N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara...

23
PEF:ATURAN DAERAH f<:ABUPATEN MUSI BANYUASIN !'JOMOR !I TAHUN 2010 IE:NTANG PAJAK BEA PEROLEHAN H,c,KATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGJ\N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN Menimbang: a. bahwa dengan telah ditetapkan Undang-undang NOlllor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Undang- undang NOlllor 20 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang- undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dinyatakan tidak berlaf'.u; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dilllaksud dalam huruf a, perlu meillbentuk Peraturan Daerah tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Mengingat 1. Undang-Undang NOlllor 28 Tahun 1959 tentang Peillbentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Leillbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Taillbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3684); 4. Undang-Undang Nornor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 36136); 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Leillbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 "Iornor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189); 6. Undang-undang .

Transcript of N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara...

Page 1: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

PEF:ATURAN DAERAH f<:ABUPATEN MUSI BANYUASIN

!'JOMOR !I TAHUN 2010

IE:NTANG

PAJAK BEA PEROLEHAN H,c,KATAS TANAH DAN BANGUNAN

DENGJ\N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUSI BANYUASIN

Menimbang: a. bahwa dengan telah ditetapkan Undang-undang NOlllor 28 Tahun2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Undang-undang NOlllor 20 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak AtasTanah dan Bangunan dinyatakan tidak berlaf'.u;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dilllaksud dalamhuruf a, perlu meillbentuk Peraturan Daerah tentang BeaPerolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Mengingat 1. Undang-Undang NOlllor 28 Tahun 1959 tentang PeillbentukanDaerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (LeillbaranNegara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, TaillbahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang BadanPenyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3684);

4. Undang-Undang Nornor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajakdengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1997 Nomor 42, Tarnbahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 36136);

5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak(Leillbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 "Iornor 27,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189);

6. Undang-undang .

Page 2: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

,

- 2 -

6. Undang.-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang PembentukanPeraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran NegaraRepublilc Indonesia Nomor 4389);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, T<Jmbahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undan(J Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,.1 arnbahan Lembaran l'legara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undan(l-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeUall(jarl antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah(Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 ~Iomor 126,Taillbahan Leillbaran Negara Republik Indonesia NOlllor 4438);

9. Undan'J-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daeralldan Retribusi Daerah (l_embaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomer 130, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 50d-9);

10. PeratJran Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata CaraPenyitmlll Dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 247,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4049);

11. PerClturanPemerintah Nomor 136 Tahun 2000 tentang Tata CaraPenjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor4050);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 137 Tahun 2000 tentang Tata CaraPenyanderaan, Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak, danPemberian Ganti Rugi Dalam Rangka Penagihan Pajak DenganSurat Paksa, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000Nomor 249 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4051);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antara Pernerintah, Pemerintahan DaerahPropinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentangPenyidilc Pegawai t\legeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubahdengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007tentan9 Pedoman F'engelolaan Keuangan Daerah;

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentangSistemdan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, RetribusiDaerah dan Penerirnaan Pendapatan lain-lain;

17. Peraturan .

Page 3: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

Menelapkan

17. Peraluran Daerah Kabupalen Musi Banyuasin Nomor 5 Tahun2008 lenlang Pembenlukan Organisasi dan Tala Kerja DinasDaerah Kabupalen Musi Banyuasin (Lembaran DaerahKabupalen Musi Banyuasin Tahun 2008 Nomor 36);

18. Peraluran Bupali Musi Banyuasin Nomor 46 Tahun 2008 lenlangPenjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapalan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten MusiBanyuasin.

Dengan perselujuan bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHI(ABUPATEt\1 MUSI BANYUASIN

dan

BUPATI MUSI BANYLJASIN

MEMUTLJSKAN

PERATLJI':At-I DAER/\H TENTANc; BEA PEROLEHAN HAK ATASTANAI~DA~JBANc;LJNAN

BABI

KETE~ITUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Musi Banyuasin.

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta PerangkatDaerah sebagai uns.ur penyelenggara Pemerintah Daerah.

3. Kepala Daerah adalah Bupati Musi Banyuasin.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkatDPRD, adalah lembaga perwakilan rakyat cJaerah sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daerah.

5 Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidangperpajakan daerah sesual dengan peraturan perundang-undangan.

6. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerahyang selanjutnya disebut DPPKAD adalah Unsur PelaksanaPemerintah Kabupaten Musi Banyuasin di Bidang Pendapatan,Pengelolaan Keuangan.dan Aset Daerah.

7. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yangterutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksaberdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkanimbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerahbagi sebesar-besamya kemakmuran rakyal.

8. Pajak ..

Page 4: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- 4 -

8 Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yangselanjulnya disebul Pajak adalah pajak yang dikenakan alasperolehan hak alas lanah dan alau bangunan;

9. Perolehan hak alas lanah dan alau bangunan adalah perbualanalau perisliwa hukUln yang mengakibalkan diperolel1l1ya hak alaslanah dan alau bangunan oleh orang pribadi alau badan.

