Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai...

23
MUSIK LUDWIG VAN BEETHOVEN DAN PERASAAN INFERIORITAS INDIVIDU YANG BISA MEMAINKAN DAN MENYUKAI MUSIKNYA. Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, Psi. dan Aswini Widjaja, Psi. Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan tentang musik Ludwig van Beethoven dan perasaan inferioritas individu yang bisa memainkan dan menyukai musiknya. Teori yang digunakan adalah teori musik Ludwig van Beethoven dan teori psikologi individual tentang perasaan inferioritas dari Alfred Adler. Secara garis besar, teori musik Ludwig van Beethoven mengemukaan bahwa musik baginya tidak hanya merupakan hiburan, tetapi juga merupakan kekuatan moril yang mampu menciptakan visi yang ideal. Musik yang digubah Beethoven langsung merefleksikan kekuatannya, dan kepribadian yang menderita. Musik yang ‘didengar’ lewat pendengarannya yang tuli, ternyata dapat menghambat keinginannya untuk mengakhiri hidupnya. Bahkan membuat Beethoven menjadi arsitek musik periode klasikal yang tak tertandingi kemampuannya dalam menciptakan perubahan struktur yang secara besar-besaran dalam setiap nada dan emosi. Tanpa disadari, musik yang diciptakan oleh Beethoven telah menjadi bagian dari hidup individu yang memainkan dan menyukai musiknya. Secara tidak langsung mungkin musik tersebut juha turut mempengaruhi perasaan inferioritas individu tersebut. Penelitian yang menggunakan metode wawancara dan observasi sebagai teknik tambahan berlangsung dalam jangka waktu 1 minggu, pada bulan Mei tahun 2000. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang bisa memainkan dan menyukai musik Beethoven. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musik Ludwig van Beethoven ternyata memiliki dampak terapeutik terhadap perasaan inferioritas responden. Walaupun bagi responden tertentu, dengan mendengarkan dan memainkan musik Beethoven tidak akan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, tetapi setidaknya akan meringankan masalah yang sedang mereka hadapi. Adanya dukungan dan dorongan yang diberikan orang tua juga merupakan salahsatu faktor yang membantu responden

Transcript of Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai...

Page 1: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

MUSIK LUDWIG VAN BEETHOVEN DAN PERASAAN INFERIORITAS INDIVIDU YANG BISA MEMAINKAN DAN MENYUKAI MUSIKNYA.Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, Psi. dan Aswini Widjaja, Psi.

Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan tentang musik Ludwig van Beethoven dan perasaan inferioritas individu yang bisa memainkan dan menyukai musiknya. Teori yang digunakan adalah teori musik Ludwig van Beethoven dan teori psikologi individual tentang perasaan inferioritas dari Alfred Adler. Secara garis besar, teori musik Ludwig van Beethoven mengemukaan bahwa musik baginya tidak hanya merupakan hiburan, tetapi juga merupakan kekuatan moril yang mampu menciptakan visi yang ideal. Musik yang digubah Beethoven langsung merefleksikan kekuatannya, dan kepribadian yang menderita. Musik yang ‘didengar’ lewat pendengarannya yang tuli, ternyata dapat menghambat keinginannya untuk mengakhiri hidupnya. Bahkan membuat Beethoven menjadi arsitek musik periode klasikal yang tak tertandingi kemampuannya dalam menciptakan perubahan struktur yang secara besar-besaran dalam setiap nada dan emosi. Tanpa disadari, musik yang diciptakan oleh Beethoven telah menjadi bagian dari hidup individu yang memainkan dan menyukai musiknya. Secara tidak langsung mungkin musik tersebut juha turut mempengaruhi perasaan inferioritas individu tersebut. Penelitian yang menggunakan metode wawancara dan observasi sebagai teknik tambahan berlangsung dalam jangka waktu 1 minggu, pada bulan Mei tahun 2000. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang bisa memainkan dan menyukai musik Beethoven. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musik Ludwig van Beethoven ternyata memiliki dampak terapeutik terhadap perasaan inferioritas responden. Walaupun bagi responden tertentu, dengan mendengarkan dan memainkan musik Beethoven tidak akan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, tetapi setidaknya akan meringankan masalah yang sedang mereka hadapi. Adanya dukungan dan dorongan yang diberikan orang tua juga merupakan salahsatu faktor yang membantu responden untuk mengatasi perasaan inferioritasnya. Dengan mengacu pada teori psikologi individual tentang perasaan inferioritas dari Alfred Adler, setiap responden mempunyai kapasitas untuk mengompensasikan perasaan inferioritas pada bidang lain dalam kehidupannya. Dengan adanya kelebihan di bidang musik bagi responden tertentu akan membantu individu tersebut lebih percaya diri terhadap kemampuan dalam dirinya. Namun, semua responden bertekad untuk melakukan hal yang paling baik dan berguna bagi dirinya untuk mengatasi perasaan inferioritasnya, sehingga tidak akan merasa dirinya kurang jika dibandingkan dengan orang lain di kemudian hari. Pada akhirnya, disarankan keapada setiap orang tua untuk terus memberikan dukungan dan dorongan bagi anak-anak yang mengalami perasaan inferioritas. Kepada individu tersebut juga disarankan untuk memperkuat salah satu bidang yang dikuasainya dan juga mendengarkan musik klasik Beethoven. Kepada lembaga dan para profesional yang menangani terapi musik disarankan untuk memberikan musik klasik Beethoven pada individu yang mengalami perasaan inferioritas dan masalah-masalah lainnya. Sedangkan untuk penelitian lanjutan disarankan untuk melakukan penelitian tentang hubungan aspek emosi antara Ludwig van Beethoven dengan individu yang bisa memainkan dan menyukai musiknya serta penelitian lainnya yang mengacu pada masalah latar belakang budaya individu. www.untar.com

Page 2: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

EFEK MOZART DAN TERAPI MUSIK DALAM KESEHATANOleh : Samuel HakimFakultas Kedokteran Universitas Indonesia

PendahuluanEfek Mozart adalah suatu fenomena yang mulai muncul di Amerika Serikat pada 1993 dan terus berkembang sampai ke seluruh dunia termasuk Indonesia hingga saat ini. Buku-buku tentang Efek Mozart telah ditulis dan diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Di Amerika Serikat, CD dan kaset Mozart sangat laris sejak pemberitaan perihal efek ini, bahkan di negara bagian tertentu ada peraturan pemerintah yang secara khusus menganjurkan warganya mendengarkan Mozart dan memasukkan musik itu ke kurikulum pendidikan. 1 Efek Mozart umumnya dapat dijelaskan sebagai kondisi/efek sebagai hasil pemaparan terhadap musik tertentu (khususnya musik Mozart) dalam waktu singkat dan berefek positif terhadap kognisi dan perilaku. 2 Pengertian ini pun lalu terdistorsi lebih lanjut oleh publik hingga Efek Mozart diyakini pula dapat menyembuhkan penyakit tertentu seperti stroke, Alzheimer, Parkinson, dan lain lain.

