir siklus II. Teknik analisis data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.DATABerdasarkan hasil observasi pada siklus I terungkap beberapa kendala yang dijadikan sebagai refleksi untuk siklus II yaitu (1) proses pembelajaran secara umum belum berjalan secara optimal, (2) saat merencanakan percobaan, siswa masih memerlukan bimbingan dari guru, (3) saat pelaksanaan praktikum, kegiatan masih didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan lebih, (4) ketika diskusi kelompok, siswa kurang aktif mengemukakan pendapat dan hanya mengandalkan pendapat teman sekelompoknya yang dianggap pintar, (5) siswa belum mampu bekerja sama dengan teman sekelompoknya, dan (6) saat siswa diberikan LKS, siswa menanyakan tentang pengertian hipotesis karena kata hipotesis masih asing terdengar dikalangan siswa. Nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII A pada siklus I sebesar 77,60 dan ketuntasan klasikal sebesar 86,11%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII.11 sebesar 81,34 (berkategori baik) dan ketuntasan klasikal 91,67%. Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan siklus II diperoleh perkembangan yang cukup signifikan baik itu dari proses maupun hasil pembelajaran dimana nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada siklus II termasuk berkategori baik.HASILBerdasarkan data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan yaitu Impementasi model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif (creative thinking) siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Kuta Utara tahun pelajaran 2014/2015 berada pada kategori baik sehingga penelitian dikatakan berhasil.