NAPROKSEN

2
NAPROKSEN Merupakan salah satu derivate asam propionate yang efektif dan insiden efek samping obat ini lebih rendah dibandingkan derivate asam propionate lain. Efek samping yang dapat timbul yaitu dyspepsia ringan sampai perdarahan lambung. Efek samping terhadap SSP berupa sakit kepala, pusing, rasa lelah. Dosis untuk terapi penyakit reumatik sendi adalah 2 kali 250-375mg. bila perlu 2 kali 500 mg INDOMETASIN Merupakan derivate indol-asam asetat. Walaupun obat ini efektif tetapi karena toksik maka penggunaannya di batasi. Indometasin mempunyai efek anti-inflammasi, dan analgesic- antipiretik yang kira-kira sebanding dengan aspirin. Efek samping indometasin tergantung dosis dan insidensnya cukup tinggi. Pada dosis terapi, sepertiga pasien menghentikan pengobaan karena efek samping, efek samping saluran cerna berupa nyeri abdomen, diare, perdarahan lambung dan pankreatitis. Sakit kepala hebat di alami 20-25% pasien dan sering disertai pusing. Depresi dan rasa bingung, halusinasi dan psikosis pernah dilaporkan. Indometasin juga dilaporkan menyebabkan agranulositosis, anemia aplastic dan trombositopenia. Tidak dianjurkan untuk anak, ibu hamil, pasien dengan gangguan psikitarik dan pasien dengan penyakit lambung. Dosis indometasi yang lazim ialah 2-4 kali 25 mg sehari. DIKLOFENAK Dalam klasifikasi selektivitas penghambatan COX, termasuk kelompok preferential COX-2 inhibitor. Absropsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap. Obat ini terikat 99% pada protein plasma dan mengalami efek metabolism lintas pertama

description

naproksen

Transcript of NAPROKSEN

Page 1: NAPROKSEN

NAPROKSEN

Merupakan salah satu derivate asam propionate yang efektif dan insiden efek samping obat ini lebih rendah dibandingkan derivate asam propionate lain. Efek samping yang dapat timbul yaitu dyspepsia ringan sampai perdarahan lambung. Efek samping terhadap SSP berupa sakit kepala, pusing, rasa lelah. Dosis untuk terapi penyakit reumatik sendi adalah 2 kali 250-375mg. bila perlu 2 kali 500 mg

INDOMETASIN

Merupakan derivate indol-asam asetat. Walaupun obat ini efektif tetapi karena toksik maka penggunaannya di batasi. Indometasin mempunyai efek anti-inflammasi, dan analgesic-antipiretik yang kira-kira sebanding dengan aspirin.

Efek samping indometasin tergantung dosis dan insidensnya cukup tinggi. Pada dosis terapi, sepertiga pasien menghentikan pengobaan karena efek samping, efek samping saluran cerna berupa nyeri abdomen, diare, perdarahan lambung dan pankreatitis. Sakit kepala hebat di alami 20-25% pasien dan sering disertai pusing. Depresi dan rasa bingung, halusinasi dan psikosis pernah dilaporkan. Indometasin juga dilaporkan menyebabkan agranulositosis, anemia aplastic dan trombositopenia. Tidak dianjurkan untuk anak, ibu hamil, pasien dengan gangguan psikitarik dan pasien dengan penyakit lambung. Dosis indometasi yang lazim ialah 2-4 kali 25 mg sehari.

DIKLOFENAK

Dalam klasifikasi selektivitas penghambatan COX, termasuk kelompok preferential COX-2 inhibitor. Absropsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap. Obat ini terikat 99% pada protein plasma dan mengalami efek metabolism lintas pertama (first-pass) sebesar 40-50%. Walaupun waktu paruh singkat yakni 1-3 jam, diklofenak diakumulasi di cairan synovial yang menjelaskan efek terapi di sendi jauh lebih pajang dari waktu paruh obat tersebut.

Efek samping yang lazim ialah mual, gastritis, eritema kulit dan sakit kepala sama seperti semua obat AINS, pemakaian obat ini harus berhati-hati pada pasien tukak lambung. Peningkatan enzim transaminase dapat terjadi pada 15% pasien dan umumnya kembali ke normal. Gangguan enzim hati tersebut lebih sering terjadi disbanding dengan AINS lain.

Pemakaian selama kehamilan tidak dianjurkan. Dosis orang dewasa 100-150nmg sehari terbagi dua atau tiga dosis.