Selain Efek Mozart, belakangan ini juga berkembang istilah terapi musik. Terapi musik adalah suatu bentuk terapi pelengkap yang dalam dunia kedokteran disebut Complementary Medicine. 3

Definisi Efek MozartEfek Mozart secara resmi ditemukan dan dipublikasikan oleh Rauscher et al, namun hak cipta untuk hal ini diambil oleh seorang ahli musik bernama Don Campbell dengan membuat website resmi Efek Mozart dan menjual banyak CD Efek Mozart. 1 Rauscher sendiri tidak pernah mengklaim bahwa Mozart dapat meningkatkan kecerdasan, ia mengatakan bahwa adalah terlalu cepat berkesimpulan bahwa Mozart dapat membuat Anda lebih pintar. 4 Efek Mozart hanyalah meningkatkan kemampuan spasial-temporal sesaat, namun rupanya Campbell dengan buku dan website Efek Mozart-nya yang menjadi salah satu pencetus pendistorsi pengertian efek tersebut dengan melebih-lebihkan pengertian aslinya. Campbell mendefinisikan efek Mozart sebagai berikut: "The Mozart Effect is an inclusive term signifying the transformational powers of music in health, education, and well-being. It represents the general use of music to reduce stress, depression, or anxiety; induce relaxation or sleep; activate the body; and improve memory or awareness. Innovative and experimental uses of music and sound can improve listening disorders, dyslexia, attention deficit disorder, autism, and other mental and physical disorders and injuries." 5 Di sini termasuk juga pengertian efek musik Mozart terhadap kesehatan, padahal pada awal ditemukannya tidak sampai seperti itu.

Sejarah dan perkembangan Efek MozartSemua dimulai oleh para peneliti, Frances Rauscher et al dari Universitas California dalam Irvine Project. 2 Mereka membagi 36 mahasiswa dalam 3 kelompok dengan mendapat 3 perlakuan dalam 10 menit yaitu mendengarkan: (1) Sonata for two piano in D, k.448 karya Mozart, (2) kaset instruksi relaksasi, dan (3) keheningan. Segera

Page 3: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

setelahnya, mereka mendapat ujian spasial/temporal dengan menggunakan Stanford-Binet Test, suatu tes berupa lipatan kertas yang lalu digunting dan para mahasiswa tersebut diminta membayangkan bentuk pola guntingan ketika kertas tersebut dibuka. Mereka mendapatkan nilai lebih tinggi secara signifikan pada kelompok Mozart, yaitu sebesar 8-9 poin. Namun, efek ini sangat singkat, hanya berlangsung 10-15 menit. Para peneliti tersebut berkesimpulan bahwa musik dapat menyebabkan otak berfungsi lebih baik dalam kemampuan spasial, setidaknya dalam beberapa menit. Namun, temuan ini terlalu dibesar-besarkan dengan mengatakan bahwa musik Mozart dapat meningkatkan 8-9 poin IQ, padahal jelas bahwa efek tersebut hanya berlangsung beberapa menit dan hanya mencakup kemampuan spasial-temporal sehingga tidak dapat diklaim meningkatkan IQ pada umumnya. 2

Temuan yang cukup sensasional ini diikuti oleh penelitian pada tahun-tahun berikutnya. 2 Satu tahun kemudian, Stough et al dari New Zealand dengan beberapa penelitian serupa berupaya menduplikasi temuan Irvine Project, namun efek yang diharapkan tidak muncul. Hal itu didebat oleh Rauscher bahwa mereka tidak menggunakan tes yang sama seperti yang digunakan oleh Rauscher et al. Tes itu lebih menguji ingatan jangka pendek (short-term memory) daripada spasial/temporal. 2

Disamping penelitian yang tidak mendukung Efek Mozart, banyak pula yang menemukan hal sebaliknya. 2 Hal itu dirintis oleh Rauscher et al pada tahun 1995 dengan menggunakan tes yang sama, bersubjek 79 mahasiswa selama 5 hari. Efek Mozart ditemukan hanya pada hasil intervensi hari pertama. 2 Temuan ini didukung oleh beberapa penelitian yang dilakukan oleh Rideout et al pada tahun 1996 sampai 1998 dan Wilson et al pada tahun 1997. 2 Mereka mendapatkan hasil yang serupa dengan Rauscher, namun dengan membandingkan Mozart dengan musik-musik lain.

Mulai 1999 hingga kini perdebatan antara kelompok yang mendukung Efek Mozart dan yang menolaknya tetap berlangsung. Hal itu disebabkan karena kegagalan menduplikasi temuan Rauscher dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Steele dan Chabris et al, meskipun telah menggunakan tes dan prosedur yang sama. 2 Ada pula yang berhasil mendapatkan Efek Mozart, namun sekali lagi temuan itu hanya berlaku untuk meningkatkan kemampuan spasial-temporal.

Analisis Objektif terhadap Efek MozartSeperti disebutkan di atas bahwa di kalangan ilmuwan pun belum ada kata sepakat mengenai Efek Mozart ini, karena tidak selalu berhasil mendapatkan efek tersebut dalam beberapa penelitian. Lalu, apakah dengan demikian Efek Mozart dapat ditinggalkan begitu saja? Tentu tidak, semenjak pemberitaan temuan Efek Mozart pertama di majalah Nature perkembangan penelitian musik begitu maju dan telah banyak merangsang minat para ahli untuk mulai meneliti musik dan dampaknya bagi kehidupan manusia. Bukan saja para ahli, masyarakat awam pun mulai tertarik, namun sayang banyak informasi yang sampai ke masyarakat sudah terlalu terdistorsi dan ditambahkan bumbu-bumbu fiktif. 1,2

Page 4: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

Bukti bahwa Mozart dapat meningkatkan IQ memang tidak ada, akan tetapi dampak musik bagi kemampuan spasial-temporal cukup kuat. Selain penelitian-penelitian di atas, pada 1998 dilaporkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan spasial-temporal pada penderita Alzheimer secara signifikan setelah mendengarkan Piano Sonata Mozart. 6 Penemuan ini didukung oleh suatu studi fMRI pada 2001 yang membandingkan aktivasi aliran darah kortikal oleh Sonata Mozart dan musik lain. Terdapat perbedaan yang berarti pada musik Mozart dibandingkan dengan yang lain ( Fur Elise Beethoven dan musik piano 1930-an ), yaitu di korteks dorsolateral prefrontal, korteks oksipital dan cerebellum, yang semuanya penting dalam kemampuan spasial-temporal. 7

