POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA

6
POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA A.Faktor penyebab keberagaman budaya Keberagaman budaya local merupakan potensi yg besar bagi pembentukan budaya nasional,menyebabkan karakteristik budaya nasional bangsa Indonesia menjadi khas. Indonesia merupakan Negara kepulauan yg dihuni oleh penduduk dari nenek moyang yg sama,tetapi karena terpisah oleh lautan yg memutus hubungan mereka,menyebabkan perkembangan kebudayaan berbeda – beda.Menurut ahli antarpologi ,terdapat empat kelompok suku bangsa ,yaitu Malanesia (campuran submongoloid dan Wajak),Proto-Austronesian (termasuk Wajak),Polnesia,dan Mikronesia. 1.Keberagaman suku bangsa Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa. Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan. Orang-orang Indonesia berasal dari berbagai suku bangsa, termasuk Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, Bali, dan Bugis. Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia, dan mereka kurang lebih merupakan 45% dari seluruh populasi. Mereka berasal

Transcript of POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA

Page 1: POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA

POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA

A.Faktor penyebab keberagaman budaya

Keberagaman budaya local merupakan potensi yg besar bagi pembentukan budaya nasional,menyebabkan karakteristik budaya nasional bangsa Indonesia menjadi khas.

Indonesia merupakan Negara kepulauan yg dihuni oleh penduduk dari nenek moyang yg sama,tetapi karena terpisah oleh lautan yg memutus hubungan mereka,menyebabkan perkembangan kebudayaan berbeda – beda.Menurut ahli antarpologi ,terdapat empat kelompok suku bangsa ,yaitu Malanesia (campuran submongoloid dan Wajak),Proto-Austronesian (termasuk Wajak),Polnesia,dan Mikronesia.

1.Keberagaman suku bangsa

Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa.Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.

Orang-orang Indonesia berasal dari berbagai suku bangsa, termasuk Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, Bali, dan Bugis. Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia, dan mereka kurang lebih merupakan 45% dari seluruh populasi. Mereka berasal dari bagian tengah tengah dan timur Pulau Jawa. Suku Sunda adalah suku terbesar kedua , dan mereka merupakan 14% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami bagian barat Pulau Jawa. Suku terbesar ketiga adalah suku Madura, yang merupakan 7,5% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami Pulau Madura, bagian timur Pulau Jawa dan Kepulauan Kangean. Suku bangsa terbesar keempat adalah suku Minangkabau, yang merupakan 3% dari seluruh populasi dan merupakan pendiam dari propinsi Sumatera Barat. Minangkabau sangat terkenal di kalangan antropolog sebagai penganut sistem matrilineal terbesar di dunia.

Meskipun etnis tionghoa mewakili sebagian kecil dari total populasi (lebih kecil dari 3%), mereka merupakan kekuatan utama dari ekonomi, mengoperasikan segalanya mulai dari toko-toko kecil hingga bank-bank besar dan industri-industri di Indonesia. Sebagian besar dari

Page 2: POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA

etnis tionghoa di Indonesia memiliki leluhur yang berasal dari selatan Cina dan berasal dari ras Hakka, Hokkien, atau Kanton. Etnis tionghoa di Indonesia biasanya terbagi menjadi 2 kelompok utama: (i) Cina peranakan, yang biasanya memiliki latar belakang Cina dan Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya, dan yang biasanya mengadopsi adat istiadat Indonesia; dan (ii) Cina totok, yang dianggap sebagai Cina murni, yang biasanya merupakan pendatang generasi pertama atau kedua, dan memegang kebudayaan Cina dengan teguh.

2.Keberagaman bahasa dan dialek

Indonesia memiliki 250 bahasa dan dialek yg dikelompokan berdasarkan kelompok suku bangsa yg hidup tersebar dinusantara.Bahasa local atau bahasa daerah yg utama di Indonesia antara lain bahasa Aceh,Batak,Sunda,Betawi,Jawa,Sasak,Daya,Minahasa,dll.

Bahasa nasional Indonesia dperkenalkan secara resmi sejak kemerdekaan Indonesia dan diberi nama bahasa Indonesia.Leksikon dan struktur bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu yang diperkaya oleh bahasa-bahasa daerah nusantara.Walaupun bahasa Indonesia bahasa persatuan ,tetapi bahasa daerah tetap dilihara dan dikembangkan.Pada bulan Agustus 1973 ,Indonesia dan Malaysia menandatangani kesepakatan pembakuan ejaan Bahasa Persatuan di Malaysia dan Bahasa Indonesia di Indonesia yang keduanya memiliki kemiripan.

3.Keberagaman agama dan g

Salah satu karakteristik masyarakat Indonesia ialah penghargaan yg tinggi terhadap kehidupan beragama dankepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Di Indonesia terdapat lima agama yang secara resmi diakui,yaitu Islam,katholik,protestan,budha,dan hindu.Kerukuna hidup beragama sejak jaman Kerajaan Mataram Kuno telah terbina cukup baik hingga sekarang.Hal itu disebabkan karena bangsa Indonesia memiliki semangat toleransi yang cukup tinggi dalam kehidupan beragama.Kebebasan beragama dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa telah dijamin oleh UUD 1945 pasal 29 ayat (2),yang berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap – tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing – masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya.”

