MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA...

18
MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : YULIHARTI D 300 100 013 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA...

MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :

YULIHARTI D 300 100 013

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

ABSTRAKSI MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA DENGAN PENEKANAN

PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA

Yuliharti D300100013

Indonesia merupakan negara dengan populasi agama Islam terbesar di dunia.

Sehingga untuk mewadahi aktifitas keagamaan terutama Islam, pemerintah perlu

menyediakan sarana dan prasarana guna menunjang aktifitas kegiatan tersebut. Salah satu

contohnya adalah Masjid, Madrash, pondok pesatren, dan Islamic Centre. Dalam perturan

MUI, seharusnya dalam tiap Kabupaten perlu diasediakan Islamic Centre. Sehingga bisa

dijadikan sebagai wadah pusat perkembangan budaya Islam.

Pengertian Islamic Centre sendiri adalah lembaga keagamaan yang merupakan

pembinaan dan pengembangan agama Islam dan berperan sebagai mimbar pelaksanaan

dakwah dalam Era pembangunan Nasional. Sehingga Pemerintah sangat perlu menyediakan

fasilitas tersebut. Supaya bisa mengimbagi perkembangan perekonomian dan kemajuan

Negara.

Muslimah dalam pandangan Islam adalah seorang wanita yang sudah baligh dan

memeluk agama islam. sehingga ada aturan-aturan tertentu bagi wanita yang berbeda

dengan laki-laki. Salah satunya adalah Hijab wanita dalam Islam. Di dalam ajaran Islam

wanita mempunyai batas aurat yang boleh dilihat dan tidak kepada muhrim dan bukan.

Sehingga pengkhusuan Islamic Centre menjadi Muslimah Islamic Centre karena disediakan

khusus wanita, agar dalam kegiatan di dalam area menjadi lebih fleksible dan leluasa.

Kota Solo adalah salah satu kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan

mempunyai banyak wadah pendidikan agama Islam. Berbagai pondok pesantren yang

banyak ditemui di kota Solo. Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi berbasis Islami juga

mudah ditemui di kota ini. Oleh karena itu perlu adanya pemusatan kegiatan Islam sebagai

wadah pengetahuan, pendidikan, kegiatan ibadah mu’amalah dan dakwah. Sehingga dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar pada khususnya dan para pelajar, mahasiswa, dan

pengunjung pada umumnya yang ingin menambah wawasan pengetahuan tentang Islam.

Kota Solo yang mempunyai Bangunan yang khas Tradisional Jawanya, menjadi acuan

dalam penerapan desain bangunan. Karakteristik bangunan yang berbeda dengan daerah

lain, menjadikan suatu titik tangkap dan memorial tersendiri bagi pra pengunjung.

Kata kunci : Islamic Centre, Muslimah Islamic Centre, Kota Solo, Arsitektur

Tradisional Jawa.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Umum

Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam merupakan suatu

potensi untuk menanamkan ilmu dan kaidah-kaidah agama Islam. Dewasa ini banyak

sekali masyarakat yang beragama Islam namun belum megerti akan hukum dan

syariat agama yang sesungguhnya

Untuk menghadapi masalah itu, perlu kiranya ada sebuah media yang bersifat

netral untuk menyatukan misi dan visi dari tiap aliran tanpa penonjolan aliran

mayoritas sesuai dengan perkembangan dan pemusatan kegiatan. Media tersebut yang

sekarang ini banyak berkembang di kota-kota besar bahkan di luar negeri juga dapat

kita temui yaitu Islamic Centre.

Khusus

Islamic Centre memiliki pengertian yaitu sebagai wadah fisik yang menampung

beberapa kegiatan penunjang keislaman. Diantara kegiatan-kegiatan tersebut terdiri

dari kegiatan ibadah mu’amalah dan dakwah. Islamic Centre juga mempunyai peran

sebagai pusat atau sentra informasi keislaman untuk umat muslim maupun umum

yang ingin mengetahui dan mempelajari tentang Islam.