Dengan semua penelitian yang ada sekarang, dunia sains dan kedokteran masih tetap harus berpikir kritis dan meneliti dampak musik terhadap kehidupan. Harapan bahwa Mozart dapat menjadi seperti lampu ajaib yang digosok lalu keluar jin yang dapat mengabulkan permintaan adalah khayalan belaka. Tidak ada cara cepat dan mudah untuk menjadi pandai, juga tidak dengan mendengarkan Mozart dan efeknya yang sensasional itu. Akan tetapi efek Mozart dapat menjadi pemicu yang baik dalam penelitian musik lebih lanjut, sebab masih banyak khasiat musik yang tersimpan dan siap dibuka demi kesejahteraan manusia. Lalu, apakah tidak perlu mendengarkan Mozart ? Tidaklah demikian. Dengan mendengarkan Mozart, sesesorang dapat tertarik terhadap musik dan mulai mempelajarinya, berinteraksi dengan musik secara aktif misalnya dengan bernyanyi, bermain instrumen dan lain lain. Inilah yang sebenarnya dapat menghasilkan kegunaan jangka panjang, baik dalam hal emosi, kognisi, perilaku maupun kesehatan. 2

Efek Mozart dan Terapi MusikTerapi musik adalah keahlian menggunakan musik dan elemen musik oleh seorang terapis yang terakreditasi untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual. 8 Klien dalam suatu sesi terapi musik biasa diajak bernyanyi, belajar main musik, bahkan membuat lagu singkat, atau dengan kata lain terjadi interaksi yang aktif dengan musik, dan bukan hanya mendengarkan secara pasif seperti yang terjadi pada efek Mozart. Keaktifan dan kepasifan pelaku terhadap musik inilah yang membedakan terapi musik pada umumnya dengan efek Mozart. Selain itu, pada terapi musik, musik yang digunakan sangat beragam dan tidak terbatas hanya pada musik Mozart saja. Sementara efek Mozart baru muncul pada 1993, sedangkan ide dan penggunaan terapi musik sudah ada sejak zaman Yunani kuno oleh Plato dan Phytagoras. 1 Penggunaan terapi musik telah terbukti bermanfaat bagi perkembangan kognisi, perilaku serta kesehatan. Bahkan terapi musik juga telah digunakan untuk menolong para korban pada Perang Dunia I dan II. Dengan penggunaan terapi musik ini, para korban dilaporkan lebih cepat sembuh dan memiliki kondisi lebih baik.

Tidak banyak persamaan antara efek Mozart dan terapi musik, selain keduanya menggunakan intervensi musik untuk memperbaiki keadaan klien/pasien, namun dampak yang dihasilkan dari keduanya berbeda. Efek Mozart hanya bertahan beberapa menit, berpengaruh terbatas pada kemampuan spasial-temporal, dan belum dilaporkan dampak efek ini bagi kesehatan secara umum. Sedangkan terapi musik dampaknya lebih berkepanjangan (long-last), berpengaruh terhadap keseluruhan kemampuan (multiple),

Page 5: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

dan banyak laporan kemajuan kesehatan akibat intervensi terapi musik. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara mendengarkan secara pasif, mempelajari musik di sekolah, dan mempelajari vokal dan/atau instrumen musik dengan lama efek musik terhadap kognisi dan perilaku. 2

Tabel. 1 Jenis keterlibatan terhadap musik dengan lama efek musik terhadap kognisi dan perilaku.

Banyaknya usaha, keterlibatan

Lamanya Beberapa Efek Musik terhadap Kognisi dan Perilaku

Menit Tahun

Mendengarkan secara pasif selama 10 menit

Efek Mozart (Meningkatkan kemampuan Spasial-

temporal)

Tidak ada

Pendidikan di kelas musik selama 1 tahun atau lebih Tidak ada

Memahami dan mengerti jenis, genre, arti dan

penampilan musik dalam konteks historis, sosial dan

budaya

Pelajaran instrumen dan/atau vokal serta latihan

selama beberapa tahunTidak ada

Membaca notasi musik, integrasi penglihatan,

pendengaran, sentuhan dan gerakan untuk menampilkan

dan mengekspresikan musik, baik solo maupun

dalam grup

Pada tabel 1 jelas terlihat perbedaan efek Mozart dan pembelajaran musik secara aktif, baik dalam durasi dampak maupun jenis kemampuan yang diperoleh. Pembelajaran musik secara aktif dapat lebih membuat sesorang memahami keseluruhan tentang musik, menikmati seni sebenar-benarnya, dan bukan mencari jalan pintas. Kenyataan bahwa musik mempunyai efek terapeutik selain estetik adalah hal lain yang bisa diperoleh dari keterpaparan aktif terhadap musik. Suatu penelitian pernah dilakukan terhadap 33 subyek yang dibagi dalam 3 kelompok; kelompok partisipasi aktif dalam musik (bermain instrumen perkusi dan bernyanyi), partisipasi pasif ( mendengar musik selama 30 menit ), dan kontrol. 9 Kadar Imunoglobulin A saliva (SIgA) subjek diukur sebelum dan sesudah perlakuan dengan tekhnik radial immunodifussion. Didapatkan bahwa kadar SIgA

Page 6: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

kelompok partisipasi aktif meningkat secara bermakna dibanding kedua kelompok lainnya. Hasil positif dalam perilaku juga didapat melalui suatu studi terhadap para penyanyi lansia dan mahasiswa musik di Florida. 10 Dengan menggunakan tes Wilcoxon matched pair dapat diukur perilaku dengan domain Goodness, Positiveness, Vitality dan Maturity para subyek tersebut setelah mereka bergabung dan dilatih dalam suatu paduan suara intergenerasi. Baik para lansia maupun mahasiswa tersebut mendapatkan hasil yang positif untuk keempat domain itu, kecuali Vitality pada mahasiswa. Semua pihak benar-benar menikmati kerjasama antargenerasi ini. Masih banyak lagi penelitian yang dilakukan untuk menunjukkan pengaruh positif pembelajaran musik dalam jangka waktu lama terhadap perbaikan perilaku, kognisi, dan kesehatan.

Aplikasi Terapi Musik dalam Dunia KedokteranTerlepas dari banyaknya perdebatan mengenai keabsahan musik sebagai salah satu bentuk terapi, tak dapat disangkal lagi bahwa terapi musik sudah banyak dipraktikkan dan hasilnya cukup menakjubkan. Bahkan musik sudah diakui sebagai salah satu bentuk terapi pelengkap (complementary therapy), disamping akupunktur, massage therapy, dan chiropathy. 3 Terapi musik mulai berkembang di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, bahkan di Indonesia sudah ada klinik terapi musik dan penelitian musik sudah mulai dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa musik selain memiliki aspek estetika, juga aspek terapetik, sehingga musik banyak digunakan untuk membantu penyembuhan, menenangkan, dan memperbaiki kondisi fisiologis pasien maupun tenaga medis. Beberapa penelitian musik yang berhubungan dengan kedokteran adalah sebagai berikut:

Alzheimer dan GeriatriAlzheimer adalah penyakit yang biasanya menjangkiti para lansia dan ditandai dengan kesulitan berbicara, berjalan, dan demensia,. Dengan kemunduran segala fungsi tubuh dan berkurangnya interaksi sosial, para penderita Alzheimer dapat mengalami penurunan kualitas hidup. Musik terbukti memperbaiki fisiologi tubuh mereka yang ditandai cukupnya partisipasi, senyuman, kontak mata, dan umpan balik verbal untuk menyatakan perasaan. Musik dapat menambah kualitas hidup dengan menolong penderita sehingga mempunyai perilaku sosial yang lebih baik. 11 Beberapa penelitian serupa terhadap para lansia penderita demensia telah dilakukan untuk mengurangi agitated behavior. 12 Musik terbukti dapat digunakan untuk maksud ini. Di Finlandia, para lansia, khususnya para veteran perang, dikumpulkan dalam suatu grup terapi musik tempat mereka dapat bercerita, membagi satu sama lain dan mengungkapkan perasaan mereka melalui musik dengan aman dan tanpa luapan amarah. Musik diyakini memiliki kemampuan mempengaruhi emosi sesorang dan dapat membantu mengekspresikannya, namun dalam batas tertentu dan tidak lepas kendali. 13

Pada kasus lain, diteliti pengaruh bermain alat musik keyboard terhadap para lansia penderita Osteoartritis selama 20 menit tiap sesi, 4 kali seminggu dalam 4 minggu. 14 Sebelum dan sesudah perlakuan, dievaluasi dengan finger pinch meter dan jangkauan gerakan para penderita, serta ketidaknyamanan akibat artritis juga diukur. Hasil yang didapat menunjukkan pengaruh positif bermain keyboard terhadap finger pinch meter dan jangkauan gerakan, kurangnya ketidaknyaman pada beberapa pasien, meningkatnya

Page 7: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

kekuatan dan kelincahan jari pada beberapa pasien lain serta meningkatnya perasaan senang dan sosialisasi di antara lansia.

Masih banyak lagi penelitian tentang efek musik terhadap Alzheimer dan kebanyakan mendapatkan hasil yang positif. Walaupun belum dapat diklaim bahwa musik dapat menyembuhkan Alzheimer secara total, namun terbukti bahwa musik dapat meningkatkan keadaan pasien secara fisik maupun sosial. 15

Neonatus, Pediatri dan AdolesensMusik secara statistic signifikan dan penting secara klinis bagi kebaikan bayi-bayi prematur di NICU ( Neonatal Intensive Care Unit ). 16 Penelitian dengan menggunakan lagu Lullaby diterapkan pada bayi-bayi prematur non-nutritive sucking dengan pola 2 menit keheningan dan 5 menit lagu sebagai latar belakang ( contingent music ). Ditemukan bahwa pada kondisi musik, sucking rate bayi-bayi itu 2,46 kali lebih banyak daripada kondisi hening. Penelitian ini berkesimpulan bahwa musik berperan secara signifikan dalam perkembangan sucking rates non-nutritive bayi-bayi prematur.

Penelitian lain di Ohio mencoba mengukur dampak musik terhadap ansietas, rasa sakit, dan tekanan darah pada anak-anak usia 4-6 tahun yang berobat gigi. Meskipun tidak ditemukan hasil bahwa musik dapat mengurangi semua variabel tersebut di atas, namun anak-anak tersebut senang untuk mendengarkan musik selama kunjungan ke dokter gigi. 17

Tidak tertutup kemungkinan bagi remaja untuk ikut serta dalam kelompok terapi musik. Hal ini terlihat pada anak-anak remaja di New York yang diikutsertakan dalam kelompok-kelompok terapi musik, baik aktif maupun pasif selama 4 bulan, dengan harapan bahwa sesudahnya dapat terjadi perubahan perilaku. 18 Hasilnya meningkat secara berarti dengan berkurang skala agresifitas dan kenakalan. Mereka berkesimpulan bahwa kelompok terapi musik dapat memfasilitasi proses ekspresi diri pada remaja yang terganggu emosi/pembelajarannya dan menyediakan wadah untuk mengubah frustasi, kemarahan, dan agresi menjadi kreativitas dan penguasaan diri.

Fisiologi Jantung dan Pembuluh Darah dan AnsietasPenggunaan musik di rumah-rumah sakit masa kini mulai banyak, hal ini disebabkan efek musik yang menenangkan dan menyenangkan pasien, sehingga berakibat pada perbaikan kondisi kesehatan, khususnya jantung dan pembuluh darah. Informasi dalam bentuk musik diyakini dapat menguntungkan karena tidak mengganggu pekerjaan dibandingkan informasi verbal dan mengandung lebih banyak informasi dibandingkan peringatan verbal. 19 Penelitian serupa dilakukan untuk mengetahui dampak terapi musik terhadap ansietas, detak jantung, dan tekanan darah arteri 101 subyek yang menunggu untuk kateterisasi jantung. 20 Ketiga variabel ini diukur setelah pasien diterapi dengan musik dan tepat sebelum pasien dipindahkan ke laboratorium. Terjadi penurunan ansietas yang berarti pada kelompok subjek dibandingkan kelompok kontrol dan detak jantung serta tekanan darah arteri kelompok ini turun, sementara pada kelompok kontrol naik. Hal yang sama terjadi pada sekelompok mahasiswa yang menghadapi stres kognisi karena diharuskan presentasi oral. Tingkat ansietas, denyut jantung, dan tekanan darah sistolik

Page 8: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

meningkat tajam akibat stressor tersebut. 21 Para mahasiswa ini diterapi dengan musik Pachebel’s Canon in D Major dan didapatkan penuruan variabel diatas, disertai peningkatan kadar IgA saliva dibanding kondisi basal.

Terapi musik telah banyak diterapkan untuk menurunkan ansietas, denyut jantung, dan tekanan darah. Meskipun tidak semua penelitian yang dilakukan tersebut mendapatkan hasil yang diharapkan, namun kebanyakan telah membuktikan bahwa musik memang baik bagi fisiologi jantung dan pembuluh darah. Lebih lanjut, terapi musik telah dianjurkan bersama bentuk terapi lain seperti yoga, meditasi, olahraga, dan diet sebagai terapi pelengkap bagi pasien penderita penyakit jantung. 22

Perawatan KankerTerapi komplementer dan alternatif, khususnya musik, mulai banyak digunakan disamping terapi mainstream (utama), hal ini bermanfaat untuk symptom management, mengurangi sakit dan mual karena kanker serta meningkatkan kualitas hidup. 23 Beberapa teknik terapi musik yang dapat dilakukan termasuk teknik vocal, pendengaran, dan teknik instrumental. Teknik ini memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi perasaan dan emosi berkaitan dengan pengalaman rasa sakit. Sepuluh pasien Onkologi dewasa mengikuti 8 sesi terapi musik selama 10 minggu, terapi musik yang digunakan bersifat aktif dan pasif. 24 Mood State dan kohesifitas dalam kelompok diukur sebelum dan sesudah sesi, dan terjadi peningkatan signifikan pada mood state, namun tidak pada kohefisitas kelompok. Hal ini menyiratkan bahwa terapi musik dapat digunakan untuk membantu pasien penderita kanker, setidaknya secara psikologis. Terapi musik juga dimanfaatkan untuk menolong pasien kanker anak-anak. 25 Walaupun tidak dapat menyembuhkan, setidaknya musik dapat menolong anak-anak tersebut sehingga memiliki kehidupan sosial yang lebih baik.

Saran-saran untuk masa mendatangBerikut ini adalah saran-saran mengenai penerapan terapi musik di Indonesia, saran-saran ini ditujukan untuk menambah pengetahuan tentang terapi musik dan meningkatkan perkembangnya di Indonesia. 15 Kegiatan paling praktis yang dapat dilakukan adalah dengan memutar kaset musik sebagai latar belakang di berbagai tempat, seperti ruang belajar, kamar praktek dan operasi, UGD, dan lain-lain, bilamana situasi dan kondisi memungkinkan. Dukungan terhadap institusi perkembangan terapi musik serta penelitian antardisiplin mengenai terapi musik dapat sangat membantu pertumbuhan terapi musik di Indonesia. Tidak ketinggalan eksplorasi musik-musik tradisional Indonesia agar dapat diperhitungkan dalam praktik terapi musik, dan apabila hal-hal ini telah berjalan, maka pembentukan program studi terapi musik di beberapa universitas dapat mulai dipertimbangkan.

Kesimpulan dan PenutupEfek Mozart adalah penemuan yang cukup sensasional di bidang musik, namun demikian telah terbukti bahwa penemuan itu hanya suatu bagian kecil dari gambaran keseluruhan yaitu terapi musik yang lebih holistik dan telah teruji. Pembelajaran musik jangka panjang serta interaksi aktif dengan musik akan menghasilkan dampak yang lebih berarti daripada hanya mendengar secara pasif. Kasus-kasus dan penelitian tentang terapi musik

Page 9: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

telah banyak dilakukan dan terbukti dapat menolong kondisi fisiologis, mental, dan sosial pasien. Penelitian lebih lanjut mengenai musik bekerja terhadap fisiologi tubuh manusia dan jenis musik yang dapat memberi hasil terbaik harus terus diusahakan di masa mendatang demi menjamin keberadaan musik sebagai terapi dalam dunia kedokteran.

www.nison23rd.multiply.com

KEMAMPUAN OTAK YANG MENAKJUBKAN

Ramai manusia tidak menyedari bahawa otak mempunyai kekuatan yang amat menakjubkan. Ia umpama raksasa gagah yang sedang tidur. Pelbagai eksperimen yang dilakukan oleh saintis membuktikan potensi otak jauh lebih hebat dari apa yang kita sangkakan. Menurut ahli neurologi, kita menggunakan hanya satu peratus dari keseluruhan keupayaan otak yang sebenar. Malah penyelidikan mereka yang mutakhir menunjukkan kita menggunakan kurang dari satu peratus dari kemampuan otak yang sebenar.

Ini bermakna kita telah mensia-siakan 99% potensi otak yang maha hebat ini. Alangkah ruginya harta yang sangat berharga ini kita biarkan berdebu, tidak digunakan, tidak dipedulikan dan tidak dikembangkan. Otak orang dewasa mengandungi 10,000,000,000 (sepuluh bilion) neuron atau sel saraf. Seekor lebah yang memiliki 900 neuron mampu membuat pelbagai kerja yang mengkagumkan.Ia mampu membina indung lilin, memproses madu yang dikenali sebagai 'raja ubat', membawa masuk udara segar ke dalam sarang, mengawal suhu dan cahaya, menghasilkan cecair pencuci untuk kerja-kerja pembersihan sarang, menganalisa cahaya, berkomunikasi, menjaga kebajikan dan disiplin rakan-rakan.

Manusia yang memiliki sepuluh bilion neuron tentu mempunyai kemampuan jutaan kali ganda dari kemampuan lebah. Cuba bayangkan orang yang mempunyai RM 900 tentu boleh membeli bermacam-macam benda. Dia boleh membeli air tin, nasi lemak, kasut, pakaian, buku, basikal 'racing' dan lain-lain lagi. Bagaimana pula dengan orang yang memiliki RM 10,000,000,000 (sepuluh bilion=sepuluh ribu juta ringgit)? Sudah tentu ia mempunyai kemampuan dan 'kuasa beli' yang jauh lebih hebat. Dia boleh membeli apa sahaja dengan sekehendak hatinya. Dia boleh membeli pizza, ayam goreng di KFC, sekandang lembu, motosikal, kereta, bas, lori treler malah jet pun boleh beli.

Begitulah potensi dan kemampuan otak manusia. Masalahnya sekarang, kita tidak menyedari bahawa kita adalah 'terlalu kaya' dan memiliki kemampuan yang sungguh hebat. Kita ibarat si miskin yang tidak menyedari bahawa di bawah rumah kita tersimpan harta karun warisan keturunan kita yang tidak ternilai harganya.

Sekiranya potensi otak ini betul-betul diperkembangkan dan dimanfaatkan, kita akan menjadi seorang Super Pintar dan mampu mengingati apa sahaja maklumat dengan tidak lupa selama-lamanya. Berapa ramai cendiakiawan Islam memanfaatkan keupayaan otak mereka untuk menghafal 6,666 ayat Al-Qur'an, menghafal 100,000 hadis dan menghafal puluhan kitab tebal yang mengandungi ribuan mukasurat. Mereka berupaya mengingati

Page 10: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

kitab-kitab tersebut lengkap dengan bab, muka surat, perenggan, ayat, baris, koma dan noktahnya sekali. Selain dari mempunyai daya hafazan yang mantap, mereka memiliki kepintaran yang luar biasa seperti yang berlaku kepada Imam Ghazali, Imam Syarie, Ibnu Farabi, Ibnu Sina dan lain-lain.

SISTEM INGATAN MANUSIA

Maklumat yang diterima akan disimpan di dalam ingatan. Terdapat dua jenis sistem ingatan :

(i) INGATAN JANGKA PENDEKMaklumat yang diterima, disimpan di dalam ingatan jangka pendek dalam tempoh yang singkat, iaitu di antara 30 saat hingga 24 jam. Proses kehilangan maklumat dari gudang ini amat pantas kerana muatannya terhad. Ianya mudah hilang dari ingatan seperti nombor telefon, senarai harga dan nombor pendaftaran kenderaan. Sesetengah maklumat dari sistem ingatan jangka pendek akan berpindah memasuki sistem ingatan jangka panjang jika ianya diberi penumpuan dan diulang-ulang. Maklumat yang tidak berpindah ke sistem ingatan jangka panjang, kebanyakkannya akan lupus begitu saja.

(ii) INGATAN JANGKA PANJANGIngatan ini bermaksud ingatan terhadap sesuatu maklumat dalam tempoh yang lama. Sebenarnya setiap maklumat yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang tetap kekal sehingga ke akhir hayat seseorang. Yang menyebabkan kita tidak dapat mengingati kembali ialah kerana kelemahan untuk 'memanggil kembali' (recall) maklumat tersebut dari gudang ingatan jangka panjang.

Maklumat dari ingatan jangka panjang tidak akan luput. Ianya masih wujud dalam ingatan, cuma mengambil masa untuk dikeluarkan kerana sudah lama tidak digunakan. Anda mungkin pernah terserempak dengan kawan lama tetapi tidak dapat mengingati namanya. Puas anda cuba mengingati namanya semasa berbual tetapi gagal. Setelah pulang, tiba-tiba baru anda teringat namanya. Begitu juga kadang-kadang kita terlupa dengan sesuatu yang sudah diingati seperti nama jalan, bangunan atau tajuk buku. Selepas beberapa ketika kita mampu mengingatinya semula.

Ini menunjukkan maklumat itu masih ada, tetap tersimpan. Kita masih 'ingat' maklumat tersebut, bukan lupa. Cuma itu adalah kelemahan kita untuk memanggil kembali maklumat itu. Itulah yang dimaksudkan dengan perkataan 'LUPA' dalam kehidupan seharian. Penyelidikan pakar psikologi dan neurologi menegaskan kenyataan "Setiap maklumat yang tersimpan di dalam ingatan jangka panjang tidak akan hilang dan msunah selama-lamanya sehingga ke akhir hayat seseorang." Ini bukanlah cakap-cakap kosong tanpa bukti ilmiah dari para pengkaji otak. Pelbagai eksperimen saintis otak dan amalan ahli hypnotisme membuktikan penyataan tersebut. Dr. Wilder Penfield, seorang saintis otak dari Universiti McGill, Montreal, telah melakukan pembedahan ke atas otak pesakitnya. Beliau telah mengalirkan arus elektrik dengan kadar yang sangat halus pada otak subjeknya iaitu pada bahagian yang dikenali sebagai neucortex. Terbukti subjeknya didapati mampu mengingati peristiwa-peristiwa puluhan tahun lampau dengan terperinci.

Page 11: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

Misalnya warna baju, nombor-nombor telefon, perbualan pada hari-hari yang tertentu pada puluhan tahun yang lalu.

Begitu juga yang berlaku kepada para subjek ahli-ahli hypnotisme. Hypnotisme adalah ilmu membangkitkan minda bawah sedar seseorang dengan menidurkannya terlebih dahulu. Subjek-subejk ahli hypnotisme juga mampu mengingati kembali peristiwa lampau dan mampu menceritakan apa yang dilakukan oleh mereka pada hari-hari tertentu pada 10,20 malah 50 tahun yang lampau! Kedua-dua jenis eksperimen ini membuktikan maklumat tersebut tetap kekal di dalam ingatan dan tidak akan luput selama-lamanya.Orang genius dan yang mempunyai ingatan luar biasa ialah orang yang berkebolehan 'memanggil kembali' maklumat yang tersimpan di dalam sistem ingatan jangka panjang. Itu sahaja kebolehan mereka. Benarlah pendapat Professor Diraja Ungku Aziz bahawa manusia mempunyai kemampuan untuk menyimpan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga banyaknya jika mengetahui tekniknya.Jika anda ingin menjadi gemius, anda haruslah menguatkan potensi otak dengan meransang, melatih, menyubur, menyihat dan mencergaskan otak melalui kaedah-kaedah moden dan tradisional. Kajian menunjukkan keupayaan otak boleh ditingkatkan perkembangannya melalui berbagai-bagai rangsangan, saranan, pemakanan, senaman, latihan, amalan dan pantang hidup. Kajian ulama-ulama Islam menambah bahawa amalan-amalan kerohanian termasuk doa, ibadah dan taqwa juga boleh menyubur dan mengaktifkan sel-sel otak.

OTAK YANG CERDAS TERLETAK PADA BADAN YANG SIHAT

Untuk mendapatkan otak yang sihat atau cerdas, kita perlu memiliki tubuh badan yang sihat terlebih dahulu. Oleh itu, anda perlulah melakukan senaman, mengamalkan amalan pemakanan yang berkhasiat, berzat, seimbang dan berjadual, amalan hidup yang betul dan menyihatkan, berpuasa, berjiwa tenang, membersihkan perut, dan lain - lain lagi rahsia yang dipaparkan di sini. Kesihatan mental bergantung kepada kesihatan tubuh badan.

BAGAIMANA ORANG BELAJAR DAN MENGINGAT

Ada beberapa langkah atau tahap yang termasuk ke dalam proses belajar dan mengingat. Pertama, informasi masuk ke otak melalui sumber-sumber yang beraneka macam. Dalam situasi belajar-membaca, informasi masuk terutama melalui kegiatan membaca dan mendengar. Kedua, informasi itu salah satunya dibuang atau diingat sesaat. Mengingat sesaat atau mengingat singkat disebut mememori-jangka pendek. Kemudian, informasi dalam memori-jangka pendek Anda itu salah satunya juga dibuang dan dilupakan, atau ia ditransfer ke dalam ingatan yang permanen. Ingatan yang permanen disebut memori-jangka panjang. Apapun yang ingin Anda ingat lebih dari sekedar mengingatnya sesaat harus disimpan dalam memori-jangka panjang. Untuk meletakkan informasi dalam memori-jangka panjang itu perlu Anda pelajari. Akhirnya, tidak semua informasi yang sudah Anda pelajari dan Anda simpan dalam memori-jangka panjang serta berada di sana berbentuk yang dapat dengan mudah dipanggil kembali. Beberapa informasi terlupakan atau hilang; informasi lain dapat dimunculkan lagi atau didapatkan lagi.

Page 12: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

Bagaimana Cara Kerja Memori-Jangka Pendek

Ingatan yang bersegera, atau jangka pendek itu, sangat terbatas dan tidak dapat diandalkan atau sangat bergantung pada tipe-tipe belajar yang permanen. Ingatan jangka pendek terbatas baik dalam hal lamanya informasi itu dapat dimiliki maupun dalam kapasitasnya (jumlah informasi yang bisa didapat pada satu waktu). Item-item atau fakta-fakta itu berada di dalam ingatan jangka pendek hanya kira-kira 15 detik. Kemudian, salah satunya hilang atau harus ditransfer ke memori-jangka panjang, melalui proses belajar.

Hakikat ingatan jangka pendek dapat dimanfaatkan untuk menjawab bermacam-macam teka-teka dari hari ke hari. Pernahkan Anda melihat nomor telefon kemudian berjalan ke kamar sebelah untuk memutar nomor itu hanya untuk mengetahui apakah Anda dapat mengingatnya? Anda mungkin lupa nomor itu sebab ia telah berlalu lebih dari lima belas detik dan memori jangka pendek Anda telah membuang informasi itu. Atau, ketika Anda sedang melihat nomor telefon seseorang, Anda langsung melihat nomor-nomor itu dalam buku alamat. Mengapa Anda tidak ingat alamat itu? Anda tidak sedang mencari alamat tertentu, sehingga alamat itu dibuang dan tidak disimpan dalam ingatan jangka pendek Anda.

Ingatan jangka pendek juga berperan penting dalam situasi belajar-membaca. Ingatan jangka pendek dapat menjelaskan mengapa Anda tidak dapat mengingat fakta-fakta dan detail dalam satu bab yang baru saja selesai Anda baca. Hal itu juga menjelaskan mengapa Anda tidak dapat mengingat isi suatu perkuliahan yang diberikan minggu lalu. Ketika Anda sedang membaca, Anda harus berusaha langsung mengidentifikasi informasi yang cukup berharga untuk diingat dan mentrasfernya ke ingatan jangka panjang. Informasi yang tidak diidentifikasi sebagai sesuatu yang penting akan dikeluarkan dari ingatan jangka pendek dan tidak pernah sampai pada ingatan jangka panjang.

Belajar: Mentransfer dari Ingatan Jangka Pendek ke Ingatan Jangka Panjang

Belajar, atau proses untuk bisa mengingat informasi, meliputi kegiatan memindahkan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Dalam kenyataan, bagaimana Anda menyelesaikan dan mempelajari setiap informasi secara menyeluruh menentukan baik tidaknya serta lama tidaknya Anda akan bisa mengingat informasi itu.

Para psikolog sering menyebut proses pemindahan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang sebagai "pengulangan, latihan, atau repetisi (rehersal). Istilah "pengulangan" akan menjadi lebih bermakna jika Anda memikirkan sekelompok paduan suara yang sedang berlatih menyanyikan sebuah lagu atau sekelompok pemain yang sedang berlatih untuk sebuah lakon. Anggota-anggota paduan suara mempelajari lagu itu dengan cara mempraktekknya. Para aktor juga mempelajari bagian-bagian naskah dengan cara berlatih dan pengulangan. Pertama, mereka bekerja adegan demi adegan dan babak demi babak, akhirnya mereka melakukan pengulangan seluruh pertunjukan itu lengkap dengan kostumnya. Pengulangan, kemudian, meliputi beberapa tipe repetisi informasi agar dapat mengingatnya.Ketika Anda sedang mempelajari informasi dari sebuah buku

Page 13: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

teks atau catatan perkuliahan, repetisi mungkin bisa dilakukan dengan cara mengucapkannya dengan suara nyaring atau pelan-pelan, dengan menuliskan informasi itu, atau dengan cara membaca ikhtisar informasi itu.

Belajar yang efektif, betapa pun, lebih dari sekedar melakukan pengulangan-pengulangan yang membosankan atas sebuah informasi. Informasi dapat diatur atau diususun supaya ia lebih mudah diingat. Juga, sebuah informasi baru dapat dihubungkan atau dikaitkan dengan informasi yang sudah dipelajari dan disimpan di dalam ingatan jangka panjang. Sebagai contoh, setelah menemukan sebuah nomor telefon, mungkin Anda bisa mengulang-ulang nomor itu, atau mungkin mencatatnya dengan suatu pola, misalnya 877-8777. Bisa juga mungkin Anda mengenalnya, terkecuali untuk digit terakhir, sebagai nomor yang sama dengan nomor telefon adik perempuan Anda. Masing-masing teknik yang ditawarkan --repetisi, pengorganisasian, dan mengaitkan dengan informasi yang sudah dipelajari-- merupakan bentuk-bentuk belajar, atau pengulangan.

Secara umum, Anda bisa saja mengatakan bahwa belajar itu sebagai sebuah proses penyimpanan informasi yang memungkinkan Anda bisa mendapatkannya kembali, atau menariknya keluar dari ingatan jangka panjang dengan mudah dan cepat.

Ketika Anda mempelajari bermacam-macam bab dari sebuah buku teks, yang dimaksudkan dengan pengulangan itu antara lain dapat berupa pemberian garis bawah atas prinsip-prinsip yang mendasari teknik-teknik belajar yang disajikan pada bagian akhir buku. Dalam bab 21, misalnya, disajikan teknik menggarisbawahi dan menandai buku teks. Teknik-teknik itu diperlukan ketika Anda mengidentifikasi dan menggarisbawahi ide-ide dan fakta-fakta penting serta ketika Anda memberikan catatan-catatan pingggir tentang sebuah paragraf atau isi bagian bacaan.Teknik menggarisbawahi, sesungguhnya merupakan bentuk dari pengulangan. Dengan cara memilih informasi untuk digarisbawahi, Anda sebenarnya sedang mengulangi informasi itu dan sedang menyortir yang penting-penting dari yang tidak penting. Dengan memberikan catatan pinggir, boleh jadi Anda sedang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, memberi label, atau mengikhtisarkan informasi; semua teknik itu merupakan bagian dari pengulangan.