4.Keberagaman seni budaya

Bangsa Indonesia dikenal sangat kaya akan seni dan budaya nya,seperti seni sastra,seni tari,seni ukir,seni drama,dll.Tarian drama di Jawa dan Bali merupakan perpaduan dari mitologi asli dan pengaruh Hindu-Budha.Hal itu tercermin dari hiasan dan gaya dalam gerakan dan kostum yang dipakai.Demikian pua seni kerajinan tangan,masyarakat Indonesia terkenal terampil yang tercermin dari variasi ,bentuk,dan modelnya.Batik merupakan pakaian hasil celupan dan ukiran lilin yang khas buatan masyarakat Jawa.Daerah lain memproduksi kain dengan menggunakan anyaman tangan yang dipadu dengan emas dan perak pada kain katun dengan disain yang rumit ,seperti di Lampung,Palembang,Maksassar,dan Nusa Tenggara Barat.

Page 3: POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.

Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu.

Page 4: POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA

B.Keberagaman budaya dan anfaatnya

Kebudayaan adalah kerangka acuan perilaku bagi masyarakat penduduk berupa nlai-nilai(kebenaran,keindahan,keadilan,kemanusiaan,kebajikan,dsb)sedangkan peradaban adalah penjabaran nilai-nilai tersebut melalui perwujudan norma-norma yang selanjutnya dijadikan tolok ukur bagi kepantasan perilaku warga masyarakat. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah yang luas, terbentang dari Aceh sampai ke Papua. Ada 17.504 pulau yang tersebar di seluruh kedaulatan Republik Indonesia, yang terdiri atas 8.651 pulau yang bernama dan 8.853 pulau yang belum bernama (Situmorang, 2006). Di samping kekayaan alam dengan keanekaragaman hayati dan nabati, Indonesia dikenal dengan keberagaman budayanya. Di Indonesia terdapat puluhan etnis yang memiliki budaya masing-masing. Misalnya, di Pulau Sumatra: Aceh, Batak, Minang, Melayu (Deli, Riau, Jambi, Palembang, Bengkulu, dan sebagainya), Lampung; di Pulau Jawa: Sunda, Badui (masyarakat tradisional yang mengisolasi diri dari dunia luar di Provinsi Banten), Jawa, dan Madura; Bali; Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tengara Timur: Sasak, Mangarai, Sumbawa, Flores, dan sebagainya; Kalimantan: Dayak, Melayu, Banjar, dsb.; Sulawesi: Bugis, Makassar, Toraja, Gorontalo, Minahasa, Manado, dsb.; Maluku: Ambon, Ternate, dsb.; Papua: Dani, Asmat, dsb.) (Lihat Bangun, 2002:94—116; Bagus, 2002:286—306; Dananjaja, 2002: 118—142; Kalangie, 2002:143—172; Subyakto, 202: 173 189; Koentjaraningrat, 2002: 190—204; Sjamsuddin, 2002: 229—247; Junus, 202:248—265; Mattulada, 2002:266—285;l Bagus, 2002:286— 306; Harsono, 2002:307—328; Kodiran, 2002:329—352). Ada sekitar 726 bahasa daerah yang tersebar di seluruh nusantara (Sugono, 2005). Mulai dari penutur yang hanya berjumlah belasan orang, seperti bahasa di Papua, sampai dengan penutur yang berjumlah puluhan juta orang, seperti bahasa Jawa dan Sunda.

Suku bangsa dan etnis itu adakalanya menempati daerah atau wilayah dalam sebuah provinsi dan adakalanya menempati lintas provinsi. Etnis Jawa, misalnya, menempati tiga provinsi, yakni Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Walaupun begitu, suku Jawa tersebar ke seluruh pelosok Indonesia, bahkan sampai ke negara Suriname. Di setiap daerah itu terdapat pula sub- subetnis dengan subbudaya yang berbeda pula, misalnya, Solo, Yogyakarta, sampai ke Banyuwangi, Jawa Timur. Umumnya orang Indonesia mengenal, misalnya, bahwa orang Solo di Daerah Istimewa Yogyakarta sering dikatakan sebagai masyarakat yang memiliki budaya yang halus, tutur sapa yang lembut, dan budi bahasa yang santun. Hal itu menandai keunggulan budayanya. Akan tetapi, tidak jarang pula masyarakat daerah tertentu yang berbicara dan bersikap keras, namun pada hakikatnya hatinya lembut.

Dapat digambarkan bahwa salah satu konsekunsi dari terjadinya petempuran antarbudaya ialah kemungkinan terjainya perubahan orientasi pada nilai-nilai yang selanjutnya berpengaruh pada terjadinya perubahan norma-norma peradaban sebagai tolak ukur perilaku warga masyarakat sebagai suatu budaya.