10. Hak alas lanah dan alau bangunan adalah hak alas lanah,lermasuk hak pengelolaan, beserta bangunan dialasnya,sebagairnana dimaksud dqlam Undang-undang Nomor 5 Tahun1960 lenlang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, dankelentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

11. Sural F'emberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkatSPTPD adalah surat yang. digunakan oleh Wajib Pajak untukmelaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutangmenurul peraturan perundang-undangan perpajakan

12. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkal SSPDadalah bukli pembayaran atau penyetoran pajak yang telahdilakukan dengan rnenggunakan forrnulir atau telah dilakukandengan cara lain ke kas daerah melalui lempat pembayaran yangdilunjuk oleh Kepala Daerah.

13. Surat Ketelapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnyadisingkat SKPDKB, adalah surat ketetapan pajak yangrnenenlukan besarnya jurnlah pokok pajak, jumlah kredit pajak,jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksiadministratif, dan jurnlah pajak yang masih harus dibayar.

14. Surat ~~etetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tarnbahan, yangselanjulnya disingkat SKPDKElT, adalah surat ketetclpan pajakyang rnenentukan tambahan atas jumlah pajak yang telahditetaphln

15. Sural Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkatSKPDN, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlahpokok paja,k SCiIllCl besarnya dengan jumlah kredit pajak ataupajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

16. Sural I<etelapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnyadisingkal SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yangmenentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlahkredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atauseharusnya tidak lerutang.

17 Surat Tagihan Pajcik Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD,adalah surat lIntuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksiadrninistratif berupa bllnga dan/atau denda.

18. Sural. ....

Page 5: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

18. Sural Kepulusan Pembelulan adalah sural kepulusan yangmembelulkan ke:3alahan lulis, kesalahan hilung, dan/alaukekeliruan dalam penerapan kelenluan lertenlu dalam peraturanperundang-undangan perpajakan daerah yang lerdapal dalamSural Kelelapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Sural KelelapanPajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Sural Kelelapan PajakDaerah Nihil, Surail Kelelapan Pajak Daerah Lebih Sayar, SuralTagihan Pajak Daerah, Sural Kepulusan Pembelulan, alau SuralKepulusan Keberalan.

19 Sural Kepulusan Keberalan adalah sural kepulusan alaskeberalan lerhadap Sural Kelelapan Pajak Daerah Kurang Sayar,Sural Kelelapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, SuralKelelapan Pajak Daerah Nihil, Sural Kelelapan Pajak DaerahLebih Elayar, alau lerhadap pemolongan alau pemungulan olehpihak keliga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

20. Putus<:tnBanding adalah pulusan badan peradilan pajak alasbanding lerhadap Sural Kepulusan Keberalan yang diajukan olehWajib Pajak

21. Pemun(Julan adalah sualu rangkaian kegialan mulai daripenghimpunan dala objek dan subjek pajak daerah, penenluanbesarnya pajak yang lerulang sampai kegialan penagihan pajak .,kepada Wajib Paja~: serta pengawasan penyelorannya.

22. Pembukuan adalah sualu proses penealalan yang dilakukanseeara leralur unluk mengumpulkan dala informasi keuanganyang rnelipuli harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biayaserta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang alau jasayang dilulup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraeadan laporan laba rugi pada seliap lahun pajak tersebut.

23. Penyidik adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yangberwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

24. Penyidikan tind<:tk pidana di bidang perpajakan daerah danretribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan olehPenyidik unluk meneari serta rnengumpulkan bukti yano denganbukli ilu mernbual terang tindak pidana di bidang perpajakandaerah yang terjadi serta menernukan tersangkanya.

25. Juru Sila F'ajak adalal1 Pegawai yang dilunjuk untuk melakukanp,"nyitCl,m di1n menguGlsai b:JrC:H1gatau harta wCljib pajak gune>dijadikan jaminan untuk melunasi hutang pajak sesuai kelentuanperaluran perundang-undangan yang berlaku.

26. Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara adalah KantorPelayanan Piutang dan Lelang Negara yang wilayah kerjanyameliputl Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.

27. Kas Jaerail adalail Kas Umum Da8rail Kabupaten MusiBanyuasin.

28. Penetapan pajak secara jabatan adalail penetapan besarnyapajak terhulang yan!~dilakukan oleh Kepala Daerah atau Pejabatyang ditunjuk berdasarkan data yang ada atau keterangan lainyang dimiliki olel1Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.

BAB II.

Page 6: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- () -

BAB II

NAMA, OBJEfC DAN SUBJEK PAJAK

Pasal 2

(1) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Banflunan adalah pajak atasperolehan hak atas tanah dan/atau bangunaOl.

(2) Objek F'ajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunanadalah Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan.

