MUSLIMAH BEAUTY CENTER DI KOTA SEMARANG DENGAN...

110
MUSLIMAH BEAUTY CENTER DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PROYEK AKHIR ARSITEKTUR Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur Program Studi Teknik Arsitektur Oleh Dina Hanifa NIM. 5112412068 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of MUSLIMAH BEAUTY CENTER DI KOTA SEMARANG DENGAN...

  • MUSLIMAH BEAUTY CENTER DI KOTA SEMARANG

    DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

    LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN

    DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

    PROYEK AKHIR ARSITEKTUR

    Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

    Sarjana Arsitektur Program Studi Teknik Arsitektur

    Oleh

    Dina Hanifa

    NIM. 5112412068

    PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2019

  • ii

  • iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    LP3A dengan judul “Muslimah Beauty Center Di Semarang Dengan

    Pendekatan Arsitektur Metafora” yang ditulis oleh Dina Hanifa dengan Nomor

    Induk Mahasiswa (NIM) 5112412068 telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke

    Sidang Proyek Akhir Arsitektur pada :

    Hari : Kamis

    Tanggal : 09 Mei 2019

  • iv

    PERNYATAAN

    Saya atas nama Dina Hanifa menyatakan bahwa yang tertulis didalam

    Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancangan dengan judul “Muslimah

    Beauty Center Di Semarang Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” benar-

    benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian

    maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam

    Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancangan ini dikutip atau dirujuk

    berdasarkan kode etik ilmiah.

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto

    Jangan pernah menunda-nunda untuk melakukan kebaikan, karena tidak

    ada yang tau kita dapat bertemu hari esok atau tidak

    Persembahan

    Dengan mengucap syukur alhamdulillah kepada Allah SWT saya

    persembahkan karya saya untuk orang-orang yang sangat saya sayangi yaitu

    kedua orang tuaku yang selalu mendoakan, memberi semangat dan

    membimbingku serta untuk kedua kakakku Khusnu Amalia dan Rifa Rahmatika

    yang selalu mendoakan dan memberiku semangat.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, penulis memanjatkan puji dan syukur

    kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya

    sehingga penyusun dapat menyelesaikan Landasan Program Perencanaan dan

    Perancangan Arsitektur (LP3A) Proyek Akhir Arsitektur dengan judul “Muslimah

    Beauty Center Di Semarang Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini dengan

    baik dan lancar tanpa terjadi suatu halangan apapun yang mungkin dapat

    mengganggu proses penyusunan LP3A ini. Penyusun menyadari bahwa baik

    dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan

    materi LP3A ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan penuh

    kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik, saran dan segala bentuk

    pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan LP3A ini.

    Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Dr. Nur Qudus, M.T selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri

    Semarang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan Proyek

    Akhir Arsitektur.

    2. Bapak Teguh Prihanto S.T., M.T selaku ketua program studi S-1 Teknik

    Arsitektur Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

    kesempatan untuk menyelesaikan Proyek Akhir Arsitektur ini dengan

    baik.

    3. Ibu Wiwit Setyowati S.T., M.Sc dan Ibu Lulut Indriyaningrum S.T., M.T

    Sebagai dosen pembimbing yang selalu memberikan pengarahan dan

    bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga Proyek Akhir Arsitektur

    ini dapat terselesaikan.

    4. Bapak/Ibu Dosen program studi Teknik Arsitektur Fakultas teknik

    Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu kepadaku.

    5. Pihak dari Susan SPA dan Calma SPA yang bersedia memberi ijin

    survey bangunan, terimakasih atas kerjasamanya.

    6. Bapak dan Ibu yang telah memberikan kasih sayang, cinta, do’a dan

    dorongan semangat yang senantiasa mengiringi dalam setiap langkah

    hidupku.

  • vii

    7. Kakak-kakakku, Mbak Lia dan Mbak Rifa tersayang yang selalu

    membantu dan memberi semangat serta do’a sehingga Proyek Akhir

    Arsitektur ini dapat terselesaikan.

    8. Teman-teman Arsitektur UNNES 2012, yang sama-sama berjuang di

    bangku perkuliahan.

    9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Proyek Akhir

    Arsitektur ini.

    Semoga semua bantuan dan amal kebaikan yang telah diberikan kepada

    penulis mendapatkan imbalan pahala dan keridhoan dari Allah SWT. Penulis

    menyadari bahwa LP3A ini masih jauh dari sempurna dan sangat banyak

    kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis

    harapkan demi sempurnanya LP3A ini. Harapan dari penulis semoga LP3A ini

    dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.

  • viii

    ABSTRAK

    Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

    “Muslimah Beauty Center di Semarang

    Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora”

    Program Studi S1 Teknik Arsitektur – Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Negeri Semarang

    Tahun 2019

    Muslimah Beauty Center adalah suatu tempat yang memiliki fungsi sebagai

    pusat kecantikan dan kebugaran yang khusus bagi para muslimah. Gaya hidup

    masyarakat masa kini selalu dituntut untuk memperhatikan penampilan, tidak

    hanya dalam berbusana, namun juga penampilan wajah dan tubuh untuk selalu

    tampil sehat, segar dan bugar

    Kota Semarang merupakan salah satu kota yang padat penduduknya, dan

    sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam. Di Kota Semarang

    terdapat banyak sekali pusat kecantikan dan pusat kebugaran, tetapi dalam

    kenyataannya wadah yang tersedia untuk perawatan kecantikan dan kebugaran

    tubuh khusus muslimah dalam satu tempat di Kota Semarang masih belum ada.

    Sebagai muslimah, selain membutuhkan perawatan kecantikan dan kebugaran

    tubuhnya, dibutuhkan sarana yang sangat memperhatikan privasi sebagai

    seorang muslimah. Karena aurat wanita tidak boleh dilihat oleh sembarang orang,

    oleh karena itu pusat kecantikan dan kebugaran muslimah didesain untuk

    menjaga privasi muslimah.

    Konsep yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Muslimah

    Beauty Center ini adalah konsep arsitektur metafora. Penggunaan konsep

    metafora ini yaitu berdasarkan karakter yang dimiliki oleh muslimah yang

    kemudian diterapkan ke dalam desain.

    Kata Kunci : Muslimah Beauty Center, Pusat Kecantikan Muslimah,

    Semarang, Arsitektur Metafora

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    PENGESAHAN .............................................................................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

    PERNYATAAN .............................................................................................. iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

    ABSTRAK ...................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

    1.2 Permasalahan ................................................................................. 4

    1.2.1 Permasalahan Umum ............................................................. 3

    1.2.2 Permasalahan Khusus ........................................................... 3

    1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 3

    1.3.1 Maksud ................................................................................... 3

    1.3.2 Tujuan ..................................................................................... 4

    1.4 Manfaat ............................................................................................ 4

    1.5 Lingkup Pembahasan .................................................................... 4

    1.5.1 Ruang Lingkup Substansial ................................................... 4

    1.5.2 Ruang lingkup Spasial ............................................................ 4

    1.6 Metode Pembahasan ..................................................................... 4

    1.6.1 Data Primer ............................................................................. 5

    1.6.2 Data Sekunder ........................................................................ 5

    1.7 Sistematika Pembahasan.............................................................. 7

    1.8 Alur Pikir ......................................................................................... 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11

    2.1 Pemahaman Judul ......................................................................... 10

    2.1.1 Pengertian Muslimah .............................................................. 10

    2.1.2 Pengertian Beauty .................................................................. 10

  • x

    2.1.3 Pengertian Center .................................................................. 10

    2.1.4 Pengertian Muslimah Beauty Center ..................................... 10

    2.2 Tinjauan Muslimah......................................................................... 11

    2.2.1 Kewajiban Wanita Muslimah .................................................. 11

    2.2.2 Karakter Wanita Muslimah ..................................................... 12

    2.3 Tinjauan Beauty Center ................................................................. 13

    2.3.1 Perkembangan Pusat Kecantikan .......................................... 13

    2.3.2 Fasilitas Muslimah Beauty Center.......................................... 14

    2.3.3 Persyaratan, Standard Perencanaan dan Perancangan Beauty

    Center ..................................................................................... 19

    2.4 Tinjauan Arsitektur Metafora ........................................................ 27

    2.4.1 Pengertian Arsitektur Metafora .............................................. 27

    2.4.2 Metoda Perancangan Arsitektur Metafora ............................. 31

    2.4.3 Aplikasi Arsitektur Metafora.................................................... 32

    2.5 Studi Kasus Bangunan dengan Fungsi Sejenis ........................ 35

    2.5.1 Susan SPA & Resort .............................................................. 35

    2.5.2 Calma SPA ............................................................................. 42

    2.6 Studi Kasus Bangunan dengan Konsep Arsitektur Metafora .. 46

    BAB III TINJAUAN KOTA SEMARANG ...................................................... 55

    3.1 Perkembangan dan Pertumbuhan Kota Semarang ................... 55

    3.2 Tinjauan Perencanaan ................................................................... 56

    3.2.1 Tinjauan Fisik Kota Semarang ............................................... 56

    3.2.2 Perkembangan Perekonomian Perdagangan dan Jasa di Kota

    Semarang ............................................................................... 57

