NAMA JENIS NASI DI INDONESIA: TINJAUAN STRUKTUR FRASA...
Transcript of NAMA JENIS NASI DI INDONESIA: TINJAUAN STRUKTUR FRASA...
i
NAMA JENIS NASI DI INDONESIA:
TINJAUAN STRUKTUR FRASA
DAN DASAR PENAMAAN
Tugas Akhir
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Mikail Septian Adi Vinantya
NIM : 114114007
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas berkat penyertaan-Nya,
tugas akhir ini dapat diselesaikan. Perjalanan panjang yang harus penulis syukuri
dalam penyelesaian tugas akhir yang dibuat sebagai syarat kelulusan program sarjana.
Proses penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari berbagai pihak, baik pihak
yang terlibat langsung dalam penelitian ini maupun pihak yang tidak terlibat secara
langsung. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
1. Drs. Hery Antono, M.Hum. sebagai pembimbing skripsi I, terima kasih atas
bantuan dan kesabaran dalam membimbing penulis.
2. Prof. Dr. Praptomo Baryadi Isodarus, M.Hum. sebagai pembimbing skripsi II,
terima kasih atas kesabaran dalam membimbing penulis.
3. Para dosen program studi Sastra Indonesia (Drs. Paulus Ari Subagyo, M.Hum,
Susilawati Endah Peni Adji, S.S., M.Hum, Drs. Yoseph Yapi Taum, M.hum.,
Dra. Fransisca Tjandrasih Adji, M.Hum, Drs. Bernardus Rahmanto, M.Hum.,
Drs. F.X. Santosa, M.S.) terima kasih segala ilmu yang telah diberikan.
4. Staf Sekretariat Fakultas Sastra yang membantu proses kelancaran skripsi ini.
5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan berbagai
buku yang sangat membantu dalam skripsi ini.
6. Bapak Yoseph Siyono dan Ibu Marcia Kiryani atas bantuan dana serta doa
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Berjalan lebih jauh, menyelam lebih dalam. Jelajah semua warna, bersama!” –
Banda Neira
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Bapak Yoseph Siyono dan Ibu Marcia Kiryani,
Mas Ari, Mba Ria, Mas David,
serta Elizabeth Ayudya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Vinantya, Mikail Septian Adi. 2015. “Nama Jenis Nasi Di Indonesia: Tinjauan Struktur
Frasa Dan Dasar Penamaan”. Skripsi Strata Satu (S1). Program Studi Sastra
Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata
Dharma.
Skripsi ini membahas mengenai struktur frasa dan dasar penamaan jenis nasi
di Indonesia. Nasi berasal dari beras yang dimasak dengan cara ditanak atau dikukus.
Nasi merupakan makanan pokok penduduk Indonesia sehingga nasi yang ada di
Indonesia beragam jenis dan namanya. Beragam nama nasi ini merupakan sebuah
fenomena bahasa yang menarik. Peneliti tertarik meneliti struktur frasa nama nasi dan
dasar penamaan nasi di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah : pertama, mendeskripsikan struktur frasa nama
jenis nasi di Indonesia. Tujuan yang pertama ini mendeskripsikan pembentukan nama
nasi berdasarkan struktur frasa. Kedua, mendeskripsikan dasar penamaan jenis nasi di
Indonesia. Penamaan merupakan proses pelambangan sebuah konsep yang mengacu
pada referen di luar bahasa.
Data diperoleh dengan metode simak dengan teknik simak bebas cakap hasil
perekaman nama nasi di internet, mencatat menu nasi di warung makan, resep
masakan dan spanduk. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan metode
agih dan metode padan. Metode agih dengan teknik sisip digunakan untuk
menganalisis struktur frasa nasi dan dasar penamaan jenis nasi. Selain teknik sisip,
penelitian ini menggunakan teknik baca markah digunakan untuk menganalisis
struktur frasa nasi dan dasar penamaan. Metode padan translasional digunakan untuk
menganalisis nama nasi yang terbentuk dari bahasa di luar bahasa yang diteliti.
Hasil penelitian ini ada dua. Pertama, pembentukan struktur frasa nama nasi
dibagi menjadi tiga yaitu kata nominal (N) + nominal (N), nominal (N) + verbal (V),
dan nominal (N) + Adjektival (A).
Hasil penelitian yang kedua adalah dasar penamaan jenis nama nasi. Dasar
penamaan jenis nama nasi dibagi menjadi sepuluh yaitu (i) penamaan berdasarkan
warna, (ii) penamaan berdasarkan cara pengolahan, (iii) penamaan berdasarkan lauk,
(iv) penamaan berdasarkan sayur, (v) penamaan berdasarkan kemasan, (vi) penamaan
berdasarkan porsi, (vii) penamaan berdasarkan asal daerah, dan (viii) penamaan
berdasarkan bahasa daerah, (ix) penamaan berdasarkan bentuk, dan (x) penamaan
berdasarkan keadaan.
Kata kunci : frasa, penamaan, dan nasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Vinantya, Mikail Septian Adi. 2015. “Type names of rice in Indonesia: review structure
of phrases and basic naming”. An Undergraduate Thesis. Indonesia Letters
Study Program. Indonesia Letters Department, Faculty of Letters, Sanata
Dharma University.
This thesis discusses the phrase structure and naming basic types of rice in
Indonesia. Rice made from rice cooked by boiled or steamed. Rice is the staple food
of Indonesia people, so the rice in Indonesia diverse types and name. Variety of rice
name is an interesting language phenomenon. The interesting language phenomenon
is the use of the name of the type of rice in Indonesia is endosentrik phrase and basic
naming.
Research of the phrase structure and naming the type of rice name has two
purposes. First, the structure of the phrase name describing the type of rice in
Indonesia. The first objective is to describe the formation of rice name based on the
structure of the phrase. Second, the name describes the rice into the basic categories
of naming. Naming is a process figuratively a concept that refers to the referents
beyond language.
Data obtained by the method see the results of browsing the Internet, noting
rice menu at the diner, recipes and a banner containing the name of the rice.
Furthermore, the data have been analyzed using methods agih and unified method.
Agih method with insertion technique used to analyze the phrase structure of rice.
Match translational methods used to analyze the rice that forms the name of the
language outside the language studied.
Results of this study is twofold. First, the establishment of rice names phrase
structure divided into three: the word nominal (N) + nominal (N), nominal (N) +
verbal (V), and nominal (N) + Adjektival (A).
Results of the second study is the basis for naming the type of rice name.
Basic naming type the name of rice is divided into ten, namely (i) naming based on
color, (ii) naming based processing methods, (iii) the name is based dishes, (iv)
naming based on vegetables, (v) the name is based packaging, (vi) the name is based
portion, (vii) naming based on regional origin, and (viii) the naming is based on the
local language, (ix) naming based on the form, and (x) naming based on the
circumstances.
Keyword : phrase, naming, and rice
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING............................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI........................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………. iv
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA……………… v
KATA PENGANTAR……………………………………………... vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………….. viii
ABSTRAK.......................................................................................... ix
ABSTRACT......................................................................................... x
DAFTAR ISI....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………….. 3
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………… 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................... 4
1.5 Tinjauan Pustaka……………………………………… 4
1.6 Landasan Teori………………………………………... 6
1.7 Metode Penelitian........................................................... 15
1.8 Sistematika Penyajian.................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB II STRUKTUR FRASA NAMA NASI
2.1 Pengantar.................................................................. 20
2.2 Klasifikasi Nama Nasi.............................................. 20
2.3 Struktur Frasa Nama Nasi N + N........................... 26
2.4 Struktur Frasa Nama Nasi N + V........................... 31
2.5 Struktur Frasa Nama Nasi N + A.......................... 33
BAB III DASAR PENAMAAN JENIS NASI
3.1 Pengantar................................................................. 36
3.2 Penamaan Berdasarkan Warna............................ 36
3.3 Penamaan Berdasarkan Cara Pengolahan.......... 38
3.4 Penamaan Berdasarkan Lauk............................... 40
3.5 Penamaan Berdasarkan Sayur.............................. 41
3.6 Penamaan Berdasarkan Kemasan........................ 43
3.7 Penamaan Berdasarkan Porsi............................... 44
3.8 Penamaan Berdasarkan Asal Daerah................... 45
3.9 Penamaan Berdasarkan Bahasa Daerah.............. 46
4. Penamaan Berdasarkan Bentuk............................ 47
4.1 Penamaan Berdasarkan Keadaan......................... 47
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan............................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4.2 Saran.......................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 52
DAFTAR SUMBER DATA........................................................... 52
LAMPIRAN...................................................................................... 55
BIOGRAFI....................................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nama Nasi yang Sering Digunakan………………………………. . 21
Tabel 2. Nama Nasi yang Baru Dikenal Peneliti……………………………. 23
Tabel 3. Tabel Nama Nasi Inovasi………………………………………….. 25
Tabel 4. Struktur Frasa Nama Nasi N + N…………………………………. 30
Tabel 5. Struktur Frasa Nama Nasi N + V…………………………………. 33
Tabel 6. Struktur Frasa Nama Nasi N + A…………………………………. 35
Tabel 7. Struktur Pembentukan Frasa Nasi………………………………… 49
Tabel 8. Dasar Penamaan Jenis Nasi………………………………………. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tugas akhir ini mengangkat topik nama jenis nasi di Indonesia : Tinjauan
Struktur Frasa dan Penamaan. Nama merupakan sebuah unsur primer. Dalam
pemberian nama nasi, seseorang dapat memberikan nama sesuai kehendaknya. Hal
itu membuat nama nasi di Indonesia menjadi beragam. Akan tetapi dalam penelitian
ini, nama nasi yang diteliti adalah nama nasi yang sudah menjadi istilah di
masyarakat. Contohnya adalah nasi putih, nasi telur, dan nasi sup.
Plato berpendapat dalam suatu percakapan yang berjudul “Cratylos”
menyatakan bahwa lambang adalah kata di dalam suatu bahasa,
sedangkan makna adalah obyek yang dihayati di dunia nyata berupa
rujukan, acuan, atau sesuatu yang ditunjuk oleh lambang itu. Oleh
karena itu, lambang-lambang atau kata-kata itu tidak lain daripada nama
atau label dari yang dilambangkannya, mungkin berupa benda, konsep,
aktivitas, atau peristiwa. Menurut Aristoteles (384-322 SM) pun dulu
sudah mengatakan bahwa pemberian nama adalah soal konvensi atau
perjanjian belaka di antara sesama anggota suatu masyarakat bahasa.
Penamaan adalah pelambangan suatu konsep untuk mengacu kepada
suatu referen yang berada di luar bahasa (Chaer, 1990:43).
Bahasa memiliki fungsi referensial dan fungsi komunikatif. Fungsi referensial
disebut juga sebagai fungsi kognitif, denotatif, informatif, dan fungsi
representasional. Fungsi ini berkaitan dengan suatu konteks dalam komunisasi.