(3) Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan sebagaimanadimaksud pada ayal (2) melipuli :

a. Pemindahan hak karena :

1) jual beli ;

2) lukar-menukar;3) hibah:4) hibah wasiat ;

5) wans;

6) pemasukan dalam perseroan atau badan hukumlainnya;

7) pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan ;

8) penunjukan pembeli dalam lelang :9) pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekualan

hukum lelap ;

10) penggabungan usaha ;

11) peleburan usaha;12) pemekaran usaha ;

13) hadiah.

b. Pemberian hak baru karena :

1) kelanjulan pelepasan hak ;

2) diluar pelepasan hak.

(4) Hak alas lanah sebagaimana dimaksud dalam ayal (2) adalah :

a hak milik ;

b. hak guna usaha ;

c hak guna bangunan ;

d. hak pakai;e. hak milik alas saluan lurnah susun ; dan

f. hak pengelolaan

Pasal 3..

Page 7: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

-7 -

Pasal 3

Objek pajak yang tidak dikenakan Bea Perolehan Hak alas Tanah danBangunan adalah obyek pajak yang diperoleh :

a. perwakilan diplomalik, konsulal berdasarkan asas perlakuanlimbal balik ;

b. Negara unluk' penyelenggaraan pemerinlahan dan alaupelaksanaan pembangunan guna keoenlingan umum ;

c. badan alau perwakilan organisasi inlernasional yangditelapkan dengan Kepulusan Menleri dengan syaral lidakmenjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain diluarfungsi dan tugas badan atau perwakilan oraganisasitersebut;

d. orang pribadi atau badan karena konversi hak atau karenaperbuatan hukum lain denSjan tidak adanya perubahannama;

e. orang pribadi atau badan karena wakaf ; dan

f. orang pribadi alau badan yang digunakan untuk kepenlinganibadah.

Pasal4

(1) Subjek Pajak Bea Perolehan Hak alas Tanah dan Bangunanadalah pribadi alau Badan yang memperoleh Hak alas Tanah danatau Bangunan ;

(2) Wajib Pajak' Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunanadalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Hak alasTanah dan/atau Bangunan.

BAB III

DASAR PENGENAAN

DAN TARIF PAJAK

Pasal5

(1) Dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunanadalah l'Jilai Perolehan Objek Pajak;

(2) Nilai f)erolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat(1), dalam hal:

a. jual beli adalah harga transaksi ;

b. tukar menukar adalah nilai pasar ;c. hibah adalah nilai pasar ;

J. hilJah wasial adalah nilai pasar ;

e. waris adalah nilai pasar;

f. perT\aSukan dalam perseroan atau badan hukum lainnyaa<:l,ll8h nilCiirCisar ;

9 pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah nilaipasar;

h. peralihan ...

Page 8: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- x -

h. peralihan hak karena pelaksanaan pulusan hakim yangmempunyai kekualan hukum lelap adalah nilai pasar ;

I. pemberian hak baru alas lanah sebagai kelanjulan daripelepasan hak adalah nilai pasar ;pcrnbcl"ian hak baru alas lanah diluar pelepasan hak adalallnilai pasar ;

k penfJ9abungarl usaha adalah nilai pasar ;

I pelcburan usaha adalah nilai pasar ;Ill. pemekaran usaha adalah nilai pasar ;

n. hadiah adalah nilai pasar ;o. penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga lransaksi

yang lercanlurn dalarn risalah lelang.

(3) Jika Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dirnaksud padaayat ;2) huruf a sarnpai dengan .huruf n l:dak diketahui atau lebihrendalr dal"ipada NJOP yang digunakan dalam pengenaan PajakBumi dan Bangunan pada lahun lerjadinya perolehan, dasarpengerlaan yang dipakai adalah NJOP Pajak Burni danBangunan.

(4) Besarnya Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajakdilelapkan sebesar Rp 60.000.000,00 (enam puluh jula rupiah)unluk seliap Wajib Pajak.

(5) Dalarn hal perolehan hak karena waris alau hibah wasial yangdilerima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluargasedarah dalarn garis kelurunan lurus salu derajal ke alas alausalu derajal ke bawah dengan pemberi hibah wasial, lerrnasuksuarni/isleri, Nilai Peralehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajakdiletapkan sebesar Rp 300.000.000,00 (liga ralus jula rupiah).

(6) Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Tidak Kena Pajaksebagairnana dirnaksud pada ayal (4) dan ayal (5) dilelapkandenganPeraluran Elupali.

Pasal6

Tarif Bea Perolehan Hak alas Tanah dan Bangunan dilelapkansebesar 5 % (lima persen).

BABIV

WILAYAH PEMUNGUTAN

DAN TATA CARA PERHITUNGANPAJAK

Pasal 7

Bea Peralehan Hak alas Tanah dan Bangunan yang lerulang dipunguldi wilayah Kabupalen Musi Banyuasin.

Pasal 8 .

Page 9: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- ") -

Pasal 8

Besaran pokok Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yanglerutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksuddalam pasal 6 dengan dasar pengenaan pajak dalam pasal 5 ayat (1)setelah dikurangi Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak(NPOPTKP) sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (6) .

BABV

SAAT P,l\JAK TERUTANG

DAN SURAT PEMBERITAHUAN

P.A.,IAKDAERAH

Pasal 9

(1) SaClt terutangnya pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan atallOangllIIJI', Jildapk<H1 lIntuka. jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya

akta;

b. tukar-menukar adalah sejak tanggal dibuat danditandatanganinya akta ;

c. hibali adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinyaakta;

d. hibah wasiat adalah sejak tanggal dibuat danditandatanganillya akta ;

e waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkanperalihan haknya ke kantor bidang Pertanahan ;

f. pernasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnyaadalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta ;

g. pernisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah sejaktanggal dibuat dan ditandatanganinya akta ;

h. putusan Hakim adalah sejak tanggal putusan pengadilanyang mempunyai kekuatan hukum yang tetap ;

I. Pernberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan daripelepasan hak adalah sejak tanggal diterbitkannya suratkeputusan pemberian hak ;

J pemberian hak baru diluar pelepasan hak adalah tanggalditerbitkannya surat keputusan pemberian hak ;

k. penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat danditandatanganinya akta ;

I. peleburan usaha adalah sejak tanggal dibuat danditandatangainya akta ;

m. pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat danditandatanganinya akta ;

n. hadiah adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinyaakt,) ; dan

o lelang ad,alah sejak tanggal penunjukkan pemenang lelang.

(2) Pajak yang terutang harus dilunasi pada saat terjadinyaperolehan hak seba9aimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 10 .

Page 10: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- I () -

Pasal10

(1) Pemun~lutan Pajak dilarang diborongkan.

(2) Wajib Pajak yang membayar sendiri pajak terutang berdasarkanSSPD.

(3) SSPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga merupakanSPTPD

(4) Jika Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidakmemenuhi kewajiban sebagaimana mestinya, Bupati menerbitkanSKPDKB dan/atau SKPDKBT yang menjadi dasar penagihan.

(5) SSPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diisi denganjelas, benar dan lengkap dan disampaikan kepada Bupati ataupejabat yang ditunjuk sesuai dengan jangka waktu yangditetapkan oleh Bupati

(6) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan, penglslan sertapenyarnpaian SSPD: SKPDKB, dan SKPDKBT diatur lebih lanjutdengan Peraturan Elupati.

RAFl VI

Ti\T/\ CARA PENETAPAN PAJAK

Pasal 11

(1) Dalam januka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnyapajak, E3upatidapat menerbitkan:

a. Sf<PDKB dalarn hal:

1) jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keteranganlain, pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

2) jika SSPD tidak disampaikan kepada Bupati dalamjangka waktu 7 (tujuh) hari kerja dan setelah ditegursecara tertulis tidak disampaikan pada waktunyasebagaimana ditentukan dalam su~at teguran;

3) jika kewajiban mengisi SSPD tidak dipenuhi, pajak yangterutang dihitung secara jabatan.

b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yangsemula belum terungkap yang menyebabkan penambahanjumlah pajak yang terutang.

c SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sarna besarnyadengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dantidak ada kredit pajak.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1) danangka 2) dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atauterlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluhempat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

(3) Jumlah

Page 11: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- I I -

(3) Jumlah kekurangan pajak yan~J terutang dalam SKPDKBTsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksiadministratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) darijumlah Icekurangan pajak tersebut.

(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakanjiks Wajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakanpemeriksaan.

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3) dikenakan sanksiadministratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh limapersen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupabunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yangkurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24(dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

BAB VII

SURAT TAGIHAN PAJAK DAERAH

f'asal 12

(1) Bupati dapat menerbitkan STPD jika:

a paj;]1<.dolam tohun berjalan tidak atau kurang diLJaYClr;

b. dari hasil penelitian SSPD terdapat kekurangan pembayaransebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;

c. VV;'ljih P'lj3k dikenakan s'mksi administratif berup3 bungadan/atau denda.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalarn STPDsebagaimana dirnallsud pada ayat (1) huruf a dan huruf bditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2%(dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulansejak saat terutangnya pajak.

BAB VIII

TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK

Pasal13

(1) Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daeratl Cltautempat lain yangditunjuk oleh Bupali sesuai waktu ditentukan dalam SSPD,SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, SuratKeputusan Keberatan, dan Putusan Banding.

(2) Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk,hasil penerimaan pajak harus disetor di Kas DaerahselambaHambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu tertentu yangditentukan dengan Peraturan Bupati.

(3) Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan menggunakan SSPD.

BAB IX...