    3.2.3 Pembagian Tata Guna Lahan Kota Semarang...................... 58

    3.3 Tinjauan Site Perencanaan Muslimah Beauty Center ............... 60

    3.3.1 Persyaratan Lokasi Muslimah Beauty Center........................ 61

    3.3.2 Lokasi Berpotensi untuk Muslimah Beauty Center ................ 61

    3.3.3 BWK Terpilih ........................................................................... 64

    3.4 Tinjauan Site ................................................................................... 66

    3.4.1 Kriteria Pemilihan Site ............................................................ 66

    3.4.2 Alternatif Site .......................................................................... 68

    3.4.3 Scoring Site ............................................................................ 80

  • xi

    3.4.4 Site Terpilih ............................................................................. 83

    BAB IV PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSLIMAH

    BEAUTY CENTER......................................................................................... 88

    4.1 Dasar Pendekatan .......................................................................... 88

    4.2 Pendekatan Aspek Fungsional .................................................... 88

    4.2.1 Pendekatan Pelaku Kegiatan ................................................. 88

    4.2.2 Pendekatan Aktivitas dan Alur Sirkulasi ................................ 90

    4.2.3 Pendekatan Kebutuhan Ruang .............................................. 94

    4.2.4 Pendekatan Studi Besaran Ruang ........................................ 101

    4.2.5 Pendekatan Hubungan Ruang .............................................. 114

    4.3 Pendekatan Aspek Kontekstual ................................................... 118

    4.3.1 Aksesibilitas/Pencapaian ........................................................ 118

    4.3.2 Klimatologi .............................................................................. 118

    4.3.3 Kebisingan .............................................................................. 119

    4.4 Pendekatan Aspek Kinerja ........................................................... 120

    4.4.1 Sistem Pemadam Kebakaran ................................................ 120

    4.4.2 Sistem Transportasi ............................................................... 122

    4.4.3 Sistem Pengkondisian Udara ................................................ 122

    4.4.4 Sistem Pencahayaan ............................................................. 124

    4.4.5 Sistem Penangkal Petir .......................................................... 125

    4.4.6 Sistem Jaringan Listrik ........................................................... 128

    4.4.7 Sistem Plumbing .................................................................... 129

    4.4.8 Sistem Komunikasi................................................................. 131

    4.4.9 Sistem Keamanan .................................................................. 132

    4.5 Pendekatan Aspek Teknis ............................................................ 133

    4.5.1 Sistem Modul .......................................................................... 133

    4.5.2 Sistem Struktur ....................................................................... 133

    4.6 Pendekatan Aspek Arsitektur ....................................................... 141

    4.6.1 Analisis Tampilan Bangunan .................................................. 141

    4.6.2 Analisis Bahan Bangunan ...................................................... 144

    4.6.3 Analisis Warna Bangunan ...................................................... 149

  • xii

    BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSLIMAH BEAUTY

    CENTER ........................................................................................................ 151

    5.1 Konsep Dasar Perancangan ...................................................... 151

    5.2 Konsep Aspek Fungsional ......................................................... 151

    5.2.1 Pelaku Kegiatan ..................................................................... 151

    5.2.2 Aktivitas dan Alur Sirkulasi ..................................................... 153

    5.2.3 Kebutuhan Ruang ................................................................... 157

    5.2.4 Besaran Ruang ....................................................................... 164

    5.2.5 Hubungan Ruang ................................................................... 168

    5.3 Konsep Aspek Kontekstual ........................................................ 171

    5.3.1 Site Rencana .......................................................................... 171

    5.3.2 Zoning Site .............................................................................. 172

    5.4 Konsep Aspek Kinerja ................................................................ 171

    5.4.1 Sistem Pemadam Kebakaran ................................................ 172

    5.4.2 Sistem Transportasi................................................................ 173

    5.4.3 Sistem Pengkondisian Udara ................................................. 173

    5.4.4 Sistem Pencahayaan ............................................................. 174

    5.4.5 Sistem Penangkal Petir .......................................................... 175

    5.4.6 Sistem Jaringan Listrik ........................................................... 176

    5.4.7 Sistem Plumbing ..................................................................... 176

    5.4.8 Sistem Komunikasi ................................................................. 177

    5.4.9 Sistem Keamanan .................................................................. 177

    5.5 Konsep Aspek Teknis ................................................................. 178

    5.5.1 Sistem Modul .......................................................................... 178

    5.5.2 Sistem Struktur ....................................................................... 178

    5.6 Konsep Aspek Arsitektur ........................................................... 179

    5.6.1 Tampilah Bangunan ............................................................... 179

    5.6.2 Konsep Bahan Bangunan ...................................................... 182

    5.6.3 Konsep Warna Bangunan ...................................................... 182

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 184

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Potensi Bagian Wilayah Kota Semarang ...................................... 58

    Tabel 3.2 Scoring Site Alternatif 1 ................................................................. 80

    Tabel 3.3 Scoring Site Alternatif 2 ................................................................. 81

    Tabel 3.4 Scoring Site Alternatif 3 ................................................................. 82

    Tabel 4.1 Analisis Daftar Pengelola .............................................................. 89

    Tabel 4.2 Analisis Kelompok Kegiatan Penerimaan ..................................... 94

    Tabel 4.3 Analisis Kelompok Kegiatan Utama .............................................. 94

    Tabel 4.4 Analisis Kelompok Kegiatan Penunjang ....................................... 96

    Tabel 4.5 Analisis Kelompok Kegiatan Pengelola ......................................... 96

    Tabel 4.6 Analisis Kelompok Kegiatan Servis ............................................... 100

    Tabel 4.7 Analisis Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan ........... 102

    Tabel 4.8 Analisis Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Utama .................... 103

    Tabel 4.9 Analisis Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang ............. 106

    Tabel 4.10 Analisis Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola ............ 108

    Tabel 4.11 Analisis Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Servis .................. 112

    Tabel 4.12 Analisis Rekapitulasi Besaran Ruang Muslimah Beauty Center

    Semarang ....................................................................................................... 114

    Tabel 4.13 Analisis Hubungan Ruang Makro ................................................ 115

    Tabel 4.14 Analisis Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan ..... 115

    Tabel 4.15 Analisis Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Utama .............. 115

    Tabel 4.16 Analisis Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang ........ 116

    Tabel 4.17 Analisis Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola ......... 116

    Tabel 4.18 Analisis Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Servis ............... 117

    Tabel 4.19 Analisis Bentuk Metafora ............................................................. 141

    Tabel 4.20 Bahan Bangunan Untuk Lantai ................................................... 144

    Tabel 4.21 Bahan Bangunan Untuk Dinding ................................................. 145

    Tabel 4.22 Bahan Bangunan Untuk Penutup Dinding .................................. 147

    Tabel 4.21 Bahan Bangunan Untuk Langit-langit ......................................... 147

    Tabel 4.25 Analisis Karakter Warna dalam Desain ....................................... 149

    Tabel 5.1 Daftar Pengelola ............................................................................ 152

    Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan .................... 157

  • xiv

    Tabel 5.3 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Utama ............................. 157

    Tabel 5.4 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang ...................... 159

    Tabel 5.5 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola ........................ 159

    Tabel 5.6 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Servis .............................. 163

    Tabel 5.7 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan ........................ 164

    Tabel 5.8 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Utama ................................. 164

    Table 5.9 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang ........................... 165

    Tabel 5.10 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola .......................... 166

    Tabel 5.11 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Servis ................................ 166

    Tabel 5.12 Rekapitulasi Besaran Ruang Muslimah Beauty Center Semarang

    ........................................................................................................................ 167

    Tabel 5.13 Hubungan Ruang Makro ............................................................. 168

    Table 5.14 Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan ................... 169

    Tabel 5.15 Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Utama ............................ 169

    Tabel 5.16 Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang ..................... 169

    Tabel 5.17 Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola....................... 170

    Tabel 5.18 Hubungan Ruang Kelompok Kegiatan Servis ............................. 170

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Ruang Perawatan Tubuh ........................................................... 20

    Gambar 2.2 Ruang Sauna ............................................................................. 21

    Gambar 2.3 Ruang Berendam ....................................................................... 21

    Gambar 2.4 Pos Penataan Rambut .............................................................. 23

    Gambar 2.5 Pos Pengeringan Rambut ......................................................... 24

    Gambar 2.6 Ruang Perawatan Tangan dan Kaki ......................................... 25

    Gambar 2.7 Ruang Fitness ............................................................................ 26

    Gambar 2.8 Nagoya City Art Museum ........................................................... 32

    Gambar 2.9 Eksterior dan Efek Kinetis pada Prada House Nanjing ............ 33

    Gambar 2.10 Sydney Opera House .............................................................. 34

    Gambar 2.11 E.X Plaza ................................................................................. 35

    Gambar 2.12 Susan Wallnes Center an SPA ............................................... 36

    Gambar 2.13 Denah Susan SPA ................................................................... 37

    Gambar 2.14 Ruang Resepsionis pada Susan SPA..................................... 38

    Gambar 2.15 Ruang Tunggu pada Susan SPA ............................................ 38

    Gambar 2.16 Ruang Mandi dan Berendam pada Susan SPA ..................... 39

    Gambar 2.17 Ruang Facial pada Susan SPA ............................................... 40

    Gambar 2.18 Couple Room pada Susan SPA .............................................. 40

    Gambar 2.19 Single Room pada Susan SPA ............................................... 41

    Gambar 2.20 Ruang Manicure Pedicure pada Susan SPA .......................... 41

    Gambar 2.21 Ruang Salon pada Susan SPA ............................................... 42

    Gambar 2.22 Ruang Creambath pada Susan SPA ...................................... 42

    Gambar 2.23 Entrance Calma SPA di MG Suites Hotel ............................... 43

    Gambar 2.24 Denah Calma SPA................................................................... 43

    Gambar 2.25 Ruang Resepsionis dan Ruang Tunggu Calma SPA ............. 44

    Gambar 2.26 Ruang Body Treatment Couple Calma SPA ........................... 44

    Gambar 2.27 Ruang Body Treatment Single Calma SPA ........................... 45

    Gambar 2.28 Ruang Jacuzzi & Sauna Calma SPA ...................................... 45

    Gambar 2.29 Sketsa Rancangan Desain Satolas TGV Station .................... 47

    Gambar 2.30 Bentuk kolom Satolas TGV Station ......................................... 47

  • xvi

    Gambar 2.31 Bukaan Berupa Kaca sebagai Pencahayaan Alami Satolas TGV

    Station ............................................................................................................ 48

    Gambar 2.32 Fasad Bangunan Satolas TGV Station ................................... 48

    Gambar 2.33 Tampak Depan Satolas TGV Station ...................................... 49

    Gambar 2.34 Tampak Belakang Satolas TGV Station ................................. 49

    Gambar 2.35 Denah Satolas TGV Station .................................................... 50

    Gambar 2.36 Tampak Satolas TGV Station .................................................. 50