Fungsi referensial adalah fungsi bahasa sebagai alat untuk membicarakan suatu objek
atau referensi. Objek tersebut dapat berupa sebuah peristiwa, benda, manusia atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
apapun yang dijadikan bahan percakapan. Misalnya ketika seseorang ingin bercerita
tentang nasi goreng, pembicara tidak perlu menunjukan wujud nasi goreng tersebut
karena bahasa dapat mewakilinya. Bahasa dapat menjadi referen atas apa yang
dibicarakan tersebut, karena bahasa mempunyai kata-kata yang dapat merujuk pada
sesuatu di luar bahasa tersebut. Ketika seseorang menyebut nasi goreng dalam benak
pendengar sudah terdapat konsep tentang “nasi goreng” tersebut. Sedangkan fungsi
komunikatif adalah penggunaan bahasa untuk penyampaian informasi antara
pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Dalam penelitian ini hanya akan
dibahas mengenai fungsi referensial bahasa saja.
Nasi merupakan makanan pokok penduduk di Indonesia. Nasi berasal dari
beras yang sudah dimasak dengan cara ditanak atau dikukus (Sugono, 2008:953).
Beras berasal dari tanaman padi yang ditanam di sawah. Jenis nasi yang ada di
Indonesia adalah nasi putih. Nasi putih selanjutnya diolah lagi menjadi jenis nasi
yang berbeda. Olahan nasi putih ini dibuat untuk menciptakan inovasi baru agar tidak
bosan. Sehingga sampai saat ini, makanan olah yang menggunakan nasi sangat
beragam jenisnya. Hasil pengolahan nasi ini mempengaruhi nama jenis nasi itu
sendiri.
Beragamnya nama nasi di Indonesia, peneliti tertarik untuk mengetahui
pembentukan struktur frasa nasi yang ada di Indonesia, contohnya :
(1) Nasi punar
(2) Nasi pulut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pada data (1) dan (2) merupakan frasa yang terdiri dari dua kata. Pembentukan frasa
nasi terdiri dari kata nominal yang diikuti kata nominal. Kata yang dicetak miring
pada data (1) yaitu punar adalah nama yang berarti nasi kuning. Sama halnya pada
data (2) kata yang dicetak miring yaitu pulut adalah nama yang berarti nasi ketan.
Alasan kedua, peneliti tertarik untuk mengetahui jenis penamaan nasi yang
ada di Indonesia, contohnya :
(3) Nasi samin
Pada data (3) merupakan nama nasi yang diambil dari cara pengolahannya, yaitu nasi
yang dimasak dengan minyak samin.
Dari contoh-contoh di atas, peneliti menemukan permasalahan yang ada
dalam nama jenis nasi. Permasalahan itu kemudian peneliti rumuskan dalam rumusan
masalah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam butir 1.1 permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja struktur frasa nama jenis nasi di Indonesia?
2. Apa saja dasar penamaan jenis nasi di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Mendeskripsikan struktur frasa nama jenis nasi di Indonesia.
2. Mendeskripsikan dasar penamaan jenis-jenis nasi di Indonesia.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Ada beberapa manfaat dari penelitian ini, yaitu:
Dalam bidang sintaksis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk
mendeskripsikan struktur pembentukan jenis nama nasi di Indonesia. Dalam bidang
semantik, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memaparkan pengelompokan dasar
penamaan jenis nama nasi di Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan bisa
menambah jenis penamaan di Indonesia, khususnya dalam jenis nama nasi.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendokumentasikan jenis nama nasi
yang ada di Indonesia. Bagi pembaca, hasil penelitian ini juga bermanfaat untuk
mengenal jenis nama nasi yang ada di Indonesia.
1.5 Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai dasar penamaan jenis nama nasi menurut peneliti belum
ada. Akan tetapi penelitian mengenai dasar penamaan sudah pernah ada yang
meneliti. Penelitian mengenai penamaan pernah diteliti oleh Wijanarko dalam
skripsinya yang berjudul Jenis Nama dan Dasar Penamaan dalam Kolom “Sungguh-
Sungguh Terjadi”(SST) di Kedaulatan Rakyat : Sebuah Kajian Awal. (2009). Dalam
skripsinya, Wijanarko membahas mengenai nama yang terdapat dalam kolom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
“Sungguh-sungguh Terjadi” (SST) di harian Kedaulatan Rakyat (KR) edisi Minggu,
Januari sampai dengan Februari 2008. Dari hasil penelitiannya, Wijanarko
menemukan jenis nama menurut maujud yang ditunjuk dan dasar penamaan dalam
kolom “Sungguh-Sungguh Terjadi” di Kedaulatan Rakyat. Penelitian menurut
maujud yang ditunjuk memberikan penjelasan tentang bagaimana penggunaan nama
dalam kalimat atau teks (kolom) sesuai dengan maujudnya, yang terdapat dalam surat
kabar harian Kedaulatan Rakyat. Selain itu dalam skripsinya, Wijanarko
mendeskripsikan dasar penamaan yang digunakan dalam kolom “Sungguh-Sungguh
Terjadi” di Kedaulatan Rakyat.
Topik tentang penamaan pernah juga dibahas oleh Kurnia dalam skripsinya
yang berjudul Jenis Penamaan dan Asal-Usul Nama dalam Sepak Bola Pemberitaan
Media Massa. (2011). Dalam penelitian Kurnia ditemukan bahwa penamaan sebagai
kajian semantik merupakan sebuah fenomena bahasa yang dapat ditemukan pada
istilah-istilah dunia sepak bola khususnya dalam pemberitaan media massa. Selain
itu, hasil penelitiannya juga mendeskripsikan tentang varian penamaan dalam
pesepakbolaan yang sering muncul dalam media massa.
Penelitian mengenai dasar penamaan yang ada cenderung berpusat pada
media massa atau surat kabar, seperti penelitian yang dilakukan oleh Wijanarko dan
Kurnia. Penelitian yang dilakukan oleh Wijanarko adalah membahas mengenai dasar
penamaan yang ada pada kolom sungguh-sungguh terjadi pada harian Kedaulatan
Rakyat. Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia adalah jenis dasar penamaan dan asal-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
usul penamaan dalam sepak bola. Penelitian ini juga mengenai dasar penamaan
namun dalam penelitian ini akan mendeskripsikan struktur frasa dan dasar penamaan
jenis nasi yang ada di Indonesia.
1.6 Landasan Teori
Dalam landasan teori ini akan dibahas teori tentang (a) struktur frasa dan (b)
dasar penamaan. Landasan teori poin (a) dan (b) digunakan sebagai dasar analisis
jenis nama nasi di Indonesia.
1.6.1 Struktur Frasa
Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
tidak melampaui batas fungsi (lihat Ramlan, 1983:137). Beberapa contoh,
misalnya :
a. akan datang
b. perih sekali
c. di beranda
d. kemarin sore
Dari batasan di atas dapat dikemukakan bahwa frasa mempunyai dua sifat.
Pertama, frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau
lebih. Kedua, frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi, adalah dalam subjek,
predikat, objek, pelengkap, atau keterangan.
Frasa eksosentrik adalah frasa yang komponen-komponennya tidak
mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Frasa
eksosentris biasanya dibedakan atas frasa eksosentris yang direktif atau
disebut frasa preposisional ( komponen pertamanya berupa preposisi, seperti
di, ke, dan dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata,
yang biasanya berkategori nomina) dan non direktif (komponen pertamanya
berupa artikulus, seperti si dan sang sedangkan komponen keduanya berupa
kata atau kelompok kata berkategori nomina, ajektiva, atau verba).
Frasa endosentrik adalah frasa yang salah satu unsurnya atau
komponennya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
Artinya, salah satu komponennya dapat menggantikan kedudukan
keseluruhannya. Frasa ini disebut juga frasa modifikatif karena komponen
keduanya, yaitu komponen yang bukan inti atau hulu (Inggris: head)
mengubah atau membatasi makna komponen inti atau hulunya itu. Selain itu
disebut juga frasa subordinatif karena salah satu komponennya, yaitu yang
merupakan inti frasa berlaku sebagai komponen atasan, sedangkan komponen
lainnya, yaitu komponen yang membatasi, berlaku sebagai komponen
bawahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Dilihat dari kategori intinya dibedakan adanya frasa nominal (frasa
endosentrik yang intinya berupa nomina atau pronomina maka frasa ini dapat
menggantikan kedudukan kata nominal sebagai pengisi salah satu fungsi
sintaksis), frasa verbal (frasa endosentrik yang intinya berupa kata verba,
maka dapat menggantikan kedudukan kata verbal dalam sintaksis), frasa
ajektifa (frasa edosentrik yang intinya berupa kata ajektiv), frasa numeralia
(frase endosentrik yang intinya berupa kata numeral).
1.6.2 Dasar Penamaan
Penamaan adalah sebuah proses pelambangan suatu konsep untuk
mengacu kepada suatu referen yang berada diluar bahasa. Bahasa adalah suatu
sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Maksudnya, antara suatu satuan
bahasa, sebagai lambang, misalnya kata, dengan sesuatu benda atau hal yang
dilambangkannya bersifat sewenang-wenang tidak ada hubungan wajib di
antara keduanya. Pemberian nama adalah soal konvensi atau perjanjian belaka
di antara sesama anggota suatu masyarakat bahasa. Penamaan adalah proses
pelambangan suatu konsep untuk mengacu kepada sesuatu referen yang
berada di luar bahasa. Penamaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti proses, cara, perbuatan menamakan. Sementara oleh Kridalaksana
diartikan (1993), sebagai proses pencarian lambang bahasa untuk
menggambarkan objek konsep, proses, dan sebagainya; biasanya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
memanfaatkan perbendaharaan yang ada; antara lain dengan perubahan-
perubahan makna yang mungkin atau dengan penciptaan kata atau kelompok
kata. Berikut merupakan jenis-jenis penamaan
1.6.2.1 Peniruan Bunyi
Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata yang terbentuk sebagai
hasil peniruan bunyi. Maksudnya nama-nama benda atau hal tersebut dibentuk
berdasarkan bunyi dari benda tersebut atau suara yang ditimbulkan oleh benda
tersebut (Chaer, 1990:44), misalnya.
a. seekor kucing biasa dipanggil dengan nama meong, hal tersebut
terjadi karena suara kucing bila didengar berbunyi “meong-
meong”.
b. Ada penjual es krim “dung-dung”. Nama dung-dung ini berasal
dari suara yang dihasilkan kenong kecil yang dipukul oleh penjual
sehingga dikenal oleh pembeli sebagai es krim dung-dung.
Kata-kata yang dibentuk berdasarkan tiruan bunyi ini disebut kata peniru
bunyi atau onomatope.
