Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

75
Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman Oleh: Bambang Asrini Widjanarko

Transcript of Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Page 1: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Oleh:Bambang Asrini Widjanarko

Page 2: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Fenomena I:

Maraknya Peristiwa Intoleransi dan Radikalisme Keyakinan di Indonesia

Pengekangan Kebebasan Berekspresi

Page 3: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 4: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 5: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 6: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 7: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 8: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 9: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Pemerintah menaruh perhatian pada aksi intoleransi. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan diskusi mengenai itu terjadi saat ia bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Presiden Jokowi, ujar Pramono, sudah meminta Kepolisian Republik Indonesia bersikap tegas terhadap kelompok intoleransi yang melarang aktivitas kelompok lain. "Minta aparat tegas. Siapa pun yang melakukan tindakan intoleransi dalam konteks kenegaraan," tuturnya.

TEMPO.CO, Jakarta

KAMIS, 31 MARET 2016

JOKOWI

Page 10: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Kami akan menarik buku-buku tersebut," tegas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, di Jakarta, Jumat.

Buku pendidikan agama Islam kelas XI SMA yang isinya berbau kekerasan beredar di sejumlah sekolah di Jombang, Jawa Timur.

Pada halaman 78 dijelaskan orang yang menyembah selain Allah atau non muslim boleh dibunuh. Buku itu juga memuat materi intoleransi.

www.antaranews.comJumat, 20 Maret 2015

Page 11: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Fenomena II:

Penyebaran Faham Intoleransi dan Radikalisme Keyakinan di Cyber Media

Page 12: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 13: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 14: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 15: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 16: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 17: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 18: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Museum - Masyarakat:

Sebuah Hubungan Institusi Negara dan PublikYang Menerapkan Sistem Pedagogi Kritis

Page 19: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 20: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 21: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 22: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 23: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 24: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 25: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 26: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Seni Kontemporer Terkini:

Melibatkan Publiknya Menciptakan Karya-Karya Seni Bersama

Kampanye Penolakan Intoleransi & Kekerasan

Page 27: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 28: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 29: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 30: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 31: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 32: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 33: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 34: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 35: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 36: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 37: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Program Museum I:Kompetisi Digital 100 Tahun Basoeki Abdullah

Page 38: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Priyayi JawaMemiliki Keluarga Besar MuslimBeragama KatolikCucu Tokoh Kebangkitan Nasional, Dr.Wahidin Sudirohusodo Bersekolah di BelandaBeristeri 4: 2 Belanda dan 2 ThailandNasionalis, anggota Keimin Bunka Sidoso 1942-43Melukis Poster Pahlawan-Pahlawan NasionalMenjadi Ikon Selebriti Th 80anPelukis Istana Negara RIPelukis Istana Thailand selama 6 TahunPelukis Istana Brunei DarussalamPelukis Istana FilipinaPenganut Mistik Jawa

Page 39: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 40: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 41: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 42: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 43: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 44: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 45: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 46: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 47: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 48: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 49: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Program Museum II:Membangun Museum Dongeng

Page 50: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

PEMBANGUNAN34 MUSEUM DONGENG DI 34 PROVINSI

DI INDONESIA

Page 51: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

HIKAYAT TELAGA SARANGANFOLKLORE MUSEUM

Local Identity of The City of Madiun

Page 52: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

LATAR I

Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri yang khusus & unik.Sebagai bentuk nyata aspek pluralitas budaya dan fakta atas khasanah kekayaan lokal.

Tak terkecuali wilayah Madiun, Jawa timur. Wilayah ini melimpah dengan tradisi dan potensi sejarah budaya yangbersumber dari filosofi Jawa.

Page 53: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

LATAR II

Sudah waktunya ada eksplorasi dan pendekatan baruuntuk memberi nilai tambah atas warisan budaya tersebut dengan perspektif pendidikan budaya & seni, hiburan & industri kreatif dengan didirikannya sebuah Museum alternatif

Sebuah Museum yang akan mempresentasikan nilai-nilai lokalitas; yang menggali dongeng, hikayat rakyat dan mitos-mitos tertentu sebuah lokasi, semisal: Hikayat terjadinya Telaga Sarangan

Page 54: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

LATAR III

Museum alternatif ini tidak akan menampilkan obyek-obyek arkeologi dan artefak-artefak kuno seperti kebiasaan sebuah Museum.

Namun sebuah Museum alternatif & modern yang dibangun berdasar kisah-tradisi yang ditransformasikan dengan menggunakan pendekatan seni rupa berbasis pada teknik 3d-tiga dimensi & teknologi visual terkini.

Intinya adalah membangun sebuah kebanggaan & Iden-titas lokal.

Page 55: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Mengapa dipilih Hikayat tentangTelaga Sarangan?

Pemilihan dongeng tentang terjadinya Telaga Saranganhanya sebagai sebuah contoh saja bahwa memori kolektif sebuah tempat adalah juga ingatan komunal yang kuat dan tak akan bisa terhapus waktu. Hikayat adalah sebuah Identitas lokal.

Telaga ini memang bukan berlokasi di Kabupaten Madiun, maka diperlukan studi kelayakan dan riset untuk membangun Museum berdasar dongeng rakyat setempat.

Page 56: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Sinopsis Singkat Hikayat Telaga Sarangan

Syahdan suami- isteri Kyai & Nyai Pasir yang menghuni lereng Gunung Lawu telah berubah menjadi naga kembar karena memakan sebutir telur raksasa.

Naga inilah yang mengeduk sebuah wilayah tanah-ladang milikKyai & Nyai Pasir menjadi cekung dan meraksasa,

Maka terciptalah sebuah sumber air gigantik yang akhirnya disebutsebagai Telaga Sarangan

Page 57: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Apakah aplikasi Trick Eye Museum itu?

Sebuah Museum dengan wahana rekreasi dan edukasi seni rupa

dengan menekankan keindahan obyek lukisan yang mencipta ilusi-

optis/ mata 3 dimensi pada audiensnya. Selain, teknologi seperti

Hologram dan patung- instalasi yang menawan secara terintegrasi.

Page 58: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Visi dan Misi Museum:Sebagai Kebanggan Lokal, Hiburan,

Pendidikan dan Industri Kreatif

Page 59: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Ruang Hiburan:Diorama, Audio Visual &Performans Outdoor

Page 60: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Ruang Diorama I: Lukisan 3 Dimensi

Page 61: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Ruang Diorama II: Relief & Patunge

Page 62: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Ruang Diorama III: Instalasi

Page 63: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Ruang Diorama III: Instalasi (Zoom)

Page 64: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Ruang Multimedia, Audio Visual:Hologram & Instalasi

Page 65: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 66: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman
Page 67: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Ruang Performans Outdoor: Kesenian Tradisi

Page 68: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Ruang Kuliner Outdoor & Souvenir:Angkringan & Pedagang Kali Lima

Page 69: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Ruang Edukasi: Workshop & Perpustakaan

Page 70: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Ruang Workshop dan Pelatihan khusus

Page 71: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Ruang Perpustakaan, Arsip Sejarahdan Dongeng

Page 72: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Pintu Gerbang Museum

Page 73: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Tampak Depan Jalan Masuk Museum

Page 74: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Denah Keseluruhan Museum

Page 75: Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman

Terima kasih untuk tidak menyalin, membagikan serta menggunakan materidi presentasi ini untuk kebutuhan-kebutuhan komersil. Materi dipresentasikan khusus untuk kebutuhan Seminar Museum, Pendidikan dan Seni di Museum Basoeki Abdullah pada 26 Mei 2016, Jakarta. Apabila ada upaya menyalin untuk kebutuhan pendidikan & bersifat nirlaba dimohon untuk menyebutkan rujukan nara sumber & hak cipta intelektual pada: Bambang Asrni Widjanarko