    Gambar 2.37 Fungsi Bangunan Satolas TGV Station .................................. 51

    Gambar 2.38 Struktur Bangunan Satolas TGV Station ................................ 52

    Gambar 2.39 Kantilever di dalam Aula Utama Satolas TGV Station ............ 54

    Gambar 2.40 Aula utama Satolas TGV Station............................................. 54

    Gambar 3.1 Peta Kota Semarang ................................................................. 56

    Gambar 3.2 Peta Bagian Wilayah Kota (BWK) Semarang ........................... 58

    Gambar 3.3 Peta BWK I ................................................................................ 62

    Gambar 3.4 Peta BWK II ............................................................................... 63

    Gambar 3.5 Peta BWK III .............................................................................. 64

    Gambar 3.6 Batasan Site Alternatif 1 ............................................................ 68

    Gambar 3.7 Site Alternatif 1 .......................................................................... 69

    Gambar 3.8 Potongan Melintang Jalan Sultan Agung .................................. 69

    Gambar 3.9 Potongan Melintang Jalan Tentara Pelajar ............................... 69

    Gambar 3.10 Batasan Site Alternatif 2 ......................................................... 72

    Gambar 3.11 Site Alternatif 2 ........................................................................ 73

    Gambar 3.12 Potongan Melintang Jalan Sisingamangaraja......................... 73

    Gambar 3.13 Potongan Melintang Jalan Klabat ........................................... 73

    Gambar 3.14 Batasan Site Alternatif 3 .......................................................... 76

    Gambar 3.15 Site Alternatif 3 ........................................................................ 77

    Gambar 3.16 Potongan Melintang Jalan Letjen S Parman ........................... 77

    Gambar 3.17 Potongan Melintang Jalan Sumbing ....................................... 78

    Gambar 3.18 Batasan Site Terpilih .............................................................. 83

    Gambar 3.19 Site Terpilih .............................................................................. 84

    Gambar 3.20 Potongan Melintang Jalan Utama Site Terpilih ....................... 84

    Gambar 3.21 Potongan Melintang Jalan Kedua Site Terpilih ....................... 84

    Gambar 3.22 Aksesibilitas Site Terpilih ......................................................... 86

    Gambar 3.23 Tingkat Kebisingan Site terpilih ............................................... 87

  • xvii

    Gambar 4.1 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung ...... 90

    Gambar 4.2 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Perawatan

    Kecantikan ...................................................................................................... 91

    Gambar 4.3 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Spa 91

    Gambar 4.4 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Kebugaran

    ........................................................................................................................ 92

    Gambar 4.5 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Pengelola Retail Pakaian Muslim

    ........................................................................................................................ 92

    Gambar 4.6 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Pengunjung Kajian Muslimah

    ........................................................................................................................ 92

    Gambar 4.7 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengelola .......... 93

    Gambar 4.8 Analisis Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Servis ................ 93

    Gambar 4.9 Gambar 4.9 Analisis Aksesibilitas ............................................. 118

    Gambar 4.10 Analisis Klimatologi .................................................................. 119

    Gambar 4.11 Analisis Kebisingan.................................................................. 120

    Gambar 4.12 Fire Detector ........................................................................... 121

    Gambar 4.13 Sprinkler ................................................................................... 121

    Gambar 4.14 Hydrant .................................................................................... 121

    Gambar 4.15 Fire Extinguisher ...................................................................... 121

    Gambar 4.16 Cross Ventilation ...................................................................... 123

    Gambar 4.17 Sistem Penangkal Petir Franklin ............................................ 126

    Gambar 4.18 Sistem Penangkal Petir Faraday ............................................ 126

    Gambar 4.19 Penangkal Petir Radius ........................................................... 127

    Gambar 4.20 Penangkal Petir Neoflash ........................................................ 127

    Gambar 4.21 Genset ..................................................................................... 129

    Gambar 4.22 Up Feed Distribution ................................................................ 129

    Gambar 4.23 Down Feed System ................................................................. 130

    Gambar 4.24 Sistem Keamanan ................................................................... 132

    Gambar 4.25 Pondasi Batu Kali ................................................................... 134

    Gambar 4.26 Pondasi Foot Plat .................................................................... 135

    Gambar 4.27 Pondasi Tiang Pancang ......................................................... 136

    Gambar 4.28 Pondasi Bored Pile ................................................................. 138

    Gambar 4.29 Pondasi Sumuran .................................................................... 138

    Gambar 4.30 Rangka Atap Baja Ringan ....................................................... 140

  • xviii

    Gambar 4.31 Rangka Atap Baja Konvensional ............................................. 141

    Gambar 5.1 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung .................... 153

    Gambar 5.2 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Perawatan

    Kecantikan ...................................................................................................... 154

    Gambar 5.3 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Spa............. 154

    Gambar 5.4 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengunjung Kebugaran . 155

    Gambar 5.5 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Pengelola Retail Pakaian Muslim.. 155

    Gambar 5.6 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Pengunjung Kajian Muslimah ........ 155

    Gambar 5.7 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Pengelola ....................... 156

    Gambar 5.8 Aktivitas dan Alur Sirkulasi Kegiatan Servis ............................. 156

    Gambar 5.9 Site Rencana ............................................................................. 171

    Gambar 5.10 Zoning Site Perencanaan ........................................................ 172

    Gambar 5.11 Sistem Pemadam Kebakaran .................................................. 173

    Gambar 5.12 Sistem Transportasi dalam Bangunan .................................... 173

    Gambar 5.13 Sistem Cross Ventilation pada Bangunan .............................. 174

    Gambar 5.14 Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan.......................... 174

    Gambar 5.15 Skema Sistem Penangkal Petir ............................................... 175

    Gambar 5.16 Sistem Jaringan Listrik ............................................................ 176

    Gambar 5.17 Sistem Jaringan Air Bersih ...................................................... 176

    Gambar 5.18 Sistem Jaringan Air Kotor ........................................................ 177

    Gambar 5.19 Sistem Komunikasi .................................................................. 177

    Gambar 5.20 Sistem Keamanan ................................................................... 178

    Gambar 5.21 Konsep Bentuk Dasar Bangunan ........................................... 180

    Gambar 5.22 Konsep Massa Bangunan ...................................................... 180

    Gambar 5.23 Konsep Aksesibilitas Site ........................................................ 181

    Gambar 5.24 Konsep Pembagian Zoning Bangunan ................................... 181

    Gambar 5.25 Konsep Ketinggian Lantai Bangunan ...................................... 182

    Gambar 5.26 Konsep Penggunaan Secondary Skin .................................... 182

    Gambar 5.27 Konsep Motif Secondary Skin dengan Bentuk Daun .............. 183

    Gambar 5.28 Konsep Motif Secondary Skin Ornament Islami ..................... 183

    Gambar 5.29 Konsep Pedestrian Kawasan .................................................. 184

    Gambar 5.30 Konsep Ruang Meditasi Outdoor ............................................ 184

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Gaya hidup masyarakat masa kini selalu dituntut untuk memperhatikan

    penampilan, tidak hanya dalam berbusana, namun juga penampilan wajah

    dan tubuh untuk selalu tampil sehat, segar dan bugar. Bukan sekedar kulit saja

    yang perlu diperhatikan, akan tetapi juga jiwa dan raga. Di zaman yang serba

    modern ini, aktivitas dan rutinitas yang terjadi pada kebanyakan orang banyak

    menimbulkan hal yang tidak menyenangkan dan membuat manusia menjadi

    rentan akan stress. Stress dapat mengurangi kekebalan tubuh dan dapat

    menyebabkan masalah lebih lanjut pada kesehatan. Hal ini dapat dialami oleh

    pria maupun wanita. Tetapi tugas sebagai seorang wanita lebih berat, apalagi

    seorang wanita yang memiliki pekerjaan dan sudah berumah tangga. Mereka

    menghadapi situasi stress karena mereka melaksanakan peran ganda pada

    saat yang sama, yaitu mengelola pekerjaan, keluarga, keuangan dan lain-lain

    Wanita adalah makhluk yang diciptakan sebagai perhiasan yang paling

    indah, baik di bumi maupun di surga nanti. Sudah sangat wajar jika wanita itu

    suka berhias, karena wanita adalah perhiasan. Perhiasan itu indah tatkala

    terlihat berkilau dan memukau, perhiasan emas, akan indah jika selalu

    dibersihkan dan dipelihara agar tidak rusak dan retak, berbeda dengan wanita,

    wanita adalah perhiasan yang sempurna, selain indah dari kelembutannya,

    juga indah dari fisiknya. Oleh sebab itu, wanita selalu berusaha tampil indah

    dan tampil cantik disetiap harinya. Kecantikan menjadi suatu aset terpenting

    bagi sebagian besar wanita, terutama di era modern yang menuntut wanita

    agar selalu tampil menarik setiap saat. Karena wanita dikenal sebagai

    makhluk yang mencintai keindahan.

    Muslimah adalah sebutan untuk wanita muslim, yaitu wanita yang

    beragama islam. Muslimah merupakan sosok wanita yang anggun dan harus

    dapat menjaga kecantikan dirinya namun tetap dengan memegang teguh

    ajaran dan perintah dalam syariat Islam. Tujuan dari melakukan perawatan

    adalah untuk mensyukuri nikmat Allah SWT dengan tidak melakukan

    perubahan yang permanen. Sebagai seorang muslimah kita diwajibkan untuk

  • 2

    melaksanakan perintah Allah yaitu menutup aurat dari orang yang bukan

    termasuk mahram kita, sebagaimana terdapat dalam salah satu firman-Nya,

    yang artinya:

    “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan

    istri-istri orang Mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke

    seluruh tubuh mereka”. (QS al-Ahzab: 59)

    Beberapa tahun belakangan terjadi perkembangan yang sangat pesat

    pada perempuan muslim Indonesia baik dari segi trend fashion, budaya,

    perfilman, dan karakter. Kemunculan figur-figur publik yang tampil dengan

    identitas diri sebagai seorang muslimah menyebabkan sebuah gelombang

    trend untuk menunjukkan identitas diri sebagai seorang muslimah di segala

    aspek kehidupan. Hal ini menyebabkan kebutuhan seorang wanita untuk

    merawat atau merilekskan tubuhnya semakin bertambah, karena adanya rasa

    kesadaran maupun keinginan untuk merawat kecantikan yang dimilikinya.