1.6.2.2 Penyebutan Bagian
Dalam bidang kesusastraan ada istilah pars pro toto yaitu gaya bahasa
yang menyebutkan bagian dari suatu benda atau hal, padahal yang dimaksud
adalah keseluruhannya (Chaer, 1990:45), misalnya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a. Parto baru saja membeli 500 ekor ayam.
b. Setiap akhir bulan, Soekarno pergi meninggalkan dompetku
kata yang dicetak miring di atas merupakan penyebutan sebagian yang
sebenarnya adalah keseluruhan.
Kebalikan dari pars prototo adalah gaya retorika yang disebut totem
proparte yaitu menyebut keseluruhan untuk sebagian, misalnya.
a. anggota TNI disebut baju hijau karena ciri warna pakaian TNI adalah
hijau.
b. mahasiswa Sanata Dharma memenangkan medali emas di lomba debat
nasional.
1.6.2.3 Penyebutan Sifat Khas
Hampir sama dengan pars prototo yang dibicarakan di atas adalah
penanaman sesuatu benda berdasarkan sifat khas yang ada pada benda itu. Di
sini terjadi perkembangan yaitu berupa ciri makna yang disebut dengan kata
sifat itu mendesak kata bendanya karena sifatnya yang amat menonjol itu;
sehingga akhirnya, kata sifat itulah yang menjadi nama bendanya (Chaer,
1990:46), misalnya :
a. Umpamanya, orang yang sangat kikir lazim disebut si kikir atau si bakhil.
b. Anak yang tidak dapat tumbuh menjadi besar, tetap saja kecil, disebut si
kerdil.
c. Orang yang kulitnya hitam disebut si hitam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
d. Orang yang kepalanya botak disebut si botak.
1.6.2.4 Penemu dan Pembuat
Banyak nama benda dalam kosakata bahasa Indonesia yang dibuat
berdasarkan nama penemunya, nama pabrik pembuatnya, atau nama dalam
peristiwa sejarah. Nama-nama benda yang demikian disebut dengan
istilah appelativa (Chaer, 1990:47). Nama benda yang berasal dari nama
orang, antara lain :
.a. Mujahir atau mujair yaitu sejenis ikan laut tawar yang mula-mula
ditemukan dan diternakan oleh seorang yang bernama mujair di Kediri, Jawa
Timur.
c. Volt nama satuan kekuatan aliran listrik yang diturunkan dari nama
penciptanya yaitu Volta (1745-1787) seorang sarjana fisika dari Italia.
Selanjutnya dalam dunia ilmu pengetahuan kita kenal juga nama dalil ,
kaidah, atau aturan yang didasarkan pada nama ahli yang membuatnya.
Misalnya, dalil arkhimides, hukum kepler, hukum var der Tunk, dan
sebagainya.
Nama orang atau nama pabrik dan merek dagang kemudian menjadi
nama benda hasil produksi seperti aspirin obat sakit kepala, ciba obat sakit
perut, miwon bumbu masak dan sebagainya.
Dari peristiwa sejarah banyak kita dapati nama orang atau nama
kejadian menjadi kata umum. Misalnya kata boikot, bayangkara, laksamana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dan sebagainya. Kata Lloyd seperti yang terdapat pada nama persahaan
pelayaran seperti Djakarta Lloyd dan Rotterdamse Lloyd diturunkan dari
nama seorang pengusaha warung kopi di kota London pada abad XVII, yaitu
Edward Lloyd. Warung kopi itu banyak dikunjungi oleh para pelaut dan
makelar perkapalan. Maka itulah namanya dipakai sebagai atribut perusahaan
pelayaran yang searti dengan kata kompeni atau perserikatan, khususnya
perserikatan pelayaran.
1.6.2.5 Tempat Asal
Sejumlah nama benda dapat ditelusuri berasal dari nama tempat asal
benda tersebut. Misalnya kata magnet berasal dari nama tempat Magnesia;
kata kenari, yaitu nama sejenis burung, berasal dari nama Pulau Kenari di
Afrika dan sebagainya (Chaer, 1990:49).
Banyak juga nama piagam atau prasasti yang disebut berdasarkan
nama tempat penemuannya seperti :
a. Piagam kota kapur, prasasti.
b. Kedudukan Bukit.
c. Piagam Telaga Batu.
d. Piagam Jakarta.
Selain itu banyak juga kata kerja yang dbentuk dari nama tempat misalnya :
a. Didigulkan yang berarti dibuang ke Digul di Irian Jaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Dinusakambangankan yang berarti dibawa atau dipenjarakan di Pulau
Nusa Kambangan.
1.6.2.6 Bahan
Ada sejumlah benda yang namanya diambil dari nama pokok benda
itu. Misalnya, karung yang dibuat dari goni yaitu sejenis serta tumbuh-
tumbuhan yang dalam bahasa latinnyaCorchorus capsularis, disebut jyga goni
atau guni. Jadi, kalau dikatakan membeli beras dua goni, maksudnya membeli
beras dua karung (Chaer, 1990:49).
Contoh lain, kaca adalah nama bahan. Lalu bahan-bahan lain yang
dibuat dari kaca disebut juga kaca seperti kaca mata, kaca jendela, kaca spion,
dan kaca mobil. Begitu juga bambu runcing adalah nama senjata yang
digunakan rakyat indonesia dalam perang kemerdekaan dulu. Bambu runcing
dibuat dari bambu yang ujungnya diruncingi sampai tajam. Maka disini nama
bahan itu, yaitu bambu, menjadi nama alat senjata itu.
1.6.2.7 Keserupaan
Dalam praktik berbahasa banyak kata yang digunakan secara
metaforis. Artinya kata itu digunakan dalam suatu ujaran yang maknanya
dipersamakan atau diperbandingkan dengan makna leksikal dari kata itu.
Misalnya kata kaki ada frase kaki meja, kaki gunung, dan kaki kursi. Disini
kata kaki mempunyai kesamaan makna dengan salah satu ciri makna dari kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kaki itu yaitu, “alat penopang berdirinya tubuh” pada frase kaki meja dan kaki
kursi, dan ciri “terletak pada bagian bawah” pada frase kaki gunung (Chaer,
1990:50).
Dalam pemakaian bahasa sekarang banyak nama benda yang dibuat
berdasarkan kesamaan sifat atau ciri dari makna leksikal dari kata itu.
Misalnya kata raja frase raja kumis, raja minyak, raja kayu lapis, raja jalanan,
raja dangdut dan raja bandel.raja adalah orang yang paling berkuasa atau yang
paling tingi kedudukannya di negaranya. Maka raja kumis diartikan sebagai
“orang yang memiliki kumis paling hebat”.
Sifat metaforis dari kata-kata itu tampaknya sudah luntur karena kata-
kata itu telah menjadi istilah umum dalam pemakaian bahasa sehari-hari.
1.6.2.8 Pemendekan
Dalam perkembangan bahasan terakhir ini banyak kata-kata dalam
bahasa Indonesia yang terbentuk sebagai hasil penggabungan unsur-unsur
huruf awal atau suku kata dari beberapa kata yang digabungkan menjadi satu.
Kata-kata yang tebentuk sebagai hasil penyingkatan ini lazim disebut
akronim. Kata-kata yang berupa akronim ini kita dapati hampir dalam semua
bidang kegiatan (Chaer, 1990:51), Misalnya :
a. ABRI yang berasal dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
b. KONI yang berasal dari Komite Olahraga Nasional Indonesia
c. Rudal berasal dari peluru kendali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d. Lemhanas berasal dari lembaga pertahanan naisonal.
Suatu gejala yang bersifat humor dan tidak perlu ditanggapi secara
serius dewasa ini adalah adanya dikalangan remaja di kota-kota besar
(terutama Jakarta) untuk memberi kepanjangan atau menafsirkan lain dari
akronim atau singkatan itu. Misalnya, ASMI yang ditafsirkan sebagai
kependekan dari Akademi Santapan Manajer Indonesia (padahal sebenarnya
Akademi Sekertaris Manajemen Indonesia), Tekab ditafsirkan sebagai
kependekan dari tekanan batin (padahal sebenarnya team khusus anti
banditisme). Malah banyak pula kata biasa yang diperlukan sebagai akronim
dan diberi tafsiran yang bukan-bukan, seperti benci yang ditafsirkan sebagai
benar-benar cinta; apik yang ditafsirkan sebagai kependekan dari agak pikun;
pilot yang ditafsirkan sebagai kpendekan dari papi kolot, dan sebagainya.
1.6.2.9 Penamaan Baru
Dewasa ini banyak kata atau istilah baru yang dibentuk untuk
menggantikan kata atau istilah lama yang sudah ada. Kata-kata atau istilah-
istilah lama yang sudah ada itu perlu diganti dengan kata-kata baru atau
sebutan baru, karena dianggap kurang tepat, tidak irasional, kurang halus, atau
kurang ilmiah (Chaer, 1990:52), misalnya :
a. Kata seperti onderdil dianggap tidak bersifat irasional maka diganti
dengan suku cadang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Kata seperti pemecatan diganti dengan pemutusan hubungan kerja.
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yakni (i) pengumpulan data, (ii)
analisis data, (iii) penyajian hasil analisis data. Berikut ini akan diuraikan masing-
masing tahap dalam penelitian ini.
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Objek penelitian ini adalah struktur frasa dan dasar penamaan. Data
penelitian adalah jenis nama nasi di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode simak. Metode simak adalah adalah metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan cara mengamati dan
menyimak langsung penggunaan bahasa. Peneliti menyimak langsung hasil
browsing di internet, mencatat menu nasi di warung makan, resep masakan,
spanduk-spanduk, dan peneliti sebagai penutur. Teknik yang digunakan dalam
tahap pengumpulan data adalah teknik simak bebas cakap dengan mengamati
dan mencatat data berupa frasa nasi yang ada di Indonesia. Data yang sudah
terkumpul diklasifikasikan berdasarkan kategori dan jenisnya.
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Langkah kedua adalah analisis data. Setelah data terklasifikasikan,
kemudian dianalisis dengan menggunakan metode agih dan metode padan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan
merupakan bagian dari bahasa yang diteliti. Metode padan adalah metode
yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari
bahasa yang bersangkutan atau diteliti (Sudaryanto, 1993:13; 1993:15).
Teknik yang dipakai dalam metode agih ini adalah teknik lanjutan yaitu
teknik sisip dan teknik baca markah. Contoh teknik sisip dapat dilihat pada
data berikut.
(4) Nasi sarden
(4a) Kemarin ayah membeli kue bukan nasi juga bukan sarden
Contoh pada data (4a) di atas untuk membuktikan bahwa kata nasi dan sarden
adalah kata golongan nominal. Sehingga pembentukan struktur nasi sarden
adalah kata nominal + nominal.
Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara
“membaca pemarkah” dalam suatu konstruksi. Pemarkah itu adalah alat
seperti imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan artikel yang menyatakan
ciri ketatabahasaan atau fungsi kata atau konstruksi (lih. Kridalaksana,
2001:161). Contoh teknik baca markah dapat dilihat pada data berikut.