Page 12: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- 12 -

BAB IX

TATA CARA PENAGIHAN PAJAK

Pasal 14

(1) Surat Teguran alau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenissebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguranatau Sural Peringalan atau surat lain yang sejenis, Wajib Pajakharus melunasi pajak yang lerutang.

(3) Sural Teguran, Surat Pelingatan atau surat lain yang sejenissebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Bupatialau pejabat yang ditunjuk.

Pasal 15

(1) SKPDf<:B, SKPDKElT, STPD, Surat Keputusan Pembetuian, SuratKeputusan Keberalan, dan Putusan Banding, yang menyebabkanjumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasarpenagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu palinglama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(2) Bupati atas perrnohonan Wajib Pajak setelah memenuhipersyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuankepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menundapernbayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (duapersen) sebulan.

(3) Ketentuan lebih lanjut rnengenai tata cara pembayaran, angsurandan penundaan pembayaran pajak diatur dengan PeraturanBupati.

Pasal 16

(1) Pajak liang terutang berdasarkan SKPDKB, SKPDKBT, STPD,Sural I<eputusan Pernbetuian, Surat Keputusan Keberatan, rlanPutusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh wajib pajakpada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.

(2) Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkanperaturan perundang-undangan.

Pasal 17(1) Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak diiunasi

dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam SuratTeguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis, jurnlahpajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa.

(2) Bupati menerbitkan Surat Paksa segera setelah lewat 21 (duapuiuh satu) hari sejak tanggal Surat Teguran, Surat Peringatanalau sural lain yan~1sejenisnya.

Pasal 18...

Page 13: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- I) -

Pasal 18

Apabila pajak yang harus dibayar lidak dilunasi dalam jangkawaklu 2 x 24 jam sesudah langgal pernberilahuan Sural Paksa, Bupalisegera menerbilkan Sural Perinlah Melaksanakan Penyilaan.

Pasal 19

Selelah dilaksanakan penyilaan dan Wajib Pajak belum juga melunasiilulang pajaknya, selelail lewal 10 (sepuluh) ilari sejak langgalpelaksanaan perinlail melaksanakan penyilaan, Bupali mengajukanperminlaan penetapan langgal pelelangan kepada kanlar LelangNegara.

Pasal 20

Selelah kantar Lelang Negara menelapkan hari, langgal,jam danlempal pelaksanaan lelang, juru sila memberilahukan dengan segerasecara lertulis kepada Wajib Pajak.

Pasal 21

Bentuk, jenis, isi farmulir yang digunakan unluk pelaksanaan penagihanpajak daerah dilelapkan oleh Bupali.

BABX

PENAGIHAN SEI(ETIKA DAN SEKALIGUS

Pasal22

(1) Penagihan pajak dapal dilakukan seketika dan sekaligus tanpamenunggu langgal jatuh tempo pembayaran, apabila :

a wajib Pajilk alau Penanggung Pajak akan meninggalkanInclonesia untuk selama-Iamanya, atau berniat untuk itu;

b. wajib Pajak atau Penanggung Pajak meminclah tangankanbarang yang climiliki atau clikuasai clalam rangkamenqhentikan atau mengecilkan kegiatan p,lrIlsahaan, alallpekerjaan yang clilakukan cli Inclonesia;

c lerclapal lancla-tancla bahwa Wajib Pajak alau Penanggun9Pajak akan membubarkan baclan usahanya, alaumenggabungkan usahanya, alau memekarkan usalianya,atau memlndahlangankan perusahaan yang climiliki alauclikuasainya, alau melakukan perubahan benluk lainnya;

cI. baclan usaha akan clibubarkan oleh Negara;

e lerjacll penyilaan alas barang Wajib Pajak atau PenanggungPajaK oleh pihak keliga, atau lerclapat lancla-tanclakepaililan.

(2) Sural

Page 14: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- 14 -

(2) SUlat F'''"I1Lah f-'enaglhan Seketika dan Sekaligus sekurang.kUlanfjllya Illemual :

a. nama Wajib Pajak, atau nama Wajib Pajak dan PenanggungF'ajak;

b. besamya utang pajak;

c. perintah untuk membayar; dan

d. saat pelunasan pajak.

(3) Surat F'erintah Penagihan Seketika dan Sekaligus diterbitkansebelum penerbitan Sural Paksa.

(4) Pelaksanaan penagihan seketika dan sekaligus, dilaksanakansesuai c1enganperelturan perundang-undangan yang berlaku.

BABXI

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN

PEMBEBASAN PAJAK

Pasal23

(1) Bupati berdasarkan pennohonan Wajib Pajak dapat memberikanpengurangan, keringanan dan pembebasan pajak.

(2) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan pajaksebagairnana dirnaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Bupati.

ElAB XII

PEMBETULAN, PEMBATALAN,

PENGURANGAN KETETAPAN, DAN PENGHAPUSAN

ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal24

(1) Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Bupatidapat Illembetulkan SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDNatau SKPDLB yang c1alalll penerbitannya terdapat kesalahan tulisdan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapanketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undanganperpajakan daerah.