    Kota Semarang merupakan salah satu kota yang padat penduduknya, dan

    sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam. Di Kota Semarang

    terdapat banyak sekali pusat kecantikan dan pusat kebugaran, tetapi dalam

    kenyataannya wadah yang tersedia untuk perawatan kecantikan dan

    kebugaran tubuh khusus muslimah dalam satu tempat di Kota Semarang

    masih belum ada. Dari 32 data pusat kecantikan dan kebugaran yang didata

    oleh penulis, terdapat 12 klinik kecantikan, 9 body care, 3 salon dan body care,

    serta 8 fitness center. Padahal antara kecantikan dan kebugaran mempunyai

    hubungan yang saling terkait. Pusat kecantikan dan kebugaran merupakan

    sarana yang menunjang muslimah untuk menikmati perawatan tubuh juga

    kesehatan dan meningkatkan stamina sehingga dapat mengurangi stress.

    Sebagai muslimah, selain membutuhkan perawatan kecantikan dan

    kebugaran tubuhnya, dibutuhkan sarana yang sangat memperhatikan privasi

    sebagai seorang muslimah. Karena aurat wanita tidak boleh dilihat oleh

    sembarang orang, oleh karena itu pusat kecantikan dan kebugaran muslimah

    didesain untuk menjaga privasi muslimah.

    Dari uraian diatas, maka dibutuhkan pusat kecantikan dan kebugaran yang

    khusus untuk muslimah dengan desain islami yang memperhatikan privasi-

  • 3

    privasi wanita muslimah. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan

    kenyamanan kepada para wanita muslimah untuk menjaga dan merawat

    kecantikan serta kebugaran tubuh dengan tetap berpegang teguh dengan

    syariat Islam.

    Perencanaan Muslimah Beauty Center ini menggunakan pendekatan

    desain arsitektur metafora. Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa

    yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan

    perbandingan. Istilah metafora berasal dari bahasa Yunani

    metapherein. ”Meta” dapat diartikan sebagai memindahkan atau

    berhubungan dengan perubahan. ”pherein” berarti mengandung atau

    memuat. Jadi secara etimologi, metafora dapat diartikan sebagai pemindahan

    makna yang dikandungnya kepada obyek atau konsep lain sehingga makna

    tersebut terkandung pada obyek yang dikenakan baik melalui perbandingan

    langsung maupun analogi.

    1.2 PERMASALAHAN

    1.2.1 Permasalahan Umum

    Bagaimana merancang Muslimah Beauty Center menjadi satu tempat

    untuk memenuhi kebutuhan perawatan kecantikan dan kebugaran

    tubuh yang menarik dan nyaman dengan tetap menghargai privasi

    seorang muslimah.

    1.2.2 Permasalahan Khusus

    Bagaimana menggabungkan beberapa fungsi bangunan untuk

    perawatan kecantikan dan kebugaran khusus muslimah dengan

    pendekatan arsitektur metafora agar dapat menjadi satu kesatuan

    dalam satu wadah yang tetap dalam fungsinya masing-masing dan

    menjadi paduan yang baik, serta memiliki nilai estetis.

    1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

    1.3.1 Maksud

    Maksud dari pembahasan ini adalah untuk mendapatkan suatu

    Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A)

    sebuah pusat kecantikan dan kebugaran khusus untuk muslimah yang

  • 4

    kemudian akan dijadikan pedoman dalam perencanaan dan

    perancangan Muslimah Beauty Center

    1.3.2 Tujuan

    Tujuan pembahasan ini adalah memperoleh penyelesaian atas masalah

    yang ada dan memperoleh suatu pedoman dalam penyusunan

    Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Muslimah

    Beauty Center

    1.4 MANFAAT

    (a) Untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh Proyek Akhir Arsitektur

    sebagai penentu kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) pada Jurusan Teknik

    Sipil Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri

    Semarang 2016

    (b) Sebagai landasan perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty

    Center yang diharapkan bisa menjadi tempat yang dapat memberikan

    kemudahan dan kenyamanan kepada para wanita khususnya wanita

    muslimah di Kota Semarang agar dapat menjaga dan merawat kecantikan

    yang dimilikinya dengan hanya datang ke dalam satu tempat.

    1.5 LINGKUP PEMBAHASAN

    1.5.1 Ruang Lingkup Substansial

    Lingkup pembahasan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan

    pusat kecantikan dan kebugaran muslimah dengan titik berat pada hal-

    hal yang berkaitan dengan muslimah, beauty center, dan pendekatan

    arsitektur metafora.

    1.5.2 Ruang Lingkup Spasial

    Perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center terletak di

    Kota Semarang.

    1.6 METODE PEMBAHASAN

    Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan program dasar

    perencanaan dan konsep perancangan arsitektur dengan judul “Perencanaan

    Muslimah Beauty Center di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur

  • 5

    Metafora” adalah metode deskriptif dan analisis. Metode ini memaparkan,

    menguraikan, dan menjelaskan mengenai design requirement (persyaratan

    desain) dan design determinant (ketentuan desain) terhadap perencanaan

    dan perancangan Muslimah Beauty Center berdasarkan karakter yang dimiliki

    oleh muslimah. Sedangkan metode analisis ini adalah tentang bagaimana

    menganalisis karakter yang dimiliki muslimah dan menerapkannya dalam

    desain dengan pendekatan arsitektur metafora.

    Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya merupakan konsep dasar yang

    digunakan dalam perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center

    sebagai landasan dalam desain grafis arsitektur.

    Dalam pengumpulan data, akan diperoleh data yang kemudian akan

    dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu:

    1.6.1 Data Primer

    a. Observasi Lapangan

    Dilakukan dengan cara pengamatan langsung di wilayah lokasi dan

    tapak perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center dan

    studi banding.

    b. Wawancara

    Wawancara yang dilakukan dengan pihak pengelola serta berbagai

    pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan dan perancangan

    Muslimah Beauty Center

    1.6.2 Data Sekunder

    Studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis mengenai

    perencanaan dan perancangan pusat kecantikan dan kebugaran

    khusus muslimah serta peraturan-peraturan yang terkait.

    Berikut ini akan dibahas design requirement dan design determinant

    yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Muslimah

    Beauty Center:

    a. Pemilihan Lokasi dan Site

    Pembahasan mengenai pemilihan lokasi dan site, dilakukan

    dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang dibutuhkan

    dalam penentuan suatu lokasi dan site yang layak sebagai

    perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center.

  • 6

    Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut :

    1) Data tata guna lahan atau peruntukan lahan pada wilayah

    perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center.

    2) Data potensi fisik geografis, topografi, iklim, persyaratan

    bangunan yang dimiliki oleh lokasi dan site itu sendiri dan juga

    terhadap lingkungan sekitarnya yang menunjang terhadap

    perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center.

    Setelah memperoleh data dari beberapa alternatif site,

    kemudian dianalisa dengan menggunakan nilai bobot terhadap

    kriteria lokasi dan site yang telah ditentukan untuk kemudian

    memberi scoring terhadap kriteria x nilai bobot dan site yang terpilih

    diambil dari nilai yang terbesar.

    b. Program Ruang

    Pembahasan mengenai program ruang dilakukan dengan

    terlebih dahulu mengumpulkan data yang berkaitan dengan

    perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center, yaitu

    dilakukan dengan pengumpulan data mengenai pelaku ruang itu

    sendiri beserta kegiatannya, dilakukan dengan observasi lapangan

    baik dari studi kasus, serta dengan standar atau literatur

    perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center.

    Persyaratan ruang yang didapat melalui studi kasus dengan

    standar perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center

    sehingga dari hasil analisa terhadap kebutuhan dan persyaratan

    ruang akan diperoleh program ruang yang akan digunakan pada

    perencanaan dan perancangan Muslimah Beauty Center. Analisa

    program ruang juga melibatkan hasil dari studi ruang pada objek

    yang menjadi studi kasus apabila tidak adanya standar khusus pada

    sumber referensi literature.

    c. Penekanan Desain Arsitektur

    Pembahasan mengenai penekanan desain arsitektur

    dilakukan dengan observasi literatur yang menjelaskan ciri-ciri

    bangunan yang sesuai dengan tema konsep pada bangunannya

  • 7

    yaitu arsitektur metafora. Adapun data yang dimaksud adalah

    sebagai berikut :

    1) Aspek kontekstual pada lokasi dan site terpilih dengan

    pertimbangan keberadaan bangunan disekitarnya.

    2) Literatur atau standar perencanaan dan perancangan Muslimah

    Beauty Center.

    3) Literatur yang memiliki konteks pendekatan arsitektur metafora

    yang kemudian diterapkan kedalam desain Muslimah Beauty

    Center tersebut

    1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

    Secara garis besar sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan

    Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut

    :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat,

    ruang lingkup, metode pembahasan, sistematika pembahasan, serta

    alur bahasan dan alur pikir.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Membahas tentang tinjauan umum dan segala sesuatu yang membahas

    tentang pusat kecantikan dan kebugaran khusus muslimah

    BAB III TINJAUAN LOKASI

    Membahas tentang tentang gambaran umum pemilihan tapak berupa

    data fisik dan non fisik, potensi dan kebijakan tata ruang pemilihan

    tapak, gambaran khusus berupa data tentang batas wilayah dan

    karakteristik tapak terpilih.

    BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

    MUSLIMAH BEAUTY CENTER

    Bab ini menjelaskan tentang uraian dasar-dasar pendekatan konsep

    perencanaan dan perancangan awal dan analisis mengenai pendekatan

    fungsional, pelaku dan aktivitasnya, kebutuhan jenis ruang, hubungan

    kelompok ruang, sirkulasi, pendekatan kontekstual, optimaliasi lahan,

    pendekatan besaran ruang, serta analisa pendekatan konsep

    perancangan secara kinerja, teknis dan arsitektural.