(5) Nasi beriani
Contoh pada data (5) kata yang dicetak miring merupakan nama yang
tergolong dalam kata nominal. Nama itu merujuk pada nasi yang dimasak
bersama dengan daging atau ayam, sayuran, dan bumbu (Sugono, 2008:953).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Metode padan translasional adalah metode padan yang alat penentunya
berasal dari bahasa lain. Bahasa lain yang dimaksud adalah bahasa di luar
bahasa yang diteliti (Kesuma, 2007:49). Contoh penerapan metode padan
dapat dilihat pada data berikut.
(6) Nasi gandul
Pada data (6) kata yang dicetak miring merupakan bahasa jawa yang berarti
bergantung-gantung.
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis
Setelah tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian
hasil analisis data. Analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan
menggunakan metode formal. Hasil penelitian ini disajikan dengan
menggunakan metode formal, yaitu memanfaatkan tanda, tulisan, dan
sejenisnya.
1.8 Sistematika Penyajian
Laporan hasil penelitian ini disusun dalam tiga bab. Bab I adalah
pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan
sistematis penelitian. Latar belakang masalah memaparkan pernyataan tentang objek
penelitian ini beserta alasan-alasannya. Rumusan masalah berisi paparan masalah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
masalah yang berkenaan dengan objek penelitian ini. Tujuan penelitian
mendeskripsikan jawaban atas masalah yang terdapat pada penelitian ini. Manfaat
hasil penelitian menjelaskan manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian.
Tinjauan pustaka mengemukakan tentang hasil kajian pustaka yang pernah mengkaji
tentang dasar penamaan. Landasan teori menyampaikan teori yang digunakan sebagai
landasan penelitian ini. Metode penelitian memuat teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, dan teknik penyampaian hasil analisis data yang digunakan penulis
dalam penelitian ini. Sistematis penyajian menguraikan urutan hasil penelitian dalam
skripsi ini.
Bab II berisi pembahasan tentang pembentukan struktur frasa nama jenis-jenis
nasi di Indonesia. Bab III mendeskripsikan pengelompokan dasar penamaan jenis-
jenis nasi. Bab IV berisi mengenai kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB II
STRUKTUR FRASA NAMA JENIS NASI
2.1 Pengantar
Bab II akan membahas mengenai struktur frasa nama nasi di Indonesia.
Pembentukan nama nasi dilihat dari struktur frasanya. Contoh frasa dapat dilihat pada
data berikut
Nasi sarden
data diatas menunjukan frasa yang terdiri dari dua kata yaitu kata nasi dan sarden.
Kedua kata ini memiliki kedudukannya sendiri. Kata nasi merupakan unsur pusat dan
kata sarden merupakan atribut. Dari contoh frasa nasi sarden, diketahui bahwa frasa
nama nasi yang ada di Indonesia merupakan frasa endosentrik.
2.2 Klasifikasi Nama Nasi
Frasa nasi yang telah terkumpul selanjutnya diklasifikasikan ke dalam tiga
tabel. Ketiga tabel tersebut adalah tabel nama nasi yang sering digunakan, tabel nama
nasi yang baru dikenal peneliti, dan tabel nama nasi inovasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tabel 1. Nama Nasi yang Sering Digunakan
No. Nama nasi yang sering
digunakan
1 Nasi goreng
2 Nasi sayur
3 Nasi telur
4 Nasi pindang
5 Nasi ayam
6 Nasi tempe
7 Nasi uduk
8 Nasi jinggo
9 Nasi soto
10 Nasi rawon
11 Nasi sarden
12 Nasi gudeg
13 Nasi tumpeng
14 Nasi kebuli
15 Nasi padang
16 Nasi rames
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
17 Nasi jamblang
18 Nasi liwet
19 Nasi samin
20 Nasi langgi
21 Nasi aking
22 Nasi campur
23 Nasi tim
24 Nasi timbel
25 Nasi megono
26 Nasi pecel
27 Nasi putih
28 Nasi kuning
Tabel di atas menunjukan nama nasi yang lazim digunakan dalam masyarakat. Lazim
karena nama nasi dalam tabel ini, baik peneliti maupun masyarakat sudah biasa
menggunakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel 2. Nama Nasi yang Baru Dikenal Peneliti
No. Nama nasi yang baru
diketahui peneliti
1 Nasi lemak
2 Nasi lemang
3 Nasi jamur
4 Nasi gandul
5 Nasi detus
6 Nasi grombyang
7 Nasi jaha
8 Nasi punar
9 Nasi pulut
10 Nasi kerak
11 Nasi beriani
12 Nasi tungkus
13 Nasi golong
14 Nasi tepeng
15 Nasi kapau
16 Nasi sega
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
17 Nasi bakepor
18 Nasi kerak
19 Nasi lengko
20 Nasi anjing
21 Nasi ulam
22 Nasi hitam
23 Nasi lengat
Tabel di atas merupakan nama nasi yang tergolong baru dikenal oleh peneliti. Nama
nasi yang terdaftar ini sebenarnya sudah ada, akan tetapi penggunaannya yang jarang
di masyarakat menjadi asing terdengar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel 3. Tabel Nama Nasi Inovasi
No. Nama nasi inovasi
1 Nasi pelangi
2 Nasi hijau
3 Nasi panggang
4 Nasi bakar
5 Nasi rebus
6 Nasi ungu
7 Nasi merah
8 Nasi macan
9 Nasi bungkus
10 Nasi kotak
Pada tabel ini terdapat nama nasi yang berasal dari pengembangan nama nasi yang
pernah ada sebelumnya. Pengembangan ini membuat nama nasi menjadi berbeda dan
menambah varian menu nasi yang ada di Indonesia.
Dalam pencarian data tentang nama nasi ini, peneliti mendapatkan penemuan
struktur frasa nama nasi. Penemuan tentang struktur frasa itu antara lain struktur frasa
nama nasi nominal (N) + nominal (N), struktur frasa nama nasi nominal (N) + verbal
(V), dan struktur frasa nama nasi nominal (N) + Adjektival (A).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2.3. Struktur Frasa Nama Nasi Nominal (N) + Nominal (N)
Frasa ini terdiri dari kata nominal sebagai unsur pusat, diikuti dengan
kata atau frasa nominal sebagai atribut. Jadi semua unsurnya berupa kata atau
frasa nominal (lihat Ramlan, 1982:129). Pada struktur nama nasi (N) + (N),
ditemukan lima macam struktur nama nasi yang berbeda. Kelima macam
struktur nama nasi tersebut adalah :
2.3.1 Tipe Nasi Telur
Tipe dalam nasi telur ini adalah frasa jenis nasi yang atributnya punya
kedudukan sama dengan unsur pusat. Hal itu dapat dilihat pada contoh (7)
berikut :
(7) Nasi telur
Kata nasi dan telur pada contoh (7) masing-masing berjenis kata nominal. Hal
itu dapat dibuktikan kedua kata itu dapat diperluas dengan kata bukan. Seperti
terlihat pada kalimat (7a) berikut :
(7a) Adik membeli bubur bukan nasi juga bukan telur di pasar.
Pada tataran frase kata golongan nominal (N) tidak dapat dinegatifkan
dengan kata tidak. Pada tataran frase kata golongan (N) dapat diikuti kata itu.
Pada tataran frase kata golongan (N) dapat didahului kata yang menyatakan
jumlah baik itu satuan maupun bukan satuan. (Ramlan, 1982 : 113). Hal itu
dapat dilihat pada (7b) berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(7b) *Adik membeli bubur tidak nasi juga tidak telur di pasar.
Data lain yang diperoleh dan berstruktur tipe nasi telur adalah :
(8) Nasi lemak
(9) Nasi sarden
(10) Nasi ayam
(11) Nasi tempe
(12) Nasi sayur
(13) Nasi soto
(14) Nasi pindang
(15) Nasi jamur
(16) Nasi gudeg
(17) Nasi rawon
(18) Nasi kucing
(19) Nasi anjing
(20) Nasi kunyit
2.3.2 Tipe Nasi Beriani
Pada tipe nasi beriani, baik unsur pusat ataupun atribut adalah kata
nominal. Perbedaan tipe nasi beriani dengan tipe nasi telur terletak pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
atributnya. Pada tipe nasi telur, atributnya sudah jelas kata nominal. Pada tipe
nasi beriani, atributnya yaitu kata beriani merupakan nama yang merujuk
pada nasi yang dimasak bersama dengan daging atau ayam, sayuran, dan
bumbu (Sugono, 2008:953) jadi, atribut kata beriani sendiri sudah
mengandung arti kata nasi.
Walau dapat berdiri sendiri, atribut ini tetap membutuhkan unsur
pusat. Hal itu bertujuan agar frasa dalam tipe nasi beriani mudah dipahami
oleh orang awam.
Selain nasi beriani ada beberapa data lain yang serupa, yaitu :
(21) Nasi uduk
(22) Nasi tungkus
(23) Nasi grombyang
(24) Nasi gandul
(25) Nasi tumpeng
(26) Nasi golong
(27) Nasi jaha
(28) Nasi punar
(29) Nasi pulut
(30) Nasi timbel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.3.3 Tipe Nasi Padang
Atribut kata nominal yang termasuk ke dalam tipe nasi padang
merujuk ke nama tempat atau daerah. Sehingga unsur pusat mengandung
pengertian bahwa nasi berasal dari daerah tertentu. Hal itu dapat dilihat pada
penjelasan (31a) berikut :
(31a) Nasi khas daerah Padang
Pada penjelasan (31a), menerangkan bahwa nasi yang berasal dari daerah
Padang, Sumatera Barat. Selain nasi Padang, terdapat juga data serupa yaitu :
(32) Nasi Jamblang
(33) Nasi Kapau
2.3.4 Tipe Nasi Bungkus
Pada tipe nasi bungkus, atributnya juga berupa kata nominal. Kata
nominal pada tipe nasi bungkus menunjuk bahwa nasi dikemas dengan kertas
atau kardus. Berikut data lain yang terdaftar dalam tipe nasi bungkus :
(34) Nasi kotak
(35) Nasi dus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.3.5 Tipe Nasi Detus
Pada tipe nasi detus, atributnya juga berupa kata nominal. Kata
nominal pada tipe nasi detus menunjuk keadaan nasi yang teksturnya agak
keras. Berikut ini data lain yang termasuk dalam tipe nasi detus :
(36) Nasi aking
(37) Nasi kerak
Tabel 4. Struktur Frasa Nama Nasi N + N
Nama Nasi Tipe Nasi
Telur
Tipe Nasi
Beriani
Tipe Nasi
Padang
Tipe Nasi
Bungkus
Tipe Nasi
Detus
Nasi tempe
Nasi ayam
Nasi sarden
Nasi jamur
Nasi gudeg
Nasi sayur
Nasi soto
Nasi rawon
Nasi lemak
Nasi kucing
Nasi anjing
Nasi pindang
Nasi kebuli
Nasi jaha
Nasi punar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Nasi pulut
Nasi tungkus
Nasi tumpeng
Nasi beriani
Nasi timbel
Nasi uduk
Nasi padang
Nasi jamblang
Nasi kapau
Nasi bungkus
Nasi kotak
Nasi dus
Nasi detus
Nasi aking
Nasi kerak
2.4. Struktur Frasa Nama Nasi Nominal (N) + Verbal (V)
N diikuti V, maksudnya terdiri dari kata atau frasa nominal sebagai unsur
pusat, diikuti dengan kata atau frasa verbal sebagai atribut. Pada tataran frase kata
golongan (V) dapat dinegatifkan dengan kata tidak (lihat Ramlan, 1982 : 130).