Kota Solo adalah salah satu kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam

dan mempunyai banyak wadah pendidikan agama Islam. Berbagai pondok pesantren

yang banyak ditemui di kota Solo.

Alasan pengkhususan Muslimah Islamic Centre karena adanya aturan dalam

Islam mengenai hijab, yang memiliki arti penghalang, ditujukan hanya untuk wanita.

Di dalam ajaran Islam wanita mempunyai batas aurat yang boleh dilihat dan tidak

kepada muhrim dan bukan. Hal itu di atur oleh Allah dalam (QS. AL-Ahzab : 59),

serta hadist Rasullah yang berbunyi “ wahai Asma sesungguhnya gadis yang telah

haid dia tidak boleh memperlihatkan anggota badannya kecuali ini dan ini, beliau

menunjukkan wajah dan kedua telapak tangannya” (HR. Abu Dawud no.4106).

Sampai saat ini Islamic Centre pada umumnya masih terbaur antara wanita dengan

laki-laki.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan dari penelaahan pengamatan penulis

adalah Bagaiman merancang dan merencanakan Islamic Centre yang dikhususkan

untuk wanita di Surakarta yang dapat menunjang kegiatan muslimah di kesehariannya

secara syar’i dengan konsep arsitektur tradisional Jawa dengan area lingkungan yang

mendukung.

C. Tujuan Penelitian

Dengan adanya konsep perancangan Muslimah Islamic Centre di Surakarta

yang bertujuan untuk mewujudkan tempat atau wadah aktivitas muslimah sehari-hari

sebagai pusat kegiatan yang bersifat informatif, edukatif, bagi para muslimah di Solo

pada khususnya dan pengunjung pada umumnya

D. Gagasan Perencanaan

Muslimah Islamic Centre di Kota Surakarta adalah sebagai pusat studi Islam,

wadah aktifitas muslimah sehari-hari sebagai pusat kegiatan yang bersifat informatif,

edukatif, bagi para muslimah di Solo pada khususnya dan pengunjung pada

umumnya. Selain sebagai pusat studi Islam di dalamnya juga dilengkapi berbagai

fasilitas penunjang seperti, salon dan spa khusus muslimah, fitness centre/sport

centre, fasilitas outbond, perpustakaan, museum dan mini chinema, beladiri khusus

muslimah, EXPO, mini market, restoran/ food court, toko baju/boutique, joging track,

ruang audio visual, ruang penyiaran radio, penerbitan buku dll. Pelayanan terbuka

untuk umum, dalam artian untuk semua wanita, baik muslim atau pun nonmuslim.

Pendekatan bangunan berkonsep arsitektur tradisional Jawa diharapkan dapat

menjadi ciri khas Kota Solo yang khas akan budayanya, serta menjadi media

pengenalan tentang budaya Jawa, yang akan menjadi kenangan tersendiri bagi para

pengunjung yang melihatnya.

E. Metode pembahasan

a) Metode kompilasi data

a. Observasi

Yaitu melakukan studi lapangan melalui pengamatan langsung untuk

mengetahui kondisi fisik lokasi dan tata existing, sarana dan prasarana yang

tersedia serta faktor penunjang dan potensi yang ada.

b. Survei Internasional

Proses untuk mencari dan memperoleh sumber data yang didapatkan dari

instansi terkait, antara lain :

1. BAPEDA tentang RUTRK Kota Surakarta

2. Jakarta Islamic Centre

3. Aliya salon dan spa muslimah

4. Mutia salon muslimah

b) Studi literatur

Merupakan studi dan karya tulis yang sudah ada dan berkaitan dengan

Muslimah Islamic Centre, misalnya dari :

a. Media cetak dan elektronik untuk mendapatkan berita-berita yang dapat

menjadi acuan konsep.

b. Referensi pustaka berupa buku-buku maupun skripsi yang mendukung

dalam penulisan.

c. Studi komparatif yang merupakan studi perbandingan terhadap bangunan

atau sarana yang sudah ada jika sekiranya berhubungan.

c) Analisis data

Melakukan uraian terhadap masalah berdasarkan data-data yang telah

terkumpul dan analisis berdasarkan pada landasan teori relevan yang dengan

permasalahan.

TINJUAUAN PUSTAKA A. Pengertian Islamic Centre

Islamic Centre artinya adalah pusat ke-Islaman, dalam bahasa arab diistilahkan

al maskaz al IslamMenurut Soeparlan pengertian Islamic Centre adalah lembaga

keagamaan yang merupakan pembinaan dan pengembangan agam Islam dan berperan

sebagai mimbar pelaksanaan dakwah dalam era pembangunan nasional.

Pengertian yang lebih terperinci Islamic Centre diartikan sebagai pusat

pengkajian, pendidikan, dan penyiaran agama seperti kebudayaan Islam. Batasan

pengertian tersebut lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

a. Pusat

Dalam arti koordinasi, sinkronisasi, dan dinamisasi kegiatan dakwah, tanpa

mengikat ataupun mengurangi integritas suatu badan lembaga.

b. Pengkajian

Ialah studi disertai dengan penelitian terhadap bahan-bahan kepustakaan

maupun terhadap segi-segi alamiah yang hidup dan berkembang di masyarakat.

c. Pendidikan

Pendidikan yang terdapat dalam Islamic Centre adalah bentuk pendidikan

nonformal, yaitu:

1. Forum temu pendapat untuk saling melengkapi antara ulama dan

cendekiawan muslim.

2. Pendidikan dan pembinaan masyarakat melalui kegiatan non formal

d. Penyiaran

Adalah usaha mewujudkan dan menyebar luaskan nilai-nilai ajaran Islam dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari.

e. Kebudayaan

Kebudayan milik Islam dan menjadi bagian integrasi budaya Indonesia.

B. Tujuan dan fungsi Islamic Centre

Tujuan dan fungsi Islamic Centre adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan kehidupan beragama Islam yang meliputi aspek akidah,

ibadah mu’amalah dalam ruang lingkup pendidikan nasional.

b. Sebagai lembaga pendidikan nonformal keagamaan sehingga dapat merupakan

salah satu mata rantai dari seluruh sistem pendidikan nasional. Tujuan

membentuk manusia muslim seutuhnya, taqwa kepada Allah SWT, cakap,

cerdas, terampil, tangkas, berwibawa, dan berguna bagi masyarakat dan negara.

c. Ikut serta meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta

keterampilan untuk membangun masyarakat dan negara Indonesia.

Fungsi Islamic Centre sebagai pusat pembinaan dan pengembangan agama

dan kebudayaan Islam adalah sebagai berikut :

a. Pusat penampungan, penyusunan, perumusan hasil pemikiran dan gagasan

mengenai pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.

b. Pusat penyelenggaraan program latihan dan pendidikan nonformal.

c. Pusat penelitian dan pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.

d. Pusat penyiaran agama dana kebudayaan Islam.

e. Pusat koordinasi, sinkronasi kegiatan pembinaan dan pengembangan dakwah

Islamiah.

f. Pusat informasi, komunisaksi, masyarakat luas pada umumnya dan masyarakat

muslim pada khususnya.

C. Kegiatan Islamic Centre

Pola kegiatan Islamic Centre tingkat pusat dan propinsi mempunyai penekanan

kegiatan penelitian dan pengembangan, menyusun dan mengembangkan konsepsi-

konsepsi, gagasan atau metode baru melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan pengkajian, yaitu studi dan penelitian

b. Kegiatan diskusi, lokakarya, ceramah dan seminar

c. Kegiatan pendidikan dan kebudayaan

d. Kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan penterjemahan

e. Kegiatan penyiaran agama dan kebudayaan Islam dengan memperkenalkan

metode dan peralatan baru

f. Kegiatan penataran dan konferensi

g. Kegiatan pameran dan museum

Pola kegiatan Islamic Centre tingkat kabupaten ke bawah lebih bersifat

operasional antara lain :

a. Kegiatan Dakwah

b. Kegiatan taman pustaka dan kursus-kursus

c. Kegiatan anak-anak

d. Kegiatan pembinaan kesehatan dan sosial

e. Kegiatan remaja

f. Kegiatan dana dan bidang logistic

D. Tinjauan Arsitektur Tradisional Jawa

Jenis Atap Gambar

a) Pangnggang-Pe

Arsitektur tradisional rumah

Jawa dengan atap Panggang-pe

merupakan bentuk bangunan yang

paling sederhana dan merupakan

bentuk bangunan dasar.

b) Kampung

Bentuk arsitektur tradisional Jawa lain

yang setingkat lebih sempurna dari tipe

Panggang-pe adalah bentuk Kampung.

Bangunan pokok Kampung tersebut

mempunyai saka-saka atau tiang-tiang

yang berjumlah 4, 6, atau bisa juga 8

dan kelipatannya.

d) Limasan

Bentuk bangunan Limasan merupakan

perkembangan dari bentuk bangunan

yang sudah ada. Bentuk bangunan

Limasan adalah bentuk bangunan yang

atapnya menyerupai bidang limas.

e) Tajug

Tempat ibadat merupakan salah satu

kebutuhan manusia untuk dapat

melangsungkan kegiatan

keagamaannya. Salah satu jenis tempat

ibadat adalah Langgar atau Masjid.

f) Joglo

Joglo adalah bentuk rumah tradisional

Jawa yang paling sempurna diantara

bentuk-bentuk lain. Bentuk bangunan

Joglo biasanya mempunyai ukuran

yang lebih besar dibandingkan dengan

bentuk Limasan maupun Kampung.

MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA

A. Kondisi Non Fisik Kota Surakarta

Pertambahan penduduk kota Surakarta sekitar 0.77 % per tahun. Proyeksi

pertambahan jumlah penduduk Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut

ini:

Tabel Pertumbuhan penduduk Kota Surakarta

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

Luas (Km2)

Tingkat Kpeadatan Jiwa/Km2)

1991 516.957 44.040 11.699 1992 519.997 44.040 11.807 1993 527.767 44.040 11.984 1998 568.280 44.040 12.904 2003 602.910 44.040 13.690 2008 639.650 44.040 14.524 20013 678.620 44.040 15.409

Sumber : Tim RUTRK Kota Surakarta 1991-2013

Adapun peningkatan penduduk yang memeluk agama Islam dari tahu-ke

tahun sebagai berikut :

Tabel Peningkatan Pemeluk agama Islam

Tahun Jumlah

Penduduk

Jumlah penduduk muslim

Jumlah penduduk perempuan

muslim

Jumlah penduduk Laki-laki muslim

Prosentase Peningkatan

Pemeluk Islam

Prosentase Peningkatan

Wanita Pemeluk Islam

2012 578.796 445.395 298.774 285.346 76.95 % 50.62 %

2011 588.110 446.036 297.665 290.445 75.84 % 50.61 %

2010 586.039 443.231 296.713 289.326 75.63 % 50.63 %

2009 580.849 438.323 294.168 286.681 75.46 % 50.64 %

2008 553.669 406.339 280.156 223.128 73.39 % 50.59 %

Sumber : BPS Surakarta dalam Angka 2008-2013

B. Potensi kegiatan muslimah di Surakarta

Sekarang ini banyak sekali ditemukan berbagai jenis jasa pelayanan kebutuhan

wanita muslimah di kota Surakarta. Mulai dari kebutuhan jasmani maupun rohani,

diantaranya adalah busana muslimah, salon kecantikan, pusat olah raga seperti kolam

renang, tempat fitnes dan senam, toko buku, tempat-tempat pengajian, pusat pendidikan.

Pelayanan kegiatan tersebut yang pada awalnya terbuka untuk umum, dalam artian

laki-laki dan perempuan berbaur menjadi satu dan kini telah berubah. Selain pondok

pesantren banyak salon kecantikan, tempat senam dan fitness, kolam renang, toko baju

muslimah yang sudah berkonsep syar’i. Hal itu dikarenakan semakin berkembangnya

populasi umat Islam dan adanya perubahan dalam cara pandang dan cara berfikir tentang

gender.

ANALISA KONSEP MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA

SURAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA ARSITEKTUR

TRADISIONAL JAWA

A. Kondisi eksisting site

Site berada di Jl. Kol. Sutarto Jebres, merupakan lahan kosong milik PT.

Sari Warna Tekstil, batas-batas site yaitu :

Utara : Jl. Kol. Sutarto

Selatan : Permukiman penduduk

Timur : Permukiman penduduk

Barat : Permukiman penduduk

Berikut ini adalah penjelasan secara rinci mengenai kondisi site,

a. Site ada di sebelah Jl. Kol. Sutarto merupakan jalan arteri sekunder

b. Topografi relatif data

c. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 40%-60%

d. Koefisien Garis Sempadan Bangunan = 15-20m

e. FAR = 1,5-2,25

f.

Tabel Ketinggian dan koefisien bangunan

Nama Jalan

Luas kapling (m²)

Tinngi bangunan (lapis)

KDB KLB KDH

Jl.Kol. Sutarto

<500 4 lps (20m) 90 360 >5 500-<1000 5-9l ps (20-40m) 85 425-750 >10 1000-<2000 10-16 lps (44-70m) 70 700-1120 15 200-<3000 17-25 lps (72-104m) 65 1100-1625 15 3000-<5000 26-30 lps (108-124) 60 1560-1800 20

>5000 Max 30 lps (124m) 60 Max 1800 20 Sumber : Dinas Tata Ruang Kota Surakarta 2012

B. Konsep dan Analisa Site

Kriteria Analisa Konsep Pencapaian a. Main Entrance (ME)

1. Mudah dijangkau oleh kendaraan umum

2. Menyesuaikan dengan arah pergerakan lalu lintas.

3. Jauh dari titik kemacetan dan menghadap langsung ke jalur utama

b. Side Entrance (SE) 1. Tidak menggangu main

entrance (ME)

a. Merespon dari pergerakan lalu lintas Jl. Kol. Sutarto, ME dan SE terpisah untuk memudahkan dalam maupun keluar site

b. ME diletakkan jauh dari titik kemacetan

Orientasi bangunan a. Orientasi dimaksudkan

sdebagai pengarah atau penunjuk terhadap kegiatan yang ada pada bangunan

b. Letak ME dan SE c. Memanfaatkan kondisi iklim

Berdasarkan letak site terhadap lingkungan sekitar, kemungkinan orientasi bangunan di arahkan ke Jl. Kol. Sutarto dan jalan lingkungan.

View

a. View dari dalam site b. View dari luar site c. Situasi lingkungan sekitar

a. View dari luar site kemungkinan berasal dari Jl. Kol. Sutarto dan jalan lingkungan.

b. View dari dalam site berpotensi ke arah Jl. Kol. Sutarto dan jalan lingkungan.

Kebisingan (Noise) a. Sumber bunyi berasal dari

luar site b. Integritas terhadap konsep

view c. Kenyamanan pengunjung

a. Penggunaan pagar pembatas dan vegetasi yang berdaun lebat, berfungsi mereduksi bangunan.

b. Masalah kebisingan juga dapat diatasi dengan sistem zoning

konsep iklim a. Arah datang sinar matahari b. Arah angin c. Memanfaatkan kondisi

iklim

a. Penggunaan sun shading sebagai pereduksi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan

b. Penggunaan over hang pada bangunan tengan tujuan mengurangi tampias air hujan, selokan berfungsi mengalirkan air hujan ke riol kota.

c. Penggunaan vegetasi sebagai upaya membelokkan arah angin dengan tujuan mengurangi beban angin pada bangunan dan juga sebagai upaya memberikan kenyamanan.

d. Menggunakan cross ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih ke dalam ruangan.

Zonifikasi a. Karakter kegiatan yang

beraneka ragam b. Kebutuhan kenyamanan

dalam kegiatan c. Tingkat kebisingan pada

lingkungan sekitar tapak

a. Site terletak di jalan raya merupakan jalan penghubung antar kota

b. Aktifitas sekitar site sedang karena merupakan daerah permukiman, perdaganagn dan pelayanan jasa.

Sirkulasi a. Kelancaran, kenyamanan, dan

keamanan b. Pemisahan jalur sirkulasi c. Zonifikasi

a. Sirkulasi pengunjung berupa pedestrian, jalur kendaraan, dan drop off

b. Area parkir tidak menganggu sirkulasi

c. Pemisahan sirkulasi antara penjalan kaki dan kendaraan bermotor

C. Analisa Besaran Ruang

Kelompok Kegiatan Ta’mir Masjid Ruang Standart Kapasitas Sumber Luas m2

R. Sholat utama 0.85m2/orang 1000 NAD 850 m2 R. Serambi 0.85m2/orang 30% x 1000 A 225 m2 R. Wudhu 0.85m2/orang 30 S 25,5 m2

R. konsultasi 3 A 12 m2 R. bimbingan 65-70 m2 32-40 tempat NAD 70 m2

Mimbar & mihrab 8 m2 1 orang S 8 m2 R. Takmir & operator 20 m2 5 orang A 20 m2

KM 1.65 x 1.35 m2

8 NAD 17,82 m2

WC 4.95m2 x 4.25m2

9 orang x 2 NAD 42.075 m2

Jumlah m2 1270.3 m2 Flow 20% 254,07 m2

Total 1461,3 m2 Kelompok Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan

Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2 A. Lab bahasa Arab 80-85 m2 2 NAD 170 m2 R. Lab bahasa Asing 80-85 m2 2 NAD 170 m2

R . kelas Al-Qur’an & Hadisdt

80-85 m2 2 NAD 170 m2

R . kelas Aqiadah 80-85 m2 2 NAD 170 m2 R . kelas Aqlaq 80-85 m2 2 NAD 170 m2

R . kelas Syari’ah 80-85 m2 2 NAD 170 m2 Kelompok Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan

Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2

R . kelas Da’wah 1 80-85 m2 2 NAD 170 m2 R . kelas Da’wah 2 80-85 m2 2 NAD 170 m2

R.Training keIslaman 80-85 m2 2 NAD 170 m2 R . kelas membatik 75-70 m2 1 NAD 70 m2

R . kelas musik 65-70 m2 1 NAD 70 m2 R. kelas masak 30-40 m2 1 NAD 40 m2

R. kelas menjahit 80-85 m2 2 NAD 170 m2 R. Seminar 13,2 x 17.3 2 NAD 456,72 m2

KM 1.65 x 1.35 m2

2 NAD 17,82 m2

WC 4.95m2 x 4.25m2

9 orang x 2 NAD 42,075 m2

Jumlah m2 2396,6 m2 Flow 20% 479,3 m2

Total 2875,9m2 Kelompok Kegiatan Sosial dan Budaya

Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2 R. BAZIS 80 m2 1 A 80 m2

R. Serba Guna 2000 m2 1 A 2000 m2 R. Bank syari’ah 80 m2 1 S 80 m2

Ruang Kriya 120 m2 1 A 120 m2 R. Poliklinik 50 m2 1 S 50 m2

KM 1.65 x 1.35 m2

2 NAD 17.82 m2

WC 4.95m2 x 4.25m2

9 orang x 2 NAD 42,075 m2

Jumlah m2 2389,8 m2 Flow 20% 477,9 m2

Total 2867,77 m2 Kelompok Kegiatan Informasi dan Komunikasi

Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2 Perpustakaan 300 m2 1 A 300 m2

Penerbitan buku & R. Penelitian

150 m2 1 A 150 m2

R. penyiaran radio 120 m2 1 A 120 m2 R. penyiaran website 80 m2 1 A 80 m2

Mini museum 800 m2 1 S 800 m2 Mini Cinema 400 m2 1 NAD 400 m2

KM 1.65 x 1.35 m2

2 NAD 17,82 m2

WC 4.95m2 x 4.25m2

9 orang x 2 NAD 42,075 m2

Jumlah m2 1909,8 m2 Flow 20% 381,9 m2

Total 2291,7 m2 Kelompok Kegiatan fasilitas Publik

Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2 R. boutique 40m2 10 S 400 m2 Mini market 150 m2 1 A 150 m2

Food court/restoran 100 m2 2 NAD 200 m2 Exhibition 1000 m2 1 A 1000 m2

Play ground indoor 70-80m2 1 A 80 m2 Play ground outdoor 200 m2 1 A -

R. Wifi 70-80 m2 1 A 80 R. Catur/area tunggu 70-80 m2 1 A 80

Taman Air 500 m2 1 A - Taman umum 500 m2 1 A -

Jumlah m2 4150 m2

Flow 20 % 830 m2 Total 4980 m2

Kelompok Kegiatan Pengembangan penunjang Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2

R. Salon SPA & Treatment

70 m2 3 S 210 m2

R. Sauna 30m2/4-6 orang

4 NAD 120 m2

R. Fitness 4m2/orang 50 NAD 200 m2 R. Aerobik 4.5m2/ orang 50 x 2 NAD 450 m2

R. Yoga 5 m2/orang 30 A 150 m2 KM 1.65 x 1.35

m2 2 NAD 17,82 m2

WC 4.95m2 x 4.25m2

9 orang x 2 NAD 42,075 m2

R.Ganti & Locker 50 m2 4 A 200 m2 Asrama 18

m2/kamr/3orang

50 S 900 m2

Jumlah m2 2289.89 m2 Flow 20% 457.97 m2

Total 2747.86 m2 Kelompok Pengembangan penunjang lapangan

Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2 Bela diri 10 x 10 m2 2 NAD 200 m2

Ruang badminton 13.4x6.1 m2 3 NAD 81,74 m2 Ruang basket 28 x 15 m2 2 NAD 840 m2 Ruang volley 18 x 9 m2 2 NAD 324 m2

Ruang tenis meja 12x6 m2 3 NAD 216 m2 Kolam renang 8 x 15 m2 3 A 360 m2

Area berkuda (kandang kuda)

200m2 1 A 200 m2

Memanah 100 m2 1 A 100 m2 KM 1.65 x 1.35

m2 2 NAD 17,82 m2

WC 4.95m2 x 4.25m2

9 orang x 2 NAD 42,075 m2

R.Ganti & Locker 50 m2 8 A 400 m2 Jumlah m2 2781.63 m2 Flow 20% 556,32 m2

Total 3337,95 m2 Kelompok Servis (terhitung BC)

Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2 R. Pompa 25 m2 1 A 25 m2 R. Gardu 15 m2 1 A 15 m2 R.Panel 15 m2 1 A 15 m2 R. Travo 15 m2 1 A 15 m2 R. Genset 25 m2 1 A 25 m2 R. Gudang 80 m2 1 A 80 m2

R. Keamanan 20 m2 1 A 20 m2 R. ground Tank 25 m2 1 A 25 m2

Jumlah m2 220 m2 Flow 20% 44 m2

Total 264 m2 Kelompok Servis Tidak terhitung BC

Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2 Parkir motor 2.25x0.75 m2 500 NAD 843,75 m2 Parkir mobil 2.5x5 m2 100 NAD 1250 m2

Parkir sepeda 0.5x2 m2/3 sepeda

100 NAD 100 m2

Loading dock 60 m2 1 A 60 m2 Jogging Track 500 m2 1 A 500 m2

Outbond 300 m2 1 A 300 m2 Aula terbuka 200 m2 1 A 200 m2

Jumlah m2 3253,75 m2 Flow 75% 2440,3 m2

Total 5694,06m2 Kelompok Pengeolola

Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2 R. Pembina 30m2/orang 1 NAD 30m2 R. Kepala 30m2/orang 1 NAD 30m2

R. Wakil Kepala 30m2/orang 1 NAD 30m2 R. Sekretaris 10m2/orang 1 NAD 10m2

R. Sekretaris Subag 10m2/orang 3 NAD 30m2 R. Kabid 10m2/orang 5 NAD 50m2 R. Sekbid 10m2/orang 16 NAD 160 m2 R. Rapat 20m2/5orang 2 A 40 m2 R. Tamu 6m2/5orang 1 NAD 6m2

KM 1.65 x 1.35 m2

2 NAD 17,82 m2

WC 4.95m2 x 4.25m2

9 orang x 2 NAD 42,075 m2

Jumlah m2 445,8 m2 Flow 20% 89,1 m2

Total 534,9 m2 Rekapan semua keutuhan ruang

Kelompok ruang Besaran total Kegiatan Ta’mir Masjid 1461,3 m2

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan 2875,9m2 Kegiatan Sosial dan Budaya 2867.77 m2

Kegiatan Fasilitas Publik 4980 m2 Kegiatan Informasi dan Komunikasi 2291,7 m2 Kegiatan Pengembangan Penunjang 2747.86 m2

Kegiatan Pengembangan Penunjang lapangan 2781.36 m2 Pengelola 534,9 m2

Kelompok Servis 264 m2 Jumlah Total m2 20805.09 m2

Berdasarkan RUTRK Kota Surakarta tentang peraturan pembangunan, maka

jumlah lantai dapat diketahui sebagai berikut :

Building Coverage : 60%

FAR : 1,5-2,25 (dipilih FAR 2)

Luas Site : 25.188,2 m2

Luas total ruang : 20.805.09 m2

Site yang bisa dibangun : 0,6 x 25.188,2 m2

: 15.112,92 m2

Jumlah lantai : 20.805,09/15.112,92

: 1,37 = 1 -2 lantai

Sisa Site untuk RTH & Parkir : 10075,28 m2

DAFTAR PUSTAKA

A, Hasjimi, Sejarah Kebudayaan Islam, Bulan Bintang, 1995.

Depag, Enslikopedia Islam di Indonesia, Ditjen Binbaga Islam, Jakarta, 1993.

Depag Jakarta, Petunjuk Pelaksanaan Proyek Islamic Centre Seluruh Indonesia, Ditjen Binbaga Islam Jakarta, 1993.

Ashari, MA dan Endang S. Kliah Al-Islam, Rajawali, 1986.

Jabbar, Abdul. M, Seni dalam Peradaban Islam, Pustaka Bandung, 1988.

Lukman , Harun, Potret Dunia Islam, Pustaka Panji mas, Jakarta, 1985.

Gazalba, Siti, Islam dan Kebudayaan, Pustaka Al-Husna, Jakatra 1988.

Usman, Latif, Sejarah Islam, Jakarta, 1995.

Dr. Ali bin Sa’id Al-Ghamidi, Fikih Wanita dalam Islam, Solo, 2013.

Ronald, Arya, Nilai-Nilai Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, Gajah Mada University Press, 2005.

Marsudi, Arsitektur Tradisional Jawa dalam pelestarian, Jakarta, 1988

Ismunandar, Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, 1987.

Josef Prijotomo, Petungan Sistem Ukuran dalam Arsitektur Jawa, 1995.

Anonim. 1991. RUTRK Kota Surakarta 1991-2013. Surakarta : Bapeda.

Anonim. 2008. BPS Surakarta dalam Angka 2008-2013. Surakarta : Bapeda.

Anonim. 2012. Dinas Tata Ruang Kota Surakarta 2012 .Surakarta : Bapeda.

Azizah, Ronim, 2011, Utilitas Bangunan