Ketika Anda mencatat materi perkuliahan (didiskusikan pada Bab 22) pengulangan juga ambil bagian. Supaya tahu apa yang perlu dicatat dari apa-apa yang Anda dengar, Anda sesungguhnya sedang menyortir mana ide-ide penting dan mana yang detail atau contoh. Kemudian, pada saat Anda mencatat, Anda sesungguhnya sedang mengulangi informasi itu. Selain itu, pada waktu kuliah Anda tidak sekedar menyalin setiap kata dalam perkuliahan itu, Anda juga menyusun ulang, memparafrasekan (mengungkapkannya dengan kata-kata sendiri), dan menafsirkan informasi yang disajikan dalam perkuliahan itu.

Memori Jangka-Panjang

Memori jangka-panjang Anda berisi ratusan dari ribuan fakta, detail, kesan, dan pengalaman yang terakumulasi sepanjang hidup Anda. Sebenarnya bagaimana ingatan itu berkerja masih diperdebatkan dalam studi para ahli psikologi. Beberapa peneliti

Page 14: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

berpendapat bahwa ingatan merupakan proses kimiawi dan berhubungan dengan senyawa kimia yang diproduksi tubuh yang disebut RNA. Yang lain berpendapat bahwa ingatan itu harus bekerja dengan struktur susunan syaraf tubuh (gerak dan hubungan elektrik dalam susunan saraf). Meskipun tidak pasti bagaimana memori jangka-panjang bekerja, ada sejumlah faktor yang pasti mempengaruhi kualitas (bagus tidaknya serta lama tidaknya) kita dapat mengingat sesuatu.

Apakah Anda akan bisa mengingat sesuatu, sebahagian ditentukan oleh bagaimana Anda mempelajarinya secara menyeluruh dan lengkap. Sudah tentu, jika Anda tidak pernah bermaksud mempelajari suatu informasi, tampaknya Anda tidak akan bisa mengingatnya. Sebagai contoh, mungkin Anda sudah lupa apakah 25 Juni lalu turun hujan atau apakah Anda pergi ke toko itu 25 Mei setahun yang lalu.

Hal yang sama, jika Anda tidak melakukan usaha tertentu untuk mempelajari isi sebuah buku teks yang Anda baca, jangan berharap Anda akan bisa mengingatnya. Anda hanya bisa berharap bisa mengingat sesuatu jika Anda melakukan langkah-langkah khusus untuk menyimpan informasi itu di dalam memori jangka-panjang. Jika Anda mempelajari dan bermaksud untuk mengingat batang tubuh suatu informasi dan tetap masih tidak dapat mengingatnya, tampaknya Anda belum mempelajari materi itu secara menyeluruh atau secara lengkap. Coba perhatikan satu contoh dari kehidupan sehari-hari. Anggap saja Anda bekerja sebagai seorang arsiparis pada sebuah perusahan dan tugas atau tanggung jawab Anda adalah menyimpan dan mencari semua surat-menyurat, tagihan, dan order pembelian mana kala diperlukan. Jika Anda tidak mengarsipkan semua itu dan hanya meletakkan bahan-bahan itu bertumpuk begitu saja di atas meja, Anda tidak akan bisa menemukan apa pun dengan segera. Atau jika Anda mengarsipkan bahan-bahan itu tidak sempurna dengan cara menumpuknya di dalam satu dari lima laci lemari arsip, Anda tetap tidak akan dapat mencari bahan secara cepat dan mudah. Bagaimanapun, jika Anda tidak mengerjakan pekerjaan dengan baik dan sepenuh hati, mengarsipkan segala sesuatu di dalam lemari, laci, dan tempat arsip yang tepat, Anda tidak akan bisa mendapatkan informasi apa pun dalam sekejap. Anda mungkin bisa melihat situasi yang sama atau sejajar dengan belajar. Belajar, dalam satu pengertian, merupakan satu tipe pengarsipan terhadap informasi yang Anda simpan (arsipkan) di dalam ingatan. Kita mengarsipkan informasi-informasi itu lebih utuh dan akurat, yang lebih mudah yang akan bisa Anda ingat. Diterapkan dalam situasi membaca-belajar, faktor ini sangat menyarankan pentingnya me-review dan mengecek yang sedang Anda pelajari supaya benar-benar lengkap dan menyeluruh.

Faktor kedua mengontrol sebaik apa Anda akan bisa mempelajari sesuatu yang disebut interferensi. Ini dapat mengandung makna bahwa Anda lupa sesuatu yang telah dipelajari karena sesuatu yang baru mengganggu Anda. Misalkan saja Anda mempunyai seorang teman yang bernama Paula N. Pamungkas, dan Anda tidak pernah mengalami kesulitan dalam mengingat namanya. Kemudian, Anda memiliki teman yang lain yang bernama Pamela N. Pamungkas, dan sekarang Anda sering salah memanggil teman lama Anda dengan Pamela. Nama orang kedua mengganggu yang sudah ingat pertama, bahkan meskipun pada suatu saat sudah dipelajari secara menyeluruh dan lengkap. Gangguan yang sama dapat terjadi antara bermacam-macam lingkup subjek atau antara isi yang

Page 15: Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya

hampir sama dalam satu lingkup subjek. Kita akan mudah bingung, misalnya, untuk mengingat istilah --"endomorph" dan "ectomorph" yang mengacu pada tipe tubuh dasar-- ketika sedang mempelajari fisiologi manusia karena istilah-istilah itu mirip.

Interferensi juga dapat merujuk pada situasi yang sukar untuk mempelajari sesuatu yang baru karena sesuatu yang sudah Anda pelajari dengan cara itu. Sebagai contoh, Anda mungkin mengalami hambatan, setelah berpindah, mengingat sebuah nomor telefon yang baru, terutama jika nomor itu mirip dengan yang sudah lebih dahulu Anda ketahui. Dalam mempelajari bahasa asing/kedua, Anda mungkin mengalami kesulitan mempelajari kata "sister" bahasa Perancis jika Anda sudah mengetahui kata itu dalam bahasa Spanyol.