Struktur frasa nama nasi (N) + (V) dibagi menjadi dua. Hal itu dapat dilihat pada
penjelasan berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2.4.1 Tipe Nasi Goreng
Frasa nasi yang termasuk ke dalam tipe nasi goreng dapat
menerangkan UP dengan jelas bila atribut mendapat imbuhan, contohnya :
(38) Nasi goreng
Hal itu dapat dibuktikan dengan contoh (38a) berikut :
(38a) Ibu tidak menggoreng nasi hari ini.
Data lain yang diperoleh dan berstruktur tipe nasi goreng adalah
(39) Nasi bakar
(40) Nasi liwet
(41) Nasi Panggang
2.4.2 Tipe Nasi Golong
Tipe nasi golong adalah kelompok frasa nasi yang termasuk kata
golongan verbal namun memiliki ciri khusus. Ciri khusus terlihat dari atribut
yang mengikuti unsur pusat, contohnya :
(42) Nasi golong
Pada data (42) kata yang dicetak miring merupakan atribut yang termasuk
kata golongan verbal. Kata yang dicetak miring menjelaskan bahwa nasi yang
dibentuk sekepalan tangan (Sugono, 2008:953). Data lain yang berstruktur
tipe nasi golong adalah
(43) Nasi campur
(44) Nasi rames
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(45) Nasi tim
Tabel 5. Struktur Frasa Nama Nasi N + V
Nama Nasi Tipe Nasi Goreng Tipe Nasi Golong
Nasi panggang
Nasi liwet
Nasi bakar
Nasi campur
Nasi rames
Nasi tim
2.5. Struktur Frasa Nama Nasi Nominal (N) + Adjektival (A)
N diikuti A, maksudnya adalah frasa itu terdiri dari kata atau frasa nominal
sebagai unsur pusat, diikuti kata atau frasa adjektival sebagai atribut. Berikut ini
adalah nama-nama nasi yang terdiri dari unsur nominal (N) + adjektival (A) :
2.5.1 Tipe Nasi Putih
Tipe nasi putih termasuk kata adjektival yang menerangkan sifat UP
dari segi warna. Hal itu dapat dilihat pada contoh (46a) berikut :
(46a) Nasi yang berwarna putih
Atribut putih memberikan penjelasan pada UP bahwa kata nasi tersebut
memiliki warna putih. Selain nasi putih, data lain yang serupa adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(47) Nasi merah
(48) Nasi kuning
(49) Nasi hijau
(50) Nasi ungu
(51) Nasi pelangi
2.5.2 Tipe nasi gurih
Pada tipe nasi gurih, atributnya berfungsi menerangkan UP dari
teksturnya. Akan tetapi bila dibuktikan dengan perluas, frasa tipe nasi gurih
menjadi sedikit tidak jelas. Hal itu dapat dilihat pada contoh (52) berikut :
(52) Ayah sedang membuat nasi gurih di warung
Penjelasan nasi gurih bisa dilihat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Menurut KBBI, nasi gurih adalah nasi yang dimasak dengan santan dan
bumbu. Sehingga nasi tersebut memiliki rasa yang gurih. Selain nasi gurih,
ada data yang serupa yaitu :
(53) Nasi sega
(54) Nasi aking
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 6. Struktur Frasa Nama Nasi N + A
Nama Nasi Tipe Nasi Putih Tipe Nasi Gurih
Nasi putih
Nasi merah
Nasi kuning
Nasi hijau
Nasi ungu
Nasi pelangi
Nasi gurih
Nasi sega
Nasi aking
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
DASAR PENAMAAN JENIS NASI
3.1 Pengantar
Keberagaman nama nasi tidak lepas dari dasar penamaan. Dasar penamaan
bertujuan untuk memberi identitas bagi konsep yang ditunjuk. Beragamnya nama
jenis nasi ini peneliti kelompokan dalam penamaan nasi berdasarkan beberapa
kategori.
3.2 Penamaan Berdasarkan Warna
Nama jenis nasi terdiri dari unsur pusat yang diikuti oleh atribut. Atribut
berfungsi sebagai penjelas bagi unsur pusat. Pada nama nasi putih, atributnya adalah
kata putih. Kata putih memberi penjelasan warna bagi unsur pusat yaitu kata nasi.
Penamaan nasi berdasarkan warna dibagi menjadi dua. Pertama, kelompok nama nasi
berdasarkan asal warna beras. Kedua, kelompok nama nasi berdasarkan adanya
campuran warna.
3.2.1 Asal Warna Beras
Ada nama jenis nasi yang berasal dari asal warna beras. Pada halaman
berikut ini terdapat tiga nama jenis nasi yang termasuk dalam nama jenis nasi
berdasarkan asal warna beras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(55) Nasi putih
(56) Nasi merah
(57) Nasi hitam
Dasar penamaan pada data (55), (56), dan (57) menunjuk pada asal warna
beras. Pembentukan nama tersebut dapat dilihat pada data (55a) berikut :
(55a) Nasi yang berasal dari beras putih
3.2.1 Adanya Campuran Warna
Pada kelompok ini, warna pada nama jenis nasi berasal dari nasi putih
yang diberi campuran warna. Berikut nama jenis nasi berdasarkan adanya
campuran warna :
(58) Nasi hijau
(59) Nasi kuning
(60) Nasi ungu
(61) Nasi pelangi
Dasar penamaan pada data (58), (59), (60), dan (61) menunjuk bahwa nama
nasi tersebut berasal dari nasi putih yang diberi campuran warna. Penjelasan
kategori adanya campuran warna dapat dilihat pada contoh (58a) berikut :
(58a) Nasi putih yang dimasak dengan rebusan air berwarna hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3.3 Penamaan Berdasarkan Cara Pengolahan
Nasi bisa diolah dengan beberapa cara. Dari cara pengolahan tersebut, peneliti
menemukan dan mengelompokkan nama nasi yang tercipta dari cara pengolahannya.
Salah satu contoh adalah nama nasi bakar. Nama nasi bakar memiliki atribut yaitu
kata bakar. Kata bakar memberi penjelasan cara pengolahan bagi unsur pusat yaitu
kata nasi. Penamaan nasi berdasarkan cara pengolahan dibagi menjadi tiga. Pertama,
penamaan berdasarkan cara pengolahan pertama kali. Kedua, penamaan berdasarkan
cara pengolahan yang kedua. Terakhir, penamaan berdasarkan cara pengolahan yang
dimasak bersama bumbu tertentu.
3.3.1 Pengolahan Yang Pertama
Pada pengolahan yang pertama ini adalah nama nasi yang diolah dari
beras hingga menjadi nasi. Cara pengolahan yang pertama ini selanjutnya
menjadi nama nasi. Berikut jenis nama nasi yang termasuk dalam pengolahan
yang pertama :
(62) Nasi liwet
(63) Nasi tim (steam atau kukus)
Kata yang dicetak miring pada data (62) merupakan bahasa jawa. Sehingga
dasar penamaan pada data (62) merupakan gabungan antara bahasa Indonesia
dengan bahasa jawa. Kata liwet dalam bahasa Indonesia memiliki arti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dimasak. Sedangkan pada data (63) merupakan serapan dari bahasa Inggris
yaitu steam.
3.3.2 Pengolahan Yang Kedua
Kategori pada pengolahan yang kedua ini merupakan tahap
selanjutnya dari pengolahan yang pertama. Pada kategori ini, nama nasi
berubah sesuai dengan tahap pengolahan yang kedua. Berikut nama nasi yang
termasuk dalam pengolahan yang kedua :
(64) Nasi bakar
(65) Nasi goreng
(66) Nasi rebus
Dasar penamaan pada data (64), (65), dan (66) berasal dari hasil pengolahan
yang kedua. Penjelasan dasar penamaan pada kategori ini dapat dilihat pada
(64a) berikut :
(64a) Nasi yang selanjutnya diolah dengan cara dibakar
3.3.3 Pengolahan Yang Dimasak Bersama Dengan Bumbu Tertentu
Kategori yang ketiga ini berbeda dengan dua kategori sebelumnya
dalam penamaan berdasarkan cara pengolahan. Pada kategori ini, nama nasi
berasal dari cara pengolahan nasi yang matang dimasak kembali dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
bumbu tertentu hingga tercampur menjadi satu. Berikut nama nasi yang
termasuk dalam kategori ini :
(67) Nasi beriani
(68) Nasi lemak
(69) Nasi bekepor
(70) Nasi langgi
Pada data (67), (68), (69), dan (70) kata yang dicetak miring merupakan
nama nasi yang berasal dari pengolahan nasi yang dicampur dengan bumbu tertentu.
3.4 Penamaan Berdasarkan Lauk
Pada umumnya, nasi dihidangkan bersama dengan lauk. Lauk yang disajikan
ada beragam pilihan tergantung warung makan yang menjualnya. Lauk yang beragam
ini kemudian penulis kelompokan ke dalam penamaan nasi berdasarkan lauk.
Penamaan berdasarkan lauk dibagi menjadi dua. Pertama, kelompok nama nasi
berdasarkan satu jenis lauk. Kedua, kelompok nama nasi berdasarkan lebih dari satu
lauk.
3.4.1 Satu Jenis Lauk
Pada kategori ini, nama nasi terbentuk dari nama lauk yang menemani
nasi. Berikut nama nasi yang termasuk dalam kategori satu jenis lauk :
(71) Nasi tempe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
(72) Nasi telur
(73) Nasi ayam
(74) Nasi sarden
Data (71), (72), (73), dan (74) merupakan jenis nasi dengan satu lauk.
Penjelasan dasar penamaan pada kategori ini dapat dilihat pada (75a) berikut :
(75) Nasi yang disajikan dengan lauk tempe
3.4.2 Lebih dari Satu Jenis Lauk
Pada kategori ini, penamaan nasi berasal dari banyaknya lauk yang
disajikan dalam satu porsi nasi. Berikut nama nasi yang termasuk dalam
kategori lebih dari satu jenis lauk :
(76) Nasi rames
(77) Nasi campur
Kata yang dicetak miring pada data (76) dan (77) merupakan nama yang
menjelaskan bahwa nasi yang disajikan terdiri dari berbagai macam lauk.