  • 8

    BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSLIMAH

    BEAUTY CENTER

    Membahas tentang konsep dasar perencanaan dan perancangan yang

    berisi program ruang dan kebutuhan luas tapak sebagai pedoman

    perancangan fisik bangunan Muslimah Beauty Center.

  • 9

    1.8 ALUR PIKIR

    TOR

    Latar Belakang

    Aktualita

    • Perkembangan trend kecantikan, dan aktifitas muslimah sekarang ini

    • Kebutuhan para wanita muslimah untuk mempercantik dan menjaga kebugaran tubuh

    Urgensi

    Kebutuhan akan suatu tempat khusus bagi para wanita muslimah yang memiliki beberapa fungsi

    yaitu perawatan kecantikan dan kebugaran tubuh khusus muslimah.

    Originalitas

    • Di Kota Semarang belum ada wadah untuk muslimah yang dapat menampung kebutuhan

    untuk merawat kecantikan dan kebugaran tubuh khusus muslimah dalam satu tempat.

    • Perencanaan Muslimah Beauty Center ini menggunakan pendekatan desain arsitektur

    metafora.

    Studi Pustaka Studi Lapangan

    Analisis

    Analisis antara tinjauan pustaka dan data untuk memperoleh pendekatan aspek fungsional,

    kontekstual, teknis, kinerja, dan arsitektural sebagai Landasan Perencanaan Muslimah Beauty

    Center di Semarang

    Aspek

    Fungsional

    Aspek

    Kontekstual

    Aspek

    Kinerja

    Aspek

    Teknis

    Aspek

    Arsitektur

    Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

    Muslimah Beauty Center di Semarang

    Konsep Dasar dan Program Perencanaan dan

    Perancangan Muslimah Beauty Center di

    Semarang

    Transformasi Desain

    Pradesain

    F

    E

    E

    D

    B

    A

    C

    K

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pemahaman Judul

    2.1.1 Pengertian Muslimah

    Secara luas, muslimah adalah wanita yang menganut agama

    Islam. Secara lebih khusus, muslimah merupakan wanita yang

    menganut dan melaksanakan apa yang Allah perintahkan

    kepadanya, dan menerapkan syariat-syariat Islam dalam berbagai

    aspek kehidupan

    2.1.2 Pengertian Beauty

    Beauty (Kecantikan) Kecantikan merupakan perwujudan dari

    keindahan luar dan dalam, dimana keindahan luar adalah

    kecantikan fisik dan keindahan dalam adalah kecantikan batin.1

    Pengertian kecantikan bukan sekedar kosmetik yang dipoleskan

    saja melainkan merupakan penampilan pribadi wanita seutuhnya

    yang didukung oleh pembinaan secara lahir batin yang dipadu

    dengan keluwesan sikap dan perilaku diri.2

    2.1.3 Pengertian Center (Pusat)

    Menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary, pusat

    adalah sebuah tempat dimana aktivitas-aktivitas tertentu

    dikonsentrasikan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahas

    Indonesia, arti dari pusat adalah suatu tempat yang letaknya di

    bagian tengah.

    2.1.4 Pengertian Muslimah Beauty Center

    Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

    Muslimah Beauty Center berarti suatu tempat yang digunakan

    untuk merawat kecantikan khusus bagi para muslimah.

    1Ning Harymawan, Hias Rias, Kecantikan dan Cara Memeliharanya, Bhatara Karya

    Aksara, Jakarta, 1998 2BRA Mooryati Sudibyo, kecantikan Perempuan Timur, 1999

  • 11

    2.2 Tinjauan Muslimah

    Wanita shalihah adalah idaman setiap orang. Harta yang paling

    berharga, sebaik-baik perhiasan. Nabi Muhammad SAW bersabda yang

    artinya ”Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan

    adalah wanita yang sholihah”

    2.2.1 Kewajiban Wanita Muslimah

    Sebagai seorang muslimah ada kewajiban yang harus dilaksanakan

    di dalam kehidupannya, yaitu kewajiban yang sesuai dengan

    perintah dan ajaran agama islam.

    a. Wanita muslimah adalah wanita yang menutup auratnya. Wanita

    hanya diperkenankan menampakan auratnya kepada mahram-

    nya. Hukumnya adalah wajib bagi setiap wanita muslim

    mengenakan jilbab. Dengan memakai jilbab, wanita tersebut

    akan dikenali sebagai muslimah, wanita yang beragama Islam

    yang mengenal nilai-nilai Islam, yang juga mentaati perintah

    Allah. Selain itu dengan berhijab seorang perempuan secara

    tidak langsung menghormati dirinya, menahan dari perbuatan

    yang tidak pantas dilakukan seorang muslimah, dan menjaga

    diri dari gangguann pandangan mata orang lain yang

    mengagumi sosoknya. Karena itu mereka pun tidak diganggu.

    b. Wanita muslimah adalah wanita yang menjalankan rukun islam.

    Adapun rukun islam tersebut adalah:

    1) Mengucap dua kalimah syahadah.

    2) Mendirikan Sholat

    3) Menunaikan zakat

    4) Berpuasa di bulan Ramadhan.

    5) Menunaikan haji di Mekah bagi yang mampu.

    c. Wanita muslimah adalah wanita yang melaksanakan rukun

    iman. Adapun rukun iman tersebut adalah :

    1) Imah kepada Allah

    2) Iman kepada Malaikat-malaikat Allah

    3) Iman kepada Kitab-kitab Allah

    4) Iman kepada Rasul-rasul Allah

    5) Iman kepada Hari Akhir

    http://hikmahkebersamaan.blogspot.co.id/2016/05/makna-mengucap-syahadat-bagi-umat-muslim.html

  • 12

    6) Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan

    buruk

    2.2.2 Karakter Wanita Muslimah

    Muslimah yang baik adalah orang yang memiliki aqidah lurus dan

    kuat yang mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang

    hanya ditunjukan pada Allah sehingga tergambar pilaku dan

    akhlak terpuji pada dirinya. Berikut adalah beberapa karakter dari

    wanita muslimah :

    a. Wanita muslimah adalah wanita yang senantiasa mecari ilmu,

    terutama adalah ilmu agama. Tujuan mencari ilmu agama ini

    adalah mempelajari secara mendalam tentang hakikat agama

    Islam, dan hubungannya dengan dinamika perkembangan yang

    terus berlangsung. Serta memperlajari secara mendalam ajaran

    dan aturan agama Islam yang harus dipatuhi dan dijalankan

    oleh para wanita muslim dalam rangka menambah keimanan.

    b. Wanita muslimah merupakan wanita yang lembut, baik dalam

    tutur kata maupun sikap dan perbuatan. Lemah lembut bukan

    berarti lemah gemulai, wanita muslimah yang mempunyai sifat

    lemah lembut akan menjaga perbuatan dan tutur katanya saat

    berbicara, tidak berkata kotor, dan tidak menyakiti perasaan

    orang lain.

    c. Wanita muslimah merupakan wanita yang rendah hati. Rendah

    hati disini berarti tidak menyombongkan diri atas apa yang

    dimilikinya. Karena semua yang kita miliki di dunia ini hanyalah

    titipan Allah semata.

    d. Wanita muslimah adalah wanita yang mau membantu sesama

    dengan ikhlas. Ikhlas artinya tanpa pamrih atau tanpa

    mengharapkan imbalan apapun kepada selain Allah SWT.

    Mengerjakan sesuatu hanya mengharap ridho Allah.

    e. Wanita muslimah adalah wanita yang senantiasa bersedekah.

    Sedekah walaupun kecil nilainya tetapi sangat berharga di mata

    Allah SWT. Sedekah tidak akan mengurangi rizki, justru akan

    membuka pintu rizki bagi seseorang. Selain itu amalan sedekah

    tidak akan putus walaupun orang tersebut sudah mati.

  • 13

    2.3 Tinjauan Beauty Center

    2.3.1 Perkembangan Pusat Kecantikan

    Wanita dan kecantikan merupakan dua hal yang tidak dapat

    dipisahkan, Wanita Selalu Identik dengan Kecantikan. Begitupun

    Sebaliknya, Kecantikan selalu identik dengan wanita. Hampir

    semua wanita senang akan pujian yang berkenaan dengan

    kecantikannya. Kecantikan merupakan dambaan bagi setiap wanita.

    Kebanyakan diantara mereka menganggap bahwa penampilan fisik

    merupakan faktor penting yang dapat menumbuhkan kebanggaan

    dan rasa percaya diri mereka. Sangatlah manusiawi jika seorang

    wanita memiliki keinginan untuk tampil cantik untuk dikagumi.

    Bagaimanapun orang memahami dan mengartikan kecantikan,

    kecantikan tetap memiliki tempat, peran dan fungsi tersendiri. Untuk

    kecantikan fisik setiap wanita bisa menyiasatinya dengan berbagai

    macam cara, dari yang tradisional sampai yang modern. Namun

    perlu diingat, kecantikan fisik hanya sebagian terkecil dari

    kecantikan hakiki dan sifatnya hanya sementara. Kecantikan fisik

    akan memudar dan menyusut seiring berjalannya waktu dan

    bertambahnya usia. Kecantikan yang abadi adalah kecantikan yang

    berasal dari kepribadian dan hati. Itulah yang disebut dengan Inner

    Beauty.

    Perkembangan industri kecantikan sekarang ini sangat pesat.

    Negara-negara maju dan berkembang pun mengikuti

    perkembangan bisnis industri kecantikan yang sangat menjanjikan

    bagi perusahaan. Indonesia pun tak mau kalah. Perkembangan

    industry di Indonesia sangat berkembang dengan baik, bahkan

    Indonesia adalah salah satu negara potensi besar dalam industri

    kecantikan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia

    adalah wanita.

    Industri kecantikan terus menunjukkan daya tariknya.

    Pertumbuhan bisnis ini terus meningkat. Salah satu faktor yang

    dapat membuat berkembangnya industri kecantikan adalah adanya

    pertumbuhan daya beli masyarakat. Naiknya daya beli masyarakat

    membuat mereka menjadi lebih memperhatikan penampilan.

  • 14

    Sekarang ini banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang

    kecantikan yang menyebabkan persaingan bisnispun semakin

    kompetitif.

    Dengan potensi yang baik pada industri kecantikan, maka

    perusahaan-perusahaan pun membuat berbagai jenis perawatan

    kecantikan, seperti yang sekarang ini sudah banyak di pasaran

    yaitu spa dan perawatan kulit. Dari kedua perawatan kecantikan

    tersebut salah satu yang sekarang sedang marak diperbincangkan

    adalah perawatan kulit. Perkembangan industri kecantikan akan

    terus berkembang karena pola masyarakat yang berkembang yang

    menginginkan sesuatu yang lebih baik untuk dirinya sendiri, yaitu

    dengan mempercantik diri dengan datang ke pusat kecantikan.

    Dari sekian banyak pusat kecantikan yang ada di Indonesia

    jarang ditemukan pusat kecantikan yang khusus untuk wanita

    muslimah. Padahal mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk

    agama islam. Hal ini merupakan potensi yang cukup bagus untuk

    merencanakan sebuah pusat kecantikan yang khusus untuk para

    wanita muslimah.

    2.3.2 Fasilitas Muslimah Beauty Center

    a. Fasilitas Utama

    1) SPA

    Spa merupakan suatu singkatan kata yang berasal dari

    kala Solus Per Aqua (solus = pengobatan atau perawatan; per

    = dengan; dan aqua = air). Berdasarkan arti kata tersebut

    maka dapat dikatakan bahwa SPA adalah sistem pengobatan

    atau perawatan dengan air atau dalam bahasa Inggris dikenal

    sebagai Hydrotheraphy. Secara lebih rinci SPA

    didefinisikan sebagai suatu cara penatalaksanaan kesehatan

    dengan mempergunakan air dalam berbagai bentuk untuk

    mengobati suatu penyakit atau untuk mempertahankan

    kesehatan individu.

    Berdasarkan paket program dan pemilihan lokasinya,

    fasilitas SPA yang direncanakan untuk Muslimah Beauty

    Center ini adalah jenis Day SPA. Fasilitas Day Spa sering

  • 15

    memanfaatkan lahan di daerah perkotaan. Oleh karena itu,

    sirkulasi perawatan cepat, waktu kunjungnya pun relatif

    pendek. Kebutuhan ruangnya relatif lebih sedikit, sehingga

    kebutuhan luasan lahannya tidak terlalu besar dan dapat

    diakomodasi dalam lahan-lahan di daerah perkotaan. Pada

    dasarnya Day Spa merupakan perluasan dari salon dan

    terletak di pusat kota. Keuntungan yang bisa didapatkan dari

    Day Spa adalah melayani selama kurang lebih 1 jam. Tidak

    hanya terbatas pada pelayanan 1 jam, spa jenis ini juga

    menyediakan paket sehari atau setengah hari. Karena dapat

    dilakukan hanya dalam waktu tidak lebih dari satu hari untuk

    melakukan perawatan, maka disebut Day Spa.

    Untuk SPA pada Muslimah Beauty Center ini terdiri dari

    beberapa jenis perawatan, antara lain :

    a) Perawatan Tubuh

    (1) Body Massage

    (2) Body Masker

    (3) Body Scrub

    (4) Body Wrap

    (5) Belly Candle and Ear Candle

    (6) Ratus (Body Aromatherapy)

    b) Sauna dan Steam

    c) Mandi dan Berendam

    2) Salon Kecantikan

    Salon merupakan tempat untuk melakukan perawatan

    tubuh mulai dari rambut hingga ujung kaki. Beragam

    perawatan ditawarkan misalnya : perawatan dan penataan

    rambut (rebonding, smoothing, cat, keriting, gunting, hair spa,

    creambath, hair mask), perawatan wajah (make up dan facial),

    perawatan tangan dan kaki (manicure dan pedicure).

    a) Perawatan wajah

    Facial merupakan metode perawatan wajah yang bertujuan

    untuk mengeluarkan kotoran dari dalam lapisan kulit dan

  • 16

    melepaskan sel-sel kulit mati sehingga wajah menjadi ceria

    dan berseri.

    b) Perawatan rambut

    Rambut merupakan mahkota wanita, rambut pun

    memerlukan perhatian dan perawatan khusus agar tetap

    sehat dan indah, mengingat saat ini rambut telah menjadi

    bagian yang tidak terpisahkan dari dunia kecantikan.

    Keindahan rambut terletak pada kondisi rambut sehat,

    kuat, dan tidak mudah rontok.

    Perawatan rambut merupakan cara untuk memelihara

    kulit kepala dan rambut agar sehat, perawatan rambut juga

    bertujuan untuk memperbaiki rambut yang rusak akibat

    faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal seperti

    pengaruh sinar matahari, polusi, pelurusan, pengeritingan,

    pewarnaan, dan penggunaan produk yang salah. Faktor

    internal seperti ketidakseimbangan hormonal, kelelahan

    fisik atau jiwa, dan kekurangan nutrisi. Jenis perawatan

    yang ditawarkanpun beragam tergantung kebutuhan

    konsumen, meliputi hair spa, hair mask, creambath, dan

    semua yang berhubungan untuk membuat rambut menjadi

    lebih indah.

    c) Perawatan tangan dan kaki

    Perawatan tangan dan kaki terdiri dari :

    (1) Manicure dan Pedicure yaitu membersihkan kuku

    tangan dan kaki sehingga terlihat bersih dan indah.

    Manicure dan pedicure merupakan serangkaian

    perawatan untuk mengatasi kelelahan dan bau tidak

    sedap pada kaki, serta untuk merawat kulit dan kuku

    pada kaki dan tangan agar tetap sehat, halus, dan

    sedap dipandang.

    (2) Nail polish, yaitu mengecat kuku tangan atau kaki agar

    lebih indah.

    (3) Hand and foot mask, yaitu masker untuk tangan atau

    kaki agar terasa lebih lembut.

  • 17

    3) Pusat Kebugaran

    Kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang

    untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang

    berlebihan. Maksudnya, masih punya tenaga cadangan dan

    selalu bersemangat untuk melakukan aktivitas yang lain.

    (temukanpengertian.com)

    Fasilitas yang ada di pusat kebugaran antara lain :

    a) Fitness

    Fitness adalah olahraga yang menggunakan berbagai

    macam alat yang berfungsi untuk membentuk otot tubuh

    menjadi kencang, karena itu ruang fitness membutuhkan

    ruang yang cukup luas, hal ini agar para olahragawan

    dapat bergerak dan menggunakan semua peralatan

    dengan leluasa. Fitness dapat membantu dalam

    pembentukan tubuh yang ideal, menjaga kesehatan tubuh,

    serta membentuk otot tubuh agar kencang dan berbentuk

    yang tentunya didampingi oleh tenaga ahli agar mencapai

    hasil yang maksimal.

    b) Aerobic

    Senam aerobic merupakan salah satu alternatif untuk

    menjaga kesehatan, kebugaran sekaligus menjaga

    penampilan tubuh agar tetap ideal serta untuk menjaga

    kesehatan jantung dan paru-paru. Senam ini dipercaya

    dapat membentuk tubuh menjadi ideal sehingga banyak

    diminati oleh kaum wanita.

    Senam aerobic membutuhkan gerakan yang cukup sulit

    dan banyak sehingga membutuhkan ruangan yang cukup

    luas dan dilengkapi kaca dengan tujuan agar para peserta

    dapat leluasa bergerak serta melihat dan menilai gerakan

    masing-masing melalui kaca agar sesuai dengan

    gerakan instruktur senam. Umumnya aerobik diikuti oleh

    banyak peserta dan dipandun oleh instruktur senam.

  • 18

    c) Yoga

    Yoga berasal dari bahasa Sansekerta berarti “penyatuan”,

    yang bermakna “penyatuan dengan Sang Pencipta” menitik

    beratkan pada meditasi memiliki pengaruh besar terhadap

    kebugaran dan kecantikan karena dapat melancarkan

    sirkulasi peredaran darah dan juga mampu mengurangi

    ketegangan tubuh, pikiran, dan mental.

    Secara horisontal yoga bertujuan untuk menyelaraskan

    tubuh, pikiran, dan jiwa seseorang dengan keselarasan

    yang alami. Sedangkan sacara vertikal yoga berarti

    menyatukan kesadaran diri dengan Tuhan. Yoga adalah

    sebuah ketrampilan yang memberikan dua disiplin praktek

    yaitu gerak dan diam. Disiplin gerak berfungsi menguatkan

    fisik, menghilangkan kekakuan sendi dan otot, serta

    mengontrol kesehatan saraf dan kelenjar tubuh.

    Yoga berfungsi untuk relaksasi atau mengistirahatkan

    tubuh dan menenangkan pikiran. Dengan sikap fisik,

    pernafasan yang terkendali, dan latihan yang dirancang,

    seseorang dapat mencapai kedamaian jiwa dan energi

    kehidupan tersalur dalam pikiran dan jiwanya.

    b. Fasilitas Penunjang

    1) Ruang Kajian Muslimah

    Kecantikan tidak hanya sebatas kecantikan fisik atau

    kecantikan yang dapat dilihat secara visual. Sebagai muslimah

    kecantikan batin juga diperlukan agar tercipta keseimbangan

    antara kecantikan lahir maupun batin. Untuk itu fasilitas ruang

    kajian muslimah diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

    tersebut.

    2) Retail Pakaian Muslim

    Pada Muslimah Beauty Center juga terdapat retail-retail yang

    menjual pakaian-pakaian islami. Retail pakaian muslim ini

    merupakan fasilitas publik. Tidak hanya menjual pakaian untuk

    para wanita muslimah saja, tetapi juga menyediakan pakaian

    untuk pria muslim dan anak-anak.

  • 19

    3) Café

    Selain ruang kajian muslimah dan retail pakaian muslim,

    terdapat café sebagai fasilitas penunjang pada bangunan ini.

    Café ini merupakan fasilitas publik yang tersedia untuk

    siapapun yang datang berkunjung ke Muslimah Beauty

    Center.

    4) Children Playground

    Children Playground merupakan fasilitas penunjang untuk

    anak-anak yang berupa taman bermain indoor dan outdoor.

    Fasilitas ini juga merupakan fasilitas publik yang bisa

    dimanfaatkan oleh anak-anak selagi menunggu ibu mereka

    melakukan perawatan kecantikan dan kebugaran tubuh.

    Tujuannya adalah agar para anak tidak cepat merasa jenuh

    ketika harus menunggu.

    2.3.3 Persyaratan, Standard Perencanaan dan Perancangan Beauty

    Center

    a. SPA

    1) Persyaratan Ruang Pelayanan SPA

    Persyaratan kesehatan gedung/kantor/ruang pelayanan SPA

    berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

    tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan SPA :

    a) Ventilasi

    (1) Ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam

    kamar/ruang dengan baik

    (2) Luas ventilasi 20% dari luas lantai ruangan

    (3) Bila ventilasi alami tidak memenuhi persyaratan harus

    dilengkapi dengan ventilasi mekanis (AC, kipas angin,

    exhause fan)

    b) Pencahayaan

    Intensitas cahaya yang memenuhi syarat untuk

    melakukan kegiatan yang memerlukan sedikitnya

    ketelitian adalah : 200-300 lux

  • 20

    c) Pembuangan limbah

    Memenuhi sarana pembuangan limbah yang memenuhi

    syarat kesehatan (saluran dengan penampungan air

    limbah/septic tank).

    d) Toilet/kamar mandi

    (1) Harus selalu tersedia air bersih yang cukup dan

    memenuhi syarat kesehatan, sabun cair, handuk

    disposible/bersih.

    (2) Lantai kamar mandi kuat, permukaan rata, kedap air,

    tidak licin dan mudah dibersihkan. Kemiringan yang

    cukup (23%) ke arah saluran pembangunan air limbah.

    e) Index jentik nyamuk : tidak melebihi dari 5%

    f) Kenyamanan : untuk suhu berkisar antara 18-20°C dan

    kelembaban berkisar antara 40-70%

    g) Tingkat kebisingan : tidak melebihi 85 db.

    2) Standar Ruang Pelayanan SPA

    a) Ruang Perawatan Tubuh

    Gambar 2.1 Ruang Perawatan Tubuh

    Sumber : Studi Kasus, 2016

  • 21

    b) Ruang Sauna

    Gambar 2.2 Ruang Sauna

    Sumber : Panero, Julius. 2003

    Keterangan :

    A = 274.3 cm

    B = 61.0 cm

    C = 213.4 cm

    D = 91.4-101.6 cm

    E = 111.8 – 121.9 cm

    F = 30.5 – 35.5 cm

    G = 45.7 – 50.8 cm

    c) Ruang Mandi dan Berendam

    Gambar 2.3 Ruang Berendam Sumber : Panero, Julius. 2003

  • 22

    Keterangan :

    A = 83.8 - 96.5 cm

    B = 22.9 - 30.5 cm

    C = 96.5 - 111.8 cm

    D = 33.0 - 40.6 cm

    E = 30.5 – 38.1 cm

    b. Persyaratan Salon Kecantikan

    Hampir sama dengan persyarakan pada skin care dan body care

    yang umumnya bangunan harus permanen, dengan lantai dan

    dinding yang kedap air serta atap yang tidak tembus air. Ruang

    untuk perawatan wajah, tubuh, dan rambut sebaiknya terpisah.

    1) Persyaratan ruang perawatan wajah

    Pada ruang perawatan wajah, pencahayaan diusahakan tidak

    menimbulkan bayangan yang dapat mengganggu aktivitas

    technician.

    2) Persyaratan ruang perawatan rambut

    Pada ruang perawatan rambut diperlukan kaca-kaca besar

    untuk melihat proses perawatan yang sesuai dengan

    keinginan pengunjung.

  • 23

    Gambar 2.4 Pos Penataan Rambut

    Sumber : Panero, Julius. 2003

    Keterangan :

    A = 40.6 – 45.7 cm

    B = minimal 38.1 cm

    C = 73.7 – 91.4 cm

    D = 91.4 cm

    E = 76.2 cm

    F = 243.8 – 266.7 cm

    G = 76.2 cm

    H = 58.4 – 68.6 cm

    I = 210.8 – 221.0 cm

  • 24

    Gambar 2.5 Pos Pengeringan Rambut

    Sumber : Panero, Julius. 2003

    Keterangan :

    A = 299.7 – 320.0 cm

    B = 71.1 – 76.2 cm

    C = 137.2 – 152.4 cm

    D = 91.4 cm

    E = 61.0 – 71.1 cm

    F = 61.0 cm

    G = 121.9 – 132.1 cm

    3) Persyaratan ruang perawatan kaki dan tangan

    Pada umumnya ruangan untuk perawatan tangan dan kaki

    cukup terdiri dari bangku pengunjung dan bangku para

    technician. Namun agar lebih nyaman, bersih dan menarik,

    fasilitas ruangan perawatan tangan dan kaki dilengkapi oleh

    wastafel, meja untuk minum dan majalah, meja peralatan

    technician, serta meja manicure.

  • 25

    Gambar 2.6 Ruang Perawatan Tangan dan Kaki

    Sumber : Studi Kasus, 2016

    c. Persyaratan Perancangan Pusat Kebugaran

    Persyaratan standar keamanan ruang olahraga khususnya

    fitness dan aerobic hampir sama, hal ini dikarenakan jenis

    olahraganya yang sama-sama membutuhkan banyak gerakan,

    sehingga memiliki persyaratan sebagai berikut :

    1) Ruang olahraga dirancang untuk dapat memenuhi

    kebutuhan dan berfungsi sebagaimana layaknya minimal

    hingga 10 tahun mendatang.

    2) Tempat penyimpanan barang (locker), ruang bilas (shower),

    dan ruang ganti (changing room) sebaiknya berada di pusat

    bangunan agar dapat melayani seluruh aktivitas.

    3) Lantai harus kuat, tahan pecah/hancur, stabil, hardwearing,

    isolasi suara dan panas, tidak licin, atau dilapisi penutup

    lantai yang anti-statik, hal ini untuk menghindari agar

    manusia dan alat tidak tergelincir saat melakukan gerakan.

    4) Pada dinding dipasang cermin setinggi tubuh manusia yang

    berfungsi untuk mengontrol gerakan yang dilakukan selama

    olahraga.

    5) Ruangan harus memiliki sirkulasi udara yang baik dengan

    pergantian udara 8 – 10 kali/jam.

  • 26

    6) Tinggi plafond minimal 2,4 m

    7) Sistem listrik untuk peralatan fitness dan audio harus

    terpisah.

    8) Intrnsitas rata-rata cahaya untuk latihan = 120 lux. Suhu

    ruang hall : 2 – 15 °C

    9) Luas jendela 20% dari jumlah seluruh luas ruangan dengan

    cahaya internal yang tidak menyilaukan (sun blinds).

    Area fitness dengan luas total 75 m² dapat menampung 20 alat

    (Ernest Neufert, Data Arsitek jilid 2). Dari data tersebut dapat

    diasumsikan luas area rata-rata yang dibutuhkan setiap orang

    dalam menggunakan alat-alat tersebut adalah (75 m² - sirkulasi

    30%) : 20 alat = 2,6 m²/orang.

    Gambar 2.7 Ruang Fitness

    Sumber : Neufert, Ernest. 2002

    Keterangan :

    1. Rol tangan

    2. Alat untuk bisep

    3. Alat untuk trisep

    4. Mesin Pull - Over I

    5. Mesin Pull – Over II

    6. Mesin Latissimus I

    7. Mesin Latissimus II

    8. Alat untuk dada

    9. Alat untuk badan

    10. Alat pinggul I

    11. Alat pinggul II

    12. Alat untuk kaki

    13. Alat untuk telapak kaki

    43. Standar cakram ukuran kecil

    46. Tempat duduk latihan

    50. Halter tinju

    51. Halter jarak pendek

    52. Standar halter pendek

    53. Latihan tiang halter

    57. Bangku miring I

    58. Bangku miring II

    59. Bangku bundar

    60. Bangku latihan multi guna

    61. Halter padat/rapat

    62. Standar halter

    70. Argometer sepeda

  • 27

    14. Pusat multi latihan

    20. Alat tekan/alat beban I

    23. Alat tekan kaki

    25. Alat untuk otot perut

    26. Alat tarik

    27. Palang besi untuk mengangkat beban

    33. Halter lantai (tanpa alat) latissimus

    71. Alat dayung/kayu

    72. Ban berjalan

    73. Dinding anak tangga

    74. Pegangan/palang besi untuk

    mengangkat badan

    75. Papan untuk latihan otot perut

    89. Lemari peralatan

    Selain Fitness dan Aerobic terdapat fasilitas yoga pada

    bangunan ini. Berikut adalah persyaratan ruang yoga :

    1. Ruangan terletak jauh dari kebisingan agar tujuan

    meditasi dan relaksasi dapat tercapai.

    2. Memiliki penghawaan yang cukup baik.

    3. Terdapat unsur-unsur alam, karena unsur alam dipercaya

    dapat membantu penyembuhan dan relaksasi.

    4. Sebaiknya ruangan memiliki hubungan dengan

    lingkungan yang masih asri, hal ini untuk menciptakan

    suasana yang harmonis antara manusia dan alam

    disekitar, serta penghormatan terhadap kebesaran

    Tuhan.

    5. Didalam ruang tidak terdapat barang-barang yang tidak

    diperlukan agar ruangan cukup lapang sehingga

    memaksimalkan penghawaan.

    6. Ruangan harus memiliki sirkulasi udara yang baik dengan

    pergantian udara 8 – 10 kali/jam.

    7. Tinggi plafon minimal 2,4 m

    8. Intensitas rata-rata cahaya untuk latihan = 120 lux. Suhu

    ruang hall : 2 – 15 °C

    9. Luas jendela 20% dari jumlah seluruh luas ruangan

    dengan cahaya internal yang tidak menyilaukan (sun

    blinds).

    2.4 Tinjauan Arsitektur Metafora

    2.4.1 Pengertian Arsitektur Metafora

    Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang

    digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan

    perbandingan. Metafora berasal dari bahasa latin yaitu

  • 28

    “Methapherein” yang terdiri dari dua buah kata yaitu “metha” yang

    berarti setelah, melewati dan “pherein” yang berarti membawa.

    Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan

    arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan

    persamaan dan perbandingan.

    Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan

    arsitektur dengan bahasa, menurut Charles Jenks dalam bukunya

    “The Language of Post Modern” dimana Arsitektur dikaitkan

    dengan gaya bahasa, antara lain dengan cara metafora.

    Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau

    ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan

    akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau

    memakai karyanya.

    Terdapat beberapa cara pandang terhadap metafora antara lain

    sebagai berikut:

    a. Secara etimologi metafora menunjukkan pemindahan

    (transfer) sesuatu yang dikandungnya (makna). Arti

    leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian lain

    adalah looking at the abstraction (melihat hubungan antar

    hal secara abstrak).

    b. Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya,

    metafora dalam arsitektur dilakukan dengan cara

    displacement of concept (Schon, 1963-1967) yaitu

    dengan mentransfer konsep suatu objek kepada objek lain

    sehingga mempermudah pemahaman lewat perbandingan

    yang lebih sederhana.

    c. Secara aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda tanda

    penggunaan metafora dalam karya arsitektur

    sesungguhnya telah lama ada. Kualitas arsitektur piramida

    secara estetis dan structural menjadi symbol bangsa mesir

    kuno akan keyakinan tentang keabadian. Bangsa yunani

    membedakan penggunaan tiang dorik dan ionic sebagai

    pemujaan berdasar gender. Gothic dengan konsep

    kesemerawangan kulit bangunan menjadi sebuahstandar

  • 29

    bagi gereja untuk mewujudkan suasana kehadiran Tuhan

    dalam perwujudan cahaya dan masih banyak lagi contoh

    bangunan pada zaman pra modern yang sarat akan

    symbol symbol metaforik.

    Ada sedikit kerancuan antara metafora, analogi, dan

    mimesis. Ketiga hal itu sama-sama menghadirkan suatu desain

    dengan melihat hal lain. Tapi ada yang membedakan di sini.

    Yaitu bila suatu bangunan dirancang dengan menyerupai

    sesuatu yang lain tanpa memperhatikan sifat-sifat dari sesuatu

    yang ditiru itu, maka bisa dikatakan bangunan ini memiliki tema

    analogi atau mimesis. Terlebih bila bentuk yang diambil yang

    menyerupai sesuatu hal tersebut tidak ada kaitannya dengan

    fungsi bangunan yang dirancang. Tapi apabila suatu bangunan

    mengambil bentuk sekaligus sifat dari sesuatu yang lain, maka

    bisa dikatakan bangunan ini bertemakan metafora. Terutama

    bila sifat-sifat sesuatu yang lain itu sesuai dengan fungsi

    bangunan yang dirancang. Terlebih lagi bila hasil rancangan

    atau bentuk akhir dari rancangannya nanti menghasilkan

    interpretasi yang berbeda di antara pengamat dan pengguna

    bangunan, sehingga metaforanya bisa menjadi rahasia

    perancang

    Ada tiga kategori metafora :

    a. Intangible metaphor; kreasi metafora berangkat dari

    konsep, ide, kondisi manusia, atau kualitas tertentu

    (individualitas, kealamiahan, komunitas, tradisi,

    budaya)

    b. Tangible metaphor; metafora berangkat dari visual

    atau karakter material (rumah sebagai istana, atap kuil

    sebagai langit)

    c. Combine metaphor, di mana konseptual dan visual

    saling menindih sebagai titik keberangkatan desain.

    (Antoniades, 1992)

    Intangible metaphor, dalam penerapannya pada desain

    arsitektur, adalah lebih menggunakan sifat-sifat non fisik

  • 30

    daripada sifat fisik yang tampak pada suatu hal untuk

    diterapkan pada bangunan. Sebagai contoh: bila seorang

    perancang ingin merancang bangunan Music Center dengan

    menggunakan kategori intangible metaphor, maka dia bisa

    menampilkan konsep dari unsur-unsur musik yang non fisik ke

    dalam bangunannya, seperti nada, tempo, ketukan, dan

    konsep-konsep musik lainnya. Hal ini tentulah tidak mudah

    karena musik dan arsitektur merupakan dua jenis seni yang

    sangat berbeda, di mana musik merupakan unsur bunyi atau

    suara, sedangkan arsitektur lebih kepada visual. Hal inilah

    yang menyebabkan intangible metaphor sulit untuk diraba,

    terlebih lagi untuk diterapkan.

    Tangible metaphor lebih mudah untuk dikenali, karena

    lebih bersifat fisik, yaitu sebuah arsitektur menampilkan sifat

    fisik dari sesuatu yang lain. Sebagai contoh: Bila seorang

    arsitek ingin merancang sebuah music center seperti contoh di

    atas, tetapi ingin menggunakan tema tangible metaphor. Yang

    bisa dilakukan dalam menerapkan tema tersebut adalah

    dengan cara merancang bentuk bangunan menyerupai bentuk

    kunci G, atau menyerupai bentuk alat musik. Hal ini lebih

    mudah untuk dilakukan, tapi arsitek harus berhati-hati karena

    dalam menggunakan tema ini bisa dengan mudah terjadi

    kerancuan dengan analogi dan mimesis.

    Combine metaphor merupakan gabungan antara kedua

    hal di atas. Jadi dalam merancang bukan hanya menampilkan

    sifat-sifat fisik dari subyek yang lain, tapi juga sifat non fisiknya.

    Kategori ini merupakan kategori yang paling sulit untuk

    diterapkan. Sebagai contoh : bila seorang arsitek ingin

    merancang sebuah bangunan Muslimah Beauty Center

    menggunakan konsep combine metaphor, yang bisa dilakukan

    adalah dengan menggunakan objek visual yang berhubungan

    dengan seorang muslimah sebagai bentukan fasade bangunan

    dan menggunakan karakter dari muslimah sebagai unsur

    filosifis dari bangunan tersebut.

  • 31

    Kegunaan dari Penerapan Metafora

    a. Mempengaruhi pengertian orang terhadap suatu

    obyek yang kemudian dianggap belum atau suatu

    hal yang tidak dapat dimengerti.

    b. Dapat menimbulkan interpretasi-interpretasi yang

    lain dari orang yang mengamatinya.

    c. Menyebabkan pengamat memandang suatu obyek

    dari karya Arsitektural dari sudut pandang yang

    lain.

    d. Dapat menghasilkan karya Arsitektur yang

    ekspresif.

    2.4.2 Metoda Perancangan Arsitektur Metafora

    Pada tataran teknis pembahasan tentang metafora

    karya arsitektur dapat dilakukan secara deskriptif kualitatif.

    Karena produk arsitektur bersifat fisik yang melibatkan unsur

    bentuk, warna, dan komposisi, maka bahasa grafis menjadi

    penting, sehingga analisa terhadap muatan metaphor dari

    aspek arsitektur sebagai proses maupun produk lebih

    menekankan analisa grafis, untuk kemudian dideskripsikan

    interpretasi kualitas penggunaan metaphornya.

    Pada bagian karya arsitek, analisa penggunaan

    metaphor dilakukan dalam tiga aspek yaitu aspek ide /

    konsep, aspek strategi transformasi, dan aspek fisik produk

    desainnya.

    a. Pada aspek ide / konsep perlu ditelusuri pemikiran

    pemikiran dan gagasan-gagasan awal yang menjadi latar

    belakang desain, yang sangat memungkinkan berasal dari

    idealism, pandangan hidup maupun keyakinan sang

    arsitek.

    b. Pada aspek transformasi, perlu diklarifikasi konsep konsep

    dengan rancangan desain baik yang berupa gambar,

    sketsa maupun tulisan naratifnya.

  • 32

    c. Pada aspek fisik produk perlu dicermati dan dihayati baik

    secara visual maupun spasial (rasa ruang) dari susunan

    elemen elemen pembentuk bangunan untuk kemudian

    diapresiasi berdasar konsepnya. Penggunaan metaphor

    dalam aspek yang bersifat substansial / abstrak

    lebih memerlukan intensitas penelusuruan yang bersifat

    kontemplatif.

    2.4.3 Aplikasi Arsitektur Metafora

    a. Metafora Abstrak (Intangible)

    1. Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya

    arsitek Jepang. Salah satu arsitek tersebut adalah Kisho

    Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis

    dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba

    ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada engawa

    (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan:

    antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa

    depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karya

    Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah

    dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak

    dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu, karya

    Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora abstrak.

    Gambar 2.8 Nagoya City Art Museum

    Sumber : http://universes-in-universe.org, 2016

    http://universes-in-universe.org/

  • 33

    2. Prada House In Nanjing, China

    Prada House di Nanjing ini mengadopsi tema metafora

    intangible. Dikatakan intangible karena fasad toko ini

    dibuat dengan menggunakan beberapa macam warna

    aluminium. Ada yang berwarna keemasan, keabu abuan

    hingga warna yang agak terang. Penggunaan material

    demikian dimaksudkan untuk menunjukkan efek kinetis /

    pergerakan yang dipersembahkan untuk seorang seniman

    Carlos Cruz Diez, yaitu seorang seniman asal Venezuela

    yang selalu menghasilkan karya seni yang berhubungan

    dengan efek kinetic. Efek kinetic ini tidak bisa diraba

    namun hanya dapat dirasakan ketika berjalan melewati

    bangunan ini dimana seakan akan bangunan ini ikut

    berjalan sehingga dikatakan mengadopsi tema metafora

    intangible

    Gambar 2.9 Eksterior Dan Efek Kinetis pada Prada House Nanjing Sum