(2) Bupati dapat

a. lTIengurangkan atau Illenghapuskan sanksi administratifberupa bunga, denda, dan kenaikan pajak yang terutanglTIenurut peraturan perundang ..undangan perpajakan daerah,dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena lcekhili1fanWaJlb l-'aJakatau bukan karena kesalahannya;

b. mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT atauSTF'D, SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar;

C. Illengurangkan.

Page 15: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- 15 -

c. mengurangkan atau membatalkan STPD;

d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yangdilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan tata carayang ditentukan; dan

e. mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkanpel1irnbangan kemampuan membayar WCljib PCljak Cltankondlsi tertentu objek pajak.

(3) Ketentuan lebih lanjul mengenai tata cara pengurangan ataupenghapusan sanksi administratif dan pengurangan ataupembatalall ketetapan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIII

KEBERATi'lN DAN BANDING

Pasal25

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan flanya kepada Bupatiatau pejabat yang ditunjuk atas suatu:

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT;

c. SKPDLB;

d. SKPDN; dan

e. Pernotongan atau pemungutan oleh pihak ketigaberdasarkan kelentuan peraluran perundang-undanganperpajakan daerClh.

(2) Keberawn diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesiadengan disertai alasan-alasan yang jelas.

(3) Keberalan harus diajukan dalam jangka waklu paling lama 3 (liga)bulan sejak langgal sural, tanggal pemolongan alau pemungulansebagaimana dimaksud pada ayal (1), kecuali jika Wajib Pajakdapal menunjukkan bahwa jangka waklu ilu lidak dapal dipenuhikarena keadaan di luar kekuasaannya.

(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak lelah membayarpaling sedikil sejumlah yang lelah diselujui Wajib Pajak.

(5) Keberalan yang lidak memenuhi persyaralan sebagaimanadimaksud pada ayal (1), ayal (2), ayal (3), dan ayal (4) lidakdianggap sebagai Sural Keberalan sehingga lidakdipertimbangkan

(6) Tanda penerimaan sural keberalan yang diberikan oleh Bupaliatau pejabal yang dilunjuk alau landa pengiriman sural keberalanmelalui sural pos lercalal sebagai landa bukli penerimaan suralkeberalan.

Pasal 26 ..

Page 16: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- 16 -

Pasal26

(1) Bupati dalam jangl<a waktu paling lama 12 (dua belas) bulan,sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberikeputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerimaselurullllya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnyapajak yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telahlew;,! riil/l Rupati tidal<memberi suatu keputusan, keberatall yanydiajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Pasal27

(1) Wajib f'ajak dapat mengajukan permohonan banding hanyakepacla Pengadilan Pajal\ terhadap keputusan mengenaikeberatannya Yimg ditetapkan oleh Bupati.

(2) Per:ll0honan banding sebagaimana dirnaksud pada ayat (1)diajukan secara ter!ulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasanyang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusanditerima, dilampiri salinan dari surat keputusan keberatantersebut

(3) Pengajuan permohonan bandingmembayar pajak sampai dengan 1penerbitan Putusan Banding.

menangguhkan kewajiban(satu) bulan sejak tanggal

Pasal28

(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkansebagian atqu seluruhnya, kelebihan pembayaran pajakdikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (duapersen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Irnbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitungsejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB.

(3) Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkansebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa dendasebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkankeputus3nkeberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayarsebelum mengajukan keberatan.

(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding, sanksiadministratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen)sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian,Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan PutusanBanding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayarsebelum mengajukan keberatan.

BAB XIV.

Page 17: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- ] 7 -

BAB XIVPENGEMBALIAN I<ELEBIHAN

lJEMBAYARAN PAJAK

Pajak dapatBupati secara

(1 )

Pasal29

,L,tas keleblhan pembayaran Pajak, Wajibmengajukan pennohonan pengembalian kepadatertulis dan menyebutkan sekurang-kurangnya:

a. Nama dan Alamat wajib pajak;

b. Masa pajak;

c. Besamya kelebihan pembayaran pajak;

d. Alasan yang jelas.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulansejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihanpembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemberikan keputusan.

(3) ARabiia jangka waktu sebatlaimana dim<.lksud pada ayat (2)dilampaui Supati tidak memberikan keputusan, pennohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkandan SKPDLB harus diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu)bulan.

(4) Apabila wajib pajak mempunyai hutang pajak lainnya, kelebihanpembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutangpajak.

(5) Pengernbalian kelebihan pernbayaran pajak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu palinglama 2 (dua) bulan sejak diterbitkan SKPDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukansetelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB,Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen)sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaranpajak.

(7) Tata cara pen~lembalian kelebihan pembayaran Pajaksebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan PeraturanBupati

f)asal 30

Apabila kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan dengan hutangpajak lainnya, sebagairnana dimaksud dalam pasal 29 ayat (4),pembayarannya dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan buktipemindahbukuan juga berlaku sebagaimana bukti pembayaran.

BAB XV

Page 18: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- I X -

BAB XV

KEDALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 31

(1) Hak untuk melakukan penagihan Pajak menjadi kedaluwarsasetelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat. terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindakpidClnil di bidang perpajakan daerah.

(2) Kedaluwarsa pena~lihan Pajak sebagaimana dimaksucl pad a ayatC1) tenangquh apabila:

a. dilerllltki'lil Surat Teguran dan/atau Surat Paksil; eltau

b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak, baik langsungmaupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksasebagaimana dimakslld pada ayat (2) hllruf a, kedaluwarsapenagihaf' dihitung sejak tanggal penyampaian Surat Paksaterset ut

(4) Pengakllan utang Pajak secara langsung sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ,huruf b adalah Wajib Pajak dengan kesadarannyamenyatakan masih mempunyai utang Pajak dan belummelunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonanangsuran atau penundaan pernbayaran dan permohonankeberatan oleh Wajib Pajak.

F'asal 32

(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak lIntukmelakukan penagihan slldah kedaluwarsa dapat dil1apuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Pengl1apusan Piutang Pajak yangsudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Pajak yang sud all kedailiwarsadiatllr dengan Peratllran Bupati.

BAB XVI

INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 33

(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Pajak dapat diberiinsentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.

(2) Pernberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayal (1)dilelapkan melalui Anggaran Pendapalan dan Belanja Daerah.

(3) Tala cam pemberian dan pemanfaalan insentif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupali denganberpedoman pada Peraturan Pemerintah tentang tata carapernberian dan pemanfaalan insenlif.

BAB XVI!. ....

Page 19: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- I<) -

BAB XVII

KETENTUAN KHUSUS

Pasal 34

(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segalasesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh WajibPajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya untukmenjalankan kelentuan peraturan perundang-undanganperpajakan daerah.

(2) Larangan sebagairnana dimaksud pada ayat (1) berlaku jugaterhadap tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati untuk membantudalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan daerah,

(3) Dikec!J8Iiki'lndari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan aya! (2) adalah

a, pejabal dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atausai(si ahli dalam sidang pengadilan;,

b. peJabat dan/atau tenaga ahli yang diletapkan oleh Bupatiunluk memberikan keterangan kepada pejabat lembaganegara atau instansi Pemerintah yan~J berwenangmelakukan perneriksaan dalam bidang keuangan daerah,

(4) Untuk kepentingan Daerah, Bupati berwenang memberi' izintertulis kepada pejabat sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) dantenaga ahli seba!Jaimana dirnaksud pada ayat (2), agarmemberikan keterangan, memperlihalkan bukli tertulis dari alaulenlang Wajib Pajak kepada pihak yang dilunjuk,

(5) Untuk kepenlingan pemeriksaan di pengadilan clalam perkarapidana atau perdata, alas perminlaan hakim sesuai denganHukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdala, Bupati dapatmemberi izin lertulis kepada pejabal sebagaimana dimaksudpada ayal (1), dan lenaga ahli sebagairnana dirnaksud pada ayal(2), unluk memberikan dan memperlihalkan bukti lertulis danketerangan Wajib Pajak yang ada padanya,

(6) Permintaan hakim sebagaimana dirnaksud pada ayal (5) harusrnenyebutkan nama lersangka alau nama lergugal, keleranganyang diminla, selia kailan anlara perkara pidana atau perdalayang bersangkulan c1enganketerangan yang c1irninta.

BAB XVIII

PENYIDIKAN

Pasal35

(1) Pejabal Pegawai Negeri Sipil lertenlu di lingkungan PemerinlahDaerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik unlukrnelakukan penyiclikan lindak pidana di bidang perpajakanc1aerah, sebagairnana dimaksud dalarn Undang-Undang HukumAcara Pidana,

(2) Penyidik,

Page 20: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- 20 -

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabatpegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerahyang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesual denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dilllaksud pada ayat (1)adalah:

a. menenllla, Illencari, mengumpulkan, dan menelitiketerangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibic!ang perpajakan Daerah agar keterangan atau laporantersebut menjadi lebih lengkapdan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengulllpulkan keterangan mengenaiorang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatanyang dilakukan sehubungan dengan tindak pidanaperpajakan Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atauBadan sehubungan dengan tindak pidana di bidangperpajakan Daerah;

d. memeriks3 buku, catatan, dan dokumen lain berkenaandengan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan buktipembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, seliampli1kukan renyitaan terhadap bahan bukti tersebllt;

f. nwminta banluan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaantU[la~, penyidikan lindak pidana di bidang perpajakanDaer"lh;

g.. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saal pemeriksaansedang berlqmgsung dan Illeilleriksa identitas orang, benda,dan/atau dokumen yang c1ibawa;

h. memolret seseorang yang berkaitan c1engan tinclak pidanaperpajakan Daerah;

I.

,.J.

k.

(4)

meillanggil orang untuk didengar keterangannya dandiperiksa sebagai tersangka atau saksi;

menghentikan penyidikan; dan/atau

melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaranpenyidikan tindak pidana di bidang perpajakan Daerahsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penyidik sebagailllana dimaksud pada ayat (1) Illemberitahukandimulainya penyidikan dan' Illenyampaikan hasil penyidikannyakepada Penuntut Uillum Illelalui Penyidik pejabat Polisi NegaraRepublik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalamUndang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB XIX.

Page 21: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- 21 -

l3AB XIXKETENTUAN PIDANA

F'asal 36

(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikanSSPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap ataumelampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikankeuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan palinglama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak 2 (dua) kalijumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SSPDatau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap ataumelampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikankeuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana penjara palinglama 2 (dua) tahun atau pidana denda pali~g banyak 4 (empat)kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pasal 37Tindak pidana di bidang perpajakan Daerah tidak dituntut setelahmeiampaul jan~Jkawaktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak

. atau berakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya Bagian Tahun Pajakatau berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.

Pasal 38

(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang karenakealpaanrrya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan halsebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2)(jipldana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun danpidana denda paling banyak Rp. 4.000.000,00 (empat jutarupiah)

(2) Pej8bClt rlJell! tenagClahli yallg dilunjuk oleh Bupati yang dengansengaja tldak memenuhi kewajibannya atau seseorang yangmenyebabkan tidak dlpenuhinya kewajiban pejabat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) dipidana denganpidana kurungan palillg lama 2 (dua) tahun dan pidana dendapaling banyak Rp. 1O.IlOO.OOO,OO(sepuluh Jula rupiah).

(3) Penuntutall terhadap lindak pidana sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayal (2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yangkerahasiaannya dilallggar.

(4) Tuntutan pidana seba!~aimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) sesuai dengan sifatnya adalah menyangkut kepenlinganpribadi seseorang atau Badan selaku Wajib Pajak, karena itudijadikan tindak piclana pengaduan.

Pasal 39

Denda sebagaimana dilllaksud dalalll Pasal 38 ayal (1) dan ayat (2)merupakan pellerimaan daerah.

BAB XX ...

Page 22: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

• •- 22 -

BAB XX

KETENTW\N BAGI PEJABAT

Pasal40

(1) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris hanya dapatmenandatangani akta pemindahan Hak atas Tanah dan/atauBangunan setelah Wajib Pajak menyerahkan bukti pembayaranpajak yang telah divalidasi qleh Bupati dan/atau pejabat yangditunjuk.

(2) Kepala kantor yang membidangi pelayanan lelang negara hanyadapat menandatangani risalah lelang Perolehan Hak atas Tanahdan/atau Bangunan setelah WaJib Pajak menyerahkan buktipembayaran pajak yang telah divalidasi oleh Bupati dan/ataupejabat yang ditunjuk

(3) Kepala kantor bidang pertanahan hanya dapat melakukanpendaftaran Hak atas Tanah atau pendaftaran peralihan Hak atasTanah setelah Wajib Pajak menyerahkan bukti pembayaran pajakyang telah divalidasi oleh Bupati dan/atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal41

Pejabat Pembuat Akta .Tanah/Notaris dan kepala kantor yangmembidangi pelayanan 181angnegara melaporkan pembuatan akta ataurisalah lelan[1 Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan kepadaBupati paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

Pasal42

Sistem dan Prosedur pemungutan Perolehan Hak atas Tanah danBangunan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal43

(1) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan kepala kantor yangmembidangi pelayanan lelang negara, yang melanggar ketentuansebagailllana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) dan ayat (2)dikenakan sanksi administratif berupa denda ~,ebesar Rp7.500000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) untuk setiappelanq[laran.

(2) Pejabat F'embuatAkta Tanah/Notaris dan kepala kantor yangmembidangi pelayanan lelang negara, yang melanggar ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) dikenakansanksi administratif berupa denda sebesar Rp250.000,00 (duaralUSlima pulur ribu rupiah) untuk setiap laporan.

(3) Kepala kantor bidang pertanahan yang melanggar ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (3) dikenakansanksi sesuai den!Jan kelentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XXi ....

Page 23: N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 2009 tentang Pajak …...Penjualan Barang Sitaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050); 12. Peraturan

- 23 -

BAB XXI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal44

Perat.Jran Dclerah ini mulai berlaku pada tanggal 01 Januari 2011.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerinlahkan pengundanganPeraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran DaerahKabupalen Musi Banyuasin.

2010

TARIS DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABIJPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2010 NOMOR ; (,(,