3.5 Penamaan Berdasarkan Sayur
Nasi juga lazim disajikan bersama dengan sayuran. Sayur adalah daun-daunan
(seperti sawi), tumbuh-tumbuhan (taoge), polong atau bijian (kapri, buncis) dan
sebagainya yang dapat dimasak; masakan yang berkuah (seperti gulai, sup). Ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
beberapa jenis sayuran yang biasa disajikan. Penamaan berdasarkan sayur dibagi
menjadi dua. Pertama, kelompok nama nasi berdasarkan penyajian dengan kuah.
Kedua, kelompok nama nasi berdasarkan penyajian tanpa kuah.
3.5.1 Penyajian Dengan Kuah
Nama nasi yang termasuk dalam kategori penyajian dengan kuah
merupakan nama nasi yang tercipta karena adanya kuah (air kaldu) pada
penyajiannya. Berikut nama nasi yang termasuk dalam kategori penyajian
dengan kuah :
(78) Nasi soto
(79) Nasi gudeg
(80) Nasi sop
(81) Nasi pindang
(82) Nasi rawon
Dasar penamaan pada data di atas dapat dijelaskan pada data (78a) berikut :
(78a) Nasi yang disajikan dengan soto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.5.2 Penyajian Tanpa Kuah
Nama nasi pada dasar penamaan ini merupakan nama nasi yang
terbentuk dari penyajian dengan sayur yang tidak diberi kuah (air kaldu).
Berikut nama nasi yang termasuk dalam penyajian tanpa kuah :
(83) Nasi jamur
(84) Nasi pecel
(85) Nasi tepeng
3.6 Penamaan Berdasarkan Kemasan
Untuk berbagai keperluan, nasi terkadang dikemas ke dalam wadah.
Kegunaan wadah ini adalah nasi lebih mudah dibawa dan lebih praktis. Penamaan
berdasarkan kemasan dibagi menjadi dua. Pertama, kelompok nama nasi
menggunakan kemasan daun pisang. Kedua, kelompok nama nasi menggunakan
kemasan dari kertas.
3.6.1 Kemasan Daun Pisang
Nama nasi pada dasar penamaan ini terbentuk dari nasi yang dikemas
dengan daun pisang. Berikut nama nasi yang termasuk dalam kemasan daun
pisang :
(86) Nasi tungkus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pada data (86) kata yang dicetak miring merupakan nama nasi yang
dibungkus dengan daun pisang.
3.6.2 Kemasan dari Kertas
Nama nasi pada dasar penamaan ini terbentuk dari nasi yang dikemas
menggunakan kertas. Berikut nama nasi yang termasuk dalam kemasan dari
kertas :
(87) Nasi kotak
(88) Nasi bungkus
Pada data (87) dan (88) nama nasi terbentuk dari kemasan nasi yang terbuat
dari kertas yang berbentuk kotak (87) dan bungkusan (88).
3.7 Penamaan Berdasarkan Porsi
Nama nasi juga dapat terbentuk dari ukuran porsinya. Peneliti mendapatkan
nama jenis nasi berdasarkan ukuran porsi dengan nama yang unik. Unik karena nama
nasi ini tidak merujuk langsung kepada konsep melainkan lewat perbandingan ukuran
hewan, contohnya dapat dilihat pada data berikut :
(89) Nasi kucing
(90) Nasi macan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pada data (89) dan (90) kata yang dicetak miring menunjuk pada ukuran nasi.
Penjelasannya dapat dilihat pada (89a) dan (90a) berikut :
(89a) Kata kucing pada nasi kucing bukan nasi yang disajikan bersama dengan
daging kucing, melainkan porsi nasi yang disajikan sedikit seperti memberi
makan kucing. Selain itu nasi kucing disajikan dengan tambahan ikan teri
kesukaan kucing.
(90a) Kata macan pada nasi macan bukan nasi yang disajikan bersama dengan
daging macan, melainkan porsi nasi yang disajikan lebih besar dibanding nasi
kucing.
3.8 Penamaan Berdasarkan Asal Daerah
Daerah asal tempat nasi pertama kali muncul dapat dijadikan nama nasi itu
sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan tiga nama jenis nasi berdasarkan
asal daerah.
(91) Nasi Padang
(92) Nasi Kapau
(93) Nasi Jamblang
Ketiga data di atas merupakan penamaan berdasarkan asal daerah, dapat dijelaskan
melalui data (91a) berikut :
(91a) Nasi yang berasal dari daerah Padang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.9 Penamaan Berdasarkan Bahasa Daerah
Nama nasi tidak hanya berasal dari bahasa Indonesia tetapi ada yang berasal
dari bahasa daerah. Hal itu disebabkan di Indonesia terdapat banyak suku dan ras
dengan kekhasan bahasanya masing-masing.
(94) Nasi jinggo
(95) Nasi grombyang
(96) Nasi gandul
(97) Nasi megono
Dasar penamaan mengenai nama nasi di atas dapat dilihat pada penjelasan berikut :
(94a) Merupakan bahasa Hokkien, jeng go yang berarti seribu lima ratus. Sebelum
krisis moneter tahun 1997, nasi jinggo ini memang dijual Rp 1.500,00 per
porsi.
(95a) Merupakan bahasa Jawa: grombyang-grombyang yang berarti bergoyang-
goyang.
(96a) Merupakan bahasa Jawa yang berarti menggantung atau bergantung.
(97a) Merupakan bahasa Jawa yaitu kata mergo yang artinya sebab dan ono yang artinya
ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
4. Penamaan Berdasarkan Bentuk
Penyajian nasi tidak semata-mata hanya diletakan di atas piring begitu saja.
Penamaan berdasarkan bentuk ini mendeskripsikan bahwa nasi dibentuk secara
khusus. Nasi yang dibentuk ini memiliki maksud dan tujuan khusus. Berikut nama
nasi yang termasuk dalam penamaan berdasarkan bentuk :
(98) Nasi tumpeng
(99) Nasi golong
Kata yang dicetak miring pada data (98) dan (99) menjelaskan nama nasi yang
dibentuk, berikut penjelasannya :
(98a) nasi yang dihidangkan dalam bentuk seperti kerucut.
(99a) nasi yang dikepal dan dibulat-bulatkan.
4.1 Penamaan Berdasarkan Keadaan
Di Indonesia, nasi tidak hanya disajikan dengan keadaan yang lembut atau
matang. Ada juga nasi yang dibuat setengah matang bahkan sengaja dikeringkan.
Berikut nama nasi yang termasuk dalam penamaan berdasarkan keadaan :
(100) Nasi aking
(101) Nasi detus
(102) Nasi kerak
Kata yang dicetak miring pada data (100), (101), dan (102) menunjuk pada nama nasi
yang keadaannya berbeda dengan nasi matang, berikut penjelasannya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
(100a) Sisa-sisa nasi yang tak termakan yang dibersihkan dan dikeringkan pada
waktu terik matahari.
(101a) Nasi setengah masak (kalau dikunyah berbunyi “tus-tus”).
(102a) Nasi yang berasal dari kerak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian berupa data catat dan simak, dapat dipahami
bahwa jenis nasi yang ada di Indonesia adalah frasa. Hal itu disebabkan pembentukan
frasa nasi terdiri dari unsur pusat (UP) + atribut. Unsur pusat pada penelitian ini
adalah kata nasi sedangkan untuk atribut, peneliti mendapatkan tiga jenis atribut yang
mengikuti unsur pusat. Tiga jenis atribut tersebut adalah kata nominal (N), kata
verbal (V), dan kata adjektival (A) sehingga terdapat tiga jenis pembentukan frasa
nasi. Pembentukan tiga jenis frasa nasi dapat dilihat pada tabel 1.7 berikut :
Tabel 7. Struktur Pembentukan Frasa Nasi
Struktur Pembentukan Frasa Nasi Tipe-Tipe
Nominal + Nominal
Tipe nasi telor
Tipe nasi beriani
Tipe nasi padang
Tipe nasi bungkus
Tipe nasi detus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Nominal + Verbal
Tipe nasi goreng
Tipe nasi golong
Nominal + Adjektival
Tipe nasi putih
Tipe nasi gurih
Selain pembentukan frasa jenis nasi, nama nasi diklasifikasikan juga ke dalam
beberapa dasar penamaan. Peneliti menemukan sepuluh dasar penamaan jenis nama
nasi di Indonesia. Sepuluh kategori dasar penamaan jenis nasi dapat dilihat pada tabel
1.8 berikut :
Tabel 8. Dasar Penamaan Jenis Nasi
No. Dasar Penamaan Jenis Nasi
1 Penamaan berdasarkan warna
2 Penamaan berdasarkan cara pengolahan
3 Penamaan berdasarkan lauk
4 Penamaan berdasarkan sayur
5 Penamaan berdasarkan kemasan
6 Penamaan berdasarkan porsi
7 Penamaan berdasarkan asal daerah
8 Penamaan berdasarkan bahasa daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
9 Penamaan berdasarkan bentuk
10 Penamaan berdasarkan keadaan
4.2. Saran
Dalam penelitian ini hanya mencakup frasa jenis nama nasi yang
terdiri dari dua kata. Sementara itu, jenis nama nasi yang terdiri lebih dari dua
kata juga ada di Indonesia namun belum ada dalam penelitian ini. Oleh karena
itu peneliti menyarankan bagi para peneliti selanjutnya jika ingin
mengembangkan penelitian ini dapat menambahkan frasa jenis nasi yang
terdiri lebih dari dua kata sehingga semakin banyak data tentang jenis nasi
yang dapat dipelajari dan diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.
Yogyakarta: Caravastibooks
Kurnia, Carol. 2011. “Jenis Penamaan dan Asal-Usul Nama dalam Sepak Bola
Pemberitaan Media Massa”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia,
Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. “Sintaksis Fungsional: Sebuah Sintesis” dalam
Prosiding Pertemuan Ilmiah Masyarakat Linguistik. Buku I. Jakarta:
Masyarakat Linguistik Indonesia.
. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia
Ramlan, M. 1983. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University
Press
Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Wijanarko, Diyan. 2009. “Jenis Nama dan Dasar Penamaan dalam Kolom “Sungguh-
Sungguh Terjadi”(SST) di Kedaulatan Rakyat: Sebuah Kajian Awal”. Skripsi
pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Sumber Data
Angkringan Pakde Jalan Pringgodhani, Sleman, Yogyakarta
Burjo Pamungkas Jalan Pringwulung, Sleman, Yogyakarta
Warung makan NAGA (nasi gandul) Jalan Kaliurang km. 5, Yogyakarta
Warung makan TEXAS Gang Pertolongan, Sleman Yogyakarta
jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/4629/4706
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26859/7/Cover.pdf diunduh pada
tanggal 22 Oktober 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/3751/F06rad_abstract.pdf;jses
sionid=671EAA5B8BABCAAF7B2BF5BA91509332?sequence=1 diunduh
pada tanggal 22 Oktober 2014
http://d-wawan.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-jenis-frasa-bahasa.html
diunduh tanggal 15 Maret 2015
(id.m.wikipedia.org/wiki/nasi) / 26 Mei 2015 / 22.43 WIB
(berassehatorganik.wordpress.com/article/apa-itu-beras-merah/) / 26 Mei 2015 /
22.48 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/Nasi_kuning) / 26 Mei 2015 / 22.55 WIB
(fahmi-artcolection.blogspot.com/2014/05/resep-nasi-ubi-ungu.html?m=1) / 26 Mei
2015 / 23.00 WIB
(www.lezat.com/resep-masakan-lezat/resep-nasi-pelangi) / 26 Mei 2015 / 23.11 WIB
(www.sajiansedap.com/recipe/detail/) / 26 Mei 2015 / 23.23 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/Nasi_tim) / 26 Mei 2015 / 23.45 WIB
(en.m.wikipedia.org/wiki/Nasi_bakar) / 26 Mei 2015 / 23.16 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/Nasi_goreng) / 26 Mei 2015 / 23.20 WIB
(radit.url.ph/2013/12/nasi-godog) / 11 Juni 2015 / 19.22 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/Biryani) / 10 Juni 2015 / 16.22 WIB
(id.m.wikipedia.org/Nasi_lemak) / 10 Juni 2015 / 14.53 WIB
(www.yukmakan.com/review/members/) / 11 Juni 2015 / 14.22 WIB
(kulinerbee.blogspot.com/2013/10) / 10 Juni 2015 / 16.25 WIB
(www.resepnasional.com) / 10 Juni 2015 / 17.00 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/Nasi_campur) / 10 Juni 2015 / 17.07 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/soto_ayam) / 10 Juni 2015 / 15.55 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/Gudeg) / 10 Juni 2015 / 16.11 WIB
(www.bacaresepdulu.com) / 10 Juni 2015 / 17.34 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(id.m.wikipedia.org/wiki/Nasi_pindang) / 10 Juni 2015 / 17.32 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/Pecel) / 10 Juni 2015 / 17.20 WIB
(makanantradisionalmaknyus.blogspot.com) / 10 Juni 2015 / 17.15 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/Nasi_bungkus) / 11 Juni 2015 / 19.45 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/Nasi_kucing) / 13 Juni 2015 / 22.35 WIB
(makanjogja.com/Sego-macan-nasi-bakar) / 13 Juni 2015 / 22.00 WIB
(id.m.wikipedia.org/Masakan_padang) / 12 Juni 2015 / 20.00 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/Nasi_kapau) / 12 Juni 2015 / 20.17 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/Sega_jamblang) / 12 Juni 2015 / 20.25 WIB
(wikipedia.org/wiki/Nasi_goreng) / 11 Juni 2015 / 13.00 WIB
(kulinr.blogspot.com/2012/08/nasi-goreng-gila) / 11 Juni 2015 / 13.10 WIB
(id.m.wikipedia.org/wiki/tumpeng) / 14 Juni 2015 / 03.32 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
LAMPIRAN
A. Penamaan Berdasarkan Warna
(1) Nasi putih
Nasi putih merupakan nasi yang sering dijumpai di Indonesia. Nasi putih berasal
dari beras putih yang ditanak.
(2) Nasi merah
Nasi merah berasal dari beras merah atau brown rice yang ditanak. Beras merah
tidak digiling atau setengah digiling sehingga kulit arinya tidak terkupas
seutuhnya. Beras merah mempunyai rasa sedikit seperti kacang dan lebih kenyal
dari beras putih.
(3) Nasi hijau
Nasi hijau adalah nasi putih yang diberi pewarna alami. Pewarna alami ini
berasal dari sayur-sayuran hijau seperti bayam, sawi, dan daun pandan. Proses
pemberian warna terlebih dulu dengan merebus sayur yang diberi garam
secukupnya. Tahap selanjutnya, memasukkan beras ke dalam rebusan sayur lalu
aduk rata. Tahap terakhir, kukus di atas api sedang selama 30 menit.
(4) Nasi kuning
Nasi kuning adalah makanan khas Indonesia. Makanan ini terbuat dari beras
yang dimasak bersama dengan kunyit, santan, dan rempah-rempah. Warna
kuning berasal dari salah satu bumbu nasi kuning yaitu kunyit.
(5) Nasi ungu
Nasi ungu adalah nasi putih yang diberi pewarna alami. Pewarna alami ini
berasal dari ubi ungu. Proses pemberian warna terlebih dulu dengan merebus ubi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
ungu yang diberi garam secukupnya. Tahap selanjutnya, memasukkan beras ke
dalam rebusan sayur lalu aduk rata. Tahap terakhir, kukus di atas api sedang
selama 30 sampai 40 menit.
(6) Nasi pelangi
Nasi pelangi berasal dari nasi putih yang diberi perasan sari-sari tumbuhan.
Perasan sari-sari tumbuhan itu adalah wortel untuk warna oranye, angkak untuk
warna merah, pandan untuk warna hijau, kunyit untuk warna kuning, ubi ungu
untuk warna ungu, dan bunga telang untuk warna biru. Proses mencampur nasi
putih sampai mengukus dilakukan sebanyak enam kali. Setelah semua proses
selesai kemudian nasi disusun berdasarkan warna.
B. Penamaan Berdasarkan Cara Pengolahan
(1) Nasi liwet
Nasi liwet adalah sajian nasi lengkap asal kota Solo. Untuk membuat nasi liwet,
rebus beras, daun salam, serai, garam, dan santan sampai mendidih. Masak
sampai matang sambil sesekali di aduk. Angkat dan aduk sampai pulen.
(2) Nasi tim
Nasi tim adalah hidangan Tionghoa Indonesia berupa nasi dan ayam berbumbu
gurih yang dikukus. Istilah bahasa Indonesia “tim” berasal dari bahasa Inggris
“steam” yang berarti dikukus. Cara pembuatan nasi tim, pertama memasukkan
bahan-bahan (daging ayam tanpa tulang, jamur, dan telur ayam rebus yang telah
dibumbui) ke dalam mangkuk logam. Kedua, mangkuk logam kemudian diisi
nasi hingga padat, kemudian diletakkan di dalam panic pengukus, dan dikukus
hingga matang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(3) Nasi bakar
Nasi bakar adalah nasi putih yang dibumbui dengan rempah-rempah dan
dibungkus daun pisang lalu kedua ujung daun pisang ditusuk oleh lidi kecil. Nasi
putih yang telah dibungkus kemudian dibakar di atas api. Daun pisang yang
dibakar akan menghasilkan aroma yang khas pada nasi.
(4) Nasi goreng
\ Nasi goreng adalah sebuah makanan berupa nasi yang digoreng dan diaduk
dalam minyak goreng atau margarin, biasanya ditambah kecap manis, bawang
merah, bawang putih, asam jawa, lada dan bumbu lainnya. Nasi goreng juga
dikenal sebagai masakan nasional Indonesia, karena nasi goreng tidak mengenal
batasan kelas sosial. Siapa pun bisa menikmati nasi goreng yang ada di kaki lima
hingga restoran.
(5) Nasi rebus
Nasi godog atau orang luar Jawa bilang nasi rebus ini adalah kuliner khas daerah
Magelang. Hidangan ini biasanya dijual malam hari di warung nasi goreng
pinggir jalan. Dibuat dari nasi, kaldu ayam, telur, mie basah, daging ayam, daun
sawi, irisan tomat, dan timun. Memasak nasi rebus tidak menggunakan kompor
melainkan menggunakan arang.
(6) Nasi beriani
Nama hidangan ini berasal dari bahasa Parsi, berya(n) yang berarti goreng atau
panggang. Hidangan berupa nasi (biasanya dari beras basmati) yang dimasak
bersama rempah-rempah, sayuran, atau daging. Beriani dibuat dari beras yang
sudah direbus di panci terpisah. Setelah beras setengah matang, beras dicampur
dengan bahan lain, ditutup rapat dalam panci, dan dimasak hingga matang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
(7) Nasi lemak
Nasi lemak adalah nasi yang dimasak dengan menggunakan santan kelapa untuk
memberikan cita rasa gurih. Kadangkala daun pandan dimasukkan ketika nasi
lemak dimasak untuk menambah aromanya. Istilah lemak dalam bahasa Melayu
atau lamak dalam bahasa Minangkabau merujuk kepada rasa dan tekstur gurih
berminyak yang dihasilkan santan kelapa yang melepaskan kandungan lemak
nabatinya ke dalam nasi yang tengah ditanak.
(8) Nasi bekepor
Nasi bekepor adalah nasi liwet dengan campuran minyak sayur, rempah-rempah,
dan potongan ikan asin. Nasi bekepor berasal dari Samarinda, Kalimantan Timur.
(9) Nasi langgi
Nasi langgi berasal dari Solo. Nasi langgi adalah olahan nasi dengan bahan
rempah beserta santan dan asam jawa. Cara membuat nasi langgi, mula-mula
aduk rata beras bersama dengan santan encer, daun salam, lengkuas, serai, dan
semua bahan bumbu halus hingga semua bahan tercampur rata dan meresap.
Selanjutnya, kukus adonan beras tadi dengan menggunakan dandang atau alat
pengukus lainnya. Masak beras tersebut hingga matang. Terakhir, jika nasi sudah
matang letakkan nasi diatas piring saji kemudian hidangkan bersama dengan
bahan-bahan lalu sajikan.
C. Penamaan Berdasarkan Lauk
(1) Nasi tempe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Nasi tempe adalah nasi putih yang disajikan bersama dengan lauk tempe. Lauk
tempe disajikan dengan berbagai cara, ada tempe goreng, sambal goreng tempe,
dan kering tempe.
(2) Nasi telur
Nasi telur adalah nasi putih yang disajikan bersama dengan lauk telur. lauk telur
disajikan dengan berbagai cara, ada telur mata sapi, telur dadar, dan orak-arik.
(3) Nasi ayam
Nasi ayam adalah nasi putih yang disajikan bersama dengan lauk ayam. Lauk
ayam disajikan dengan berbagai cara, ada ayam goreng, ayam bakar, dan Fried
Chicken.
(4) Nasi sarden
Nasi sarden adalah nasi putih yang disajikan bersama dengan lauk ikan sarden.
Lauk ikan sarden yang biasa disajikan adalah ikan sarden yang berasal dari
kaleng.
(5) Nasi rames
Nasi rames adalah nasi putih yang dicampur dengan berbagai macam lauk
misalnya telur dadar yang diiris, tempe orek, bihun, ayam suwir dan lain
sebagainya. Nasi rames ini dapat dilengkapi dengan sambal, kerupuk, dan juga
bawang goreng sehingga membuat makanan yang satu ini menjadi lebih nikmat
lagi.
(6) Nasi campur
Nasi campur adalah masakan khas Indonesia. Makanan ini terdiri dari nasi putih
yang dihidangkan dengan bermacam-macam lauk-pauk. Lauk yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
adalah sambal goreng, abon, serundeng, tahu goreng, ikan goreng, telur, dan lain-
lain.Tergantung dari warung atau rumah makan yang menyajikannya nasi
campur dapat memiliki variasi tersendiri.
D. Penamaan Berdasarkan Sayur
(1) Nasi soto
Soto adalah makanan khas Indonesia yang berupa sejenis sup dengan kuah yang
berwarna kekuningan. Warna kuning ini disebabkan oleh kunyit yang digunakan
sebagai bumbu. Terkadang soto juga disajikan dengan lontong atau nasi putih.
Selain itu soto ayam juga sering dihidangkan dengan sambal, kerupuk, dan koya.
(2) Nasi gudeg
Makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda
yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan
ini. Warna cokelat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan.
Gudeg dimakan dengan nasi putih dan disajikan dengan kuah santan kental
(areh), ayam kampong, telur, tahu, dan sambal goreng krecek.
(3) Nasi sop
Sayur sop adalah salah satu jenis hidangan yang begitu kaya akan jenis sayuran.
Kaya warna, kaya rasa, dan pastinya juga kaya akan gizi. Selain kaya akan
berbagai jenis sayuran, sayur sop semakin sehat lagi untuk dikonsumsi karena
tidak menggunakan santan dalam resepnya. Jika tidak ingin menyantapnya
dengan nasi putih, anda bisa menambahkan kentang dan macaroni.
(4) Nasi pindang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Nasi pindang adalah masakan yang berupa nasi dan daging disajikan dengan
kuah pindang dan daun melinjo atau daun so. Nasi pindang merupakan makanan
khas Kabupaten Kudus. Nasi pindang biasanya disajikan tiap masyarakat Kudus
mempunyai hajatan atau pesta. Namun seiring perkembangan zaman, nasi
pindang sudah dijual dimana-mana dari restoran hingga warung kaki lima pinggir
jalan. Nasi pindang di Kudus aslinyan menggunakan daging kerbau karena di
Kudus ada larangan memakan daging sapi. Namun sekarang biasanya nasi
pindang disajikan dengan daging sapi atau ayam.
(5) Nasi rawon
Nasi rawon adalah menu berupa sup daging dengan bumbu khas karena
mengandung kluwek. Daging untuk rawon umumnya adalah daging sapi yang
dipotong kecil-kecil. Bumbu supnya sangat khas Indonesia yaitu campuran
bawang merah, bawang putih, laos, ketumbar, serai, kunir, Lombok, kluwek,
garam, serta minyak nabati. Semua bahan ini (kecuali serai dan lengkuas)
dihaluskan, lalu ditumis saampai harum.
(6) Nasi jamur
Nasi jamur adalah salah satu jajanan yang sudah sangat popular di kalangan
mahasiswa atau pelajar di Kota Surabaya. Nasi jamur adalah nasi putih yang
dikepal mirip onigiri, dan diisi dengan tumisan jamur dengan pilihan rasa
original dan spicy.
(7) Nasi pecel
Pecel adalah makanan yang menggunakan bumbu sambal kacang sebagai bahan
utamanya yang dicampur dengan aneka sayuran. Sayuran yang dihidangkan
antara lain kacang panjang, taoge, mentimun, daun singkong, dan daun kemangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(8) Nasi tepeng
Nasi tepeng adalah makanan tradisional khas Gianyar, Bali. Rasanya pedas dan
berempah karena dimasak dengan basa genep, yaitu campuran lengkap rempah-
rempah (spices and herbs). Nasi tepeng disajikan dengan sayuran seperti kacang
panjang, kacang merah, nangka muda, terong, daun kelor, dan kelapa parut.
E. Penamaan Berdasarkan Kemasan
(1) Nasi tungkus
Nasi tungkus adalah nasi yang dibungkus dengan daun pisang dan sebagainya.
(2) Nasi kotak
Nasi kotak adalah nasi yang dikemas di dalam wadah kotak (biasanya dari kertas
karton). Kelebihan mengemas nasi dalam wadah kotak adalah tata letak nasi,
lauk, serta sayur lebih rapi. Karena di dalam wadah kotak terdapat plastik yang
dicetak untuk tempat nasi, lauk, serta sayur.
(3) Nasi bungkus
Nasi bungkus adalah nasi putih beserta lauk untuk satu orang yang dibungkus
daun pisang beralas kertas, agar bisa dibawa dan dimakan di tempat lain. Kertas
pembungkusnya terbuat dari kertas khusus (kertas kraft dengan lapisan plastik).
Nasi bungkus biasa dilengkapi dengan sendok plastik sekali pakai.
F. Penamaan Berdasarkan Porsi
(1) Nasi kucing
Nasi kucing adalah makanan yang berasal dari Yogyakarta, Semarang, dan Solo.
Porsi nasi kucing yaitu sedikit, biasanya ditambah sambal, ikan, dan tempe lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dibungkus daun pisang. Kata nasi kucing berarti nasi untuk kucing, karena
porsinya yang kecil. Kata tersebut berasal dari kebiasaan masyarakat Jawa yang
memelihara kucing dan memberikan makanan untuk peliharaannya dengan porsi
kecil.
(2) Nasi macan
Ukuran sego macan tiga kali lebih besar dari nasi kucing pada umumnya. Sego
macan disajikan bersama beberapa lauk pendamping seperti oseng-oseng jagung
muda, bihun, dan sambal teri. Sebelum disajikan, sego macan yang dibungkus
dengan daun pisang dibakar terlebih dahulu.
G. Penamaan Berdasarkan Asal Daerah
(1) Nasi Padang
Masakan Padang adalah nama yang digunakan untuk menyebut segala jenis
masakan yang berasal dari kawasan Minangkabau, provinsi Sumatera Barat.
Semua jenis masakan ini lebih popular dengan sebutan masakan Padang.
Meskipun seesungguhnya berbagai resep masakan Sumatera Barat mayoritas
tidak berasal dari kota Padang, misalnya kota Bukittinggi, Solok, Padang
Pariaman, Payakumbuh, dan sebagainya.
(2) Nasi Kapau
Nasi Kapau adalah nasi ramas khas nagari Kapau, Sumatera Barat. Terdiri dari
nasi, sambal, dan lauk pauk khas Kapau seperti gulai sayur nangka (cubadak),
gulai tunjang (urat kaki kerbau atau sapi), gulai cangcang (tulang dan daging
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kerbau), gulai babek (babat), atu paruik kabau. Nasi Kapau standar selalu
dilengkapi gulai nangka ciri khas nasi Kapau.
(3) Nasi Jamblang
Sega Jamblang atau dalam bahasa Indonesia berarti nasi Jamblang adalah
makanan khas dari Cirebon, Jawa Barat. Nama Jamblang berasal dari nama
daerah di sebelah barat kota Cirebon tempat asal pedagang makanan tersebut. Ciri
khas makanan ini adalah penggunaan daun jati sebagai bungkus nasi. Penyajian
makanannya pun bersifat prasmanan.
H. Penamaan Berdasarkan Bahasa Daerah
(1) Nasi jinggo
Nasi jinggo atau nasi jenggo merupakan makanan khas Bali berupa nasi putih
yang disajikan dalam bungkus daun pisang dengan lauk pauk dan sambal.
Nasinya disajikan seukuran kepalan tangan saja dan lauk pauknya biasanya
adalah sambal goreng tempe, serundeng dan ayam suwir. Asal mula kata jinggo
berasal dari bahasa Hokkien, jeng go yang berarti seribu lima ratus. Sebelum
krisis moneter tahun 1997, nasi jinggo ini memang dijual Rp 1.500,00 per porsi.
(2) Nasi grombyang
Nasi grombyang adalah sejenis nasi campur yang merupakan makanan khas dari
masyarakat Pemalang, Jawa Tengah. Nama makanan ini berasal dari bentuk
penyajiannya, yaitu antara isi dan kuah lebih banyak kuahnya sehingga kelihatan
bergoyang-goyang (bahasa Jawa: grombyang-grombyang, artinya "bergoyang-
goyang").
(3) Nasi gandul
Nasi gandul yaitu makanan sejenis nasi pindang hanya saja dalam penyajianya
dipakai daun pisang untuk alasnya. Nasi gandul adalah makanan khas Pati, Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tengah, Indonesia. Nasi gandul bisa disajikan dengan lauk pauk yang berbeda.
Bisa bergedel, tempe, lidah sapi, usus sapi, daging sapi, paru sapi, hati sapi, dll,
kemudian diberi tambahan bumbu kecap manis-pedas. Asal kata gandul berasal
dari nama pemberian dari pembeli. Penjual nasi gandul menjajakan nasinya
dengan menggunakan pikulan yang berisi kuali di satu sisi dan bakul nasi serta
peralatan di sisi lain. Pikulan ini kemudian digotong sehingga membuat tampak
naik-turun bergelantung.
I. Penamaan Berdasarkan Bentuk
(1) Nasi tumpeng
Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauk ke dalam bentuk
kerucut. Olahan nasi yang dipakai umumnya berupa nasi kuning, meskipun
kerap juga digunakan nasi putih biasa atau nasi uduk. Cara penyajian nasi ini
biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu kejadian penting.
(2) Nasi golong
Nasi yang dikepal dan dibulat-bulatkan.
J. Penamaan Berdasarkan Keadaan
(1) Nasi aking
Nasi aking adalah makanan yang berasal dari sisa-sisa nasi yang tak termakan
yang dibersihkan dan dikeringkan di terik matahari.
(2) Nasi detus
Nasi detus adalah nasi yang dimasak setengah matang. Ketika dimakan akan
berbunyi “kretus-kretus”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
.
(3) Nasi kerak
Nasi yang berasal dari kerak.
BIOGRAFI
Mikail Septian Adi Vinantya lahir di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
pada tanggal 8 September 1993. Panggilan akrabnya adalah Ave yang merupakan
singkatan dari nama lengkapnya, Adi Vinantya. Ave merupakan putra keempat dari
empat bersaudara. Ayahnya bernama Yoseph Siyono dan ibunya bernama Marcia
Kiryani. Masa pendidikan Ave dari TK hingga SMP di Ignatius Slamet Riyadi
Jakarta Timur. Memasuki masa SMA, dia hijrah ke SMA Sedes Sapientiae Bedono,
Ambarawa, Jawa Tengah. Setelah lulus SMA, Ave melanjutkan pendidikannya di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengambil jurusan Sastra Indonesia. Di
Sastra Indonesia, Ave pernah tergabung dalam HMPS Sastra Indonesia tahun 2012.
Selain itu dia juga turut menyumbang puisi dalam buku kumpulan puisi berjudul
Cinta Sepucuk Pinang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI